1. HIPERTIROIDISME
KELOMPOK III
ISKANDAR ZULKARNAEN
JUMRIATI
ADINAH
RIZKAWATI
SITTI RASIDAH NURDIN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIK)
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
MAKASSAR
2012
1
2. KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT atas segala rahmat & karunianya sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ HIPERTIROIDISME ” .
Kami juga mengucap terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
menyusun makalah ini. Tugas makalah ini disusun guna untuk mengetahui & memahami
tentang infark miokard akut .
Kami menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih banyak kekurangan, jadi kami
mohon maaf yang sebesar-besarnya dan untuk itu kami mohon saran & kritik guna
menyempurnakan makalah ini, karena kami hanyalah manusia biasa yang tidak luput dari
kesalahan & dosa karena kesempurnaan hanya milik ALLAH SWT, kekurangan hanya milik
kita (manusia). Terima kasih.
Makassar, Maret 2012
Kelompok III
2
3. DAFTAR ISI
Halaman Judul ......................................................................................... i
Kata Pengantar ........................................................................................ ii
Daftar Isi ................................................................................................. iii
BAB I : PENDAHULUAN .................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 2
C. Tujuan ............................................................................................. 3
D. Manfaat ........................................................................................... 3
BAB II : PEMBAHASAN ...................................................................... 4
A. KONSEP MEDIS .......................................................................... 4
1. Defenisi ..................................................................................... 4
2. Etiologi ..................................................................................... 4
3. Patofisiologi .............................................................................. 5
4. Manifestasi Klinik ..................................................................... 5
5. Pemeriksaan Penunjang ............................................................ 6
6. Komplikasi ................................................................................ 6
7. Penatalaksanaan ........................................................................ 7
B. KONSEP KEPERAWATAN .......................................................... 8
1. Pengkajian ................................................................................ 8
2. Diagnosa ................................................................................... 9
3. Intervensi .................................................................................. 10
BAB III : PENUTUP .............................................................................. 20
A. Kesimpulan ..................................................................................... 13
B. Saran ............................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 15
3
4. BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kelainan tiroid merupakan kelainan endokrin tersering kedua yang ditemukan
selama kehamilan. Berbagai perubahan hormonal dan metabolik terjadi selama
kehamilan, menyebabkan perubahan kompleks pada fungsi tiroid maternal. Hipertiroid
adalah kelainan yang terjadi ketika kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid yang
berlebihan dari kebutuhan tubuh. Wanita hamil dengan eutiroid memunculkan beberapa
tanda tidak spesifik yang mirip dengan disfungsi tiroid sehingga diagnosis klinis sulit
ditegakkan. Sebagai contoh, wanita hamil dengan eutiroid dapat menunjukkan keadaan
hiperdinamik seperti peningkatan curah jantung, takikardi ringan, dan tekanan nadi yang
melebar, suatu tanda-tanda yang dapat dihubungkan dengan keadaan hipertiroid.
Disfungsi tiroid autoimun umumnya menyebabkan hipertiroidisme dan
hipotiroidisme pada wanita hamil. Kelainan endokrin ini sering terjadi pada wanita muda
dan dapat mempersulit kehamilan, demikian pula sebaliknya. Penyakit Graves terjadi
sekitar lebih dari 85 % dari semua kasus hipertiroid, dimana Tiroiditis Hashimoto adalah
yang paling sering untuk kasus hipotiroidisme. Tiroiditis postpartum adalah penyakit
tiroid autoimun yang terjadi selama tahun pertama setelah melahirkan. Penyakit ini
memberikan gejala tirotoksikosis transien yang diikuti dengan hipotiroidisme yang
biasanya terjadi pada 8-10% wanita setelah bersalin.
Hipothalamus melepaskan suatu hormon yang disebut thyrotropin releasing
hormone (TRH), yang mengirim sebuah signal ke pituitari untuk melepaskan thyroid
stimulating hormone (TSH). Pada gilirannya, TSH mengirim sebuah signal ke tiroid
untuk melepas hormon-hormon tiroid. Jika aktivitas yang berlebihan dari yang mana saja
dari tiga kelenjar-kelenjar ini terjadi, suatu jumlah hormon-hormon tiroid yang berlebihan
4
5. dapat dihasilkan, dengan demikian berakibat pada hipertiroid.
pengobatan hipertiroidisme adalah membatasi produksi hormon tiroid yang berlebihan
dengan cara menekan produksi (obat antitiroid) atau merusak jaringan tiroid (yodium
radioaktif, tiroidektomi subtotal).
Hipertiroidisme (Hyperthyrodism) adalah keadaan disebabkan oleh kelenjar tiroid
bekerja secara berlebihan sehingga menghasilkan hormon tiroid yang berlebihan di dalam
darah. Krisis tiroid merupakan suatu keadaan klinis hipertiroidisme yang paling berat
mengancam jiwa, umumnya keadaan ini timbul pada pasien dengan dasar penyakit Graves
atau Struma multinodular toksik, dan berhubungan dengan faktor pencetus: infeksi,
operasi, trauma, zat kontras beriodium, hipoglikemia, partus, stress emosi, penghentian
obat anti tiroid, ketoasidosis diabetikum, tromboemboli paru, penyakit
serebrovaskular/strok, palpasi tiroid terlalu kuat.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas,yang menjadi rumusan masalah dalam makalah
ini antara lain sebagai berikut:
1. Apa defenisi Hipertiroidisme?
2. Apa etiologi Hipertiroidisme ?
3. Bagaimana patofisiologi Hipertiroidisme ?
4. Bagaimana manifestasi klinik Hipertiroidisme?
5. Apa saja pemeriksaan penunjang Hipertiroidisme?
6. Apa saja komplikasi dari Hipertiroidisme ?
7. Bagaimana penatalaksanaan Hipertiroidism?
8. Bagaimana asuhan keperawatan untuk klien dengan gangguan Hipertiroidism?
5
6. C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui defenisi Untuk mengetahui Hipertiroidisme
2. Untuk mengetahui etiologi Hipertiroidisme
3. Untuk mengetahui patofisiologi Hipertiroidisme
4. Untuk mengetahui manifestasi klinik Hipertiroidisme
5. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang Hipertiroidisme
6. Untuk mengetahui komplikasi dari Hipertiroidisme
7. Untuk mengetahui penatalaksanaan Hipertiroidisme
8. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan Hipertiroidisme
D. MANFAAT
Dapat menambah pengetahuan tentang gambaran dari Hipertiroidisme dan asuhan
keperawatan pada klien yang mengalami gangguan ini.
6
7. BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP MEDIS
1. DEFENISI
Hipertiroidisme (Tiroktosikosis) merupakan suatu keadaan di mana
didapatkan kelebihan hormon tiroid karena ini berhubungan dengan suatu kompleks
fisiologis dan biokimiawi yang ditemukan bila suatu jaringan memberikan hormon
tiroid berlebihan.
Hipertiroidisme adalah keadaan tirotoksikosis sebagai akibat dari produksi
tiroid, yang merupakan akibat dari fungsi tiroid yang berlebihan.
Hipertiroidisme (Hyperthyrodism) adalah keadaan disebabkan oleh kelenjar
tiroid bekerja secara berlebihan sehingga menghasilkan hormon tiroid yang
berlebihan di dalam darah. Krisis tiroid merupakan suatu keadaan klinis
hipertiroidisme yang paling berat mengancam jiwa, umumnya keadaan ini timbul
pada pasien dengan dasar penyakit Graves atau Struma multinodular toksik, dan
berhubungan dengan faktor pencetus: infeksi, operasi, trauma, zat kontras beriodium,
hipoglikemia, partus, stress emosi, penghentian obat anti tiroid, ketoasidosis
diabetikum, tromboemboli paru, penyakit serebrovaskular/strok, palpasi tiroid terlalu
kuat.
2. ETIOLOGI
a. Hereditas/keturunan
b. Tumor kelenjar hipofisis
c. Kanker tiroid
d. Troiditis (peradangan kelenjar tiroid)
e. Terapi hormon tiroid berlebihan
7
8. f. Toksik adenoma
Faktor resiko yaitu:
a. Terjadi lebih banyak pada wanita dari pada laki-laki
b. Pada usia lebih dari 50 tahun
c. Post trauma emosional
d. Peningkatan stres
3. PATOFISIOLOGI
Kelebihan hormon tiroid akan menyebabkan kondisi hipermetabolik yang
disertai peningkatan aktifitas simpatis,sehingga menyebabkan peningkatan cardiac
output, Peningkatan konsumsi oksigen,Peningkatan aliran darah tepi, dan Peningkatan
suhu tubuh.
Kelebihan tiroid juga mempengaruhi metbaolisme karbohidrat, lemak dan
protein. Pemecahan protein melebihi sintesis Penurunan tolertansi glukosa dan
Peningkatan pemecahan triglisrida (Kekurangan lipid)
defisiensi nutrisi dan kalori Bila hipertiroid terjadi sebelum dewasa,kelambatan
pertumbuhan seksual. Jika terjadi setelah puberitas : menstruais tidak tertatur, dan
penurunan libido.
4. MANIFESTASI KLINIK
a. Apatis
b. Mudah lelah
c. Kelemahan otot
d. Mual atau Muntah
e. Gemetaran
f. kulit lembab
g. Berat badan turun
8
9. h. Takikardi
i. Mata melotot, kedipan mata berkurang
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Tes ambilan RAI: meningkat pada penyakit graves dan toksik goiter noduler,
menurun pada tiriditis
b. T3 dan T4 serum : meningkat
c. T3 dan T4 bebas serum : meningkat
d. TSH: tertekan dan tidak berespon pada TRH ( tiroid releasing hormon)
e. Tiroglobulin : meningkat
f. Stimulasi tiroid 131 : dikatakan hipertiroid jika TRH daritidak ada sampai meningkat
setelah pemberian TRH
g. Ambilan tiroid 131 : meningkat
h. Ikatan protein sodium : meningkat
i. Gula darah : meningkat ( kerusakan adrenal)
j. . Kortisol plasma : turun ( menurunnya pengeluaran oleh adrenal)
k. Pemerksaan fungsi hepar : abnormal
l. Elektrolit : hponatremi akibat respon adrenal atau efe delusi terapi cairan,
hipokalemia akibat dari deuresis dan kehilangan dari GI
m. Kateklamin serum : menurun
n. kreatinin urin : meningkat
o. EKG : fibrilasi atrium, waktu sistolik memendek kardiomegali
6. KOMPLIKASI
a. Penyakit jantung
b. Gagal ginjal kronis
9
10. c. Fraktur
d. Krisis tiroid
7. PENATALAKSANAAN
a. Pengobatan jangka panjang dengan obat-obat antitiroid seperti propiltiourasil atau
metimazol yang diberikan paling sedikit selama satu tahun. Obat-obat ini
menghambat sintesis dan pelepasan tiroksin.
b. Pembedahan tiroideksomi sub total sesudah terapi propiltiourasil prabedah
c. Pengobatan dengan yodium radioaktif
10
11. ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Aktivitas atau istirahat
a. Gejala : Imsomnia, sensitivitas meningkat, Otot lemah, gangguan koordinasi,
Kelelahan berat
b. Tanda : Atrofi otot
2. Sirkulasi
a. Gejala : Palpitasi, nyeri dada (angina)
b. Tanda : Distritmia (vibrilasi atrium), irama gallop, murmur, Peningkatan tekanan
darah dengan tekanan nada yang berat. Takikardia saat istirahat.
c. Sirkulasi kolaps, syok (krisis tirotoksikosis)
3. Eliminasi
a. Gejala : Perubahan pola berkemih ( poliuria, nocturia), Rasa nyeri /
terbakar,kesulitan berkemih (infeksi), Infeksi saluran kemih berulang, nyeri tekan
abdomen, Diare, Urine encer, pucat, kuning, poliuria ( dapat berkembang menjadi
oliguria atau anuria jika terjadi hipovolemia berat), urine berkabut, bau busuk
(infeksi), Bising usus lemah dan menurun, hiperaktif ( diare )
4. Integritas / Ego
a. Gejala : Stress, tergantung pada orang lain, Masalah finansial yang berhubungan
dengan kondisi.
b. Tanda : Ansietas peka rangsang
5. Makanan / Cairan
a. Gejala : Hilang nafsu makan, Mual atau muntah. Tidak mengikuti diet :
peningkatan masukan glukosa atau karbohidrat, penurunan berat badan lebih dari
periode beberapa hari/minggu, haus, penggunaan diuretik
11
12. ( tiazid )
b. Tanda : Kulit kering atau bersisik, muntah, Pembesaran thyroid (peningkatan
kebutuhan metabolisme dengan pengingkatan gula darah ), bau halitosis atau
manis, bau buah ( napas aseton)
6. Neurosensori
a. Gejala : Pusing atau pening, sakit kepala, kesemutan, kebas, kelemahan pada otot
parasetia, gangguan penglihatan
b. Tanda : Disorientasi, megantuk, lethargi, stupor atau koma ( tahap lanjut),
gangguan memori ( baru masa lalu ) kacau mental. Refleks tendon dalam (RTD
menurun; koma). Aktivitas kejang ( tahap lanjut dari DKA)
7. Nyeri / Kenyamanan
a. Gejala : Abdomen yang tegang atau nyeri (sedang / berat), Wajah meringis
dengan palpitasi, tampak sangat berhati-hati.
8. Pernapasan
a. Gejala : Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan / tanpa sputum purulen
(tergantung adanya infeksi atau tidak)
b. Tanda : sesak napas, batuk dengan atau tanpa sputum purulen (infeksi), frekuensi
pernapasan meningkat
9. Keamanan
a. Gejala : Kulit kering, gatal, ulkus kulit
b. Tanda : Demam, diaforesis, kulit rusak, lesi atau ulserasi, menurunnyakekuatan
umum / rentang gerak, parastesia atau paralysis otot termasuk otot-otot
pernapasan (jika kadar kalium menurun dengan cukup tajam )
10. Seksualitas
12
13. a. Gejala : Rabas wanita ( cenderung infeksi ), masalah impotent pada pria ;
kesulitan orgasme pada wanita
b. Tanda : Glukosa darah : meningkat 100-200 mg/ dl atau lebih. Aseton plasma :
positif secara menjolok. Asam lemak bebas : kadar lipid dengan kolosterol
meningkat
B. DIAGNOSA
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertiroid tidak
terkontrol,hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung
2. Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan
energi,peka rangsang dari saraf sehubungan dengan gangguan kimia tubuh
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
peningkatanmetaboisme ( peningkatan nafsu makan/pemasukan dengan penururunan
BB)
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertiroid tidak
terkontrol,hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung
Tujuan : mempertahankan curah jantung yang adekuat sesuai dengan kebutuhan
tubuh yang ditandai dengan TTV stabil, denyut nadi perifer normal,
pengisian kapiler normal, status mental baik,tidak ada disritmia
Intervensi :
Pantau TTV.
Perhatikan besarnya tekanan nadi
Periksa /teliti kemungkinan nyeri dada yang dikeluhkan pasien
Kaji nadi/denyut jantung saat pasien tidur
13
14. Auskultasi suara jantung, perhatikan adanya bunyi jantung tambahan,
adanya iramagallop dan murmur sistolik
Pantau EKG, catat atau perhatikan kecepatan atu irama jantung dan adanya
disritmia
Observasi tanda dan gejala kehausan yang hebat, mukosa membran kering,
nadilemah, pengisian kaapiler lambat, penurunan produksi urin dan
hipotensi
Catat adnya riwayat asma/bronkokontriksi, kehamilan,sinus bradikardi/blok
jantung yang berlanjut menjadi gagal jantung
2. Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan
energi,peka rangsang dari saraf sehubungan dengan gangguan kimia tubuh
Tujuan : Menungkapkan secara verbal tentang peningkatan energi Menunjukkkan
perbaikan kemampuan untuk berpartisipasi dalam melakukan aktivitas
Intervensi :
Pantau TTV sebelum dan sesudah aktivitas
Catat perkembangan takipnea, dispnea, pucat dan sianosis
Ciptakan lingkungan yang tenang, ruangan yang dingin, turunkan stimulasi
sensori, warna-warna yang sejuk dan situasi yang tenang
Sarankan pasien untuk mengurangi aktivitas dan meningkatkan istirahat
ditempat tidur jika memungkinkan
Berikan tindakan yang membuat pasien nyaman seperti masage/sentuhan,
bedak yang sejuk
Memberikan aktivits pengganti yang nyaman seperti membaca,
mendengarkan radio
14
15. Hindari membicarakan topik yang menjengkelkan atau yang mengancam
pasien.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
peningkatanmetaboisme ( peningkatan nafsu makan/pemasukan dengan penururunan
BB)
Tujuan : Menunjukkkan BB yang stabil disertai dengan nilai laboratorium yang
normal dan terbebas dari tanda-tanda malnutrisi
Intervensi :
Auskultasi bising usus
Catat dan laporkan adanyaanoreksia, kelemahan umum/nyei,nyeri abdomen,
munculnya mual-muntah
Pantau masukan makanan setiap hari. Dan timbang bb setipa hari serta
laporkan adanya penurunan BB
Dorong pasien untuk makandan meningkatkan jumlah makan dan juga
makanan kecil dengan menggunakan makanan tinggi kalori yang mudah
dicerna
Hindari pemberian makananyang dapat meningkatkan peristaltik usus (eh,
kopi dan makanan berserat lainnya ) dan cairan yang menyebabkan diare
Bicara dengan nada normal
15
16. BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hipertiroidisme digambarkan sebagai suatu kondisi dimana terjadi kelebihan sekresi
hormone tiroid dan Hipotiroidisme merupakan penurunan sekresi hormone kelenjar tiroid
sebagai akibat kegagalan mekanisme kompensasi kelenjar tiroid dalam memenuhi kebut
uhan jaringan tubuh akan hormone-hormon tiroid.
Hipotiroidisme terjadi akibat penurunan kadar hormon tiroid yang bersorkulasi.
Hipotiroidisme ditandai dengan miksedema, edema non-pitting dan boggy yang terjadi
disekitar mata, kaki dan tangan dan juga menginfiltrasi jaringan lain. Hipotiroidisme
dapat terjadi akibat malfungsi kelenjar tiroid, hipofisis atau hipotalamus.
Kekurangan yodium pada janin akibat Ibunya kekurangan yodium. Keadaan ini akan
menyebabkan besarnya angka kejadian lahir mati, abortus, dan cacat bawaan, yang
semuanya dapat dikurangi dengan pemberian yodium. Akibat lain yang lebih berat pada
janin yang kekurangan yodium adalah kretin endemik.
Kretin endemik ada dua tipe, yang banyak didapatkan adalah tipe nervosa, ditandai
dengan retardasi mental, bisu tuli, dan kelumpuhan spastik pada kedua tungkai.
Sebaliknya yang agak jarang terjadi adalah tipe hipotiroidisme yang ditandai dengan
kekurangan hormon tiroid dan kerdil.
Penelitian terakhir menunjukkan, transfer T4 dari ibu ke janin pada awal kehamilan
sangat penting untuk perkembangan otak janin. Bilamana ibu kekurangan yodium sejak
awal kehamilannya maka transfer T4 ke janin akan berkurang sebelum kelenjar tiroid
janin berfungsi.
16
17. B. SARAN
Sebagai penyusun, kami merasa bersyukur dan bangga dapat menyelesaikan
makalah ini dengan sedemikian rupa, tetapi, makalah ini belumlah sempurna seperti
makalah yang sempurna. Oleh karena itu, kami sebagai penyusun memohon kritik dan
saran dari para pembaca karena kami sadar tiada hal yang sempurna di muka bumi ini,
yang pepatah mengatakan “Tiada gading yang tak retak”, kecuali Allah SWT.
17
18. DAFTAR PUSTAKA
Long C, Barbara, Perawatan Medikal Bedah, Jilid 3, Bandung, Yayasan Ikatan
Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran, 1996
Price A, Sylvia dan Wilson M, Lorraine, Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit, Edisi 4, Buku II, Jakarta, EGC,1995
http://www.medicastore.com/med/detail_pyk.php?idktg=11&judul=Hipertiroidisme&
iddtl=124&UID=20071121172513125.163.255.129.
www.wrongdiagnosis.comhttp://www.wrongdiagnosis.com/h/hyperthyroidism/treatm
ents.htm
18