Mata pelajaran Biologi SMA bertujuan membentuk sikap positif terhadap alam serta mengagungkan Tuhan, memupuk sikap ilmiah, mengembangkan kemampuan berpikir, dan menerapkan konsep biologi untuk kebutuhan manusia dan lingkungan. Bab tentang sistem saraf menjelaskan struktur dan fungsi neuron, jaringan saraf, dan mekanisme kerja sistem saraf. Kelainan sistem saraf yang dijelaskan antara lain hidrosefalus,
2. Mata pelajaran Biologi SMA
B. Tujuan
• Mata pelajaran Biologi bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan
sebagai berikut.
• Membentuk sikap positif terhadap biologi dengan menyadari keteraturan
dan keindahan alam serta mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
• Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, objektif, terbuka, ulet, kritis dan dapat
bekerjasama dengan orang lain
• Mengembangkan pengalaman untuk dapat mengajukan dan menguji
hipotesis melalui percobaan, serta mengkomunikasikan hasil percobaan
secara lisan dan tertulis
• Mengembangkan kemampuan berpikir analitis, induktif, dan deduktif
dengan menggunakan konsep dan prinsip biologi
• Mengembangkan penguasaan konsep dan prinsip biologi dan saling
keterkaitannya dengan IPA lainnya serta mengembangkan pengetahuan,
keterampilan dan sikap percaya diri
• Menerapkan konsep dan prinsip biologi untuk menghasilkan karya
teknologi sederhana yang berkaitan dengan kebutuhan manusia
• Meningkatkan kesadaran dan berperan serta dalam menjaga kelestarian
lingkungan.
3. Sistem saraf
SK (kelas XI smt 2)
Menjelaskan struktur dan
fungsi organ manusia dan
hewan tertentu, kelainan
dan/atau penyakit yang
mungkin terjadi serta
implikasinya pada Salingtemas
Kompetensi Dasar
3.6 Menjelaskan keterkaitan
antara struktur, fungsi, dan
proses serta kelainan/penyakit
yang dapat terjadi pada sistem
regulasi manusia (saraf,
endokrin, dan penginderaan)
SK (kelas IX smt 1)
Memahami berbagai
sistem dalam kehidupan
manusia
Kompetensi Dasar
1.3 Mendeskripsikan
sistem koordinasi dan
alat indera pada manusia
dan hubungannya
dengan kesehatan
4. 1. Sistem saraf
• Secara umum fungsi: (1) fungsi identifikasi
rangsang, (2) fungsi integrasi, dan (3)
fungsi motor.
• Dalam melaksanakan funsinya, neuron
membentuk system kerja yg t.a bbrp jenis
neuron, reseptor, dan system saraf pusat
membentuk spt lengkung reflek
5. Sistem saraf
Sistem Saraf Pusat:
1. Otak: Otak besar (cerebrum) + Otak Kecil (cerebellum).
2. Batang Otak: Mesencephalon, pons , medulla oblongata
3. Sumsum Tulang Belakang (Medulla Spinalis)
Sistem Saraf Perifer:
1. Saraf Otak (Nervus cranialis): 12 pasang
2. Saraf Spinal (nervi spinalis) : 31 Pasang.
Sistem Saraf Otonom:
1. Saraf Simpatis
2. Saraf Parasimpatis
24. Neuron
• Memiliki tonjolan sitoplasma yg panjang utk
menyalurkan impuls
• Membran selnya sangat peka thd rangsang,
mampu menginisiasi aktivasi elektrokimia (disebut
impuls) dan mampu menyebarkan impuls
(konduktivitas)
• Ujung tonjolan sarat dpt mentransmit impuls melalui
kontak membran (sinaps) dg sel lain atau efektor
• Bentuk dan ukuran neuron bervariasi
26. Klasifikasi Neuron
Berdasarkan polaritas
• Neuron unipolar: memiliki satu tonjolan,cth: neuroblast
• Neuron pseudounipolar: satu tonjolan ttpi terbagi dua, cth: ganglion
spinalis
• Neuron multipolar: banyak tonjolan, cth: neuron dlm cortex
cerebellum
Berdasarkan fungsi
• Neuron sensoris (aferen): membawa impuls dr reseptor ke SSP
• Neuron motoris (eferen): membawa impuls dr SSP ke efektor
• Neuron asosiasi (interneuron): menghubungkan antar neuron di
dalam SSP
28. Struktur Neuron
t.a: badan sel, dendrit, akson dan ujung sarat (telodendron)
• Badan sel = perikarion = soma, mrpkn pusat trofik (nutrisi);
berfungsi menerima rangsang
• Nukleus: bulat, besar, terletak di tengah, nukleolus
menonjol, eukromatik (pucat thd pewarnaan)
• REK: REK+ribosom bebas = badan Nissl; berkembang
sangat baik terutama pd neuron motorik dan kurang baik pd
neuron sensorik; kerusakan/kelelahan akson karena
rangsang kuat/lama menurunkan jumlah badan Nissl
akibatnya kromatolisis
• Aparatus Golgi: hanya tdpt pada bdn sel, di sekitar inti,
tersusun sejajar
29. Serabut saraf
• Terdiri atas: akson dan pembungkusnya
• Di dlm SSP sarung akson adlh oligodendrosit, pd SST
adalah sel Schwan atau neurolemma
• Penghantaran impuls dlm akson makin cepat jika sarung
akson makin tebal
Serabut bermielin: kompleks lipoprotein; mielin diskontinu –
nodus Ranvier (pjg 0,08 – 1mm); di SST dibentuk oleh sel
Schwan, sdg di SSP olah oligodendrosit
Serabut tidak bermielin: bnyak di SSP, tidak ada nodus
Ranvier
31. Jaringan Ikat Saraf
Neuroglia (sel penyokong)
• Menyusun jar interstitiel dan berhubungan dg neuron
• Di dlm SSP ada sekitar 10 neuroglia tiap neuron
• Menempati setengah volume total jar.saraf
• Jenis: astrosit, oligodendrosit, mikroglia, dan sel ependim
Astrosit: neuroglia terbesar dg banyak prosesus pjg; inti bulat di tengah,
ujung prosesus mempunyai pedikel melebar utk melekat pd
pemb.darah
ada 2 jenis: (1) astrosti protoplasmik: sitoplasma berbutir, prosesus
bercabang bnyk, lbh pendek dan reletif tebal dibanding astrosit
fibrosa, (2) astrosit fibrosa: prosesus pjg, halus jarang bercabang,
sitoplasma banyak serabut
32. • Oligodendrosit: jeuh lbh kecil dr astrosit; prosesus lbh sdkit
dan lbh pendek; ditemukan di substansi gresia dan alba,
dekat badan sel saraf; sitoplasma t.a: mitokondria, ribosom,
dan mikrotubulus. Manusia memiliki oligodendrosit plg bnyk
dibandingkan hewan
• Mikroglia: bdn sel kecil, padat, dan gepeng; nukleus dg
kromatin memadat; jumlah tidak banyak, ditemukan di
substansi gresia dan alba
• Sel ependim: berasal dr lap.dalam neural tube; melapisi
bag dlm (rongga) otak dan medula spinalis; terendam dlm
cairan serebrospinal; bentuk sel silindris
36. Figure 28.1A
Sensory receptor
SENSORY INPUT
INTEGRATION
MOTOR OUTPUT
Effector
Peripheral nervous
system (PNS)
Central nervous
system (CNS)
Brain and spinal cord
41. Figure 28.6
1
Action
potential
arrives
2
Vesicle fuses with
plasma membrane
3
Neurotransmitter
is released into
synaptic cleft
Axon of
sending
neuron
Vesicles
SENDING
NEURON
Synaptic
knob SYNAPSE
SYNAPTIC
CLEFT
RECEIVING
NEURON
Ion channels
Neurotransmitter
molecules
4
Neuro-
transmitter
binds to
receptor
Receiving
neuron
5 Ion channel opens
Receptor
Ions
Neurotransmitter
6 Ion channel closes
Neurotransmitter broken
down and released
42. Substances That Are Neurotransmitter or
Neuromodulators (or both)
Substance Location Effect
Nitric oxide Brain, Spinal cord, Adrenal
Gland, Intramural plexus,
Nerve to penis
Excitatory
Neuropeptides
Endorphins and enkephalins
Substance P
CNS, PNS
Brain, Spinal cord, Sensory
neuron associated with pain
Generally inhibitory
Generally excitatory
Amino acids
Gamma-Amino Butyric Acid
(GABA)
Glycine
Glutamate and aspartate
Most Neuron of the CNS
Brain, Spinal cord
Brain, Spinal cord
Majority of postsynaptic
inhibition in the brain, some
presynaptic inhibition in the
spinal cord
Most postsynaptic
inhibition in the spinal Cord
Excitatory
45. Meningocele
• Meninx menonjol keluar melalui defek pada
arcus vertebralis membentuk penonjolan kistik
dibawah kulit dan berisi selaput otak + cairan
lcs. saraf spinal masih normal
47. Kelainan kongenital: Hidransefali
• Hemisfer cerebri
tidak/hampir tidak
terjadi
• Ventrikel 3&4 tidak ada
• Hanya ada ganglia
basalis
• Anak bisa hidup sampai
5 th
• Kepala tembus cahaya
bila disinari dari satu sisi
52. Mikrosefali
• Tengkorak dan
hemisfer cerebri kecil
• Corakan gyri dan sulci
sangat sederhana
• Cerebellum dan batang
otak normal
• Keadaan ini sering
terdapat dalam keluarga
dan berhubungan
dengan defisiensi
mental
53. Cyclopia
• Hanya ada satu mata
di garis tengah dgn
cornea dan pupil yang
menyatu
• Otak besar hanya
terdiri dari satu
rongga ventrikel yg
dikelilingi cortex
cerebri
54. Cranioschisis frontalis
• Terjadi defek pada
tulang membranosa
sehingga jaringan
otak dan selaput otak
menonjol keluar
(meningoencephaloc
ele)
• Pada gmb terlihat
jaringan otak
menonjol antara os
frontal dan os nasale
55. Cranioschisis occipitalis
Bila defek cranium
terjadi pada
belakang kepala
sehinga terjadi
penonjolan lobus
occipitalis
kebelakang kepala
(Meningoencephalo
cele)