1. TUGAS
PERBEDAAN KURIKULUM 1994 DENGAN
KURIKULUM 1999 (KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI)
SERTA
PENGEMBANGAN(PROSES) DAN PERKEMBANGAN(HASIL)
DOSEN :PRO.DR.MARZUKINOOR,M.SI
NAMA MAHASISWA:MAILAN BASTARI
NPM:17.11.62.030
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS BANDAR LAMPUNG
2018
2. PEMBAHASAN
A. Definisi Kurikulum
Banyak orang yang menganggap kurikulum berkaitan dengan bahan ajar atau buku-buku
pelajaran yang harus dimiliki anak didik, sehingga perubahan kurikulum identik dengan
perubahan buku pelajaran. Persoalan kurikulum bukan hanya persoalan buku pelajaran akan
tetapi banyak persoalan lainnya termasuk persoalan arah dan tujuan pendidikan, persoalan materi
pendidikan, persoalan materi pelajaran serta persoalan-persoalan lainnya yang terkait dengan hal
itu.
Istilah kurikulum pertama kali digunakan pada dunia olahraga pada zaman yunani kuno, yang
berasal dari kata curir dan curere. Pada waktu itu kurikulum diartikan sebagai jarak yang harus
ditempuh oleh pelari.
Print memandang sebuah kurikulum meliputi perencanaan pengalaman belajar, program sebuah
lembaga pendidikan yang diwujudkan dalam sebuah dokumen serta hasil dari implementasi
dokumen yang telah disusun. Dari penelusuran konsep, pada dasarnya kurikulum mempunyai 3
dimensi pengertian yaitu, kurikulum sebagai mata pelajaran, kurikulum sebagai pengalaman
belajar, dan kurikulum sebagai perencanaan program pembelajaran.
Dari berbagai pengertian kurikulum, dapat disimpulkan bahwa “Kurikulum adalah suatu usaha
terencana dan terorganisir untuk menciptakan suatu pengalaman belajar pada siswa dibawah
tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan untuk mencapai suatu tujuan.
B. Konsep Dasar Kurikulum
Kurikulum ini merupakan pengembangan dari kurikulum sebelumnya dengan dasar kurikulum
1984 pada kurikulum 1994 muncul istilah CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif). Kegiatan belajar
cenderung didalam kelas, mengejar target berupa materi yang harus dikuasai, berorientasi
kognitif. Yang dilaksanakan sesuai dengan Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
Menurut UU tersebut, pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa berbudi luhur, memiliki keterampilan dan pengetahuan, sehat
jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan.
Jika ditelaah dengan cermat, dapat dipahami bahwa kurikulum 1994 yang menekankan aspek
kebermaknaan merupakan perbaikan atau penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya yang
menggunakan model pembelajaran CBSA. Inti pokok persamaan yang dapat dilihat adalah
bahwa :
1. Siswa mendapat subyek yang berperan aktif dalam melakukan tindak pembelajaran
2. Tindak pembelajaran lebih menggunakan proses dari pada produk
3. 3. Kesalahan yang dilakukan siswa dalam memahami dan atau melakukan proses pembelajaran
tidak dianggap sebagai kegagalan namun dianggap sebagai bagian dari proses pembelajaran.
Perbedaannya adalah kurikulum 1994 menekankan unsur atau asaz kebermaknaan sedangkan
CBSA menekankan keaktifan siswa. Pada kurikulum 1994, pendidikan dasar diwajibkan menjadi
9 tahun (SD dan SMP). Berdasarkan strukturnya, kurikulum 1994 berusaha menyatuka
kurikulum sebelumnya, yaitu kurikulum 1975 dengan pendekatan tujuan dan kurikulum 1994
dengan tujuan pendekatan proses.
C. Karakteristik Kurikulum
Karakteristik kurikulum 1994 yang disebut juga kurikulum cara belajar siswa aktif (CBSA)
adalah sebagai berikut :
1. Keterlibatan intelektual, emosional siswa dalam proses belajar mengajar.
2. Terjadi asimilasi dan akomodasi kognitif dalam pencapaian pengetahuan, perbuatan serta
pengalaman langsung terhadap balikan (feedback) dalam pembentukan keterampilan.
3. Penghayatan serta internalisasi nilai-nilai dalam bentuk sikap.
D. Ciri-Ciri Kurikulum 1994
Terdapat cirri-ciri yang menonjol pada kurikulum 1994, di antaranya sebagai berikut :
1. Pembagian tahapan pelajaran di sekolah dengan system caturwulan.
2. Pembelajaran disekolah lebih menekankan materi pelajaran yang cukup padat.
3. Bersifat populis, yaitu memberlakukan satu sistem kurikulum untuk semua siswa diseluruh
Indonesia.
4. Dalam pelaksanaan kegiatan, guru memilih dan menggunakan strategi yang melibatkan siswa
aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik dan sosial.
5. Dalam pengajaran suatu mata pelajaran hendaknya disesuaikan dengan kekhasan
konsep/pokok bahasan dan perkembangan berpikr siswa.
6. Pengajaran dari hal yang konkrit ke hal yang abstrak, dari hal yang mudah ke hal yang sulit,
dari hal yang sederhana ke hal yang kompleks.
7. Pengulangan-pengulangan materi yang dianggap sulit perlu dilakukan untuk pemantapan
pemahaman siswa.
E. Tujuan Kurikulum
Tujuan umum yaitu mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan
didalam kehidupan dan di dunia yang selalu berkembang melalui latihan bertindak atas dasar
pemikiran secara logis, rasional, kritis, jujur, cermat, efektif dan efisien. Salah satu kegiatan yang
memungkinkan agar tujuan tersebut bias tercapai adalh siswa diharapkan mau mengikuti ajang
kompetisi dalam bidang matematika, baik di dalam kota maupun di luar kota, bahkan
memungkinkan siswa diikutsertakan dalam ajang kompetisi di luar negeri.
4. F. Kelemahan Kurikulum 1994
• Beban belajar siswa terlalu berat karena banyaknya mata pelajaran dan banyaknya materi setiap
mata pelajaran.
• Materi pelajaran dianggap terlalu sukar karena kurang relevan dengan tingkat perkembangan
berpikir siswa, dan kurarang bermakna karena kurang terkait dengan aplikasi kehidupan sehari-
hari.
KESIMPULAN
Istilah kurikulum berasal dari dunia olah raga pada zaman Yunani Kuno. Curir dalam bahasa
Yunani Kuno berarti “pelari” dan Curere artinya “tempat berpacu”. Kemudian diartikan “jarak
yang harus ditempuh” oleh pelari. Kurikulum dalam dunia pendidikan dianalogkan sebagai arena
tempat berlari peserta didik untuk mencapai finis berupa ijazah. Secara umu kurikulum berarti
Kurikulum dipahami sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu
Filosofis kurikulum 1994 yaitu struktur keilmuan yang menghasilkan mata pelajaran dengan
tujuan agar siswa menguasai materi yang tercantum dalam GBPP. Pada kurikulum 1994 ini
substansi materi semuanya ditentukan oleh pemerintah. Metode yang digunakan dalam proses
belajar mengajar dengan ceramah. Tetapi pada kurikulum ini siswa belum dituntut untuk
berperan aktif dalam proses belajar mengajar sehingga guru dipandang sebagai sumber belajar
utama bukan sebagai fasilitator.
DAFTAR PUSTAKA
http://trimariya.wordpress.com/2008/12/23/perbandingan-kurikulum-1994-dan-kurikulum-
kbkserta-implikasi-dalam-pembelajaran-di-kelas/
Sugiono, H.,2010,Pengantar Ilmu Pendidikan, Suraabaya,CV. Bintang.
5. KURIKULUM 2004 DAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (KBK))
a.Pengembangan Kurikulum 2004:
- Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal.
- Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman.
- Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi.
- Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur
edukatif.Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau penc
apaiansuatu kompetensi.
b. Perkembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi
-