Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. PAUD Bina Insani didirikan oleh warga untuk membantu pemberantasan kriminal dan narkoba di kampung tersebut
2. Pembelajaran di PAUD ini menitikberatkan pada kemampuan membaca dan menulis anak didiknya
3. Beberapa hal yang perlu diperbaiki antara lain pengembangan kurikulum, penggunaan metode dan media pembelajaran, serta pengelolaan sarana prasarana indoor dan outdoor."
1. Dosen Pembimbing: Ibu Yasmin Faradiba
Anggota Kelompok: Fathia Marliana
Dwi Wulandari R
Naisa Maulidia
Fitrah Mutia
2. SEJARAH BERDIRINYA PAUD BINA INSANI
Didirikan atas usaha warga
Lokasi awal: tempat pembuangan sampah
Upaya: Pemberantasan kriminal & narkoba
Penghargaan Kampung Bebas Narkoba
3. Bantuan dari DEPDIKNAS: Duta Taman Baca
Terdiri dari 2 kelompok usia
Dibina oleh 2 orang tutor
7. A . Program Kegiatan (kurikulum)
♦ Satuan Kegiatan Harian (SKH) &
Satuan Kegiatan Mingguan(SKM)
♦ Kurikulum rekomendasi HIMPAUDI
♦ Pelaksanaan kegiatan
pembelajaran lebih menekankan
baca dan tulis
♦ Evaluasi tes tertulis &
praktek 1 x /semester
8. 1. Materi
Pada pembelajaran PAUD Bina Insani tidak terfokus
pada materi dan sekalipun ada kurang mendalam.
Terdapat satu kegiatan inti dalam setiap
pembelajaran dan tidak selalu sesuai dengan tema
yang telah ditentukan. Secara umum pembelajaran
menitikberatkan pada kemampuan membaca dan
menulis.
Pada pembelajaran PAUD Bina Insani tidak terfokus
pada materi dan sekalipun ada kurang mendalam.
Terdapat satu kegiatan inti dalam setiap
pembelajaran dan tidak selalu sesuai dengan tema
yang telah ditentukan. Secara umum pembelajaran
menitikberatkan pada kemampuan membaca dan
menulis.
18. Berdasarkan kurikulum 2004: Seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
kegiatan/pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan.
Berdasarkan kurikulum 2004: Seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
kegiatan/pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan.
A. PROGRAM KEGIATAN (KURIKULUM)
19. Hilda Taba mengungkapkan bahwa “pada hakikatnya
tiap kurikulum merupakan suatu cara untuk
mempersiapkan anak agar berpartisipasi sebagai
anggota yang produktif dalam masyarakatnya”
Hilda Taba mengungkapkan bahwa “pada hakikatnya
tiap kurikulum merupakan suatu cara untuk
mempersiapkan anak agar berpartisipasi sebagai
anggota yang produktif dalam masyarakatnya”
Kenneth D.Moore dalam Effective Instructional
Strategies:
”the curiculum, student body, and teaching strategies
of a school will reflect the values, attitudes, beliefs, and
goals of the community in which it exist (kurikulum,
tubuh siswa, dan strategi mengajar mencerminkan nilai,
sikap kepercayaan pada masyarakat)”
Kenneth D.Moore dalam Effective Instructional
Strategies:
”the curiculum, student body, and teaching strategies
of a school will reflect the values, attitudes, beliefs, and
goals of the community in which it exist (kurikulum,
tubuh siswa, dan strategi mengajar mencerminkan nilai,
sikap kepercayaan pada masyarakat)”
20. Dari hasil analisa berbagai teori yang dipaparkan,
maka dapat disimpulkan bahwa:
kurikulum merupakan perencanaan program yang
dikembangkan untuk memperlancar proses
pembelajaran dalam rangka mengembangkan
berbagai potensi yang dimiliki anak, merangsang
kematangan perkembangan dan seluruh jenis
kecerdasan anak.
Dari hasil analisa berbagai teori yang dipaparkan,
maka dapat disimpulkan bahwa:
kurikulum merupakan perencanaan program yang
dikembangkan untuk memperlancar proses
pembelajaran dalam rangka mengembangkan
berbagai potensi yang dimiliki anak, merangsang
kematangan perkembangan dan seluruh jenis
kecerdasan anak.
21.
22. Untuk memperbaiki dan mengembangkan
program kurikulum pada PAUD Bina Insani,
hal utama yang harus dilakukan adalah:
1. Memilih acuan materi kurikulum yang
sesuai untuk anak usia dini, salah satunya:
“Peraturan pemerintah No.58, sehingga
memudahkan dalam pembuatan program
dan perencanaan pembelajaran, serta
diintegrasi dengan menu generik, karena
bentuknya detail dan memudahkan untuk
evaluasi”
Analisis
1:
24. Penentuan pola pengembangan sangat diperlukan,
disesuaikan dengan tujuan dan hasil akhir yang
diharapkan. Seperti yang dipaparkan oleh Oliva dalam
Effective Instructional Strategies: “sekolah mempunyai
fleksibilitas dalam memilih pola kurikulum”.
Mengenai pola kurikulum, lebih lanjut, dijelaskan oleh
Kenneth D. Moore dalam Effective Instructional Strategies:
“kurikulum yang berpusat pada siswa terfokus pada
kebutuhan siswa, minat dan kegiatan”
25. Analisis 2
Penentuan pola pengembangan kurikulum, mempengaruhi phylosopy
dan teori konsep dasar Pendidikan Anak Usia Dini, sehingga kami
menyesuaikan beberapa teori yang cocok digunakan dalam
menerapkan pola kurikulum yang berpusat pada anak dan
mengembangkan seluruh aspek perkembangan, diantaranya:
Teori Kebutuhan (Maslow)
Teori Konstruktivisme (Jean
Piaget)
Teori Zone of Proxima
Development (Vygotsky)
Teori Multiple Intelligences
(Howard Gardner)
Teori Konsep Tiga Jenis Main
Teori Psikososial (Erik Erikson)
Teori Developmentaly
Appropriate Practice)
26. Kesimpulan
Berdasarkan keseluruhan teori yang
dipaparkan, maka penyusunan kurikulum
Pembelajaran PAUD Bina Insani cocok sekali
untuk menggunakan pendekatan BCCT
(Beyond Center and Circle Time) karena
berpusat pada anak.
27. Ace Suryadi: “Anak dirangsang secara aktif
melakukan kegiatan bermain sambil belajar di
sentra-sentra pembelajaran
Marilyn Goldhammar dkk:”…sentra-sentra dengan
penataan alat permainan yang menarik yang dapat
meningkatkan kemandirian, mendorong pembuatan
keputusan pada anak itu sendiri dan meningkatkan
keterlibatan anak”
Ace Suryadi: “Anak dirangsang secara aktif
melakukan kegiatan bermain sambil belajar di
sentra-sentra pembelajaran
Marilyn Goldhammar dkk:”…sentra-sentra dengan
penataan alat permainan yang menarik yang dapat
meningkatkan kemandirian, mendorong pembuatan
keputusan pada anak itu sendiri dan meningkatkan
keterlibatan anak”
28. Adanya ketidakaturan dan kedisiplinan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menentukkan
pendekatan pembelajaran di PAUD Bina Insani:
29. Anak yang berlarian pada saat pembelajaran
Orang tua yang berada dalam ruangan
30. 1. Mempertimbangkan Rasio
2. Memperhatikan minat dan perkembangan
anak
3. Terdapat pijakan dalam kegiatan
pembelajaran
4. Terdapat 3 jenis main
5. Menciptakan keteraturan
31. Dalam The Creative Curiculum For Early
Childhood, yang juga mendukung
pengembangan konsep BCCT:
” ada beberapa sentra yang dapat dibuka dalam
sebuah sekolah, sentra-sentra tersebut telah
disesuaikan dengan kerangka kurikulum kreatif
itu sendiri yang mendukung setiap
perkembangan anak, yakni bagaimana cara
anak belajar, apa yang anak pelajari, peran
orang tua, peran guru, dan lingkungan
bermainnya”
32. Sentra-sentra yang disediakan dalam kelas, diseuaikan kebutuhan anak
dan tiga jenis main, ruang kelas, media dan rasio anak dan tutor, maka
sentra yang kami buka di PAUD Bina Insani antara lain:
Sentra Balok
Sentra Bahan Alam
Sentra Persiapan
Sentra Seni
33. PEKAN KEL.USIA SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT
1 2-4 TAHUN SENI BALOK PERSIAP
AN
FUN
COOKING,
SENAM
2 4-6 TAHUN PERSIAP
AN
BAHAN
ALAM
SENI Belajar
Berbagi,
mengunjun
gi
lingkungan
Sekitar
34. Materi
“ Penentuan Materi berpengaruh pada jenis
kegiatan yang akan di rencanakan”
Thomson: “Kegiatan anak usia dini berupa
pemantapan penyesuaian diri anak dalam lingkungan
bermain, pemenuhan akan pengasuhan dan
perawatan, pemberian bimbingan moral dan
penanaman kemampuan motorik dan intelektual,
bimbingan sosial, penanaman rasa pecaya diri dan
konsep diri
35. Kenyataan di lapangan: Pada saat tema
keluarga, tutor hanya menyediakan fotocopy
gambar rumah untuk diwarnai
Gordon: “Materi yang diberikan harus
disesuaikan dengan tema”
Solusi: Mengadakan Pelatihan parenting
tentang Perkembangan anak, dan Pelatihan
tutor tentang Sentra
36. “Metode Pembelajaran sangat menentukan keberhasilan
penyampaian materi”
Menurut Moeslichatoen: Metode merupakan cara,
yang dalam bekerjanya merupakan alat untuk mencapai
tujuan”.
Gardner: Anak sebaiknya belajar melalui tindakan dan
pengalaman. Belajar melalui sentuhan, menggunakan
seluruh bagian dari tubuh mereka dalam aktivitasnya
dan pengalaman dalam kehidupan nyata, Learning By
Doing (Belajar dengan Melakukan”
37. Metode Proyek
Metode Eksperimen
Metode Tugas
Metode Diskusi
Metode Sosiodrama
Metode Demonstrasi
Metode Problem Solving
Metode KARYA WISATA
Metode tanya jawab
Metode Latihan
Metode Ceramah
38. Kenyataan di lapangan
• Metode yang lebih sering digunakan di PAUD BINA INSANI
yaitu metode pemberian tugas sehingga kurang bervariasi dan
kurang mengembangkan berbagai aspek
•Kegiatan pembelajaran berpusat pada tutor
Solusi
Dengan perubahan pendekatan yaitu BCCT akan menambah
variasi metode yang digunakan, karena setiap sentranya sudah
disetting sesuai dengan kebutuhan anak dan pembelajarannya
akan terpusat pada anak, sehingga tercapai apa yang diinginkan
dalam tujuan pendidikan.
39. Sadiman: “Media adalah segala sesuatu yang
dapat digunakan untuk menyalurkan pesan
dari pengirim ke penerima sehingga dapat
merangsang pikiran, perasaan, dan minat
serta perhatian siswa sedemikian rupa”
KENYATAAN DI LAPANGAN
Pemanfaatan media dan alat permainan di PAUD Bina Insani
sangat kurang dikarenakan kurangnya pengetahuan mengenai
penggunaan media, dan pentingnya media
40. Nama Media Jumlah
Balok dari Duplek
Gelas Plastik
Alat Bermain Air
Rak Sepatu
50 buah
100 buah
2 buah
1 buah
SOLUSI
Mengadakan Pelatihan Tutor mengenai pembuatan alat
permainan edukatif dan penambahan media untuk
mendukung pembelajaran
41. Alat Evaluasi yang digunakan di PAUD Bina
Insani
Edwin Wandt dan Gerald W Brown: “Evaluasi adalah suatu
tindakan atau proses menentukan sesuatu
42. Ralph Tyler: “ Evaluasi merupakan sebuah
proses pengumpulan data untuk
menentukan sejauh mana dalam hal apa,
dan bagian mana tujuan pendidikan sudah
tercapai. Jika belum bagaiamana yang belum
dan apa sebabnya”
SOLUSI :Pada Pelaksanaan PKL kami
menggunakan portofolio dan memajang hasil karya
anak. Untuk Harian dan kejadian khusus,
menggunakan catatan anekdot
43. Yanti Dewi Purwanti: “Kegiatan Pembelajaran
di rancang untuk memberikan pengalaman
belajar yang melibatkan proses mental dan
fisik melalui interaksi antar peserta didik,
peserta didi dengan tutor, lingkungan, dan
sumber belajar lainnya dalam rangka
pencapaian kompetemsi dasar”
44. Kegiatan pembelajaran di PAUD Bina Insani
jauh dari keteraturan dan kedisiplinan
Solusi:
Menggunakan pijakan=pijakan dalam
pembelajaran
Pijakan Penataan Lingkungan Main
Pijakan Sebelum Main
Pijakan Pengalaman Selama Main
Pijakan Pengalaman Setelah Main
45. Marihot Tua Effendi: “SDM merupakan salah satu
faktor penting dalam suatu perusahaan disamping
faktor yang lain seperti modal, SDM harus dikelola
dengan baik untuk meningkatkan efektivitas dan
efisiensi organisasi”
Kenyataan di lapangan: Berkurangnya SDM,
sehingga dalam pelaksanaan tugas kerja lebih
sering dilakukan bersama bahkan ada yang
multiple job ( memiliki tugas kerja lebih dari satu)
Solusi: Megadakan pendekatan kepada pengelola
PAUD, mengenai apa yang dibutuhkan dan
kektidakpahaman mengenai pengelolaan PAUD
46. Indoor
Outdoor
Kelebihan yang dimiliki PAUD Bina Insani yaitu Alat bermain,
buku cerita, dan luasnya ruang belajar , akan tetapi belum
dimaksimalkan dengan baik penggunaannya. Anak hanya
menggunakan meja lipat yang dibawa, dan tikar biasa.
Hapidin : “...sarana indoor dan outdoor harus ditata
rapi dan diadaptasi sesuai dengan kebutuhan kurikulum
dan perkembangan anak usia dini.
PAUD Bina Insani tidak memiliki sarana Outdoor yang baik,
karena bagian luar sangat dekan dengan jalan raya,
meskipun ada sedikit tempat di luar, itu sangat berbahaya”
47. Solusi
Dalam pelaksanaan PKL , disesuaikan dengan
kebutuhan pendekatan pembelajaran yaitu BCCT,
maka kami melakukan perubahan setting kelas
dan melakukan penempatan ulang sarana dan
prasarana yang belum pada tempatnya, kemudian
menambahkan pra sarana yang dibutuhkan
48. Wahyu Sri Ambar Arum: “Perencanaan tata letak bangunan/
penempatan suatu bangunan yang meliputi seluruh lahan
sekolah yang berwujud tanah serta segala bangunan dan
fasilitas yang ada diatasnya yang digunakan secara langsung
dalam proses pembelajaran, maupun yang mendukung
kelancaran terlaksananya proses tersebut”
• Kenyataan di Lapangan: Pembelajaran untuk kelas jeruk dan
apel dilakukan dalam satu ruangan, tidak menggunakan sekat,
bahkan bersebelahan, sehingga pembelajaran tidak kondusif,
kendala yang ditemukan yaitu tidak boleh menempel apapun di
dinding.
49.
50. Solusi
Kami menempel hasil karya anak menggunakan
benang plastik dan gantungan. Luas kelas yang
memadai untuk menggunakan sistem sentra, kami
manfaatkan untuk membuat sekat sentra balok,
sentra bahan alam, sentra persiapan dan seni
51. Ruang Taman Baca
Papan tulis sebagai
pembatas
8m2 U
TB
Lemari buku
kursi
Lemari buku Lemari buku
Mej
a
Mej
a
Mej
a
PAPAN Pembatas
Sentra
Persiapan
Sentra Balok
Sentra Seni
SentraBahan
Alam
Rak Sepatu
52. Oleh karena itu perlu dipersiapkan untuk
Modeling dengan 4 orang anggota
kelompok, perlu bergantian sampai 11 kali
masing-masing ada yang 2 kali modeling
ada yang 3 kali . Lalu untuk pelatihan guru
dengan 5 orang anggota kelompok, perlu
bergantian sampai 10 kali masing-masing 2
kali melatih, dan untuk Parenting, cukup 10
kali pertemuan, masing masing ada yang2
kali parenting dan ada yang 3 kali
53.
54.
55.
56. Dalam kegiatan modeling ini, kami
melakukan kegiatan contoh praktek yang
sesuai dengan pelatihan yang kami berikan
sebelumnya. Kegiatan ini dilakukan secara
bergantian, sebanyak 5 kali pada
kelompok jeruk dan 5 kali pada kelompok
apel, 1 kali pembelajaran tergabung.
Sentra yang akan dibuka: sentra persiapan,
sentra seni, sentra bahan alam, dan sentra
balok
57.
58. Parenting merupakan sebuah
pendekatan terhadap orang tua dalam
upaya membina orang tua, untuk
mendidik dan memahami
perkembangan anaknya. Karena perlu
adanya kerjasama antara orang tua
dan guru
59.
60.
61.
62. Kesimpulan
Minat masyrakat akan pendidikan sangat besar
namun sumber daya manusia dan sarana prasarana
untuk memenuhi kebutuhan dalam pendidikan
tersebut masih kurang mendukung misalnya
kekurangan tenaga kependidikan yang profesional,
sarana dan prasarana yang masih banyak
membutuhkan banyak perbaikan dan bantuan.