SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 26
Tugas Perspektif Global
 AIDIANTO 
AZLINA 
MARTA MARISA SUSILA 
 SRI WAHYUNI 
YENI DELVIRA 
823071924 
823389972 
823390146 
823467743 
823390139
Negara yang 
terbelakang 
Negara maju 
Negara 
Negara yang 
sedang 
berkembang 
Negara di 
Afrika 
Negara di 
Amerika Latin 
Negara di Asia 
Mesir 
Maroko 
Afrika Selatan 
Negara Asia 
Tenggara 
 Eropa Barat 
Amerika 
Utara
 Perbedaan dan pembedaan 
kategori antara kelompok negara 
terbelakang dan negara yang 
sedang berkembang serta dengan 
negara yang maju, terletak pada 
kualitas SDM-nya. 
 Kualitas SDM dalam kemampuan 
menguasai dan menerapkan 
IPTEK, tercermin kondisi sosial 
(kesehatan, demografi), budaya 
(kebodohan), ekonomi (miskin, 
kaya) dan kemampuan 
memanfaatkan SDA serta 
lingkungannya 
 Konsep ‘sumber daya dibatasi 
secara budaya’ (culturally defined 
resources)
 Negara-bangsa dan masyarakat yang 
hanya memiliki SDA yang terbatas, 
mampu memanfaatkan sumber daya 
yang terbatas 
 Pengelompokkan negara, bangsa dan 
masyarakat yang terbelakang, sedang 
berkembang dan maju, terutama bagi 
yang berpredikat negara maju, tidak 
berarti bahwa dapat memenuhi 
segala kehidupannya sendiri 
 Harus memerlukan ‘sesuatu’ dari 
pihak, negara, bangsa dan 
masyarakat lain 
 Negara maju, bahan mentah atau 
bahan dasar yang diprosesnya tidak 
selalu tersedia di dalam negerinya 
sendiri, ke dalamnya termasuk 
kebutuhan energi
 Barang industri yang diproduksi 
negara maju tidak akan 
seluruhnya dikonsumsi sendiri, 
bahkan sebagian besar harus 
dipasarkan 
 Sehingga dibutuhkan pasar untuk 
melemparkan barang hasil industri 
 Akan terbentuk jaringan dan 
jalinan yang disebut ‘saling 
ketergantungan’ (interdependensi) 
 Jaringan, jalinan dan mekanisme 
ini merupakan salah satu 
fenomena global positif 
antarnegara di dunia 
 Saling ketergantungan, tidak 
hanya di bidang ekonomi, 
melainkan juga di bidang sosial, 
budaya dan politik
 dalam bidang kesehatan, olahraga, 
kesenian ilmu pengetahuan, 
teknologi, pemerintahan, kedaulatan 
rakyat, HAM, dll menjadi tuntutan 
bagi teriptanya masyarakat global 
yang selaras, serasi serta seimbang 
 Indonesia memiliki keunggulan 
(advantage) di bidang tertentu, namun 
juga memiliki kelemahan 
(disadvantage) di bidang lainnya 
 Karenanya Indonesia memerlukan 
bantuan dari negara sahabat dan 
tetangga, namun juga dapat 
menyumbangkan sesuatu kepada 
negara-negara lain sesuai dengan 
kemampuan yang kita miliki 
 Disinilah kedudukan dan makna 
saling ketergantungan bagi warga 
global yang makin lama akan makin 
berkembang
 Saling ketergantungan yang 
harmonis dan seimbang antara 
bangsa, negara serta masyarakat, 
merupakan harapan yang ideal 
 kenyataannya, di antara negara, 
bangsa dan masyarakat yang 
terbelakang serta sedang 
berkembang dengan negara, 
bangsa dan msyarakat yang telah 
maju, merupakan dua kutub antara 
yang lemah dan yang kuat, atau 
antara yang dikuasai 
(Subordinasi) dengan yang 
menguasai (superioritas) 
 Adanya kelompok negara, bangsa 
dan masyarakat yang kuat-berkuasa 
dengan yang lemah-dikuasai 
menjadi hambatan untuk 
menciptakan suasana yang 
harmonis-seimbang, bahkan yang 
terjadi justru suasana konflik
 Perbendaan kepentingan dan 
upaya mempertahankan ‘status 
quo’ dari pihak yang kuat dan 
memikili kekuasaan, suasana 
konflik ini berkelanjutan, tidak 
jarang menimbulkan perang panas 
yang mengganggu perdamaian 
 Sejak Sumpah Pemuda 28 
Oktober 1928 mengikrarkan ‘Satu 
Nusa, Satu Bangsa, Satu Bahasa, 
Satu Tanah Air, Indonesia’ 
 Setelah Indonesia memiliki 
kedaulatan sendiri, ‘Bhinneka 
Tunggal Ika’ dijadikan sebagai 
lambang persatuan-kesatuan dari 
kondisi Indonesia yang majemuk 
suku bangsa, adat, agama maupun 
tingkat kemampuan ekonominya
 Diperkuat oleh Pancasila sebagai 
filsafat bangsa dan negara, secara 
ideal, konflik dan perpecahan 
bangsa tidak perlu terjadi 
 Namun dalam perjalanan sejarah 
sejak kemerdekaan sampai saat ini 
bahkan mungkin di hari-hari 
mendatang, nilai Bhinneka 
Tunggal Ika, persatuan-kesatuan 
itu selalu mendapat ujian dan 
cobaan. 
 Prasangka yang mengarah pada 
konflik merupakan ancaman 
terhadap persatuan dan kesatuan 
 Hal ini karena pengaruh-pengaruh 
kepentingan individu, kelompok, 
bangsa, antarbangsa, bahkan elite 
tingkat global 
 Karena perbedaan kepentingan 
elite tertentu menyebabkan 
terjadinya konflik
 Kepentingan menyejahterahkan 
masyarakat terabaikan demi 
mempertahankan kepentingan 
elite yang merupakan kelompok 
kecil di tengah masyarakat luas 
 Sehingga suasana tidak menentu 
yang mengganggu persatuan-kesatuan 
bangsa, dan 
membahayakan eksistensi bangsa 
dalam jangka panjang, khususnya 
bangsa Indonesia 
 Penduduk yang terus meningkat, 
banyak hal yang harus 
diperhatikan dan diperhitungkan 
yaitu dari pihak penduduk sendiri 
maupun dari pihak lingkungan 
 Dari pihak penduduk; harus 
diperhatikan kebutuhan 
aspirasinya yang juga pasti 
mengalami pertumbuhan
 Lingkungan; sebagai tempat 
tinggal dan kegiatan serta sumber 
daya juga diperhitungkan 
kemampuan dan daya 
tampungnya 
 Kebutuhan penduduk yang 
majemuk (multi aspek) secara 
kuantitatif maupun kualitatif akan 
terus tumbuh dan berkembang 
 Pertumbuhan dan perkembangan 
itu tidak terlepas dari pengaruh 
kontak antarmanusia pada lingkup 
lokal, nasional dan regional 
bahkan global 
 Kontak antar manusia secara 
langsung melalui interaksi sosial 
dan alat transportasi dari kawasan 
ke kawasan lainnya, 
meningkatkan kebutuhan ekonomi 
serta nonekonomi
 Kebutuhan ekonomi setidaknya 
meliputi pangan, sandang, 
kendaraan dan papan 
 Kebutuhan sandang, tidak hanya 
terbatas pada bahannya, 
melainkan juga menyangkut jenis 
yang dipengaruhi oleh 
perkembangan mode 
 Kebutuhan pangan, tidak hanya 
terikat makanan tradisional 
setempat, melainkan juga jenis 
makanan mengglobal yang 
dikelola perusahaan seperti Mac 
Donald, Burger King, Kentucky 
Fried Chicken, Pizza Hut, dll 
 Kebutuhan yang menuntut 
kecepatan, sehingga kendaraan 
bermotor juga menjadi kebutuhan 
primer yang tidak dapat diabaikan
 Kebutuhan penduduk sesuai 
dengan martabat manusia yang 
wajar, tidak terpisahkan dari 
rumah yang memenuhi syarat 
kesehatan 
 Persoalan perumahan belum 
terpenuhi terutama masyarakat 
miskin di dunia termasuk 
Indonesia 
 David Macarov; …., seperlima 
dari ras umat manusia hidup 
dalam kemiskinan yang 
memprihatinkan (acute), dan 
sampai sekitar 40% dari penduduk 
dunia tidak memiliki kehidupan 
yang wajar (standar) yang 
meliputi kecukupan pangan, 
persediaan air yang aman dan 
memadai, tempat berlindung yang 
memenuhi syarat, dan kesempatan 
yang terjamin terhadap pelayanan 
pendidikan dan pemeliharaan 
kesehatan (H.F. Didsbury:1996:57)
 Dengan demikian, kemiskinan 
yang dialami umat manusia 
merupakan masalah global, 40% 
peduduk dunia ada dalam tingkat 
miskin yang serius, martabat 
kemanusiaan yang 
mengkhawatirkan, terutama 
pangan, persediaan air dan papan 
 Kontak antarmanusia yang tidak 
langsung melalui media 
informasi, juga meningkatkan 
aspirasi penduduk terhadap 
kebutuhan hidup nonekonomi 
yang meliputi pendidikan, 
kesehatan, rekreasi, dll. 
 Bagi masyarakat ekonomi kuat, 
pemenuhan aspirasi tersebut tidak 
menjadi masalah, namun bagi 
masyarakat miskin, jangankan 
memenuhi aspirasi yang tarafnya 
tinggi, untuk memenuhi 
kebutuhan dasar (basic needs) 
masih sangat sukar dicapai
 Kenyataan tersebut merupakan 
masalah kemanusiaan yang harus 
mendapat perhatian, terutama dari 
mereka yang membuat dan 
mengambil kebijakan serta 
keputusan 
 Kebutuhan penduduk (ekonomi 
dan nonekonomi) termasuk 
aspirasinya menuntut tempat serta 
sumber daya untuk menjaminnya. 
 Ditinjau dari dua sisi; kebutuhan 
dengan aspirasi di satu sisi, 
sedangkan lingkungan dengan 
sumber daya di sisi yang lainnya, 
dapat dihadapkan pada suatu 
kesenjangan 
 Kebutuhan dan aspirasi penduduk 
cenderung hampir tidak ada 
batasnya, sedangkan lingkungan 
dan sumber daya memiliki daya 
dukung yang terbatas
 Oleh karena itu, jika tidak 
diperhitungkan, direncanakan, dan 
dikelola dengan baik, akan 
menimbulkan kesenjangan (sosial, 
ekonomi dan lingkungan) 
 Kesenjangan sosial berupa tingkat 
kesehatan dan pedidikan yang 
rendah, kriminalitas yang tinggi 
 Kesenjangan ekonomi berupa 
kemiskinan, kelaparan, 
pengangguran, gelandangan dll. 
 Kesenjangan lingkungan berupa 
pencemaran lingkungan alam, 
banjir, kekeringan, tanah longsor, 
 Berbagai kesenjangan tersebut 
dewasa ini bukan lagi hanya 
masalah nasional dan regional, 
namun telah menjadi masalah 
global
 Hubungan pertumbuhan 
penduduk dengan segala 
kebutuhan dan aspirasi termasuk 
interaksi sosial serta pemanfaatan 
sumber daya lingkungannya, baik 
melalui alam pikiran masyarakat 
maupun perundang-undangan, 
terdapat nilai, norma, peraturan 
serta hukum yang menjaga 
keserasian dan keseimbangan 
 Namun, karena tuntutan 
kebutuhan dan aspirasi yang 
berkembang cepat, maka nilai, 
norma, peraturan serta hukum 
telah tidak mampu 
mengakomodasi tuntutan tersebut 
 Fenomena pergeseran khususnya 
pergeseran nilai dan norma tidak 
dapat dihindarkan
 Kontak antar manusia yang makin 
intensif, arus informasi yang 
makin cepat, menjadi faktor 
pendorong pergeseran nilai dan 
norma itu 
 Dalam suasana demikian, dituntut 
pemikiran dan gagasan baru untuk 
mengantisipasi serta 
mengakomodasinya 
 Memutlakan suatu nilai, norma, 
peraturan dan hukum untuk 
berlaku dalam segala jaman serta 
keadaan, merupakan ketetapan 
yang tidak sesuai dengan 
perkembangan tuntutan 
 Sebagai makhluk ciptaan Tuhan, 
memiliki martabat selaku pribadi, 
anggota keluarga dan masyarakat, 
warna negara-bangsa, maupun 
warga dunia, memiliki hak dasar 
sesuai martabatnya
 Hak dasar itu dikonsepkan 
sebagai Hak Asasi Manusia 
(HAM) 
 HAM meliputi aspek yang luas. 
Dalam hal ini lebih memberi 
penekanan pada Hak-Hak Asasi 
Manusia dalam Masyarakat Dunia 
seperti yang disunting T. Mulia 
Lubis (1993) 
 Merupakan kenyataan bahwa 
anggota masyarakat lapisan 
bawah yang lemah, sangat sukar 
untuk mendapat perlakuan dan 
pelayanan HAM secara wajar 
 Pihak yang kuat dan berkuasa 
tidak jarang melakukan 
pelanggaran HAM terhadap yang 
lemah
 Untuk mengatasi pelanggaran atas 
HAM harus dimulai dari tiap 
individu. Artinnya masing-masing 
individu menghayati benar hak dan 
kewajiban diri sendiri serta hak dan 
kewajiban orang lain 
 Maka pendidikan memegang peran 
sangat penting. Yang dikenal 
dengan ‘pendidikan politik.’ 
 Karena banyaknya masalah 
(meliputi sosial, ekonomi, budaya, 
politik, lingkungan hidup, HAM) 
dalam kehidupan yang menimpa 
manusia, maka kita memerlukan 
bantuan pihak lain dalam 
pemecahannya 
 Sebaliknnya kita tidak berpangku 
tangan melihat pihak lain 
mengalami masalah, sehingga 
terbentuk kerja sama
 Dengan demikian, dalam 
kehidupan yang mengglobal, kerja 
sama dan saling ketergantungan 
merupakan proses serta dinamika 
yang makin bermakna 
 Dalam proses perjalanan, bangsa 
Indonesia tidak selamanya 
medatar dan menaik, melainkan 
melalui masa surut bahkan 
terpuruk 
 Bentuk kerja sama dilakukan 
dalam berbagai bidang, karena 
bangsa Indonesia tidak akan 
mampu menyelesaikan 
masalahnya sendiri tanpa kerja 
sama dengan bangsa lain
 Sehingga ciri proses globalisasi 
benar-benar dimaknai dalam 
kerjasama dan saling 
ketergantungan antarbangsa 
 Dalam proses serta mekanisme 
kerja sama dan saling 
ketergantungan, kita bangsa 
Indonesia tidak boleh 
menyampingkan jati diri dan 
kemandirian kita sendiri 
 Jati diri merupakan karakter 
internal bangsa Indonesia dan 
menjadi modal dasar 
mengantisipasi masalah regional, 
internasional serta global yang 
mengganggu dan mengancam
 Indonesia memiliki pegangan 
‘cinta perdamaian, namun lebih 
cinta kemerdekaan.’ 
 Salah satu nilai yang melekat pada 
diri warga negara Indonesia 
adalah ‘kemandirian’ 
 Kemandirian memperkuat kita di 
tengah bangsa-bangsa lain, karena 
merupakan kekuatan internal yang 
menjaga diri dari pendiktean 
permainan pihak lain yang 
bermaksud mencari keuntungan 
dari kelemahan kita 
 Dengan jati diri, kemandirian dan 
kewibawaan selaku warga negara 
di tengah perkembangan dan arus 
global, sehingga bangsa Indonesia 
tidak terpuruk larut ke dalam 
dampak negatif fenomena isu-isu 
global
 Kita tidak boleh melupakan 
hal-hal mendasar sebagai 
bangsa-negara Indonesia, 
meskipun kita harus memiliki 
perhatian, kepedulian dan 
wawasan yang luas tentang 
proses globalisasi yang sedang 
melanda kehidupan dunia ini 
 Kita sepakat dengan Paker dan 
Jorlinmek (R.E. Gross & 
Thomas L. Dynneson: 
1991:1880, bahwa kita harus 
‘berpikir secara global, 
sementara bertindak secara 
lokal’ (Think Globally while 
acting locally)
Masalah masalah global dalam kaitannya dengan kepentingan nasional

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Permasalahan pendidikan dan solusinya
Permasalahan pendidikan dan solusinyaPermasalahan pendidikan dan solusinya
Permasalahan pendidikan dan solusinyaSiti Sya'anah
 
Ppt pendekatan pembelajaran
Ppt pendekatan pembelajaranPpt pendekatan pembelajaran
Ppt pendekatan pembelajaranrizka_pratiwi
 
Interaksi sosial
Interaksi sosialInteraksi sosial
Interaksi sosialEl Ibrahimy
 
Rumus prosentase ketuntasan belajar
Rumus prosentase ketuntasan belajarRumus prosentase ketuntasan belajar
Rumus prosentase ketuntasan belajarAdelaide Australia
 
TOPIK 1 KONEKSI ANTAR MATERI.pptx
TOPIK 1 KONEKSI ANTAR MATERI.pptxTOPIK 1 KONEKSI ANTAR MATERI.pptx
TOPIK 1 KONEKSI ANTAR MATERI.pptxssusere55978
 
Ruang Kolaborasi Filosofi Pendidikan Topik 4.pdf
Ruang Kolaborasi Filosofi Pendidikan Topik 4.pdfRuang Kolaborasi Filosofi Pendidikan Topik 4.pdf
Ruang Kolaborasi Filosofi Pendidikan Topik 4.pdfAnisaFajar3
 
Kurikulum Hilda Taba, Olivia Beauchamp dan Rogers, .pdf
Kurikulum Hilda Taba, Olivia Beauchamp dan Rogers, .pdfKurikulum Hilda Taba, Olivia Beauchamp dan Rogers, .pdf
Kurikulum Hilda Taba, Olivia Beauchamp dan Rogers, .pdfAPRILIANYUNTIARI
 
Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Sampahku, tanggung jawabku - Fase D.pdf
Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Sampahku, tanggung jawabku - Fase D.pdfModul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Sampahku, tanggung jawabku - Fase D.pdf
Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Sampahku, tanggung jawabku - Fase D.pdfavita12
 
Perbandingan Sistem Pendidikan Indonesia dan Singapura
Perbandingan Sistem Pendidikan Indonesia dan SingapuraPerbandingan Sistem Pendidikan Indonesia dan Singapura
Perbandingan Sistem Pendidikan Indonesia dan SingapuraEmirita Reta
 
Eksplorasi Konsep Dasar-Dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara.pdf
Eksplorasi Konsep Dasar-Dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara.pdfEksplorasi Konsep Dasar-Dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara.pdf
Eksplorasi Konsep Dasar-Dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara.pdfDelindaheaven
 
Perkembangan Emosi Peserta Didik
Perkembangan Emosi Peserta DidikPerkembangan Emosi Peserta Didik
Perkembangan Emosi Peserta Didikafifahdhaniyah
 
KB 1 Kesadaran Dan Wawasan Perspektif Global
KB 1 Kesadaran Dan Wawasan Perspektif GlobalKB 1 Kesadaran Dan Wawasan Perspektif Global
KB 1 Kesadaran Dan Wawasan Perspektif GlobalIstna Zakia Iriana
 
Kelompok 2 perspektif global dari visi geografi
Kelompok 2 perspektif global dari visi geografiKelompok 2 perspektif global dari visi geografi
Kelompok 2 perspektif global dari visi geografiMitha Ye Es
 
Laporan hasil observasi dan wawancara peserta didik di sma
Laporan hasil observasi dan wawancara peserta didik di smaLaporan hasil observasi dan wawancara peserta didik di sma
Laporan hasil observasi dan wawancara peserta didik di smaSiti Khoirunika
 
RUANG KOLABORASI-TOPIK 3, kelompok 5.pptx
RUANG KOLABORASI-TOPIK 3, kelompok 5.pptxRUANG KOLABORASI-TOPIK 3, kelompok 5.pptx
RUANG KOLABORASI-TOPIK 3, kelompok 5.pptxCiciPRahmawati
 
TEORI BELAJAR HUMANISTIK
TEORI BELAJAR HUMANISTIKTEORI BELAJAR HUMANISTIK
TEORI BELAJAR HUMANISTIKRanny Rolinda R
 

La actualidad más candente (20)

Permasalahan pendidikan dan solusinya
Permasalahan pendidikan dan solusinyaPermasalahan pendidikan dan solusinya
Permasalahan pendidikan dan solusinya
 
Ppt pendekatan pembelajaran
Ppt pendekatan pembelajaranPpt pendekatan pembelajaran
Ppt pendekatan pembelajaran
 
Interaksi sosial
Interaksi sosialInteraksi sosial
Interaksi sosial
 
Rumus prosentase ketuntasan belajar
Rumus prosentase ketuntasan belajarRumus prosentase ketuntasan belajar
Rumus prosentase ketuntasan belajar
 
TOPIK 1 KONEKSI ANTAR MATERI.pptx
TOPIK 1 KONEKSI ANTAR MATERI.pptxTOPIK 1 KONEKSI ANTAR MATERI.pptx
TOPIK 1 KONEKSI ANTAR MATERI.pptx
 
Ruang Kolaborasi Filosofi Pendidikan Topik 4.pdf
Ruang Kolaborasi Filosofi Pendidikan Topik 4.pdfRuang Kolaborasi Filosofi Pendidikan Topik 4.pdf
Ruang Kolaborasi Filosofi Pendidikan Topik 4.pdf
 
Kurikulum Hilda Taba, Olivia Beauchamp dan Rogers, .pdf
Kurikulum Hilda Taba, Olivia Beauchamp dan Rogers, .pdfKurikulum Hilda Taba, Olivia Beauchamp dan Rogers, .pdf
Kurikulum Hilda Taba, Olivia Beauchamp dan Rogers, .pdf
 
Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Sampahku, tanggung jawabku - Fase D.pdf
Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Sampahku, tanggung jawabku - Fase D.pdfModul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Sampahku, tanggung jawabku - Fase D.pdf
Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Sampahku, tanggung jawabku - Fase D.pdf
 
Perbandingan Sistem Pendidikan Indonesia dan Singapura
Perbandingan Sistem Pendidikan Indonesia dan SingapuraPerbandingan Sistem Pendidikan Indonesia dan Singapura
Perbandingan Sistem Pendidikan Indonesia dan Singapura
 
Eksplorasi Konsep Dasar-Dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara.pdf
Eksplorasi Konsep Dasar-Dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara.pdfEksplorasi Konsep Dasar-Dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara.pdf
Eksplorasi Konsep Dasar-Dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara.pdf
 
Perkembangan Emosi Peserta Didik
Perkembangan Emosi Peserta DidikPerkembangan Emosi Peserta Didik
Perkembangan Emosi Peserta Didik
 
KB 1 Kesadaran Dan Wawasan Perspektif Global
KB 1 Kesadaran Dan Wawasan Perspektif GlobalKB 1 Kesadaran Dan Wawasan Perspektif Global
KB 1 Kesadaran Dan Wawasan Perspektif Global
 
2. UbD.pptx
2. UbD.pptx2. UbD.pptx
2. UbD.pptx
 
Template MODUL AJAR.docx
Template MODUL AJAR.docxTemplate MODUL AJAR.docx
Template MODUL AJAR.docx
 
LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM
LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUMLANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM
LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM
 
Kelompok 2 perspektif global dari visi geografi
Kelompok 2 perspektif global dari visi geografiKelompok 2 perspektif global dari visi geografi
Kelompok 2 perspektif global dari visi geografi
 
Laporan hasil observasi dan wawancara peserta didik di sma
Laporan hasil observasi dan wawancara peserta didik di smaLaporan hasil observasi dan wawancara peserta didik di sma
Laporan hasil observasi dan wawancara peserta didik di sma
 
Konsep pendidikan
Konsep pendidikanKonsep pendidikan
Konsep pendidikan
 
RUANG KOLABORASI-TOPIK 3, kelompok 5.pptx
RUANG KOLABORASI-TOPIK 3, kelompok 5.pptxRUANG KOLABORASI-TOPIK 3, kelompok 5.pptx
RUANG KOLABORASI-TOPIK 3, kelompok 5.pptx
 
TEORI BELAJAR HUMANISTIK
TEORI BELAJAR HUMANISTIKTEORI BELAJAR HUMANISTIK
TEORI BELAJAR HUMANISTIK
 

Similar a Masalah masalah global dalam kaitannya dengan kepentingan nasional

Kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatanKemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatanLutfiyah Siti
 
Dinamika dan potensi konflik pada masyarakat kota metropolitan novi catur m
Dinamika dan potensi konflik pada masyarakat kota metropolitan novi catur mDinamika dan potensi konflik pada masyarakat kota metropolitan novi catur m
Dinamika dan potensi konflik pada masyarakat kota metropolitan novi catur mUniversitas Islam Balitar
 
Makalah pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasi
Makalah pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasiMakalah pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasi
Makalah pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasiSeptian Muna Barakati
 
TUGAS 1 PS VALENCIA ANGELLICA 044965613(2).docx
TUGAS 1 PS VALENCIA ANGELLICA 044965613(2).docxTUGAS 1 PS VALENCIA ANGELLICA 044965613(2).docx
TUGAS 1 PS VALENCIA ANGELLICA 044965613(2).docxValenciaAngellica1
 
TUGAS 1 PS VALENCIA ANGELLICA 044965613(1).docx
TUGAS 1 PS VALENCIA ANGELLICA 044965613(1).docxTUGAS 1 PS VALENCIA ANGELLICA 044965613(1).docx
TUGAS 1 PS VALENCIA ANGELLICA 044965613(1).docxValenciaAngellica1
 
TUGAS 1 PS VALENCIA ANGELLICA 044965613(2).docx
TUGAS 1 PS VALENCIA ANGELLICA 044965613(2).docxTUGAS 1 PS VALENCIA ANGELLICA 044965613(2).docx
TUGAS 1 PS VALENCIA ANGELLICA 044965613(2).docxValenciaAngellica1
 
TUGAS 1 PS VALENCIA ANGELLICA 044965613.docx
TUGAS 1 PS VALENCIA ANGELLICA 044965613.docxTUGAS 1 PS VALENCIA ANGELLICA 044965613.docx
TUGAS 1 PS VALENCIA ANGELLICA 044965613.docxValenciaAngellica1
 
Makalah pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasi
Makalah pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasiMakalah pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasi
Makalah pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasiWarnet Raha
 
Perkembangan penduduk indonesia
Perkembangan penduduk indonesiaPerkembangan penduduk indonesia
Perkembangan penduduk indonesiahendricksonsagala
 
Perkembangan penduduk indonesia
Perkembangan penduduk indonesiaPerkembangan penduduk indonesia
Perkembangan penduduk indonesiahendricksonsagala
 
Abdul ajid, 11140963
Abdul ajid, 11140963Abdul ajid, 11140963
Abdul ajid, 11140963abdul ajid
 
Manusia,keragaman dan kesederajatan.
Manusia,keragaman dan kesederajatan. Manusia,keragaman dan kesederajatan.
Manusia,keragaman dan kesederajatan. Alfin Fajar
 
Kemiskinan dan implikasinya
Kemiskinan dan implikasinyaKemiskinan dan implikasinya
Kemiskinan dan implikasinyaandittrio
 

Similar a Masalah masalah global dalam kaitannya dengan kepentingan nasional (20)

kelompok 3.pdf
kelompok 3.pdfkelompok 3.pdf
kelompok 3.pdf
 
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatanKemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
 
171436214 makalah-perekonomian-indonesia
171436214 makalah-perekonomian-indonesia171436214 makalah-perekonomian-indonesia
171436214 makalah-perekonomian-indonesia
 
Dinamika dan potensi konflik pada masyarakat kota metropolitan novi catur m
Dinamika dan potensi konflik pada masyarakat kota metropolitan novi catur mDinamika dan potensi konflik pada masyarakat kota metropolitan novi catur m
Dinamika dan potensi konflik pada masyarakat kota metropolitan novi catur m
 
Kelompok 3 ppt
Kelompok 3 pptKelompok 3 ppt
Kelompok 3 ppt
 
Makalah pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasi
Makalah pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasiMakalah pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasi
Makalah pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasi
 
Kemiskinan dan eksklusi sosial
Kemiskinan dan eksklusi sosial Kemiskinan dan eksklusi sosial
Kemiskinan dan eksklusi sosial
 
moral t3 esei.docx
moral t3 esei.docxmoral t3 esei.docx
moral t3 esei.docx
 
TUGAS 1 PS VALENCIA ANGELLICA 044965613(2).docx
TUGAS 1 PS VALENCIA ANGELLICA 044965613(2).docxTUGAS 1 PS VALENCIA ANGELLICA 044965613(2).docx
TUGAS 1 PS VALENCIA ANGELLICA 044965613(2).docx
 
TUGAS 1 PS VALENCIA ANGELLICA 044965613(1).docx
TUGAS 1 PS VALENCIA ANGELLICA 044965613(1).docxTUGAS 1 PS VALENCIA ANGELLICA 044965613(1).docx
TUGAS 1 PS VALENCIA ANGELLICA 044965613(1).docx
 
TUGAS 1 PS VALENCIA ANGELLICA 044965613(2).docx
TUGAS 1 PS VALENCIA ANGELLICA 044965613(2).docxTUGAS 1 PS VALENCIA ANGELLICA 044965613(2).docx
TUGAS 1 PS VALENCIA ANGELLICA 044965613(2).docx
 
TUGAS 1 PS VALENCIA ANGELLICA 044965613.docx
TUGAS 1 PS VALENCIA ANGELLICA 044965613.docxTUGAS 1 PS VALENCIA ANGELLICA 044965613.docx
TUGAS 1 PS VALENCIA ANGELLICA 044965613.docx
 
Makalah pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasi
Makalah pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasiMakalah pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasi
Makalah pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasi
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Perkembangan penduduk indonesia
Perkembangan penduduk indonesiaPerkembangan penduduk indonesia
Perkembangan penduduk indonesia
 
Perkembangan penduduk indonesia
Perkembangan penduduk indonesiaPerkembangan penduduk indonesia
Perkembangan penduduk indonesia
 
Abdul ajid, 11140963
Abdul ajid, 11140963Abdul ajid, 11140963
Abdul ajid, 11140963
 
Manusia,keragaman dan kesederajatan.
Manusia,keragaman dan kesederajatan. Manusia,keragaman dan kesederajatan.
Manusia,keragaman dan kesederajatan.
 
Makalah Kemiskinan
Makalah Kemiskinan Makalah Kemiskinan
Makalah Kemiskinan
 
Kemiskinan dan implikasinya
Kemiskinan dan implikasinyaKemiskinan dan implikasinya
Kemiskinan dan implikasinya
 

Más de Eman Syukur

SILABUS PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK SD KELAS IV
SILABUS PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK SD KELAS IVSILABUS PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK SD KELAS IV
SILABUS PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK SD KELAS IVEman Syukur
 
HUKUM SYARIAT ISLAM DAN HUKUM INDONESIA
HUKUM SYARIAT ISLAM DAN HUKUM INDONESIAHUKUM SYARIAT ISLAM DAN HUKUM INDONESIA
HUKUM SYARIAT ISLAM DAN HUKUM INDONESIAEman Syukur
 
PIDATO GENERASI MUDA DAN NARKOBA
PIDATO GENERASI MUDA DAN NARKOBAPIDATO GENERASI MUDA DAN NARKOBA
PIDATO GENERASI MUDA DAN NARKOBAEman Syukur
 
MAKALAH PENDIDIKAN JASMANI TENTANG SENAM LANTAI
MAKALAH PENDIDIKAN JASMANI TENTANG SENAM LANTAIMAKALAH PENDIDIKAN JASMANI TENTANG SENAM LANTAI
MAKALAH PENDIDIKAN JASMANI TENTANG SENAM LANTAIEman Syukur
 
PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIAPENDEKATAN WHOLE LANGUAGE DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIAEman Syukur
 
Pengertian Wacana dan Alat-alat Wacana
Pengertian Wacana dan Alat-alat Wacana Pengertian Wacana dan Alat-alat Wacana
Pengertian Wacana dan Alat-alat Wacana Eman Syukur
 
KOHESI, KOHERENSI, DAN JENIS WACANA BAHASA INDONESIA
KOHESI, KOHERENSI, DAN JENIS WACANA BAHASA INDONESIAKOHESI, KOHERENSI, DAN JENIS WACANA BAHASA INDONESIA
KOHESI, KOHERENSI, DAN JENIS WACANA BAHASA INDONESIAEman Syukur
 
Hakikat belajar bahasa
Hakikat belajar bahasaHakikat belajar bahasa
Hakikat belajar bahasaEman Syukur
 
Menjaga kebersihan
Menjaga kebersihanMenjaga kebersihan
Menjaga kebersihanEman Syukur
 
Tugas peranan sekretaris
Tugas peranan sekretarisTugas peranan sekretaris
Tugas peranan sekretarisEman Syukur
 
RPP KELAS V SMT 1 TEMA 5 SUBTEMA 1 PERTEMUAN 1
RPP KELAS V SMT 1 TEMA 5 SUBTEMA 1 PERTEMUAN 1RPP KELAS V SMT 1 TEMA 5 SUBTEMA 1 PERTEMUAN 1
RPP KELAS V SMT 1 TEMA 5 SUBTEMA 1 PERTEMUAN 1Eman Syukur
 
Contoh PTK Bab I - V
Contoh PTK Bab I - VContoh PTK Bab I - V
Contoh PTK Bab I - VEman Syukur
 
Contoh rpp kelas ii tema 4
Contoh rpp kelas ii tema 4Contoh rpp kelas ii tema 4
Contoh rpp kelas ii tema 4Eman Syukur
 
Bakteri dan penyakit yang menyerang sistem pernapasan
Bakteri dan penyakit yang menyerang sistem pernapasanBakteri dan penyakit yang menyerang sistem pernapasan
Bakteri dan penyakit yang menyerang sistem pernapasanEman Syukur
 
Pesawat sederhana
Pesawat sederhanaPesawat sederhana
Pesawat sederhanaEman Syukur
 

Más de Eman Syukur (20)

SILABUS PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK SD KELAS IV
SILABUS PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK SD KELAS IVSILABUS PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK SD KELAS IV
SILABUS PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK SD KELAS IV
 
HUKUM SYARIAT ISLAM DAN HUKUM INDONESIA
HUKUM SYARIAT ISLAM DAN HUKUM INDONESIAHUKUM SYARIAT ISLAM DAN HUKUM INDONESIA
HUKUM SYARIAT ISLAM DAN HUKUM INDONESIA
 
PIDATO GENERASI MUDA DAN NARKOBA
PIDATO GENERASI MUDA DAN NARKOBAPIDATO GENERASI MUDA DAN NARKOBA
PIDATO GENERASI MUDA DAN NARKOBA
 
MAKALAH PENDIDIKAN JASMANI TENTANG SENAM LANTAI
MAKALAH PENDIDIKAN JASMANI TENTANG SENAM LANTAIMAKALAH PENDIDIKAN JASMANI TENTANG SENAM LANTAI
MAKALAH PENDIDIKAN JASMANI TENTANG SENAM LANTAI
 
PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIAPENDEKATAN WHOLE LANGUAGE DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
 
Pengertian Wacana dan Alat-alat Wacana
Pengertian Wacana dan Alat-alat Wacana Pengertian Wacana dan Alat-alat Wacana
Pengertian Wacana dan Alat-alat Wacana
 
KOHESI, KOHERENSI, DAN JENIS WACANA BAHASA INDONESIA
KOHESI, KOHERENSI, DAN JENIS WACANA BAHASA INDONESIAKOHESI, KOHERENSI, DAN JENIS WACANA BAHASA INDONESIA
KOHESI, KOHERENSI, DAN JENIS WACANA BAHASA INDONESIA
 
Hakikat belajar bahasa
Hakikat belajar bahasaHakikat belajar bahasa
Hakikat belajar bahasa
 
Makalah ekonomi
Makalah ekonomiMakalah ekonomi
Makalah ekonomi
 
Menjaga kebersihan
Menjaga kebersihanMenjaga kebersihan
Menjaga kebersihan
 
Tugas peranan sekretaris
Tugas peranan sekretarisTugas peranan sekretaris
Tugas peranan sekretaris
 
RPP KELAS V SMT 1 TEMA 5 SUBTEMA 1 PERTEMUAN 1
RPP KELAS V SMT 1 TEMA 5 SUBTEMA 1 PERTEMUAN 1RPP KELAS V SMT 1 TEMA 5 SUBTEMA 1 PERTEMUAN 1
RPP KELAS V SMT 1 TEMA 5 SUBTEMA 1 PERTEMUAN 1
 
Contoh PTK Bab I - V
Contoh PTK Bab I - VContoh PTK Bab I - V
Contoh PTK Bab I - V
 
Contoh rpp kelas ii tema 4
Contoh rpp kelas ii tema 4Contoh rpp kelas ii tema 4
Contoh rpp kelas ii tema 4
 
Laporan pkm
Laporan pkmLaporan pkm
Laporan pkm
 
Bakteri dan penyakit yang menyerang sistem pernapasan
Bakteri dan penyakit yang menyerang sistem pernapasanBakteri dan penyakit yang menyerang sistem pernapasan
Bakteri dan penyakit yang menyerang sistem pernapasan
 
Kabel sepaksi
Kabel sepaksiKabel sepaksi
Kabel sepaksi
 
Peran orang tua
Peran orang tuaPeran orang tua
Peran orang tua
 
Pesawat sederhana
Pesawat sederhanaPesawat sederhana
Pesawat sederhana
 
Hakikat Menulis
Hakikat MenulisHakikat Menulis
Hakikat Menulis
 

Último

PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptAgusRahmat39
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasarrenihartanti
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptxSirlyPutri1
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 

Último (20)

PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 

Masalah masalah global dalam kaitannya dengan kepentingan nasional

  • 2.  AIDIANTO AZLINA MARTA MARISA SUSILA  SRI WAHYUNI YENI DELVIRA 823071924 823389972 823390146 823467743 823390139
  • 3. Negara yang terbelakang Negara maju Negara Negara yang sedang berkembang Negara di Afrika Negara di Amerika Latin Negara di Asia Mesir Maroko Afrika Selatan Negara Asia Tenggara  Eropa Barat Amerika Utara
  • 4.  Perbedaan dan pembedaan kategori antara kelompok negara terbelakang dan negara yang sedang berkembang serta dengan negara yang maju, terletak pada kualitas SDM-nya.  Kualitas SDM dalam kemampuan menguasai dan menerapkan IPTEK, tercermin kondisi sosial (kesehatan, demografi), budaya (kebodohan), ekonomi (miskin, kaya) dan kemampuan memanfaatkan SDA serta lingkungannya  Konsep ‘sumber daya dibatasi secara budaya’ (culturally defined resources)
  • 5.  Negara-bangsa dan masyarakat yang hanya memiliki SDA yang terbatas, mampu memanfaatkan sumber daya yang terbatas  Pengelompokkan negara, bangsa dan masyarakat yang terbelakang, sedang berkembang dan maju, terutama bagi yang berpredikat negara maju, tidak berarti bahwa dapat memenuhi segala kehidupannya sendiri  Harus memerlukan ‘sesuatu’ dari pihak, negara, bangsa dan masyarakat lain  Negara maju, bahan mentah atau bahan dasar yang diprosesnya tidak selalu tersedia di dalam negerinya sendiri, ke dalamnya termasuk kebutuhan energi
  • 6.  Barang industri yang diproduksi negara maju tidak akan seluruhnya dikonsumsi sendiri, bahkan sebagian besar harus dipasarkan  Sehingga dibutuhkan pasar untuk melemparkan barang hasil industri  Akan terbentuk jaringan dan jalinan yang disebut ‘saling ketergantungan’ (interdependensi)  Jaringan, jalinan dan mekanisme ini merupakan salah satu fenomena global positif antarnegara di dunia  Saling ketergantungan, tidak hanya di bidang ekonomi, melainkan juga di bidang sosial, budaya dan politik
  • 7.  dalam bidang kesehatan, olahraga, kesenian ilmu pengetahuan, teknologi, pemerintahan, kedaulatan rakyat, HAM, dll menjadi tuntutan bagi teriptanya masyarakat global yang selaras, serasi serta seimbang  Indonesia memiliki keunggulan (advantage) di bidang tertentu, namun juga memiliki kelemahan (disadvantage) di bidang lainnya  Karenanya Indonesia memerlukan bantuan dari negara sahabat dan tetangga, namun juga dapat menyumbangkan sesuatu kepada negara-negara lain sesuai dengan kemampuan yang kita miliki  Disinilah kedudukan dan makna saling ketergantungan bagi warga global yang makin lama akan makin berkembang
  • 8.  Saling ketergantungan yang harmonis dan seimbang antara bangsa, negara serta masyarakat, merupakan harapan yang ideal  kenyataannya, di antara negara, bangsa dan masyarakat yang terbelakang serta sedang berkembang dengan negara, bangsa dan msyarakat yang telah maju, merupakan dua kutub antara yang lemah dan yang kuat, atau antara yang dikuasai (Subordinasi) dengan yang menguasai (superioritas)  Adanya kelompok negara, bangsa dan masyarakat yang kuat-berkuasa dengan yang lemah-dikuasai menjadi hambatan untuk menciptakan suasana yang harmonis-seimbang, bahkan yang terjadi justru suasana konflik
  • 9.  Perbendaan kepentingan dan upaya mempertahankan ‘status quo’ dari pihak yang kuat dan memikili kekuasaan, suasana konflik ini berkelanjutan, tidak jarang menimbulkan perang panas yang mengganggu perdamaian  Sejak Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 mengikrarkan ‘Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu Bahasa, Satu Tanah Air, Indonesia’  Setelah Indonesia memiliki kedaulatan sendiri, ‘Bhinneka Tunggal Ika’ dijadikan sebagai lambang persatuan-kesatuan dari kondisi Indonesia yang majemuk suku bangsa, adat, agama maupun tingkat kemampuan ekonominya
  • 10.  Diperkuat oleh Pancasila sebagai filsafat bangsa dan negara, secara ideal, konflik dan perpecahan bangsa tidak perlu terjadi  Namun dalam perjalanan sejarah sejak kemerdekaan sampai saat ini bahkan mungkin di hari-hari mendatang, nilai Bhinneka Tunggal Ika, persatuan-kesatuan itu selalu mendapat ujian dan cobaan.  Prasangka yang mengarah pada konflik merupakan ancaman terhadap persatuan dan kesatuan  Hal ini karena pengaruh-pengaruh kepentingan individu, kelompok, bangsa, antarbangsa, bahkan elite tingkat global  Karena perbedaan kepentingan elite tertentu menyebabkan terjadinya konflik
  • 11.  Kepentingan menyejahterahkan masyarakat terabaikan demi mempertahankan kepentingan elite yang merupakan kelompok kecil di tengah masyarakat luas  Sehingga suasana tidak menentu yang mengganggu persatuan-kesatuan bangsa, dan membahayakan eksistensi bangsa dalam jangka panjang, khususnya bangsa Indonesia  Penduduk yang terus meningkat, banyak hal yang harus diperhatikan dan diperhitungkan yaitu dari pihak penduduk sendiri maupun dari pihak lingkungan  Dari pihak penduduk; harus diperhatikan kebutuhan aspirasinya yang juga pasti mengalami pertumbuhan
  • 12.  Lingkungan; sebagai tempat tinggal dan kegiatan serta sumber daya juga diperhitungkan kemampuan dan daya tampungnya  Kebutuhan penduduk yang majemuk (multi aspek) secara kuantitatif maupun kualitatif akan terus tumbuh dan berkembang  Pertumbuhan dan perkembangan itu tidak terlepas dari pengaruh kontak antarmanusia pada lingkup lokal, nasional dan regional bahkan global  Kontak antar manusia secara langsung melalui interaksi sosial dan alat transportasi dari kawasan ke kawasan lainnya, meningkatkan kebutuhan ekonomi serta nonekonomi
  • 13.  Kebutuhan ekonomi setidaknya meliputi pangan, sandang, kendaraan dan papan  Kebutuhan sandang, tidak hanya terbatas pada bahannya, melainkan juga menyangkut jenis yang dipengaruhi oleh perkembangan mode  Kebutuhan pangan, tidak hanya terikat makanan tradisional setempat, melainkan juga jenis makanan mengglobal yang dikelola perusahaan seperti Mac Donald, Burger King, Kentucky Fried Chicken, Pizza Hut, dll  Kebutuhan yang menuntut kecepatan, sehingga kendaraan bermotor juga menjadi kebutuhan primer yang tidak dapat diabaikan
  • 14.  Kebutuhan penduduk sesuai dengan martabat manusia yang wajar, tidak terpisahkan dari rumah yang memenuhi syarat kesehatan  Persoalan perumahan belum terpenuhi terutama masyarakat miskin di dunia termasuk Indonesia  David Macarov; …., seperlima dari ras umat manusia hidup dalam kemiskinan yang memprihatinkan (acute), dan sampai sekitar 40% dari penduduk dunia tidak memiliki kehidupan yang wajar (standar) yang meliputi kecukupan pangan, persediaan air yang aman dan memadai, tempat berlindung yang memenuhi syarat, dan kesempatan yang terjamin terhadap pelayanan pendidikan dan pemeliharaan kesehatan (H.F. Didsbury:1996:57)
  • 15.  Dengan demikian, kemiskinan yang dialami umat manusia merupakan masalah global, 40% peduduk dunia ada dalam tingkat miskin yang serius, martabat kemanusiaan yang mengkhawatirkan, terutama pangan, persediaan air dan papan  Kontak antarmanusia yang tidak langsung melalui media informasi, juga meningkatkan aspirasi penduduk terhadap kebutuhan hidup nonekonomi yang meliputi pendidikan, kesehatan, rekreasi, dll.  Bagi masyarakat ekonomi kuat, pemenuhan aspirasi tersebut tidak menjadi masalah, namun bagi masyarakat miskin, jangankan memenuhi aspirasi yang tarafnya tinggi, untuk memenuhi kebutuhan dasar (basic needs) masih sangat sukar dicapai
  • 16.  Kenyataan tersebut merupakan masalah kemanusiaan yang harus mendapat perhatian, terutama dari mereka yang membuat dan mengambil kebijakan serta keputusan  Kebutuhan penduduk (ekonomi dan nonekonomi) termasuk aspirasinya menuntut tempat serta sumber daya untuk menjaminnya.  Ditinjau dari dua sisi; kebutuhan dengan aspirasi di satu sisi, sedangkan lingkungan dengan sumber daya di sisi yang lainnya, dapat dihadapkan pada suatu kesenjangan  Kebutuhan dan aspirasi penduduk cenderung hampir tidak ada batasnya, sedangkan lingkungan dan sumber daya memiliki daya dukung yang terbatas
  • 17.  Oleh karena itu, jika tidak diperhitungkan, direncanakan, dan dikelola dengan baik, akan menimbulkan kesenjangan (sosial, ekonomi dan lingkungan)  Kesenjangan sosial berupa tingkat kesehatan dan pedidikan yang rendah, kriminalitas yang tinggi  Kesenjangan ekonomi berupa kemiskinan, kelaparan, pengangguran, gelandangan dll.  Kesenjangan lingkungan berupa pencemaran lingkungan alam, banjir, kekeringan, tanah longsor,  Berbagai kesenjangan tersebut dewasa ini bukan lagi hanya masalah nasional dan regional, namun telah menjadi masalah global
  • 18.  Hubungan pertumbuhan penduduk dengan segala kebutuhan dan aspirasi termasuk interaksi sosial serta pemanfaatan sumber daya lingkungannya, baik melalui alam pikiran masyarakat maupun perundang-undangan, terdapat nilai, norma, peraturan serta hukum yang menjaga keserasian dan keseimbangan  Namun, karena tuntutan kebutuhan dan aspirasi yang berkembang cepat, maka nilai, norma, peraturan serta hukum telah tidak mampu mengakomodasi tuntutan tersebut  Fenomena pergeseran khususnya pergeseran nilai dan norma tidak dapat dihindarkan
  • 19.  Kontak antar manusia yang makin intensif, arus informasi yang makin cepat, menjadi faktor pendorong pergeseran nilai dan norma itu  Dalam suasana demikian, dituntut pemikiran dan gagasan baru untuk mengantisipasi serta mengakomodasinya  Memutlakan suatu nilai, norma, peraturan dan hukum untuk berlaku dalam segala jaman serta keadaan, merupakan ketetapan yang tidak sesuai dengan perkembangan tuntutan  Sebagai makhluk ciptaan Tuhan, memiliki martabat selaku pribadi, anggota keluarga dan masyarakat, warna negara-bangsa, maupun warga dunia, memiliki hak dasar sesuai martabatnya
  • 20.  Hak dasar itu dikonsepkan sebagai Hak Asasi Manusia (HAM)  HAM meliputi aspek yang luas. Dalam hal ini lebih memberi penekanan pada Hak-Hak Asasi Manusia dalam Masyarakat Dunia seperti yang disunting T. Mulia Lubis (1993)  Merupakan kenyataan bahwa anggota masyarakat lapisan bawah yang lemah, sangat sukar untuk mendapat perlakuan dan pelayanan HAM secara wajar  Pihak yang kuat dan berkuasa tidak jarang melakukan pelanggaran HAM terhadap yang lemah
  • 21.  Untuk mengatasi pelanggaran atas HAM harus dimulai dari tiap individu. Artinnya masing-masing individu menghayati benar hak dan kewajiban diri sendiri serta hak dan kewajiban orang lain  Maka pendidikan memegang peran sangat penting. Yang dikenal dengan ‘pendidikan politik.’  Karena banyaknya masalah (meliputi sosial, ekonomi, budaya, politik, lingkungan hidup, HAM) dalam kehidupan yang menimpa manusia, maka kita memerlukan bantuan pihak lain dalam pemecahannya  Sebaliknnya kita tidak berpangku tangan melihat pihak lain mengalami masalah, sehingga terbentuk kerja sama
  • 22.  Dengan demikian, dalam kehidupan yang mengglobal, kerja sama dan saling ketergantungan merupakan proses serta dinamika yang makin bermakna  Dalam proses perjalanan, bangsa Indonesia tidak selamanya medatar dan menaik, melainkan melalui masa surut bahkan terpuruk  Bentuk kerja sama dilakukan dalam berbagai bidang, karena bangsa Indonesia tidak akan mampu menyelesaikan masalahnya sendiri tanpa kerja sama dengan bangsa lain
  • 23.  Sehingga ciri proses globalisasi benar-benar dimaknai dalam kerjasama dan saling ketergantungan antarbangsa  Dalam proses serta mekanisme kerja sama dan saling ketergantungan, kita bangsa Indonesia tidak boleh menyampingkan jati diri dan kemandirian kita sendiri  Jati diri merupakan karakter internal bangsa Indonesia dan menjadi modal dasar mengantisipasi masalah regional, internasional serta global yang mengganggu dan mengancam
  • 24.  Indonesia memiliki pegangan ‘cinta perdamaian, namun lebih cinta kemerdekaan.’  Salah satu nilai yang melekat pada diri warga negara Indonesia adalah ‘kemandirian’  Kemandirian memperkuat kita di tengah bangsa-bangsa lain, karena merupakan kekuatan internal yang menjaga diri dari pendiktean permainan pihak lain yang bermaksud mencari keuntungan dari kelemahan kita  Dengan jati diri, kemandirian dan kewibawaan selaku warga negara di tengah perkembangan dan arus global, sehingga bangsa Indonesia tidak terpuruk larut ke dalam dampak negatif fenomena isu-isu global
  • 25.  Kita tidak boleh melupakan hal-hal mendasar sebagai bangsa-negara Indonesia, meskipun kita harus memiliki perhatian, kepedulian dan wawasan yang luas tentang proses globalisasi yang sedang melanda kehidupan dunia ini  Kita sepakat dengan Paker dan Jorlinmek (R.E. Gross & Thomas L. Dynneson: 1991:1880, bahwa kita harus ‘berpikir secara global, sementara bertindak secara lokal’ (Think Globally while acting locally)