2. Tinjauan Umum Modul 6
Secara umum, Modul 6 akan membahas tentang penyusunan anggaran sediaan dan
penyusunan anggaran utang dan neraca.
Modul 6 terdiri dari dua kegiatan belajar:
• Kegiatan Belajar 1 – Penyusunan Anggaran Sediaan;
• Kegiatan Belajar 2 – Penyusunan Anggaran Utang dan Neraca.
Setelah mempelajari Modul 6, diharapkan mampu:
• Menjelaskan pengertian dan faktor yang mempengaruhi anggaran sediaan;
• Menyusunan anggaran sediaan;
• Menjelaskan pengertian, kegunaan, dan faktor yang mempengaruhi anggaran utang;
• Menjelaskan langkah penyusunan anggaran utang;
• Menyusun anggaran utang;
• Menyusun anggaran neraca.
2
3. Inventory
Sediaan adalah barang yang diperoleh dan tersedia dengan maksud untuk dijual atau dipakai
dalam produksi atau dipakai untuk keperluan nonproduksi dalam siklus kegiatan normal.
Sediaan produk adalah sediaan hasil produksi. Sediaan produk terdiri dari sediaan produk jadi
dan sediaan produk dalam proses.
Sediaan produk jadi adalah sediaan hasil produksi yang siap dijual.
Sediaan produk dalam proses adalah sediaan produk yang belum selesai diproduksi sehingga
memerlukan proses produksi lebih lanjut.
Sediaan produk jadi yang termasuk kelompok aktiva lancar adalah sediaan produk jadi yang
dapat dipergunakan/dijual setiap saat, sedangkan sediaan produk jadi yang termasuk kelompok
aktiva tidak lancar adalah sediaan minimal yang bersifat permanen (safety stock).
Sediaan produk jadi minimal adalah sediaan produk jadi yang jumlahnya harus dipertahankan
untuk menjamin kontinuitas usaha. Sediaan produk jadi minimal tidak boleh dijual/digunakan,
kecuali dalam keadaan darurat, seperti terdapat pesanan ekstra di atas volume pesanan normal
, terjadi kerusakan berat alat produksi, terjadi pemogokam buruh, terjadi bencana alam, dan lain
sebagainya.
3
4. Inventory Budget
Anggaran sediaan adalah anggaran yang dibuat untuk sediaan.
Faktor yang mempengaruhi anggaran sediaan:
• Sediaan produk jadi:
• Sifat penyesuaian jadwal produksi dengan pesanan ekstra;
• Sifat persaingan industri;
• Hubungan antara biaya penyimpanan di gudang dengan biaya kehabisan sediaan.
• Sediaan barang dagangan:
• Sifat persaingan dagang;
• Hubungan antara biaya penyimpanan di gudang dengan biaya kehabisan sediaan;
• Ketersediaan barang di penyalur.
• Sediaan bahan baku:
• Anggaran produk;
• Harga beli bahan baku;
• Biaya penyimpanan bahan baku di gudang (carrying cost) dalam hubungannya dengan
biaya ekstra yang dikeluarkan sebagai akibat dari kehabisan sediaan (stockout cost);
• Ketepatan pembuatan kuantitas standar bahan baku yang dipakai;
• Ketepatan leveransir (penjual bahan baku) dalam menyerahkan bahan baku yang dipesan;
• Jumlah bahan baku tiap sekali pesan.
4
5. Manufacturing Enterprise
Dalam perusahaan manufaktur, cara menyusun sediaan bahan baku ada tiga cara:
• Menentukan kuantitas pesanan ekonomis (KPE);
• Menetapkan tingkat perputaran sediaan;
• Membuat anggaran belian bahan baku.
Menentukan kuantitas pesanan ekonomis (KPE)
KPE (Kuantitas Pesanan Ekonomis) atau EOQ (Economic Order Quantity) adalah kuantitas
barang yang dapat diperoleh dengan biaya yang minimal, atau sering dikatakan sebagai jumlah
belian yang optimal.
R : Kuantitas standar bahan baku yang dipakai selama periode tertentu;
S : Biaya pemesanan setiap kali pesan (ordering cost);
P : Harga standar bahan baku per unit;
I : Biaya penyimpanan bahan baku di gudang yang dinyatakan dalam persentase dari
nilai sediaan rata-rata dalam satuan mata uang (carrying cost);
P × I : Biaya penyimpanan per unit.
5
IP
SR2
KPE
6. Manufacturing Enterprise
Menentukan kuantitas pesanan ekonomis (KPE)
Biaya penyimpanan (carrying cost) disebut juga dengan holding cost atau storage cost meliputi
biaya tempat penyimpanan, biaya pemeliharaan bahan, biaya kemungkinan bahan rusak dan
hilang, biaya asuransi, biaya modal yang diinvestasikan, biaya pajak, biaya menghitung dan
menimbang bahan, dan lain sebagainya.
Biaya pemesanan (procerument cost) disebut juga dengan ordering cost atau setup cost meliputi
biaya persiapan memesan bahan, biaya pengiriman untuk memesan bahan, biaya penerimaan
barang yang dipesan, biaya pembayaran barang yang dipesan, dan lain sebagainya.
Asumsi dalam EOQ:
• Bahan tidak mudah rusak dan pengiriman barang tidak mudah terlambat;
• Biaya pemesanan dan biaya penyimpanan per unit konstan;
• Kebutuhan bahan relatif stabil sepanjang periode;
• Harga beli barang per unit konstan;
• Setiap saat bahan diperlukan bahan selalu tersedia;
• Bahan yang dipesan tidak terikat dengan barang lain, kecuali barang tersebut ikut diper-
hitungkan tersendiri.
6
7. Manufacturing Enterprise
Menentukan kuantitas pesanan ekonomis (KPE)
Contoh: Jumlah bahan baku berupa kedelai yang diperlukan untuk memproduksi kecap adalah
sebanyak 364 ons (satu tahun). Harga bahan baku adalah Rp 160 per ons. Biaya sekali pesan a
dalah Rp 728 dan biaya penyimpanan bahan baku sebesar 40%.
KPE = 91 ons berarti pembelian bahan baku yang paling optimal adalah 91 ons sekali beli.
Apabila dalam satu tahun kebutuhan bahan baku adalah 364 ons, maka dalam setahun diperlu-
kan pembelian sebanyak (364/91) = 4 kali (pesan setiap tiga bulan sekali).
7
ons91
40%601
7283642
IP
SR2
KPE
8. Manufacturing Enterprise
Menentukan kuantitas pesanan ekonomis (KPE)
Pembuktian.
Kebutuhan 364 ons per tahun, alternatif kebijakan pembelian bahan baku:
a. Dua kali pesan dalam setahun. Sekali pesan 182 ons.
b. Empat kali pesan dalam setahun. Sekali pesan 91 ons.
c. Tujuh kali pesan dalam setahun. Sekali pesan 52 ons.
8
Nilai rata-rata sediaan (182 ons x Rp 160) / 2 = 14,560Rp
Biaya simpan 40% x Rp 14.560 = 5,824Rp
Biaya pesan 2 x Rp 728 = 1,456Rp
Biaya bahan baku 364 ons x Rp 160 = 58,240Rp
Total biaya 65,520Rp
Nilai rata-rata sediaan (91 ons x Rp 160) / 2 = 7,280Rp
Biaya simpan 40% x Rp 3.640 = 2,912Rp
Biaya pesan 4 x Rp 728 = 2,912Rp
Biaya bahan baku 364 ons x Rp 160 = 58,240Rp
Total biaya 64,064Rp
Nilai rata-rata sediaan (52 ons x Rp 160) / 2 = 4,160Rp
Biaya simpan 40% x Rp 1.189 = 1,664.00Rp
Biaya pesan 7 x Rp 728 = 5,096Rp
Biaya bahan baku 364 ons x Rp 160 = 58,240Rp
Total biaya 65,000Rp
9. Manufacturing Enterprise
Menentukan kuantitas pesanan ekonomis (KPE)
Selain KPE, besarnya belian bahan baku tiap kali pesan untuk mendapatkan biaya belian yang
minimal juga ditentukan oleh saat kembali pesan (reorder point).
Saat kembali pesan (reorder point) adalah saat harus memesan kembali bahan yang diperlukan
sehingga kedatangan bahan yang dipesan tersebut tepat pada waktu sediaan di atas sediaan
kemanan (safety stock) sama dengan nol.
Contoh:
Keperluan bahan baku kedelai selama setahun 364 ons dan keperluan bahan baku setiap
seminggu 7 ons (satu tahun 52 minggu). Lead time (waktu tenggang) 4 minggu dan safety stock
ditetapkan 50% dari penggunaan selama lead time.
Terpakai selama waktu senggang : 4 x 7 ons = 28 ons.
Safety stock : 50% x 28 ons = 14 ons.
Reorder point : 28 ons + 14 ons = 42 ons.
9
10. Manufacturing Enterprise
Menetapkan tingkat perputaran sediaan
TPSPJ : Tingkat Perputaran Sediaan Produk Jadi
HPJ : Harga Pokok Jualan (Harga Pokok Produk Terjual)
RSPJ : Rata-rata Sediaan Produk Jadi
SPJAw : Sediaan Produk Jadi Awal
SPJAk : Sediaan Produk Jadi Akhir
HPPJ : Harga Pokok Produk Jadi
TPSPDP : Tingkat Perputaran Sediaan Produk Dalam Proses
RSPDP : Rata-rata Sediaan Produk Dalam Proses
SPDPAw : Sediaan Produk Dalam Proses Awal
SPDPAk : Sediaan Produk Dalam Proses Akhir
BP : Biaya Pabrik
BBB : Biaya Bahan Baku
BTKL : Biaya Tenaga Kerja Langsung
BOP : Biaya Overhead Pabrik
BlBB : Belian Bahan Baku
SBBAw : Sedian Bahan Baku Awal
SBBAk : Sediaan Bahan Baku Akhir 10
RSPJ
HPJ
TPSPJ
2
SPJAkSPJAw
RSPJ
RSPDP
HPPJ
TPSPDP
2
SPDPAkSPDPAw
RSPDP
SPJAk-SPJAwHPPJHPJ
SPDPAk-SPDPAwBPHPPJ
BOPBTKLBBBBP
SBBAk-SBBAwBlBBBBB
11. Manufacturing Enterprise
Menetapkan tingkat perputaran sediaan
Data Ilustrasi:
Sediaan Produk dalam Proses Awal (SPDPAw) adalah 65 unit.
Sediaan Produk Jadi Awal (SPJAw) adalah 60unit.
Komponen Biaya Pabrik ditetapkan sebagai berikut:
• Biaya Bahan Baku (BBB) : Rp 20
• Biaya Tenaga Kerja Langsung (BTKL) : Rp 15
• Biaya Overhead Pabrik (BOP) : Rp 5
Jualan dianggarkan sebanyak 1.000 unit dengan Harga Jual Rp 60.
Tingkat Putaran Sediaan Produk Jadi (TPSPJ) ditetapkan 20 kali.
Tingkat Putaran Sediaan Produk dalam Proses (TPSPDP) ditetapkan 19.55 kali.
11
12. Manufacturing Enterprise
Menetapkan tingkat perputaran sediaan
12
Jualan ? unit @ Rp ? Rp ?
Biaya Bahan Baku (BBB) Rp ?
Biaya Tenaga Kerja Langsung (BTKL) Rp ?
Biaya Overhead Pabrik (BOP) Rp ?
Biaya Pabrik ? unit Rp ?
Sediaan Produk dalam Proses Awal (SPDPAw) ? unit Rp ?
Biaya Produksi ? unit Rp ?
Sediaan Produk dalam Proses Akhir (SPDPAk) ? unit Rp ?
Harga Pokok Produk Jadi (HPPJ) ? unit @ Rp ? Rp ?
Sediaan Produk Jadi Awal (SPJAw) ? unit @ Rp ? Rp ?
Produk Siap Dijual ? unit @ Rp ? Rp ?
Sediaan Produk Jadi Akhir (SPJAk) ? unit @ Rp ? Rp ?
Harga Pokok Jualan (HPJ) ? unit @ Rp ? Rp ?
Laba Kotor Rp ?
Anggaran Rugi-Laba
13. Manufacturing Enterprise
Menetapkan tingkat perputaran sediaan
13
Jualan 1.000 unit @ Rp 60 60,000Rp
Biaya Bahan Baku (BBB) ?
Biaya Tenaga Kerja Langsung (BTKL) ?
Biaya Overhead Pabrik (BOP) ?
Biaya Pabrik ? unit ?
Sediaan Produk dalam Proses Awal (SPDPAw) 65 unit ?
Biaya Produksi ? unit ?
Sediaan Produk dalam Proses Akhir (SPDPAk) ? unit ?
Harga Pokok Produk Jadi (HPPJ) ? unit @Rp 40 ?
Sediaan Produk Jadi Awal (SPJAw) 60 unit @Rp 40 2,400Rp
Produk Siap Dijual ? unit @Rp 40 ?
Sediaan Produk Jadi Akhir (SPJAk) ? unit @Rp 40 ?
Harga Pokok Jualan (HPJ) 1.000 unit @Rp 40 40,000Rp
Laba Kotor ?
Anggaran Rugi-Laba
BBB (Biaya Bahan Baku) 65 unit x 100% x Rp 20 = 1,300Rp
BTKL (Biaya Tenaga Kerja Langsung) 65 unit x 60% x Rp 15 = 585Rp
BOP (Biaya Overhead Pabrik) 65 unit x 40% x Rp 5 = 130Rp
2,015Rp
14. Manufacturing Enterprise
Menetapkan tingkat perputaran sediaan
14
Jualan 1.000 unit @ Rp 60 60,000Rp
Biaya Bahan Baku (BBB) ?
Biaya Tenaga Kerja Langsung (BTKL) ?
Biaya Overhead Pabrik (BOP) ?
Biaya Pabrik ? unit ?
Sediaan Produk dalam Proses Awal (SPDPAw) 65 unit 2,015Rp
Biaya Produksi ? unit ?
Sediaan Produk dalam Proses Akhir (SPDPAk) ? unit ?
Harga Pokok Produk Jadi (HPPJ) ? unit @Rp 40 ?
Sediaan Produk Jadi Awal (SPJAw) 60 unit @Rp 40 2,400Rp
Produk Siap Dijual ? unit @Rp 40 ?
Sediaan Produk Jadi Akhir (SPJAk) ? unit @Rp 40 ?
Harga Pokok Jualan (HPJ) 1.000 unit @Rp 40 40,000Rp
Laba Kotor ?
Anggaran Rugi-Laba
unit40SPJAk
602
20
1000
SPJAk
SPJAw2
TPSBJ
Jualan
SPJAk
unit1.040DijualSiapProduk
400001.DijualSiapProduk
SPJAkHPJDijualSiapProduk
unit980HPPJ
60040.1HPPJ
SPJAwDijualSiapProdukHPPJ
15. Manufacturing Enterprise
Menetapkan tingkat perputaran sediaan
15
Jualan 1.000 unit @ Rp 60 60,000Rp
Biaya Bahan Baku (BBB) ?
Biaya Tenaga Kerja Langsung (BTKL) ?
Biaya Overhead Pabrik (BOP) ?
Biaya Pabrik ? unit ?
Sediaan Produk dalam Proses Awal (SPDPAw) 65 unit 2,015Rp
Biaya Produksi ? unit ?
Sediaan Produk dalam Proses Akhir (SPDPAk) ? unit ?
Harga Pokok Produk Jadi (HPPJ) 980 unit @Rp 40 39,200Rp
Sediaan Produk Jadi Awal (SPJAw) 60 unit @Rp 40 2,400Rp
Produk Siap Dijual 1.040 unit @Rp 40 41,600Rp
Sediaan Produk Jadi Akhir (SPJAk) 40 unit @Rp 40 1,600Rp
Harga Pokok Jualan (HPJ) 1.000 unit @Rp 40 40,000Rp
Laba Kotor ?
Anggaran Rugi-Laba
1995RpSPJAk
20152
19.55
39200
SPDPAk
SPDPAw2
TPSDP
HPPJ
SPDPAk
Misal dianggarkan SPDPAk sebanyak 70 unit
dengan tingkat penyelesaian: BBB 90%; BTKL 50%; BOP 60%
unit1.050ProduksiBiaya
70980ProduksiBiaya
SPDPAkHPPJProduksiBiaya
41.195RpProduksiBiaya
1.995Rp39.200RpProduksiBiaya
SPDPAkHPPJProduksiBiaya
16. Jualan 1.000 unit @ Rp 60 60,000Rp
Biaya Bahan Baku (BBB) ?
Biaya Tenaga Kerja Langsung (BTKL) ?
Biaya Overhead Pabrik (BOP) ?
Biaya Pabrik ? unit ?
Sediaan Produk dalam Proses Awal (SPDPAw) 65 unit 2,015Rp
Biaya Produksi 1.050 unit 41,195Rp
Sediaan Produk dalam Proses Akhir (SPDPAk) 70 unit 1,995Rp
Harga Pokok Produk Jadi (HPPJ) 980 unit @Rp 40 39,200Rp
Sediaan Produk Jadi Awal (SPJAw) 60 unit @Rp 40 2,400Rp
Produk Siap Dijual 1.040 unit @Rp 40 41,600Rp
Sediaan Produk Jadi Akhir (SPJAk) 40 unit @Rp 40 1,600Rp
Harga Pokok Jualan (HPJ) 1.000 unit @Rp 40 40,000Rp
Laba Kotor ?
Anggaran Rugi-Laba
Manufacturing Enterprise
Menetapkan tingkat perputaran sediaan
16
Misal dianggarkan SPDPAk sebanyak 70 unit
dengan tingkat penyelesaian: BBB 90%; BTKL 50%; BOP 60%
BBB (Biaya Bahan Baku) 980 unit +(70 unit x 90%) - (65 unit x 100%) = 978 unit
BTKL (Biaya Tenaga Kerja Langsung) 980 unit +(70 unit x 50%) - (65 unit x 60%) = 976 unit
BOP (Biaya Overhead Pabrik) 980 unit +(70 unit x 60%) - (65 unit x 40%) = 996 unit
BBB (Biaya Bahan Baku) Rp19,560
BTKL (Biaya Tenaga Kerja Langsung) Rp14,640
BOP (Biaya Overhead Pabrik) Rp4,980
Biaya Pabrik 39,180Rp
unit985PabrikBiaya
65050.1PabrikBiaya
SPDPAwProduksiBiayaPabrikBiaya
39.180RpPabrikBiaya
2.015Rp41.195RpPabrikBiaya
SPDPAwProduksiBiayaPabrikBiaya
17. Manufacturing Enterprise
Menetapkan tingkat perputaran sediaan
17
Jualan 1.000 unit @ Rp 60 60,000Rp
Biaya Bahan Baku (BBB) ?
Biaya Tenaga Kerja Langsung (BTKL) ?
Biaya Overhead Pabrik (BOP) ?
Biaya Pabrik 985 unit 39,180Rp
Sediaan Produk dalam Proses Awal (SPDPAw) 65 unit 2,015Rp
Biaya Produksi 1.050 unit 41,195Rp
Sediaan Produk dalam Proses Akhir (SPDPAk) 70 unit 1,995Rp
Harga Pokok Produk Jadi (HPPJ) 980 unit @Rp 40 39,200Rp
Sediaan Produk Jadi Awal (SPJAw) 60 unit @Rp 40 2,400Rp
Produk Siap Dijual 1.040 unit @Rp 40 41,600Rp
Sediaan Produk Jadi Akhir (SPJAk) 40 unit @Rp 40 1,600Rp
Harga Pokok Jualan (HPJ) 1.000 unit @Rp 40 40,000Rp
Laba Kotor ?
Anggaran Rugi-Laba
BBB (Biaya Bahan Baku) 978 unit x Rp 20 19,560Rp
BTKL (Biaya Tenaga Kerja Langsung) 976 unit x Rp 15 14,640Rp
BOP (Biaya Overhead Pabrik) 996 unit x Rp 5 4,980Rp
20.000RpKotorLaba
40.000Rp60.000RpKotorLaba
HPJJualanKotorLaba
18. Manufacturing Enterprise
Menetapkan tingkat perputaran sediaan
18
Jualan 1.000 unit @ Rp 60 60,000Rp
Biaya Bahan Baku (BBB) 19,560Rp
Biaya Tenaga Kerja Langsung (BTKL) 14,640Rp
Biaya Overhead Pabrik (BOP) 4,980Rp
Biaya Pabrik 985 unit 39,180Rp
Sediaan Produk dalam Proses Awal (SPDPAw) 65 unit 2,015Rp
Biaya Produksi 1.050 unit 41,195Rp
Sediaan Produk dalam Proses Akhir (SPDPAk) 70 unit 1,995Rp
Harga Pokok Produk Jadi (HPPJ) 980 unit @Rp 40 39,200Rp
Sediaan Produk Jadi Awal (SPJAw) 60 unit @Rp 40 2,400Rp
Produk Siap Dijual 1.040 unit @Rp 40 41,600Rp
Sediaan Produk Jadi Akhir (SPJAk) 40 unit @Rp 40 1,600Rp
Harga Pokok Jualan (HPJ) 1.000 unit @Rp 40 40,000Rp
Laba Kotor 20,000Rp
Anggaran Rugi-Laba
19. Manufacturing Enterprise
Membuat anggaran belian bahan baku
Data ilustrasi:
Anggaran Jualan:
Januari 1.000 unit
Feburari 2.000 unit
Maret 3.000 unit
6.000 unit
Sediaan produk jadi awal sebanyak 100 unit.
Perusahaan mengutamakan stabilitas produk dengan anggaran produk jadi dihasilkan selama
tiga bulan sebanyak 6.060 unit.
Dengan mengutamakan stabilitas produk, maka tiap bulan diproduksi produk jadi sebanyak
6.060 unit / 3 bulan = 2.020 unit.
19
Produk Jadi Dihasilkan 6060 unit
Sediaan Produk Jadi Awal 100 unit
Produk Siap Dijual 6160 unit
Jualan 6000 unit
Sediaan Produk Jadi Akhir 160 unit
20. Manufacturing Enterprise
Membuat anggaran belian bahan baku
Misalkan Harga Pokok Produk Jadi Variabel dianggarkan Rp 10 per unit.
Harga Jual Produk Jadi sebesar Rp 120 per unit.
Beban Usaha Variabel sebesar Rp 1 per unit.
Beban Tetap ber bulan sebesar Rp 2.000.
20
Januari Februari Maret
Jualan 1000 unit 2000 unit 3000 unit 6000 unit
Sediaan Akhir 1120 unit 1140 unit 160 unit 160 unit
Produk Siap Dijual 2120 unit 3140 unit 3160 unit 6160 unit
Sediaan Awal 100 unit 1120 unit 1140 unit 100 unit
Produk 2020 unit 2020 unit 2020 unit 6060 unit
Bulan
Keterangan Triwulan I
Januari Februari Maret
Jualan 12,000Rp 24,000Rp 36,000Rp 72,000Rp
Harga Pokok Produk Jadi 20,200Rp 20,200Rp 20,200Rp 60,600Rp
Sediaan Produk Jadi Awal 1,000Rp 11,200Rp 11,400Rp 1,000Rp
Produk Siap Dijual 21,200Rp 31,400Rp 31,600Rp 61,600Rp
Sediaan Produk Jadi Akhir 11,200Rp 11,400Rp 1,600Rp 1,600Rp
Harga Pokok Jualan 10,000Rp 20,000Rp 30,000Rp 60,000Rp
Margin Kontribusi Kotor 2,000Rp 4,000Rp 6,000Rp 12,000Rp
Beban Usaha Variabel 1,000Rp 2,000Rp 3,000Rp 6,000Rp
Margin Kontribusi Bersih 1,000Rp 2,000Rp 3,000Rp 6,000Rp
Beban Tetap 2,000Rp 2,000Rp 2,000Rp 6,000Rp
Laba (Rugi) -1,000Rp -Rp 1,000Rp -Rp
Bulan
Keterangan Triwulan I
Anggaran Rugi-Laba
21. Trading Enterprise
Dalam perusahaan dagang, cara menyusun sediaan bahan baku ada tiga cara:
• Menentukan kuantitas pesanan ekonomis (KPE);
• Menetapkan tingkat perputaran sediaan;
• Membuat anggaran belian bahan baku.
Menentukan kuantitas pesanan ekonomis (KPE)
KPE (Kuantitas Pesanan Ekonomis) atau EOQ (Economic Order Quantity) adalah kuantitas
barang yang dapat diperoleh dengan biaya yang minimal, atau sering dikatakan sebagai jumlah belian
yang optimal.
R : Kuantitas standar bahan baku yang dipakai selama periode tertentu;
S : Biaya pemesanan setiap kali pesan (ordering cost);
P : Harga standar bahan baku per unit;
I : Biaya penyimpanan bahan baku di gudang yang dinyatakan dalam persentase dari
nilai sediaan rata-rata dalam satuan mata uang (carrying cost);
P × I : Biaya penyimpanan per unit.
SBDAk = KPE – SBDAw
SBDAk : Sediaan Barang Dagangan Akhir;
SBDAw : Sediaan Barang Dagangan Awal.
21
IP
SR2
KPE
22. Trading Enterprise
Menetapkan tingkat perputaran sediaan
TPSBD : Tingkat Perputaran Sediaan Barang Dagangan
HPBT : Harga Pokok Barang Terjual
RSBD : Rata-rata Sediaan Barang Dagangan
SBDAw : Sediaan Barang Dagangan Awal
SBDAk : Sediaan Barang Dagangan Akhir
HPPJ : Harga Pokok Produk Jadi
22
RSBD
HPBT
TPSBD
2
SBDAkSBDAw
RSBD SBDAw2
TPSBD
HPBT
SBDAk
23. Trading Enterprise
Menetapkan tingkat perputaran sediaan
Data ilustrasi:
Anggaran Jualan:
Januari 1.100 kg
Feburari 1.200 kg
Maret 1.300 kg
Sediaan barang dagangan awal sebanyak 100 kg.
Harga pokok per kg adalah Rp 100 dengan harga jual adalah Rp 120.
Perusahaan menetapkan tingkat perputaran sediaan barang dagangan sebulan 8 kali.
Beban usaha variabel per kg adalah Rp 15 dengan beban usaha tetap per bulan Rp 6.000.
Sediaan Barang Darangan Akhir:
Januari Februari Maret
23
17.500RpSBDAk
10001002
8
1001.100
SBDAk
SBDAw2
TPSBD
HPBT
SBDAk
12.500RpSBDAk
500.172
8
1001.200
SBDAk
SBDAw2
TPSBD
HPBT
SBDAk
20.000RpSBDAk
500.122
8
1001.300
SBDAk
SBDAw2
TPSBD
HPBT
SBDAk
24. Trading Enterprise
Membuat anggaran belian barang dagangan
Data ilustrasi:
Anggaran belian barang dagangan:
Januari 1.175 kg
Feburari 1.150 kg
Maret 1.375 kg
Sediaan barang dagangan awal sebanyak 100 kg.
Harga pokok per kg adalah Rp 100 dengan harga jual adalah Rp 120.
24
Januari Februari Maret
Belian Barang Dagangan 117,500Rp 115,000Rp 137,500Rp 370,000Rp
Sediaan Barang Dagangan Awal 10,000Rp 17,500Rp 12,500Rp 10,000Rp
Barang Siap Dijual 127,500Rp 132,500Rp 150,000Rp 380,000Rp
Harga Pokok Barang Terjual 110,000Rp 120,000Rp 130,000Rp 360,000Rp
Sediaan Barang Dagangan Akhir 17,500Rp 12,500Rp 20,000Rp 20,000Rp
Bulan
Keterangan Triwulan I
Januari Februari Maret
Jualan 132,000Rp 144,000Rp 156,000Rp 432,000Rp
Harga Pokok Barang Terjual 110,000Rp 120,000Rp 130,000Rp 360,000Rp
Margin Kontribusi Kotor 22,000Rp 24,000Rp 26,000Rp 72,000Rp
Beban Usaha Variabel 16,500Rp 18,000Rp 19,500Rp 54,000Rp
Margin Kontribusi Bersih 5,500Rp 6,000Rp 6,500Rp 18,000Rp
Beban Tetap 6,000Rp 6,000Rp 6,000Rp 18,000Rp
Laba (Rugi) -500Rp -Rp 500Rp -Rp
Bulan
Keterangan Triwulan I
Anggaran Rugi-Laba
25. Debt
Modal terdiri atas modal asing dan modal sendiri dan utang merupakan modal asing.
Utang kebalikan dengan piutang, di mana utang adalah kewajiban debitor (peminjam) untuk
melaksanakan sesuatu kepada kreditor (pemberi pinjaman) selama jangka waktu tertentu.
Utang terdiri atas utang jangka pendek dan utang jangka panjang.
Utang jangka pendek adalah utang yang berjangka waktu paling lama satu tahun, seperti utang
usaha, beban terutang, wesel bayar, kredit modal kerja, dan lain-lain.
Utang jangka panjang adalah utang yang berjangka waktu lebih dari satu tahun, seperti utang
obligasi, utang hipotek, kredit investasi, dan lain-lain.
Utang usaha (account payable) adalah utang yang terjadi sebagai akibat membeli barang/jasa
secara kredit untuk keperluan rutin/sehari-hari.
Beban terutang atau beban akrual (accrued expenses) adalah utang sebagai akibat pengakuan
beban pada saat terjadinya walaupun belum dibayar, di antaranya gaji, utang bunga, utang pajak, utang sewa.
Wesel bayar (notes payable) adalah utang wesel yang merupakan kebalikan dari piutang wesel. Hal ini terjadi
karena suatu perusahaan mengeluarkan surat pengakuan utang yang berisikan kesanggupan membayar
sejumlah uang tertentu kepada pihak tertentu pada saat tertentu (biasanya jangka waktu kurang dari 1 tahun).
Kredit modal kerja (working capital loan) adalah kredit yang diberikan bank untuk keperluan modal kerja, yang
mencakup membayar gaji, membeli bahan baku, membayar utang usaha, dsb.
Utang obligasi (bonds debt) adalah utang dalam bentuk surat pengakuan utang yang mempunyai nilai nominal
tertentu, biasanya digunakan untuk membeli aset tetap (bangunan, mesin, dan alat).
Utang hipotik adalah utang jangka panjang dengan jaminan benda tidak bergerak.
Kredit investasi (investment loan) adalah pinjaman yang diberikan bank untuk keperluan memperoleh barang
modal (harta tetap), seperti relokasi pabrik, modernisasi, rehabilitas alat/bangunan, ekspansi, dsb.
25
26. Debt Budget
Anggaran utang adalah anggaran untuk memperoleh dan membayar utang.
Faktor yang mempengaruhi anggaran utang:
1. Ekspansi;
2. Struktur Modal.
26
27. Debt Budget
Utang Jangka Pendek
Data ilustrasi 1:
Belian dianggarkan sebagai berikut:
Januari Rp 20.000
Februari Rp 30.000
Maret Rp 40.000
Syarat pembayaran 5/20/net 30, artinya pembeli mendapat potongan 5% dari barang yang dibeli
bila membayar dalam waktu 20 hari sejak barang diterima. Jangka waktu kredit paling lama 30
hari.
Berdasarkan kebiasaan membayar:
• 50% dari belian setiap bulannya dibayar dalam waktu 20 hari setelah bulan belian;
• 30% dibayar dalam waktu sesudah 20 hari dalam bulan yang sama;
• 20% dibayar dalam bulan kedua sesudah bulan belian.
27
28. Debt Budget
Utang Jangka Pendek
Data ilustrasi 1:
Utang usaha: Anggaran utang usaha:
28
Februari 50% x Rp 20.000 = 10,000Rp
5% x Rp 10.000 = 500Rp
9,500Rp
30% x Rp 20.000 = 6,000Rp
15,500Rp
Maret 20% x Rp 20.000 = 4,000Rp
50% x Rp 30.000 = 15,000Rp
5% x Rp 15.000 = 750Rp
14,250Rp
30% x Rp 30.000 = 9,000Rp
23,250Rp
April 20% x Rp 30.000 = 6,000Rp
50% x Rp 40.000 = 20,000Rp
5% x Rp 20.000 = 1,000Rp
19,000Rp
30% x Rp 40.000 = 12,000Rp
31,000Rp
Mei 20% x Rp 40.000 = 8,000Rp
Jumlah 87,750Rp
Januari Belian 20,000Rp
Februari 20% x Rp 20.000 = 4,000Rp
Belian 30,000Rp
34,000Rp
Maret 20% x Rp 30.000 = 6,000Rp
Belian 40,000Rp
46,000Rp
29. Debt Budget
Utang Jangka Pendek
Data ilustrasi 2:
Realisasi dan anggaran belian:
Syarat pembayaran:
• 30% tunai;
• 50% kredit sebulan;
• 20% kredit dua bulan.
29
Realiasi Juli 100Rp
Agustus 80Rp
Anggaran September 100Rp
Oktober 100Rp
Nopember 180Rp
Desember 120Rp
30. Debt Budget
Utang Jangka Pendek
Data ilustrasi 2:
Utang usaha: Anggaran utang usaha:
30
September (September) 30% x Rp 100 = 30Rp
(Agustus) 50% x Rp 80 = 40Rp
(Juli) 20% x Rp 100 = 20Rp
90Rp
Oktober (Oktober) 30% x Rp 100 = 30Rp
(September) 50% x Rp 100 = 50Rp
(Agustus) 20% x Rp 80 = 16Rp
96Rp
Nopember (Nopember) 30% x Rp 180 = 54Rp
(Oktober) 50% x Rp 100 = 50Rp
(September) 20% x Rp 100 = 20Rp
124Rp
Desember (Desember) 30% x Rp 120 = 36Rp
(Nopember) 50% x Rp 180 = 90Rp
(Oktober) 20% x Rp 100 = 20Rp
146Rp
September (Agustus) 20% x Rp 80 = 16Rp
(September) 70% x Rp 100 = 70Rp
86Rp
Oktober (September) 20% x Rp 100 = 20Rp
(Oktober) 70% x Rp 100 = 70Rp
90Rp
Nopember (Oktober) 20% x Rp 100 = 20Rp
(Nopember) 70% x Rp 180 = 126Rp
146Rp
Desember (Nopember) 20% x Rp 180 = 36Rp
(Desember) 70% x Rp 120 = 84Rp
120Rp
31. Debt Budget
Utang Jangka Pendek
Data ilustrasi 3:
Realisasi dan anggaran jualan:
Syarat pembayaran:
• 20% tunai dan 80% kredit;
• Dari 80% kredit akan diterima 70% sebulan setelah jualan dan 30% dua bulan setelah jualan.
31
Realiasi Agustus 100,000Rp
September 80,000Rp
Anggaran Oktober 160,000Rp
Nopember 200,000Rp
Desember 100,000Rp
32. Debt Budget
Utang Jangka Pendek
Data ilustrasi 3:
Utang usaha:
Anggaran utang usaha:
32
Oktober (Oktober) 20% x Rp 160.000 = 32,000Rp
(September) 70% x (80% x Rp 80.000) = 44,800Rp
(Agustus) 30% x (80% x Rp 100.000) = 24,000Rp
100,800Rp
Nopember (Nopember) 20% x Rp 200.000 = 40,000Rp
(Oktober) 70% x (80% x Rp 160.000) = 89,600Rp
(September) 30% x (80% x Rp 80.000) = 19,200Rp
148,800Rp
Desember (Desember) 20% x Rp 100.000 = 20,000Rp
(Nopember) 70% x (80% x Rp 200.000) = 112,000Rp
(Oktober) 30% x (80% x Rp 160.000) = 38,400Rp
170,400Rp
Oktober (September) 30% x (80% x Rp 80.000) = 19,200Rp
(Oktober) 80% x Rp 160.000 = 128,000Rp
147,200Rp
Nopember (Oktober) 30% x (80% x Rp 160.000) = 38,400Rp
(Nopember) 80% x Rp 200.000 = 160,000Rp
198,400Rp
Desember (Nopember) 30% x (80% x Rp 200.000) = 48,000Rp
(Desember) 80% x Rp 100.000 = 80,000Rp
128,000Rp
33. Debt Budget
Utang Jangka Panjang
Data ilustrasi:
Untuk membeli mesin dan alat oabrik direncanakan dibiayai dengan kredit investasi bank
sebesar Rp 10.000.000 dengan ketentuan sebagai berikut:
• Bunga 12% setahun dibayar tiap akhir tahun;
• Angsuran pinjaman beserta bunganya dihitung secara anuitas;
• Angsuran pokok pinjaman dibayar tiap akhir tahun;
• Jangka waktu pinjaman terhitung dari awal tahun selama 5 tahun dengan tenggang waktu 1
tahun, selama tenggang waktu bunga dibayar.
Angsuran per tahun: Anggaran Utang Jangka Panjang:
33
3.621.579Rp
112.01
12.0112.0
000.000.11
11
1
15
15
A
A
i
ii
PA tn
tn
Pokok Utang Bunga Utang
1 1,320,000Rp -Rp 1,320,000Rp 11,000,000Rp
2 3,621,579Rp 2,301,579Rp 1,320,000Rp 8,698,421Rp
3 3,621,579Rp 2,577,768Rp 1,043,811Rp 6,120,653Rp
4 3,621,579Rp 2,887,101Rp 734,478Rp 3,233,552Rp
5 3,621,579Rp 3,233,552Rp 388,027Rp -0Rp
Bayar
Angsuran Sisa UtangTahun
34. Capital Budget
Modal sendiri adalah selisih lebih harta atas utang.
Penyusunan Anggaran Modal:
• Penyusunan Anggaran Modal Badan Usaha Perseorangan;
• Penyusunan Anggaran Modal Firma;
• Penyusunan Anggaran Modal Persekutuan Komanditer;
• Penyusunan Anggaran Modal Sendiri Perseoran Terbatas;
• Penyusunan Anggaran Modal Sendiri Koperasi.
34
35. Proprietorship
Perusahaan perseorangan adalah badan usaha yang modalnya dimiliki orang satu orang dan
pemilik dapat menarik modalnya kapan pun untuk keperluan pribadi yang disebut dengan prive
(penarikan oleh pemilik).
Pemilik perusahaan bertanggung jawab penuh (tidak terbatas) atas utang perusahaan.
Contoh:
Modal awal bulan Januari sebesar Rp 100.000. Pada tanggal 15 Januari direncanakan menyetor
uang untuk menambah modal sebesar Rp 50.000. Pada tanggal 28 Januari direncanakan akan
menarik uang perusahaan sebesar Rp 10.000 untuk keperluan pribadi. Laba bersih yang
dianggarkan pada bulan Januari adalah Rp 15.000.
Anggaran perubahan modal:
35
Modal 1 Januari 100,000Rp
Setoran 50,000Rp
Laba bersih 15,000Rp
165,000Rp
Prive 10,000Rp
Modal 31 Januari 155,000Rp
36. Firm
Firma adalah badan usaha yang modalnya dimiliki oleh lebih dari satu orang satu yang yang
bertanggung jawab penuh atas perusahaan.
Contoh:
Modal awal bulan Januari dari pemilik 1 sebesar Rp 100.000 dan dari pemilik 2 sebesar
Rp 90.000. Bulan Maret keduanya berrencana menambah modal sebesar Rp 30.000 dan
Rp 20.000. Pada bukan Juni keduanya berrencana menarik uang untuk keperluan pribadi
sebesar Rp 20.000 dan Rp 10.000. Laba bersih dianggarkan sebesar Rp 40.000 dan dibagi
sebanding dengan modal yang dimiliki masing-masing.
Anggaran perubahan modal:
36
Pemilik 1 Pemilik 2
Modal 1 Januari 100,000Rp Modal 1 Januari 90,000Rp
Setoran 30,000Rp Setoran 20,000Rp
130,000Rp 110,000Rp
Prive 20,000Rp Prive 10,000Rp
110,000Rp 100,000Rp
Laba 20,952Rp Laba 19,048Rp
Modal 31 Desember 130,952Rp Modal 31 Desember 119,048Rp
Modal Keseluruhan 250,000Rp
37. Commanditaire Vennootschap
Persekutuan komanditer atau CV adalah persekutuan dua orang atau lebih untuk mendirikan
perusahaan, satu orang (atau lebih) sekutu bekerja dengan tanggung jawab tak terbatas sebesar
modal pernyertaannya dalam perusahaan dan satu orah (atau lebih) sekutu komanditer yang
bertanggung jawab terbatas pada modal disetor.
Sekutu bekerja atau sekutu pasif tidak model menarik prive namun berhak melakukan pemerik-
saan terhadap perusahaan, sedangkan sekutu komanditer atau sekutu aktif boleh menarik prive.
Contoh:
Modal awal bulan Januari dari sekutu aktif sebesar Rp 100.000 dan dari sekutu pasif sebesar
Rp 80.000. Sekutu aktif menambah modal sebesar Rp 20.000 dan sekutu pasif sebesar
Rp 10.000 pada bulan Februari. Prive ditarik pada bulan Nopember sebesar Rp 15.000. Laba
bersih dianggarkan sebesar Rp 30.000 dan dibagi sebanding dengan modal yang dimiliki.
Anggaran perubahan modal:
37
Sekutu Aktif Sekutu Pasif
Modal 1 Januari 100,000.00Rp Modal 1 Januari 80,000.00Rp
Setoran 20,000.00Rp Setoran 10,000.00Rp
120,000.00Rp 90,000.00Rp
Prive 15,000.00Rp Prive -Rp
105,000.00Rp 90,000.00Rp
Laba 16,153.85Rp Laba 13,846.15Rp
Modal 31 Desember 121,153.85Rp Modal 31 Desember 103,846.15Rp
Modal Keseluruhan 225,000Rp
38. Corporation
Perseroan Terbatas (PT) adalah badan usaha yang modalnya terdiri atas saham dengan
tanggung jawab terbatas pada modal saham yang disetor. Oleh karena tanggung jawab yang
terbatas, maka tidak ada prive. Karena biasanya modal saham disetor tidak berubah, sehingga
tidak perlu dibuat anggaran perubahan modal, melainkan anggaran laba ditahan (retained
earning), yang merupakan laba yang belum ada tujuannya.
Dividen (dividend) adalah laba yang dibagikan kepada pemegang saham.
Contoh:
Anggaran laba ditahan:
38
Laba ditahan awal Januari 200,000Rp
Laba bersih 10,000Rp
210,000Rp
Dividen 5,000Rp
Laba ditahan akhir Desember 205,000Rp
39. Koperasi
Koperasi merupakan badan usaha berbentuk hukum yang didaftarkan pada Kementrian
Kehakiman dan HAM dan diumumkan dalam lembaga Negara.
Struktur modal terdri atas simpanan pokok, simpanan wajib, modal cadangan, modal
sumbangan, dan laba ditahan (sisa hasil usaha/SHU).
Contoh:
Anggaran perubahan modal:
39
Simpanan pokok 500,000Rp
Simpanan wajib awal Januari 200,000Rp
Setoran 20,000Rp
Dividen 220,000Rp
Modal cadangan 30,000Rp
Modal sumbangan 50,000Rp
Sisa Hasil Usaha awal Januari 40,000Rp
Laba bersih 10,000Rp
50,000Rp
Sisa Hasil Usaha Dibagikan 15,000Rp
Sisa Hasil Usaha akhir Desember 35,000Rp
Modal Sendiri per akhir Desember 835,000Rp
40. Balanced Budget
Anggaran neraca merupakan tujuan akhir disusunnya anggaran keuangan.
Untuk menyusun anggaran neraca harus disusun terlebih dahulu unsur neraca:
• Anggaran kas : Modul 5 (Kegiatan Belajar 1)
• Anggaran piutang : Modul 5 (Kegiatan Belajar 2)
• Anggaran sediaan : Modul 6 (Kegiatan Belajar 1)
• Anggaran utang : Modul 6 (Kegiatan Belajar 2)
• Anggaran modal : Modul 6 (Kegiatan Belajar 2)
• Anggaran harta
40
41. Balanced Budget
Data ilustrasi:
41
Anggaran Kas
Triwulan I 1,528,009Rp
Triwulan II 397,730Rp
Triwulan III 124,459Rp
Triwulan IV 71,736Rp
Anggaran Piutang Usaha
Triwulan I 5,419,400Rp
Triwulan II 8,691,000Rp
Triwulan III 8,019,400Rp
Triwulan IV 5,938,700Rp
Anggaran Pinjaman Tenaga Kerja
Triwulan I 206,125Rp
Triwulan II 168,875Rp
Triwulan III 131,125Rp
Triwulan IV -Rp
Anggaran Sediaan Produk Jadi Akhir
Triwulan I 150,850Rp
Triwulan II 146,540Rp
Triwulan III 150,850Rp
Triwulan IV 146,540Rp
Anggaran Sediaan Bahan Baku
Triwulan I 200,000Rp
Triwulan II 200,000Rp
Triwulan III 200,000Rp
Triwulan IV 200,000Rp
Anggaran Utang Usaha
Triwulan I 2,209,000Rp
Triwulan II 2,772,050Rp
Triwulan III 2,252,200Rp
Triwulan IV 1,588,400Rp
Anggaran Utang Bank
Triwulan I 2,000,000Rp
Triwulan II 2,000,000Rp
Triwulan III -Rp
Triwulan IV -Rp
Anggaran Utang Jangka Panjang
Triwulan I 11,000,000Rp
Triwulan II 11,000,000Rp
Triwulan III 11,000,000Rp
Triwulan IV 8,698,421Rp
Anggaran Laba Ditahan
Triwulan I 1,820,884Rp
Triwulan II 3,076,195Rp
Triwulan III 3,668,134Rp
Triwulan IV 3,917,155Rp
Modal Saham
Triwulan I 22,000,000Rp
Triwulan II 22,000,000Rp
Triwulan III 22,000,000Rp
Triwulan IV 22,000,000Rp
Anggaran Harta Tetap Bersih
Triwulan I 30,525,500Rp
Triwulan II 29,966,000Rp
Triwulan III 29,406,500Rp
Triwulan IV 28,847,000Rp
Anggaran Harta Lainnya
Triwulan I 1,000,000Rp
Triwulan II 1,000,000Rp
Triwulan III 1,000,000Rp
Triwulan IV 1,000,000Rp
42. Balanced Budget
Anggaran Neraca
42
Keterangan Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
Kas 1,528,009Rp 397,730Rp 124,459Rp 71,736Rp
Piutang Usaha 5,419,400Rp 8,691,000Rp 8,019,400Rp 5,938,700Rp
Pinjaman Tenaga Kerja 206,125Rp 168,875Rp 131,125Rp -Rp
Sediaan Produk Jadi Akhir 150,850Rp 146,540Rp 150,850Rp 146,540Rp
Sediaan Bahan Baku 200,000Rp 200,000Rp 200,000Rp 200,000Rp
Harta Lancar 7,504,384Rp 9,604,145Rp 8,625,834Rp 6,356,976Rp
Harta Tetap Bersih 30,525,500Rp 29,966,000Rp 29,406,500Rp 28,847,000Rp
Harta Lainnya 1,000,000Rp 1,000,000Rp 1,000,000Rp 1,000,000Rp
Harta Tak Lancar 31,525,500Rp 30,966,000Rp 30,406,500Rp 29,847,000Rp
Harta 39,029,884Rp 40,570,145Rp 39,032,334Rp 36,203,976Rp
Utang Usaha 2,209,000Rp 2,772,050Rp 2,252,200Rp 1,588,400Rp
Utang Bank 2,000,000Rp 2,000,000Rp -Rp -Rp
Utang Jangka Pendek 4,209,000Rp 4,772,050Rp 2,252,200Rp 1,588,400Rp
Utang Jangka Panjang 11,000,000Rp 11,000,000Rp 11,000,000Rp 8,698,421Rp
Utang 15,209,000Rp 15,772,050Rp 13,252,200Rp 10,286,821Rp
Modal Saham 22,000,000Rp 22,000,000Rp 22,000,000Rp 22,000,000Rp
Laba Ditahan 1,820,884Rp 3,076,195Rp 3,668,134Rp 3,917,155Rp
Modal Sendiri 23,820,884Rp 25,076,195Rp 25,668,134Rp 25,917,155Rp
Utang dan Modal Sendiri 39,029,884Rp 40,848,245Rp 38,920,334Rp 36,203,976Rp
43. Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah
Terima Kasih
감사합니다
Sampai Bertemu Lagi di Pertemuan Ketujuh
Seoul, 6th of October 2013