SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 43
Descargar para leer sin conexión
Analisis Hubungan Perataan Laba (Income
   Smoothing) dengan Ekspektasi Laba Masa Depan
   Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa
                   Efek Jakarta.

                                 Syahril Djaddang


ABSTRACT
         The purposes of this thesis are to analyze the relativity between income
smoothing (net earnings, leverage, total asset, and discretionary accrual) and earning
future expectation (expected earning) for manufactured companies in Indonesia, and
also to prove whether income smoothing influences earning future expectation. This
research use 36 manufactured companies data, listed in The Jakarta Stock Exchange,
that been chosen by the purposive sampling method. Modified Jones model is use in
this thesis as an income smoothing assumption. The data analysis method that been
used are One Sample Kolmogorov-Smirnov, Multicollinearity Test, Durbin-Watson
Test, Scatterplot, Pearson Correlation, Multiple Regression, F Test, and T-Test.
     Based on the test done, it is shown that the net earnings, leverage, and total asset
variables are significantly positive related to expected earning variable (earning
future expectation), while discretionary accrual variable is not significantly positive
related to expected earning variable. The relations between net earnings, leverage,
and total asset to expected earning are weak positive correlation. Another result of
the test done is that all independent variables (income smoothing), together, are
significantly influencing their dependent variable, earning future expectation
(expected earning).

Keywords: income smoothing, expected earning, Jones model




                                            i
2




                                  I.     Pendahuluan


A. Latar Belakang

     Pihak manajemen perusahaan sangat menyadari peranan informasi laba dalam
income statement. Oleh karena itu, pihak manajemen cenderung memberikan
kebijakan dalam penyusunan laporan keuangan untuk mencapai tujuan tertentu yang
biasanya bersifat jangka pendek (Kusuma & Sari, 2003). Pilihan kebijakan akuntansi
yang dilakukan manajemen untuk tujuan spesifik itulah yang disebut dengan
manajemen laba (Scott, 2000). Hal ini dilakukan untuk mengatasi masalah yang
timbul antara pihak manajemen dengan pihak lain yang berkepentingan dengan
perusahaan (stakeholder) (Sugiarto, 2003). Berbagai penelitian lainnya untuk
membuktikan bahwa manajemen laba dilakukan untuk mencapai tujuan spesifik dan
bersifat jangka pendek, juga telah dilakukan oleh Rahman dan Bakar (2002);
Burgsahler dan Dichev (1997); Dechow, et. al (1995); serta Perry dan William
(1994). Tetapi, penelitian yang dilakukan oleh Gumanti (2000) mengatakan bahwa
fenomena manajemen laba tidak selamanya terbukti, walaupun secara teoritis
memungkinkan atau ada peluang bagi manajemen untuk me-manage laba yang
dilaporkan.

    Para manajer melakukan tindakan ini karena biasanya laba yang stabil dan tidak
banyak fluktuasi dari satu periode ke periode yang lain, dinilai sebagai prestasi yang
baik. Akuntansi konvensional membatasi manajer untuk membuat “discretionary
accounting” untuk meratakan laba yang dilaporkan (reported earnings). Tetapi tidak
semua negara melarang dilakukannya perataan laba. Misalnya Swedia, yang
membenarkan tindakan ini, sepanjang dilakukan dengan transparan. (Harahap, 2005).

              Di Indonesia, beberapa penelitian terdahulu yang telah dilakukan
memperlihatkan hasil yang tidak konsisten. Ilmainir (1993) menemukan bukti bahwa
perataan laba didorong oleh harga saham, perbedaan antara laba aktual dan laba
normal dan pengaruh perubahan kebijakan akuntansi yang dipilih oleh manajemen.
Zuhroh (1996) menemukan bukti bahwa faktor yang berpengaruh terhadap perataan
laba adalah leverage operasi. Naim dan Hartono (1996) menemukan manajer yang
3




menghadapi investigasi pelanggaran undang-undang antitrust akan menurunkan laba
untuk menghindari pinalti pelanggaran antitrust. Wimbari (1998) mendapatkan hasil
bahwa perataan laba disebabkan oleh faktor profitabilitas dan jenis industri. Jin
(1998) menemukan bahwa faktor yang berpengaruh terhadap praktek perataan laba
adalah ukuran perusahaan, tingkat profitabilitas, sektor industri dan leverage-nya.


B. Perumusan Masalah

   Masalah yang dibahas penulis dalam penelitian ini, adalah:
1. Apakah praktik perataan laba dan ekspektasi kinerja masa depan mempunyai
   hubungan yang positif (kuat)?
2. Apakah praktik perataan laba mempunyai pengaruh signifikan terhadap
   ekspektasi kinerja masa depan perusahaan?


C. Tujuan Penelitian

    Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan penulis, ialah:
1. Untuk mengetahui dan menganalisa hubungan antara perataan laba dan
   ekspektasi kinerja di masa depan.
2. Untuk membuktikan ada atau tidaknya pengaruh perataan laba (variabel bebas)
   terhadap kinerja masa depan perusahaan (variabel terikat).


                                II. Tinjauan Pustaka

2.1. Laporan Keuangan

   Menurut Pedoman Etika Akuntan IAI, laporan keuangan adalah suatu penyajian
 data keuangan termasuk catatan yang menyertainya, bila ada, yang dimaksudkan
 untuk mengkomunikasikan sumber daya ekonomi (aktiva) dan atau kewajiban
 suatu entitas pada saat tertentu atau perubahan atas aktiva dan atau kewajiban
 selama suatu periode tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum
 atau basis akuntansi komprehensif selain prinsip akuntansi yang berlaku umum.

   2.2. Tujuan Laporan Keuangan
4




        Tujuan laporan keuangan menurut APB Statement digolongkan sebagai
   berikut (Harahap, 2001: 42) :
   1. Tujuan Khusus
       Tujuan khusus laporan keuangan adalah untuk menyajikan laporan posisi
       keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan lainnya secara
       wajar dan sesuai dengan GAAP (Generally Accepted Accounting
       Principle).
   2. Tujuan Umum
       Adapun tujuan umum laporan keuangan adalah sebagai berikut:
       a.   Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber-sumber
            ekonomi, dan kewajiban perusahaan.
       b.   Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber kekayaan
            bersih yang berasal dari kegiatan usaha dalam mencari laba.
       c.   Menaksir informasi keuangan yang dapat digunakan untuk menaksir
            potensi potensi perusahaan dalam menghasilkan laba.
       d.   Memberikan informasi yang diperlukan lainnya tentang perubahan
            harta dan kewajiban.
       e.   Mengungkapkan informasi relevan lainnya yang dibutuhkan para
            pemakai laporan.
   3. Tujuan Kualitatif
       Tujuan kualitatif yang dirumuskan APB Statements No. 4 adalah sebagai
       berikut:
       a.   Relevan.
       b.   Dapat dimengerti
       c.   Dapat dicek kebenarannya
       d.   Netral
       e.   Tepat waktu & Dapat diperbandingkan
       f.   Lengkap

2.3. Jenis Laporan Keuangan
5




             Sedangkan dalam definisi laporan keuangan menurut peraturan
       Bapepam Nomor : VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan
       dijelaskan bahwa laporan keuangan terdiri dari:
       1. Neraca
       2. Laporan Rugi Laba
       3. Laporan Perubahan Ekuitas
       4. Laporan Arus Kas
       5. Catatan Atas Laporan Keuangan

2. Earning Management (Manajemen Laba)

      Earning management adalah suatu konsep yang dilakukan perusahaan dalam
mengelola laporan keuangan supaya laporan keuangan tampak terlihat memiliki
kualitas (quality of financial reporting) (Suhendah, 2005). Laporan keuangan yang
paling sering dimanipulasi oleh perusahaan adalah laporan rugi laba.

     Menurut Jumingan (2003) seperti yang dikutip oleh Suhendah (2005), earning
management merupakan suatu proses yang disengaja, menurut standar akuntansi
keuangan untuk mengarahkan pelaporan laba pada tingkat tertentu. Yang termasuk
dalam kategori earning management ialah:
1. Discretionary accrual
2. Income smoothing
3. Manipulasi alokasi pendapatan/biaya.
4. Perubahan metode akuntansi dan struktur modal.
Earning management (manajemen laba) memiliki cakupan yang lebih luas daripada
income smoothing (perataan laba), karena manajemen percaya bahwa reaksi pasar
didasarkan pada pengungkapan informasi akuntansi sehingga perilaku laba
merupakan aspek penentuan resiko pasar entitas usaha.

     Suhendah (2005) mengutip Ayres (1994) yang menyatakan bahwa ada 3 faktor
yang dapat dikaitkan dengan munculnya praktik manajemen laba oleh manajer demi
menunjukkan prestasinya, yaitu:
1. Manajemen akrual (accruals management).
6




2. Penerapan suatu kebijaksanaan akuntansi yang wajib (adoption of mandatory
   accounting changes).
3. Perubahan akuntansi secara sukarela (voluntary accounting changes).


                              Gambar 1
        Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Praktik Manajemen Laba


    Faktor-faktor yang mempengaruhi:
     a. Manajemen akrual
     b. Penerapan suatu kebijaksanaan                              Praktik
         akuntansi yang wajib                                   Manajemen Laba
     c. Perubahan metode akuntansi
         secara sukarela

  Sumber : Jurnal Akuntansi/Th.IX/02/Mei/2005, Earning Management


3. Income Smoothing (Perataan Laba)

  3.1. Definisi Perataan Laba

            Pengertian awal mengenai income smoothing ialah moderates year-to-
       year fluctuations in income by shifting earnings from peak years to less
       successful periods (Riahi-Belkaoui, 2004). Sedangkan pengertian yang lebih
       modern adalah the process of manipulating the time profile of earnings or
       earning reports to make the reported income less variable, while not
       increasing reported earnings over the long run (Riahi-Belkaoui, 2004).

                 Income smoothing (perataan laba) adalah a form of earnings
       management in which revenues and expenses are shifted between periods to
       reduce fluctuations in earnings (Arens, et. al, 2005: 310). Selain itu, menurut
       Harahap (2005) perataan laba adalah upaya yang dilakukan oleh manajemen
       untuk menstabilkan laba.

           Definisi lainnya tentang perataan laba menurut Beidleman adalah (Riahi-
       Belkaoui, 2004):
7




        “The intentional dampening or fluctuations about some level of earnings
        that is currently considered to be normal for a firm., atau an attempt on
        the part of the firm’s management to reduce abnormal variations in
        earnings to extent allowed under sound accounting and management
        principles.”

3.2. Jenis Perataan Laba

        Ada dua jenis perataan laba, yaitu (Riahi-Belkaoui, 2004) :
    1. Intentional atau designed smoothing
       Intentional atau designed smoothing ialah keputusan atau pilihan yang
       dibuat untuk mengatur fluktuasi earnings pada level yang diinginkan.
    2. Natural smoothing
       Natural smoothing adalah income generating process yang natural, bukan
       hasil dari tindakan yang diambil oleh manajemen.

3.3. Faktor Pendorong Perataan Laba

          Tidak semua negara melarang dilakukannya perataan laba (Harahap,
    2005). Seperti Swedia misalnya, di negara ini perataan laba diperbolehkan,
    asalkan perataan laba ini dilakukan dengan transparan.

         Beberapa faktor yang mendorong manajemen melakukan perataan laba
    adalah (Sugiarto, 2003):
    1. Kompensasi bonus
       Pada penelitiannya, Healy menemukan bukti bahwa manajer yang tidak
       dapat memenuhi target laba yang ditentukan akan memanipulasi laba agar
       dapat mentransfer laba masa kini menjadi laba masa depan. Selain itu,
       menurut Harahap (2005), pentingnya laporan keuangan mengundang
       manajemen untuk meratakan laba demi mendapatkan bonus yang tinggi.
    2. Kontrak utang
       Defond dan Jimbalvo (1994) dengan menggunakan model Jones,
       mengevaluasi tingkat akrual perusahaan yang tidak dapat memenuhi
       target laba. Mereka menemukan bahwa perusahaan yang melanggar
8




   perjanjian utang telah merekayasa labanya, satu periode sebelum
   perjanjian utang itu dibuat.
3. Faktor politik
   Jones (1991) meneliti perusahaan yang sedang diinvestigasi oleh
   International Trade Commision (ITC). Ia menemukan bukti bahwa
   produsen    domestik    cenderung   menurunkan   laba   dengan   teknik
   discretionary accrual untuk mempengaruhi keputusan regulasi impor.
   Naim dan Hartono (1996) meneliti perusahaan yang diduga melakukan
   monopoli dan menemukan bahwa manajer perusahaan melakukan
   perataan laba untuk menghindari UU Anti-Trust.
4. Pengurangan pajak
   Perusahaan melakukan perataan laba untuk mengurangi jumlah pajak
   yang harus dibayarkan kepada pemerintah (Arens, Elder, Beasley, 2005).
5. Perubahan CEO
   Pourciao (1993) menemukan bukti bahwa perekayasaan laba dilakukan
   dengan meningkatkan unexpected accruals pada periode satu tahun
   sebelum penggantian eksekutif tak rutin.
6. Penawaran saham perdana
   Clarkson et al (1992) menyatakan ada reaksi positif dari pengumuman
   earnings forecast yang ada di prospektus dengan tingkat penjualan
   saham, karena publik hanya melihat laporan keuangan yang dilaporkan
   pada regulator. Banyak perusahaan yang melakukan perataan laba demi
   mendapatkan dan mempertahankan investor (Jones, 2005).

      Faktor yang diasumsikan menyebabkan manajer melakukan perataan
laba menurut buku Accounting Theory (Riahi-Belkaoui, 2004: 451), ialah:
1. Mekanisme pasar kompetitif, yang mengurangi pilihan-pilihan yang
   tersedia untuk manajemen.
2. Skema kompensasi manajemen, yang terkait langsung dengan kinerja
   perusahaan.
3. Ancaman pergantian manajemen.
9




  3.4. Teknik Perataan Laba

            Berbagai teknik yang dilakukan dalam perataan laba, diantaranya ialah
     (Sugiarto, 2003) :
      1. Perataan melalui waktu terjadinya transaksi atau pengakuan transaksi.
          Pihak manajemen dapat menentukan atau mengendalikan waktu transaksi
          melalui kebijakan manajemen sendiri (accruals) misalnya: pengeluaran
          biaya riset dan pengembangan. Selain itu banyak juga perusahaan yang
          menggunakan kebijakan diskon dan kredit, sehingga hal ini dapat
          menyebabkan meningkatnya jumlah piutang dan penjualan pada bulan
          terakhir tiap kuarter dan laba kelihatan stabil pada periode tertentu.
      2. Perataan melalui alokasi untuk beberapa periode tertentu. Manajer
          mempunyai wewenang untuk mengalokasikan pendapatan atau beban
          untuk periode tertentu. Misalnya: jika penjualan meningkat, maka
          manajemen dapat membebankan biaya riset dan pengembangan serta
          amortisasi goodwill pada periode itu untuk menstabilkan laba.
      3. Perataan melalui klasifikasi. Manajemen memiliki kewenangan untuk
          mengklasifikasikan pos-pos rugi laba dalam kategori yang berbeda.
          Misalnya: jika pendapatan non-operasi sulit untuk didefinisikan, maka
          manajer dapat mengklasifikasikan pos itu pada pendapatan operasi atau
          pendapatan non-operasi.

             Keleluasaan untuk memakai teknik-teknik akuntansi dalam mencatat
      terbukti telah disalahgunakan oleh manajemen untuk melakukan perataan
      laba. Bahkan disinyalir bahwa perataan laba banyak dilakukan dengan
      menggunakan teknik-teknik akuntansi yaitu dengan merubah kebijakan
      akuntansi (Koeh, 1981). Berdasarkan hal tersebut maka penelitian tentang
      perataan laba ini dilakukan dengan mengambil perubahan kebijakan
      akuntansi sebagai objek dihubungkan dengan antisipasi laba masa depan
      untuk menghindari pemecatan.

4. Expected Earnings
10




         Expected earnings ialah perkiraan dan ekspektasi laba yang ingin dicapai
perusahaan di masa mendatang (Sugiarto, 2003). Expected earning diambil dari
lembaran prospektus yang biasanya dikeluarkan perusahaan ketika ingin terdaftar di
Bursa Efek Jakarta, selain itu juga terdapat di laporan keuangan tahunan perusahaan.

Tujuan laporan keuangan menurut SFAC No 1. Sesuai dengan UU no. 8 tahun 1995
BAB IX pasal 78 dan 79 dan dijabarkan lebih lanjut dalam peraturan BAPEPAM
NO. IX C.2, mengumumkan earnings projection dipandang perlu agar menjadi
sinyal positif bagi investor tentang keterbukaan informasi perusahaan (Sugiarto,
2003).

         Expected earnings yang tercantum di prospektus merupakan tantangan bagi
manajer untuk mencapainya, karena jika manajer tidak bisa mencapainya atau
kinerjanya atau kinerjanya di bawah rata-rata industri maka kemungkinan tindakan
pemecatan akan semakin besar (Blackwell, 1994).

                             B. Penelitian Terdahulu

     Penelitian terdahulu yang menganalisa perataan laba dan hubungannya dengan
laba masa depan perusahaan, dilakukan oleh Sopa Sugiarto (2003). Penelitian ini
mengambil indikator perataan laba (variabel bebas) berupa net earnings (sebelum
pos luar biasa), leverage, total asset, total accrual, dan discretionary accrual.
Variabel terikatnya adalah expected earning. Sampel yang digunakan adalah 41
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta, yang dipilih dengan
metode purposive sampling.

     Hasil penelitian tersebut mengindikasikan (1) Tidak terdapat hubungan antara
peningkatan discretionary accrual dengan kinerja masa kini yang buruk dan
ekspektasi kinerja masa depan yang bagus; (2) Terdapat hubungan antara penurunan
discretionary accrual dengan kinerja masa kini yang bagus dan ekspektasi kinerja
masa depan yang buruk.
11




                            C. Kerangka Pemikiran


                              Gambar 2
   Hubungan dan Pengaruh antara Variabel Bebas dengan Variabel Terikat

Variabel Bebas                                                 Variabel Terikat
     X                                                               Y


   X1
   Net Earnings


   X2
   Leverage
                                                                 Y
                                                           Expected Earning
   X3
   Total Asset


   X4
   Discretionary Accrual


   X5
   Perataan Laba


 Sumber : Data diolah penulis, 2006


                           D. Pengembangan Hipotesis
          Sugiarto (2003) mengutip penelitian Fudenberg dan Tirole (1995) yang
mengembangkan model teori yang mendorong manajer memperkirakan laba masa
depan dengan berdasarkan pada pemakaian discretionary accounting.

2. Hipotesis

      Maka hipotesis penelitian yang dapat disimpulkan dari ketiga asumsi di atas
adalah:
12




H1 :Tingkat net earnings mempunyai hubungan positif dengan ekspektasi kinerja
         masa depan perusahaan.
H2 :Tingkat leverage mempunyai hubungan positif dengan ekspektasi kinerja masa
         depan perusahaan.
H3 :     Tingkat total asset mempunyai hubungan positif dengan ekspektasi kinerja
         masa depan perusahaan.
H4 :Tingkat discretionary accrual mempunyai hubungan positif dengan ekspektasi
         kinerja masa depan perusahaan.
H5 :Perataan laba mempunyai pengaruh signifikan terhadap ekspektasi kinerja masa
         depan perusahaan.


                             METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

       Penelitian yang dilakukan penulis adalah penelitian yang bersifat korelatif, yaitu
mencari hubungan antara perataan laba (discretionary accruals) dengan kinerja masa
kini dan ekspektasi kinerja masa depan.


                            B. Variabel dan Pengukurannya

1. Variabel

       Variabel yang digunakan dibagi menjadi 2, yaitu variabel bebas (tidak terikat)
dan variabel terikat.

   1.1 Variabel Bebas (Independent Variable)

             Variabel bebas adalah variabel yang nilainya mempengaruhi perilaku dari
         variabel terikat (dependent variable). Dalam penelitian ini, variabel bebasnya
         ialah perataan laba (income smoothing) yang faktornya terdiri dari:
         1. Net Earnings
         2. Leverage (LEV)
13




       3. Total Aset (ASSET)
       4. Discretionary Accrual (DA)

   1.2. Variabel Terikat (Dependent Variable)

            Variabel terikat adalah variabel yang nilainya dipengaruhi oleh perilaku
       variabel bebas (independent variable). Dalam penelitian ini, variabel terikat
       yang digunakan, ialah expected earnings.


                         C. Definisi Operasional Variabel

       Definisi operasional variabel yang ada dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Net Earnings (X1)
   Net earnings ialah laba bersih yang bisa dilihat di dalam income statement.
   Dalam penelitian ini net earnings yang digunakan adalah net earnings before
   extraordinary item.
2. Leverage (X2)
   Leverage adalah bagian dari modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk
   keseluruhan utang. Leverage ini dapat dihitung dengan rumus:

      LEV = Total Utang / Total Equity

3. Total Asset (X3)
   Total asset adalah seluruh harta perusahaan yang digunakan dalam kegiatan
   operasional perusahaan, yaitu dari current asset sampai dengan fixed asset dan
   juga tangible asset. Data total asset ini dapat dilihat di dalam balance sheet
   perusahaan.
4. Discretionary Accrual (X4)
   Discretionary accrual adalah komponen accrual yang berada dalam kebijakan
   manajemen, artinya manajemen memberikan intervensinya dalam proses
   pelaporan keuangan. Perhitungan untuk mendapatkan discretionary accrual,
   ialah:
14




                   TAit   Ait −1 = a1 [ Ait −1 ] + b1 [(∆REVit − ∆ARit
                                       1                                 )   Ait −1 ] + b2 [PPEit   Ait −1 ] + eit




    Keterangan:

      TAit                       = total accrual
       Ait −1                    = total asset
       REVit                     = total revenue
       ARit                      = piutang
       ∆REVit − ∆ARit            = perubahan revenue dengan basis kas

       PPE it                    = jumlah kotor nilai bangunan dan peralatan
      eit                        = tingkat kesalahan

      Setelah konstantanya didapat, dimasukkan ke dalam rumus:

           NDAC it = a1 [ TAit −1 ] + b1 [(∆REVit − ∆REC it
                         1                                               )   TAit −1 ] + b 2 [PPE it   TAit −1 ]




      Kemudian dicari discretionary accrual (DA)-nya dengan rumus:

     DAC it = TAC it − NDAC it



5. Expected Earnings (Y)
   Expected earning adalah ekspektasi laba yang ingin dicapai perusahaan di masa
   depan. Expected earning ini dianggap dapat menggambarkan kinerja suatu
   perusahaan. Expected earning dapat dihitung dengan rumus:

           E1 = E 0 (1 + g )




    Keterangan:

       E1          = expected earning
       E0          = current earning
       g           = growth


                                   D. Teknik Pengumpulan Data
15




     Penelitian ini menggunakan metode kepustakaan dalam pengumpulan datanya.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa laporan
keuangan tahunan dan prospektus yang didapat dari Bursa Efek Jakarta (BEJ).


                             E. Metode Pemilihan Sample

            Pemilihan sample dilakukan dengan metode purposive sampling, yaitu
pemilihan sample dengan berbagai kriteria. Kriteria yang digunakan dalam penelitian
adalah:

      1. Perusahaan yang telah go public sebelum 31 Desember 2005.
      2. Emiten yang telah menyertakan laporan keuangan audit per 31 Desember
            2002–2005.
      3. Perusahaan yang transaksi sahamnya masih aktif diperdagangkan selama
            tahun 2002–2005.
      4. Perusahaan yang tahun bukunya 31 Desember untuk tahun 2002–2005.
      5. Perusahaan dengan data ekstrem yang berhubungan dengan discretionary
            accrual, arus kas dan non-discretionary accrual akan dikeluarkan dari
            sample.


                               F. Metode Analisis Data

          Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, adalah sebagai
berikut: Statistik Deskriptif, Uji Normalitas, Uji Asumsi Klasik, Uji Hipotesis.

1. Statistik Deskriptif

          Statistik deskriptif merupakan proses data penelitian dalam bentuk tabulasi
sehingga mudah dipahami dan diintepretasikan.




2. Uji Normalitas
16




    Dalam penelitian ini, uji normalitas data menggunakan Kolmogrov-Smirnov test.
Tujuan pengujian tersebut adalah untuk menentukan apakah data-data dari masing-
masing variabel terdistribusi normal atau tidak.

Perumusan hipotesa untuk uji normalitas, yaitu :
1. H0 : data normal
2. Ha : data tidak normal

Dasar pengambilan keputusan untuk uji normalitas :
1. Signifikansi >0,05 (H0 diterima : data normal)
2. Signifikansi <0,05 (H0 ditolak : artinya data tidak normal)

3. Uji Asumsi Klasik

       Analisa mengenai hubungan dan pengaruh perataan laba dengan ekspektasi
kinerja masa depan perusahaan (expected earning) dapat dilakukan bila data yang
diteliti memenuhi asumsi klasik. Pengujian asumsi klasik yang dilakukan, yaitu:

   3.1. Uji Multikolinieritas

             Uji multikolinieritas ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
       hubungan yang berarti antara masing-masing variabel independen dalam
       model regresi. Metode untuk menguji adanya multikolinieritas dilihat pada
       tolerance value atau Variance Inflation Factor (VIF). Batas dari tolerance
       value adalah 0,10 dan batas VIF adalah 10. Jika Variance Inflation Factor
       (VIF) diatas 10 dan tolerance value dibawah 0,10 (Hair et, al, 1998).
       Perumusan hipotesa untuk uji multikolinearitas adalah :
       1. Ho    : tidak ada multikolinearitas
       2. Ha    : terjadi multikolinearitas

       Pengambilan keputusan :
       1. Jika VIF > 0,10 (Ho ditolak: terjadi multikolinearitas)
       2. Jika VIF < 0,10 (Ho diterima: tidak ada multikolinearitas)

   3.2. Uji Autokorelasi
17




            Uji autokorelasi digunakan untuk menunjukkan adanya korelasi antara
       error dengan error periode sebelumnya. Pada asumsi klasik, hal ini tidak
       boleh terjadi. Uji autokorelasi dalam penelitian ini dilakukan dengan
       menggunakan metode Durbin–Watson (DW). Jika nilai Durbin–Watson
       terletak diantara dU dan 4-dU maka disimpulkan tidak terjadi pelanggaran
       autokorelasi. Data yang baik adalah data yang memiliki hasil uji tidak
       terdapat autokorelasi. Sebenarnya penelitian ini tidak memerlukan uji
       autokorelasi, karena data yang digunakan adalah data pooling.

       Dasar pengambilan keputusan uji autokorelasi (DW) sebagai berikut :
       1. Jika 0 < DW < dL, maka terdapat positif autokorelasi
       2. Jika dL ≤ DW ≤ dU, maka tidak ada keputusan
       3. Jika dU < DW < 4-dU, maka tidak terdapat autokorelasi
       4. Jika 4-dU ≤ DW ≤ 4-dL, maka tidak ada keputusan
       5. Jika 4-dL < DW <4, maka terdapat negatif autokorelasi



  3.3. Uji Heteroskedastisitas

               Uji Heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah model
       regresi yang digunakan mengandung variasi residual yang bersifat
       heteroskedastisitas (varians dari setiap error bersifat heterogen). Model
       regresi yang baik tidak terjadi heteroskedastisitas (bersifat homogen). Dalam
       penelitian ini, penulis menggunakan uji dengan scatterplot.

4. Uji Hipotesis

  4.1. Uji Korelasi

           Analisis korelasi berfungsi untuk menyatakan derajat keeratan hubungan
       dan arah hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikatnya. Semakin
       tinggi nilai korelasi, semakin tinggi derajat keeratan hubungan kedua variabel
       tersebut. Nilai korelasi memiliki rentang antara 0 sampai 1 atau 0 sampai -1.
       Tanda positif dan negatif menunjukkan arah hubungan. Tanda positif
18




    menunjukkan hubungan searah. Jika 1 variabel naik, variabel yang lain naik.
    Tanda negatif menunjukkan hubungan berlawanan. Jika 1 variabel naik,
    variabel yang lain akan turun.

                Dalam penelitian ini, analisis korelasional yang digunakan adalah
    analisis korelasi Pearson. Metode tersebut digunakan karena data yang
    diteliti adalah data dengan skala rasio.




    Perhitungan koefisien korelasi adalah menggunakan formula:

                              nΣXY − ΣXΣY
       r=
                nΣX       − (ΣX ) ΣY 2 −   nΣY 2 − (ΣY )
                      2         2                          2




       Keterangan :

            X      = variabel bebas
          Y        = variabel terikat
            n      = banyaknya sampel

4.2. Uji Regresi Berganda

                Untuk menganalisa pengaruh variabel bebas, yaitu perataan laba,
    terhadap variabel terikat, yaitu ekspektasi kinerja masa depan perusahaan
    (expected earning), penulis menggunakan regresi berganda dengan model
    sebagai berikut:

         Y = a + b1 X 1 + b2 X 2 + b3 X 3 + b4 X 4 + e




    Dimana Y adalah variabel terikat, yaitu expected earning, dan X adalah
    variabel bebas, yaitu net earnings, leverage, total asset, dan discretionary
    accrual, yang diujikan dalam penelitian. Bila Y dan X diganti dengan nama
    masing-masing variabel, maka rumus regresi bergandanya akan menjadi:

         Exp.Earn = a + b1 NetEarn + b2 LEV + b3 ASS + b4 DA + e



       Keterangan:
19




       Exp.Earn            = expected earning perusahaan
       a                   = konstanta
       b1 , b2 , b3 , b4   = koefisien regresi
       NetEarn             = net earnings perusahaan
       LEV                 = leverage perusahaan
       ASS                 = total asset perusahaan
       DA                  = discretionary accrual perusahaan
       e                   = tingkat kesalahan (error)
Analisis pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat di penelitian ini
menggunakan regresi berganda, karena baik variabel bebas maupun variabel
terikat, keduanya berskala rasio.

4.2.1. Uji F (Uji Serentak)

        Uji F atau Uji Serentak merupakan pengujian yang dilakukan untuk
mengetahui ada atau tidaknya hubungan seluruh variabel bebas, secara
bersama-sama, terhadap variabel terikatnya. Pengujian ini membandingkan
antara nilai F hitung dengan nilai F tabel pada tingkat keyakinan tertentu,
dengan ketentuan bahwa interval kepercayaan sebesar 95% dan tingkat
signifikansi sebesar 5%.

    Uji F menggunakan rumus (untuk perhitungan manual):

       MSSdariESS
  F=
       MSSdariRSS




   Keterangan:

       MSS           = rata-rata jumlah kuadrat (mean sum of square)
       ESS           = jumlah kuadrat regresi (explain sum of square)
       RSS           = jumlah kuadrat sisa (residual sum of square)
20




Perumusan hipotesa untuk Uji F adalah, sebagai berikut :
Ho : Seluruh variabel bebas (net earnings, leverage, total asset, dan
        discretionary       accrual)   secara   bersama-sama   tidak   mempunyai
        pengaruh signifikan terhadap variabel terikat (expected earning).
Ha : Seluruh variabel bebas (net earnings, leverage, total asset, dan
        discretionary accrual) secara bersama-sama mempunyai pengaruh
        signifikan terhadap variabel terikat (expected earning).
Dasar pengambilan keputusan untuk Uji F adalah :
1. Jika F hitung > F tabel (Ho ditolak : mempunyai pengaruh signifikan)
2. Jika F hitung < F tabel (Ho diterima : tidak mempunyai pengaruh) atau

1. Jika sig. F statistik < 0,05 (signifikan secara statistik : Ho ditolak)
2. Jika sig. F statistik > 0,05 (tidak signifikan secara statistik : Ho diterima)

4.2.2. Uji T (Uji Individu)

         Uji-t ini digunakan untuk menguji ada atau tidaknya pengaruh antara
masing-masing variabel bebas dengan variabel terikat. Uji-t membandingkan
nilai t-hitung dengan nilai t-tabel, dengan ketentuan interval kepercayaan
sebesar 95% dan tingkat signifikansi sebesar 5%.

Rumus yang digunakan dalam Uji-t (perhitungan secara manual), ialah:

       β1
 t=
      Se(β )


Keterangan:

β1      = koefisien regresi
Se      = derajat kesalahan (standard error)

Perumusan hipotesa untuk Uji-t, adalah:
Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas terhadap
        variabel terikat.
Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas terhadap
        variabel terikat.
21




         Dasar pengambilan keputusan pada Uji-t, yaitu:
         1. Jika t-hitung < t-tabel (Ho diterima : tidak ada pengaruh signifikan)
         2. Jika t-hitung > t-tabel (Ho ditolak : ada pengaruh signifikan)

         atau

         1. Jika nilai Sig. < 0,05 (signifikan secara statistik : Ho ditolak)
         2. Jika nilai Sig, > 0,05 (tidak signifikan secara statistik : Ho diterima)


                            ANALISIS DAN PEMBAHASAN

                                 A. Deskripsi Objek Penelitian

     Deskripsi data yang disajikan adalah deskripsi data variabel penelitian. Variabel
penelitian ini terdiri dari satu variabel terikat (Y), yaitu expected earning; dan 5
variabel bebas (X), yaitu net earnings (X1), leverage (X2), total asset (X3),
discretionary accrual (X4), dan perataan laba (X5). Jumlah perusahaan yang
digunakan sebagai sampel adalah 36 perusahaan, dengan periode laporan keuangan
tahun 2002 sampai dengan 2005, yang secara lengkap dapat dilihat di lampiran 1.


                                  B. Analisis dan Pembahasan

1. Statistik Deskriptif

                                                      Tabel 1
                                           Statistik Deskriptif

                                             Descriptive Statistics

                       N             Minimum                Maximum            Mean           Std. Deviation
  Total Asset              108         38926037291        15669007629752    2130275595505    3291406897483.8
  Net Earnings             108       -792946330000         1468445000000   83440463042.97   328560969219.054
  Expected Earning         108   -22703196165120.0      26925814065823.3   950436190427.0    5937224225678.1
  DA                       108   -7104389596998.69      1241805000000.05    -162999655213    889335989040.23
  LEVERAGE                 108               -18.54                53.28           2.4446             8.08879
  Valid N (listwise)       108

   Sumber: Data diolah, 2006
22




      Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa jumlah data yang digunakan
sebagai sampel berjumlah 36 perusahaan, dengan 6 variabel penelitian (total asset,
net earnings, expected earning, discretionary accrual, dan leverage). Variabel total
asset memiliki nilai minimum (terendah) sebesar Rp 38.926.037.291,- dan nilai
maksimum (tertinggi) sebesar Rp 15.669.007.629.752,-. Nilai rata-ratanya (mean)
sebesar     Rp      2.130.275.595.505,-      dengan         standar   deviasi     sebesar
Rp 3.291.406.897.483,8,-.

     Variabel net earnings (sebelum pos luar biasa) memiliki nilai terendah sebesar
Rp (792.946.330.000),- serta nilai terendah sebesar Rp 1.468.445.000.000,-. Nilai
rata-rata   dan   standar      deviasinya   sebesar   Rp       83.440.463.042,97,-   dan
Rp 328.560.969.219,054,-.

     Ekspektasi kinerja masa depan, yang dipresentasikan dengan variabel expected
earning, memiliki nilai terendah Rp (22.703.196.165.120,0),- dan nilai tertinggi
Rp 26.925.814.065.823,3,-. Nilai rata-ratanya adalah Rp 950.436.190.427,0,- dengan
nilai standar deviasi Rp 5.937.224.225.678,1,-.
                    Variabel     discretionary    accrual     memiliki   nilai   terendah
Rp (7.104.389.596.998,69),- serta nilai tertinggi Rp 1.241.805.000.000,05,-. Nilai
rata-rata dan standar deviasinya adalah sebesar Rp (162.999.655.213) dan
Rp 889.335.989.040,23
      Rasio pengukuran perusahaan, yang dipresentasikan dengan variabel leverage,
memiliki nilai terendah sebesar -18,54 dan nilai tertinggi sebesar 53,28. Nilai rata-
ratanya adalah sebesar 2,4446; sedangkan standar deviasinya adalah sebesar 8,08879.

2. Uji Normalitas

     Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data dalam penelitian yang
digunakan, memiliki distribusi yang normal atau tidak. Analisis Kolmogorov–
Smirnov merupakan suatu pengujian untuk menguji keselarasan data, dimana suatu
sampel dikatakan berdistribusi normal atau berdistribusi tidak normal.
Perumusan hipotesa untuk uji normalitas ialah :
1. Ho : data normal
23




2. Ha : data tidak normal

Dasar pengambilan keputusannya, yaitu :
1. Signifikansi > 0,05 (Ho diterima : data normal)
2. Signifikansi < 0,05 (Ho ditolak : data tidak normal)

           Berikut ini adalah hasil pengolahan data statistik untuk uji normalitas
Kolmogorov-Smirnov:

                                                     Tabel 2
                            Tabel Uji Normalitas Kolmogorov–Smirnov

                                          One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

                                                                                 Expected
                                                   Total Asset    Net Earnings    Earning        DA        LEVERAGE
   N                                                        108            108          108         108            108
   Normal Parameters a ,b    Mean                   2.13E+12        8.344E+10    9.50E+11     -1.6E+11         2.4446
                             Std. Deviation         3.29E+12        3.286E+11    5.94E+12        *******      8.08879
   Most Extreme              Absolute                      .276           .275         .281        .314           .320
   Differences               Positive                      .276           .275         .268        .252           .320
                             Negative                     -.263          -.262        -.281       -.314          -.292
   Kolmogorov-Smirnov Z                                  2.865           2.861       2.916        3.266         3.322
   Asymp. Sig. (2-tailed)                                  .000           .000         .000        .000           .000
     a. Test distribution is Normal.
     b. Calculated from data.



 Sumber : Data diolah, 2006


                                              Tabel 3
                            Tabel Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov

                              Variabel                    Sig              Kesimpulan
                      Total Asset                         0.000             Ho ditolak
                      Net Earnings                        0.000             Ho ditolak
                      Expected Earnings                   0.000             Ho ditolak
                      Total Accrual                       0.000             Ho ditolak
                      DA                                  0.000             Ho ditolak
                      Leverage                            0.000             Ho ditolak

                    Sumber: Data diolah, 2006


       Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa variabel total asset, net earnings,
expected earning, total accrual, DA (discretionary accrual), dan leverage memiliki
24




tingkat signifikansi yang lebih kecil dari 0,05. Maka seluruh variabel, baik bebas
maupun terikat, memiliki kesimpulan bahwa Ho ditolak, yang berarti data
berdistribusi tidak normal.

                                                       Gambar 3
                                                 Grafik Distribusi Data

                                                      Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

                                                      Dependent Variable: Expected Earning
                                               1.00




                                                .75




                                                .50
                           Expected Cum Prob




                                                .25




                                               0.00
                                                  0.00        .25        .50       .75       1.00


                                                      Observed Cum Prob



               Sumber : Data diolah, 2006


3. Uji Asumsi Klasik

   3.1. Uji Multikolinieritas

             Uji multikolinearitas digunakan untuk menunjukkan ada atau tidaknya
       hubungan langsung (korelasi) antar variabel bebas. Multikolinearitas terjadi
       jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) lebih besar dari 10 atau nilai
       tolerance lebih kecil dari 0,10 (Hair et, al, 1998).

       Perumusan hipotesa untuk uji multikolinearitas :
       1. Ho : tidak ada multikolinearitas
       2. Ha : ada multikolinearitas

       Dasar pengambilan keputusan :
       1. VIF > 10 (Ho ditolak : ada multikolinearitas)
25




    2. VIF < 10 (Ho diterima : tidak ada multikolinearitas)

                                            Tabel 4
                                Tabel Uji Multikolinieritas

                                          Coefficientsa


                                                  Collinearity Statistics
                        Model                    Tolerance        VIF
                        1        Total Asset           .870         1.149
                                 Net Earnings          .937         1.067
                                 DA                    .918         1.089
                                 LEVERAGE              .993         1.008
                          a. Dependent Variable: Expected Earning


                     Sumber: Data diolah, 2006


                                  Tabel 5
                      Tabel Hasil Uji Multikolinearitas

             Variabel               VIF                    Keputusan
                                    1.149               Tidak ada
       Total Asset
                                                      multikolinearitas
                                    1.067               Tidak ada
       Net Earnings
                                                      multikolinearitas
                                    1.089               Tidak ada
       DA
                                                      multikolinearitas
                                    1.008               Tidak ada
       Leverage
                                                      multikolinearitas

        Sumber : Data diolah, 2006


            Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa seluruh variabel bebas
    memiliki VIF < 10. Oleh karena itu, Ho diterima, yang berarti tidak ada
    multikolinearitas. Maka dapat dikatakan bahwa di antara sesama variabel
    bebas tidak mempunyai hubungan langsung (tidak berkorelasi), sehingga
    penelitian dapat dilanjutkan.

3.2. Uji Autokorelasi
26




         Autokorelasi menunjukkan adanya korelasi antara error dengan error
   periode sebelumnya, dimana pada asumsi klasik hal ini tidak boleh terjadi.
   Uji autokorelasi dilakukan dengan menggunakan Durbin–Watson. Jika nilai
   Durbin–Watson berkisar diantara nilai batas atas (dU) dan 4-dU maka
   diperkirakan tidak terjadi pelanggaran autokorelasi.

   Dasar pengambilan keputusan uji autokorelasi :

                                     Tabel 6
                            Keputusan Autokorelasi

     Hipotesa Nol (Ho)                  Keputusan                     Kriteria
Tidak ada Positif Autokorelasi           Ho ditolak                 0 < DW < dL
Tidak ada Positif Autokorelasi      Tidak ada keputusan             dL ≤ DW ≤ dU
   Tidak ada Autokorelasi                Ho diterima             dU < DW < 4-dU
Tidak ada Negatif Autokorelasi      Tidak ada keputusan          4-dU ≤ DW ≤ 4-dL
Tidak ada Negatif Autokorelasi           Ho ditolak                 4-dL < DW < 4

   Berikut ini adalah tabel dan gambar hasil pengujian autokorelasi :


                                      Tabel 7
                             Tabel Hasil Durbin–Watson

                                    b
                        Model Summary

                                 Durbin-W
                       Model      atson
                       1             2.154a
                          a. Predictors: (Constant), LEVERAGE,
                             Total Asset, Net Earnings, DA
                          b. Dependent Variable: Expected Earning


                    Sumber: Data diolah, 2006


                                       Gambar 4
                                 Hasil Uji Autokorelasi
27




                        Daerah tak                                   Daerah tak
          Positip                                                                   Negatip
                           ada                                          ada
        Autokorelasi                                                              Autokorelasi
                        keputusan         Tak ada Autokorelasi       keputusan

    0              DL                DU            2             4-D U        4-DL               4
                                                       2.154
                  1.592          1.758                           2.242       2.408

Sumber: Data diolah, 2006


           Berdasarkan tabel di atas, diketahui nilai Durbin–Watson untuk hipotesa
    sebesar 2,154. Nilai Durbin–Watson tersebut berada pada daerah dU < DW <
    4-dU, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi pelanggaran autokorelasi
    (model bebas dari autokorelasi). Sehingga dapat dapat disimpulkan bahwa
    model hipotesis diatas terbebas dari permasalahan autokorelasi, sehingga
    penelitian dapat dilanjutkan.

           Pada penelitian ini, sebenarnya, uji autokorelasi ini tidak diperlukan. Hal
    ini disebabkan karena, data penelitian yang digunakan adalah data pooling.
    Data pooling adalah data yang, misalnya, banyak perusahaan (lebih dari 1)
    dengan pengamatan beberapa tahun (lebih dari 1).

3.3. Uji Heteroskedastisitas

               Uji Heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah model
    regresi yang digunakan mengandung variasi residual yang bersifat heterogen.
    Model regresi yang baik tidak terjadi heteroskedastisitas (harus bersifat
    homogen).

               Heteroskedastisitas dalam model regresi dapat dilihat pada gambar
    berikut ini:

                                                Gambar 5
                       Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Scatterplot
28




                                                          Scatterplot

                                                          Dependent Variable: Expected Earning
                                                     6



                                                     4




                   Regression Studentized Residual
                                                     2



                                                     0



                                                     -2



                                                     -4
                                                          -2        -1        0          1         2       3        4


                                                          Regression Standardized Predicted Value



              Sumber : Data diolah, 2006


          Dari gambar grafik pada gambar 4, dapat dilihat bahwa sebaran titik
    terjadi secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu. Hal ini berarti
    tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi yang digunakan.

3.4. Uji Fit Model (R²)

        Hasil yang didapatkan dari uji normalitas adalah bahwa data berdistribusi
    tidak normal. Oleh karena itulah, penulis melakukan uji fit model, untuk
    melihat apakah model yang digunakan dalam regresi layak untuk dilanjutkan.

                                                                             Tabel 8
                                                                          Tabel Fit Model

                                                                           Model Summary

                                                                                             Adjusted    Std. Error of
                 Model                                           R         R Square          R Square    the Estimate
                 1                                                .496a        .246               .217     5.255E+12
                             a. Predictors: (Constant), LEVERAGE, Total Asset, Net
                                Earnings, DA


             Sumber : Data diolah, 2006
29




             Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa model yang digunakan layak untuk
       dilanjutkan. Hal tersebut dapat diketahui dari nilai koefisien determinasi R²-
       nya adalah sebesar 0,246. Artinya, bahwa variasi dari variabel perataan laba
       (variabel bebas) mampu menjelaskan variasi dari variabel expected earning
       (variabel terikat) sebesar 24,6%. Sisanya (75,4%) adalah variasi dari variabel
       bebas lainnya yang tidak dimasukkan ke dalam model. Maka, model yang
       digunakan layak dilanjutkan penelitiannya.

4. Uji Hipotesis

  4.1. Uji Korelasional

             Analisis korelasi berfungsi untuk menyatakan derajat keeratan hubungan
       dan arah hubungan antara 2 variabel. Semakin tinggi nilai korelasi, semakin
       tinggi keeratan hubungan kedua variabel. Nilai korelasi memiliki rentang
       antara 0 sampai +1 atau 0 sampai -1. Tanda positif (+) dan negatif (-)
       menunjukkan arah hubungan kedua variabel tersebut.

                                          Gambar 6
                                    Hubungan Korelasi




                (-) kuat          (-) lemah       (+) lemah          (+) kuat
        -1                 -0,5               0                0,5                1


                 Berikut adalah tabel hasil pengujian korelasi masing-masing variabel
       bebas dengan variabel terikat:

                                        Tabel 9
                                   Tabel Korelasi
30




                                                 Correlations

                                            Expected
                                             Earning     Total Asset    Net Earnings    DA       LEVERAGE
   Pearson Correlation   Expected Earning       1.000            .283           .354     -.119        .298
                         Total Asset              .283         1.000            .247     -.278        .030
                         Net Earnings             .354           .247          1.000     -.075        .051
                         DA                      -.119          -.278          -.075     1.000        .056
                         LEVERAGE                 .298           .030           .051      .056       1.000
   Sig. (1-tailed)       Expected Earning            .           .002           .000      .110        .001
                         Total Asset              .002              .           .005      .002        .379
                         Net Earnings             .000           .005               .     .221        .299
                         DA                       .110           .002           .221         .        .282
                         LEVERAGE                 .001           .379           .299      .282           .
   N                     Expected Earning          108            108            108       108         108
                         Total Asset               108            108            108       108         108
                         Net Earnings              108            108            108       108         108
                         DA                        108            108            108       108         108
                         LEVERAGE                  108            108            108       108         108



Sumber : Data diolah, 2006


        4.1.1. Analisis Net Earnings

               Hipotesis pertama menguji adanya hubungan positif signifikan antara net
        earnings (variabel X1) dengan expected earning (variabel Y).

        Penyusunan hipotesis :

        Ho1 : Tidak adanya hubungan positif antara net earnings dengan ekspektasi
                 kinerja masa depan (expected earning).
        Ha1 : Adanya hubungan positif antara net earnings dengan ekspektasi kinerja
                 masa depan (expected earning).


        Dasar pengambilan keputusan :
        1. Sig. (1-tailed) > 0,05 (Ho diterima : tidak signifikan)
        2. Sig. (1-tailed) < 0,05 dan angka korelatif negatif (Ho diterima : ada
             hubungan negatif)
        3. Sig. (1-tailed) < 0,05 dan angka korelatif positif (Ho ditolak : ada
             hubungan positif)
31




      Hasil uji korelasi antara net earnings dengan ekspektasi kinerja masa
depan (expected earning), dapat dilihat pada tabel 8. Dari tabel tersebut
diketahui net earnings dengan expected earning mempunyai hubungan yang
signifikan (0,000 < 0,05), dengan angka korelasi sebesar 0,354.

       Dari hasil di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Ho1 ditolak, yang
berarti terdapat hubungan positif antara net earnings dengan expected
earning (kinerja masa depan). Hubungannya dinamakan korelasi positif
lemah karena angka korelasinya (0,354) menunjukkan nilai positif (+) yang
mendekati 0,5.

4.1.2. Analisis Leverage

        Hipotesis kedua menguji adanya hubungan positif antara leverage
(variabel X2) dengan expected earning (variabel Y).

Penyusunan hipotesisnya, yaitu :

Ho2 : Tidak adanya hubungan positif antara leverage dengan ekspektasi
      kinerja masa depan (expected earning).
Ha2 : Adanya hubungan positif antara leverage dengan ekspektasi kinerja
      masa depan (expected earning).

Dasar pengambilan keputusannya, ialah :
1. Sig.(1-tailed) > 0,05 (Ho diterima : tidak signifikan)
2. Sig.(1-tailed) < 0,05 dan koefisien korelatif negatif (Ho diterima : ada
   hubungan negatif)
3. Sig.(1-tailed) < 0,05 dan koefisien korelatif positif (Ho ditolak : ada
   hubungan positif)

     Hasil uji korelasi antara leverage dengan ekspektasi kinerja masa depan
(expected earning), dapat dilihat pada tabel 8. Leverage dengan expected
earning mempunyai hubungan yang signifikan (0,001 < 0,05), dan angka
korelasi positif 0,298.

         Dari hasil tersebut diketahui bahwa Ho2 ditolak, sehingga dapat
disimpulkan antara leverage dengan ekspektasi kinerja masa depan (expected
32




earning) mempunyai hubungan signifikan yang positif. Hubungan tersebut
dinamakan korelasi positif lemah, karena angka korelasinya positif dan
mendekati 0,5 (angka korelasi : 0,298)

4.1.3. Analisis Total Asset

    Penyusunan hipotesisnya yaitu:

Ho3 : Tidak adanya hubungan positif antara total asset dengan ekspektasi
      kinerja masa depan (expected earning).
Ha3 :Adanya hubungan positif antara total asset dengan ekspektasi kinerja
      masa depan (expected earning).

Dasar pengambilan keputusannya, ialah :
1. Sig.(1-tailed) > 0,05 (Ho diterima : tidak signifikan)
2. Sig.(1-tailed) < 0,05 dan koefisien korelatif negatif (Ho diterima : ada
   hubungan negatif)
3. Sig.(1-tailed) < 0,05 dan koefisien korelatif positif (Ho ditolak : ada
   hubungan positif)

    Hasil uji korelasi antara total asset dengan ekspektasi kinerja masa depan
(expected earning), dapat dilihat di dalam tabel 8 di atas. Total asset dengan
expected earning mempunyai hubungan yang signifikan (0,002 < 0,05), serta
angka koefisien korelasinya positif 0,283.

        Dari hasil di atas, dapat diketahui bahwa Ho3 ditolak. Maka dapat
disimpulkan bahwa variabel bebas, total asset, mempunyai hubungan
signifikan positif dengan variabel terikatnya, yaitu expected earning.
Hubungannya adalah korelasi positif lemah, karena angka korelasinya (0,283)
mendekati positif 0,5.

4.1.4. Analisis Discretionary Accrual

    Hipotesis keempat menguji adanya hubungan positif antara discretionary
accrual (variabel X4) dengan expected earning (variabel Y).

Penyusunan hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatifnya (Ha), yaitu:
33




    Ho4 : Tidak adanya hubungan positif antara discretionary accruals dengan
          ekspektasi kinerja masa depan (expected earning).
    Ha4 : Adanya hubungan positif antara discretionary accruals dengan
          ekspektasi kinerja masa depan (expected earning).

    Dasar pengambilan keputusannya, ialah :
    1. Sig. (1-tailed) > 0,05 (Ho diterima : tidak signifikan)
    2. Sig. (1-tailed) < 0,05 dan angka korelasi negatif (Ho diterima : ada
       hubungan negatif)
    3. Sig.(1-tailed) < 0,05 dan angka korelasi positif (Ho ditolak : ada
       hubungan positif)

        Hasil uji korelasi antara discretionary accruals dengan ekspektasi kinerja
    masa depan (expected earning), dapat dilihat pada tabel 8 di atas.
    Discretionary accruals dengan expected earning mempunyai hubungan yang
    tidak signifikan (0,110 > 0,05).
        Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa Ho4 diterima. Hasil tersebut
    berarti di antara variabel bebas, discretionary accrual, dengan variabel
    terikatnya, expected earning, tidak terdapat hubungan yang signifikan.

4.2. Uji Regresi Berganda (Analisis H5)

             Uji Regresi Berganda ini dilakukan untuk menganalisa pengaruh
    perataan laba (net earnings, leverage, total asset, dan discretionary accrual)
    terhadap ekspektasi kinerja masa depan (expected earning). Pengujian
    dilakukan dengan tingkat signikansi α 5%.

    4.2.1. Uji F

          Uji F merupakan pengujian yang dipakai untuk menganalisa pengaruh
    seluruh variabel bebas, secara bersama-sama, terhadap variabel terikatnya.
    Uji F ini membandingkan nilai F hitung dengan nilai F tabel pada tingkat
    keyakinan tertentu, untuk melihat tingkat signifikansi pengaruh variabel
    bebas terhadap variabel terikat.
34




Perumusan hipotesa :
Ho5 : Seluruh variabel bebas (net earnings, leverage, total asset, dan
      discretionary accrual), secara bersama-sama, tidak mempunyai
      pengaruh signifikan dengan variabel terikat (expected earning).
Ha5 : Seluruh variabel bebas (net earnings, leverage, total asset, dan
      discretionary accrual), secara bersama-sama, mempunyai pengaruh
      signifikan dengan variabel terikat (expected earning).

Dasar pengambilan keputusan :
1. Jika F hitung > F tabel (Ho ditolak)
2. Jika F hitung < F tabel (Ho diterima) atau

1. Jika sig. F statistik < 0,05 (Ho ditolak : signifikan secara statistik)
2. Jika sig. F statistik > 0,05 (Ho ditolak : tidak signifikan secara statistik)

                                       Tabel 10
                                 Tabel Hasil Uji F

                                         ANOVAb

                             Sum of
    Model                   Squares       df         Mean Square      F       Sig.
    1          Regression   9.27E+26             4     2.318E+26      8.394      .000a
               Residual     2.84E+27           103     2.762E+25
               Total        3.77E+27           107
      a. Predictors: (Constant), LEVERAGE, Total Asset, Net Earnings, DA
      b. Dependent Variable: Expected Earning


 Sumber : Data diolah, 2006

       Dari tabel anova di atas, dapat diketahui bahwa nilai sig. F statistik
(0,000) < 0,05. Selain itu, nilai F hitungnya (8,394) > nilai F tabel (2,45). Jadi
dapat disimpulkan bahwa Ho5 ditolak, artinya seluruh variabel bebas (net
earnings, leverage, total asset, discretionary accrual), secara bersama-sama,
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikatnya (expected
earning).

4.2.3. Uji T
35




                Uji-t digunakan untuk menguji ada atau tidaknya pengaruh antara
        masing-masing      variabel    bebas     terhadap     variabel       terikat.   Uji-t    ini
        membandingkan nilai t-hitung dengan nilai t-tabel, dengan ketentuan interval
        kepercayaan sebesar 95% dan tingkat signifikansi sebesar 5%.

        Perumusan hipotesa untuk Uji-t, adalah :
        Ho : Tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel bebas terhadap
              variabel terikat.
        Ha : Terdapat pengaruh signifikan antara variabel bebas terhadap variabel
              terikat.

        Dasar pengambilan keputusan pada Uji-t, yaitu :
        1. Jika t-hitung < t-tabel (Ho diterima : tidak ada pengaruh signifikan)
        2. Jika t-hitung > t-tabel (Ho ditolak : ada pengaruh signifikan) atau

        1. Jika nilai Sig. < 0,05 (signifikan secara statistik : Ho ditolak)
        2. Jika nilai Sig. > 0,05 (tidak signifikan secara statistik : Ho diterima)

                                               Tabel 11
                                            Tabel Uji T

                                            Coefficientsa


                                                              Standardized
                            Unstandardized Coefficients       Coefficients
Model                           B             Std. Error          Beta              t           Sig.
1         (Constant)     -770637495969.1    621666495685                           -1.240         .218
          Total Asset               .335               .165            .186         2.027         .045
          Net Earnings             5.225              1.597            .289         3.272         .001
          DA                       -.408               .596           -.061          -.685        .495
          LEVERAGE        206152374309.2     63044008241               .281         3.270         .001
  a. Dependent Variable: Expected Earning


Sumber : Data diolah, 2006


                Berdasarkan pada hasil uji-t pada tabel di atas, pengaruh variabel
        perataan laba, yang terdiri dari net earnings, leverage, total asset, dan
        discretionary accrual, terhadap expected earning, ialah:
        1. Variabel Net Earnings
36




        Dari hasil uji-t, diketahui bahwa nilai Sig. sebesar 0,001 lebih kecil dari
        0,05. Kesimpulannya ialah Ho ditolak, yang berarti ada pengaruh yang
        signifikan antara net earnings terhadap expected earnings.
    2. Variabel Leverage
        Dari hasil uji-t pada tabel 11, diketahui bahwa nilai Sig. sebesar 0,001
        lebih kecil dari 0,05. Dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak, yang artinya
        ada pengaruh yang signifikan antara leverage terhadap expected earning.
    3. Variabel Total Asset
        Dari hasil uji-t, dapat diketahui bahwa nilai Sig. sebesar 0,045 lebih kecil
        dari 0,05. Maka Ho ditolak, yaitu ada pengaruh yang signifikan antara
        total asset terhadap expected earning.
    4. Variabel Discretionary Accrual
        Dari hasil uji-t, dapat diketahui bahwa nilai Sig. sebesar 0,495 lebih besar
        dari 0,05. Maka Ho diterima, yang artinya tidak ada pengaruh yang
        signifikan antara discretionary accrual terhadap expected earning.

4.3. Interpretasi Hasil Penelitian

    1. Hubungan antara net earnings dengan ekspektasi kinerja masa depan
        perusahaan adalah korelasi positif (+) lemah yang nilainya mendekati 0,5.
        Hal ini terjadi karena ekspetasi kinerja masa depan (expected earning)
        didapatkan dengan memperhitungkan net earnings tahun ini dengan
        growth (tingkat pertumbuhan pendapatan). Jadi, ada faktor lain selain net
        earnings yang berhubungan dengan expected earning. Faktor lain tersebut
        adalah faktor ekonomi, faktor politik, dan faktor-faktor lainnya yang
        mempengaruhi dan berhubungan dengan penerimaan pendapatan suatu
        perusahaan.
    2. Hubungan antara leverage dengan ekspektasi kinerja masa depan
        perusahaan adalah korelasi positif       (+) lemah, yang nilai korelasinya
        mendekati 0,5. Leverage merupakan salah satu pengukuran dalam
        keuangan, yang menghitung bagian dari modal sendiri yang dijadikan
        jaminan untuk keseluruhan hutang. Ada kalanya perusahaan, dalam
37




   rangka mendapatkan hal-hal yang mendukung kegiatan operasional
   perusahaan, harus berhutang kepada pihak lain (pemasok, bank, dll).
   Pihak-pihak lain tersebut tidak akan memberikan hutang, bila perusahaan
   tidak mempunyai modal yang cukup agar hutang-hutang tersebut dapat
   terbayarkan. Bila pihak-pihak tersebut tidak mempercayai perusahaan
   sehingga pendukung kegiatan operasional terganggu, maka pengaruhnya
   akan terlihat pada ekspektasi pendapatan perusahaan (expected earning).
3. Hubungan antara total asset dengan ekspektasi kinerja masa depan
   perusahaan adalah korelasi positif lemah. Hal ini disebabkan karena total
   asset mempunyai hubungan dengan kelangsungan kegiatan operasional
   perusahaan. Produksi barang maupun penjualannya tidak dapat terlaksana
   tanpa didukung oleh asset perusahaan, namun asset ini hanyalah sebagian
   kecil pendukung kegiatan operasional. Karena itulah, hubungannya
   adalah korelasi (+) lemah. Faktor yang lebih dominan hubungannya
   dengan expected earning adalah omzet penjualan perusahaan.
4. Variabel discretionary accrual tidak mempunyai hubungan (korelasi)
   dengan ekspektasi kinerja masa depan. Hasil tersebut tidak konsisten
   dengan penelitian sebelumnya (Sugiarto, 2003), dalam penelitian itu
   disebutkan bahwa ada hubungan antara discretionary accrual dengan
   ekspektasi kinerja masa depan. Hal ini mungkin terjadi karena penulis
   tidak membedakan kinerja masa depan yang buruk dengan kinerja masa
   depan yang baik.
5. Pengaruh variabel bebas, secara bersama-sama, terhadap variabel terikat
   dengan menggunakan Uji F adalah signifikan. Jika secara individu, yang
   berpengaruh hanya variabel net earnings, leverage, dan total asset.
   Sementara variabel discretionary accrual tidak berpengaruh signifikan
   terhadap expected earning. Hal ini terjadi karena efek dari discretionary
   accrual dapat terlihat jika ekspektasi kinerja (laba) perusahaan dibagi ke
   dalam kinerja yang baik dan kinerja yang buruk.
38




                        KESIMPULAN DAN SARAN

                                    A. Kesimpulan

     Dari hasil penelitian yang dilakukan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan
bahwa:
1.   Hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara tingkat net
     earnings dengan ekspektasi kinerja masa depan (expected earnings)
     perusahaan. Hubungannya disebut dengan korelasi positif lemah, karena angka
     korelasinya sebesar 0,354.
2.   Hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara tingkat
     leverage dengan ekspektasi kinerja masa depan perusahaan. Hubungan antara
     leverage dengan ekspektasi kinerja masa depan adalah korelasi positif lemah,
     dengan angka korelasi 0,298..
3.   Hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara tingkat
     total asset dengan ekspektasi kinerja masa depan (expected earning)
     perusahaan. Hubungan yang terjadi adalah korelasi positif lemah, dengan angka
     korelasi sebesar 0,283.
4.   Hasil penelitian menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara tingkat
     discretionary accruals dengan ekspektasi kinerja masa depan perusahaan. Hal
     ini disebabkan karena menurut hasil uji korelasi, angka signifikansinya sebesar
     0,110 dan angka korelasinya negatif 0,119.
5.   Hasil analisis regresi berganda, dengan uji F, menyatakan bahwa variabel bebas
     perataan laba, secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan
     terhadap variabel terikatnya. Hal tersebut disebabkan karena nilai F hitungnya
     (8,394) > nilai F tabel (2,45) dan nilai sig. F statistiknya (0,000) < 0,05.


                               B. Keterbatasan Penelitian
39




     Dalam penelitian ini, terdapat beberapa keterbatasan yang apabila mampu diatasi
akan dapat memperbaiki hasil penelitian selanjutnya. Keterbatasan tersebut adalah
sebagai berikut:
1.   Kurang besarnya jumlah sampel, yaitu 36 perusahaan.
2.   Data pengamatan hanya 3 tahun (2002–2005), sehingga hasil penelitian yang
     dilakukan sebaran datanya terbatas.
3.   Variabel penelitian yang digunakan hanya variabel: (a) net earnings; (b)
     leverage; (c) total asset; dan (d) discretionary accrual..


                                        C. Saran

     Beberapa saran yang disarankan oleh peneliti, ialah:
1.   Perlunya      menambah    jumlah    sampel    penelitian,    yang   mungkin   akan
     meningkatkan hasil penelitian.
2.   Perlunya menambah periode pengamatan agar dapat meningkatkan kualitas
     penelitian selanjutnya.
3.   Perlunya menambah variabel penelitian, terutama dari segi size (ukuran)
     perusahaan dan lainnya, agar dapat meningkatkan hasil penelitian berikutnya.
4.   Mencoba melakukan pengujian per tahun data, bukan secara keseluruhan.
61




                                DAFTAR PUSTAKA




Arens, Alvin A., Randal J. Elder, Mark S. Beasley (2005). Auditing and Assurance
       Services: An Integrated Approach, Tenth Edition, Prentice Hall International.

Gitman, Lawrence J. (2003). Principles of Managerial Finance, Tenth Edition, Addison
      Wesley.

Harahap, Sofyan Syafri (2005). Teori Akuntansi, Jakarta: Rajawali Pers.

Harahap, Sofyan Syafri (2004). Akuntansi Islam, Jakarta: Bumi Aksara.

Harahap, Sofyan Syafri (2001). Menuju Perumusan Teori Akuntansi Islam, Jakarta:
      Pustaka Quantum.

IAI (2005). Pedoman Etika Akuntan. (www document) http://www.iaiglobal.or.id
      (diakses 8 Agustus 2006).

Jakaria; Berlianti, Dita Oki dan Soeryaputri, Rossje V.M. (2005). Modul Laboratorium
        Alat Analisis, Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti.

Jones, Charles P. (2004). Investments Analysis & Management, Ninth Edition, Prentice
       Hall International.

Kusuma, Hadri dan Wigiya A. U. Sari (2003). Manajemen Laba Oleh Perusahaan
     Pengakuisisi Sebelum Merger dan Akuisisi di Indonesia, Jurnal Akuntansi dan
     Auditing Indonesia Volume 7, No.1, Juni 2003, p. 21-36.

Riahi, Ahmed dan Belkaoui (2004). Accounting Theory, Fifth Edition, Thomson
       Learning.

Sucipto (2003). Analisis PSAK No.23 Tentang Pendapatan. (www document)
       http://www.google.com (diakses 8 Agustus 2006).
62




Tim Studi Analisis Laporan Keuangan Secara Elektronik (2005). Studi tentang Analisis
      Laporan       Keuangan      Secara     Elektronik.      (www        document)
      http://www.bapepam.go.id (diakses 8 Agustus 2006).

Scott, William R (2000). Financial Accounting Theory, New Jersey: Prentice Hall Inc.

Suhendah,      Rousilita      (2005).      Earning          Management,        Jurnal
      Akuntansi/Th.IX/02/Mei/2005, p. 195-205.

Sugiarto, Sopa (2003). Perataan Laba Dalam Mengantisipasi Laba Masa Depan
       Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Makalah
       dipresentasikan dalam Simposium Nasional Akuntansi VI.

Suryaputri, Rossje V. dan Christina Dwi A. (2003). Pengaruh Faktor Leverage,
      Devidend Payout, Size, Earning Growth and Country Risk Terhadap Price
      Earnings Ratio, Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi,Vol.3, No.1 April
      2003, p. 1-23.

Trihendradi, Cornelius (2005). Step by Step SPSS 13 : Analisis Data Statistik,
       Yogyakarta: Penerbit Andi.
Analisis hubungan-perataan-laba

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

BMP EKMA4213 Manajemen Keuangan
BMP EKMA4213 Manajemen KeuanganBMP EKMA4213 Manajemen Keuangan
BMP EKMA4213 Manajemen KeuanganMang Engkus
 
3 analisa laporan keuangan
3 analisa laporan keuangan3 analisa laporan keuangan
3 analisa laporan keuanganSidik Abdullah
 
Analisis laporan-kinerja-keuangan
Analisis laporan-kinerja-keuanganAnalisis laporan-kinerja-keuangan
Analisis laporan-kinerja-keuanganFarah Nurfauziah
 
bab10 laba (income) buku suwardjono
bab10 laba (income) buku suwardjonobab10 laba (income) buku suwardjono
bab10 laba (income) buku suwardjonoWenni Gan
 
Analisis laporan keuangan kinerja perusahaan
Analisis laporan keuangan kinerja perusahaanAnalisis laporan keuangan kinerja perusahaan
Analisis laporan keuangan kinerja perusahaanAnsello Ari Making
 
Pb14 analisis keuangan ppt
Pb14 analisis keuangan pptPb14 analisis keuangan ppt
Pb14 analisis keuangan pptDeby Andriana
 
Teori Akuntansi Pendapatan
Teori Akuntansi PendapatanTeori Akuntansi Pendapatan
Teori Akuntansi PendapatanRachma Novriesya
 
TEORI AKUNTANSI (LABA) bab.10
TEORI AKUNTANSI (LABA) bab.10TEORI AKUNTANSI (LABA) bab.10
TEORI AKUNTANSI (LABA) bab.10Enchii Enchii
 
Manajemen keuangan bab 20
Manajemen keuangan bab 20Manajemen keuangan bab 20
Manajemen keuangan bab 20Lia Ivvana
 
Artikel financial-distress-arus-kas-multinomial
Artikel financial-distress-arus-kas-multinomialArtikel financial-distress-arus-kas-multinomial
Artikel financial-distress-arus-kas-multinomialMuhammad Love Kian
 
Presentasi akuntansi keuangan
Presentasi akuntansi keuanganPresentasi akuntansi keuangan
Presentasi akuntansi keuangannitrixblog
 
Analisis aktivitas investasi (topik khusus)
Analisis aktivitas investasi (topik khusus)Analisis aktivitas investasi (topik khusus)
Analisis aktivitas investasi (topik khusus)Eka Wahyuliana
 
Isu isu penelitian akuntansi keuangan dan pasar modal
Isu isu penelitian akuntansi keuangan dan pasar modalIsu isu penelitian akuntansi keuangan dan pasar modal
Isu isu penelitian akuntansi keuangan dan pasar modalhendragustomi
 
Manajemen keuangan
Manajemen keuanganManajemen keuangan
Manajemen keuanganTika Karomah
 

La actualidad más candente (20)

BMP EKMA4213 Manajemen Keuangan
BMP EKMA4213 Manajemen KeuanganBMP EKMA4213 Manajemen Keuangan
BMP EKMA4213 Manajemen Keuangan
 
3 analisa laporan keuangan
3 analisa laporan keuangan3 analisa laporan keuangan
3 analisa laporan keuangan
 
Konsep laba
Konsep labaKonsep laba
Konsep laba
 
Analisis laporan-kinerja-keuangan
Analisis laporan-kinerja-keuanganAnalisis laporan-kinerja-keuangan
Analisis laporan-kinerja-keuangan
 
bab10 laba (income) buku suwardjono
bab10 laba (income) buku suwardjonobab10 laba (income) buku suwardjono
bab10 laba (income) buku suwardjono
 
Analisis laporan keuangan kinerja perusahaan
Analisis laporan keuangan kinerja perusahaanAnalisis laporan keuangan kinerja perusahaan
Analisis laporan keuangan kinerja perusahaan
 
Pb14 analisis keuangan ppt
Pb14 analisis keuangan pptPb14 analisis keuangan ppt
Pb14 analisis keuangan ppt
 
rasio-profitabilitas
rasio-profitabilitasrasio-profitabilitas
rasio-profitabilitas
 
Teori Akuntansi Pendapatan
Teori Akuntansi PendapatanTeori Akuntansi Pendapatan
Teori Akuntansi Pendapatan
 
TEORI AKUNTANSI (LABA) bab.10
TEORI AKUNTANSI (LABA) bab.10TEORI AKUNTANSI (LABA) bab.10
TEORI AKUNTANSI (LABA) bab.10
 
Manajemen keuangan bab 20
Manajemen keuangan bab 20Manajemen keuangan bab 20
Manajemen keuangan bab 20
 
Artikel financial-distress-arus-kas-multinomial
Artikel financial-distress-arus-kas-multinomialArtikel financial-distress-arus-kas-multinomial
Artikel financial-distress-arus-kas-multinomial
 
Presentasi akuntansi keuangan
Presentasi akuntansi keuanganPresentasi akuntansi keuangan
Presentasi akuntansi keuangan
 
Bab xii konsep laba
Bab xii  konsep labaBab xii  konsep laba
Bab xii konsep laba
 
Konsep laba
Konsep labaKonsep laba
Konsep laba
 
Rasio keuangan
Rasio keuanganRasio keuangan
Rasio keuangan
 
Analisis aktivitas investasi (topik khusus)
Analisis aktivitas investasi (topik khusus)Analisis aktivitas investasi (topik khusus)
Analisis aktivitas investasi (topik khusus)
 
Isu isu penelitian akuntansi keuangan dan pasar modal
Isu isu penelitian akuntansi keuangan dan pasar modalIsu isu penelitian akuntansi keuangan dan pasar modal
Isu isu penelitian akuntansi keuangan dan pasar modal
 
Madpen 2
Madpen 2Madpen 2
Madpen 2
 
Manajemen keuangan
Manajemen keuanganManajemen keuangan
Manajemen keuangan
 

Destacado

Analisa pengaruh harga sewa, pendapatan keluarga, fas, lokasi dan harga subti...
Analisa pengaruh harga sewa, pendapatan keluarga, fas, lokasi dan harga subti...Analisa pengaruh harga sewa, pendapatan keluarga, fas, lokasi dan harga subti...
Analisa pengaruh harga sewa, pendapatan keluarga, fas, lokasi dan harga subti...Kotjo Negoro
 
Makalah Akuntansi Internasional Valas dan Inflasi
Makalah Akuntansi Internasional Valas dan InflasiMakalah Akuntansi Internasional Valas dan Inflasi
Makalah Akuntansi Internasional Valas dan InflasiRodinda Prasetiani
 
Pengaruh kompetensi, motivasi dan kepuasan kerja terhadap prestasi kerja kary...
Pengaruh kompetensi, motivasi dan kepuasan kerja terhadap prestasi kerja kary...Pengaruh kompetensi, motivasi dan kepuasan kerja terhadap prestasi kerja kary...
Pengaruh kompetensi, motivasi dan kepuasan kerja terhadap prestasi kerja kary...IRAWANPERWANDA
 
Presentasi Proposal Penelitian - Metode Kuantitatif
Presentasi Proposal Penelitian - Metode KuantitatifPresentasi Proposal Penelitian - Metode Kuantitatif
Presentasi Proposal Penelitian - Metode KuantitatifShelly Intan Permatasari
 
Skripsi muhammad ramlan analisis kesulitan keuangan (financial distress) peru...
Skripsi muhammad ramlan analisis kesulitan keuangan (financial distress) peru...Skripsi muhammad ramlan analisis kesulitan keuangan (financial distress) peru...
Skripsi muhammad ramlan analisis kesulitan keuangan (financial distress) peru...Muhammad Ramlan
 
Skripsi achyar (revisi) 1
Skripsi achyar (revisi) 1Skripsi achyar (revisi) 1
Skripsi achyar (revisi) 1Akuntan Syariah
 
Skripsi lengkap manajemen feb muhammad aji nugroho (1)
Skripsi lengkap manajemen feb   muhammad aji nugroho (1)Skripsi lengkap manajemen feb   muhammad aji nugroho (1)
Skripsi lengkap manajemen feb muhammad aji nugroho (1)Era-ku
 
Contoh Slide Presentasi Proposal Penelitian yang Bagus
Contoh Slide Presentasi Proposal Penelitian yang BagusContoh Slide Presentasi Proposal Penelitian yang Bagus
Contoh Slide Presentasi Proposal Penelitian yang BagusTrisnadi Wijaya
 

Destacado (12)

Analisa pengaruh harga sewa, pendapatan keluarga, fas, lokasi dan harga subti...
Analisa pengaruh harga sewa, pendapatan keluarga, fas, lokasi dan harga subti...Analisa pengaruh harga sewa, pendapatan keluarga, fas, lokasi dan harga subti...
Analisa pengaruh harga sewa, pendapatan keluarga, fas, lokasi dan harga subti...
 
Makalah Akuntansi Internasional Valas dan Inflasi
Makalah Akuntansi Internasional Valas dan InflasiMakalah Akuntansi Internasional Valas dan Inflasi
Makalah Akuntansi Internasional Valas dan Inflasi
 
Fix
FixFix
Fix
 
Contoh Kerangka Pikir
Contoh Kerangka PikirContoh Kerangka Pikir
Contoh Kerangka Pikir
 
Skripsi analisis
Skripsi  analisisSkripsi  analisis
Skripsi analisis
 
Pengaruh kompetensi, motivasi dan kepuasan kerja terhadap prestasi kerja kary...
Pengaruh kompetensi, motivasi dan kepuasan kerja terhadap prestasi kerja kary...Pengaruh kompetensi, motivasi dan kepuasan kerja terhadap prestasi kerja kary...
Pengaruh kompetensi, motivasi dan kepuasan kerja terhadap prestasi kerja kary...
 
Presentasi Proposal Penelitian - Metode Kuantitatif
Presentasi Proposal Penelitian - Metode KuantitatifPresentasi Proposal Penelitian - Metode Kuantitatif
Presentasi Proposal Penelitian - Metode Kuantitatif
 
Skripsi muhammad ramlan analisis kesulitan keuangan (financial distress) peru...
Skripsi muhammad ramlan analisis kesulitan keuangan (financial distress) peru...Skripsi muhammad ramlan analisis kesulitan keuangan (financial distress) peru...
Skripsi muhammad ramlan analisis kesulitan keuangan (financial distress) peru...
 
Skripsi achyar (revisi) 1
Skripsi achyar (revisi) 1Skripsi achyar (revisi) 1
Skripsi achyar (revisi) 1
 
Pengertian manajemen
Pengertian manajemenPengertian manajemen
Pengertian manajemen
 
Skripsi lengkap manajemen feb muhammad aji nugroho (1)
Skripsi lengkap manajemen feb   muhammad aji nugroho (1)Skripsi lengkap manajemen feb   muhammad aji nugroho (1)
Skripsi lengkap manajemen feb muhammad aji nugroho (1)
 
Contoh Slide Presentasi Proposal Penelitian yang Bagus
Contoh Slide Presentasi Proposal Penelitian yang BagusContoh Slide Presentasi Proposal Penelitian yang Bagus
Contoh Slide Presentasi Proposal Penelitian yang Bagus
 

Similar a Analisis hubungan-perataan-laba

581-205-2704-1-10-20171206.pdf
581-205-2704-1-10-20171206.pdf581-205-2704-1-10-20171206.pdf
581-205-2704-1-10-20171206.pdfEkoPrasetio25
 
Analisis hubungan antara laba akuntansi dan laba tunai dengan dividen kas pad...
Analisis hubungan antara laba akuntansi dan laba tunai dengan dividen kas pad...Analisis hubungan antara laba akuntansi dan laba tunai dengan dividen kas pad...
Analisis hubungan antara laba akuntansi dan laba tunai dengan dividen kas pad...yogieardhensa
 
Makalah teori akuntansi bab 5 tujuan laporan keuangan kel. 5 (jiantari c 301 ...
Makalah teori akuntansi bab 5 tujuan laporan keuangan kel. 5 (jiantari c 301 ...Makalah teori akuntansi bab 5 tujuan laporan keuangan kel. 5 (jiantari c 301 ...
Makalah teori akuntansi bab 5 tujuan laporan keuangan kel. 5 (jiantari c 301 ...Jiantari Marthen
 
Contoh penelitian kualitatif bagus
Contoh penelitian kualitatif bagusContoh penelitian kualitatif bagus
Contoh penelitian kualitatif bagusPurwo Adi Wibowo
 
Raisih Munandar 2016, FL (++), Prof (++).pdf
Raisih Munandar 2016, FL (++), Prof (++).pdfRaisih Munandar 2016, FL (++), Prof (++).pdf
Raisih Munandar 2016, FL (++), Prof (++).pdfBimoKunDwiCahyo
 
Analisis Informasi Laporan Keuangan : Lingkungan pelaporan keuangan
Analisis Informasi Laporan Keuangan : Lingkungan pelaporan keuanganAnalisis Informasi Laporan Keuangan : Lingkungan pelaporan keuangan
Analisis Informasi Laporan Keuangan : Lingkungan pelaporan keuanganAbdi Az
 
Beige Brown Aesthetic Creative Portfolio Presentation.pdf
Beige Brown Aesthetic Creative Portfolio Presentation.pdfBeige Brown Aesthetic Creative Portfolio Presentation.pdf
Beige Brown Aesthetic Creative Portfolio Presentation.pdfsuhart2089
 
Pengaruh Kualitas Audit, Audit Tenure, dan Audit Capacity Stress terhadap Man...
Pengaruh Kualitas Audit, Audit Tenure, dan Audit Capacity Stress terhadap Man...Pengaruh Kualitas Audit, Audit Tenure, dan Audit Capacity Stress terhadap Man...
Pengaruh Kualitas Audit, Audit Tenure, dan Audit Capacity Stress terhadap Man...Trisnadi Wijaya
 
Tugas akuntansi keuangan menengah 1
Tugas akuntansi keuangan menengah 1Tugas akuntansi keuangan menengah 1
Tugas akuntansi keuangan menengah 1Trie Utama Fhuetrii
 
viktorius nong vides
viktorius nong videsviktorius nong vides
viktorius nong videsnongvides
 
Teori Laba dan Manajemen Laba dalam Pelaporan Akuntanasi pada BCA.pdf
Teori Laba dan Manajemen Laba dalam Pelaporan Akuntanasi pada BCA.pdfTeori Laba dan Manajemen Laba dalam Pelaporan Akuntanasi pada BCA.pdf
Teori Laba dan Manajemen Laba dalam Pelaporan Akuntanasi pada BCA.pdfRaihanAbid1
 
POWER POINT AKUNTANSI SEMSESTER 3 YUGI TAHOLI HIDYAN
POWER POINT AKUNTANSI SEMSESTER 3 YUGI TAHOLI HIDYANPOWER POINT AKUNTANSI SEMSESTER 3 YUGI TAHOLI HIDYAN
POWER POINT AKUNTANSI SEMSESTER 3 YUGI TAHOLI HIDYANYugi Hidyan
 
Ppt Akuntansi Keuangan Menengah 1,Beatrix Yunarti Manehat
Ppt Akuntansi Keuangan Menengah 1,Beatrix Yunarti ManehatPpt Akuntansi Keuangan Menengah 1,Beatrix Yunarti Manehat
Ppt Akuntansi Keuangan Menengah 1,Beatrix Yunarti ManehatBeatrix Yunarti
 
Ppt Akuntansi Keuangan Menengah 1,Beatrix Yunarti Manehat
Ppt Akuntansi Keuangan Menengah 1,Beatrix Yunarti ManehatPpt Akuntansi Keuangan Menengah 1,Beatrix Yunarti Manehat
Ppt Akuntansi Keuangan Menengah 1,Beatrix Yunarti ManehatBeatrix Yunarti
 
resume teori akuntansi
resume teori akuntansiresume teori akuntansi
resume teori akuntansiLanang Clalu
 

Similar a Analisis hubungan-perataan-laba (20)

581-205-2704-1-10-20171206.pdf
581-205-2704-1-10-20171206.pdf581-205-2704-1-10-20171206.pdf
581-205-2704-1-10-20171206.pdf
 
Analisis hubungan antara laba akuntansi dan laba tunai dengan dividen kas pad...
Analisis hubungan antara laba akuntansi dan laba tunai dengan dividen kas pad...Analisis hubungan antara laba akuntansi dan laba tunai dengan dividen kas pad...
Analisis hubungan antara laba akuntansi dan laba tunai dengan dividen kas pad...
 
Donna
DonnaDonna
Donna
 
Manajemen laba
Manajemen labaManajemen laba
Manajemen laba
 
Makalah teori akuntansi bab 5 tujuan laporan keuangan kel. 5 (jiantari c 301 ...
Makalah teori akuntansi bab 5 tujuan laporan keuangan kel. 5 (jiantari c 301 ...Makalah teori akuntansi bab 5 tujuan laporan keuangan kel. 5 (jiantari c 301 ...
Makalah teori akuntansi bab 5 tujuan laporan keuangan kel. 5 (jiantari c 301 ...
 
Contoh penelitian kualitatif bagus
Contoh penelitian kualitatif bagusContoh penelitian kualitatif bagus
Contoh penelitian kualitatif bagus
 
Raisih Munandar 2016, FL (++), Prof (++).pdf
Raisih Munandar 2016, FL (++), Prof (++).pdfRaisih Munandar 2016, FL (++), Prof (++).pdf
Raisih Munandar 2016, FL (++), Prof (++).pdf
 
Analisis Informasi Laporan Keuangan : Lingkungan pelaporan keuangan
Analisis Informasi Laporan Keuangan : Lingkungan pelaporan keuanganAnalisis Informasi Laporan Keuangan : Lingkungan pelaporan keuangan
Analisis Informasi Laporan Keuangan : Lingkungan pelaporan keuangan
 
Tujuan laporan keuangan
Tujuan laporan keuanganTujuan laporan keuangan
Tujuan laporan keuangan
 
Beige Brown Aesthetic Creative Portfolio Presentation.pdf
Beige Brown Aesthetic Creative Portfolio Presentation.pdfBeige Brown Aesthetic Creative Portfolio Presentation.pdf
Beige Brown Aesthetic Creative Portfolio Presentation.pdf
 
Pengaruh Kualitas Audit, Audit Tenure, dan Audit Capacity Stress terhadap Man...
Pengaruh Kualitas Audit, Audit Tenure, dan Audit Capacity Stress terhadap Man...Pengaruh Kualitas Audit, Audit Tenure, dan Audit Capacity Stress terhadap Man...
Pengaruh Kualitas Audit, Audit Tenure, dan Audit Capacity Stress terhadap Man...
 
Tugas akuntansi keuangan menengah 1
Tugas akuntansi keuangan menengah 1Tugas akuntansi keuangan menengah 1
Tugas akuntansi keuangan menengah 1
 
viktorius nong vides
viktorius nong videsviktorius nong vides
viktorius nong vides
 
Teori Laba dan Manajemen Laba dalam Pelaporan Akuntanasi pada BCA.pdf
Teori Laba dan Manajemen Laba dalam Pelaporan Akuntanasi pada BCA.pdfTeori Laba dan Manajemen Laba dalam Pelaporan Akuntanasi pada BCA.pdf
Teori Laba dan Manajemen Laba dalam Pelaporan Akuntanasi pada BCA.pdf
 
INTERMEDIATE ACCOUNTING PART 1
INTERMEDIATE ACCOUNTING PART 1INTERMEDIATE ACCOUNTING PART 1
INTERMEDIATE ACCOUNTING PART 1
 
POWER POINT AKUNTANSI SEMSESTER 3 YUGI TAHOLI HIDYAN
POWER POINT AKUNTANSI SEMSESTER 3 YUGI TAHOLI HIDYANPOWER POINT AKUNTANSI SEMSESTER 3 YUGI TAHOLI HIDYAN
POWER POINT AKUNTANSI SEMSESTER 3 YUGI TAHOLI HIDYAN
 
Modul akuntansi keuangan
Modul akuntansi keuanganModul akuntansi keuangan
Modul akuntansi keuangan
 
Ppt Akuntansi Keuangan Menengah 1,Beatrix Yunarti Manehat
Ppt Akuntansi Keuangan Menengah 1,Beatrix Yunarti ManehatPpt Akuntansi Keuangan Menengah 1,Beatrix Yunarti Manehat
Ppt Akuntansi Keuangan Menengah 1,Beatrix Yunarti Manehat
 
Ppt Akuntansi Keuangan Menengah 1,Beatrix Yunarti Manehat
Ppt Akuntansi Keuangan Menengah 1,Beatrix Yunarti ManehatPpt Akuntansi Keuangan Menengah 1,Beatrix Yunarti Manehat
Ppt Akuntansi Keuangan Menengah 1,Beatrix Yunarti Manehat
 
resume teori akuntansi
resume teori akuntansiresume teori akuntansi
resume teori akuntansi
 

Último

Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...nuraji51
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxIvvatulAini
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptxSusanSanti20
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANwawan479953
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024RahmadLalu1
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...pipinafindraputri1
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxMOHDAZLANBINALIMoe
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYNovitaDewi98
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxfitriaoskar
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaharnosuharno5
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024ssuser0bf64e
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...Kanaidi ken
 

Último (20)

Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 

Analisis hubungan-perataan-laba

  • 1. Analisis Hubungan Perataan Laba (Income Smoothing) dengan Ekspektasi Laba Masa Depan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Syahril Djaddang ABSTRACT The purposes of this thesis are to analyze the relativity between income smoothing (net earnings, leverage, total asset, and discretionary accrual) and earning future expectation (expected earning) for manufactured companies in Indonesia, and also to prove whether income smoothing influences earning future expectation. This research use 36 manufactured companies data, listed in The Jakarta Stock Exchange, that been chosen by the purposive sampling method. Modified Jones model is use in this thesis as an income smoothing assumption. The data analysis method that been used are One Sample Kolmogorov-Smirnov, Multicollinearity Test, Durbin-Watson Test, Scatterplot, Pearson Correlation, Multiple Regression, F Test, and T-Test. Based on the test done, it is shown that the net earnings, leverage, and total asset variables are significantly positive related to expected earning variable (earning future expectation), while discretionary accrual variable is not significantly positive related to expected earning variable. The relations between net earnings, leverage, and total asset to expected earning are weak positive correlation. Another result of the test done is that all independent variables (income smoothing), together, are significantly influencing their dependent variable, earning future expectation (expected earning). Keywords: income smoothing, expected earning, Jones model i
  • 2. 2 I. Pendahuluan A. Latar Belakang Pihak manajemen perusahaan sangat menyadari peranan informasi laba dalam income statement. Oleh karena itu, pihak manajemen cenderung memberikan kebijakan dalam penyusunan laporan keuangan untuk mencapai tujuan tertentu yang biasanya bersifat jangka pendek (Kusuma & Sari, 2003). Pilihan kebijakan akuntansi yang dilakukan manajemen untuk tujuan spesifik itulah yang disebut dengan manajemen laba (Scott, 2000). Hal ini dilakukan untuk mengatasi masalah yang timbul antara pihak manajemen dengan pihak lain yang berkepentingan dengan perusahaan (stakeholder) (Sugiarto, 2003). Berbagai penelitian lainnya untuk membuktikan bahwa manajemen laba dilakukan untuk mencapai tujuan spesifik dan bersifat jangka pendek, juga telah dilakukan oleh Rahman dan Bakar (2002); Burgsahler dan Dichev (1997); Dechow, et. al (1995); serta Perry dan William (1994). Tetapi, penelitian yang dilakukan oleh Gumanti (2000) mengatakan bahwa fenomena manajemen laba tidak selamanya terbukti, walaupun secara teoritis memungkinkan atau ada peluang bagi manajemen untuk me-manage laba yang dilaporkan. Para manajer melakukan tindakan ini karena biasanya laba yang stabil dan tidak banyak fluktuasi dari satu periode ke periode yang lain, dinilai sebagai prestasi yang baik. Akuntansi konvensional membatasi manajer untuk membuat “discretionary accounting” untuk meratakan laba yang dilaporkan (reported earnings). Tetapi tidak semua negara melarang dilakukannya perataan laba. Misalnya Swedia, yang membenarkan tindakan ini, sepanjang dilakukan dengan transparan. (Harahap, 2005). Di Indonesia, beberapa penelitian terdahulu yang telah dilakukan memperlihatkan hasil yang tidak konsisten. Ilmainir (1993) menemukan bukti bahwa perataan laba didorong oleh harga saham, perbedaan antara laba aktual dan laba normal dan pengaruh perubahan kebijakan akuntansi yang dipilih oleh manajemen. Zuhroh (1996) menemukan bukti bahwa faktor yang berpengaruh terhadap perataan laba adalah leverage operasi. Naim dan Hartono (1996) menemukan manajer yang
  • 3. 3 menghadapi investigasi pelanggaran undang-undang antitrust akan menurunkan laba untuk menghindari pinalti pelanggaran antitrust. Wimbari (1998) mendapatkan hasil bahwa perataan laba disebabkan oleh faktor profitabilitas dan jenis industri. Jin (1998) menemukan bahwa faktor yang berpengaruh terhadap praktek perataan laba adalah ukuran perusahaan, tingkat profitabilitas, sektor industri dan leverage-nya. B. Perumusan Masalah Masalah yang dibahas penulis dalam penelitian ini, adalah: 1. Apakah praktik perataan laba dan ekspektasi kinerja masa depan mempunyai hubungan yang positif (kuat)? 2. Apakah praktik perataan laba mempunyai pengaruh signifikan terhadap ekspektasi kinerja masa depan perusahaan? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan penulis, ialah: 1. Untuk mengetahui dan menganalisa hubungan antara perataan laba dan ekspektasi kinerja di masa depan. 2. Untuk membuktikan ada atau tidaknya pengaruh perataan laba (variabel bebas) terhadap kinerja masa depan perusahaan (variabel terikat). II. Tinjauan Pustaka 2.1. Laporan Keuangan Menurut Pedoman Etika Akuntan IAI, laporan keuangan adalah suatu penyajian data keuangan termasuk catatan yang menyertainya, bila ada, yang dimaksudkan untuk mengkomunikasikan sumber daya ekonomi (aktiva) dan atau kewajiban suatu entitas pada saat tertentu atau perubahan atas aktiva dan atau kewajiban selama suatu periode tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum atau basis akuntansi komprehensif selain prinsip akuntansi yang berlaku umum. 2.2. Tujuan Laporan Keuangan
  • 4. 4 Tujuan laporan keuangan menurut APB Statement digolongkan sebagai berikut (Harahap, 2001: 42) : 1. Tujuan Khusus Tujuan khusus laporan keuangan adalah untuk menyajikan laporan posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan lainnya secara wajar dan sesuai dengan GAAP (Generally Accepted Accounting Principle). 2. Tujuan Umum Adapun tujuan umum laporan keuangan adalah sebagai berikut: a. Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber-sumber ekonomi, dan kewajiban perusahaan. b. Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber kekayaan bersih yang berasal dari kegiatan usaha dalam mencari laba. c. Menaksir informasi keuangan yang dapat digunakan untuk menaksir potensi potensi perusahaan dalam menghasilkan laba. d. Memberikan informasi yang diperlukan lainnya tentang perubahan harta dan kewajiban. e. Mengungkapkan informasi relevan lainnya yang dibutuhkan para pemakai laporan. 3. Tujuan Kualitatif Tujuan kualitatif yang dirumuskan APB Statements No. 4 adalah sebagai berikut: a. Relevan. b. Dapat dimengerti c. Dapat dicek kebenarannya d. Netral e. Tepat waktu & Dapat diperbandingkan f. Lengkap 2.3. Jenis Laporan Keuangan
  • 5. 5 Sedangkan dalam definisi laporan keuangan menurut peraturan Bapepam Nomor : VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan dijelaskan bahwa laporan keuangan terdiri dari: 1. Neraca 2. Laporan Rugi Laba 3. Laporan Perubahan Ekuitas 4. Laporan Arus Kas 5. Catatan Atas Laporan Keuangan 2. Earning Management (Manajemen Laba) Earning management adalah suatu konsep yang dilakukan perusahaan dalam mengelola laporan keuangan supaya laporan keuangan tampak terlihat memiliki kualitas (quality of financial reporting) (Suhendah, 2005). Laporan keuangan yang paling sering dimanipulasi oleh perusahaan adalah laporan rugi laba. Menurut Jumingan (2003) seperti yang dikutip oleh Suhendah (2005), earning management merupakan suatu proses yang disengaja, menurut standar akuntansi keuangan untuk mengarahkan pelaporan laba pada tingkat tertentu. Yang termasuk dalam kategori earning management ialah: 1. Discretionary accrual 2. Income smoothing 3. Manipulasi alokasi pendapatan/biaya. 4. Perubahan metode akuntansi dan struktur modal. Earning management (manajemen laba) memiliki cakupan yang lebih luas daripada income smoothing (perataan laba), karena manajemen percaya bahwa reaksi pasar didasarkan pada pengungkapan informasi akuntansi sehingga perilaku laba merupakan aspek penentuan resiko pasar entitas usaha. Suhendah (2005) mengutip Ayres (1994) yang menyatakan bahwa ada 3 faktor yang dapat dikaitkan dengan munculnya praktik manajemen laba oleh manajer demi menunjukkan prestasinya, yaitu: 1. Manajemen akrual (accruals management).
  • 6. 6 2. Penerapan suatu kebijaksanaan akuntansi yang wajib (adoption of mandatory accounting changes). 3. Perubahan akuntansi secara sukarela (voluntary accounting changes). Gambar 1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Praktik Manajemen Laba Faktor-faktor yang mempengaruhi: a. Manajemen akrual b. Penerapan suatu kebijaksanaan Praktik akuntansi yang wajib Manajemen Laba c. Perubahan metode akuntansi secara sukarela Sumber : Jurnal Akuntansi/Th.IX/02/Mei/2005, Earning Management 3. Income Smoothing (Perataan Laba) 3.1. Definisi Perataan Laba Pengertian awal mengenai income smoothing ialah moderates year-to- year fluctuations in income by shifting earnings from peak years to less successful periods (Riahi-Belkaoui, 2004). Sedangkan pengertian yang lebih modern adalah the process of manipulating the time profile of earnings or earning reports to make the reported income less variable, while not increasing reported earnings over the long run (Riahi-Belkaoui, 2004). Income smoothing (perataan laba) adalah a form of earnings management in which revenues and expenses are shifted between periods to reduce fluctuations in earnings (Arens, et. al, 2005: 310). Selain itu, menurut Harahap (2005) perataan laba adalah upaya yang dilakukan oleh manajemen untuk menstabilkan laba. Definisi lainnya tentang perataan laba menurut Beidleman adalah (Riahi- Belkaoui, 2004):
  • 7. 7 “The intentional dampening or fluctuations about some level of earnings that is currently considered to be normal for a firm., atau an attempt on the part of the firm’s management to reduce abnormal variations in earnings to extent allowed under sound accounting and management principles.” 3.2. Jenis Perataan Laba Ada dua jenis perataan laba, yaitu (Riahi-Belkaoui, 2004) : 1. Intentional atau designed smoothing Intentional atau designed smoothing ialah keputusan atau pilihan yang dibuat untuk mengatur fluktuasi earnings pada level yang diinginkan. 2. Natural smoothing Natural smoothing adalah income generating process yang natural, bukan hasil dari tindakan yang diambil oleh manajemen. 3.3. Faktor Pendorong Perataan Laba Tidak semua negara melarang dilakukannya perataan laba (Harahap, 2005). Seperti Swedia misalnya, di negara ini perataan laba diperbolehkan, asalkan perataan laba ini dilakukan dengan transparan. Beberapa faktor yang mendorong manajemen melakukan perataan laba adalah (Sugiarto, 2003): 1. Kompensasi bonus Pada penelitiannya, Healy menemukan bukti bahwa manajer yang tidak dapat memenuhi target laba yang ditentukan akan memanipulasi laba agar dapat mentransfer laba masa kini menjadi laba masa depan. Selain itu, menurut Harahap (2005), pentingnya laporan keuangan mengundang manajemen untuk meratakan laba demi mendapatkan bonus yang tinggi. 2. Kontrak utang Defond dan Jimbalvo (1994) dengan menggunakan model Jones, mengevaluasi tingkat akrual perusahaan yang tidak dapat memenuhi target laba. Mereka menemukan bahwa perusahaan yang melanggar
  • 8. 8 perjanjian utang telah merekayasa labanya, satu periode sebelum perjanjian utang itu dibuat. 3. Faktor politik Jones (1991) meneliti perusahaan yang sedang diinvestigasi oleh International Trade Commision (ITC). Ia menemukan bukti bahwa produsen domestik cenderung menurunkan laba dengan teknik discretionary accrual untuk mempengaruhi keputusan regulasi impor. Naim dan Hartono (1996) meneliti perusahaan yang diduga melakukan monopoli dan menemukan bahwa manajer perusahaan melakukan perataan laba untuk menghindari UU Anti-Trust. 4. Pengurangan pajak Perusahaan melakukan perataan laba untuk mengurangi jumlah pajak yang harus dibayarkan kepada pemerintah (Arens, Elder, Beasley, 2005). 5. Perubahan CEO Pourciao (1993) menemukan bukti bahwa perekayasaan laba dilakukan dengan meningkatkan unexpected accruals pada periode satu tahun sebelum penggantian eksekutif tak rutin. 6. Penawaran saham perdana Clarkson et al (1992) menyatakan ada reaksi positif dari pengumuman earnings forecast yang ada di prospektus dengan tingkat penjualan saham, karena publik hanya melihat laporan keuangan yang dilaporkan pada regulator. Banyak perusahaan yang melakukan perataan laba demi mendapatkan dan mempertahankan investor (Jones, 2005). Faktor yang diasumsikan menyebabkan manajer melakukan perataan laba menurut buku Accounting Theory (Riahi-Belkaoui, 2004: 451), ialah: 1. Mekanisme pasar kompetitif, yang mengurangi pilihan-pilihan yang tersedia untuk manajemen. 2. Skema kompensasi manajemen, yang terkait langsung dengan kinerja perusahaan. 3. Ancaman pergantian manajemen.
  • 9. 9 3.4. Teknik Perataan Laba Berbagai teknik yang dilakukan dalam perataan laba, diantaranya ialah (Sugiarto, 2003) : 1. Perataan melalui waktu terjadinya transaksi atau pengakuan transaksi. Pihak manajemen dapat menentukan atau mengendalikan waktu transaksi melalui kebijakan manajemen sendiri (accruals) misalnya: pengeluaran biaya riset dan pengembangan. Selain itu banyak juga perusahaan yang menggunakan kebijakan diskon dan kredit, sehingga hal ini dapat menyebabkan meningkatnya jumlah piutang dan penjualan pada bulan terakhir tiap kuarter dan laba kelihatan stabil pada periode tertentu. 2. Perataan melalui alokasi untuk beberapa periode tertentu. Manajer mempunyai wewenang untuk mengalokasikan pendapatan atau beban untuk periode tertentu. Misalnya: jika penjualan meningkat, maka manajemen dapat membebankan biaya riset dan pengembangan serta amortisasi goodwill pada periode itu untuk menstabilkan laba. 3. Perataan melalui klasifikasi. Manajemen memiliki kewenangan untuk mengklasifikasikan pos-pos rugi laba dalam kategori yang berbeda. Misalnya: jika pendapatan non-operasi sulit untuk didefinisikan, maka manajer dapat mengklasifikasikan pos itu pada pendapatan operasi atau pendapatan non-operasi. Keleluasaan untuk memakai teknik-teknik akuntansi dalam mencatat terbukti telah disalahgunakan oleh manajemen untuk melakukan perataan laba. Bahkan disinyalir bahwa perataan laba banyak dilakukan dengan menggunakan teknik-teknik akuntansi yaitu dengan merubah kebijakan akuntansi (Koeh, 1981). Berdasarkan hal tersebut maka penelitian tentang perataan laba ini dilakukan dengan mengambil perubahan kebijakan akuntansi sebagai objek dihubungkan dengan antisipasi laba masa depan untuk menghindari pemecatan. 4. Expected Earnings
  • 10. 10 Expected earnings ialah perkiraan dan ekspektasi laba yang ingin dicapai perusahaan di masa mendatang (Sugiarto, 2003). Expected earning diambil dari lembaran prospektus yang biasanya dikeluarkan perusahaan ketika ingin terdaftar di Bursa Efek Jakarta, selain itu juga terdapat di laporan keuangan tahunan perusahaan. Tujuan laporan keuangan menurut SFAC No 1. Sesuai dengan UU no. 8 tahun 1995 BAB IX pasal 78 dan 79 dan dijabarkan lebih lanjut dalam peraturan BAPEPAM NO. IX C.2, mengumumkan earnings projection dipandang perlu agar menjadi sinyal positif bagi investor tentang keterbukaan informasi perusahaan (Sugiarto, 2003). Expected earnings yang tercantum di prospektus merupakan tantangan bagi manajer untuk mencapainya, karena jika manajer tidak bisa mencapainya atau kinerjanya atau kinerjanya di bawah rata-rata industri maka kemungkinan tindakan pemecatan akan semakin besar (Blackwell, 1994). B. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang menganalisa perataan laba dan hubungannya dengan laba masa depan perusahaan, dilakukan oleh Sopa Sugiarto (2003). Penelitian ini mengambil indikator perataan laba (variabel bebas) berupa net earnings (sebelum pos luar biasa), leverage, total asset, total accrual, dan discretionary accrual. Variabel terikatnya adalah expected earning. Sampel yang digunakan adalah 41 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta, yang dipilih dengan metode purposive sampling. Hasil penelitian tersebut mengindikasikan (1) Tidak terdapat hubungan antara peningkatan discretionary accrual dengan kinerja masa kini yang buruk dan ekspektasi kinerja masa depan yang bagus; (2) Terdapat hubungan antara penurunan discretionary accrual dengan kinerja masa kini yang bagus dan ekspektasi kinerja masa depan yang buruk.
  • 11. 11 C. Kerangka Pemikiran Gambar 2 Hubungan dan Pengaruh antara Variabel Bebas dengan Variabel Terikat Variabel Bebas Variabel Terikat X Y X1 Net Earnings X2 Leverage Y Expected Earning X3 Total Asset X4 Discretionary Accrual X5 Perataan Laba Sumber : Data diolah penulis, 2006 D. Pengembangan Hipotesis Sugiarto (2003) mengutip penelitian Fudenberg dan Tirole (1995) yang mengembangkan model teori yang mendorong manajer memperkirakan laba masa depan dengan berdasarkan pada pemakaian discretionary accounting. 2. Hipotesis Maka hipotesis penelitian yang dapat disimpulkan dari ketiga asumsi di atas adalah:
  • 12. 12 H1 :Tingkat net earnings mempunyai hubungan positif dengan ekspektasi kinerja masa depan perusahaan. H2 :Tingkat leverage mempunyai hubungan positif dengan ekspektasi kinerja masa depan perusahaan. H3 : Tingkat total asset mempunyai hubungan positif dengan ekspektasi kinerja masa depan perusahaan. H4 :Tingkat discretionary accrual mempunyai hubungan positif dengan ekspektasi kinerja masa depan perusahaan. H5 :Perataan laba mempunyai pengaruh signifikan terhadap ekspektasi kinerja masa depan perusahaan. METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian yang dilakukan penulis adalah penelitian yang bersifat korelatif, yaitu mencari hubungan antara perataan laba (discretionary accruals) dengan kinerja masa kini dan ekspektasi kinerja masa depan. B. Variabel dan Pengukurannya 1. Variabel Variabel yang digunakan dibagi menjadi 2, yaitu variabel bebas (tidak terikat) dan variabel terikat. 1.1 Variabel Bebas (Independent Variable) Variabel bebas adalah variabel yang nilainya mempengaruhi perilaku dari variabel terikat (dependent variable). Dalam penelitian ini, variabel bebasnya ialah perataan laba (income smoothing) yang faktornya terdiri dari: 1. Net Earnings 2. Leverage (LEV)
  • 13. 13 3. Total Aset (ASSET) 4. Discretionary Accrual (DA) 1.2. Variabel Terikat (Dependent Variable) Variabel terikat adalah variabel yang nilainya dipengaruhi oleh perilaku variabel bebas (independent variable). Dalam penelitian ini, variabel terikat yang digunakan, ialah expected earnings. C. Definisi Operasional Variabel Definisi operasional variabel yang ada dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Net Earnings (X1) Net earnings ialah laba bersih yang bisa dilihat di dalam income statement. Dalam penelitian ini net earnings yang digunakan adalah net earnings before extraordinary item. 2. Leverage (X2) Leverage adalah bagian dari modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan utang. Leverage ini dapat dihitung dengan rumus: LEV = Total Utang / Total Equity 3. Total Asset (X3) Total asset adalah seluruh harta perusahaan yang digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan, yaitu dari current asset sampai dengan fixed asset dan juga tangible asset. Data total asset ini dapat dilihat di dalam balance sheet perusahaan. 4. Discretionary Accrual (X4) Discretionary accrual adalah komponen accrual yang berada dalam kebijakan manajemen, artinya manajemen memberikan intervensinya dalam proses pelaporan keuangan. Perhitungan untuk mendapatkan discretionary accrual, ialah:
  • 14. 14 TAit Ait −1 = a1 [ Ait −1 ] + b1 [(∆REVit − ∆ARit 1 ) Ait −1 ] + b2 [PPEit Ait −1 ] + eit Keterangan: TAit = total accrual Ait −1 = total asset REVit = total revenue ARit = piutang ∆REVit − ∆ARit = perubahan revenue dengan basis kas PPE it = jumlah kotor nilai bangunan dan peralatan eit = tingkat kesalahan Setelah konstantanya didapat, dimasukkan ke dalam rumus: NDAC it = a1 [ TAit −1 ] + b1 [(∆REVit − ∆REC it 1 ) TAit −1 ] + b 2 [PPE it TAit −1 ] Kemudian dicari discretionary accrual (DA)-nya dengan rumus: DAC it = TAC it − NDAC it 5. Expected Earnings (Y) Expected earning adalah ekspektasi laba yang ingin dicapai perusahaan di masa depan. Expected earning ini dianggap dapat menggambarkan kinerja suatu perusahaan. Expected earning dapat dihitung dengan rumus: E1 = E 0 (1 + g ) Keterangan: E1 = expected earning E0 = current earning g = growth D. Teknik Pengumpulan Data
  • 15. 15 Penelitian ini menggunakan metode kepustakaan dalam pengumpulan datanya. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa laporan keuangan tahunan dan prospektus yang didapat dari Bursa Efek Jakarta (BEJ). E. Metode Pemilihan Sample Pemilihan sample dilakukan dengan metode purposive sampling, yaitu pemilihan sample dengan berbagai kriteria. Kriteria yang digunakan dalam penelitian adalah: 1. Perusahaan yang telah go public sebelum 31 Desember 2005. 2. Emiten yang telah menyertakan laporan keuangan audit per 31 Desember 2002–2005. 3. Perusahaan yang transaksi sahamnya masih aktif diperdagangkan selama tahun 2002–2005. 4. Perusahaan yang tahun bukunya 31 Desember untuk tahun 2002–2005. 5. Perusahaan dengan data ekstrem yang berhubungan dengan discretionary accrual, arus kas dan non-discretionary accrual akan dikeluarkan dari sample. F. Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut: Statistik Deskriptif, Uji Normalitas, Uji Asumsi Klasik, Uji Hipotesis. 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif merupakan proses data penelitian dalam bentuk tabulasi sehingga mudah dipahami dan diintepretasikan. 2. Uji Normalitas
  • 16. 16 Dalam penelitian ini, uji normalitas data menggunakan Kolmogrov-Smirnov test. Tujuan pengujian tersebut adalah untuk menentukan apakah data-data dari masing- masing variabel terdistribusi normal atau tidak. Perumusan hipotesa untuk uji normalitas, yaitu : 1. H0 : data normal 2. Ha : data tidak normal Dasar pengambilan keputusan untuk uji normalitas : 1. Signifikansi >0,05 (H0 diterima : data normal) 2. Signifikansi <0,05 (H0 ditolak : artinya data tidak normal) 3. Uji Asumsi Klasik Analisa mengenai hubungan dan pengaruh perataan laba dengan ekspektasi kinerja masa depan perusahaan (expected earning) dapat dilakukan bila data yang diteliti memenuhi asumsi klasik. Pengujian asumsi klasik yang dilakukan, yaitu: 3.1. Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan yang berarti antara masing-masing variabel independen dalam model regresi. Metode untuk menguji adanya multikolinieritas dilihat pada tolerance value atau Variance Inflation Factor (VIF). Batas dari tolerance value adalah 0,10 dan batas VIF adalah 10. Jika Variance Inflation Factor (VIF) diatas 10 dan tolerance value dibawah 0,10 (Hair et, al, 1998). Perumusan hipotesa untuk uji multikolinearitas adalah : 1. Ho : tidak ada multikolinearitas 2. Ha : terjadi multikolinearitas Pengambilan keputusan : 1. Jika VIF > 0,10 (Ho ditolak: terjadi multikolinearitas) 2. Jika VIF < 0,10 (Ho diterima: tidak ada multikolinearitas) 3.2. Uji Autokorelasi
  • 17. 17 Uji autokorelasi digunakan untuk menunjukkan adanya korelasi antara error dengan error periode sebelumnya. Pada asumsi klasik, hal ini tidak boleh terjadi. Uji autokorelasi dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Durbin–Watson (DW). Jika nilai Durbin–Watson terletak diantara dU dan 4-dU maka disimpulkan tidak terjadi pelanggaran autokorelasi. Data yang baik adalah data yang memiliki hasil uji tidak terdapat autokorelasi. Sebenarnya penelitian ini tidak memerlukan uji autokorelasi, karena data yang digunakan adalah data pooling. Dasar pengambilan keputusan uji autokorelasi (DW) sebagai berikut : 1. Jika 0 < DW < dL, maka terdapat positif autokorelasi 2. Jika dL ≤ DW ≤ dU, maka tidak ada keputusan 3. Jika dU < DW < 4-dU, maka tidak terdapat autokorelasi 4. Jika 4-dU ≤ DW ≤ 4-dL, maka tidak ada keputusan 5. Jika 4-dL < DW <4, maka terdapat negatif autokorelasi 3.3. Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah model regresi yang digunakan mengandung variasi residual yang bersifat heteroskedastisitas (varians dari setiap error bersifat heterogen). Model regresi yang baik tidak terjadi heteroskedastisitas (bersifat homogen). Dalam penelitian ini, penulis menggunakan uji dengan scatterplot. 4. Uji Hipotesis 4.1. Uji Korelasi Analisis korelasi berfungsi untuk menyatakan derajat keeratan hubungan dan arah hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikatnya. Semakin tinggi nilai korelasi, semakin tinggi derajat keeratan hubungan kedua variabel tersebut. Nilai korelasi memiliki rentang antara 0 sampai 1 atau 0 sampai -1. Tanda positif dan negatif menunjukkan arah hubungan. Tanda positif
  • 18. 18 menunjukkan hubungan searah. Jika 1 variabel naik, variabel yang lain naik. Tanda negatif menunjukkan hubungan berlawanan. Jika 1 variabel naik, variabel yang lain akan turun. Dalam penelitian ini, analisis korelasional yang digunakan adalah analisis korelasi Pearson. Metode tersebut digunakan karena data yang diteliti adalah data dengan skala rasio. Perhitungan koefisien korelasi adalah menggunakan formula: nΣXY − ΣXΣY r= nΣX − (ΣX ) ΣY 2 − nΣY 2 − (ΣY ) 2 2 2 Keterangan : X = variabel bebas Y = variabel terikat n = banyaknya sampel 4.2. Uji Regresi Berganda Untuk menganalisa pengaruh variabel bebas, yaitu perataan laba, terhadap variabel terikat, yaitu ekspektasi kinerja masa depan perusahaan (expected earning), penulis menggunakan regresi berganda dengan model sebagai berikut: Y = a + b1 X 1 + b2 X 2 + b3 X 3 + b4 X 4 + e Dimana Y adalah variabel terikat, yaitu expected earning, dan X adalah variabel bebas, yaitu net earnings, leverage, total asset, dan discretionary accrual, yang diujikan dalam penelitian. Bila Y dan X diganti dengan nama masing-masing variabel, maka rumus regresi bergandanya akan menjadi: Exp.Earn = a + b1 NetEarn + b2 LEV + b3 ASS + b4 DA + e Keterangan:
  • 19. 19 Exp.Earn = expected earning perusahaan a = konstanta b1 , b2 , b3 , b4 = koefisien regresi NetEarn = net earnings perusahaan LEV = leverage perusahaan ASS = total asset perusahaan DA = discretionary accrual perusahaan e = tingkat kesalahan (error) Analisis pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat di penelitian ini menggunakan regresi berganda, karena baik variabel bebas maupun variabel terikat, keduanya berskala rasio. 4.2.1. Uji F (Uji Serentak) Uji F atau Uji Serentak merupakan pengujian yang dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan seluruh variabel bebas, secara bersama-sama, terhadap variabel terikatnya. Pengujian ini membandingkan antara nilai F hitung dengan nilai F tabel pada tingkat keyakinan tertentu, dengan ketentuan bahwa interval kepercayaan sebesar 95% dan tingkat signifikansi sebesar 5%. Uji F menggunakan rumus (untuk perhitungan manual): MSSdariESS F= MSSdariRSS Keterangan: MSS = rata-rata jumlah kuadrat (mean sum of square) ESS = jumlah kuadrat regresi (explain sum of square) RSS = jumlah kuadrat sisa (residual sum of square)
  • 20. 20 Perumusan hipotesa untuk Uji F adalah, sebagai berikut : Ho : Seluruh variabel bebas (net earnings, leverage, total asset, dan discretionary accrual) secara bersama-sama tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel terikat (expected earning). Ha : Seluruh variabel bebas (net earnings, leverage, total asset, dan discretionary accrual) secara bersama-sama mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel terikat (expected earning). Dasar pengambilan keputusan untuk Uji F adalah : 1. Jika F hitung > F tabel (Ho ditolak : mempunyai pengaruh signifikan) 2. Jika F hitung < F tabel (Ho diterima : tidak mempunyai pengaruh) atau 1. Jika sig. F statistik < 0,05 (signifikan secara statistik : Ho ditolak) 2. Jika sig. F statistik > 0,05 (tidak signifikan secara statistik : Ho diterima) 4.2.2. Uji T (Uji Individu) Uji-t ini digunakan untuk menguji ada atau tidaknya pengaruh antara masing-masing variabel bebas dengan variabel terikat. Uji-t membandingkan nilai t-hitung dengan nilai t-tabel, dengan ketentuan interval kepercayaan sebesar 95% dan tingkat signifikansi sebesar 5%. Rumus yang digunakan dalam Uji-t (perhitungan secara manual), ialah: β1 t= Se(β ) Keterangan: β1 = koefisien regresi Se = derajat kesalahan (standard error) Perumusan hipotesa untuk Uji-t, adalah: Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat.
  • 21. 21 Dasar pengambilan keputusan pada Uji-t, yaitu: 1. Jika t-hitung < t-tabel (Ho diterima : tidak ada pengaruh signifikan) 2. Jika t-hitung > t-tabel (Ho ditolak : ada pengaruh signifikan) atau 1. Jika nilai Sig. < 0,05 (signifikan secara statistik : Ho ditolak) 2. Jika nilai Sig, > 0,05 (tidak signifikan secara statistik : Ho diterima) ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian Deskripsi data yang disajikan adalah deskripsi data variabel penelitian. Variabel penelitian ini terdiri dari satu variabel terikat (Y), yaitu expected earning; dan 5 variabel bebas (X), yaitu net earnings (X1), leverage (X2), total asset (X3), discretionary accrual (X4), dan perataan laba (X5). Jumlah perusahaan yang digunakan sebagai sampel adalah 36 perusahaan, dengan periode laporan keuangan tahun 2002 sampai dengan 2005, yang secara lengkap dapat dilihat di lampiran 1. B. Analisis dan Pembahasan 1. Statistik Deskriptif Tabel 1 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Total Asset 108 38926037291 15669007629752 2130275595505 3291406897483.8 Net Earnings 108 -792946330000 1468445000000 83440463042.97 328560969219.054 Expected Earning 108 -22703196165120.0 26925814065823.3 950436190427.0 5937224225678.1 DA 108 -7104389596998.69 1241805000000.05 -162999655213 889335989040.23 LEVERAGE 108 -18.54 53.28 2.4446 8.08879 Valid N (listwise) 108 Sumber: Data diolah, 2006
  • 22. 22 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa jumlah data yang digunakan sebagai sampel berjumlah 36 perusahaan, dengan 6 variabel penelitian (total asset, net earnings, expected earning, discretionary accrual, dan leverage). Variabel total asset memiliki nilai minimum (terendah) sebesar Rp 38.926.037.291,- dan nilai maksimum (tertinggi) sebesar Rp 15.669.007.629.752,-. Nilai rata-ratanya (mean) sebesar Rp 2.130.275.595.505,- dengan standar deviasi sebesar Rp 3.291.406.897.483,8,-. Variabel net earnings (sebelum pos luar biasa) memiliki nilai terendah sebesar Rp (792.946.330.000),- serta nilai terendah sebesar Rp 1.468.445.000.000,-. Nilai rata-rata dan standar deviasinya sebesar Rp 83.440.463.042,97,- dan Rp 328.560.969.219,054,-. Ekspektasi kinerja masa depan, yang dipresentasikan dengan variabel expected earning, memiliki nilai terendah Rp (22.703.196.165.120,0),- dan nilai tertinggi Rp 26.925.814.065.823,3,-. Nilai rata-ratanya adalah Rp 950.436.190.427,0,- dengan nilai standar deviasi Rp 5.937.224.225.678,1,-. Variabel discretionary accrual memiliki nilai terendah Rp (7.104.389.596.998,69),- serta nilai tertinggi Rp 1.241.805.000.000,05,-. Nilai rata-rata dan standar deviasinya adalah sebesar Rp (162.999.655.213) dan Rp 889.335.989.040,23 Rasio pengukuran perusahaan, yang dipresentasikan dengan variabel leverage, memiliki nilai terendah sebesar -18,54 dan nilai tertinggi sebesar 53,28. Nilai rata- ratanya adalah sebesar 2,4446; sedangkan standar deviasinya adalah sebesar 8,08879. 2. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data dalam penelitian yang digunakan, memiliki distribusi yang normal atau tidak. Analisis Kolmogorov– Smirnov merupakan suatu pengujian untuk menguji keselarasan data, dimana suatu sampel dikatakan berdistribusi normal atau berdistribusi tidak normal. Perumusan hipotesa untuk uji normalitas ialah : 1. Ho : data normal
  • 23. 23 2. Ha : data tidak normal Dasar pengambilan keputusannya, yaitu : 1. Signifikansi > 0,05 (Ho diterima : data normal) 2. Signifikansi < 0,05 (Ho ditolak : data tidak normal) Berikut ini adalah hasil pengolahan data statistik untuk uji normalitas Kolmogorov-Smirnov: Tabel 2 Tabel Uji Normalitas Kolmogorov–Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Expected Total Asset Net Earnings Earning DA LEVERAGE N 108 108 108 108 108 Normal Parameters a ,b Mean 2.13E+12 8.344E+10 9.50E+11 -1.6E+11 2.4446 Std. Deviation 3.29E+12 3.286E+11 5.94E+12 ******* 8.08879 Most Extreme Absolute .276 .275 .281 .314 .320 Differences Positive .276 .275 .268 .252 .320 Negative -.263 -.262 -.281 -.314 -.292 Kolmogorov-Smirnov Z 2.865 2.861 2.916 3.266 3.322 Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber : Data diolah, 2006 Tabel 3 Tabel Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Variabel Sig Kesimpulan Total Asset 0.000 Ho ditolak Net Earnings 0.000 Ho ditolak Expected Earnings 0.000 Ho ditolak Total Accrual 0.000 Ho ditolak DA 0.000 Ho ditolak Leverage 0.000 Ho ditolak Sumber: Data diolah, 2006 Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa variabel total asset, net earnings, expected earning, total accrual, DA (discretionary accrual), dan leverage memiliki
  • 24. 24 tingkat signifikansi yang lebih kecil dari 0,05. Maka seluruh variabel, baik bebas maupun terikat, memiliki kesimpulan bahwa Ho ditolak, yang berarti data berdistribusi tidak normal. Gambar 3 Grafik Distribusi Data Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: Expected Earning 1.00 .75 .50 Expected Cum Prob .25 0.00 0.00 .25 .50 .75 1.00 Observed Cum Prob Sumber : Data diolah, 2006 3. Uji Asumsi Klasik 3.1. Uji Multikolinieritas Uji multikolinearitas digunakan untuk menunjukkan ada atau tidaknya hubungan langsung (korelasi) antar variabel bebas. Multikolinearitas terjadi jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) lebih besar dari 10 atau nilai tolerance lebih kecil dari 0,10 (Hair et, al, 1998). Perumusan hipotesa untuk uji multikolinearitas : 1. Ho : tidak ada multikolinearitas 2. Ha : ada multikolinearitas Dasar pengambilan keputusan : 1. VIF > 10 (Ho ditolak : ada multikolinearitas)
  • 25. 25 2. VIF < 10 (Ho diterima : tidak ada multikolinearitas) Tabel 4 Tabel Uji Multikolinieritas Coefficientsa Collinearity Statistics Model Tolerance VIF 1 Total Asset .870 1.149 Net Earnings .937 1.067 DA .918 1.089 LEVERAGE .993 1.008 a. Dependent Variable: Expected Earning Sumber: Data diolah, 2006 Tabel 5 Tabel Hasil Uji Multikolinearitas Variabel VIF Keputusan 1.149 Tidak ada Total Asset multikolinearitas 1.067 Tidak ada Net Earnings multikolinearitas 1.089 Tidak ada DA multikolinearitas 1.008 Tidak ada Leverage multikolinearitas Sumber : Data diolah, 2006 Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa seluruh variabel bebas memiliki VIF < 10. Oleh karena itu, Ho diterima, yang berarti tidak ada multikolinearitas. Maka dapat dikatakan bahwa di antara sesama variabel bebas tidak mempunyai hubungan langsung (tidak berkorelasi), sehingga penelitian dapat dilanjutkan. 3.2. Uji Autokorelasi
  • 26. 26 Autokorelasi menunjukkan adanya korelasi antara error dengan error periode sebelumnya, dimana pada asumsi klasik hal ini tidak boleh terjadi. Uji autokorelasi dilakukan dengan menggunakan Durbin–Watson. Jika nilai Durbin–Watson berkisar diantara nilai batas atas (dU) dan 4-dU maka diperkirakan tidak terjadi pelanggaran autokorelasi. Dasar pengambilan keputusan uji autokorelasi : Tabel 6 Keputusan Autokorelasi Hipotesa Nol (Ho) Keputusan Kriteria Tidak ada Positif Autokorelasi Ho ditolak 0 < DW < dL Tidak ada Positif Autokorelasi Tidak ada keputusan dL ≤ DW ≤ dU Tidak ada Autokorelasi Ho diterima dU < DW < 4-dU Tidak ada Negatif Autokorelasi Tidak ada keputusan 4-dU ≤ DW ≤ 4-dL Tidak ada Negatif Autokorelasi Ho ditolak 4-dL < DW < 4 Berikut ini adalah tabel dan gambar hasil pengujian autokorelasi : Tabel 7 Tabel Hasil Durbin–Watson b Model Summary Durbin-W Model atson 1 2.154a a. Predictors: (Constant), LEVERAGE, Total Asset, Net Earnings, DA b. Dependent Variable: Expected Earning Sumber: Data diolah, 2006 Gambar 4 Hasil Uji Autokorelasi
  • 27. 27 Daerah tak Daerah tak Positip Negatip ada ada Autokorelasi Autokorelasi keputusan Tak ada Autokorelasi keputusan 0 DL DU 2 4-D U 4-DL 4 2.154 1.592 1.758 2.242 2.408 Sumber: Data diolah, 2006 Berdasarkan tabel di atas, diketahui nilai Durbin–Watson untuk hipotesa sebesar 2,154. Nilai Durbin–Watson tersebut berada pada daerah dU < DW < 4-dU, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi pelanggaran autokorelasi (model bebas dari autokorelasi). Sehingga dapat dapat disimpulkan bahwa model hipotesis diatas terbebas dari permasalahan autokorelasi, sehingga penelitian dapat dilanjutkan. Pada penelitian ini, sebenarnya, uji autokorelasi ini tidak diperlukan. Hal ini disebabkan karena, data penelitian yang digunakan adalah data pooling. Data pooling adalah data yang, misalnya, banyak perusahaan (lebih dari 1) dengan pengamatan beberapa tahun (lebih dari 1). 3.3. Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah model regresi yang digunakan mengandung variasi residual yang bersifat heterogen. Model regresi yang baik tidak terjadi heteroskedastisitas (harus bersifat homogen). Heteroskedastisitas dalam model regresi dapat dilihat pada gambar berikut ini: Gambar 5 Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Scatterplot
  • 28. 28 Scatterplot Dependent Variable: Expected Earning 6 4 Regression Studentized Residual 2 0 -2 -4 -2 -1 0 1 2 3 4 Regression Standardized Predicted Value Sumber : Data diolah, 2006 Dari gambar grafik pada gambar 4, dapat dilihat bahwa sebaran titik terjadi secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi yang digunakan. 3.4. Uji Fit Model (R²) Hasil yang didapatkan dari uji normalitas adalah bahwa data berdistribusi tidak normal. Oleh karena itulah, penulis melakukan uji fit model, untuk melihat apakah model yang digunakan dalam regresi layak untuk dilanjutkan. Tabel 8 Tabel Fit Model Model Summary Adjusted Std. Error of Model R R Square R Square the Estimate 1 .496a .246 .217 5.255E+12 a. Predictors: (Constant), LEVERAGE, Total Asset, Net Earnings, DA Sumber : Data diolah, 2006
  • 29. 29 Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa model yang digunakan layak untuk dilanjutkan. Hal tersebut dapat diketahui dari nilai koefisien determinasi R²- nya adalah sebesar 0,246. Artinya, bahwa variasi dari variabel perataan laba (variabel bebas) mampu menjelaskan variasi dari variabel expected earning (variabel terikat) sebesar 24,6%. Sisanya (75,4%) adalah variasi dari variabel bebas lainnya yang tidak dimasukkan ke dalam model. Maka, model yang digunakan layak dilanjutkan penelitiannya. 4. Uji Hipotesis 4.1. Uji Korelasional Analisis korelasi berfungsi untuk menyatakan derajat keeratan hubungan dan arah hubungan antara 2 variabel. Semakin tinggi nilai korelasi, semakin tinggi keeratan hubungan kedua variabel. Nilai korelasi memiliki rentang antara 0 sampai +1 atau 0 sampai -1. Tanda positif (+) dan negatif (-) menunjukkan arah hubungan kedua variabel tersebut. Gambar 6 Hubungan Korelasi (-) kuat (-) lemah (+) lemah (+) kuat -1 -0,5 0 0,5 1 Berikut adalah tabel hasil pengujian korelasi masing-masing variabel bebas dengan variabel terikat: Tabel 9 Tabel Korelasi
  • 30. 30 Correlations Expected Earning Total Asset Net Earnings DA LEVERAGE Pearson Correlation Expected Earning 1.000 .283 .354 -.119 .298 Total Asset .283 1.000 .247 -.278 .030 Net Earnings .354 .247 1.000 -.075 .051 DA -.119 -.278 -.075 1.000 .056 LEVERAGE .298 .030 .051 .056 1.000 Sig. (1-tailed) Expected Earning . .002 .000 .110 .001 Total Asset .002 . .005 .002 .379 Net Earnings .000 .005 . .221 .299 DA .110 .002 .221 . .282 LEVERAGE .001 .379 .299 .282 . N Expected Earning 108 108 108 108 108 Total Asset 108 108 108 108 108 Net Earnings 108 108 108 108 108 DA 108 108 108 108 108 LEVERAGE 108 108 108 108 108 Sumber : Data diolah, 2006 4.1.1. Analisis Net Earnings Hipotesis pertama menguji adanya hubungan positif signifikan antara net earnings (variabel X1) dengan expected earning (variabel Y). Penyusunan hipotesis : Ho1 : Tidak adanya hubungan positif antara net earnings dengan ekspektasi kinerja masa depan (expected earning). Ha1 : Adanya hubungan positif antara net earnings dengan ekspektasi kinerja masa depan (expected earning). Dasar pengambilan keputusan : 1. Sig. (1-tailed) > 0,05 (Ho diterima : tidak signifikan) 2. Sig. (1-tailed) < 0,05 dan angka korelatif negatif (Ho diterima : ada hubungan negatif) 3. Sig. (1-tailed) < 0,05 dan angka korelatif positif (Ho ditolak : ada hubungan positif)
  • 31. 31 Hasil uji korelasi antara net earnings dengan ekspektasi kinerja masa depan (expected earning), dapat dilihat pada tabel 8. Dari tabel tersebut diketahui net earnings dengan expected earning mempunyai hubungan yang signifikan (0,000 < 0,05), dengan angka korelasi sebesar 0,354. Dari hasil di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Ho1 ditolak, yang berarti terdapat hubungan positif antara net earnings dengan expected earning (kinerja masa depan). Hubungannya dinamakan korelasi positif lemah karena angka korelasinya (0,354) menunjukkan nilai positif (+) yang mendekati 0,5. 4.1.2. Analisis Leverage Hipotesis kedua menguji adanya hubungan positif antara leverage (variabel X2) dengan expected earning (variabel Y). Penyusunan hipotesisnya, yaitu : Ho2 : Tidak adanya hubungan positif antara leverage dengan ekspektasi kinerja masa depan (expected earning). Ha2 : Adanya hubungan positif antara leverage dengan ekspektasi kinerja masa depan (expected earning). Dasar pengambilan keputusannya, ialah : 1. Sig.(1-tailed) > 0,05 (Ho diterima : tidak signifikan) 2. Sig.(1-tailed) < 0,05 dan koefisien korelatif negatif (Ho diterima : ada hubungan negatif) 3. Sig.(1-tailed) < 0,05 dan koefisien korelatif positif (Ho ditolak : ada hubungan positif) Hasil uji korelasi antara leverage dengan ekspektasi kinerja masa depan (expected earning), dapat dilihat pada tabel 8. Leverage dengan expected earning mempunyai hubungan yang signifikan (0,001 < 0,05), dan angka korelasi positif 0,298. Dari hasil tersebut diketahui bahwa Ho2 ditolak, sehingga dapat disimpulkan antara leverage dengan ekspektasi kinerja masa depan (expected
  • 32. 32 earning) mempunyai hubungan signifikan yang positif. Hubungan tersebut dinamakan korelasi positif lemah, karena angka korelasinya positif dan mendekati 0,5 (angka korelasi : 0,298) 4.1.3. Analisis Total Asset Penyusunan hipotesisnya yaitu: Ho3 : Tidak adanya hubungan positif antara total asset dengan ekspektasi kinerja masa depan (expected earning). Ha3 :Adanya hubungan positif antara total asset dengan ekspektasi kinerja masa depan (expected earning). Dasar pengambilan keputusannya, ialah : 1. Sig.(1-tailed) > 0,05 (Ho diterima : tidak signifikan) 2. Sig.(1-tailed) < 0,05 dan koefisien korelatif negatif (Ho diterima : ada hubungan negatif) 3. Sig.(1-tailed) < 0,05 dan koefisien korelatif positif (Ho ditolak : ada hubungan positif) Hasil uji korelasi antara total asset dengan ekspektasi kinerja masa depan (expected earning), dapat dilihat di dalam tabel 8 di atas. Total asset dengan expected earning mempunyai hubungan yang signifikan (0,002 < 0,05), serta angka koefisien korelasinya positif 0,283. Dari hasil di atas, dapat diketahui bahwa Ho3 ditolak. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel bebas, total asset, mempunyai hubungan signifikan positif dengan variabel terikatnya, yaitu expected earning. Hubungannya adalah korelasi positif lemah, karena angka korelasinya (0,283) mendekati positif 0,5. 4.1.4. Analisis Discretionary Accrual Hipotesis keempat menguji adanya hubungan positif antara discretionary accrual (variabel X4) dengan expected earning (variabel Y). Penyusunan hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatifnya (Ha), yaitu:
  • 33. 33 Ho4 : Tidak adanya hubungan positif antara discretionary accruals dengan ekspektasi kinerja masa depan (expected earning). Ha4 : Adanya hubungan positif antara discretionary accruals dengan ekspektasi kinerja masa depan (expected earning). Dasar pengambilan keputusannya, ialah : 1. Sig. (1-tailed) > 0,05 (Ho diterima : tidak signifikan) 2. Sig. (1-tailed) < 0,05 dan angka korelasi negatif (Ho diterima : ada hubungan negatif) 3. Sig.(1-tailed) < 0,05 dan angka korelasi positif (Ho ditolak : ada hubungan positif) Hasil uji korelasi antara discretionary accruals dengan ekspektasi kinerja masa depan (expected earning), dapat dilihat pada tabel 8 di atas. Discretionary accruals dengan expected earning mempunyai hubungan yang tidak signifikan (0,110 > 0,05). Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa Ho4 diterima. Hasil tersebut berarti di antara variabel bebas, discretionary accrual, dengan variabel terikatnya, expected earning, tidak terdapat hubungan yang signifikan. 4.2. Uji Regresi Berganda (Analisis H5) Uji Regresi Berganda ini dilakukan untuk menganalisa pengaruh perataan laba (net earnings, leverage, total asset, dan discretionary accrual) terhadap ekspektasi kinerja masa depan (expected earning). Pengujian dilakukan dengan tingkat signikansi α 5%. 4.2.1. Uji F Uji F merupakan pengujian yang dipakai untuk menganalisa pengaruh seluruh variabel bebas, secara bersama-sama, terhadap variabel terikatnya. Uji F ini membandingkan nilai F hitung dengan nilai F tabel pada tingkat keyakinan tertentu, untuk melihat tingkat signifikansi pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.
  • 34. 34 Perumusan hipotesa : Ho5 : Seluruh variabel bebas (net earnings, leverage, total asset, dan discretionary accrual), secara bersama-sama, tidak mempunyai pengaruh signifikan dengan variabel terikat (expected earning). Ha5 : Seluruh variabel bebas (net earnings, leverage, total asset, dan discretionary accrual), secara bersama-sama, mempunyai pengaruh signifikan dengan variabel terikat (expected earning). Dasar pengambilan keputusan : 1. Jika F hitung > F tabel (Ho ditolak) 2. Jika F hitung < F tabel (Ho diterima) atau 1. Jika sig. F statistik < 0,05 (Ho ditolak : signifikan secara statistik) 2. Jika sig. F statistik > 0,05 (Ho ditolak : tidak signifikan secara statistik) Tabel 10 Tabel Hasil Uji F ANOVAb Sum of Model Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 9.27E+26 4 2.318E+26 8.394 .000a Residual 2.84E+27 103 2.762E+25 Total 3.77E+27 107 a. Predictors: (Constant), LEVERAGE, Total Asset, Net Earnings, DA b. Dependent Variable: Expected Earning Sumber : Data diolah, 2006 Dari tabel anova di atas, dapat diketahui bahwa nilai sig. F statistik (0,000) < 0,05. Selain itu, nilai F hitungnya (8,394) > nilai F tabel (2,45). Jadi dapat disimpulkan bahwa Ho5 ditolak, artinya seluruh variabel bebas (net earnings, leverage, total asset, discretionary accrual), secara bersama-sama, mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikatnya (expected earning). 4.2.3. Uji T
  • 35. 35 Uji-t digunakan untuk menguji ada atau tidaknya pengaruh antara masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Uji-t ini membandingkan nilai t-hitung dengan nilai t-tabel, dengan ketentuan interval kepercayaan sebesar 95% dan tingkat signifikansi sebesar 5%. Perumusan hipotesa untuk Uji-t, adalah : Ho : Tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Ha : Terdapat pengaruh signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Dasar pengambilan keputusan pada Uji-t, yaitu : 1. Jika t-hitung < t-tabel (Ho diterima : tidak ada pengaruh signifikan) 2. Jika t-hitung > t-tabel (Ho ditolak : ada pengaruh signifikan) atau 1. Jika nilai Sig. < 0,05 (signifikan secara statistik : Ho ditolak) 2. Jika nilai Sig. > 0,05 (tidak signifikan secara statistik : Ho diterima) Tabel 11 Tabel Uji T Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Coefficients Model B Std. Error Beta t Sig. 1 (Constant) -770637495969.1 621666495685 -1.240 .218 Total Asset .335 .165 .186 2.027 .045 Net Earnings 5.225 1.597 .289 3.272 .001 DA -.408 .596 -.061 -.685 .495 LEVERAGE 206152374309.2 63044008241 .281 3.270 .001 a. Dependent Variable: Expected Earning Sumber : Data diolah, 2006 Berdasarkan pada hasil uji-t pada tabel di atas, pengaruh variabel perataan laba, yang terdiri dari net earnings, leverage, total asset, dan discretionary accrual, terhadap expected earning, ialah: 1. Variabel Net Earnings
  • 36. 36 Dari hasil uji-t, diketahui bahwa nilai Sig. sebesar 0,001 lebih kecil dari 0,05. Kesimpulannya ialah Ho ditolak, yang berarti ada pengaruh yang signifikan antara net earnings terhadap expected earnings. 2. Variabel Leverage Dari hasil uji-t pada tabel 11, diketahui bahwa nilai Sig. sebesar 0,001 lebih kecil dari 0,05. Dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak, yang artinya ada pengaruh yang signifikan antara leverage terhadap expected earning. 3. Variabel Total Asset Dari hasil uji-t, dapat diketahui bahwa nilai Sig. sebesar 0,045 lebih kecil dari 0,05. Maka Ho ditolak, yaitu ada pengaruh yang signifikan antara total asset terhadap expected earning. 4. Variabel Discretionary Accrual Dari hasil uji-t, dapat diketahui bahwa nilai Sig. sebesar 0,495 lebih besar dari 0,05. Maka Ho diterima, yang artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara discretionary accrual terhadap expected earning. 4.3. Interpretasi Hasil Penelitian 1. Hubungan antara net earnings dengan ekspektasi kinerja masa depan perusahaan adalah korelasi positif (+) lemah yang nilainya mendekati 0,5. Hal ini terjadi karena ekspetasi kinerja masa depan (expected earning) didapatkan dengan memperhitungkan net earnings tahun ini dengan growth (tingkat pertumbuhan pendapatan). Jadi, ada faktor lain selain net earnings yang berhubungan dengan expected earning. Faktor lain tersebut adalah faktor ekonomi, faktor politik, dan faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi dan berhubungan dengan penerimaan pendapatan suatu perusahaan. 2. Hubungan antara leverage dengan ekspektasi kinerja masa depan perusahaan adalah korelasi positif (+) lemah, yang nilai korelasinya mendekati 0,5. Leverage merupakan salah satu pengukuran dalam keuangan, yang menghitung bagian dari modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan hutang. Ada kalanya perusahaan, dalam
  • 37. 37 rangka mendapatkan hal-hal yang mendukung kegiatan operasional perusahaan, harus berhutang kepada pihak lain (pemasok, bank, dll). Pihak-pihak lain tersebut tidak akan memberikan hutang, bila perusahaan tidak mempunyai modal yang cukup agar hutang-hutang tersebut dapat terbayarkan. Bila pihak-pihak tersebut tidak mempercayai perusahaan sehingga pendukung kegiatan operasional terganggu, maka pengaruhnya akan terlihat pada ekspektasi pendapatan perusahaan (expected earning). 3. Hubungan antara total asset dengan ekspektasi kinerja masa depan perusahaan adalah korelasi positif lemah. Hal ini disebabkan karena total asset mempunyai hubungan dengan kelangsungan kegiatan operasional perusahaan. Produksi barang maupun penjualannya tidak dapat terlaksana tanpa didukung oleh asset perusahaan, namun asset ini hanyalah sebagian kecil pendukung kegiatan operasional. Karena itulah, hubungannya adalah korelasi (+) lemah. Faktor yang lebih dominan hubungannya dengan expected earning adalah omzet penjualan perusahaan. 4. Variabel discretionary accrual tidak mempunyai hubungan (korelasi) dengan ekspektasi kinerja masa depan. Hasil tersebut tidak konsisten dengan penelitian sebelumnya (Sugiarto, 2003), dalam penelitian itu disebutkan bahwa ada hubungan antara discretionary accrual dengan ekspektasi kinerja masa depan. Hal ini mungkin terjadi karena penulis tidak membedakan kinerja masa depan yang buruk dengan kinerja masa depan yang baik. 5. Pengaruh variabel bebas, secara bersama-sama, terhadap variabel terikat dengan menggunakan Uji F adalah signifikan. Jika secara individu, yang berpengaruh hanya variabel net earnings, leverage, dan total asset. Sementara variabel discretionary accrual tidak berpengaruh signifikan terhadap expected earning. Hal ini terjadi karena efek dari discretionary accrual dapat terlihat jika ekspektasi kinerja (laba) perusahaan dibagi ke dalam kinerja yang baik dan kinerja yang buruk.
  • 38. 38 KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang dilakukan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa: 1. Hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara tingkat net earnings dengan ekspektasi kinerja masa depan (expected earnings) perusahaan. Hubungannya disebut dengan korelasi positif lemah, karena angka korelasinya sebesar 0,354. 2. Hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara tingkat leverage dengan ekspektasi kinerja masa depan perusahaan. Hubungan antara leverage dengan ekspektasi kinerja masa depan adalah korelasi positif lemah, dengan angka korelasi 0,298.. 3. Hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara tingkat total asset dengan ekspektasi kinerja masa depan (expected earning) perusahaan. Hubungan yang terjadi adalah korelasi positif lemah, dengan angka korelasi sebesar 0,283. 4. Hasil penelitian menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara tingkat discretionary accruals dengan ekspektasi kinerja masa depan perusahaan. Hal ini disebabkan karena menurut hasil uji korelasi, angka signifikansinya sebesar 0,110 dan angka korelasinya negatif 0,119. 5. Hasil analisis regresi berganda, dengan uji F, menyatakan bahwa variabel bebas perataan laba, secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikatnya. Hal tersebut disebabkan karena nilai F hitungnya (8,394) > nilai F tabel (2,45) dan nilai sig. F statistiknya (0,000) < 0,05. B. Keterbatasan Penelitian
  • 39. 39 Dalam penelitian ini, terdapat beberapa keterbatasan yang apabila mampu diatasi akan dapat memperbaiki hasil penelitian selanjutnya. Keterbatasan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Kurang besarnya jumlah sampel, yaitu 36 perusahaan. 2. Data pengamatan hanya 3 tahun (2002–2005), sehingga hasil penelitian yang dilakukan sebaran datanya terbatas. 3. Variabel penelitian yang digunakan hanya variabel: (a) net earnings; (b) leverage; (c) total asset; dan (d) discretionary accrual.. C. Saran Beberapa saran yang disarankan oleh peneliti, ialah: 1. Perlunya menambah jumlah sampel penelitian, yang mungkin akan meningkatkan hasil penelitian. 2. Perlunya menambah periode pengamatan agar dapat meningkatkan kualitas penelitian selanjutnya. 3. Perlunya menambah variabel penelitian, terutama dari segi size (ukuran) perusahaan dan lainnya, agar dapat meningkatkan hasil penelitian berikutnya. 4. Mencoba melakukan pengujian per tahun data, bukan secara keseluruhan.
  • 40.
  • 41. 61 DAFTAR PUSTAKA Arens, Alvin A., Randal J. Elder, Mark S. Beasley (2005). Auditing and Assurance Services: An Integrated Approach, Tenth Edition, Prentice Hall International. Gitman, Lawrence J. (2003). Principles of Managerial Finance, Tenth Edition, Addison Wesley. Harahap, Sofyan Syafri (2005). Teori Akuntansi, Jakarta: Rajawali Pers. Harahap, Sofyan Syafri (2004). Akuntansi Islam, Jakarta: Bumi Aksara. Harahap, Sofyan Syafri (2001). Menuju Perumusan Teori Akuntansi Islam, Jakarta: Pustaka Quantum. IAI (2005). Pedoman Etika Akuntan. (www document) http://www.iaiglobal.or.id (diakses 8 Agustus 2006). Jakaria; Berlianti, Dita Oki dan Soeryaputri, Rossje V.M. (2005). Modul Laboratorium Alat Analisis, Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti. Jones, Charles P. (2004). Investments Analysis & Management, Ninth Edition, Prentice Hall International. Kusuma, Hadri dan Wigiya A. U. Sari (2003). Manajemen Laba Oleh Perusahaan Pengakuisisi Sebelum Merger dan Akuisisi di Indonesia, Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia Volume 7, No.1, Juni 2003, p. 21-36. Riahi, Ahmed dan Belkaoui (2004). Accounting Theory, Fifth Edition, Thomson Learning. Sucipto (2003). Analisis PSAK No.23 Tentang Pendapatan. (www document) http://www.google.com (diakses 8 Agustus 2006).
  • 42. 62 Tim Studi Analisis Laporan Keuangan Secara Elektronik (2005). Studi tentang Analisis Laporan Keuangan Secara Elektronik. (www document) http://www.bapepam.go.id (diakses 8 Agustus 2006). Scott, William R (2000). Financial Accounting Theory, New Jersey: Prentice Hall Inc. Suhendah, Rousilita (2005). Earning Management, Jurnal Akuntansi/Th.IX/02/Mei/2005, p. 195-205. Sugiarto, Sopa (2003). Perataan Laba Dalam Mengantisipasi Laba Masa Depan Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Makalah dipresentasikan dalam Simposium Nasional Akuntansi VI. Suryaputri, Rossje V. dan Christina Dwi A. (2003). Pengaruh Faktor Leverage, Devidend Payout, Size, Earning Growth and Country Risk Terhadap Price Earnings Ratio, Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi,Vol.3, No.1 April 2003, p. 1-23. Trihendradi, Cornelius (2005). Step by Step SPSS 13 : Analisis Data Statistik, Yogyakarta: Penerbit Andi.