SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 151
Descargar para leer sin conexión
Skenario Pengembangan Pelabuhan
13 May 2014
Formulasi dan Skenario Pengembangan Pelabuhan
2
Enam Rangkaian Workshop Terdiri Atas
o Demand forecasting techniques.
o Operations analysis and capacity assessment.
o Formulation and assessment of development
scenarios.
o Financial and economic analysis
o (especially pricing)
o Environmental assessment and impact
analysis.
o Social cost benefit and value for money
analysis.
3
Agenda Hari 1
13 May 2014 Formulating and Assessment of Development Scenarios
09:00 – 09:15 Introduction by Pak Adolf
09:15 – 09:30 Introduction by Professor Sudjanadi
09:30 – 10:30 Segment 1: Port Master Planning Overview
10:30 – 11:00 Break
11:00 – 12:00 Segment 2: Development Scenario Considerations (Part I)
12:00 – 13:00 Lunch
13:00 – 13:30 Segment 3: Development Scenarios Considerations (Part II)
13:30 – 14:30 Segment 4: Assessing Development Scenarios through
International Case Studies
14:30 – 15:00 Break
15:00 – 16:00 Segment 5: Application to the Makassar Pilot Port Project
16:00 – 17:00 Discussion
17:00 Finish
Skenario Pengembangan Pelabuhan
Bagian 1: Kajian Rencana Induk Pelabuhan
13 May 2014
Formulation and Development of Port Development Scenarios
Skenario Pengembangan Pelabuhan
Bagian 1: Perencanaan Rencana Induk Pelabuhan
Pendekatan Rencana Induk
13 May 2014
Formulation and Development of Port Development Scenarios
6
Apa yang dimaksud dengan Proses Penyusunan
Rencana Induk Pelabuhan
• Penyusunan rencana induk pelabuhan – biasanya
dilakukan setiap 20-30 tahun sekali namun sering juga
dilakukan revisi dan sebaiknya:
• Dibahas apakah pelabuhan harus dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan
• Memperlihatkan adanya integrasi terhadap jaringan transportasi
• Mengatasi hambatan-hambatan terkait aspek lingkungan
• Memastikan adanya kesesuaian terhadap penggunaan lahan saat ini
• Menyediakan skenario pengembangan yang diusulkan
• Skenario pengembangan pelabuhan sebaiknya:
• Fleksibel dalam mengakomodasi perubahan
• Mengoptimalkan aset pelabuhan yang ada
• Memberi ruang yang efektif untuk fase pengembangan dalam memenuhi demand
• Menyertakan zona pelabuhan untuk mengcover area perairan dan darat, juga
berdasar tipe perdagangan
• Memungkinkan untuk pengecekan parameter penting:
• Kedalaman kolam
• Area daratan
• Koneksi di area daratan
• Zona Pelabuhan
7
Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan
8
Perencanaan Rencana Induk – Prinsip Umum
1. Mencari optimasi pelabuhan yang ada saat ini
2. Mengidentifikasi bottleneck
• Prosedur operasi
• Peralatan
• Batasan fisik (dermaga dan lapangan penumpukan)
• Konsolidasi trade
3. Menetapkan kebutuhan untuk terminal peti kemas
yang baru
9
Peran trade/demand forecasting
• Merupakan salah satu masukan terpenting dalam
merencanakan pelabuhan
• Diawali dengan studi pasar
• Perkiraan terhadap tipe dan jumlah kargo yang akan
ditangani
• Tujuan dari demand forecasting:
• Menyediakan informasi dasar terhadap rencana fisik pelabuhan
• Mendukung penilaian secara ekonomi dan finansial
• Ditambah dengan analisis armada kapal untuk
membentuk spektrum armada kapal, dalam rangka
menentukan:
• Kedalaman pelabuhan
• Area navigasi/pelayarna dan kolam putar
• Tipe dan panjang dermaga
• Reliability of estimates decreases as forecast horizon
increases
Port Development Scenarios
Bagian 1: Kajian Rencana Induk Pelabuhan
Tantangan yang dihadapi pelabuhan saat ini
13 May 2014
Formulation and Development of Port Development Scenarios
11
Tantangan yang dihadapi oleh pelabuhan saat ini
• Peningkatan volume kargo
• Perubahan tipe kargo
• Perubahan armada kapal
• Hambatan koneksi area darat
• Perubahan kondisi fisik
12
Tangtangan yang dihadapi oleh pelabuhan saat ini:
Peningkatan jumlah kargo
Volume perdagangan dunia berdasarkan kelompok produk
utama (index 1950 = 100)
(Source: World Trade Organisation)
13
Tangtangan yang dihadapi oleh pelabuhan saat ini:
Perubahan tipe kargo
(Source: World Trade Organisation)
• Peningkatan jumlah tonase yang signifikan secara historis
14
Tangtangan yang dihadapi oleh pelabuhan saat ini:
Perubahan tipe kargo
(Source: World Trade Organisation)
• Peningkatan jumlah kargo – melebihi kapasitas
pelabuhan
• Peningkatan yang signifikan terhadap jumlah kargo peti
kemas secara historis
• Peningkatan penetrasi peti kemas
• Ketidakseimbangan antara aktivitas perdangan dan tipe
peti kemas meningkatkan kebutuhan untuk
memindahkan peti kemas
• Meningkatkan operasi transhipment
15
Tangtangan yang dihadapi oleh pelabuhan saat ini:
Perubahan jenis armada kapal
• Pada 10 tahun terakhir: terjadi peningkatan pada jumlah
kapal sebesar 68%, dan peningkatan total kapasitas TEU
sebesar 165%
• Akhir Juni 2103: 5023 kapal dengan total 16,6 juta TEU
• <25% account dan >50% kapasitas
• Rata-rata ukuran kapal 3,300TEU
Vessels scrapped as a proportion of total yearly fleet
(source: Lloyds List Intelligence)
TEU proportion of total fleet
(source: Lloyds List Intelligence)
16
Tangtangan yang dihadapi oleh pelabuhan saat ini:
Perubahan jenis armada kapal
Ukuran kapal peti kemas semakin besar
Clifford Maersk (8,000 TEU) docked at Tanjung Pelepas (Photo: AECOM)
17
Tangtangan yang dihadapi oleh pelabuhan saat ini:
Perubahan jenis armada kapal
Beam kapal untuk peti kemas lebih besar
Image: Maersk Mc-Kinney Moller (18,270TEU, 399m LOA) Courtesy Howard Wren Consulting
18
Video: The Worlds Largest Container Ship
19
Tangtangan yang dihadapi oleh pelabuhan saat ini:
Perubahan jenis armada kapal
• Pendekatan
• Menentukan batasan untuk geometri saluran dan kolam putar
melalui simulasi
• Mempertimbangan kebutuhan bagi akses pada area pasang surut
dan hambatan pelayaran lainnya
• Usia struktrur dermaga
• Box dermaga yang lebih dalam – apabila struktur diizinkan
• Garis offset dermaga
• Beban dan ukuran crane
• Mengkaji kapasitas dan ukuran crane eksisting
• Mengkaji rel crane yang baru
• Tinggi crane
• Apron dan lapangan penumpukan
• Apron tidak cukup lebar untuk mengakomodasi bongkar muat
untuk tarif yang lebih tinggi dari ukuran kapal yang lebih besar
• Lapangan penumpukan tidak tumbuh pada tingkat yang sama
dengan throughput yang ada
20
Tangtangan yang dihadapi oleh pelabuhan saat ini:
Perubahan jenis armada kapal
Image: Low height ship to shore cranes arriving at Port Botany (image: Hutchison Port Holdings)
21
Tangtangan yang dihadapi oleh pelabuhan saat ini:
Koneksi sisi darat
• Infrastruktur sisi darat terbatas – ke arah kota
• Koneksi transportasi saat ini dibutuhkan biaya yang
cukup besar/signifikan untuk meningkatkan kapasitas –
seringkali hal ini bukan merupakan tanggung jawab
pemilik pelabuhan/operator
• Rel efektif untuk peti kemas, namun hanya untuk rel
tipikal. Bergantung pada gradien/kemiringan.
22
ngtangan yang dihadapi oleh pelabuhan saat ini:
Koneksi sisi darat
$7.2bn Khalifa Port – UAE: Peti kemas direlokasi untuk mengakomodasi
pertumbuhan
23
Tangtangan yang dihadapi oleh pelabuhan saat ini:
Kondisi lingkungan
Penilaian terhadap kenaikan level air laut, badai,
subsidensi, peningkatan populasi dan urbanisasi
1 Nicholls, R. J. 2008, Ranking Port Cities wit high Exposure and Vulnerability to Climate Change Extremes: Exposure Estimates. OECD Environment Working Papers, No.1
2005:
Population exposure (2.2M)
2070:
Asset value exposure (US$321bn)
24
Tangtangan yang dihadapi oleh pelabuhan saat ini:
Peningkatan level muka air laut
• Meningkat sebesar 120 m dalam 21.000 tahun terakhir
• Mengalami peningkatan secara global sebesar 0,17m
selama abad 20
• Hal ini akan terus meningkat
• Intensitass siklus perputaran air laut dengan glacier
terus meningkat
• Pergerakan tektonik, ekstraksi air tanah
Sea Level Trends 1993-2003 (Cazenave and Narem 2004)
25
Tangtangan yang dihadapi oleh pelabuhan saat ini:
Apakah badai yang terjadi saat ini akan lebih parah?
• Perdebatan mengenai apakah badai akan berubah
• Kurangnya data real dan model terbaru
• Tingginya variasi secara historis
• Tidak ada perubahan jumlah data yang signifikan di daerah tropis pada tahun
1970-2004, kecuali Atlantic1
• Perubahan badai yang diamati, dapat disebabkan variasi natural
• Hasil pengamatan menunjukkan perubahan Hs dari waktu ke waktu bergantung
pada posis lintang2
• Terlihat pengaruh gelombang badai, namun juga didorong oleh kondisi lokal
Reproduced from : Nobuhito Mori, T, Y. (2010), Projection of Extreme Wave climate
Change under Global Warming, Hydrological Research letters, 4, 15-19
1 Knutson, T , (2010), Tropical Cyclones and Climate Change, Nature Geoscience
2 Nobuhito Mori, T, Y. (2010), Projection of Extreme Wave climate Change under Global
Warming, Hydrological Research letters, 4, 15-19
26
Tangtangan yang dihadapi oleh pelabuhan saat ini:
Apa dampak yang akan terjadi?
• Peningkatnya waktu tunggu kapal karena banjir dan genangan di
area terminal, perkantoran dan infrastruktur
• Meningkatnya aktivitas gelombang dan badai
• Kapasitas drainase permukaan
• Kerusakan struktural dan durabilitas menurun (kombinasi dengan
perubahan suhu)
Waves batter a merchant vessel stranded along the coast during a heavy storm in Valparaiso
City, Chile, 121 km (75 miles) northwest of Santiago on July 6, 2010. (REUTERS/Eliseo
Fernandez)
27
Tangtangan yang dihadapi oleh pelabuhan saat ini:
Dan bagaimana ketika ada kombinasi perubahan-perubahan
tersebut?
Reproduced from Kong, D, Setunge, S, Molyneaux, T, Zhang, G & Law D, 2013, Structural Resilience of core port infrastructure in a changing climate. Work Package
3 of Enhancing the resilience to seaports to a changing climate report series, National Climate Change Adaptation Facility, Gold Coast, Australia
• Kombinasi perubahan pada temperatur dan salinitas akan
menurunkan usia layan
• Dibutuhkan interfensi perawatan pada level muka air yang
lebih tinggi
Skenario Pengembangan Pelabuhan
Bagian 2: Pertimbangan-pertimbangan Pengembangan Pelabuhan
siderations
13 May 2014
Formulation and Development of Port Development Scenarios
Skenario Pengembangan Pelabuhan
Bagian 2: Pertimbangan-pertimbangan Pengembangan Pelabuhan siderations
Persyaratan fungsional pelabuhan baru
13 May 2014
Formulation and Development of Port Development Scenarios
30
Skenario Pengembangan – Menentukan
Lokasi Baru
• Lokasi sandar kapal adalah di perairan yang dalam
• Kondisi yang baik untuk manuver kapal
• Kondisi lingkungan untuk memaksimalkan ketersediaan
dermaga dan meminimalisir downtime (angin,
gelombang)
• Ketersediaan (or ability to form) area lapangan
penumpukan
• Link transportasi yang baik
• Kondisi tanah yang baik
• Cocok dengan zona dan land use yang ada saat ini
• Tenaga kerja tersedia
• Harus memberi kesempatan pelabuhan untuk
berkembang
31
Pertimbangan-pertimbangan dalam Skenario
Pengembangan:
Akomodasi tipe perdagangan (1)
Tipe
perdagangan
Kebutuhan/Persyaratan
Peti Kemas • Dermaga linear yang kontinyu
• Rentang ukuran kapal dari jenis feeder (50 TEU) sampai
kapal ULCS (>12.500TEU)
• Kemudahan bermanuver - biasanya terdapat bow thruster
• Waktu putar yang dibutuhkan <24 jam
• Usually use ship-to-shore cranes
• Dermaga harus efisien untuk pergerakan (bongkar muat)
peti kemas dalam jumlah yang besar
General
Cargo
• Selalu dilakukan di dermaga
• Tipikal ukuran kapal 700dwt hingga 15,000dwt
• Vairiasi ukuran peralatan yang dibutuhkan untuk memuat
barang, tergantung pada kargonya. Biasanya digunakan
crane dan forklift (di dermaga) atau dapat juga
menggunakan peralatan di kapal.
Curah padat
(solid bulks)
• Dilakukan di jetty atau dermaga, namun bongkar/muat
barang dilakukan oleh masing-masing pemilik
• Rentang ukuran kapal dari Handy Max hingga Large Bulk
32
Pertimbangan-pertimbangan dalam Skenario Pengembangan:
Akomodasi tipe perdagangan (2)
Tipe Kebutuhan/Persyaratan
Minyak • Dilakukan di jetty
• Disalurkan melalui pipa ke fasilitas penyimpanan di darat –
atau tempat yang lokasinya lebih jauh
• Nilai komoditas dan viskositas bervariasi – Pipa khusus atau
sistem pembersih. Dapat memerlukan pipa pemanas
Gas • Dilakukan di jetty – mirip dengan minyak
• LNG dan LPG diperlakukan sebagai liquid dengan
pressurisation dan cooling (pendinginan)
• Material yang berbahaya membutuhkan desain dan
penanganan yang cermat
Bahan
kimia
• Biasanya dikerjakan di jetty
• Draft terbatas
• Membutuhkan susunan pipa yang lebih besar untuk
mengangani beberapa produk
• Biasanya dimuat ke kapal dengan lengan flexible (flexible
hose) daripada lengan loading (loading arm)
Penumpang • Dermaga dengan koneksi sisi darat yang baik untuk
memindahkan penumpang dengan cepat
33
Pertimbangan-pertimbangan dalam Skenario Pengembangan:
Pertimbangan lainnya
Kapal tunda, pilots (Kapal Pandu) dan Mooring boats
(Kapal Kepil)
• Kebanyakan pelabuhan utama memiliki panduan wajib
• Kapal pandu mulai boarding di luar atau dekat alur
• Kapal tunda biasanya datang bersamaan dan
• Kemungkinan dibutuhkan Line boats, terutama di jetty
• Keamanan ketika bersandar harus disediakan bagi kapal
tunda, line boat dan pilot.
34
Pertimbangan-pertimbangan dalam Skenario Pengembangan
Kapal Rencana
• Kapal rencana diidentifikasi berdasarkan tipe
perdagangan
• Kapal rencana biasanya dipilih dari yang terbesar,
namun hal tersebut tida harus dilakukan, yang penting
adalah kemudahan bermanuver.
• Informasi kedalaman keruk rencana dan panjang
dermaga
• Desain untuk memberi keamanan navigasi dan
bersandarnya kapal dengan ukuran kapal yang
bervariasi
• Dermaga peti kemas tidak selalu kedatangan kapal
rencana secara serentak/simultan
• Desain kapal menggunakan spektrum kapal realistik
35
Contoh pada pelabuhan Makassar: Kapal rencana
Perdagangan: Peti Kemas
Catatan kedatangan: tipikal 7,000 – 8,000 dwt (700-1000 TEU)
Kapal-kapal yang sudah tua akan diganti dengan kapal sesuai kenaikan atau
bertambahnya ukuran kapal
Kemunkinan bahwa pada umur rencana, kapal ukuran Panamax akan didatangkan
ke Makassar. Sebagai contoh kapal rencana CMA-CGM Georgia:
LOA: 294m
Beam: 32.2m
Draft: 13.5m
Capacity 5,085 TEU
Kemungkinan akan didatangkan pada akhir umur rencana.
Struktur dermaga didesain agar mampu mengakomodasi.
Pengerukan dilakukan bertahap dari waktu ke waktu.
Pertimbangan-pertimbangan dalam Skenario Pengembangan
Kapal Rencana
Skenario Pengembangan Pelabuhan
13 May 2014
Formulation and Development of Port Development Scenarios
Bagian 2: Pertimbangan-pertimbangan Skenario Pengembangan Pelabuhan
Menetapkan Kondisi Baseline
37
Skenario Pengembangan Pelabuhan
Menetapkan kondisi fisik baseline
• Topografi dan Batimetri
• Meteorologi dan Oceanografi
• Angin
• Gelombang
• Arus
• Pasang surut
• Coastal
• Geoteknik
• Lingkungan
38
• Topografi dan Batimetri
• Menentukan volume pengerukan dan reklamasi
• Masukan terhadap model hydrodynamic
• Dapat menggunakan chart current firesheet
dimungkinkan
• Sidescan
• Harus overlap
Skenario Pengembangan Pelabuhan
Menetapkan kondisi fisik baseline
39
Skenario Pengembangan Pelabuhan
Menetapkan kondisi fisik baseline
• Penting untuk memahami hubungan antara laut dan
datum di darat pada lokasi:
• Land Datum: Constant level plane
• Sea Datum (CD): Not constant
dependant on tidal range
• Berbeda antara datum site specific
• Harus ditetapkan untuk setiap lokasi
Land Datum


40
Skenario Pengembangan Pelabuhan
Menetapkan kondisi fisik baseline
• Metocean
• Angin dan downtime – crane downtime, vessel
downtime, alinyemen dermaga, cope levels, desain
struktur, beban mooring, breakwater
• Pasang surut dan tinggi muka air – surges, level
pengerukan dan reklamasi
• Arus – sandar dan mooring, kebutuhan kapal tug,
sedimentasi
• Dibutuhkan record data yang panjang untuk memperoleh
siklus
• Angin untuk melakukan wave hindcasting membutuhkan
sampel dengan resolusi tinggi pada interval reguler selama
periode yang lama
• Sebaiknya pengumpulan data terjadi pada saat yang
bersamaan
41
Skenario Pengembangan Pelabuhan
Menetapkan kondisi fisik baseline
• Investigasi Geoteknik
• Menetapkan kelayakan biaya dan pengerukan
• Menetapkan material reklamasi yang sesuai
• Masukan dalam desain struktur
• Kombinasi dari suplemented geofisik dengan tes
geoteknik terpercaya
• Borehole
• CPT (Cone Penetration
Test)
42
Skenario Pengembangan Pelabuhan
Menetapkan kondisi fisik baseline
• Pesisir (coastal)
• Memahami transport litoral
• Penilaian accretion/erosion
• Penilaian sedimentasi
• Evaluasi dampak terhadap kualitas air
43
Skenario Pengembangan Pelabuhan:
Dikusi
• Berapa lama desain infrastruktur pelabuhan dirancang
untuk bertahan?
• Seberapa kuat desain pelabuhan terhadap badai?
44
Skenario Pengembangan Pelabuhan:
Waktu layan dan kejadian ekstrim
Skenario Pengembangan Pelabuhan
Bagian 2: Pertimbangan-pertimbangan Skenario Pengembangan Pelabuhan
Basic Layout
13 May 2014
Formulation and Development of Port Development Scenarios
46
Merencanakan Rencana Induk Pelabuhan –
Basic Layout
• Apakah perbedaan antara “port” dan “harbour”
47
Skenario Pengembangan Pelabuhan:
Layout basis “Harbour” Pesisir
• Tujuan
• Yang simple adalah yang terbaik
• Keep options open – mempertimbangkan rentang
yang besar
• Menyediakan area sandar dengan area darat yang
substansial
• Mempertimbangkan ukuran back up area yang
dibutuhkan – 500m/m untuk pelabuhan peti kemas
modern
48
• Mengembangkan “harbour” natural
• Membuat “harbour” yang baru
Skenario Pengembangan Pelabuhan:
Layout basis “Harbour” Pesisir
49
Skenario Pengembangan Pelabuhan:
Membuat “harbour” yang baru– Puerto Caucedo, Dominican Republic
50
Skenario Pengembangan Pelabuhan:
Mengembangkan “harbour” alami– Port Botany, Australia
51
• Membuat channel
Skenario Pengembangan Pelabuhan:
Layout basis Coastal Harbour
52
Skenario Pengembangan Pelabuhan:
Membuka channel – El Sokhna Port, Egypt
53
• Use an existing island
• Create and island
Skenario Pengembangan Pelabuhan:
Layout basis “Harbour” Pesisir
54
Skenario Pengembangan Pelabuhan:
Membuat pulau – Fisherman’s Island, Australia
55
• Pelabuhan lama– low handling rates
• Pelabuhan baru– high handling rates
Skenario Pengembangan Pelabuhan:
Konfigurasi basis “Harbour”
56
Skenario Pengembangan Pelabuhan:
Pelabuhan old style - Jakarta
57
Video: Jebel Ali Port Terminal 3
Skenario Pengembangan Pelabuhan
Bagian 3: Skenario Pengembangan – Port Approaches and Sizing
13 May 2014
Formulation and Development of Port Development Scenarios
59
Video: the importance of getting it right
Skenario Pengembangan Pelabuhan
Bagian 3: Skenario Pengembangan – Port Approaches and Sizing
Pendekatan, Channel dan Basin
13 May 2014
Formulation and Development of Port Development Scenarios
61
Skenario Pengembangan Pelabuhan:
Menetapkan Area Navigasi – Channel
Definisi:
• Approach channel – menghubungkan dermaga
pelabuhan ke laut lepas
• ‘outer’ channel – exposed
• ‘inner’ channel – sheltered
• Channel and fairway – Fitur waterways yang memiliki
ukuran lebar dan dalam yang cukup untuk
memungkinkan kapal transit.
Buoyed
PIANC 121::2014
62
• Tujuan
• Meminimalisir waktu transit ke pelabuhan
• Meminimalisir batasan akses
• Dimensi saluran merupakan fungsi dari:
• Ukuran kapal
• Kemudahan manuver kapal
• Angin
• Arus
• Pemilihan satu atau dua arah mempertimbangkan nilai
ekonomisnya:
• Biaya pengerukan (biaya awal dan
perawatan/maintenance)
• Volume traffic dan biaya kelebihan waktu berlabuh
• Waktu transit dan sistem VTMS
• Ketersediaan pilotage dan kapal tunda
Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan:
Menetapkan Area Navigasi - Saluran
63
• Aturan (rule of thumb):
• Saluran satu arah : 3.6 - 6 x beam
(>5 x beam untuk minyak dan gas)
• Saluran dua arah : 6.2 - 9 x beam
Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan:
Menetapkan Area Navigasi - Saluran
64
• Tipikal jalur untuk manuver: 1.3 to 2.0 x Beam
• Sensitif pada arah angin lateral: kapal tangker, cruise
dan peti kemas
• Arus yang dapat menyebabkan kapal menjadi oleng: 0.5
x Beam
• Berhati-hati terhadap jarak kapal dengan sisi channel
dan kapal lainnya – menyebabkan terjadinya hisap
• Clearence saluran 2 arah >30m or atau beam terbesar
• Pelebaran saluran pada belokan>10o minimal 4 x Beam,
atau bisa lebih. Tergantung kedalaman.
• Kurva radius minimum >10 x LOA terbesar
• Sebaiknya tidak dirancang untuk “hard over” rudder
Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan:
Menetapkan Area Navigasi - Saluran
65
Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan:
Menetapkan Area Navigasi - Saluran
• Kedalaman cukup untuk keamanan manuver pada level muka
air terendah, diijinkan untuk:
• Draft kapal pada beban maksimum
• Level muka air
• Pasang surt
• Surge – dengan catatan dapat positif atau negatif
• Perubahan iklim – disampaikan kemudian
• Tekanan atmosfer
• Gerakan kapal (roll, pitch, yaw and heave)
• Trim kapal ketika memuat barang
• Squat
• Karakteristik seabed
• Salinitas
• Pendangkalan
• Pengukuran error
• Tidak harus sama dengan berth box
66
Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan:
Menetapkan Area Navigasi - Kedalaman
Minimum gross UKC “Rules of Thumb”:
Open Sea, High Speed ships, exposed to strong
swells:
30% of max draft.
Exposed channels, exposed to swell: 25% of max draft.
Exposed manoeuvring and berthing area: 20% of max draft.
Protected manoeuvring and berthing area: 10-15% of max draft.
67
Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan:
Menetapkan Area Navigasi - Kedalaman
Mempertimbangkan batasan akses akibat pasang surut:
From PIANC report 121:2014
68
Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan:
Menetapkan Area Navigasi - Kedalaman
Batasan akses akibat pasang surut:
- The Port of Newcastle:
69
Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan:
Menetapkan Area Navigasi - Swinging
• Biasanya di daerah basin, dekat atau sebagai bagian dari
channel
• Usual to make the turn during entry (i.e. under ballast)
• Typically on berth bow to sea
• Diameter tergantung:
• Kemudahan manuver kapal
• Bantuan kapal tug
• Kondisi loka
• Rules of Thumb: Desain minimum 2 x LOA
Vessel with Bow
Thrusters
With tug assistance Diameter as x of
LOA
  4 – 5
  2.5
  1.5
70
Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan:
Menetapkan Area Navigasi – Channel
Makassar Worked Example: Pengembangan Channel
Kapal rencana:
LOA: 294m
Beam: 32.2m
Draft: 13.5m
Kedalaman rencana:
Asumsi load faktor 85% , so desain draf = 0.85 x 13.5 = 11.5m
Asumsi di luar karang 20% UKC = 11.5 x 1.2 = 13.8m
Di dalam area manuver 10% UKC = 11.5 x 1.1 = 12.6m
Diambil nilai = 12.5m
Lebar rencana:
Chek titik terendah: 150m, kedalaman 15m
150m = 4.7 x beam = OK
Area kolam putar
2.5 x LOA = 735m
Tidak ada batasan
71
Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan:
Menetapkan Desain Navigasi
• Simulasi dapat digunakan untuk menetapkan navigas
sebagai desain progres
• Fast-time simulation , biaya menjadi efektif
• Real-time simulation
• Part Mission – cocok untuk opsi pengembangan
• Full Mission – harus digunakan untuk menetapkan
desain final dan melatih kapal pilot.
72
Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan:
Contoh Simulasi – Fast time
30kn angin dari Barat Laut (NW)
2.1kn arus dari tenggara
(SE)
Arrival: ‘comfortable’
Departure: ‘challenging’
73
Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan:
Contoh Simulasi – Full Mission
Skenario Pengembangan Pelabuhan
Bagian 3: Skenario Pengembangan – Port Approaches and Sizing
Basin dan Berth Box
13 May 2014
Formulation and Development of Port Development Scenarios
75
Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan:
Basin and Berth Box
• Area berdekatan dengan berth
• Kapal akan selesai bermanuver dan bersandar pada tiap
siklus gelombang:
• Harus mengakomodasi manuver kapal
• Lebar minimum ≥ 1.25 x Vessel Beam
• Panjang minimum ≥ 1.25 x Vessel Length
• Kedalaman harus mengakomodasi draft kapal pada
setiap kondisi pasang surut dan kondisi loading
76
Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan:
Pemilihan panjang berth
• Ditentukan oleh kemampuan kapal rencana bersandar
dan melepaskan sandaran
• Tipikal clearance dihitung dengan mengalikan panjang
terbesar kapal rencana : 0.1L for sheltered, 0.2L if
exposed.
• Perhitungan kasar 30m untuk kapal yang bersandar
siang hari, 50m untuk kapal yang bersandar malam hari
• Base panjang total pada distribusi ukuran kapal
• Note – tidak dapat diaplikasikan untuk jetty dimana
panjang kapalnya spesifik
77
• Waktu antrian kapal akan ditentukan oleh ketersediaan
dermaga
• Biasanya digunakan untuk menunggu dengan rasio
waktu layan:
Curah: <0.3
General Cargo: <0.2
Peti kemas: <0.1
• Untuk peti kemas:
• Diasumsikan panjang dermaga menerus (kontinu)
• Estimasi awal: “Rule of Thumb”: 1,000-1,400 TEU/m
dermaga
• Rasio waktu tunggu diterima
Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan:
Penetapan panjang berth
78
Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan:
Penetapan panjang berth
Makassar Worked Example: Total Berth Length
Trade forecast: 3M TEU per annum in 2036.
Rough Estimate:
Assume 1,200 TEU/m of quay = 2,500m of quay length required.
Skenario Pengembangan Pelabuhan
Segment 3: Development Scenarios – Port Approaches and Sizing
Terminal and Yard Sizing
13 May 2014
Formulation and Development of Port Development Scenarios
80
Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan:
Menetapkan dimensi lapangan penumpukan
Typicallyabout500m
81
Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan:
Menetapkan dimensi lapangan penumpukan- Apron
Typically about 50m
82
Video: Loading and unloading container ships
83
Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan:
Menetapkan dimensi lapangan penumpukan - Yard
• Perhitungan demand didasarkan pada (lihat workshop
sebelumnya):
• Jumlah peti kemas
• Dwell time
• Storage density
• Import, export, transhipment,
• Mengembangkan skenario berdasar patokan: 40-50,000
TEU/ha/yr
84
Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan:
Menetapkan dimensi terminal
Makassar Worked Example: Total Terminal Area
Trade forecast: 3M TEU per annum.
Rough Estimate:
Assume 40,000 TEU/ha/yr = 75 ha of yard area required.
Given quay length of 2,500m (see above) = 300 net yard depth
500m total terminal depth – 50m apron – 130m for back of port = 320m. OK
50m130m320m
500m
Skenario Pengembangan Pelabuhan
Bagian 4: Skenario Pengembangan – Ketersediaan berth dan engineering
13 May 2014
Formulation and Development of Port Development Scenarios
Skenario Pengembangan Pelabuhan
Bagian 4: Skenario Pengembangan – Ketersediaan berth dan engineering
Calmness and efisiensi berth
13 May 2014
Formulation and Development of Port Development Scenarios
87
Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan:
Berth Availability and Calmness – gerakan vertikal
• Gerakan kapal pada berth akan menyebabkan efisiensi
• 3 gerakan translasi: surge, sway, heave
• 3 rotasi: roll, pitch, yaw
88
Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan:
Berth Availability and Calmness
• Seberapa jauh pengaruh kapal dapat bergerak pada
kondisi sebelum loading/unloading?
• Pada arah yang mana gerakan akan berakibat buruk
bagi loading/unloading peti kemas?
• Berapa banyak hari per tahun sebaiknya berth
available?
89
Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan:
Berth Availability and Calmness
• Disebabkan oleh:
• Passing kapal
• Pasang surut
• Angin
• Gelombang
• Local wave – fetch, limit durasi 5-10s.
• Swell waves – propagated from distant storms. 8-
20s.
• Long Waves – low frequency/surfbeat/infragravity.
Solitary or with wave group. 30s - >minutes
90
Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan:
Berth Availability and Calmness – gerakan vertikal
• Heave, roll, pitch:
• 15s natural oscillation
• swell waves
• PIANC Rpt 2012:115
recommends orientating
berths into waves
91
Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan:
Berth Availability and Calmness – gerakan horisontal
• Surge, sway, yaw
• 40-80s natural oscillation
• long periods waves
• Most critical whilst at berth
92
Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan:
Berth Availability and Calmness
• Gerakan yang dapat diterima tergantung jenis dan
ukuran kapal:
• PIANC 1995:
93
Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan:
Berth Availability and Calmness
Gerakan yang dapat diterima – panduan terkini (PIANC Rpt
2012-115):
PIANC 2012-115:
94
Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan:
Berth Availability and Calmness
Kapal peti kemas yang lebih kecil, PIANC 2012-115
recommends:
95
Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan:
Berth Availability and Calmness
Dinilai berdasarkan:
• Model numerik agitasi gelombang pada berth
• Analisis mooring
• Model fisik
Design out if necessary by:
• Pemilihan arah berth – biasanya 30˚ terhadap arah
angin yang ditetapkan
• Consider sheltering the berths – apakah dengan
reklamasi atau breakwater – yang paling efektif untuk
local dan swell waves
• Mempertimbangan resiko terhadap aktivitas gelombang
panjang
96
Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan:
Berth Availability and Calmness
Contoh kasus: Port Kembla
Port Kembla has a history of wave agitation in the outer
harbour
Photo taken during a storm in 1950 (modified from Figure 3 of Fitzpatrick and Sinclair, 1954)
97
Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan:
Berth Availability and Calmness
– Numerical seiching
modelling of masterplan
– Clear long wave seiching
axis
– Revised master plan
eliminated seiching
– Modifications made to tug
harbour
98
Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan:
Berth Availability and Calmness
Image courtesy New South Wales Ports (formerly Port Kembla Port Corporation)
Skenario Pengembangan Pelabuhan
Bagian 4: Skenario Pengembangan – Ketersediaan berth dan engineering
Pengerukan, Reklamasi dan Struktur Dermaga
13 May 2014
Formulation and Development of Port Development Scenarios
100
Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan:
Pengerukan dan Reklamasi
• Bertujuan untuk meminimalisir keduanya atau
memperoleh kuantitas yang seimbang
• Meminimalkan material keras dalam pengerukan
• Memaksimalkan re-use
• Mencari material timbunan yang baik
• Tanah lunak biasanya dapat diperbaiki
101
Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan:
Grab Dredger
Jan de Nul Postnik Yakovlev 40m3
102
Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan:
Trailing suction hopper dredger for maintenance dredging
Jan de Nul Manzillo II 4,000m3
103
Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan:
Cutter suction hopper dredger for dredging in stiff clays (lempung
yang kaku) and soft rocks (batuan lunak)
104
Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan:
Bucket Dredgers for fine work
105
Sweep Barge untuk maintenance dredging
106
Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan:
Perbaikan tanah
• Terminal Peti Kemas Siagon Premier
• 950m panjang dermaga, 40ha
lapangan penumpukan (yard)
• Tanah lunak dalam
107
Video: installation of wick drains
108
Pertimbangan dalam Skenario
Pengembangan:
Apakah perbedaan antara “berth” dan “wharf”?
109
Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan:
Pemilihan Struktur Berth
• Dinding gravity
• Blockwork
• Caisson
• Cellular sheet piled
• Sheet walls
• Tied Sheet pile wall
• Combi-wall
• Open structure
• Suspended deck
• Jetty
110
Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan:
Pemilihan Struktur Berth – Gravity Walls
• Doha Port, Qatar (March 2014)
111
Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan:
Pemilihan Struktur Berth – Gravity Walls
• Blockwork
• Caisson
• Cellular sheet piled
Kelebihan: Isu
Awet dan tahan lama Tie rear crane beam
Perawatan minimum Massa yang besar, beban gempa besar
Block work dapat dibangun di bawah air Membutuhkan tanah dasar yang baik
Baik apabila kedalaman final dan
kedalaman pengerukan adalah sama
Sensitif terhadap differential settlement
Block work butuh area casting yang besar
Caissons need depth to float in
Can hinder vessel through increased
reflection
112
Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan:
Pemilihan Struktur Berth – Anchored bulkhead
• Port Kembla, Australia – Berth 103
• Tied circular pile bulkhead wall
113
Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan:
Pemilihan Struktur Berth – Sheet Walls
• Tied Sheet pile wall
• Combi-wall
Kelebihan Isu
Mengurangi berat dinding Sulit dalam pemasangan lower tie
Fleksibel, dapat mengakomodasi
perubahan tekanan tanah
Beban front crane didukung oleh
pancang – penetrasi yang dalam
dibutuhkan pada tanah lunak
Tubular pile dalam combi wall akan
mengurangi kerentanannya
terhadap kondisi tanah yang
berbeda
Korosi pada tiang pancang
Dapat menghambat kapal akibat
peningkatan refleksi
114
Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan:
Pemilihan Struktur Berth – Open Piled
Berth 6, Manilla, 2013
115
Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan:
Pemilihan Struktur Berth – Open Piled
• Open piled
Keuntungan: Isu
Tubular pile dalam combi wall akan
mengurangi kerentanannya
terhadap kondisi tanah yang
berbeda
Struktur slender, sensitif terhadap
overloading (kelebihan muatan)
Fixed rail gauge
Biasa digunakan
Mengurangi refleksi gelombang
116
Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan:
Pemilihan Struktur Berth – Open Piled
• Tidak cocok untuk peti kemas
• LNG Woodside, WA
• Menggunakan material pile komposit baja/beton dengan span
sebesar 30m
117
Video: New Doha Port
Skenario Pengembangan Pelabuhan
Bagian 4: Skenario Pengembangan – Berth Availability and Engineering
Utilities dan Shore Connection
13 May 2014
Formulation and Development of Port Development Scenarios
119
Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan:
Utilities
• Listrik
• Selama konstruksi dan operasi
• Biasanya dari local grid
• Power supply darutart – kewajiban bagi pelabuhan
• Kebutuhan listrik akan besar – crane peti kemas dan
reefer
• Gardu substation
• Air
• Selama konstruksi dan operasi
• Biasanya dari jaringan publik
• Jika jaraknya jauh, mungkin dapat dibuat plan untuk
de-salinasi
120
Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan
Utilities
• Pemadam kebakaran
• Selama konstruksi dan operasi
• Tergantung tipe trade dan ukuran pelabuhan
• Mungkin dibutuhkan pasokan tersendiri
• Curah cair dan LNG butuh pertimbangan khusus
• Limbah cair dan padat
• Selama konstruksi dan operasi
• Biasanya tergabung dengan jaringan publik
• Apabila tidak, dibutuhkan lokasi khusus untuk area
tersebut
• Komunikasi
• Jaringan telekomunikasi, IT dll
121
Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan
Koneksi Transportasi
• Lalulintas jalan dari/keluar pelabuhan
• Kapasitas dan penyediaan jalur
• Jarak ke jaringan jalan
• Tempat parkir untuk waktu yang sebentar, menengah dan lama
• Ketersediaan dan kualitas pelayanan truk
• Aturan dan regulasi keamanan
• Lalulintas jalan rel dari/keluar pelabuhan
• Jumlah, panjang dan kapasitas rel
• Kompatibilitas railway gauge
• Standar teknis (elektrifikasi, sistem persinyalan, sistem radio)
• Jarak ke jaringan jalan
• Marshailing yard
• Aturan dan regulasi keamanan (potensi kemacetan, check peti
kemas)
122
Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan
Koneksi Transportasi
• Lalulintas air dari/keluar pelabuhan
• Ukuran kapal
• Pengaruh pasang surut dan “lock operation”
• Ketersediaan layanan (bunkering, linesmen, pilot
services)
• Ketersediaan dan kualitas pelayanan
• Pipelines and conveyors
• Jarak antara pelabuhan dan sumber atau tempat
penyimpanan
• Kapasitas penyimpanan intermediate pada kedua sisi
• Struktur terain
• Keselamatan dan regulasi keamanan
• Kebisingan dan emisi
Skenario Pengembangan Pelabuhan
Bagian 5: Skenario Pengembangan – Studi Kasus
13 May 2014
Formulation and Development of Port Development Scenarios
Skenario Pengembangan Pelabuhan
Bagian 5: Skenario Pengembangan – Studi Kasus
Part 1: Contoh Internasional
13 May 2014
Formulation and Development of Port Development Scenarios
Skenario Pengembangan Pelabuhan
Bagian 5: Skenario Pengembangan dan Penilaian
Pelabuhan Makassar
13 May 2014
Formulation and Development of Port Development Scenarios
126
Bagian 5:
Aplikasi pada Pelabuhan Makassar
• Pada bagian ini kita akan menerapkan
beberapa pertimbangan tersebut bagi
pengembangan opsi pilot proyek
Pelabuhan Makassar
127
Skenario Pengembangan: Pelabuhan
Makassar
Tujuan pengembangan
• 1.2M TEU untuk fase 1 dan peningkatannya
• Kapal rencana Panamax
Data awal:
• Batimetri
• Geoteknik
• Angin
128
Skenario Pengembangan: Pelabuhan Makassar
Lingkup pengembangan pelabuhan
129
Skenario Pengembangan: Pelabuhan Makassar
Lingkup pengembangan pelabuhan eksisting
• Hatta:
• Dermaga caisson dengan panjang 850m
• Perpanjangan sejauh 150m
• Kedalaman rencana 12m (survey tahun 2012
menunjukkan kedalaman 10.8m)
• Lebar yard 150-240m
• Luas yard 11.4 hectares
• Quay crane: 7
• 2012 menangani 548,000 TEU
• Kapasitas desain terminal: 700,000 TEU
• Soekarno
• Panjang dermaha 1360m
• Kedalaman 9m
130
Skenario Pengembangan: Pelabuhan Makassar
Lingkup pengembangan pelabuhan eksisting
Hatta:
• Dengan kaison, tidak bisa dibuat lebih dalam
• Tidak mencukupinya penyimpanan peti kemas
• Area yard membatasi perencanaan
• Yard depth primary constraint
• Kapasitas ultimate sekitar 800,000TEU
• Batas kapasitas yang efisien 550,000TEU – throughput saat
ini
• Kongesti jaringan jalan
Soekarno:
• Kedalaman tidak cukup untuk kapal peti kemas
• Cocok untuk menangani curah
Dikonfirmasi bahwa dibutuhkan terminal peti kemas yang
baru
131
Skenario Pengembangan: Pelabuhan Makassar
Lokasi pelabuhan baru
132
Skenario Pengembangan: Pelabuhan Makassar
Baseline data
133
Skenario Pengembangan: Pelabuhan Makassar
Baseline data
134
Skenario Pengembangan: Pelabuhan Makassar
Baseline data
135
Skenario Pengembangan: Pelabuhan Makassar
Baseline data
136
Skenario Pengembangan: Pelabuhan Makassar
Baseline data
Point Depth (m) Soil Description
SPT Value
(N)
BH - 1
0.00 – 4.90 Very Soft silt ; black 0 - 14
4.95 – 6.00 Silty clay ; black 14 – 59
6.00 – 6.75 Sand - clamshell 59
6.75 – 20.00 Clay stone ; greyish black 60
BH - 2
0.00 – 5.10 Very soft mud silt ; grey -
black
0 – 11
5.10 – 6.20 Silty clay ; black 11 – 14
6.20 – 7.00 Sand coarse – clamshell 14 – 37
7.00 – 20.00 Clay stone ; greyish black 37 – 60
BH -3
0.00 – 4.90 Very soft silt ; grey - black 0 – 6.25
4.90 – 5.90 Silty clay ; black 6.25 – 7.5
5.90 – 7.00 Sandy clay – clamshell ; black 7.5 – 33.75
7.00 – 20.00 Clay stone ; grey - black 33.75 –
58.75
137
Skenario Pengembangan: Pelabuhan Makassar
Baseline data
Point Depth (m) Soil Description SPT Value (N)
BH - 4
0.00 – 3.90 Soft silt ; black 0 – 8.75
3.90 – 4.90 Silty clay ; black 8.75 – 31.25
4.90 – 5.70 Silty clay ; grey 31.25 – 48.75
5.70 – 6.30 Sand coarse – clamshell ; black 48.75 – 58.75
6.30 – 20.00 Clay stone ; black 60
BH – 5
0.00 – 6.00 Silt ; black 0 – 10
6.00 – 7.00 Silty clay ; black 10 – 57.5
7.70 – 8.40 Sand coarse – clamshell ; black 57.5
8.40 – 20.00 Clay stone ; greyish black 60
BH - 6
0.00 – 6.00 Very soft silt – clamshell ; black 0
6.00 – 7.70 Silty clay ; black 58.75
7.70 – 8.40 Sand coarse ; grey 58.75
8.40 – 20.00 Clay stone ; black 60
138
Skenario Pengembangan: Pelabuhan Makassar
Baseline data
• Metocean
• Data angin yang diperoleh
• Kajian terhadap wave climate
• Anecdotal
• hindcasted
139
Skenario Pengembangan: Pelabuhan Makassar
Baseline data
• Kajian isu lalulintas:
• Jaringan jalan lokal sempit dan macet
• Parkir/area tunggu untuk truk
• Sempitnya jembatan melwati sungai Tallo
• Jalan masuk tol
• Perbaikan jaringan jalan yang direncanakan harus
dapat membuka/memberi akses pada area untuk
berkembang
140
Skenario Pengembangan: Pelabuhan Makassar
Tujuan utama
• Cocok untuk partipasi sektor swasta
• Mampu memenuhi pertumbuhan jangka panjang
• Meminimalisir dampak lingkungan
• Meminimalisir resiko yang terkait dengan re-zoning dan
approval
• Akses marine yang aman
• Memaksimalkan efisiensi terminal
• Akses lahan dan transportasi yang efisien
• Economical staging untuk pekerjaan sipil yang utama
seperti pengerukan, reklamasi dan breakwater
• Biaya
141
Skenario Pengembangan: Pelabuhan Makassar
Koneksi jalan lokal
142
Skenario Pengembangan: Pelabuhan Makassar
Sizing (penetapan ukuran)
• Lebar channel >110m
• 600m turning basins
• Dermaga sepanjang 1,000m untuk fase 1
• Lebar yard 500m
• Kedalaman dredging 12.5mCD
143
Skenario Pengembangan: Pelabuhan Makassar
Tahap 1 – Opsi yang dibuat
144
Skenario Pengembangan: Pelabuhan Makassar
Tahap 2 – Option Refinement
• Opsi1
145
Skenario Pengembangan: Pelabuhan Makassar
Tahap 2 – Option Refinement
• Opsi 2
146
Skenario Pengembangan: Pelabuhan Makassar
Tahap 2 – Option Refinement
• Opsi 3
147
Skenario Pengembangan: Pelabuhan Makassar
Tahap 2 – Penilaian
Option
Private sector ready
  
Growth Potential
  
Safe marine access
  
Berth availability
  
Terminal Efficiency
  
Dredging and
reclamation   
Compliance with
spatial plan   
Costs
  
148
Skenario Pengembangan: Pelabuhan Makassar
Tahap 2 – Penetapan Opsi
• Perbedaan biaya yang signifikan
• Potensi pertumbuhan yang meningkat
149
Skenario Pengembangan: Pelabuhan Makassar
Tahap 2 – Fase Pengembangan
150
Video: Khalifa Port – Abu Dhabi
151
Thank you.

Más contenido relacionado

Similar a PELABUHAN

Pendahuluan pelabuhan
Pendahuluan pelabuhanPendahuluan pelabuhan
Pendahuluan pelabuhannizar amody
 
Kinerja Operasional Pelabuhan Benoa
Kinerja Operasional Pelabuhan BenoaKinerja Operasional Pelabuhan Benoa
Kinerja Operasional Pelabuhan BenoaPutika Ashfar Khoiri
 
1905511137_Kadek Ryo Aryawan_Tugas 2_TPP.pptx
1905511137_Kadek Ryo Aryawan_Tugas 2_TPP.pptx1905511137_Kadek Ryo Aryawan_Tugas 2_TPP.pptx
1905511137_Kadek Ryo Aryawan_Tugas 2_TPP.pptxRyoAryawan2
 
Pelabuhan 6 Perhitungan Perancangan Pelabuhan.pptx
Pelabuhan 6 Perhitungan Perancangan Pelabuhan.pptxPelabuhan 6 Perhitungan Perancangan Pelabuhan.pptx
Pelabuhan 6 Perhitungan Perancangan Pelabuhan.pptxSabrina348148
 
Teluk Jakarta: Reklamasi atau Retorasi ?
Teluk Jakarta: Reklamasi atau Retorasi ?Teluk Jakarta: Reklamasi atau Retorasi ?
Teluk Jakarta: Reklamasi atau Retorasi ?Didi Sadili
 
TREND PERKEMBANGAN PENGELOLAAN PELABUHAN DUNIA DAN IMPLIKASINYA BAGI BUMN PEL...
TREND PERKEMBANGAN PENGELOLAAN PELABUHAN DUNIA DAN IMPLIKASINYA BAGI BUMN PEL...TREND PERKEMBANGAN PENGELOLAAN PELABUHAN DUNIA DAN IMPLIKASINYA BAGI BUMN PEL...
TREND PERKEMBANGAN PENGELOLAAN PELABUHAN DUNIA DAN IMPLIKASINYA BAGI BUMN PEL...Ahmad Ahmad
 
Analisis industri pelabuhan
Analisis industri pelabuhanAnalisis industri pelabuhan
Analisis industri pelabuhanlmfeui
 
Ppt rekayasa pantai 1 aswar
Ppt rekayasa pantai 1 aswarPpt rekayasa pantai 1 aswar
Ppt rekayasa pantai 1 aswarAswar Amiruddin
 
Terjemahan iho
Terjemahan ihoTerjemahan iho
Terjemahan ihoDewa Wade
 
06. bab 6 kajian perencanaan struktur
06. bab 6 kajian perencanaan struktur06. bab 6 kajian perencanaan struktur
06. bab 6 kajian perencanaan strukturDevian Tri Andriana
 
Pendahuluan (Teori Pantai, Teori Gelombang, Definisi Pantai, Jenis Gelombang)...
Pendahuluan (Teori Pantai, Teori Gelombang, Definisi Pantai, Jenis Gelombang)...Pendahuluan (Teori Pantai, Teori Gelombang, Definisi Pantai, Jenis Gelombang)...
Pendahuluan (Teori Pantai, Teori Gelombang, Definisi Pantai, Jenis Gelombang)...NurFajarApriliaSari
 
DevelopmentofcontainerhandlinginthePortofRotterdam (1).pdf
DevelopmentofcontainerhandlinginthePortofRotterdam (1).pdfDevelopmentofcontainerhandlinginthePortofRotterdam (1).pdf
DevelopmentofcontainerhandlinginthePortofRotterdam (1).pdfNisaHamida
 
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB IV
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB IVPERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB IV
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB IVYogga Haw
 
Tugas Pelabuhan II_Andrea Manalu_190404137.pptx
Tugas Pelabuhan II_Andrea Manalu_190404137.pptxTugas Pelabuhan II_Andrea Manalu_190404137.pptx
Tugas Pelabuhan II_Andrea Manalu_190404137.pptxAndreaManalu
 

Similar a PELABUHAN (20)

Pendahuluan pelabuhan
Pendahuluan pelabuhanPendahuluan pelabuhan
Pendahuluan pelabuhan
 
SIPIL-UNSrev1
SIPIL-UNSrev1SIPIL-UNSrev1
SIPIL-UNSrev1
 
Kinerja Operasional Pelabuhan Benoa
Kinerja Operasional Pelabuhan BenoaKinerja Operasional Pelabuhan Benoa
Kinerja Operasional Pelabuhan Benoa
 
pelabuhan
pelabuhanpelabuhan
pelabuhan
 
Pelabuhan by arizki
Pelabuhan by arizkiPelabuhan by arizki
Pelabuhan by arizki
 
Pengembangan pelabuhan
Pengembangan pelabuhanPengembangan pelabuhan
Pengembangan pelabuhan
 
Pelabuhan ke 2
Pelabuhan ke 2Pelabuhan ke 2
Pelabuhan ke 2
 
1905511137_Kadek Ryo Aryawan_Tugas 2_TPP.pptx
1905511137_Kadek Ryo Aryawan_Tugas 2_TPP.pptx1905511137_Kadek Ryo Aryawan_Tugas 2_TPP.pptx
1905511137_Kadek Ryo Aryawan_Tugas 2_TPP.pptx
 
Pelabuhan 6 Perhitungan Perancangan Pelabuhan.pptx
Pelabuhan 6 Perhitungan Perancangan Pelabuhan.pptxPelabuhan 6 Perhitungan Perancangan Pelabuhan.pptx
Pelabuhan 6 Perhitungan Perancangan Pelabuhan.pptx
 
Teluk Jakarta: Reklamasi atau Retorasi ?
Teluk Jakarta: Reklamasi atau Retorasi ?Teluk Jakarta: Reklamasi atau Retorasi ?
Teluk Jakarta: Reklamasi atau Retorasi ?
 
TREND PERKEMBANGAN PENGELOLAAN PELABUHAN DUNIA DAN IMPLIKASINYA BAGI BUMN PEL...
TREND PERKEMBANGAN PENGELOLAAN PELABUHAN DUNIA DAN IMPLIKASINYA BAGI BUMN PEL...TREND PERKEMBANGAN PENGELOLAAN PELABUHAN DUNIA DAN IMPLIKASINYA BAGI BUMN PEL...
TREND PERKEMBANGAN PENGELOLAAN PELABUHAN DUNIA DAN IMPLIKASINYA BAGI BUMN PEL...
 
Analisis industri pelabuhan
Analisis industri pelabuhanAnalisis industri pelabuhan
Analisis industri pelabuhan
 
Ppt rekayasa pantai 1 aswar
Ppt rekayasa pantai 1 aswarPpt rekayasa pantai 1 aswar
Ppt rekayasa pantai 1 aswar
 
15507056 bangun fiqri-utami_l.
15507056 bangun fiqri-utami_l.15507056 bangun fiqri-utami_l.
15507056 bangun fiqri-utami_l.
 
Terjemahan iho
Terjemahan ihoTerjemahan iho
Terjemahan iho
 
06. bab 6 kajian perencanaan struktur
06. bab 6 kajian perencanaan struktur06. bab 6 kajian perencanaan struktur
06. bab 6 kajian perencanaan struktur
 
Pendahuluan (Teori Pantai, Teori Gelombang, Definisi Pantai, Jenis Gelombang)...
Pendahuluan (Teori Pantai, Teori Gelombang, Definisi Pantai, Jenis Gelombang)...Pendahuluan (Teori Pantai, Teori Gelombang, Definisi Pantai, Jenis Gelombang)...
Pendahuluan (Teori Pantai, Teori Gelombang, Definisi Pantai, Jenis Gelombang)...
 
DevelopmentofcontainerhandlinginthePortofRotterdam (1).pdf
DevelopmentofcontainerhandlinginthePortofRotterdam (1).pdfDevelopmentofcontainerhandlinginthePortofRotterdam (1).pdf
DevelopmentofcontainerhandlinginthePortofRotterdam (1).pdf
 
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB IV
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB IVPERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB IV
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB IV
 
Tugas Pelabuhan II_Andrea Manalu_190404137.pptx
Tugas Pelabuhan II_Andrea Manalu_190404137.pptxTugas Pelabuhan II_Andrea Manalu_190404137.pptx
Tugas Pelabuhan II_Andrea Manalu_190404137.pptx
 

Más de Indonesia Infrastructure Initiative

Indonesian railways revitalisation bambang susantono, vice minister for tra...
Indonesian railways revitalisation   bambang susantono, vice minister for tra...Indonesian railways revitalisation   bambang susantono, vice minister for tra...
Indonesian railways revitalisation bambang susantono, vice minister for tra...Indonesia Infrastructure Initiative
 
Railway function in developing multimodal transportation in java
Railway function in developing multimodal transportation in javaRailway function in developing multimodal transportation in java
Railway function in developing multimodal transportation in javaIndonesia Infrastructure Initiative
 
Development of multimodal transportation and inter regional connectivitiy
Development of multimodal transportation and inter regional connectivitiyDevelopment of multimodal transportation and inter regional connectivitiy
Development of multimodal transportation and inter regional connectivitiyIndonesia Infrastructure Initiative
 

Más de Indonesia Infrastructure Initiative (20)

Balikpapan Public Diplomacy 25 May 2015
Balikpapan  Public Diplomacy 25 May 2015Balikpapan  Public Diplomacy 25 May 2015
Balikpapan Public Diplomacy 25 May 2015
 
World experience-in-railway-restructuring
World experience-in-railway-restructuringWorld experience-in-railway-restructuring
World experience-in-railway-restructuring
 
Indonesian railways revitalisation bambang susantono, vice minister for tra...
Indonesian railways revitalisation   bambang susantono, vice minister for tra...Indonesian railways revitalisation   bambang susantono, vice minister for tra...
Indonesian railways revitalisation bambang susantono, vice minister for tra...
 
WS2 Infrastructure Issues
WS2 Infrastructure IssuesWS2 Infrastructure Issues
WS2 Infrastructure Issues
 
Development of multimodal transport in north java corridor
Development of multimodal transport in north java corridorDevelopment of multimodal transport in north java corridor
Development of multimodal transport in north java corridor
 
Railway function in developing multimodal transportation in java
Railway function in developing multimodal transportation in javaRailway function in developing multimodal transportation in java
Railway function in developing multimodal transportation in java
 
The role of ipc in developing multimodal transportation in java
The role of ipc in developing multimodal transportation in javaThe role of ipc in developing multimodal transportation in java
The role of ipc in developing multimodal transportation in java
 
Government strategy in developing multimodal transportation
Government strategy in developing multimodal transportationGovernment strategy in developing multimodal transportation
Government strategy in developing multimodal transportation
 
The role of ferry in developing multimodal transportation
The role of ferry in developing multimodal transportationThe role of ferry in developing multimodal transportation
The role of ferry in developing multimodal transportation
 
Development of multimodal transportation and inter regional connectivitiy
Development of multimodal transportation and inter regional connectivitiyDevelopment of multimodal transportation and inter regional connectivitiy
Development of multimodal transportation and inter regional connectivitiy
 
Ws3 safe system approach (bahasa version)
Ws3 safe system approach (bahasa version)Ws3 safe system approach (bahasa version)
Ws3 safe system approach (bahasa version)
 
Ws3 safe system supporting vru (english version)
Ws3 safe system supporting vru (english version)Ws3 safe system supporting vru (english version)
Ws3 safe system supporting vru (english version)
 
Ws3 safe system supporting vru (bahasa version)
Ws3 safe system supporting vru (bahasa version)Ws3 safe system supporting vru (bahasa version)
Ws3 safe system supporting vru (bahasa version)
 
Ws3 presentation
Ws3 presentationWs3 presentation
Ws3 presentation
 
Ws3 me
Ws3 meWs3 me
Ws3 me
 
Ws3 infrastructure related to pedestrian safety
Ws3 infrastructure related to pedestrian safetyWs3 infrastructure related to pedestrian safety
Ws3 infrastructure related to pedestrian safety
 
Ws3 gender and disability presentation
Ws3 gender and disability presentationWs3 gender and disability presentation
Ws3 gender and disability presentation
 
Ws2 introduction
Ws2 introductionWs2 introduction
Ws2 introduction
 
Workshop #2 safe system approach
Workshop #2 safe system approachWorkshop #2 safe system approach
Workshop #2 safe system approach
 
Workshop #2 safe system approach english
Workshop #2 safe system approach englishWorkshop #2 safe system approach english
Workshop #2 safe system approach english
 

PELABUHAN

  • 1. Skenario Pengembangan Pelabuhan 13 May 2014 Formulasi dan Skenario Pengembangan Pelabuhan
  • 2. 2 Enam Rangkaian Workshop Terdiri Atas o Demand forecasting techniques. o Operations analysis and capacity assessment. o Formulation and assessment of development scenarios. o Financial and economic analysis o (especially pricing) o Environmental assessment and impact analysis. o Social cost benefit and value for money analysis.
  • 3. 3 Agenda Hari 1 13 May 2014 Formulating and Assessment of Development Scenarios 09:00 – 09:15 Introduction by Pak Adolf 09:15 – 09:30 Introduction by Professor Sudjanadi 09:30 – 10:30 Segment 1: Port Master Planning Overview 10:30 – 11:00 Break 11:00 – 12:00 Segment 2: Development Scenario Considerations (Part I) 12:00 – 13:00 Lunch 13:00 – 13:30 Segment 3: Development Scenarios Considerations (Part II) 13:30 – 14:30 Segment 4: Assessing Development Scenarios through International Case Studies 14:30 – 15:00 Break 15:00 – 16:00 Segment 5: Application to the Makassar Pilot Port Project 16:00 – 17:00 Discussion 17:00 Finish
  • 4. Skenario Pengembangan Pelabuhan Bagian 1: Kajian Rencana Induk Pelabuhan 13 May 2014 Formulation and Development of Port Development Scenarios
  • 5. Skenario Pengembangan Pelabuhan Bagian 1: Perencanaan Rencana Induk Pelabuhan Pendekatan Rencana Induk 13 May 2014 Formulation and Development of Port Development Scenarios
  • 6. 6 Apa yang dimaksud dengan Proses Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan • Penyusunan rencana induk pelabuhan – biasanya dilakukan setiap 20-30 tahun sekali namun sering juga dilakukan revisi dan sebaiknya: • Dibahas apakah pelabuhan harus dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan • Memperlihatkan adanya integrasi terhadap jaringan transportasi • Mengatasi hambatan-hambatan terkait aspek lingkungan • Memastikan adanya kesesuaian terhadap penggunaan lahan saat ini • Menyediakan skenario pengembangan yang diusulkan • Skenario pengembangan pelabuhan sebaiknya: • Fleksibel dalam mengakomodasi perubahan • Mengoptimalkan aset pelabuhan yang ada • Memberi ruang yang efektif untuk fase pengembangan dalam memenuhi demand • Menyertakan zona pelabuhan untuk mengcover area perairan dan darat, juga berdasar tipe perdagangan • Memungkinkan untuk pengecekan parameter penting: • Kedalaman kolam • Area daratan • Koneksi di area daratan • Zona Pelabuhan
  • 8. 8 Perencanaan Rencana Induk – Prinsip Umum 1. Mencari optimasi pelabuhan yang ada saat ini 2. Mengidentifikasi bottleneck • Prosedur operasi • Peralatan • Batasan fisik (dermaga dan lapangan penumpukan) • Konsolidasi trade 3. Menetapkan kebutuhan untuk terminal peti kemas yang baru
  • 9. 9 Peran trade/demand forecasting • Merupakan salah satu masukan terpenting dalam merencanakan pelabuhan • Diawali dengan studi pasar • Perkiraan terhadap tipe dan jumlah kargo yang akan ditangani • Tujuan dari demand forecasting: • Menyediakan informasi dasar terhadap rencana fisik pelabuhan • Mendukung penilaian secara ekonomi dan finansial • Ditambah dengan analisis armada kapal untuk membentuk spektrum armada kapal, dalam rangka menentukan: • Kedalaman pelabuhan • Area navigasi/pelayarna dan kolam putar • Tipe dan panjang dermaga • Reliability of estimates decreases as forecast horizon increases
  • 10. Port Development Scenarios Bagian 1: Kajian Rencana Induk Pelabuhan Tantangan yang dihadapi pelabuhan saat ini 13 May 2014 Formulation and Development of Port Development Scenarios
  • 11. 11 Tantangan yang dihadapi oleh pelabuhan saat ini • Peningkatan volume kargo • Perubahan tipe kargo • Perubahan armada kapal • Hambatan koneksi area darat • Perubahan kondisi fisik
  • 12. 12 Tangtangan yang dihadapi oleh pelabuhan saat ini: Peningkatan jumlah kargo Volume perdagangan dunia berdasarkan kelompok produk utama (index 1950 = 100) (Source: World Trade Organisation)
  • 13. 13 Tangtangan yang dihadapi oleh pelabuhan saat ini: Perubahan tipe kargo (Source: World Trade Organisation) • Peningkatan jumlah tonase yang signifikan secara historis
  • 14. 14 Tangtangan yang dihadapi oleh pelabuhan saat ini: Perubahan tipe kargo (Source: World Trade Organisation) • Peningkatan jumlah kargo – melebihi kapasitas pelabuhan • Peningkatan yang signifikan terhadap jumlah kargo peti kemas secara historis • Peningkatan penetrasi peti kemas • Ketidakseimbangan antara aktivitas perdangan dan tipe peti kemas meningkatkan kebutuhan untuk memindahkan peti kemas • Meningkatkan operasi transhipment
  • 15. 15 Tangtangan yang dihadapi oleh pelabuhan saat ini: Perubahan jenis armada kapal • Pada 10 tahun terakhir: terjadi peningkatan pada jumlah kapal sebesar 68%, dan peningkatan total kapasitas TEU sebesar 165% • Akhir Juni 2103: 5023 kapal dengan total 16,6 juta TEU • <25% account dan >50% kapasitas • Rata-rata ukuran kapal 3,300TEU Vessels scrapped as a proportion of total yearly fleet (source: Lloyds List Intelligence) TEU proportion of total fleet (source: Lloyds List Intelligence)
  • 16. 16 Tangtangan yang dihadapi oleh pelabuhan saat ini: Perubahan jenis armada kapal Ukuran kapal peti kemas semakin besar Clifford Maersk (8,000 TEU) docked at Tanjung Pelepas (Photo: AECOM)
  • 17. 17 Tangtangan yang dihadapi oleh pelabuhan saat ini: Perubahan jenis armada kapal Beam kapal untuk peti kemas lebih besar Image: Maersk Mc-Kinney Moller (18,270TEU, 399m LOA) Courtesy Howard Wren Consulting
  • 18. 18 Video: The Worlds Largest Container Ship
  • 19. 19 Tangtangan yang dihadapi oleh pelabuhan saat ini: Perubahan jenis armada kapal • Pendekatan • Menentukan batasan untuk geometri saluran dan kolam putar melalui simulasi • Mempertimbangan kebutuhan bagi akses pada area pasang surut dan hambatan pelayaran lainnya • Usia struktrur dermaga • Box dermaga yang lebih dalam – apabila struktur diizinkan • Garis offset dermaga • Beban dan ukuran crane • Mengkaji kapasitas dan ukuran crane eksisting • Mengkaji rel crane yang baru • Tinggi crane • Apron dan lapangan penumpukan • Apron tidak cukup lebar untuk mengakomodasi bongkar muat untuk tarif yang lebih tinggi dari ukuran kapal yang lebih besar • Lapangan penumpukan tidak tumbuh pada tingkat yang sama dengan throughput yang ada
  • 20. 20 Tangtangan yang dihadapi oleh pelabuhan saat ini: Perubahan jenis armada kapal Image: Low height ship to shore cranes arriving at Port Botany (image: Hutchison Port Holdings)
  • 21. 21 Tangtangan yang dihadapi oleh pelabuhan saat ini: Koneksi sisi darat • Infrastruktur sisi darat terbatas – ke arah kota • Koneksi transportasi saat ini dibutuhkan biaya yang cukup besar/signifikan untuk meningkatkan kapasitas – seringkali hal ini bukan merupakan tanggung jawab pemilik pelabuhan/operator • Rel efektif untuk peti kemas, namun hanya untuk rel tipikal. Bergantung pada gradien/kemiringan.
  • 22. 22 ngtangan yang dihadapi oleh pelabuhan saat ini: Koneksi sisi darat $7.2bn Khalifa Port – UAE: Peti kemas direlokasi untuk mengakomodasi pertumbuhan
  • 23. 23 Tangtangan yang dihadapi oleh pelabuhan saat ini: Kondisi lingkungan Penilaian terhadap kenaikan level air laut, badai, subsidensi, peningkatan populasi dan urbanisasi 1 Nicholls, R. J. 2008, Ranking Port Cities wit high Exposure and Vulnerability to Climate Change Extremes: Exposure Estimates. OECD Environment Working Papers, No.1 2005: Population exposure (2.2M) 2070: Asset value exposure (US$321bn)
  • 24. 24 Tangtangan yang dihadapi oleh pelabuhan saat ini: Peningkatan level muka air laut • Meningkat sebesar 120 m dalam 21.000 tahun terakhir • Mengalami peningkatan secara global sebesar 0,17m selama abad 20 • Hal ini akan terus meningkat • Intensitass siklus perputaran air laut dengan glacier terus meningkat • Pergerakan tektonik, ekstraksi air tanah Sea Level Trends 1993-2003 (Cazenave and Narem 2004)
  • 25. 25 Tangtangan yang dihadapi oleh pelabuhan saat ini: Apakah badai yang terjadi saat ini akan lebih parah? • Perdebatan mengenai apakah badai akan berubah • Kurangnya data real dan model terbaru • Tingginya variasi secara historis • Tidak ada perubahan jumlah data yang signifikan di daerah tropis pada tahun 1970-2004, kecuali Atlantic1 • Perubahan badai yang diamati, dapat disebabkan variasi natural • Hasil pengamatan menunjukkan perubahan Hs dari waktu ke waktu bergantung pada posis lintang2 • Terlihat pengaruh gelombang badai, namun juga didorong oleh kondisi lokal Reproduced from : Nobuhito Mori, T, Y. (2010), Projection of Extreme Wave climate Change under Global Warming, Hydrological Research letters, 4, 15-19 1 Knutson, T , (2010), Tropical Cyclones and Climate Change, Nature Geoscience 2 Nobuhito Mori, T, Y. (2010), Projection of Extreme Wave climate Change under Global Warming, Hydrological Research letters, 4, 15-19
  • 26. 26 Tangtangan yang dihadapi oleh pelabuhan saat ini: Apa dampak yang akan terjadi? • Peningkatnya waktu tunggu kapal karena banjir dan genangan di area terminal, perkantoran dan infrastruktur • Meningkatnya aktivitas gelombang dan badai • Kapasitas drainase permukaan • Kerusakan struktural dan durabilitas menurun (kombinasi dengan perubahan suhu) Waves batter a merchant vessel stranded along the coast during a heavy storm in Valparaiso City, Chile, 121 km (75 miles) northwest of Santiago on July 6, 2010. (REUTERS/Eliseo Fernandez)
  • 27. 27 Tangtangan yang dihadapi oleh pelabuhan saat ini: Dan bagaimana ketika ada kombinasi perubahan-perubahan tersebut? Reproduced from Kong, D, Setunge, S, Molyneaux, T, Zhang, G & Law D, 2013, Structural Resilience of core port infrastructure in a changing climate. Work Package 3 of Enhancing the resilience to seaports to a changing climate report series, National Climate Change Adaptation Facility, Gold Coast, Australia • Kombinasi perubahan pada temperatur dan salinitas akan menurunkan usia layan • Dibutuhkan interfensi perawatan pada level muka air yang lebih tinggi
  • 28. Skenario Pengembangan Pelabuhan Bagian 2: Pertimbangan-pertimbangan Pengembangan Pelabuhan siderations 13 May 2014 Formulation and Development of Port Development Scenarios
  • 29. Skenario Pengembangan Pelabuhan Bagian 2: Pertimbangan-pertimbangan Pengembangan Pelabuhan siderations Persyaratan fungsional pelabuhan baru 13 May 2014 Formulation and Development of Port Development Scenarios
  • 30. 30 Skenario Pengembangan – Menentukan Lokasi Baru • Lokasi sandar kapal adalah di perairan yang dalam • Kondisi yang baik untuk manuver kapal • Kondisi lingkungan untuk memaksimalkan ketersediaan dermaga dan meminimalisir downtime (angin, gelombang) • Ketersediaan (or ability to form) area lapangan penumpukan • Link transportasi yang baik • Kondisi tanah yang baik • Cocok dengan zona dan land use yang ada saat ini • Tenaga kerja tersedia • Harus memberi kesempatan pelabuhan untuk berkembang
  • 31. 31 Pertimbangan-pertimbangan dalam Skenario Pengembangan: Akomodasi tipe perdagangan (1) Tipe perdagangan Kebutuhan/Persyaratan Peti Kemas • Dermaga linear yang kontinyu • Rentang ukuran kapal dari jenis feeder (50 TEU) sampai kapal ULCS (>12.500TEU) • Kemudahan bermanuver - biasanya terdapat bow thruster • Waktu putar yang dibutuhkan <24 jam • Usually use ship-to-shore cranes • Dermaga harus efisien untuk pergerakan (bongkar muat) peti kemas dalam jumlah yang besar General Cargo • Selalu dilakukan di dermaga • Tipikal ukuran kapal 700dwt hingga 15,000dwt • Vairiasi ukuran peralatan yang dibutuhkan untuk memuat barang, tergantung pada kargonya. Biasanya digunakan crane dan forklift (di dermaga) atau dapat juga menggunakan peralatan di kapal. Curah padat (solid bulks) • Dilakukan di jetty atau dermaga, namun bongkar/muat barang dilakukan oleh masing-masing pemilik • Rentang ukuran kapal dari Handy Max hingga Large Bulk
  • 32. 32 Pertimbangan-pertimbangan dalam Skenario Pengembangan: Akomodasi tipe perdagangan (2) Tipe Kebutuhan/Persyaratan Minyak • Dilakukan di jetty • Disalurkan melalui pipa ke fasilitas penyimpanan di darat – atau tempat yang lokasinya lebih jauh • Nilai komoditas dan viskositas bervariasi – Pipa khusus atau sistem pembersih. Dapat memerlukan pipa pemanas Gas • Dilakukan di jetty – mirip dengan minyak • LNG dan LPG diperlakukan sebagai liquid dengan pressurisation dan cooling (pendinginan) • Material yang berbahaya membutuhkan desain dan penanganan yang cermat Bahan kimia • Biasanya dikerjakan di jetty • Draft terbatas • Membutuhkan susunan pipa yang lebih besar untuk mengangani beberapa produk • Biasanya dimuat ke kapal dengan lengan flexible (flexible hose) daripada lengan loading (loading arm) Penumpang • Dermaga dengan koneksi sisi darat yang baik untuk memindahkan penumpang dengan cepat
  • 33. 33 Pertimbangan-pertimbangan dalam Skenario Pengembangan: Pertimbangan lainnya Kapal tunda, pilots (Kapal Pandu) dan Mooring boats (Kapal Kepil) • Kebanyakan pelabuhan utama memiliki panduan wajib • Kapal pandu mulai boarding di luar atau dekat alur • Kapal tunda biasanya datang bersamaan dan • Kemungkinan dibutuhkan Line boats, terutama di jetty • Keamanan ketika bersandar harus disediakan bagi kapal tunda, line boat dan pilot.
  • 34. 34 Pertimbangan-pertimbangan dalam Skenario Pengembangan Kapal Rencana • Kapal rencana diidentifikasi berdasarkan tipe perdagangan • Kapal rencana biasanya dipilih dari yang terbesar, namun hal tersebut tida harus dilakukan, yang penting adalah kemudahan bermanuver. • Informasi kedalaman keruk rencana dan panjang dermaga • Desain untuk memberi keamanan navigasi dan bersandarnya kapal dengan ukuran kapal yang bervariasi • Dermaga peti kemas tidak selalu kedatangan kapal rencana secara serentak/simultan • Desain kapal menggunakan spektrum kapal realistik
  • 35. 35 Contoh pada pelabuhan Makassar: Kapal rencana Perdagangan: Peti Kemas Catatan kedatangan: tipikal 7,000 – 8,000 dwt (700-1000 TEU) Kapal-kapal yang sudah tua akan diganti dengan kapal sesuai kenaikan atau bertambahnya ukuran kapal Kemunkinan bahwa pada umur rencana, kapal ukuran Panamax akan didatangkan ke Makassar. Sebagai contoh kapal rencana CMA-CGM Georgia: LOA: 294m Beam: 32.2m Draft: 13.5m Capacity 5,085 TEU Kemungkinan akan didatangkan pada akhir umur rencana. Struktur dermaga didesain agar mampu mengakomodasi. Pengerukan dilakukan bertahap dari waktu ke waktu. Pertimbangan-pertimbangan dalam Skenario Pengembangan Kapal Rencana
  • 36. Skenario Pengembangan Pelabuhan 13 May 2014 Formulation and Development of Port Development Scenarios Bagian 2: Pertimbangan-pertimbangan Skenario Pengembangan Pelabuhan Menetapkan Kondisi Baseline
  • 37. 37 Skenario Pengembangan Pelabuhan Menetapkan kondisi fisik baseline • Topografi dan Batimetri • Meteorologi dan Oceanografi • Angin • Gelombang • Arus • Pasang surut • Coastal • Geoteknik • Lingkungan
  • 38. 38 • Topografi dan Batimetri • Menentukan volume pengerukan dan reklamasi • Masukan terhadap model hydrodynamic • Dapat menggunakan chart current firesheet dimungkinkan • Sidescan • Harus overlap Skenario Pengembangan Pelabuhan Menetapkan kondisi fisik baseline
  • 39. 39 Skenario Pengembangan Pelabuhan Menetapkan kondisi fisik baseline • Penting untuk memahami hubungan antara laut dan datum di darat pada lokasi: • Land Datum: Constant level plane • Sea Datum (CD): Not constant dependant on tidal range • Berbeda antara datum site specific • Harus ditetapkan untuk setiap lokasi Land Datum  
  • 40. 40 Skenario Pengembangan Pelabuhan Menetapkan kondisi fisik baseline • Metocean • Angin dan downtime – crane downtime, vessel downtime, alinyemen dermaga, cope levels, desain struktur, beban mooring, breakwater • Pasang surut dan tinggi muka air – surges, level pengerukan dan reklamasi • Arus – sandar dan mooring, kebutuhan kapal tug, sedimentasi • Dibutuhkan record data yang panjang untuk memperoleh siklus • Angin untuk melakukan wave hindcasting membutuhkan sampel dengan resolusi tinggi pada interval reguler selama periode yang lama • Sebaiknya pengumpulan data terjadi pada saat yang bersamaan
  • 41. 41 Skenario Pengembangan Pelabuhan Menetapkan kondisi fisik baseline • Investigasi Geoteknik • Menetapkan kelayakan biaya dan pengerukan • Menetapkan material reklamasi yang sesuai • Masukan dalam desain struktur • Kombinasi dari suplemented geofisik dengan tes geoteknik terpercaya • Borehole • CPT (Cone Penetration Test)
  • 42. 42 Skenario Pengembangan Pelabuhan Menetapkan kondisi fisik baseline • Pesisir (coastal) • Memahami transport litoral • Penilaian accretion/erosion • Penilaian sedimentasi • Evaluasi dampak terhadap kualitas air
  • 43. 43 Skenario Pengembangan Pelabuhan: Dikusi • Berapa lama desain infrastruktur pelabuhan dirancang untuk bertahan? • Seberapa kuat desain pelabuhan terhadap badai?
  • 44. 44 Skenario Pengembangan Pelabuhan: Waktu layan dan kejadian ekstrim
  • 45. Skenario Pengembangan Pelabuhan Bagian 2: Pertimbangan-pertimbangan Skenario Pengembangan Pelabuhan Basic Layout 13 May 2014 Formulation and Development of Port Development Scenarios
  • 46. 46 Merencanakan Rencana Induk Pelabuhan – Basic Layout • Apakah perbedaan antara “port” dan “harbour”
  • 47. 47 Skenario Pengembangan Pelabuhan: Layout basis “Harbour” Pesisir • Tujuan • Yang simple adalah yang terbaik • Keep options open – mempertimbangkan rentang yang besar • Menyediakan area sandar dengan area darat yang substansial • Mempertimbangkan ukuran back up area yang dibutuhkan – 500m/m untuk pelabuhan peti kemas modern
  • 48. 48 • Mengembangkan “harbour” natural • Membuat “harbour” yang baru Skenario Pengembangan Pelabuhan: Layout basis “Harbour” Pesisir
  • 49. 49 Skenario Pengembangan Pelabuhan: Membuat “harbour” yang baru– Puerto Caucedo, Dominican Republic
  • 50. 50 Skenario Pengembangan Pelabuhan: Mengembangkan “harbour” alami– Port Botany, Australia
  • 51. 51 • Membuat channel Skenario Pengembangan Pelabuhan: Layout basis Coastal Harbour
  • 52. 52 Skenario Pengembangan Pelabuhan: Membuka channel – El Sokhna Port, Egypt
  • 53. 53 • Use an existing island • Create and island Skenario Pengembangan Pelabuhan: Layout basis “Harbour” Pesisir
  • 54. 54 Skenario Pengembangan Pelabuhan: Membuat pulau – Fisherman’s Island, Australia
  • 55. 55 • Pelabuhan lama– low handling rates • Pelabuhan baru– high handling rates Skenario Pengembangan Pelabuhan: Konfigurasi basis “Harbour”
  • 57. 57 Video: Jebel Ali Port Terminal 3
  • 58. Skenario Pengembangan Pelabuhan Bagian 3: Skenario Pengembangan – Port Approaches and Sizing 13 May 2014 Formulation and Development of Port Development Scenarios
  • 59. 59 Video: the importance of getting it right
  • 60. Skenario Pengembangan Pelabuhan Bagian 3: Skenario Pengembangan – Port Approaches and Sizing Pendekatan, Channel dan Basin 13 May 2014 Formulation and Development of Port Development Scenarios
  • 61. 61 Skenario Pengembangan Pelabuhan: Menetapkan Area Navigasi – Channel Definisi: • Approach channel – menghubungkan dermaga pelabuhan ke laut lepas • ‘outer’ channel – exposed • ‘inner’ channel – sheltered • Channel and fairway – Fitur waterways yang memiliki ukuran lebar dan dalam yang cukup untuk memungkinkan kapal transit. Buoyed PIANC 121::2014
  • 62. 62 • Tujuan • Meminimalisir waktu transit ke pelabuhan • Meminimalisir batasan akses • Dimensi saluran merupakan fungsi dari: • Ukuran kapal • Kemudahan manuver kapal • Angin • Arus • Pemilihan satu atau dua arah mempertimbangkan nilai ekonomisnya: • Biaya pengerukan (biaya awal dan perawatan/maintenance) • Volume traffic dan biaya kelebihan waktu berlabuh • Waktu transit dan sistem VTMS • Ketersediaan pilotage dan kapal tunda Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan: Menetapkan Area Navigasi - Saluran
  • 63. 63 • Aturan (rule of thumb): • Saluran satu arah : 3.6 - 6 x beam (>5 x beam untuk minyak dan gas) • Saluran dua arah : 6.2 - 9 x beam Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan: Menetapkan Area Navigasi - Saluran
  • 64. 64 • Tipikal jalur untuk manuver: 1.3 to 2.0 x Beam • Sensitif pada arah angin lateral: kapal tangker, cruise dan peti kemas • Arus yang dapat menyebabkan kapal menjadi oleng: 0.5 x Beam • Berhati-hati terhadap jarak kapal dengan sisi channel dan kapal lainnya – menyebabkan terjadinya hisap • Clearence saluran 2 arah >30m or atau beam terbesar • Pelebaran saluran pada belokan>10o minimal 4 x Beam, atau bisa lebih. Tergantung kedalaman. • Kurva radius minimum >10 x LOA terbesar • Sebaiknya tidak dirancang untuk “hard over” rudder Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan: Menetapkan Area Navigasi - Saluran
  • 65. 65 Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan: Menetapkan Area Navigasi - Saluran • Kedalaman cukup untuk keamanan manuver pada level muka air terendah, diijinkan untuk: • Draft kapal pada beban maksimum • Level muka air • Pasang surt • Surge – dengan catatan dapat positif atau negatif • Perubahan iklim – disampaikan kemudian • Tekanan atmosfer • Gerakan kapal (roll, pitch, yaw and heave) • Trim kapal ketika memuat barang • Squat • Karakteristik seabed • Salinitas • Pendangkalan • Pengukuran error • Tidak harus sama dengan berth box
  • 66. 66 Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan: Menetapkan Area Navigasi - Kedalaman Minimum gross UKC “Rules of Thumb”: Open Sea, High Speed ships, exposed to strong swells: 30% of max draft. Exposed channels, exposed to swell: 25% of max draft. Exposed manoeuvring and berthing area: 20% of max draft. Protected manoeuvring and berthing area: 10-15% of max draft.
  • 67. 67 Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan: Menetapkan Area Navigasi - Kedalaman Mempertimbangkan batasan akses akibat pasang surut: From PIANC report 121:2014
  • 68. 68 Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan: Menetapkan Area Navigasi - Kedalaman Batasan akses akibat pasang surut: - The Port of Newcastle:
  • 69. 69 Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan: Menetapkan Area Navigasi - Swinging • Biasanya di daerah basin, dekat atau sebagai bagian dari channel • Usual to make the turn during entry (i.e. under ballast) • Typically on berth bow to sea • Diameter tergantung: • Kemudahan manuver kapal • Bantuan kapal tug • Kondisi loka • Rules of Thumb: Desain minimum 2 x LOA Vessel with Bow Thrusters With tug assistance Diameter as x of LOA   4 – 5   2.5   1.5
  • 70. 70 Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan: Menetapkan Area Navigasi – Channel Makassar Worked Example: Pengembangan Channel Kapal rencana: LOA: 294m Beam: 32.2m Draft: 13.5m Kedalaman rencana: Asumsi load faktor 85% , so desain draf = 0.85 x 13.5 = 11.5m Asumsi di luar karang 20% UKC = 11.5 x 1.2 = 13.8m Di dalam area manuver 10% UKC = 11.5 x 1.1 = 12.6m Diambil nilai = 12.5m Lebar rencana: Chek titik terendah: 150m, kedalaman 15m 150m = 4.7 x beam = OK Area kolam putar 2.5 x LOA = 735m Tidak ada batasan
  • 71. 71 Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan: Menetapkan Desain Navigasi • Simulasi dapat digunakan untuk menetapkan navigas sebagai desain progres • Fast-time simulation , biaya menjadi efektif • Real-time simulation • Part Mission – cocok untuk opsi pengembangan • Full Mission – harus digunakan untuk menetapkan desain final dan melatih kapal pilot.
  • 72. 72 Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan: Contoh Simulasi – Fast time 30kn angin dari Barat Laut (NW) 2.1kn arus dari tenggara (SE) Arrival: ‘comfortable’ Departure: ‘challenging’
  • 73. 73 Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan: Contoh Simulasi – Full Mission
  • 74. Skenario Pengembangan Pelabuhan Bagian 3: Skenario Pengembangan – Port Approaches and Sizing Basin dan Berth Box 13 May 2014 Formulation and Development of Port Development Scenarios
  • 75. 75 Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan: Basin and Berth Box • Area berdekatan dengan berth • Kapal akan selesai bermanuver dan bersandar pada tiap siklus gelombang: • Harus mengakomodasi manuver kapal • Lebar minimum ≥ 1.25 x Vessel Beam • Panjang minimum ≥ 1.25 x Vessel Length • Kedalaman harus mengakomodasi draft kapal pada setiap kondisi pasang surut dan kondisi loading
  • 76. 76 Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan: Pemilihan panjang berth • Ditentukan oleh kemampuan kapal rencana bersandar dan melepaskan sandaran • Tipikal clearance dihitung dengan mengalikan panjang terbesar kapal rencana : 0.1L for sheltered, 0.2L if exposed. • Perhitungan kasar 30m untuk kapal yang bersandar siang hari, 50m untuk kapal yang bersandar malam hari • Base panjang total pada distribusi ukuran kapal • Note – tidak dapat diaplikasikan untuk jetty dimana panjang kapalnya spesifik
  • 77. 77 • Waktu antrian kapal akan ditentukan oleh ketersediaan dermaga • Biasanya digunakan untuk menunggu dengan rasio waktu layan: Curah: <0.3 General Cargo: <0.2 Peti kemas: <0.1 • Untuk peti kemas: • Diasumsikan panjang dermaga menerus (kontinu) • Estimasi awal: “Rule of Thumb”: 1,000-1,400 TEU/m dermaga • Rasio waktu tunggu diterima Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan: Penetapan panjang berth
  • 78. 78 Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan: Penetapan panjang berth Makassar Worked Example: Total Berth Length Trade forecast: 3M TEU per annum in 2036. Rough Estimate: Assume 1,200 TEU/m of quay = 2,500m of quay length required.
  • 79. Skenario Pengembangan Pelabuhan Segment 3: Development Scenarios – Port Approaches and Sizing Terminal and Yard Sizing 13 May 2014 Formulation and Development of Port Development Scenarios
  • 80. 80 Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan: Menetapkan dimensi lapangan penumpukan Typicallyabout500m
  • 81. 81 Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan: Menetapkan dimensi lapangan penumpukan- Apron Typically about 50m
  • 82. 82 Video: Loading and unloading container ships
  • 83. 83 Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan: Menetapkan dimensi lapangan penumpukan - Yard • Perhitungan demand didasarkan pada (lihat workshop sebelumnya): • Jumlah peti kemas • Dwell time • Storage density • Import, export, transhipment, • Mengembangkan skenario berdasar patokan: 40-50,000 TEU/ha/yr
  • 84. 84 Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan: Menetapkan dimensi terminal Makassar Worked Example: Total Terminal Area Trade forecast: 3M TEU per annum. Rough Estimate: Assume 40,000 TEU/ha/yr = 75 ha of yard area required. Given quay length of 2,500m (see above) = 300 net yard depth 500m total terminal depth – 50m apron – 130m for back of port = 320m. OK 50m130m320m 500m
  • 85. Skenario Pengembangan Pelabuhan Bagian 4: Skenario Pengembangan – Ketersediaan berth dan engineering 13 May 2014 Formulation and Development of Port Development Scenarios
  • 86. Skenario Pengembangan Pelabuhan Bagian 4: Skenario Pengembangan – Ketersediaan berth dan engineering Calmness and efisiensi berth 13 May 2014 Formulation and Development of Port Development Scenarios
  • 87. 87 Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan: Berth Availability and Calmness – gerakan vertikal • Gerakan kapal pada berth akan menyebabkan efisiensi • 3 gerakan translasi: surge, sway, heave • 3 rotasi: roll, pitch, yaw
  • 88. 88 Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan: Berth Availability and Calmness • Seberapa jauh pengaruh kapal dapat bergerak pada kondisi sebelum loading/unloading? • Pada arah yang mana gerakan akan berakibat buruk bagi loading/unloading peti kemas? • Berapa banyak hari per tahun sebaiknya berth available?
  • 89. 89 Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan: Berth Availability and Calmness • Disebabkan oleh: • Passing kapal • Pasang surut • Angin • Gelombang • Local wave – fetch, limit durasi 5-10s. • Swell waves – propagated from distant storms. 8- 20s. • Long Waves – low frequency/surfbeat/infragravity. Solitary or with wave group. 30s - >minutes
  • 90. 90 Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan: Berth Availability and Calmness – gerakan vertikal • Heave, roll, pitch: • 15s natural oscillation • swell waves • PIANC Rpt 2012:115 recommends orientating berths into waves
  • 91. 91 Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan: Berth Availability and Calmness – gerakan horisontal • Surge, sway, yaw • 40-80s natural oscillation • long periods waves • Most critical whilst at berth
  • 92. 92 Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan: Berth Availability and Calmness • Gerakan yang dapat diterima tergantung jenis dan ukuran kapal: • PIANC 1995:
  • 93. 93 Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan: Berth Availability and Calmness Gerakan yang dapat diterima – panduan terkini (PIANC Rpt 2012-115): PIANC 2012-115:
  • 94. 94 Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan: Berth Availability and Calmness Kapal peti kemas yang lebih kecil, PIANC 2012-115 recommends:
  • 95. 95 Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan: Berth Availability and Calmness Dinilai berdasarkan: • Model numerik agitasi gelombang pada berth • Analisis mooring • Model fisik Design out if necessary by: • Pemilihan arah berth – biasanya 30˚ terhadap arah angin yang ditetapkan • Consider sheltering the berths – apakah dengan reklamasi atau breakwater – yang paling efektif untuk local dan swell waves • Mempertimbangan resiko terhadap aktivitas gelombang panjang
  • 96. 96 Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan: Berth Availability and Calmness Contoh kasus: Port Kembla Port Kembla has a history of wave agitation in the outer harbour Photo taken during a storm in 1950 (modified from Figure 3 of Fitzpatrick and Sinclair, 1954)
  • 97. 97 Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan: Berth Availability and Calmness – Numerical seiching modelling of masterplan – Clear long wave seiching axis – Revised master plan eliminated seiching – Modifications made to tug harbour
  • 98. 98 Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan: Berth Availability and Calmness Image courtesy New South Wales Ports (formerly Port Kembla Port Corporation)
  • 99. Skenario Pengembangan Pelabuhan Bagian 4: Skenario Pengembangan – Ketersediaan berth dan engineering Pengerukan, Reklamasi dan Struktur Dermaga 13 May 2014 Formulation and Development of Port Development Scenarios
  • 100. 100 Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan: Pengerukan dan Reklamasi • Bertujuan untuk meminimalisir keduanya atau memperoleh kuantitas yang seimbang • Meminimalkan material keras dalam pengerukan • Memaksimalkan re-use • Mencari material timbunan yang baik • Tanah lunak biasanya dapat diperbaiki
  • 101. 101 Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan: Grab Dredger Jan de Nul Postnik Yakovlev 40m3
  • 102. 102 Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan: Trailing suction hopper dredger for maintenance dredging Jan de Nul Manzillo II 4,000m3
  • 103. 103 Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan: Cutter suction hopper dredger for dredging in stiff clays (lempung yang kaku) and soft rocks (batuan lunak)
  • 104. 104 Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan: Bucket Dredgers for fine work
  • 105. 105 Sweep Barge untuk maintenance dredging
  • 106. 106 Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan: Perbaikan tanah • Terminal Peti Kemas Siagon Premier • 950m panjang dermaga, 40ha lapangan penumpukan (yard) • Tanah lunak dalam
  • 108. 108 Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan: Apakah perbedaan antara “berth” dan “wharf”?
  • 109. 109 Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan: Pemilihan Struktur Berth • Dinding gravity • Blockwork • Caisson • Cellular sheet piled • Sheet walls • Tied Sheet pile wall • Combi-wall • Open structure • Suspended deck • Jetty
  • 110. 110 Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan: Pemilihan Struktur Berth – Gravity Walls • Doha Port, Qatar (March 2014)
  • 111. 111 Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan: Pemilihan Struktur Berth – Gravity Walls • Blockwork • Caisson • Cellular sheet piled Kelebihan: Isu Awet dan tahan lama Tie rear crane beam Perawatan minimum Massa yang besar, beban gempa besar Block work dapat dibangun di bawah air Membutuhkan tanah dasar yang baik Baik apabila kedalaman final dan kedalaman pengerukan adalah sama Sensitif terhadap differential settlement Block work butuh area casting yang besar Caissons need depth to float in Can hinder vessel through increased reflection
  • 112. 112 Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan: Pemilihan Struktur Berth – Anchored bulkhead • Port Kembla, Australia – Berth 103 • Tied circular pile bulkhead wall
  • 113. 113 Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan: Pemilihan Struktur Berth – Sheet Walls • Tied Sheet pile wall • Combi-wall Kelebihan Isu Mengurangi berat dinding Sulit dalam pemasangan lower tie Fleksibel, dapat mengakomodasi perubahan tekanan tanah Beban front crane didukung oleh pancang – penetrasi yang dalam dibutuhkan pada tanah lunak Tubular pile dalam combi wall akan mengurangi kerentanannya terhadap kondisi tanah yang berbeda Korosi pada tiang pancang Dapat menghambat kapal akibat peningkatan refleksi
  • 114. 114 Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan: Pemilihan Struktur Berth – Open Piled Berth 6, Manilla, 2013
  • 115. 115 Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan: Pemilihan Struktur Berth – Open Piled • Open piled Keuntungan: Isu Tubular pile dalam combi wall akan mengurangi kerentanannya terhadap kondisi tanah yang berbeda Struktur slender, sensitif terhadap overloading (kelebihan muatan) Fixed rail gauge Biasa digunakan Mengurangi refleksi gelombang
  • 116. 116 Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan: Pemilihan Struktur Berth – Open Piled • Tidak cocok untuk peti kemas • LNG Woodside, WA • Menggunakan material pile komposit baja/beton dengan span sebesar 30m
  • 118. Skenario Pengembangan Pelabuhan Bagian 4: Skenario Pengembangan – Berth Availability and Engineering Utilities dan Shore Connection 13 May 2014 Formulation and Development of Port Development Scenarios
  • 119. 119 Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan: Utilities • Listrik • Selama konstruksi dan operasi • Biasanya dari local grid • Power supply darutart – kewajiban bagi pelabuhan • Kebutuhan listrik akan besar – crane peti kemas dan reefer • Gardu substation • Air • Selama konstruksi dan operasi • Biasanya dari jaringan publik • Jika jaraknya jauh, mungkin dapat dibuat plan untuk de-salinasi
  • 120. 120 Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan Utilities • Pemadam kebakaran • Selama konstruksi dan operasi • Tergantung tipe trade dan ukuran pelabuhan • Mungkin dibutuhkan pasokan tersendiri • Curah cair dan LNG butuh pertimbangan khusus • Limbah cair dan padat • Selama konstruksi dan operasi • Biasanya tergabung dengan jaringan publik • Apabila tidak, dibutuhkan lokasi khusus untuk area tersebut • Komunikasi • Jaringan telekomunikasi, IT dll
  • 121. 121 Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan Koneksi Transportasi • Lalulintas jalan dari/keluar pelabuhan • Kapasitas dan penyediaan jalur • Jarak ke jaringan jalan • Tempat parkir untuk waktu yang sebentar, menengah dan lama • Ketersediaan dan kualitas pelayanan truk • Aturan dan regulasi keamanan • Lalulintas jalan rel dari/keluar pelabuhan • Jumlah, panjang dan kapasitas rel • Kompatibilitas railway gauge • Standar teknis (elektrifikasi, sistem persinyalan, sistem radio) • Jarak ke jaringan jalan • Marshailing yard • Aturan dan regulasi keamanan (potensi kemacetan, check peti kemas)
  • 122. 122 Pertimbangan dalam Skenario Pengembangan Koneksi Transportasi • Lalulintas air dari/keluar pelabuhan • Ukuran kapal • Pengaruh pasang surut dan “lock operation” • Ketersediaan layanan (bunkering, linesmen, pilot services) • Ketersediaan dan kualitas pelayanan • Pipelines and conveyors • Jarak antara pelabuhan dan sumber atau tempat penyimpanan • Kapasitas penyimpanan intermediate pada kedua sisi • Struktur terain • Keselamatan dan regulasi keamanan • Kebisingan dan emisi
  • 123. Skenario Pengembangan Pelabuhan Bagian 5: Skenario Pengembangan – Studi Kasus 13 May 2014 Formulation and Development of Port Development Scenarios
  • 124. Skenario Pengembangan Pelabuhan Bagian 5: Skenario Pengembangan – Studi Kasus Part 1: Contoh Internasional 13 May 2014 Formulation and Development of Port Development Scenarios
  • 125. Skenario Pengembangan Pelabuhan Bagian 5: Skenario Pengembangan dan Penilaian Pelabuhan Makassar 13 May 2014 Formulation and Development of Port Development Scenarios
  • 126. 126 Bagian 5: Aplikasi pada Pelabuhan Makassar • Pada bagian ini kita akan menerapkan beberapa pertimbangan tersebut bagi pengembangan opsi pilot proyek Pelabuhan Makassar
  • 127. 127 Skenario Pengembangan: Pelabuhan Makassar Tujuan pengembangan • 1.2M TEU untuk fase 1 dan peningkatannya • Kapal rencana Panamax Data awal: • Batimetri • Geoteknik • Angin
  • 128. 128 Skenario Pengembangan: Pelabuhan Makassar Lingkup pengembangan pelabuhan
  • 129. 129 Skenario Pengembangan: Pelabuhan Makassar Lingkup pengembangan pelabuhan eksisting • Hatta: • Dermaga caisson dengan panjang 850m • Perpanjangan sejauh 150m • Kedalaman rencana 12m (survey tahun 2012 menunjukkan kedalaman 10.8m) • Lebar yard 150-240m • Luas yard 11.4 hectares • Quay crane: 7 • 2012 menangani 548,000 TEU • Kapasitas desain terminal: 700,000 TEU • Soekarno • Panjang dermaha 1360m • Kedalaman 9m
  • 130. 130 Skenario Pengembangan: Pelabuhan Makassar Lingkup pengembangan pelabuhan eksisting Hatta: • Dengan kaison, tidak bisa dibuat lebih dalam • Tidak mencukupinya penyimpanan peti kemas • Area yard membatasi perencanaan • Yard depth primary constraint • Kapasitas ultimate sekitar 800,000TEU • Batas kapasitas yang efisien 550,000TEU – throughput saat ini • Kongesti jaringan jalan Soekarno: • Kedalaman tidak cukup untuk kapal peti kemas • Cocok untuk menangani curah Dikonfirmasi bahwa dibutuhkan terminal peti kemas yang baru
  • 131. 131 Skenario Pengembangan: Pelabuhan Makassar Lokasi pelabuhan baru
  • 132. 132 Skenario Pengembangan: Pelabuhan Makassar Baseline data
  • 133. 133 Skenario Pengembangan: Pelabuhan Makassar Baseline data
  • 134. 134 Skenario Pengembangan: Pelabuhan Makassar Baseline data
  • 135. 135 Skenario Pengembangan: Pelabuhan Makassar Baseline data
  • 136. 136 Skenario Pengembangan: Pelabuhan Makassar Baseline data Point Depth (m) Soil Description SPT Value (N) BH - 1 0.00 – 4.90 Very Soft silt ; black 0 - 14 4.95 – 6.00 Silty clay ; black 14 – 59 6.00 – 6.75 Sand - clamshell 59 6.75 – 20.00 Clay stone ; greyish black 60 BH - 2 0.00 – 5.10 Very soft mud silt ; grey - black 0 – 11 5.10 – 6.20 Silty clay ; black 11 – 14 6.20 – 7.00 Sand coarse – clamshell 14 – 37 7.00 – 20.00 Clay stone ; greyish black 37 – 60 BH -3 0.00 – 4.90 Very soft silt ; grey - black 0 – 6.25 4.90 – 5.90 Silty clay ; black 6.25 – 7.5 5.90 – 7.00 Sandy clay – clamshell ; black 7.5 – 33.75 7.00 – 20.00 Clay stone ; grey - black 33.75 – 58.75
  • 137. 137 Skenario Pengembangan: Pelabuhan Makassar Baseline data Point Depth (m) Soil Description SPT Value (N) BH - 4 0.00 – 3.90 Soft silt ; black 0 – 8.75 3.90 – 4.90 Silty clay ; black 8.75 – 31.25 4.90 – 5.70 Silty clay ; grey 31.25 – 48.75 5.70 – 6.30 Sand coarse – clamshell ; black 48.75 – 58.75 6.30 – 20.00 Clay stone ; black 60 BH – 5 0.00 – 6.00 Silt ; black 0 – 10 6.00 – 7.00 Silty clay ; black 10 – 57.5 7.70 – 8.40 Sand coarse – clamshell ; black 57.5 8.40 – 20.00 Clay stone ; greyish black 60 BH - 6 0.00 – 6.00 Very soft silt – clamshell ; black 0 6.00 – 7.70 Silty clay ; black 58.75 7.70 – 8.40 Sand coarse ; grey 58.75 8.40 – 20.00 Clay stone ; black 60
  • 138. 138 Skenario Pengembangan: Pelabuhan Makassar Baseline data • Metocean • Data angin yang diperoleh • Kajian terhadap wave climate • Anecdotal • hindcasted
  • 139. 139 Skenario Pengembangan: Pelabuhan Makassar Baseline data • Kajian isu lalulintas: • Jaringan jalan lokal sempit dan macet • Parkir/area tunggu untuk truk • Sempitnya jembatan melwati sungai Tallo • Jalan masuk tol • Perbaikan jaringan jalan yang direncanakan harus dapat membuka/memberi akses pada area untuk berkembang
  • 140. 140 Skenario Pengembangan: Pelabuhan Makassar Tujuan utama • Cocok untuk partipasi sektor swasta • Mampu memenuhi pertumbuhan jangka panjang • Meminimalisir dampak lingkungan • Meminimalisir resiko yang terkait dengan re-zoning dan approval • Akses marine yang aman • Memaksimalkan efisiensi terminal • Akses lahan dan transportasi yang efisien • Economical staging untuk pekerjaan sipil yang utama seperti pengerukan, reklamasi dan breakwater • Biaya
  • 141. 141 Skenario Pengembangan: Pelabuhan Makassar Koneksi jalan lokal
  • 142. 142 Skenario Pengembangan: Pelabuhan Makassar Sizing (penetapan ukuran) • Lebar channel >110m • 600m turning basins • Dermaga sepanjang 1,000m untuk fase 1 • Lebar yard 500m • Kedalaman dredging 12.5mCD
  • 143. 143 Skenario Pengembangan: Pelabuhan Makassar Tahap 1 – Opsi yang dibuat
  • 144. 144 Skenario Pengembangan: Pelabuhan Makassar Tahap 2 – Option Refinement • Opsi1
  • 145. 145 Skenario Pengembangan: Pelabuhan Makassar Tahap 2 – Option Refinement • Opsi 2
  • 146. 146 Skenario Pengembangan: Pelabuhan Makassar Tahap 2 – Option Refinement • Opsi 3
  • 147. 147 Skenario Pengembangan: Pelabuhan Makassar Tahap 2 – Penilaian Option Private sector ready    Growth Potential    Safe marine access    Berth availability    Terminal Efficiency    Dredging and reclamation    Compliance with spatial plan    Costs   
  • 148. 148 Skenario Pengembangan: Pelabuhan Makassar Tahap 2 – Penetapan Opsi • Perbedaan biaya yang signifikan • Potensi pertumbuhan yang meningkat
  • 149. 149 Skenario Pengembangan: Pelabuhan Makassar Tahap 2 – Fase Pengembangan
  • 150. 150 Video: Khalifa Port – Abu Dhabi