Metode pengajaran di pesantren terpadu ekonomi islam multazam mencakup pendekatan yang menyentuh aspek ruhani, intelektual dan fisik siswa. Metode-metode yang digunakan antara lain diskusi interaktif, hafalan, dan langsung membaca kitab-kitab agama. Pengajaran al-Quran khusus menggunakan kelompok berdasarkan kemampuan.
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
Metode Pengajaran di Pesantren Terpadu Ekonomi Islam
1. Metode Pengajaran
di Pesantren Terpadu Ekonomi Islam
Multazam
(disampaikan pada Rapat Kerja Majlis Guru,
Kamis-Jum’at, 21-22 Juni 2012
Muhammad Jamhuri
(Pengasuh Pesantren Terpadu Ekonomi Islam Multazam)
2. Landasan
•
(79 )
• Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al Kitab,
hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia: "Hendaklah kamu menjadi
penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah." Akan tetapi (dia berkata):
"Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani[208], karena kamu selalu
mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya.
• [208]. Rabbani ialah orang yang sempurna ilmu dan takwanya kepada Allah s.w.t.
•
(151 )
• Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah
mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami
kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al Kitab dan Al-
Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui (QS. Al-
Baqarah: 151)
3. Tujuan
• Agar pendidikan sesuai dengan misi diutusnya
Rasulullah saw, yakni melahirkan manusia yang
berakhlak baik, dan menularkannya pada orang
lain
• Agar pendidikan menyentuh seluruh sisi; ruhiyah
(afektif), fikriyah (kognitif) dan jasadiyah (psiko-
motorik)
• Agar lahir santri yang berwawasan global dan
sanggup menghadapi segala kondisi
• Agar pendidikan sesuai dengan visi dan misi
lembaga/pesantren
4. Pengertian Tarbiyah (Pendidikan)
• Kata “Tarbiyah” ( ) berasal dari kata ‘robba – yurobbi’ yang
artinya mengatur, mengasuh, membina, memperhatikan. Oleh
karena itu, salah satu sebutan Allah adalah Rabb (Maha pengasuh,
pengatur, pembina seluruh alam). Ini bahkan mengandung makna
memperhatikan rezeki hambaNya.
• Maka seorang Murobbi (pendidik) bukan sekedar mengajar, tapi
memperhatikan, mengasuh, membina, mengarahkan anak didiknya
kepada kesempurnaan ilmu, akhlak dan ibadah.
• Fungsi seorang Murobbi (pendidik) ada tiga:
– Sebagai Ayah, yang memperhatikan kebutuhan anaknya
– Sebagai Ustadz, yang mentransfer ilmu-ilmu sebaik dan sebanyak
mungkin
– Sebagai Syaikh, yang memperhatikan kondisi akhlak dan spritualnya
5. Ruang Lingkup Pesantren
• Asrama -> sosialisais sesama santri
– Pembentukan karakter, pengembangan bahasa dll
• Masjid -> peningkatan ilmiah dan spritual
– Tahfizul Qur’an, qiyamullail, praktik ibadah dll
• Kelas -> peningkatan kapasitas keilmiahan
– Metode mengajar yang tepat, variatif dan menyenangkan
• Kamar Mandi -> Kebiasaan hidup bersih
• Fasilitas Olah Raga -> OptimalisasiTarbiyah Jasadiyah
• Fasilitas Ketrampilan -> Maping Talenta
• Lingkungan Sekitar -> Menumbuhkan sikap peduli
6. Metode Pengajaran di Kelas
• Al- I’dad : (Menyiapkan Materi Pengajaran)
– Muroja’ah, menganalisa, menambah sesuatu yang
berkaitan dengan materi
• Menentukan bahan materi dengan alokasi
waktu
• Menyiapkan langkah-langkah A-Z selama di
kelas
• Menyiapkan tugas sebelum keluar dari kelas
7. Hal-hal yang perlu diperhatikan
Selama di Kelas
• Menjaga Keikhlasan
• Upayakan dalam keadaan suci (tidak berhadats)
• Berpakaian rapi
• Tidak pilih kasih
• Tidak pilih perhatian (terutama bagi guru pria di kelas
perempuan dan sebaliknya)
• Tidak terlalu banyak bercanda
• Fokus pada materi yang akan disampaikan
• Boleh tidak membahas materi, jika terlihat ada
pembahasan yang urgen untuk diperhatikan santri (seperti
sikap dan kebiasaan buruk yang menjadi fenomena saat itu)
8. Saat di Kelas
• Masuk dengan memberi salam
• Bertanya tentang kabar mereka dengan bahasa
Arab/Inggris
• Bertanya tentang hari dan tanggal Miladiyah dan Hijriyah di
hari itu dengan bahasa Arab dan Inggris, sambil menulisnya
di papan tulis ( tidak perlu menulis jika sudah tertulis oleh
guru sebelumnya)
• Bertanya tentang pelajaran apa saat itu dengan 2 bahasa di
atas, sambil menulis di papan tulis
• Merapikan sesuatu yang terdapat di kelas (meja, kursi,
buku, pakaian dll)
• Mulai mengajar materi pelajaran
• Ciptakan komumikasi dua arah (interaktif) antara guru dan
santri selama di kelas sehingga tidak stagnan
9. Klasifikasi Materi Pelajaran
• Pelajaran Bahasa (Arab dan Inggris)
– Kemampuan berkomunikasi
– Kemampuan gramatikal (tata bahasa)
– Kemampuan menullis
• Pelajaran Agama
– Aqidah
– Hukum Islam (fiqih, Ushul Fiqh, Ilmu Waris dll)
– Sejarah Islam
– Al-Quran (tahsin, tahfidz, tafhim/tafsir)
– Akhlak (Hadist, Mahfudzot, dll)
• Pelajaran Umum:
– Matematika, Bhs Indonesia, IPA, IPS, PkN
• Pelajaran Kitab Turots
• Pelajaran Ekonomi Islam
• Tahfizul Qur’an
10. Pelajaran Bahasa Arab dan Inggris
(kemampuan berbahasa )
• Bahasa Arab:
–
– Insya (Durusul Lughoh)
– Mutholaah –
– Tamrin Lughoh –
– Tarjamah
• Bahasa Inggris
– Reading Sistem Pengajaran Bahasa
– Listening Menggunakan Sistem
– Writing Direct Methode (Metode
– Conversation Langsung)
11. Pelajaran Bahasa Arab dan Inggris
(kemampuan berbahasa )
• Menggunakan Sistem Direct Methode (Metode
Langsung)
– Tidak mengartikan kata kecuali sangat diperlukan
– Guru membawa wasail idhoh (alat peraga) tentang benda-
benda yang akan diperagakan dalam bahasa
– Santri mengikuti dan mengulang kata tersebut dan guru
memperagakan kata tsb (dgn benda jika isim, dan gerak
jika fiil)
– Jika santri tidak mengerti arti kata dan tidak ada alat
peraga maka guru menggambarnya di papan tulis)
• Tidak menjelaskan tata bahasa
(nahwu/sharaf/grammar) kecuali jika sangat diperlukan
dan hal itupun disampaikan seperlunya
12. Pelajaran Bahasa Arab dan Inggris
(kemampuan tata bahasa )
• Menggunakan metode al-Nahwu al-Wadhih
– Memberikan contoh kalimat (sempurna) denan variasi
mufrodat (vocabularies)
– Membahas kedudukan kalimat
– Kaidah
– Latihan
• Dalam ilmu Sharaf, hal in diberikan setelah mengenal
amsilah tasrifiyah.
• Pada grammar, metode di atas dapat diterapkan
• Catatan: Semua disampaikan dalam bahasa Arab dan
Inggris, tidak menggunakan bahasa Indonesia kecuali
sangat diperlukan dan sekedarnya
13. Pelajaran Kelas Berupa Hafalan
• Pelajaran kelas berupa hafalan seperti: Mutholaah,
Mahfudzot, Tafsir, Hadits, dll
• Cara Pengajarannya adalah sbb:
– Disampaikan secara talqin (menuntun) baru kemudian lafalnya
ditulis
– Atau boleh juga dituilis kemudian ditalqin, sambil sedikit-sedikit
dihapus tulisannya
– Setiap kata diulang-ulang, dan untuk variasi dan dinamis dapat
diulang oleh satu – dua atau tiga santri yang ditunjuk
– Setelah mereka hafal atau hampir hafal, barulah diberikan
mufrodatnya, lalu dilatih menterjemahnya
– Kemudian barulah diterjemahkan oleh guru
– Terakhir diterangkan jika ada hikmah (pelajaran) yang bisa
diambil dari pelajaran itu
– Hal ini berlaku hanya untuk kelas I/VII saja.,
14. Pelajaran Agama Berbahasa Arab:
• Pelajaran Agama Berbahasa Arab (selain kls 1/VII): Tauhid, Fiqih, Hadist,
Tafsir, Tarikh Islam, Mahfuzot, ilmu waris)
• Cara pengajarannya adalah sbb:
– Guru menyampaikan judul dan menjelaskan secara global isi judul dengan
bahasa arab
– Setelah itu, barulah santri membuka buku pelajaran
– Lalu salah satu santri atau lebih membaca dengan suara keras, dan guru
memperbaiki syakl (harakat) bacaan yang salah
– Lalu membahas mufrodat dan mencatatnya di papan tulis
– Usahakan mengartikan mufordat dengan bahasa arab/inggris juga, jika tidak
ada padanan katanya, dapat menggunakan gambar atau arti dalam bahasa
Indoneisa
– Lalu guru menjelaskan lagi pelajaran tersebut dan mencatat istimbat/hikmah
dari materi itu
– Guru membuka kesempatan tanya jawa
• Metode ini juga dapat diterap[kan pada materi pelajran umum kecuali
matematika
15. Pelajaran Kitab Turost
• Pelajaran Kitab Turost (Kitab Kuning) adalah: pelajaran langsung membaca
kitab secara tahlili (urutan) dari bab pertama hingga terakhir, dapat juga
mengambil bab-bab terpenting. Metode ini sering disebut dengan metode
“Sorogan”
• Materi Kitab Turost di Pesantren ini berupa:
– Fiqih : Matan Taqrib/Safinatunnaja, Fathul Qorib, Fathul Mu’in
– Nahwu & Sharf: Matan al-Jurumiyah, Al-Imrithi dan Alfiyah
• Cara Pengajarannya:
– Guru membaca, mengartikan dan menjelaskan teks kitab
– Murid mensyakl, menulis arti dan menyimak penjelasan teks kitab
– Sebelum diterangkan, guru meminta 1-2 murid mengulang bacaan yang baru
dituntun
– Pada setiap masuk kelas, sebelum melanjutkan pelajaran , guru meminta 1-2
murid membaca pelajaran yang kemarin, sekaligus dengan menjelaskan
hukum/makna yang terkadungnya, (sedapat mungkin mereka maju ke depan
kelas dan membaca dengan suara keras)
– Guru memberikan rumus-rumus nahwu dalam bacaan kitab spt mim utk
mubtada, fa utk fail, mim-fa utk maf’ul, kho utk khobar, shod utk sifat/na’at
16. Pelajaran Tahsin dan Tahfiz al-Quran
• Ini adalah satu-satunya pelajaran yang tidak
menggunakan sistem Classikal (perkelas), akan tetapi
menggunakan sistem cluster tingkat kemampuan.
• Oleh sebab itu, murid kelas 1 boleh saja digabung ke
kelas 2 dan 3, jika memiliki kemampuan tilawah dan
tahfiznya sama
• Murid yang belum baik dalam hal tahsin, hendaknya
diperkuat tahsinnya, meskipun mereka tetap diberi
beban tahfiz (hafalan) surat-surat pendek dengan cara
talqin, namun porsi tahsin tetap harus lebih besar
daripada tahfiz
• Semua Murid perlu terus disupport agar hafalannya
bertambah, kalau perlu diberi reward (penghargaan)
bagi yang terbanyak hafalannya di
kelompoknya/clusternya.
17. Waktu Tahsin, Tahfiz, & Tadarus al-Quran
• Waktu belajar resmi Tahsin/Tahfiz Qur’an:
– Ba’da shalat Subuh
– Ba’da shalat Ashar
– Ba’da Shalat Maghrib
– Catatan: untuk kelas II ke atas ada salah satu waktu diambil
untuk pelajaran kitab turost
• Waktu muroja’ah dan tilawah/tadarus rutin:
– Ba’da shalat Zuhur ‘15 menit
– Ba’da shalat Isya ‘ ‘15 menit
– Ba’da shalat dhuha ’05 menit
– Menunggu shalat Maghrib 15 menit
– Catatan: untuk kelas III ke atas ba’da isya dipakai untuk
pelajaran kitab turost
18. Metode Pengajaran Tahfizd al-Quran
• Sebelum Menghafal Al-Qur’an
– NIAT
– ISTIQOMAH / CONTINUE
– SABAR
– CINTA KEPADA ALQUR’AN
– PUASA/KURANGI KENYANG
• Saat Menghafal Al-Qur’an
– KOSENTRASI
– MENGINGAT LEKUK DAN BENTUK HURUFNYA
– MENGINGAT LETAK KALIMATNYA
– DI BACA BERULANG ULANG MINIMAL 5X/LEBIH SAMPAI BENER-
BENER BISA DI LEPAS
– KALAU AYATNYA PANJANG BUAT PENDEK
19. Bekal Guru Tahsin/Tahfiz al-Qur’an
• Setiap guru berusaha semangat diri menghafal
dan me-muroja’aah al-Qur’an, karena
orang yang tak memilki sesuatu tak bisa
memberi. Semangat menghafal akan menularkan
aura menghafal
• Setiap guru berusaha tilawah al-Quran 1 juz/hari,
atau khatam sekali dalam sebulan, agar suasana
Qur’ani tercipta.
• Setiap guru mempunyai lembar evaluasi tilawah
dan muroja’ah, dan dimutaba’ah setiap pekan
sekali melalui halaqah quraniyah majlis guru.
20. Pelajaran Ekonomi Islam
• Menyesuaikan dengan bahan materi IPS bidang eknomi
pada setiap marhalah (kelas) dengan sentuhan sistem
ekonomi Islam
• Dasar-dasar dan filsafat ekonomi ekonomi Islam
• Sejarah Ekonomi Islam
• Bentuk-bentuk akad ekonomi Islam
• Bank Islam dan LKS (Lembaga Keuangan Syariah) lainnya
• Fiqih Riba dan Gharar
• Manajemen dan Administrasi
• Akutansi Dasar
• Prakteikum berbisnis (usaha, Home Industry, Agrikultura,
beternak, dll)