6, Wirausaha, zakaria achmad zakki, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, Enterpr...
Kwh. tugas minggu vi. roindah ezra m s. hapzi ali. universitas mercu buana. 2019
1. TUGAS MINGGU VI
KEWIRAUSAHAAN
Roindah Ezra Manuela Silalahi (Mahasiswi Univ. Mercubuana)
Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA (Dosen Pengampu)
Quiz :
a. Kepemimpinan
Kepemimpinan (leadership) adalah proses dalam mengarahkan dan mempengaruhi para anggota dalam
melakukan berbagai aktivitas di suatu organisasi. Ada beberapa tipe kepemimpinan dalam
mempengaruhi para bawahannya dapat berbeda-beda. Hal ini disebabkan latar belakang pemimpin,
organisasi, pengikut dan lingkungan.
1. Kepemimpinan Otoriter, Pemimpin menganggap dirinya yang paling berkuasa. Pengarahan pada
bawahan dilakukan dengan cara memberikan instruksi atau perintah. Tujuan kepemimpinannya hanya
unutk meningkatkan produktivitas kerja dan cenderung tidak memperhatikan kesejahteraan pekerja.
Pimpinan menganut sistem manajemen tertutup, sistemnya pun sentralisasi.
2. Kepemimpinan Partisipatif, Pemimpin melaksanakan kepemimpinannya dengan cara persuasif,
menciptakan kerjasama yang harmonis, menumbuhkan loyalitas, dan partisipasi bawahannya. Sistem
manajemen terbuka dan informasi pembinaan kaderisasi sangat diperhatikan.
3. Kepemimpinan Delegatif, Pemimpin memberikan kewenangan (delegasi) pada bawahan agar besar,
sehingga bawahannya diberi keleluasaan dalam mengambil keputusan dan menbuat kebijakan. Pimpinan
menyerahkan tanggung jawab agar bawahan dapat mengendalikan dirinya sendiri dan menyelesaikan
pekerjaanya. Para bawahan dituntut untuk memiliki kematangan kemampuan dalam bekerja dan
kematangan psikologis atau kemauan dalam bekerja.
b. Komunikasi
1. Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah proses penyampaian dan pertukaran informasi sekurang-kurangnya antara 2 pihak
yang berperan sebagai pengirim (sender) dan penerima (receiver) dengan menggunakkan berbagai
media yang ada. Komunikasi memiliki beberapa elemen penting, yaitu :
a. Komunikasi melibatkan orang-orang, sehingga komunikasi yang efektif terkait dengan bagaimana
orang-orang dapatberinteraksi satu sama lain dengan lebih efektif.
b. Dalam komunikasi terjadi penyampaian dan pertukaran informasi dan pengertian, sehingga agar
proses ini dapat terjadi dan dapat dipahami, maka pihak-pihak yang berkomunikasi perlu meyadari dan
mengerti berbagai istilah dalam berkomunikasi.
c. Komunikasi dapat berupa bentuk-bentuk simbolis seperti suara, huruf, angka, bahasa tubuh, dan
lainnya.
2. Proses Terjadinya Komunikasi
2. Komunikasi berawal dari adanya pesan atau informasi yang ingin disampaikan dari pengirim kepada
penerima. Pesan tersebut kemudian akan mengalami proses encoding, dimana pesan tersebut
mengalami transformasi dalam bentuk simbol yang menjadi representasi pengirim pesan. Misalnya
ungkapan persetujuan direprentasikan dengan anggukan kepala atau bentuk kalimat “Ya”. Dapat pula
juga menggunakan mediator, menggunakan media elektronik ataupun melalui perantara orang lain.
Setelah diterima, pesan akan mengalami proses decoding, dimana pesan akan ditransformasi maknanya
agar dapat dimengerti penerima pesan. Lalu penerima akan memberikan respon balasan dengan
melakukan pengiriman pesan kembali sehingga posisinya saling berganti, penerima pesan menjadi
pengirim pesan dan pengirim pesan menjadi penerima pesan dan begitu seterusnya.
3. Bentuk-Bentuk Komunikasi
a. Komunikasi Interpersonal
Bentuk komunikasi yang dilakukan suatu individu kepada individu lain. Bisa komunikasi secara lisan,
yakni komunikasi dengan menggunakkan lisan secara langsung bersamaan dengan berbagai faktor yang
mempengaruhinya, seperti emosi, situasi dan lain hal lainnya. Komunikasi lisan dapat berupa komunikasi
formal, misalnya pembicaraan di pertemuan atau rapat, maupun informal, misalnya berbicara di lift atau
cafetaria.
Komunikasi secara tertulis, yakni komunikasi yang menggunakan mediator sebagai penyampai
pesan. Dilakukan karena komunikasi lisan tidak dapat dilakukan, untuk mengingatkan sesuatu atau untuk
memperkuat komunikasi lisan.
b. Komunikasi Lintas Budaya ( cross-cultural communication )
Bentuk komunikasi yang dilakukan antar individu yang memiliki perbedaan budaya. Sehingga agar pesan
dapat dapat disampaikan, diterima, dan dimengerti. Perbedaan ini menimbulkan perbedaan karakter
antar individu, sehingga membutuhkan penyesuaian agar kegiatan komunikasi dapat berjalan efektif.
4. Pola Komunikasi
a.Faktor yang memengaruhi pola komunikasi dalam organisasi :
1) Jalur formal dari komunikasi, penggunaan legitimasi formal untuk melakukan komunikasi. Informasi
yang diberikan biasanya bersifat sangat penting Otoritas dari hierarki organisasi, perbedaan tingkatan
manajemen akan menentukan pola komunikasi dalam suatu organisasi. Para bawahan akan
menyesuaikan diri dalam hal berkomunikasi.
2) Spesialisasi jabatan, adanya spesialisasi menyebabkan beberapa departemen tertentu yang
berbeda namun membutuhkan komunikasi, sehingga membentuk pola komunikasi.
3) Kepemilikan informasi, mereka yang umumnya lebih mengetahui dan menguasai berbagai informasi
yang terkait dengan bagiannya, maka orang yang diajak berkomunikasi haruslah orang yang mengetahui
dan menguasai hal-hal yang terkait di bagian itu.
b. Komunikasi Vertikal
Komunikasi veritikal adalah bentuk komunikasi yang dilakukan seseorang yang berada pada tingkat atas
ke orang yang berada di bagian tingkat bawah atau sebaliknya. Komunikasi yang terjadi biasannya
mengenai pemberian tugas, pemberian arahan ataupun pelaporan dan pertanggung jawaban.
c. Komunikasi Horizontal
Komunikasi horizontal adalah bentuk komunikasi yang dilakukan seseorang dengan orang lain yang
memiliki tingkatan organisasi yang setara. Komunikasi yang terjadi dalam rangka koordinasi, kerjasama,
dan lain sebagainya.
5. Membangun Komunikasi Yang Efektif
3. Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan agar komunikasi yang dilakukan dapat berjalan dengan
efektif dalam pencapaian organisasi.
a.Meminimalkan hambatan komunikasi
Kadangkala, terdapat berbagai hambatan dalam berkomunikasi sehingga pesan atau informasi yang
ingin disampaikan mengalami kesalahan penerimaan, penafsiran dan pemahaman. Akibatnya reaksi
yang diharapkan tidak terjadi.
Hambatan tersebut dapat bersifat individual yang berupa kesalahpahaman dalam memahami pesan
kesulitan berkomunikasi, kemampuan mendengar dan menyimak yang buruk dan lainnya. Ataupun
hambatan yang bersifat organisasional yang terjadi adalah kata-kata yang dipahami berbeda-oleh orang
orang yang berbeda, sehingga terjadi perbedaan persepsi.
b.Meningkatkan keefektifan dalam berkomunikasi
Setelah hambatan dalam berkomunikasi dapat diidentifikasi, perlu adanya upaya untuk meningkatkan
efektivitas komunikasi. Peningkatan keahlian komunikasi individu dengan dapat melalui cara: banyak
melakukan komunikasi, mendorong komunikasi yang bersifat dua arah, peningkatan kesadaran dalam
memahami pesan yang disampaikan dan pemeliharaan kredibilitas individu dengan membangun karakter
dan moralnya. Peningkatan keahlian komunikasi organisasional dapat melalui cara: pengaturan cara
berkomunikasi diantara berbagai pihak dalam organisasi dan peningkatan kesadaran dan
pemanfaatan berbagai media sdalam berkomunikasi.
Forum :
Ditempat saya bekerja menggunakan model Kepemimpinan Partisipatif, dimana Pemimpin melaksanakan
kepemimpinannya dengan cara persuasif, menciptakan kerjasama yang harmonis, menumbuhkan
loyalitas, dan partisipasi bawahannya. Pemimpin memotivasi bawahan agar mempunyai rasa memiliki
perusahaan. Falsafah pemimpin, pemimpin adalah untuk bawahan. Sistem manajemen terbuka dan
informasi pembinaan kaderisasi sangat diperhatikan.