SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 32
PENGOLAHAN
MINYAK DAN
INTI SAWIT
Stasiun Penerimaan Buah
• Kelapa sawit mempunyai beberapa jenis atau
varietas yang dikenal sebagai dura (D), pisifera (P)
dan tenera (T)
• Ketiga jenis ini dapat dibedakan dengan cara
memotong buahnya secara melintang/memanjang
• Dura memiliki inti besar dan bijinya tidak dikelilingi
sabut dengan ekstraksi minyak sekitar 17-18%
• Pisifera tidak mempunyai cangkang dan inti kecil
sehingga tidak dikembangkan sebagai tanaman
komersial
• Tenera merupakan hasil persilangan dura dan
pisifera, memiliki cangkang tipis dengan cincin serat
disekeliling biji, serta ekstraksi minyak sekitar 22-
25%
• Tanaman kelapa sawit baru dapat berproduksi
setelah berumur 31 bulan setelah ditanam
dilapangan
• Buah yang dihasilkan disebut tandan buah segar
(TBS) atau fresh fruit bunch (FFB)
• TBS diolah di pabrik kelapa sawit untuk diambil
minyak dan intinya
• Minyak dan inti yang dihasilkan merupakan
produk setengah jadi
• Minyak mentah atau Crude Palm Oil (CPO, MKS)
dan inti (kernel, IKS) harus diolah lebih lanjut
untuk dijadikan produk jadi lainnya
Efisiensi pengolahan PKS
• Efisiensi teknik teknologis
– Didefinisikan sebagai efektivitas dan
produktivitas dalam pengoperasian suatu
pabrik
– Suatu pabrik dikatakan kurang efisien jika
angka losses, kualitas, ekstraksi minyak dan inti
sawit, serta kapasitas produksi tidak sesuai
dengan standar
– Hal ini dapat diketahui dari kapasitas olah yang
tidak sesuai dengan kapasitas desain, losses
yang tinggi, dan kualitas yang rendah
• Kajian ekonomis
– Didefinisikan sebagai besarnya
ukuran per unit masukan yang
dinyatakan dalam biaya dan
hasil
– Suatu pabrik dikatakan efisien
jika biaya untuk menghasilkan
keluaran lebih kecil dari nilai
keluaran
Penanganan produk kelapa sawit
• Komposisi dan sifat produk
− Dua jenis asam lemak yang paling dominan
dalam minyak sawit yaitu asam palmitat
C16 (jenuh) dan asam oleat C18 (tidak
jenuh)
• Faktor-faktor yang mempengaruhi kerusakan
MKS
– Reaksi perubahan kualitas minyak :
absorbsi bau dan kontaminasi, aksi enzim,
aksi mikroba, dan reaksi kimia
• Upaya untuk mempertahankan
nilai DOBI (deterioration of
bleachability index) MKS :
mengawasi sistem panen dan
transportasi, menghindari
pemakaian uap kering pada
perebusan buah, menghindari
pemakaian uap langsung pada
stasiun pemurnian,
menghindarkan pemanasan
yang berlebihan di unit
pengolahan, dan mengendalikan
penimbunan
Penyulingan MKS menjadi minyak
goreng dan mentega
• Bleaching plant (pemucatan)
– Adalah proses penjerapan secara fisik
dengan menggunakan bleaching earth
atau karbon aktif untuk membuang
zat-zat yang tidak diinginkan, seperti
residu sabun (untuk menetralkan
minyak), presipitasi gum (dari
praperlakuan asam), logam, produk-
produk oksidasi, dan pigmen warna
seperti klorofil
• Deodorization plant
– Proses deodorisasi di perusahaan
pengilangan dilakukan dengan
teknologi film tipis Lipico untuk
mengikat FFA
– Teknologi tersebut bekerja dengan
menggunakan deodorizer kolom-U
untuk pemurnian secara fisik
– Fungsi deodorizer ini adalah untuk
mengikat FFA, menghilangkan bau,
melakukan pemucatan dengan
panas, dan recovery PFAD (palm
fatty acid distillate)
• Alur proses deodorisasi sebagai
berikut :
– Minyak yang dipucatkan
(bleached oil) →
prapemanasan (praheat) →
pemanasan dengan heat
recovery → pemanasan akhir
→ prapengikatan
(prestripping) →
deodorisasi/pemucatan
dengan panas → pendinginan
dengan heat recovery →
pendinginan akhir → filtration
• Fatty acid distillation plant
• Kristalisasi dan penyaringan
– Proses kristalisasi dilakukan
untuk menghilangkan gliserida
titik leleh tinggi yang
menyebabkan cairan minyak
menjadi keruh dan lebih kental
pada temperatur rendah
– Penyaringan merupakan
pemisahan secara fisik, biasanya
menggunakan membrane filter
press automatic dari Lipico®
untuk memisahkan stearin dari
larutan olein
Mutu MKS
• Produk minyak kelapa sawit sebagai bahan makanan
mempunyai dua aspek kualitas
• Aspek pertama berhubungan dengan kadar dan kualitas
asam lemak, kelembaban dan kadar kotoran
• Aspek kedua berhubungan dengan rasa, aroma dan
kejernihan serta kemurnian produk
• Kelapa sawit bermutu prima (SQ, Special Quality)
mengandung asam lemak (FFA, Free Fatty Acid) tidak
lebih dari 2 % pada saat pengapalan. Kualitas standar
minyak kelapa sawit mengandung tidak lebih dari 5 %
FFA.
• Setelah pengolahan, kelapa sawit bermutu akan
menghasilkan rendemen minyak 22,1 % - 22,2 %
(tertinggi) dan kadar asam lemak bebas 1,7 % - 2,1 %
(terendah)
• Istilah mutu minyak sawit dapat dibedakan menjadi
dua arti, pertama, benar-benar murni dan tidak
bercampur dengan minyak nabati lain. Mutu minyak
sawit tersebut dapat ditentukan dengan menilai sifat-
sifat fisiknya, yaitu dengan mengukur titik lebur angka
penyabunan dan bilangan yodium
• Kedua, pengertian mutu sawit berdasarkan ukuran.
Dalam hal ini syarat mutu diukur berdasarkan
spesifikasi standar mutu internasional yang meliputi
kadar ALB, air, kotoran, logam besi, logam tembaga,
peroksida, dan ukuran pemucatan
• Rendahnya mutu minyak sawit sangat ditentukan oleh
banyak faktor. Faktor-faktor tersebut dapat langsung
dari sifat induk pohonnya, penanganan pascapanen,
atau kesalahan selama pemrosesan dan pengangkutan
• Selain standar mutu sesuai dengan standar
Dirjen Perkebunan, berikut ini juga disajikan
kualitas CPO yang baik (sesuai Standar
Produksi SP 10-1975) :
a. kadar minyak minimum 48 % cara
pengujian AP-SMP-13-1975
b. kadar air maksimum 8,5 % cara
pengujian SP-SMP-7-1975
c. kontaminasi maksimum 4 % cara
pengujian SP-SMP-31-1975
d. kadar inti pecah maksimum 15 % cara
pengujian SP-SMP-31-1975
• Selain minyaknya, ampas tandan kelapa sawit
merupakan sumber pupuk kalium (karena abu
tandan tersebut memiliki kandungan 30-40% K2O,
7% P2O5, 9% CaO, dan 3% MgO. Selain itu juga
mengandung unsur hara mikro yaitu 1.200 ppm Fe,
1.000 ppm Mn, 400 ppm Zn, dan 100 ppm Cu) dan
berpotensi untuk diproses menjadi pupuk organik
melalui fermentasi (pengomposan) aerob dengan
penambahan mikroba alami yang akan memperkaya
pupuk yang dihasilkan
• Tandan kosong kelapa sawit (TKKS) mencapai 23 %
dari jumlah pemanfaatan limbah kelapa sawit
tersebut sebagai alternatif pupuk organik sehingga
memberikan manfaat lain dari sisi ekonomi
• Bagi perkebunan kelapa sawit, dapat menghemat
penggunaan pupuk sintetis sampai dengan 50 %.
• Kompos TKKS memiliki beberapa sifat yang
menguntungkan antara lain :
– Memperbaiki struktur tanah berlempung menjadi
ringan.
– Membantu kelarutan unsur-unsur hara yang
diperlukan bagi pertumbuhan tanaman.
– Bersifat homogen dan mengurangi risiko sebagai
pembawa hama tanaman.
– Merupakan pupuk yang tidak mudah tercuci oleh
air yang meresap dalam tanah.
– Dapat diaplikasikan pada sembarang musim.
• Fungsi lain TKKS juga sebagi
bahan serat untuk bahan pengisi
jok mobil, matras, polipot, dll.
• Pelepah pohon dan CPO dapat
dijadikan ekstrak untuk Vitamin E
• Batang pohon dapat dijadikan
“Fiber Board” untuk bahan baku
mebel, kursi, meja, lemari, dsb
• Ampas tandan/buangan sisa
pabrik dapat dijadikan serbuk
pengisi kasur, bantalan kursi, dsb
PENGOLAHAN MINYAK
TURUNAN SAWIT
• Selain sebagai sumber minyak goreng kelapa sawit, produk
turunan kelapa sawit ternyata masih banyak manfaatnya
dan sangat prospektif untuk dapat lebih dikembangkan,
antara lain:
1. Produk turunan CPO
Produk turunan CPO selain minyak goreng kelapa sawit,
dapat dihasilkan margarine, shortening, Vanaspati
(Vegetable ghee), Ice creams, Bakery Fats, Instans Noodle,
Sabun dan Detergent, Cocoa Butter Extender, Chocolate dan
Coatings, Specialty Fats, Dry Soap Mixes, Sugar
Confectionary, Biskuit Cream Fats, Filled Milk, Lubrication,
Textiles Oils dan Bio Diesel
Khusus untuk biodiesel, permintaan akan produk ini pada
beberapa tahun mendatang akan semakin meningkat,
terutama dengan diterapkannya kebijaksanaan di beberapa
negara Eropa dan Jepang untuk menggunakan renewable
energy
• Produk Turunan Minyak Inti Sawit. Dari produk
turunan minyak inti sawit dapat dihasilkan
Shortening, Cocoa Butter Substitute, Specialty Fats,
Ice Cream, Coffee Whitener/Cream, Sugar
Confectionary, Biscuit Cream Fats, Filled Mild,
Imitation Cream, Sabun, Detergent, Shampoo dan
Kosmetik.
• Produk Turunan Oleochemicals kelapa sawit. Dari
produk turunan minyak kelapa sawit dalam bentuk
oleochemical dapat dihasilkan Methyl Esters,
Plastic, Textile Processing, Metal Processing,
Lubricants, Emulsifiers, Detergent, Glicerine,
Cosmetic, Explosives, Pharmaceutical Products dan
Food Protective Coatings.
Pengolahan Margarin & Shortening
• Margarin didefinisikan sebagai emulsi
plastik, diperkaya vitamin A, mengandung
lemak tidak lebih dari 80% dan kandungan
air tidak lebih dari 16%
• Margarin ditemukan oleh seorang ahli
kimia dari Perancis pada tahun 1869
sebagai pengganti butter
• Beberapa tipe margarin yang ada
dipasaran antara lain margarin meja,
margarin industri, dan puff pastry
margarines
• Shortening atau mentega putih
banyak digunakan sebagai bahan
baku dalam pembuatan produk
pangan berbasis tepung terigu
yang dipanggang, seperti roti,
cake, biskuit, cookies dan pastry
• Penggunaan shortening bertujuan
untuk memperbesar volume dan
memperbaiki tekstur,
meningkatkan cita rasa, dan
sebagai bahan pembentuk krim
• Hidrogenasi merupakan proses yang biasa
dilakukan pada minyak nabati yang
digunakan sebagai bahan baku margarin
ataupun shortening
• Proses hidrogenasi ini dilakukan untuk
membuat minyak yang semula berbentuk
cair menjadi berbentuk plastis (semi padat),
yakni melalui adisi hidrogen pada ikatan
rangkap yang terdapat pada asam lemak
• Dengan demikian titik cair dan solid fat
content (SFC) dari minyak akan berubah dan
disesuaikan dengan kebutuhan performa
margarin atau shortening yang diinginkan
• Selain hidrogenasi, proses
interesterifikasi antara dua atau
lebih jenis minyak juga banyak
dilakukan untuk mengubah bentuk
trigliserida minyak
• Perubahan posisi dan komposisi
asam lemak pada molekul gliserida
akan mengubah sifat fisikokimia
minyak, yang meliputi titik leleh,
SFC, bentuk kristal atau
polimorfismus, serta plastisitas dan
kekerasan
• Perbedaan proses pembuatan
margarin dan shortening
terletak pada formulasinya
• Formula untuk pembuatan
margarin menggunakan air,
sedangkan shortening tidak
• Unit pabrik margarin &
shortening terdiri dari unit
tangki bahan baku, tangki
blending (I dan II), unit votator
(I s/d III), unit packing dan
ruang penyimpanan
• Tangki blending I berfungsi
sebagai pencampur formula
bahan baku margarin atau
shortening yang akan diproses,
pada tangki ini dilakukan
pemanasan pada suhu dimana
seluruh bahan baku sudah
berbentuk cair
• Campuran bahan baku dialirkan
pada tangki blending II, dan
selanjutnya dialirkan ke unit
votator I
• Unit votator dilengkapi dengan
pendingin yang akan merubah campuran
bahan baku tersebut menjadi kristal
• Suhu dan tekanan pada votator akan
berpengaruh pada pembentukan
kristalnya
• Proses pembentukan kristal berlangsung
dari unit votator II menuju ke unit
votator III dan dilanjutkan ke pengisian
pada kotak/pack
• Packing margarin atau shortening
disimpan dalam ruang penyimpanan

Más contenido relacionado

Similar a SAWIT 4.ppt

Minyak goreng bab1
Minyak goreng bab1Minyak goreng bab1
Minyak goreng bab1Ibenk Hallen
 
Technology processing environment ira kristina l. tobing
Technology processing environment ira kristina l. tobingTechnology processing environment ira kristina l. tobing
Technology processing environment ira kristina l. tobingIra Kristina Lumban Tobing
 
Bioteknologi bahan bakar alternatif
Bioteknologi bahan bakar alternatifBioteknologi bahan bakar alternatif
Bioteknologi bahan bakar alternatifirasumiati
 
Class Project MBA 26 Palm Oil Industry
Class Project MBA 26 Palm Oil IndustryClass Project MBA 26 Palm Oil Industry
Class Project MBA 26 Palm Oil IndustryLenny Wijaya
 
Presentasi Teknologi Pemrosesan Minyak (cengkeh).pptx
Presentasi Teknologi Pemrosesan Minyak (cengkeh).pptxPresentasi Teknologi Pemrosesan Minyak (cengkeh).pptx
Presentasi Teknologi Pemrosesan Minyak (cengkeh).pptxZoelfikarLuthfi
 
Rospita uli (1507036386) kelompok 3
Rospita uli (1507036386) kelompok 3Rospita uli (1507036386) kelompok 3
Rospita uli (1507036386) kelompok 3Raudatul jannah
 
proposal penelitian contoh
proposal penelitian contohproposal penelitian contoh
proposal penelitian contohdian haryanto
 
PPT SDA BIOKEROSIN.pptx
PPT SDA BIOKEROSIN.pptxPPT SDA BIOKEROSIN.pptx
PPT SDA BIOKEROSIN.pptxdenysanjaya3
 
Makalah Agribisnis "Minyak Kedelai"
Makalah Agribisnis "Minyak Kedelai"Makalah Agribisnis "Minyak Kedelai"
Makalah Agribisnis "Minyak Kedelai"P Sri Utami
 
ASPEK_MUTU.ppt
ASPEK_MUTU.pptASPEK_MUTU.ppt
ASPEK_MUTU.pptSolAs6
 
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Minyak Kelapa - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Minyak Kelapa - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 2 Minyak Kelapa - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Minyak Kelapa - UNPASRahma Sagistiva Sari
 
Entrepreneurship chemical
Entrepreneurship chemicalEntrepreneurship chemical
Entrepreneurship chemicalMasyithahFauzi
 
FORMULASI DAN KONDISI OPTIMUM PROSES PENGOLAHAN “HIGH NUTRITIVE VALUE” MARGAR...
FORMULASI DAN KONDISI OPTIMUM PROSES PENGOLAHAN “HIGH NUTRITIVE VALUE” MARGAR...FORMULASI DAN KONDISI OPTIMUM PROSES PENGOLAHAN “HIGH NUTRITIVE VALUE” MARGAR...
FORMULASI DAN KONDISI OPTIMUM PROSES PENGOLAHAN “HIGH NUTRITIVE VALUE” MARGAR...izzahatifah
 
Proses pengolahan minyak_kelapa
Proses pengolahan minyak_kelapaProses pengolahan minyak_kelapa
Proses pengolahan minyak_kelapaVitha d'Ggr
 
Laporan Praktikum Minyak Kelapa Modern dan Tradisional
Laporan Praktikum Minyak Kelapa Modern dan TradisionalLaporan Praktikum Minyak Kelapa Modern dan Tradisional
Laporan Praktikum Minyak Kelapa Modern dan TradisionalErnalia Rosita
 

Similar a SAWIT 4.ppt (20)

Minyak goreng bab1
Minyak goreng bab1Minyak goreng bab1
Minyak goreng bab1
 
Technology processing environment ira kristina l. tobing
Technology processing environment ira kristina l. tobingTechnology processing environment ira kristina l. tobing
Technology processing environment ira kristina l. tobing
 
Industri minyak jagung
Industri minyak jagungIndustri minyak jagung
Industri minyak jagung
 
Bt132088
Bt132088Bt132088
Bt132088
 
Bioteknologi bahan bakar alternatif
Bioteknologi bahan bakar alternatifBioteknologi bahan bakar alternatif
Bioteknologi bahan bakar alternatif
 
Class Project MBA 26 Palm Oil Industry
Class Project MBA 26 Palm Oil IndustryClass Project MBA 26 Palm Oil Industry
Class Project MBA 26 Palm Oil Industry
 
Presentasi Teknologi Pemrosesan Minyak (cengkeh).pptx
Presentasi Teknologi Pemrosesan Minyak (cengkeh).pptxPresentasi Teknologi Pemrosesan Minyak (cengkeh).pptx
Presentasi Teknologi Pemrosesan Minyak (cengkeh).pptx
 
Rospita uli (1507036386) kelompok 3
Rospita uli (1507036386) kelompok 3Rospita uli (1507036386) kelompok 3
Rospita uli (1507036386) kelompok 3
 
proposal penelitian contoh
proposal penelitian contohproposal penelitian contoh
proposal penelitian contoh
 
PPT SDA BIOKEROSIN.pptx
PPT SDA BIOKEROSIN.pptxPPT SDA BIOKEROSIN.pptx
PPT SDA BIOKEROSIN.pptx
 
Natural environment ~ ira kristina l. tobing
Natural environment ~ ira kristina l. tobingNatural environment ~ ira kristina l. tobing
Natural environment ~ ira kristina l. tobing
 
minyak nabati
minyak nabatiminyak nabati
minyak nabati
 
Makalah Agribisnis "Minyak Kedelai"
Makalah Agribisnis "Minyak Kedelai"Makalah Agribisnis "Minyak Kedelai"
Makalah Agribisnis "Minyak Kedelai"
 
ASPEK_MUTU.ppt
ASPEK_MUTU.pptASPEK_MUTU.ppt
ASPEK_MUTU.ppt
 
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Minyak Kelapa - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Minyak Kelapa - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 2 Minyak Kelapa - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Minyak Kelapa - UNPAS
 
Entrepreneurship chemical
Entrepreneurship chemicalEntrepreneurship chemical
Entrepreneurship chemical
 
FORMULASI DAN KONDISI OPTIMUM PROSES PENGOLAHAN “HIGH NUTRITIVE VALUE” MARGAR...
FORMULASI DAN KONDISI OPTIMUM PROSES PENGOLAHAN “HIGH NUTRITIVE VALUE” MARGAR...FORMULASI DAN KONDISI OPTIMUM PROSES PENGOLAHAN “HIGH NUTRITIVE VALUE” MARGAR...
FORMULASI DAN KONDISI OPTIMUM PROSES PENGOLAHAN “HIGH NUTRITIVE VALUE” MARGAR...
 
Proses pengolahan minyak_kelapa
Proses pengolahan minyak_kelapaProses pengolahan minyak_kelapa
Proses pengolahan minyak_kelapa
 
Laporan Praktikum Minyak Kelapa Modern dan Tradisional
Laporan Praktikum Minyak Kelapa Modern dan TradisionalLaporan Praktikum Minyak Kelapa Modern dan Tradisional
Laporan Praktikum Minyak Kelapa Modern dan Tradisional
 
Minyak Bumi
Minyak BumiMinyak Bumi
Minyak Bumi
 

Último

POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)PUNGKYBUDIPANGESTU1
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajarHafidRanggasi
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 

Último (20)

POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 

SAWIT 4.ppt

  • 3. • Kelapa sawit mempunyai beberapa jenis atau varietas yang dikenal sebagai dura (D), pisifera (P) dan tenera (T) • Ketiga jenis ini dapat dibedakan dengan cara memotong buahnya secara melintang/memanjang • Dura memiliki inti besar dan bijinya tidak dikelilingi sabut dengan ekstraksi minyak sekitar 17-18% • Pisifera tidak mempunyai cangkang dan inti kecil sehingga tidak dikembangkan sebagai tanaman komersial • Tenera merupakan hasil persilangan dura dan pisifera, memiliki cangkang tipis dengan cincin serat disekeliling biji, serta ekstraksi minyak sekitar 22- 25%
  • 4.
  • 5. • Tanaman kelapa sawit baru dapat berproduksi setelah berumur 31 bulan setelah ditanam dilapangan • Buah yang dihasilkan disebut tandan buah segar (TBS) atau fresh fruit bunch (FFB) • TBS diolah di pabrik kelapa sawit untuk diambil minyak dan intinya • Minyak dan inti yang dihasilkan merupakan produk setengah jadi • Minyak mentah atau Crude Palm Oil (CPO, MKS) dan inti (kernel, IKS) harus diolah lebih lanjut untuk dijadikan produk jadi lainnya
  • 6.
  • 7. Efisiensi pengolahan PKS • Efisiensi teknik teknologis – Didefinisikan sebagai efektivitas dan produktivitas dalam pengoperasian suatu pabrik – Suatu pabrik dikatakan kurang efisien jika angka losses, kualitas, ekstraksi minyak dan inti sawit, serta kapasitas produksi tidak sesuai dengan standar – Hal ini dapat diketahui dari kapasitas olah yang tidak sesuai dengan kapasitas desain, losses yang tinggi, dan kualitas yang rendah
  • 8. • Kajian ekonomis – Didefinisikan sebagai besarnya ukuran per unit masukan yang dinyatakan dalam biaya dan hasil – Suatu pabrik dikatakan efisien jika biaya untuk menghasilkan keluaran lebih kecil dari nilai keluaran
  • 9. Penanganan produk kelapa sawit • Komposisi dan sifat produk − Dua jenis asam lemak yang paling dominan dalam minyak sawit yaitu asam palmitat C16 (jenuh) dan asam oleat C18 (tidak jenuh) • Faktor-faktor yang mempengaruhi kerusakan MKS – Reaksi perubahan kualitas minyak : absorbsi bau dan kontaminasi, aksi enzim, aksi mikroba, dan reaksi kimia
  • 10. • Upaya untuk mempertahankan nilai DOBI (deterioration of bleachability index) MKS : mengawasi sistem panen dan transportasi, menghindari pemakaian uap kering pada perebusan buah, menghindari pemakaian uap langsung pada stasiun pemurnian, menghindarkan pemanasan yang berlebihan di unit pengolahan, dan mengendalikan penimbunan
  • 11. Penyulingan MKS menjadi minyak goreng dan mentega • Bleaching plant (pemucatan) – Adalah proses penjerapan secara fisik dengan menggunakan bleaching earth atau karbon aktif untuk membuang zat-zat yang tidak diinginkan, seperti residu sabun (untuk menetralkan minyak), presipitasi gum (dari praperlakuan asam), logam, produk- produk oksidasi, dan pigmen warna seperti klorofil
  • 12. • Deodorization plant – Proses deodorisasi di perusahaan pengilangan dilakukan dengan teknologi film tipis Lipico untuk mengikat FFA – Teknologi tersebut bekerja dengan menggunakan deodorizer kolom-U untuk pemurnian secara fisik – Fungsi deodorizer ini adalah untuk mengikat FFA, menghilangkan bau, melakukan pemucatan dengan panas, dan recovery PFAD (palm fatty acid distillate)
  • 13. • Alur proses deodorisasi sebagai berikut : – Minyak yang dipucatkan (bleached oil) → prapemanasan (praheat) → pemanasan dengan heat recovery → pemanasan akhir → prapengikatan (prestripping) → deodorisasi/pemucatan dengan panas → pendinginan dengan heat recovery → pendinginan akhir → filtration
  • 14. • Fatty acid distillation plant • Kristalisasi dan penyaringan – Proses kristalisasi dilakukan untuk menghilangkan gliserida titik leleh tinggi yang menyebabkan cairan minyak menjadi keruh dan lebih kental pada temperatur rendah – Penyaringan merupakan pemisahan secara fisik, biasanya menggunakan membrane filter press automatic dari Lipico® untuk memisahkan stearin dari larutan olein
  • 15.
  • 16. Mutu MKS • Produk minyak kelapa sawit sebagai bahan makanan mempunyai dua aspek kualitas • Aspek pertama berhubungan dengan kadar dan kualitas asam lemak, kelembaban dan kadar kotoran • Aspek kedua berhubungan dengan rasa, aroma dan kejernihan serta kemurnian produk • Kelapa sawit bermutu prima (SQ, Special Quality) mengandung asam lemak (FFA, Free Fatty Acid) tidak lebih dari 2 % pada saat pengapalan. Kualitas standar minyak kelapa sawit mengandung tidak lebih dari 5 % FFA. • Setelah pengolahan, kelapa sawit bermutu akan menghasilkan rendemen minyak 22,1 % - 22,2 % (tertinggi) dan kadar asam lemak bebas 1,7 % - 2,1 % (terendah)
  • 17. • Istilah mutu minyak sawit dapat dibedakan menjadi dua arti, pertama, benar-benar murni dan tidak bercampur dengan minyak nabati lain. Mutu minyak sawit tersebut dapat ditentukan dengan menilai sifat- sifat fisiknya, yaitu dengan mengukur titik lebur angka penyabunan dan bilangan yodium • Kedua, pengertian mutu sawit berdasarkan ukuran. Dalam hal ini syarat mutu diukur berdasarkan spesifikasi standar mutu internasional yang meliputi kadar ALB, air, kotoran, logam besi, logam tembaga, peroksida, dan ukuran pemucatan • Rendahnya mutu minyak sawit sangat ditentukan oleh banyak faktor. Faktor-faktor tersebut dapat langsung dari sifat induk pohonnya, penanganan pascapanen, atau kesalahan selama pemrosesan dan pengangkutan
  • 18. • Selain standar mutu sesuai dengan standar Dirjen Perkebunan, berikut ini juga disajikan kualitas CPO yang baik (sesuai Standar Produksi SP 10-1975) : a. kadar minyak minimum 48 % cara pengujian AP-SMP-13-1975 b. kadar air maksimum 8,5 % cara pengujian SP-SMP-7-1975 c. kontaminasi maksimum 4 % cara pengujian SP-SMP-31-1975 d. kadar inti pecah maksimum 15 % cara pengujian SP-SMP-31-1975
  • 19.
  • 20. • Selain minyaknya, ampas tandan kelapa sawit merupakan sumber pupuk kalium (karena abu tandan tersebut memiliki kandungan 30-40% K2O, 7% P2O5, 9% CaO, dan 3% MgO. Selain itu juga mengandung unsur hara mikro yaitu 1.200 ppm Fe, 1.000 ppm Mn, 400 ppm Zn, dan 100 ppm Cu) dan berpotensi untuk diproses menjadi pupuk organik melalui fermentasi (pengomposan) aerob dengan penambahan mikroba alami yang akan memperkaya pupuk yang dihasilkan • Tandan kosong kelapa sawit (TKKS) mencapai 23 % dari jumlah pemanfaatan limbah kelapa sawit tersebut sebagai alternatif pupuk organik sehingga memberikan manfaat lain dari sisi ekonomi
  • 21. • Bagi perkebunan kelapa sawit, dapat menghemat penggunaan pupuk sintetis sampai dengan 50 %. • Kompos TKKS memiliki beberapa sifat yang menguntungkan antara lain : – Memperbaiki struktur tanah berlempung menjadi ringan. – Membantu kelarutan unsur-unsur hara yang diperlukan bagi pertumbuhan tanaman. – Bersifat homogen dan mengurangi risiko sebagai pembawa hama tanaman. – Merupakan pupuk yang tidak mudah tercuci oleh air yang meresap dalam tanah. – Dapat diaplikasikan pada sembarang musim.
  • 22. • Fungsi lain TKKS juga sebagi bahan serat untuk bahan pengisi jok mobil, matras, polipot, dll. • Pelepah pohon dan CPO dapat dijadikan ekstrak untuk Vitamin E • Batang pohon dapat dijadikan “Fiber Board” untuk bahan baku mebel, kursi, meja, lemari, dsb • Ampas tandan/buangan sisa pabrik dapat dijadikan serbuk pengisi kasur, bantalan kursi, dsb
  • 24. • Selain sebagai sumber minyak goreng kelapa sawit, produk turunan kelapa sawit ternyata masih banyak manfaatnya dan sangat prospektif untuk dapat lebih dikembangkan, antara lain: 1. Produk turunan CPO Produk turunan CPO selain minyak goreng kelapa sawit, dapat dihasilkan margarine, shortening, Vanaspati (Vegetable ghee), Ice creams, Bakery Fats, Instans Noodle, Sabun dan Detergent, Cocoa Butter Extender, Chocolate dan Coatings, Specialty Fats, Dry Soap Mixes, Sugar Confectionary, Biskuit Cream Fats, Filled Milk, Lubrication, Textiles Oils dan Bio Diesel Khusus untuk biodiesel, permintaan akan produk ini pada beberapa tahun mendatang akan semakin meningkat, terutama dengan diterapkannya kebijaksanaan di beberapa negara Eropa dan Jepang untuk menggunakan renewable energy
  • 25. • Produk Turunan Minyak Inti Sawit. Dari produk turunan minyak inti sawit dapat dihasilkan Shortening, Cocoa Butter Substitute, Specialty Fats, Ice Cream, Coffee Whitener/Cream, Sugar Confectionary, Biscuit Cream Fats, Filled Mild, Imitation Cream, Sabun, Detergent, Shampoo dan Kosmetik. • Produk Turunan Oleochemicals kelapa sawit. Dari produk turunan minyak kelapa sawit dalam bentuk oleochemical dapat dihasilkan Methyl Esters, Plastic, Textile Processing, Metal Processing, Lubricants, Emulsifiers, Detergent, Glicerine, Cosmetic, Explosives, Pharmaceutical Products dan Food Protective Coatings.
  • 26. Pengolahan Margarin & Shortening • Margarin didefinisikan sebagai emulsi plastik, diperkaya vitamin A, mengandung lemak tidak lebih dari 80% dan kandungan air tidak lebih dari 16% • Margarin ditemukan oleh seorang ahli kimia dari Perancis pada tahun 1869 sebagai pengganti butter • Beberapa tipe margarin yang ada dipasaran antara lain margarin meja, margarin industri, dan puff pastry margarines
  • 27. • Shortening atau mentega putih banyak digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan produk pangan berbasis tepung terigu yang dipanggang, seperti roti, cake, biskuit, cookies dan pastry • Penggunaan shortening bertujuan untuk memperbesar volume dan memperbaiki tekstur, meningkatkan cita rasa, dan sebagai bahan pembentuk krim
  • 28. • Hidrogenasi merupakan proses yang biasa dilakukan pada minyak nabati yang digunakan sebagai bahan baku margarin ataupun shortening • Proses hidrogenasi ini dilakukan untuk membuat minyak yang semula berbentuk cair menjadi berbentuk plastis (semi padat), yakni melalui adisi hidrogen pada ikatan rangkap yang terdapat pada asam lemak • Dengan demikian titik cair dan solid fat content (SFC) dari minyak akan berubah dan disesuaikan dengan kebutuhan performa margarin atau shortening yang diinginkan
  • 29. • Selain hidrogenasi, proses interesterifikasi antara dua atau lebih jenis minyak juga banyak dilakukan untuk mengubah bentuk trigliserida minyak • Perubahan posisi dan komposisi asam lemak pada molekul gliserida akan mengubah sifat fisikokimia minyak, yang meliputi titik leleh, SFC, bentuk kristal atau polimorfismus, serta plastisitas dan kekerasan
  • 30. • Perbedaan proses pembuatan margarin dan shortening terletak pada formulasinya • Formula untuk pembuatan margarin menggunakan air, sedangkan shortening tidak • Unit pabrik margarin & shortening terdiri dari unit tangki bahan baku, tangki blending (I dan II), unit votator (I s/d III), unit packing dan ruang penyimpanan
  • 31. • Tangki blending I berfungsi sebagai pencampur formula bahan baku margarin atau shortening yang akan diproses, pada tangki ini dilakukan pemanasan pada suhu dimana seluruh bahan baku sudah berbentuk cair • Campuran bahan baku dialirkan pada tangki blending II, dan selanjutnya dialirkan ke unit votator I
  • 32. • Unit votator dilengkapi dengan pendingin yang akan merubah campuran bahan baku tersebut menjadi kristal • Suhu dan tekanan pada votator akan berpengaruh pada pembentukan kristalnya • Proses pembentukan kristal berlangsung dari unit votator II menuju ke unit votator III dan dilanjutkan ke pengisian pada kotak/pack • Packing margarin atau shortening disimpan dalam ruang penyimpanan