1. Makalah Gerontik:
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
PERTIWI
RESKY ALVIANI
R.A. ISMAWATI
RISMA DAMAYANTI
RISKAWATI
SARY RAMADHANI
SITI RASIDAH NURDIN
SRI FITRIANTI AZIS
SRI KURNIA
SOFYAN
YAYASAN PENDIDIKAN MAKASSAR
S1 KEPERAWATAN
2. Makalah “(ARTRITIS REUMATOID)PADA LANSIA”
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya kepada kita dan tak lupa pula kita mengirim salam dan salawat kepada
baginda Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawakan kita suatu ajaran yang
benar yaitu agama Islam, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“REUMATIK (ARTRITIS REUMATOID)PADA LANSIA” ini dengan lancar.
Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang saya peroleh
dari berbagai sumber yang berkaitan dengan (ARTRITIS REUMATOID)PADA LANSIA serta
infomasi dari media massa yang berhubungan dengan (ARTRITIS REUMATOID)PADA
LANSIA, tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada pengajar matakuliah GERONTIK atas
bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini. Juga kepada rekan-rekan
mahasiswa yang telah mendukung sehingga dapat diselesaikannya makalah ini.
saya harap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita
semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai (ARTRITIS
REUMATOID)PADA LANSIA, khususnya bagi penulis. Memang makalah ini masih jauh
dari sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi
perbaikan menuju arah yang lebih baik.
Penulis
KELOMPOK
ii
3. Makalah “(ARTRITIS REUMATOID)PADA LANSIA”
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii
DAFTAR ISI .............................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG ..................................................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH ............................................................................................... 2
C. TUJUAN ..................................................................................................................... 2
D. MANFAAT ................................................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................... 4
BAB III KONSEP DASAR KEPERAWATAN .............................................. 12
BAB IV PENUTUP................................................................................................... 22
KESIMPULAN ................................................................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 23
iii
4. Makalah “(ARTRITIS REUMATOID)PADA LANSIA”
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perubahan – perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan
makin meningkatnya usia. Perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan hingga
usia lanjut pada semua organ dan jaringan tubuh.
Keadaan demikian itu tampak pula pada semua sistem muskuloskeletal
dan jaringan lain yang ada kaitannya dengan kemungkinan timbulnya beberapa
golongan reumatik. Salah satu golongan penyakit reumatik yang sering menyertai
usia lanjut
yang menimbulkan gangguan muskuloskeletal terutama adalah osteoartritis.
Kejadian penyakit tersebut akan makin meningkat sejalan dengan meningkatnya
usia manusia.
Reumatik dapat mengakibatkan perubahan otot, hingga fungsinya dapat
menurun bila otot pada bagian yang menderita tidak dilatih guna mengaktifkan
fungsi otot. Dengan meningkatnya usia menjadi tua fungsi otot dapat dilatih
dengan baik. Namun usia lanjut tidak selalu mengalami atau menderita reumatik.
Bagaimana timbulnyakejadian reumatik ini, sampai sekarang belum sepenuhnya
dapat dimengerti.
Reumatik bukan merupakan suatu penyakit, tapi merupakan suatu sindrom
dan.golongan penyakit yang menampilkan perwujudan sindroma reumatik cukup
banyak, namun semuanya menunjukkan adanya persamaan ciri. Menurut
kesepakatan para ahli di bidang rematologi, reumatik dapat terungkap sebagai
1
5. Makalah “(ARTRITIS REUMATOID)PADA LANSIA”
keluhan dan/atau tanda. Dari kesepakatan, dinyatakan ada tiga keluhan utama
pada sistem muskuloskeletal yaitu: nyeri, kekakuan (rasa kaku) dan kelemahan,
serta adanya tiga tanda utama yaitu: pembengkakan sendi., kelemahan otot, dan
gangguan gerak. (Soenarto, 1982)
Reumatik dapat terjadi pada semua umur dari kanak – kanak sampai usia
lanjut, atau sebagai kelanjutan sebelum usia lanjut. Dan gangguan reumatik akan
meningkat dengan meningkatnya umur. (Felson, 1993, Soenarto dan Wardoyo,
1994)
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi arthritis rheumatoid?
2. Apa etiologi arthritis rheumatoid ?
3. Apa patofisiologi arthritis rheumatoid ?
4. Sebutkan jenis-jenis arthritis rheumatoid?
5. Bagaimana manifestasi klinik dari arthritis rheumatoid ?
6. Bagaimana pengobatan untuk pasien dengan arthritis rheumatoid?
7. Bagaimana asuhan keperawatan pada arthritis rheumatoid ?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui definisi arthritis rheumatoid
2. Untuk mengetahui etiologi arthritis rheumatoid
3. Untuk mengetahui patofisiologi arthritis rheumatoid
4. Untuk mengetahui jenis-jenis arthritis rheumatoid
5. Untuk mengetahui manifestasi klinik dari arthritis rheumatoid
2
6. Makalah “(ARTRITIS REUMATOID)PADA LANSIA”
6. Untuk mengetahui pengobatan untuk pasien dengan arthritis
rheumatoid
7. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada arthritis rheumatoid
D. MANFAAT
1. Sebagai informasi dasar untuk mengenal arthritis rheumatoid
2. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan pembaca mengenai
arthritisrheumatoid .
3
7. Makalah “(ARTRITIS REUMATOID)PADA LANSIA”
BAB II
PEMBAHASAN
DEFENISI
Rematoid Artritis merupakan suatu penyakit inflamasi sistemik kronik
yang manifestasi utamanya adalah poliartritis yang progresif, akan tetapi penyakit
ini juga melibatkan seluruh organ tubuh.(Hidayat, 2006)
Artritis Rematoid adalah suatu penyakit autoimun dimana persendian
(biasanya sendi tangan dan kaki) secara simetris mengalami peradangan, sehingga
terjadi pembengkakan, nyeri dan seringkali akhirnya menyebabkan kerusakan
bagian dalam sendi.(www.medicastore.com)
Etiologi
Hingga kini penyebab Remotoid Artritis (RA) tidak diketahui, tetapi beberapa
hipotesa menunjukan bahwa RA dipengaruhi oleh faktor-faktor :
a. Mekanisme IMUN ( Antigen-Antibody) seperti interaksi antara IGC dan
factorRematoid
b. Gangguan Metabolisme
c. Genetik
d. Faktor lain : nutrisi dan faktor lingkungan (pekerjaan dan psikososial)
4
8. Makalah “(ARTRITIS REUMATOID)PADA LANSIA”
Manifestasi klinis
Pasien-pasien dengan RA akan menunjukan tanda dan gejala seperti :
a. Nyeri persendian
b. Bengkak (Rheumatoid nodule)
c. Kekakuan pada sendi terutama setelah bangun tidur pada pagi hari
d. Terbatasnya pergerakan
e. Sendi-sendi terasa panas
f. Demam (pireksia)
g. Anemia
h. Berat badan menurun
i. Kekuatan berkurang
j. Tampak warna kemerahan di sekitar sendi
k. Perubahan ukuran pada sendi dari ukuran normal
l. Pasien tampak anemik
Pada tahap yang lanjut akan ditemukan tanda dan gejala seperti :
a. Gerakan menjadi terbatas
b. Adanya nyeri tekan
c. Deformitas bertambah pembengkakan
d. Kelemahan
e. Depresi
Gejala Extraartikular :
a. pada jantung :
5
9. Makalah “(ARTRITIS REUMATOID)PADA LANSIA”
Rheumatoid heard diseasure
Valvula lesion (gangguan katub)
Pericarditis
Myocarditis
b. pada mata :
Keratokonjungtivitis
Scleritis
c. pada lympa : Lhymphadenopathy
d. pada thyroid : Lyphocytic thyroiditis
e. pada otot : Mycsitis
6
11. Makalah “(ARTRITIS REUMATOID)PADA LANSIA”
Pada penyakit Rematoid Artritis terdapat 3 stadium yaitu :
a. Stadium Sinovisis
Pada stadium ini terjadi perubahan dini pada jaringan sinovial yang
ditandaihiperemi, edema karena kongesti, nyeri pada saat istirahat maupun
saat bergerak, bengkak dan kekakuan.
b. Stadium Destruksi
Pada stadium ini selain terjadi kerusakan pada jaringan sinovial terjadi
juga pada jaringan sekitarnya yang ditandai adanya kontraksi tendon.
c. Stadium Deformitas
Pada stadium ini terjadi perubahan secara progresif dan berulang kali,
deformitas dan gangguan fungsi secara menetap.
Pemeriksaan Diagnostik
• Faktor Reumatoid : positif pada 80-95% kasus.
• Fiksasi lateks: Positif pada 75 % dari kasus-kasus khas.
• Reaksi-reaksi aglutinasi : Positif pada lebih dari 50% kasus-kasus khas.
• LED : Umumnya meningkat pesat ( 80-100 mm/h) mungkin kembali normal
sewaktu gejala-gejala meningkat
• Protein C-reaktif: positif selama masa eksaserbasi.
• SDP: Meningkat pada waktu timbul prosaes inflamasi.
JDL : umumnya menunjukkan anemia sedang.
8
12. Makalah “(ARTRITIS REUMATOID)PADA LANSIA”
• Ig ( Ig M dan Ig G); peningkatan besar menunjukkan proses autoimun
sebagaipenyebab AR.
• Sinar X dari sendi yang sakit : menunjukkan pembengkakan pada jaringan
lunak, erosi sendi, dan osteoporosis dari tulang yang berdekatan ( perubahan awal
) berkembang menjadi formasi kista tulang, memperkecil jarak sendi dan
subluksasio. Perubahan osteoartristik yang terjadi secara bersamaan.
• Scan radionuklida : identifikasi peradangan sinovium
• Artroskopi Langsung : Visualisasi dari area yang menunjukkan irregularitas/
degenerasi tulang pada sendi
• Aspirasi cairan sinovial : mungkin menunjukkan volume yang lebih besar dari
normal: buram, berkabut, munculnya warna kuning ( respon inflamasi, produk-
produk pembuangan degeneratif ); elevasi SDP dan lekosit, penurunan viskositas
dan komplemen ( C3 dan C4 ).
• Biopsi membran sinovial : menunjukkan perubahan inflamasi dan
perkembangan panas.
Kriteria diagnostik Artritis Reumatoid adalah terdapat poli- arthritis yang simetris
yang mengenai sendi-sendi proksimal jari tangan dan kaki serta menetap
sekurang-kurangnya 6 minggu atau lebih bila ditemukan nodul subkutan atau
gambaran erosi peri-artikuler pada foto rontgen.
Kriteria Artritis rematoid menurut American Reumatism Association ( ARA )
adalah:
1. Kekakuan sendi jari-jari tangan pada pagi hari ( Morning Stiffness ).
9
13. Makalah “(ARTRITIS REUMATOID)PADA LANSIA”
2. Nyeri pada pergerakan sendi atau nyeri tekan sekurang-kurangnya pada satu
sendi.
3. Pembengkakan ( oleh penebalan jaringan lunak atau oleh efusi cairan ) pada
salah satu sendi secara terus-menerus sekurang-kurangnya selama 6 minggu.
4. Pembengkakan pada sekurang-kurangnya salah satu sendi lain.
5. Pembengkakan sendi yanmg bersifat simetris.
6. Nodul subcutan pada daerah tonjolan tulang didaerah ekstensor.
7. Gambaran foto rontgen yang khas pada arthritis rheumatoid
8. Uji aglutinnasi faktor rheumatoid
9. Pengendapan cairan musin yang jelek
10. Perubahan karakteristik histologik lapisan sinovia
11. gambaran histologik yang khas pada nodul.
Berdasarkan kriteria ini maka disebut :
Klasik : bila terdapat 7 kriteria dan berlangsung sekurang-kurangnya selama 6
minggu
Definitif : bila terdapat 5 kriteria dan berlangsung sekurang-kurangnya selama 6
minggu.
Kemungkinan rheumatoid : bila terdapat 3 kriteria dan berlangsung sekurang-
kurangnya selama 4 minggu.
Penatalaksanaan Medik
Penatalaksanaan medik pada pasien RA diantaranya :
a) Pendidikan : meliputi tentang pengertian, patofisiologi, penyebab, dan
prognosis penyakit ini
10
14. Makalah “(ARTRITIS REUMATOID)PADA LANSIA”
b) Istirahat : karena pada RA ini disertai rasa lelah yang hebat
c) Latihan : pada saat pasien tidak merasa lelah atau inflamasi berkurang, ini
bertujuan untuk mempertahankan fungsi sendi pasien
d) Termoterapi
e) Gizi yaitu dengan memberikan gizi yang tepat
f) Pemberian Obat-obatan :
• Anti Inflamasi non steroid (NSAID) contoh:aspirin yang diberikan pada dosis
yang telah ditentukan.
• Obat-obat untuk Reumatoid Artitis :
• Acetyl salicylic acid, Cholyn salicylate (Analgetik, Antipyretik, Anty
Inflamatory)
• Indomethacin/Indocin(Analgetik, Anti Inflamatori)
• Ibufropen/motrin (Analgetik, Anti Inflamatori)
• Tolmetin sodium/Tolectin(Analgetik Anti Inflamatori)
• Naproxsen/naprosin (Analgetik, Anti Inflamatori)
• Sulindac/Clinoril (Analgetik, Anti Inflamatori)
• Piroxicam/Feldene (Analgetik, Anti Inflamatori)
Komplikasi
a. Dapat menimbulkan perubahan pada jaringan lain seperti adanya proses
granulasi di bawah kulit yang disebut subcutan nodule
b. Pada otot dapat terjadi myosis, yaitu proses granulasi jaringan otot
c. Pada pembuluh darah terjadi tromboemboli
d. Terjadi splenomegali
11
15. Makalah “(ARTRITIS REUMATOID)PADA LANSIA”
BAB III
KONSEP DASAR KEPERAWATAN
DASAR DATA PENGKAJIAN PASIEN
AKTIVITAS/ISTIRAHAT
Gejala: Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan stress pada
sendi : kekakuan pada pagi hari.
Keletihan
Tanda: Malaise
Keterbatasan rentang gerak ; atrofi otot, kulit : kontraktur atau kelainan
pada sendi dan otot
KARDIOVASKULER
Gejala : Jantung cepat, tekanan darah menurun
INTEGRITAS EGO
Gejala: Faktor-faktor stress akut atau kronis : Misalnya finansial, pekerjaan,
ketidakmampuan, factor-faktor hubungan
Keputusasaan dan ketidak berdayaan
Ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas pribadi misalnya
ketergantungan pada orang lain
MAKANAN ATAU CAIRAN
Gejala: Ketidakmampuan untuk menghasilkan/ mengkonsumsi makanan/ cairan
adekuat : mual.
Anoreksia
Kesulitan untuk mengunyah
12
16. Makalah “(ARTRITIS REUMATOID)PADA LANSIA”
Tanda: Penurunan berat badan
Kekeringan pada membran mukosa
HIGIENE
Gejala: berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas pribadi, ketergantungan
pada orang lain.
NEUROSENSORI
Gejala: kebas/kesemutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari tangan
Tanda: Pembengkakan sendi
NYERI / KENYAMANAN
Gejala: fase akut dari nyeri
Terasa nyeri kronis dan kekakuan
KEAMANAN
Gejala: Kesulitan dalam menangani tugas/pemeliharaan rumah tangga
Kekeringan pada mata dan membran mukosa
INTERAKSI SOSIAL
Gejala: kerusakan interaksi dan keluarga / orang lsin : perubahan peran: isolasi
ASUHAN KEPERAWATAN
DIAGNOSA 1: Nyeri b/d penurunan fungsi tulang
Kriteria hasil: nyeri hilang atau tekontrol
INTERVENSI RASIONAL
mandiri
- kaji keluhan nyeri, catat -membantu dalam menentukan
13
17. Makalah “(ARTRITIS REUMATOID)PADA LANSIA”
lokasi dan intensitas (skala 0 kebutuhan managemen nyeri dan
– 10). Catat factor-faktor keefektifan program
yang mempercepat dan tanda-tanda
rasa sakit non verbal
- berikan matras atau kasur - matras yang lembut/empuk, banal
keras, bantal kecil. Tinggikan yang besar akan mencegah
linen tempat tidur sesuai kebutuhan pemeliharaan kesejajaran tubuh
- biarkan pasien mengambil yang tepat, menempatkan stres
posisi yang nyaman pada pada sendi yang sakit. Peninggian linen
waktu tidur atau duduk di tempat tidur menurunkan
kursi. Tingkatkan istirahat di tekanan ada sendi yang
tempat tidur sesuai indikasi terinflamasi / nyeri
- dorong untuk sering - pada penyakit berat, tirah baring
mengubah posisi. Bantu mungkin diperlukan untuk
pasien untuk bergerak di membatasi nyeri atau cedera sendi.
tempat tidur, sokong sendi - Mencegah terjadinya kelelahan
yang sakit di atas dan di umum dan kekakuan sendi.
bawah, hindari gerakan yang Menstabilkan sendi, mengurangi
menyentak gerakan/rasa sakit pada sendi
- anjurkan pasien untuk mandi - Panas meningkatkan relaksasi otot
air hangat atau mandi dan mobilitas, menurunkan rasa
pancuran pada waktu sakit dan melepaskan kekakuan di
bangun. Sediakan waslap pagi hari. Sensitifitas pada panas
14
18. Makalah “(ARTRITIS REUMATOID)PADA LANSIA”
hangat untuk mengompres dapat dihilangkan dan luka dermal
sendi-sendi yang sakit dapat disembuhkan
beberapa kali sehari. Pantau - Meningkatkan elaksasi/mengurangi
suhu air kompres, air mandi tegangan otot
- berikan masase yang lembut - Meningkatkan relaksasi, mengurangi
tegangan otot, memudahkan untuk
kolaborasi ikut serta dalam terapi
- beri obat sebelum aktivitas
atau latihan yang
direncanakan sesuai petunjuk
seperti asetil salisilat
(aspirin)
DIAGNOSA 2 : Intoleran aktivitas b/d perubahan otot.
Kriteria Hasil : Klien mampu berpartisipasi pada aktivitas yang diinginkan.
INTERVENSI RASIONAL
• Pertahankan istirahat tirah • Untuk mencegah kelelahan dan
baring/duduk jika diperlukan. mempertahankan kekuatan.
• Bantu bergerak dengan bantuan • Meningkatkan fungsi sendi,
seminimal mungkin. kekuatan otot dan stamina
15
19. Makalah “(ARTRITIS REUMATOID)PADA LANSIA”
• Dorong klien mempertahankan umum.
postur tegak, duduk tinggi, • Memaksimalkan fungsi sendi
berdiri dan berjalan dan mempertahankan mobilitas.
• Berikan lingkungan yang aman • Menghindari cedera akibat
dan menganjurkan untuk kecelakaan seperti jatuh
menggunakan alat bantu. Untuk mecegah inflamasi sistemik
• Berikan obat-obatan sesuai akut
indikasi seperti steroid
DIAGNOSA 3 : Resiko tinggi cedera b/d penurunan fungsi tulang.
Kriteria Hasil : Klien dapat mempertahankan keselamatan fisik.
INTERVENSI RASIONAL
Kendalikan lingkungan dengan : Lingkungan yang bebas bahaya
Menyingkirkan bahaya yang akan mengurangi resiko cedera
tampak jelas, mengurangi dan membebaskan keluarga
potensial cedera akibat jatuh
ketika tidur misalnya
menggunakan penyanggah
tempat tidur, usahakan posisi
tempat tidur rendah, gunakan
pencahayaan malam
siapkan lampu panggil
16
20. Makalah “(ARTRITIS REUMATOID)PADA LANSIA”
Memantau regimen medikasi Hal ini akan memberikan pasien
Izinkan kemandirian dan merasa otonomi, restrain dapat
kebebasan maksimum dengan meningkatkan agitasi, mengagetkan
memberikan kebebasan dalam pasien akan meningkatkan ansietas
lingkungan yang aman, hindari
penggunaan restrain, ketika
pasien melamun alihkan
perhatiannya
DIAGNOSA 4 : Perubahan pola tidur b/d nyeri
Kriteria Hasil : Klien dapat memenuhi kebutuhan istirahat atau tidur.
INTERVENSI RASIONAL
Mandiri
Tentukan kebiasaan tidur biasanya Mengkaji perlunya dan
dan perubahan yang terjadi mengidentifikasi intervensi yang
Berikan tempat tidur yang nyaman tepat.
Buat rutinitas baru yang Meningkatkan kenyamaan tidur
dimasukkan dalam pola lama dan serta dukungan fisiologis/psikologis
lingkungan baru Bila rutinitas baru mengandung
Instruksikan tindakan relaksasi aspek sebanyak kebiasaan lama,
Tingkatkan regimen kenyamanan stress dan ansietas yang
waktu tidur, misalnya: mandi air berhubungan dapat berkurang
hangat dan massage Membantu menginduksi tidur
17
21. Makalah “(ARTRITIS REUMATOID)PADA LANSIA”
Meningkatkan efek relaksasi
Dapat merasakan takut jatuh karena
Gunakan pagar tempat tidur sesuai perubahan ukuran dan tinggi tempat
indikasi: rendahkanlah tempat tidur tidur, pagar tempatuntuk membantu
bila mungkin mengubah posisi
Tidur tanpa gangguan lebih
Bila memungkinkan hindari menimbulkan rasa segar, dan pasien
mengganggu klien saat klien sedang mungkin tidak mampu kembali tidur
tidur bila terbangun
Kolaborasi Diberikan membantu klien untuk
Berikan sedative, hipnotik sesuai tidur atau beristrahat
indikasi
DIAGNOSA 5 : Defisit perawatan diri b/d nyeri
Kriteria Hasil : Klien dapat melaksanakan perawatan sendiri secara mandiri.
INTERVENSI RASIONAL
• Kaji tingkat fungsi fisik Mengidentifikasi tingkat bantuan dan
dukungan yang diperlukan
• Pertahankan mobilitas, kontrol Mendukung kemandirian
terhadap nyeri dan program latihan fisik/emosional
18
22. Makalah “(ARTRITIS REUMATOID)PADA LANSIA”
• Kaji hambatan terhadap partisipasi Menyiapkan untuk meningkatkan
dalam perawatan diri, identifikasi untuk kemandirian yang akan
modifikasi lingkungan meningkatkan harga diri
• Identifikasi untuk perawatan yang Memberikan kesempatan untuk
diperlukan, misalnya: lift, dapat melakukan aktivitas secara
peninggiandudukan toilet, kursi roda mandiri
DIAGNOSA 6 : Gangguan citra tubuh/ perubahan penampilan peran b/d
perubahan kemampuan untuk melakukan tugas-tugas umum.
Kriteria hasil : mengungkapkan peningkatan rasa percaya diri dalam kemampuan
Untuk menghadapi penyakit, perubahan gaya hidup dan kemungkinan
keterbatasan.
INTERVENSI RASIONAL
Mandiri
Dorong pengungkapan mengenai Beri kesempatan untuk
masalah, proses penyakit, dan mengidentifikasi rasa takut/kesal
harapan masa depan menghadapinya secara langsung.
Diskusikan arti dari Mengidentifikasi bagaimana
kehilangan/perubahan pada penyakit mempengaruhi persepsi
pasien/orang terdekat. Memastikan diri dan interaksi dengan orang lain
bagaimana pandangan pribadi klien akan menentukan kebutuhan
terhadap perubahan gaya hidup terhadap intervensi atau konseling
termasuk aspek seksual. lebih lanjut.
Diskusikan persepsi klien
19
23. Makalah “(ARTRITIS REUMATOID)PADA LANSIA”
mengenai bagaimana orang terdekat Isyarat verbal/nonverbal orang
dalam menerima keterbatasan klien terdekat dapat mempunyai pengaruh
Akui dan terima perasaan mayor pada bagaimana pasien
berduka,bermusuhan,dan memandang dirinya sendiri.
ketergantungan Nyeri konstan akan melelahkan, dan
Perhatikan perilaku menarik diri, perasaan marah, bermusuhan umum
menyangkal atau terlalu terjadi.
memperhatikan tubuh/perubahan Dapat menunjukkan emosional atau
Susun batasan pada perilaku metode koping maladaptive,
maladaptive. Bantu pasien untuk membutuhkan intervensi lebih
mengidentifikasi perilaku positif lanjut atau dukungan psikologis.
yang dapat membantu koping Membantu pasien mempertahankan
Ikut sertakan pasien dalam kontrol diri yang dapat
merencanakan perawatan dan meningkatkan perasaan harga diri.
membuat jadwal aktivitas Meningkatkan perasaan
kompetensi/harga diri, mendorong
Kolaborasi kemandirian, dan mendorong
Rujuk pada konseling psikiatri partisipasi dan terapi.
Berikan obat-obat sesuai petunjuk Pasien/orang terdekat mungkin
membutuhkan dukungan selama
berhadapan dengan proses jangka
panjang/ketidakmampuan
Mungkin dibutuhkan pada saat
20
25. Makalah “(ARTRITIS REUMATOID)PADA LANSIA”
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Penyakit reumatik adalah kerusakan tulang rawan sendi yang berkembang
lambat dan berhubungan dengan usia lanjut. Secara klinis ditandai dengan nyeri,
deformitas, pembesaran sendi, dan hambatan gerak pada sendi – sendi tangan dan
sendi besar yang menanggung beban.
Artritis rematoid adalah merupakan penyakit inflamasi sistemik kronik
dengan manifestasi utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ
tubuh.
Terlibatnya sendi pada pasien artritis rematoid terjadi setelah penyakit ini
berkembang lebih lanjut sesuai dengan sifat progresifitasnya. Pasien dapat juga
menunjukkan gejala berupa kelemahan umum cepat lelah.
Wanita lebih sering terkena osteoartritis pada lutut dan sendi, sedang pria
lebih sering terkena osteoartritis pada paha, pergelangan tangan dan leher. Secara
keeluruhan dibawah 45 tahun frekuensi osteoartritis kurang lebih sama pada pria
dan wanita, tetapi diatas 50 tahun frekuensi oeteoartritis lebih banyak wanita dari
pada pria hal ini menunjukkan adanya peran hormonal pada patogenesis
osteoartritis.
22
26. Makalah “(ARTRITIS REUMATOID)PADA LANSIA”
DAFTAR PUSTAKA
Doenges E Marilynn, 2000., Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta
Kalim, Handono, 1996., Ilmu Penyakit Dalam, Balai Penerbit FKUI, Jakarta.
Mansjoer, Arif, 2000., Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculaapius FKUI,
Jakarta.
Prince, Sylvia Anderson, 1999., Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit., Ed. 4, EGC, Jakarta.
23