Dokumen tersebut merangkum beberapa pendekatan konseling seperti analisis transaksional, realitas, dan trait and factor. Dokumen tersebut juga menjelaskan konsep dasar, teknik, tujuan, peran dan fungsi konselor, asumsi perilaku bermasalah, dan contoh kasus dari masing-masing pendekatan.
1. PETA KOGNITIF
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Model-model Konseling 1
Dosen Pengampu:
Pramana Adi Wiguna, M.Pd
.
Disusun Oleh:
KOMARA YUSUF NUR MAJID (1114500003)
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PANCASAKTI TEAL
2016
2. PENDEKATAN ANALISIS TRANSAKSIONAL
E
R
I
C
B
E
R
N
E
Analisis Transaksional berakar pada filosofi
antideterministik. Analisis ini juga mengakui
bahwa mereka dipengaruhi oleh harapan serta
tuntutan oleh orang lain yang signifikan
baginya, terutama oleh karena keputusan yang
terlebih dulu telah dibuat dimasa hidupnya
pada saat mereka sangat tergantung pada
orang lain. Tetapi keputusan dapat ditinjau
kembali dan ditantang, dan apabila keputusan
yang telah diambil terdahulu tidak lagi cocok,
bisa dibuat keputusan baru. Contoh
transaksional antara lain: status ego, belaian,
atau perintah, pembentukan naskah,
permainan, dan posisi hidup.
1. Manusia memiliki pilihan-pilihan dan
tidak dibelenggu oleh masa lampaunya
(Manusia selalu berubah dan bebas untuk
menentukan pilihanya).
2. Manusia bisa berubah karena adanya
penemuan tiba-tiba. Hal ini merupakan
hasil AT yang dapat diamati.
3. Manusia sanggup melampaui
pengondisian dan pemprograman awal
(manusia dapat berubah asalkan ia mau).
Perubahan manusia itu adalah persoalan
di sini dan sekarang (here and now).
Berbeda dengan psikoanalisis, yang
cenderung deterministik, di mana sesuatu
yang terjadi pada manusia sekarang ditilik
dari masa lalunya.
4. Manusia bisa belajar mempercayai dirinya
dirinya sendiri, berpikir dan memutuskan
untuk dirinya sendiri, dan
mengungkapkan perasaan-persaannya.
5. Manusia sanggup untuk tampil di luar
pola-pola kebisaaan dan menyeleksi
tujuan-tujuan dan tingkah laku baru.
6. Manusia bertingkah laku dipengaruhi oleh
pengharapan dan tuntutan dari orang-
orang lain.
7. Manusia dilahirkan bebas, tetapi salah
satu yang pertama dipelajari adalah
berbuat sebagaimana yang diperintahkan.
.
Tujuan umum konseling Analisis Transaksional, ialah
membantu individu mencapai otonomi. Individu dikatakan
mencapai otonomi apabila ia mempunyai kesadaran,
spontanitas dan keakraban.
Tujuan khusus konseling Analisis Transaksional, yaitu:
a. Konselor membantu klien membebankan status ego
dewasanya dari kontaminasi dan pengaruh negatif status
ego anak dan status ego orangtua.
b.Konselor membantu klien untuk menggunakan semua
status egonya secara tepat.
c. Konselor membantu klian menetapkan kebebasan untuk
membuat pilihan-pilihan terlepas dari perintah-perintah
orang tua.
d.Konselor membantu klien untuk mengubah keputusan-
keputusan yang mengarah pada posisi kehidupan “orang
kalah”.
PERAN & FUNGSI KONSELOR
KONSEP DASAR TEKNIK PENDEKATAN KONSELING
1. Analisis Struktural : merupakan perangkat yang bisa membuat manusia menjadi sadar
akan isi dan berfungsinya orang tua, orang dewasa, dan anak-anak yang ada pada
mereka.
2. Analisis Transaksional adalah suatu deskripsi tentang apa yang dikerjakan dan
dikatakan orang itu tentang dirinya sendiri dan tentang orang lain.
3. Pemodelan Keluarga satu pendekatan lagi yang dipakai dalam analisis struktural,
terutama berguna untuk menangani Orang Tua Konstan, Orang Dewasa Konstan,
ataupun Anak-anak Konstan.
4. Analisis dari ritual dan waktu senggang Analisis atas suatu transaksi
mencakup identifikasi ritual dan masa enggang yng digunaka untuk menstrukturkan
waktu
5. Analisis dari permainan dan raket merupakan aspek penting untuk memahami
transaksi dengan orang lain.
6. Analisis suratan Tidak adanya otonomi seseorang brpangkal pada komitmen lain
sering kali memiliki depresi sebagai pembayaran upahnya pada penyuratan dirinya
yaitu, pada rencana hidup yang telah ditetapkan dimasa usia dini.
DESKRIPSI PROSES KONSELING
1) Konselor dan klien bekerja sama untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan bersama.
2) Selanjutnya dalam hubungan ini klien akan mulai mencoba
mengubah perilakunya berdasarkan tujuan yang telah
disepakati bersama, dan klien akan mulai mengembangkan
rasa tanggung jawabnya.
3) Dalam proses konseling analisis transaksional berfungsi
untuk memelihara arah konseling agar tetap terpusat pada
tujuan yang ingin dicapai
KELEBIHAN & KELEMAHAN
1) Menantang konseli untuk lebih sadar
akan keputusan awal mereka.
2) Integrasi antara konsep dan praktek
analisis transaksional dengan konsep
tertentu dari terapi gestalt amat berguna
karena konselor bebas menggunakan
prosedur dari pendekatan lain.
3) Memberikan sumbangan pada
konseling multikultural karena
konseling diawali dengan larangan
mengaitkan permasalahan pribadi
dengan permasalahan keluarga dan
larangan mementingkan diri sendiri
CONTOH PENERAPAN
Analisis transaksional memberikan hubungan yang supportif dan suasana yang
kondusif bagi klien untuk dapat memikul tanggungjawab pribadi yang lebih besar atas
hidupnya. Konselor melatih klien tentang keterampilan dan menganalisis ego state.
Konselor mendukung klien pada saat mereka mengungkapkan dan menganalisis dirinya
secara lebih lengkap dan mengujicobakan pola-pola perasaan tentang
ketergantungannya terhadap miras, perasaan jika efek negatif miras pada dirinya
membuat orang yang disayanginya menjadi khawatri, pemikiran tentang bahayanya
miras, Konselor dalam konseling analisis transaksional perlu memisahkan sebuah pola
perasaan-pikiran-dan-tindakan (ego states) dengan pola lainnya. Konselor berusaha
mengalihkan ketergantungannya terhadap miras melalui pemisahan tersebut. tujuannya
untuk membebaskan klien agar memiliki akses yang tepat ke semua ego states nya
tanpa eksklusi dan kontaminasi yang melemahkan.
TUJUAN
ASUMSI PRILAKU BERMASALAH
Peran Kons.
1. Memberikan gambaran
peran terapis, seperti
seorang guru, pelatih
atau nara sumber
dengan penekanan
kuat pada keterlibatan.
2. Sebagai guru, terapis
menerangkan konsep-
konsep seperti analisis
struktural, analisis
transaksional, analisis
skenario, dan analisis
permainan.
Fungsi Kons.
1. Menggunakan pengetahuannya
untuk mendukung klien dalam
hubungannya dengan suatu
kontrak spesifik yang jelas
diprakarsai oleh klien.
2. Konselor memotivasi dan
mengajari klien agar lebih
mempercayai ego Orang
Dewasanya sendiri ketimbang
ego Orang Dewasa konselor
dalam memeriksa keputusan–
keputusan lamanya serta untuk
membuat keputusan baru.
1) Banyak Terminologi atau istilah yang
digunakan dalam analisis transaksional
cukup membingungkan.
2) Penekanan Analisis Transaksional pada
struktur merupakan aspek yang
meresahkan.
3) Konsep serta prosedurnya dipandang
dari perspektif behavioral, tidak dapat
di uji keilmiahannya.
4) Konseli bisa mengenali semua benda
tetapi mungkin tidak merasakan dan
menghayati aspek diri mereka sendiri.
3. PENDEKATAN KONSELING REALITAS
KONSEP DASAR
TEKNIK PENDEKATAN KONSELING
TUJUAN
1) Menolak model medis dan kosep tentang
penyakit mental.
2) Berfokus pada apa yang bisa dilakukan
sekarang, dan menolak masa lampau
sebagai variable utama.
3) Pertimbangan nilai dan tanggung jawab
moral ditekankan.
W
I
L
L
I
A
M
G
L
A
S
S
E
R
Membantu konseli agar memiliki kontrol yang lebih besar terhadap
kehidupanya sendiri dan mampu membuat pilihan yang lebih baik. Pilihan
yang lebih baik tersebut merupakan suatu pilihan yang bijaksana yang
dipersepsi sebagai pilihan yang memenuhi kriteria berikut:
1. Dapat membantu memenuhi kebutuhan dasar
2. Bertanggung jawab
3. Realistik
4. Memungkinkan untuk dapat menjalin hubungan yang saling memuaskan
dengan orang lain
5. Memungkinkan untuk mengembangkan identitas berhasil
6. Memungkinkan untuk memiliki ketrampilan yang konsisten untuk
membentuk tindakan yang sehat yang meningkatkan prilaku totalnya
1. Melakukan permainan peran dengan konseli
2. Menggunakan humor
3. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan
4. Tidak menerima alasan tingkah laku yang tidak bertanggung jawab
5. Berperan sebagai model dan guru
6. Melibatkan diri pada perjuangan konseli mencari hidup yang efektif
7. Konfrontasi tingkah laku yang tidak realistis
8. Memberikan PR antar pertemuan dengan pertemuan berikutnya
9. Membaca artikel yang relevan
10. Kesepakatan kontrak antara konselor dan konseli
11. Debat konstruktif
Menurut Glasser, bentuk dari perilaku yang
tidak tepat tersebut disebabkan karena ketidak
mampuannya dalam memuaskan
kebutuhannya, akibatnya kehilangan
”sentuhan” dengan realitas objektif, dia tidak
dapat melihat sesuatu sesuai dengan
realitasnya, tidak dapat melihat sesuatu sesuai
dengan realitasnya, tidak dapat melakukan
atas dasar kebenaran, tanggung jawab dan
realitas
ASUMSI PRILAKU BERMASALAH
PERAN & FUNGSI KONSELOR
Peran Kons.
1) Konselor terlibat
dengan klien
membawa klien
menghadapi
realita
2) Tidak membuat
pertimbangan
nilai dan
keputusan
bagiklien
3) Mengajarkan
konseli
membuat
rencana &
ketrampilan
4) Bertindak tegas
5) Pembimbing
6) Moralis
7) Memberi hadiah
8) Mengajar klien
Fungsi Kons.
1) Terlibat dengan
klien dan
kemudian
membawa Klien
menghadapi
realita
2) Sebagai
pembimbing
untuk
membantu akan
menafsirkan
tingkah laku
mereka secara
realistis
3) Keterlibatan
(Involument)
4) Sebagai contoh
perilaku yang
baik
DESKRIPSI PROSES KONSELING
Dalam proses konseling , konselor aktif secara verbal, yakni aktif mengajukan
pertanyaan-pertanyaan mengenai kehidupan konseli pada saat ini, sehingga
konseli bertambah sadar akan tingkah lakunya dan mau membuat penilaian
ketidakefektifan perilakunya selama ini
KELEBIHAN & KELEMAHAN
1) Dapat diterapkan pada
banyak populasi yang
berbeda.
2) Pendekatan konkret.
3) Menekankan pada treatmen
jangka pendek
4) Meningkatkan tanggung
jawab dan kebebasan
individu tanpa penyalahan
atau kritik atau berusaha
mengatur kembali
keseluruhan kepribadian.
dimaksudkan untuk resolusi
konflik
1) Mengabaikan konsep-
konsep ketidaksadaran dan
sejarah pribadi
2) Meyakini bahwa penyakit
mental terjadi krn individu
bertindak tidak bertanggung
jawab, padahal penyakit
mental tidak terjadi begitu
saja.
3) Terlalu sederhana dan hanya
punya sedikit konstruk
teoritis
4) Mudah sekali berubah
menjadi terlalu moralistik
CONTOH KASUS
Amir siswa kelas 7 SMP, dia sangat tidak disiplin sehingga dia
mengalami hambatan dalam menjalankan kewajibannya sebagai siswa
disekolah. Hal ini tentu akan berakibat pada proses belajar mengajar
dan prestasi belajar Amir disekolah.
PENYELESAIAN
Bimbingan bagi Amir ini sangat diperlukan untuk membantu
menyelesaikan permasalahan dan agar membuat Amir dapat mengikuti
proses belajar mengajar secara baik.
Dalam hal ini, Amir diberikan bantuan dengan konseling realita
dengan menggunakan prosedur WDEP. Amir diingatkan kembali pada
keinginan-keinginannya, tujuannya, kemudian memberikan arahan-
arahan merumuskan rencana baru dan konselor memberikan
pengawasan terhadap perillakunya
4. PENDEKATAN TRAIT AND FACTOR
1.Manusia merupakan sistem sifat atau faktor
yang saling berkaitan anatar satu dengan
lainnya, seperti kecakapan, minat, sikap, dan
temperamen.
2.Perkembangan kemajuan individu mulai dari
masa bayi sampai dewasa diperkuat oleh
interaksi sifat dan faktor. Telah banyak
dilakukan usah untuk menyusun kategori
individu atas dasar dimensi sifat dan faktor.
3.Manusia berusaha untuk menggunakan
pemahaman diri dan pengetahuan kecakapan
dirinya sebagai dasar bagi pengembangan
potensinya.
4.Manusia mempunyai potensi untuk berbuat
baik atau buruk
1. Self-clarification (kejelasan diri)
2. Self-understanding (pemahaman diri)
3. Self-accelptance (penerimaan diri)
4. Self-direction (pengarahan diri)
5. Self-actualization (perwujudan diri)
KONSEP DASAR TEKNIK PENDEKATAN KONSELING
1. Atending => dapat dipahami sebagai usaha pembinaan untuk
menghadirkan klien dalam proses konseling. Penciptaan dan
pengembangan Atending dimulai dari upaya konselor
menunjukkan sikap empati, menghargai, wajar, dan mampu
mengetahui atau paling tidak mengantisipasi kebutuhan yang
dirasakan oleh klien. Melalui jawaban terhadap pertanyaan-
pertanyaan di atas, konselor dapat memulai melakukan
pembinaan untuk mengajak klien mamasuki proses konseling.
2. Mengundang Pembicaraan Terbuka => Ajakan terbuka untuk
berbicara memberi kesempatan klien agar mengeksplorasi
dirinya sendiri dengan dukungan pewawancara. Pertanyaan
terbuka memberi peluang klien untuk mengemukakan ide
perasaan dan arahnya dalam wawancara.
3. Contoh pertanyaan terbuka :
Untuk membantu memulai wawancara : “Apa yang akan Anda
bicarakan hari ini?” “Bagaimana keadaan Anda sejak
pertemuan terakhir kita?”
4. Paraprase => Esensinya adalah mengulangi kata-kata atau
pemikiran-pemikiran kunci dari klien dalam rumusan-rumusan
yang menggunakan kata-kata konselor sendiri. Maksud dari
kegiatan paraprase adalah :
- menyampaikan kepada klien bahwa konselor bersama klien,
dan konselor berupaya memahami apa yang dinayatkan klien
mengkritalisasi komentar klien dengan lebih memendekannya
sehingga membantu mengarahkan wawancara memberi
peluang untuk memeriksa kecermatan persepsi konselor.
5. Refleksi perasaan => keterampilan konselor untuk merespons
keadaan perasaan klien terhadap situasi yang sedang dihadapi.
TUJUAN
D
O
N
A
L
D
G
P
A
T
E
R
S
O
N
E
G
W
I
L
L
I
A
M
S
O
N
W
A
L
T
E
R
B
I
G
H
A
M
J
O
H
N
D
A
R
L
E
Y
1.Bergantung pada orang lain => Orang yang
terlalu lama mempercayakan orang lain untuk
merencanakan dan memikirkan apa yang akan
mereka lakukan.
2.Konflik diri atau batin => Konflik yang
timbul dari dalam diri individu. Dimana
terjadi pemberontakan dalam diri individu
tersebut.
3.Kurang percaya diri => persepsi yang dimiliki
individu yang merasa bahwa dirinya selalu
merasa kurang dalam segala hal sehingga
timbul rasa yang membuat kita tidak ingin
tampil didepan umum.
4.Tidak mampu mengarahkan diri => problem
yang muncul karena ketidakmampuan
individu mengarahkan diri sesuai dengan
kemampuan/ bakat yang dimiliki.
5.Tidak mampu memahami,menilai, menerima,
aktualisasi diri kie arah good life => Tidak
mampu mengetahui bahwa untuk mencapai
hidup yang baik atau hidup yang sesuai
dengan tahapan perkembangan individu
ASUMSI PRILAKU BERMASALAH
DESKRIPSI PROSES KONSELING
Hubungan konselor dengan klien
merupakan hubungan yang sangat
akrab, sangat bersifat pribadi dalam
hubungan tatap muka. Konselor bukan
hanya membantu individu atas apa saja
yang sesuai dengan potensinya, tetapi
konselor juga mempengaruhi klien
berkembang ke satu arah yang terbaik
baginya. Konselor memang tidak
menetapkan tetapi memberikan
pengaruh untuk mendapatkan cara yang
baik dalam membuat keputusan.
KELEBIHAN
- Teori ciri dan sifat menerapkan
pendekatan ilmiah pada konseling.
- Penekanan pada penggunaan data tes
objektif, membawa kepada upaya
perbaikan dalam pengembangan tes dan
penggunanya, serta perbaikan dalam
pengumpulan data lingkungan.
- Penekanan yang diberikan pada
diagnose mengandung makna sebagai
suatu perhatian terhadap masalah dan
sumbernya mengarahkan kepada upaya
pengkreasian teknik-teknik untuk
mengatasinya.
- Penekanan pada aspek kognitif
merupakan upaya menyeimbangkan
pandangan lain yang lebih menekankan
afektif atau emosional.
1.Kurang memerhatikan adanya pengaruh dari perasaan, keinginan, dambaan aneka nilai budaya (cultural
values), nilai-nalai kehudupan (personal values), dan cita-cita hidup, terhadap perkembangan jabatan anak
dan remaja (vocational development) serta pilihan program/bidang studi dan bidang pekerjaan (vocational
choice).
2.Kurang diperhatikan peran keluarga dekat, yang ikut mempengaruhi rangkaian pilihan anak dengan cara
mengungkapkan harapan, dambaan dan memberikan pertimbangan untung-rugi
3.Kurang diperhitungkannya perubahan-perubahan dalam kehidupan masyarakat, yang ikut memperluas atau
membatasi jumlah pilihan yang tersedia bagi seseorang.
4.Kurang disadari bahwa konstelasi kualifikasi yang dituntut untuk mencapai sukses di suatu bidang
pekerjaan atau program studi dapat berubah selama tahun-tahun yang akan datang.
5.Pola ciri-ciri kepribadian tertentu pasti sangat membatasi jumlah kesempatan yang terbuka bagi seseorang,
PERAN & FUNGSI KONSELOR
Peran Kons.
1. Sebagai guru
2. Sebagai motivator
3. Sebagai model
4. Sebagai evaluator
Fungsi Kons.
1. Dapat menempatkan diri sebagai guru
2. Menerima sebagian
tanggungjawab terhadap masalah
klien
3. Bersedia mengarahkan klien ke arah
yang lebih baik
4. Dapat melaksanakan proses konseling
secara fleksibel
KELEMAHAN
CONTOH PENERAPAN
Mengentaskan permasalahan individu yg
memiliki masalah ekonomi dan
mengakibatkan proses belajarnya
terganggu (kesulitan belajar) yaitu
dengan membangun hubungan pribadi
dengan klien kemudian memberikan
pengertian & berbagai pilihan mengenai
keinginan yg dimiliki oleh klien
tesrsebut dengan melihat situasi dan
keadaan yang dialaminya.
5. PENDEKATAN KONSELING GESTALT
KONSEP DASAR TUJUAN
1) Manusia dalam kehidupannya selalu aktif
sebagai suatu keseluruhan.
2) Manusia aktif terdorong kearah
keseluruhan dan integrasi pemikiran,
perasaan, dan tingkah lakunya.
3) Setiap individu memiliki kemampuan untuk
menerima tanggung jawab pribadi untuk
mengembangkan integritas atau keutuhan
pribadi.
Tujuan utama => Membantu
klien berani menghadapi tantangan dan
kenyataan yang harus dihadapi. Klien
dapat berubah dari ketergantungan
terhadap lingkungan/orang lain menjadi
percaya pada diri, dapat berbuat lebih
banyak untuk meingkatkan kebermaknaan
hidupnya.
Tujuan spesifik =>
1) Membantu klien agar dapat
memper-oleh kesadaran pribadi,
memahami kenyataan atau realitas,
serta menda-patkan insight secara
penuh
2) Mengentaskan klien dari kondisinya
yang tergantung pada pertimbangan
orang lain ke mengatur diri sendiri
(to be true to himself)
3) Meningkatkan kesadaran individual
agar klien dapat beringkah laku
menurut prinsip-prinsip Gestalt,
semua situasi bermasalah (unfisihed
bussines) yang muncul dan selalu
akan muncul dapat diatasi dengan
baik.
TEKNIK PENDEKATAN KONSELING
1. Permainan Dialog => Teknik ini dilakukan dengan cara klien dikondisikan untuk mendialogkan dua
kecenderungan yang saling bertentangan, yaitu kecenderungan top dog dan kecenderungan under dog,
misalnya : kecenderungan orang tua lawan kecenderungan anak, Kecenderungan bertanggung jawab
lawan kecenderungan masa bodoh, Penerapan permainan dialog ini dapat dilaksanakan dengan
menggunakan teknik “kursi kosong”.
2. Latihan Saya Bertanggung Jawab, Dalam teknik ini konselor meminta klien untuk membuat suatu
pernyataan dan kemudian klien menambahkan dalam pernyataan itu dengan kalimat : “...dan saya
bertanggung jawab atas hal itu”. Misalnya : “Saya merasa jenuh, dan saya bertanggung jawab atas
kejenuhan itu”, “Saya tidak tahu apa yang harus saya katakan sekarang, dan saya bertanggung jawab
ketidaktahuan itu”. “Saya malas, dan saya bertanggung jawab atas kemalasan itu”.
3. Bermain Proyeksi Memantulkan kepada orang lain perasaan-perasaan yang dirinya sendiri tidak mau
melihat atau menerimanya. Dalam teknik bermain proyeksi konselor meminta kepada klien untuk
mencobakan atau melakukan hal-hal yang diproyeksikan kepada orang lain.
4. Teknik Pembalikan, Dalam teknik ini konselor meminta klien untuk memainkan peran yang berkebalikan
dengan perasaan-perasaan yang dikeluhkannya. Misalnya : Konselor memberi kesempatan kepada klien
untuk memainkan peran “ekshibisionis” bagi klien pemalu yang berlebihan
5. Tetap dengan Perasaan, Teknik ini dapat digunakan untuk klien yang menunjukkan perasaan atau suasana
hati yang tidak menyenangkan dan ia sangat ingin menghindarinya. Konselor mendorong klien untuk
tetap bertahan dengan perasaan yang ingin dihindarinya itu. Dalam hal ini konselor tetap mendorong
klien untuk bertahan dengan ketakutan atau kesakitan perasaan yang dialaminya sekarang dan mendorong
klien untuk menyelam lebih dalam ke dalam tingkah laku dan perasaan yang ingin dihindarinya itu.
F
R
I
T
Z
P
E
R
L
S
1) Indiividu bermasalah karena terjadi
pertentangan antara kekuatan “top dog” dan
keberadaan “under dog”
Top dog adalah kekuatan yang
mengharuskan, menuntut, mengancam
Under dog adalah keadaan defensif,
membela diri, tidak berdaya, lemah,
pasif, ingin dimaklumi.
2) Perkembangan yang terganggu karena
terjadi ketidakseimbangan antara apa-apa
yang harus (self-image) dan apa-apa yang
diinginkan (self)
3) Terjadi pertentangan antara keberadaan
sosial dan biologis
4) Ketidakmampuan individu
mengintegrasikan pikiran, perasaan, dan
tingkah lakunya
5) Mengalami gap/kesenjangan sekarang dan
yang akan datang
6) Melarikan diri dari kenyataan yang harus
dihadapi
ASUMSI PRILAKU BERMASALAH
PERAN & FUNGSI KONSELOR
Peran konselor :
1) Sebagai pembantu ahli
2) Sebagai pengamat
3) Sebagai frusiator
4) Sebagai agen kreatif
5) Sebagai guru
Fungsi konselor : Menyediakan suatu
suasana yang memungkinkan klien
menemukan kebutuhannya sendiri
DESKRIPSI PROSES KONSELING
1) Fokus utama konseling gestalt adalah
terletak pada bagaimana keadaan klien
sekarang serta hambatan-hambatan apa
yang muncul dalam kesadarannya.
2) Konselor hendaknya menghindarkan
diri dari pikiran-pikiran yang abstrak,
keinginan-keinginannya untuk
melakukan diagnosis, interpretasi
maupun memberi nasihat.
3) Konselor sejak awal konseling sudah
mengarahkan tujuan agar klien menjadi
matang dan mampu menyingkirkan
hambatan-hambatn yang menyebabkan
klien tidak dapat berdiri sendiri.
4) Membuat perasaan klien untuk bangkit
dan mau menghadapi ketersesatannya
sehingga potensinya dapat berkembang
lebih optimal.
KELEBIHAN & KELEMAHAN
Kelebihan Terapi Gestalt:
1. Menangani masa lampau dengan membawa aspek-
aspek masa lampau yang relevan ke saat sekarang.
2. memberikan perhatian terhadap pesan nonverbal
dan pesan-pesan tubuh.
3. menolak mengakui ketidak berdayaan sebagai
alasan untuk tidak berubah.
4. meletakkan penekanan pada klien untuk
menemukan makna dan penafsiran sendiri.
5. menggairahkan hubungan dan mengungkapkan
perasaan langsung menghindari intelektualisasi
abstrak tentang masalah klien.
Kelemahan Pendekatan Gestalt
1) Tidak berlandaskan pada suatu teori yang kukuh
2) Cenderung anti intelektual dalam arti kurang
memperhitungkan faktor-faktor kognitif.
3) Menekankan tanggung jawab atas diri kita sendiri,
tetapi mengabaikan tanggung jawab kita kepada
orang lain.
CONTOH PENERAPAN
Individu yang mengalami masalah dalam memilih
jurusan yang ada disekolahnya. Ia dituntut untuk
memasuki jurusan yg ditentukan oleh ayah nya
namun demikian individu tidak suka dengan
jurusan yg dipilih oleh ayahnya tersebut, ahirnya
individu tsb mulai bimbang mana yg akan
dijalaninya, Dalam hal ini konselor memberikan
suatu treatment yg diberikan kepada klien dengan
menggunakan “Empaty Chair” atau tekhnik kursi
kosong yang mengacu pada permainan peran,
Disini konselor hanya memberikan suatu arahan
pada pergantian peran. Dari sinilah individu
memainkan peran menjadi ayahnya dan individu
pun dapat sadar serta lebih mengerti akan
pengentasan masalah yg dialaminya sekarang.
6. PENDEKATAN RASIONAL EMOTIF THERAPY
KONSEP DASAR
TUJUAN
1) Pemikiran manusia adalah penyebab dasar dari
gangguan emosional. Reaksi emosional yang
sehat maupun tidak sehat, bersumber dari
pemikirana itu.
2) Manusia mempunyai potensi pemikiran rasional
dan irasional. Dengan pemikiran rasional dan
inteleknya manusia dapat terbebas dari gangguan
emosional.
3) Pemikiran irasional bersumber pada disposisi
lewat pengalaman masa kecil dan pengaruh
budaya.
4) Pemikiran dan emosi tidak dapat di pisahkan
5) Pada diri manusia sering terjadi self-verbalization.
Yaitu mengatakan sesuatu yang terus menerus
pada dirinya.
6) Pemikiran tak logis-irasional dapat di kembalikan
kepada pemikiran logis dengan reorganisasi
persepsi. Pemikiran tak logis itu merusak dan
merendahkan diri melalui emosionalnya.
Tujuan utama => Membantu klien untuk
membebaskan diri dari gagasan-gagasan yang tidak
logis dan untuk belajar gagasan-gagasan yang logis
serta realisitik sebagai penggantinya.
Tujuan spesifik =>
1. Memperbaiki dan mengubah segala perilaku,
sikap, persepsi, cara berpikir, keyakinan serta
pandangan yang irasional dan tidak logis menjadi
rasional dan logis agar klien dapat
mengembangkan dirinya
2. Menghilangkan gangguan emosional yang
merusak seperti rasa takut, rasa bersalah, rasa
berdosa, rasa cemas, merasa was-was, rasa marah
3. Membangun Self Interest (minat), Self Direction
(pengendalian/ pengarahan diri), Tolerance
(toleransi), Acceptance of Uncertainty (kesediaan
menerima ketidakpastian), Fleksibel,
Commitment (komitmen terhadap sesuatu),
Scientific Thinking (berpikir logis), Risk Taking
(keberanian mengambil resiko), dan Self
Acceptance (penerimaan diri) klien.
A
L
B
E
R
T
E
L
L
I
S
1) Pandangan bahwa suatu keharusan bagi orang
dewasa untuk dicintai oleh orang lain dari
segala sesuatu yang di kerjakan.
2) Pandangan bahwa tindakan tertentu adalah
mengerikan dan jahat, dan orang yang
melakukan tindakan yang demikian sangat
terkutuk.
3) Pandangan hal yang mengerikan jika terjadi
sesuatu yang tidak diinginkan pada diri kita.
4) Pandangan bahwa kesengsaraan manusia
selalu disebabkan oleh faktor eksternal dan
kesengsaraan itu menimpa diri seseorang
melalui orang lain atau peristiwa.
5) Pandangan bahwa jika sesuatu dapat
berbahaya atau menakutkan, kita terganggu
dan tidak akan berakhir dalam
memikirkannya.
6) Pandangan bahwa kita lebih mudah
menghindari berbagai kesulitan hidup dan
tanggung jawab dari pada berusaha untuk
menghadapinya.
7) Pandangan bahwa kita secara absolute
membutuhkan sesuatu dari orang lain atau
orang asing atau yang lebih besar dari pada
diri sendiri sebagai sandaran.
8) Pandangan bahwa kita seharusnya kompeten,
intelegen, dan mencapai dalam semua
kemungkinan yang menjadi semua perhatian
kita.
ASUMSI PRILAKU BERMASALAH KELEBIHAN & KELEMAHAN
Kelebihan:
1) Pendekatan ini cepat sampai kepada masalah
yang dihadapi oleh klien. Dengan itu
perawatan juga dapat dilakukan dengan cepat.
2) Kaedah pemikiran logik yang diajarkan
kepada klien dapat digunakan dalam
menghadapi gejala yang lain.
3) Klien merasakan diri mereka mempunyai
keupayaan intelektual dan kemajuan dari cara
berfikir.
Kelemahan :
1) Ada klien yang boleh ditolong melalui
analisa logik dan falsafah, tetapi ada pula
yang tidak begitu geliga otaknya untuk
dibantu dengan cara yang sedemikian yang
berasaskan kepada logika.
2) Ada setengah klien yang begitu terpisah dari
realiti sehingga usaha untuk membawanya ke
alam nyata sukar sekali dicapai
3) Ada juga klien yang terlalu berprasangka
terhadap logik, sehingga sukar untuk mereka
menerima analisa logik.
4) Ada juga setengah klien yang memang suka
mengalami gangguan emosi dan bergantung
kepadanya di dalam hidupnya, dan tidak
mahu membuat apa-apa perubahan lagi
dalam hidup mereka.
TEKNIK PENDEKATAN
KONSELING1) Assertive training => melatih dan
membiasakan klien terus menerus
menyesuaikan diri dengan perilaku
tertentu yang diinginkan.
2) Sosiodrama. => semacam sandiwara
pendek tentang masalah kehidupan
sosial
3) Self modeling => teknik yang
bertujuan menghilangkan perilaku
tertentu, dimana konselor menjadi
model, dank lien akan berjanji
mengikuti
4) Social modeling => membentuk
perilaku baru melalui modl sosial
dengan cara imitasi dan observasi
5) Teknik reinforcement. => member
reward terhadap perilku rasional atau
memperkuatnya (reinforce)
6) Desensitisasi sistematik.
7) Relaxation
8) Self control => dengan mengontrol
diri
9) Diskusi
10) Sumulasi. Dengan bermain peran
antara individu dan konselor
11) Homework assignment (metode
tugas)
12) Bibliografi (memberi bahan bacaan)
DESKRIPSI PROSES
KONSELINGKonseling rasional
emotif dilakukan dengan
menggunakan prosedur
yang bervariasi dan
sistematis yang secara
khusus dimaksudkan
untuk mengubah tingkah
laku dalam batas-batas
tujuan yang disusun
secara bersama-sama
oleh konselor dan klien.
PERAN & FUNGSI KONSELOR
Peran konselor :
1. konselor berusaha menunjukkan kepada klien bahwa
masalah yang dihadapinya berkaitan dengan
keyakinannya yang tidak rasional.
2. meyadarkan klien bahwa pemecahan masalah yang
dihadapinya merupakan tanggung jawab sendiri.
3. mengembangkan pandangan-pandangan yang realistis
dan menghindarkan diri dari keyakinan yang tidak
rasional
Fungsi konselor :
Mengajak dan membuka ketidaklogisan pola berfikir
klien dan membantu klien mengubah pikirannya yang
irasional dengan mendiskusikannya secara terbuka
dan terus terang.
CONTOH PENERAPAN
Individu menajdi murung dan pendiam setelah
pacarnya meninggal, hal ini mengakibatkan individu
menjadi malas dalam semuanya baik di sekolah di
rumah bahkan dalam berinteraksi pada teman
sebayanya. Konselor berusaha menunjukkan kepada
klien bahwa masalah yang dihadapinya berkaitan
dengan keyakinannya yang tidak rasional, kemudian
meyadarkan klien bahwa pemecahan masalah yang
dihadapinya merupakan tanggung jawab sendiri,
konselor berperan mengajak klien untuk
menghilangkan cara berfikir dan gagasan yang tidak
rasional tentang kematian pacarnya.