SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 10
PROSEDUR PELAKSANAAN EKSPOR IMPOR
    Di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah:

       PERDAGANGAN LUAR NEGERI




                 DISUSUN OLEH :

      IRWAN NURDIYANTO              K7409083




          PENDIDIKAN EKONOMI BKK PTN

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

          UNIVERSITAS SEBELAS MARET

                   SURAKARTA

                       2011
BAB I

                                   PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
          Era perdagangan bebas internasional sudah menjadi kegiatan yang lazim bagi
    setiap negara. Perdagangan bebas internasional memberikan kemudahaan bagi para
    pelaku bisnis dan perdagangan internasional antar negara untuk dapat berdagang secara
    lebih luas dan flexibel. Pada perdagangan bebas internasional, sekat sekat peraturan antar
    bangsa dipermudah, sebagai konsekwensinya banyak negara memperbaharui peraturan
    ekspor impor atau bahkan beberapa peraturan ditetapkan secara bersama. Dilain pihak
    perdagangan bebas internasional dapat menjadi pemicu persaingan yang sangat ketat bagi
    pekerja, karena peraturan bersama perdagangan bebas internasional memungkinkan
    masuk ke Indonesia para pelaku bisnis dan tenaga kerja dari luar negeri, yang banyak
    diantaranya mempunyai kwalitasnya rata – rata lebih baik.
           Kemampuan kita sebagai para pelaku perdagangan internasional Indonesia pelaku
    ekspor impor Indonesia dan bisnis internasional Indonesia dituntut untuk menjadikan
    berbagai informasi tentang kemudahaan perdagangan bebas internasional dapat
    memberikan keuntungan yang maksimal terhadap aktifitas perdagangan bebas
    internasional. Beberapa peraturan baru yang sudah atau akan ditetapkan dan diberlakukan
    di Indonesia atau negara lainnya, menuntut kita untuk selalu mengikuti perkembangan
    dan perubahan - perubahan peraturan dibidang perdagangan ekspor impor Indonesia dan
    bisnis dalam perdagangan bebas internasional.
           Pengetahuan mengenai prosedur ekspor impor Indonesia atau                tata cara
    pelaksanaan perdagangan bebas internasional maupun berbagai              peraturan yang
    ditetapkan Departemen Keuangan Republik Indonesia yang membawahi Direktorat
    Jenderal Bea Cukai dan Direktorat Jenderal Pajak, dan atau Departemen Perdagangan
    menjadi hal yang sangat penting, oleh karena instansi pemerintah tersebut berurusan
    langsung dengan ketentuan maupun prosedur ekspor impor Indonesia.
           Dengan mengetahui prosedur perdagangan bebas internasional yang baru dan
    aktual dapat membuat perbedaan signifikan dalam cara berdagang . Semua kemudahan
    dari pembuatan dokumen ekspor impor, kemudahan dalam proses pengiriman/trasportasi
    barang dagangan , bekerja sama dengan asuransi untuk melindungi aset perdagangan
sampai peran serta lembaga perbankan dalam dukungannya terhadap kegiatan ekspor
   impor Indonesia menjadi hal yang sangat penting.
          Dalam perdagangan bebas internasional, pengetahuan dibidang bisnis ekspor
   impor dan perdagangan bebas internasional sangat menentukan daya saing kita . Dengan
   menggunakan kemudahan atau fasilitas yang ada peraturan perdangan ekspor impor,
   konsep, cara atau prosedur ekspor impor dapat meningkatkan kepercayaan dan
   kemampuan aktivitas ekspor impor Indonesia, serta menghapus keraguan untuk
   melakukan bisnis internasional dalam kerangka perdagangan bebas internasional.



B. Rumusan Masalah

   Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan sebuah masalah yaitu sebagai berikut:

          1. Bagaimana prosedur ekspor itu?
          2. Bagaimana prosedur impr itu?
          3. Apa sajakah kendala-kendala kegiatan ekspor-impor itu?

C. Tujuan Masalah

          1. Mengetahui prosedur ekspor yang benar.
          2. Mengetahui prosedur impor yang benar.
          3. Mengetahui kendala-kendala kegiatan ekspor-impor.
BAB II
                                       PEMBAHASAN


PROSEDUR PELAKSANAAN EKSPOR IMPOR
  PROSEDUR EKSPOR
a) PEMBERITAHUAN EKSPOR
 a. Ekspor barang wajib PEB
    Bahwa setiap barang ekspor menggunakan dokumen Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) yang
    dapat dibuat dengan mengisi formulir atau dikirim melalui media elektronik.
 b. Tidak diperlukan PEB/ Dikecualikan dari Pembuatan PEB
    Dikecualikan dari pembuatan PEB, ekspor barang tersebut di bawah ini :
    Barang penumpang dan barang awak sarana pengangkut dengan menggunakan Deklarasi
    Pabean;
    Barang pelintas batas yang menggunakan Pemberitahuan Pabean sesuai ketentuan perjanjian
    perdagangan pelintas batas;
    Barang dan atau kendaraan bermotor yang diekspor kembali dengan menggunakan dokumen
    yang diatur dalam ketentuan Kepabeanan Internasional (ATA CARNET, TRIPTIEK ATAU CPD
    CARNET) .
    Barang kiriman melalui PT.( Persero ) Pos Indonesia dengan menggunakan Declaration En
    Douane (CN 23).
b) PROSEDUR PEMERIKSAAN PABEAN ATAS BARANG EKSPOR
           Terhadap barang ekspor hanya dilakukan penelitian dokumen,Dalam hal tertentu
    diadakan pemeriksaan fisik, dan dilaksanakan oleh :
 a. DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
    Terhadap barang ekspor yang :
          Berdasarkan petunjuk kuat akan terjadi pelanggaran atau telah terjadi pelanggaran
    ketentuan di bidang ekspor. Berdasarkan informasi dari Direktorat Jenderal Pajak terdapat
    petunjuk kuat akan terjadi pelanggaran atau telah terjadi pelanggaran ketentuan di bidang
    perpajakan dalam kaitannya dengan restitusi PPN dan PPn BM atau Akan dimasukkan kembali
    ke   dalam    Daerah      Pabean    (re-impor)   Pemeriksaan   dapat     dilaksanakan   di   :
    Kawasan Pabean, Gudang eksportir, atau tempat lain yang digunakan eksportir untuk
    menyimpan barang ekspor.
b. SURVEYOR
       Terhadap barang ekspor yang:
               Seluruhnya atau sebagian berasal dari barang impor yang mendapatkan fasilitas
       pembebasan Bea Masuk, penangguhan pembayaran PPN / PPn BM, dan pengembalian Bea
       Masuk serta pembayaran pendahuluan PPN/PPn BM. Pemeriksaan dilaksanakan di tempat
       yang ditunjuk oleh eksportir di luar Kawasan Pabean.
c) PENGAJUAN PEB
      Eksportir atau kuasanya mengisi PEB dengan lengkap dan benar dan mengajukannya kepada
      Kantor Pabean dengan dilampiri : LPS-E dalam hal barang ekspor wajib diperiksa oleh Surveyor;
      Copy Surat Tanda Bukti Setor (STBS) atau copy Surat Sanggup Bayar (SSB) dalam hal barang
      ekspor dikenakan pungutan ekspor; Copy invoice dan copy packing list; Copy dokumen
      pelengkap pabean lainnya yang diwajibkan sebagai pemenuhan ketentuan kepabeanan di
      bidang ekspor. Pelunasan Pungutan Negara Dalam Rangka Ekspor (PNDRE). PEB untuk barang
      yang terutang PNDRE terlebih dahulu diajukan ke Bank Devisa untuk pelunasannya.
d) PEMASUKAN BARANG EKSPOR KE KAWASAN PABEAN
      Pemasukan barang ekspor ke Kawasan Pabean atau ke Tempat Penimbunan Sementara
      dilakukan dengan menggunakan PEB atau dokumen pelengkap pabean dalam hal pelaksanaan
      ekspor dilakukan dengan PEB Berkala. Atas barang ekspor yang diperiksa Surveyor, selain
      disertai dengan PEB juga harus dilampiri CTPS; Dalam hal pengangkutan barang ekspor
      dilakukan dengan menggunakan peti kemas Less Container Load (LCL), seluruh PEB dari barang
      ekspor dalam peti kemas yang bersangkutan harus diajukan secara bersamaan dan
      diberitahukan oleh konsolidator dalam dokumen konsolidasi ekspor.
e) PENDAFTARAN PEB
      Pejabat Bea dan Cukai membukukan PEB ke dalam Buku Catatan Pabean dan memberi nomor
      dan tanggal pendaftaran.
f)    PENELITIAN DOKUMEN
      Pejabat Bea dan Cukai melakukan penelitian dokumen terhadap PEB bersangkutan, yang
      meliputi : Kelengkapan dokumen pelengkap pabeannya, berupa dokumen seperti tersebut pada
      butir 1 di atas. Kebenaran pengisian PEB Kebenaran penghitungan pungutan negara yang
      tercantum dalam bukti pelunasan PNDRE.
g) PERSETUJUAN MUAT
     Dalam hal penelitian dokumen kedapatan sesuai, Pejabat Bea dan Cukai memberikan
     persetujuan muat pada PEB tersebut dengan mencantumkan nama tempat, tanggal, tanda
     tangan, nama terang, NIP serta cap dinas pada PEB yang bersangkutan.
h) PEMBETULAN/PERUBAHAN
     Dalam hal penelitian dokumen tidak sesuai, PEB dikembalikan kepada eksportir untuk diadakan
     pembetulan/perubahan. Pembetulan atau perubahan isi PEB dapat dilakukan sebelum atau
     sesudah persetujuan muat diberikan oleh Pejabat Bea dan Cukai dari Kantor tempat PEB
     didaftarkan.
i)   PEMUATAN
     Pemuatan barang ekspor ke atas sarana pengangkut dilaksanakan setelah mendapat
     persetujuan muat dari Pejabat Bea dan Cukai.
j)   PENGANGKUTAN
     Pengangkut yang sarana pengangkutnya meninggalkan Kawasan Pabean dengan tujuan ke luar
     Daerah Pabean, wajib memberitahukan barang yang diangkutnya dengan menggunakan
     pemberitahuan berupa manifes (outward manifest) barang ekspor yang diangkutnya kepada
     Pejabat Bea dan Cukai di Kantor Pabean paling lambat 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak
     keberangkatan Sarana Pengangkut. Barang ekspor yang diangkut lanjut ke tempat lain dalam
     Daerah Pabean wajib diberitahukan oleh pengangkutnya kepada Pejabat Bea dan Cukai di
     Kantor tempat transit dengan menggunakan copy PEB barang ekspor yang bersangkutan dan
     daftar Rekapitulasi PEB yang telah ditandasahkan oleh Pejabat Bea dan Cukai di tempat
     pemuatan.
k) TATACARA PEMERIKSAAN FISIK BARANG OLEH SURVEYOR
     Pemeriksaan barang dilakukan oleh Surveyor setelah adanya Permintaan Pemeriksaan Barang
     Ekspor (PPBE) dari eksportir. PPBE diajukan oleh eksportir paling lama 3 (tiga) hari kerja sebelum
     pemeriksaan.
l)   FASILITAS PEB BERKALA
     PEB berkala adalah PEB yang diajukan untuk seluruh transaksi ekspor dalam periode waktu
     tertentu
     Eksportir dapat memberitahukan ekspor barang yang dilaksanakan dalam periode waktu yang
     ditetapkan dengan menggunakan PEB Berkala. Penggunaan PEB Berkala, dilakukan setelah
     mendapat persetujuan dari Direktur Jenderal atau Pejabat yang ditunjuknya.
m) SANKSI ADMINISTRASI
   Dalam hal pembetulan atau perubahan isi PEB sebagai akibat salah memberitahukan jenis
   dan/atau jumlah barang, eksportir dikenai sanksi administrasi berupa denda paling banyak Rp
   10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) dan paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah).
   Eksportir yang tidak melaporkan pembatalan ekspornya dikenakan sanksi administrasi berupa
   denda sebesar Rp 5.000.000,00 (lima juta rupiah).
   Eksportir yang tidak menyelenggarakan pembukuan dan menyimpan surat-menyurat yang
   bertalian dengan ekspor dan perbuatan tersebut tidak menyebabkan kerugian keuangan negara
   dikenai sanksi administrasi Rp 5.000.000,00 (lima juta rupiah). Pengangkut yang tidak
   mengajukan pemberitahuan barang yang diangkut dikenai sanksi administrasi sebesar
   Rp 5.000.000,00 (lima juta rupiah).
n) LAIN-LAIN
   Di luar hari dan jam kerja Bank Devisa, pelunasan pungutan negara dalam rangka ekspor dapat
   dilakukan di Kantor Pabean; Barang yang telah diberitahukan untuk diekspor, sementara
   menunggu pemuatannya dapat ditimbun di Tempat Penimbunan Sementara. Pemuatan barang
   ekspor dilakukan : Di Kawasan Pabean atau Di tempat lain yang dipersamakan dengan Kawasan
   Pabean berdasarkan izin dari Kepala Kantor yang mengawasi tempat yang bersangkutan.
   Barang yang telah diberitahukan untuk diekspor, jika dibatalkan ekspornya, wajib dilaporkan
   kepada Pejabat Bea dan Cukai tempat PEB didaftarkan. Eksportir diwajibkan menyelenggarakan
   pembukuan dan menyimpan catatan serta surat menyurat yang bertalian dengan ekspor.


 PROSEDUR IMPOR
          Pesatnya perkembangan industri & perdagangan menimbulkan tuntutaan pelaku
   industri agar pemerintah dapat memberikan kepastian hukum bagi dunia usaha,khususnya
   Departemen Keuangan melalui Direktorat Jenderal Bea Cukai yang berfungsi sebagai
   fasilitasi perdagangan international harus mempunyai kerangka hukum kepabeanan yang
   dapat mengantisipasi perkembangan industri dalam rangka memberikan pelayanan dan
   pengawasan yang lebih cepat, lebih baik dan lebih murah.
          Kita sudah mempunyai kerangka hukum kepabeanan yaitu UU No.10/1995
   diperbaharui dengan UU No.17 tahun 2006 dan Beberapa Peraturan Menteri Keuangan,
   yang kemudian tata laksananya pelaksanaanya diatur dalam Keputusan Direktur Jenderal,
tetapi dalam pelaksanaan dan penerapannya tetap saja ada kendala sehingga menghambat
   percepatan arus keluar barang .


           Dalam importasi, khususnya impor untuk dipakai, dikenal dua penetapan jalur
   pengeluaran barang yaitu Jalur Hijau dan Jalur Merah, sebagaimana tertuang pada pasal
   17 Kep Dirjen BC No.07/2003 tgl 31 Januari 2003 tentang Petunjuk Pelaksanan
   Tatalaksana Impor yang diperbaharui dengan Kep Dirjen BC No.68 /2003 tgl 31 Maret
   2003.


           Pada Pasal 52 ayat 1 Keputusan DJBC tersebut, dikatakan bahwa “Kepastian
   Jangka Pelayanan Penyelesaian Barang Impor untuk dipakai” :



A. Pelayanan PIB sampai dengan penetapan jalur pengeluaran barang impor untuk dipakai
   dalam waktu paling lama 4 jam kerja sejak penerimaan PIB.
B. Dalam hal ditetapkan Jalur Merah,pelaksanaan pemeriksaan harus sudah dimulai dalam
   waktu paling lama 12 jam kerja sejak penetapan jalur, dan SPPB harus diterbitkan
   paling lama dalam waktu 24 jam kerja sejak LHP diterima,dalam hal jumlah dan jenis
   barang yang diberitahukan kedapatan sesuai serta nilai transaksi yang diberitahukan dapat
   diterima sebagai nilai pabean
C. Penetapan Klasifikasi barang, pembebanan dan nilai pabean harus dilakukan paling lama
   dalam waktu 29 hari terhitung sejak pendaftaran PIB

       Praktek dilapangan yang terjadi untuk penetapan Jalur Merah, sering tidak sesuai
   dengan bunyi peraturan tersebut.
           Untuk kita dapat menemukan pemeriksanya saja, kadang lama dan baru sehari
   kemudian didapat nama pemeriksa, lalu dibuatkan LHP untuk kemudian direkam dan
   diverifikasi lagi oleh Pejabat BC, dan kadang 2 hari baru selesai dan terbit SPPB, kalau
   nasib baik. Tetapi jika tidak, yang ada akan keluar Notul karena nilai pabean atau
   klasifikasi barang.
BAB III
                                           PENUTUP
A. SIMPULAN
       Dengan adanya berbagai macam peraturan yang telah di tetapkan pemerintah
dalam kegiatan ekspor impor tersebut, maka kegiatan ekspor impor akan dapat berjalan
dengan lancer dan terkendali. Lain halnya jika kegiatan tersebut tidak di dasari dengan
peraturan-peraturan atau tata laksana sebagai syarat utama pengendali kegiatan tersebut,
maka     akan     banyak      terjadi    berbagai     macam       penyalahgunaan   atau
penyelewengan,penyelundupan barangf-barang dari luar negeri.


B. SARAN
   Sebagai penutup dari makjalh ini maka saya akan memberikan beberapa saran atau
   komentar tentang kegiatan ekspor impor tersebut. Sebaiknya dalam melakukan
   kegiatan ekspor impor, kita harus lebih jeli dan waspada terhadap barang-barang yang
   akan kita kirimkan ataupun barang-barang yang akan kita terima, terutama pada
   barang-barang yang akan kita terima dari luar negeri, karena bias saja terjadi
   pemalsuan barang atau penipuan dengan barng yang tidak orisinil/tidak asli. Jangan
   sampai kita tertipu dengan hal seperti itu, jadi kita harus waspada.
DAFTAR PUSTAKA


 http://pendidikanexim.blogspot.com/2009/05/tata-laksana-ekspor.html
 http://pendidikanexim.blogspot.com Tatalaksana Impor , Peraturan
   Pelaksanaan & Praktek Pelayanannya « ASAKINDO JAKARTA.htm

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Rekonsiliasi bank ( soal)
Rekonsiliasi bank ( soal)Rekonsiliasi bank ( soal)
Rekonsiliasi bank ( soal)
Princess Dewi
 
NPWP dan NPPKP
NPWP dan NPPKPNPWP dan NPPKP
NPWP dan NPPKP
Ariza Ekky
 
Rekonsiliasi bank
Rekonsiliasi bankRekonsiliasi bank
Rekonsiliasi bank
adaaje
 

La actualidad más candente (20)

Presentasi PPN dan PPnBM
Presentasi PPN dan PPnBMPresentasi PPN dan PPnBM
Presentasi PPN dan PPnBM
 
Rekonsiliasi bank ( soal)
Rekonsiliasi bank ( soal)Rekonsiliasi bank ( soal)
Rekonsiliasi bank ( soal)
 
Pemahaman Prosedur Shipping_ Materi Training "EXPORT IMPORT"
Pemahaman Prosedur Shipping_ Materi Training "EXPORT IMPORT"Pemahaman Prosedur Shipping_ Materi Training "EXPORT IMPORT"
Pemahaman Prosedur Shipping_ Materi Training "EXPORT IMPORT"
 
Tata Kerja Penyelesaian Barang Impor_Materi "EXPORT-IMPORT" Training
Tata Kerja Penyelesaian Barang Impor_Materi "EXPORT-IMPORT" TrainingTata Kerja Penyelesaian Barang Impor_Materi "EXPORT-IMPORT" Training
Tata Kerja Penyelesaian Barang Impor_Materi "EXPORT-IMPORT" Training
 
Tata laksana plb per 02 03 itw
Tata laksana plb per 02 03 itwTata laksana plb per 02 03 itw
Tata laksana plb per 02 03 itw
 
Tatalaksana kepabeanan di bidang Ekspor
Tatalaksana kepabeanan di bidang EksporTatalaksana kepabeanan di bidang Ekspor
Tatalaksana kepabeanan di bidang Ekspor
 
Sistem & Prosedur Kepabeanan _ Materi Training "PERDAGANGAN INTERNASIONAL & E...
Sistem & Prosedur Kepabeanan _ Materi Training "PERDAGANGAN INTERNASIONAL & E...Sistem & Prosedur Kepabeanan _ Materi Training "PERDAGANGAN INTERNASIONAL & E...
Sistem & Prosedur Kepabeanan _ Materi Training "PERDAGANGAN INTERNASIONAL & E...
 
Pemeriksaan Kepabeanan & Dokumen Export Import
Pemeriksaan Kepabeanan & Dokumen Export ImportPemeriksaan Kepabeanan & Dokumen Export Import
Pemeriksaan Kepabeanan & Dokumen Export Import
 
Gambaran Umum Perdagangan Internasional & Fasilitas Kepabeanan
Gambaran Umum Perdagangan Internasional & Fasilitas KepabeananGambaran Umum Perdagangan Internasional & Fasilitas Kepabeanan
Gambaran Umum Perdagangan Internasional & Fasilitas Kepabeanan
 
mekanisme perdagangan internasional
mekanisme perdagangan internasionalmekanisme perdagangan internasional
mekanisme perdagangan internasional
 
TLI_Tayang_Lengkap.pdf
TLI_Tayang_Lengkap.pdfTLI_Tayang_Lengkap.pdf
TLI_Tayang_Lengkap.pdf
 
Makalah harga pokok variabel
Makalah harga pokok variabelMakalah harga pokok variabel
Makalah harga pokok variabel
 
Perdagangan ekspor impor PPT keren
Perdagangan ekspor impor PPT kerenPerdagangan ekspor impor PPT keren
Perdagangan ekspor impor PPT keren
 
NPWP dan NPPKP
NPWP dan NPPKPNPWP dan NPPKP
NPWP dan NPPKP
 
Presentasi sistem informasi akuntansi pada restoran inni pizza
Presentasi   sistem informasi akuntansi pada restoran inni pizzaPresentasi   sistem informasi akuntansi pada restoran inni pizza
Presentasi sistem informasi akuntansi pada restoran inni pizza
 
Rekonsiliasi bank
Rekonsiliasi bankRekonsiliasi bank
Rekonsiliasi bank
 
Perpajakan PPh Pasal 23 dan 24
Perpajakan PPh Pasal 23 dan 24Perpajakan PPh Pasal 23 dan 24
Perpajakan PPh Pasal 23 dan 24
 
Pph 22
Pph 22Pph 22
Pph 22
 
Pemahaman Prosedur Shipping_Materi "EXPORT-IMPORT" Training
Pemahaman Prosedur Shipping_Materi "EXPORT-IMPORT" TrainingPemahaman Prosedur Shipping_Materi "EXPORT-IMPORT" Training
Pemahaman Prosedur Shipping_Materi "EXPORT-IMPORT" Training
 
Analisis Biaya Volume Laba.pptx
Analisis Biaya Volume Laba.pptxAnalisis Biaya Volume Laba.pptx
Analisis Biaya Volume Laba.pptx
 

Similar a Prosedur pelaksanaan ekspor impor

Uu nomor 10 tahun 1995
Uu nomor 10 tahun 1995Uu nomor 10 tahun 1995
Uu nomor 10 tahun 1995
angga223
 
Proses_Transaksi_&_Dokumen_Ekspor_Impor.pptx
Proses_Transaksi_&_Dokumen_Ekspor_Impor.pptxProses_Transaksi_&_Dokumen_Ekspor_Impor.pptx
Proses_Transaksi_&_Dokumen_Ekspor_Impor.pptx
PUTRINURAINI24
 
SEKILAS TATA LAKSANA IMPOR- bahan ajar edit 4.pptx
SEKILAS TATA LAKSANA IMPOR- bahan ajar edit 4.pptxSEKILAS TATA LAKSANA IMPOR- bahan ajar edit 4.pptx
SEKILAS TATA LAKSANA IMPOR- bahan ajar edit 4.pptx
ssuserf0c136
 
10 menjelaskan proses dan prosedur ekspor-20171213022336
10 menjelaskan proses dan prosedur ekspor-2017121302233610 menjelaskan proses dan prosedur ekspor-20171213022336
10 menjelaskan proses dan prosedur ekspor-20171213022336
HarryIvan
 
10 menjelaskan proses dan prosedur ekspor-20171213022336
10 menjelaskan proses dan prosedur ekspor-2017121302233610 menjelaskan proses dan prosedur ekspor-20171213022336
10 menjelaskan proses dan prosedur ekspor-20171213022336
HarryIvan
 
Mengenal Kepabeanan Indonesia Bp. Chotibul Umam.pdf
Mengenal Kepabeanan Indonesia Bp. Chotibul Umam.pdfMengenal Kepabeanan Indonesia Bp. Chotibul Umam.pdf
Mengenal Kepabeanan Indonesia Bp. Chotibul Umam.pdf
JoniHariPurnomo1
 
Pengeluaran Untuk Diangkut Terus Dan Lanjut
Pengeluaran Untuk Diangkut Terus Dan LanjutPengeluaran Untuk Diangkut Terus Dan Lanjut
Pengeluaran Untuk Diangkut Terus Dan Lanjut
Guruh Agustinus
 
Kebijakan-Umum-di-Bidang-Impor.ppt
Kebijakan-Umum-di-Bidang-Impor.pptKebijakan-Umum-di-Bidang-Impor.ppt
Kebijakan-Umum-di-Bidang-Impor.ppt
UWieAdaWiah1
 
03_materi_proses_bisnis_kepabeanan_e-commerce.pdf
03_materi_proses_bisnis_kepabeanan_e-commerce.pdf03_materi_proses_bisnis_kepabeanan_e-commerce.pdf
03_materi_proses_bisnis_kepabeanan_e-commerce.pdf
RyanRasendriya1
 

Similar a Prosedur pelaksanaan ekspor impor (20)

PMK RI No 185 Tentang Pemeriksaan Pabean di Bidang Impor.pdf
PMK RI No 185 Tentang Pemeriksaan Pabean di Bidang Impor.pdfPMK RI No 185 Tentang Pemeriksaan Pabean di Bidang Impor.pdf
PMK RI No 185 Tentang Pemeriksaan Pabean di Bidang Impor.pdf
 
pengantar Bea Cukai.pdf
pengantar Bea Cukai.pdfpengantar Bea Cukai.pdf
pengantar Bea Cukai.pdf
 
Uu nomor 10 tahun 1995
Uu nomor 10 tahun 1995Uu nomor 10 tahun 1995
Uu nomor 10 tahun 1995
 
Bab1 konsepperdaganganinternasional
Bab1 konsepperdaganganinternasionalBab1 konsepperdaganganinternasional
Bab1 konsepperdaganganinternasional
 
Proses_Transaksi_&_Dokumen_Ekspor_Impor.pptx
Proses_Transaksi_&_Dokumen_Ekspor_Impor.pptxProses_Transaksi_&_Dokumen_Ekspor_Impor.pptx
Proses_Transaksi_&_Dokumen_Ekspor_Impor.pptx
 
Tata laksana kepabeanan import
Tata laksana kepabeanan importTata laksana kepabeanan import
Tata laksana kepabeanan import
 
SEKILAS TATA LAKSANA IMPOR- bahan ajar edit 4.pptx
SEKILAS TATA LAKSANA IMPOR- bahan ajar edit 4.pptxSEKILAS TATA LAKSANA IMPOR- bahan ajar edit 4.pptx
SEKILAS TATA LAKSANA IMPOR- bahan ajar edit 4.pptx
 
10 menjelaskan proses dan prosedur ekspor-20171213022336
10 menjelaskan proses dan prosedur ekspor-2017121302233610 menjelaskan proses dan prosedur ekspor-20171213022336
10 menjelaskan proses dan prosedur ekspor-20171213022336
 
10 menjelaskan proses dan prosedur ekspor-20171213022336
10 menjelaskan proses dan prosedur ekspor-2017121302233610 menjelaskan proses dan prosedur ekspor-20171213022336
10 menjelaskan proses dan prosedur ekspor-20171213022336
 
Mengenal Kepabeanan Indonesia Bp. Chotibul Umam.pdf
Mengenal Kepabeanan Indonesia Bp. Chotibul Umam.pdfMengenal Kepabeanan Indonesia Bp. Chotibul Umam.pdf
Mengenal Kepabeanan Indonesia Bp. Chotibul Umam.pdf
 
Gambaran Umum & Fasilitas Kepabeanan _ Materi Training "EXPORT IMPORT"
Gambaran Umum & Fasilitas Kepabeanan _ Materi Training "EXPORT IMPORT"Gambaran Umum & Fasilitas Kepabeanan _ Materi Training "EXPORT IMPORT"
Gambaran Umum & Fasilitas Kepabeanan _ Materi Training "EXPORT IMPORT"
 
Perdagangan internasional
Perdagangan internasionalPerdagangan internasional
Perdagangan internasional
 
Pengeluaran Untuk Diangkut Terus Dan Lanjut
Pengeluaran Untuk Diangkut Terus Dan LanjutPengeluaran Untuk Diangkut Terus Dan Lanjut
Pengeluaran Untuk Diangkut Terus Dan Lanjut
 
Kebijakan-Umum-di-Bidang-Impor.ppt
Kebijakan-Umum-di-Bidang-Impor.pptKebijakan-Umum-di-Bidang-Impor.ppt
Kebijakan-Umum-di-Bidang-Impor.ppt
 
Pph psl 22
Pph psl 22Pph psl 22
Pph psl 22
 
Bagaimana Menjadi Eksportir Perikanan
Bagaimana Menjadi Eksportir PerikananBagaimana Menjadi Eksportir Perikanan
Bagaimana Menjadi Eksportir Perikanan
 
PPh Pot-Put 22.pptx
PPh Pot-Put 22.pptxPPh Pot-Put 22.pptx
PPh Pot-Put 22.pptx
 
FASILITAS-KEPBEANAN_22.pdf
FASILITAS-KEPBEANAN_22.pdfFASILITAS-KEPBEANAN_22.pdf
FASILITAS-KEPBEANAN_22.pdf
 
03_materi_proses_bisnis_kepabeanan_e-commerce.pdf
03_materi_proses_bisnis_kepabeanan_e-commerce.pdf03_materi_proses_bisnis_kepabeanan_e-commerce.pdf
03_materi_proses_bisnis_kepabeanan_e-commerce.pdf
 
Transportasi Multimoda.pptx
Transportasi Multimoda.pptxTransportasi Multimoda.pptx
Transportasi Multimoda.pptx
 

Prosedur pelaksanaan ekspor impor

  • 1. PROSEDUR PELAKSANAAN EKSPOR IMPOR Di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah: PERDAGANGAN LUAR NEGERI DISUSUN OLEH : IRWAN NURDIYANTO K7409083 PENDIDIKAN EKONOMI BKK PTN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011
  • 2. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era perdagangan bebas internasional sudah menjadi kegiatan yang lazim bagi setiap negara. Perdagangan bebas internasional memberikan kemudahaan bagi para pelaku bisnis dan perdagangan internasional antar negara untuk dapat berdagang secara lebih luas dan flexibel. Pada perdagangan bebas internasional, sekat sekat peraturan antar bangsa dipermudah, sebagai konsekwensinya banyak negara memperbaharui peraturan ekspor impor atau bahkan beberapa peraturan ditetapkan secara bersama. Dilain pihak perdagangan bebas internasional dapat menjadi pemicu persaingan yang sangat ketat bagi pekerja, karena peraturan bersama perdagangan bebas internasional memungkinkan masuk ke Indonesia para pelaku bisnis dan tenaga kerja dari luar negeri, yang banyak diantaranya mempunyai kwalitasnya rata – rata lebih baik. Kemampuan kita sebagai para pelaku perdagangan internasional Indonesia pelaku ekspor impor Indonesia dan bisnis internasional Indonesia dituntut untuk menjadikan berbagai informasi tentang kemudahaan perdagangan bebas internasional dapat memberikan keuntungan yang maksimal terhadap aktifitas perdagangan bebas internasional. Beberapa peraturan baru yang sudah atau akan ditetapkan dan diberlakukan di Indonesia atau negara lainnya, menuntut kita untuk selalu mengikuti perkembangan dan perubahan - perubahan peraturan dibidang perdagangan ekspor impor Indonesia dan bisnis dalam perdagangan bebas internasional. Pengetahuan mengenai prosedur ekspor impor Indonesia atau tata cara pelaksanaan perdagangan bebas internasional maupun berbagai peraturan yang ditetapkan Departemen Keuangan Republik Indonesia yang membawahi Direktorat Jenderal Bea Cukai dan Direktorat Jenderal Pajak, dan atau Departemen Perdagangan menjadi hal yang sangat penting, oleh karena instansi pemerintah tersebut berurusan langsung dengan ketentuan maupun prosedur ekspor impor Indonesia. Dengan mengetahui prosedur perdagangan bebas internasional yang baru dan aktual dapat membuat perbedaan signifikan dalam cara berdagang . Semua kemudahan dari pembuatan dokumen ekspor impor, kemudahan dalam proses pengiriman/trasportasi barang dagangan , bekerja sama dengan asuransi untuk melindungi aset perdagangan
  • 3. sampai peran serta lembaga perbankan dalam dukungannya terhadap kegiatan ekspor impor Indonesia menjadi hal yang sangat penting. Dalam perdagangan bebas internasional, pengetahuan dibidang bisnis ekspor impor dan perdagangan bebas internasional sangat menentukan daya saing kita . Dengan menggunakan kemudahan atau fasilitas yang ada peraturan perdangan ekspor impor, konsep, cara atau prosedur ekspor impor dapat meningkatkan kepercayaan dan kemampuan aktivitas ekspor impor Indonesia, serta menghapus keraguan untuk melakukan bisnis internasional dalam kerangka perdagangan bebas internasional. B. Rumusan Masalah Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan sebuah masalah yaitu sebagai berikut: 1. Bagaimana prosedur ekspor itu? 2. Bagaimana prosedur impr itu? 3. Apa sajakah kendala-kendala kegiatan ekspor-impor itu? C. Tujuan Masalah 1. Mengetahui prosedur ekspor yang benar. 2. Mengetahui prosedur impor yang benar. 3. Mengetahui kendala-kendala kegiatan ekspor-impor.
  • 4. BAB II PEMBAHASAN PROSEDUR PELAKSANAAN EKSPOR IMPOR  PROSEDUR EKSPOR a) PEMBERITAHUAN EKSPOR a. Ekspor barang wajib PEB Bahwa setiap barang ekspor menggunakan dokumen Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) yang dapat dibuat dengan mengisi formulir atau dikirim melalui media elektronik. b. Tidak diperlukan PEB/ Dikecualikan dari Pembuatan PEB Dikecualikan dari pembuatan PEB, ekspor barang tersebut di bawah ini : Barang penumpang dan barang awak sarana pengangkut dengan menggunakan Deklarasi Pabean; Barang pelintas batas yang menggunakan Pemberitahuan Pabean sesuai ketentuan perjanjian perdagangan pelintas batas; Barang dan atau kendaraan bermotor yang diekspor kembali dengan menggunakan dokumen yang diatur dalam ketentuan Kepabeanan Internasional (ATA CARNET, TRIPTIEK ATAU CPD CARNET) . Barang kiriman melalui PT.( Persero ) Pos Indonesia dengan menggunakan Declaration En Douane (CN 23). b) PROSEDUR PEMERIKSAAN PABEAN ATAS BARANG EKSPOR Terhadap barang ekspor hanya dilakukan penelitian dokumen,Dalam hal tertentu diadakan pemeriksaan fisik, dan dilaksanakan oleh : a. DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI Terhadap barang ekspor yang : Berdasarkan petunjuk kuat akan terjadi pelanggaran atau telah terjadi pelanggaran ketentuan di bidang ekspor. Berdasarkan informasi dari Direktorat Jenderal Pajak terdapat petunjuk kuat akan terjadi pelanggaran atau telah terjadi pelanggaran ketentuan di bidang perpajakan dalam kaitannya dengan restitusi PPN dan PPn BM atau Akan dimasukkan kembali ke dalam Daerah Pabean (re-impor) Pemeriksaan dapat dilaksanakan di : Kawasan Pabean, Gudang eksportir, atau tempat lain yang digunakan eksportir untuk menyimpan barang ekspor.
  • 5. b. SURVEYOR Terhadap barang ekspor yang: Seluruhnya atau sebagian berasal dari barang impor yang mendapatkan fasilitas pembebasan Bea Masuk, penangguhan pembayaran PPN / PPn BM, dan pengembalian Bea Masuk serta pembayaran pendahuluan PPN/PPn BM. Pemeriksaan dilaksanakan di tempat yang ditunjuk oleh eksportir di luar Kawasan Pabean. c) PENGAJUAN PEB Eksportir atau kuasanya mengisi PEB dengan lengkap dan benar dan mengajukannya kepada Kantor Pabean dengan dilampiri : LPS-E dalam hal barang ekspor wajib diperiksa oleh Surveyor; Copy Surat Tanda Bukti Setor (STBS) atau copy Surat Sanggup Bayar (SSB) dalam hal barang ekspor dikenakan pungutan ekspor; Copy invoice dan copy packing list; Copy dokumen pelengkap pabean lainnya yang diwajibkan sebagai pemenuhan ketentuan kepabeanan di bidang ekspor. Pelunasan Pungutan Negara Dalam Rangka Ekspor (PNDRE). PEB untuk barang yang terutang PNDRE terlebih dahulu diajukan ke Bank Devisa untuk pelunasannya. d) PEMASUKAN BARANG EKSPOR KE KAWASAN PABEAN Pemasukan barang ekspor ke Kawasan Pabean atau ke Tempat Penimbunan Sementara dilakukan dengan menggunakan PEB atau dokumen pelengkap pabean dalam hal pelaksanaan ekspor dilakukan dengan PEB Berkala. Atas barang ekspor yang diperiksa Surveyor, selain disertai dengan PEB juga harus dilampiri CTPS; Dalam hal pengangkutan barang ekspor dilakukan dengan menggunakan peti kemas Less Container Load (LCL), seluruh PEB dari barang ekspor dalam peti kemas yang bersangkutan harus diajukan secara bersamaan dan diberitahukan oleh konsolidator dalam dokumen konsolidasi ekspor. e) PENDAFTARAN PEB Pejabat Bea dan Cukai membukukan PEB ke dalam Buku Catatan Pabean dan memberi nomor dan tanggal pendaftaran. f) PENELITIAN DOKUMEN Pejabat Bea dan Cukai melakukan penelitian dokumen terhadap PEB bersangkutan, yang meliputi : Kelengkapan dokumen pelengkap pabeannya, berupa dokumen seperti tersebut pada butir 1 di atas. Kebenaran pengisian PEB Kebenaran penghitungan pungutan negara yang tercantum dalam bukti pelunasan PNDRE.
  • 6. g) PERSETUJUAN MUAT Dalam hal penelitian dokumen kedapatan sesuai, Pejabat Bea dan Cukai memberikan persetujuan muat pada PEB tersebut dengan mencantumkan nama tempat, tanggal, tanda tangan, nama terang, NIP serta cap dinas pada PEB yang bersangkutan. h) PEMBETULAN/PERUBAHAN Dalam hal penelitian dokumen tidak sesuai, PEB dikembalikan kepada eksportir untuk diadakan pembetulan/perubahan. Pembetulan atau perubahan isi PEB dapat dilakukan sebelum atau sesudah persetujuan muat diberikan oleh Pejabat Bea dan Cukai dari Kantor tempat PEB didaftarkan. i) PEMUATAN Pemuatan barang ekspor ke atas sarana pengangkut dilaksanakan setelah mendapat persetujuan muat dari Pejabat Bea dan Cukai. j) PENGANGKUTAN Pengangkut yang sarana pengangkutnya meninggalkan Kawasan Pabean dengan tujuan ke luar Daerah Pabean, wajib memberitahukan barang yang diangkutnya dengan menggunakan pemberitahuan berupa manifes (outward manifest) barang ekspor yang diangkutnya kepada Pejabat Bea dan Cukai di Kantor Pabean paling lambat 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak keberangkatan Sarana Pengangkut. Barang ekspor yang diangkut lanjut ke tempat lain dalam Daerah Pabean wajib diberitahukan oleh pengangkutnya kepada Pejabat Bea dan Cukai di Kantor tempat transit dengan menggunakan copy PEB barang ekspor yang bersangkutan dan daftar Rekapitulasi PEB yang telah ditandasahkan oleh Pejabat Bea dan Cukai di tempat pemuatan. k) TATACARA PEMERIKSAAN FISIK BARANG OLEH SURVEYOR Pemeriksaan barang dilakukan oleh Surveyor setelah adanya Permintaan Pemeriksaan Barang Ekspor (PPBE) dari eksportir. PPBE diajukan oleh eksportir paling lama 3 (tiga) hari kerja sebelum pemeriksaan. l) FASILITAS PEB BERKALA PEB berkala adalah PEB yang diajukan untuk seluruh transaksi ekspor dalam periode waktu tertentu Eksportir dapat memberitahukan ekspor barang yang dilaksanakan dalam periode waktu yang ditetapkan dengan menggunakan PEB Berkala. Penggunaan PEB Berkala, dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Direktur Jenderal atau Pejabat yang ditunjuknya.
  • 7. m) SANKSI ADMINISTRASI Dalam hal pembetulan atau perubahan isi PEB sebagai akibat salah memberitahukan jenis dan/atau jumlah barang, eksportir dikenai sanksi administrasi berupa denda paling banyak Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) dan paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah). Eksportir yang tidak melaporkan pembatalan ekspornya dikenakan sanksi administrasi berupa denda sebesar Rp 5.000.000,00 (lima juta rupiah). Eksportir yang tidak menyelenggarakan pembukuan dan menyimpan surat-menyurat yang bertalian dengan ekspor dan perbuatan tersebut tidak menyebabkan kerugian keuangan negara dikenai sanksi administrasi Rp 5.000.000,00 (lima juta rupiah). Pengangkut yang tidak mengajukan pemberitahuan barang yang diangkut dikenai sanksi administrasi sebesar Rp 5.000.000,00 (lima juta rupiah). n) LAIN-LAIN Di luar hari dan jam kerja Bank Devisa, pelunasan pungutan negara dalam rangka ekspor dapat dilakukan di Kantor Pabean; Barang yang telah diberitahukan untuk diekspor, sementara menunggu pemuatannya dapat ditimbun di Tempat Penimbunan Sementara. Pemuatan barang ekspor dilakukan : Di Kawasan Pabean atau Di tempat lain yang dipersamakan dengan Kawasan Pabean berdasarkan izin dari Kepala Kantor yang mengawasi tempat yang bersangkutan. Barang yang telah diberitahukan untuk diekspor, jika dibatalkan ekspornya, wajib dilaporkan kepada Pejabat Bea dan Cukai tempat PEB didaftarkan. Eksportir diwajibkan menyelenggarakan pembukuan dan menyimpan catatan serta surat menyurat yang bertalian dengan ekspor.  PROSEDUR IMPOR Pesatnya perkembangan industri & perdagangan menimbulkan tuntutaan pelaku industri agar pemerintah dapat memberikan kepastian hukum bagi dunia usaha,khususnya Departemen Keuangan melalui Direktorat Jenderal Bea Cukai yang berfungsi sebagai fasilitasi perdagangan international harus mempunyai kerangka hukum kepabeanan yang dapat mengantisipasi perkembangan industri dalam rangka memberikan pelayanan dan pengawasan yang lebih cepat, lebih baik dan lebih murah. Kita sudah mempunyai kerangka hukum kepabeanan yaitu UU No.10/1995 diperbaharui dengan UU No.17 tahun 2006 dan Beberapa Peraturan Menteri Keuangan, yang kemudian tata laksananya pelaksanaanya diatur dalam Keputusan Direktur Jenderal,
  • 8. tetapi dalam pelaksanaan dan penerapannya tetap saja ada kendala sehingga menghambat percepatan arus keluar barang . Dalam importasi, khususnya impor untuk dipakai, dikenal dua penetapan jalur pengeluaran barang yaitu Jalur Hijau dan Jalur Merah, sebagaimana tertuang pada pasal 17 Kep Dirjen BC No.07/2003 tgl 31 Januari 2003 tentang Petunjuk Pelaksanan Tatalaksana Impor yang diperbaharui dengan Kep Dirjen BC No.68 /2003 tgl 31 Maret 2003. Pada Pasal 52 ayat 1 Keputusan DJBC tersebut, dikatakan bahwa “Kepastian Jangka Pelayanan Penyelesaian Barang Impor untuk dipakai” : A. Pelayanan PIB sampai dengan penetapan jalur pengeluaran barang impor untuk dipakai dalam waktu paling lama 4 jam kerja sejak penerimaan PIB. B. Dalam hal ditetapkan Jalur Merah,pelaksanaan pemeriksaan harus sudah dimulai dalam waktu paling lama 12 jam kerja sejak penetapan jalur, dan SPPB harus diterbitkan paling lama dalam waktu 24 jam kerja sejak LHP diterima,dalam hal jumlah dan jenis barang yang diberitahukan kedapatan sesuai serta nilai transaksi yang diberitahukan dapat diterima sebagai nilai pabean C. Penetapan Klasifikasi barang, pembebanan dan nilai pabean harus dilakukan paling lama dalam waktu 29 hari terhitung sejak pendaftaran PIB Praktek dilapangan yang terjadi untuk penetapan Jalur Merah, sering tidak sesuai dengan bunyi peraturan tersebut. Untuk kita dapat menemukan pemeriksanya saja, kadang lama dan baru sehari kemudian didapat nama pemeriksa, lalu dibuatkan LHP untuk kemudian direkam dan diverifikasi lagi oleh Pejabat BC, dan kadang 2 hari baru selesai dan terbit SPPB, kalau nasib baik. Tetapi jika tidak, yang ada akan keluar Notul karena nilai pabean atau klasifikasi barang.
  • 9. BAB III PENUTUP A. SIMPULAN Dengan adanya berbagai macam peraturan yang telah di tetapkan pemerintah dalam kegiatan ekspor impor tersebut, maka kegiatan ekspor impor akan dapat berjalan dengan lancer dan terkendali. Lain halnya jika kegiatan tersebut tidak di dasari dengan peraturan-peraturan atau tata laksana sebagai syarat utama pengendali kegiatan tersebut, maka akan banyak terjadi berbagai macam penyalahgunaan atau penyelewengan,penyelundupan barangf-barang dari luar negeri. B. SARAN Sebagai penutup dari makjalh ini maka saya akan memberikan beberapa saran atau komentar tentang kegiatan ekspor impor tersebut. Sebaiknya dalam melakukan kegiatan ekspor impor, kita harus lebih jeli dan waspada terhadap barang-barang yang akan kita kirimkan ataupun barang-barang yang akan kita terima, terutama pada barang-barang yang akan kita terima dari luar negeri, karena bias saja terjadi pemalsuan barang atau penipuan dengan barng yang tidak orisinil/tidak asli. Jangan sampai kita tertipu dengan hal seperti itu, jadi kita harus waspada.
  • 10. DAFTAR PUSTAKA  http://pendidikanexim.blogspot.com/2009/05/tata-laksana-ekspor.html  http://pendidikanexim.blogspot.com Tatalaksana Impor , Peraturan Pelaksanaan & Praktek Pelayanannya « ASAKINDO JAKARTA.htm