SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 18
HIPERTIROIDISME




            KELOMPOK III

        ISKANDAR ZULKARNAEN

              JUMRIATI

               ADINAH

             RIZKAWATI

         SITTI RASIDAH NURDIN




SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIK)

 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

             MAKASSAR

                 2012



                  1
KATA PENGANTAR




Puji syukur kehadirat ALLAH SWT atas segala rahmat & karunianya sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ HIPERTIROIDISME ” .

Kami juga mengucap terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu        dalam
menyusun makalah ini. Tugas makalah ini disusun guna untuk mengetahui & memahami
tentang infark miokard akut .

Kami menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih banyak kekurangan, jadi kami
mohon maaf yang sebesar-besarnya dan untuk itu kami mohon saran & kritik guna
menyempurnakan makalah ini, karena kami hanyalah manusia biasa yang tidak luput dari
kesalahan & dosa karena kesempurnaan hanya milik ALLAH SWT, kekurangan hanya milik
kita (manusia). Terima kasih.




                                                    Makassar, Maret 2012




                                                       Kelompok III




                                         2
DAFTAR ISI



Halaman Judul .........................................................................................        i

Kata Pengantar ........................................................................................        ii

Daftar Isi .................................................................................................   iii

BAB I : PENDAHULUAN ....................................................................                       1

  A.   Latar Belakang ................................................................................         1
  B.   Rumusan Masalah ...........................................................................             2
  C.   Tujuan .............................................................................................    3
  D.   Manfaat ...........................................................................................     3

BAB II : PEMBAHASAN ......................................................................                     4

  A. KONSEP MEDIS ..........................................................................                   4
     1. Defenisi .....................................................................................         4
     2. Etiologi .....................................................................................         4
     3. Patofisiologi ..............................................................................           5
     4. Manifestasi Klinik .....................................................................               5
     5. Pemeriksaan Penunjang ............................................................                     6
     6. Komplikasi ................................................................................            6
     7. Penatalaksanaan ........................................................................               7

  B. KONSEP KEPERAWATAN ..........................................................                              8
     1. Pengkajian ................................................................................             8
     2. Diagnosa ...................................................................................            9
     3. Intervensi ..................................................................................          10

BAB III : PENUTUP ..............................................................................               20

  A. Kesimpulan .....................................................................................          13
  B. Saran ...............................................................................................     14

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................                   15




                                                                 3
BAB I


                                   PENDAHULUAN


A. LATAR BELAKANG

          Kelainan tiroid merupakan kelainan endokrin tersering kedua yang ditemukan

  selama kehamilan. Berbagai perubahan hormonal dan metabolik terjadi selama

  kehamilan, menyebabkan perubahan kompleks pada fungsi tiroid maternal. Hipertiroid

  adalah kelainan yang terjadi ketika kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid yang

  berlebihan dari kebutuhan tubuh. Wanita hamil dengan eutiroid memunculkan beberapa

  tanda tidak spesifik yang mirip dengan disfungsi tiroid sehingga diagnosis klinis sulit

  ditegakkan. Sebagai contoh, wanita hamil dengan eutiroid dapat menunjukkan keadaan

  hiperdinamik seperti peningkatan curah jantung, takikardi ringan, dan tekanan nadi yang

  melebar, suatu tanda-tanda yang dapat dihubungkan dengan keadaan hipertiroid.

          Disfungsi tiroid autoimun umumnya menyebabkan hipertiroidisme dan

  hipotiroidisme pada wanita hamil. Kelainan endokrin ini sering terjadi pada wanita muda

  dan dapat mempersulit kehamilan, demikian pula sebaliknya. Penyakit Graves terjadi

  sekitar lebih dari 85 % dari semua kasus hipertiroid, dimana Tiroiditis Hashimoto adalah

  yang paling sering untuk kasus hipotiroidisme. Tiroiditis postpartum adalah penyakit

  tiroid autoimun yang terjadi selama tahun pertama setelah melahirkan. Penyakit ini

  memberikan gejala tirotoksikosis transien yang diikuti dengan hipotiroidisme yang

  biasanya terjadi pada 8-10% wanita setelah bersalin.

          Hipothalamus melepaskan suatu hormon yang disebut thyrotropin releasing

  hormone (TRH), yang mengirim sebuah signal ke pituitari untuk melepaskan thyroid

  stimulating hormone (TSH). Pada gilirannya, TSH mengirim sebuah signal ke tiroid

  untuk melepas hormon-hormon tiroid. Jika aktivitas yang berlebihan dari yang mana saja

  dari tiga kelenjar-kelenjar ini terjadi, suatu jumlah hormon-hormon tiroid yang berlebihan

                                            4
dapat       dihasilkan,     dengan       demikian      berakibat   pada        hipertiroid.

  pengobatan hipertiroidisme adalah membatasi produksi hormon tiroid yang berlebihan

  dengan cara menekan produksi (obat antitiroid) atau merusak jaringan tiroid (yodium

  radioaktif, tiroidektomi subtotal).

        Hipertiroidisme (Hyperthyrodism) adalah keadaan disebabkan oleh kelenjar tiroid

 bekerja secara berlebihan sehingga menghasilkan hormon tiroid yang berlebihan di dalam

 darah. Krisis tiroid merupakan suatu keadaan klinis hipertiroidisme yang paling berat

 mengancam jiwa, umumnya keadaan ini timbul pada pasien dengan dasar penyakit Graves

 atau Struma multinodular toksik, dan berhubungan dengan faktor pencetus: infeksi,

 operasi, trauma, zat kontras beriodium, hipoglikemia, partus, stress emosi, penghentian

 obat      anti   tiroid,   ketoasidosis   diabetikum,   tromboemboli    paru,     penyakit

 serebrovaskular/strok, palpasi tiroid terlalu kuat.




B. RUMUSAN MASALAH

          Berdasarkan latar belakang di atas,yang menjadi rumusan masalah dalam makalah

 ini antara lain sebagai berikut:

  1. Apa defenisi Hipertiroidisme?

  2. Apa etiologi Hipertiroidisme ?

  3. Bagaimana patofisiologi Hipertiroidisme ?

  4. Bagaimana manifestasi klinik Hipertiroidisme?

  5. Apa saja pemeriksaan penunjang Hipertiroidisme?

  6. Apa saja komplikasi dari Hipertiroidisme ?

  7. Bagaimana penatalaksanaan Hipertiroidism?

  8. Bagaimana asuhan keperawatan untuk klien dengan gangguan Hipertiroidism?



                                              5
C. TUJUAN

  1. Untuk mengetahui defenisi Untuk mengetahui Hipertiroidisme

  2. Untuk mengetahui etiologi Hipertiroidisme

  3. Untuk mengetahui patofisiologi Hipertiroidisme

  4. Untuk mengetahui manifestasi klinik Hipertiroidisme

  5. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang Hipertiroidisme

  6. Untuk mengetahui komplikasi dari Hipertiroidisme

  7. Untuk mengetahui penatalaksanaan Hipertiroidisme

  8. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan Hipertiroidisme



D. MANFAAT



         Dapat menambah pengetahuan tentang gambaran dari Hipertiroidisme dan asuhan

  keperawatan pada klien yang mengalami gangguan ini.




                                          6
BAB II


                                    PEMBAHASAN


A. KONSEP MEDIS

  1. DEFENISI

             Hipertiroidisme (Tiroktosikosis) merupakan suatu keadaan di mana

     didapatkan kelebihan hormon tiroid karena ini berhubungan dengan suatu kompleks

     fisiologis dan biokimiawi yang ditemukan bila suatu jaringan memberikan hormon

     tiroid berlebihan.

             Hipertiroidisme adalah keadaan tirotoksikosis sebagai akibat dari produksi

     tiroid, yang merupakan akibat dari fungsi tiroid yang berlebihan.

             Hipertiroidisme (Hyperthyrodism) adalah keadaan disebabkan oleh kelenjar

     tiroid bekerja secara berlebihan sehingga menghasilkan hormon tiroid yang

     berlebihan di dalam darah. Krisis tiroid merupakan suatu keadaan klinis

     hipertiroidisme yang paling berat mengancam jiwa, umumnya keadaan ini timbul

     pada pasien dengan dasar penyakit Graves atau Struma multinodular toksik, dan

     berhubungan dengan faktor pencetus: infeksi, operasi, trauma, zat kontras beriodium,

     hipoglikemia, partus, stress emosi, penghentian obat anti tiroid, ketoasidosis

     diabetikum, tromboemboli paru, penyakit serebrovaskular/strok, palpasi tiroid terlalu

     kuat.

  2. ETIOLOGI

    a. Hereditas/keturunan

    b. Tumor kelenjar hipofisis

    c. Kanker tiroid

    d. Troiditis (peradangan kelenjar tiroid)

    e. Terapi hormon tiroid berlebihan

                                            7
f. Toksik adenoma


     Faktor resiko yaitu:


        a. Terjadi lebih banyak pada wanita dari pada laki-laki

        b. Pada usia lebih dari 50 tahun

        c. Post trauma emosional

        d. Peningkatan stres

3.   PATOFISIOLOGI

                 Kelebihan hormon tiroid akan menyebabkan kondisi hipermetabolik yang

      disertai peningkatan aktifitas simpatis,sehingga menyebabkan peningkatan cardiac

      output, Peningkatan konsumsi oksigen,Peningkatan aliran darah tepi, dan Peningkatan

      suhu tubuh.

                 Kelebihan tiroid juga mempengaruhi metbaolisme karbohidrat, lemak dan

      protein. Pemecahan protein melebihi sintesis Penurunan tolertansi glukosa dan

      Peningkatan pemecahan triglisrida (Kekurangan lipid)

                 defisiensi nutrisi dan kalori Bila hipertiroid terjadi sebelum dewasa,kelambatan

      pertumbuhan seksual. Jika terjadi setelah puberitas : menstruais tidak tertatur, dan

      penurunan libido.

4.   MANIFESTASI KLINIK

     a. Apatis

     b. Mudah lelah

     c. Kelemahan otot

     d. Mual atau Muntah

     e. Gemetaran

     f. kulit lembab

     g. Berat badan turun

                                                 8
h. Takikardi

     i. Mata melotot, kedipan mata berkurang



5.   PEMERIKSAAN PENUNJANG

     a. Tes ambilan RAI: meningkat pada penyakit graves dan toksik goiter noduler,

         menurun pada tiriditis

     b. T3 dan T4 serum : meningkat

     c. T3 dan T4 bebas serum : meningkat

     d. TSH: tertekan dan tidak berespon pada TRH ( tiroid releasing hormon)

     e. Tiroglobulin : meningkat

     f. Stimulasi tiroid 131 : dikatakan hipertiroid jika TRH daritidak ada sampai meningkat

         setelah pemberian TRH

     g. Ambilan tiroid 131 : meningkat

     h. Ikatan protein sodium : meningkat

     i. Gula darah : meningkat ( kerusakan adrenal)

     j. . Kortisol plasma : turun ( menurunnya pengeluaran oleh adrenal)

     k. Pemerksaan fungsi hepar : abnormal

     l. Elektrolit : hponatremi akibat respon adrenal atau efe delusi terapi cairan,

         hipokalemia akibat dari deuresis dan kehilangan dari GI

     m. Kateklamin serum : menurun

     n. kreatinin urin : meningkat

     o. EKG : fibrilasi atrium, waktu sistolik memendek kardiomegali

6.   KOMPLIKASI

     a. Penyakit jantung

     b. Gagal ginjal kronis


                                               9
c. Fraktur

     d. Krisis tiroid



7.   PENATALAKSANAAN

     a. Pengobatan jangka panjang dengan obat-obat antitiroid seperti propiltiourasil atau

          metimazol yang diberikan paling sedikit selama satu tahun. Obat-obat ini

          menghambat sintesis dan pelepasan tiroksin.

     b. Pembedahan tiroideksomi sub total sesudah terapi propiltiourasil prabedah

     c.   Pengobatan dengan yodium radioaktif




                                              10
ASUHAN KEPERAWATAN


A. PENGKAJIAN

  1. Aktivitas atau istirahat

     a. Gejala : Imsomnia, sensitivitas meningkat, Otot lemah, gangguan koordinasi,

        Kelelahan berat

     b. Tanda : Atrofi otot

  2. Sirkulasi

     a. Gejala : Palpitasi, nyeri dada (angina)

     b. Tanda : Distritmia (vibrilasi atrium), irama gallop, murmur, Peningkatan tekanan

         darah dengan tekanan nada yang berat. Takikardia saat istirahat.

     c. Sirkulasi kolaps, syok (krisis tirotoksikosis)

  3. Eliminasi

     a. Gejala : Perubahan pola berkemih ( poliuria, nocturia), Rasa nyeri /

        terbakar,kesulitan berkemih (infeksi), Infeksi saluran kemih berulang, nyeri tekan

        abdomen, Diare, Urine encer, pucat, kuning, poliuria ( dapat berkembang menjadi

        oliguria atau anuria jika terjadi hipovolemia berat), urine berkabut, bau busuk

        (infeksi), Bising usus lemah dan menurun, hiperaktif ( diare )

  4. Integritas / Ego

     a. Gejala : Stress, tergantung pada orang lain, Masalah finansial yang berhubungan

           dengan kondisi.

     b. Tanda : Ansietas peka rangsang

  5. Makanan / Cairan

     a. Gejala : Hilang nafsu makan, Mual atau muntah. Tidak mengikuti diet :

         peningkatan masukan glukosa atau karbohidrat, penurunan berat badan lebih dari

         periode beberapa hari/minggu, haus, penggunaan diuretik

                                            11
( tiazid )

   b. Tanda : Kulit kering atau bersisik, muntah, Pembesaran thyroid (peningkatan

       kebutuhan metabolisme dengan pengingkatan gula darah ), bau halitosis atau

       manis, bau buah ( napas aseton)

6. Neurosensori

   a. Gejala : Pusing atau pening, sakit kepala, kesemutan, kebas, kelemahan pada otot

       parasetia, gangguan penglihatan

   b. Tanda : Disorientasi, megantuk, lethargi, stupor atau koma ( tahap lanjut),

       gangguan memori ( baru masa lalu ) kacau mental. Refleks tendon dalam (RTD

       menurun; koma). Aktivitas kejang ( tahap lanjut dari DKA)

7. Nyeri / Kenyamanan

   a. Gejala : Abdomen yang tegang atau nyeri (sedang / berat), Wajah meringis

       dengan palpitasi, tampak sangat berhati-hati.

8. Pernapasan

   a. Gejala : Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan / tanpa sputum purulen

       (tergantung adanya infeksi atau tidak)

   b. Tanda : sesak napas, batuk dengan atau tanpa sputum purulen (infeksi), frekuensi

       pernapasan meningkat

9. Keamanan

   a. Gejala : Kulit kering, gatal, ulkus kulit

   b. Tanda : Demam, diaforesis, kulit rusak, lesi atau ulserasi, menurunnyakekuatan

       umum / rentang gerak, parastesia atau paralysis otot termasuk otot-otot

       pernapasan (jika kadar kalium menurun dengan cukup tajam )

10. Seksualitas




                                          12
a. Gejala : Rabas wanita ( cenderung infeksi ), masalah impotent pada pria ;

           kesulitan orgasme pada wanita

        b. Tanda : Glukosa darah : meningkat 100-200 mg/ dl atau lebih. Aseton plasma :

           positif secara menjolok. Asam lemak bebas : kadar lipid dengan kolosterol

           meningkat

B. DIAGNOSA

  1. Penurunan          curah     jantung    berhubungan       dengan     hipertiroid     tidak

        terkontrol,hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung

  2. Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan

        energi,peka rangsang dari saraf sehubungan dengan gangguan kimia tubuh

  3. Perubahan          nutrisi    kurang     dari    kebutuhan      berhubungan         dengan

        peningkatanmetaboisme ( peningkatan nafsu makan/pemasukan dengan penururunan

        BB)

C. INTERVENSI KEPERAWATAN

   1.    Penurunan       curah    jantung     berhubungan      dengan      hipertiroid    tidak

         terkontrol,hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung

         Tujuan : mempertahankan curah jantung yang adekuat sesuai dengan kebutuhan

                    tubuh yang ditandai dengan TTV stabil, denyut nadi perifer normal,

                    pengisian kapiler normal, status mental baik,tidak ada disritmia

         Intervensi :

               Pantau TTV.

               Perhatikan besarnya tekanan nadi

               Periksa /teliti kemungkinan nyeri dada yang dikeluhkan pasien

               Kaji nadi/denyut jantung saat pasien tidur




                                              13
 Auskultasi suara jantung, perhatikan adanya bunyi jantung tambahan,

           adanya iramagallop dan murmur sistolik

         Pantau EKG, catat atau perhatikan kecepatan atu irama jantung dan adanya

           disritmia

         Observasi tanda dan gejala kehausan yang hebat, mukosa membran kering,

           nadilemah, pengisian kaapiler lambat, penurunan produksi urin dan

           hipotensi

         Catat adnya riwayat asma/bronkokontriksi, kehamilan,sinus bradikardi/blok

           jantung yang berlanjut menjadi gagal jantung

2. Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan

   energi,peka rangsang dari saraf sehubungan dengan gangguan kimia tubuh

   Tujuan : Menungkapkan secara verbal tentang peningkatan energi Menunjukkkan

              perbaikan kemampuan untuk berpartisipasi dalam melakukan aktivitas

   Intervensi :

         Pantau TTV sebelum dan sesudah aktivitas

         Catat perkembangan takipnea, dispnea, pucat dan sianosis

         Ciptakan lingkungan yang tenang, ruangan yang dingin, turunkan stimulasi

           sensori, warna-warna yang sejuk dan situasi yang tenang

         Sarankan pasien untuk mengurangi aktivitas dan meningkatkan istirahat

           ditempat tidur jika memungkinkan

         Berikan tindakan yang membuat pasien nyaman seperti masage/sentuhan,

           bedak yang sejuk

         Memberikan      aktivits   pengganti   yang     nyaman     seperti   membaca,

           mendengarkan radio




                                       14
 Hindari membicarakan topik yang menjengkelkan atau yang mengancam

            pasien.

3. Perubahan      nutrisi   kurang      dari    kebutuhan     berhubungan     dengan

   peningkatanmetaboisme ( peningkatan nafsu makan/pemasukan dengan penururunan

   BB)

   Tujuan : Menunjukkkan BB yang stabil disertai dengan nilai laboratorium yang

            normal dan terbebas dari tanda-tanda malnutrisi

   Intervensi :

          Auskultasi bising usus

          Catat dan laporkan adanyaanoreksia, kelemahan umum/nyei,nyeri abdomen,

            munculnya mual-muntah

          Pantau masukan makanan setiap hari. Dan timbang bb setipa hari serta

            laporkan adanya penurunan BB

          Dorong pasien untuk makandan meningkatkan jumlah makan dan juga

            makanan kecil dengan menggunakan makanan tinggi kalori yang mudah

            dicerna

          Hindari pemberian makananyang dapat meningkatkan peristaltik usus (eh,

            kopi dan makanan berserat lainnya ) dan cairan yang menyebabkan diare

          Bicara dengan nada normal




                                        15
BAB III

                                           PENUTUP

A. KESIMPULAN

          Hipertiroidisme digambarkan sebagai suatu kondisi dimana terjadi kelebihan sekresi

  hormone tiroid dan Hipotiroidisme merupakan penurunan sekresi hormone kelenjar tiroid

  sebagai akibat kegagalan mekanisme kompensasi kelenjar tiroid dalam memenuhi kebut

  uhan jaringan tubuh akan hormone-hormon tiroid.

          Hipotiroidisme terjadi akibat penurunan kadar hormon tiroid yang bersorkulasi.

  Hipotiroidisme ditandai dengan miksedema, edema non-pitting dan boggy yang terjadi

  disekitar mata, kaki dan tangan dan juga menginfiltrasi jaringan lain. Hipotiroidisme

  dapat     terjadi   akibat   malfungsi   kelenjar   tiroid,   hipofisis   atau   hipotalamus.

  Kekurangan yodium pada janin akibat Ibunya kekurangan yodium. Keadaan ini akan

  menyebabkan besarnya angka kejadian lahir mati, abortus, dan cacat bawaan, yang

  semuanya dapat dikurangi dengan pemberian yodium. Akibat lain yang lebih berat pada

  janin yang kekurangan yodium adalah kretin endemik.

          Kretin endemik ada dua tipe, yang banyak didapatkan adalah tipe nervosa, ditandai

  dengan retardasi mental, bisu tuli, dan kelumpuhan spastik pada kedua tungkai.

  Sebaliknya yang agak jarang terjadi adalah tipe hipotiroidisme yang ditandai dengan

  kekurangan hormon tiroid dan kerdil.

          Penelitian terakhir menunjukkan, transfer T4 dari ibu ke janin pada awal kehamilan

  sangat penting untuk perkembangan otak janin. Bilamana ibu kekurangan yodium sejak

  awal kehamilannya maka transfer T4 ke janin akan berkurang sebelum kelenjar tiroid

  janin berfungsi.




                                             16
B. SARAN

        Sebagai penyusun, kami merasa bersyukur dan bangga dapat menyelesaikan

  makalah ini dengan sedemikian rupa, tetapi, makalah ini belumlah sempurna seperti

  makalah yang sempurna. Oleh karena itu, kami sebagai penyusun memohon kritik dan

  saran dari para pembaca karena kami sadar tiada hal yang sempurna di muka bumi ini,

  yang pepatah mengatakan “Tiada gading yang tak retak”, kecuali Allah SWT.




                                         17
DAFTAR PUSTAKA


 Long C, Barbara, Perawatan Medikal Bedah, Jilid 3, Bandung, Yayasan Ikatan

   Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran, 1996

 Price A, Sylvia dan Wilson M, Lorraine, Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses

   Penyakit, Edisi 4, Buku II, Jakarta, EGC,1995

 http://www.medicastore.com/med/detail_pyk.php?idktg=11&judul=Hipertiroidisme&

   iddtl=124&UID=20071121172513125.163.255.129.

 www.wrongdiagnosis.comhttp://www.wrongdiagnosis.com/h/hyperthyroidism/treatm

   ents.htm




                                        18

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

La actualidad más candente (20)

Tanda tanda infeksi
Tanda tanda infeksiTanda tanda infeksi
Tanda tanda infeksi
 
Presentasi epid. studi deskriptif
Presentasi epid. studi deskriptifPresentasi epid. studi deskriptif
Presentasi epid. studi deskriptif
 
Kumpulan nanda nic noc r cl
Kumpulan nanda nic noc r clKumpulan nanda nic noc r cl
Kumpulan nanda nic noc r cl
 
Hipo & Hipertiroid
Hipo & HipertiroidHipo & Hipertiroid
Hipo & Hipertiroid
 
Dokumentasi asuhan keperawatan berdasarkanmetode proses keperawatan
Dokumentasi asuhan keperawatan berdasarkanmetode proses keperawatan Dokumentasi asuhan keperawatan berdasarkanmetode proses keperawatan
Dokumentasi asuhan keperawatan berdasarkanmetode proses keperawatan
 
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdfImplementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
 
Kuesioner DM
Kuesioner DMKuesioner DM
Kuesioner DM
 
Askep stroke
Askep strokeAskep stroke
Askep stroke
 
Patofisiologi hipertensi
Patofisiologi hipertensiPatofisiologi hipertensi
Patofisiologi hipertensi
 
Laporan pendahuluan hipertensi
Laporan pendahuluan hipertensiLaporan pendahuluan hipertensi
Laporan pendahuluan hipertensi
 
Laporan pendahuluan askep abses
Laporan pendahuluan askep absesLaporan pendahuluan askep abses
Laporan pendahuluan askep abses
 
Evaluasi keperawatan
 Evaluasi keperawatan Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatan
 
Asuhan Keperawatan Meningitis
Asuhan Keperawatan MeningitisAsuhan Keperawatan Meningitis
Asuhan Keperawatan Meningitis
 
Syok hipovolemik
Syok hipovolemikSyok hipovolemik
Syok hipovolemik
 
Hipertiroid ppt
Hipertiroid pptHipertiroid ppt
Hipertiroid ppt
 
Woc diabetes-melitus
Woc diabetes-melitusWoc diabetes-melitus
Woc diabetes-melitus
 
Makalah hipertiroidisme
Makalah hipertiroidismeMakalah hipertiroidisme
Makalah hipertiroidisme
 
Ppt hemofilia
Ppt hemofiliaPpt hemofilia
Ppt hemofilia
 
Asuhan keperawatan hipotiroid
Asuhan keperawatan hipotiroidAsuhan keperawatan hipotiroid
Asuhan keperawatan hipotiroid
 
Dermatitis
Dermatitis Dermatitis
Dermatitis
 

Similar a HIPERTIROIDISME

Asuhan Keperawatan Hipertiroid
 Asuhan Keperawatan Hipertiroid Asuhan Keperawatan Hipertiroid
Asuhan Keperawatan Hipertiroidpjj_kemenkes
 
Asuhan Keperawatan Hipertiroid
 Asuhan Keperawatan Hipertiroid Asuhan Keperawatan Hipertiroid
Asuhan Keperawatan Hipertiroidpjj_kemenkes
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN HIPERTYROID.docx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN HIPERTYROID.docxASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN HIPERTYROID.docx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN HIPERTYROID.docxMaroatunAlima
 
Asuhan keperawatan hipotiroid AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan hipotiroid AKPER PEMKAB MUNAAsuhan keperawatan hipotiroid AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan hipotiroid AKPER PEMKAB MUNAOperator Warnet Vast Raha
 
Asuhan keperawatan hipertiroid
Asuhan keperawatan hipertiroidAsuhan keperawatan hipertiroid
Asuhan keperawatan hipertiroidyudi petrucci
 
Asuhan keperawatan hipertiroid
Asuhan keperawatan hipertiroidAsuhan keperawatan hipertiroid
Asuhan keperawatan hipertiroidyudi petrucci
 
Makalah sindrom cushing
Makalah sindrom cushingMakalah sindrom cushing
Makalah sindrom cushingKANDA IZUL
 
Asuhan keperawatan hyperthyroidism
Asuhan keperawatan hyperthyroidismAsuhan keperawatan hyperthyroidism
Asuhan keperawatan hyperthyroidismpjj_kemenkes
 
MAKALAH KUNJUNGAN KEPUSKESMAS BAROS KOTA SUKABUMI
MAKALAH KUNJUNGAN KEPUSKESMAS BAROS KOTA SUKABUMIMAKALAH KUNJUNGAN KEPUSKESMAS BAROS KOTA SUKABUMI
MAKALAH KUNJUNGAN KEPUSKESMAS BAROS KOTA SUKABUMInendafahira18051998
 
MAKALAH KUNJUNGAN KEPUSKESMAS BAROS KOTA SUKABUM
MAKALAH KUNJUNGAN KEPUSKESMAS BAROS KOTA SUKABUMMAKALAH KUNJUNGAN KEPUSKESMAS BAROS KOTA SUKABUM
MAKALAH KUNJUNGAN KEPUSKESMAS BAROS KOTA SUKABUMnendafahira18051998
 

Similar a HIPERTIROIDISME (20)

Asuhan Keperawatan Hipertiroid
 Asuhan Keperawatan Hipertiroid Asuhan Keperawatan Hipertiroid
Asuhan Keperawatan Hipertiroid
 
Asuhan Keperawatan Hipertiroid
 Asuhan Keperawatan Hipertiroid Asuhan Keperawatan Hipertiroid
Asuhan Keperawatan Hipertiroid
 
Dian AKPER PEMKAB MUNA
Dian AKPER PEMKAB MUNADian AKPER PEMKAB MUNA
Dian AKPER PEMKAB MUNA
 
Dian
DianDian
Dian
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN HIPERTYROID.docx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN HIPERTYROID.docxASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN HIPERTYROID.docx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN HIPERTYROID.docx
 
hipertiroid.ppt
hipertiroid.ppthipertiroid.ppt
hipertiroid.ppt
 
Asuhan keperawatan hipotiroid AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan hipotiroid AKPER PEMKAB MUNAAsuhan keperawatan hipotiroid AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan hipotiroid AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep hipertiroid
Askep hipertiroidAskep hipertiroid
Askep hipertiroid
 
Hipertiroid dan Hipotiroid
Hipertiroid dan Hipotiroid Hipertiroid dan Hipotiroid
Hipertiroid dan Hipotiroid
 
Hipertiroidism pigm
Hipertiroidism pigmHipertiroidism pigm
Hipertiroidism pigm
 
46126513 askep-dbd
46126513 askep-dbd46126513 askep-dbd
46126513 askep-dbd
 
Asuhan keperawatan hipertiroid
Asuhan keperawatan hipertiroidAsuhan keperawatan hipertiroid
Asuhan keperawatan hipertiroid
 
Asuhan keperawatan hipertiroid
Asuhan keperawatan hipertiroidAsuhan keperawatan hipertiroid
Asuhan keperawatan hipertiroid
 
Makalah sindrom cushing
Makalah sindrom cushingMakalah sindrom cushing
Makalah sindrom cushing
 
5B2_TIROIDISME.pptx
5B2_TIROIDISME.pptx5B2_TIROIDISME.pptx
5B2_TIROIDISME.pptx
 
Makalah obesitas
Makalah obesitasMakalah obesitas
Makalah obesitas
 
struma
strumastruma
struma
 
Asuhan keperawatan hyperthyroidism
Asuhan keperawatan hyperthyroidismAsuhan keperawatan hyperthyroidism
Asuhan keperawatan hyperthyroidism
 
MAKALAH KUNJUNGAN KEPUSKESMAS BAROS KOTA SUKABUMI
MAKALAH KUNJUNGAN KEPUSKESMAS BAROS KOTA SUKABUMIMAKALAH KUNJUNGAN KEPUSKESMAS BAROS KOTA SUKABUMI
MAKALAH KUNJUNGAN KEPUSKESMAS BAROS KOTA SUKABUMI
 
MAKALAH KUNJUNGAN KEPUSKESMAS BAROS KOTA SUKABUM
MAKALAH KUNJUNGAN KEPUSKESMAS BAROS KOTA SUKABUMMAKALAH KUNJUNGAN KEPUSKESMAS BAROS KOTA SUKABUM
MAKALAH KUNJUNGAN KEPUSKESMAS BAROS KOTA SUKABUM
 

Más de KANDA IZUL

Gangguan tidur pada anak usia bawa tiga tahun lima kota di indonesia
Gangguan tidur pada anak usia bawa tiga tahun lima kota di indonesiaGangguan tidur pada anak usia bawa tiga tahun lima kota di indonesia
Gangguan tidur pada anak usia bawa tiga tahun lima kota di indonesiaKANDA IZUL
 
HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN KESETIAAN PASIEN ( SURVEY PADA PASIEN B...
HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN KESETIAAN PASIEN ( SURVEY PADA PASIEN B...HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN KESETIAAN PASIEN ( SURVEY PADA PASIEN B...
HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN KESETIAAN PASIEN ( SURVEY PADA PASIEN B...KANDA IZUL
 
PENGARUH BEBAN KERJA FISIK DAN MENTAL TERHADAP STRES KERJA PADA PERAWAT DI IN...
PENGARUH BEBAN KERJA FISIK DAN MENTAL TERHADAP STRES KERJA PADA PERAWAT DI IN...PENGARUH BEBAN KERJA FISIK DAN MENTAL TERHADAP STRES KERJA PADA PERAWAT DI IN...
PENGARUH BEBAN KERJA FISIK DAN MENTAL TERHADAP STRES KERJA PADA PERAWAT DI IN...KANDA IZUL
 
R O D U K T I F I T A S W A K T U K E R J A P E R A W A T D I R U A N G R A W...
R O D U K T I F I T A S W A K T U K E R J A P E R A W A T D I R U A N G R A W...R O D U K T I F I T A S W A K T U K E R J A P E R A W A T D I R U A N G R A W...
R O D U K T I F I T A S W A K T U K E R J A P E R A W A T D I R U A N G R A W...KANDA IZUL
 
HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA, STRES KERJA DAN TINGKAT KONFLIK DENGAN KELELAHAN...
HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA, STRES KERJA DAN TINGKAT KONFLIK DENGAN KELELAHAN...HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA, STRES KERJA DAN TINGKAT KONFLIK DENGAN KELELAHAN...
HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA, STRES KERJA DAN TINGKAT KONFLIK DENGAN KELELAHAN...KANDA IZUL
 
JURNAL PERSEPSI TERHADAP PERTAHANAN BIROKRASI DAN STRES KERJA PERAWAT
JURNAL PERSEPSI TERHADAP PERTAHANAN BIROKRASI DAN STRES KERJA PERAWATJURNAL PERSEPSI TERHADAP PERTAHANAN BIROKRASI DAN STRES KERJA PERAWAT
JURNAL PERSEPSI TERHADAP PERTAHANAN BIROKRASI DAN STRES KERJA PERAWATKANDA IZUL
 
Studi Deskriptif Burnout dan Coping Stres pada Perawat di Ruang Rawat Inap Ru...
Studi Deskriptif Burnout dan Coping Stres pada Perawat di Ruang Rawat Inap Ru...Studi Deskriptif Burnout dan Coping Stres pada Perawat di Ruang Rawat Inap Ru...
Studi Deskriptif Burnout dan Coping Stres pada Perawat di Ruang Rawat Inap Ru...KANDA IZUL
 
HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN WAKTU TANGGAP PERAWAT GAWAT DARURAT MENURUT PERSE...
HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN WAKTU TANGGAP PERAWAT GAWAT DARURAT MENURUT PERSE...HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN WAKTU TANGGAP PERAWAT GAWAT DARURAT MENURUT PERSE...
HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN WAKTU TANGGAP PERAWAT GAWAT DARURAT MENURUT PERSE...KANDA IZUL
 
Hubungan antara Motivasi Kerja Perawat dengan Kecenderungan mengalami Burnout...
Hubungan antara Motivasi Kerja Perawat dengan Kecenderungan mengalami Burnout...Hubungan antara Motivasi Kerja Perawat dengan Kecenderungan mengalami Burnout...
Hubungan antara Motivasi Kerja Perawat dengan Kecenderungan mengalami Burnout...KANDA IZUL
 
KONTRIBVSI HARDINESS DAN SELF-EFFICACYTERHADAP STRES KERJA (STUDI PADA PERA W...
KONTRIBVSI HARDINESS DAN SELF-EFFICACYTERHADAP STRES KERJA (STUDI PADA PERA W...KONTRIBVSI HARDINESS DAN SELF-EFFICACYTERHADAP STRES KERJA (STUDI PADA PERA W...
KONTRIBVSI HARDINESS DAN SELF-EFFICACYTERHADAP STRES KERJA (STUDI PADA PERA W...KANDA IZUL
 
JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN STRES PADA PERAWAT ICU RUMAH SAKIT TIPE...
JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN STRES PADA PERAWAT ICU RUMAH SAKIT TIPE...JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN STRES PADA PERAWAT ICU RUMAH SAKIT TIPE...
JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN STRES PADA PERAWAT ICU RUMAH SAKIT TIPE...KANDA IZUL
 
PENGUKURAN KINERJA INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KODYA SEMARA...
PENGUKURAN KINERJA INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KODYA SEMARA...PENGUKURAN KINERJA INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KODYA SEMARA...
PENGUKURAN KINERJA INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KODYA SEMARA...KANDA IZUL
 
JURNAL PELAYANAN ASURANSI KESEHATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI RSUD KABUPATEN SE...
JURNAL PELAYANAN ASURANSI KESEHATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI RSUD KABUPATEN SE...JURNAL PELAYANAN ASURANSI KESEHATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI RSUD KABUPATEN SE...
JURNAL PELAYANAN ASURANSI KESEHATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI RSUD KABUPATEN SE...KANDA IZUL
 
Konsep seksualitas
Konsep seksualitasKonsep seksualitas
Konsep seksualitasKANDA IZUL
 
KONSEP KELUARGA
KONSEP KELUARGAKONSEP KELUARGA
KONSEP KELUARGAKANDA IZUL
 
Proses keperawatan
Proses keperawatanProses keperawatan
Proses keperawatanKANDA IZUL
 
Memahami arti dan pentingnya pembukaan uud 19945
Memahami arti dan pentingnya pembukaan uud 19945Memahami arti dan pentingnya pembukaan uud 19945
Memahami arti dan pentingnya pembukaan uud 19945KANDA IZUL
 
KONSEP SEHAT SAKIT
KONSEP SEHAT SAKITKONSEP SEHAT SAKIT
KONSEP SEHAT SAKITKANDA IZUL
 
KONSEP SAKIT DALAM ISLAM
KONSEP SAKIT DALAM ISLAMKONSEP SAKIT DALAM ISLAM
KONSEP SAKIT DALAM ISLAMKANDA IZUL
 
KONSEP HIDUP SEHAT DALAM ISLAM
KONSEP HIDUP SEHAT DALAM ISLAMKONSEP HIDUP SEHAT DALAM ISLAM
KONSEP HIDUP SEHAT DALAM ISLAMKANDA IZUL
 

Más de KANDA IZUL (20)

Gangguan tidur pada anak usia bawa tiga tahun lima kota di indonesia
Gangguan tidur pada anak usia bawa tiga tahun lima kota di indonesiaGangguan tidur pada anak usia bawa tiga tahun lima kota di indonesia
Gangguan tidur pada anak usia bawa tiga tahun lima kota di indonesia
 
HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN KESETIAAN PASIEN ( SURVEY PADA PASIEN B...
HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN KESETIAAN PASIEN ( SURVEY PADA PASIEN B...HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN KESETIAAN PASIEN ( SURVEY PADA PASIEN B...
HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN KESETIAAN PASIEN ( SURVEY PADA PASIEN B...
 
PENGARUH BEBAN KERJA FISIK DAN MENTAL TERHADAP STRES KERJA PADA PERAWAT DI IN...
PENGARUH BEBAN KERJA FISIK DAN MENTAL TERHADAP STRES KERJA PADA PERAWAT DI IN...PENGARUH BEBAN KERJA FISIK DAN MENTAL TERHADAP STRES KERJA PADA PERAWAT DI IN...
PENGARUH BEBAN KERJA FISIK DAN MENTAL TERHADAP STRES KERJA PADA PERAWAT DI IN...
 
R O D U K T I F I T A S W A K T U K E R J A P E R A W A T D I R U A N G R A W...
R O D U K T I F I T A S W A K T U K E R J A P E R A W A T D I R U A N G R A W...R O D U K T I F I T A S W A K T U K E R J A P E R A W A T D I R U A N G R A W...
R O D U K T I F I T A S W A K T U K E R J A P E R A W A T D I R U A N G R A W...
 
HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA, STRES KERJA DAN TINGKAT KONFLIK DENGAN KELELAHAN...
HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA, STRES KERJA DAN TINGKAT KONFLIK DENGAN KELELAHAN...HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA, STRES KERJA DAN TINGKAT KONFLIK DENGAN KELELAHAN...
HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA, STRES KERJA DAN TINGKAT KONFLIK DENGAN KELELAHAN...
 
JURNAL PERSEPSI TERHADAP PERTAHANAN BIROKRASI DAN STRES KERJA PERAWAT
JURNAL PERSEPSI TERHADAP PERTAHANAN BIROKRASI DAN STRES KERJA PERAWATJURNAL PERSEPSI TERHADAP PERTAHANAN BIROKRASI DAN STRES KERJA PERAWAT
JURNAL PERSEPSI TERHADAP PERTAHANAN BIROKRASI DAN STRES KERJA PERAWAT
 
Studi Deskriptif Burnout dan Coping Stres pada Perawat di Ruang Rawat Inap Ru...
Studi Deskriptif Burnout dan Coping Stres pada Perawat di Ruang Rawat Inap Ru...Studi Deskriptif Burnout dan Coping Stres pada Perawat di Ruang Rawat Inap Ru...
Studi Deskriptif Burnout dan Coping Stres pada Perawat di Ruang Rawat Inap Ru...
 
HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN WAKTU TANGGAP PERAWAT GAWAT DARURAT MENURUT PERSE...
HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN WAKTU TANGGAP PERAWAT GAWAT DARURAT MENURUT PERSE...HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN WAKTU TANGGAP PERAWAT GAWAT DARURAT MENURUT PERSE...
HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN WAKTU TANGGAP PERAWAT GAWAT DARURAT MENURUT PERSE...
 
Hubungan antara Motivasi Kerja Perawat dengan Kecenderungan mengalami Burnout...
Hubungan antara Motivasi Kerja Perawat dengan Kecenderungan mengalami Burnout...Hubungan antara Motivasi Kerja Perawat dengan Kecenderungan mengalami Burnout...
Hubungan antara Motivasi Kerja Perawat dengan Kecenderungan mengalami Burnout...
 
KONTRIBVSI HARDINESS DAN SELF-EFFICACYTERHADAP STRES KERJA (STUDI PADA PERA W...
KONTRIBVSI HARDINESS DAN SELF-EFFICACYTERHADAP STRES KERJA (STUDI PADA PERA W...KONTRIBVSI HARDINESS DAN SELF-EFFICACYTERHADAP STRES KERJA (STUDI PADA PERA W...
KONTRIBVSI HARDINESS DAN SELF-EFFICACYTERHADAP STRES KERJA (STUDI PADA PERA W...
 
JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN STRES PADA PERAWAT ICU RUMAH SAKIT TIPE...
JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN STRES PADA PERAWAT ICU RUMAH SAKIT TIPE...JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN STRES PADA PERAWAT ICU RUMAH SAKIT TIPE...
JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN STRES PADA PERAWAT ICU RUMAH SAKIT TIPE...
 
PENGUKURAN KINERJA INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KODYA SEMARA...
PENGUKURAN KINERJA INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KODYA SEMARA...PENGUKURAN KINERJA INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KODYA SEMARA...
PENGUKURAN KINERJA INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KODYA SEMARA...
 
JURNAL PELAYANAN ASURANSI KESEHATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI RSUD KABUPATEN SE...
JURNAL PELAYANAN ASURANSI KESEHATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI RSUD KABUPATEN SE...JURNAL PELAYANAN ASURANSI KESEHATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI RSUD KABUPATEN SE...
JURNAL PELAYANAN ASURANSI KESEHATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI RSUD KABUPATEN SE...
 
Konsep seksualitas
Konsep seksualitasKonsep seksualitas
Konsep seksualitas
 
KONSEP KELUARGA
KONSEP KELUARGAKONSEP KELUARGA
KONSEP KELUARGA
 
Proses keperawatan
Proses keperawatanProses keperawatan
Proses keperawatan
 
Memahami arti dan pentingnya pembukaan uud 19945
Memahami arti dan pentingnya pembukaan uud 19945Memahami arti dan pentingnya pembukaan uud 19945
Memahami arti dan pentingnya pembukaan uud 19945
 
KONSEP SEHAT SAKIT
KONSEP SEHAT SAKITKONSEP SEHAT SAKIT
KONSEP SEHAT SAKIT
 
KONSEP SAKIT DALAM ISLAM
KONSEP SAKIT DALAM ISLAMKONSEP SAKIT DALAM ISLAM
KONSEP SAKIT DALAM ISLAM
 
KONSEP HIDUP SEHAT DALAM ISLAM
KONSEP HIDUP SEHAT DALAM ISLAMKONSEP HIDUP SEHAT DALAM ISLAM
KONSEP HIDUP SEHAT DALAM ISLAM
 

HIPERTIROIDISME

  • 1. HIPERTIROIDISME KELOMPOK III ISKANDAR ZULKARNAEN JUMRIATI ADINAH RIZKAWATI SITTI RASIDAH NURDIN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIK) PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN MAKASSAR 2012 1
  • 2. KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat ALLAH SWT atas segala rahmat & karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ HIPERTIROIDISME ” . Kami juga mengucap terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyusun makalah ini. Tugas makalah ini disusun guna untuk mengetahui & memahami tentang infark miokard akut . Kami menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih banyak kekurangan, jadi kami mohon maaf yang sebesar-besarnya dan untuk itu kami mohon saran & kritik guna menyempurnakan makalah ini, karena kami hanyalah manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan & dosa karena kesempurnaan hanya milik ALLAH SWT, kekurangan hanya milik kita (manusia). Terima kasih. Makassar, Maret 2012 Kelompok III 2
  • 3. DAFTAR ISI Halaman Judul ......................................................................................... i Kata Pengantar ........................................................................................ ii Daftar Isi ................................................................................................. iii BAB I : PENDAHULUAN .................................................................... 1 A. Latar Belakang ................................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................... 2 C. Tujuan ............................................................................................. 3 D. Manfaat ........................................................................................... 3 BAB II : PEMBAHASAN ...................................................................... 4 A. KONSEP MEDIS .......................................................................... 4 1. Defenisi ..................................................................................... 4 2. Etiologi ..................................................................................... 4 3. Patofisiologi .............................................................................. 5 4. Manifestasi Klinik ..................................................................... 5 5. Pemeriksaan Penunjang ............................................................ 6 6. Komplikasi ................................................................................ 6 7. Penatalaksanaan ........................................................................ 7 B. KONSEP KEPERAWATAN .......................................................... 8 1. Pengkajian ................................................................................ 8 2. Diagnosa ................................................................................... 9 3. Intervensi .................................................................................. 10 BAB III : PENUTUP .............................................................................. 20 A. Kesimpulan ..................................................................................... 13 B. Saran ............................................................................................... 14 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 15 3
  • 4. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kelainan tiroid merupakan kelainan endokrin tersering kedua yang ditemukan selama kehamilan. Berbagai perubahan hormonal dan metabolik terjadi selama kehamilan, menyebabkan perubahan kompleks pada fungsi tiroid maternal. Hipertiroid adalah kelainan yang terjadi ketika kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid yang berlebihan dari kebutuhan tubuh. Wanita hamil dengan eutiroid memunculkan beberapa tanda tidak spesifik yang mirip dengan disfungsi tiroid sehingga diagnosis klinis sulit ditegakkan. Sebagai contoh, wanita hamil dengan eutiroid dapat menunjukkan keadaan hiperdinamik seperti peningkatan curah jantung, takikardi ringan, dan tekanan nadi yang melebar, suatu tanda-tanda yang dapat dihubungkan dengan keadaan hipertiroid. Disfungsi tiroid autoimun umumnya menyebabkan hipertiroidisme dan hipotiroidisme pada wanita hamil. Kelainan endokrin ini sering terjadi pada wanita muda dan dapat mempersulit kehamilan, demikian pula sebaliknya. Penyakit Graves terjadi sekitar lebih dari 85 % dari semua kasus hipertiroid, dimana Tiroiditis Hashimoto adalah yang paling sering untuk kasus hipotiroidisme. Tiroiditis postpartum adalah penyakit tiroid autoimun yang terjadi selama tahun pertama setelah melahirkan. Penyakit ini memberikan gejala tirotoksikosis transien yang diikuti dengan hipotiroidisme yang biasanya terjadi pada 8-10% wanita setelah bersalin. Hipothalamus melepaskan suatu hormon yang disebut thyrotropin releasing hormone (TRH), yang mengirim sebuah signal ke pituitari untuk melepaskan thyroid stimulating hormone (TSH). Pada gilirannya, TSH mengirim sebuah signal ke tiroid untuk melepas hormon-hormon tiroid. Jika aktivitas yang berlebihan dari yang mana saja dari tiga kelenjar-kelenjar ini terjadi, suatu jumlah hormon-hormon tiroid yang berlebihan 4
  • 5. dapat dihasilkan, dengan demikian berakibat pada hipertiroid. pengobatan hipertiroidisme adalah membatasi produksi hormon tiroid yang berlebihan dengan cara menekan produksi (obat antitiroid) atau merusak jaringan tiroid (yodium radioaktif, tiroidektomi subtotal). Hipertiroidisme (Hyperthyrodism) adalah keadaan disebabkan oleh kelenjar tiroid bekerja secara berlebihan sehingga menghasilkan hormon tiroid yang berlebihan di dalam darah. Krisis tiroid merupakan suatu keadaan klinis hipertiroidisme yang paling berat mengancam jiwa, umumnya keadaan ini timbul pada pasien dengan dasar penyakit Graves atau Struma multinodular toksik, dan berhubungan dengan faktor pencetus: infeksi, operasi, trauma, zat kontras beriodium, hipoglikemia, partus, stress emosi, penghentian obat anti tiroid, ketoasidosis diabetikum, tromboemboli paru, penyakit serebrovaskular/strok, palpasi tiroid terlalu kuat. B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang di atas,yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini antara lain sebagai berikut: 1. Apa defenisi Hipertiroidisme? 2. Apa etiologi Hipertiroidisme ? 3. Bagaimana patofisiologi Hipertiroidisme ? 4. Bagaimana manifestasi klinik Hipertiroidisme? 5. Apa saja pemeriksaan penunjang Hipertiroidisme? 6. Apa saja komplikasi dari Hipertiroidisme ? 7. Bagaimana penatalaksanaan Hipertiroidism? 8. Bagaimana asuhan keperawatan untuk klien dengan gangguan Hipertiroidism? 5
  • 6. C. TUJUAN 1. Untuk mengetahui defenisi Untuk mengetahui Hipertiroidisme 2. Untuk mengetahui etiologi Hipertiroidisme 3. Untuk mengetahui patofisiologi Hipertiroidisme 4. Untuk mengetahui manifestasi klinik Hipertiroidisme 5. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang Hipertiroidisme 6. Untuk mengetahui komplikasi dari Hipertiroidisme 7. Untuk mengetahui penatalaksanaan Hipertiroidisme 8. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan Hipertiroidisme D. MANFAAT Dapat menambah pengetahuan tentang gambaran dari Hipertiroidisme dan asuhan keperawatan pada klien yang mengalami gangguan ini. 6
  • 7. BAB II PEMBAHASAN A. KONSEP MEDIS 1. DEFENISI Hipertiroidisme (Tiroktosikosis) merupakan suatu keadaan di mana didapatkan kelebihan hormon tiroid karena ini berhubungan dengan suatu kompleks fisiologis dan biokimiawi yang ditemukan bila suatu jaringan memberikan hormon tiroid berlebihan. Hipertiroidisme adalah keadaan tirotoksikosis sebagai akibat dari produksi tiroid, yang merupakan akibat dari fungsi tiroid yang berlebihan. Hipertiroidisme (Hyperthyrodism) adalah keadaan disebabkan oleh kelenjar tiroid bekerja secara berlebihan sehingga menghasilkan hormon tiroid yang berlebihan di dalam darah. Krisis tiroid merupakan suatu keadaan klinis hipertiroidisme yang paling berat mengancam jiwa, umumnya keadaan ini timbul pada pasien dengan dasar penyakit Graves atau Struma multinodular toksik, dan berhubungan dengan faktor pencetus: infeksi, operasi, trauma, zat kontras beriodium, hipoglikemia, partus, stress emosi, penghentian obat anti tiroid, ketoasidosis diabetikum, tromboemboli paru, penyakit serebrovaskular/strok, palpasi tiroid terlalu kuat. 2. ETIOLOGI a. Hereditas/keturunan b. Tumor kelenjar hipofisis c. Kanker tiroid d. Troiditis (peradangan kelenjar tiroid) e. Terapi hormon tiroid berlebihan 7
  • 8. f. Toksik adenoma Faktor resiko yaitu: a. Terjadi lebih banyak pada wanita dari pada laki-laki b. Pada usia lebih dari 50 tahun c. Post trauma emosional d. Peningkatan stres 3. PATOFISIOLOGI Kelebihan hormon tiroid akan menyebabkan kondisi hipermetabolik yang disertai peningkatan aktifitas simpatis,sehingga menyebabkan peningkatan cardiac output, Peningkatan konsumsi oksigen,Peningkatan aliran darah tepi, dan Peningkatan suhu tubuh. Kelebihan tiroid juga mempengaruhi metbaolisme karbohidrat, lemak dan protein. Pemecahan protein melebihi sintesis Penurunan tolertansi glukosa dan Peningkatan pemecahan triglisrida (Kekurangan lipid) defisiensi nutrisi dan kalori Bila hipertiroid terjadi sebelum dewasa,kelambatan pertumbuhan seksual. Jika terjadi setelah puberitas : menstruais tidak tertatur, dan penurunan libido. 4. MANIFESTASI KLINIK a. Apatis b. Mudah lelah c. Kelemahan otot d. Mual atau Muntah e. Gemetaran f. kulit lembab g. Berat badan turun 8
  • 9. h. Takikardi i. Mata melotot, kedipan mata berkurang 5. PEMERIKSAAN PENUNJANG a. Tes ambilan RAI: meningkat pada penyakit graves dan toksik goiter noduler, menurun pada tiriditis b. T3 dan T4 serum : meningkat c. T3 dan T4 bebas serum : meningkat d. TSH: tertekan dan tidak berespon pada TRH ( tiroid releasing hormon) e. Tiroglobulin : meningkat f. Stimulasi tiroid 131 : dikatakan hipertiroid jika TRH daritidak ada sampai meningkat setelah pemberian TRH g. Ambilan tiroid 131 : meningkat h. Ikatan protein sodium : meningkat i. Gula darah : meningkat ( kerusakan adrenal) j. . Kortisol plasma : turun ( menurunnya pengeluaran oleh adrenal) k. Pemerksaan fungsi hepar : abnormal l. Elektrolit : hponatremi akibat respon adrenal atau efe delusi terapi cairan, hipokalemia akibat dari deuresis dan kehilangan dari GI m. Kateklamin serum : menurun n. kreatinin urin : meningkat o. EKG : fibrilasi atrium, waktu sistolik memendek kardiomegali 6. KOMPLIKASI a. Penyakit jantung b. Gagal ginjal kronis 9
  • 10. c. Fraktur d. Krisis tiroid 7. PENATALAKSANAAN a. Pengobatan jangka panjang dengan obat-obat antitiroid seperti propiltiourasil atau metimazol yang diberikan paling sedikit selama satu tahun. Obat-obat ini menghambat sintesis dan pelepasan tiroksin. b. Pembedahan tiroideksomi sub total sesudah terapi propiltiourasil prabedah c. Pengobatan dengan yodium radioaktif 10
  • 11. ASUHAN KEPERAWATAN A. PENGKAJIAN 1. Aktivitas atau istirahat a. Gejala : Imsomnia, sensitivitas meningkat, Otot lemah, gangguan koordinasi, Kelelahan berat b. Tanda : Atrofi otot 2. Sirkulasi a. Gejala : Palpitasi, nyeri dada (angina) b. Tanda : Distritmia (vibrilasi atrium), irama gallop, murmur, Peningkatan tekanan darah dengan tekanan nada yang berat. Takikardia saat istirahat. c. Sirkulasi kolaps, syok (krisis tirotoksikosis) 3. Eliminasi a. Gejala : Perubahan pola berkemih ( poliuria, nocturia), Rasa nyeri / terbakar,kesulitan berkemih (infeksi), Infeksi saluran kemih berulang, nyeri tekan abdomen, Diare, Urine encer, pucat, kuning, poliuria ( dapat berkembang menjadi oliguria atau anuria jika terjadi hipovolemia berat), urine berkabut, bau busuk (infeksi), Bising usus lemah dan menurun, hiperaktif ( diare ) 4. Integritas / Ego a. Gejala : Stress, tergantung pada orang lain, Masalah finansial yang berhubungan dengan kondisi. b. Tanda : Ansietas peka rangsang 5. Makanan / Cairan a. Gejala : Hilang nafsu makan, Mual atau muntah. Tidak mengikuti diet : peningkatan masukan glukosa atau karbohidrat, penurunan berat badan lebih dari periode beberapa hari/minggu, haus, penggunaan diuretik 11
  • 12. ( tiazid ) b. Tanda : Kulit kering atau bersisik, muntah, Pembesaran thyroid (peningkatan kebutuhan metabolisme dengan pengingkatan gula darah ), bau halitosis atau manis, bau buah ( napas aseton) 6. Neurosensori a. Gejala : Pusing atau pening, sakit kepala, kesemutan, kebas, kelemahan pada otot parasetia, gangguan penglihatan b. Tanda : Disorientasi, megantuk, lethargi, stupor atau koma ( tahap lanjut), gangguan memori ( baru masa lalu ) kacau mental. Refleks tendon dalam (RTD menurun; koma). Aktivitas kejang ( tahap lanjut dari DKA) 7. Nyeri / Kenyamanan a. Gejala : Abdomen yang tegang atau nyeri (sedang / berat), Wajah meringis dengan palpitasi, tampak sangat berhati-hati. 8. Pernapasan a. Gejala : Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan / tanpa sputum purulen (tergantung adanya infeksi atau tidak) b. Tanda : sesak napas, batuk dengan atau tanpa sputum purulen (infeksi), frekuensi pernapasan meningkat 9. Keamanan a. Gejala : Kulit kering, gatal, ulkus kulit b. Tanda : Demam, diaforesis, kulit rusak, lesi atau ulserasi, menurunnyakekuatan umum / rentang gerak, parastesia atau paralysis otot termasuk otot-otot pernapasan (jika kadar kalium menurun dengan cukup tajam ) 10. Seksualitas 12
  • 13. a. Gejala : Rabas wanita ( cenderung infeksi ), masalah impotent pada pria ; kesulitan orgasme pada wanita b. Tanda : Glukosa darah : meningkat 100-200 mg/ dl atau lebih. Aseton plasma : positif secara menjolok. Asam lemak bebas : kadar lipid dengan kolosterol meningkat B. DIAGNOSA 1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertiroid tidak terkontrol,hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung 2. Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energi,peka rangsang dari saraf sehubungan dengan gangguan kimia tubuh 3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan peningkatanmetaboisme ( peningkatan nafsu makan/pemasukan dengan penururunan BB) C. INTERVENSI KEPERAWATAN 1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertiroid tidak terkontrol,hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung Tujuan : mempertahankan curah jantung yang adekuat sesuai dengan kebutuhan tubuh yang ditandai dengan TTV stabil, denyut nadi perifer normal, pengisian kapiler normal, status mental baik,tidak ada disritmia Intervensi :  Pantau TTV.  Perhatikan besarnya tekanan nadi  Periksa /teliti kemungkinan nyeri dada yang dikeluhkan pasien  Kaji nadi/denyut jantung saat pasien tidur 13
  • 14.  Auskultasi suara jantung, perhatikan adanya bunyi jantung tambahan, adanya iramagallop dan murmur sistolik  Pantau EKG, catat atau perhatikan kecepatan atu irama jantung dan adanya disritmia  Observasi tanda dan gejala kehausan yang hebat, mukosa membran kering, nadilemah, pengisian kaapiler lambat, penurunan produksi urin dan hipotensi  Catat adnya riwayat asma/bronkokontriksi, kehamilan,sinus bradikardi/blok jantung yang berlanjut menjadi gagal jantung 2. Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energi,peka rangsang dari saraf sehubungan dengan gangguan kimia tubuh Tujuan : Menungkapkan secara verbal tentang peningkatan energi Menunjukkkan perbaikan kemampuan untuk berpartisipasi dalam melakukan aktivitas Intervensi :  Pantau TTV sebelum dan sesudah aktivitas  Catat perkembangan takipnea, dispnea, pucat dan sianosis  Ciptakan lingkungan yang tenang, ruangan yang dingin, turunkan stimulasi sensori, warna-warna yang sejuk dan situasi yang tenang  Sarankan pasien untuk mengurangi aktivitas dan meningkatkan istirahat ditempat tidur jika memungkinkan  Berikan tindakan yang membuat pasien nyaman seperti masage/sentuhan, bedak yang sejuk  Memberikan aktivits pengganti yang nyaman seperti membaca, mendengarkan radio 14
  • 15.  Hindari membicarakan topik yang menjengkelkan atau yang mengancam pasien. 3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan peningkatanmetaboisme ( peningkatan nafsu makan/pemasukan dengan penururunan BB) Tujuan : Menunjukkkan BB yang stabil disertai dengan nilai laboratorium yang normal dan terbebas dari tanda-tanda malnutrisi Intervensi :  Auskultasi bising usus  Catat dan laporkan adanyaanoreksia, kelemahan umum/nyei,nyeri abdomen, munculnya mual-muntah  Pantau masukan makanan setiap hari. Dan timbang bb setipa hari serta laporkan adanya penurunan BB  Dorong pasien untuk makandan meningkatkan jumlah makan dan juga makanan kecil dengan menggunakan makanan tinggi kalori yang mudah dicerna  Hindari pemberian makananyang dapat meningkatkan peristaltik usus (eh, kopi dan makanan berserat lainnya ) dan cairan yang menyebabkan diare  Bicara dengan nada normal 15
  • 16. BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Hipertiroidisme digambarkan sebagai suatu kondisi dimana terjadi kelebihan sekresi hormone tiroid dan Hipotiroidisme merupakan penurunan sekresi hormone kelenjar tiroid sebagai akibat kegagalan mekanisme kompensasi kelenjar tiroid dalam memenuhi kebut uhan jaringan tubuh akan hormone-hormon tiroid. Hipotiroidisme terjadi akibat penurunan kadar hormon tiroid yang bersorkulasi. Hipotiroidisme ditandai dengan miksedema, edema non-pitting dan boggy yang terjadi disekitar mata, kaki dan tangan dan juga menginfiltrasi jaringan lain. Hipotiroidisme dapat terjadi akibat malfungsi kelenjar tiroid, hipofisis atau hipotalamus. Kekurangan yodium pada janin akibat Ibunya kekurangan yodium. Keadaan ini akan menyebabkan besarnya angka kejadian lahir mati, abortus, dan cacat bawaan, yang semuanya dapat dikurangi dengan pemberian yodium. Akibat lain yang lebih berat pada janin yang kekurangan yodium adalah kretin endemik. Kretin endemik ada dua tipe, yang banyak didapatkan adalah tipe nervosa, ditandai dengan retardasi mental, bisu tuli, dan kelumpuhan spastik pada kedua tungkai. Sebaliknya yang agak jarang terjadi adalah tipe hipotiroidisme yang ditandai dengan kekurangan hormon tiroid dan kerdil. Penelitian terakhir menunjukkan, transfer T4 dari ibu ke janin pada awal kehamilan sangat penting untuk perkembangan otak janin. Bilamana ibu kekurangan yodium sejak awal kehamilannya maka transfer T4 ke janin akan berkurang sebelum kelenjar tiroid janin berfungsi. 16
  • 17. B. SARAN Sebagai penyusun, kami merasa bersyukur dan bangga dapat menyelesaikan makalah ini dengan sedemikian rupa, tetapi, makalah ini belumlah sempurna seperti makalah yang sempurna. Oleh karena itu, kami sebagai penyusun memohon kritik dan saran dari para pembaca karena kami sadar tiada hal yang sempurna di muka bumi ini, yang pepatah mengatakan “Tiada gading yang tak retak”, kecuali Allah SWT. 17
  • 18. DAFTAR PUSTAKA  Long C, Barbara, Perawatan Medikal Bedah, Jilid 3, Bandung, Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran, 1996  Price A, Sylvia dan Wilson M, Lorraine, Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Edisi 4, Buku II, Jakarta, EGC,1995  http://www.medicastore.com/med/detail_pyk.php?idktg=11&judul=Hipertiroidisme& iddtl=124&UID=20071121172513125.163.255.129.  www.wrongdiagnosis.comhttp://www.wrongdiagnosis.com/h/hyperthyroidism/treatm ents.htm 18