3. DEFINISI
Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam Arteri. Secara
umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan yang abnormal tinggi
didalam arteri menyebabkan peningkatannya resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung,
serangan jantung dan kerusakann ginjal.
EPIDEMIOLOGI
Penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah yang memberi gejala yang berlanjut
untuk suatu target organ, seperti stroke untuk otak, penyakit jantung korner untuk pembuluh darah
jantung dan untuk otot jantung.
ETIOLOGI
Sampai saat ini penyebab hipertensi essensial tidak diketahui dengan pasti. Hipertensi primer tidak
disebabkan oleh faktor tunggal dan khusus. Hipertensi ini disebabkan berbagai faktor yang saling
berkaitan. Hipertensi sekunder disebabkan oleh faktor primer yang diketahui yaitu seperti kerusakan
ginjal, gangguan obat tertentu, stres akut, kerusakan vaskuler dan lain-lain.
4. FAKTOR RESIKO
• Usia
• Jenis kelamin
• Riwayat keluarga
• Obesitas
• Serum lipid
• Diet
• Merokok
• Keturunan atau Gen
• Stres Pekerjaan
• Asupan Garam
• Aktivitas Fisik (Olahraga)
GEJALA KLINIK
Gejala-gejala penyakit yang biasa terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun pada seseorang
dengan tekanan darah yang normal hipertensi yaitu sakit kepala, pusing, gelisah, jantung berdebar,
perdarahan hidung, sukar tidur, sesak nafas, cepat marah, telinga berdenging, tekut terasa berat,
berdebar, dan sering kencing di malam hari
5. Klasifikasi tekanan darah Tekanan darah sistolik
(mmHg)
Tekanan darah diastolik
(mmHg)
Normal < 120 dan <120
Prehipertensi 120 – 139 atau 80 – 89
Hipertensi tahap I 140 – 159 atau 90 – 99
Hipertensi tahap II .>160 >100
KLASIFIKASI
8. DIURETIK
Mekanisme : menghilangkan kelebihan air dan garam yang merupakan
salah satu penyebab hipertensi.
ES : sering buang air kecil, kelelahan, kram otot, lesu, nyeri dada, pusing,
sakit kepala atau sakit perut.
3 golongan :
a. Thiazide : mengurangi jumlah natrium dan air di dalam tubuh.
Memperlebar pembuluh darah sehingga membantu menurunkan tekanan
darah. Ex: chlorothiazide (diuril) , HCT (hydrodiuril, microzide),
metolazone (zaroxolyn).
b. Potassium-sparing : mengurangi jumlah air dalam tubuh dengan
mempercepat proses diuresis (buang air kecil) tanpa membuang kalium
dari dalam tubuh. Ex : amiloride (midamor), spironolactone (aldactone)
c. Diuretik loop : membuang garam, klorida dan kalium sehingga semua zat
terbuang melalui urin sehingga menurunkan tekanan darah. Ex :
bumetanide (bumex), furosemide (Lasix), torsemide (demadex).
9. ACE INHIBITOR
Mekanisme : menurunkan produksi angiotensin, yang merupakan penyebab
pembuluh darah menyempit dan menimbulkan tekanan darah tinggi.
ES : kehilangan indera perasa, kehilangan nafsu makan, batuk kering kronis,
pusing, sakit kepala, lelah, insominia dan detak jantung cepat.
EX : captopril, enalapril, lisinopril, ramipril, trandolapril.
DIMINUM saat PERUT KOSONG = karena penyerapan obat tsb rentang
terganggu oleh makanan.
10. ARB
MEKANISME : menghalangi kerja angiotensin dalam tubuh bukan menghalangi produksi
angiotensin sehingga tekanan darah menurun.
ES : pusing, masalah sinus, maag, diare dan sakit punggung
EX : azilsartan (Edarbi), candesartan (atacand), irbesartan, losartan potassium, eprosartan
mesylate, olmesartan (Benicar), telmisartan (micardis) dan valsartan (diovan).
11. CCB
Calsium Channel Blocker : menurunkan tekanan darah dengan mencegah
kalsium memasuki sel jantung dan arteri. Kalsium dapat menyebabkan jantung
dan pembuluh darah berkontraksi lebih kuat.
ES : mengantuk, sakit kepala, sakit perut, bengkak di tangan atau kaki, sembelit,
kesulitan bernapas, pusing, dan palpitasi atau detak jantung berdetak lebih
cepat dari biasanya.
Contoh obat CCB: amlodipine, clevidipine, diltiazem, felodipine, isradipine,
nicardipine, nifedipine, nimodipine, dan nisoldipine.
12. Beta Blocker
Mekanisme : bekerja dengan cara menghalangi efek dari hormon epinefrin
(hormon adrenalin). Hal ini membuat jantung bekerja lebih lambat serta detak
jantung dan kekuatan pompa jantung menjadi menurun. Dengan demikian,
volume darah yang mengalir di pembuluh darah menurun dan tekanan darah
pun ikut turun.
ES : insomnia, tangan dan kaki dingin, kelelahan, depresi, detak jantung
lambat, sesak napas, nyeri dada, batuk, impotensi, sakit perut, sakit kepala,
pusing, serta sembelit atau diare.
Contoh obat beta blocker: atenolol (Tenormin), propranolol, metoprolol, nadolol
(Corgard), betaxolol (Kerlone), metoprolol tartrate (Lopressor) acebutolol
(Sectral), bisoprolol fumarate (Zebeta), nebivolol, dan solotol (Betapace).
13. ALPHA BLOCKER
MEKANISME : memengaruhi kerja hormon norepinephrine, yang
dapat mengencangkan otot-otot pembuluh darah. Dengan
konsumsi obat hipertensi ini, otot-otot pembuluh darah dapat
mengendur dan melebar, sehingga tekanan darah pun menurun.
Es : detak jantung yang cepat, pusing, dan penurunan tekanan
darah saat berdiri.
Contoh obat alpha blocker: doxazosin (Carduar), terazosin
hydrochloride, dan prazosin hydrochloride (Minipress).
14. ALPHA BETA BLOCKER
Alpha-beta blocker memiliki cara kerja yang sama dengan obat
beta blocker. Obat ini biasanya diresepkan untuk pasien hipertensi
yang berisiko tinggi terkena gagal jantung.
Efek dari pengobatan ini adalah menurunnya laju detak jantung,
tensi darah, dan juga ketegangan jantung. Tak hanya itu, obat ini
juga membantu mencegah stroke dan gangguan ginjal.
Contoh obat alpha-beta blocker: carvedilol dan labetalol.
15. VASODILATOR
membuka atau melebarkan otot-otot pembuluh darah,
sehingga darah akan mengalir dengan lebih mudah dan
tekanan darah Anda menjadi turun.
Adapun efek samping tiap obat golongan vasodilator berbeda,
tetapi umumnya tidak parah dan bisa hilang dengan sendirinya.
Contoh obat vasodilator: hydralazine dan minoxidil.
16. CENTRAL ACTING AGENTS
central agonist merupakan obat darah tinggi yang bekerja dengan cara
mencegah otak mengirim sinyal ke sistem saraf untuk mempercepat
detak jantung dan mempersempit pembuluh darah. Dengan demikian,
jantung tidak perlu memompa darah dengan lebih keras dan darah
mengalir lebih mudah di pembuluh darah.
Contoh obat central-acting agent: clonidine (Catapres, Kapvay),
guanfacine (Intuniv), dan methyldopa.
17. DRI
Obat direct renin inhibitor (DRI) bekerja dengan cara mencegah enzim
renin yang memicu tekanan darah tinggi, sehingga tekanan darah
menurun.
Obat darah tinggi umumnya menimbulkan efek samping seperti, diare,
batuk, pusing, dan sakit kepala, yang dapat menghilang dengan
sendirinya. Namun, bila Anda merasakan efek samping lain yang
mengkhawatirkan, seperti kesulitan bernapas, segera periksakan diri
ke dokter.
Contoh obat direct renin inhibitor: aliskiren (Tekturna).
18. ALDOSTERONE RECEPTOR
ANTAGONIST
Obat aldosterone receptor antagonist lebih umum digunakan untuk
mengobati penyakit gagal jantung, tetapi obat ini juga dapat
membantu menurunkan tekanan darah tinggi. Menyerupai diuretik,
obat ini membantu membuang cairan berlebih tanpa mengurangi
kadar kalium di dalam tubuh, sehingga tekanan darah menurun.
efek samping yang umum ditimbulkan seperti, mual dan muntah,
kram perut, atau diare.
Contoh obat aldosterone receptor antagonist: Eplerenone,
spironolactone.
19. KOMBINASI OBAT
ANTIHIPERTENSI
Obat hipertensi lini pertama yang biasanya diberikan oleh dokter, yaitu
beta blocker, ACE inhibitor, diuretik, dan calcium channel blocker.
Bila obat ini belum cukup untuk menurunkan tekanan darah, dokter
akan memberikan obat tekanan darah lini kedua, yang biasanya yaitu
vasodilator, alfa blocker, alfa-beta blocker, dan aldosterone receptor
antagonist. Namun, beberapa jenis obat diuretik juga biasa diberikan
sebagai obat lini kedua.
Selain itu, ada pula obat-obatan hipertensi yang sudah dikombinasikan,
yang biasanya dari golongan diuretik, beta blocker, (ACE inhibitor),
angiotensin II receptor blocker (ARB), dan calcium blocker. Beberapa
contohnya, yaitu lotensin HCT (kombinasi ACE inhibitor benazepril dan
diuretik hydrochlorothiazide) atau tenoretic (kombinasi beta blocker
atenolol dan diuretik chlortalidone).
20. LANJUTAN
beberapa kombinasi obat hipertensi yang juga
umum diberikan dokter:
•Diuretik potassium-sparing dan thiazide.
•Beta blocker dan diuretik.
•ACE inhibitor dan diuretik.
•Angiotensin II receptor blocker (ARB) dan
diuretik.
•Beta blocker dan alpha blocker.
•ACE inhibitor dan calcium channel blocker.
22. MINUM OBAT ANTIHIPERTENSI
SESUAI ATURAN
American Heart Association menyebut, obat hipertensi perlu diminum
secara rutin dan teratur, sesuai dengan dosis dan waktu yang ditentukan
oleh dokter agar bekerja secara maksimal.
Bila tidak diminum sesuai ketentuan, misal melewatkan minum obat sehari
atau mengurangi/menambah dosis, tekanan darah tidak akan terkendali
dengan baik, sehingga dapat meningkatkan risiko penyakit lainnya, seperti
gagal jantung atau gagal ginjal.
perlu INGAT untuk tidak pernah berhenti atau mengganti obat hipertensi
tanpa sepengetahuan dokter, meski sudah merasa lebih baik. Hal ini justru
akan membahayakan diri sendiri.
23. Waktu yang tepat Minum Obat
Sebagian besar obat hipertensi hanya diminum satu kali sehari, yaitu pada pagi atau malam hari.
Dokter menentukan waktu konsumsi obat hipertensi ini tergantung pada puncak tekanan darah
tinggi Anda.
Umumnya, tekanan darah akan lebih tinggi pada pagi hingga siang hari (09.00-11.00), sedangkan
pada malam hari dan ketika tidur, tekanan darah menjadi lebih rendah. Namun, pada lansia atau
yang berusia lebih dari 55 tahun, umumnya tekanan darah tetap tinggi meski sudah memasuki
malam hari.
Obat antihipertensi yang biasanya diminum pada pagi hari, yaitu diuretik. Sementara obat darah
tinggi yang umumnya diminum pada malam hari, yaitu angiotensin-converting enzyme (ACE)
inhibitor dan angiotensin II receptor blocker (ARB).
Selain mengonsumsi obat dari dokter, kita perlu mengimbanginya dengan menerapkan gaya hidup
sehat, seperti diet hipertensi. Mineral dan vitamin penurun darah tinggi atau obat alami hipertensi
pun bisa menjadi pilihan untuk mengontrol tekanan darah.
24. lanjutan
Riset dari ahli di Spanyol meneliti penderita
19.000 penderita hipertensi yang rutin
minum obat antihipertensi dari tahun 2008
– 2018 dan mendapatkan hasil pasien yang
minum obat sebelum tidur, risiko serangan
jantung turun 44&, peluang gagal jantung
turun 42%, risiki stroke turun 49% dan
risiko kematian karena penyakit
kardiovaskular turun 45%.
Peneliti Ramon HERMIDA dari University of
Vigo menyampaikan bahwa risiko
komplikasi hipertensi terkait kontrol
tekanan darah yang lebih baik saat tidur
dengan catatan ritme tidur yang teratur
yaitu bangun tidur pd pagi hari dan tidur
malam tidak terganggu.
Kuncinya RUTIN MINUM OBAT ,
Mengendalikan EMOSI dan menjaga
GAYA HIDUP SEHAT
25. KONDISI YANG MENYEBABKAN
OBAT ANTIHIPERTENSI TIDAK
AMPUH
* Sindrom jas putih, yaitu kondisi ketika seseorang mengalami tekanan darah tinggi saat
berada di sekitar dokter atau petugas medis lainnya. Meski minum obat, seseorang dengan
kondisi ini akan tetap mengalami kenaikan tekanan darah saat melakukan pengecekan di
sekitar dokter.
* Tidak minum obat sesuai anjuran dokter.
* Melakukan kesalahan saat pengecekan tekanan darah.
* Menerapkan pola makan yang tidak sehat.
* Kurang bergerak atau perokok aktif.
* Mengonsumsi obat-obatan tertentu yang mengganggu kerja obat hipertensi atau disebut
interaksi obat.
26. JENIS OBAT YANG HARUS
DIWASPADAI OLEH PENDERITA
HIPERTENSI
1. NSAID
Nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAID) atau disebut juga
dengan obat pereda nyeri bekerja dengan menahan cairan di
dalam tubuh sehingga menurunkan fungsi ginjal. Adapun kondisi
ini dapat meningkatkan darah Anda. NSAID yang paling umum
digunakan adalah aspirin, ibuprofen, dan naproxen.
2. Obat batuk dan demam (dekongestan)
Dekongestan dapat mempersempit pembuluh darah Anda
sehingga meningkatkan tekanan darah. Dekongestan juga dapat
membuat beberapa obat tekanan darah menjadi kurang efektif.
3. OBAT MIGRAIN
Beberapa obat sakit kepala sebelah alias migrain bekerja dengan
mempersempit pembuluh darah pada area kepala Anda. Adapun
pembuluh darah yang sempit dapat meningkatkan tekanan darah.
4. OBAT PENURUN BERAT BADAN
5. OBAT ANTIDEPRESAN
6. ANTIBIOTIK
Sebuah penelitian yang dipublikasikan
Canadian Medical Association Journal
(CMAJ) menemukan fakta bahwa
mengonsumsi antibiotik makrolida,
seperti erythromycin dan clarithromycin,
pada orang lansia berisiko terkena syok
atau penurunan tekanan darah secara
drastis hingga hipotensi (tekanan darah
rendah) bila dikonsumsi bersamaan
dengan obat hipertensi calcium channel
blockers.
28. DEFINISI
Jantung sebagaimana setiap sistem atau
alat di dalam tubuh merupakan
perkembangan dan pertumbuhan dari
sistim peredaran darah atau pembuluh
darah.
Rongga jantung ada 4, dua rongga di
sebelah kanan dan dua rongga di sebelah
kiri atau sebut saja jantung bagian kanan
(dua) dan bagian kiri (dua) kedua bagian di
batasi sekat pemisah (septum), sehingga
jantung kanan tidak berhubungan langsung
dengan jantung kiri. Sedangkan jantung
kanan maupun kiri terdiri dari 2 buah
rongga pula, yaitu serambi dan bilik.
29. BAGIAN-BAGIAN JANTUNG
1. Dinding jantung
2. Dua ruang atas yang disebut serambi jantung atau atrium
3. Empat buah klep jantung
FUNGSI DAN CARA KERJA JANTUNG
Fungsi utama jantung adalah menyediakan oksigen keseluruh tubuh dan membersihkan tubuh dari
hasil metabolism (karbondioksida). Jantung melaksanakan fungsi tersebut dengan mengumpulkan
darah yang kekurangan oksigen dari seluruh tubuh dan memompanya ke dalam paru-paru, dimana
darah akan mengambil oksigen dan membuang karbondioksida. Jantung kemudian mengumpulkan
darah yang kaya oksigen dari paru-paru dan memompanya ke jaringan di seluruh tubuh.
30. JENIS-JENIS PENYAKIT JANTUNG
Penyakit jantung adalah penyakit yang mengganggu sistem pembuluh darah, yang dalam hal ini
adalah jantung dan urat-urat darah. Jenis-jenis penyakit jantung itu sendiri bervariasi, seperti:
• Jantung koroner
• Tekanan darah tinggi
• Serangan jantung
• Stroke.
GEJALA PENYAKIT JANTUNG
Gejala awal muncul pada penderita penyakit jantung antara lain:
1. Berdebar pada jantung penderita seperti tertekan sesuatu.
2. Sesak nafas yang disertai dengan keluarmya keringat dingin dan merasakan kesemutan yang
dirasakan hingga punggung, lengan dan bagian yang lainnya
3. Penderita akan merasakan nyeri pada bagian dada yang terasa seperti tertusuk
4. Penderita penyakit jantung akan merasa mudah lelah dan mengalami kesulitan saat akan tidur.
31. PENCEGAHAN PENYAKIT JANTUNG
Berikut beberapa cara untuk menjaga kesehatan jantung adalah dengan cara:
• Jangan merokok
• Pola makan yang sehat
• Jaga berat badan ideal anda
• Tetap aktif Apapun itu olahraga nya
• Hindari stress
• Batasi alkohol Konsumsi alkohol
• Kontrol ke dokter
PENATALAKSANAAN
Terapi Farmakologi
1. Anti-iskemi
Obat golongan Nitrat
• Nitroglycerin
• Isosorbid Dinitrat
• Isosorbid Mononitrat
• Pentaeritriol Tetranitrat
33. PENCEGAHAN PENYAKIT JANTUNG
Berikut beberapa cara untuk menjaga kesehatan jantung adalah dengan cara:
• Jangan merokok
• Pola makan yang sehat
• Jaga berat badan ideal anda
• Tetap aktif Apapun itu olahraga nya
• Hindari stress
• Batasi alkohol Konsumsi alkohol
• Kontrol ke dokter
PENATALAKSANAAN
Terapi Farmakologi
1. Anti-iskemi
Obat golongan Nitrat
• Nitroglycerin
• Isosorbid Dinitrat
• Isosorbid Mononitrat
• Pentaeritriol Tetranitrat
34. 2. Antitrombotik
Golongan Obat Penghambat Siklo-oksigenase (COX)
• Aspirin
Golongan Antagonis Reseptor Adenosin Diphospat
• Klopidogrel
Golongan Antikoagulan Oral
• Warfarin
Golongan Trombolitik/Fibrinolitik
• Alteplase
• Streptokinase
Golongan ACE Inhibitor
• Captopril
• Enalapril
• Lisinopril
• Perindopril
• Ramipril