SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 17
MANAJEMEN PIUTANG PERUSAHAAN PADA PT. JAYA KARTA
Disusun Oleh :
Farhan Dwi Fahmi ( 43220010034 )
Laksamana Racka Al Bahri ( 43220010055 )
Amanda Ayu Rizkia ( 43220010024 )
Saskia Amalia Putri ( 43220010036 )
Yuliana Maulidda Hafsari ( 43220010028 )
PEMBIMBING :
Yananto Mihadi Putra, SE,M.Si
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI AKUNTASI
UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA
ABSTRAK
Pertumbuhan industri pada sektor properti memiliki peran penting dalam
perkembangan ekonomi saat ini. Terbukti dalam beberapa tahun belakangan ini di
Indonesia sedang giat melakukan pembangunan. Hal ini menyebabkan persaingan antar
perusahaan di industri ini menjadi meningkat. Salah satu pilihan yang diberikan
perusahaan untuk meningkatkan penjualannya yaitu dengan pemberian penjualan kredit.
PT. JAYA KARTA yang merupakan perusahaan konstruksi memberikan hal yang serupa
untuk menarik minat pelanggan, namun hal ini dapat memberikan resiko yaitu telat bayar
atau bahkan tidak bayar yang dapat merugikan perusahaan itu sendiri. Keterlambatan
pembayaran piutang juga dapat memperlambat siklus konversi kas perusahaan. Hal
tersebut dapat berdampak memperlama jumlah waktu antara uang keluar dan uang masuk
perusahaan dan berakibat menganggu kegiatan operasional perusahaan yang memerlukan
dana. Maka perusahaan dengan sistem penjualan kredit perlu memperhatikan manajemen
piutang yang perusahaan jalankan. Dalam melakukan penelitian tentang manajemen
piutang diperlukan informasi pelaksanaan piutang perusahaan dan laporan keuangan
perusahaan dalam bentuk neraca dan laba rugí.
Pada hasil penelitian ini menunjukan siklus konversi kas perusahaan dapat
dipercepat, bila PT. JAYA KARTA dapat mempercepat rata-rata periode tagih dan
memperpanjang rata-rata periode bayar secara bersamaan. Sehingga siklus konversi kas
perusahaan dapat berkurang dalam hasil proyeksi tahun 2018 dapat berkurang menjadi
286 hari dan dapat meminimalisi dana yang dibutuhkan persiklus sebesar Rp
6,457,627,599. Perusahaan pun dapat melakukan efisiensi sebesar Rp 645,762,759.
Kebijakan piutang perusahaan pun perlu adanya perbaikan agar pelaksanaan dan
pengawasan piutang perusahaan lebih diperhatikan. Agar perusahaan tidak mengalami
kendala pada sejumlah dana yang tertahan di piutang dan kegiatan operasional pun tidak
terganggu dan berjalan dengan lancar.
Kata kunci: manajemen piutang, siklus konvensi kas, rata rata periode tagih, efisiensi
dana.
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Sub sektor kontruksi bangunan memiliki peran penting dalam perkembangan ekonomi.
Dalam beberapa tahun belakangan ini di Indonesia sedang giat melakukan kegiatan
pembangunan dimana-mana. Kondisi ini sangat menguntungkan untuk para
perusahaan kontruksi bangunan. Karena di era ini sedang maraknya melakukan
kegiatan pembangunan yang menunjang pasar mereka untuk berbisnis. Salah satu
yang sedang naik adalah pembangunan bangunan-bangunan besar seperti hotel dan
apartemen, serta pembangunan dan renovasi gedung-gedung. Tidak luput juga
pembangunan dalam bagian pariwisata dan tempat-tempat rekreasi.
Sektor properti di Jawa Barat pada kuartal I 2018 mengalami pertumbuhan 5,89% (yoy).
Kepala Group Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat Ismet Inono mengatakan,
pertumbuhan sektor properti terjadi pada seluruh tipe rumah, yaitu kecil, menengah,
dan besar. Masing-masing mengalami pertumbuhan sebesar 6,06% (yoy), 6,77% (yoy),
dan 4,82% (yoy). Pertumbuhan sektor properti di Jabar dipicu oleh naiknya harga
bahan bangunan dan upah pekerja, serta biaya perizinan yang cukup tinggi. Walaupun
dilihat dari sisi volume, penjualan properti residensial pada kuartal 1 tahun 2018
cenderung mengalami penurunan, khususnya pada rumah tipe menengah dan tipe
besar. Sementara itu, Indeks Harga Properti Komersial (IHPK) pada kuartal I 2018
tumbuh 0.38% (yoy). Pertumbuhan harga yang lebih tinggi, khususnya terjadi pada
segmen ritel dan apartemen. Hal itu dipicu peningkatan harga jual pada kedua segmen
tersebut dibandingkan triwulan sebelumnya.
PT. JAYA KARTA merupakan perusahaan yang bergerak dibidang usaha jasa sebagai
kontraktor bangunan yang berdiri sudah lebih 5 tahun dan berlokasi di Bandung. Agar
dapat bertahan di tengah kompetisi yang ketat perusahaan harus memiliki keuangan
yang sehat. Salah satu cara yang digunakan oleh PT. JAYA KARTA untuk menarik
perhatian adalah dengan memberikan sistem keringanan dalam sistem
pembayarannya dengan sistem penjualan kredit. Pembayaran dengan sistem kredit ini
digunakan untuk jasa seperti kontaktor bangunan. Namun, penjualan dengan sistem
kredit ini memiliki risiko telat bayar atau tidak bayar yang dapat menyebabkan tidak
sehatnya keuangan perusahaan. Maka dari itu Perusahaan harus memiliki
pengelolahaan piutang yang baik. Bagi perusahaan yang memiliki utang jangka pendek
maupun jangka panjang pengelolaan piutang yang buruk dapat menghambat
kemampuan perusahaan dalam memeuhi tanggung jawabnya dalam melunasi.
Dalam melakukan pengendalian dan pengelolaan terhadap saldo kas yang
diperoleh perusahaan dari hasil penjualan, maka perlu dilakukannya manajemen kas.
Manajemen kas dapat mengelola waktu yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk
menghasilkan kas dari kegiatan operasionalnya. Dalam perencanaan dan pengendalian
kas yang dilakukan oleh manajemen kas akan dilakukan perhitungan mengenai siklus
operasi dan siklus konversi kas. Siklus operasi adalah lama waktu yang diperlukan
perusahaan mulai dari pembelian bahan baku dan membayar gaji hingga diperolehnya
kas yang didapatkan dari penjualan produk akhir (Sundjaja & Barlian, 2013). Berikut ini
adalah data mengenai dana yang dibutuhkan per siklus yang dimilki oleh PT. JAYA
KARTA dalam periode 2016-2018.
2. Rumusan Masalah
1. Apa saja Masalah-masalah yang timbul pada penjualan kredit?
2. Apa keputusan investasi dalam piutang/penjualan kredit?
3. Apa cara yang terbaik untuk memperkecil resiko yang akan timbul pada
penjualan kredit?
4. Bagaimana kerugian piutang?
5. Apa saja metode yang dipakai untuk menilai nasabah?
6. Bagaimana PT.JAYA KARTA dalam menghitung laba dari penjualan kredit!
3. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui Masalah-masalah yang timbul pada penjualan kredit.
2. Mengetahui keputusan investasi dalam piutang/penjualan kredit.
3. mengetahui cara yang terbaik untuk memperkecil resiko yang akan timbul pada
penjualan kredit.
4. Mengetahui kerugian piutang.
5. Mengetahui apa saja metode yang dipakai untuk menilai nasabah.
6. Mengetahui PT.JAYA KARTA dalam menghitung laba dari penjualan kredit.
persediaan.
4. Manfaat Penelitian
1. Memberikan pertimbangan komposisi struktur modal yang optimal bagi
perusahaan untuk meningkatkan nilai ekonomis perusahaan.
2. Pada masa yang akan datang, manajer piutang perusahaan dapat mengambil
keputusan yang tepat bagi rencana Penjualan kredit.
BAB II
LITERATUR TEORI
Istilah piutang timbul karena adanya kebijakan penjualan kredit di dalam
perusahaan. Penjualan kredit ini tidak segera menghasilkan penerimaan kas pada saat
penjualan dilakukan, tetapi menimbulkan piutang dan akan berubah menjadi kas pada
saat terjadi pelunasan piutang oleh pelanggan. Piutang tersebut meliputi semua klaim
dalam bentuk uang terhadap perorangan atau organisasi.
Piutang tercipta sebagai akibat dari penjualan secara kredit. Oleh sebab itu
perkiraan piutang sangat penting karena rata-rata perusahaan memiliki perkiraan
piutang. Piutang diharapkan akan tertagih dalam kurun waktu kurang dari satu tahun.
Oleh sebab itu, perkiraan ini diklasifikasikan ke dalam aktiva lancar.
Dalam praktik bisnis, konsumen pada umumnya lebih menyukai jika perusahaan
menjual barang atau jasanya secara kredit dengan alasan pembayaran dapat ditunda
walaupun pada kenyataan biasanya hasil penjualan kredit lebih besar dari hasil
penjualan tunai. Dalam kondisi seperti ini pihak manajemen dituntut untuk dapat
memperhitugkan seberapa besar piutang yang tak tertagih. Berdasarkan data tersebut,
pihak manajemen mendapatkan masukan untuk menentukan kebijakan dalam
pemberian kredit.
Menurut James C. Van Horne dan John M. Wachowicsz, Jr (1997:258): “Piutang
adalah jumlah uang dipinjam dari perusahaan oleh pelanggan yang telah membeli
barang atau jasa secara kredit”. Selajutnya pengertian piutang menurut Lukman
Syamsudin (2007:255) adalah “Piutang adalah tagihan yang timbul karena adanya
transaksi secara kredit oleh perusahaan kepada langganannya".
Penjualan kredit yang pada akhirnya akan menimbulkan hak penagihan atau
piutang kepada langganan, sanggat erat hubungannya dengan persyaratan-
persyaratan kredit yang diberikan. Sekalipun pengumpulan piutang sering kali tidak
tepat waktu yang sudah ditetapkan, namun sebagian besar dari piutang tersebut akan
terkumpul dalam jangka waktu kurang dari 1 tahun. Dengan alasan itulah, maka piutang
dimasukan sebagai salah satu komponen dalam aktiva lancar perusahaan.
Warren Reeve dan Fess (2005;404) menyatakan bahwa piutang meliputi semua
klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu, perusahaan atau
organisasi lainnya.
Menurut Martono dan Harjito (200:95), piutang merupakan tagihan perusahaan
kepada pelanggan atau pembeli atau pihak lain yang membeli produk perusahaan.
Dari Donald E. Kleso (200:34634) menyebutkan bahwa piutang adalah klain,
uang barang, atau jasa kepada pelanggan atau pihak-pihak lainnya.
Piutang dikelompokkan ke dalam hutang lancar atau tidak lancar. Menurut Benny
Alexandri (2009:117) piutang adalah sejumlah uang hutang dari konsumen pada
perusahaan yang membeli barang dan jasa secara kredit pada perusahaan. Piutang
lancar diharapkan dapat tertagih dalam satu tahun atau selama setahun operasional
berjalan. Semua piutang dikelompokkan sebagai piutang tidak lancar.
Deboro Siahaan (2010) menyebukan bahwa untuk tujuan pelaporan keuangan,
piutang diklarifikasikan sebagai lancar (jangka pendek) dan tidak lancar (jangka
panjang). Piutang lancar (current receivable) diharapkan akan tertagih dalam satu tahun
selama satu siklus operasional. Sedangkan selain itu dikatakan sebagai piutang tidak
lancer
BAB III
PEMBAHASAN
1. Masalah-masalah yang timbul adanya penjualan kredit
Piutang merupakan tagihan perusahaan kepada pelanggan atau pembeli atau
pihak lain yang membeli produk atau jasa perusahaan. Piutang usaha ini muncul
karena adanya penjualan secara kredit kepada pelanggan untuk perusahaan yang
memproduksi suatu produk pisik, atau kredit yang disalurkan dalam perusahaan jasa
keuangan seperti Pegadaian. Piutang ada yang berbentuk Wesel. Wesel ini
merupakan kesanggupan membayar dari pembeli kepada penjual sejumlah uang
tertentu di masa mendatang. Secara prinsip, penjualan sebetulnya akan lebih suka
melakukan transaksi dagang secara tunai karena uang hasil penjualan dapat segera
di terima dan diputarkan kembali. Tetapi adanya persaingan usaha memaksa
perusahaan memberikan berbagai macam kemudahan kepada pembeli seperti
penjualan dengan kredit dengan maksud untuk menarik semakin banyak
nasabahnya untuk membeli produk perussahsan tersebut.
Kebijakan penjulan kredit yang akan menimbulkan piutang sebenamya akan
menimbulkan biaya bagi perusahaan, seperti biaya administrasi piutang, biaya
modal atas dana yang tertanam dalam piutang atau kredit, biaya penagiban dan
biaya piutang yang mungkin tidak tertagih. Dari sini jelas bahwa piutang adalah
beresiko tidak tertagih atau piutang akan menimbulkan masalah sebagai berikut :
Masalah serius yang diakibatkan oleh manajemen piutang yang tidak baik:
1, Timbulnya piutang macet/tidak tertagih.
2. Meningkatnya beban bunga karena dana yang tertanam pada piutang macet.
3. Munculnya biaya penagihan dan administrasi.
4. Hilangnya kesempatan memperoleh pendapatan.
5. Turunnya kepercayaan dari kreditor dan pemilik.
2. Keputusan Investasi dalam piutang/Penjualan Kredit
Sekarang penjualan secara kredit sudah biasa dilakukan. Cara pejualan
secara kredit dikembangkan dengan maksud untuk memperluas penjualan
produk yang dihasilkan. Bagi suatu perusahaan dalam memutuskan
penjualan secara kredit ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan.
Faktor-Faktor yang akan menentukan besar kecilnya investasi pada
piutang adalah :
a. Modal kerja Modal kerja yang terikat dalam piutang dagang dalam
jangka waktu yang panjang, akan menyebabkan perputarannya
terhambat. Sehingga perusahaan membutuhkan dana untuk memenuhi
kebutuhan dana dalam melakukan operasinya. Besarnya dana
tergantung dari berapa lama dana itu terikat dalam piutang. Oleh
karena itu perusahaan yang terbatas pendanaannya, harus
memperhatikan dalam pemberian kredit pada pelanggannya.
b.Syarat-Syarat pembayaran kredit Tanggung jawab dalam pemberian
kredit terletak pada manajer kredit. Agar kredit yang diberikan kepada
pelanggan dapat lancar pelunasannya, maka syarat-syarat pembayaran
kredit harus jelas dengan periode pelunasan yang sudah tertentu.
c.Volume penjualan kridit Semakin besar porsi penjualan kridit maka
semakin besar investasi dalam piutang. Dengan makin besarnya
volume penjualan kridit maka perusahaan harus menyediakan dana
semakin besar untuk ditanamkan dalam piutangg.
d. Ketentuan Pembatasan kredit Semakin besar batas plafon kridit bagi
pelanggan, maka akan semakin besar dana yang akan ditanamkan
dalam piutang.
e.Kebijakan pengumpulan Piutang Semakin aktif pengumpulan piutang
yang dilakukan perusahaan dana yang tertanam dalam piutang akan
lebih kecil dibandingan perusahaan melakukan kebijakan pasif dalam
pengumpulan piutang.
f. Kebiasaan Membayar Pelanggan Semakin banyak pelanggan yang
membayar memanfaatkan cash discout, maka dana yang tertanam
pada piutang akan lebih kecil dibandingkan kebiasaan para pelanggan
membyar setelah masa cash discount.
3. Caranya untuk memperkecil resiko yang timbul dalam penjual secara kredit.
Cepat lambatnya piutang dapat dikumpulkan juga dipengaruhi oleh
kualitas pelanggan, baik kualitas kemampuan perusahaan pelanggan
maupun kualitas karakter pelanggan itu sendiri. Penilaian kualitas pelanggan
sangat penting dilakukan untuk melakukan mitigasi (mengurangi) risiko yang
mungkin akan teerjadi dalam bentuk piutang tidak tertagih (bad debt) dan
memperkecil biaya penagihan. Jika kualitas pelanggan menurun, maka biaya
penagihan piutang akan semakin meningkat. Untuk memperoleh informasi
tentang kualitas pelanggan, perusahaan dapat memperolehnya melalui
informasi dari laporan keuangan pelanggan, operasi perusahaan, sejarah
pengembalian kredit, asosiassi dagang, pesaing, referensi bank dan
sebagainya atau dengan mebuat suatu credit scoring dari pelanggan.
Piutang yang ditimbulkan karena penjualan kredit akan menentukan
besarnya tingkat perputaran piutang. Tingkat perputaran piutang merupakan
periode terikatnya piutang sejak terjadinya piutang tersebut hingga sampai
piutang tersebut dapat ditagih dalam bentuk uang kas dan akhimya dapat
dibelikan kembali menjadi persediaan dan dijual secara kredit menjadi
piutang kembali.
Untuk mengurangi resiko kridit dapat dilakukan dalam pemilihan
pelanggan dengan cara sebagai berikut :
Ketentuan dan syarat kredit Yaitu berkaitan dengan prosedur dan
ketentuan yang harus ditaati dalam memberikan kredit atau kebijaksanaan
tertentu yang ditujukan untuk meningkatkan kolektifitas piutang.
Untuk mengurangi resiko piutang tidak tertagih perusahaan dapat
memberikan perangsang bagi pelanggan untuk melunasi segera utangnya.
Misal: memberikan potongan bunga bagi yang melunasi lebih awal atau
potongan harga bagi yang melunasi lebih awal (2/10 /n.30), artinya ada
potongan 2% kalau melunasi 10 hari, dengan batas waktu kredit 30 hari.
Sering kebijaksanaan syarat kredit ditujukan untuk meningkatkan
penjualan, yaitu dengan cara melonggarkan syarat kredit. Misalnya Dealer
Mobil yang semula untuk dapat memperoleh kredit harus berpenghasilan
minimal Rp 5 Juta per bulan, mempunyai pekejaan tetap, diketahui
atasan/istri, dan berdomisili pada rumah sendiri, kemudian syaratnya
dipelunak menjadi hanya berpenghasilan Rp 3 juta dan memiliki KTP. Bagi
Pegadaian contohnya adalah untuk meningkatkan omzet dengan kredit gadai
yang barang jaminannya bisa dipakai lagi oleh nasabah (khusus barang
jaminan yang merupakan barang modal).
Adanya pelonggaran syarat kredit untuk meningkatkan penjualan pasti
akan diikuti juga dengan meningkatnya resiko kredit. Untuk itu harus diikuti
dengan analisa resikonya secara kuantitatif. Dengan cara membuat prediksi
rugi laba dengan pelonggaran penjualan yang menimbulkan biaya penagihan
dan penghapusan piutang. Disamping itu menurunnya perputaran piutang
juga akan menambah biaya modal bagi modal yang ditanamkan pada piutng
tersebut, untuk itu agar resiko penjualan dapat dikurangi/ditekan harus
dilakukan perhitungan secara kuantitatif yang teliti, tidak asal melonggarkan
kridit yang akan menambah masalah bagi perusahaan.
Kebijaksanaan pemilihan pelanggan (nasabah) Yaitu kebijaksanaan yang
diambil oleh perusahaan dalam memilih calon pelanggannya. Hal ini sangat
penting karena apabila terjadi kesalahan dalam pemilihan pelanggan maka
akibatnya akan sangat merugikan perusahaan.
4. Kerugian Piutang
Penjualan barang atau jasa secara kredit mengandung risiko jika debitur
tidak membayar hutang sebagaimana mestinya. Seandainya hal ini terjadi,
perusahaan akan menanggung kerugian dan harus dicantumkan dalam
laporan rugi lapa dengan nama akun/rekening kerugian piutang.
Jika piutang yang tak tertagih relatif kecil, perusahaan tidak perlu
membentuk dana cadangan. Tetapi jika piutang yang tak tertagih jumlahnya
relative besar, perusahaan dapat mempertimbangkan untuk membentuk dana
cadangan. Menurut Arifin (2009) pencatatan kerugian piutang dapat
dilakukan dengan salah satu metode berikut ini:
1. Metode Penghapusan Langsung Pencatatan kerugian piutang dalam
metode penghapusan langsung dilakukan dengan cara kerugian piutang
dicatat setelah perusahaan mendapat keyakinan bahwa debitur tidakdapat
membayar hutang kepada perusahaan. Penghapusan piutang dari suatu
debitur harus mendapatkan persetujuan dari manajemen yang ditentukan
oleh perusahaan.
2. Metode Cadangan Penggunaan metode cadangan didasarkan kepada
pandangan bahwa kerugian piutang terjadi kareana ada kesalahan atau
kegagalan dalam 17 memilah calon pembeli dalam hal ini debitur. apakah
pantas diberi kredit atau tidak. Dasar yang diguanakan dalam metode
cadangan adalah:
a. Metode persentase dari penjualan Penentuan besar cadangan piutang
dengan metode persentase penjualan biasanya ditetapkan oleh
menajemen berdasarkan hubungan persentase antara jumlah
penjualan kredit dengan taksiran kerugian piutang yang mungkin tidak
dapat tertagih. Persentase ini biasanya berdasarkan pada data tahun
sebelumnya atau kebijakan lain yang ditetapkan oleh perusahaan dari
total penjualan kredit.
b. Persentase dari piutang Penjualan kredit disatu pihak ditujukan untuk
menaiikan volume penjualan, pada pihak lain perusahaan menanggung
resiko kerugian akibat adanya piutang yang dibayar setelah masa jatuh
tempo dan tidak tertagih. Untuk menganalisis piutang yang melewati
tanggal jatuh tempo biasanya perusahaan membuat sebuah daftar yang
dikenal dengan istilah daftar umur piutang. Dalam daftar ini debitur
dikelompokkan berdasarkan jangka waktu sejak tanggal transaksi,
piutang seharusnya diterima sampai dengan tanggal dibut daftar umur
piutang.
5. Metode yang dipakai untuk menilai calon nasabah
Ada 2 metoda untuk menilai calon pelanggan (nasabah) yang akan
dibahas yaitu Konsep 5 C dan Metoda Referensi.
a. Metode Analisa Kredit
5C Konsep 5 C, yaitu pemberian kredit kepada pelanggan (nasabah)
yang didasarkan atas pertimbangan character, colleteral, capital,
capasity dan condition. Pengertian masing-masing unsur tersebut
adalah sebagai berikut:
 Character Apakah calon nasabah mempunyai kepribadian yang
baik sehingga kita percaya bahwa nasabah tersebut akan
membayar kembali kreditnya. Kepribadian tersebut harus dilihat
dari reputasi mereka di masyarakat atau lembaga kredit yang
lain. Memang melihat kepribadian seseorang sangat sulit sebab
kadang-kadang apa yang diucapkan berbeda dengan tindakan
yang dilakukan, jadi kepribadian seseorang tidak bisa hanya
dilihat dari apa yang diucapkan.
 Capacity Apakah seorang nasabah memiliki reputasi yang baik
dimata kriditir yang lain. Hal ini dapat dilihat dari kemampuan
nasabah dalam membayar kembali kridit yang diterima.
 Capital Yang dilihat disini adalah apakah nasabah memiliki
struktur keuangan yang baik sehingga tidak mengalami
kesulitan dalam membayar kembali kreditnya.
 Colleteral Yaitu apakah nilai barang jaminan yang ada cukup
menutup kredit yang diberikan apabila nasabah tidak mampu
membayar terhadap kredit yang telah diterima.
 Condition Yang diperhatikan disini adalah apakah dunia bisnis
yang mereka masuki mempunyai prospek yang baik dan
didukung oleh lingkungan eksternalnya atau dengan kata lain
unsur condition tidak menunjang.
Kelima unsur tersebut adalah merupakan satu kesatuan secara
utuh, sehingga tidak bisa kita menyimpulkan bahwa calon nasabah
tersebut akan mampu membayar kreditnya kalau hanya melihat satu/dua
unsur saja (misal karakter calon nasabah). Kalau calon nasabah tersebut
mempunyai karakter yang baik tetapi dia memasuki bisnis yang tidak
memiliki prospek atau tidak sesuai dengan lingkungan eksternalnya atau
dengan kata lain unsur condition tidak menunjang maka akan terbuka
lebar kemungkinan gagalnya bisnis yang bersangkutan, disini berarti
karakter yang baik tidak mempunyai arti apa-apa kalau tidak diikuti oleh
baiknya unsur yang lain. Demikian seterusnya untuk unsur yang lain kalau
dilihat secara terpisah.
Penilaian kelima unsur tersebut adalah berlaku untuk lembaga
keuangan secara umum, namun bagi Pegadaian yang memberikan kredit
atas dasar hukum gadai hanya memperhatikan unsur collateral
sedangkan faktor yang lain kurang atau bahkan tidak diperhatikan.
Dengan hanya memperhatikan collateral memang aman, sebab apabila
nasabah tidak mampu membayar maka colleteral tersebut akan dapat
menutup kewajiban nasabah.
Dalam mengejar omzet yang ditargetkan kadang-kadang Kepala
cabang beserta aparatnya memasukkan unsur lain dalam memberikan
kridit, yaitu karakter calon nasabah (misal sebagai tokoh masyarakat,
pedagang sukses, dan sebagainya). Pertimbangan mereka adalah
dengan karakter yang baik maka kredit yang telah diberikan pasti akan
kembali, walaupun barang mereka ditaksir lebih tinggi dari semestinya.
Namun mereka lupa bahwa 5'Cs tersebut adalah merupakan satu
kesatuan yang tidak bisa dipisahkan sebagaimana diuraikan diatas.
Kalaupun dia memang memiliki karakter yang baik, tetapi kalau unsur
yang lain kurang baik sehingga mereka menghadapi kesulitan dalam
penggunaan kredit dari Pegadaian yang tidak kita perhitungkan
sebelumnya maka dia tidak akan bisa berbuat apa-apa dan tidak
bertanggung jawab dalam mengembalikan kredit tersebut, akhimya
barang yang dinilai jauh diatas harga yang wajar tidak dilunasi. Apabila
hal ini sudah terjadi maka jelas akan merugikan perusahaan dan
karyawan itu sendiri.
b. Metoda Referensi(penilaian random)
Yaitu suatu penilaian calon pelanggan (nasabah) dengan menggunakan
referensi (informasi) dari para pihak yang pernah bermitra kerja dengan
calon pelanggan tersebut, yaitu melalui :
 Referensi dagang Mitra dagang dapat dimintai informasi tentang
calon pelanggan tersebut , apakah selama bermitra dengan yang
bersangkutan tidak pemah mengalami masalah (terlambat/tidak
membayar), tidak mentaati kualitas, dsb).
 Referensi Bank Bank dari calon pelanggan tersebut juga dapat
dimintai keterangan tentang beberapa hal (selain yang menyangkut
rahasia Bank), yaitu antara lain ketaatan membayar kepada mitra
dagangnya dan sebagainya.
Perusahaan PT.JAYA KARTA yang bergerak dalam perdagangan emas
bermaksud untuk meningkatkan penjualan tahun 2005 sebesar 20%.
Penjualan tahun 2004 sebanyak 8.100 keping emas dengan rata-rata 20
karat dengan harga jual Rp.125.000,- per gram. Rata-rata 1 keping
beratnya = 1 gram. Biaya tetap toko emas "Jaya karta"
Rp.50.000.000,(terdiri dari tahap gedung, AC), biaya variabel per unit
keeping emas Rp.100.000,-. Apabila waktu kredit diperpanjang dari 60
hari menjadi 90 hari, dibutuhkan biaya tambahan modal meningkat
sebesar 30%. Apakah kebijakan perpanjangan waktu kredit tersebut akan
menguntungkan perusahaan atau dapat dibenarkan?.
Penyelesaian
Laba perusahaan sebelum perpanjangan kridit adalah sebagai berikut :
Uraian Sebelum kenaikan penjualan
Penjualan Rp 1.012.500.000
Biaya
Biaya
Variabel Rp 810.000.000
Biaya Tetap Rp 50.000.000
Total Biaya Rp 860.000.000
Laba Rp 152.500.000
Laba perusahaan setelah perpanjangan kridit adalah sebagai berikut :
Uraian Sebelum kenaikan penjualan
Penjualan Rp 1.215.000.000
Biaya
Biaya Variabel Rp 972.000.000
Biaya Tetap Rp 50.000.000
Tambahan Biaya Modal Rp 4.500.000
Total Biaya Rp 1.026.500.000
Laba Rp 188.500.000
Perhitungan tambahan biaya modal :
Investasi piutang
tahun 2004 =(30*860000000)/360 Rp 71.666.667
Investasi piutang
tahun 2005 =(30*1022000000)/360 Rp 85.166.667
Tambahan Modal
Investasi =85166667-71666667 Rp 13.500.000
Tambahan Biaya =3%*13500000 Rp 405.000
e. Perputaran Piutang
Tingkat perputaran piutang dapat diketahui dengan menjumlah penjualan
kridit dalam suatu periode dengan piutang rata-rata.
Perputaran Piutang = penjualan kridit/ piutang rata-rata.
Semakin rendah perputaran piutang berarti semakin lama dana tertanam
dalam piutang dan akan semakin besar dana yang tertanam dalam
piutang. Semakin tinggi perputaran piutang maka hari pengumpulan
piutang semakin pendek. Hari rata-rata pengumpulan piutang dapat
dihitung:
Hari rata-rata pengumpulan piutang = 360/perputaran piutang
f. Budget Pengumpulan
Piutang Budget pengumpulan piutang disusun berdasrkan budget
penjualan dengan memperhatikan antara lain : terms of sales, kebiasaan
membayar para pelanggan.
PT.JAYA KARTA mempunyai rencana penjualan sebagai berikut :
Bulan Penjualan Jumlah
Juli Rp 28.000.000
Agustus Rp 35.000.000
September Rp 42.000.000
Syarat pembayaran ditetapkan 3/20/net.30
Kebiasaan pembayaran pelanggan :
a. 60% penjualan terkumpul dalam waktu 20 hari sesudah bulan penjualan.
b. 30% penjualan terkumpul dalam waktu sesudah 20 hari sesudah bulan
penjualan.
c. 10% penjualan terkumpul dalam bulan kedua sesudah bulan penjualan.
Diminta budget pengumpulan kas !
Waktu
Penjualan Rencana Penjualan Agustus September Oktober
Juli
Rp
28.000.000
Rp
24.696.000
Rp
2.800.000
Agustus
Rp
35.000.000
Rp
30.870.000
Rp
3.500.000
September
Rp
42.000.000
Rp
37.044.000
Jumlah Piutang
Terkumpul
Rp
24.696.000
Rp
33.670.000
Rp
40.544.000
* Penerimaan bulan Agustus
Waktu 20 hari sesudah bulan penjualan =(60%xRp28000) 3%(60%xRp28000)=
Rp16.296
Waktu sesudah 20 hari sesudah bulan penjualan =30% x Rp 28.000 =
Rp 8.400
Jumlah penerimaan piutang dalam bulan agustus =
Rp 24.696
Bulan berikutnya cara perhitungannya sama
KESIMPULAN
Piutang tercipta sebagai akibat dari penjualan secara kredit. Oleh
sebab itu perkiraan piutang sangat penting karena rata-rata perusahaan
memiliki perkiraan piutang. Piutang diharapkan akan tertagih dalam kurun
waktu kurang dari satu tahun. Oleh sebab itu, perkiraan ini diklasifikasikan ke
dalam aktiva lancar.
Pengelolaan piutang yang dijalankan oleh PT. JAYA KARTA kurang
efisien dalam menjamin penerimaan kas. PT. JAYA KARTA lebih memusatkan
konsentrasinya pada penjualan kredit daripada memperhatikan penerimaan
kas atau pembayaran piutang. Penjualan kredit PT. JAYA KARTA terus
mengalami peningkatan, tetapi persentase piutang terhadap penjualan .
Semakin besar persentase piutang terhadap penjualan kredit maka semakin
sedikit piutang yang dilunasi yang berarti semakin buruk pula manajemen
piutang yang dilakukan oleh perusahaan. Penurunan jumlah piutang yang
belum dibayar bisa dikarenakan pelanggan cepat 112 melunasi hutangnya,
atau bisa juga karena kebijakan penagihan piutang dilakukan lebih efektif oleh
perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.rusdionoconsulting.com/manajemen-piutang-
usaha/#:~:text=Manajemen%20piutang%20adalah%20praktik%20atau,dit
agihkan%20kepada%20pihak%20yang%20meminjam.&text=Hal%20ini%2
0karena%20piutang%20menjadi,keuntungan%20misalnya%20melalui%20
penjualan%20kredit.
http://eprints.mercubuana-yogya.ac.id/333/2/BAB%20II%20.pdf
https://www.paper.id/blog/finansial-umkm/manajemen-piutang/

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Manajemen keuangan
Manajemen keuanganManajemen keuangan
Manajemen keuangan
lyanez123
 
10 analisis kredit
10 analisis kredit10 analisis kredit
10 analisis kredit
Imo Priyanto
 
Tm 4, 4, hbl, wenna sustiany, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm, moratori...
Tm 4, 4, hbl, wenna sustiany, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm, moratori...Tm 4, 4, hbl, wenna sustiany, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm, moratori...
Tm 4, 4, hbl, wenna sustiany, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm, moratori...
WennaSustiany
 
4.HBL,Jihan Nabilah Ekayono Putri, Prof.dr.Hapzi Ali, CMA , Aspek Hukum Lemba...
4.HBL,Jihan Nabilah Ekayono Putri, Prof.dr.Hapzi Ali, CMA , Aspek Hukum Lemba...4.HBL,Jihan Nabilah Ekayono Putri, Prof.dr.Hapzi Ali, CMA , Aspek Hukum Lemba...
4.HBL,Jihan Nabilah Ekayono Putri, Prof.dr.Hapzi Ali, CMA , Aspek Hukum Lemba...
Jihan Nabilah
 
5. hbl, novi siti , hapzi ali, aspek hukum lembaga pembiayaan, 2018
5. hbl, novi siti , hapzi ali, aspek hukum lembaga pembiayaan, 20185. hbl, novi siti , hapzi ali, aspek hukum lembaga pembiayaan, 2018
5. hbl, novi siti , hapzi ali, aspek hukum lembaga pembiayaan, 2018
Novi Siti
 

La actualidad más candente (17)

Manajemen keuangan
Manajemen keuanganManajemen keuangan
Manajemen keuangan
 
Kredit Macet
Kredit MacetKredit Macet
Kredit Macet
 
Hbl 5, Riny Triana Savitri, Prof. Hapzi Ali , Aspek Hukum Lembaga ,Universita...
Hbl 5, Riny Triana Savitri, Prof. Hapzi Ali , Aspek Hukum Lembaga ,Universita...Hbl 5, Riny Triana Savitri, Prof. Hapzi Ali , Aspek Hukum Lembaga ,Universita...
Hbl 5, Riny Triana Savitri, Prof. Hapzi Ali , Aspek Hukum Lembaga ,Universita...
 
INVESTASI
INVESTASIINVESTASI
INVESTASI
 
10 analisis kredit
10 analisis kredit10 analisis kredit
10 analisis kredit
 
Anjak Piutang
Anjak PiutangAnjak Piutang
Anjak Piutang
 
Lembaga keuangan lain
Lembaga keuangan lainLembaga keuangan lain
Lembaga keuangan lain
 
Tm 4, 4, hbl, wenna sustiany, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm, moratori...
Tm 4, 4, hbl, wenna sustiany, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm, moratori...Tm 4, 4, hbl, wenna sustiany, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm, moratori...
Tm 4, 4, hbl, wenna sustiany, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm, moratori...
 
Lembaga pembiayaan
Lembaga pembiayaanLembaga pembiayaan
Lembaga pembiayaan
 
Manohara
ManoharaManohara
Manohara
 
Kredit Macet
Kredit MacetKredit Macet
Kredit Macet
 
4.HBL,Jihan Nabilah Ekayono Putri, Prof.dr.Hapzi Ali, CMA , Aspek Hukum Lemba...
4.HBL,Jihan Nabilah Ekayono Putri, Prof.dr.Hapzi Ali, CMA , Aspek Hukum Lemba...4.HBL,Jihan Nabilah Ekayono Putri, Prof.dr.Hapzi Ali, CMA , Aspek Hukum Lemba...
4.HBL,Jihan Nabilah Ekayono Putri, Prof.dr.Hapzi Ali, CMA , Aspek Hukum Lemba...
 
Tugas perbankan
Tugas perbankanTugas perbankan
Tugas perbankan
 
Lembaga pembiayaan
Lembaga pembiayaanLembaga pembiayaan
Lembaga pembiayaan
 
Anjak piutang
Anjak piutangAnjak piutang
Anjak piutang
 
4. hbl,clara monalisa,hapzi ali, lembaga pembiayaan dan konsekuensi hukum yan...
4. hbl,clara monalisa,hapzi ali, lembaga pembiayaan dan konsekuensi hukum yan...4. hbl,clara monalisa,hapzi ali, lembaga pembiayaan dan konsekuensi hukum yan...
4. hbl,clara monalisa,hapzi ali, lembaga pembiayaan dan konsekuensi hukum yan...
 
5. hbl, novi siti , hapzi ali, aspek hukum lembaga pembiayaan, 2018
5. hbl, novi siti , hapzi ali, aspek hukum lembaga pembiayaan, 20185. hbl, novi siti , hapzi ali, aspek hukum lembaga pembiayaan, 2018
5. hbl, novi siti , hapzi ali, aspek hukum lembaga pembiayaan, 2018
 

Similar a Tm14 kelompok 8 manajemen piutang perusahaan

Skripsi elika pengaruh penjualan kredit, perputaran
Skripsi elika pengaruh penjualan kredit, perputaranSkripsi elika pengaruh penjualan kredit, perputaran
Skripsi elika pengaruh penjualan kredit, perputaran
Instansi
 
Makalah manajemen keuangan ii uas
Makalah manajemen keuangan ii uasMakalah manajemen keuangan ii uas
Makalah manajemen keuangan ii uas
Cak Qur
 
Jenis jenis piutang , piutang wesel, piutang bunga, piutang karyawan dan piut...
Jenis jenis piutang , piutang wesel, piutang bunga, piutang karyawan dan piut...Jenis jenis piutang , piutang wesel, piutang bunga, piutang karyawan dan piut...
Jenis jenis piutang , piutang wesel, piutang bunga, piutang karyawan dan piut...
sitifajarmarinda
 
HBL, 5, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Kegiatan Jenis Lembaga Pembiayaan, ...
HBL, 5, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Kegiatan Jenis Lembaga Pembiayaan, ...HBL, 5, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Kegiatan Jenis Lembaga Pembiayaan, ...
HBL, 5, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Kegiatan Jenis Lembaga Pembiayaan, ...
intandwik_
 
X_Ekonomi_KD 3.5_Lembaga Jasa Keuangan Dalam Perekonomian Indonesia (www.bosp...
X_Ekonomi_KD 3.5_Lembaga Jasa Keuangan Dalam Perekonomian Indonesia (www.bosp...X_Ekonomi_KD 3.5_Lembaga Jasa Keuangan Dalam Perekonomian Indonesia (www.bosp...
X_Ekonomi_KD 3.5_Lembaga Jasa Keuangan Dalam Perekonomian Indonesia (www.bosp...
YaniAdyaramdhani1
 
Bab 7 manajemen_piutang
Bab 7 manajemen_piutangBab 7 manajemen_piutang
Bab 7 manajemen_piutang
Inal Ypyn
 

Similar a Tm14 kelompok 8 manajemen piutang perusahaan (20)

Skripsi elika pengaruh penjualan kredit, perputaran
Skripsi elika pengaruh penjualan kredit, perputaranSkripsi elika pengaruh penjualan kredit, perputaran
Skripsi elika pengaruh penjualan kredit, perputaran
 
Jurnal manajemen jumania septariani
Jurnal manajemen jumania septarianiJurnal manajemen jumania septariani
Jurnal manajemen jumania septariani
 
Makalah manajemen keuangan ii uas
Makalah manajemen keuangan ii uasMakalah manajemen keuangan ii uas
Makalah manajemen keuangan ii uas
 
Jenis jenis piutang , piutang wesel, piutang bunga, piutang karyawan dan piut...
Jenis jenis piutang , piutang wesel, piutang bunga, piutang karyawan dan piut...Jenis jenis piutang , piutang wesel, piutang bunga, piutang karyawan dan piut...
Jenis jenis piutang , piutang wesel, piutang bunga, piutang karyawan dan piut...
 
MAKALAH SEMINAR AKUNTANSI KEUANGAN UNIVERSITAS MPU TANTULAR
MAKALAH SEMINAR AKUNTANSI KEUANGAN UNIVERSITAS MPU TANTULARMAKALAH SEMINAR AKUNTANSI KEUANGAN UNIVERSITAS MPU TANTULAR
MAKALAH SEMINAR AKUNTANSI KEUANGAN UNIVERSITAS MPU TANTULAR
 
928-1694-1-SM.pdf
928-1694-1-SM.pdf928-1694-1-SM.pdf
928-1694-1-SM.pdf
 
HBL, 5, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Kegiatan Jenis Lembaga Pembiayaan, ...
HBL, 5, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Kegiatan Jenis Lembaga Pembiayaan, ...HBL, 5, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Kegiatan Jenis Lembaga Pembiayaan, ...
HBL, 5, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Kegiatan Jenis Lembaga Pembiayaan, ...
 
X_Ekonomi_KD 3.5_Lembaga Jasa Keuangan Dalam Perekonomian Indonesia (www.bosp...
X_Ekonomi_KD 3.5_Lembaga Jasa Keuangan Dalam Perekonomian Indonesia (www.bosp...X_Ekonomi_KD 3.5_Lembaga Jasa Keuangan Dalam Perekonomian Indonesia (www.bosp...
X_Ekonomi_KD 3.5_Lembaga Jasa Keuangan Dalam Perekonomian Indonesia (www.bosp...
 
Ekonomi Teknik 2
Ekonomi Teknik 2Ekonomi Teknik 2
Ekonomi Teknik 2
 
Nur asifah ekonomitekniktugas2
Nur asifah ekonomitekniktugas2Nur asifah ekonomitekniktugas2
Nur asifah ekonomitekniktugas2
 
Artikel pengelolaan piutang perusahaan
Artikel pengelolaan piutang perusahaanArtikel pengelolaan piutang perusahaan
Artikel pengelolaan piutang perusahaan
 
Anjak piutang
Anjak piutangAnjak piutang
Anjak piutang
 
Anjak piutang
Anjak piutangAnjak piutang
Anjak piutang
 
Anjak piutang
Anjak piutangAnjak piutang
Anjak piutang
 
Anjak piutang
Anjak piutangAnjak piutang
Anjak piutang
 
Borrowing borrowing borrowing, why not (draf kasar)
Borrowing borrowing borrowing, why not (draf kasar)Borrowing borrowing borrowing, why not (draf kasar)
Borrowing borrowing borrowing, why not (draf kasar)
 
Nur asifah ekonomitekniktugas2
Nur asifah ekonomitekniktugas2Nur asifah ekonomitekniktugas2
Nur asifah ekonomitekniktugas2
 
Bab 7 manajemen_piutang
Bab 7 manajemen_piutangBab 7 manajemen_piutang
Bab 7 manajemen_piutang
 
Makalah_Alokasi_Dana.docx
Makalah_Alokasi_Dana.docxMakalah_Alokasi_Dana.docx
Makalah_Alokasi_Dana.docx
 
Sipi, raditya wijaksono, hapzi ali, pengendalian internal, unsur unsur pengen...
Sipi, raditya wijaksono, hapzi ali, pengendalian internal, unsur unsur pengen...Sipi, raditya wijaksono, hapzi ali, pengendalian internal, unsur unsur pengen...
Sipi, raditya wijaksono, hapzi ali, pengendalian internal, unsur unsur pengen...
 

Último

Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
DessyArliani
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 

Último (20)

Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 

Tm14 kelompok 8 manajemen piutang perusahaan

  • 1. MANAJEMEN PIUTANG PERUSAHAAN PADA PT. JAYA KARTA Disusun Oleh : Farhan Dwi Fahmi ( 43220010034 ) Laksamana Racka Al Bahri ( 43220010055 ) Amanda Ayu Rizkia ( 43220010024 ) Saskia Amalia Putri ( 43220010036 ) Yuliana Maulidda Hafsari ( 43220010028 ) PEMBIMBING : Yananto Mihadi Putra, SE,M.Si FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PROGRAM STUDI AKUNTASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA
  • 2. ABSTRAK Pertumbuhan industri pada sektor properti memiliki peran penting dalam perkembangan ekonomi saat ini. Terbukti dalam beberapa tahun belakangan ini di Indonesia sedang giat melakukan pembangunan. Hal ini menyebabkan persaingan antar perusahaan di industri ini menjadi meningkat. Salah satu pilihan yang diberikan perusahaan untuk meningkatkan penjualannya yaitu dengan pemberian penjualan kredit. PT. JAYA KARTA yang merupakan perusahaan konstruksi memberikan hal yang serupa untuk menarik minat pelanggan, namun hal ini dapat memberikan resiko yaitu telat bayar atau bahkan tidak bayar yang dapat merugikan perusahaan itu sendiri. Keterlambatan pembayaran piutang juga dapat memperlambat siklus konversi kas perusahaan. Hal tersebut dapat berdampak memperlama jumlah waktu antara uang keluar dan uang masuk perusahaan dan berakibat menganggu kegiatan operasional perusahaan yang memerlukan dana. Maka perusahaan dengan sistem penjualan kredit perlu memperhatikan manajemen piutang yang perusahaan jalankan. Dalam melakukan penelitian tentang manajemen piutang diperlukan informasi pelaksanaan piutang perusahaan dan laporan keuangan perusahaan dalam bentuk neraca dan laba rugí. Pada hasil penelitian ini menunjukan siklus konversi kas perusahaan dapat dipercepat, bila PT. JAYA KARTA dapat mempercepat rata-rata periode tagih dan memperpanjang rata-rata periode bayar secara bersamaan. Sehingga siklus konversi kas perusahaan dapat berkurang dalam hasil proyeksi tahun 2018 dapat berkurang menjadi 286 hari dan dapat meminimalisi dana yang dibutuhkan persiklus sebesar Rp 6,457,627,599. Perusahaan pun dapat melakukan efisiensi sebesar Rp 645,762,759. Kebijakan piutang perusahaan pun perlu adanya perbaikan agar pelaksanaan dan pengawasan piutang perusahaan lebih diperhatikan. Agar perusahaan tidak mengalami kendala pada sejumlah dana yang tertahan di piutang dan kegiatan operasional pun tidak terganggu dan berjalan dengan lancar. Kata kunci: manajemen piutang, siklus konvensi kas, rata rata periode tagih, efisiensi dana.
  • 3. BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Sub sektor kontruksi bangunan memiliki peran penting dalam perkembangan ekonomi. Dalam beberapa tahun belakangan ini di Indonesia sedang giat melakukan kegiatan pembangunan dimana-mana. Kondisi ini sangat menguntungkan untuk para perusahaan kontruksi bangunan. Karena di era ini sedang maraknya melakukan kegiatan pembangunan yang menunjang pasar mereka untuk berbisnis. Salah satu yang sedang naik adalah pembangunan bangunan-bangunan besar seperti hotel dan apartemen, serta pembangunan dan renovasi gedung-gedung. Tidak luput juga pembangunan dalam bagian pariwisata dan tempat-tempat rekreasi. Sektor properti di Jawa Barat pada kuartal I 2018 mengalami pertumbuhan 5,89% (yoy). Kepala Group Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat Ismet Inono mengatakan, pertumbuhan sektor properti terjadi pada seluruh tipe rumah, yaitu kecil, menengah, dan besar. Masing-masing mengalami pertumbuhan sebesar 6,06% (yoy), 6,77% (yoy), dan 4,82% (yoy). Pertumbuhan sektor properti di Jabar dipicu oleh naiknya harga bahan bangunan dan upah pekerja, serta biaya perizinan yang cukup tinggi. Walaupun dilihat dari sisi volume, penjualan properti residensial pada kuartal 1 tahun 2018 cenderung mengalami penurunan, khususnya pada rumah tipe menengah dan tipe besar. Sementara itu, Indeks Harga Properti Komersial (IHPK) pada kuartal I 2018 tumbuh 0.38% (yoy). Pertumbuhan harga yang lebih tinggi, khususnya terjadi pada segmen ritel dan apartemen. Hal itu dipicu peningkatan harga jual pada kedua segmen tersebut dibandingkan triwulan sebelumnya. PT. JAYA KARTA merupakan perusahaan yang bergerak dibidang usaha jasa sebagai kontraktor bangunan yang berdiri sudah lebih 5 tahun dan berlokasi di Bandung. Agar dapat bertahan di tengah kompetisi yang ketat perusahaan harus memiliki keuangan yang sehat. Salah satu cara yang digunakan oleh PT. JAYA KARTA untuk menarik perhatian adalah dengan memberikan sistem keringanan dalam sistem pembayarannya dengan sistem penjualan kredit. Pembayaran dengan sistem kredit ini digunakan untuk jasa seperti kontaktor bangunan. Namun, penjualan dengan sistem kredit ini memiliki risiko telat bayar atau tidak bayar yang dapat menyebabkan tidak sehatnya keuangan perusahaan. Maka dari itu Perusahaan harus memiliki pengelolahaan piutang yang baik. Bagi perusahaan yang memiliki utang jangka pendek maupun jangka panjang pengelolaan piutang yang buruk dapat menghambat kemampuan perusahaan dalam memeuhi tanggung jawabnya dalam melunasi.
  • 4. Dalam melakukan pengendalian dan pengelolaan terhadap saldo kas yang diperoleh perusahaan dari hasil penjualan, maka perlu dilakukannya manajemen kas. Manajemen kas dapat mengelola waktu yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk menghasilkan kas dari kegiatan operasionalnya. Dalam perencanaan dan pengendalian kas yang dilakukan oleh manajemen kas akan dilakukan perhitungan mengenai siklus operasi dan siklus konversi kas. Siklus operasi adalah lama waktu yang diperlukan perusahaan mulai dari pembelian bahan baku dan membayar gaji hingga diperolehnya kas yang didapatkan dari penjualan produk akhir (Sundjaja & Barlian, 2013). Berikut ini adalah data mengenai dana yang dibutuhkan per siklus yang dimilki oleh PT. JAYA KARTA dalam periode 2016-2018. 2. Rumusan Masalah 1. Apa saja Masalah-masalah yang timbul pada penjualan kredit? 2. Apa keputusan investasi dalam piutang/penjualan kredit? 3. Apa cara yang terbaik untuk memperkecil resiko yang akan timbul pada penjualan kredit? 4. Bagaimana kerugian piutang? 5. Apa saja metode yang dipakai untuk menilai nasabah? 6. Bagaimana PT.JAYA KARTA dalam menghitung laba dari penjualan kredit! 3. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui Masalah-masalah yang timbul pada penjualan kredit. 2. Mengetahui keputusan investasi dalam piutang/penjualan kredit. 3. mengetahui cara yang terbaik untuk memperkecil resiko yang akan timbul pada penjualan kredit. 4. Mengetahui kerugian piutang. 5. Mengetahui apa saja metode yang dipakai untuk menilai nasabah. 6. Mengetahui PT.JAYA KARTA dalam menghitung laba dari penjualan kredit. persediaan.
  • 5. 4. Manfaat Penelitian 1. Memberikan pertimbangan komposisi struktur modal yang optimal bagi perusahaan untuk meningkatkan nilai ekonomis perusahaan. 2. Pada masa yang akan datang, manajer piutang perusahaan dapat mengambil keputusan yang tepat bagi rencana Penjualan kredit.
  • 6. BAB II LITERATUR TEORI Istilah piutang timbul karena adanya kebijakan penjualan kredit di dalam perusahaan. Penjualan kredit ini tidak segera menghasilkan penerimaan kas pada saat penjualan dilakukan, tetapi menimbulkan piutang dan akan berubah menjadi kas pada saat terjadi pelunasan piutang oleh pelanggan. Piutang tersebut meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap perorangan atau organisasi. Piutang tercipta sebagai akibat dari penjualan secara kredit. Oleh sebab itu perkiraan piutang sangat penting karena rata-rata perusahaan memiliki perkiraan piutang. Piutang diharapkan akan tertagih dalam kurun waktu kurang dari satu tahun. Oleh sebab itu, perkiraan ini diklasifikasikan ke dalam aktiva lancar. Dalam praktik bisnis, konsumen pada umumnya lebih menyukai jika perusahaan menjual barang atau jasanya secara kredit dengan alasan pembayaran dapat ditunda walaupun pada kenyataan biasanya hasil penjualan kredit lebih besar dari hasil penjualan tunai. Dalam kondisi seperti ini pihak manajemen dituntut untuk dapat memperhitugkan seberapa besar piutang yang tak tertagih. Berdasarkan data tersebut, pihak manajemen mendapatkan masukan untuk menentukan kebijakan dalam pemberian kredit. Menurut James C. Van Horne dan John M. Wachowicsz, Jr (1997:258): “Piutang adalah jumlah uang dipinjam dari perusahaan oleh pelanggan yang telah membeli barang atau jasa secara kredit”. Selajutnya pengertian piutang menurut Lukman Syamsudin (2007:255) adalah “Piutang adalah tagihan yang timbul karena adanya transaksi secara kredit oleh perusahaan kepada langganannya". Penjualan kredit yang pada akhirnya akan menimbulkan hak penagihan atau piutang kepada langganan, sanggat erat hubungannya dengan persyaratan- persyaratan kredit yang diberikan. Sekalipun pengumpulan piutang sering kali tidak tepat waktu yang sudah ditetapkan, namun sebagian besar dari piutang tersebut akan terkumpul dalam jangka waktu kurang dari 1 tahun. Dengan alasan itulah, maka piutang dimasukan sebagai salah satu komponen dalam aktiva lancar perusahaan. Warren Reeve dan Fess (2005;404) menyatakan bahwa piutang meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu, perusahaan atau organisasi lainnya.
  • 7. Menurut Martono dan Harjito (200:95), piutang merupakan tagihan perusahaan kepada pelanggan atau pembeli atau pihak lain yang membeli produk perusahaan. Dari Donald E. Kleso (200:34634) menyebutkan bahwa piutang adalah klain, uang barang, atau jasa kepada pelanggan atau pihak-pihak lainnya. Piutang dikelompokkan ke dalam hutang lancar atau tidak lancar. Menurut Benny Alexandri (2009:117) piutang adalah sejumlah uang hutang dari konsumen pada perusahaan yang membeli barang dan jasa secara kredit pada perusahaan. Piutang lancar diharapkan dapat tertagih dalam satu tahun atau selama setahun operasional berjalan. Semua piutang dikelompokkan sebagai piutang tidak lancar. Deboro Siahaan (2010) menyebukan bahwa untuk tujuan pelaporan keuangan, piutang diklarifikasikan sebagai lancar (jangka pendek) dan tidak lancar (jangka panjang). Piutang lancar (current receivable) diharapkan akan tertagih dalam satu tahun selama satu siklus operasional. Sedangkan selain itu dikatakan sebagai piutang tidak lancer
  • 8. BAB III PEMBAHASAN 1. Masalah-masalah yang timbul adanya penjualan kredit Piutang merupakan tagihan perusahaan kepada pelanggan atau pembeli atau pihak lain yang membeli produk atau jasa perusahaan. Piutang usaha ini muncul karena adanya penjualan secara kredit kepada pelanggan untuk perusahaan yang memproduksi suatu produk pisik, atau kredit yang disalurkan dalam perusahaan jasa keuangan seperti Pegadaian. Piutang ada yang berbentuk Wesel. Wesel ini merupakan kesanggupan membayar dari pembeli kepada penjual sejumlah uang tertentu di masa mendatang. Secara prinsip, penjualan sebetulnya akan lebih suka melakukan transaksi dagang secara tunai karena uang hasil penjualan dapat segera di terima dan diputarkan kembali. Tetapi adanya persaingan usaha memaksa perusahaan memberikan berbagai macam kemudahan kepada pembeli seperti penjualan dengan kredit dengan maksud untuk menarik semakin banyak nasabahnya untuk membeli produk perussahsan tersebut. Kebijakan penjulan kredit yang akan menimbulkan piutang sebenamya akan menimbulkan biaya bagi perusahaan, seperti biaya administrasi piutang, biaya modal atas dana yang tertanam dalam piutang atau kredit, biaya penagiban dan biaya piutang yang mungkin tidak tertagih. Dari sini jelas bahwa piutang adalah beresiko tidak tertagih atau piutang akan menimbulkan masalah sebagai berikut : Masalah serius yang diakibatkan oleh manajemen piutang yang tidak baik: 1, Timbulnya piutang macet/tidak tertagih. 2. Meningkatnya beban bunga karena dana yang tertanam pada piutang macet. 3. Munculnya biaya penagihan dan administrasi. 4. Hilangnya kesempatan memperoleh pendapatan. 5. Turunnya kepercayaan dari kreditor dan pemilik. 2. Keputusan Investasi dalam piutang/Penjualan Kredit Sekarang penjualan secara kredit sudah biasa dilakukan. Cara pejualan secara kredit dikembangkan dengan maksud untuk memperluas penjualan produk yang dihasilkan. Bagi suatu perusahaan dalam memutuskan penjualan secara kredit ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan. Faktor-Faktor yang akan menentukan besar kecilnya investasi pada piutang adalah : a. Modal kerja Modal kerja yang terikat dalam piutang dagang dalam jangka waktu yang panjang, akan menyebabkan perputarannya terhambat. Sehingga perusahaan membutuhkan dana untuk memenuhi
  • 9. kebutuhan dana dalam melakukan operasinya. Besarnya dana tergantung dari berapa lama dana itu terikat dalam piutang. Oleh karena itu perusahaan yang terbatas pendanaannya, harus memperhatikan dalam pemberian kredit pada pelanggannya. b.Syarat-Syarat pembayaran kredit Tanggung jawab dalam pemberian kredit terletak pada manajer kredit. Agar kredit yang diberikan kepada pelanggan dapat lancar pelunasannya, maka syarat-syarat pembayaran kredit harus jelas dengan periode pelunasan yang sudah tertentu. c.Volume penjualan kridit Semakin besar porsi penjualan kridit maka semakin besar investasi dalam piutang. Dengan makin besarnya volume penjualan kridit maka perusahaan harus menyediakan dana semakin besar untuk ditanamkan dalam piutangg. d. Ketentuan Pembatasan kredit Semakin besar batas plafon kridit bagi pelanggan, maka akan semakin besar dana yang akan ditanamkan dalam piutang. e.Kebijakan pengumpulan Piutang Semakin aktif pengumpulan piutang yang dilakukan perusahaan dana yang tertanam dalam piutang akan lebih kecil dibandingan perusahaan melakukan kebijakan pasif dalam pengumpulan piutang. f. Kebiasaan Membayar Pelanggan Semakin banyak pelanggan yang membayar memanfaatkan cash discout, maka dana yang tertanam pada piutang akan lebih kecil dibandingkan kebiasaan para pelanggan membyar setelah masa cash discount. 3. Caranya untuk memperkecil resiko yang timbul dalam penjual secara kredit. Cepat lambatnya piutang dapat dikumpulkan juga dipengaruhi oleh kualitas pelanggan, baik kualitas kemampuan perusahaan pelanggan maupun kualitas karakter pelanggan itu sendiri. Penilaian kualitas pelanggan sangat penting dilakukan untuk melakukan mitigasi (mengurangi) risiko yang mungkin akan teerjadi dalam bentuk piutang tidak tertagih (bad debt) dan memperkecil biaya penagihan. Jika kualitas pelanggan menurun, maka biaya penagihan piutang akan semakin meningkat. Untuk memperoleh informasi tentang kualitas pelanggan, perusahaan dapat memperolehnya melalui informasi dari laporan keuangan pelanggan, operasi perusahaan, sejarah pengembalian kredit, asosiassi dagang, pesaing, referensi bank dan sebagainya atau dengan mebuat suatu credit scoring dari pelanggan. Piutang yang ditimbulkan karena penjualan kredit akan menentukan besarnya tingkat perputaran piutang. Tingkat perputaran piutang merupakan periode terikatnya piutang sejak terjadinya piutang tersebut hingga sampai piutang tersebut dapat ditagih dalam bentuk uang kas dan akhimya dapat
  • 10. dibelikan kembali menjadi persediaan dan dijual secara kredit menjadi piutang kembali. Untuk mengurangi resiko kridit dapat dilakukan dalam pemilihan pelanggan dengan cara sebagai berikut : Ketentuan dan syarat kredit Yaitu berkaitan dengan prosedur dan ketentuan yang harus ditaati dalam memberikan kredit atau kebijaksanaan tertentu yang ditujukan untuk meningkatkan kolektifitas piutang. Untuk mengurangi resiko piutang tidak tertagih perusahaan dapat memberikan perangsang bagi pelanggan untuk melunasi segera utangnya. Misal: memberikan potongan bunga bagi yang melunasi lebih awal atau potongan harga bagi yang melunasi lebih awal (2/10 /n.30), artinya ada potongan 2% kalau melunasi 10 hari, dengan batas waktu kredit 30 hari. Sering kebijaksanaan syarat kredit ditujukan untuk meningkatkan penjualan, yaitu dengan cara melonggarkan syarat kredit. Misalnya Dealer Mobil yang semula untuk dapat memperoleh kredit harus berpenghasilan minimal Rp 5 Juta per bulan, mempunyai pekejaan tetap, diketahui atasan/istri, dan berdomisili pada rumah sendiri, kemudian syaratnya dipelunak menjadi hanya berpenghasilan Rp 3 juta dan memiliki KTP. Bagi Pegadaian contohnya adalah untuk meningkatkan omzet dengan kredit gadai yang barang jaminannya bisa dipakai lagi oleh nasabah (khusus barang jaminan yang merupakan barang modal). Adanya pelonggaran syarat kredit untuk meningkatkan penjualan pasti akan diikuti juga dengan meningkatnya resiko kredit. Untuk itu harus diikuti dengan analisa resikonya secara kuantitatif. Dengan cara membuat prediksi rugi laba dengan pelonggaran penjualan yang menimbulkan biaya penagihan dan penghapusan piutang. Disamping itu menurunnya perputaran piutang juga akan menambah biaya modal bagi modal yang ditanamkan pada piutng tersebut, untuk itu agar resiko penjualan dapat dikurangi/ditekan harus dilakukan perhitungan secara kuantitatif yang teliti, tidak asal melonggarkan kridit yang akan menambah masalah bagi perusahaan. Kebijaksanaan pemilihan pelanggan (nasabah) Yaitu kebijaksanaan yang diambil oleh perusahaan dalam memilih calon pelanggannya. Hal ini sangat penting karena apabila terjadi kesalahan dalam pemilihan pelanggan maka akibatnya akan sangat merugikan perusahaan. 4. Kerugian Piutang Penjualan barang atau jasa secara kredit mengandung risiko jika debitur tidak membayar hutang sebagaimana mestinya. Seandainya hal ini terjadi,
  • 11. perusahaan akan menanggung kerugian dan harus dicantumkan dalam laporan rugi lapa dengan nama akun/rekening kerugian piutang. Jika piutang yang tak tertagih relatif kecil, perusahaan tidak perlu membentuk dana cadangan. Tetapi jika piutang yang tak tertagih jumlahnya relative besar, perusahaan dapat mempertimbangkan untuk membentuk dana cadangan. Menurut Arifin (2009) pencatatan kerugian piutang dapat dilakukan dengan salah satu metode berikut ini: 1. Metode Penghapusan Langsung Pencatatan kerugian piutang dalam metode penghapusan langsung dilakukan dengan cara kerugian piutang dicatat setelah perusahaan mendapat keyakinan bahwa debitur tidakdapat membayar hutang kepada perusahaan. Penghapusan piutang dari suatu debitur harus mendapatkan persetujuan dari manajemen yang ditentukan oleh perusahaan. 2. Metode Cadangan Penggunaan metode cadangan didasarkan kepada pandangan bahwa kerugian piutang terjadi kareana ada kesalahan atau kegagalan dalam 17 memilah calon pembeli dalam hal ini debitur. apakah pantas diberi kredit atau tidak. Dasar yang diguanakan dalam metode cadangan adalah: a. Metode persentase dari penjualan Penentuan besar cadangan piutang dengan metode persentase penjualan biasanya ditetapkan oleh menajemen berdasarkan hubungan persentase antara jumlah penjualan kredit dengan taksiran kerugian piutang yang mungkin tidak dapat tertagih. Persentase ini biasanya berdasarkan pada data tahun sebelumnya atau kebijakan lain yang ditetapkan oleh perusahaan dari total penjualan kredit. b. Persentase dari piutang Penjualan kredit disatu pihak ditujukan untuk menaiikan volume penjualan, pada pihak lain perusahaan menanggung resiko kerugian akibat adanya piutang yang dibayar setelah masa jatuh tempo dan tidak tertagih. Untuk menganalisis piutang yang melewati tanggal jatuh tempo biasanya perusahaan membuat sebuah daftar yang dikenal dengan istilah daftar umur piutang. Dalam daftar ini debitur dikelompokkan berdasarkan jangka waktu sejak tanggal transaksi, piutang seharusnya diterima sampai dengan tanggal dibut daftar umur piutang. 5. Metode yang dipakai untuk menilai calon nasabah Ada 2 metoda untuk menilai calon pelanggan (nasabah) yang akan dibahas yaitu Konsep 5 C dan Metoda Referensi. a. Metode Analisa Kredit
  • 12. 5C Konsep 5 C, yaitu pemberian kredit kepada pelanggan (nasabah) yang didasarkan atas pertimbangan character, colleteral, capital, capasity dan condition. Pengertian masing-masing unsur tersebut adalah sebagai berikut:  Character Apakah calon nasabah mempunyai kepribadian yang baik sehingga kita percaya bahwa nasabah tersebut akan membayar kembali kreditnya. Kepribadian tersebut harus dilihat dari reputasi mereka di masyarakat atau lembaga kredit yang lain. Memang melihat kepribadian seseorang sangat sulit sebab kadang-kadang apa yang diucapkan berbeda dengan tindakan yang dilakukan, jadi kepribadian seseorang tidak bisa hanya dilihat dari apa yang diucapkan.  Capacity Apakah seorang nasabah memiliki reputasi yang baik dimata kriditir yang lain. Hal ini dapat dilihat dari kemampuan nasabah dalam membayar kembali kridit yang diterima.  Capital Yang dilihat disini adalah apakah nasabah memiliki struktur keuangan yang baik sehingga tidak mengalami kesulitan dalam membayar kembali kreditnya.  Colleteral Yaitu apakah nilai barang jaminan yang ada cukup menutup kredit yang diberikan apabila nasabah tidak mampu membayar terhadap kredit yang telah diterima.  Condition Yang diperhatikan disini adalah apakah dunia bisnis yang mereka masuki mempunyai prospek yang baik dan didukung oleh lingkungan eksternalnya atau dengan kata lain unsur condition tidak menunjang. Kelima unsur tersebut adalah merupakan satu kesatuan secara utuh, sehingga tidak bisa kita menyimpulkan bahwa calon nasabah tersebut akan mampu membayar kreditnya kalau hanya melihat satu/dua unsur saja (misal karakter calon nasabah). Kalau calon nasabah tersebut mempunyai karakter yang baik tetapi dia memasuki bisnis yang tidak memiliki prospek atau tidak sesuai dengan lingkungan eksternalnya atau dengan kata lain unsur condition tidak menunjang maka akan terbuka lebar kemungkinan gagalnya bisnis yang bersangkutan, disini berarti karakter yang baik tidak mempunyai arti apa-apa kalau tidak diikuti oleh baiknya unsur yang lain. Demikian seterusnya untuk unsur yang lain kalau dilihat secara terpisah. Penilaian kelima unsur tersebut adalah berlaku untuk lembaga keuangan secara umum, namun bagi Pegadaian yang memberikan kredit atas dasar hukum gadai hanya memperhatikan unsur collateral
  • 13. sedangkan faktor yang lain kurang atau bahkan tidak diperhatikan. Dengan hanya memperhatikan collateral memang aman, sebab apabila nasabah tidak mampu membayar maka colleteral tersebut akan dapat menutup kewajiban nasabah. Dalam mengejar omzet yang ditargetkan kadang-kadang Kepala cabang beserta aparatnya memasukkan unsur lain dalam memberikan kridit, yaitu karakter calon nasabah (misal sebagai tokoh masyarakat, pedagang sukses, dan sebagainya). Pertimbangan mereka adalah dengan karakter yang baik maka kredit yang telah diberikan pasti akan kembali, walaupun barang mereka ditaksir lebih tinggi dari semestinya. Namun mereka lupa bahwa 5'Cs tersebut adalah merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan sebagaimana diuraikan diatas. Kalaupun dia memang memiliki karakter yang baik, tetapi kalau unsur yang lain kurang baik sehingga mereka menghadapi kesulitan dalam penggunaan kredit dari Pegadaian yang tidak kita perhitungkan sebelumnya maka dia tidak akan bisa berbuat apa-apa dan tidak bertanggung jawab dalam mengembalikan kredit tersebut, akhimya barang yang dinilai jauh diatas harga yang wajar tidak dilunasi. Apabila hal ini sudah terjadi maka jelas akan merugikan perusahaan dan karyawan itu sendiri. b. Metoda Referensi(penilaian random) Yaitu suatu penilaian calon pelanggan (nasabah) dengan menggunakan referensi (informasi) dari para pihak yang pernah bermitra kerja dengan calon pelanggan tersebut, yaitu melalui :  Referensi dagang Mitra dagang dapat dimintai informasi tentang calon pelanggan tersebut , apakah selama bermitra dengan yang bersangkutan tidak pemah mengalami masalah (terlambat/tidak membayar), tidak mentaati kualitas, dsb).  Referensi Bank Bank dari calon pelanggan tersebut juga dapat dimintai keterangan tentang beberapa hal (selain yang menyangkut rahasia Bank), yaitu antara lain ketaatan membayar kepada mitra dagangnya dan sebagainya. Perusahaan PT.JAYA KARTA yang bergerak dalam perdagangan emas bermaksud untuk meningkatkan penjualan tahun 2005 sebesar 20%. Penjualan tahun 2004 sebanyak 8.100 keping emas dengan rata-rata 20 karat dengan harga jual Rp.125.000,- per gram. Rata-rata 1 keping beratnya = 1 gram. Biaya tetap toko emas "Jaya karta" Rp.50.000.000,(terdiri dari tahap gedung, AC), biaya variabel per unit
  • 14. keeping emas Rp.100.000,-. Apabila waktu kredit diperpanjang dari 60 hari menjadi 90 hari, dibutuhkan biaya tambahan modal meningkat sebesar 30%. Apakah kebijakan perpanjangan waktu kredit tersebut akan menguntungkan perusahaan atau dapat dibenarkan?. Penyelesaian Laba perusahaan sebelum perpanjangan kridit adalah sebagai berikut : Uraian Sebelum kenaikan penjualan Penjualan Rp 1.012.500.000 Biaya Biaya Variabel Rp 810.000.000 Biaya Tetap Rp 50.000.000 Total Biaya Rp 860.000.000 Laba Rp 152.500.000 Laba perusahaan setelah perpanjangan kridit adalah sebagai berikut : Uraian Sebelum kenaikan penjualan Penjualan Rp 1.215.000.000 Biaya Biaya Variabel Rp 972.000.000 Biaya Tetap Rp 50.000.000 Tambahan Biaya Modal Rp 4.500.000 Total Biaya Rp 1.026.500.000 Laba Rp 188.500.000 Perhitungan tambahan biaya modal : Investasi piutang tahun 2004 =(30*860000000)/360 Rp 71.666.667 Investasi piutang tahun 2005 =(30*1022000000)/360 Rp 85.166.667 Tambahan Modal Investasi =85166667-71666667 Rp 13.500.000 Tambahan Biaya =3%*13500000 Rp 405.000 e. Perputaran Piutang Tingkat perputaran piutang dapat diketahui dengan menjumlah penjualan kridit dalam suatu periode dengan piutang rata-rata. Perputaran Piutang = penjualan kridit/ piutang rata-rata. Semakin rendah perputaran piutang berarti semakin lama dana tertanam dalam piutang dan akan semakin besar dana yang tertanam dalam
  • 15. piutang. Semakin tinggi perputaran piutang maka hari pengumpulan piutang semakin pendek. Hari rata-rata pengumpulan piutang dapat dihitung: Hari rata-rata pengumpulan piutang = 360/perputaran piutang f. Budget Pengumpulan Piutang Budget pengumpulan piutang disusun berdasrkan budget penjualan dengan memperhatikan antara lain : terms of sales, kebiasaan membayar para pelanggan. PT.JAYA KARTA mempunyai rencana penjualan sebagai berikut : Bulan Penjualan Jumlah Juli Rp 28.000.000 Agustus Rp 35.000.000 September Rp 42.000.000 Syarat pembayaran ditetapkan 3/20/net.30 Kebiasaan pembayaran pelanggan : a. 60% penjualan terkumpul dalam waktu 20 hari sesudah bulan penjualan. b. 30% penjualan terkumpul dalam waktu sesudah 20 hari sesudah bulan penjualan. c. 10% penjualan terkumpul dalam bulan kedua sesudah bulan penjualan. Diminta budget pengumpulan kas ! Waktu Penjualan Rencana Penjualan Agustus September Oktober Juli Rp 28.000.000 Rp 24.696.000 Rp 2.800.000 Agustus Rp 35.000.000 Rp 30.870.000 Rp 3.500.000 September Rp 42.000.000 Rp 37.044.000 Jumlah Piutang Terkumpul Rp 24.696.000 Rp 33.670.000 Rp 40.544.000 * Penerimaan bulan Agustus Waktu 20 hari sesudah bulan penjualan =(60%xRp28000) 3%(60%xRp28000)= Rp16.296 Waktu sesudah 20 hari sesudah bulan penjualan =30% x Rp 28.000 = Rp 8.400 Jumlah penerimaan piutang dalam bulan agustus = Rp 24.696 Bulan berikutnya cara perhitungannya sama
  • 16. KESIMPULAN Piutang tercipta sebagai akibat dari penjualan secara kredit. Oleh sebab itu perkiraan piutang sangat penting karena rata-rata perusahaan memiliki perkiraan piutang. Piutang diharapkan akan tertagih dalam kurun waktu kurang dari satu tahun. Oleh sebab itu, perkiraan ini diklasifikasikan ke dalam aktiva lancar. Pengelolaan piutang yang dijalankan oleh PT. JAYA KARTA kurang efisien dalam menjamin penerimaan kas. PT. JAYA KARTA lebih memusatkan konsentrasinya pada penjualan kredit daripada memperhatikan penerimaan kas atau pembayaran piutang. Penjualan kredit PT. JAYA KARTA terus mengalami peningkatan, tetapi persentase piutang terhadap penjualan . Semakin besar persentase piutang terhadap penjualan kredit maka semakin sedikit piutang yang dilunasi yang berarti semakin buruk pula manajemen piutang yang dilakukan oleh perusahaan. Penurunan jumlah piutang yang belum dibayar bisa dikarenakan pelanggan cepat 112 melunasi hutangnya, atau bisa juga karena kebijakan penagihan piutang dilakukan lebih efektif oleh perusahaan.