2. Beberapa Ketentuan :
Laki-laki (pelamar) boleh melihat wanita yang
akan dinikahinya
- melihat saja : wajah dan 2 telapak tangan
wanita yang akan dilamarnya atau selain kedua
bagian anggota tubuhnya semata-mata untuk
tujuan nikah
- tidak berkhalwat
- tidak perlu izin wanita
3. Rasulullah Bersabda :
“ Jika salah seorang di antara kalian melamar
seorang wanita, maka jika ia mampu untuk
melihat apa yang mendorongnya untuk
menikahi wanita itu, hendaklah ia
melakukannya”. Jabir kemudian berkata, “Aku
melamar seorang wanita. Aku pun
bersembunyi untuk melihat wanita itu hingga
aku melihat darinya apa yang mendorongku
untuk menikahinya. Lalu aku pun
menikahinya”. (HR. al-hakim)
4. Sabda Rasulullah :
• “Janganlah seorang laki-laki berkhalwat
dengan seorang wanita kecuali dia disertai
mahramnya, karena yang ketiga di antara
keduanya adalah setan”. (HR. Muslim dari Ibnu
Abbas)
5. Suami-Istri boleh melihat seluruh bagian
tubuh pasangannya
Bahz ibn Hakim meriwayatkan dari bapaknya
dari kakeknya, kakeknya berkata :
“Aku pernah bertanya kepada Rasulullah SAW,
‘wahai Rasulullah, manakah bagian aurat yang
harus kami tutupi dan mana yang boleh kami
biarkan?’ lalu Rasulullah bersabda kepadaku :
“jagalah auratmu, kecuali dari isterimu atau
hamba sahaya perempuanmu”
6. Seorang pria boleh melihat wanita yang
termasuk mahromnya, baik muslimah atau
bukan lebih dari sekedar wajah dan kedua
telapak tangannya, yakni bagian-bagian tubuh
wanita yang menjadi tempat melekatnya
perhiasan : rambut, leher, pergelangan
tangan, pergelangan kaki lihat an-Nuur : 31
7. Orang yang terpaksa karena ada keperluan
untuk melihat bagian tubuh wanita, baik
termasuk aurat maupun bukan, dan secara
syar’i memang dibolehkan, seperti : Dokter,
Paramedis, Pemeriksa.
8. Laki-laki yang tidak punya keperluan apapun
sementara ia bukan mahrom, tetapi ia tidak
memiliki keinginan terhadap wanita, ia boleh
melihat wajah & kedua telapak tangan
wanita, tetapi di HARAM kan untuk melihat
lebih dari itu.
9. Wanita boleh melihat pria, kecuali auratnya
Pandangan yang tiba-tiba dibolehkan, akan
tetapi Haram untuk memandang secara
berulang-ulang, karena dapat mengakibatkan
munculnya syahwat
Jabir bin Abdillah berkata : “Aku pernah
bertanya kepada Rasulullah SAW mengenai
pandangan yang tiba-tiba (tdk senagja), maka
beliau menyuruhku untuk memalingkan
pandanganku.” (HR. Muslim)
10. • Dari Ali ra, Rasulullah SAW telah bersabda
kepadaku : “Janganlah engkau ikuti pandangan
pertama dengan pandangan berikutnya.
Karena pandangan pertama adalah untukmu,
sedangkah pandangan berikutnya bukanlah
untukmu”. (HR. Ahmad, dari Buraidah)
11. • Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari
dari Abdullah ibn Abbas, ia berkata :
“Suatu ketika, al-Fadhl ibn Abbas membonceng
Nabi SAW, lalu datang seorang wanita dari
Khats’am. Al-fadhl lantas memandang wanita
itu dan wanita itu pun memandangnya. Maka
Rasulullah SAW memalingkan wajah Fadhl ke
arah yang lain”
12. Firman Allah SWT :
• “ Katakanlah kepada laki-laki yang beriman,
‘hendaklah mereka menahan pandangannya.”
(TQS. An-Nuur : 30)