1. Dokumen tersebut membahas tentang Directive Coaching yang merupakan gaya coaching yang fokus pada pemeliharaan arah strategi yang efektif.
2. Directive Coaching cocok digunakan dalam executive coaching, leadership coaching, team coaching, dan bentuk coaching lain yang berorientasi pada tujuan kinerja tertentu.
3. Dokumen juga membahas pentingnya meeting dalam menjalankan proses coaching, dengan menggeser paradigma meeting dari "bagaimana" menjadi "mengapa".
2. Directive Coaching – Meeting Intervention HCI Elite | team-coach.org
DIRECTIVE COACHING
MEETING INTERVENTION
COACHING
“Coaching is unlocking people’s potential to maximize their own
performance. It is helping them to learn rather than teaching them.
Building awareness and responsibility is the essence of good coaching.”
-- Sir John Whitmore
The Father of Performance Coaching
Coaching adalah proses interaksi antara dua pihak - yaitu coach (pihak yang melakukan
coaching) dan coachee (pihak yang di-coach), di mana coach membantu coachee menggali
dan meningkatkan kesadarannya tentang potensi-potensi terbaik pada dirinya, membantu
coachee melakukan goal setting, membuat strategi dan planning, melakukan decision making
dan problem solving, serta mendampingi coachee sampai batas waktu tertentu.
Coaching bertujuan menciptakan perubahan, perbaikan, peningkatan kinerja dan hasil,
dengan memaksimalkan berbagai sumber daya yang ada di dalam diri coachee. Coaching
berlangsung lewat proses komunikasi dan interaksi yang dianggap paling efektif dan paling
memberdayakan coachee.
Secara umum, coaching identik dengan pendekatan non-directive, yaitu pendekatan yang
tidak mengarahkan coachee ke arah tertentu, karena belum tentu arah itu adalah arah yang
hendak dituju oleh coachee. Dalam prakteknya, pendekatan coaching dengan gaya non-
directive banyak dilakukan dengan proses tanya-jawab dengan pertanyaan-pertanyaan yang
bersifat terbuka (open ended questions). Hal ini dilakukan untuk menghormati privacy dan
mental-model (model of the world) dari coachee, dan sekaligus untuk menjaga agar proses
coaching tetap mengandalkan sumber daya internal coachee sendiri.
DIRECTIVE
“Objectives are not fate; they are direction.”
-- Peter F. Drucker
The Father of Modern Management
“Begin (each day) with the end in mind.”
-- Stephen R. Covey
Author of The 7 Habits of Highly Effective People
“Directive” terkait dengan direction yaitu arah atau pengarahan. Coaching tidak bisa lepas
dari arah yang hendak dituju oleh coachee. Artinya, coaching pada dasarnya adalah proses
yang dijalani coachee untuk membantunya bergerak ke arah tujuannya. Dalam gaya coaching
3. Directive Coaching – Meeting Intervention HCI Elite | team-coach.org
yang lebih dikenal luas, yaitu non-directive, faktor arah ini ditentukan sendiri oleh coachee;
coach hanya membantunya menemukan dan menjalani arah ini.
DIRECTIVE COACHING
Directive Coaching adalah sebuah gaya coaching, yang ditawarkan sebagai gaya alternatif
atau variasi gaya, untuk menetralisir “pelanggaran” terhadap gaya non-directive, yang
seringkali memang sulit dihindari oleh para coach. Situasi yang mendorong “pelanggaran” ini
muncul, saat mereka melakukan coaching kepada coachee tertentu, yang oleh faktor luar
justru diharuskan berorientasi dan bergerak ke arah tertentu.
Situasi di atas, paling sering dialami oleh para pemimpin yang memposisikan diri sebagai coach
dan menggulirkan proses coaching kepada pihak-pihak yang dipimpinnya. Seraya melakukan
coaching, mereka juga berkepentingan untuk tetap menjaga keselarasan (alignment) dan
kesearahan (direction) tim dan orang-orang yang dipimpinnya.
Directive Coaching adalah gaya coaching yang paling cocok digunakan dalam Executive
Coaching, Leadership Coaching, Team Coaching, Sport Coaching, Performance Coaching dan
berbagai tipe coaching lain yang berorientasi pada arah tertentu dengan target kinerja
tertentu.
Dalam konteks tim, Directive Coaching menjadi elemen kritis yang menciptakan perbedaan
yang sangat mendasar, antara melakukan coaching terhadap sekelompok orang sebagai
“group” dan meng-coach mereka sebagai “team”, sebagaimana digambarkan berikut ini:
4. Directive Coaching – Meeting Intervention HCI Elite | team-coach.org
Berikut ini adalah pemahaman dua macam coaching dengan dua gaya yang berbeda menurut
kacamata para pelaku non-directive coaching:
Pemahaman di atas disebut dengan “definisi denotatif”, di mana coaching dinyatakan
sebagai kumpulan dari aktivitas-aktivitas tertentu. Dengan pemahaman tersebut, Directive
Coaching diidentifikasi sebagai seperangkat aktivitas yang sempit, terbatas, otoritatif, kaku
dan searah. Dengan menerapkan pemahaman yang lebih luas dan dalam, yaitu dengan
“definisi konotatif”, Directive Coaching menjadi lebih anggun dan elegan sebagai sebuah
variasi gaya coaching.
5. Directive Coaching – Meeting Intervention HCI Elite | team-coach.org
Definisi konotatif dari Directive Coaching, sangat berperan dalam dunia kepemimpinan.
Dengan definisi yang konotatif, Directive Coaching menyatu dengan fenomena kepemimpinan
itu sendiri, di mana faktor “arah” juga dimaknai dengan sudut pandang kepemimpinan:
“Directions are instructions given to explain how. Direction is a vision
offered to explain why. Leaders serve as a compass. They point a
direction - they lead.”
-- Simon Sinek
Author Of
Start with Why: How Great Leaders Inspire Everyone to Take Action
Sehingga, apa yang disebut dengan “arah” atau “pengarahan” tidak lagi hanya berbentuk
perintah atau suruhan yang bersifat taktis semata-mata, melainkan juga bermakna “arah
strategis” atau “strategic direction”, yang merupakan sebuah domain yang wajib dikelola,
dipelihara dan dijaga oleh setiap pemimpin.
Berdasarkan pergeseran paradigma yang mendasar di atas, dari sudut pandang
kepemimpinan, kami mendefinisikan Directive Coaching sebagai:
“A type of coaching that focus on maintaining
the effective course of a strategy.”
Berikut ini adalah gambaran perbedaan non-directive coaching dan directive coaching
berdasarkan pemahaman baru yang lebih efektif di atas:
6. Directive Coaching – Meeting Intervention HCI Elite | team-coach.org
Implementasi dan eksekusi coaching oleh seorang pemimpin tidak dapat dipisahkan dari
kerangka berpikir arah strategis. Berikut ini adalah beberapa inspirasi yang menekankan
pentingnya tetap memelihara dan menjaga keselarasan dan kesearahan tim dan organisasi,
dalam mengimplementasikan dan mengeksekusi proses coaching (kesatuan strategic direction
dan coaching).
“The thing is, continuity of strategic direction and continuous
improvement in how you do things are absolutely consistent with each
other. In fact, they're mutually reinforcing.”
-- Michael E. Porter
Professor of Strategic Management, Harvard Business School
“Connect the dots between individual roles and the goals of the
organization. When people see that connection, they get a lot of energy
out of work. They feel the importance, dignity, and meaning in their job.”
-- Ken Blanchard
Author of Situational Leadership and One Minute Manager
“I think as a company, if you can get two things right – having a clear
direction on what you are trying to do and bringing in great people who
can execute on the stuff – then you can do pretty well.”
-- Mark Zuckerberg
Founder, CEO, Facebook
“Teamwork is the ability to work together toward a common vision. The
ability to direct individual accomplishments toward organizational objectives.
It is the fuel that allows common people to attain uncommon results.”
-- Andrew Carnegie
Business Magnate
“If somebody is going in the wrong direction, behavioral coaching just
helps them get there faster. It doesn't turn the wrong direction into the
right direction.”
-- Marshall Goldsmith
World’s Top Executive Coach
“If you don't change the direction you are going, then you're likely to
end up where you're heading.”
-- John C. Maxwell
Author of The 21 Irrefutable Laws of Leadership
“Work takes on new meaning when you feel you are pointed in the right
direction. Otherwise, it's just a job, and life is too short for that.”
-- Tim Cook
CEO, Apple Inc.
7. Directive Coaching – Meeting Intervention HCI Elite | team-coach.org
MEETING INTERVENTION
- A Directive Coaching Framework
“Management is doing things right; leadership is doing the right things.”
-- Peter F. Drucker
The Father of Modern Management
Directive Coaching dan Meeting Intervention adalah
tentang leadership dan doing the right things.
LEADERSHIP, WISDOM DAN COACHING
“The people who work with you as their manager will look to you as one
of their sources of wisdom.”
-- Ken Blanchard
Author of Situational Leadership and One Minute Manager
Peran kepemimpinan adalah sebuah peran generalis. Dengan itu, maka peran kepemimpinan
amat erat hubungannya dengan kebijaksanaan atau “wisdom”. Dengan kebijaksanaannya,
seorang pemimpin mampu melihat masa depan, memilih sebuah sebuah realitas di masa
depan sebagai tujuan, menetapkan jalan yang harus ditempuh untuk menuju ke masa depan
itu, membina, mengayomi, mendorong dan mendampingi pengikutnya bersama-sama
bergerak menuju ke sana.
Dengan kebijaksanaannya pula, seorang pemimpin membangun kesadaran tentang realitas
saat ini, menjernihkan berbagai cara pandang, menyelaraskan berbagai elemen dan berbagai
pihak agar bergerak searah dan seirama, serta menyelesaikan berbagai masalah dan konflik
yang terjadi dalam kepemimpinannya.
Tentu saja, dengan kebijaksanaannya pula, seorang pemimpin melakukan
coaching kepada tim dan orang-orang yang dipimpinnya.
Kebijaksanaan, adalah kombinasi dari tiga hal yaitu pengalaman atau experience,
pengetahuan atau knowledge dan pertimbangan yang baik atau good-judgement.
Seseorang yang telah mencapai posisi pemimpin, dapat dipastikan telah memiliki pengalaman
yang panjang dan pengetahuan yang cukup tentang berbagai hal yang ada dalam
kepemimpinannya.
Terkait dengan kemampuan good-judgement, dapat dipastikan pula bahwa setiap pemimpin
telah membangun kemampuan itu dengan cara berbeda-beda, sesuai perjalanan pengalaman
dan perkembangan pengetahuannya masing-masing.
Keunikan dari proses skill acquisition untuk good-judgement di atas, menjadikan good-
judgement sebagai sebuah keahlian yang sulit ditransfer dan sulit pula diajarkan kepada orang
lain (tacit).
Fenomena-fenomena di atas, menjadikan hal-hal kepemimpinan dan kebijaksanaan lebih
sering diacu sebagai “sifat” atau “karakter” dan bukan sebagai “perilaku” atau “keterampilan”.
8. Directive Coaching – Meeting Intervention HCI Elite | team-coach.org
Kami meyakini, bahwa apa yang “tacit” tidaklah identik dengan “mustahil”. Memang sulit, tapi
dengan metodologi dan kerangka kerja tertentu, proses skill acquisition untuk good-judgement
sebagai elemen pembentuk dan pembangun karakter kepemimpinan yang efektif dan
bijaksana, dapat dilakukan dengan lebih mudah. Dalam bahasa yang lain, kita dapat
mempersepsi kepemimpinan dan kebijaksanaan sebagai bentuk-bentuk perilaku dan
keterampilan.
Maka dalam konteks metodologi dan kerangka kerja tertentu itu, siapa saja yang
membangun kebiasaan berperilaku yang benar dan melatih keterampilan yang
tepat, sebenarnya secara efektif sedang membangun karakter kepemimpinan dan
kebijaksanaan.
“Approach every meeting with a purposeful, high-energy, ready-to-
make-a-contribution attitude, and watch how fast leadership’s
perception of you follows your behavior.”
-- Jack Welch
Former Chairman and CEO, General Electric
TENTANG MEETING
“The result of bad communication is a disconnection between strategy
and execution.”
-- Chuck Martin, Former VP, IBM
“Execution is a people problem, not a strategy problem.”
-- Peter Bregman
Author of Leading with Emotional Courage
Harvard Business Review, January 2017 Issue
Dalam pemahaman kebanyakan orang, termasuk para pakar dan pemimpin sekalipun, meeting
atau rapat seringkali sudah terlanjur dilekati dengan stigmatisasi, sebagai momen atau event
buruk yang tidak efektif, tidak efisien dan tidak produktif. Stigmatisasi ini terjadi berdasarkan
berbagai pengalaman nyata terkait meeting.
Misalnya:
- Meeting (hanya) untuk meeting (lagi). Tujuan dan rencana ditetapkan di
dalam meeting, lalu jika tindakan yang direncanakan tidak terlaksana, atau
terlaksana tapi tidak sesuai rencana, atau terlaksana sesuai rencana tapi
hasilnya tidak sesuai harapan, maka apa yang sering terjadi berikutnya adalah
rangkaian meeting yang seperti tak ada habisnya, hanya untuk mengurusi hal-
hal yang sama dan itu-itu juga. Meeting tidak menjadi “milestone” tapi
menjadi ritual, yang hanya sedikit atau tidak kunjung menghasilkan atau
menciptakan perubahan.
- Meeting menjadi fenomena yang tidak disukai dan dihindari, karena berbagai
interaksi di dalamnya membuat orang frustrasi dan justru menjadikan mereka
semakin tidak berdaya.
9. Directive Coaching – Meeting Intervention HCI Elite | team-coach.org
- Meeting menjadi tempat terpicunya kerenggangan hubungan dan rusaknya
rasa saling percaya.
- Meeting menjadi sarana penghakiman dan bahkan menjadi tempat untuk
membully orang lain.
- Meeting menjadi momen dan acara yang menyia-nyiakan waktu berharga.
- Meeting menjadi inkubator budaya kepemimpinan yang buruk, budaya tim
yang buruk, budaya organisasi yang buruk.
- Meeting menjadi ajang unjuk kekuasaan dan tidak jarang menjadi panggung
pamer kepandaian dan kehebatan.
- dan sebagainya.
Sejalan dengan waktu, semua fenomena dan fakta itu saling melengkapi dan saling
menguatkan dalam cara yang buruk dan sangat merugikan. Tim dan organisasi menjadi tidak
solid, kehilangan kohesifitas dan rasa kebersamaan, kehilangan makna dan arah bersama,
yang pada akhirnya mengalami kekaburan dan bahkan kehilangan tujuan. Semua lingkaran
ini, makin hari makin memburuk.
Para pakar kemudian mencari dan menemukan cara-cara agar orang bisa melakukan dan
menjalani apa yang disebut dengan “effective meeting”. Akan tetapi, karena hampir seluruh
cara yang ditawarkan masih berkutat pada faktor “how”, maka berbagai fenomena buruk yang
tercipta sebelum (persepsi dan cara pandang), di dalam (interaksi) dan setelah (implementasi
dan eksekusi) meeting, tetap saja digelayuti berbagai masalah di sana-sini.
Solusi yang paling tepat untuk mengeliminir semua masalah itu, adalah dengan menggeser
paradigma meeting secara mendasar, yaitu menggeser fokus dari “how” ke “why”. Bahkan,
dengan pergeseran paradigma yang mendasar ini, sebuah meeting yang sudah dianggap ideal
dan efektif sekalipun, terbukti tetap menyisakan ruang yang luas untuk improvement, bukan
hanya untuk meeting itu sendiri, akan tetapi lebih dari itu, untuk perbaikan produktifitas
dan kinerja serta pencapaian tujuan tim dan organisasi secara menyeluruh.
THE UNDENIABLE POWERFUL TRUTHS ABOUT MEETINGS
We cannot escape it yet. Don’t just pay the price; get
the values.
Adalah fakta, bahwa sampai kapanpun dan di manapun, tidak akan ada satupun tim atau
organisasi, dapat membebaskan diri sepenuhnya dari aktivitas meeting. Tidak bisa tidak,
bahkan dalam dunia Industri 4.0 ke atas pun yang serta otomasi, hubungan dan interaksi
antar manusia demi bekerjasama tidak akan pernah bisa ditiadakan. Meeting, akan tetap abadi
menjadi bagian dari proses bisnis dan kerjasama, baik dalam bentuk formal meeting, solo
meeting (meeting satu orang dengan satu orang) atau informal meeting (misalnya sekedar
terlibat dalam pembicaraan ringan tentang bisnis dan pekerjaan saat makan siang).
Adalah fakta, bahwa meeting sejatinya adalah bagian yang sangat penting dari proses
penciptaan realitas saat ini dan di masa depan. Bahkan, tanpa proses meeting, tidak akan
pernah tercipta realitas kolektif yang dicita-citakan.
10. Directive Coaching – Meeting Intervention HCI Elite | team-coach.org
Secara individual, keberhasilan seseorang ditentukan oleh akurasi
dan efektifitas berbagai tindakan yang dilakukannya. Berbagai
tindakan itu, dipilih dan diputuskan saat orang itu membuat
rencana. Dalam proses perencanaannya, sebelum memutuskan
pilihan tindakan, orang itu mempertimbangkan berbagai informasi
dan kemungkinan. Dalam proses mempertimbangkan itu, terjadi
berbagai interaksi dan komunikasi secara internal di dalam dirinya.
Setelah melewati proses interaksi dan komunikasi internal itu,
sampailah orang itu kepada keputusan dan pilihan tindakan. Proses
interaksi dan komunikasi internal yang mendahului keputusan dan
tindakan orang itu, disebut dengan “self-talk”.
Dengan memahami apa yang berlangsung dan terjadi di dalam diri orang itu, kita bisa
mengatakan bahwa, keberhasilan orang itu sangat ditentukan oleh self-talk-nya.
Organisasi, mendapatkan sebutan “organisasi” karena sifatnya yang identik dengan organisme,
yaitu sebentuk keutuhan dari berbagai organ yang saling tergantung satu sama lain dan
dipersepsi sebagai “hidup”; sama seperti manusia individu dalam uraian di atas. Maka konsisten
dengan analogi “humanizing” itu, kita dapat memastikan bahwa self-talk-nya organisasi adalah
meeting. Ya,
Meeting is the self-talk of an organization.
Sepenting itulah meeting bagi suatu organisasi. Sebagai self-talk, meeting tidak dapat
dihilangkan dari sebuah organisasi, dan kualitas serta efektifitas meeting sangat menentukan
keberhasilan organisasi.
Meeting adalah alat untuk mengkoordinir tindakan.
“Like a human being, a company has to have an internal communication
mechanism, a ‘nervous system’, to coordinate its actions.”
-- Bill Gates
Founder, Former Chairman and CEO, Microsoft Corporation
Meeting bukan hanya tempat untuk bertukar informasi atau saling melaporkan status dan
keadaan; meeting adalah sarana untuk mengkoordinasi tindakan.
Meeting adalah jantungnya organisasi yang efektif.
“Meetings are at the heart of an effective organization, and each
meeting is an opportunity to clarify issues, set new directions, sharpen
focus, create alignment, and move objectives forward.”
-- Paul Axtell
Author of
Meetings Matter: 8 Powerful Strategies for Remarkable Conversations
Dengan memparadigmakan meeting sebagai jantung organisasi, maka organisasi akan
menjadi lebih efektif.
11. Directive Coaching – Meeting Intervention HCI Elite | team-coach.org
Meeting adalah alat untuk membangun keterlibatan dua arah
dan meeting adalah commitment device.
“Employee engagement is achieved through conversations – structured,
potent conversations that allow employees to fully understand the big
objective and work out with their leaders what they have to do to help
achieve the goals.”
-- Kevin Murray
Author of
The Language of Leaders: How Top CEOs Communicate to Inspire,
Influence and Achieve Results
“Without involvement, there is no commitment.”
-- Stephen R. Covey
Author of The 7 Habits of Highly Effective People
Meeting adalah event dan momen di mana percakapan distrukturkan sehingga mampu
membangun kesadaran dan wawasan intrapreneurship dalam diri anggota organisasi serta
membangun keterlibatan dan komitmen. Meeting adalah tempat membangun dan memelihara
komitmen. Komitmen terkuat setelah komitmen hitam di atas putih, adalah komitmen yang
lahir dari percakapan dan interaksi di dalam meeting.
Meeting adalah sesi pembelajaran dan coaching.
“A managers ability to turn meetings into a thinking environment is
probably an organizations greatest asset.”
Nancy Kline
Author of Time To Think Series
“The organizations that will truly excel in the future will be the
organizations that discover how to tap people’s commitment and
capacity to learn at all levels in an organization.”
-- Peter Senge
Professor of Systems Science, MIT Sloan School of Management,
Author of The Fifth Discipline
Meeting adalah event dan momen di mana setiap orang saling belajar dan mengembangkan
diri, saling melakukan pembinaan dan membangun saling pengertian, yang mengarah pada
keeratan hubungan, menguatnya rasa saling percaya dan terbangunnya komitmen bersama.
Action doesn’t create results. Interaction does.
Apa yang menciptakan hasil bukanlah aksi, melainkan interaksi. Interaksi paling awal yang
valid dan formal adalah interaksi di dalam meeting: the self-talk of an organization. Meetings
create results.
12. Directive Coaching – Meeting Intervention HCI Elite | team-coach.org
“Tujuan yang sebenarnya dari meeting adalah
mengawal mereka yang meeting sampai ke
tujuan mereka.”
MEETING INTERVENTION – THE FRAMEWORK
“The best way to predict the future is to create it. Objectives are not fate;
they are direction. They are not commands; they are commitments. They
do not determine the future; they are a means to mobilize resources and
energies of the business for the making of the future.”
-- Peter F. Drucker
The Father of Modern Management
The best way to create a future is having a direction,
commitments and aligned movements; and it all happen
in meetings.
Setiap meeting, haruslah tentang menjaga dan memelihara arah strategis, membangun dan
memelihara komitmen, mengembangkan individu dan tim, memelihara keselarasan tim atau
organisasi dan mengefektifkan koordinasi tindakan, implementasi dan eksekusi.
Setiap meeting, menciptakan realitas.
“Everything is created twice; the first is in your head.”
Sebagai organizational self-talk, setiap meeting menciptakan potongan-potongan realitas dan
menjadikannya building blocks yang membangun realitas masa depan.
In meetings, all interactions are interventions.
“Meetings are at the heart of an effective organization, and each
meeting is an opportunity to clarify issues, set new directions, sharpen
focus, create alignment, and move objectives forward.”
-- Paul Axtell
Author of
Meetings Matter: 8 Powerful Strategies for Remarkable Conversations
Di setiap meeting, setiap interaksi adalah intervensi. Intervensi dibedakan dari interupsi.
Intervensi terjadi “between events”, sementara interupsi terjadi “in the middle of it.” Interupsi
adalah gangguan dan intervensi adalah upaya klarifikasi. Hanya sekedar ucapan selamat pagi
atau sebentuk ungkapan terimakasih kepada audience meeting, sudah merupakan intervensi.
Sebab, ucapan dan ungkapan semacam itu adalah bagian penting dari karakterisasi seorang
pemimpin dalam kapasitasnya sebagai “mood navigator”. Apalagi, berbagai bentuk interaksi
dan komunikasi lain yang merupakan konten formal dan teknis terkait bisnis dan pekerjaan.
Semuanya adalah bentuk-bentuk intervensi.
13. Directive Coaching – Meeting Intervention HCI Elite | team-coach.org
Dengan demikian, diperlukan sebuah meeting framework, yang tidak hanya mengatur bentuk,
format atau mekanisme meeting, tapi lebih dari itu secara menyeluruh mengatur dengan
terstruktur, tentang bagaimana intervensi yang efektif harus dilakukan, agar arah strategis
tetap terjaga dan pada saat yang sama tetap menjadikan meeting sebagai sesi pemberdayaan
dan pengembangan diri semua pihak. Inilah esensi dari Directive Coaching Skill berbasis
framework Meeting Intervention.
Meeting Intervention, adalah sebuah framework yang didisain untuk menstrukturkan hal-
hal sebagai berikut:
1. Cara membangun paradigma dan pemodelan meeting yang lebih efektif dan
bebas dari stigmatisasi. Meeting is the self-talk of an organization. Meeting
adalah elemen yang sangat menentukan keberhasilan tim dan organisasi.
2. Cara berkomunikasi dan berinteraksi yang intentional, purposeful, sincere atau
tulus, straight forward, terbuka, jujur dan apa adanya. Truth build trust.
Siapapun tidak akan berdaya, sampai dia menerima dan berdamai dengan
kenyataan dan kebenaran.
3. Cara membangun budaya feedback dan feedforward yang efektif sebagai skill
terpenting untuk performance improvement, baik dalam memberi maupun
menerima.
4. Cara membangun collective mental model atau collective model of the
world yang akurat sesuai realitas saat ini dan tuntutan arah strategis tim atau
organisasi (sensemaking).
5. Cara mengelola karakter dan kepribadian individu-individu yang hadir di
dalam meeting dengan tolok ukur kepemimpinan.
6. Cara memahami, mengelola dan membangun budaya komitmen terhadap
posisi, peran, fungsi, tanggungjawab, hubungan antar manusia, kolaborasi,
koordinasi, penjadwalan, perubahan, perbaikan, koreksi, nilai, sikap, perilaku,
rencana dan tindakan, demi memastikan terjadinya implementasi dan
eksekusi.
7. Cara mengelola dan menavigasi mood (sebagai akar budaya) baik secara
individual maupun kelompok.
8. Cara melatih dan membangun trust skill dan trust competency.
9. Cara membangun dan mengelola keterlibatan (engagement dan
involvement).
10. Cara mengelola dan meminimalisir blindspot yang ada pada diri seorang
pemimpin.
11. Cara mengkonversi meeting dari wahana pertukaran informasi menjadi sarana
koordinasi tindakan dan kolaborasi.
12. Cara menciptakan clarity terkait vision dan strategic direction dengan
menerapkan kriteria-kriteria yang terukur dan terstandarisir, sehingga setiap
pihak secara bersama-sama mampu melakukan pengawalan (escorting)
terhadap target, sasaran dan tujuan.
13. Cara melakukan instillasi (penanaman) karakter kepemimpinan dan
kebijaksanaan ke dalam diri seseorang.
14. Directive Coaching – Meeting Intervention HCI Elite | team-coach.org
Semua cara di atas, diramu lebih ringkas ke dalam dua protokol yang sederhana dan mudah
dipahami, serta mudah dilatih menjadi kemampuan dan keahlian Directive Coaching.
Dua protokol itu adalah:
1. MI Protocol #1: The Spiderweb Principle
Dengan protokol ini, seorang leader memiliki kemampuan dan keahlian visioner
yang bersifat intuitif dan bijaksana, serta mampu membangun early warning
system sebagai bagian penting dari proses sensemaking yang harus digulirkan
secara ajeg oleh setiap pemimpin. Protokol ini dianalogikan dengan “Sensor”.
2. MI Protocol #2: The Instillation Principle
Dengan protokol ini, seorang leader memiliki keahlian dan kemampuan analisis
kognitif yang jernih dan akurat, yang menjadikannya mampu melakukan
“breakdown spotting”, terkait berbagai kerusakan atau penyimpangan dari
arah strategis tim dan organisasi (termasuk faktor keberdayaan seseorang), dan
sekaligus mampu melakukan langkah-langkah koreksi yang dibutuhkan.
Protokol ini dianalogikan dengan “GPS”.
EXPECTED RESULTS
Dengan mengimplementasikan framework Meeting Intervention, di antara hasil-hasil yang
diharapkan tercipta pada diri pemimpin adalah sebagai berikut.
Clearheaded logic and powerful intuition.
“Organizational effectiveness does not lie in that narrow minded concept
called rationality. It lies in the blend of clearheaded logic and powerful
intuition.”
-- Henry Mintzberg
Professor of Management Studies, McGill University
“Strategic management is not a box of tricks or a bundle of techniques.
It is analytical thinking and commitment of resources to action. But
quantification alone is not planning. Some of the most important issues
in strategic management cannot be quantified at all.”
-- Peter F. Drucker
The Father of Modern Management
Vigilant.
“The price of excellence in teamwork is eternal vigilance.”
-- John Adair
Professor of Leadership Theory, Windsor Leadership Trust, Creator of
Action Centred Leadership
“People don't do what you expect but what you inspect.”
-- Louis V. Gerstner Jr.
Former CEO, IBM
15. Directive Coaching – Meeting Intervention HCI Elite | team-coach.org
“You've got to think about big things while you're doing small things, so
that all the small things go in the right direction.”
-- Alvin Toffler
Futurolog, Author of Future Shock
Focus on vision, clarity on reality and strategic direction.
“Erroneous assumptions can be disastrous.”
-- Peter F. Drucker
The Father of Modern Management
“The first responsibility of a leader is to define reality. The last is to say
thank you. In between, the leader is a servant.”
-- Max DePree
Former CEO of Herman Miller, Author of Leadership is an Art
“Leadership is more about clarity than it is about control.”
-- Mark Goulston
Business Psychiatrist, Author of Real Influence: Persuade Without
Pushing and Gain Without Giving in
“There are three main areas of focus: vision, priorities and alignment. It
is critical to articulate a clear vision - how do we add value based on
what key competences? Some leaders fail to be clear enough or fail to
update the vision based on changes in their industry and in the world.”
-- Robert S. Kaplan
Professor Emeritus of Leadership Development, Harvard Business School
“An accurate, insightful view of current reality is as important as a clear vision.”
-- Peter Senge
Professor of Systems Science, MIT Sloan School of Management,
Author of The Fifth Discipline
“If you could get all the people in the organization rowing in the same
direction, you could dominate any industry, in any market, against any
competition, at any time.”
-- Patrick Lencioni
Author of The Five Dysfunctions of A Team
Accurate in facts and numbers.
“The most valuable thing you can have as a leader is clear data.”
-- Ruth Porat
Former CFO and EVP, Morgan Stanley
16. Directive Coaching – Meeting Intervention HCI Elite | team-coach.org
Great simplifier and skillfull in sensemaking.
“Great leaders are almost always great simplifiers, who can cut through
argument, debate and doubt, to offer a solution everybody can understand.”
-- Colin Powell
Four-star General, US Army
“Simplicity and common sense should characterize planning and strategic direction.”
-- Ingvar Kamprad
Founder, IKEA
Deliberate and intentional meeting leader and attendee.
“Approach every meeting with a purposeful, high-energy, ready-to-
make-a-contribution attitude, and watch how fast leadership’s
perception of you follows your behavior.”
-- Jack Welch
Former Chairman and CEO, General Electric
“Meetings must be deliberate and intentional - your organizational rhythm
should value purpose over habit and effectiveness over efficiency.”
-- Chris Fussell
Author of Team of Teams: New Rules of Engagement for a Complex World
Stubborn, yet open-minded.
“In real life, strategy is actually very straightforward. You pick a general
direction and implement like hell.”
-- Jack Welch
Former Chairman and CEO, General Electric
“One of the best paradoxes of leadership is a leader's need to be both stubborn
and open-minded. A leader must insist on sticking to the vision and stay on
course to the destination. But he must be open-minded during the process.”
-- Simon Sinek
Author Of
Start with Why: How Great Leaders Inspire Everyone to Take Action
17. Directive Coaching – Meeting Intervention HCI Elite | team-coach.org
High acceptance of feedback and feedforward.
“To improve your skills, you need to be receptive to constructive
criticism and open to feeling uncomfortable.”
-- Robert S. Kaplan
Professor Emeritus of Leadership Development, Harvard Business School
“People want to know on an ongoing basis, 'Am I doing right? Am I
moving in the right direction? Do you think I'm progressing?' Nobody's
going to wait for an annual cycle to get that feedback.”
-- Pierre Nanterme
CEO, Accenture – Global Management Consultant
“I can grow as a leader only if i'm willing to accept feedback.”
-- Jennifer Hyman
Co-Founder, CEO, Rent The Runway
Future-oriented.
“You cannot lead unless you are future-oriented.”
C.K. Prahalad
World’s Top Business Thinker
“You've got to think about big things while you're doing small things, so
that all the small things go in the right direction.”
-- Alvin Toffler
Futurolog, Author of Future Shock
Excellent coach and leadership culture builder.
“Your most important task as a leader is to teach people how to think and ask
the right questions so that the world doesn't go to hell if you take a day off.”
-- Jeff Pfeffer
Professor of Organizational Behavior, Stanford University
“Culture tells us what to do when the CEO isn't in the room.”
-- Frances X. Frei
Senior Associate Dean, Harvard Business School
18. Directive Coaching – Meeting Intervention HCI Elite | team-coach.org
DIRECTIVE COACHING SKILL TRAINING FOR LEADERS
- Based on Meeting Intervention Framework
Target
Dengan menguasai Directive Coaching Skill berbasis framework Meeting Intervention, secara
umum para pemimpin menjadi pemimpin yang mampu membangun kesadaran potensi
kinerja pada diri orang-orang di sekitarnya dan yang dipimpinnya, serta mampu mendorong
mereka merealisasikan potensi-potensi kinerja itu ke dalam implementasi dan eksekusi yang
tetap selaras dengan arah dan rencana strategis dari tim dan organisasi.
Secara khusus, para pemimpin menjadi pemimpin yang memiliki karakter dan kemampuan-
kemampuan terpenting yang harus ada pada diri seorang pemimpin, yaitu:
1. Mampu membangun komitmen tim dan anggota tim.
2. Mampu membangun rasa saling percaya dalam tim.
3. Mampu mengawal target, sasaran dan strategi dengan clarity.
4. Mampu membangun karakter visioner, yang ditandai dengan a) memiliki
kekuatan sensemaking dalam memahami realitas saat ini dan
memproyeksikan realitas di masa depan, dan b) memiliki sebentuk early
warning system sehingga mampu menjaga dan mengoreksi situasi yang
keluar jalur dan mengembalikannya menjadi on track.
5. Mampu membangun budaya feedback dan feedforward yang sehat, efektif
dan memberdayakan.
6. Mampu memimpin, menjalani dan menangani meeting dengan efisien, efektif
dan produktif berbekal kemampuan intervensi yang terstandarisir, terstruktur
dan terukur.
7. Mampu membangun dan menjembatani hubungan antar generasi (Baby
Boomer, Gen-X, Gen-Y, Millennials dan sebagainya) dengan template
komunikasi yang netral, obyektif dan efektif.
8. Mampu membangun budaya kepemimpinan yang efektif, yang sejalan
dengan waktu akan merembes menjadi benih atau menguatkan budaya
perusahaan dan organisasi berbasis sistem nilai kepemimpinan.
19. Directive Coaching – Meeting Intervention HCI Elite | team-coach.org
Learning Partner
Ikhwan Sopa, Ak
Founder, President, HCI Elite Kickass Trainers and Coaches Community
Author, Directive Coaching Skill – Meeting Intervention Framework
HCI Elite Directive Coaching MI-Trainer(s)
Jika dibutuhkan.
Metodologi
- Pemaparan, Presentasi
- Tanya-Jawab, Diskusi, Dyad
- Brainstorming
- Language Ritual
- Simulasi, Role Play
- dan sebagainya
Metodologi disesuaikan dengan durasi training.
Durasi
Standard full training: 3 (tiga) hari, 08.00-17.00 setiap hari.
Modifikasi durasi: Hubungi kami.
Investasi
Hubungi kami.
Materi
- Pengantar Umum Coaching
- Directive Coaching Modelling
- Meeting Intervention
o Meeting: The Self-Talk of An Organization
o Intentional Speaking and Conversation
o Meeting Intervention and Linguistic Team Building
o Meeting Intervention Protocol #1 and #2
Hubungi
+62 - 0813 2422 1786 (WhatsApp)
Untuk informasi lebih detil dan appointment presentasi.
20. Directive Coaching – Meeting Intervention HCI Elite | team-coach.org
Proposal Kami
Setiap pemimpin harus:
1. Memiliki keahlian dan kemampuan coaching,
2. Mampu meng-coach orang-orang yang dipimpinnya,
3. Mampu saling meng-coach di antara sesama pemimpin,
dibarengi dengan kemampuan memelihara dan menjaga arah strategis tim dan
organisasi.
HCI Elite
Directive Coaching – Meeting Intervention
2019