SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 11
Descargar para leer sin conexión
MENTERI KEUANGAN
                             REPUBLIK INDONESIA

                                SALINAN

                   PERATURAN MENTERI KEUANGAN
                        NOMOR 169/PMK.07/2008
                                TENTANG
    TATA CARA PENYALURAN HIBAH KEPADA PEMERINTAH DAERAH


                         MENTERI KEUANGAN,


Menimbang   : bahwa untuk melaksanakan Pasal 6 Peraturan Pemerintah Nomor
              57 Tahun 2005 tentang Hibah kepada Daerah, Pasal 22 ayat (4)
              Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2006 tentang Tata Cara
              Pengadaan Pinjaman dan/atau Penerimaan Hibah serta Penerusan
              Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri dan Pasal 16 ayat (3)
              Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.07/2008 tentang
              Hibah Daerah, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan
              tentang Tata Cara Penyaluran Hibah kepada Pemerintah Daerah;

Mengingat   : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 tentang Hibah
                 kepada Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
                 2005 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Republik
                 Indonesia Nomor 4577);

              2. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2006 tentang Tata Cara
                 Pengadaan Pinjaman dan/atau Penerimaan Hibah serta
                 Penerusan Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri (Lembaran
                 Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 3, Tambahan
                 Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4597);

              3. Keputusan Presiden Nomor 20/P Tahun 2005;

              4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.07/2008 tentang
                 Hibah Daerah;

                                     MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG TATA CARA
             PENYALURAN HIBAH KEPADA PEMERINTAH DAERAH.
BAB I
                     KETENTUAN UMUM

                             Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri Keuangan ini yang dimaksud dengan:

1. Pemerintah Pusat, yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah
   Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan
   Pemerintahan Negara Republik Indonesia sebagaimana
   dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
   Indonesia Tahun 1945.

2. Pemerintah Daerah adalah gubernur, bupati, atau walikota, dan
   perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan
   daerah.

3. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan
   pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan DPRD menurut asas
   otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-
   luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik
   Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
   Dasar Republik Indonesia Tahun 1945.

4. Kepala Daerah adalah gubernur bagi provinsi atau bupati bagi
   daerah kabupaten atau walikota bagi daerah kota.

5. Kementerian Negara, yang selanjutnya disebut kementerian
   adalah lembaga pemerintah pelaksana kekuasaan pemerintahan
   yang membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan.

6. Lembaga adalah organisasi non kementerian negara dan
   instansi lain pengguna anggaran yang dibentuk untuk
   melaksanakan tugas tertentu berdasarkan Undang-Undang
   Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 atau peraturan
   perundangan lainnya.

7. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, yang selanjutnya
   disingkat APBN adalah rencana keuangan tahunan
   pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan
   Rakyat.

8. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, yang selanjutnya
   disingkat APBD adalah rencana keuangan tahunan
   pemerintahan daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh
   Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan
   ditetapkan dengan Peraturan Daerah,
9. Bagian Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan, yang
   selanjutnya disingkat BAPP adalah anggaran Pemerintah yang
   dikelola oleh Menteri Keuangan dan penggunaan anggaran
   tersebut bersifat khusus serta tidak termasuk dalam anggaran
   Kementerian Negara/ Lembaga/Pemerintah Daerah.

10. Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran BAPP, yang
    selanjutnya disingkat PA/KPA BAPP adalah Menteri Keuangan
    atau kuasanya yang bertanggung jawab atas pengelolaan
    anggaran pembiayaan dan perhitungan.

11. KPA Hibah kepada Pemerintah Daerah, yang selanjutnya
    disingkat KPA-HPD adalah pejabat yang ditunjuk oleh PA
    BAPP untuk melaksanakan kewenangan pelaksanaan anggaran
    hibah kepada Pemerintah Daerah.

12. Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh
    satu atau lebih unit kerja pada Satuan Kerja Perangkat Daerah
    sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada suatu
    program dan terdiri atas sekumpulan tindakan pengerahan
    sumber daya, berupa personal (sumber daya manusia), barang
    modal termasuk peralatan dan teknologi, dana, atau kombinasi
    dari beberapa atau semua jenis sumber daya tersebut sebagai
    masukan (input) untuk menghasilkan keluaran (output) dalam
    bentuk barang/jasa.

13. Rencana Komprehensif Penggunaan Hibah, yang selanjutnya
    disebut Rencana Komprehensif adalah dokumen yang memuat
    jumlah pendanaan kegiatan selama jangka waktu pelaksanaan
    hibah.

14. Rencana Tahunan Penggunaan Hibah, yang selanjutnya disebut
    Rencana Tahunan adalah dokumen yang memuat pendanaan
    kegiatan selama satu tahun dengan mengacu pada Rencana
    Komprehensif.

15. Rencana Alokasi Hibah kepada Pemerintah Daerah adalah
    dokumen anggaran yang memuat rincian pendanaan kegiatan
    yang mengacu pada Rencana Tahunan.

16. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Hibah kepada Pemerintah
    Daerah, yang selanjutnya disingkat DIPA-HPD adalah
    dokumen pelaksanaan anggaran yang dibuat oleh KPA-HPD
    serta disahkan oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan atas
    nama Menteri Keuangan dan berfungsi sebagai dasar untuk
    melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran negara
    dan pencairan dana atas beban APBN serta dokumen
pendukung kegiatan akuntansi Pemerintah.

17. Bendahara Umum Daerah, yang selanjutnya disingkat BUD
    adalah pejabat pengelola keuangan daerah yang bertindak
    dalam kapasitas sebagai bendahara umum daerah.

18. Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya disingkat
    SKPD adalah perangkat daerah pada Pemerintah Daerah selaku
    pengguna anggaran/barang.

19. Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPD, yang selanjutnya
    disingkat DPA-SKPD merupakan dokumen yang memuat
    pendapatan dan belanja setiap SKPD yang digunakan sebagai
    dasar pelaksanaan oleh pengguna anggaran.

20. Rekening Kas Umum Negara, yang selanjutnya disingkat
    RKUN adalah rekening tempat penyimpanan uang negara
    yang, ditentukan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara
    Umum Negara untuk menampung seluruh penerimaan negara
    dan membayar seluruh pengeluaran negara pada bank sentral.

21. Rekening Kas Umum Daerah, yang selanjutnya disingkat RKUD
    adalah rekening tempat penyimpanan uang daerah yang
    ditentukan oleh gubernur/bupati/walikota untuk menampung
    seluruh penerimaan daerah dan membayar seluruh
    pengeluaran daerah pada bank yang ditetapkan.

22. Rekening Khusus (Special Account) adalah rekening Pemerintah
    yang berada di Bank Indonesia atau Bank Pemerintah lainnya
    yang ditunjuk Menteri Keuangan yang dibuka untuk
    menampung dana pinjaman dan hibah luar negeri yang
    digunakan untuk pendanaan kegiatan pembangunan.

23. Naskah Perjanjian penerusan Hibah, yang selanjutnya disingkat
    NPPH adalah naskah perjanjian penerusan pinjaman luar negeri
    sebagai hibah atau penerusan hibah luar negeri antara
    Pemerintah c.q. Menteri Keuangan atau kuasanya dengan
    Kepala Daerah.

24. Naskah Perjanjian Hibah Daerah, yang selanjutnya disingkat
    NPHD adalah naskah perjanjian hibah yang bersumber dari
    pendapatan APBN antara Pemerintah c.q. Menteri Keuangan
    atau kuasanya dengan Kepala Daerah.

25. Surat Perintah Membayar, yang selanjutnya disingkat SPM
    adalah dokumen yang diterbitkan oleh pengguna
    Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran atau pejabat lain yang
    ditunjuk untuk mencairkan alokasi dana yang bersumber atau
DPA-SKPD dari DIPA-HPD atas beban APBN atau bersumber
   dari DPA-SKPD atas beban APED.

26. Surat Perintah Pencairan Dana, yang selanjutnya disingkat
    SP2D adalah Surat perintah yang diterbitkan oleh Kuasa
    Bendahara Umum Negara atau Bendahara Umum Daerah
    untuk pelaksanaan pengeluaran atas beban APBN atau atas
    beban APBD berdasarkan masing-masing SPM.

                             BAB II
PENGGUNA ANGGARAN/KUASA PENGGUNA ANGGARAN
                   DAN PENGGUNA DANA

                             Pasal 2

(1) Menteri Keuangan selaku PA BAPP berwenang untuk
    mengalokasikan anggaran hibah dalam APBN kepada
    Pemerintah Daerah.

(2) Dalam rangka melaksanakan kewenangan pengalokasian
    anggaran hibah sebagaimana dimaksud ayat (1), Menteri
    Keuangan menunjuk Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan
    sebagai KPA-HPD.

(3) Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan dapat melimpahkan
    sebagian kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
    kepada pejabat yang ditunjuk.

(4) Kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi:

        Menyusun Rencana Alokasi Hibah kepada Pemerintah
   a.
        Daerah;

   b. Menyusun DIPA-HPD;

   c. Membuat SPM;

   d. Melakukan penatausahaan penyaluran hibah kepada
      Pemerintah Daerah; dan

   e. Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan kepada
      Menteri Keuangan selaku Pengguna Anggaran.

                             Pasal 3

Kepala Daerah bertanggung jawab terhadap penetapan dan
perhitungan biaya serta penggunaan dana hibah.
BAB III
             PENYUSUNAN DAN PENGESAHAN
        DIPA HIBAH KEPADA PEMERINTAH DAERAH

                             Pasal 4

(1) Berdasarkan NPHD atau NPPH, Kepala Daerah menyusun
    Rencana Komprehensif sesuai contoh format sebagaimana
    ditetapkan dalam Lampiran III Peraturan Menteri Keuangan ini.

(2) Berdasarkan Rencana Komprehensif sebagaimana dimaksud
    pada ayat (1), Kepala Daerah menyusun Rencana Tahunan
    sesuai contoh format sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran
    IV Peraturan Menteri Keuangan ini.

(3) Penyusunan dokumen Rencana Komprehensif sebagaimana
    dimaksud pada ayat (1) dan Rencana Tahunan sebagaimana
    dimaksud pada ayat (2) dikoordinasikan dengan Kementerian
    Negara/Lembaga terkait.

(4) Dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
    disampaikan oleh Kepala Daerah kepada KPA-HPD.

                             Pasal 5

(1) Berdasarkan Rencana Tahunan sebagaimana dimaksud dalam
    Pasal 4 ayat (2), KPA-HPD menyusun Rencana Alokasi Hibah
    kepada Pemerintah Daerah sesuai peraturan perundang-
    undangan.

(2) Penyusunan Rencana Alokasi Hibah kepada Pemerintah Daerah
    sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan dasar
    penyusunan konsep DIPA-HPD.

                             Pasal 6

(1) Konsep DIPA-HPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat
    (2) disampaikan oleh KPA-HPD kepada Direktur Jenderal
    Perbendaharaan untuk mendapatkan pengesahan.

(2) DIPA-HPD yang telah mendapatkan pengesahan sebagaimana
    dimaksud pada ayat (1) merupakan dasar penyaluran hibah.

                             Pasal 7

(1) KPA-HPD dapat menerbitkan perubahan atau revisi DIPA-HPD
    sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
(2) Penerbitan atas perubahan atau revisi DIPA-HPD sebagaimana
    dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada Direktur Jenderal
    Perbendaharaan untuk mendapatkan pengesahan.

                             BAB IV
   PENYALURAN HIBAH KEPADA PEMERINTAH DAERAH

                             Pasal 8

(1) Berdasarkan Rencana Tahunan sebagaimana dimaksud dalam
    Pasal 4 ayat (2), untuk setiap permintaan penyaluran hibah,
    Kepala Daerah wajib menyampaikan Surat Permintaan
    penyaluran Hibah yang dilampiri dengan Surat Pernyataan
    Tanggung Jawab Mutlak dan dokumen terkait kepada KPA-
    HPD.

(2) Permintaan penyaluran sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
    dilakukan setelah pengesahan DIPA-HPD.

(3) Dokumen terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1), telah
    mendapat pertimbangan terlebih dahulu dari Kementerian
    Negara/Lembaga terkait sebelum disampaikan kepada KPA-
    HPD.

(4) Contoh format Surat Permintaan Penyaluran Hibah dan Surat
    Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak adalah sesuai dengan
    format sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran I dan
    Lampiran II Peraturan Menteri Keuangan ini.

                             Pasal 9

(1) Penyaluran hibah berupa uang yang sumbernya berasal dari
    pendapatan APBN dilakukan melalui pemindahbukuan dari
    RKUN ke RKUD.

(2) Pemerintah Daerah dalam rangka penyaluran hibah
    sebagaimana dimaksud pada ayat (1) membuka rekening
    tersendiri yang bersifat khusus untuk menampung dana hibah
    sebagai bagian dari RKUD sesuai peraturan perundang-
    undangan.

(3) Kepala Daerah atau kuasanya menyampaikan nomor rekening,
    nama rekening dan nama bank kepada KPA-HPD yang
    dilampiri dengan copy bukti pembukaan rekening sebagaimana
    dimaksud pada ayat (2).

(4) Permintaan atas penyaluran hibah sebagaimana dimaksud
    dalam Pasal 8 ayat (1), untuk tahap pertama dilampiri dengan
dokumen terkait, antara lain:

   a. Rencana penggunaan hibah;

   b. Copy DPA-SKPD dan dokumen pendukung terkait; dan

   c. Copy SPM yang disampaikan oleh SKPD kepada BUD dalam
      rangka pencairan dana hibah dan dokumen pendukung
      terkait.

(5) Permintaan atas penyaluran hibah sebagaimana dimaksud
    dalam Pasal 8 ayat (1), untuk tahap berikutnya dilampiri
    dengan dokumen terkait, antara lain:

   a. Rencana penggunaan hibah;

   b. Copy SPM yang disampaikan oleh SKPD kepada BUD dan
      copy rekening koran dalam rangka pencairan dana hibah dan
      dokumen pendukung terkait;

   c. Laporan kemajuan pelaksanaan kegiatan (progress report) dan
      dokumen pendukung terkait;

   d. Copy SP2D yang disahkan oleh BUD untuk tahap
      sebelumnya dan dokumen pendukung terkait; dan

   e. Laporan penggunaan hibah dan laporan penggunaan dana
      pendamping untuk tahap sebelumnya yang ditetapkan oleh
      SKPD dan BUD serta dokumen pendukung terkait.

(6) Dalam hal permintaan atas penyaluran hibah sebagaimana
    dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) untuk hibah yang diatur secara
    khusus dalam peraturan perundang-undangan, dapat tanpa
    dilampiri dokumen laporan kemajuan pelaksanaan kegiatan
    (progress report).

(7) Dalam hal penyaluran hibah tahap terakhir telah dilakukan oleh
    KPA-HPD, Kepala Daerah atau kuasanya menyampaikan
    dokumen antara lain:

   a. Copy SP2D yang disahkan oleh BUD dan dokumen
      pendukung terkait; dan

   b. Laporan penggunaan hibah dan laporan penggunaan dana
      pendamping secara keseluruhan yang ditetapkan oleh SKPD
      dan dokumen pendukung terkait.

(8) Contoh format Rencana Penggunaan Hibah dan Dana
    Pendamping adalah sesuai dengan format sebagaimana
ditetapkan dalam Lampiran
   V Peraturan Menteri Keuangan ini.

(9) Contoh format Laporan Penggunaan Hibah dan Dana
    Pendamping adalah sesuai dengan format sebagaimana
    ditetapkan dalam Lampiran
    VI Peraturan Menteri Keuangan ini.

                             Pasal 10

(1) penyaluran hibah yang sumbernya berasal dari penerusan
    pinjaman luar negeri sebagai hibah atau penerusan hibah luar
    negeri dilakukan melalui pemindahbukuan dari Rekening
    Khusus ke RKUD.

(2) Pemerintah Daerah dalam rangka penyaluran hibah
    sebagaimana dimaksud pada ayat (1) membuka rekening
    tersendiri yang bersifat khusus untuk menampung dana hibah
    sebagai bagian dari RKUD sesuai peraturan perundangan.

(3) Kepala Daerah atau kuasanya menyampaikan nomor rekening,
    nama rekening dan nama bank kepada KPA-HPD yang
    dilampiri dengan copy bukti pembukaan rekening sebagaimana
    dimaksud pada ayat (2).

(4) Permintaan atas penyaluran hibah sebagaimana dimaksud Pasal
    8 ayat (1), untuk tahap pertama dilampiri dengan dokumen
    terkait paling kurang meliputi:

   a. Rencana penggunaan hibah;

   b. Copy DPA-SKPD dan dokumen pendukung terkait; dan

   c. Copy SPM yang disampaikan oleh SKPD kepada BUD dalam
      rangka pencairan dana hibah dan dokumen pendukung
      terkait.

(5) Permintaan atas penyaluran hibah sebagaimana dimaksud Pasal
    8 ayat (1), untuk tahap berikutnya dilampiri dengan dokumen
    terkait paling kurang meliputi:

   a. Rencana penggunaan Hibah;

   b. Copy SPM yang disampaikan oleh SKPD kepada BUD dan
      copy rekening koran dalam rangka pencairan dana Hibah
      dan dokumen pendukung terkait;

   c. Laporan kemajuan pelaksanaan kegiatan (progress report) dan
dokumen pendukung terkait;

   d. Copy SP2D yang disahkan oleh BUD untuk tahap
      sebelumnya dan dokumen pendukung terkait; dan

   e. Laporan penggunaan Hibah dan laporan penggunaan dana
      pendamping untuk tahap sebelumnya yang ditetapkan oleh
      SKPD dan BUD serta dokumen pendukung terkait.

(6) Dalam hal penyaluran hibah tahap terakhir telah dilakukan oleh
    KPA-HPD, Kepala Daerah atau kuasanya menyampaikan
    dokumen terkait paling kurang meliputi:

   a. Copy SP2D yang disahkan oleh BUD dan dokumen
      pendukung terkait; dan

   b. Laporan penggunaan hibah dan laporan penggunaan dana
      pendamping secara keseluruhan yang ditetapkan oleh SKPD
      dan dokumen pendukung terkait.

                             Pasal 11

(1) Tata cara penerbitan SPM dan SP2D dilaksanakan sesuai
    dengan peraturan perundang-undangan.

(2) Petunjuk teknis yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan
    anggaran penyaluran hibah kepada Pemerintah Daerah diatur
    lebih lanjut oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan.

                              BAB V
                      PENATAUSAHAAN

                             Pasal 12

(1) KPA-HPD menyelenggarakan penatausahaan atas penyaluran
    hibah kepada Pemerintah Daerah.

(2) Penatausahaan penyaluran hibah sebagaimana dimaksud pada
    ayat (1) dilaksanakan sesuai peraturan perundang-undangan.

                             BAB VI
    PENGELOLAAN HIBAH OLEH PEMERINTAH DAERAH

                             Pasal 13

(1) Kepala Daerah atau kuasanya melakukan pembayaran paling
    lambat 2 (dua) hari kerja setelah diterimanya dana di rekening
    sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) dan Pasal 10 ayat
(2).

(2) Untuk penerimaan hibah yang diatur secara khusus
    sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (6), Kepala Daerah
    atau kuasanya melakukan pembayaran sesuai dengan peraturan
    perundang-undangan.

                            BAB VII
                   KETENTUAN PENUTUP

                            Pasal 14

Peraturan Menteri Keuangan ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman
Peraturan Menteri Keuangan ini dengan penempatannya dalam
Berita Negara Republik Indonesia.


                                       Ditetapkan di Jakarta

                                       Pada tanggal 6 November
                                       2008

                                       MENTERI KEUANGAN



                                       SRI MULYANI
                                       INDRAWATI

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

UU_17_2003 Keuangan Negara
UU_17_2003 Keuangan NegaraUU_17_2003 Keuangan Negara
UU_17_2003 Keuangan NegaraAde ermawati
 
Naskah perjanjian hibah daerah
Naskah perjanjian hibah daerahNaskah perjanjian hibah daerah
Naskah perjanjian hibah daerahYgrex Thebygdanns
 
Peraturan Pemerintah No. 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja Dan A...
Peraturan Pemerintah No. 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja Dan A...Peraturan Pemerintah No. 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja Dan A...
Peraturan Pemerintah No. 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja Dan A...Penataan Ruang
 
Peraturan Pemerintah No. 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/Daerah
Peraturan Pemerintah No. 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/DaerahPeraturan Pemerintah No. 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/Daerah
Peraturan Pemerintah No. 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/DaerahPenataan Ruang
 
Pp08 2007 investasi pemerintahPeraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2007 tentang I...
Pp08 2007 investasi pemerintahPeraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2007 tentang I...Pp08 2007 investasi pemerintahPeraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2007 tentang I...
Pp08 2007 investasi pemerintahPeraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2007 tentang I...Penataan Ruang
 
PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN NEGARA
PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN NEGARAPEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN NEGARA
PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN NEGARALily Herliana
 
Landasan hk-paket-undang-undang(Akuntansi)
Landasan hk-paket-undang-undang(Akuntansi)Landasan hk-paket-undang-undang(Akuntansi)
Landasan hk-paket-undang-undang(Akuntansi)Anugrah Febryan
 
Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan NegaraUndang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan NegaraPenataan Ruang
 
Laporan Pansus 5 Raperda
Laporan Pansus 5 RaperdaLaporan Pansus 5 Raperda
Laporan Pansus 5 RaperdaAde Suerani
 
Prinsip dan azas pkn
Prinsip dan azas pknPrinsip dan azas pkn
Prinsip dan azas pknSrie Maryati
 
Resume hukum keuangan negara
Resume hukum keuangan negaraResume hukum keuangan negara
Resume hukum keuangan negaraNaufal Adzkieyha
 
Laporan TA Nopember 2010
Laporan TA Nopember 2010Laporan TA Nopember 2010
Laporan TA Nopember 2010Ade Suerani
 
Pmk 92 tahun 2011
Pmk 92 tahun 2011Pmk 92 tahun 2011
Pmk 92 tahun 2011bpkp
 
Peraturan Pemerintah No. 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman Daerah
Peraturan Pemerintah No. 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman DaerahPeraturan Pemerintah No. 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman Daerah
Peraturan Pemerintah No. 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman DaerahPenataan Ruang
 
Laporan Pansus Perda Pinjaman
Laporan Pansus Perda Pinjaman Laporan Pansus Perda Pinjaman
Laporan Pansus Perda Pinjaman Ade Suerani
 
Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah
Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi PemerintahPeraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah
Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi PemerintahPenataan Ruang
 
Ruang Lingkup Keuangan Negara
Ruang Lingkup Keuangan NegaraRuang Lingkup Keuangan Negara
Ruang Lingkup Keuangan NegaraArfan Fahmi
 

La actualidad más candente (20)

UU_17_2003 Keuangan Negara
UU_17_2003 Keuangan NegaraUU_17_2003 Keuangan Negara
UU_17_2003 Keuangan Negara
 
Naskah perjanjian hibah daerah
Naskah perjanjian hibah daerahNaskah perjanjian hibah daerah
Naskah perjanjian hibah daerah
 
Peraturan Pemerintah No. 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja Dan A...
Peraturan Pemerintah No. 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja Dan A...Peraturan Pemerintah No. 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja Dan A...
Peraturan Pemerintah No. 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja Dan A...
 
Peraturan Pemerintah No. 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/Daerah
Peraturan Pemerintah No. 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/DaerahPeraturan Pemerintah No. 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/Daerah
Peraturan Pemerintah No. 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/Daerah
 
Pp08 2007 investasi pemerintahPeraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2007 tentang I...
Pp08 2007 investasi pemerintahPeraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2007 tentang I...Pp08 2007 investasi pemerintahPeraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2007 tentang I...
Pp08 2007 investasi pemerintahPeraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2007 tentang I...
 
PPno 2 2012
PPno 2  2012PPno 2  2012
PPno 2 2012
 
PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN NEGARA
PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN NEGARAPEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN NEGARA
PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN NEGARA
 
Landasan hk-paket-undang-undang(Akuntansi)
Landasan hk-paket-undang-undang(Akuntansi)Landasan hk-paket-undang-undang(Akuntansi)
Landasan hk-paket-undang-undang(Akuntansi)
 
Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan NegaraUndang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
 
Laporan Pansus 5 Raperda
Laporan Pansus 5 RaperdaLaporan Pansus 5 Raperda
Laporan Pansus 5 Raperda
 
Prinsip dan azas pkn
Prinsip dan azas pknPrinsip dan azas pkn
Prinsip dan azas pkn
 
Resume hukum keuangan negara
Resume hukum keuangan negaraResume hukum keuangan negara
Resume hukum keuangan negara
 
Laporan TA Nopember 2010
Laporan TA Nopember 2010Laporan TA Nopember 2010
Laporan TA Nopember 2010
 
Pmk 92 tahun 2011
Pmk 92 tahun 2011Pmk 92 tahun 2011
Pmk 92 tahun 2011
 
Peraturan Pemerintah No. 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman Daerah
Peraturan Pemerintah No. 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman DaerahPeraturan Pemerintah No. 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman Daerah
Peraturan Pemerintah No. 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman Daerah
 
Laporan Pansus Perda Pinjaman
Laporan Pansus Perda Pinjaman Laporan Pansus Perda Pinjaman
Laporan Pansus Perda Pinjaman
 
Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah
Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi PemerintahPeraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah
Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah
 
Hukum Keuangan Negara
Hukum Keuangan NegaraHukum Keuangan Negara
Hukum Keuangan Negara
 
Hukum Keuangan Negara - 1
Hukum Keuangan Negara - 1Hukum Keuangan Negara - 1
Hukum Keuangan Negara - 1
 
Ruang Lingkup Keuangan Negara
Ruang Lingkup Keuangan NegaraRuang Lingkup Keuangan Negara
Ruang Lingkup Keuangan Negara
 

Similar a 2008 pmk-169

Perdirjen662005
Perdirjen662005Perdirjen662005
Perdirjen662005akupunya1
 
Perdirjen 66 2005
Perdirjen 66 2005Perdirjen 66 2005
Perdirjen 66 2005rumputeki
 
Permendagri Nomor 28 Tahun 2021.pdf
Permendagri Nomor 28 Tahun 2021.pdfPermendagri Nomor 28 Tahun 2021.pdf
Permendagri Nomor 28 Tahun 2021.pdfMAHMUN SYARIF
 
Landasan hak angket undang-undang
Landasan hak angket undang-undangLandasan hak angket undang-undang
Landasan hak angket undang-undangAnugrah Febryan
 
per_13_pb_2018.pdf
per_13_pb_2018.pdfper_13_pb_2018.pdf
per_13_pb_2018.pdfDodiArifin
 
Permenkeu Nomor: 40/PMK.07/2020
Permenkeu Nomor: 40/PMK.07/2020Permenkeu Nomor: 40/PMK.07/2020
Permenkeu Nomor: 40/PMK.07/2020Arif Efendi
 
Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 240/PMK.07/2020
Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 240/PMK.07/2020Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 240/PMK.07/2020
Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 240/PMK.07/2020Arif Efendi
 
168 pmk.05-2015-bantuan-pemerintah
168 pmk.05-2015-bantuan-pemerintah168 pmk.05-2015-bantuan-pemerintah
168 pmk.05-2015-bantuan-pemerintahAaz M Hafidz Azis
 
SE No. HK.02.02-III-22586-2021 ttg Pengelolaan Hibah Satu DIPA Pada Kantor Pu...
SE No. HK.02.02-III-22586-2021 ttg Pengelolaan Hibah Satu DIPA Pada Kantor Pu...SE No. HK.02.02-III-22586-2021 ttg Pengelolaan Hibah Satu DIPA Pada Kantor Pu...
SE No. HK.02.02-III-22586-2021 ttg Pengelolaan Hibah Satu DIPA Pada Kantor Pu...irwan294453
 
Pergub 49 th 2012 ttg sistem & prosedur pengelolaan keuangan daerah
Pergub 49 th 2012 ttg sistem & prosedur pengelolaan keuangan daerahPergub 49 th 2012 ttg sistem & prosedur pengelolaan keuangan daerah
Pergub 49 th 2012 ttg sistem & prosedur pengelolaan keuangan daerahrazitakhalyla
 
Peraturan Pemerintah No. 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan Dan Pertanggungja...
Peraturan Pemerintah No. 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan Dan Pertanggungja...Peraturan Pemerintah No. 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan Dan Pertanggungja...
Peraturan Pemerintah No. 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan Dan Pertanggungja...Penataan Ruang
 
Perbup No 88 Thn 2018, Tentang Batas Pengajuan Uang Persediaan.pdf
Perbup No 88 Thn 2018, Tentang  Batas Pengajuan Uang Persediaan.pdfPerbup No 88 Thn 2018, Tentang  Batas Pengajuan Uang Persediaan.pdf
Perbup No 88 Thn 2018, Tentang Batas Pengajuan Uang Persediaan.pdfLennyD1
 
Uu 17 2003_keuangan_negara
Uu 17 2003_keuangan_negaraUu 17 2003_keuangan_negara
Uu 17 2003_keuangan_negaradesiyultini
 

Similar a 2008 pmk-169 (20)

198_PMK.07_2021Per.pdf
198_PMK.07_2021Per.pdf198_PMK.07_2021Per.pdf
198_PMK.07_2021Per.pdf
 
Perdirjen 66 2005
Perdirjen 66 2005Perdirjen 66 2005
Perdirjen 66 2005
 
Perdirjen662005
Perdirjen662005Perdirjen662005
Perdirjen662005
 
Perdirjen 66 2005
Perdirjen 66 2005Perdirjen 66 2005
Perdirjen 66 2005
 
Permendagri Nomor 28 Tahun 2021.pdf
Permendagri Nomor 28 Tahun 2021.pdfPermendagri Nomor 28 Tahun 2021.pdf
Permendagri Nomor 28 Tahun 2021.pdf
 
Landasan hak angket undang-undang
Landasan hak angket undang-undangLandasan hak angket undang-undang
Landasan hak angket undang-undang
 
per_13_pb_2018.pdf
per_13_pb_2018.pdfper_13_pb_2018.pdf
per_13_pb_2018.pdf
 
85 pmk.03 2019
85 pmk.03 201985 pmk.03 2019
85 pmk.03 2019
 
Permenkeu Nomor: 40/PMK.07/2020
Permenkeu Nomor: 40/PMK.07/2020Permenkeu Nomor: 40/PMK.07/2020
Permenkeu Nomor: 40/PMK.07/2020
 
Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 240/PMK.07/2020
Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 240/PMK.07/2020Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 240/PMK.07/2020
Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 240/PMK.07/2020
 
168 pmk.05-2015-bantuan-pemerintah
168 pmk.05-2015-bantuan-pemerintah168 pmk.05-2015-bantuan-pemerintah
168 pmk.05-2015-bantuan-pemerintah
 
147~PMK.05~2021Per.pdf
147~PMK.05~2021Per.pdf147~PMK.05~2021Per.pdf
147~PMK.05~2021Per.pdf
 
Uu 17 2003
Uu 17 2003Uu 17 2003
Uu 17 2003
 
Permenkeu 4 2022
Permenkeu 4 2022Permenkeu 4 2022
Permenkeu 4 2022
 
SE No. HK.02.02-III-22586-2021 ttg Pengelolaan Hibah Satu DIPA Pada Kantor Pu...
SE No. HK.02.02-III-22586-2021 ttg Pengelolaan Hibah Satu DIPA Pada Kantor Pu...SE No. HK.02.02-III-22586-2021 ttg Pengelolaan Hibah Satu DIPA Pada Kantor Pu...
SE No. HK.02.02-III-22586-2021 ttg Pengelolaan Hibah Satu DIPA Pada Kantor Pu...
 
Pergub 49 th 2012 ttg sistem & prosedur pengelolaan keuangan daerah
Pergub 49 th 2012 ttg sistem & prosedur pengelolaan keuangan daerahPergub 49 th 2012 ttg sistem & prosedur pengelolaan keuangan daerah
Pergub 49 th 2012 ttg sistem & prosedur pengelolaan keuangan daerah
 
Peraturan Pemerintah No. 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan Dan Pertanggungja...
Peraturan Pemerintah No. 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan Dan Pertanggungja...Peraturan Pemerintah No. 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan Dan Pertanggungja...
Peraturan Pemerintah No. 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan Dan Pertanggungja...
 
Pertemuan 7
Pertemuan 7Pertemuan 7
Pertemuan 7
 
Perbup No 88 Thn 2018, Tentang Batas Pengajuan Uang Persediaan.pdf
Perbup No 88 Thn 2018, Tentang  Batas Pengajuan Uang Persediaan.pdfPerbup No 88 Thn 2018, Tentang  Batas Pengajuan Uang Persediaan.pdf
Perbup No 88 Thn 2018, Tentang Batas Pengajuan Uang Persediaan.pdf
 
Uu 17 2003_keuangan_negara
Uu 17 2003_keuangan_negaraUu 17 2003_keuangan_negara
Uu 17 2003_keuangan_negara
 

Más de Indonesia Infrastructure Initiative

Indonesian railways revitalisation bambang susantono, vice minister for tra...
Indonesian railways revitalisation   bambang susantono, vice minister for tra...Indonesian railways revitalisation   bambang susantono, vice minister for tra...
Indonesian railways revitalisation bambang susantono, vice minister for tra...Indonesia Infrastructure Initiative
 
Railway function in developing multimodal transportation in java
Railway function in developing multimodal transportation in javaRailway function in developing multimodal transportation in java
Railway function in developing multimodal transportation in javaIndonesia Infrastructure Initiative
 
Development of multimodal transportation and inter regional connectivitiy
Development of multimodal transportation and inter regional connectivitiyDevelopment of multimodal transportation and inter regional connectivitiy
Development of multimodal transportation and inter regional connectivitiyIndonesia Infrastructure Initiative
 

Más de Indonesia Infrastructure Initiative (20)

Presentasi Sanitasi INDII
Presentasi Sanitasi INDIIPresentasi Sanitasi INDII
Presentasi Sanitasi INDII
 
Balikpapan Public Diplomacy 25 May 2015
Balikpapan  Public Diplomacy 25 May 2015Balikpapan  Public Diplomacy 25 May 2015
Balikpapan Public Diplomacy 25 May 2015
 
World experience-in-railway-restructuring
World experience-in-railway-restructuringWorld experience-in-railway-restructuring
World experience-in-railway-restructuring
 
Indonesian railways revitalisation bambang susantono, vice minister for tra...
Indonesian railways revitalisation   bambang susantono, vice minister for tra...Indonesian railways revitalisation   bambang susantono, vice minister for tra...
Indonesian railways revitalisation bambang susantono, vice minister for tra...
 
WS2 Infrastructure Issues
WS2 Infrastructure IssuesWS2 Infrastructure Issues
WS2 Infrastructure Issues
 
Development of multimodal transport in north java corridor
Development of multimodal transport in north java corridorDevelopment of multimodal transport in north java corridor
Development of multimodal transport in north java corridor
 
Railway function in developing multimodal transportation in java
Railway function in developing multimodal transportation in javaRailway function in developing multimodal transportation in java
Railway function in developing multimodal transportation in java
 
The role of ipc in developing multimodal transportation in java
The role of ipc in developing multimodal transportation in javaThe role of ipc in developing multimodal transportation in java
The role of ipc in developing multimodal transportation in java
 
Government strategy in developing multimodal transportation
Government strategy in developing multimodal transportationGovernment strategy in developing multimodal transportation
Government strategy in developing multimodal transportation
 
The role of ferry in developing multimodal transportation
The role of ferry in developing multimodal transportationThe role of ferry in developing multimodal transportation
The role of ferry in developing multimodal transportation
 
Development of multimodal transportation and inter regional connectivitiy
Development of multimodal transportation and inter regional connectivitiyDevelopment of multimodal transportation and inter regional connectivitiy
Development of multimodal transportation and inter regional connectivitiy
 
Ws3 safe system approach (bahasa version)
Ws3 safe system approach (bahasa version)Ws3 safe system approach (bahasa version)
Ws3 safe system approach (bahasa version)
 
Ws3 safe system supporting vru (english version)
Ws3 safe system supporting vru (english version)Ws3 safe system supporting vru (english version)
Ws3 safe system supporting vru (english version)
 
Ws3 safe system supporting vru (bahasa version)
Ws3 safe system supporting vru (bahasa version)Ws3 safe system supporting vru (bahasa version)
Ws3 safe system supporting vru (bahasa version)
 
Ws3 presentation
Ws3 presentationWs3 presentation
Ws3 presentation
 
Ws3 me
Ws3 meWs3 me
Ws3 me
 
Ws3 infrastructure related to pedestrian safety
Ws3 infrastructure related to pedestrian safetyWs3 infrastructure related to pedestrian safety
Ws3 infrastructure related to pedestrian safety
 
Ws3 gender and disability presentation
Ws3 gender and disability presentationWs3 gender and disability presentation
Ws3 gender and disability presentation
 
Ws2 introduction
Ws2 introductionWs2 introduction
Ws2 introduction
 
Workshop #2 safe system approach
Workshop #2 safe system approachWorkshop #2 safe system approach
Workshop #2 safe system approach
 

2008 pmk-169

  • 1. MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 169/PMK.07/2008 TENTANG TATA CARA PENYALURAN HIBAH KEPADA PEMERINTAH DAERAH MENTERI KEUANGAN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan Pasal 6 Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 tentang Hibah kepada Daerah, Pasal 22 ayat (4) Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman dan/atau Penerimaan Hibah serta Penerusan Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri dan Pasal 16 ayat (3) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.07/2008 tentang Hibah Daerah, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Tata Cara Penyaluran Hibah kepada Pemerintah Daerah; Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 tentang Hibah kepada Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4577); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman dan/atau Penerimaan Hibah serta Penerusan Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4597); 3. Keputusan Presiden Nomor 20/P Tahun 2005; 4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.07/2008 tentang Hibah Daerah; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG TATA CARA PENYALURAN HIBAH KEPADA PEMERINTAH DAERAH.
  • 2. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri Keuangan ini yang dimaksud dengan: 1. Pemerintah Pusat, yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan Pemerintahan Negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 2. Pemerintah Daerah adalah gubernur, bupati, atau walikota, dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. 3. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas- luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945. 4. Kepala Daerah adalah gubernur bagi provinsi atau bupati bagi daerah kabupaten atau walikota bagi daerah kota. 5. Kementerian Negara, yang selanjutnya disebut kementerian adalah lembaga pemerintah pelaksana kekuasaan pemerintahan yang membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan. 6. Lembaga adalah organisasi non kementerian negara dan instansi lain pengguna anggaran yang dibentuk untuk melaksanakan tugas tertentu berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 atau peraturan perundangan lainnya. 7. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, yang selanjutnya disingkat APBN adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat. 8. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, yang selanjutnya disingkat APBD adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah,
  • 3. 9. Bagian Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan, yang selanjutnya disingkat BAPP adalah anggaran Pemerintah yang dikelola oleh Menteri Keuangan dan penggunaan anggaran tersebut bersifat khusus serta tidak termasuk dalam anggaran Kementerian Negara/ Lembaga/Pemerintah Daerah. 10. Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran BAPP, yang selanjutnya disingkat PA/KPA BAPP adalah Menteri Keuangan atau kuasanya yang bertanggung jawab atas pengelolaan anggaran pembiayaan dan perhitungan. 11. KPA Hibah kepada Pemerintah Daerah, yang selanjutnya disingkat KPA-HPD adalah pejabat yang ditunjuk oleh PA BAPP untuk melaksanakan kewenangan pelaksanaan anggaran hibah kepada Pemerintah Daerah. 12. Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau lebih unit kerja pada Satuan Kerja Perangkat Daerah sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada suatu program dan terdiri atas sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya, berupa personal (sumber daya manusia), barang modal termasuk peralatan dan teknologi, dana, atau kombinasi dari beberapa atau semua jenis sumber daya tersebut sebagai masukan (input) untuk menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk barang/jasa. 13. Rencana Komprehensif Penggunaan Hibah, yang selanjutnya disebut Rencana Komprehensif adalah dokumen yang memuat jumlah pendanaan kegiatan selama jangka waktu pelaksanaan hibah. 14. Rencana Tahunan Penggunaan Hibah, yang selanjutnya disebut Rencana Tahunan adalah dokumen yang memuat pendanaan kegiatan selama satu tahun dengan mengacu pada Rencana Komprehensif. 15. Rencana Alokasi Hibah kepada Pemerintah Daerah adalah dokumen anggaran yang memuat rincian pendanaan kegiatan yang mengacu pada Rencana Tahunan. 16. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Hibah kepada Pemerintah Daerah, yang selanjutnya disingkat DIPA-HPD adalah dokumen pelaksanaan anggaran yang dibuat oleh KPA-HPD serta disahkan oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan atas nama Menteri Keuangan dan berfungsi sebagai dasar untuk melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran negara dan pencairan dana atas beban APBN serta dokumen
  • 4. pendukung kegiatan akuntansi Pemerintah. 17. Bendahara Umum Daerah, yang selanjutnya disingkat BUD adalah pejabat pengelola keuangan daerah yang bertindak dalam kapasitas sebagai bendahara umum daerah. 18. Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya disingkat SKPD adalah perangkat daerah pada Pemerintah Daerah selaku pengguna anggaran/barang. 19. Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPD, yang selanjutnya disingkat DPA-SKPD merupakan dokumen yang memuat pendapatan dan belanja setiap SKPD yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan oleh pengguna anggaran. 20. Rekening Kas Umum Negara, yang selanjutnya disingkat RKUN adalah rekening tempat penyimpanan uang negara yang, ditentukan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara untuk menampung seluruh penerimaan negara dan membayar seluruh pengeluaran negara pada bank sentral. 21. Rekening Kas Umum Daerah, yang selanjutnya disingkat RKUD adalah rekening tempat penyimpanan uang daerah yang ditentukan oleh gubernur/bupati/walikota untuk menampung seluruh penerimaan daerah dan membayar seluruh pengeluaran daerah pada bank yang ditetapkan. 22. Rekening Khusus (Special Account) adalah rekening Pemerintah yang berada di Bank Indonesia atau Bank Pemerintah lainnya yang ditunjuk Menteri Keuangan yang dibuka untuk menampung dana pinjaman dan hibah luar negeri yang digunakan untuk pendanaan kegiatan pembangunan. 23. Naskah Perjanjian penerusan Hibah, yang selanjutnya disingkat NPPH adalah naskah perjanjian penerusan pinjaman luar negeri sebagai hibah atau penerusan hibah luar negeri antara Pemerintah c.q. Menteri Keuangan atau kuasanya dengan Kepala Daerah. 24. Naskah Perjanjian Hibah Daerah, yang selanjutnya disingkat NPHD adalah naskah perjanjian hibah yang bersumber dari pendapatan APBN antara Pemerintah c.q. Menteri Keuangan atau kuasanya dengan Kepala Daerah. 25. Surat Perintah Membayar, yang selanjutnya disingkat SPM adalah dokumen yang diterbitkan oleh pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran atau pejabat lain yang ditunjuk untuk mencairkan alokasi dana yang bersumber atau
  • 5. DPA-SKPD dari DIPA-HPD atas beban APBN atau bersumber dari DPA-SKPD atas beban APED. 26. Surat Perintah Pencairan Dana, yang selanjutnya disingkat SP2D adalah Surat perintah yang diterbitkan oleh Kuasa Bendahara Umum Negara atau Bendahara Umum Daerah untuk pelaksanaan pengeluaran atas beban APBN atau atas beban APBD berdasarkan masing-masing SPM. BAB II PENGGUNA ANGGARAN/KUASA PENGGUNA ANGGARAN DAN PENGGUNA DANA Pasal 2 (1) Menteri Keuangan selaku PA BAPP berwenang untuk mengalokasikan anggaran hibah dalam APBN kepada Pemerintah Daerah. (2) Dalam rangka melaksanakan kewenangan pengalokasian anggaran hibah sebagaimana dimaksud ayat (1), Menteri Keuangan menunjuk Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan sebagai KPA-HPD. (3) Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan dapat melimpahkan sebagian kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kepada pejabat yang ditunjuk. (4) Kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi: Menyusun Rencana Alokasi Hibah kepada Pemerintah a. Daerah; b. Menyusun DIPA-HPD; c. Membuat SPM; d. Melakukan penatausahaan penyaluran hibah kepada Pemerintah Daerah; dan e. Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan kepada Menteri Keuangan selaku Pengguna Anggaran. Pasal 3 Kepala Daerah bertanggung jawab terhadap penetapan dan perhitungan biaya serta penggunaan dana hibah.
  • 6. BAB III PENYUSUNAN DAN PENGESAHAN DIPA HIBAH KEPADA PEMERINTAH DAERAH Pasal 4 (1) Berdasarkan NPHD atau NPPH, Kepala Daerah menyusun Rencana Komprehensif sesuai contoh format sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran III Peraturan Menteri Keuangan ini. (2) Berdasarkan Rencana Komprehensif sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Daerah menyusun Rencana Tahunan sesuai contoh format sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran IV Peraturan Menteri Keuangan ini. (3) Penyusunan dokumen Rencana Komprehensif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan Rencana Tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dikoordinasikan dengan Kementerian Negara/Lembaga terkait. (4) Dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) disampaikan oleh Kepala Daerah kepada KPA-HPD. Pasal 5 (1) Berdasarkan Rencana Tahunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2), KPA-HPD menyusun Rencana Alokasi Hibah kepada Pemerintah Daerah sesuai peraturan perundang- undangan. (2) Penyusunan Rencana Alokasi Hibah kepada Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan dasar penyusunan konsep DIPA-HPD. Pasal 6 (1) Konsep DIPA-HPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) disampaikan oleh KPA-HPD kepada Direktur Jenderal Perbendaharaan untuk mendapatkan pengesahan. (2) DIPA-HPD yang telah mendapatkan pengesahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan dasar penyaluran hibah. Pasal 7 (1) KPA-HPD dapat menerbitkan perubahan atau revisi DIPA-HPD sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
  • 7. (2) Penerbitan atas perubahan atau revisi DIPA-HPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada Direktur Jenderal Perbendaharaan untuk mendapatkan pengesahan. BAB IV PENYALURAN HIBAH KEPADA PEMERINTAH DAERAH Pasal 8 (1) Berdasarkan Rencana Tahunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2), untuk setiap permintaan penyaluran hibah, Kepala Daerah wajib menyampaikan Surat Permintaan penyaluran Hibah yang dilampiri dengan Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak dan dokumen terkait kepada KPA- HPD. (2) Permintaan penyaluran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan setelah pengesahan DIPA-HPD. (3) Dokumen terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1), telah mendapat pertimbangan terlebih dahulu dari Kementerian Negara/Lembaga terkait sebelum disampaikan kepada KPA- HPD. (4) Contoh format Surat Permintaan Penyaluran Hibah dan Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak adalah sesuai dengan format sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran I dan Lampiran II Peraturan Menteri Keuangan ini. Pasal 9 (1) Penyaluran hibah berupa uang yang sumbernya berasal dari pendapatan APBN dilakukan melalui pemindahbukuan dari RKUN ke RKUD. (2) Pemerintah Daerah dalam rangka penyaluran hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) membuka rekening tersendiri yang bersifat khusus untuk menampung dana hibah sebagai bagian dari RKUD sesuai peraturan perundang- undangan. (3) Kepala Daerah atau kuasanya menyampaikan nomor rekening, nama rekening dan nama bank kepada KPA-HPD yang dilampiri dengan copy bukti pembukaan rekening sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Permintaan atas penyaluran hibah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1), untuk tahap pertama dilampiri dengan
  • 8. dokumen terkait, antara lain: a. Rencana penggunaan hibah; b. Copy DPA-SKPD dan dokumen pendukung terkait; dan c. Copy SPM yang disampaikan oleh SKPD kepada BUD dalam rangka pencairan dana hibah dan dokumen pendukung terkait. (5) Permintaan atas penyaluran hibah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1), untuk tahap berikutnya dilampiri dengan dokumen terkait, antara lain: a. Rencana penggunaan hibah; b. Copy SPM yang disampaikan oleh SKPD kepada BUD dan copy rekening koran dalam rangka pencairan dana hibah dan dokumen pendukung terkait; c. Laporan kemajuan pelaksanaan kegiatan (progress report) dan dokumen pendukung terkait; d. Copy SP2D yang disahkan oleh BUD untuk tahap sebelumnya dan dokumen pendukung terkait; dan e. Laporan penggunaan hibah dan laporan penggunaan dana pendamping untuk tahap sebelumnya yang ditetapkan oleh SKPD dan BUD serta dokumen pendukung terkait. (6) Dalam hal permintaan atas penyaluran hibah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) untuk hibah yang diatur secara khusus dalam peraturan perundang-undangan, dapat tanpa dilampiri dokumen laporan kemajuan pelaksanaan kegiatan (progress report). (7) Dalam hal penyaluran hibah tahap terakhir telah dilakukan oleh KPA-HPD, Kepala Daerah atau kuasanya menyampaikan dokumen antara lain: a. Copy SP2D yang disahkan oleh BUD dan dokumen pendukung terkait; dan b. Laporan penggunaan hibah dan laporan penggunaan dana pendamping secara keseluruhan yang ditetapkan oleh SKPD dan dokumen pendukung terkait. (8) Contoh format Rencana Penggunaan Hibah dan Dana Pendamping adalah sesuai dengan format sebagaimana
  • 9. ditetapkan dalam Lampiran V Peraturan Menteri Keuangan ini. (9) Contoh format Laporan Penggunaan Hibah dan Dana Pendamping adalah sesuai dengan format sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran VI Peraturan Menteri Keuangan ini. Pasal 10 (1) penyaluran hibah yang sumbernya berasal dari penerusan pinjaman luar negeri sebagai hibah atau penerusan hibah luar negeri dilakukan melalui pemindahbukuan dari Rekening Khusus ke RKUD. (2) Pemerintah Daerah dalam rangka penyaluran hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) membuka rekening tersendiri yang bersifat khusus untuk menampung dana hibah sebagai bagian dari RKUD sesuai peraturan perundangan. (3) Kepala Daerah atau kuasanya menyampaikan nomor rekening, nama rekening dan nama bank kepada KPA-HPD yang dilampiri dengan copy bukti pembukaan rekening sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Permintaan atas penyaluran hibah sebagaimana dimaksud Pasal 8 ayat (1), untuk tahap pertama dilampiri dengan dokumen terkait paling kurang meliputi: a. Rencana penggunaan hibah; b. Copy DPA-SKPD dan dokumen pendukung terkait; dan c. Copy SPM yang disampaikan oleh SKPD kepada BUD dalam rangka pencairan dana hibah dan dokumen pendukung terkait. (5) Permintaan atas penyaluran hibah sebagaimana dimaksud Pasal 8 ayat (1), untuk tahap berikutnya dilampiri dengan dokumen terkait paling kurang meliputi: a. Rencana penggunaan Hibah; b. Copy SPM yang disampaikan oleh SKPD kepada BUD dan copy rekening koran dalam rangka pencairan dana Hibah dan dokumen pendukung terkait; c. Laporan kemajuan pelaksanaan kegiatan (progress report) dan
  • 10. dokumen pendukung terkait; d. Copy SP2D yang disahkan oleh BUD untuk tahap sebelumnya dan dokumen pendukung terkait; dan e. Laporan penggunaan Hibah dan laporan penggunaan dana pendamping untuk tahap sebelumnya yang ditetapkan oleh SKPD dan BUD serta dokumen pendukung terkait. (6) Dalam hal penyaluran hibah tahap terakhir telah dilakukan oleh KPA-HPD, Kepala Daerah atau kuasanya menyampaikan dokumen terkait paling kurang meliputi: a. Copy SP2D yang disahkan oleh BUD dan dokumen pendukung terkait; dan b. Laporan penggunaan hibah dan laporan penggunaan dana pendamping secara keseluruhan yang ditetapkan oleh SKPD dan dokumen pendukung terkait. Pasal 11 (1) Tata cara penerbitan SPM dan SP2D dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. (2) Petunjuk teknis yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan anggaran penyaluran hibah kepada Pemerintah Daerah diatur lebih lanjut oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan. BAB V PENATAUSAHAAN Pasal 12 (1) KPA-HPD menyelenggarakan penatausahaan atas penyaluran hibah kepada Pemerintah Daerah. (2) Penatausahaan penyaluran hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai peraturan perundang-undangan. BAB VI PENGELOLAAN HIBAH OLEH PEMERINTAH DAERAH Pasal 13 (1) Kepala Daerah atau kuasanya melakukan pembayaran paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah diterimanya dana di rekening sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) dan Pasal 10 ayat
  • 11. (2). (2) Untuk penerimaan hibah yang diatur secara khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (6), Kepala Daerah atau kuasanya melakukan pembayaran sesuai dengan peraturan perundang-undangan. BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 14 Peraturan Menteri Keuangan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Peraturan Menteri Keuangan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 6 November 2008 MENTERI KEUANGAN SRI MULYANI INDRAWATI