SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 19
ARTHRITIS RHEUMATOID




                OLEH :

             KELOMPOK IV

               Musdalifah

              Rahmiyati R.S

                 Pertiwi

                 Elmiah

                 Sofyan



SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAKASSAR

   PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

                  2012




                                         i
KATA PENGANTAR


       Pujian dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

rahmat dan kuasa-Nya kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini.

       Makalah ini dibuat dengan tujuan agar pembaca mendapatkan informasi

mengenai arthritis reumatoid sehingga pembaca dapat mengetahui definisi, etiologi,

manifestasi klinis dan beberapa hal yang terkait dengan arthritis rheumatoid.

       Kami berharap makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan

pembaca mengenai masalah-masalah kesehatan khususnya tentang                    arthritis

reumatoid.

       Kami menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak kekurangan. Oleh

karena itu,kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari

pembaca sekalian untuk penyempurnaan makalah ini.




                                                    Makassar, 9 Desember 2012




                                                            Penyusun




                                                                                       ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................................. i

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1

     A. Latar belakang ........................................................................................................... 1

     B. Rumusan masalah...................................................................................................... 2

     C. Tujuan ....................................................................................................................... 2

     D. Manfaat ..................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................... 3

      1. Konsep medis .......................................................................................................... 3

                A. Definisi .......................................................................................................... 3

                B. Etiologi .......................................................................................................... 3

                C. Tanda dan gejala ........................................................................................... 4

                D. Patofisiologi .................................................................................................. 6

                E. Penatalaksanaan ............................................................................................ 9

  2. Asuhan keperawatan .................................................................................................... 11

BAB III PENUTUP .............................................................................................................. 23

                      A. Kesimpulan ............................................................................................. 23

                      B. Saran ........................................................................................................ 23

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 24



                                                                                                                              iii
BAB I

                                  PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perubahan – perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan makin

meningkatnya usia. Perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan hingga usia lanjut

pada semua organ dan jaringan tubuh.

Keadaan demikian itu tampak pula pada semua sistem muskuloskeletal dan jaringan

lain yang ada kaitannya dengan kemungkinan timbulnya beberapa golongan

reumatik.

Sekitar 1% dari populasi dunia menderita rheumatoid arthritis, wanita tiga kali lebih

sering dibandingkan pria. Penyakit ini paling sering antara usia 40 dan 50, tetapi

orang-orang dari segala usia bisa terkena

Reumatik dapat terjadi pada semua umur dari kanak – kanak sampai usia lanjut, atau

sebagai kelanjutan sebelum usia lanjut. Dan gangguan reumatik akan meningkat

dengan meningkatnya umur. (Felson, 1993, Soenarto dan Wardoyo, 1994)




                                                                                        iv
B. RUMUSAN MASALAH

      1. Apa definisi arthritis rheumatoid ?

      2. Apa etiologi arthritis rheumatoid ?

      3. Apa manifestasi klinis arthritis rheumatoid ?

      4. Bagaimana patofisiologi dari arthritis rheumatoid ?

      5. Bagaimana penatalaksanaan untuk pasien dengan arthritis rheumatoid?

      6. Bagaimana asuhan keperawatan pada arthritis rheumatoid ?

C. TUJUAN

      1. Untuk mengetahui definisi arthritis rheumatoid

      2. Untuk mengetahui etiologi arthritis rheumatoid

      3. Untuk mengetahui manifestasi klinis arthritis rheumatoid

      4. Untuk mengetahui patofisiologi arthritis rheumatoid

      5. Untuk mengetahui penatalaksanaan untuk pasien dengan arthritis

           rheumatoid

      6. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada arthritis rheumatoid



D.   MANFAAT

      1. Sebagai informasi dasar untuk mengenal arthritis rheumatoid

      2.   Untuk menambah wawasan dan pengetahuan pembaca mengenai arthritis

           rheumatoid .




                                                                               v
BAB II

                            PEMBAHASAN

1. KONSEP DASAR MEDIS

  A. DEFINISI

        Artritis reumatoid adalah suatu penyakit inflamasi kronis yang

     menyebabkan degenerasi jaringan penyambung .

        Rematoid Artritis merupakan suatu penyakit inflamasi sistemik kronik

     yang manifestasi utamanya adalah poliartritis yang progresif, akan tetapi

     penyakit ini juga melibatkan seluruh organ tubuh.

        Artritis Rematoid adalah suatu penyakit autoimun dimana persendian

     (biasanya sendi tangan dan kaki) secara simetris mengalami peradangan,

     sehingga terjadi pembengkakan, nyeri dan seringkali akhirnya

     menyebabkan kerusakan bagian dalam sendi.



  B. ETIOLOGI

        Penyebab dari artritis rhematoid belum dapat diketahui secara pasti,

     tetapi dapat dibagi dalam 3 bagian, yaitu:

        1) Mekanisme imunitas (antigen antibodi) seperti interaksi IgG dari

            imunoglobulin dengan rhematoid factor

        2) Faktor metabolik

        3) Infeksi dengan kecenderungan virus

  C. TANDA DAN GEJALA

                                                                                 vi
1. Tanda dan gejala setempat

   a. Sakit persendian disertai kaku terutama pada pagi hari (morning

      stiffness) dan gerakan terbatas, kekakuan berlangsung tidak lebih

      dari 30 menit dan dapat berlanjut sampai berjam-jam dalam sehari.

      Kekakuan ini berbeda dengan kekakuan osteoartritis yang biasanya

      tidak berlangsung lama.

   b. Lambat laun membengkak, panas merah, lemah

   c. Poli artritis simetris sendi perifer atau semua sendi bisa

      terserang,panggul, lutut, pergelangan tangan, siku, rahang dan

      bahu. Paling sering mengenai sendi kecil tangan, kaki, pergelangan

      tangan, meskipun sendi yang lebih besar seringkali terkena juga

   d. Artritis erosive atau sifat radiologis penyakit ini. Peradangan sendi

      yang kronik menyebabkan erosi pada pinggir tulang dan ini dapat

      dilihat pada penyinaran sinar X

   e. Deformitas atau pergeseran ulnar, deviasi jari-jari, subluksasi sendi

      metakarpofalangea, deformitas b€outonniere dan leher angsa.

      Sendi yang lebih besar mungkin juga terserang yang disertai

      penurunan kemampuan fleksi ataupun ekstensi. Sendi mungkin

      mengalami ankilosis disertai kehilangan kemampuan bergerak

      yang total

   f. Rematoid nodul merupakan massa subkutan yang terjadi pada 1/3

      pasien dewasa, kasus ini sering menyerang bagian siku (bursa

                                                                        vii
olekranon) atau sepanjang permukaan ekstensor lengan bawah,

        bentuknya oval atau bulat dan padat.

2.    Tanda dan gejala sistemik

·      Lemah, demam, tachikardi, berat badan turun, anemia, anoreksia


Bila ditinjau dari stadium, maka pada RA terdapat tiga stadium yaitu:

a. Stadium Sinovisis

     Pada stadium ini terjadi perubahan dini pada jaringan sinovial yang

     ditandai hiperemi, edema karena kongesti, nyeri pada saat istirahat

     maupun saat bergerak, bengkak dan kekakuan

b.   Stadium Destruksi

     Pada stadium ini selain terjadi kerusakan pada jaringan sinovial terjadi

     juga pada jaringan sekitarnya yang ditandai adanya kontraksi tendon

c.   Stadium Deformitas

     Pada stadium ini terjadi perubahan secara progresif dan berulang kali,

     deformitas dan gangguan fungsi secara menetap. Perubahan pada sendi

     diawali adanya sinovitis, berlanjut pada pembentukan pannus,

     ankilosis fibrosa dan terakhir ankilosis tulang.




                                                                           viii
D. PATOFISIOLOGI

     Inflamasi mula-mula mengenai sendi-sendi sinovial seperti edema,

  kongesti vaskular, eksudat febrin dan infiltrasi selular. Peradangan yang

  berkelanjutan, sinovial menjadi menebal, terutama pada sendi artikular

  kartilago dari sendi. Pada persendian ini granulasi membentuk pannus,

  atau penutup yang menutupi kartilago. Pannus masuk ke tulang sub

  chondria. Jaringan granulasi menguat karena radang menimbulkan

  gangguan pada nutrisi kartilago artikuer. Kartilago menjadi nekrosis.

     Tingkat erosi dari kartilago menentukan tingkat ketidakmampuan

  sendi. Bila kerusakan kartilago sangat luas maka terjadi adhesi diantara

  permukaan sendi, karena jaringan fibrosa atau tulang bersatu (ankilosis).

  Kerusakan kartilago dan tulang menyebabkan tendon dan ligamen jadi

  lemah dan bisa menimbulkan subluksasi atau dislokasi dari persendian.

  Invasi dari tulang sub chondrial bisa menyebkan osteoporosis setempat.

     Lamanya arthritis rhematoid berbeda dari tiap orang. Ditandai dengan

  masa adanya serangan dan tidak adanya serangan. Sementara ada orang

  yang sembuh dari serangan pertama dan selanjutnya tidak terserang lagi.

  Yang lain. terutama yang mempunyai faktor rhematoid (seropositif

  gangguan rhematoid) gangguan akan menjadi kronis yang progresif.




                                                                           ix
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

  1. Tes serologi

  -   Sedimentasi eritrosit meningkat

  -   Darah, bisa terjadi anemia dan leukositosis

  -   Rhematoid faktor, terjadi 50-90% penderita

  2. Pemerikasaan radiologi

  -    Periartricular osteoporosis, permulaan persendian erosi

  -   Kelanjutan penyakit: ruang sendi menyempit, sub luksasi dan

      ankilosis

  3. Aspirasi sendi

      Cairan sinovial menunjukkan adanya proses radang aseptik, cairan dari

      sendi dikultur dan bisa diperiksa secara makroskopik.



      Kriteria diagnostik Artritis Reumatoid adalah terdapat poli- arthritis

      yang simetris yang mengenai sendi-sendi proksimal jari tangan dan

      kaki serta menetap sekurang-kurangnya 6 minggu atau lebih bila

      ditemukan nodul subkutan atau gambaran erosi peri-artikuler pada foto

      rontgen.

      Kriteria Artritis rematoid menurut American Reumatism Association (

      ARA ) adalah:

      1. Kekakuan sendi jari-jari tangan pada pagi hari ( Morning Stiffness

         ).

                                                                           x
2.   Nyeri pada pergerakan sendi atau nyeri tekan sekurang-kurangnya

     pada satu sendi

3. Pembengkakan ( oleh penebalan jaringan lunak atau oleh efusi

     cairan ) pada salah satu sendi secara terus-menerus sekurang-

     kurangnya selama 6 minggu.

4. Pembengkakan pada sekurang-kurangnya salah satu sendi lain

5. Pembengkakan sendi yanmg bersifat simetris.

6. Nodul subcutan pada daerah tonjolan tulang didaerah ekstensor

7. Gambaran foto rontgen yang khas pada arthritis rheumatoid

8. Uji aglutinnasi faktor rheumatoid

9. Pengendapan cairan musin yang jelek

10. Perubahan karakteristik histologik lapisan synovial

11. gambaran histologik yang khas pada nodul.



     Berdasarkan kriteria ini maka disebut :

            Klasik : bila terdapat 7 kriteria dan berlangsung sekurang-

            kurangnya selama 6 minggu

            Definitif : bila terdapat 5 kriteria dan berlangsung

            sekurang-kurangnya selama 6 minggu.

            Kemungkinan rheumatoid : bila terdapat 3 kriteria dan

            berlangsung sekurang-kurangnya selama 4 minggu.




                                                                          xi
F. PENATALAKSANAAN

  Tujuan penatalaksanaan reumatoid artritis adalah mengurangi nyeri,

  mengurangiinflamasi, menghentikan kerusakan sendi dan meningkatkan

  fungsi dan kemampuanmobilisasi penderita (Lemone & Burke, 2001)

  Program terapi dasar terdiri dari lima komponen dibawah ini yang

  merupakan sarana pembantu untuk mecapai tujuan-tujuan tersebut yaitu:

  1) Istirahat

  2) Latihan fisik

  3) Termoterapi

  4) Pengobatan :

  o Aspirin (anti nyeri)dosis antara 8 s.d 25 tablet perhari, kadar salisilat

     serum yang diharapakan adalah 20-25 mg per 100 ml

  o Natrium kolin dan asetamenofen à meningkatkan toleransi saluran

     cerna terhadap terapi obat

  o Obat anti malaria (hidroksiklorokuin, klorokuin) dosis 200 – 600

     mg/hari à mengatasi keluhan sendi, memiliki efek steroid sparing

     sehingga menurunkan kebutuhan steroid yang diperlukan

  o Garam emas

  o Kortikosteroid

  o Nutrisi

     diet untuk penurunan berat badan yang berlebih




                                                                                xii
Bila Rhematoid artritis progresif dan, menyebabkan kerusakan sendi,

            pembedahan dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri dan memperbaiki

            fungsi. Pembedahan dan indikasinya sebagai berikut:

            1. Sinovektomi, untuk mencegah artritis pada sendi tertentu, untuk

            mempertahankan fungsi sendi dan untuk mencegah timbulnya kembali

            inflamasi.

            2. Arthrotomi, yaitu dengan membuka persendian.

            3. Arthrodesis, sering dilaksanakan pada lutut, tumit dan pergelangan

            tangan.

            4. Arthroplasty, pembedahan dengan cara membuat kembali dataran

            pada persendian




2. ASUHAN KEPERAWATAN

  A. Proses keperawatan

     a.Pengkajian

       1. Riwayat Kesehatan

        o Adanya keluhan sakit dan kekakuan pada tangan, atau pada tungkai.

        o Perasaan tidak nyaman dalam beberapa periode/waktu sebelum pasien

            mengetahui dan merasakan adanya perubahan pada sen


       2.Pemeriksaan Fisik



                                                                                 xiii
o Inspeksi dan palpasi persendian untuk masing-masing sisi (bilateral),

      amati warna kulit, ukuran, lembut tidaknya kulit, dan pembengkakan.

   o Lakukan pengukuran passive range of mation pada sendi-sendi

      sinovial

      -   Catat bila ada deviasi (keterbatasan gerak sendi)

      -   Catat bila ada krepitasi

      -   Catat bila terjadi nyeri saat sendi digerakkan

      -   Lakukan inspeksi dan palpasi otot-otot skelet secara bilateral

             Catat bia ada atrofi, tonus yang berkurang

             Ukur kekuatan otot

             Kaji tingkat nyeri, derajat dan mulainya

             Kaji aktivitas/kegiatan sehari-hari

   3. Riwayat Psiko Sosial

      Pasien dengan RA mungkin merasakan adanya kecemasan yang cukup

      tinggi apalagi pad pasien yang mengalami deformitas pada sendi-sendi

      karean ia merasakan adanya kelemahan-kelemahan pada dirinya dan

      merasakan kegiatan sehari-hari menjadi berubah. Perawat dapat

      melakukan pengkajian terhadap konsep diri klien khususnya aspek

      body image dan harga diri klien.

b. Diagnosa keperawatan.

   1. Nyeri berhubungan dengan perubahan patologis oleh ATHRITIS

      rhematoid.

                                                                           xiv
2. Risiko cedera berhubungan dengan hilangnya kekuatan otot, rasa

          nyeri.

       3. Gangguan citra tubuh./perubahan penampilan peran

          berhubungan dengan perubahankemampuan untuk

          melaksanakan tugas-tugas umum, peningkatan penggunaan

          energi,ketidakseimbangan mobilitas.

   c.Intervensi keperawatan

1. Nyeri berhubungan dengan perubahan patologis oleh arthritis rheumatoid

  Tujuan : Kebutuhan rasa nyaman klien terpenuhi atau klien terhindar dari rasa

  nyeri




   Rencana/tindakan Keperawatan


          Istirahatkan klien sesuai kondisi (bed rest). Hal ini dapat membantu

          menurunkan stress muskuloskeletal, mengurangi tegangan otot, dan

          meningkatkan relaksasi karena kelelahan dapat mendorong terjadinya

          nyeri.

          Pertahankan posisi fisiologis dengan benar atau body alignment yang

          baik. Bantu dan ajari klien untuk menghindari gerakan eksternal rotasi

          pada ekstremitas. Hindarkan menggunakan bantal dibawah lutut, tetapi

          letakkan bantal diatara lutut, hindari fleksi leher.




                                                                                 xv
Hindari gerakan yang cepat dan tiba-tiba karena dapat menimbulkan

          dislokasi dan stres pada sendi-sendi

          Lakukan perawatan dengan hati-hati khususnya pada anggota-anggota

          tubuh yang sakit. Karena gerakan-gerakan yang kasar akan semakin

          menimbulkan nyeri

          Gunakan terapi panas misal kompres hangat pada area/bagian tubuh

          yang sakit. Panas dapat meningkatkan sirkulasi, relaksai otot-otot,

          mengurangi kekakuan. Kemungkinan juga dapat membvantu

          pengeluaran endorfin yaitu sejenis morfin yang diproduksi oleh tubuh.

          Lakukan peawatan kulit dan masase perlahan. Hal ini membantu

          meningkatkan aliran darah relaksasi otot, dan menghambat impuls-

          impuls nyeri serta merangsang pengeluaran endorfin.

          Memberikan obata-obatab sesuai terapi dokter misal, analgetik,

          antipiretik, anti inflamasi.

2. Risiko cedera berhubungan dengan hilangnya kekuatan otot dan sendi

   Tujuan :       Klien terhindar dari cedera



   Rencana/tindakan Keperawatan

          Gunakan sepatu yang menyokong, hindarkan lantai yang licin,

          menggunakan pegangan dikamar mandi.




                                                                                xvi
Lakukan latihan ROM (bila memungkinkan). Untuk meningkatkan

          mobilitas dan kekuatan otot, mencegah deformitas, memperthankan

          fungsi semaksimal mungkin

          Monitor atau observasi efek penggunaan obat-obatan misal ada

          perdarahan pada lambung, hematemesis.

3. Gangguan citra tubuh./perubahan penampilan peran berhubungan dengan

   perubahankemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas umum, peningkatan

   penggunaan energi,ketidakseimbangan mobilitas

   Tujuan : klien memahami perubahan-perubahan tubuhnya akibat proses

   penyakit

   Rencana / tindakan keperawatan

          Dorong pengungkapan mengenai masalah, proses penyakit, dan

          harapan masa depan

          Diskusikan persepsi klien mengenai bagaimana orang terdekat dalam

          menerima keterbatasan klien

          Perhatikan perilaku menarik diri, menyangkal atau terlalu

          memperhatikan tubuh/perubahan

          usun batasan pada perilSaku maladaptive. Bantu pasien untuk

          mengidentifikasi perilaku positif yang dapat membantu koping

          Ikut sertakan pasien dalam merencanakan perawatan dan membuat

          jadwal aktivitas



                                                                            xvii
BAB III


                                PENUTUP




A. Kesimpulan

   Artritis Rematoid adalah suatu penyakit autoimun dimana persendian

   (biasanya sendi tangan dan kaki) secara simetris mengalami peradangan,

   sehingga terjadi pembengkakan, nyeri dan seringkali akhirnya menyebabkan

   kerusakan bagian dalam sendi. Tanda dan gejala pada umumnya berupa nyeri

   pada persendian, bangkak (rheumatoid nodule), dan kekakuan pada sendi

   terutama setelah bangun pada pagi hari.

B. Saran

   Arthritis rheumatoid dapat menyerang segala usia maka penanganan penyakit

   ini diupayakan secara maksimal dengan peningkatan mutu pelayanan

   kesehatan baik melalui tenaga kesehatan, prasarana dan sarana kesehatan.




                                                                              xviii
DAFTAR PUSTAKA


Corwin, E. J. 2009.Buku saku patofisiologi. Jakarta: EGC

Doenges, M. E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC

Smeltzer, Suzzanne C.2001.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah..Jakarta:EGC




                                                                             xix

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Makalah atritis reumatoid pada lansia
Makalah atritis reumatoid pada lansiaMakalah atritis reumatoid pada lansia
Makalah atritis reumatoid pada lansia
KANDA IZUL
 
ASKEP HIPERTENSI
ASKEP HIPERTENSIASKEP HIPERTENSI
ASKEP HIPERTENSI
Mas Mawon
 
Penyuluhan hipertensi dr.endang
Penyuluhan hipertensi dr.endangPenyuluhan hipertensi dr.endang
Penyuluhan hipertensi dr.endang
Muamar Ys
 
Makalah penyakit jantung koroner
Makalah penyakit jantung koronerMakalah penyakit jantung koroner
Makalah penyakit jantung koroner
Warnet Raha
 
Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
Anatomi Fisiologi Sistem PerkemihanAnatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
Yandrawati S.KM
 
Makalah penyakit menular dan tidak menular
Makalah penyakit menular dan tidak menularMakalah penyakit menular dan tidak menular
Makalah penyakit menular dan tidak menular
Mansurudin Rafa
 
Askep pasien colic abdomen br
Askep pasien colic abdomen brAskep pasien colic abdomen br
Askep pasien colic abdomen br
Teye Onti
 

La actualidad más candente (20)

Berduka dan kehilangan - copy
Berduka dan kehilangan - copyBerduka dan kehilangan - copy
Berduka dan kehilangan - copy
 
Makalah atritis reumatoid pada lansia
Makalah atritis reumatoid pada lansiaMakalah atritis reumatoid pada lansia
Makalah atritis reumatoid pada lansia
 
Tuberculosis
Tuberculosis Tuberculosis
Tuberculosis
 
ASKEP HIPERTENSI
ASKEP HIPERTENSIASKEP HIPERTENSI
ASKEP HIPERTENSI
 
JENIS DIET DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT
JENIS DIET DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT JENIS DIET DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT
JENIS DIET DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT
 
Gangguan sirkulasi dan cairan tubuh i
Gangguan sirkulasi dan cairan tubuh iGangguan sirkulasi dan cairan tubuh i
Gangguan sirkulasi dan cairan tubuh i
 
Penyuluhan hipertensi dr.endang
Penyuluhan hipertensi dr.endangPenyuluhan hipertensi dr.endang
Penyuluhan hipertensi dr.endang
 
Askep obesitas
Askep obesitasAskep obesitas
Askep obesitas
 
Makalah penyakit jantung koroner
Makalah penyakit jantung koronerMakalah penyakit jantung koroner
Makalah penyakit jantung koroner
 
Presentasi vsd (Ventrikel septal defect)
Presentasi vsd (Ventrikel septal defect)Presentasi vsd (Ventrikel septal defect)
Presentasi vsd (Ventrikel septal defect)
 
Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri
 
SOP Irigasi telinga dan mata
SOP Irigasi telinga dan mataSOP Irigasi telinga dan mata
SOP Irigasi telinga dan mata
 
Keperawatan dalam dimensi islam
Keperawatan dalam dimensi islamKeperawatan dalam dimensi islam
Keperawatan dalam dimensi islam
 
Kuesioner hipertensi pada lansia
Kuesioner hipertensi pada lansiaKuesioner hipertensi pada lansia
Kuesioner hipertensi pada lansia
 
Makalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitusMakalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitus
 
Pemeriksaan Lab dan Diagnostik
Pemeriksaan Lab dan DiagnostikPemeriksaan Lab dan Diagnostik
Pemeriksaan Lab dan Diagnostik
 
Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
Anatomi Fisiologi Sistem PerkemihanAnatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
 
Makalah penyakit menular dan tidak menular
Makalah penyakit menular dan tidak menularMakalah penyakit menular dan tidak menular
Makalah penyakit menular dan tidak menular
 
Askep pasien colic abdomen br
Askep pasien colic abdomen brAskep pasien colic abdomen br
Askep pasien colic abdomen br
 
Metode Dalam Promosi Kesehatan
Metode Dalam Promosi KesehatanMetode Dalam Promosi Kesehatan
Metode Dalam Promosi Kesehatan
 

Destacado (12)

Asuhan keperawatan Rheumatoid arthritis.
 Asuhan keperawatan Rheumatoid arthritis. Asuhan keperawatan Rheumatoid arthritis.
Asuhan keperawatan Rheumatoid arthritis.
 
Makalah arthritis rheumatoid
Makalah arthritis rheumatoidMakalah arthritis rheumatoid
Makalah arthritis rheumatoid
 
Rematoid artritis lansia
Rematoid artritis lansiaRematoid artritis lansia
Rematoid artritis lansia
 
Makalah anemia
Makalah anemia Makalah anemia
Makalah anemia
 
Makalah tentang alergi obat
Makalah tentang alergi obatMakalah tentang alergi obat
Makalah tentang alergi obat
 
151642549 satuan-acara-penyuluhan-ssj
151642549 satuan-acara-penyuluhan-ssj151642549 satuan-acara-penyuluhan-ssj
151642549 satuan-acara-penyuluhan-ssj
 
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan AktifitasAsuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas
 
asuhan keperawatan pada Steven Johnson
asuhan keperawatan pada Steven Johnsonasuhan keperawatan pada Steven Johnson
asuhan keperawatan pada Steven Johnson
 
Diet untuk-anak
Diet untuk-anakDiet untuk-anak
Diet untuk-anak
 
tatalaksana Gizi Penyakit anemia (NCP)
tatalaksana Gizi Penyakit anemia (NCP)tatalaksana Gizi Penyakit anemia (NCP)
tatalaksana Gizi Penyakit anemia (NCP)
 
Ppt atritis reumatoid pada lansia
Ppt atritis reumatoid pada lansiaPpt atritis reumatoid pada lansia
Ppt atritis reumatoid pada lansia
 
REMATHOID ARTRITIS
REMATHOID ARTRITISREMATHOID ARTRITIS
REMATHOID ARTRITIS
 

Similar a Makalah arthritis rheumatoid

Makalah osteomalasitis
Makalah osteomalasitisMakalah osteomalasitis
Makalah osteomalasitis
KANDA IZUL
 
Yataba askep osteomilitis dan borsistis AKPER PEMKAB MUNA
Yataba askep osteomilitis dan borsistis AKPER PEMKAB MUNA Yataba askep osteomilitis dan borsistis AKPER PEMKAB MUNA
Yataba askep osteomilitis dan borsistis AKPER PEMKAB MUNA
Operator Warnet Vast Raha
 

Similar a Makalah arthritis rheumatoid (20)

Askep lansia dg ra&terapi
Askep lansia dg ra&terapiAskep lansia dg ra&terapi
Askep lansia dg ra&terapi
 
Laporan Pendahuluan Rheumatoid Arthritis
Laporan Pendahuluan Rheumatoid ArthritisLaporan Pendahuluan Rheumatoid Arthritis
Laporan Pendahuluan Rheumatoid Arthritis
 
7 artritis-rhematoi-67-73
7 artritis-rhematoi-67-737 artritis-rhematoi-67-73
7 artritis-rhematoi-67-73
 
Sap rematik incie
Sap rematik incieSap rematik incie
Sap rematik incie
 
Arhtritis reumatoid
Arhtritis reumatoidArhtritis reumatoid
Arhtritis reumatoid
 
Makalah osteomalasitis
Makalah osteomalasitisMakalah osteomalasitis
Makalah osteomalasitis
 
KTI keperawatan
KTI keperawatan KTI keperawatan
KTI keperawatan
 
Laporan modul 2
Laporan modul 2Laporan modul 2
Laporan modul 2
 
Rematoid arthritis shb
Rematoid arthritis shbRematoid arthritis shb
Rematoid arthritis shb
 
Artritis Reumatoid
Artritis ReumatoidArtritis Reumatoid
Artritis Reumatoid
 
kel 11 (rheumatoid arthritis) biomedik 2.pptx
kel 11 (rheumatoid arthritis) biomedik 2.pptxkel 11 (rheumatoid arthritis) biomedik 2.pptx
kel 11 (rheumatoid arthritis) biomedik 2.pptx
 
Satpel rematoid artritis
Satpel rematoid artritisSatpel rematoid artritis
Satpel rematoid artritis
 
Satpel rematoid artritis
Satpel rematoid artritisSatpel rematoid artritis
Satpel rematoid artritis
 
Kb 1 asuhan keperawatan medikal bedah fraktur asma bronkial
Kb 1 asuhan keperawatan medikal bedah fraktur asma bronkialKb 1 asuhan keperawatan medikal bedah fraktur asma bronkial
Kb 1 asuhan keperawatan medikal bedah fraktur asma bronkial
 
Satuan acara penyuluhan rhematoid artritis
Satuan acara penyuluhan rhematoid artritisSatuan acara penyuluhan rhematoid artritis
Satuan acara penyuluhan rhematoid artritis
 
Asuhan Keperawatan Akibat Peradangan Muskuluskeletal
 Asuhan Keperawatan Akibat Peradangan Muskuluskeletal Asuhan Keperawatan Akibat Peradangan Muskuluskeletal
Asuhan Keperawatan Akibat Peradangan Muskuluskeletal
 
Asuhan Keperawatan Akibat Peradangan Muskuluskeletal
 Asuhan Keperawatan Akibat Peradangan Muskuluskeletal Asuhan Keperawatan Akibat Peradangan Muskuluskeletal
Asuhan Keperawatan Akibat Peradangan Muskuluskeletal
 
Yataba askep osteomilitis dan borsistis
Yataba askep osteomilitis dan borsistisYataba askep osteomilitis dan borsistis
Yataba askep osteomilitis dan borsistis
 
Yataba askep osteomilitis dan borsistis AKPER PEMKAB MUNA
Yataba askep osteomilitis dan borsistis AKPER PEMKAB MUNA Yataba askep osteomilitis dan borsistis AKPER PEMKAB MUNA
Yataba askep osteomilitis dan borsistis AKPER PEMKAB MUNA
 
ASKEP Gerontik.pptx
ASKEP Gerontik.pptxASKEP Gerontik.pptx
ASKEP Gerontik.pptx
 

Más de KANDA IZUL

Gangguan tidur pada anak usia bawa tiga tahun lima kota di indonesia
Gangguan tidur pada anak usia bawa tiga tahun lima kota di indonesiaGangguan tidur pada anak usia bawa tiga tahun lima kota di indonesia
Gangguan tidur pada anak usia bawa tiga tahun lima kota di indonesia
KANDA IZUL
 
HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN KESETIAAN PASIEN ( SURVEY PADA PASIEN B...
HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN KESETIAAN PASIEN ( SURVEY PADA PASIEN B...HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN KESETIAAN PASIEN ( SURVEY PADA PASIEN B...
HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN KESETIAAN PASIEN ( SURVEY PADA PASIEN B...
KANDA IZUL
 
PENGARUH BEBAN KERJA FISIK DAN MENTAL TERHADAP STRES KERJA PADA PERAWAT DI IN...
PENGARUH BEBAN KERJA FISIK DAN MENTAL TERHADAP STRES KERJA PADA PERAWAT DI IN...PENGARUH BEBAN KERJA FISIK DAN MENTAL TERHADAP STRES KERJA PADA PERAWAT DI IN...
PENGARUH BEBAN KERJA FISIK DAN MENTAL TERHADAP STRES KERJA PADA PERAWAT DI IN...
KANDA IZUL
 
R O D U K T I F I T A S W A K T U K E R J A P E R A W A T D I R U A N G R A W...
R O D U K T I F I T A S W A K T U K E R J A P E R A W A T D I R U A N G R A W...R O D U K T I F I T A S W A K T U K E R J A P E R A W A T D I R U A N G R A W...
R O D U K T I F I T A S W A K T U K E R J A P E R A W A T D I R U A N G R A W...
KANDA IZUL
 
HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA, STRES KERJA DAN TINGKAT KONFLIK DENGAN KELELAHAN...
HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA, STRES KERJA DAN TINGKAT KONFLIK DENGAN KELELAHAN...HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA, STRES KERJA DAN TINGKAT KONFLIK DENGAN KELELAHAN...
HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA, STRES KERJA DAN TINGKAT KONFLIK DENGAN KELELAHAN...
KANDA IZUL
 
JURNAL PERSEPSI TERHADAP PERTAHANAN BIROKRASI DAN STRES KERJA PERAWAT
JURNAL PERSEPSI TERHADAP PERTAHANAN BIROKRASI DAN STRES KERJA PERAWATJURNAL PERSEPSI TERHADAP PERTAHANAN BIROKRASI DAN STRES KERJA PERAWAT
JURNAL PERSEPSI TERHADAP PERTAHANAN BIROKRASI DAN STRES KERJA PERAWAT
KANDA IZUL
 
Studi Deskriptif Burnout dan Coping Stres pada Perawat di Ruang Rawat Inap Ru...
Studi Deskriptif Burnout dan Coping Stres pada Perawat di Ruang Rawat Inap Ru...Studi Deskriptif Burnout dan Coping Stres pada Perawat di Ruang Rawat Inap Ru...
Studi Deskriptif Burnout dan Coping Stres pada Perawat di Ruang Rawat Inap Ru...
KANDA IZUL
 
HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN WAKTU TANGGAP PERAWAT GAWAT DARURAT MENURUT PERSE...
HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN WAKTU TANGGAP PERAWAT GAWAT DARURAT MENURUT PERSE...HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN WAKTU TANGGAP PERAWAT GAWAT DARURAT MENURUT PERSE...
HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN WAKTU TANGGAP PERAWAT GAWAT DARURAT MENURUT PERSE...
KANDA IZUL
 
Hubungan antara Motivasi Kerja Perawat dengan Kecenderungan mengalami Burnout...
Hubungan antara Motivasi Kerja Perawat dengan Kecenderungan mengalami Burnout...Hubungan antara Motivasi Kerja Perawat dengan Kecenderungan mengalami Burnout...
Hubungan antara Motivasi Kerja Perawat dengan Kecenderungan mengalami Burnout...
KANDA IZUL
 
KONTRIBVSI HARDINESS DAN SELF-EFFICACYTERHADAP STRES KERJA (STUDI PADA PERA W...
KONTRIBVSI HARDINESS DAN SELF-EFFICACYTERHADAP STRES KERJA (STUDI PADA PERA W...KONTRIBVSI HARDINESS DAN SELF-EFFICACYTERHADAP STRES KERJA (STUDI PADA PERA W...
KONTRIBVSI HARDINESS DAN SELF-EFFICACYTERHADAP STRES KERJA (STUDI PADA PERA W...
KANDA IZUL
 
JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN STRES PADA PERAWAT ICU RUMAH SAKIT TIPE...
JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN STRES PADA PERAWAT ICU RUMAH SAKIT TIPE...JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN STRES PADA PERAWAT ICU RUMAH SAKIT TIPE...
JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN STRES PADA PERAWAT ICU RUMAH SAKIT TIPE...
KANDA IZUL
 
PENGUKURAN KINERJA INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KODYA SEMARA...
PENGUKURAN KINERJA INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KODYA SEMARA...PENGUKURAN KINERJA INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KODYA SEMARA...
PENGUKURAN KINERJA INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KODYA SEMARA...
KANDA IZUL
 
JURNAL PELAYANAN ASURANSI KESEHATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI RSUD KABUPATEN SE...
JURNAL PELAYANAN ASURANSI KESEHATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI RSUD KABUPATEN SE...JURNAL PELAYANAN ASURANSI KESEHATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI RSUD KABUPATEN SE...
JURNAL PELAYANAN ASURANSI KESEHATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI RSUD KABUPATEN SE...
KANDA IZUL
 
Konsep seksualitas
Konsep seksualitasKonsep seksualitas
Konsep seksualitas
KANDA IZUL
 
KONSEP KELUARGA
KONSEP KELUARGAKONSEP KELUARGA
KONSEP KELUARGA
KANDA IZUL
 
Proses keperawatan
Proses keperawatanProses keperawatan
Proses keperawatan
KANDA IZUL
 
Memahami arti dan pentingnya pembukaan uud 19945
Memahami arti dan pentingnya pembukaan uud 19945Memahami arti dan pentingnya pembukaan uud 19945
Memahami arti dan pentingnya pembukaan uud 19945
KANDA IZUL
 
KONSEP SEHAT SAKIT
KONSEP SEHAT SAKITKONSEP SEHAT SAKIT
KONSEP SEHAT SAKIT
KANDA IZUL
 
KONSEP SAKIT DALAM ISLAM
KONSEP SAKIT DALAM ISLAMKONSEP SAKIT DALAM ISLAM
KONSEP SAKIT DALAM ISLAM
KANDA IZUL
 
KONSEP HIDUP SEHAT DALAM ISLAM
KONSEP HIDUP SEHAT DALAM ISLAMKONSEP HIDUP SEHAT DALAM ISLAM
KONSEP HIDUP SEHAT DALAM ISLAM
KANDA IZUL
 

Más de KANDA IZUL (20)

Gangguan tidur pada anak usia bawa tiga tahun lima kota di indonesia
Gangguan tidur pada anak usia bawa tiga tahun lima kota di indonesiaGangguan tidur pada anak usia bawa tiga tahun lima kota di indonesia
Gangguan tidur pada anak usia bawa tiga tahun lima kota di indonesia
 
HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN KESETIAAN PASIEN ( SURVEY PADA PASIEN B...
HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN KESETIAAN PASIEN ( SURVEY PADA PASIEN B...HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN KESETIAAN PASIEN ( SURVEY PADA PASIEN B...
HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN KESETIAAN PASIEN ( SURVEY PADA PASIEN B...
 
PENGARUH BEBAN KERJA FISIK DAN MENTAL TERHADAP STRES KERJA PADA PERAWAT DI IN...
PENGARUH BEBAN KERJA FISIK DAN MENTAL TERHADAP STRES KERJA PADA PERAWAT DI IN...PENGARUH BEBAN KERJA FISIK DAN MENTAL TERHADAP STRES KERJA PADA PERAWAT DI IN...
PENGARUH BEBAN KERJA FISIK DAN MENTAL TERHADAP STRES KERJA PADA PERAWAT DI IN...
 
R O D U K T I F I T A S W A K T U K E R J A P E R A W A T D I R U A N G R A W...
R O D U K T I F I T A S W A K T U K E R J A P E R A W A T D I R U A N G R A W...R O D U K T I F I T A S W A K T U K E R J A P E R A W A T D I R U A N G R A W...
R O D U K T I F I T A S W A K T U K E R J A P E R A W A T D I R U A N G R A W...
 
HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA, STRES KERJA DAN TINGKAT KONFLIK DENGAN KELELAHAN...
HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA, STRES KERJA DAN TINGKAT KONFLIK DENGAN KELELAHAN...HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA, STRES KERJA DAN TINGKAT KONFLIK DENGAN KELELAHAN...
HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA, STRES KERJA DAN TINGKAT KONFLIK DENGAN KELELAHAN...
 
JURNAL PERSEPSI TERHADAP PERTAHANAN BIROKRASI DAN STRES KERJA PERAWAT
JURNAL PERSEPSI TERHADAP PERTAHANAN BIROKRASI DAN STRES KERJA PERAWATJURNAL PERSEPSI TERHADAP PERTAHANAN BIROKRASI DAN STRES KERJA PERAWAT
JURNAL PERSEPSI TERHADAP PERTAHANAN BIROKRASI DAN STRES KERJA PERAWAT
 
Studi Deskriptif Burnout dan Coping Stres pada Perawat di Ruang Rawat Inap Ru...
Studi Deskriptif Burnout dan Coping Stres pada Perawat di Ruang Rawat Inap Ru...Studi Deskriptif Burnout dan Coping Stres pada Perawat di Ruang Rawat Inap Ru...
Studi Deskriptif Burnout dan Coping Stres pada Perawat di Ruang Rawat Inap Ru...
 
HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN WAKTU TANGGAP PERAWAT GAWAT DARURAT MENURUT PERSE...
HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN WAKTU TANGGAP PERAWAT GAWAT DARURAT MENURUT PERSE...HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN WAKTU TANGGAP PERAWAT GAWAT DARURAT MENURUT PERSE...
HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN WAKTU TANGGAP PERAWAT GAWAT DARURAT MENURUT PERSE...
 
Hubungan antara Motivasi Kerja Perawat dengan Kecenderungan mengalami Burnout...
Hubungan antara Motivasi Kerja Perawat dengan Kecenderungan mengalami Burnout...Hubungan antara Motivasi Kerja Perawat dengan Kecenderungan mengalami Burnout...
Hubungan antara Motivasi Kerja Perawat dengan Kecenderungan mengalami Burnout...
 
KONTRIBVSI HARDINESS DAN SELF-EFFICACYTERHADAP STRES KERJA (STUDI PADA PERA W...
KONTRIBVSI HARDINESS DAN SELF-EFFICACYTERHADAP STRES KERJA (STUDI PADA PERA W...KONTRIBVSI HARDINESS DAN SELF-EFFICACYTERHADAP STRES KERJA (STUDI PADA PERA W...
KONTRIBVSI HARDINESS DAN SELF-EFFICACYTERHADAP STRES KERJA (STUDI PADA PERA W...
 
JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN STRES PADA PERAWAT ICU RUMAH SAKIT TIPE...
JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN STRES PADA PERAWAT ICU RUMAH SAKIT TIPE...JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN STRES PADA PERAWAT ICU RUMAH SAKIT TIPE...
JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN STRES PADA PERAWAT ICU RUMAH SAKIT TIPE...
 
PENGUKURAN KINERJA INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KODYA SEMARA...
PENGUKURAN KINERJA INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KODYA SEMARA...PENGUKURAN KINERJA INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KODYA SEMARA...
PENGUKURAN KINERJA INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KODYA SEMARA...
 
JURNAL PELAYANAN ASURANSI KESEHATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI RSUD KABUPATEN SE...
JURNAL PELAYANAN ASURANSI KESEHATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI RSUD KABUPATEN SE...JURNAL PELAYANAN ASURANSI KESEHATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI RSUD KABUPATEN SE...
JURNAL PELAYANAN ASURANSI KESEHATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI RSUD KABUPATEN SE...
 
Konsep seksualitas
Konsep seksualitasKonsep seksualitas
Konsep seksualitas
 
KONSEP KELUARGA
KONSEP KELUARGAKONSEP KELUARGA
KONSEP KELUARGA
 
Proses keperawatan
Proses keperawatanProses keperawatan
Proses keperawatan
 
Memahami arti dan pentingnya pembukaan uud 19945
Memahami arti dan pentingnya pembukaan uud 19945Memahami arti dan pentingnya pembukaan uud 19945
Memahami arti dan pentingnya pembukaan uud 19945
 
KONSEP SEHAT SAKIT
KONSEP SEHAT SAKITKONSEP SEHAT SAKIT
KONSEP SEHAT SAKIT
 
KONSEP SAKIT DALAM ISLAM
KONSEP SAKIT DALAM ISLAMKONSEP SAKIT DALAM ISLAM
KONSEP SAKIT DALAM ISLAM
 
KONSEP HIDUP SEHAT DALAM ISLAM
KONSEP HIDUP SEHAT DALAM ISLAMKONSEP HIDUP SEHAT DALAM ISLAM
KONSEP HIDUP SEHAT DALAM ISLAM
 

Makalah arthritis rheumatoid

  • 1. ARTHRITIS RHEUMATOID OLEH : KELOMPOK IV Musdalifah Rahmiyati R.S Pertiwi Elmiah Sofyan SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAKASSAR PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN 2012 i
  • 2. KATA PENGANTAR Pujian dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan kuasa-Nya kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini. Makalah ini dibuat dengan tujuan agar pembaca mendapatkan informasi mengenai arthritis reumatoid sehingga pembaca dapat mengetahui definisi, etiologi, manifestasi klinis dan beberapa hal yang terkait dengan arthritis rheumatoid. Kami berharap makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan pembaca mengenai masalah-masalah kesehatan khususnya tentang arthritis reumatoid. Kami menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu,kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca sekalian untuk penyempurnaan makalah ini. Makassar, 9 Desember 2012 Penyusun ii
  • 3. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL............................................................................................................. i KATA PENGANTAR .......................................................................................................... ii DAFTAR ISI ......................................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1 A. Latar belakang ........................................................................................................... 1 B. Rumusan masalah...................................................................................................... 2 C. Tujuan ....................................................................................................................... 2 D. Manfaat ..................................................................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................... 3 1. Konsep medis .......................................................................................................... 3 A. Definisi .......................................................................................................... 3 B. Etiologi .......................................................................................................... 3 C. Tanda dan gejala ........................................................................................... 4 D. Patofisiologi .................................................................................................. 6 E. Penatalaksanaan ............................................................................................ 9 2. Asuhan keperawatan .................................................................................................... 11 BAB III PENUTUP .............................................................................................................. 23 A. Kesimpulan ............................................................................................. 23 B. Saran ........................................................................................................ 23 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 24 iii
  • 4. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perubahan – perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan makin meningkatnya usia. Perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan hingga usia lanjut pada semua organ dan jaringan tubuh. Keadaan demikian itu tampak pula pada semua sistem muskuloskeletal dan jaringan lain yang ada kaitannya dengan kemungkinan timbulnya beberapa golongan reumatik. Sekitar 1% dari populasi dunia menderita rheumatoid arthritis, wanita tiga kali lebih sering dibandingkan pria. Penyakit ini paling sering antara usia 40 dan 50, tetapi orang-orang dari segala usia bisa terkena Reumatik dapat terjadi pada semua umur dari kanak – kanak sampai usia lanjut, atau sebagai kelanjutan sebelum usia lanjut. Dan gangguan reumatik akan meningkat dengan meningkatnya umur. (Felson, 1993, Soenarto dan Wardoyo, 1994) iv
  • 5. B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa definisi arthritis rheumatoid ? 2. Apa etiologi arthritis rheumatoid ? 3. Apa manifestasi klinis arthritis rheumatoid ? 4. Bagaimana patofisiologi dari arthritis rheumatoid ? 5. Bagaimana penatalaksanaan untuk pasien dengan arthritis rheumatoid? 6. Bagaimana asuhan keperawatan pada arthritis rheumatoid ? C. TUJUAN 1. Untuk mengetahui definisi arthritis rheumatoid 2. Untuk mengetahui etiologi arthritis rheumatoid 3. Untuk mengetahui manifestasi klinis arthritis rheumatoid 4. Untuk mengetahui patofisiologi arthritis rheumatoid 5. Untuk mengetahui penatalaksanaan untuk pasien dengan arthritis rheumatoid 6. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada arthritis rheumatoid D. MANFAAT 1. Sebagai informasi dasar untuk mengenal arthritis rheumatoid 2. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan pembaca mengenai arthritis rheumatoid . v
  • 6. BAB II PEMBAHASAN 1. KONSEP DASAR MEDIS A. DEFINISI Artritis reumatoid adalah suatu penyakit inflamasi kronis yang menyebabkan degenerasi jaringan penyambung . Rematoid Artritis merupakan suatu penyakit inflamasi sistemik kronik yang manifestasi utamanya adalah poliartritis yang progresif, akan tetapi penyakit ini juga melibatkan seluruh organ tubuh. Artritis Rematoid adalah suatu penyakit autoimun dimana persendian (biasanya sendi tangan dan kaki) secara simetris mengalami peradangan, sehingga terjadi pembengkakan, nyeri dan seringkali akhirnya menyebabkan kerusakan bagian dalam sendi. B. ETIOLOGI Penyebab dari artritis rhematoid belum dapat diketahui secara pasti, tetapi dapat dibagi dalam 3 bagian, yaitu: 1) Mekanisme imunitas (antigen antibodi) seperti interaksi IgG dari imunoglobulin dengan rhematoid factor 2) Faktor metabolik 3) Infeksi dengan kecenderungan virus C. TANDA DAN GEJALA vi
  • 7. 1. Tanda dan gejala setempat a. Sakit persendian disertai kaku terutama pada pagi hari (morning stiffness) dan gerakan terbatas, kekakuan berlangsung tidak lebih dari 30 menit dan dapat berlanjut sampai berjam-jam dalam sehari. Kekakuan ini berbeda dengan kekakuan osteoartritis yang biasanya tidak berlangsung lama. b. Lambat laun membengkak, panas merah, lemah c. Poli artritis simetris sendi perifer atau semua sendi bisa terserang,panggul, lutut, pergelangan tangan, siku, rahang dan bahu. Paling sering mengenai sendi kecil tangan, kaki, pergelangan tangan, meskipun sendi yang lebih besar seringkali terkena juga d. Artritis erosive atau sifat radiologis penyakit ini. Peradangan sendi yang kronik menyebabkan erosi pada pinggir tulang dan ini dapat dilihat pada penyinaran sinar X e. Deformitas atau pergeseran ulnar, deviasi jari-jari, subluksasi sendi metakarpofalangea, deformitas b€outonniere dan leher angsa. Sendi yang lebih besar mungkin juga terserang yang disertai penurunan kemampuan fleksi ataupun ekstensi. Sendi mungkin mengalami ankilosis disertai kehilangan kemampuan bergerak yang total f. Rematoid nodul merupakan massa subkutan yang terjadi pada 1/3 pasien dewasa, kasus ini sering menyerang bagian siku (bursa vii
  • 8. olekranon) atau sepanjang permukaan ekstensor lengan bawah, bentuknya oval atau bulat dan padat. 2. Tanda dan gejala sistemik · Lemah, demam, tachikardi, berat badan turun, anemia, anoreksia Bila ditinjau dari stadium, maka pada RA terdapat tiga stadium yaitu: a. Stadium Sinovisis Pada stadium ini terjadi perubahan dini pada jaringan sinovial yang ditandai hiperemi, edema karena kongesti, nyeri pada saat istirahat maupun saat bergerak, bengkak dan kekakuan b. Stadium Destruksi Pada stadium ini selain terjadi kerusakan pada jaringan sinovial terjadi juga pada jaringan sekitarnya yang ditandai adanya kontraksi tendon c. Stadium Deformitas Pada stadium ini terjadi perubahan secara progresif dan berulang kali, deformitas dan gangguan fungsi secara menetap. Perubahan pada sendi diawali adanya sinovitis, berlanjut pada pembentukan pannus, ankilosis fibrosa dan terakhir ankilosis tulang. viii
  • 9. D. PATOFISIOLOGI Inflamasi mula-mula mengenai sendi-sendi sinovial seperti edema, kongesti vaskular, eksudat febrin dan infiltrasi selular. Peradangan yang berkelanjutan, sinovial menjadi menebal, terutama pada sendi artikular kartilago dari sendi. Pada persendian ini granulasi membentuk pannus, atau penutup yang menutupi kartilago. Pannus masuk ke tulang sub chondria. Jaringan granulasi menguat karena radang menimbulkan gangguan pada nutrisi kartilago artikuer. Kartilago menjadi nekrosis. Tingkat erosi dari kartilago menentukan tingkat ketidakmampuan sendi. Bila kerusakan kartilago sangat luas maka terjadi adhesi diantara permukaan sendi, karena jaringan fibrosa atau tulang bersatu (ankilosis). Kerusakan kartilago dan tulang menyebabkan tendon dan ligamen jadi lemah dan bisa menimbulkan subluksasi atau dislokasi dari persendian. Invasi dari tulang sub chondrial bisa menyebkan osteoporosis setempat. Lamanya arthritis rhematoid berbeda dari tiap orang. Ditandai dengan masa adanya serangan dan tidak adanya serangan. Sementara ada orang yang sembuh dari serangan pertama dan selanjutnya tidak terserang lagi. Yang lain. terutama yang mempunyai faktor rhematoid (seropositif gangguan rhematoid) gangguan akan menjadi kronis yang progresif. ix
  • 10. E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK 1. Tes serologi - Sedimentasi eritrosit meningkat - Darah, bisa terjadi anemia dan leukositosis - Rhematoid faktor, terjadi 50-90% penderita 2. Pemerikasaan radiologi - Periartricular osteoporosis, permulaan persendian erosi - Kelanjutan penyakit: ruang sendi menyempit, sub luksasi dan ankilosis 3. Aspirasi sendi Cairan sinovial menunjukkan adanya proses radang aseptik, cairan dari sendi dikultur dan bisa diperiksa secara makroskopik. Kriteria diagnostik Artritis Reumatoid adalah terdapat poli- arthritis yang simetris yang mengenai sendi-sendi proksimal jari tangan dan kaki serta menetap sekurang-kurangnya 6 minggu atau lebih bila ditemukan nodul subkutan atau gambaran erosi peri-artikuler pada foto rontgen. Kriteria Artritis rematoid menurut American Reumatism Association ( ARA ) adalah: 1. Kekakuan sendi jari-jari tangan pada pagi hari ( Morning Stiffness ). x
  • 11. 2. Nyeri pada pergerakan sendi atau nyeri tekan sekurang-kurangnya pada satu sendi 3. Pembengkakan ( oleh penebalan jaringan lunak atau oleh efusi cairan ) pada salah satu sendi secara terus-menerus sekurang- kurangnya selama 6 minggu. 4. Pembengkakan pada sekurang-kurangnya salah satu sendi lain 5. Pembengkakan sendi yanmg bersifat simetris. 6. Nodul subcutan pada daerah tonjolan tulang didaerah ekstensor 7. Gambaran foto rontgen yang khas pada arthritis rheumatoid 8. Uji aglutinnasi faktor rheumatoid 9. Pengendapan cairan musin yang jelek 10. Perubahan karakteristik histologik lapisan synovial 11. gambaran histologik yang khas pada nodul. Berdasarkan kriteria ini maka disebut : Klasik : bila terdapat 7 kriteria dan berlangsung sekurang- kurangnya selama 6 minggu Definitif : bila terdapat 5 kriteria dan berlangsung sekurang-kurangnya selama 6 minggu. Kemungkinan rheumatoid : bila terdapat 3 kriteria dan berlangsung sekurang-kurangnya selama 4 minggu. xi
  • 12. F. PENATALAKSANAAN Tujuan penatalaksanaan reumatoid artritis adalah mengurangi nyeri, mengurangiinflamasi, menghentikan kerusakan sendi dan meningkatkan fungsi dan kemampuanmobilisasi penderita (Lemone & Burke, 2001) Program terapi dasar terdiri dari lima komponen dibawah ini yang merupakan sarana pembantu untuk mecapai tujuan-tujuan tersebut yaitu: 1) Istirahat 2) Latihan fisik 3) Termoterapi 4) Pengobatan : o Aspirin (anti nyeri)dosis antara 8 s.d 25 tablet perhari, kadar salisilat serum yang diharapakan adalah 20-25 mg per 100 ml o Natrium kolin dan asetamenofen à meningkatkan toleransi saluran cerna terhadap terapi obat o Obat anti malaria (hidroksiklorokuin, klorokuin) dosis 200 – 600 mg/hari à mengatasi keluhan sendi, memiliki efek steroid sparing sehingga menurunkan kebutuhan steroid yang diperlukan o Garam emas o Kortikosteroid o Nutrisi diet untuk penurunan berat badan yang berlebih xii
  • 13. Bila Rhematoid artritis progresif dan, menyebabkan kerusakan sendi, pembedahan dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri dan memperbaiki fungsi. Pembedahan dan indikasinya sebagai berikut: 1. Sinovektomi, untuk mencegah artritis pada sendi tertentu, untuk mempertahankan fungsi sendi dan untuk mencegah timbulnya kembali inflamasi. 2. Arthrotomi, yaitu dengan membuka persendian. 3. Arthrodesis, sering dilaksanakan pada lutut, tumit dan pergelangan tangan. 4. Arthroplasty, pembedahan dengan cara membuat kembali dataran pada persendian 2. ASUHAN KEPERAWATAN A. Proses keperawatan a.Pengkajian 1. Riwayat Kesehatan o Adanya keluhan sakit dan kekakuan pada tangan, atau pada tungkai. o Perasaan tidak nyaman dalam beberapa periode/waktu sebelum pasien mengetahui dan merasakan adanya perubahan pada sen 2.Pemeriksaan Fisik xiii
  • 14. o Inspeksi dan palpasi persendian untuk masing-masing sisi (bilateral), amati warna kulit, ukuran, lembut tidaknya kulit, dan pembengkakan. o Lakukan pengukuran passive range of mation pada sendi-sendi sinovial - Catat bila ada deviasi (keterbatasan gerak sendi) - Catat bila ada krepitasi - Catat bila terjadi nyeri saat sendi digerakkan - Lakukan inspeksi dan palpasi otot-otot skelet secara bilateral  Catat bia ada atrofi, tonus yang berkurang  Ukur kekuatan otot  Kaji tingkat nyeri, derajat dan mulainya  Kaji aktivitas/kegiatan sehari-hari 3. Riwayat Psiko Sosial Pasien dengan RA mungkin merasakan adanya kecemasan yang cukup tinggi apalagi pad pasien yang mengalami deformitas pada sendi-sendi karean ia merasakan adanya kelemahan-kelemahan pada dirinya dan merasakan kegiatan sehari-hari menjadi berubah. Perawat dapat melakukan pengkajian terhadap konsep diri klien khususnya aspek body image dan harga diri klien. b. Diagnosa keperawatan. 1. Nyeri berhubungan dengan perubahan patologis oleh ATHRITIS rhematoid. xiv
  • 15. 2. Risiko cedera berhubungan dengan hilangnya kekuatan otot, rasa nyeri. 3. Gangguan citra tubuh./perubahan penampilan peran berhubungan dengan perubahankemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas umum, peningkatan penggunaan energi,ketidakseimbangan mobilitas. c.Intervensi keperawatan 1. Nyeri berhubungan dengan perubahan patologis oleh arthritis rheumatoid Tujuan : Kebutuhan rasa nyaman klien terpenuhi atau klien terhindar dari rasa nyeri Rencana/tindakan Keperawatan Istirahatkan klien sesuai kondisi (bed rest). Hal ini dapat membantu menurunkan stress muskuloskeletal, mengurangi tegangan otot, dan meningkatkan relaksasi karena kelelahan dapat mendorong terjadinya nyeri. Pertahankan posisi fisiologis dengan benar atau body alignment yang baik. Bantu dan ajari klien untuk menghindari gerakan eksternal rotasi pada ekstremitas. Hindarkan menggunakan bantal dibawah lutut, tetapi letakkan bantal diatara lutut, hindari fleksi leher. xv
  • 16. Hindari gerakan yang cepat dan tiba-tiba karena dapat menimbulkan dislokasi dan stres pada sendi-sendi Lakukan perawatan dengan hati-hati khususnya pada anggota-anggota tubuh yang sakit. Karena gerakan-gerakan yang kasar akan semakin menimbulkan nyeri Gunakan terapi panas misal kompres hangat pada area/bagian tubuh yang sakit. Panas dapat meningkatkan sirkulasi, relaksai otot-otot, mengurangi kekakuan. Kemungkinan juga dapat membvantu pengeluaran endorfin yaitu sejenis morfin yang diproduksi oleh tubuh. Lakukan peawatan kulit dan masase perlahan. Hal ini membantu meningkatkan aliran darah relaksasi otot, dan menghambat impuls- impuls nyeri serta merangsang pengeluaran endorfin. Memberikan obata-obatab sesuai terapi dokter misal, analgetik, antipiretik, anti inflamasi. 2. Risiko cedera berhubungan dengan hilangnya kekuatan otot dan sendi Tujuan : Klien terhindar dari cedera Rencana/tindakan Keperawatan Gunakan sepatu yang menyokong, hindarkan lantai yang licin, menggunakan pegangan dikamar mandi. xvi
  • 17. Lakukan latihan ROM (bila memungkinkan). Untuk meningkatkan mobilitas dan kekuatan otot, mencegah deformitas, memperthankan fungsi semaksimal mungkin Monitor atau observasi efek penggunaan obat-obatan misal ada perdarahan pada lambung, hematemesis. 3. Gangguan citra tubuh./perubahan penampilan peran berhubungan dengan perubahankemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas umum, peningkatan penggunaan energi,ketidakseimbangan mobilitas Tujuan : klien memahami perubahan-perubahan tubuhnya akibat proses penyakit Rencana / tindakan keperawatan Dorong pengungkapan mengenai masalah, proses penyakit, dan harapan masa depan Diskusikan persepsi klien mengenai bagaimana orang terdekat dalam menerima keterbatasan klien Perhatikan perilaku menarik diri, menyangkal atau terlalu memperhatikan tubuh/perubahan usun batasan pada perilSaku maladaptive. Bantu pasien untuk mengidentifikasi perilaku positif yang dapat membantu koping Ikut sertakan pasien dalam merencanakan perawatan dan membuat jadwal aktivitas xvii
  • 18. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Artritis Rematoid adalah suatu penyakit autoimun dimana persendian (biasanya sendi tangan dan kaki) secara simetris mengalami peradangan, sehingga terjadi pembengkakan, nyeri dan seringkali akhirnya menyebabkan kerusakan bagian dalam sendi. Tanda dan gejala pada umumnya berupa nyeri pada persendian, bangkak (rheumatoid nodule), dan kekakuan pada sendi terutama setelah bangun pada pagi hari. B. Saran Arthritis rheumatoid dapat menyerang segala usia maka penanganan penyakit ini diupayakan secara maksimal dengan peningkatan mutu pelayanan kesehatan baik melalui tenaga kesehatan, prasarana dan sarana kesehatan. xviii
  • 19. DAFTAR PUSTAKA Corwin, E. J. 2009.Buku saku patofisiologi. Jakarta: EGC Doenges, M. E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC Smeltzer, Suzzanne C.2001.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah..Jakarta:EGC xix