SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 33
Sistem Manajemen Basis Data
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Sistem Informasi Manajemen”
Dosen pengampu : Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si
Oleh :
Lisaniah Amini Lisa’Ilina (43217110150)
S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MERCU BUANA
2018
Latar Belakang
Sistem manajemen basis data mengorganisasikan volume data dalam jumlah besar yang
digunakan oleh perusahaan dalam transaksi-transaksinya sehari-hari. Data harus
diorganisasikan sehingga para manajer dapat menemukan data tertentu dengan mudah dan
cepat untuk mengambil keputusan. Perusahaan memecah keseluruhan koleksi data menjadi
sekumpulan tabel data yang saling berhubungan, kumpulan-kumpulan kecil data yang saling
terhubung ini akan mengurangi pengulangan data sehingga pada akhirnya konsistensi dan
akurasi data makan meningkat.
Dewasa ini sebagian besar perusahaan menggunakan basis data yang mengikuti suatu
struktur relasional. Dua alasan penting di balik penggunaan struktur ini adalah bahwa struktur
basis data relasional mudah untuk digunakan dan hubungan di antara tabel di dalam struktur
bersifat implisit. Kemudahan penggunaan telah memberanikan banyak manajer untuk menjadi
pengguna langsung dan sumber basis data.
Meningkatnya arti penting basis data sebagai sumber daya yang mendukung
pengambilan keputusan telah mengharuskan para manajer mempelajari lebih jauh perancangan
penggunaan basis data. Dalam makalah ini penulis akan mencoba memaparkan mengenai
bagaimana sistem manajemen basis data.
Yang menjadi penyebab utama dari masalah-masalah manajemen data penting dalam tiga
bidang:
 penyimpanan data (data storage),
 pembaruan data (data updaring), dan
 kekinian informasi (currency of information).
Penyimpanan Data
Dalam lingkungan file datar, hal ini tidak mungkin terjadi. Untuk memenuhi
kebutuhan data khusus dari pengguna, organisasi harus mengeluarkan biaya untuk
prosedur pengumpulan majemuk dan untuk prosedur penyimpanan majemuk. Beberapa
data yg umum digunakan bias diduplikasi lusinan kali, ratusan kali, atau bahkan ribuan
kali, sehingga biaya penyimpanan datanya menjadi sangat tinggi.
Pembaruan Data
Organisasi memiliki banyak sekali data yg disimpan dalam file induk dan file
referensi yg memerlukan pembauran berkala agar mencerminkan perubahan
operasional dan ekonomi. Jadi para pengguna sistem informasi memiliki file yg
terpisah, setiap perubahan harus dilakukan secara terpisah untuk setiap pengguna. Ini
tentunya akan menambah biaya manajemen data secara signifikan.
Kekinian Informasi
Kebalikan dari masalah pembauran data majemuk adalah masalah gagalnya
memperbarui semua file penggunaan yg di pengaruhi oleh perubahan data tertentu. Jika
pesan pembauran ini tidak disebarkan dengan benar, sebagian pengguna mungkin tidak
mencatat perubahan tersebut, dan kemudian akan melakukan pekerjaan dan mengambil
keputusan berdasarkan data yg sudah usang.
Ketergantungan Tugas Data
Masalah lainnya dengan pendekatan file datar adalah ketidakmampuan pengguna
untuk mendapatkan informasi tambahan ketika kebutuhannya berubah.Masalah ini
disebut ketergantungan tugas-data .
Pendekatan Basis Data
Figur 9-2 (a) menyajikan ulasan sederhana tentang pendekatan basis data dengan
pengguna dan keperluanm data yg sama seperti dalam Figur 9-1.Perubahan paling jelas
dari model file datar adalah pengelompokkan data menjjadi sebuah basis data umum yg
dapat digunakan secara bersama oleh semua pengguna sistem informasi.
Penyelesaian Masalah File Datar
Penggunaan data secara bersama-sama (tidak adanya kepemilikan data) merupakan
konsep utama dari pendekatan basis data. Masalah –masalah ini akan di atasi.
Gambar 9-2(a) Konsep Database
 Tidak ada redundasi data. Setiap elemen data disimpan hanya sekali sehingga
menghilangkan redundansi data dan mengurangi biaya penyimpanan data.
Program 1
A, B, C, X, Y,
L, M
Program 2
Program 3
Transaksi Pemakai 1
Transaksi Pemakai 2
Transaksi Pemakai 3
 Satu kali pembauran data. Karena setiap elemen data hanya terdapat pada satu tempat,
dibutuhkan hanya satu kali pembauran data. Ini tentu mengurangi waktu dan biaya
untuk menjaga kekinian data.
 Nilai kekinian data. Perubahan terhadap basis data yg dilakukan oleh seorang
pengguna akan berlaku bagi semua pengguna.
 Interdependensi tugas-data. Pengguna memilik akses sepenuhnya ke data yg ada di
perusahaan. Kebutuhan informasi seorang pengguna bisa meluas diluar wilayah
langsung pekerjaannya, namun kebutuhan ini dapat dengan segera dipenuhi dengan
pendekata file datar. Para pengguna hanya dibatasi oleh keterbatasan data yg di
sediakan oleh organisasi dan legitimasi yg diperlukan untuk mengakses data tersebut
Pengendalian Akses Basis Data
Pendekatan basis data menempatkan semua informasi dalam satu keranjang. Oleh
sebab itu, keranjang ini perlu di jaga dengan baik. Contoh dalam Figur 9-2 (a) tidak
memiliki ketentuan untuk mengendalikan akses ke basis data. Asumsikan Data X itu
merupakan informasi yang sensitif dan rahasia dan hanya Pemakai 3 yang diberi
otorisasi untuk mengaksesnya. Bagaimana organisasi dapat mencegah pemakai lain
untuk mendapatkan akses yang tidak sah terhadap informasi tersebut?
Gambar 9-2(b) Konsep Database
Sistem Manajemen Basis Data
Yang berada diantara program pengguna dan basis data fisik adalah sistem
manajemen basis data (database management system-DBMS). Tujuan DBMS adalah
untuk menyediakan pengendalian akses terhadap basis data. DBMS merupakan sistem
peranti lunak khusus yg di program untuk mengetahui elemen data mana yg bias diakses
oleh pengguna. Program pengguna mengirimkan permintaan data kepada DBMS, yg
mengesahkan dan mengotorisasi akses ke basis data, sesuai dengan tingkat otoritas
Program 1
D
B
M
S
Program 2
Program 3
Transaksi Pemakai 1
Transaksi Pemakai 2
Transaksi Pemakai 3
A, B, C,
X, Y, L, M
pengguna. Jika pengguna meminta data yg dia tidak punya otoritasnya, permintaan itu
akan ditolak. Jadi, prosedur untuk menetapkan otoritas pengguna sistem informasi di
dalam sebuah organisasi merupakan masalh pengendalian penting yg harus
diperhatikan oleh seorang akuntan.
Tiga Model Konseptual
Pendekatan basis data yg paling umum digunakan oleh sistem informasi bisnis
adalah model hierarkis (hierarchical model), model jaringan (network model), dan
model relasional (relational model). Karena kemiripan konseptual tertentu, basis data
hierarkis dan jaringan disebut model navigasional (navigational model) atau terstruktur
(structured model). Cara data di atur dalam sistem basis data awal ini mendorong para
pengguna untuk menjelajahi di antara elemen-elemen data dengan menggunakan jalur-
jalur yg sudah terstruktur.Model relasional jauh lebih fleksibel karena memung-kinkan
para pemakainya menciptakan jalur yang baru dan unik melalui database untuk
memecahkan masalah-masalah bisnis yang lebih luas cakupannya.
Elemen Lingkungan Basis Data
Gambar 9-3 menampilkan rincian lingkungan database dalam empat elemen utama:
pemakai, DBMS, administrator database, dan database fisik.
Pengguna
Pengguna mengakses basis data dalam dua cara. Pertama, akses tersebut dapat
dicapai melalui program-program pengguna yg disiapkan oleh professional sistem.
Program-program pengguna mengirim permintaan akses data (panggilan) ke DBMS,
yg mengesahkan permintaan tersebut dan mengambil data untuk diproses. Dengan cara
akses seperti ini, kehadiran DBMS menjadi transparan bagi para pengguna. Metode
kedua untuk akses basis data adalah melalui permintaan langsung, yg tidak memerlukan
program-program formal dari pengguna.
Sistem Manajemen Basis Data
DBMS menyediakan lingkungan yg terkendali untuk membantu (atau mencegah)
pengguna mengakses basis data dan untuk secara efisien mengelola sumber daya data.
Gambar 9-3. Elemen-elemen Konsep Database
Setiap model DBMS mencapai tujuan ini dengan cara yg berbeda, tetapi ada
beberapa ciri yg umum, di antaranya:
1. Pengembangan program. DBMS berisi perangkat lunak pengembangan aplikasi.
2. Backup dan pemulihan. Selama pemrosesan, DBMS secara periodik membuat file-
file backup untuk database fisik.
3. Penggunaan database untuk pelaporan. Fitur ini mencatat data statistik tentang
data-data yang sedang digunakan, dan siapa yang menggunakannya.
4. Akses database. Fitur yang paling penting dari DBMS adalah mengizinkan pe-
makai yang memiliki otorisasi untuk mengakses database. Gambar 9-3 menun-
jukkan tiga modul perangkat lunak, antara lain:bahasa definisi data (DDL-data
definition language), bahasa manipulasi data (DML-data manipulation language)
dan bahasa query (QL-query language).
Bahasa Definisi Data
Bahasa Definisi Data (DDL-Data Definition Language) adalah sebuah
bahasa program yang digunakan untuk mendefinisikan database fisik ke
DBMS. Terdapat tiga tingkat, disebut sudut pandang (view), dalam definisi
ini: sudut pandang internal, sudut pandang konseptual (skema), dan sudut
Aplikasi
Pengguna
Proses
Pengembangan
Sistem
Program
Pengguna
Program
Pengguna
Program
Pengguna
Program
Pengguna
Database
Fisik
Sistem
operassi
H0st
Bahasa Difinisi
Data (DDL)
Bahasa
Manipulasi
Data (DML)
Bahasa Query
Administrator
Database
Transaksi
Transaksi
Transaksi
Transaksi
DBMS
PerimintaanSistem
pandang pemakai (subskema).
 Tampilan Internal. Tampilan internal (internal view)menyajikan
pengaturan record secara fisik dalam basis data. lni merupakan penyajian
tingkat paling rendah, di mana satu langkah dipindahkan dari database fisik.
Sudut pandang internal ini menjelaskan struktur record, hubungan di antara
mereka, dan pengaturan fisik serta urutan record dalam satu file.
 Tampilan Konseptual (Skema). Tampilan konseptual atau skema
menyajikan basis data secara logika dan secara abstrak, bukan bagaimana
database itu secara fisik disimpan. Sudut pandang ini memungkinkan prog-
ram-program pemakai untuk memanggil data tanpa mengetahui atau tanpa
perlu menspesifikasi bagaimana data-data itu diatur atau kapan mereka di-
simpan dalam database fisik.
 Tampilan Pengguna (Subskema). Tampilan Pengguna(user
view)mendefinisikan bagaimana seorang pemakai tertentu melihat
database. lni adalah bagian dari database di mana seorang pemakai
individual memiliki oto-risasi untuk mengaksesnya.
Operasi DBMS. Untuk mengilustrasikan peran dari tampilan ini, lihat
urutan peristiwa yang biasanya terjadi dalam mengakses melalui DBMS.
Penjelasan berikut ini sifatnya hipotesis teknis tertentu dihilangkan.
1. Program pengguna mengirimkan permintaan (memanggil) data yang
terdapat dalam DBMS. Panggilan ini tertulis dalam bahasa manipulasi data
khusus (akan dibahas nanti) yang melekat dalam program pengguna
tersebut.
2. DBMS menganalisis permintaan itu dengan mencocokkan elemn – elemen
data yang dipanggil dengan tampilan pengguna dan tampilan konseptual.
Jika permintaan data itu cocok, akan diotorisasi dan langkah pemrosesan
maju ke Langkah 3. Jika tidak cocok dengan tampilan ini, akses data itu
ditolak.
3. DBMS menetukan parameter – parameter struktur data dari tampilan
internal dan mengirimkannya ke system operasiyang melakukan
pengambilan data actual. Parameter struktur data tersebut mendeskripsikan
organisasi dan metode akses (Access method) yaitu program utilitas system
operassi, untuk mengambil data yang diminta.
4. Dengan menggunakan mettode akses yang tepat, system operasi
berinteraksi dengan peralatan penyimpanan disket untuk mengambil data
dari basis data fisik.
5. Sistem operasi kemudian menyimpan data itu dalam memori utama di atas
penyangga (buffer area) yang dikelola oleh DBMS.
6. DBMS mentransferr data tersebut ke lokasi kerja pengguna yang terdapat
dalam memori utama. Pada saat ini, program pengguna bebass mengakses
dan memanipulasi data.
7. Ketika pemrosesan selesai. Langkah 4, 5 dan 6, dibalik untuk menyimpan
kembali data yang sudah diproses ke basis data.
Bahasa Manipulasi Data
Bahasa manipulasii data (data manipulation language-DML) adalah
bahasa pemrograman kepemilikan (proprietary) yang digunakan oleh DBMS
tertentu untuk mengambil, memproses, dan menyimpan data. Keseluruhan
program data dapat ditulisdalam DML atau dengan cara lain, perrintah
perintah dari DML terpilih dapat disisipkan ke dalam program – program
yang tertulis dengan ahasa universal, seperti PL/1 COBOL, dan FORTRAN.
Penyisipan perrintah – perintah DML memungkinkan program – program
standar yang pada awalnya ditulis untuk lingkunga file datar, diubah dengan
mudah ke lingkungan basis data. Penggunaan progam – program bahasa
standar juga membuat organisasi tidak bergantung pada pemasok tertentu.
Jika organisasi itu memutuskan untuk mengganti pemasoknya ke pemasok
lain yang DML-nya berbeda, organisasi itu tidak perlu menulis ulang semua
program pengguna. Dengan mengganti perintah – perintah DML yang lama
dengan perinta baru, program – program pengguna dapat dimodofikasi agar
berfungsi di lingkungan yang baru.
Bahasa Permintaan Data
Kemampuan query DBMS memungkinkan pengguna akhir dan
pemrogram professional untuk mengakses data dalam basis data secara
langsung tanpa memerrlukan program konvesional. Bahasa permintaan
terstruktur (structured query language-SQL, diucapkan sequel) dari IBM
telah menjadi bahasa query standar untuk DBMS mainframe dan
mikrokomuter. SQL merupakan bahsa generasi ke empat dan bahasa non
procedural dengan banyak perintah yang memungkinkan pengguna untuk
memasukkan , mengambil dan memodifikasi data dengan mudah. Peirntah
SELECT merupakan alat yang sangat berguna untuk mengambil data.
Contoh dalam figure 9-5 menggambarkan penggunaan perintah SELECT
untuk menghasilkan laporan pengguna dari basis data yang disebut
perseidaan.
SQL merupakan alat pemrosesan data yang efisien. Walaupun bukan
bahasa Inggris yang alami, SQL hanya memerlukan sedikit latihan mengenai
konsep computer dan lebih sedikit pemrograman daripada bahasa – bahasa
lainnya. Bahkan, banyak system query basis data tidak memerlukan
pengettahuan SQL sama sekali. Para pengguna memilih data secara visual
dengan “menunjuk dan mengklik” atribut yang diinginkan. Kemudian, alat
penghubung visual pengguna menghasilkan perintah – perintah SQL yang
diperlukan secara otomatis. Fitur ini menempatkan pelaporan khusus (ad
hoc) dan kapabilitas perosesan data berada di tangan pengguna/manajer.
Dengan mengurangi ketergantungan terhadap pemrograman professional,
para manajer dapat mengatasi masalah yang tiba – tiba muncul.
Administrator Basis Data
Lihat figur 9-3 dan perhatikan posisi administrati dari administrator basis data
(database administrator-DBA). Posisi inti tidak ada dala lingkungan file datar. DBA
bertanggung jawab untuk mengelola sumber daya basis data. Penggunaan basis data
secara bersama – sama oleh banyak pengguna memerlukan koordinasi, peraturan, dan
petunjuk untuk melindungi integritas basis data.
Diorganisasi besar, fungsi DBA mungkin terdiri atas seluruh anggota departemen
personalia teknik yang berada di bawah tanggung jawab seorang administrator basis
data. Di organisasi yang lebih kecil, ttanggung jawab DBA terletak di tangan seseorang
yang berada dalam kelompok layanan komputer. Tugas – tugas seorang DBA meliputi
wilayah berikut ini : perencanaan basis data, desain basis data, implementasi basis data,
operasi dan pemeliharaan basis data, serta perubahan da pertumbuhan basis data. Tabel
9-1 menyajikan perincian tugas –tugas spesifik yang ada dalam wilayah – wilayah
pekerjaan tersebut.
Tabel 9-1 Fungsi – fungsi Administrator Basis Data
Perencanaan Basis Data : Implementasi :
Mengembangkan strategi basis data
organisasi
Mendefinisikan lingkungan basis
data
Mendefinisikan persyaratan dana
Mengembangkan kamus data
Menentukan kebijakan akses
Mengimplementasikan proposal
pengendali keamanan
Menentukan prosedur pengujian
Menetapkan standar pemrograman
Desain : Operasi dan Pemeliharaan :
Basis data logis (skema)
Tampilan pengguna eksternal
(subskema)
Pengendali basis data
Mengevaluas kinerja basis data
Menyusun ulang basis data sesuai
dengan kebutuhan pengguna
Meninjau kembali standard an prosedur
Perubahan dan Pertumbuhan :
Merencanakan perubahan dan
pertumbuhan
Mengevaluasi teknologi baru
Interaksi Organisasional Dari DBA
Figur 9-6 menunjukkan beberapa antarmuka organisasi dari DBA. Secara
khusus, yang penting dilihat disisi adalah relasi antara DBA, pengguna akhir,
dan para professional system di organisasi. Lihat figure 9-3 selama
mempelajari relasi ini
Gambar 9-6 Interaksi Organisasi dari Administrasi Database
Manajemen
Pemakai Akhir Administrator Basis
Data
Database
Kegiatan
Operasi
Profesional
Sistem
Ketika kebutuhan informasi meningkat para pengguna mengirimkan
perrmintaan formal untuk aplikasi komputer kepada para rofesional system
(pemrogram) organisasi. Permintaan ini ditangani melalui prosedur
pengembangan system formal, yang menghasilkan aplikasi terrprogram.
Figue 9-3 menunjukkan relasi ini ketika garis dari kotak pengguna mengalir
ke DBA, yang mengevaluasinya untuk menentukan kebutuhan basis data
pengguna. Setelah relasi ini terbentuk, DBA memberikan otoritas akses
kepada pengguna dengan memprogram tampilan pengguna (subskema).
Relasi ini ditunjukkan ketika garis – gariss antara pengguna dan DBA, dan
antara DBA dan modul DDL berada di kotak DBMS. Dengan tetap menjaga
otoritas akses terpisah dari pengembangan system (pemrograman aplikasi),
organisasi tersebut lebih mampu mengendalikan dan melindungi basis
datanya. Usaha yang dilakukan secara sengaja atau tidak sengaja untuk
mengakses tanpa otoritas yang sah kemungkinan besar akan ditemukan jika
kedua kelompok ini bekerja secara independen. Rasionalisasi untuk
pemisahan pekerjaan ini dijelaskan Bab 15.
Kamus Data
Fungsi penting lainnya dari DBA adalah penciptaan dan pemeliharaan
kamus data (data dictionary). Kamus data menjelaskan setiap elemen data
yang terdapat dala basis data. Fungsi ini memungkinkan semua pengguna (dan
pemrogram) untuk berrbagi tampilan yg sama terhadap sumber daya data
sehinggga sangat membantu dalam menganalisis kebutuhan pengguna.
Basis Data Fisik
Elemen keempat dari pendekatan basis data yang ditampilaan dalam figur 9-3
adalah basis data fisik . Pendekatan ini merupakan tingkat terendah daari basis data.
Basis data fisik tersusun dar titik – titik magnetis pada disket magnetis. Tingkat basis
data lainnya (tampilan pengguna, tampilan konseptual, dan tampilan internal)
merupakan representasi abstrak dari tingka fisik.
Ditingkat fisik, basis data merrupakan kumpulan record dan file. Basis data
relasional didasarkan pada struktur file berurutan berindeks. Struktur ini ditampilkan
dalam figur 9-7, menggunakan sebuah indeks ang berhubungan dengan organisasi file
berurutan . Struktur ini memfasilitasi akses langsung ke record individual dan
pemrosesan batch untuk seluruh file. Indeks ganda dapat digunakan untuk menciptakan
referensi silang, yang disebut daftar terbalik , yang semakin meningkatkan fleksibilitas
akses data. Dua indeks ditunjukkan dalam figure 9-7.Satu indeks berisi nomor pegawai
(kunci primer) untuk record yang ditempatkan secara unik dalam file. Indeks kedua
berisi alamat record yang diatur menurut penghasilan hingga sekarang. Dengan
menggunakan field yang tidak unik sebagai sekunder semua record karyawan dapat
dilihat dengan urutan menaik atau menurun, sesuai dengan jumlah penghasilannya.
Selain itu, record individual dengan saldo pendapatan yang dpilih dapat ditampilkan.
Indeks dapat diciptakan untuk setiap atribut dalam file sehingga memungkinkan data
dapat dilihat dari banyak perspektif.
Model Basis Data Relasional
E.F Codd pertama kali mengajukan prinsip – prinsip model reasional di akhir tahun 1960-
an. Model formal ini didasarkan pada aljabar relasional dan serangkaian teori, yang menjadi
basis teoritis bagi sebagian besar operasi manipulasi data yang digunakan.
Dari pandangan yang murni, system relasional yang penuh adalah yang sesuai dengan 12
peraturan yang disebutkan oleh Codd. Akan tetapi, untuk tujuan praktis, tidak semua peraturan
Codd sama pentingnya. Beberapa bersifat kritis, beberapa tidak. Oleh sebab itu, ahli teori
lainnya mengusulkan persyaratan yang tidak terlalu kaku untuk menilai relasional suatu
system. Sistem disebut relasional jika :
1. Menyajikan data dalam bentuk tabel dua dimensi seperti basis data yang disebut pelanggan
pada figure 9-8.
2. Mendukung fungsi – fungsi aljabar relasional yaitu batasi (restric), proyeksikan (project),
dan gabungan (join).
Fungsi – fungsi tersebut dijelaskan di bawah ini :
Batasi : Ekstraksikan baris yang ditentukan dari tabel tertentu. Operasi ini, yang
diustasikan dalam figure 9-9 (a), menciptakan tabel virtual (yang tidak ada secara fisik)
yang merupakan bagian dari tabel aslinya.
Proyeksikan : Ekstraksikan atribut (kolom) tertentu dari tabel untuk menciptakan tabel
virtual. Ini ditunjukkan dalam figur 9-9 (b).
Gabungkan : Bangun satu tabel fisik yang baru dari dua tabel yang terdiri atas semua
pasangan baris, dari setiap tabel. Lihat figure 9-9 ©.
Meskipun batasi, proyeksikan, dan gabungkan bukan merupakan serangkaian fungsi yang
lengkap, ini adalah subrangkaian yang mencukupi untuk kebanyakan kebutuhan informasi
bisnis.
Konsep Basis Data Relasional
Dibagian ini akan dibahas konsep – konsep dasar, terminology, dan teknik yang
umum pada sistem basis data relasional. Blok ini kemudian akan digunakan dalam bab
ini untuk mendesain basis data kecil mulai dari awal.
Gambar 9-8. Tabel Relasional yang Diberi Nama Pelanggan
Entitas, Pemunculan dan Atribut
Entitas adalah segala sesuatu yang digunakan oleh organisasi untuk
mengangkap data. Entitas bias bersifat fisik, seperti persediaan, pelanggan,
atau karyawan. Entitas juga bias bersifat konseptual, seperti penjualan (ke
pelanggan), piutang usaha atau utang usaha. Desainer sistem
mengidentifikasi entitas dan menyiapkan model seperti yang ditunjukkan
dalam figure 9-10. Model data ini adalah cetak biru untuk menciptakan basis
data fisik.
Gambar 9-9. Fungsi Aljabar Relasional – Terbatas, Proyek dan Gabungan
No. Pelanggan
(Kunci)
Nama Alamat Saldo Saat Ini
1875 J. Smith 18 Elm St. 1820,00
1876 G. Adams 21 First St. 2400,00
1943 J. Hobbs 165 High St. 549,87
2345 Y. Martin 321 Barclay 5256,76
. . . .
. . . .
. . . .
5678 T. Stem 432 Main St. 643,67
Artibut
Nama Tabel = Pelanggan
Tuples
(records)
(a) Terbatas (a) Proyek
(c) Gabungan
Representasi grafis yang digunakan untuk
mencerrminkan model ini disebut diagram relasi entitas (entity relationship
ER). Dalam ketentuan umumnya, setiap entitas dalam model data diberikan
nama dalam bentuk kata benda tunggal. Seperti pelanggan, bukan pelanggan
– pelanggan. Istilah pemunculan (occurance) digunakan untuk
mendeskripsikan jumlah contoh atau record yang berkaitan dengan enttas
tertentu. Misalnya, jika organisasi memiliki karyawan, entitas karyawan
disebut terdiri atas 100 pemunculan. Atribut (attribute) adalah elemen data
yang mendefinisikan entitas. Misalnya, entitas karyawan bias didefinisikan
dengan serangkaian atribut berrikut ini : Nama, Alamat, Keterampilan, Lama
Bekerja, dan Upah per Jam. Setiap pemunculan dalam entitas karyawab
terdiri atas jenis atribut yang sama, namun nilai setiap atribut akan berbeda
antarpemunculan. Karena atribut merupakan karakteristik yang logis dan
relevan dari suatu entitas, entitas tersebut bersifat unik untuk satu entitas
tertentu. Dengan kata lain, atribut yang sama tidak boleh digunakan untuk
mendefinisikan dua entitas yang berbeda.
Asosiaasi dan Kardinalitas
Garis berlabel yang menghubungkan dua entitas dalam model data
mendeskripsikan sifat asosiasi (association) di antara mereka. Asosiasi ini
ditunjukkan dengan kata kerja seperti kirim, minta, atau terima. Kardinalitas
(cardinality) adalah derajat asosiasi di antara duua entitas. Sederhananya,
kardinalitas mendeskripsikan jumlah pemunculan yang mungkin terrjadi
dalam satu tabel yang berkaitan dengan pemunculan tunggal dalam tabel
terkait. Empat bentuk dasar kardinalitas yang meungkin terjadi adalah : nol
atau satu (0,1), satu dan hanya satu (1,1), nol atau banyak (0,M), dan satu
atau banyak (1,M). Semua ini digabungkan untuk menunjukkan asosiasi logis
antarentitas. Figur 9-11 menampilkan beberapa contoh asosiasi entitas.
Satu ke Nol atau Satu (1:0,1). Asumsikan bahwa suatu perusahaan memiliki
1000 karyawan namun hanya 100 dari mereka yang merupakan staf
pembelian. Asumsikan juga bahwa setiap tenaga penjual diberi tanggung
jawab sebuah mobil
X1 Y1
X2 Y2
X3 Y1
X1 Y1 Z1
X2 Y2 Z2
X3 Y1 Z1
Y1 Z1
Y2 Z2
Y3 Z3
Perusahaan. Contoh 1 menunjukkan bahwa untuk setiap pemunculan (record)
dalam entitas karyawan ada kemungkinan nol atau satu pemunculan dalam
entitas mobil perusahaan.
Pendifinisian kardinalitas dari asosiasi entitas akan membantu untuk melihat
satu pemunculan (record) dari satu entitas dan untuk melihat entitas lainnya.
Berapa jumlah maksimal dan minimal dari record yang dapat berasosiasi
dengan satu record yang telah anda pilih? Dengan memacu pada entitas
karyawan dan melihat entitas mobil perusahaan ada dua kemungkinan
asosiasi. Jika record karyawan yang dipilih adalah tenaga penjual, maka ia
diberi tanggung jawab atas satu mobil perusahaan. Oleh sebab itu, record
karyawan hanya berasosiasi dengan satu record dalam entitas mobil
perusahaan. Akan tetapi, jika record karyawan yang dipilih bukan seorang
tenaga penjual, maka ia diberi tanggung jawab nol mobil perusahaan. Record
dalam hal ini berasosiasi dalam dengan record nol mobil perusahaan. Jadi,
kardinalitas minimal adalah nol dan maksimalnya adalah satu. Satu lingkaran
dan garis tipis yang memotong garis yang menghubungkan dua entitas
mencerminkan tingkat kardinalitasnya. Perhatikan bahwa dari perspektif
entitas karyawan, kardinalitas ditunjukkan pada ujung garis asosiasi mobil
perusahaan. Sekarang pilih record mobil perusahaan dan lihat kembali entitas
karyawan. Karena setiap mobil perusahaan diserahkan ke hanya satu
karyawan, nilai minimal dan maksimal dari record yang terkait adalah satu.
Dua garis pendek yang berpotongan pada ujung garis asosiasi karyawan
menunjukkan kardinalitas ini.
Satu ke satu (1:1). Contoh 2 mengilustrasikan situasi dimana setiap record
dalam satu entitas selalu berasosiasi dengan satu (dan hanya satu) record
dalam entitas yang berasosiasi. Dalam hal ini setiap komputer laptop
perusahaan diserahkan hanya kepada satu manajer dan setiap manajer hanya
diserahi satu komputer. Dua garis pendek yang memotong garis yang
menghubungkan pada kedua ujungnya mencerminkan kardinalitas ini.
Satu ke nol atau banyak (1:0,M). Hubungan antara entitas pelanggan dan
pesanan penjualan ditunjukkan dalam contoh 3. Perhatikan bahwa jumlah
minimal record pesanan penjualan per record pelanggan adalah nol dan
jumlah maksimalnya adalah banyak. Ini karena dalam periode tertentu (tahun
atau bulan) yang berkaitan dengan entitas pesanan penjualan, pelanggan
tertentu mungkin tidak membeli apa pun (nol record pesanan penjualan) atau
membeli beberapa kali (banyak record). Akan tetapi, dari perspektif entitas
pesanan penjuala, setiap record berasosiasi dengan satu dan hanya satu
pelanggan. Simbol kaki burung gagak (yang digunakan sebagai nama notasi
ini) mencerminkan banyak kardinalitas.
Satu ke banyak (1:M). Contoh 4 menunjukkan situasi, dimana setiap item
persediaan dipasok oleh satu (dan hanya satu) pemasok, dan setiap pemasok
satu atau berbagai item persediaan ke perusahaan. Asosiasi ini yang secara
teknis merupakan satu dan hanya satuke satu atau banyak, disederhanakan
menjadi satu ke banyak.
Banyak ke banyak (M:M). Untuk mengilustrasikan asosiasi banyak ke
banyak, lihat kembali hubungan antara pemasok dan persediaan dalam
contoh 5. Akan tetapi, sekarang perusahaan memiliki kebijakan untuk
membeli jenis persediaan yang sama dari beberapa pemasok. Pihak
manajemen bisa melakukan hal ini untuk memastikan bahwa mereka
mendapatkan harga yang terbaik atau untuk mencegah ketergantungan pada
satu pemasok. Dengan kebijakan ini, setiap record pemasok berasosiasi
dengan satu atau banyak record pemasok. Asosiasi ini (satu atau banyak ke
satu atau banyak) disederhanakan menjadi banyak ke banyak.
Contoh 4 dan 5 menunjukkan bagaimana kardinalitas menyajikan peraturan
bisnis dalam organisasi. Desainer basis data harus memperoleh pemahaman
menyeluruh mengenai cara perusahaan, klien, dan pengguna tertentu
melakukan bisinis agar dapat mendesain model data dengan bai. Jika model
data salah, maka tabel basis data yang dihasilkan juga akan salah. Contoh 4
dan 5 sama-sama valid namun pilihannya berbeda, dan memerlukan desain
basis data yang berbeda pula.
Tabel Basis Data Fisik
Tabel basis data fisik dibentuk dari model data, dimana setiap entitas dalam
model ditransformasikan ke tabel fisik yang terpisah. Di bagian atas setiap
tabel terdapat atribut yang membentuk kolom. Bagian yang berpotongan
dengan kolom untuk membentuk baris dari tabel disebut tuple. Sebuah tuple,
yang didefinisikan oleh good ketika pertama kali memperkenalkannya,
berhubungan dengan record dalam sistem file datar. Berdasarkan konvensi
ini, kita akan menggunakan istilah record atau pemunculan dan bukan tuple.
Tabel yang didesain dengan baik memiliki empat karakteristik berikut ini:
1. Nilai dari minimal satu atribut dalam setiap pemunculan (baris) harus
bersifat unik. Atribut ini adalah kunci utama. Atribut lainnya dalam baris
ini tidak perlu bersifat unik.
2. Tabel harus sesuai dengan peraturan normalisasi. Ini berarti bahwa tabel
harus bebas dari kelompok yang berulang, ketergantungan parsial dan
ketergantungan transitif. Normalisasi akan dibahas lebih terperinci nanti
dalam bab ini.
3. Semua nilai atribut dalam kolom manapun harus memiliki kelas yang
sama.
4. Setiap kolom dalam suatu tabel harus diberi nama yang unik. Akan tetapi,
tabel yang berbeda dapat berisi kolom dengan nama yang sama.
Hubungan Antara Tabel – tabel Tradisional
Tabel-tabel yang berhubungan secara logis harus terhubung secara fisik
untuk mencapai asosiasi yang dideskripsikan dalam model data. Hal ini bisa
dicapai dengan melekatkan kunci primer dari satu tabel dengan tabel yang
terkait sebagai kunci luar. Penggunaan kunci luar diilustrasikan dlam figur 9-
12. Misalnya, kunci primer untuk tabel pelanggan (nomor pelanggan)
dilekatkan sebagai kunci luar dalam tabel faktur penjualan dan tabel
penerimaan kas. Dengan cara yang sama, kunci primer dalam tabel faktur
penjualan (nomor faktur) merupakan kunci luar dalam tabel item lini.
Perhatikan bahwa tabel item lini menggunakan kunci primer gabungan yang
terdiri atas dua field-nomor faktur dan nomor item. Kedua field dibutuhkan
untuk mengidentifikasi setiap record yang terdapat dalam tabel secara unik,
tetapi hanya bagian nomor faktur dari kunci itu yang menjadi penghubung
logis dengan tabel faktur penjualan.
DBMS membuat hubungan fisik diantara record yang terdapat dalam
tabel-tabel berkaitan dengan mencari tabel-tabel yang dispesifikasi untuk
record-record yang nilainya diketahui. Misalnya, jika seorang pengguna
menginginkan semua faktur untuk pelanggan 1875, sistem tersebut akan
mencari tabel faktur penjualan untuk record dengan nilai kunci luar 1875.
Kita lihat dari figur 9-12 bahwa hanya ada satu pemunculan nomor faktur
1921. Untuk mendapatkan perincian item lini dari faktur ini pencarian
dilakukan pada tabel item lini untuk record yang memiliki nilai kunci luar
1921. Ada dua record yang ditemukan. Sifat asosiasi antara dua tabel
menentukan metode yang digunakan untuk menetapkan kunci-kunci luar.
Metode ini akan dijelaskan nanti dalam bab ini.
Gambar 9.10. Kaitan diantara Tabel-tabel Relasional
Tampilan Pengguna
Tampilan pengguna telah didefinisikan sebelumnya sebagai serangkaian
data yang dilihat oleh pengguna tertentu. Contoh dari tampilan pengguna
adalah layar komputer, untuk memasukkan atau melihat data, laporan
manajemen, atau dokumen sumber seperti faktur. Tampilan bisa bersifat
digital atau fisik, namun semuanya berasal dari tabel basis data. Tampila
sederhana bisa dibuat dari satu tabel, sedangkan tampilan yang lebih rumit
akan memerlukan beberapa tabel. Selain itu, satu tabel mungkin dapat
mengontribusikan data ke berbagai tampilan yang berbeda-beda.
Nama Pel.
(kunci)
Nama Alamat
Saldo
Saat ini
1875 J. Smith 18 Elm St. 1820,00
1876 G. Adams 21 First St. 2400,00
1943 J. Hobbs 165 Higth St. 549,87
2345 Y. Martin 321 Barcclay 5256,76
- - - -
- - - -
- - - -
5678 T.Stem 432 Main ST. 643,67
No.
Faktur
No.
Pelanggan
Jumlah
$
Tanggal
Pengiriman
- - - -
- - - -
1921 1875 800,00 2 / 10 / 98
- - - -
- - - -
- - - -
No. Peng.
(kunci)
No
Pelanggan
Jumlah
Diterima
Tanggal
Diterima
- - - -
1362 1875 800,00 2 / 30 / 98
- - - -
- - - -
No.
Faktur
No Item Kuantitas
Harga
Perunit
Total
1918 8312 1 84,50 84,50
1912 9215 10 45,00 450,00
1921 3914 1 350,00 350,00
Pelanggan
Kunci
Item Garis
Faktur
Penjualan
Penerimaan Kas
Kunci Asing yang
ditanamkan
Kunci Asing yang
ditanamkan
Kunci Asing yang
ditanamkan
Proses Normalisasi Data
Proses normalisasi data mencakup pemahaman tentang kebutuhan informasi
pengguna dan peraturan bisnis organisasi. Proses ini dimulai dengan pemerolehan
tampilan (laporan output, dokumen, dan layar input) yang dibutuhkan oelh pengguna.
Gambar ini dapat disiapkan dengan menggunakan MS Word, program grafis, atau
cukup dengan kertas dan pensil. Pada saat ini gambar tersebut hanya merupakan
representasi grafis dari gambar fisik yang nantinya akan dimiliki oleh pengguna ketika
proyek itu sudah selesai.
Pentingnya Normalisasi Data
Tabel-tabel basis data yang dirancang dengan benar memiliki peran
penting bagi keberhaailan operasional DBMS. Tabel-tabel yang dirancang
dengan buruk dapat menimbulkan masalah-masalah pemrosesan yang
membatasi, atau bahkan menolak, akses pengguna ke informasi yang
diperlukan.
Normalisasi data merupakan proses yang meningkatkan desain basis
data yang efektif dengan mengelompokkan atribut-atribut data kedalam
ntitas yang sesuai dengan kondisi-kondisi tertentu. Terdapat beberapa tingkat
normalisasi.Biasanya,perancang basis data bisnis menormalisasikan tabel-
tabel ketingkat bentuk normal ketiga (third normal form-3NF).
Tabel-tabel yang dibentuk dari model yang belum dinormlisasi bisa
memiliki tiga jenis masalah yang disebut anomali (anomaly): anomali
pembaruan, anomali penyisipan , dan anomali pengahapusan. Salah satu atau
beberapa anomali ini akan terdapat dalam tabel-tabel yang dinormalisasikan
pada tingkat yang lebih rendah seperti bentuk normal pertama (first normal
form -1NF) dan bentuk normal kedua (second normal form -2NF), tetapi
tabel-tabel dalam 3NF bebas dari anomali.
Untuk menunjukan dampak dari ketiga anomali ini, dengan pengaruh
penerapan prosedur normalisasi, tampilan pengguna harus diperlakukan
sama dengan tabel tabel fisik dengan record dan nilai atribut.
Anomali Basis Data
Meskipun tampilan pengguna bias ditarik dari tabel 3NF tunggal, tampilan
yang rumit biasanya memerlukan lebih dari satu tabel. Misalnya, tabel 3NF
tunggal tidak bisa menghasilkan Laporan Status Persediaan dalam Figur 9-
113. Tabel yang tidak dinormalisasi dalam figur 9-14 bisa menghasilkan
pandangan ini, namun akan mengandung anomali yang dideskripsikan.
Anomali Pembaruan. Anomali Pembaruan (update anomaly) dihasilkan dari
redundasi data (data yang berlebihan) dalam tabel yang tidak dinormalisasi.
Untuk menggambarkannya, perhatikan bahawa Pemasok nomor 22
menyediakan ketiga item persediaan (suku cadang nomor 1,2,3) yang
ditunjukkan dalam figure 9-21. Atribut – atribut data yang berkaitan dengan
pemasok nomor 22 (nama, alamat, dan nomor telepon) diulang dalam setiap
record, unutk setiap item persediaan yang disediakan oleh pemasok nomor
22. Setiap perubahan dalam nama, alamat, atau nomor telepon harus
dilakukan untuk setiap record dalam tabel tersebut. Dalam contoh ini, berarti
tiga pembaruan data yang berbeda. Untuk lebih memahami implikasi
anomali pembaruan ini, pertimbangan sebuah situasi yang lebih realistis di
mana pemasok memasok 10.000 persediaan yang berbeda. Setiap pembaruan
untuk sebuah atribut harus dibuat 10.000 kali.
Anomali Sisipan. Untuk meunjukkan dampak anomali penyisipan (insertion
anomaly), asumsikan bahwa seorang pemasok telah memasuki pasar.
Perusahaan belum membeli persediaan dari pemasok itu, tapi ingin
melakukannya di masa yang akan dating. Untuk sementara, perusahaan ingin
memasukkan pemasok itu ke dalam basis data. Iini tidak mungkin Karena
kunci primer untuk tabel persediaan adalah Nmor Suku Cadang. Karena
pemasok belum memasok persediaan untuk organisasi, data pemasok itu
tidak dapat ditambahkan ke tabel.
Anomali Penghapusan. Anomali Penghapusan (deletion anomaly)
melibatkan penghapusan yang tidak disengaja atas data dalam tabel. Untuk
mengilustrasikannya, asumsikan pemasok nomor 27 hanya memasok satu
item untuk perusahaan: Suku cadang nomor 1. Jika perusahaan
menghentikan penggunaan item terseebut dan menghapusnya dari tabel, data
yang berkaitan dengan pemasok nomor 27 juga akan terrhapus. Walaupun
mungkin perusahaan ingin mempertahankan informasi pemasok tersebut di
masa yang akan datang, desain tabel saat ini tidak memungkinkannya
melakukan hal itu.
Adanya anomali penghapusan ini tidak terlalu jelas, namun berpotensi
menimbulkan masalah yang lebih serius daripada anomali pembaruan data
dan anomali penyisipan. Desain basis data yang cacat, yang menghalangi
penyisipan record atau mensyaratkan pengguna untuk melakukan pembaruan
yang berlebihan dengan cepat meminta perhatian. Namun demikian, anomali
penghapusan dapat tidak terdeteksi, dan penggunaannya mungkin tidak sadar
akan hilangnya data – data penting sampai akhirnya sudah terlambat. Basis
data yang strukturnya buruk dapat mengakibatkan hilangnya catatan
akuntansi penting secara tidak sengaja, dan hancurnya jejak audit. Oleh
karena itu, desain tabel basis data membawa implikasi control internal yang
harus diketahui oleh para akuntan.
Peraturan Normalisasi Data
Proses normalisasi yang emeriksa ketergantungan penyebab anmali secara
formal disebut kelompok berulang, ketergantungan dan keterrgantungan
transitif yang disajikan dalam lampiran babini. Disini, pendekatan intuitif
digunakan untuk menormalisasikan data. Dengan kata lain eliminasi ketiga
anomali ini melibatkan sebuah proses yang secara sistematis memecah tabel
– tabel kompleks menjadi tabel – tabel yang lebih kecil yang memenuhi dua
kondisi :
a. Semua atribut nonkunci dalam tabel itu bergantung pada kunci primer
b. Seua atribut nonkunci tidak bergantung pada atribut nonkunci lainnya.
Dengan kata lain, tabel 3NF adalah tabel yang kunci primernya
mendefinisikan setiap atribut dalam tabel secara utuh dan unik. Selain itu,
tidak ada atribut tabel yang didefinisikan oleh atribut lainnya selain kunci
primer. Namun demikian, jika satu atau lebih atribut melanggar kondisi –
kondisi ini, atribut tersebut harus digantikan dan ditempatkan dalam sebuah
tabel terpisah dan ditetapkan satu kunci yang tepat.
Membelah Tabel – tabel Yang Tidak Dinormalisasi
Pada saat memeriksa figure 9-14, terlihat bahwa tidak semua atribut data
berhubungan secara lois dengan kunci primer Nomor suku cadang.
Kenyataannya, ada dua rangkaian data yang berbeda dalam tabel ini : data
mengenai persediaan dan data mengenai pemasok. Atribut non kunci dari
nama, alamat, dan nomor telepon, tidak bergantung pada (tidak didefinisikan
oleh) Nomor Suku cadang. Sebaliknya, atribut – atribut ini bergantugn pada
atribut nonkunci nomor pemasok. Solusinya adalah dengan memindahkan
data pemasok dari tabel persediaan dan menempatkannya dalam sebuah tabel
berpisah, yang diberi nama pemasok. Figur 9-15 menunjukkan dua tabel
3NF,persediaan dan pemasok bersama dengan tabel ketiga yang disebut suku
cadang/pemasok, yang menghubungkan kedua tabel tersebut. Teknik
penghubung ini akan dijelaskan kemudian.
Menormalisasikan tabel – tabel akan menghilangkan ketiga anomali terseut.
Pertama, anomali pembaruan data dipecahkan karena data mengenai setiap
pemasok ditempatkan hanya pada satu lokasi-tabel pemasok. Setiap
perubahan data tentang pemasok individual hanya dibuat satu kali, tanpa
melihat jumlah item yang dipasoknya. Kedua, anomali penyisipan
dipecahkan, karena pemasok – pemask baru bisa ditambahkan ke tabel
pemasok, bahkan jika merkkea saat ini tidak memasok persediaan
untukperusahaan. MIsalya, pemasok nomor 30 di dalam tabel itu tidak
memasok satu pun persediaan dari basis data tidak akan menghapus secara
tidak sengaja data pemasok, Karena data tersebut ditemaptkan secara
independen dalam tabel – tabel yang berbeda.
Menghubungkan Tabel – tabel yang Dinormalisasi
Ketika tabel yang tidak dinormalisasikan dipecah menjadi tabel 3NF ganda,
tabel – tabel harus dihubungkan sehingga data yang termuat di dalamnya
dapat dikaitkan dan diakses oleh pengguna sistem. Tingkat asosiasi antara
tabel – tabel yang dihasilkan (yaitu 1:1, 1:M, atay M:M) menentukan bentuk
hubungannya. Tiga aturan penetapan kunci untuk menghubungkan tabel
dibahas dibawah ini.
Memasukkan Kunci Asosiasi 1:1. Ketika asosiasi 1:1 yang sejati terjadi
antara tabel, salah satu (atau kedua) kunci primer dapat dilekatkan sebagai
kunci luar di tabel terkait. Di sisi lain, ketika nilai kardanilitasnya yang lebih
rendah adalah nol (1:0:1) struktur tabel yang lebih efisien dapat dicapai
dengan menempatkan kunci primer tabel satu sisi (1:) pada tabel nol atau satu
(:0,1) sebagai kunci luar. Dengan menggunakan contoh mobil
karyawan/perusahaan dalam figure 9-11,pentingya penetapan kunci ini dapat
terlihat lebih nyata. Sebagai ilustrasinya, balikkan peraturan tersebut dengan
menempatkan kunci primer Mobil perusahaan (sisi 0) ke tabel karyawan (sisi
1). Karena kebanyakan karyawan tidak ditugasi dengan mobil perusahaan,
maka kebanyakan kunci luar di tabel karyawan akan memiliki nilai nol
(kososng). Meskipun pendekatan ini bisa dilaksanakan, ada beberapa
maslaah teknis yang mungkin terjadi selama pencarian tabel. Penerapan
peraturan penugasan kunci yang tepat akan mengatasi masalah ini karena
semua catatan mobil perusahaan pasti ditugaskan ke karyawan dan tidak ada
nolai nol yang akan muncul.
Memasukkan asosiasi 1:M. Ketika asosiasi 1:M (atu 1:0:M) terjadi , kunci
primer di sisi 1 dilekatkan ke tabel di sisi M. Untuk menunjukkan logika dari
peraturan penugasan kunci ini, pertimbangakan kedua laternatif peraturan
bisnis untuk pembelian persediaan dari pemasok.
Peraturan bisnis 1 : Setiap pemasok memasok perusahaan dengan tiga
(atau kurang) item persediaan yang berbeda namun setiap item hanya
diapsok oleh satu pemasok.
Peraturan bisnis yang tampaknya tidak realistis ini, namunmemungkinkan
secara teknis, mendeskripsikan asosiasi 1:M (1:1,3) batas atas antara tabel
persediaan dan tabel pemasok.
Untuk menerapkan peraturan ini, para perancang perlu memodofikasi struktur
tabel persediaan untuk memasukkan nomor pemasok seperti yang ilustrasikan
dalam figure 9-16. Dengan pendekatan ini, setiap record dalam tabel
persediaan akan berisi nilai dari field kunci pemasok yang memasok item
tersebut. Sebaliknya, figure 9-17 menunjukkan bahwa struktur tabel mungkin
kelihatan seakan – akan perancangnya membalikkan aturan penetapan kunci
dengan menanamkan kunci nomor suku cadang dalam tabel pemaok.
Perhatikan bahwa tabel pemasok sekarang berisis tiga field nomor suku
cadang, masing – masing berhubungan dengan record dalam tabel persediaan.
Hanya enghubung dengan nomor suku cadang 1,2 dan 3 yang ditampilkan.
Walaupun teknik ini melanggar peraturan penetapan kunci, struktur tabel ini
juga bisa digunakan. Struktur ini bisa digunakan karena batas atas dari sisi
“banyak” (mary) asosiasi tersebut diketahui dan sangat kecil (terbatas hingga
tiga). Bagaimana bentuk struktur ini jika kita mengasumsikan peraturan bisnis
yang lebih realistis seperti dibawah ini?
Peraturan Bisnis 2 : Setiap pemasok menyediakan sejumlah persediaan
ke perusahaan, tetapi setiap item disedaiakn hanya oleh satu pemasok.
Peaturan ini merupakan asosiasi 1:M yang sejati, di mana batas atas dari sisi
“banyak” asosiasi itu tidak terkait. Dengan kata lain, pemasok mungkin hanya
memasok satu item persediaan atau sepuluh ribu item. Berapa banyak field
yang harus kita tambahkan ke struktur tabel pemasok agar dapat, melihat
logika yang mendasari peraturan penetapan kunci 1:M. Struktur dalam figure
9-16 dapat tetap digunakan di bawah peraturan bisnis ini, sementara teknik
yang di ilustrasikan dalam figur 9-17 tidak.
Memasukkan Asosiasi M:M. Untuk menyajikan asosiasi M:M antara tabel,
kita perlu membuat tabel penghubung. Tabel penghubung memiliki junci
gabungan (komposit) yang terdiri atas kunci primer dari dua tabel yang
berhubungan. Sekarang, lihatlah asosiasi dalam figure 9-15. Tabel – tabel ini
mengilustrasikan asosiasi M:M yang dideskripsikan dengan peraturan bisnis
berikut ini :
Peraturan Bisnis M:M : Setiap pemasok menyediakan sejumlah
persediaan ke perusahaan, dan setiap item dapat dipasok oleh satu atau
beberapa pemasok.
Akuntan dan Normalisasi Data
Normalisasi basis data merupakan sebuah masalah teknis yang biasanya
menjadi tanggung jawab seorang ahli atau professional sistem. Namun
demikian normalisasi basis data memiliki implikasi untuk pengendalian
internal yang menjadi perhatiaan akuntan juga. Walaupun kebanyakan
akluntan tidak akan bertanggung jawab untuk menormalisasikan basis data
organisasi, mereka harus memahami prosesnya dan mampu menentukan
apakah table itu dinormalisasikan dengan benar atau tidak.
Mendesain Basis Data Relasional
Bagian ini membahas langkah-langkah yang terkait dalam pembuatan basis data
relasional. Bagian awal biasanya mencakup banyak pekerjaan yang mengidentifikasi secara
terperinci elemen-elemen utama dari sistem yang dikembangkan. Dengan latar belakang ini,
ada 6 tahap utama dalam desain basis data.
1. Mengidentifikasi entitas
2. Membuat model data yang menunjukkan asosiasi entitas
3. Menambah kunci primer dan atribut ke model
4. Menormalisasi model data dan menambah kunci luar
5. Membuat basis data fisik
6. Menyiapkan tampilan pengguna.
Mengidentifikasi Entitas
Desain basis data dimulai dengan mengidentifikasi entitas organisasi dan membuat
model data yang menunjukkan hubungannya. Hal ini mencakup analisis peraturan
bisnis dan kebutuhan informasi dari semua pengguna. Fitur-fitur kunci yang berisi
petunjuk entitas dalam sistem yang baru diusulkan adalah sebagai berikut:
1. Agen pembelian meninjau kembali laporan status persediaan untuk melihat item-
item yang perlu dipesan kembali.
2. Agen memilih pemasok dan menyiapkan pesanan pembeliia online.
3. Agen mencetak salinan pesanan pembelian dan mengirimnya ke pemasok
4. Pemasok mengirim persediaan keperusahaan. Pada saat persediaan tiba, stap bagiaan
penerimaan memeriksa persediaan dan menyiapkan laporan penerimaan online.
Sistem computer secara otomatis memperbarui record persediaan.
Entitas yang field harus memenuhi 2 kondisi berikut ini:
Kondisi 1: enttas tersebut harus terdiri atas dua atau lebih pemunculan
Kondisi 2: entitas tersebut harus mengkontribusikan menimal 1 atribut yang tidak
disediakan oleh entitas lain.
Setiap kandidat harus diuji dengan masing-masing kondisi tersebut untuk
menghilangkan entitas yang salah.
Agen Pembelian kita perlu menentukan data apa mengenai agen tersebut yang unik
perihal perannya dalam kebutuhan penempatan pesanan. Perhatikan bahwa kita tidak
mengacu pada data mengenai pesanan, namun data mengenai agen. Karena kita tidak
memiliki infirmasi pada deskrpsi singkat sistem ini, kita akan mengasumsikan bahwa
tidak ada data khusus yang dimasukkan. Oleh sebab iti, kandidat agen pembelian bukan
merupakan entitas yang akan dimodel.
Staf Penerimaan. Argumen yang sebelumya dapat diterapakan bagi entitas staf
penerimaan. Dapat diasumsukan bahwa tidak ada data khusus mengenai staf ini yang
perlu ditangkap sehingga memerlukan table khusus.
Persediaan. Entitas oersediaan memenuhi kedua kondisi tersebut. Kita bisa secara logis
mengasumsikan bahwa atribut yang mendefinisikan entita persediaan tidak tersedia
pada table-tabel yang lain. Entitas persediaab adalah entitas sejati yang perlu domodel.
Pemasok deskripsinya menyatakan bhawa banyak pemasok memasok persediaan,
sehingga entitas pemasok memenuhi kondisi pertama. Entitas pemasok akan termasuk
dalam model data.
Laporan Status Persediaan. Laporan status persediaan adalah tampilan pengguna
yang diperoleh dari entitas persediaan dan pemasok. Meskipun berisi pemunculan
ganda ini bukanlah entitas karena tidak memenuhi kondidi 2. Akan tetpai, tampilan ini
akan dianalisi dengan hati-hati untuk memastikan bahwa semua atribut yang
dibutuhkan untuk hal ini termasuk dalam entitas yang sudah ada.
Pesanan Pembelian. Pesanan pembeliaan langsung berhubungan dengan transaksi
pembeliian. Semua transaksi adalah peristiwa yang unik yang harus ditangkap dalam
basis data. Meskipun beberapa data pesana pembelian berkaitan dengan entitas yang
ada dalam model ini, atribut-atribut lain yang khusus untuk peristiwa pembelian akan
memerlukan satu atau beberoa entitas. Oleh sebab itu, tampilan ini perlu dimodel.
Laporan Penerimaan. Status laporan penerimaan mirip dengan pesanan pembelian.
Ini dibutuhkan untuk menangkap data transaksi khusu yang memerlukan entitas
tambahan dan harus dimodel.
Membuat Model Data Yang Menunjukkan Asosiasi Entitas
Asosiasi menunjukkan peraturan bisnis. Kadang-kadang peraturan tersebut nyata
dan sama untuk semua organisasi. Agar basis data dapat berfunngsi denagn baik,
rancang sistem perlu memahami peraturan bisnis organisasi seta kebutuhan khusus dari
pengguna individual. Peraturab bisnis yang mendasarinya dijelaskan dibawah ini :
1. Ada asosiasi 0,M:M antara entitas pembeliaan dan persediaan. Ini berarti bahwa
setiap item persediaan bisa dipesan beberapa kali dalam periode bisnis tertentu.
Pesanan pembelian yang sudah ditutup pada periode sebelumnya tentu sudah
dipindahkan ketabel arsip, yang tidak ditunjukkan dalam contoh ini.
2. Ada asosiasi M:M antara entitas persediaan dan pemasok ini berarti bahwa satu atau
beberapa pemasok menyediakan masing-masing item persediaan, dan setiap
pemasok menyedikan satu atau beberapa item persediaan.
3. Ada asosiasi 1:0,M antara entitas pemasok dan pesana pembelian. Ini berarti bahwa
dalam periode saat ini,setiap pemasok dapat menerima nol atau banyak pesanan
pembelian, namun setiap pesaan hanya kesatu pemasok.
4. Ada asosiasi 1:1 antara entitas pembelian dan laporan penerimaan. Satu record
laporan penerimaan mencerminkan tanda terima barangv tertentu dari satu record
pesanan pembelian. Pesanan pembelian ganda tidak digabungkan dalam satu laporan
penerimaan.
5. Asosiasi antara entitas lapora penerimaan dan persediaan adalah 0,M:M. ini berarti
bahwa dalam periode tertentu, setiap item persediaan dapat diterima beberapa kali
atau tidak sama sekali.
Asosiasi banyak kebanyak ( M:M dan 0,M:M ) dalam model data perlu diatasi sebelum
basis data fisik dibuat. Kita akan mengatasi masalah ini pada proses normalisasi.
Menambahkan Kunci Primer dan Atribut ke Model
Menambah Kunci Primer. Analis harus memilih kunci primer yang secara logis
mendefinisikan atribut non kunci dan secara unik mengidentifikasi setiap kemunculan
dalam entitas. Dengan mendesain secara hati-hati kode blok, kode kelompok, kode
alfabetis dank ode memonik, kunci primer juga dapat memberikan informasi yang
berguna mengenai sifat alami dari suatu entitas.
Menambahkan Atribut. Atribut entitas diperoleh dan dimodel dari tampilan
pengguna. Atribut yang ditetapkan untuk setiap entitas diperoleh dari tampilan
pengguna pada pesanan pembelian dan laporan penerimaan dan laporan status
persediaan yang telah dinormalisasi sebelumnya.
Menormalisasi Model Data dan Menambahkan Kunci Luar
Masalah normalisasi yang perlu diatasi adalah sebagai berikut:
1. Data kelompok yang berulang-ulang dalam pesanan pembelian. Ini berarti
bahwa ketika pesanan pembelian tertentu berisi lebih dari satu item, maka nilai
ganda akan perlu ditangkap untukl atribut ini. Untuk mengatasi masalah ini data
kelompok yang berulang-ulang dipindahkan ke entitas perincian item pesanan
pembelian.
2. Data kelompoj yang berulang-ulang dalam laporamn penerimaan. atribut
nomor suku cadang, jumlah yang diterima, dank ode kondisi adalah kelompok yang
berulang-ulang dalam entitas laporan penerimaan dan dipindahkan ke entitas baru
yang disebut perincian item laporan penerimaan.
3. Ketergantungan transitif. Entitas pesanan pembelian dan laporan penerimaan
berisi atrbut yang redundan dengan data yang ada dalam entitas persediaan dan
pemasok. Redundansi ini terjadi karena ketergantungan transitif dalam entitas
pesaanan pembelian dan laporan penerimaan
Membuat Basis Data Fisik
Setiap record dalam tabel perincian item laporan penerimaan menyajikan item
individual dalam laporan penerimaan. tabel perincian item pesanan pembelian
menggunakan kunci primer komposit dari nomor pesana pembelian dan nomor suku
cadang untuk secara unki mengidentifikasi atribut jumlah pesanan.
Langkah selanjutnya adalah membuat tabel-tabel fisik dan mengisinya dengan
data. Hal ini mencakup langkah yang harus direncanakan dan dilaksanakan dengan hati-
nati, dan bisa menghabiskan waktu beberapa bulan dalanm instalasi yang besar.
Program-program yang perlu citulis untuk mentransfer data organisasi yang saat ini
disimpan dalam file datar atau basis data warisan kedalam tabel relasional yang baru.
Data yang saat ini disimpan dalam dokumen kertas akan perlu dimasukkan kedalam
tabel basis data secara manual. Setelah ini dilakukan, tampilan pengguna dapat dibuat.
Menyiapkan Tampilan Pengguna
Tabel yang dinormalisasi harus cukup lengkap agar dapat mendukung tampilan
dari semua pengguna sistem. Tampilan laporan penerimaan, pesanan pembelian, dan
laporan status persediaan dibuat dengan cara ini juga. Sebagai ilustrasinya dibawah ini
:
 Perintah SELECT mengidentifikasi semua atribut yang terdapat dalam tampilan
tersebut. Ketika atribut yang sama muncul pada lebihdari satu tabel (misalnya,
nomor-suku-cabang), namatabel sumber juga harus disebutkan.
 Perintah FROM mengidentifikasi tabel-tabel yang digunakan untuk membuat
tampilan tersebut.
 Perintah WHERE menunjukkan bagaimana baris-baris dalam tabel persediaan, tabel
suku cabang – pemasok, dan tabel pemasok dicocokkan untuk membuat tampilan
tersebut. Dalam hal ini, tiga tabel digabungkan secara aljabar berdasarkan kunci
primer nomor – suku cadang dan nomor – pemasok.
 Ekspresi ganda dapat dikaitkan dengan operator AND , OR, dan NOT. Dalam contoh
ini, ekspresi terakhir menggunakan AND untuk membatasi record yang akan dipilih
dengan ekspresi logis jumlah – yang – dimiliki ≤ titik pemesanan kembali.
Perintah SPL akan disimpan dalam program penggunaan yang disebut query. Untuk
melihat laporan status persediaan, agen pembelian menjalankan program query. Setiap
kali hal ini dilakukan, query membangun t ampilan baru dengan data terbaru dari tabel
persediaan dan pemasok. Dengan menyediakan permintaan dari masing-masing
pengguna, bukannya mengizinkan akses ke tabel-tabel yang mendasari, pengguna
dibatasi hanya ke data yang diberi otorisasi.
Basis Data dalam Lingkungan Terdistribusi
BAB 1 memperkenalkan konsep pemrosesan data terdistribusi (distributed data
processing – DDP) sebagai sebuah alternatif untuk pendekatan tersentralisasi. Kebanyakan
organisasi modern menggunakan bentuk pemrosesan distributive dan jejaring untuk
memproses transaksi. Satu hal penting yang harus dipertimbangkan dalam merencanakan
sebuah sistem terdistribusi adalah lokasi basis data organisasi. Basis data terdistribusi memiliki
dua kategori : basis data terpartisi dan tereplikasi.
Basis Data Tersentralisasi
Berdasarkan pendekatan basis data tersentralisasi ( centralized data base),
pengguna dari jarak jauh mengirim permintaan melalui terminal untuk data yang
terdapat disitus central, yang memproses permintaan dan mengirimkan data kembali
kepengguna. Situs central melakukan fungsi manager file yang melayani kebutuhan
data dari para pengguna jarak jauh.
Ada tiga keunggulan utama dari pendekatan basis data yang akan disajikan :
pengurangan biaya penyimpanan data, pengapusan prosedur pembaruan ganda,
danpembentukan kekinian data (file data perusahaan dengan tepat mencerminkan
dampak dari transaksinya).
Kekinian Data Dalam Lingkungan DDP
Selama pemrosesan data, saldo akun melewati keadaan inkonsistensi
sementara (temporary inconsistency) dimana nilainya dinyatakan secara
tidak benar. Hal ini terjadi selama pelaksanaan setiap transaski akuntansi.
Dalam lingkungan DDP, inkonsistensi sementara seperti itu dapat
menghasilkan kerusakan permanen pada basis data.
Pengunci Basis Data
Untuk mendapatkan kekinian data, akses bersamaan ke elemen-elemen
data individual dengan banyak situs perlu dicegah. Pemecahan masalah ini
adalah dengan menggunakan pengunci basis data (basis data lockout), yaitu
sebuah pengendali peranti lunak yang mencegah banyak akses secara
bersamaan ke data.
Basis Data Terdistribusi
Basis data terdistribusi dapat didistribusikan dengan menggunakan tenik partisi
atau replikasi (tiruan).
Basis Data Terpartisi
Pendekatan basis data terpartisi membagi basis data sentral dalam segmen
atau partsisi yang didistribusikan ke para pengguna utama. Keunggulan
pendekatan ini adalah :
 Pengendalian penggunaan ditingkatkan karena data disimpan dalam situs-
situs lokal.
 Waktu tanggal pemrosesan transaksi diperbaiki dengan memungkinkan
akses local ke data dan mengurami volume data yang harus ditransmisi
diantara situs.
 Basis data terpartisi dapat mengurangi potensi kehancuran. Dengan
menetapkan dibeberapa situs, hilangnya sebuah situs tidak akan
menghapus semua data yang diproses oleh organisasi.
Pada situasi dimana para pengguna dari situs yang berbeda menggunakan
data yang sama, masalah yang berkaitan dengan pendekatan sentralisasi juga
bisa terjadi. Permintaan data dari situs-situs lainnya sekarang harus dikelola
menurut pengguna utamanya.
Fenomena jalan buntu. Dalam sebuah lingkungan terdistribusi, mungkin
terjadi banyak situs akan saling mengunci, sehingga saling mencegah untuk
memproses transaksinya. Jalan buntu (deadlock) terjadi karena ada sifat
saling mengecualikan terhadap data, dan transaksi berada dalam status
“menunggu” sampai semua kunci dipindahkan. Hal ini menyebabkan
transaksi tidak diproses secara lengkap dan merusak basis data. Jalan buntu
merupakan kondisi permanen yang harus dipecahkan oleh peranti lunak
khusus yang menganalisis setiap kondisi jalan buntu untuk menentukan
solusi terbaik. Karena hal ini dapat memengaruhi pemrosesan transaksi,
akuntan harus mengetahui masalah-masalah yang berkaitan dengan resolusi
jalan buntu.
Resolusi jalan buntu. Pemecahan masalah jalan buntu biasanya akan
mengorbankan satu atau dua transaksi. Transaksi-transaksi tersebut harus
dihentikan untuk menyelesaikan pemrosesa transaksi lainnya dalam jalan
buntu tersebut. Transaksi yang diselamatkan terlebih dahulu harus diulang
kembali. Dalam transaksi yang diselamatkan terlebih dahulu, peranti lunak
resolusi jalan buntu berusaha untuk meminimalkan total biaya untuk
memecahkan jalan buntu tersebut. Walaupun untuk mengotomatisasikannya
tidak mudah, beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keputusan ini adalah
:
1. Sumber daya yang baru-baru ini di investasikan dalam transaksi tersebut.
Hal ini dapat diukur dalam jumlah pembaruan transaksi yang telah
dilakukan dan yang harus diulang jika transaksi tersebut dihapuskan.
2. Tahap penyelesaian transaksi. Secara umum, peranti lunak untuk resolusi
jalan buntu akan mencegah penghapusan transaksi yang mendekati
selesai.
3. Jumlah jalan buntu yang berkaitan dengan transaksi. Karena menghapus
transaksi akan memecahkan semua keterlibatan jalan buntu peranti lunak
itu harus berusaha untuk menghilangkan transaksi yang menjadi bagian
lebih dari satu jalan buntu.
Basis Data Tereplikasi
Basis data tereplikasi (replicated data base) efektif untuk perusahaan yang
tingkat penggunaan bersama untuk data-datanya tinggi, tetapi tidak ada
pengguna utamajastifikasi utama untuk basis data tereplikasi adalah untuk
mendukung permintaan data yang hanya untuk dibaca (read-only queries).
Karena data direplikasi untuk setiap situs, akses data untuk tujuan permintaan
data dapat dilakukan, selain itu penguncian dan penundaan karena lalu lintas
jaringan dapat diminimalkan.
Karena setiap situs hanya memproses transaksi local, atribut data bersama
yang ditiru disetiap situs akan diperbarui oleh transaksi yang berbeda
sehingga pada titik waktu tertentu, akan memiliki nilai berbeda dan unik.
Pengendali Bersamaan
Pengendali bersamaan adalah hadirnya data yang lengkap dan akurat di
semua situs. Para perancang sistem harus menggunakan metode-metode
untuk memastikan bahwa transaksi yang diproses disetiap situs secara akurat
dicerminkan dalam basis data disitus-situs lainnya. Metode yang bisa
digunakan untuk pengendali bersamaan adalah membuat urutan transaksi
dengan time-stamping (pemberiancap waktu). Bagian kedua dari proses
pengendali adalah member stempel waktu untuk setiap transaksi. Sebuah jam
digunaka untuk menjaga semua situs, sebagian dengan wilayah waktu yang
berbeda, dengan waktu logika yang sama.
Basis Data Terdistribusi dan Akuntan
Keputusan untuk mendistribusikan basis data adalah keputusan yang
harus dipikirkan dnegan baik. Ada banytak masalah dan pertukaran yang
harus dipertimbangkan. Sebagian pertanyaan paling dasar antara lain :
 Apakah data harus diorganisasikan secara terpusat atau terdistribusi?
 Jika yang diinginkan adalah distribusi data, basis data harus direplikasi
atau dipartisi?
 Jika direplikasi, basis data harus direplikasi seluruhnya tau sebagian saja
yang direplikasikan?
 Jika basis data akan dipartisi, bagaimana segmen-segmen data hrus
dialokasikan di antara situs?
DAFTAR PUSTAKA
Putra, Yananto Mihadi. (2018). Sistem Manajemen Basis Data. Modul Kuliah Sistem Informasi
Manajemen. FEB - Universitas Mercu Buana: Jakarta.
http://kumpulanmakalahsim.blogspot.com/2014/05/sistem-manajemen-basis-data.html

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Sim 6, sri anjani,prof. dr. ir. hapzi ali m.m. cma, sistem manajemen database...
Sim 6, sri anjani,prof. dr. ir. hapzi ali m.m. cma, sistem manajemen database...Sim 6, sri anjani,prof. dr. ir. hapzi ali m.m. cma, sistem manajemen database...
Sim 6, sri anjani,prof. dr. ir. hapzi ali m.m. cma, sistem manajemen database...
Sri Anjani
 
Tugas sim, anis haerunisa, yananto mihadi putra, se, m.si, sistem manajemen b...
Tugas sim, anis haerunisa, yananto mihadi putra, se, m.si, sistem manajemen b...Tugas sim, anis haerunisa, yananto mihadi putra, se, m.si, sistem manajemen b...
Tugas sim, anis haerunisa, yananto mihadi putra, se, m.si, sistem manajemen b...
AnisHaerunisa2
 
Githa mahulete 43219110166 sistem informasi manajemen SISTEM MANAJEMEN BASIS ...
Githa mahulete 43219110166 sistem informasi manajemen SISTEM MANAJEMEN BASIS ...Githa mahulete 43219110166 sistem informasi manajemen SISTEM MANAJEMEN BASIS ...
Githa mahulete 43219110166 sistem informasi manajemen SISTEM MANAJEMEN BASIS ...
GithaMahulete
 
Tugas sim ke 6 sandra kartika sari yananto mihadi putra, se, m.si , sistem ma...
Tugas sim ke 6 sandra kartika sari yananto mihadi putra, se, m.si , sistem ma...Tugas sim ke 6 sandra kartika sari yananto mihadi putra, se, m.si , sistem ma...
Tugas sim ke 6 sandra kartika sari yananto mihadi putra, se, m.si , sistem ma...
Sandra Kartika Sari
 
Sim, suryo pranoto, prof. dr. hapzi ali, mm, cma, sistem manajemen database, ...
Sim, suryo pranoto, prof. dr. hapzi ali, mm, cma, sistem manajemen database, ...Sim, suryo pranoto, prof. dr. hapzi ali, mm, cma, sistem manajemen database, ...
Sim, suryo pranoto, prof. dr. hapzi ali, mm, cma, sistem manajemen database, ...
suryo pranoto
 
Tugas sim masda alif araffi ( yananto mihadi putra) sistem manajemen basis ...
Tugas sim masda alif araffi ( yananto mihadi putra)   sistem manajemen basis ...Tugas sim masda alif araffi ( yananto mihadi putra)   sistem manajemen basis ...
Tugas sim masda alif araffi ( yananto mihadi putra) sistem manajemen basis ...
masda araffi
 
Tugas sim 6, lina putri yani, yananto mihadi putra. se, msi, sistem managemen...
Tugas sim 6, lina putri yani, yananto mihadi putra. se, msi, sistem managemen...Tugas sim 6, lina putri yani, yananto mihadi putra. se, msi, sistem managemen...
Tugas sim 6, lina putri yani, yananto mihadi putra. se, msi, sistem managemen...
Linaputri03
 
Sim, aviani safitri, hapzi ali, sistem manajemen database, universitas mercu...
Sim, aviani safitri, hapzi ali,  sistem manajemen database, universitas mercu...Sim, aviani safitri, hapzi ali,  sistem manajemen database, universitas mercu...
Sim, aviani safitri, hapzi ali, sistem manajemen database, universitas mercu...
Aviani safitri
 
Artikel Ilmiah Sistem Basis Data
Artikel Ilmiah Sistem Basis Data Artikel Ilmiah Sistem Basis Data
Artikel Ilmiah Sistem Basis Data
Muhammad Fajar
 
Tugas sim.sukartiningsih.yananto mihadi p., s.e., m.si., cma.konsep blog dan ...
Tugas sim.sukartiningsih.yananto mihadi p., s.e., m.si., cma.konsep blog dan ...Tugas sim.sukartiningsih.yananto mihadi p., s.e., m.si., cma.konsep blog dan ...
Tugas sim.sukartiningsih.yananto mihadi p., s.e., m.si., cma.konsep blog dan ...
Sukartiningsih
 

La actualidad más candente (20)

06, sistem informasi manajemen, sistem manajemen bassis data, septi hendarwat...
06, sistem informasi manajemen, sistem manajemen bassis data, septi hendarwat...06, sistem informasi manajemen, sistem manajemen bassis data, septi hendarwat...
06, sistem informasi manajemen, sistem manajemen bassis data, septi hendarwat...
 
Sim 6, sri anjani,prof. dr. ir. hapzi ali m.m. cma, sistem manajemen database...
Sim 6, sri anjani,prof. dr. ir. hapzi ali m.m. cma, sistem manajemen database...Sim 6, sri anjani,prof. dr. ir. hapzi ali m.m. cma, sistem manajemen database...
Sim 6, sri anjani,prof. dr. ir. hapzi ali m.m. cma, sistem manajemen database...
 
SI-PI,Ranti Pusriana,Hapzi Ali,Dasar-Dasar Intelegensi Bisnis Basis Data Dala...
SI-PI,Ranti Pusriana,Hapzi Ali,Dasar-Dasar Intelegensi Bisnis Basis Data Dala...SI-PI,Ranti Pusriana,Hapzi Ali,Dasar-Dasar Intelegensi Bisnis Basis Data Dala...
SI-PI,Ranti Pusriana,Hapzi Ali,Dasar-Dasar Intelegensi Bisnis Basis Data Dala...
 
Tugas sim, anis haerunisa, yananto mihadi putra, se, m.si, sistem manajemen b...
Tugas sim, anis haerunisa, yananto mihadi putra, se, m.si, sistem manajemen b...Tugas sim, anis haerunisa, yananto mihadi putra, se, m.si, sistem manajemen b...
Tugas sim, anis haerunisa, yananto mihadi putra, se, m.si, sistem manajemen b...
 
Artikel sim tm 6
Artikel sim tm 6Artikel sim tm 6
Artikel sim tm 6
 
Sim, nur kairunnisa, prof. dr. hapzi ali, cma, sistem manajemen database, uni...
Sim, nur kairunnisa, prof. dr. hapzi ali, cma, sistem manajemen database, uni...Sim, nur kairunnisa, prof. dr. hapzi ali, cma, sistem manajemen database, uni...
Sim, nur kairunnisa, prof. dr. hapzi ali, cma, sistem manajemen database, uni...
 
Githa mahulete 43219110166 sistem informasi manajemen SISTEM MANAJEMEN BASIS ...
Githa mahulete 43219110166 sistem informasi manajemen SISTEM MANAJEMEN BASIS ...Githa mahulete 43219110166 sistem informasi manajemen SISTEM MANAJEMEN BASIS ...
Githa mahulete 43219110166 sistem informasi manajemen SISTEM MANAJEMEN BASIS ...
 
Tugas sim ke 6 sandra kartika sari yananto mihadi putra, se, m.si , sistem ma...
Tugas sim ke 6 sandra kartika sari yananto mihadi putra, se, m.si , sistem ma...Tugas sim ke 6 sandra kartika sari yananto mihadi putra, se, m.si , sistem ma...
Tugas sim ke 6 sandra kartika sari yananto mihadi putra, se, m.si , sistem ma...
 
Sim, suryo pranoto, prof. dr. hapzi ali, mm, cma, sistem manajemen database, ...
Sim, suryo pranoto, prof. dr. hapzi ali, mm, cma, sistem manajemen database, ...Sim, suryo pranoto, prof. dr. hapzi ali, mm, cma, sistem manajemen database, ...
Sim, suryo pranoto, prof. dr. hapzi ali, mm, cma, sistem manajemen database, ...
 
Tugas sim masda alif araffi ( yananto mihadi putra) sistem manajemen basis ...
Tugas sim masda alif araffi ( yananto mihadi putra)   sistem manajemen basis ...Tugas sim masda alif araffi ( yananto mihadi putra)   sistem manajemen basis ...
Tugas sim masda alif araffi ( yananto mihadi putra) sistem manajemen basis ...
 
Sistem manajemen basis data
Sistem manajemen basis dataSistem manajemen basis data
Sistem manajemen basis data
 
Tugas sim 6, lina putri yani, yananto mihadi putra. se, msi, sistem managemen...
Tugas sim 6, lina putri yani, yananto mihadi putra. se, msi, sistem managemen...Tugas sim 6, lina putri yani, yananto mihadi putra. se, msi, sistem managemen...
Tugas sim 6, lina putri yani, yananto mihadi putra. se, msi, sistem managemen...
 
Sim, aviani safitri, hapzi ali, sistem manajemen database, universitas mercu...
Sim, aviani safitri, hapzi ali,  sistem manajemen database, universitas mercu...Sim, aviani safitri, hapzi ali,  sistem manajemen database, universitas mercu...
Sim, aviani safitri, hapzi ali, sistem manajemen database, universitas mercu...
 
Artikel Ilmiah Sistem Basis Data
Artikel Ilmiah Sistem Basis Data Artikel Ilmiah Sistem Basis Data
Artikel Ilmiah Sistem Basis Data
 
RPL Perancangan Basis Data arie octa 0617104018 dandi ardiansyah 0617104031 ...
RPL Perancangan Basis Data arie octa 0617104018 dandi ardiansyah 0617104031  ...RPL Perancangan Basis Data arie octa 0617104018 dandi ardiansyah 0617104031  ...
RPL Perancangan Basis Data arie octa 0617104018 dandi ardiansyah 0617104031 ...
 
Tugas sim, pratiwi rosantry,yananto mihadi putra,se, m.si, sistem manajemen b...
Tugas sim, pratiwi rosantry,yananto mihadi putra,se, m.si, sistem manajemen b...Tugas sim, pratiwi rosantry,yananto mihadi putra,se, m.si, sistem manajemen b...
Tugas sim, pratiwi rosantry,yananto mihadi putra,se, m.si, sistem manajemen b...
 
Tugas sim.sukartiningsih.yananto mihadi p., s.e., m.si., cma.konsep blog dan ...
Tugas sim.sukartiningsih.yananto mihadi p., s.e., m.si., cma.konsep blog dan ...Tugas sim.sukartiningsih.yananto mihadi p., s.e., m.si., cma.konsep blog dan ...
Tugas sim.sukartiningsih.yananto mihadi p., s.e., m.si., cma.konsep blog dan ...
 
Artikel tugas sim 6
Artikel tugas sim 6Artikel tugas sim 6
Artikel tugas sim 6
 
SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA
SISTEM MANAJEMEN BASIS DATASISTEM MANAJEMEN BASIS DATA
SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA
 
Kelompok 07 (tugas pertemuan 14)
Kelompok 07 (tugas pertemuan 14)Kelompok 07 (tugas pertemuan 14)
Kelompok 07 (tugas pertemuan 14)
 

Similar a TUGAS SIM, LISANIAH AMINI LISA'ILINA, YANANTO MIHADI PUTRA, SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA, 2018

Tugas sim, alfina rolitasari, yananto mihadi putra, blog dan database, 2018.
Tugas sim, alfina rolitasari, yananto mihadi putra,  blog dan database, 2018.Tugas sim, alfina rolitasari, yananto mihadi putra,  blog dan database, 2018.
Tugas sim, alfina rolitasari, yananto mihadi putra, blog dan database, 2018.
AlfinaRltsr
 

Similar a TUGAS SIM, LISANIAH AMINI LISA'ILINA, YANANTO MIHADI PUTRA, SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA, 2018 (17)

PENGAPLIKASIAN KONSEP BASIS DATA RELASIONAL PADA PT BANK CENTRAL ASIA TBK
PENGAPLIKASIAN KONSEP BASIS DATA RELASIONAL PADA PT BANK CENTRAL ASIA TBKPENGAPLIKASIAN KONSEP BASIS DATA RELASIONAL PADA PT BANK CENTRAL ASIA TBK
PENGAPLIKASIAN KONSEP BASIS DATA RELASIONAL PADA PT BANK CENTRAL ASIA TBK
 
Tugas sim, septi ayu ningtyas (43217110054), yananto mihadi p., s.e., m.si., ...
Tugas sim, septi ayu ningtyas (43217110054), yananto mihadi p., s.e., m.si., ...Tugas sim, septi ayu ningtyas (43217110054), yananto mihadi p., s.e., m.si., ...
Tugas sim, septi ayu ningtyas (43217110054), yananto mihadi p., s.e., m.si., ...
 
Analisis Implementasi Aplikasi Konsep Aasis Data Relasional PT Unilever Indon...
Analisis Implementasi Aplikasi Konsep Aasis Data Relasional PT Unilever Indon...Analisis Implementasi Aplikasi Konsep Aasis Data Relasional PT Unilever Indon...
Analisis Implementasi Aplikasi Konsep Aasis Data Relasional PT Unilever Indon...
 
Mengapa kita memerlukan basis data
Mengapa kita memerlukan basis dataMengapa kita memerlukan basis data
Mengapa kita memerlukan basis data
 
Tugas sim, yolanda sibuea (43218110037), yananto mihadi putra se,. m.si, mana...
Tugas sim, yolanda sibuea (43218110037), yananto mihadi putra se,. m.si, mana...Tugas sim, yolanda sibuea (43218110037), yananto mihadi putra se,. m.si, mana...
Tugas sim, yolanda sibuea (43218110037), yananto mihadi putra se,. m.si, mana...
 
Tugas sim, yolanda sibuea (43218110037), yananto mihadi putra se,. m.si, mana...
Tugas sim, yolanda sibuea (43218110037), yananto mihadi putra se,. m.si, mana...Tugas sim, yolanda sibuea (43218110037), yananto mihadi putra se,. m.si, mana...
Tugas sim, yolanda sibuea (43218110037), yananto mihadi putra se,. m.si, mana...
 
Tugas sim, intan komalasari,yananto mihadi p,sistem manajemen basis data, 2018
Tugas sim, intan komalasari,yananto mihadi p,sistem manajemen basis data, 2018Tugas sim, intan komalasari,yananto mihadi p,sistem manajemen basis data, 2018
Tugas sim, intan komalasari,yananto mihadi p,sistem manajemen basis data, 2018
 
SIM, Bintang Wijaya Andita, Prof. Hapzi Ali, Sistem Informasi Dan Database, U...
SIM, Bintang Wijaya Andita, Prof. Hapzi Ali, Sistem Informasi Dan Database, U...SIM, Bintang Wijaya Andita, Prof. Hapzi Ali, Sistem Informasi Dan Database, U...
SIM, Bintang Wijaya Andita, Prof. Hapzi Ali, Sistem Informasi Dan Database, U...
 
Tugas 8 sia konsep basis data relasional rizkyta salsabila 33219010014-conv...
Tugas 8 sia konsep basis data relasional   rizkyta salsabila 33219010014-conv...Tugas 8 sia konsep basis data relasional   rizkyta salsabila 33219010014-conv...
Tugas 8 sia konsep basis data relasional rizkyta salsabila 33219010014-conv...
 
penggunaan condition pada C++ (devc++) dan penjelasannya
penggunaan condition pada C++ (devc++) dan penjelasannyapenggunaan condition pada C++ (devc++) dan penjelasannya
penggunaan condition pada C++ (devc++) dan penjelasannya
 
TUGAS SIM, MARINI KHALISHAH KHANSA, YANANTO MIHADI PUTRA, SE, M.Si, SISTEM MA...
TUGAS SIM, MARINI KHALISHAH KHANSA, YANANTO MIHADI PUTRA, SE, M.Si, SISTEM MA...TUGAS SIM, MARINI KHALISHAH KHANSA, YANANTO MIHADI PUTRA, SE, M.Si, SISTEM MA...
TUGAS SIM, MARINI KHALISHAH KHANSA, YANANTO MIHADI PUTRA, SE, M.Si, SISTEM MA...
 
Sim dbms
Sim dbmsSim dbms
Sim dbms
 
Kelompok sia 5 pengaplikasian konsep basis data relasional pada pt. hamri in...
Kelompok sia 5  pengaplikasian konsep basis data relasional pada pt. hamri in...Kelompok sia 5  pengaplikasian konsep basis data relasional pada pt. hamri in...
Kelompok sia 5 pengaplikasian konsep basis data relasional pada pt. hamri in...
 
Kelompok 07 (tugas pertemuan 10)
Kelompok 07 (tugas pertemuan 10)Kelompok 07 (tugas pertemuan 10)
Kelompok 07 (tugas pertemuan 10)
 
Makalah basis data
Makalah basis dataMakalah basis data
Makalah basis data
 
Tugas sim, alfina rolitasari, yananto mihadi putra, blog dan database, 2018.
Tugas sim, alfina rolitasari, yananto mihadi putra,  blog dan database, 2018.Tugas sim, alfina rolitasari, yananto mihadi putra,  blog dan database, 2018.
Tugas sim, alfina rolitasari, yananto mihadi putra, blog dan database, 2018.
 
Makalah basis data
Makalah basis dataMakalah basis data
Makalah basis data
 

Más de LisaniahAmini

10 Kewirausahaan, Lisaniah Amini Lisa'Ilina, Hapzi Ali, Manajemen Fungsional,...
10 Kewirausahaan, Lisaniah Amini Lisa'Ilina, Hapzi Ali, Manajemen Fungsional,...10 Kewirausahaan, Lisaniah Amini Lisa'Ilina, Hapzi Ali, Manajemen Fungsional,...
10 Kewirausahaan, Lisaniah Amini Lisa'Ilina, Hapzi Ali, Manajemen Fungsional,...
LisaniahAmini
 
7 Kewirausahaan, Lisaniah Amini Lisa'Ilina, Hapzi Ali, Proposal Rencana Bisni...
7 Kewirausahaan, Lisaniah Amini Lisa'Ilina, Hapzi Ali, Proposal Rencana Bisni...7 Kewirausahaan, Lisaniah Amini Lisa'Ilina, Hapzi Ali, Proposal Rencana Bisni...
7 Kewirausahaan, Lisaniah Amini Lisa'Ilina, Hapzi Ali, Proposal Rencana Bisni...
LisaniahAmini
 
6 Kewirausahaan, Lisaniah Amini Lisa'Ilina, Hapzi Ali, Komunikasi dan mengeta...
6 Kewirausahaan, Lisaniah Amini Lisa'Ilina, Hapzi Ali, Komunikasi dan mengeta...6 Kewirausahaan, Lisaniah Amini Lisa'Ilina, Hapzi Ali, Komunikasi dan mengeta...
6 Kewirausahaan, Lisaniah Amini Lisa'Ilina, Hapzi Ali, Komunikasi dan mengeta...
LisaniahAmini
 
5 Kewirausahaan, Lisaniah Amini Lisa'Ilina, Hapzi Ali, Modal Bisnis Konvensio...
5 Kewirausahaan, Lisaniah Amini Lisa'Ilina, Hapzi Ali, Modal Bisnis Konvensio...5 Kewirausahaan, Lisaniah Amini Lisa'Ilina, Hapzi Ali, Modal Bisnis Konvensio...
5 Kewirausahaan, Lisaniah Amini Lisa'Ilina, Hapzi Ali, Modal Bisnis Konvensio...
LisaniahAmini
 
4 Kewirausahaan, Lisaniah Amini Lisa'Ilina, Hapzi Ali, Berfikir Kreatifitas D...
4 Kewirausahaan, Lisaniah Amini Lisa'Ilina, Hapzi Ali, Berfikir Kreatifitas D...4 Kewirausahaan, Lisaniah Amini Lisa'Ilina, Hapzi Ali, Berfikir Kreatifitas D...
4 Kewirausahaan, Lisaniah Amini Lisa'Ilina, Hapzi Ali, Berfikir Kreatifitas D...
LisaniahAmini
 

Más de LisaniahAmini (18)

TUGAS SIM, LISANIAH AMINI LISA'ILINA, YANANTO MIHADI PUTRA, BLOG DAN SISTEM D...
TUGAS SIM, LISANIAH AMINI LISA'ILINA, YANANTO MIHADI PUTRA, BLOG DAN SISTEM D...TUGAS SIM, LISANIAH AMINI LISA'ILINA, YANANTO MIHADI PUTRA, BLOG DAN SISTEM D...
TUGAS SIM, LISANIAH AMINI LISA'ILINA, YANANTO MIHADI PUTRA, BLOG DAN SISTEM D...
 
TUGAS SIM, LISANIAH AMINI LISA'ILINA, YANANTO MIHADI PUTRA, PENGENALAN E-LEAR...
TUGAS SIM, LISANIAH AMINI LISA'ILINA, YANANTO MIHADI PUTRA, PENGENALAN E-LEAR...TUGAS SIM, LISANIAH AMINI LISA'ILINA, YANANTO MIHADI PUTRA, PENGENALAN E-LEAR...
TUGAS SIM, LISANIAH AMINI LISA'ILINA, YANANTO MIHADI PUTRA, PENGENALAN E-LEAR...
 
TUGAS SIM, LISANIAH AMINI LISA'ILINA, YANANTO MIHADI PUTRA, TELEKOMUNIKASI IN...
TUGAS SIM, LISANIAH AMINI LISA'ILINA, YANANTO MIHADI PUTRA, TELEKOMUNIKASI IN...TUGAS SIM, LISANIAH AMINI LISA'ILINA, YANANTO MIHADI PUTRA, TELEKOMUNIKASI IN...
TUGAS SIM, LISANIAH AMINI LISA'ILINA, YANANTO MIHADI PUTRA, TELEKOMUNIKASI IN...
 
TUGAS SIM, LISANIAH AMINI LISA'ILINA, YANANTO MIHADI PUTRA, SISTEM PENGAMBILA...
TUGAS SIM, LISANIAH AMINI LISA'ILINA, YANANTO MIHADI PUTRA, SISTEM PENGAMBILA...TUGAS SIM, LISANIAH AMINI LISA'ILINA, YANANTO MIHADI PUTRA, SISTEM PENGAMBILA...
TUGAS SIM, LISANIAH AMINI LISA'ILINA, YANANTO MIHADI PUTRA, SISTEM PENGAMBILA...
 
TUGAS SIM, LISANIAH AMINI LISA'ILINA, YANANTO MIHADI PUTRA, IMPLIKASI ETIS DA...
TUGAS SIM, LISANIAH AMINI LISA'ILINA, YANANTO MIHADI PUTRA, IMPLIKASI ETIS DA...TUGAS SIM, LISANIAH AMINI LISA'ILINA, YANANTO MIHADI PUTRA, IMPLIKASI ETIS DA...
TUGAS SIM, LISANIAH AMINI LISA'ILINA, YANANTO MIHADI PUTRA, IMPLIKASI ETIS DA...
 
TUGAS SIM, LISANIAH AMINI LISA'ILINA, YANANTO MIHADI PUTRA, IMPLEMENTASI SIST...
TUGAS SIM, LISANIAH AMINI LISA'ILINA, YANANTO MIHADI PUTRA, IMPLEMENTASI SIST...TUGAS SIM, LISANIAH AMINI LISA'ILINA, YANANTO MIHADI PUTRA, IMPLEMENTASI SIST...
TUGAS SIM, LISANIAH AMINI LISA'ILINA, YANANTO MIHADI PUTRA, IMPLEMENTASI SIST...
 
TUGAS SIM, LISANIAH AMINI LISA'ILINA, YANANTO MIHADI PUTRA, INFORMASI DALAM P...
TUGAS SIM, LISANIAH AMINI LISA'ILINA, YANANTO MIHADI PUTRA, INFORMASI DALAM P...TUGAS SIM, LISANIAH AMINI LISA'ILINA, YANANTO MIHADI PUTRA, INFORMASI DALAM P...
TUGAS SIM, LISANIAH AMINI LISA'ILINA, YANANTO MIHADI PUTRA, INFORMASI DALAM P...
 
TUGAS SIM, LISANIAH AMINI LISA'ILINA, YANANTO MIHADI PUTRA, PENGEMBANGAN SIST...
TUGAS SIM, LISANIAH AMINI LISA'ILINA, YANANTO MIHADI PUTRA, PENGEMBANGAN SIST...TUGAS SIM, LISANIAH AMINI LISA'ILINA, YANANTO MIHADI PUTRA, PENGEMBANGAN SIST...
TUGAS SIM, LISANIAH AMINI LISA'ILINA, YANANTO MIHADI PUTRA, PENGEMBANGAN SIST...
 
TUGAS SIM, LISANIAH AMINI LISA'ILINA, YANANTO MIHADI PUTRA, SUMBER DAYA KOMPU...
TUGAS SIM, LISANIAH AMINI LISA'ILINA, YANANTO MIHADI PUTRA, SUMBER DAYA KOMPU...TUGAS SIM, LISANIAH AMINI LISA'ILINA, YANANTO MIHADI PUTRA, SUMBER DAYA KOMPU...
TUGAS SIM, LISANIAH AMINI LISA'ILINA, YANANTO MIHADI PUTRA, SUMBER DAYA KOMPU...
 
TUGAS SIM, LISANIAH AMINI LISA'ILINA, YANANTO MIHADI PUTRA, PENGGUNA DAN PENG...
TUGAS SIM, LISANIAH AMINI LISA'ILINA, YANANTO MIHADI PUTRA, PENGGUNA DAN PENG...TUGAS SIM, LISANIAH AMINI LISA'ILINA, YANANTO MIHADI PUTRA, PENGGUNA DAN PENG...
TUGAS SIM, LISANIAH AMINI LISA'ILINA, YANANTO MIHADI PUTRA, PENGGUNA DAN PENG...
 
TUGAS SIM, LISANIAH AMINI LISA'ILINA, YANANTO MIHADI PUTRA, PENGGUNAAN TEKNOL...
TUGAS SIM, LISANIAH AMINI LISA'ILINA, YANANTO MIHADI PUTRA, PENGGUNAAN TEKNOL...TUGAS SIM, LISANIAH AMINI LISA'ILINA, YANANTO MIHADI PUTRA, PENGGUNAAN TEKNOL...
TUGAS SIM, LISANIAH AMINI LISA'ILINA, YANANTO MIHADI PUTRA, PENGGUNAAN TEKNOL...
 
TUGAS SIM, LISANIAH AMINI LISA'ILINA, YANANTO MIHADI PUTRA, SISTEM INFORMASI ...
TUGAS SIM, LISANIAH AMINI LISA'ILINA, YANANTO MIHADI PUTRA, SISTEM INFORMASI ...TUGAS SIM, LISANIAH AMINI LISA'ILINA, YANANTO MIHADI PUTRA, SISTEM INFORMASI ...
TUGAS SIM, LISANIAH AMINI LISA'ILINA, YANANTO MIHADI PUTRA, SISTEM INFORMASI ...
 
TUGAS SIM, LISANIAH AMINI LISA'ILINA, YANANTO MIHADI PUTRA, PENGANTAR SISTEM ...
TUGAS SIM, LISANIAH AMINI LISA'ILINA, YANANTO MIHADI PUTRA, PENGANTAR SISTEM ...TUGAS SIM, LISANIAH AMINI LISA'ILINA, YANANTO MIHADI PUTRA, PENGANTAR SISTEM ...
TUGAS SIM, LISANIAH AMINI LISA'ILINA, YANANTO MIHADI PUTRA, PENGANTAR SISTEM ...
 
10 Kewirausahaan, Lisaniah Amini Lisa'Ilina, Hapzi Ali, Manajemen Fungsional,...
10 Kewirausahaan, Lisaniah Amini Lisa'Ilina, Hapzi Ali, Manajemen Fungsional,...10 Kewirausahaan, Lisaniah Amini Lisa'Ilina, Hapzi Ali, Manajemen Fungsional,...
10 Kewirausahaan, Lisaniah Amini Lisa'Ilina, Hapzi Ali, Manajemen Fungsional,...
 
7 Kewirausahaan, Lisaniah Amini Lisa'Ilina, Hapzi Ali, Proposal Rencana Bisni...
7 Kewirausahaan, Lisaniah Amini Lisa'Ilina, Hapzi Ali, Proposal Rencana Bisni...7 Kewirausahaan, Lisaniah Amini Lisa'Ilina, Hapzi Ali, Proposal Rencana Bisni...
7 Kewirausahaan, Lisaniah Amini Lisa'Ilina, Hapzi Ali, Proposal Rencana Bisni...
 
6 Kewirausahaan, Lisaniah Amini Lisa'Ilina, Hapzi Ali, Komunikasi dan mengeta...
6 Kewirausahaan, Lisaniah Amini Lisa'Ilina, Hapzi Ali, Komunikasi dan mengeta...6 Kewirausahaan, Lisaniah Amini Lisa'Ilina, Hapzi Ali, Komunikasi dan mengeta...
6 Kewirausahaan, Lisaniah Amini Lisa'Ilina, Hapzi Ali, Komunikasi dan mengeta...
 
5 Kewirausahaan, Lisaniah Amini Lisa'Ilina, Hapzi Ali, Modal Bisnis Konvensio...
5 Kewirausahaan, Lisaniah Amini Lisa'Ilina, Hapzi Ali, Modal Bisnis Konvensio...5 Kewirausahaan, Lisaniah Amini Lisa'Ilina, Hapzi Ali, Modal Bisnis Konvensio...
5 Kewirausahaan, Lisaniah Amini Lisa'Ilina, Hapzi Ali, Modal Bisnis Konvensio...
 
4 Kewirausahaan, Lisaniah Amini Lisa'Ilina, Hapzi Ali, Berfikir Kreatifitas D...
4 Kewirausahaan, Lisaniah Amini Lisa'Ilina, Hapzi Ali, Berfikir Kreatifitas D...4 Kewirausahaan, Lisaniah Amini Lisa'Ilina, Hapzi Ali, Berfikir Kreatifitas D...
4 Kewirausahaan, Lisaniah Amini Lisa'Ilina, Hapzi Ali, Berfikir Kreatifitas D...
 

TUGAS SIM, LISANIAH AMINI LISA'ILINA, YANANTO MIHADI PUTRA, SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA, 2018

  • 1. Sistem Manajemen Basis Data Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Sistem Informasi Manajemen” Dosen pengampu : Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si Oleh : Lisaniah Amini Lisa’Ilina (43217110150) S1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MERCU BUANA 2018
  • 2. Latar Belakang Sistem manajemen basis data mengorganisasikan volume data dalam jumlah besar yang digunakan oleh perusahaan dalam transaksi-transaksinya sehari-hari. Data harus diorganisasikan sehingga para manajer dapat menemukan data tertentu dengan mudah dan cepat untuk mengambil keputusan. Perusahaan memecah keseluruhan koleksi data menjadi sekumpulan tabel data yang saling berhubungan, kumpulan-kumpulan kecil data yang saling terhubung ini akan mengurangi pengulangan data sehingga pada akhirnya konsistensi dan akurasi data makan meningkat. Dewasa ini sebagian besar perusahaan menggunakan basis data yang mengikuti suatu struktur relasional. Dua alasan penting di balik penggunaan struktur ini adalah bahwa struktur basis data relasional mudah untuk digunakan dan hubungan di antara tabel di dalam struktur bersifat implisit. Kemudahan penggunaan telah memberanikan banyak manajer untuk menjadi pengguna langsung dan sumber basis data. Meningkatnya arti penting basis data sebagai sumber daya yang mendukung pengambilan keputusan telah mengharuskan para manajer mempelajari lebih jauh perancangan penggunaan basis data. Dalam makalah ini penulis akan mencoba memaparkan mengenai bagaimana sistem manajemen basis data. Yang menjadi penyebab utama dari masalah-masalah manajemen data penting dalam tiga bidang:  penyimpanan data (data storage),  pembaruan data (data updaring), dan  kekinian informasi (currency of information). Penyimpanan Data Dalam lingkungan file datar, hal ini tidak mungkin terjadi. Untuk memenuhi kebutuhan data khusus dari pengguna, organisasi harus mengeluarkan biaya untuk prosedur pengumpulan majemuk dan untuk prosedur penyimpanan majemuk. Beberapa data yg umum digunakan bias diduplikasi lusinan kali, ratusan kali, atau bahkan ribuan kali, sehingga biaya penyimpanan datanya menjadi sangat tinggi. Pembaruan Data Organisasi memiliki banyak sekali data yg disimpan dalam file induk dan file referensi yg memerlukan pembauran berkala agar mencerminkan perubahan operasional dan ekonomi. Jadi para pengguna sistem informasi memiliki file yg
  • 3. terpisah, setiap perubahan harus dilakukan secara terpisah untuk setiap pengguna. Ini tentunya akan menambah biaya manajemen data secara signifikan. Kekinian Informasi Kebalikan dari masalah pembauran data majemuk adalah masalah gagalnya memperbarui semua file penggunaan yg di pengaruhi oleh perubahan data tertentu. Jika pesan pembauran ini tidak disebarkan dengan benar, sebagian pengguna mungkin tidak mencatat perubahan tersebut, dan kemudian akan melakukan pekerjaan dan mengambil keputusan berdasarkan data yg sudah usang. Ketergantungan Tugas Data Masalah lainnya dengan pendekatan file datar adalah ketidakmampuan pengguna untuk mendapatkan informasi tambahan ketika kebutuhannya berubah.Masalah ini disebut ketergantungan tugas-data . Pendekatan Basis Data Figur 9-2 (a) menyajikan ulasan sederhana tentang pendekatan basis data dengan pengguna dan keperluanm data yg sama seperti dalam Figur 9-1.Perubahan paling jelas dari model file datar adalah pengelompokkan data menjjadi sebuah basis data umum yg dapat digunakan secara bersama oleh semua pengguna sistem informasi. Penyelesaian Masalah File Datar Penggunaan data secara bersama-sama (tidak adanya kepemilikan data) merupakan konsep utama dari pendekatan basis data. Masalah –masalah ini akan di atasi. Gambar 9-2(a) Konsep Database  Tidak ada redundasi data. Setiap elemen data disimpan hanya sekali sehingga menghilangkan redundansi data dan mengurangi biaya penyimpanan data. Program 1 A, B, C, X, Y, L, M Program 2 Program 3 Transaksi Pemakai 1 Transaksi Pemakai 2 Transaksi Pemakai 3
  • 4.  Satu kali pembauran data. Karena setiap elemen data hanya terdapat pada satu tempat, dibutuhkan hanya satu kali pembauran data. Ini tentu mengurangi waktu dan biaya untuk menjaga kekinian data.  Nilai kekinian data. Perubahan terhadap basis data yg dilakukan oleh seorang pengguna akan berlaku bagi semua pengguna.  Interdependensi tugas-data. Pengguna memilik akses sepenuhnya ke data yg ada di perusahaan. Kebutuhan informasi seorang pengguna bisa meluas diluar wilayah langsung pekerjaannya, namun kebutuhan ini dapat dengan segera dipenuhi dengan pendekata file datar. Para pengguna hanya dibatasi oleh keterbatasan data yg di sediakan oleh organisasi dan legitimasi yg diperlukan untuk mengakses data tersebut Pengendalian Akses Basis Data Pendekatan basis data menempatkan semua informasi dalam satu keranjang. Oleh sebab itu, keranjang ini perlu di jaga dengan baik. Contoh dalam Figur 9-2 (a) tidak memiliki ketentuan untuk mengendalikan akses ke basis data. Asumsikan Data X itu merupakan informasi yang sensitif dan rahasia dan hanya Pemakai 3 yang diberi otorisasi untuk mengaksesnya. Bagaimana organisasi dapat mencegah pemakai lain untuk mendapatkan akses yang tidak sah terhadap informasi tersebut? Gambar 9-2(b) Konsep Database Sistem Manajemen Basis Data Yang berada diantara program pengguna dan basis data fisik adalah sistem manajemen basis data (database management system-DBMS). Tujuan DBMS adalah untuk menyediakan pengendalian akses terhadap basis data. DBMS merupakan sistem peranti lunak khusus yg di program untuk mengetahui elemen data mana yg bias diakses oleh pengguna. Program pengguna mengirimkan permintaan data kepada DBMS, yg mengesahkan dan mengotorisasi akses ke basis data, sesuai dengan tingkat otoritas Program 1 D B M S Program 2 Program 3 Transaksi Pemakai 1 Transaksi Pemakai 2 Transaksi Pemakai 3 A, B, C, X, Y, L, M
  • 5. pengguna. Jika pengguna meminta data yg dia tidak punya otoritasnya, permintaan itu akan ditolak. Jadi, prosedur untuk menetapkan otoritas pengguna sistem informasi di dalam sebuah organisasi merupakan masalh pengendalian penting yg harus diperhatikan oleh seorang akuntan. Tiga Model Konseptual Pendekatan basis data yg paling umum digunakan oleh sistem informasi bisnis adalah model hierarkis (hierarchical model), model jaringan (network model), dan model relasional (relational model). Karena kemiripan konseptual tertentu, basis data hierarkis dan jaringan disebut model navigasional (navigational model) atau terstruktur (structured model). Cara data di atur dalam sistem basis data awal ini mendorong para pengguna untuk menjelajahi di antara elemen-elemen data dengan menggunakan jalur- jalur yg sudah terstruktur.Model relasional jauh lebih fleksibel karena memung-kinkan para pemakainya menciptakan jalur yang baru dan unik melalui database untuk memecahkan masalah-masalah bisnis yang lebih luas cakupannya. Elemen Lingkungan Basis Data Gambar 9-3 menampilkan rincian lingkungan database dalam empat elemen utama: pemakai, DBMS, administrator database, dan database fisik. Pengguna Pengguna mengakses basis data dalam dua cara. Pertama, akses tersebut dapat dicapai melalui program-program pengguna yg disiapkan oleh professional sistem. Program-program pengguna mengirim permintaan akses data (panggilan) ke DBMS, yg mengesahkan permintaan tersebut dan mengambil data untuk diproses. Dengan cara akses seperti ini, kehadiran DBMS menjadi transparan bagi para pengguna. Metode kedua untuk akses basis data adalah melalui permintaan langsung, yg tidak memerlukan program-program formal dari pengguna. Sistem Manajemen Basis Data DBMS menyediakan lingkungan yg terkendali untuk membantu (atau mencegah) pengguna mengakses basis data dan untuk secara efisien mengelola sumber daya data. Gambar 9-3. Elemen-elemen Konsep Database
  • 6. Setiap model DBMS mencapai tujuan ini dengan cara yg berbeda, tetapi ada beberapa ciri yg umum, di antaranya: 1. Pengembangan program. DBMS berisi perangkat lunak pengembangan aplikasi. 2. Backup dan pemulihan. Selama pemrosesan, DBMS secara periodik membuat file- file backup untuk database fisik. 3. Penggunaan database untuk pelaporan. Fitur ini mencatat data statistik tentang data-data yang sedang digunakan, dan siapa yang menggunakannya. 4. Akses database. Fitur yang paling penting dari DBMS adalah mengizinkan pe- makai yang memiliki otorisasi untuk mengakses database. Gambar 9-3 menun- jukkan tiga modul perangkat lunak, antara lain:bahasa definisi data (DDL-data definition language), bahasa manipulasi data (DML-data manipulation language) dan bahasa query (QL-query language). Bahasa Definisi Data Bahasa Definisi Data (DDL-Data Definition Language) adalah sebuah bahasa program yang digunakan untuk mendefinisikan database fisik ke DBMS. Terdapat tiga tingkat, disebut sudut pandang (view), dalam definisi ini: sudut pandang internal, sudut pandang konseptual (skema), dan sudut Aplikasi Pengguna Proses Pengembangan Sistem Program Pengguna Program Pengguna Program Pengguna Program Pengguna Database Fisik Sistem operassi H0st Bahasa Difinisi Data (DDL) Bahasa Manipulasi Data (DML) Bahasa Query Administrator Database Transaksi Transaksi Transaksi Transaksi DBMS PerimintaanSistem
  • 7. pandang pemakai (subskema).  Tampilan Internal. Tampilan internal (internal view)menyajikan pengaturan record secara fisik dalam basis data. lni merupakan penyajian tingkat paling rendah, di mana satu langkah dipindahkan dari database fisik. Sudut pandang internal ini menjelaskan struktur record, hubungan di antara mereka, dan pengaturan fisik serta urutan record dalam satu file.  Tampilan Konseptual (Skema). Tampilan konseptual atau skema menyajikan basis data secara logika dan secara abstrak, bukan bagaimana database itu secara fisik disimpan. Sudut pandang ini memungkinkan prog- ram-program pemakai untuk memanggil data tanpa mengetahui atau tanpa perlu menspesifikasi bagaimana data-data itu diatur atau kapan mereka di- simpan dalam database fisik.  Tampilan Pengguna (Subskema). Tampilan Pengguna(user view)mendefinisikan bagaimana seorang pemakai tertentu melihat database. lni adalah bagian dari database di mana seorang pemakai individual memiliki oto-risasi untuk mengaksesnya. Operasi DBMS. Untuk mengilustrasikan peran dari tampilan ini, lihat urutan peristiwa yang biasanya terjadi dalam mengakses melalui DBMS. Penjelasan berikut ini sifatnya hipotesis teknis tertentu dihilangkan. 1. Program pengguna mengirimkan permintaan (memanggil) data yang terdapat dalam DBMS. Panggilan ini tertulis dalam bahasa manipulasi data khusus (akan dibahas nanti) yang melekat dalam program pengguna tersebut. 2. DBMS menganalisis permintaan itu dengan mencocokkan elemn – elemen data yang dipanggil dengan tampilan pengguna dan tampilan konseptual. Jika permintaan data itu cocok, akan diotorisasi dan langkah pemrosesan maju ke Langkah 3. Jika tidak cocok dengan tampilan ini, akses data itu ditolak. 3. DBMS menetukan parameter – parameter struktur data dari tampilan internal dan mengirimkannya ke system operasiyang melakukan pengambilan data actual. Parameter struktur data tersebut mendeskripsikan organisasi dan metode akses (Access method) yaitu program utilitas system operassi, untuk mengambil data yang diminta.
  • 8. 4. Dengan menggunakan mettode akses yang tepat, system operasi berinteraksi dengan peralatan penyimpanan disket untuk mengambil data dari basis data fisik. 5. Sistem operasi kemudian menyimpan data itu dalam memori utama di atas penyangga (buffer area) yang dikelola oleh DBMS. 6. DBMS mentransferr data tersebut ke lokasi kerja pengguna yang terdapat dalam memori utama. Pada saat ini, program pengguna bebass mengakses dan memanipulasi data. 7. Ketika pemrosesan selesai. Langkah 4, 5 dan 6, dibalik untuk menyimpan kembali data yang sudah diproses ke basis data. Bahasa Manipulasi Data Bahasa manipulasii data (data manipulation language-DML) adalah bahasa pemrograman kepemilikan (proprietary) yang digunakan oleh DBMS tertentu untuk mengambil, memproses, dan menyimpan data. Keseluruhan program data dapat ditulisdalam DML atau dengan cara lain, perrintah perintah dari DML terpilih dapat disisipkan ke dalam program – program yang tertulis dengan ahasa universal, seperti PL/1 COBOL, dan FORTRAN. Penyisipan perrintah – perintah DML memungkinkan program – program standar yang pada awalnya ditulis untuk lingkunga file datar, diubah dengan mudah ke lingkungan basis data. Penggunaan progam – program bahasa standar juga membuat organisasi tidak bergantung pada pemasok tertentu. Jika organisasi itu memutuskan untuk mengganti pemasoknya ke pemasok lain yang DML-nya berbeda, organisasi itu tidak perlu menulis ulang semua program pengguna. Dengan mengganti perintah – perintah DML yang lama dengan perinta baru, program – program pengguna dapat dimodofikasi agar berfungsi di lingkungan yang baru. Bahasa Permintaan Data Kemampuan query DBMS memungkinkan pengguna akhir dan pemrogram professional untuk mengakses data dalam basis data secara langsung tanpa memerrlukan program konvesional. Bahasa permintaan terstruktur (structured query language-SQL, diucapkan sequel) dari IBM telah menjadi bahasa query standar untuk DBMS mainframe dan mikrokomuter. SQL merupakan bahsa generasi ke empat dan bahasa non
  • 9. procedural dengan banyak perintah yang memungkinkan pengguna untuk memasukkan , mengambil dan memodifikasi data dengan mudah. Peirntah SELECT merupakan alat yang sangat berguna untuk mengambil data. Contoh dalam figure 9-5 menggambarkan penggunaan perintah SELECT untuk menghasilkan laporan pengguna dari basis data yang disebut perseidaan. SQL merupakan alat pemrosesan data yang efisien. Walaupun bukan bahasa Inggris yang alami, SQL hanya memerlukan sedikit latihan mengenai konsep computer dan lebih sedikit pemrograman daripada bahasa – bahasa lainnya. Bahkan, banyak system query basis data tidak memerlukan pengettahuan SQL sama sekali. Para pengguna memilih data secara visual dengan “menunjuk dan mengklik” atribut yang diinginkan. Kemudian, alat penghubung visual pengguna menghasilkan perintah – perintah SQL yang diperlukan secara otomatis. Fitur ini menempatkan pelaporan khusus (ad hoc) dan kapabilitas perosesan data berada di tangan pengguna/manajer. Dengan mengurangi ketergantungan terhadap pemrograman professional, para manajer dapat mengatasi masalah yang tiba – tiba muncul. Administrator Basis Data Lihat figur 9-3 dan perhatikan posisi administrati dari administrator basis data (database administrator-DBA). Posisi inti tidak ada dala lingkungan file datar. DBA bertanggung jawab untuk mengelola sumber daya basis data. Penggunaan basis data secara bersama – sama oleh banyak pengguna memerlukan koordinasi, peraturan, dan petunjuk untuk melindungi integritas basis data. Diorganisasi besar, fungsi DBA mungkin terdiri atas seluruh anggota departemen personalia teknik yang berada di bawah tanggung jawab seorang administrator basis data. Di organisasi yang lebih kecil, ttanggung jawab DBA terletak di tangan seseorang yang berada dalam kelompok layanan komputer. Tugas – tugas seorang DBA meliputi wilayah berikut ini : perencanaan basis data, desain basis data, implementasi basis data, operasi dan pemeliharaan basis data, serta perubahan da pertumbuhan basis data. Tabel 9-1 menyajikan perincian tugas –tugas spesifik yang ada dalam wilayah – wilayah pekerjaan tersebut. Tabel 9-1 Fungsi – fungsi Administrator Basis Data Perencanaan Basis Data : Implementasi :
  • 10. Mengembangkan strategi basis data organisasi Mendefinisikan lingkungan basis data Mendefinisikan persyaratan dana Mengembangkan kamus data Menentukan kebijakan akses Mengimplementasikan proposal pengendali keamanan Menentukan prosedur pengujian Menetapkan standar pemrograman Desain : Operasi dan Pemeliharaan : Basis data logis (skema) Tampilan pengguna eksternal (subskema) Pengendali basis data Mengevaluas kinerja basis data Menyusun ulang basis data sesuai dengan kebutuhan pengguna Meninjau kembali standard an prosedur Perubahan dan Pertumbuhan : Merencanakan perubahan dan pertumbuhan Mengevaluasi teknologi baru Interaksi Organisasional Dari DBA Figur 9-6 menunjukkan beberapa antarmuka organisasi dari DBA. Secara khusus, yang penting dilihat disisi adalah relasi antara DBA, pengguna akhir, dan para professional system di organisasi. Lihat figure 9-3 selama mempelajari relasi ini Gambar 9-6 Interaksi Organisasi dari Administrasi Database Manajemen Pemakai Akhir Administrator Basis Data Database Kegiatan Operasi Profesional Sistem
  • 11. Ketika kebutuhan informasi meningkat para pengguna mengirimkan perrmintaan formal untuk aplikasi komputer kepada para rofesional system (pemrogram) organisasi. Permintaan ini ditangani melalui prosedur pengembangan system formal, yang menghasilkan aplikasi terrprogram. Figue 9-3 menunjukkan relasi ini ketika garis dari kotak pengguna mengalir ke DBA, yang mengevaluasinya untuk menentukan kebutuhan basis data pengguna. Setelah relasi ini terbentuk, DBA memberikan otoritas akses kepada pengguna dengan memprogram tampilan pengguna (subskema). Relasi ini ditunjukkan ketika garis – gariss antara pengguna dan DBA, dan antara DBA dan modul DDL berada di kotak DBMS. Dengan tetap menjaga otoritas akses terpisah dari pengembangan system (pemrograman aplikasi), organisasi tersebut lebih mampu mengendalikan dan melindungi basis datanya. Usaha yang dilakukan secara sengaja atau tidak sengaja untuk mengakses tanpa otoritas yang sah kemungkinan besar akan ditemukan jika kedua kelompok ini bekerja secara independen. Rasionalisasi untuk pemisahan pekerjaan ini dijelaskan Bab 15. Kamus Data Fungsi penting lainnya dari DBA adalah penciptaan dan pemeliharaan kamus data (data dictionary). Kamus data menjelaskan setiap elemen data yang terdapat dala basis data. Fungsi ini memungkinkan semua pengguna (dan pemrogram) untuk berrbagi tampilan yg sama terhadap sumber daya data sehinggga sangat membantu dalam menganalisis kebutuhan pengguna. Basis Data Fisik Elemen keempat dari pendekatan basis data yang ditampilaan dalam figur 9-3 adalah basis data fisik . Pendekatan ini merupakan tingkat terendah daari basis data. Basis data fisik tersusun dar titik – titik magnetis pada disket magnetis. Tingkat basis data lainnya (tampilan pengguna, tampilan konseptual, dan tampilan internal) merupakan representasi abstrak dari tingka fisik. Ditingkat fisik, basis data merrupakan kumpulan record dan file. Basis data relasional didasarkan pada struktur file berurutan berindeks. Struktur ini ditampilkan dalam figur 9-7, menggunakan sebuah indeks ang berhubungan dengan organisasi file berurutan . Struktur ini memfasilitasi akses langsung ke record individual dan pemrosesan batch untuk seluruh file. Indeks ganda dapat digunakan untuk menciptakan referensi silang, yang disebut daftar terbalik , yang semakin meningkatkan fleksibilitas
  • 12. akses data. Dua indeks ditunjukkan dalam figure 9-7.Satu indeks berisi nomor pegawai (kunci primer) untuk record yang ditempatkan secara unik dalam file. Indeks kedua berisi alamat record yang diatur menurut penghasilan hingga sekarang. Dengan menggunakan field yang tidak unik sebagai sekunder semua record karyawan dapat dilihat dengan urutan menaik atau menurun, sesuai dengan jumlah penghasilannya. Selain itu, record individual dengan saldo pendapatan yang dpilih dapat ditampilkan. Indeks dapat diciptakan untuk setiap atribut dalam file sehingga memungkinkan data dapat dilihat dari banyak perspektif. Model Basis Data Relasional E.F Codd pertama kali mengajukan prinsip – prinsip model reasional di akhir tahun 1960- an. Model formal ini didasarkan pada aljabar relasional dan serangkaian teori, yang menjadi basis teoritis bagi sebagian besar operasi manipulasi data yang digunakan. Dari pandangan yang murni, system relasional yang penuh adalah yang sesuai dengan 12 peraturan yang disebutkan oleh Codd. Akan tetapi, untuk tujuan praktis, tidak semua peraturan Codd sama pentingnya. Beberapa bersifat kritis, beberapa tidak. Oleh sebab itu, ahli teori lainnya mengusulkan persyaratan yang tidak terlalu kaku untuk menilai relasional suatu system. Sistem disebut relasional jika : 1. Menyajikan data dalam bentuk tabel dua dimensi seperti basis data yang disebut pelanggan pada figure 9-8. 2. Mendukung fungsi – fungsi aljabar relasional yaitu batasi (restric), proyeksikan (project), dan gabungan (join). Fungsi – fungsi tersebut dijelaskan di bawah ini : Batasi : Ekstraksikan baris yang ditentukan dari tabel tertentu. Operasi ini, yang diustasikan dalam figure 9-9 (a), menciptakan tabel virtual (yang tidak ada secara fisik) yang merupakan bagian dari tabel aslinya. Proyeksikan : Ekstraksikan atribut (kolom) tertentu dari tabel untuk menciptakan tabel virtual. Ini ditunjukkan dalam figur 9-9 (b). Gabungkan : Bangun satu tabel fisik yang baru dari dua tabel yang terdiri atas semua pasangan baris, dari setiap tabel. Lihat figure 9-9 ©. Meskipun batasi, proyeksikan, dan gabungkan bukan merupakan serangkaian fungsi yang lengkap, ini adalah subrangkaian yang mencukupi untuk kebanyakan kebutuhan informasi bisnis. Konsep Basis Data Relasional
  • 13. Dibagian ini akan dibahas konsep – konsep dasar, terminology, dan teknik yang umum pada sistem basis data relasional. Blok ini kemudian akan digunakan dalam bab ini untuk mendesain basis data kecil mulai dari awal. Gambar 9-8. Tabel Relasional yang Diberi Nama Pelanggan Entitas, Pemunculan dan Atribut Entitas adalah segala sesuatu yang digunakan oleh organisasi untuk mengangkap data. Entitas bias bersifat fisik, seperti persediaan, pelanggan, atau karyawan. Entitas juga bias bersifat konseptual, seperti penjualan (ke pelanggan), piutang usaha atau utang usaha. Desainer sistem mengidentifikasi entitas dan menyiapkan model seperti yang ditunjukkan dalam figure 9-10. Model data ini adalah cetak biru untuk menciptakan basis data fisik. Gambar 9-9. Fungsi Aljabar Relasional – Terbatas, Proyek dan Gabungan No. Pelanggan (Kunci) Nama Alamat Saldo Saat Ini 1875 J. Smith 18 Elm St. 1820,00 1876 G. Adams 21 First St. 2400,00 1943 J. Hobbs 165 High St. 549,87 2345 Y. Martin 321 Barclay 5256,76 . . . . . . . . . . . . 5678 T. Stem 432 Main St. 643,67 Artibut Nama Tabel = Pelanggan Tuples (records) (a) Terbatas (a) Proyek (c) Gabungan
  • 14. Representasi grafis yang digunakan untuk mencerrminkan model ini disebut diagram relasi entitas (entity relationship ER). Dalam ketentuan umumnya, setiap entitas dalam model data diberikan nama dalam bentuk kata benda tunggal. Seperti pelanggan, bukan pelanggan – pelanggan. Istilah pemunculan (occurance) digunakan untuk mendeskripsikan jumlah contoh atau record yang berkaitan dengan enttas tertentu. Misalnya, jika organisasi memiliki karyawan, entitas karyawan disebut terdiri atas 100 pemunculan. Atribut (attribute) adalah elemen data yang mendefinisikan entitas. Misalnya, entitas karyawan bias didefinisikan dengan serangkaian atribut berrikut ini : Nama, Alamat, Keterampilan, Lama Bekerja, dan Upah per Jam. Setiap pemunculan dalam entitas karyawab terdiri atas jenis atribut yang sama, namun nilai setiap atribut akan berbeda antarpemunculan. Karena atribut merupakan karakteristik yang logis dan relevan dari suatu entitas, entitas tersebut bersifat unik untuk satu entitas tertentu. Dengan kata lain, atribut yang sama tidak boleh digunakan untuk mendefinisikan dua entitas yang berbeda. Asosiaasi dan Kardinalitas Garis berlabel yang menghubungkan dua entitas dalam model data mendeskripsikan sifat asosiasi (association) di antara mereka. Asosiasi ini ditunjukkan dengan kata kerja seperti kirim, minta, atau terima. Kardinalitas (cardinality) adalah derajat asosiasi di antara duua entitas. Sederhananya, kardinalitas mendeskripsikan jumlah pemunculan yang mungkin terrjadi dalam satu tabel yang berkaitan dengan pemunculan tunggal dalam tabel terkait. Empat bentuk dasar kardinalitas yang meungkin terjadi adalah : nol atau satu (0,1), satu dan hanya satu (1,1), nol atau banyak (0,M), dan satu atau banyak (1,M). Semua ini digabungkan untuk menunjukkan asosiasi logis antarentitas. Figur 9-11 menampilkan beberapa contoh asosiasi entitas. Satu ke Nol atau Satu (1:0,1). Asumsikan bahwa suatu perusahaan memiliki 1000 karyawan namun hanya 100 dari mereka yang merupakan staf pembelian. Asumsikan juga bahwa setiap tenaga penjual diberi tanggung jawab sebuah mobil X1 Y1 X2 Y2 X3 Y1 X1 Y1 Z1 X2 Y2 Z2 X3 Y1 Z1 Y1 Z1 Y2 Z2 Y3 Z3
  • 15. Perusahaan. Contoh 1 menunjukkan bahwa untuk setiap pemunculan (record) dalam entitas karyawan ada kemungkinan nol atau satu pemunculan dalam entitas mobil perusahaan. Pendifinisian kardinalitas dari asosiasi entitas akan membantu untuk melihat satu pemunculan (record) dari satu entitas dan untuk melihat entitas lainnya. Berapa jumlah maksimal dan minimal dari record yang dapat berasosiasi dengan satu record yang telah anda pilih? Dengan memacu pada entitas karyawan dan melihat entitas mobil perusahaan ada dua kemungkinan asosiasi. Jika record karyawan yang dipilih adalah tenaga penjual, maka ia diberi tanggung jawab atas satu mobil perusahaan. Oleh sebab itu, record karyawan hanya berasosiasi dengan satu record dalam entitas mobil perusahaan. Akan tetapi, jika record karyawan yang dipilih bukan seorang tenaga penjual, maka ia diberi tanggung jawab nol mobil perusahaan. Record dalam hal ini berasosiasi dalam dengan record nol mobil perusahaan. Jadi, kardinalitas minimal adalah nol dan maksimalnya adalah satu. Satu lingkaran dan garis tipis yang memotong garis yang menghubungkan dua entitas mencerminkan tingkat kardinalitasnya. Perhatikan bahwa dari perspektif entitas karyawan, kardinalitas ditunjukkan pada ujung garis asosiasi mobil perusahaan. Sekarang pilih record mobil perusahaan dan lihat kembali entitas karyawan. Karena setiap mobil perusahaan diserahkan ke hanya satu karyawan, nilai minimal dan maksimal dari record yang terkait adalah satu. Dua garis pendek yang berpotongan pada ujung garis asosiasi karyawan menunjukkan kardinalitas ini. Satu ke satu (1:1). Contoh 2 mengilustrasikan situasi dimana setiap record dalam satu entitas selalu berasosiasi dengan satu (dan hanya satu) record dalam entitas yang berasosiasi. Dalam hal ini setiap komputer laptop perusahaan diserahkan hanya kepada satu manajer dan setiap manajer hanya diserahi satu komputer. Dua garis pendek yang memotong garis yang menghubungkan pada kedua ujungnya mencerminkan kardinalitas ini. Satu ke nol atau banyak (1:0,M). Hubungan antara entitas pelanggan dan pesanan penjualan ditunjukkan dalam contoh 3. Perhatikan bahwa jumlah minimal record pesanan penjualan per record pelanggan adalah nol dan jumlah maksimalnya adalah banyak. Ini karena dalam periode tertentu (tahun atau bulan) yang berkaitan dengan entitas pesanan penjualan, pelanggan
  • 16. tertentu mungkin tidak membeli apa pun (nol record pesanan penjualan) atau membeli beberapa kali (banyak record). Akan tetapi, dari perspektif entitas pesanan penjuala, setiap record berasosiasi dengan satu dan hanya satu pelanggan. Simbol kaki burung gagak (yang digunakan sebagai nama notasi ini) mencerminkan banyak kardinalitas. Satu ke banyak (1:M). Contoh 4 menunjukkan situasi, dimana setiap item persediaan dipasok oleh satu (dan hanya satu) pemasok, dan setiap pemasok satu atau berbagai item persediaan ke perusahaan. Asosiasi ini yang secara teknis merupakan satu dan hanya satuke satu atau banyak, disederhanakan menjadi satu ke banyak. Banyak ke banyak (M:M). Untuk mengilustrasikan asosiasi banyak ke banyak, lihat kembali hubungan antara pemasok dan persediaan dalam contoh 5. Akan tetapi, sekarang perusahaan memiliki kebijakan untuk membeli jenis persediaan yang sama dari beberapa pemasok. Pihak manajemen bisa melakukan hal ini untuk memastikan bahwa mereka mendapatkan harga yang terbaik atau untuk mencegah ketergantungan pada satu pemasok. Dengan kebijakan ini, setiap record pemasok berasosiasi dengan satu atau banyak record pemasok. Asosiasi ini (satu atau banyak ke satu atau banyak) disederhanakan menjadi banyak ke banyak. Contoh 4 dan 5 menunjukkan bagaimana kardinalitas menyajikan peraturan bisnis dalam organisasi. Desainer basis data harus memperoleh pemahaman menyeluruh mengenai cara perusahaan, klien, dan pengguna tertentu melakukan bisinis agar dapat mendesain model data dengan bai. Jika model data salah, maka tabel basis data yang dihasilkan juga akan salah. Contoh 4 dan 5 sama-sama valid namun pilihannya berbeda, dan memerlukan desain basis data yang berbeda pula. Tabel Basis Data Fisik Tabel basis data fisik dibentuk dari model data, dimana setiap entitas dalam model ditransformasikan ke tabel fisik yang terpisah. Di bagian atas setiap tabel terdapat atribut yang membentuk kolom. Bagian yang berpotongan dengan kolom untuk membentuk baris dari tabel disebut tuple. Sebuah tuple, yang didefinisikan oleh good ketika pertama kali memperkenalkannya, berhubungan dengan record dalam sistem file datar. Berdasarkan konvensi ini, kita akan menggunakan istilah record atau pemunculan dan bukan tuple.
  • 17. Tabel yang didesain dengan baik memiliki empat karakteristik berikut ini: 1. Nilai dari minimal satu atribut dalam setiap pemunculan (baris) harus bersifat unik. Atribut ini adalah kunci utama. Atribut lainnya dalam baris ini tidak perlu bersifat unik. 2. Tabel harus sesuai dengan peraturan normalisasi. Ini berarti bahwa tabel harus bebas dari kelompok yang berulang, ketergantungan parsial dan ketergantungan transitif. Normalisasi akan dibahas lebih terperinci nanti dalam bab ini. 3. Semua nilai atribut dalam kolom manapun harus memiliki kelas yang sama. 4. Setiap kolom dalam suatu tabel harus diberi nama yang unik. Akan tetapi, tabel yang berbeda dapat berisi kolom dengan nama yang sama. Hubungan Antara Tabel – tabel Tradisional Tabel-tabel yang berhubungan secara logis harus terhubung secara fisik untuk mencapai asosiasi yang dideskripsikan dalam model data. Hal ini bisa dicapai dengan melekatkan kunci primer dari satu tabel dengan tabel yang terkait sebagai kunci luar. Penggunaan kunci luar diilustrasikan dlam figur 9- 12. Misalnya, kunci primer untuk tabel pelanggan (nomor pelanggan) dilekatkan sebagai kunci luar dalam tabel faktur penjualan dan tabel penerimaan kas. Dengan cara yang sama, kunci primer dalam tabel faktur penjualan (nomor faktur) merupakan kunci luar dalam tabel item lini. Perhatikan bahwa tabel item lini menggunakan kunci primer gabungan yang terdiri atas dua field-nomor faktur dan nomor item. Kedua field dibutuhkan untuk mengidentifikasi setiap record yang terdapat dalam tabel secara unik, tetapi hanya bagian nomor faktur dari kunci itu yang menjadi penghubung logis dengan tabel faktur penjualan. DBMS membuat hubungan fisik diantara record yang terdapat dalam tabel-tabel berkaitan dengan mencari tabel-tabel yang dispesifikasi untuk record-record yang nilainya diketahui. Misalnya, jika seorang pengguna menginginkan semua faktur untuk pelanggan 1875, sistem tersebut akan mencari tabel faktur penjualan untuk record dengan nilai kunci luar 1875. Kita lihat dari figur 9-12 bahwa hanya ada satu pemunculan nomor faktur 1921. Untuk mendapatkan perincian item lini dari faktur ini pencarian dilakukan pada tabel item lini untuk record yang memiliki nilai kunci luar
  • 18. 1921. Ada dua record yang ditemukan. Sifat asosiasi antara dua tabel menentukan metode yang digunakan untuk menetapkan kunci-kunci luar. Metode ini akan dijelaskan nanti dalam bab ini. Gambar 9.10. Kaitan diantara Tabel-tabel Relasional Tampilan Pengguna Tampilan pengguna telah didefinisikan sebelumnya sebagai serangkaian data yang dilihat oleh pengguna tertentu. Contoh dari tampilan pengguna adalah layar komputer, untuk memasukkan atau melihat data, laporan manajemen, atau dokumen sumber seperti faktur. Tampilan bisa bersifat digital atau fisik, namun semuanya berasal dari tabel basis data. Tampila sederhana bisa dibuat dari satu tabel, sedangkan tampilan yang lebih rumit akan memerlukan beberapa tabel. Selain itu, satu tabel mungkin dapat mengontribusikan data ke berbagai tampilan yang berbeda-beda. Nama Pel. (kunci) Nama Alamat Saldo Saat ini 1875 J. Smith 18 Elm St. 1820,00 1876 G. Adams 21 First St. 2400,00 1943 J. Hobbs 165 Higth St. 549,87 2345 Y. Martin 321 Barcclay 5256,76 - - - - - - - - - - - - 5678 T.Stem 432 Main ST. 643,67 No. Faktur No. Pelanggan Jumlah $ Tanggal Pengiriman - - - - - - - - 1921 1875 800,00 2 / 10 / 98 - - - - - - - - - - - - No. Peng. (kunci) No Pelanggan Jumlah Diterima Tanggal Diterima - - - - 1362 1875 800,00 2 / 30 / 98 - - - - - - - - No. Faktur No Item Kuantitas Harga Perunit Total 1918 8312 1 84,50 84,50 1912 9215 10 45,00 450,00 1921 3914 1 350,00 350,00 Pelanggan Kunci Item Garis Faktur Penjualan Penerimaan Kas Kunci Asing yang ditanamkan Kunci Asing yang ditanamkan Kunci Asing yang ditanamkan
  • 19. Proses Normalisasi Data Proses normalisasi data mencakup pemahaman tentang kebutuhan informasi pengguna dan peraturan bisnis organisasi. Proses ini dimulai dengan pemerolehan tampilan (laporan output, dokumen, dan layar input) yang dibutuhkan oelh pengguna. Gambar ini dapat disiapkan dengan menggunakan MS Word, program grafis, atau cukup dengan kertas dan pensil. Pada saat ini gambar tersebut hanya merupakan representasi grafis dari gambar fisik yang nantinya akan dimiliki oleh pengguna ketika proyek itu sudah selesai. Pentingnya Normalisasi Data Tabel-tabel basis data yang dirancang dengan benar memiliki peran penting bagi keberhaailan operasional DBMS. Tabel-tabel yang dirancang dengan buruk dapat menimbulkan masalah-masalah pemrosesan yang membatasi, atau bahkan menolak, akses pengguna ke informasi yang diperlukan. Normalisasi data merupakan proses yang meningkatkan desain basis data yang efektif dengan mengelompokkan atribut-atribut data kedalam ntitas yang sesuai dengan kondisi-kondisi tertentu. Terdapat beberapa tingkat normalisasi.Biasanya,perancang basis data bisnis menormalisasikan tabel- tabel ketingkat bentuk normal ketiga (third normal form-3NF). Tabel-tabel yang dibentuk dari model yang belum dinormlisasi bisa memiliki tiga jenis masalah yang disebut anomali (anomaly): anomali pembaruan, anomali penyisipan , dan anomali pengahapusan. Salah satu atau beberapa anomali ini akan terdapat dalam tabel-tabel yang dinormalisasikan pada tingkat yang lebih rendah seperti bentuk normal pertama (first normal form -1NF) dan bentuk normal kedua (second normal form -2NF), tetapi tabel-tabel dalam 3NF bebas dari anomali. Untuk menunjukan dampak dari ketiga anomali ini, dengan pengaruh penerapan prosedur normalisasi, tampilan pengguna harus diperlakukan sama dengan tabel tabel fisik dengan record dan nilai atribut. Anomali Basis Data Meskipun tampilan pengguna bias ditarik dari tabel 3NF tunggal, tampilan yang rumit biasanya memerlukan lebih dari satu tabel. Misalnya, tabel 3NF tunggal tidak bisa menghasilkan Laporan Status Persediaan dalam Figur 9-
  • 20. 113. Tabel yang tidak dinormalisasi dalam figur 9-14 bisa menghasilkan pandangan ini, namun akan mengandung anomali yang dideskripsikan. Anomali Pembaruan. Anomali Pembaruan (update anomaly) dihasilkan dari redundasi data (data yang berlebihan) dalam tabel yang tidak dinormalisasi. Untuk menggambarkannya, perhatikan bahawa Pemasok nomor 22 menyediakan ketiga item persediaan (suku cadang nomor 1,2,3) yang ditunjukkan dalam figure 9-21. Atribut – atribut data yang berkaitan dengan pemasok nomor 22 (nama, alamat, dan nomor telepon) diulang dalam setiap record, unutk setiap item persediaan yang disediakan oleh pemasok nomor 22. Setiap perubahan dalam nama, alamat, atau nomor telepon harus dilakukan untuk setiap record dalam tabel tersebut. Dalam contoh ini, berarti tiga pembaruan data yang berbeda. Untuk lebih memahami implikasi anomali pembaruan ini, pertimbangan sebuah situasi yang lebih realistis di mana pemasok memasok 10.000 persediaan yang berbeda. Setiap pembaruan untuk sebuah atribut harus dibuat 10.000 kali. Anomali Sisipan. Untuk meunjukkan dampak anomali penyisipan (insertion anomaly), asumsikan bahwa seorang pemasok telah memasuki pasar. Perusahaan belum membeli persediaan dari pemasok itu, tapi ingin melakukannya di masa yang akan dating. Untuk sementara, perusahaan ingin memasukkan pemasok itu ke dalam basis data. Iini tidak mungkin Karena kunci primer untuk tabel persediaan adalah Nmor Suku Cadang. Karena pemasok belum memasok persediaan untuk organisasi, data pemasok itu tidak dapat ditambahkan ke tabel. Anomali Penghapusan. Anomali Penghapusan (deletion anomaly) melibatkan penghapusan yang tidak disengaja atas data dalam tabel. Untuk mengilustrasikannya, asumsikan pemasok nomor 27 hanya memasok satu item untuk perusahaan: Suku cadang nomor 1. Jika perusahaan menghentikan penggunaan item terseebut dan menghapusnya dari tabel, data yang berkaitan dengan pemasok nomor 27 juga akan terrhapus. Walaupun mungkin perusahaan ingin mempertahankan informasi pemasok tersebut di masa yang akan datang, desain tabel saat ini tidak memungkinkannya melakukan hal itu. Adanya anomali penghapusan ini tidak terlalu jelas, namun berpotensi menimbulkan masalah yang lebih serius daripada anomali pembaruan data
  • 21. dan anomali penyisipan. Desain basis data yang cacat, yang menghalangi penyisipan record atau mensyaratkan pengguna untuk melakukan pembaruan yang berlebihan dengan cepat meminta perhatian. Namun demikian, anomali penghapusan dapat tidak terdeteksi, dan penggunaannya mungkin tidak sadar akan hilangnya data – data penting sampai akhirnya sudah terlambat. Basis data yang strukturnya buruk dapat mengakibatkan hilangnya catatan akuntansi penting secara tidak sengaja, dan hancurnya jejak audit. Oleh karena itu, desain tabel basis data membawa implikasi control internal yang harus diketahui oleh para akuntan. Peraturan Normalisasi Data Proses normalisasi yang emeriksa ketergantungan penyebab anmali secara formal disebut kelompok berulang, ketergantungan dan keterrgantungan transitif yang disajikan dalam lampiran babini. Disini, pendekatan intuitif digunakan untuk menormalisasikan data. Dengan kata lain eliminasi ketiga anomali ini melibatkan sebuah proses yang secara sistematis memecah tabel – tabel kompleks menjadi tabel – tabel yang lebih kecil yang memenuhi dua kondisi : a. Semua atribut nonkunci dalam tabel itu bergantung pada kunci primer b. Seua atribut nonkunci tidak bergantung pada atribut nonkunci lainnya. Dengan kata lain, tabel 3NF adalah tabel yang kunci primernya mendefinisikan setiap atribut dalam tabel secara utuh dan unik. Selain itu, tidak ada atribut tabel yang didefinisikan oleh atribut lainnya selain kunci primer. Namun demikian, jika satu atau lebih atribut melanggar kondisi – kondisi ini, atribut tersebut harus digantikan dan ditempatkan dalam sebuah tabel terpisah dan ditetapkan satu kunci yang tepat. Membelah Tabel – tabel Yang Tidak Dinormalisasi Pada saat memeriksa figure 9-14, terlihat bahwa tidak semua atribut data berhubungan secara lois dengan kunci primer Nomor suku cadang. Kenyataannya, ada dua rangkaian data yang berbeda dalam tabel ini : data mengenai persediaan dan data mengenai pemasok. Atribut non kunci dari nama, alamat, dan nomor telepon, tidak bergantung pada (tidak didefinisikan oleh) Nomor Suku cadang. Sebaliknya, atribut – atribut ini bergantugn pada atribut nonkunci nomor pemasok. Solusinya adalah dengan memindahkan data pemasok dari tabel persediaan dan menempatkannya dalam sebuah tabel
  • 22. berpisah, yang diberi nama pemasok. Figur 9-15 menunjukkan dua tabel 3NF,persediaan dan pemasok bersama dengan tabel ketiga yang disebut suku cadang/pemasok, yang menghubungkan kedua tabel tersebut. Teknik penghubung ini akan dijelaskan kemudian. Menormalisasikan tabel – tabel akan menghilangkan ketiga anomali terseut. Pertama, anomali pembaruan data dipecahkan karena data mengenai setiap pemasok ditempatkan hanya pada satu lokasi-tabel pemasok. Setiap perubahan data tentang pemasok individual hanya dibuat satu kali, tanpa melihat jumlah item yang dipasoknya. Kedua, anomali penyisipan dipecahkan, karena pemasok – pemask baru bisa ditambahkan ke tabel pemasok, bahkan jika merkkea saat ini tidak memasok persediaan untukperusahaan. MIsalya, pemasok nomor 30 di dalam tabel itu tidak memasok satu pun persediaan dari basis data tidak akan menghapus secara tidak sengaja data pemasok, Karena data tersebut ditemaptkan secara independen dalam tabel – tabel yang berbeda. Menghubungkan Tabel – tabel yang Dinormalisasi Ketika tabel yang tidak dinormalisasikan dipecah menjadi tabel 3NF ganda, tabel – tabel harus dihubungkan sehingga data yang termuat di dalamnya dapat dikaitkan dan diakses oleh pengguna sistem. Tingkat asosiasi antara tabel – tabel yang dihasilkan (yaitu 1:1, 1:M, atay M:M) menentukan bentuk hubungannya. Tiga aturan penetapan kunci untuk menghubungkan tabel dibahas dibawah ini. Memasukkan Kunci Asosiasi 1:1. Ketika asosiasi 1:1 yang sejati terjadi antara tabel, salah satu (atau kedua) kunci primer dapat dilekatkan sebagai kunci luar di tabel terkait. Di sisi lain, ketika nilai kardanilitasnya yang lebih rendah adalah nol (1:0:1) struktur tabel yang lebih efisien dapat dicapai dengan menempatkan kunci primer tabel satu sisi (1:) pada tabel nol atau satu (:0,1) sebagai kunci luar. Dengan menggunakan contoh mobil karyawan/perusahaan dalam figure 9-11,pentingya penetapan kunci ini dapat terlihat lebih nyata. Sebagai ilustrasinya, balikkan peraturan tersebut dengan menempatkan kunci primer Mobil perusahaan (sisi 0) ke tabel karyawan (sisi 1). Karena kebanyakan karyawan tidak ditugasi dengan mobil perusahaan, maka kebanyakan kunci luar di tabel karyawan akan memiliki nilai nol (kososng). Meskipun pendekatan ini bisa dilaksanakan, ada beberapa
  • 23. maslaah teknis yang mungkin terjadi selama pencarian tabel. Penerapan peraturan penugasan kunci yang tepat akan mengatasi masalah ini karena semua catatan mobil perusahaan pasti ditugaskan ke karyawan dan tidak ada nolai nol yang akan muncul. Memasukkan asosiasi 1:M. Ketika asosiasi 1:M (atu 1:0:M) terjadi , kunci primer di sisi 1 dilekatkan ke tabel di sisi M. Untuk menunjukkan logika dari peraturan penugasan kunci ini, pertimbangakan kedua laternatif peraturan bisnis untuk pembelian persediaan dari pemasok. Peraturan bisnis 1 : Setiap pemasok memasok perusahaan dengan tiga (atau kurang) item persediaan yang berbeda namun setiap item hanya diapsok oleh satu pemasok. Peraturan bisnis yang tampaknya tidak realistis ini, namunmemungkinkan secara teknis, mendeskripsikan asosiasi 1:M (1:1,3) batas atas antara tabel persediaan dan tabel pemasok. Untuk menerapkan peraturan ini, para perancang perlu memodofikasi struktur tabel persediaan untuk memasukkan nomor pemasok seperti yang ilustrasikan dalam figure 9-16. Dengan pendekatan ini, setiap record dalam tabel persediaan akan berisi nilai dari field kunci pemasok yang memasok item tersebut. Sebaliknya, figure 9-17 menunjukkan bahwa struktur tabel mungkin kelihatan seakan – akan perancangnya membalikkan aturan penetapan kunci dengan menanamkan kunci nomor suku cadang dalam tabel pemaok. Perhatikan bahwa tabel pemasok sekarang berisis tiga field nomor suku cadang, masing – masing berhubungan dengan record dalam tabel persediaan. Hanya enghubung dengan nomor suku cadang 1,2 dan 3 yang ditampilkan. Walaupun teknik ini melanggar peraturan penetapan kunci, struktur tabel ini juga bisa digunakan. Struktur ini bisa digunakan karena batas atas dari sisi “banyak” (mary) asosiasi tersebut diketahui dan sangat kecil (terbatas hingga tiga). Bagaimana bentuk struktur ini jika kita mengasumsikan peraturan bisnis yang lebih realistis seperti dibawah ini? Peraturan Bisnis 2 : Setiap pemasok menyediakan sejumlah persediaan ke perusahaan, tetapi setiap item disedaiakn hanya oleh satu pemasok. Peaturan ini merupakan asosiasi 1:M yang sejati, di mana batas atas dari sisi “banyak” asosiasi itu tidak terkait. Dengan kata lain, pemasok mungkin hanya memasok satu item persediaan atau sepuluh ribu item. Berapa banyak field
  • 24. yang harus kita tambahkan ke struktur tabel pemasok agar dapat, melihat logika yang mendasari peraturan penetapan kunci 1:M. Struktur dalam figure 9-16 dapat tetap digunakan di bawah peraturan bisnis ini, sementara teknik yang di ilustrasikan dalam figur 9-17 tidak. Memasukkan Asosiasi M:M. Untuk menyajikan asosiasi M:M antara tabel, kita perlu membuat tabel penghubung. Tabel penghubung memiliki junci gabungan (komposit) yang terdiri atas kunci primer dari dua tabel yang berhubungan. Sekarang, lihatlah asosiasi dalam figure 9-15. Tabel – tabel ini mengilustrasikan asosiasi M:M yang dideskripsikan dengan peraturan bisnis berikut ini : Peraturan Bisnis M:M : Setiap pemasok menyediakan sejumlah persediaan ke perusahaan, dan setiap item dapat dipasok oleh satu atau beberapa pemasok. Akuntan dan Normalisasi Data Normalisasi basis data merupakan sebuah masalah teknis yang biasanya menjadi tanggung jawab seorang ahli atau professional sistem. Namun demikian normalisasi basis data memiliki implikasi untuk pengendalian internal yang menjadi perhatiaan akuntan juga. Walaupun kebanyakan akluntan tidak akan bertanggung jawab untuk menormalisasikan basis data organisasi, mereka harus memahami prosesnya dan mampu menentukan apakah table itu dinormalisasikan dengan benar atau tidak. Mendesain Basis Data Relasional Bagian ini membahas langkah-langkah yang terkait dalam pembuatan basis data relasional. Bagian awal biasanya mencakup banyak pekerjaan yang mengidentifikasi secara terperinci elemen-elemen utama dari sistem yang dikembangkan. Dengan latar belakang ini, ada 6 tahap utama dalam desain basis data. 1. Mengidentifikasi entitas 2. Membuat model data yang menunjukkan asosiasi entitas 3. Menambah kunci primer dan atribut ke model 4. Menormalisasi model data dan menambah kunci luar 5. Membuat basis data fisik 6. Menyiapkan tampilan pengguna.
  • 25. Mengidentifikasi Entitas Desain basis data dimulai dengan mengidentifikasi entitas organisasi dan membuat model data yang menunjukkan hubungannya. Hal ini mencakup analisis peraturan bisnis dan kebutuhan informasi dari semua pengguna. Fitur-fitur kunci yang berisi petunjuk entitas dalam sistem yang baru diusulkan adalah sebagai berikut: 1. Agen pembelian meninjau kembali laporan status persediaan untuk melihat item- item yang perlu dipesan kembali. 2. Agen memilih pemasok dan menyiapkan pesanan pembeliia online. 3. Agen mencetak salinan pesanan pembelian dan mengirimnya ke pemasok 4. Pemasok mengirim persediaan keperusahaan. Pada saat persediaan tiba, stap bagiaan penerimaan memeriksa persediaan dan menyiapkan laporan penerimaan online. Sistem computer secara otomatis memperbarui record persediaan. Entitas yang field harus memenuhi 2 kondisi berikut ini: Kondisi 1: enttas tersebut harus terdiri atas dua atau lebih pemunculan Kondisi 2: entitas tersebut harus mengkontribusikan menimal 1 atribut yang tidak disediakan oleh entitas lain. Setiap kandidat harus diuji dengan masing-masing kondisi tersebut untuk menghilangkan entitas yang salah. Agen Pembelian kita perlu menentukan data apa mengenai agen tersebut yang unik perihal perannya dalam kebutuhan penempatan pesanan. Perhatikan bahwa kita tidak mengacu pada data mengenai pesanan, namun data mengenai agen. Karena kita tidak memiliki infirmasi pada deskrpsi singkat sistem ini, kita akan mengasumsikan bahwa tidak ada data khusus yang dimasukkan. Oleh sebab iti, kandidat agen pembelian bukan merupakan entitas yang akan dimodel. Staf Penerimaan. Argumen yang sebelumya dapat diterapakan bagi entitas staf penerimaan. Dapat diasumsukan bahwa tidak ada data khusus mengenai staf ini yang perlu ditangkap sehingga memerlukan table khusus. Persediaan. Entitas oersediaan memenuhi kedua kondisi tersebut. Kita bisa secara logis mengasumsikan bahwa atribut yang mendefinisikan entita persediaan tidak tersedia pada table-tabel yang lain. Entitas persediaab adalah entitas sejati yang perlu domodel. Pemasok deskripsinya menyatakan bhawa banyak pemasok memasok persediaan, sehingga entitas pemasok memenuhi kondisi pertama. Entitas pemasok akan termasuk dalam model data.
  • 26. Laporan Status Persediaan. Laporan status persediaan adalah tampilan pengguna yang diperoleh dari entitas persediaan dan pemasok. Meskipun berisi pemunculan ganda ini bukanlah entitas karena tidak memenuhi kondidi 2. Akan tetpai, tampilan ini akan dianalisi dengan hati-hati untuk memastikan bahwa semua atribut yang dibutuhkan untuk hal ini termasuk dalam entitas yang sudah ada. Pesanan Pembelian. Pesanan pembeliaan langsung berhubungan dengan transaksi pembeliian. Semua transaksi adalah peristiwa yang unik yang harus ditangkap dalam basis data. Meskipun beberapa data pesana pembelian berkaitan dengan entitas yang ada dalam model ini, atribut-atribut lain yang khusus untuk peristiwa pembelian akan memerlukan satu atau beberoa entitas. Oleh sebab itu, tampilan ini perlu dimodel. Laporan Penerimaan. Status laporan penerimaan mirip dengan pesanan pembelian. Ini dibutuhkan untuk menangkap data transaksi khusu yang memerlukan entitas tambahan dan harus dimodel. Membuat Model Data Yang Menunjukkan Asosiasi Entitas Asosiasi menunjukkan peraturan bisnis. Kadang-kadang peraturan tersebut nyata dan sama untuk semua organisasi. Agar basis data dapat berfunngsi denagn baik, rancang sistem perlu memahami peraturan bisnis organisasi seta kebutuhan khusus dari pengguna individual. Peraturab bisnis yang mendasarinya dijelaskan dibawah ini : 1. Ada asosiasi 0,M:M antara entitas pembeliaan dan persediaan. Ini berarti bahwa setiap item persediaan bisa dipesan beberapa kali dalam periode bisnis tertentu. Pesanan pembelian yang sudah ditutup pada periode sebelumnya tentu sudah dipindahkan ketabel arsip, yang tidak ditunjukkan dalam contoh ini. 2. Ada asosiasi M:M antara entitas persediaan dan pemasok ini berarti bahwa satu atau beberapa pemasok menyediakan masing-masing item persediaan, dan setiap pemasok menyedikan satu atau beberapa item persediaan. 3. Ada asosiasi 1:0,M antara entitas pemasok dan pesana pembelian. Ini berarti bahwa dalam periode saat ini,setiap pemasok dapat menerima nol atau banyak pesanan pembelian, namun setiap pesaan hanya kesatu pemasok. 4. Ada asosiasi 1:1 antara entitas pembelian dan laporan penerimaan. Satu record laporan penerimaan mencerminkan tanda terima barangv tertentu dari satu record pesanan pembelian. Pesanan pembelian ganda tidak digabungkan dalam satu laporan penerimaan.
  • 27. 5. Asosiasi antara entitas lapora penerimaan dan persediaan adalah 0,M:M. ini berarti bahwa dalam periode tertentu, setiap item persediaan dapat diterima beberapa kali atau tidak sama sekali. Asosiasi banyak kebanyak ( M:M dan 0,M:M ) dalam model data perlu diatasi sebelum basis data fisik dibuat. Kita akan mengatasi masalah ini pada proses normalisasi. Menambahkan Kunci Primer dan Atribut ke Model Menambah Kunci Primer. Analis harus memilih kunci primer yang secara logis mendefinisikan atribut non kunci dan secara unik mengidentifikasi setiap kemunculan dalam entitas. Dengan mendesain secara hati-hati kode blok, kode kelompok, kode alfabetis dank ode memonik, kunci primer juga dapat memberikan informasi yang berguna mengenai sifat alami dari suatu entitas. Menambahkan Atribut. Atribut entitas diperoleh dan dimodel dari tampilan pengguna. Atribut yang ditetapkan untuk setiap entitas diperoleh dari tampilan pengguna pada pesanan pembelian dan laporan penerimaan dan laporan status persediaan yang telah dinormalisasi sebelumnya. Menormalisasi Model Data dan Menambahkan Kunci Luar Masalah normalisasi yang perlu diatasi adalah sebagai berikut: 1. Data kelompok yang berulang-ulang dalam pesanan pembelian. Ini berarti bahwa ketika pesanan pembelian tertentu berisi lebih dari satu item, maka nilai ganda akan perlu ditangkap untukl atribut ini. Untuk mengatasi masalah ini data kelompok yang berulang-ulang dipindahkan ke entitas perincian item pesanan pembelian. 2. Data kelompoj yang berulang-ulang dalam laporamn penerimaan. atribut nomor suku cadang, jumlah yang diterima, dank ode kondisi adalah kelompok yang berulang-ulang dalam entitas laporan penerimaan dan dipindahkan ke entitas baru yang disebut perincian item laporan penerimaan. 3. Ketergantungan transitif. Entitas pesanan pembelian dan laporan penerimaan berisi atrbut yang redundan dengan data yang ada dalam entitas persediaan dan pemasok. Redundansi ini terjadi karena ketergantungan transitif dalam entitas pesaanan pembelian dan laporan penerimaan Membuat Basis Data Fisik Setiap record dalam tabel perincian item laporan penerimaan menyajikan item individual dalam laporan penerimaan. tabel perincian item pesanan pembelian
  • 28. menggunakan kunci primer komposit dari nomor pesana pembelian dan nomor suku cadang untuk secara unki mengidentifikasi atribut jumlah pesanan. Langkah selanjutnya adalah membuat tabel-tabel fisik dan mengisinya dengan data. Hal ini mencakup langkah yang harus direncanakan dan dilaksanakan dengan hati- nati, dan bisa menghabiskan waktu beberapa bulan dalanm instalasi yang besar. Program-program yang perlu citulis untuk mentransfer data organisasi yang saat ini disimpan dalam file datar atau basis data warisan kedalam tabel relasional yang baru. Data yang saat ini disimpan dalam dokumen kertas akan perlu dimasukkan kedalam tabel basis data secara manual. Setelah ini dilakukan, tampilan pengguna dapat dibuat. Menyiapkan Tampilan Pengguna Tabel yang dinormalisasi harus cukup lengkap agar dapat mendukung tampilan dari semua pengguna sistem. Tampilan laporan penerimaan, pesanan pembelian, dan laporan status persediaan dibuat dengan cara ini juga. Sebagai ilustrasinya dibawah ini :  Perintah SELECT mengidentifikasi semua atribut yang terdapat dalam tampilan tersebut. Ketika atribut yang sama muncul pada lebihdari satu tabel (misalnya, nomor-suku-cabang), namatabel sumber juga harus disebutkan.  Perintah FROM mengidentifikasi tabel-tabel yang digunakan untuk membuat tampilan tersebut.  Perintah WHERE menunjukkan bagaimana baris-baris dalam tabel persediaan, tabel suku cabang – pemasok, dan tabel pemasok dicocokkan untuk membuat tampilan tersebut. Dalam hal ini, tiga tabel digabungkan secara aljabar berdasarkan kunci primer nomor – suku cadang dan nomor – pemasok.  Ekspresi ganda dapat dikaitkan dengan operator AND , OR, dan NOT. Dalam contoh ini, ekspresi terakhir menggunakan AND untuk membatasi record yang akan dipilih dengan ekspresi logis jumlah – yang – dimiliki ≤ titik pemesanan kembali. Perintah SPL akan disimpan dalam program penggunaan yang disebut query. Untuk melihat laporan status persediaan, agen pembelian menjalankan program query. Setiap kali hal ini dilakukan, query membangun t ampilan baru dengan data terbaru dari tabel persediaan dan pemasok. Dengan menyediakan permintaan dari masing-masing pengguna, bukannya mengizinkan akses ke tabel-tabel yang mendasari, pengguna dibatasi hanya ke data yang diberi otorisasi. Basis Data dalam Lingkungan Terdistribusi
  • 29. BAB 1 memperkenalkan konsep pemrosesan data terdistribusi (distributed data processing – DDP) sebagai sebuah alternatif untuk pendekatan tersentralisasi. Kebanyakan organisasi modern menggunakan bentuk pemrosesan distributive dan jejaring untuk memproses transaksi. Satu hal penting yang harus dipertimbangkan dalam merencanakan sebuah sistem terdistribusi adalah lokasi basis data organisasi. Basis data terdistribusi memiliki dua kategori : basis data terpartisi dan tereplikasi. Basis Data Tersentralisasi Berdasarkan pendekatan basis data tersentralisasi ( centralized data base), pengguna dari jarak jauh mengirim permintaan melalui terminal untuk data yang terdapat disitus central, yang memproses permintaan dan mengirimkan data kembali kepengguna. Situs central melakukan fungsi manager file yang melayani kebutuhan data dari para pengguna jarak jauh. Ada tiga keunggulan utama dari pendekatan basis data yang akan disajikan : pengurangan biaya penyimpanan data, pengapusan prosedur pembaruan ganda, danpembentukan kekinian data (file data perusahaan dengan tepat mencerminkan dampak dari transaksinya). Kekinian Data Dalam Lingkungan DDP Selama pemrosesan data, saldo akun melewati keadaan inkonsistensi sementara (temporary inconsistency) dimana nilainya dinyatakan secara tidak benar. Hal ini terjadi selama pelaksanaan setiap transaski akuntansi. Dalam lingkungan DDP, inkonsistensi sementara seperti itu dapat menghasilkan kerusakan permanen pada basis data. Pengunci Basis Data Untuk mendapatkan kekinian data, akses bersamaan ke elemen-elemen data individual dengan banyak situs perlu dicegah. Pemecahan masalah ini adalah dengan menggunakan pengunci basis data (basis data lockout), yaitu sebuah pengendali peranti lunak yang mencegah banyak akses secara bersamaan ke data. Basis Data Terdistribusi Basis data terdistribusi dapat didistribusikan dengan menggunakan tenik partisi atau replikasi (tiruan).
  • 30. Basis Data Terpartisi Pendekatan basis data terpartisi membagi basis data sentral dalam segmen atau partsisi yang didistribusikan ke para pengguna utama. Keunggulan pendekatan ini adalah :  Pengendalian penggunaan ditingkatkan karena data disimpan dalam situs- situs lokal.  Waktu tanggal pemrosesan transaksi diperbaiki dengan memungkinkan akses local ke data dan mengurami volume data yang harus ditransmisi diantara situs.  Basis data terpartisi dapat mengurangi potensi kehancuran. Dengan menetapkan dibeberapa situs, hilangnya sebuah situs tidak akan menghapus semua data yang diproses oleh organisasi. Pada situasi dimana para pengguna dari situs yang berbeda menggunakan data yang sama, masalah yang berkaitan dengan pendekatan sentralisasi juga bisa terjadi. Permintaan data dari situs-situs lainnya sekarang harus dikelola menurut pengguna utamanya. Fenomena jalan buntu. Dalam sebuah lingkungan terdistribusi, mungkin terjadi banyak situs akan saling mengunci, sehingga saling mencegah untuk memproses transaksinya. Jalan buntu (deadlock) terjadi karena ada sifat saling mengecualikan terhadap data, dan transaksi berada dalam status “menunggu” sampai semua kunci dipindahkan. Hal ini menyebabkan transaksi tidak diproses secara lengkap dan merusak basis data. Jalan buntu merupakan kondisi permanen yang harus dipecahkan oleh peranti lunak khusus yang menganalisis setiap kondisi jalan buntu untuk menentukan solusi terbaik. Karena hal ini dapat memengaruhi pemrosesan transaksi, akuntan harus mengetahui masalah-masalah yang berkaitan dengan resolusi jalan buntu. Resolusi jalan buntu. Pemecahan masalah jalan buntu biasanya akan mengorbankan satu atau dua transaksi. Transaksi-transaksi tersebut harus dihentikan untuk menyelesaikan pemrosesa transaksi lainnya dalam jalan buntu tersebut. Transaksi yang diselamatkan terlebih dahulu harus diulang kembali. Dalam transaksi yang diselamatkan terlebih dahulu, peranti lunak resolusi jalan buntu berusaha untuk meminimalkan total biaya untuk
  • 31. memecahkan jalan buntu tersebut. Walaupun untuk mengotomatisasikannya tidak mudah, beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keputusan ini adalah : 1. Sumber daya yang baru-baru ini di investasikan dalam transaksi tersebut. Hal ini dapat diukur dalam jumlah pembaruan transaksi yang telah dilakukan dan yang harus diulang jika transaksi tersebut dihapuskan. 2. Tahap penyelesaian transaksi. Secara umum, peranti lunak untuk resolusi jalan buntu akan mencegah penghapusan transaksi yang mendekati selesai. 3. Jumlah jalan buntu yang berkaitan dengan transaksi. Karena menghapus transaksi akan memecahkan semua keterlibatan jalan buntu peranti lunak itu harus berusaha untuk menghilangkan transaksi yang menjadi bagian lebih dari satu jalan buntu. Basis Data Tereplikasi Basis data tereplikasi (replicated data base) efektif untuk perusahaan yang tingkat penggunaan bersama untuk data-datanya tinggi, tetapi tidak ada pengguna utamajastifikasi utama untuk basis data tereplikasi adalah untuk mendukung permintaan data yang hanya untuk dibaca (read-only queries). Karena data direplikasi untuk setiap situs, akses data untuk tujuan permintaan data dapat dilakukan, selain itu penguncian dan penundaan karena lalu lintas jaringan dapat diminimalkan. Karena setiap situs hanya memproses transaksi local, atribut data bersama yang ditiru disetiap situs akan diperbarui oleh transaksi yang berbeda sehingga pada titik waktu tertentu, akan memiliki nilai berbeda dan unik. Pengendali Bersamaan Pengendali bersamaan adalah hadirnya data yang lengkap dan akurat di semua situs. Para perancang sistem harus menggunakan metode-metode untuk memastikan bahwa transaksi yang diproses disetiap situs secara akurat dicerminkan dalam basis data disitus-situs lainnya. Metode yang bisa digunakan untuk pengendali bersamaan adalah membuat urutan transaksi dengan time-stamping (pemberiancap waktu). Bagian kedua dari proses pengendali adalah member stempel waktu untuk setiap transaksi. Sebuah jam
  • 32. digunaka untuk menjaga semua situs, sebagian dengan wilayah waktu yang berbeda, dengan waktu logika yang sama. Basis Data Terdistribusi dan Akuntan Keputusan untuk mendistribusikan basis data adalah keputusan yang harus dipikirkan dnegan baik. Ada banytak masalah dan pertukaran yang harus dipertimbangkan. Sebagian pertanyaan paling dasar antara lain :  Apakah data harus diorganisasikan secara terpusat atau terdistribusi?  Jika yang diinginkan adalah distribusi data, basis data harus direplikasi atau dipartisi?  Jika direplikasi, basis data harus direplikasi seluruhnya tau sebagian saja yang direplikasikan?  Jika basis data akan dipartisi, bagaimana segmen-segmen data hrus dialokasikan di antara situs?
  • 33. DAFTAR PUSTAKA Putra, Yananto Mihadi. (2018). Sistem Manajemen Basis Data. Modul Kuliah Sistem Informasi Manajemen. FEB - Universitas Mercu Buana: Jakarta. http://kumpulanmakalahsim.blogspot.com/2014/05/sistem-manajemen-basis-data.html