Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Tm14 kelompok 8 manajemen piutang perusahaan
1. MANAJEMEN PIUTANG PERUSAHAAN PADA PT. JAYA KARTA
Disusun Oleh :
Farhan Dwi Fahmi ( 43220010034 )
Laksamana Racka Al Bahri ( 43220010055 )
Amanda Ayu Rizkia ( 43220010024 )
Saskia Amalia Putri ( 43220010036 )
Yuliana Maulidda Hafsari ( 43220010028 )
PEMBIMBING :
Yananto Mihadi Putra, SE,M.Si
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI AKUNTASI
UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA
2. ABSTRAK
Pertumbuhan industri pada sektor properti memiliki peran penting dalam
perkembangan ekonomi saat ini. Terbukti dalam beberapa tahun belakangan ini di
Indonesia sedang giat melakukan pembangunan. Hal ini menyebabkan persaingan antar
perusahaan di industri ini menjadi meningkat. Salah satu pilihan yang diberikan
perusahaan untuk meningkatkan penjualannya yaitu dengan pemberian penjualan kredit.
PT. JAYA KARTA yang merupakan perusahaan konstruksi memberikan hal yang serupa
untuk menarik minat pelanggan, namun hal ini dapat memberikan resiko yaitu telat bayar
atau bahkan tidak bayar yang dapat merugikan perusahaan itu sendiri. Keterlambatan
pembayaran piutang juga dapat memperlambat siklus konversi kas perusahaan. Hal
tersebut dapat berdampak memperlama jumlah waktu antara uang keluar dan uang masuk
perusahaan dan berakibat menganggu kegiatan operasional perusahaan yang memerlukan
dana. Maka perusahaan dengan sistem penjualan kredit perlu memperhatikan manajemen
piutang yang perusahaan jalankan. Dalam melakukan penelitian tentang manajemen
piutang diperlukan informasi pelaksanaan piutang perusahaan dan laporan keuangan
perusahaan dalam bentuk neraca dan laba rugí.
Pada hasil penelitian ini menunjukan siklus konversi kas perusahaan dapat
dipercepat, bila PT. JAYA KARTA dapat mempercepat rata-rata periode tagih dan
memperpanjang rata-rata periode bayar secara bersamaan. Sehingga siklus konversi kas
perusahaan dapat berkurang dalam hasil proyeksi tahun 2018 dapat berkurang menjadi
286 hari dan dapat meminimalisi dana yang dibutuhkan persiklus sebesar Rp
6,457,627,599. Perusahaan pun dapat melakukan efisiensi sebesar Rp 645,762,759.
Kebijakan piutang perusahaan pun perlu adanya perbaikan agar pelaksanaan dan
pengawasan piutang perusahaan lebih diperhatikan. Agar perusahaan tidak mengalami
kendala pada sejumlah dana yang tertahan di piutang dan kegiatan operasional pun tidak
terganggu dan berjalan dengan lancar.
Kata kunci: manajemen piutang, siklus konvensi kas, rata rata periode tagih, efisiensi
dana.
3. BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Sub sektor kontruksi bangunan memiliki peran penting dalam perkembangan ekonomi.
Dalam beberapa tahun belakangan ini di Indonesia sedang giat melakukan kegiatan
pembangunan dimana-mana. Kondisi ini sangat menguntungkan untuk para
perusahaan kontruksi bangunan. Karena di era ini sedang maraknya melakukan
kegiatan pembangunan yang menunjang pasar mereka untuk berbisnis. Salah satu
yang sedang naik adalah pembangunan bangunan-bangunan besar seperti hotel dan
apartemen, serta pembangunan dan renovasi gedung-gedung. Tidak luput juga
pembangunan dalam bagian pariwisata dan tempat-tempat rekreasi.
Sektor properti di Jawa Barat pada kuartal I 2018 mengalami pertumbuhan 5,89% (yoy).
Kepala Group Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat Ismet Inono mengatakan,
pertumbuhan sektor properti terjadi pada seluruh tipe rumah, yaitu kecil, menengah,
dan besar. Masing-masing mengalami pertumbuhan sebesar 6,06% (yoy), 6,77% (yoy),
dan 4,82% (yoy). Pertumbuhan sektor properti di Jabar dipicu oleh naiknya harga
bahan bangunan dan upah pekerja, serta biaya perizinan yang cukup tinggi. Walaupun
dilihat dari sisi volume, penjualan properti residensial pada kuartal 1 tahun 2018
cenderung mengalami penurunan, khususnya pada rumah tipe menengah dan tipe
besar. Sementara itu, Indeks Harga Properti Komersial (IHPK) pada kuartal I 2018
tumbuh 0.38% (yoy). Pertumbuhan harga yang lebih tinggi, khususnya terjadi pada
segmen ritel dan apartemen. Hal itu dipicu peningkatan harga jual pada kedua segmen
tersebut dibandingkan triwulan sebelumnya.
PT. JAYA KARTA merupakan perusahaan yang bergerak dibidang usaha jasa sebagai
kontraktor bangunan yang berdiri sudah lebih 5 tahun dan berlokasi di Bandung. Agar
dapat bertahan di tengah kompetisi yang ketat perusahaan harus memiliki keuangan
yang sehat. Salah satu cara yang digunakan oleh PT. JAYA KARTA untuk menarik
perhatian adalah dengan memberikan sistem keringanan dalam sistem
pembayarannya dengan sistem penjualan kredit. Pembayaran dengan sistem kredit ini
digunakan untuk jasa seperti kontaktor bangunan. Namun, penjualan dengan sistem
kredit ini memiliki risiko telat bayar atau tidak bayar yang dapat menyebabkan tidak
sehatnya keuangan perusahaan. Maka dari itu Perusahaan harus memiliki
pengelolahaan piutang yang baik. Bagi perusahaan yang memiliki utang jangka pendek
maupun jangka panjang pengelolaan piutang yang buruk dapat menghambat
kemampuan perusahaan dalam memeuhi tanggung jawabnya dalam melunasi.
4. Dalam melakukan pengendalian dan pengelolaan terhadap saldo kas yang
diperoleh perusahaan dari hasil penjualan, maka perlu dilakukannya manajemen kas.
Manajemen kas dapat mengelola waktu yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk
menghasilkan kas dari kegiatan operasionalnya. Dalam perencanaan dan pengendalian
kas yang dilakukan oleh manajemen kas akan dilakukan perhitungan mengenai siklus
operasi dan siklus konversi kas. Siklus operasi adalah lama waktu yang diperlukan
perusahaan mulai dari pembelian bahan baku dan membayar gaji hingga diperolehnya
kas yang didapatkan dari penjualan produk akhir (Sundjaja & Barlian, 2013). Berikut ini
adalah data mengenai dana yang dibutuhkan per siklus yang dimilki oleh PT. JAYA
KARTA dalam periode 2016-2018.
2. Rumusan Masalah
1. Apa saja Masalah-masalah yang timbul pada penjualan kredit?
2. Apa keputusan investasi dalam piutang/penjualan kredit?
3. Apa cara yang terbaik untuk memperkecil resiko yang akan timbul pada
penjualan kredit?
4. Bagaimana kerugian piutang?
5. Apa saja metode yang dipakai untuk menilai nasabah?
6. Bagaimana PT.JAYA KARTA dalam menghitung laba dari penjualan kredit!
3. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui Masalah-masalah yang timbul pada penjualan kredit.
2. Mengetahui keputusan investasi dalam piutang/penjualan kredit.
3. mengetahui cara yang terbaik untuk memperkecil resiko yang akan timbul pada
penjualan kredit.
4. Mengetahui kerugian piutang.
5. Mengetahui apa saja metode yang dipakai untuk menilai nasabah.
6. Mengetahui PT.JAYA KARTA dalam menghitung laba dari penjualan kredit.
persediaan.
5. 4. Manfaat Penelitian
1. Memberikan pertimbangan komposisi struktur modal yang optimal bagi
perusahaan untuk meningkatkan nilai ekonomis perusahaan.
2. Pada masa yang akan datang, manajer piutang perusahaan dapat mengambil
keputusan yang tepat bagi rencana Penjualan kredit.
6. BAB II
LITERATUR TEORI
Istilah piutang timbul karena adanya kebijakan penjualan kredit di dalam
perusahaan. Penjualan kredit ini tidak segera menghasilkan penerimaan kas pada saat
penjualan dilakukan, tetapi menimbulkan piutang dan akan berubah menjadi kas pada
saat terjadi pelunasan piutang oleh pelanggan. Piutang tersebut meliputi semua klaim
dalam bentuk uang terhadap perorangan atau organisasi.
Piutang tercipta sebagai akibat dari penjualan secara kredit. Oleh sebab itu
perkiraan piutang sangat penting karena rata-rata perusahaan memiliki perkiraan
piutang. Piutang diharapkan akan tertagih dalam kurun waktu kurang dari satu tahun.
Oleh sebab itu, perkiraan ini diklasifikasikan ke dalam aktiva lancar.
Dalam praktik bisnis, konsumen pada umumnya lebih menyukai jika perusahaan
menjual barang atau jasanya secara kredit dengan alasan pembayaran dapat ditunda
walaupun pada kenyataan biasanya hasil penjualan kredit lebih besar dari hasil
penjualan tunai. Dalam kondisi seperti ini pihak manajemen dituntut untuk dapat
memperhitugkan seberapa besar piutang yang tak tertagih. Berdasarkan data tersebut,
pihak manajemen mendapatkan masukan untuk menentukan kebijakan dalam
pemberian kredit.
Menurut James C. Van Horne dan John M. Wachowicsz, Jr (1997:258): “Piutang
adalah jumlah uang dipinjam dari perusahaan oleh pelanggan yang telah membeli
barang atau jasa secara kredit”. Selajutnya pengertian piutang menurut Lukman
Syamsudin (2007:255) adalah “Piutang adalah tagihan yang timbul karena adanya
transaksi secara kredit oleh perusahaan kepada langganannya".
Penjualan kredit yang pada akhirnya akan menimbulkan hak penagihan atau
piutang kepada langganan, sanggat erat hubungannya dengan persyaratan-
persyaratan kredit yang diberikan. Sekalipun pengumpulan piutang sering kali tidak
tepat waktu yang sudah ditetapkan, namun sebagian besar dari piutang tersebut akan
terkumpul dalam jangka waktu kurang dari 1 tahun. Dengan alasan itulah, maka piutang
dimasukan sebagai salah satu komponen dalam aktiva lancar perusahaan.
Warren Reeve dan Fess (2005;404) menyatakan bahwa piutang meliputi semua
klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu, perusahaan atau
organisasi lainnya.
7. Menurut Martono dan Harjito (200:95), piutang merupakan tagihan perusahaan
kepada pelanggan atau pembeli atau pihak lain yang membeli produk perusahaan.
Dari Donald E. Kleso (200:34634) menyebutkan bahwa piutang adalah klain,
uang barang, atau jasa kepada pelanggan atau pihak-pihak lainnya.
Piutang dikelompokkan ke dalam hutang lancar atau tidak lancar. Menurut Benny
Alexandri (2009:117) piutang adalah sejumlah uang hutang dari konsumen pada
perusahaan yang membeli barang dan jasa secara kredit pada perusahaan. Piutang
lancar diharapkan dapat tertagih dalam satu tahun atau selama setahun operasional
berjalan. Semua piutang dikelompokkan sebagai piutang tidak lancar.
Deboro Siahaan (2010) menyebukan bahwa untuk tujuan pelaporan keuangan,
piutang diklarifikasikan sebagai lancar (jangka pendek) dan tidak lancar (jangka
panjang). Piutang lancar (current receivable) diharapkan akan tertagih dalam satu tahun
selama satu siklus operasional. Sedangkan selain itu dikatakan sebagai piutang tidak
lancer
8. BAB III
PEMBAHASAN
1. Masalah-masalah yang timbul adanya penjualan kredit
Piutang merupakan tagihan perusahaan kepada pelanggan atau pembeli atau
pihak lain yang membeli produk atau jasa perusahaan. Piutang usaha ini muncul
karena adanya penjualan secara kredit kepada pelanggan untuk perusahaan yang
memproduksi suatu produk pisik, atau kredit yang disalurkan dalam perusahaan jasa
keuangan seperti Pegadaian. Piutang ada yang berbentuk Wesel. Wesel ini
merupakan kesanggupan membayar dari pembeli kepada penjual sejumlah uang
tertentu di masa mendatang. Secara prinsip, penjualan sebetulnya akan lebih suka
melakukan transaksi dagang secara tunai karena uang hasil penjualan dapat segera
di terima dan diputarkan kembali. Tetapi adanya persaingan usaha memaksa
perusahaan memberikan berbagai macam kemudahan kepada pembeli seperti
penjualan dengan kredit dengan maksud untuk menarik semakin banyak
nasabahnya untuk membeli produk perussahsan tersebut.
Kebijakan penjulan kredit yang akan menimbulkan piutang sebenamya akan
menimbulkan biaya bagi perusahaan, seperti biaya administrasi piutang, biaya
modal atas dana yang tertanam dalam piutang atau kredit, biaya penagiban dan
biaya piutang yang mungkin tidak tertagih. Dari sini jelas bahwa piutang adalah
beresiko tidak tertagih atau piutang akan menimbulkan masalah sebagai berikut :
Masalah serius yang diakibatkan oleh manajemen piutang yang tidak baik:
1, Timbulnya piutang macet/tidak tertagih.
2. Meningkatnya beban bunga karena dana yang tertanam pada piutang macet.
3. Munculnya biaya penagihan dan administrasi.
4. Hilangnya kesempatan memperoleh pendapatan.
5. Turunnya kepercayaan dari kreditor dan pemilik.
2. Keputusan Investasi dalam piutang/Penjualan Kredit
Sekarang penjualan secara kredit sudah biasa dilakukan. Cara pejualan
secara kredit dikembangkan dengan maksud untuk memperluas penjualan
produk yang dihasilkan. Bagi suatu perusahaan dalam memutuskan
penjualan secara kredit ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan.
Faktor-Faktor yang akan menentukan besar kecilnya investasi pada
piutang adalah :
a. Modal kerja Modal kerja yang terikat dalam piutang dagang dalam
jangka waktu yang panjang, akan menyebabkan perputarannya
terhambat. Sehingga perusahaan membutuhkan dana untuk memenuhi
9. kebutuhan dana dalam melakukan operasinya. Besarnya dana
tergantung dari berapa lama dana itu terikat dalam piutang. Oleh
karena itu perusahaan yang terbatas pendanaannya, harus
memperhatikan dalam pemberian kredit pada pelanggannya.
b.Syarat-Syarat pembayaran kredit Tanggung jawab dalam pemberian
kredit terletak pada manajer kredit. Agar kredit yang diberikan kepada
pelanggan dapat lancar pelunasannya, maka syarat-syarat pembayaran
kredit harus jelas dengan periode pelunasan yang sudah tertentu.
c.Volume penjualan kridit Semakin besar porsi penjualan kridit maka
semakin besar investasi dalam piutang. Dengan makin besarnya
volume penjualan kridit maka perusahaan harus menyediakan dana
semakin besar untuk ditanamkan dalam piutangg.
d. Ketentuan Pembatasan kredit Semakin besar batas plafon kridit bagi
pelanggan, maka akan semakin besar dana yang akan ditanamkan
dalam piutang.
e.Kebijakan pengumpulan Piutang Semakin aktif pengumpulan piutang
yang dilakukan perusahaan dana yang tertanam dalam piutang akan
lebih kecil dibandingan perusahaan melakukan kebijakan pasif dalam
pengumpulan piutang.
f. Kebiasaan Membayar Pelanggan Semakin banyak pelanggan yang
membayar memanfaatkan cash discout, maka dana yang tertanam
pada piutang akan lebih kecil dibandingkan kebiasaan para pelanggan
membyar setelah masa cash discount.
3. Caranya untuk memperkecil resiko yang timbul dalam penjual secara kredit.
Cepat lambatnya piutang dapat dikumpulkan juga dipengaruhi oleh
kualitas pelanggan, baik kualitas kemampuan perusahaan pelanggan
maupun kualitas karakter pelanggan itu sendiri. Penilaian kualitas pelanggan
sangat penting dilakukan untuk melakukan mitigasi (mengurangi) risiko yang
mungkin akan teerjadi dalam bentuk piutang tidak tertagih (bad debt) dan
memperkecil biaya penagihan. Jika kualitas pelanggan menurun, maka biaya
penagihan piutang akan semakin meningkat. Untuk memperoleh informasi
tentang kualitas pelanggan, perusahaan dapat memperolehnya melalui
informasi dari laporan keuangan pelanggan, operasi perusahaan, sejarah
pengembalian kredit, asosiassi dagang, pesaing, referensi bank dan
sebagainya atau dengan mebuat suatu credit scoring dari pelanggan.
Piutang yang ditimbulkan karena penjualan kredit akan menentukan
besarnya tingkat perputaran piutang. Tingkat perputaran piutang merupakan
periode terikatnya piutang sejak terjadinya piutang tersebut hingga sampai
piutang tersebut dapat ditagih dalam bentuk uang kas dan akhimya dapat
10. dibelikan kembali menjadi persediaan dan dijual secara kredit menjadi
piutang kembali.
Untuk mengurangi resiko kridit dapat dilakukan dalam pemilihan
pelanggan dengan cara sebagai berikut :
Ketentuan dan syarat kredit Yaitu berkaitan dengan prosedur dan
ketentuan yang harus ditaati dalam memberikan kredit atau kebijaksanaan
tertentu yang ditujukan untuk meningkatkan kolektifitas piutang.
Untuk mengurangi resiko piutang tidak tertagih perusahaan dapat
memberikan perangsang bagi pelanggan untuk melunasi segera utangnya.
Misal: memberikan potongan bunga bagi yang melunasi lebih awal atau
potongan harga bagi yang melunasi lebih awal (2/10 /n.30), artinya ada
potongan 2% kalau melunasi 10 hari, dengan batas waktu kredit 30 hari.
Sering kebijaksanaan syarat kredit ditujukan untuk meningkatkan
penjualan, yaitu dengan cara melonggarkan syarat kredit. Misalnya Dealer
Mobil yang semula untuk dapat memperoleh kredit harus berpenghasilan
minimal Rp 5 Juta per bulan, mempunyai pekejaan tetap, diketahui
atasan/istri, dan berdomisili pada rumah sendiri, kemudian syaratnya
dipelunak menjadi hanya berpenghasilan Rp 3 juta dan memiliki KTP. Bagi
Pegadaian contohnya adalah untuk meningkatkan omzet dengan kredit gadai
yang barang jaminannya bisa dipakai lagi oleh nasabah (khusus barang
jaminan yang merupakan barang modal).
Adanya pelonggaran syarat kredit untuk meningkatkan penjualan pasti
akan diikuti juga dengan meningkatnya resiko kredit. Untuk itu harus diikuti
dengan analisa resikonya secara kuantitatif. Dengan cara membuat prediksi
rugi laba dengan pelonggaran penjualan yang menimbulkan biaya penagihan
dan penghapusan piutang. Disamping itu menurunnya perputaran piutang
juga akan menambah biaya modal bagi modal yang ditanamkan pada piutng
tersebut, untuk itu agar resiko penjualan dapat dikurangi/ditekan harus
dilakukan perhitungan secara kuantitatif yang teliti, tidak asal melonggarkan
kridit yang akan menambah masalah bagi perusahaan.
Kebijaksanaan pemilihan pelanggan (nasabah) Yaitu kebijaksanaan yang
diambil oleh perusahaan dalam memilih calon pelanggannya. Hal ini sangat
penting karena apabila terjadi kesalahan dalam pemilihan pelanggan maka
akibatnya akan sangat merugikan perusahaan.
4. Kerugian Piutang
Penjualan barang atau jasa secara kredit mengandung risiko jika debitur
tidak membayar hutang sebagaimana mestinya. Seandainya hal ini terjadi,
11. perusahaan akan menanggung kerugian dan harus dicantumkan dalam
laporan rugi lapa dengan nama akun/rekening kerugian piutang.
Jika piutang yang tak tertagih relatif kecil, perusahaan tidak perlu
membentuk dana cadangan. Tetapi jika piutang yang tak tertagih jumlahnya
relative besar, perusahaan dapat mempertimbangkan untuk membentuk dana
cadangan. Menurut Arifin (2009) pencatatan kerugian piutang dapat
dilakukan dengan salah satu metode berikut ini:
1. Metode Penghapusan Langsung Pencatatan kerugian piutang dalam
metode penghapusan langsung dilakukan dengan cara kerugian piutang
dicatat setelah perusahaan mendapat keyakinan bahwa debitur tidakdapat
membayar hutang kepada perusahaan. Penghapusan piutang dari suatu
debitur harus mendapatkan persetujuan dari manajemen yang ditentukan
oleh perusahaan.
2. Metode Cadangan Penggunaan metode cadangan didasarkan kepada
pandangan bahwa kerugian piutang terjadi kareana ada kesalahan atau
kegagalan dalam 17 memilah calon pembeli dalam hal ini debitur. apakah
pantas diberi kredit atau tidak. Dasar yang diguanakan dalam metode
cadangan adalah:
a. Metode persentase dari penjualan Penentuan besar cadangan piutang
dengan metode persentase penjualan biasanya ditetapkan oleh
menajemen berdasarkan hubungan persentase antara jumlah
penjualan kredit dengan taksiran kerugian piutang yang mungkin tidak
dapat tertagih. Persentase ini biasanya berdasarkan pada data tahun
sebelumnya atau kebijakan lain yang ditetapkan oleh perusahaan dari
total penjualan kredit.
b. Persentase dari piutang Penjualan kredit disatu pihak ditujukan untuk
menaiikan volume penjualan, pada pihak lain perusahaan menanggung
resiko kerugian akibat adanya piutang yang dibayar setelah masa jatuh
tempo dan tidak tertagih. Untuk menganalisis piutang yang melewati
tanggal jatuh tempo biasanya perusahaan membuat sebuah daftar yang
dikenal dengan istilah daftar umur piutang. Dalam daftar ini debitur
dikelompokkan berdasarkan jangka waktu sejak tanggal transaksi,
piutang seharusnya diterima sampai dengan tanggal dibut daftar umur
piutang.
5. Metode yang dipakai untuk menilai calon nasabah
Ada 2 metoda untuk menilai calon pelanggan (nasabah) yang akan
dibahas yaitu Konsep 5 C dan Metoda Referensi.
a. Metode Analisa Kredit
12. 5C Konsep 5 C, yaitu pemberian kredit kepada pelanggan (nasabah)
yang didasarkan atas pertimbangan character, colleteral, capital,
capasity dan condition. Pengertian masing-masing unsur tersebut
adalah sebagai berikut:
Character Apakah calon nasabah mempunyai kepribadian yang
baik sehingga kita percaya bahwa nasabah tersebut akan
membayar kembali kreditnya. Kepribadian tersebut harus dilihat
dari reputasi mereka di masyarakat atau lembaga kredit yang
lain. Memang melihat kepribadian seseorang sangat sulit sebab
kadang-kadang apa yang diucapkan berbeda dengan tindakan
yang dilakukan, jadi kepribadian seseorang tidak bisa hanya
dilihat dari apa yang diucapkan.
Capacity Apakah seorang nasabah memiliki reputasi yang baik
dimata kriditir yang lain. Hal ini dapat dilihat dari kemampuan
nasabah dalam membayar kembali kridit yang diterima.
Capital Yang dilihat disini adalah apakah nasabah memiliki
struktur keuangan yang baik sehingga tidak mengalami
kesulitan dalam membayar kembali kreditnya.
Colleteral Yaitu apakah nilai barang jaminan yang ada cukup
menutup kredit yang diberikan apabila nasabah tidak mampu
membayar terhadap kredit yang telah diterima.
Condition Yang diperhatikan disini adalah apakah dunia bisnis
yang mereka masuki mempunyai prospek yang baik dan
didukung oleh lingkungan eksternalnya atau dengan kata lain
unsur condition tidak menunjang.
Kelima unsur tersebut adalah merupakan satu kesatuan secara
utuh, sehingga tidak bisa kita menyimpulkan bahwa calon nasabah
tersebut akan mampu membayar kreditnya kalau hanya melihat satu/dua
unsur saja (misal karakter calon nasabah). Kalau calon nasabah tersebut
mempunyai karakter yang baik tetapi dia memasuki bisnis yang tidak
memiliki prospek atau tidak sesuai dengan lingkungan eksternalnya atau
dengan kata lain unsur condition tidak menunjang maka akan terbuka
lebar kemungkinan gagalnya bisnis yang bersangkutan, disini berarti
karakter yang baik tidak mempunyai arti apa-apa kalau tidak diikuti oleh
baiknya unsur yang lain. Demikian seterusnya untuk unsur yang lain kalau
dilihat secara terpisah.
Penilaian kelima unsur tersebut adalah berlaku untuk lembaga
keuangan secara umum, namun bagi Pegadaian yang memberikan kredit
atas dasar hukum gadai hanya memperhatikan unsur collateral
13. sedangkan faktor yang lain kurang atau bahkan tidak diperhatikan.
Dengan hanya memperhatikan collateral memang aman, sebab apabila
nasabah tidak mampu membayar maka colleteral tersebut akan dapat
menutup kewajiban nasabah.
Dalam mengejar omzet yang ditargetkan kadang-kadang Kepala
cabang beserta aparatnya memasukkan unsur lain dalam memberikan
kridit, yaitu karakter calon nasabah (misal sebagai tokoh masyarakat,
pedagang sukses, dan sebagainya). Pertimbangan mereka adalah
dengan karakter yang baik maka kredit yang telah diberikan pasti akan
kembali, walaupun barang mereka ditaksir lebih tinggi dari semestinya.
Namun mereka lupa bahwa 5'Cs tersebut adalah merupakan satu
kesatuan yang tidak bisa dipisahkan sebagaimana diuraikan diatas.
Kalaupun dia memang memiliki karakter yang baik, tetapi kalau unsur
yang lain kurang baik sehingga mereka menghadapi kesulitan dalam
penggunaan kredit dari Pegadaian yang tidak kita perhitungkan
sebelumnya maka dia tidak akan bisa berbuat apa-apa dan tidak
bertanggung jawab dalam mengembalikan kredit tersebut, akhimya
barang yang dinilai jauh diatas harga yang wajar tidak dilunasi. Apabila
hal ini sudah terjadi maka jelas akan merugikan perusahaan dan
karyawan itu sendiri.
b. Metoda Referensi(penilaian random)
Yaitu suatu penilaian calon pelanggan (nasabah) dengan menggunakan
referensi (informasi) dari para pihak yang pernah bermitra kerja dengan
calon pelanggan tersebut, yaitu melalui :
Referensi dagang Mitra dagang dapat dimintai informasi tentang
calon pelanggan tersebut , apakah selama bermitra dengan yang
bersangkutan tidak pemah mengalami masalah (terlambat/tidak
membayar), tidak mentaati kualitas, dsb).
Referensi Bank Bank dari calon pelanggan tersebut juga dapat
dimintai keterangan tentang beberapa hal (selain yang menyangkut
rahasia Bank), yaitu antara lain ketaatan membayar kepada mitra
dagangnya dan sebagainya.
Perusahaan PT.JAYA KARTA yang bergerak dalam perdagangan emas
bermaksud untuk meningkatkan penjualan tahun 2005 sebesar 20%.
Penjualan tahun 2004 sebanyak 8.100 keping emas dengan rata-rata 20
karat dengan harga jual Rp.125.000,- per gram. Rata-rata 1 keping
beratnya = 1 gram. Biaya tetap toko emas "Jaya karta"
Rp.50.000.000,(terdiri dari tahap gedung, AC), biaya variabel per unit
14. keeping emas Rp.100.000,-. Apabila waktu kredit diperpanjang dari 60
hari menjadi 90 hari, dibutuhkan biaya tambahan modal meningkat
sebesar 30%. Apakah kebijakan perpanjangan waktu kredit tersebut akan
menguntungkan perusahaan atau dapat dibenarkan?.
Penyelesaian
Laba perusahaan sebelum perpanjangan kridit adalah sebagai berikut :
Uraian Sebelum kenaikan penjualan
Penjualan Rp 1.012.500.000
Biaya
Biaya
Variabel Rp 810.000.000
Biaya Tetap Rp 50.000.000
Total Biaya Rp 860.000.000
Laba Rp 152.500.000
Laba perusahaan setelah perpanjangan kridit adalah sebagai berikut :
Uraian Sebelum kenaikan penjualan
Penjualan Rp 1.215.000.000
Biaya
Biaya Variabel Rp 972.000.000
Biaya Tetap Rp 50.000.000
Tambahan Biaya Modal Rp 4.500.000
Total Biaya Rp 1.026.500.000
Laba Rp 188.500.000
Perhitungan tambahan biaya modal :
Investasi piutang
tahun 2004 =(30*860000000)/360 Rp 71.666.667
Investasi piutang
tahun 2005 =(30*1022000000)/360 Rp 85.166.667
Tambahan Modal
Investasi =85166667-71666667 Rp 13.500.000
Tambahan Biaya =3%*13500000 Rp 405.000
e. Perputaran Piutang
Tingkat perputaran piutang dapat diketahui dengan menjumlah penjualan
kridit dalam suatu periode dengan piutang rata-rata.
Perputaran Piutang = penjualan kridit/ piutang rata-rata.
Semakin rendah perputaran piutang berarti semakin lama dana tertanam
dalam piutang dan akan semakin besar dana yang tertanam dalam
15. piutang. Semakin tinggi perputaran piutang maka hari pengumpulan
piutang semakin pendek. Hari rata-rata pengumpulan piutang dapat
dihitung:
Hari rata-rata pengumpulan piutang = 360/perputaran piutang
f. Budget Pengumpulan
Piutang Budget pengumpulan piutang disusun berdasrkan budget
penjualan dengan memperhatikan antara lain : terms of sales, kebiasaan
membayar para pelanggan.
PT.JAYA KARTA mempunyai rencana penjualan sebagai berikut :
Bulan Penjualan Jumlah
Juli Rp 28.000.000
Agustus Rp 35.000.000
September Rp 42.000.000
Syarat pembayaran ditetapkan 3/20/net.30
Kebiasaan pembayaran pelanggan :
a. 60% penjualan terkumpul dalam waktu 20 hari sesudah bulan penjualan.
b. 30% penjualan terkumpul dalam waktu sesudah 20 hari sesudah bulan
penjualan.
c. 10% penjualan terkumpul dalam bulan kedua sesudah bulan penjualan.
Diminta budget pengumpulan kas !
Waktu
Penjualan Rencana Penjualan Agustus September Oktober
Juli
Rp
28.000.000
Rp
24.696.000
Rp
2.800.000
Agustus
Rp
35.000.000
Rp
30.870.000
Rp
3.500.000
September
Rp
42.000.000
Rp
37.044.000
Jumlah Piutang
Terkumpul
Rp
24.696.000
Rp
33.670.000
Rp
40.544.000
* Penerimaan bulan Agustus
Waktu 20 hari sesudah bulan penjualan =(60%xRp28000) 3%(60%xRp28000)=
Rp16.296
Waktu sesudah 20 hari sesudah bulan penjualan =30% x Rp 28.000 =
Rp 8.400
Jumlah penerimaan piutang dalam bulan agustus =
Rp 24.696
Bulan berikutnya cara perhitungannya sama
16. KESIMPULAN
Piutang tercipta sebagai akibat dari penjualan secara kredit. Oleh
sebab itu perkiraan piutang sangat penting karena rata-rata perusahaan
memiliki perkiraan piutang. Piutang diharapkan akan tertagih dalam kurun
waktu kurang dari satu tahun. Oleh sebab itu, perkiraan ini diklasifikasikan ke
dalam aktiva lancar.
Pengelolaan piutang yang dijalankan oleh PT. JAYA KARTA kurang
efisien dalam menjamin penerimaan kas. PT. JAYA KARTA lebih memusatkan
konsentrasinya pada penjualan kredit daripada memperhatikan penerimaan
kas atau pembayaran piutang. Penjualan kredit PT. JAYA KARTA terus
mengalami peningkatan, tetapi persentase piutang terhadap penjualan .
Semakin besar persentase piutang terhadap penjualan kredit maka semakin
sedikit piutang yang dilunasi yang berarti semakin buruk pula manajemen
piutang yang dilakukan oleh perusahaan. Penurunan jumlah piutang yang
belum dibayar bisa dikarenakan pelanggan cepat 112 melunasi hutangnya,
atau bisa juga karena kebijakan penagihan piutang dilakukan lebih efektif oleh
perusahaan.