Teori muka dan konflik budaya menjelaskan bagaimana identitas diri dan pengelolaan konflik dipengaruhi oleh budaya. Namun, penelitian awal seringkali mengabaikan perspektif perempuan. Kajian selanjutnya menunjukkan bahwa perempuan memiliki pengalaman yang berbeda dari laki-laki akibat dominasi gender dalam bahasa dan sistem pengekspresian.

2. Latar Belakang & Pencetus
 Orang dari budaya yang berbeda memiliki bermacam
pemikiran mengenai “muka” orang lain. Pemikiran
inilah yang menyebabkan mereka menghadapi konflik
dengan cara yang berbeda.
 Ting-Tooney dan koleganya
(Oetzel, Yokochi, Masumoto dan Takai
 David Ho

3. Asumsi Teori
 Self identity is important in interpersonal
interactions, with individuals negotiating their
identities differently across culture.
 The management of conflict is mediated by face and
culture.
 Certain acts threaten one’s projected self-image (face)

4. Contoh
 Sombong
 Pengungkapan perasaan
 Sok tau (jaim)

5. Kritik
 Ting-Tooney sendiri yang melakukan beberapa
klarifikasi dari teorinya sendiri
 Penelitian antara responden Jepang dan Amerika
 Budaya tak selamanya jadi pemicu

8. Latar Belakang & Pencetus
 Ternyata para antropolog melakukan penelitiannya
dengan lebih banyak berbicara dan bertanya kepada
kalangan laki-laki dewasa
 Betapa sulitnya menggunakan perempuan sebagai
informan
 Perempuan bersifat rapport talk, yaitu cenderung
berbicara untuk membangun keakraban dan
membutuhkan penerimaan orang lain dalam
berbahasa dan banyak berbasa-basi

9.  Bahasa yang digunakan oleh laki-laki labih bersifat
report talk, yang cenderung hanya untuk memberikan
penjelasan dan tidak dalam rangka membangun
keakraban
 Shirley Ardener yang menyadari bahwa kebungkaman
kelompok yang kurang kekuasaan menimpa
kelompok-kelompok yang menempati tempat yang
paling akhir dari tingkat masyarakat  kaum
perempuan
 Edwin Ardener membuktikan bahwa fenomena
pembungkaman tersebut memiliki dua segi.

10.  Ardener : “Laki-laki menciptakan makna bagi suatu
kelompok, dan bahwa suatu perempuan ditindas dan
dibungkam.”
 Cheris Kramarae
 Perempuan dalam kartun
 Bahasa adalah batasan budaya

11. Asumsi Teori
 Perempuan merasakan dunia yang berbeda dari laki-
laki
 Dominasi menghalangi kebebasan ekspresi dari dunia
model alternatif perempuan
 Perempuan harus mau mentransformasi modelnya
dalam term sistem ekspresi yang domina

12. Contoh
 Perempuan pada jaman penjajahan  R.A Kartini
 Pengungkapan perasaan dari wanita

13. Kritik
 Penganiayaan Perempuan yang berlebihan
 Ketidaktepatan politis
 Tidak realistik