3. Arti Surat al-Jumu’ah Ayat 9-11
• “Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk
menunaikan shalat Jum'at, maka bersegeralah kamu
kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang
demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui
• Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu
di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah
banyak-banyak supaya kamu beruntung
• Dan apabila mereka melihat perniagaan atau
permainan, mereka bubar untuk menuju kepadanya dan
mereka tinggalkan kamu sedang berdiri (berkhotbah).
Katakanlah: "Apa yang di sisi Allah lebih baik daripada
permainan dan perniagaan", dan Allah Sebaik-baik Pemberi
rezki”
4. Penjelasan Surat al-Jumu’ah Ayat 9-11
• Kata min dalam ayat ini (
) berarti fii yaitu
pada hari jum’at dan dibaca al-Jumuatu dengan huruf
mim dibaca dhommah, bisa juga dibaca sukun atau
fathah. Asal katanya adalah dengan
dhommah, sedangkan sukun untuk meringankan
bacaan dan fathah sebagai serapan dari kata
kerjanya, seakan-akan kata ini berarti mengajak kaum
muslimin untuk berkumpul.
• Kata
dari segi balaghoh mengandung majaz
mursal, yang disebutkan disini hanya jual
beli, sedangkan maksud sebenarnya adalah segala
bentuk muamalah serta kesibukan baik itu jual beli
ataupun yang lainnya
5. Penjelasan Surat al-Jumu’ah Ayat 9-11
• Kata
adalah berarti pembacaan adzan kedua
yang dilaksanakan di depan Nabi, yaitu ketika beliau berada
di atas minbar sebelum memulai khutbah. Shalat tersebut
dinamakan shalat jumah, karena pada hari itu masyarakat
berkumpul untuk melaksanakan shalat, orang arab
menyebutnya hari kasih sayang
• Kata
yang berarti berjalan, digunakan kata sa’yun
(usaha) sebagai syarat agar kaum muslimin melaksanakan
sholat jum’at dengan kemauan kuat dan semangat tinggi
serta kesungguhan yang nyata untuk melaksanakan sholat.
Jika telah terdengar panggilan sholat jum’at maka
tinggalkanlah segala urusan jual beli dan semua bentuk
muamalah, karena sesungguhnya usaha untuk beribadah
kepada Allah lebih baik dari muamalah. Karena
sesungguhnya manfaat Akhirat itu jauh lebih baik dan kekal
abadi
6. Penjelasan Surat al-Jumu’ah Ayat 9-11
• Kata
adalah berarti setelah
shalat jum’ah ditunaikan.
• Kata
berarti
perintah untuk kembali melaksanakn aktifitas
apapun, mencari rizki Allah di muka bumi setelah
menunaikan shalat jum’ah.
• Ada sebuah hadis :
Barang siapa jual beli pada hari jum’ah setelah
menunaikan shalat, maka Allah akan memberikan
berkahnya dengan memberikan 70 kali lipat..
7. Penjelasan Surat al-Jumu’ah Ayat 9-11
• Kata
adalah perintah untuk
selalu memperbanyak ingat Allah ketika menjalankan
segala aktifitas apapun. Jangan sampai kaum muslimin
lebih disibukkan mengurus dunia dengan meninggalkan
akhirat. Jika kaum muslimin dapat memegangi prinsip
seperti ini maka ia termasuk golongan orang yang bahagia
• Kemudian Allah menerangkan bahwa ketika Nabi sedang
berkhotbah di atas minbar, mereka meninggalkan beliau
untuk bermain dan berdagang. Sebagian dari mereka
menjauh hanya untuk mendengarkan tabuhan genderang
dan menyaksikannya, sebagian yang lain menghindar dari
jama’ah jum’at untuk memenuhi kebutuhan mereka dalam
berdagang. Maka, Allah memperingatkan bahwa kaum
muslimin boleh untuk kembali ke pekerjaan mereka setelah
melaksanakan sholat jum’at.
8. Penjelasan Global
• Ayat tersebut menegaskan bahwa jika umat Islam
diseru untuk melaksanakan shalat jum’at maka
bersegeralah menjawab seruan tersebut dengan
segera meninggalkan semua aktifitas dunyawiyah
• Untuk menghilangkan kesan bahwa perintah ini
adalah sehari penuh, sebagaimana yang
diwajibkan kepada orang-orang Yahudi pada hari
sabtu, maka dilanjutkan ayat setelahnya yang
mengandung arti : “lalu apabila telah ditunaikan
sholat, maka bertebaranlah dimuka bumi dan
carilah sebagian dari karunia Allah, dan ingatlah
Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung”
9. Penjelasan Global
• Dan ketika shalat jumat telah ditunaikan, umat
islam dianjurkan untuk kembali
beraktifitas, bekerja mencari rizki Allah SWT di
muka bumi.
• Bekerja yang dimaksud adalah bekerja dengan
selalu menyeimbangkan akal-fikiran dengan hati.
Akal untuk menciptakan dan menyikapi peluangpeluang dan hati dengan selalu bersandarkan diri
kepada Allah melalui dzikir.
• Jika dilihat fenomena ini, maka, melalui ayat ini
Allah memperingatkan umat manusia
menyeimbangkan antara dunia kepentingan
dunia dan akhirat
10. Hukum Terkait Dengan Shalat Jum’at
• Shalat Jumat hukumnya wajib bagi orang yang
memenuhi syarat. Dia berjumlah dua
rakaat, sebagaimana riwayat dari Umar bin
Khattab, bahwa beliau berkata, “Shalat Jum’at
adalah dua rakaat sempurna bukan qoshor
dengan perintah sabda Nabi kalian” (HR:
Bukhori, Nasa’i dan ibnu Majah dengan isnad
hasan)
• Shalat jumat adalah fardhu ain atas seorang yang
sudah mukallaf, mampu dan memenuhi
persyaratan, dan dia bukan pengganti shalat
Zhuhur. Namun jika terluput maka diwajibkan
melaksankan shalat zhuhur empat Rakaat.
11. Hukum Terkait Dengan Shalat Jum’at
• Kewajiban shalat Jumat ditetapkan oleh al-Quran dan Hadist serta
Ijma. Adapun al-Quran, firman Allah swt:
–
– Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat
Jum'at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan
tinggalkanlah jual beli Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu
mengetahui. (QS; al-Jumuah: 9)
• Dari Hadist Rasulullah sw:
–
– Sunnguh ingin sekali aku perintah seseorang shalat bersama manusia
kemudian aku membakar rumah orang-orang yang tidak
melaksanakan shalat Jum’at (HR: Muslim)
12. Menyegera Datang Shalat Jum’at
• Wajib segera berangkat untuk shalat Jumat tatkala berkumandang
adzan yang langsung diiringi khutbah, dan saat itu diharamkan
melakukan transaksi jual beli. Firman Allah swt
–
– Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat
Jum'at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan
tinggalkanlah jual beli Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu
mengetahui. (QS; al-Jumuah: 9)
• Pada masa Nabi saw belum dikenal adzan lain selain adzan setelah
khatib naik mimbar. Nabi saw jika telah naik mimbar maka seorang
muadzin mengumandangkan adzan (HR:
Bukhori, Daud, Nasai, Tirmidzi)
• Usman bin Affan telah menambah adzan sebelum kegiatan itu saat
mulai banyaknya manusia. Diriwayatkan dari Saib bin Yazid, “Adalah
adzan hari Jumat pertama kali, jika imam duduk di atas mimbar
pada masa Nabi saw, Abu Bakar dan Umar, dan ketika pada masa
Usman dan manusia banyak, maka beliau menambah adzan kedua
13. Menyegera Datang Shalat Jum’at
• Tiga Imam Madzhab sepakat bahwa seorang mukallaf
wajib bersegera berangkat Jum’at ketika mendengar
adzan yang mengantarkan khotib berkhutbah, karena
adzan itulah yang dimaksud pada ayat perintah shalat
Jum’at.
• Sedangkan Hanafiyah berpendapat bahwa kewajiban
bersegera berangkat shalat Jum’at adalah saat
kumandang adzan saat setelahzawal (waktu zuhur).
Adzan yang terdengar seperti sekarang adalah
mewajibkan mukallaf berangkat ke shalat
Jumat, karena ayat itu sifatnya umum, dan terkhusus
pada adzan yang mengantarkan khatib berkhutbah
14. Hukum Jual Beli Saat Adzan Shalat Jum’at
• Hukum jual beli saat adzan Jum’at adalah haram menurut Syafi’iiyah
dan Hanafiyah, namun mereka berbeda tentang waktu adzan
seperti di atas.
• Adapun Hanabilah berpendapat bahwa jual beli saat adzan Jum’at
adalah tidak sah secara mutlak. Dan Malikiyah berpendapat bahwa
jika berubah zat barangnya seperti hewan yang disembelih atau
memakannya, atau berubah pasarnya seperti turunnya harga atau
naiknya yang menyebabkan hilangnya jual-beli yang batal, maka hal
itu diperbolehkan
• Hukum diatas berlaku bagi orang yang terkena kewajiban shalat
Jum’at. Adapun orang yang tidak terkena kewajiban shalat Jumat
seperti wanita, musafir dan orang sakit, maka mereka boleh
melakukan transaksi jual beli. Jika salah seorang dari dua orang
yang berakad mengikat dan lainnya tidak mengikat (dalam berakad)
maka keduanya haram melakukan akad jual beli, karena orang yang
tidak terkena kewajiban shalat Jumat membantu kemaksiatan (tidak
shalat Jumat) kepada orang yang terkena kewajiban shalat Jumat
15. Syarat Shalat Jum’at
• Syarat Shalat Jum’at sama dengan syarat –syarat pada shalat
Zhuhur, hanya saja untuk shalat Jum’at terdapat syarat tambahan:
• Syarat Shalat Jum’at terbagi kepada dua bagian; 1)Syarat Wajibnya Shalat
Jum’at dan 2)Syarat Sahnya Shalat Jumat
• Syarat Wajibnya Shalat adalah: 1)Lelaki 2)merdeka 3)Tidak ada halangan
meninggalkannya seperti sakit 4)Dapat melihat (tidak buta) 5)Tidak tua
jompo 6)Tidak musim panas atau dingin yang terlalu 7)Tidak khawatir
dizhalimi orang di jalan 8)Tidak khawatir akan kehilangan harta, jiwa dan
kehormatan 9)Tinggal di negeri/kampung yang didirikan shalat jum’at
10)Jamaah berada di negerinya sendiri
• Syarat Sahnya Shalat Jum’at adalah: 1)Shalat Jum’at dan khutbahnya
terjadi di waktu shalat Zhuhur 2)Jamaah berada di sebuah tempat yang
terdapat bangunan, baik kota atau desa 3)Jamaahnya memenuhi syarat;
40 orang, tidak musafir dan mendengar adzan Jumat 4)Jumlah jamaah
minimal 40 orang dengan syarat-syarat tertentu (org yg terkena kewajiban
shalat) jumat 5)Shalat Jumat lebih dahulu dilakukan dari yang lain di satu
tempat dan dilakukan lebih dari satu kali shalat jumat. 6)Didahului dengan
dua khutbah yang terpenuhi syarat dan rukun khutbahnya
16. Kehadiran Wanita Dalam Shalat Jumat
• Salah satu syarat diwajibkannya shalat Jumat adalah lakilaki, sehingga shalat Jumat tidak wajib atas wanita. Akan
tetapi jika wanita melaksanakan shalat jumat maka
shalatnya sah sebagai pengganti shalat zhuhur
• Mana yang utama bagi wanita, shalat Jumat atau shalat
zhuhur di rumah? Terdapat perbedaan pendapat di
kalangan madzhab:
– Hanafiyah: Yang afdhol bagi wanita adalah shalat zhuhur di
rumahnya, baik dia sudah tua atau masih muda
– Malikiyah: Wanita tua lebih afdhol shalat Jumat, sedangkan
wanita muda makruh hukumnya, dan dapat haram jika
mengundang fitnah
– Hanafiyah: Wanita secara mutlak dimakruhkan shalat berjamaah
pada shalat Jumat dan lainnya, kecuali bagi wanita tua yang
tidak berbaju wangi
– Hambali: diperbolehkan bagi wanita menghadiri shalat Jumat
dengan syarat tidak cantik (berdandan), jika dia cantik
(berdandan) maka dimakruhkan menghadiri shalat Jumat secara
mutlak
17. Banyaknya Masjid yang Mengadakan
Shalat Jumat
• Salah satu tujuan shalat Jumat adalah agar berkumpulnya
umat Islam dalam satu tempat, mereka khusyu’ beribadah
kepada Tuhannya, sehingga akan terjalin ukhuwah, saling
mencintai dan tidak saling bermusuhan
• Banyaknya masjid tanpa ada kebutuhan tentu saja akan
menghilangkan tujuan diatas, karena kaum muslimin
terpecah ke dalam beberapa masjid, sehingga mereka tidak
merasakan manfaat saling berkumpul dan perasaan sama
saling menghadap Tuhan mereka. Oleh sebab itu berdirinya
banyak masjid tanpa sebuah kebutuhan, maka shalat Jumat
pun tidak sah kecuali jamaah yang lebih dahulu
melaksanakannya. Dan para ulama dalam hal ini berbebda
pendapat:
18. Banyaknya Masjid yang Mengadakan Shalat Jumat
• Syafiiyah: Banyak masjid ada dua keadaan 1)Tanpa kebutuhan atau
2)karena kebutuhan seperti sempit di satu tempat
– Banyak masjid tanpa kebutuhan, maka shalat Jumat sah bagi yang terlebih
dahulu dalam takbirotul ihram. Syaratnya yakin bahwa jamaah masjid tersebut
mendahului mesjid lainnya. Jika ragu atau berbarengan maka jamaah semua
masjid tidak sah shalat Jumatnya.
– Banyak masjid karena kebutuhan: maka shalat jumatnya sah, meskipun
dimandubkan untuk shalat zhuhur setelah shalat jumat
• Malikiyah: Shalat Jumat sah dilakukan di bangunan masjid pertama kali
didirikan shalat Jumat
• Hanabilah: banyaknya masjid karena kebutuhan (sempit dll) maka shalat
Jumat sah dilakukan. Tetapi jika tidak karena kebutuhan, maka shalat
Jumat sah dilakukan di masjid yang diizinkan oleh pemerintah dilakukan
shalat Jumat
• Hanafiyah: Banyaknya masjid tidak mempengaruhi keabsahan shalat
Jumat. Namun jika seseorang mengetahui dengan yaqin bahwa Jamaah di
masjid lain mendahuluinya dalam shalat Jumat, maka sebaiknya dia shalat
Zhuhur lagi di rumahnya, supaya tidak dianggap wajib.
19. Jumlah Jamaah Dalam Shalat Jum’at
• Semua imam madzhab bersepakat bahwa sholat Jum’at tidak dilakukan
kecuali dengan berjama’ah, akan tetapi mereka berbeda pendapat tentang
jumlah jamaah yang sholat jumat menjadi sah.
– Malikiyah berpendapat, jumlah jamaah minimal yang sah adalah 12 orang lakilaki selain imam, dengan syarat: 1)orang yang terkena kewajiban sholat
jumat, 2)penduduk/warga setempat 3)hadir sejak khutbah pertama hingga
selesai sholat 4)mereka bermazhab Maliki atau Hanafi
– Hanafiyah: Shalat jumat sah dengan 3 jamaah selain Imam meskipun tidak
hadir saat khutbah, oleh sebab itu saat khutbah dihadiri 1 orang kemudian
datang dua orang saat menjelang sholat maka sah sholat jumatnya.
Disyaratkan yang menjadi imam adalah pemimpin daerahnya/desanya
– Syafi’iyah: Sholat Jum’at dapat sah jika: 1) jumlah mereka 40 orang bersama
imam 2) mrk orang yang sah melakukan Jumat 3) mengikuti sholat jumat
dengan sah (tidak ada yang batal) 4)segera bertakbiri setelah imam
memulai, jika jamaah baru bertakbir ihrom sedangkan imam sedang beranjak
akan i’tidal maka tidak sah sehingga jumlahnya tidak lengkap (40 orang)
– Hanabilah: Sholat Jumat dapat sah dengan syarat: 1)Jumlah jamaah tidak
kurang dari 40 orang 2)mereka termasuk yang dikenai kewajiban shalat Jum’at
3)mereka hadir saat khutbah dan shalat, meskipun tidak sempurna seluruh s
20. Rukun Khutbah
1.
Memuji Allah (
), pada kedua khutbah
– harus dengan kalimat pujian (al-hamd), tidak cukup dengan kalimat
syukur (
)
– Harus dengan kata “Allah” , tidak cukup (
)
2.
Membaca sholawat kepada Nabi saw pada kedua khutbah
– Tidak boleh dengan selain lafadz sholawat
– Boleh dengan menyebut gelar atau nama Nabi saw
3.
Berwasiat kepada ketakwaan pada kedua khutbah
– Boleh berupa ajakan taat kepada Allah
4.
Membaca ayat al-quran pada salah satu khutbah, dan lebih utama
pada khutbah pertama
– Disyaratkan ayat sempurna, atau sebagian tapi panjang
5.
Mendo’akan kaum muslimin dan muslimat, khusus pada khutbah
kedua
– Mendo’akan dengan perkara ukhrowi
21. Sunnah Khutbah
• Tertib rukun : mulai hamdalah, shalawat, wasiat taqwa, membaca ayat alquran, mendoakan kaum muslimin, dan mendoakan pemimpin kaum
mukminin di khutbah kedua, shalawat kembali pada Nabi saw
• Diam saat mendengar khutbah
• Khutbah di atas mimbar
• Mimbar sebelah kanan Mihrab
• Memandang jamaah saat naik mimbar
• Duduk sebelum khutbah pertama
• Memberi salam sebelum duduk
• Ada muadzin (yang membaca adzan)
• Faseh berkhutbah dipahami masyarakat
• Berkhutbah sedang-sedang saja, tidak sebentar atau lama
• Khutbah lebih sebentar dari shalat
• Tangan kiri memegang tongkat (pedang)
• Tangan kanan memegang sisi mimbar
22. Makruh-makruh Khutbah
• Makruh-makruh khutbah adalah meninggalkan sunnah-sunnah
khutbah seperti yang disebutkan sebelumnya. Hal ini menurut
Mazhab Hanafi dan Maliki
• Adapun Madzhab Syafii berpendapat bahwa tidak sepenuhnya
meninggalkan sunah khutbah adalah merupakan makruh
khutbah. Tetapi ada yang makruh dan ada pula khilaful aula
(meninggalkan yang utama). Yang termasuk makruh khutbah
adalah makmum (pendengar khutbah) berbicara saat khutbah
serta memanggil jamaah di depan khatib. Sedangkan yang
termasuk khilaful aula adalah menutup mata tanpa perlu saat
khatib berkhutbah
• Madzhab Hambali berpendapat sama, dan diantara makruh
khutbah adalah jamaah membelakangi imam saat berkhutbah
dan mengangkat tangan saat berdoa dalam keadaan
berkhutbah