SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 29
ASSALAMUALAIKUM WR.WB
HUBUNGAN STRUKTURAL DAN
FUNGSIONAL PEMERINTAH PUSAT
NAMA KELOMPOK
1. SITI FATONAH
2. SALSABILA AZ-ZAHRA
3. TUTUT LEDYA CHERIL
4. YENI IRMALA DEWI
5. SALSA FITRIANI
 A. Desentralisasi atau Otonomi Daerah
dalam Konteks Negara Kesatuan
Republik Indonesia
1. Desentralisasi
 Secara etimologis, istilah desentralisasi
berasal dari Bahasa Belanda, yaitu de
yang berarti lepas, dan centerum yang
berarti pusat. Desentralisasi adalah
sesuatu hal yang terlepas dari pusat.
Kelompok Anglo Saxon mendefinisikan
desentralisasi sebagai penyerahan wewenang
dari pemerintah pusat, baik kepada para
pejabat pusat yang ada di daerah yang disebut
dengan dekonsentrasi maupun kepada badan-
badan otonom daerah yang disebut devolusi.
Devolusi berarti sebagian kekuasaan diserahkan
kepada badan-badan politik di daerah yang
diikuti dengan penyerahan kekuasaan
sepenuhnya untuk mengambil keputusan baik
secara politis maupun secara administratif
 Kelompok Kontinental membedakan
desentralisasi menjadi dua bagian yaitu
desentralisasi jabatan atau desentralisasi
ketatanegaraan. Desentralisasi jabatan
adalah penyerahan kekuasaan dari atas ke
bawah dalam rangka kepegawaian guna
kelancaran pekerjaan semata.
Desentralisasi ketatanegaraan merupakan
pemberian kekuasaan untuk mengatur
daerah di dalam lingkungannya guna
mewujudkan asas demokrasi dalam
pemerintahan negara.
 Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang
dari pemerintah pusat kepada daerah otonom
sebagai wakil pemerintah atau perangkat pusat
di daerah dalam kerangka negara kesatuan.
 Menurut Amran Muslimin desentralisasi
dibedakan atas 3 (tiga) bagian.
 Desentralisasi kebudayaan,yakni pemberian hak
kepada golongan minoritas dalam masyarakarat
untuk menyelenggarakan kebudayaan sendiri,
seperti ritual kebudayaan.
 Desentralisasi politik, yakni pelimpahan
kewenangan dari pemerintah pusat yang
meliputi hak mengatur dan mengurus
kepentingan rumah tangga sendiri bagi badan-
badan politik di daerah yang dipilih oleh rakyat
dalam daerah-daerah tertentu.
 Desentralisasi fungsional, yaitu pemberian hak
kepada golongan-golongan tertentu untuk
mengurus segolongan kepentingan tertentu
dalam masyarakat baik terikat maupun tidak
pada suatu daerah tertentu, seperti mengurus
irigasi bagi petani.
Ada beberapa ahli dan ketentuan yang
memberikan pendapat tentang pengertian
otonomi daerah di antaranya sebagai berikut:
a. C. J. Franseen, otonomi daerah adalah hak untuk
mengatur urusan-urusan daerah dan
menyesuaikan peraturan-peraturan yang sudah
dibuat dengannya.
b. J. Wajong, otonomi daerah sebagai kebebasan
untuk memelihara dan memajukan kepentingan
khusus daerah dengan keuangan sendiri,
menentukan hukum sendiri dan pemerintahan
sendiri.
2. Otonomi Daerah
.
c.Ateng Syarifuddin, otonomi daerah sebagai
kebebasan atau kemandirian tetapi bukan
kemerdekaan. Namun kebebasan itu terbatas
karena merupakan perwujudan dari pemberian
kesempatan yang harus dipertanggungjawabkan.
 Menurut Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah, otonomi daerah
adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah
otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri
urusan pemerintahan dan kepentingan
masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
 Otonomi daerah adalah kewajiban yang
diberikan kepada daerah otonom untuk
mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat
setempat menurut aspirasi masyarakat. Tujuan
otonomi daerah adalah untuk meningkatkan
daya guna dan hasil guna penyelenggaraan
pemerintahan dalam rangka pelayanan
terhadap masyarakat dan pelaksanaan
pembangunan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
 Disimpulkan otonomi daerah adalah keleluasaan
dalam bentuk hak dan wewenang serta
kewajiban dan tanggung jawab badan
pemerintah daerah untuk mengatur dan
mengurus rumah tangganya sesuai keadaan dan
kemampuan daerahnya sebagai manifestasi dari
desentralisasi.
3. Otonomi Daerah dalam Konteks
Negara Kesatuan
 Otonomi daerah berarti daerah memiliki hak
mengatur dan mengurus rumah tangga
pemerintahan sendiri, baik jumlah, macam,
maupun bentuk pelayanan masyarakat sesuai
kebutuhan daerah masing-masing.
 Tujuan utama dikeluarkannya kebijakan
otonomi daerah antara lain membebaskan
pemerintahan pusat dari beban-beban yang
perlu dalam menangani urusan daerah.
4. Landasan Hukum Penerapan Otonomi Daerah
di Indonesia
Beberapa peraturan perundang-undangan yang
pernah dan masih berlaku dalam pelaksanaan
otonomi daerah di Indonesia adalah sebagai
berikut:
a.Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1945 tentang
Komite Nasional Daerah (KND).
b.Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1948 tentang
Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah.
c. Undang-Undang Negara Indonesia Timur Nomor
44 Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah
Indonesia Timur.
d. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1965 tentang
Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah.
e. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang
Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah.
f. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang
Pemerintahan Daerah.
g. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang
Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah
Pusat dan Daerah.
h. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah.
5. Nilai, Dimensi, dan Prinsip Otonomi Daerah di
Indonesia
Otonomi Daerah pada dasarnya adalah hak,
wewenang, dan kewajiban daerah otonom
untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat
setempat sesuai dengan peraturan. Terdapat
dua nilai dasar yang dikembangkan dalam
Undang-Undang Dasar Negara RI Tahun 1945
berkenaan dengan pelaksanaan desentralisasi
dan otonomi daerah di Indonesia.undang-
undangan.
a.Nilai Unitaris, yang diwujudkan dalam
pandangan bahwa Indonesia tidak mempunyai
kesatuan pemerintahan lain di dalamnya yang
bersifat negara (Eenheidstaat), yang berarti
kedaulatan yang melekat pada rakyat, bangsa,
dan negara Republik Indonesia tidak akan
terbagi di antara kesatuan-kesatuan
pemerintahan.
Titik berat pelaksanaan otonomi daerah adalah
pada daerah kabupaten/kota dengan beberapa
dasar pertimbangan sebagai berikut.
a. Dimensi Politik, kabupaten/kota dipandang
kurang mempunyai fanatisme kedaerahan
sehingga risiko gerakan separatisme dan
peluang berkembangnya aspirasi federalis
relatif minim.
b. Dimensi Administratif, kabupaten/kota adalah
daerah “ujung tombak” pelaksanaan
pembangunan sehingga kabupaten/kota-lah
yang lebih tahu kebutuhan dan potensi rakyat
di daerahnya.
Dalam pelaksanaan otonomi daerah, prinsip
otonomi daerah yang di-anut adalah nyata,
bertanggung jawab dan dinamis.
a.Nyata, otonomi secara nyata diperlukan sesuai
dengan situasi dan kondisi obyektif di daerah.
b.Bertanggung jawab, pemberian otonomi
diselaraskan/diupayakan untuk memperlancar
pembangunan di seluruh pelosok tanah air.
Selain itu terdapat lima prinsip dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah
1. Prinsip Kesatuan
Pelaksanaan otonomi daerah harus menunjang
aspirasi perjuangan rakya gunat memperkokoh
negara kesatuan dan mempertinggi tingkat
kesejahteraan masyarakat lokal.
2. Prinsip Riil dan Tanggung Jawab
Pemberian otonomi kepada daerah harus
merupakan otonomi yang nyata dan
bertanggung jawab bagi kepentingan seluruh
warga daerah
3. Prinsip Penyebaran
Asas desentralisasi perlu dilaksanakan dengan
asas dekonsentrasi. Caranya dengan
memberikan kemungkinan kepada masyarakat
untuk kreatif dalam membangun daerahnya.
4. Prinsip Keserasian
Pemberian otonomi kepada daerah
mengutamakan aspek keserasian dan tujuan di
samping aspek pendemokrasian.
5. Prinsip Pemberdayaan
Tujuan pemberian otonomi kepada daerah adalah
untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna
penyelenggaraan pemerintah di daerah,
terutama dalam aspek pembangunann dan
pelayanan kepada masyarakat serta untuk
meningkatkan pembinaan kestabilan politik dan
kesatuan bangsa.
B. Kedudukan dan Peran Pemerintah Pusat
 Pemerintah pusat dalam pelaksanaan otonomi
daerah, memiliki 3 (tiga) fungsi.
a. Fungsi Layanan (Servicing Function)
Fungsi pelayanan dilakukan dalam rangka
memenuhi kebutuhan masyarakat dengan cara
tidak diskriminatif dan tidak memberatkan serta
dengan kualitas yang sama.
b. Fungsi Pengaturan (Regulating Function)
Artinya, dalam membuat kebijakan lebih dinamis
yang mengatur kehidupan masyarakat dan sekaligus
meminimalkan intervensi negara dalam kehidupan
masyarakat.
 Ada enam fungsi pengaturan yang dimiliki
pemerintah.
1) Menyediakan infrastruktur ekonomi
2) Menyediakan barang dan jasa kolektif
3) Menjembatani konflik dalam masyarakat
4) Menjaga kompetisi
5) Menjamin akses minimal setiap individu kepada
barang dan jasa.
6). Menjaga stabilitas ekonomi
c. Fungsi Pemberdayaan
Pemerintah dalam fungsi ini hanya sebagai
fasilitator dan motivator untuk membantu
masyarakat menemukan jalan keluar dalam
menghadapi setiap persoalan hidup.
C. Kedudukan dan Peran Pemerintah Daerah
1. Kewenangan Pemerintah Daerah
medebewind adalahkeikutsertaan pemerintah
daerah untuk melaksanakan urusan pemerintah
yang kewenangannya lebih luas dan lebih tinggi di
daerah tersebut.
2. Daerah Khusus, Daerah Instimewa, dan Otonomi
Khusus
 Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 Pasal 18 B Ayat (1)
menyatakan negara mengakui dan
menghormati satuan-satuan pemerintahan
daerah yang bersifat khusus atau bersifat
istimewa yang diatur dengan Undang-
undang.
Pemerintahan daerah yang bersifat khusus ada 3
yaitu adalah:
a. Daerah Khusus Ibukota Jakarta
b. Daerah Istimewa Yogyakarta
c. Daerah Nanggroe Aceh Darussalam
d. Otonomi Khusus Papua
3. Perangkat Daerah sebagai Pelaksana Otonomi
Daerah
perangkat daerah dalam bentuk organisasi adalah
adanya urusan pemerintahan yang perlu ditangani.
Cakupan tugas yang meliputi sasaran tugas yang
harus diwujudkan, jenis dan banyaknya tugas;
luas wilayah kerja dan kondisi geografis; jumlah
dan kepadatan penduduk; potensi daerah yang
bertalian dengan urusan yang akan ditangani;
sarana dan prasarana penunjang tugas.
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
DPRD merupakan lembaga perwakilan rakyat
daerah dan berkedudukan sebagai unsur
penyelenggaraan pemerintahan daerah.
5. Proses Pemilihan Kepala Daerah
 Pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala
daerah yang memperoleh suara lebih dari 50 %
(lima puluh persen) jumlah suara sah ditetapkan
sebagai pasangan calon terpilih. Apabila
ketentuan tersebut tidak terpenuhi, pasangan
calon kepala daerah dan wakil kepala daerah yang
memperoleh suara lebih dari 25% (dua puluh lima
persen) dari jumlah suara sah, pasangan calon
yang perolehan suaranya terbesar dinyatakan
sebagai pasangan calon terpilih.
6. Peraturan Daerah (Perda)
Perda merupakan penjabaran lebih lanjut dari
peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi
dengan memperhatikan ciri khas masing-masing
daerah.
7. Keuangan Daerah
Penyelenggaraan fungsi pemerintahan daerah
akan terlaksana secara optimal apabila
penyelenggaraan urusan pemerintahan diikuti
dengan pemberian sumber-sumber penerimaan
yang cukup kepada daerah, dengan mengacu
kepada Undang-Undang yang mengatur
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat
dan Pemerintahan Daerah.
D. Hubungan Struktural dan Fungsional Pemerintah
Pusat dan Daerah
1. Hubungan Struktural Pemerintah Pusat dan
Daerah
 Dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia
terdapat dua cara yang dapat menghubungkan
antara pemerintah pusat dan pemeritah daerah.
Cara Pertama, disebut dengan sentralisasi, yakni
segala urusan, fungsi, tugas, dan wewenang
penyelenggaraan pemerintahan ada pada
pemerintah pusat yang pelaksanaannya dilakukan
secara dekonsentrasi. Cara kedua, dikenal sebagai
desentralisasi, yakni segala urusan, tugas, dan
wewenang pemerintahan diserahkan seluas-luasnya
kepada pemerintah daerah.
2. Hubungan Fungsional Pemerintah Pusat dan
Daerah
 Visi dan misi kedua lembaga ini, baik di tingkat
lokal maupun nasional adalah melindungi serta
memberi ruang kebebasan kepada daerah untuk
mengolah dan mengurus rumah tangga sendiri
berdasarkan kondisi dan kemampuan daerah.
SEKIAN DARI KAMI
TERIMAH KASIH
WASSALAMUALLAIKUM WR.WB

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Strategi Mengatasi Berbagai Ancaman terhadap IPOLEKSOSBUDHANKAM dalam Membang...
Strategi Mengatasi Berbagai Ancaman terhadap IPOLEKSOSBUDHANKAM dalam Membang...Strategi Mengatasi Berbagai Ancaman terhadap IPOLEKSOSBUDHANKAM dalam Membang...
Strategi Mengatasi Berbagai Ancaman terhadap IPOLEKSOSBUDHANKAM dalam Membang...
bulan purnama
 
Bentuk negara dan pemerintahan
Bentuk negara dan pemerintahanBentuk negara dan pemerintahan
Bentuk negara dan pemerintahan
Bayu Rizky Aditya
 
Dinamika penerapan demokrasi
Dinamika penerapan demokrasiDinamika penerapan demokrasi
Dinamika penerapan demokrasi
abd_
 
Demokrasi untuk pegangan siswa
Demokrasi untuk pegangan siswaDemokrasi untuk pegangan siswa
Demokrasi untuk pegangan siswa
nurulmarkhumah
 
Ancaman Terhadap Integrasi Nasional
Ancaman Terhadap Integrasi NasionalAncaman Terhadap Integrasi Nasional
Ancaman Terhadap Integrasi Nasional
Ekinanda Anggita
 
Bab 6 - Komitmen Kebangsaan Kolektif untuk Memperkuat NKRI.pptx
Bab 6 - Komitmen Kebangsaan Kolektif untuk Memperkuat NKRI.pptxBab 6 - Komitmen Kebangsaan Kolektif untuk Memperkuat NKRI.pptx
Bab 6 - Komitmen Kebangsaan Kolektif untuk Memperkuat NKRI.pptx
Ading15
 
KEDUDUKAN DAN FUNGSI LEMBAGA KEMNETERIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAN LPNK
KEDUDUKAN DAN FUNGSI LEMBAGA KEMNETERIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAN LPNKKEDUDUKAN DAN FUNGSI LEMBAGA KEMNETERIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAN LPNK
KEDUDUKAN DAN FUNGSI LEMBAGA KEMNETERIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAN LPNK
Muhamad Yogi
 
Peran Hakim Sebagai Pelaksana Kekuasaan Kehakiman
Peran Hakim Sebagai Pelaksana Kekuasaan KehakimanPeran Hakim Sebagai Pelaksana Kekuasaan Kehakiman
Peran Hakim Sebagai Pelaksana Kekuasaan Kehakiman
Vina Widya Putri
 

La actualidad más candente (20)

Negara Kesatuan Republik Indonesia
Negara Kesatuan Republik IndonesiaNegara Kesatuan Republik Indonesia
Negara Kesatuan Republik Indonesia
 
Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
Wilayah Negara Kesatuan Republik IndonesiaWilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
 
Strategi Mengatasi Berbagai Ancaman terhadap IPOLEKSOSBUDHANKAM dalam Membang...
Strategi Mengatasi Berbagai Ancaman terhadap IPOLEKSOSBUDHANKAM dalam Membang...Strategi Mengatasi Berbagai Ancaman terhadap IPOLEKSOSBUDHANKAM dalam Membang...
Strategi Mengatasi Berbagai Ancaman terhadap IPOLEKSOSBUDHANKAM dalam Membang...
 
Powerpoint Sistem Pemerintahan Indonesia
Powerpoint Sistem Pemerintahan IndonesiaPowerpoint Sistem Pemerintahan Indonesia
Powerpoint Sistem Pemerintahan Indonesia
 
Makalah pkn otonomi daerah
Makalah pkn otonomi daerahMakalah pkn otonomi daerah
Makalah pkn otonomi daerah
 
Pk persatuan dan kesatuan
Pk   persatuan dan kesatuanPk   persatuan dan kesatuan
Pk persatuan dan kesatuan
 
PKn Kelas X
PKn Kelas XPKn Kelas X
PKn Kelas X
 
Sistem pemerintahan
Sistem pemerintahanSistem pemerintahan
Sistem pemerintahan
 
Bentuk negara dan pemerintahan
Bentuk negara dan pemerintahanBentuk negara dan pemerintahan
Bentuk negara dan pemerintahan
 
Kewenangan Lembaga-lembaga Negara Menurut UUD NRI Tahun 1945
Kewenangan Lembaga-lembaga Negara Menurut UUD NRI Tahun 1945Kewenangan Lembaga-lembaga Negara Menurut UUD NRI Tahun 1945
Kewenangan Lembaga-lembaga Negara Menurut UUD NRI Tahun 1945
 
Sistem Pemerintahan Daerah
Sistem Pemerintahan DaerahSistem Pemerintahan Daerah
Sistem Pemerintahan Daerah
 
Kewenangan lembaga lembaga negara menurut uud 1945
Kewenangan lembaga lembaga negara menurut uud 1945Kewenangan lembaga lembaga negara menurut uud 1945
Kewenangan lembaga lembaga negara menurut uud 1945
 
Dinamika penerapan demokrasi
Dinamika penerapan demokrasiDinamika penerapan demokrasi
Dinamika penerapan demokrasi
 
Ppt Demokrasi Pancasila
Ppt Demokrasi PancasilaPpt Demokrasi Pancasila
Ppt Demokrasi Pancasila
 
Demokrasi untuk pegangan siswa
Demokrasi untuk pegangan siswaDemokrasi untuk pegangan siswa
Demokrasi untuk pegangan siswa
 
Ancaman Terhadap Integrasi Nasional
Ancaman Terhadap Integrasi NasionalAncaman Terhadap Integrasi Nasional
Ancaman Terhadap Integrasi Nasional
 
Bab 6 - Komitmen Kebangsaan Kolektif untuk Memperkuat NKRI.pptx
Bab 6 - Komitmen Kebangsaan Kolektif untuk Memperkuat NKRI.pptxBab 6 - Komitmen Kebangsaan Kolektif untuk Memperkuat NKRI.pptx
Bab 6 - Komitmen Kebangsaan Kolektif untuk Memperkuat NKRI.pptx
 
KEDUDUKAN DAN FUNGSI LEMBAGA KEMNETERIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAN LPNK
KEDUDUKAN DAN FUNGSI LEMBAGA KEMNETERIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAN LPNKKEDUDUKAN DAN FUNGSI LEMBAGA KEMNETERIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAN LPNK
KEDUDUKAN DAN FUNGSI LEMBAGA KEMNETERIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAN LPNK
 
PPT kesadaran berbangsa dan bernegara
PPT kesadaran berbangsa dan bernegaraPPT kesadaran berbangsa dan bernegara
PPT kesadaran berbangsa dan bernegara
 
Peran Hakim Sebagai Pelaksana Kekuasaan Kehakiman
Peran Hakim Sebagai Pelaksana Kekuasaan KehakimanPeran Hakim Sebagai Pelaksana Kekuasaan Kehakiman
Peran Hakim Sebagai Pelaksana Kekuasaan Kehakiman
 

Similar a Hubungan struktural dan fungsional pemerintah pusat

PKN KD.3.4 dan 4.4
PKN KD.3.4 dan 4.4PKN KD.3.4 dan 4.4
PKN KD.3.4 dan 4.4
Andi Widya
 
Pkn bab 4 a b harmonisasi pemerintah usat dan daerah
Pkn bab 4 a b harmonisasi pemerintah usat dan daerahPkn bab 4 a b harmonisasi pemerintah usat dan daerah
Pkn bab 4 a b harmonisasi pemerintah usat dan daerah
Scout Dan
 
Makalah o tonomi daerah
Makalah o tonomi daerahMakalah o tonomi daerah
Makalah o tonomi daerah
Yadhi Muqsith
 
Otonomi daerah dan demokrasi
Otonomi daerah dan demokrasiOtonomi daerah dan demokrasi
Otonomi daerah dan demokrasi
maneicon22
 
Tugas system komunikasi indonesia
Tugas system komunikasi indonesiaTugas system komunikasi indonesia
Tugas system komunikasi indonesia
indraagus
 

Similar a Hubungan struktural dan fungsional pemerintah pusat (20)

Harmonisasi pemerintah pusat dan daerah
Harmonisasi pemerintah pusat dan daerahHarmonisasi pemerintah pusat dan daerah
Harmonisasi pemerintah pusat dan daerah
 
Harmonisasi Pemerintah Pusat dan Daerah
Harmonisasi Pemerintah Pusat dan DaerahHarmonisasi Pemerintah Pusat dan Daerah
Harmonisasi Pemerintah Pusat dan Daerah
 
PKN KD.3.4 dan 4.4
PKN KD.3.4 dan 4.4PKN KD.3.4 dan 4.4
PKN KD.3.4 dan 4.4
 
Pkn bab 4 a b harmonisasi pemerintah usat dan daerah
Pkn bab 4 a b harmonisasi pemerintah usat dan daerahPkn bab 4 a b harmonisasi pemerintah usat dan daerah
Pkn bab 4 a b harmonisasi pemerintah usat dan daerah
 
Makalah o tonomi daerah
Makalah o tonomi daerahMakalah o tonomi daerah
Makalah o tonomi daerah
 
Pelaksanaan otonomi daerah
Pelaksanaan otonomi daerahPelaksanaan otonomi daerah
Pelaksanaan otonomi daerah
 
Otonomi Daerah di Indonesia
Otonomi Daerah di IndonesiaOtonomi Daerah di Indonesia
Otonomi Daerah di Indonesia
 
Otonomi daerah
Otonomi daerahOtonomi daerah
Otonomi daerah
 
Nama kelompok 4
Nama kelompok 4Nama kelompok 4
Nama kelompok 4
 
Makalah Hakikat Otonomi Daerah Bagus
Makalah Hakikat Otonomi Daerah BagusMakalah Hakikat Otonomi Daerah Bagus
Makalah Hakikat Otonomi Daerah Bagus
 
Presentasi ppkn
Presentasi ppknPresentasi ppkn
Presentasi ppkn
 
Desentralisasi dan otonomi
Desentralisasi dan otonomiDesentralisasi dan otonomi
Desentralisasi dan otonomi
 
Harmonisasi pemerintah pusat dan daerah ( kelas X bab 4 )
Harmonisasi pemerintah pusat dan daerah ( kelas X bab 4 )Harmonisasi pemerintah pusat dan daerah ( kelas X bab 4 )
Harmonisasi pemerintah pusat dan daerah ( kelas X bab 4 )
 
Otonomi daerah uraian
Otonomi daerah   uraianOtonomi daerah   uraian
Otonomi daerah uraian
 
Otonomi daerah
Otonomi daerahOtonomi daerah
Otonomi daerah
 
Makalah pkn
Makalah pknMakalah pkn
Makalah pkn
 
Otonomi daerah dan demokrasi
Otonomi daerah dan demokrasiOtonomi daerah dan demokrasi
Otonomi daerah dan demokrasi
 
Perekonomian Indonesia
Perekonomian IndonesiaPerekonomian Indonesia
Perekonomian Indonesia
 
Tugas system komunikasi indonesia
Tugas system komunikasi indonesiaTugas system komunikasi indonesia
Tugas system komunikasi indonesia
 
2784873.ppt
2784873.ppt2784873.ppt
2784873.ppt
 

Más de apotek agam farma

Más de apotek agam farma (20)

Tugas pak dr.agus stat
Tugas pak dr.agus statTugas pak dr.agus stat
Tugas pak dr.agus stat
 
Tugas beda kbk degan k 1994
Tugas beda kbk degan k 1994Tugas beda kbk degan k 1994
Tugas beda kbk degan k 1994
 
Tugas analisis kurikulum ppt
Tugas analisis kurikulum pptTugas analisis kurikulum ppt
Tugas analisis kurikulum ppt
 
Proposal tesis bab 1,2,3
Proposal tesis bab 1,2,3Proposal tesis bab 1,2,3
Proposal tesis bab 1,2,3
 
Manajemen pendidikan karakter santri
Manajemen pendidikan karakter santriManajemen pendidikan karakter santri
Manajemen pendidikan karakter santri
 
Makalah kurikulum ppt
Makalah kurikulum pptMakalah kurikulum ppt
Makalah kurikulum ppt
 
Makalah kurikulum ppt
Makalah kurikulum pptMakalah kurikulum ppt
Makalah kurikulum ppt
 
Makalah kurikulum kbk
Makalah kurikulum kbkMakalah kurikulum kbk
Makalah kurikulum kbk
 
Jurnal kurikulum
Jurnal kurikulumJurnal kurikulum
Jurnal kurikulum
 
Beda kurikulum 1994 dengan kbk
Beda kurikulum 1994 dengan kbkBeda kurikulum 1994 dengan kbk
Beda kurikulum 1994 dengan kbk
 
Analisis kurikulum
Analisis  kurikulumAnalisis  kurikulum
Analisis kurikulum
 
Tugas dr.hendri
Tugas dr.hendriTugas dr.hendri
Tugas dr.hendri
 
Presentasi manajemen organisasi
Presentasi manajemen organisasiPresentasi manajemen organisasi
Presentasi manajemen organisasi
 
Tugas analisis kurikulum ppt
Tugas analisis kurikulum pptTugas analisis kurikulum ppt
Tugas analisis kurikulum ppt
 
Makalah kurikulum ppt
Makalah kurikulum pptMakalah kurikulum ppt
Makalah kurikulum ppt
 
Jurnal kurikulum
Jurnal kurikulumJurnal kurikulum
Jurnal kurikulum
 
Analisis kurikulum
Analisis  kurikulumAnalisis  kurikulum
Analisis kurikulum
 
Korelasi
KorelasiKorelasi
Korelasi
 
Latihan 1 statistika
Latihan 1 statistikaLatihan 1 statistika
Latihan 1 statistika
 
Regresi
RegresiRegresi
Regresi
 

Último

Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 

Último (20)

PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 

Hubungan struktural dan fungsional pemerintah pusat

  • 1. ASSALAMUALAIKUM WR.WB HUBUNGAN STRUKTURAL DAN FUNGSIONAL PEMERINTAH PUSAT NAMA KELOMPOK 1. SITI FATONAH 2. SALSABILA AZ-ZAHRA 3. TUTUT LEDYA CHERIL 4. YENI IRMALA DEWI 5. SALSA FITRIANI
  • 2.  A. Desentralisasi atau Otonomi Daerah dalam Konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia 1. Desentralisasi  Secara etimologis, istilah desentralisasi berasal dari Bahasa Belanda, yaitu de yang berarti lepas, dan centerum yang berarti pusat. Desentralisasi adalah sesuatu hal yang terlepas dari pusat.
  • 3. Kelompok Anglo Saxon mendefinisikan desentralisasi sebagai penyerahan wewenang dari pemerintah pusat, baik kepada para pejabat pusat yang ada di daerah yang disebut dengan dekonsentrasi maupun kepada badan- badan otonom daerah yang disebut devolusi. Devolusi berarti sebagian kekuasaan diserahkan kepada badan-badan politik di daerah yang diikuti dengan penyerahan kekuasaan sepenuhnya untuk mengambil keputusan baik secara politis maupun secara administratif
  • 4.  Kelompok Kontinental membedakan desentralisasi menjadi dua bagian yaitu desentralisasi jabatan atau desentralisasi ketatanegaraan. Desentralisasi jabatan adalah penyerahan kekuasaan dari atas ke bawah dalam rangka kepegawaian guna kelancaran pekerjaan semata. Desentralisasi ketatanegaraan merupakan pemberian kekuasaan untuk mengatur daerah di dalam lingkungannya guna mewujudkan asas demokrasi dalam pemerintahan negara.
  • 5.  Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari pemerintah pusat kepada daerah otonom sebagai wakil pemerintah atau perangkat pusat di daerah dalam kerangka negara kesatuan.  Menurut Amran Muslimin desentralisasi dibedakan atas 3 (tiga) bagian.  Desentralisasi kebudayaan,yakni pemberian hak kepada golongan minoritas dalam masyarakarat untuk menyelenggarakan kebudayaan sendiri, seperti ritual kebudayaan.
  • 6.  Desentralisasi politik, yakni pelimpahan kewenangan dari pemerintah pusat yang meliputi hak mengatur dan mengurus kepentingan rumah tangga sendiri bagi badan- badan politik di daerah yang dipilih oleh rakyat dalam daerah-daerah tertentu.  Desentralisasi fungsional, yaitu pemberian hak kepada golongan-golongan tertentu untuk mengurus segolongan kepentingan tertentu dalam masyarakat baik terikat maupun tidak pada suatu daerah tertentu, seperti mengurus irigasi bagi petani.
  • 7. Ada beberapa ahli dan ketentuan yang memberikan pendapat tentang pengertian otonomi daerah di antaranya sebagai berikut: a. C. J. Franseen, otonomi daerah adalah hak untuk mengatur urusan-urusan daerah dan menyesuaikan peraturan-peraturan yang sudah dibuat dengannya. b. J. Wajong, otonomi daerah sebagai kebebasan untuk memelihara dan memajukan kepentingan khusus daerah dengan keuangan sendiri, menentukan hukum sendiri dan pemerintahan sendiri. 2. Otonomi Daerah .
  • 8. c.Ateng Syarifuddin, otonomi daerah sebagai kebebasan atau kemandirian tetapi bukan kemerdekaan. Namun kebebasan itu terbatas karena merupakan perwujudan dari pemberian kesempatan yang harus dipertanggungjawabkan.  Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat sesuai dengan peraturan perundang- undangan.
  • 9.  Otonomi daerah adalah kewajiban yang diberikan kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut aspirasi masyarakat. Tujuan otonomi daerah adalah untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka pelayanan terhadap masyarakat dan pelaksanaan pembangunan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
  • 10.  Disimpulkan otonomi daerah adalah keleluasaan dalam bentuk hak dan wewenang serta kewajiban dan tanggung jawab badan pemerintah daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sesuai keadaan dan kemampuan daerahnya sebagai manifestasi dari desentralisasi.
  • 11. 3. Otonomi Daerah dalam Konteks Negara Kesatuan  Otonomi daerah berarti daerah memiliki hak mengatur dan mengurus rumah tangga pemerintahan sendiri, baik jumlah, macam, maupun bentuk pelayanan masyarakat sesuai kebutuhan daerah masing-masing.  Tujuan utama dikeluarkannya kebijakan otonomi daerah antara lain membebaskan pemerintahan pusat dari beban-beban yang perlu dalam menangani urusan daerah.
  • 12. 4. Landasan Hukum Penerapan Otonomi Daerah di Indonesia Beberapa peraturan perundang-undangan yang pernah dan masih berlaku dalam pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia adalah sebagai berikut: a.Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1945 tentang Komite Nasional Daerah (KND). b.Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1948 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah. c. Undang-Undang Negara Indonesia Timur Nomor 44 Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Indonesia Timur.
  • 13. d. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1965 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah. e. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah. f. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah. g. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah. h. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
  • 14. 5. Nilai, Dimensi, dan Prinsip Otonomi Daerah di Indonesia Otonomi Daerah pada dasarnya adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan. Terdapat dua nilai dasar yang dikembangkan dalam Undang-Undang Dasar Negara RI Tahun 1945 berkenaan dengan pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah di Indonesia.undang- undangan.
  • 15. a.Nilai Unitaris, yang diwujudkan dalam pandangan bahwa Indonesia tidak mempunyai kesatuan pemerintahan lain di dalamnya yang bersifat negara (Eenheidstaat), yang berarti kedaulatan yang melekat pada rakyat, bangsa, dan negara Republik Indonesia tidak akan terbagi di antara kesatuan-kesatuan pemerintahan. Titik berat pelaksanaan otonomi daerah adalah pada daerah kabupaten/kota dengan beberapa dasar pertimbangan sebagai berikut.
  • 16. a. Dimensi Politik, kabupaten/kota dipandang kurang mempunyai fanatisme kedaerahan sehingga risiko gerakan separatisme dan peluang berkembangnya aspirasi federalis relatif minim. b. Dimensi Administratif, kabupaten/kota adalah daerah “ujung tombak” pelaksanaan pembangunan sehingga kabupaten/kota-lah yang lebih tahu kebutuhan dan potensi rakyat di daerahnya. Dalam pelaksanaan otonomi daerah, prinsip otonomi daerah yang di-anut adalah nyata, bertanggung jawab dan dinamis.
  • 17. a.Nyata, otonomi secara nyata diperlukan sesuai dengan situasi dan kondisi obyektif di daerah. b.Bertanggung jawab, pemberian otonomi diselaraskan/diupayakan untuk memperlancar pembangunan di seluruh pelosok tanah air. Selain itu terdapat lima prinsip dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah 1. Prinsip Kesatuan Pelaksanaan otonomi daerah harus menunjang aspirasi perjuangan rakya gunat memperkokoh negara kesatuan dan mempertinggi tingkat kesejahteraan masyarakat lokal.
  • 18. 2. Prinsip Riil dan Tanggung Jawab Pemberian otonomi kepada daerah harus merupakan otonomi yang nyata dan bertanggung jawab bagi kepentingan seluruh warga daerah 3. Prinsip Penyebaran Asas desentralisasi perlu dilaksanakan dengan asas dekonsentrasi. Caranya dengan memberikan kemungkinan kepada masyarakat untuk kreatif dalam membangun daerahnya.
  • 19. 4. Prinsip Keserasian Pemberian otonomi kepada daerah mengutamakan aspek keserasian dan tujuan di samping aspek pendemokrasian. 5. Prinsip Pemberdayaan Tujuan pemberian otonomi kepada daerah adalah untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan pemerintah di daerah, terutama dalam aspek pembangunann dan pelayanan kepada masyarakat serta untuk meningkatkan pembinaan kestabilan politik dan kesatuan bangsa.
  • 20. B. Kedudukan dan Peran Pemerintah Pusat  Pemerintah pusat dalam pelaksanaan otonomi daerah, memiliki 3 (tiga) fungsi. a. Fungsi Layanan (Servicing Function) Fungsi pelayanan dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat dengan cara tidak diskriminatif dan tidak memberatkan serta dengan kualitas yang sama. b. Fungsi Pengaturan (Regulating Function) Artinya, dalam membuat kebijakan lebih dinamis yang mengatur kehidupan masyarakat dan sekaligus meminimalkan intervensi negara dalam kehidupan masyarakat.
  • 21.  Ada enam fungsi pengaturan yang dimiliki pemerintah. 1) Menyediakan infrastruktur ekonomi 2) Menyediakan barang dan jasa kolektif 3) Menjembatani konflik dalam masyarakat 4) Menjaga kompetisi 5) Menjamin akses minimal setiap individu kepada barang dan jasa. 6). Menjaga stabilitas ekonomi
  • 22. c. Fungsi Pemberdayaan Pemerintah dalam fungsi ini hanya sebagai fasilitator dan motivator untuk membantu masyarakat menemukan jalan keluar dalam menghadapi setiap persoalan hidup. C. Kedudukan dan Peran Pemerintah Daerah 1. Kewenangan Pemerintah Daerah medebewind adalahkeikutsertaan pemerintah daerah untuk melaksanakan urusan pemerintah yang kewenangannya lebih luas dan lebih tinggi di daerah tersebut.
  • 23. 2. Daerah Khusus, Daerah Instimewa, dan Otonomi Khusus  Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 18 B Ayat (1) menyatakan negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah yang bersifat khusus atau bersifat istimewa yang diatur dengan Undang- undang.
  • 24. Pemerintahan daerah yang bersifat khusus ada 3 yaitu adalah: a. Daerah Khusus Ibukota Jakarta b. Daerah Istimewa Yogyakarta c. Daerah Nanggroe Aceh Darussalam d. Otonomi Khusus Papua 3. Perangkat Daerah sebagai Pelaksana Otonomi Daerah perangkat daerah dalam bentuk organisasi adalah adanya urusan pemerintahan yang perlu ditangani.
  • 25. Cakupan tugas yang meliputi sasaran tugas yang harus diwujudkan, jenis dan banyaknya tugas; luas wilayah kerja dan kondisi geografis; jumlah dan kepadatan penduduk; potensi daerah yang bertalian dengan urusan yang akan ditangani; sarana dan prasarana penunjang tugas. 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DPRD merupakan lembaga perwakilan rakyat daerah dan berkedudukan sebagai unsur penyelenggaraan pemerintahan daerah.
  • 26. 5. Proses Pemilihan Kepala Daerah  Pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah yang memperoleh suara lebih dari 50 % (lima puluh persen) jumlah suara sah ditetapkan sebagai pasangan calon terpilih. Apabila ketentuan tersebut tidak terpenuhi, pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah yang memperoleh suara lebih dari 25% (dua puluh lima persen) dari jumlah suara sah, pasangan calon yang perolehan suaranya terbesar dinyatakan sebagai pasangan calon terpilih.
  • 27. 6. Peraturan Daerah (Perda) Perda merupakan penjabaran lebih lanjut dari peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi dengan memperhatikan ciri khas masing-masing daerah. 7. Keuangan Daerah Penyelenggaraan fungsi pemerintahan daerah akan terlaksana secara optimal apabila penyelenggaraan urusan pemerintahan diikuti dengan pemberian sumber-sumber penerimaan yang cukup kepada daerah, dengan mengacu kepada Undang-Undang yang mengatur Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah.
  • 28. D. Hubungan Struktural dan Fungsional Pemerintah Pusat dan Daerah 1. Hubungan Struktural Pemerintah Pusat dan Daerah  Dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia terdapat dua cara yang dapat menghubungkan antara pemerintah pusat dan pemeritah daerah. Cara Pertama, disebut dengan sentralisasi, yakni segala urusan, fungsi, tugas, dan wewenang penyelenggaraan pemerintahan ada pada pemerintah pusat yang pelaksanaannya dilakukan secara dekonsentrasi. Cara kedua, dikenal sebagai desentralisasi, yakni segala urusan, tugas, dan wewenang pemerintahan diserahkan seluas-luasnya kepada pemerintah daerah.
  • 29. 2. Hubungan Fungsional Pemerintah Pusat dan Daerah  Visi dan misi kedua lembaga ini, baik di tingkat lokal maupun nasional adalah melindungi serta memberi ruang kebebasan kepada daerah untuk mengolah dan mengurus rumah tangga sendiri berdasarkan kondisi dan kemampuan daerah. SEKIAN DARI KAMI TERIMAH KASIH WASSALAMUALLAIKUM WR.WB