SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 45
TUTORIAL PERHITUNGAN STRUKTUR DENGAN SAP 2000 V.14
ANALISA STRUKTUR FRAME 2D DENGAN SAP 2000 V.14
Secara garis besar, Tahapan analisis dan desain pada SAP2000 v.14 terpisah dalam dua tahap yaitu :
 Tahap Analisis : berisi pemodelanstruktur, Pendefinisian properties materials, dimensi penampang, jenis pembebanan dan kombinasi
sampai pada menganalisis gaya-gaya dalam struktur.
 Tahap Design : untuk menentukanparameter Desain (desain beton bertulang, desain baja, desain aluminium dan lain-lain) dan Peraturan yang
menjadi acuan Desain.
1. Memulai Main WindowUntukSAP 2000 v.14
Untuk memulai input datauntuk analisa struktur, berikut adalahlangkah-langkahnya:
 Buka Program SAP 2000 v.14
 Dari main menu, klik File > New Model atau klik icon New Model pada sudut kiri atas main window
1. Memilih Model Struktur , Mengisi Project Information dan mengedit Grid data
1. Setelah memilih New Model, akan munculpop up menuuntuk memilihModel strukutr yang diinginkan.
 Pilih Input Unit KN,m,C
 Isikan Informasi Project yang sedang dikerjakan dengan mengklikModify/ShowInfo pada sudut kanan atas, setelah itu klik OK.
 Pilih 2D frames > Klik OK.

 Mengedit Grid data
Setelah memilih 2D Frames, akan tampil kotak isian untuk memilihtipe framedan dimensi portal.
o Pada 2D Frame Type, Pilih Portal.
o
o Pada Portal Frame Dimension, isikan :
Number of Stories : 3
Number of Bays : 2
Story Height : 5
Bay Width : 6
Beri tanda centang padaUse CustomGrid Spacing and Locate Origin, kemudianklik Edit Grid
o Edit Grid def ault Sap 2000 dengan menempatkansumbu Global Portal pada koordinat 0,0.
Pada X Grid data, isikan data-data : 0, 6, 8
Pada Y Grid data, biarkan default yaitu : 0
Pada Z Grid data , isikandata-data: 0, 5, 9, 13
Klik OK dua kali untuk menutupkotak dialog Edit Grid data.
Setelah kotak dialog edit grid data tertutup, makaprogram akansecara otomatis menggambarframe-frame portal berdasarkan koordinat yang telah
dimasukan. Hasil peenggambaran Frame oleh program akan terlihat seperti gambardibawah ini. Tutup jendela 3D Viewuntuk memaksimalkan view port
window.
o Memberi Nomor Joint dan Nomor Batang
 Dari menu Utama, Klik View > Set Display Options.



 Pada kotak dialog
Display Optionfor Active Window, Beri tanda centang pada Labels(Joints dan Frames/Cables/Tendons)> Klik OK
1. Penentuan sifat – sifat material dan penampang ( Material Propertiesand Section)
 Mendef inisikan Material Data Beton
o Klik Define > Materials
o Pada kotak dialog define material, klik Add New Material
o Pada kotak dialog Material Property data, isikan :
Nama Material : Beton 22,5Mpa
Material Ty pe : Concrete
Weight per Unit Volume : 24
Modulus Elasticity, E : 2,2294057e7
Poison’s Ratio, U : 0,17
Coef icient Of Thermal Expansion, A : 1,0e-05
Specif ied Concrete Compressive Strenght : 22500
Klik OK dua kali untuk menutupkotak dialog Material Property Data.
 Mendef inisikan Material Data Besi Tulangan
o Klik Define > Materials
o Pada kotak dialog define material, klik Add New Material
o Pada kotak dialog Material Property data, isikan :
Nama Material : BESI POLOS
Material Ty pe : Rebar
Minimum Yield Stress, fy : 320000
Parameter yang lain, biarkan pada kondisi defaultnya
Klik OK dua kali untuk menutupkotak dialog Material Property Data.
 Mendef inisikan Frame Section
o Klik Define > Section Properties> Frame Sections
o Pada Kotak dialog Frame Properties, klik Add New Property
o Pada kotak dialog add section Property, pilih Material type : Concrete, dan klik Rectangular.
o Pada kotak dialog Rectangular Section, isikan:
Section Name : K40/40
Pilih material : BETON 22,5 Mpa
Depth (t3) : 0,4
Width (t2) : 0,4
o Klik Concrete Reinforcement
Pada kotak dialog Reinforcement Data, Rebar Material : Untuk Longitudinal Bars dan Confinement Bars (Ties), pilih BESI POLOS.
Pada Design Ty pe, pilih Column (P-M2-M3 Design)
Pada reinf orcement Configuration, pilih Rectangular
Isikan Clear Cover to Confinement Bars : 0,04
Pada Check/Design :
pilih Reinforcement to be Designed.
Biarkan parameter lain pada kondisi default.
Klik OK dua kali untuk menutupkotak dialog rectangular section.
o Ulangi Langkah 3 untuk mendefinisikan frame section kolom yang lain.
o Untuk Frame Balok, caranya samadengan langkah 3 diatas. Bedanyahanyapada Kotak Dialog Reinforcement data Design Type :
Pilih Beam (M3 Design Only).
1. Mendefinisikan Beban dan kombinasi pembebanan (load and combinations)
 Def ine Load Patern
o Dari menu Utama, klik Define > Load Patterns untuk mendefinisikan jenis-jenis Beban yangakan Bekerjapada Portal.
o Pada kotak dialog DefineLoad Patterns, isikan data-data sebagai berikut :
Load Pattern name Type Self Weiht Multiplier Auto Lateral Load Pattern
BEBAN MATI DEAD 0
BEBAN HIDUP LIVE 0
BEBAN GEMPA QUAKE 0 None
 Klik OK untuk menutup kotak dialog define Load Patterns.
 Menentukan Kombinasi Pembebanan
o Dari menu Utama, klik Define > Load Combinations
o Pada Kotak dialog Define Load Combinations, klik Add New Combo
o Isikan data-data sebagaiberikut pada kotak dialog Load Combination Data : LoadCombinatin Name : KOMBINASI 1
Load Case Name : BEBAN MATI, Scale Factor : 1,2 > klik Add.
Load Case Name : BEBAN HIDUP, Scale Factor : 1,6> klik Add.
Klik OK untuk menutup kotak dialog Load Combination 1
o Ulangi langkah Diatas untuk medefinisikanKOMBINASI 2 dan KOMBINASI 3.
Kombinasi 2 : 1,2 BebanMati + 1,0 Beban Hidup + 1,0 Beban Gempa
Kombinasi 3 : 1,2 BebanMati + 1,0 Beban Hidup – 1,0Beban Gempa
Klik OK untuk menutup kotak dialog Define Load Combination
1. Menentukan Kondisi perletakan
 Klik pada Joint Nomor 1 dan 5
Dari menu utama, klik Assign > Joint > Restrain
Pilih Ikon Jepit ( ), klik OK.
 Klik pada Joint Nomor 9
Dari menu utama, klik Assign > Joint > Restrain
Pilih Ikon sendi ( ), klik OK.
1. Menerapkan Jenis Frame pada Frame struktur
 Blok Frame 10, 11, 12 dan klik Assign > Frame
> Frame Sections, pilih B30/50 > klik OK.
 Blok Frame 13, 14, 15 dan klik Assign > Frame
> Frame Sections, pilih B20/30 > klik OK.
 Blok Frame 1, 2, 3, 4, 5, 6 dan klik Assign > Frame
> Frame Sections, pilih K40/40 > klik OK.
 Blok Frame 7, 8, 9 dan klik Assign > Frame
> Frame Sections, pilih K30/30 > klik OK.
1. Memasukan data-data pembebanan pada Frame Struktur
 Beban Mati
o Blok Frame 10, 11, 12 dan klik Assign > Frame
Loads > Distributed, pilihLoad Patternname : BEBAN MATI. Isikan Uniform Load : 20, klik OK.
o Blok Frame 13, 14, 15 dan klik Assign > Frame
Loads > Distributed, pilihLoad Patternname : BEBAN MATI. Isikan Uniform Load : 15, klik OK.
o Klik Joint 4 dan klik Assign > Joint
Loads > Forces, pilih Load Pattern name : BEBAN MATI. Isikanpada Load > ForceGlobal
Z : -30, klik OK.
o Klik Joint 8 dan klik Assign > Joint
Loads > Forces, pilih Load Pattern name : BEBAN MATI. Isikanpada Load > ForceGlobal
Z : -50, klik OK.
o Klik Joint 12 dan klik Assign > Joint
Loads > Forces, pilih Load Pattern name : BEBAN MATI. Isikanpada Load > ForceGlobal
Z : -40, klik OK.
o Blok Frame 10, 11, 12 dan klik Assign > FrameLoads > Point, pilih Load Pattern name : BEBAN MATI.
Isikan pada PointLoad > Distance > kolom kedua : 0,5
Isikan pada PointLoads> Load kolom kedua : 40, klik OK.
Setelah Semua Input beban Mati telah selesai, Hasilnya akan menjadi seperti pada gambar dibawah ini :
 Beban Hidup
o Blok Frame 10, 11, 12 dan klik Assign > Frame
Loads > Distributed, pilihLoad Patternname : BEBAN HIDUP. Isikan Uniform Load : 8, klik OK.
o Blok Frame 13, 14, 15 dan klik Assign > Frame
Loads > Distributed, pilihLoad Patternname : BEBAN HIDUP. Isikan Uniform Load : 6, klik OK.
o Klik Joint 4 dan klik Assign > Joint
Loads > Forces, pilih Load Pattern name : BEBAN HIDUP. Isikan padaLoad > Force Global
Z : -20, klik OK.
o Klik Joint 8 dan klik Assign > Joint
Loads > Forces, pilih Load Pattern name : BEBAN HIDUP. Isikan padaLoad > Force Global
Z : -30, klik OK.
o Klik Joint 12 dan klik Assign > Joint
Loads > Forces, pilih Load Pattern name : BEBAN HIDUP. Isikan padaLoad > Force Global
Z : -15, klik OK.
o Blok Frame 10, 11, 12 dan klik Assign > FrameLoads > Point, pilih Load Pattern name : BEBAN HIDUP
Isikan pada PointLoad > Distance > kolom kedua : 0,5
Isikan pada PointLoads> Load kolom kedua : 25, klik OK.
Setelah Semua Input beban hidup telahselesai, Hasilnya akan menjadi seperti pada gambar dibawahini :
 Beban Gempa
o Klik Joint 2 dan klik Assign > Joint
Loads > Forces, pilih Load Pattern name : BEBAN GEMPA. Isikan pada Load> Force Global
X : 60, klik OK.
o Klik Joint 3 dan klik Assign > Joint
Loads > Forces, pilih Load Pattern name : BEBAN GEMPA. Isikan pada Load> Force Global
X : 70, klik OK.
o Klik Joint 4 dan klik Assign > Joint
Loads > Forces, pilih Load Pattern name : BEBAN GEMPA. Isikan pada Load> Force Global
X : 50, klik OK.
 Setelah Semua Input beban gempatelah selesai, Hasilnya akan menjadi seperti pada gambar dibawah ini :
1. Asumsi – asumsi dan analisa(analysis options)
Dalam analisis struktur untuk mengetahui gaya – gaya betang maupunreaksi yang terjadi maupun dalam hal perencanaan akan terjadi
proses trial and error untuk mencari solusiyang tepat yang dilakukan secara berulang – ulang. Proses ini dapat sajamenyebabkan
kerja processor menjadi berat. Pada beberapakasus, perhitungan yang dilakukan oleh computer tidak perlu menghitung seluruh komponen,
namun hany a beberapa bagian tertentu saja. Untuk mengeset agar perhitungan dilakukan sesuai dengan keperluanmaka SAP 2000
meny ediakan fasilitas pilihan– pilihan analisis.
Dalam penyelesaian Portal 2D ini, analisis akan dibatasihanyapada XZ Plane (DOF arah SumbuGlobal Xdan Z).
 Dari Menu Utama, Klik Analyze > Set Analysis Option.
 Klik pada Model Plane Frame > klik OK.
 Dari Menu Utama, Klik Analyze > Run Analysis atau tekan tombol F5 pada keyboard atau klik ikon pada toolbar.
 Klik Run Now pada new window Select
Load Cases To Run.


Setelah Perintah Run Now pada new window Select
Load Cases To Run, maka Program akan melakukan analisis dan hasilnya akan ditampilkan dalam bentuk deformasi Struktur seperti seperti telihat pada
gambar dibawah ini :
1. Menampilkan gaya-gaya dalamStruktur
1. Bidang Momen
 Klik Display > Show Forces/Stress > Frames/Cables
 Pada new window
Member Forces Diagram For Frames, Case/Combo > Case Combo Namepilih BEBAN MATI. Pada Komponent pilih Moment 3-3,
pada OptionsPilih Show Values on Diagram> klik OK.
 Untuk berpindah daridiagram Momen beban mati kediagram momenBeban yang lain dapat dilakukan dengan mengklik ikon .
Salah satu Diagram Momen(akibat BebanMati) akan terlihat seperti pada gambar dibawah ini :
————TAHAPAN ANALISIS BERAKHIR SAMPAI DISINI————
TAHAPAN DESAIN
1. Menentukan Peraturan sebagai dasar Acuan DesainStruktur BetonBertulang dan parameter-parameter desain beton bertulang
y ang lain.
 Dari main menu Klik Design > ConcreteFrames Design > View/Revise Preferences.
 Pada new window Concrete frame Design Preferences, PilihDesign Code : ACI 318-05/IBC2003, biarkan parameter yang lain pada nilai
def aultnya kemudian klik OK.
1. Menentukan Kombinasi Pembebanan yang Akan Digunakan Untuk desain beton Bertulang.
 Dari main mnenu Klik Design > Concrete FramesDesign > Select Design Combos.
 Pada new window Design Load Combination Selection :
Pilih KOMBINASI 1 > klik Add
Pilih KOMBINASI 2 > klik Add
Pilih KOMBINASI 3 > klik Add
 Hilangkan tanda Centang pada Automatically Generate Code-Based Design Load Combinaation, klik OK.
1. Melakukan Perintah Desain Beton
Dari main mnenu Klik Design > Concrete FramesDesign > StartDesign/Check of Struktur.
Setelah perintah Start Design/Check of Struktur, akanmuncul hasil desain tulangan Struktur. Agar hasilnya dapat terbaca dengan jelas, ubah
satuan desain menjadi KN,mm,C. Hasilnya dalam gambar berikut :
2. Melihat Detail desain Beton Bertulang
Untuk dapat melihat detail visual hasil desin Beton bertulang oleh Program, dapat dilakukan dengan caramelakukan klik kanan tepat pada
Frame y ang diinginkan.
Dibawah ini adalah hasil desainBeton Bertulang dari Frame4
Melihat Ringkasandesain Frame 4 dapat dilakukan dengancara mengklik pada Summary. Hasilnya akan terlihat seperti padagambar dibawah
ini :
3. Melihat Hasil dalambentuk tabulasi
 Dari main menu, klik Display > Show Tables
 Pilih Jenis-jenis data yang input dan output yang ingin ditampilkan dalam tabulasi data.
 Pada Select Load Paterns pilih bebanMati, Hidup, Gempa
 Pada Select Load Cases pilih KOMBINASI 1, KOMBINASI 2 dan KOMBINASI 3
 Klik OK.
 Pada new window Active degree of Freedom klik Done
1. Membuat Laporan Hasil Analisisdan Desain dalam bentukFile Word
 Dari main menu klik File> CreateReport.
 Dalam kotak dialog Word Rich Text Report tentukan direktori tempat fileakan disimpan, Isikan nama File dan klik Open maka Program akan
melakukan tabulasi report data kedalam bentuk File Word.
 Beberapa Hasil report SAP 2000 V.14 dalam bentuk File Word
SELESA
CONTOH PERENCANAAN BALOK
BETON BERTULANG
Posted by handoko10 pada 3 Maret 2010
4.5.1 Perencanaan Balok Anak
Pada struktur bangunan gedung ini direncanakan menggunakan balok anak dengan dimensi cm. Untuk mengetahui besaran beban yang ditumpu tiap
balok dan balok anak dalam struktur gedung ini melalui pembagian beban ekuivalen dari plat yang gayanya ditransfer ke balok dan balok anak.
Mutu bahan: – f’c = 25 MPa
– fy = 400 MPa
Denah balok anak dari struktur gedung ini adalah sebagai berikut:
Gambar 4.25 Denah Struktur Balok Anak Lantai 1 s/d 4 dan Pelat Atap
4.5.2 Metode Pembebanan
Pelimpahan beban merata pada balok-balok struktur dilakukan dengan metode amplop. Dengan cara ini, balok-balok struktur tersebut ada yang memikul beban
trapesium dan beban segitiga. Untuk memudahkan perhitungan, beban trapesium dan beban segitiga diubah menjadi beban merata ekuivalen (qc).
Rumus:
Ø Beban trapesium diubah menjadi beban merata ekuivalen
qek =
Ø Beban segitiga diubah menjadi beban merata ekuivalen
qe =
Dimana: Lx dan Ly adalah panjang bentang untuk segmen pelat.
4.5.3 Pembebanan Balok Anak
□ Beban Tipe A (Kantor)
1. Beban mati (DL)
2. Beban hidup (LL) = 250 kg/m2
□ Beban Tipe B (Rumah Tinggal)
1. Beban mati (DL)
2. Beban hidup (LL) = 200 kg/m2
□ Beban Tipe C (Balkon)
1. Beban mati (DL)
2. Beban hidup (LL) = 300 kg/m2
□ Beban Tipe D (Aula)
1. Beban mati (DL)
2. Beban hidup (LL) = 400 kg/m2
□ Beban Tipe E1 (Atap)
1. Beban mati (DL)
2. Beban hidup (LL) = 100 kg/m2
□ Beban Tipe E2 (Atap)
1. Beban mati (DL)
2. Beban hidup (LL) = 100 kg/m2
Contoh perhitungan beban dan gaya dalam balok
Balok anak untuk beban A pada Lantai 1 Þ Ba (1A-1A)
Dimensi balok adalah cm
Gambar 4.26 Pola Pembebanan Ba(1A-1A)
– Beban mati (DL)
qek =
=
= 1089,25 kg/m
– Beban hidup (LL)
qek =
=
= 732,02 kg/m
Dengan cara yang sama, dilakukan perhitungan terhadap balok anak yang lain dan ditabelkan sebagai berikut:
Tabel 4.15 Pembebanan Balok Anak Lantai 1
Balok
Panjang
(m)
Pembebanan
B. Mati B. Hidup
(kg/m) (kg/m)
BA(1A-1A) 5.45 1089.25 732.02
BA(2A-2A) 5.25 1077.06 723.83
BA(3A-3A) 2.75 682.00 458.33
BA(4A-4A) 2.5 620.00 416.67
BA(5A-5A) 3.5 865.64 581.75
BA(5A-9A-8A) 3.5 847.57 569.60
BA(6A) 3.5 381.27 256.23
BA(2A-3A) 3.35 812.01 545.70
BA(4A-5A) 3.35 794.08 533.65
BA(10E) 1.5 175.00 50.00
BA(10E-11E) 1.5 350.00 100.00
BA(11E) 1.5 175.00 50.00
BA(10E) 4.25 251.60 71.89
BA(11E) 1.75 198.21 56.63
BA(7A) 1.9 235.36 158.17
BA(8A-9A) 1.45 359.60 241.67
BA(9A) 1.65 200.27 134.59
BA(7A-8A) 1.85 443.87 298.30
Tabel 4.16 Pembebanan Balok Anak Lantai 2
Balok
Panjang
(m)
Pembebanan
B. Mati B. Hidup
(kg/m) (kg/m)
BA(1B-1B) 5.45 1089.25 585.62
BA(2B-2B) 5.25 1077.06 579.07
BA(12C) 5.25 429.85 346.66
BA(3B-3B) 2.75 682.00 366.67
BA(4B-4B) 2.5 620.00 333.33
BA(5B-5B) 3.5 865.64 465.40
BA(5B-9B-8B) 3.5 847.57 455.68
BA(6B) 3.5 381.27 204.98
Balok
Panjang
(m)
Pembebanan
B. Mati B. Hidup
(kg/m) (kg/m)
BA(13C-13C) 2 496.00 400.00
BA(2B-3B) 3.35 812.01 436.56
BA(4B-5B) 3.35 794.08 426.92
BA(13C) 3.35 327.80 264.36
BA(7B) 1.9 235.36 126.54
BA(8B-9B) 1.45 359.60 193.33
BA(9B) 1.65 200.27 107.67
BA(7B-8B) 1.85 443.87 238.64
Tabel 4.17 Pembebanan Balok Anak Lantai 3
Balok
Panjang
(m)
Pembebanan
B. Mati B. Hidup
(kg/m) (kg/m)
BA(1B-1B) 5.45 1089.25 585.62
BA(1B-1E1) 5.45 1127.31 439.21
BA(1E1-1E1) 5.45 1165.38 292.81
BA(12C) 5.25 429.85 346.66
BA(2B-2B) 5.25 1077.06 579.07
BA(2B-2E1) 5.25 1127.31 439.21
BA(2E1-2E1) 5.25 1165.38 292.81
BA(3B-3E1) 2.75 705.83 275.00
BA(3E1-3E1) 2.75 729.67 183.33
BA(4B-4E1) 2.5 641.67 250.00
BA(4E1-4E1) 2.5 663.33 166.67
BA(5B-5E1) 3.5 895.89 349.05
BA(5E1-5E1) 3.5 926.14 232.70
BA(5B-9B-8B) 3.5 847.57 455.68
BA(6B) 3.5 381.27 204.98
BA(13E2-13E2) 2 466.67 133.33
BA(14E2-14E2) 1.5 350.00 100.00
BA(2B-3B) 3.35 812.01 436.56
BA(2E1-3E1) 3.35 868.76 218.28
BA(4B-5B) 3.35 794.08 426.92
Balok
Panjang
(m)
Pembebanan
B. Mati B. Hidup
(kg/m) (kg/m)
BA(4E1-5E1) 3.35 849.58 213.46
BA(13E2) 3.35 308.42 88.12
BA(14E2) 3.35 244.96 69.99
BA(7B) 1.9 235.36 126.54
BA(8B-9B) 1.45 359.60 193.33
BA(9B) 1.65 200.27 107.67
BA(7B-8B) 1.85 443.87 238.64
Tabel 4.18 Pembebanan Balok Anak Lantai 4
Balok
Panjang
(m)
Pembebanan
B. Mati B. Hidup
(kg/m) (kg/m)
BA(1D-1D) 5.45 1089.25 1171.24
BA(1D) 5.45 544.62 585.62
BA(12C) 5.25 429.85 346.66
BA(2D-2D) 5.25 1077.06 1158.13
BA(2B) 5.25 538.53 289.53
BA(3B) 2.75 341.00 183.33
BA(4B) 2.5 310.00 166.67
BA(5B) 3.5 432.82 232.70
BA(5B-9B-8B) 3.5 847.57 455.68
BA(6B) 3.5 381.27 204.98
BA(7B) 1.9 235.36 126.54
BA(8B-9B) 1.45 359.60 193.33
BA(9B) 1.65 200.27 107.67
BA(7B-8B) 1.85 443.87 238.64
Tabel 4.19 Pembebanan Balok Anak Plat Atap
Balok
Panjang
(m)
Pembebanan
B. Mati B. Hidup
(kg/m) (kg/m)
BA(1E1) 5.45 582.69 146.40
BA(16E1) 5.45 462.61 116.23
BA(2E1) 5.25 576.17 144.77
BA(12E1) 5.25 459.90 115.55
BA(3E1) 2.75 364.83 91.67
BA(4E1) 2.5 331.67 83.33
BA(5E1) 3.5 463.07 116.35
BA(5E1-9E1-
8E1)
3.5 906.81 227.84
BA(5E1-5E1) 3.5 926.14 232.70
BA(15E1) 3.5 412.89 103.74
BA(14E2-14E2) 1.5 350.00 100.00
BA(14E2) 1.5 175.00 50.00
BA(14E2) 3.35 244.96 69.99
BA(7E1) 1.9 497.61 125.03
BA(8E1-9E1) 1.45 384.73 96.67
BA(9E1) 1.65 433.17 108.84
BA(7E1-8E1) 1.85 474.90 119.32
4.5.1 Perhitungan Tulangan Balok Anak
4.5.5.1 Tulangan Lentur
Contoh perhitungan tulangan lentur balok anak Ba1 lantai 1
M tump = 6134,4 kgm = 61,344 kNm
M lap = 3067,2 kgm = 30,672 kNm
Tinggi balok (h) = 350 mm
Lebar balok (b) = 250 mm
Penutup beton (p) = 40 mm
Diameter tulangan (D) = 16 mm
Diameter sengkang (ø) = 8 mm
Tinggi efektif (d) = h – p – ø – ½ D
= 350 – 40 – 8 – ½ . 16
= 294 mm
f’c = 25 Mpa
fy = 400 Mpa
Tulangan Tumpuan
Mu = 61,344 kNm
kN/m2
Dengan rumus abc didapatkan nilai ρ = 0,0098
Pemeriksaan syarat rasio penulangan (ρmin < ρ < ρmax)
As1 = ρ.b.d.106
= 0,0098 . 0,250 . 0,294 . 106
= 718,086 mm2
Dipakai tulangan tekan 2D16 (As terpasang = As2 = 402 mm2)
As = As1 + As2
= 718,086 + 402
= 718,086 mm2
Digunakan tulangan tarik 6D16 (As = 1206 mm2)
Tulangan Lapangan
Mu = 30,672 kNm
kN/m2
Dengan rumus abc didapatkan nilai ρ = 0,0046
Pemeriksaan syarat rasio penulangan (ρmin < ρ < ρmax)
As1 = ρ.b.d.106
= 0,0046 . 0,250 . 0,294 . 106
= 340,792 mm2
Dipakai tulangan tekan 2D16 (As terpasang = As2 = 402 mm2)
As = As1 + As2
= 340,792 + 402
= 742,792 mm2
Digunakan tulangan tarik 4D16 (As = 804 mm2)
Periksa lebar balok
Maksimal tulangan yang hadir sepenampang adalah 6D16 (dipasang posisi 2 lapis, lapis atas 4D16 dan lapis bawah 2D16).
Jarak minimum tulangan yang disyaratkan adalah 25 mm.
Lebar balok minimum:
Jadi lebar balok sebesar 250 mm cukup memadai.
4.5.5.2 Perhitungan Tulangan Geser Balok Anak
Bidang lintang yang terjadi pada balok digunakan untuk mendesain tulangan geser pada daerah tumpuan dan lapangan. Daerah lapangan berjarak 1/5L dari
ujung balok.
Gambar 4.27 Posisi Gaya Lintang
Contoh perhitungan tulangan geser balok anak Ba1 lantai 1
Tulangan Geser Tumpuan
Vu = 6753,463 kg = 67534,63 N
Vn = N
Vc = N
Vs = Vn – Vc = 112557,72 – 61250 = 51307,72 N
Periksa vu > fvc:
vu = MPa
vc = MPa
fvc = 0,6 x 0,8333 = 0,50
vu > fvc Þ perlu tulangan geser
Periksa fvs ≤ fvs maks:
fvs = vu – fvc
= 0,919 – 0,50
= 0,419 Mpa
f’c = 25 MPa → fvs maks = 2,00 (Tabel nilai fvs maks, CUR 1 hal 129)
fvs < fvs maks → OK
Syarat : s < d/2 = 294/2 = 147 mm, diambil s = 125 mm
Av = mm2
Dipakai tulangan sengkang ø 8 – 125 (Av = 101 mm2)
Tulangan Geser Lapangan
Vu = 4052,078 kg = 40520,78 N
Vn = N
Vc = N
Vs = Vn – Vc = 67534,633 – 61250 = 6284,633 N
Periksa vu > fvc:
vu = MPa
vc = MPa
fvc = 0,6 x 0,8333 = 0,50
vu > fvc Þ perlu tulangan geser
Periksa fvs ≤ fvs maks:
fvs = vu – fvc
= 0,551 – 0,50
= 0,051 Mpa
f’c = 25 MPa → fvs maks = 2,00 (Tabel nilai fvs maks, CUR 1 hal 129)
fvs < fvs maks → OK
Syarat : s < d/2 = 294/2 = 147 mm, diambil s = 125 mm
Av = mm2
Dipakai tulangan sengkang ø 8 – 125 (Av = 101 mm2)
Gambar 4.28 Penulangan Ba1 Lantai 1
Tabel 4.23 Rekapitulasi Tipe Balok Anak
Tipe
Balok
Dimensi
(mm)
Tumpuan Lapangan
B H Tekan Tarik Geser Tekan Tarik Geser
BA1 250 350 2 D 16 6 D 16 ø8–125 2D164 D16ø8–125
BA2 250 350 2 D 16 4 D 16 ø8–250 2D164 D16ø8–250
BA3 250 350 2 D 16 6 D 16 ø8–125 2D164 D16ø8–250
BA4 250 350 2 D 16 5 D 16 ø8–125 2D164 D16ø8–250
BA5 250 350 2 D 16 7 D 16 ø8–125 2D165 D16ø8–125
Tabel Komposisi Adukan Beton
Sumber: SNI DT – 91- 0008– 2007TataCara PerhitunganHargaSatuan PekerjaanBeton, oleh Dept Pekerjaan Umum.
Mutu Beton
Semen
(kg)
Pasir
(kg)
Kerikil
(kg)
Air
(liter)
w/c
ratio
7.4 MPa (K 100) 247 869 999 215 0.87
9.8 MPa (K 125) 276 828 1012 215 0.78
12.2 MPa (K 150) 299 799 1017 215 0.72
14.5 MPa (K 175) 326 760 1029 215 0.66
16.9 MPa (K 200) 352 731 1031 215 0.61
19.3 MPa (K 225) 371 698 1047 215 0.58
21.7 MPa (K 250) 384 692 1039 215 0.56
24.0 MPa (K 275) 406 684 1026 215 0.53
26.4 MPa (K 300) 413 681 1021 215 0.52
28.8 MPa (K 325) 439 670 1006 215 0.49
31.2 MPa (K 350) 448 667 1000 215 0.48
Bagikan :
MPa = Mega Pascal ; 1 MPa = 1 N/mm2 = 10 kg/cm2.
Membuat 1 m3 beton mutu f’c = 21,7 MPa (K 250), slump (12 ± 2) cm, w/c = 0,56
Bahan
Portland cement 384,000 kg
PB 692 kg KR (maksimum 30 mm)
1039 kg Air 215 Liter
Tenaga kerja Pekerja 1,650 OH
Tukang batu 0,275 OH Kepala tukang 0,028
OH Mandor 0,083 OH
...sumber: http://www.ilmusipil.com/perbandingan-campuran-beton-k .

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1MOSES HADUN
 
menghitung Momen Ultimate baja komposit
menghitung Momen Ultimate baja kompositmenghitung Momen Ultimate baja komposit
menghitung Momen Ultimate baja kompositShaleh Afif Hasibuan
 
Tugas besar baja 1
Tugas besar baja 1Tugas besar baja 1
Tugas besar baja 1Aziz Adi
 
Laporan prancangan struktur
Laporan prancangan strukturLaporan prancangan struktur
Laporan prancangan strukturKomang Satriawan
 
Konstruksi baja-3 sambungan-baut
Konstruksi baja-3 sambungan-bautKonstruksi baja-3 sambungan-baut
Konstruksi baja-3 sambungan-bautJunaida Wally
 
Training Sap2000 Indonesia
Training Sap2000 Indonesia Training Sap2000 Indonesia
Training Sap2000 Indonesia Edi Supriyanto
 
Contoh penyelesaian soal uas beton ii
Contoh penyelesaian soal uas beton iiContoh penyelesaian soal uas beton ii
Contoh penyelesaian soal uas beton iiHarry Calbara
 
Sni 07 2054 2006 Baja Profil Siku Sama Kaki Proses Canai Panas
Sni 07 2054 2006 Baja Profil Siku Sama Kaki Proses Canai PanasSni 07 2054 2006 Baja Profil Siku Sama Kaki Proses Canai Panas
Sni 07 2054 2006 Baja Profil Siku Sama Kaki Proses Canai PanasArief Rachman
 
Bab 2 perencanaan gording
Bab 2 perencanaan gordingBab 2 perencanaan gording
Bab 2 perencanaan gordingGraham Atmadja
 
contoh soal menghitung momen ultimate pada balok
contoh soal menghitung momen ultimate pada balokcontoh soal menghitung momen ultimate pada balok
contoh soal menghitung momen ultimate pada balokShaleh Afif Hasibuan
 
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja) Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja) NitaMewaKameliaSiman
 
Perencanaan pondasi telapak persegi beton bertulang
Perencanaan pondasi telapak persegi beton bertulangPerencanaan pondasi telapak persegi beton bertulang
Perencanaan pondasi telapak persegi beton bertulangAfret Nobel
 
Definifisi beton prategang
Definifisi beton prategangDefinifisi beton prategang
Definifisi beton prategangrendy surindra
 
Beton prategangz (1) (3)
Beton prategangz (1) (3)Beton prategangz (1) (3)
Beton prategangz (1) (3)wildan grenadi
 
Cara menghitung alinyemen horizontal
Cara menghitung alinyemen horizontalCara menghitung alinyemen horizontal
Cara menghitung alinyemen horizontalJulia Maidar
 
Peraturan Beton Bertulang Indonesia PBI 1971
Peraturan Beton Bertulang Indonesia PBI 1971Peraturan Beton Bertulang Indonesia PBI 1971
Peraturan Beton Bertulang Indonesia PBI 1971Yusrizal Mahendra
 

La actualidad más candente (20)

RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
 
menghitung Momen Ultimate baja komposit
menghitung Momen Ultimate baja kompositmenghitung Momen Ultimate baja komposit
menghitung Momen Ultimate baja komposit
 
Tugas besar baja 1
Tugas besar baja 1Tugas besar baja 1
Tugas besar baja 1
 
2. pci girder
2. pci girder2. pci girder
2. pci girder
 
Laporan prancangan struktur
Laporan prancangan strukturLaporan prancangan struktur
Laporan prancangan struktur
 
Konstruksi baja-3 sambungan-baut
Konstruksi baja-3 sambungan-bautKonstruksi baja-3 sambungan-baut
Konstruksi baja-3 sambungan-baut
 
Training Sap2000 Indonesia
Training Sap2000 Indonesia Training Sap2000 Indonesia
Training Sap2000 Indonesia
 
Contoh penyelesaian soal uas beton ii
Contoh penyelesaian soal uas beton iiContoh penyelesaian soal uas beton ii
Contoh penyelesaian soal uas beton ii
 
Sni 07 2054 2006 Baja Profil Siku Sama Kaki Proses Canai Panas
Sni 07 2054 2006 Baja Profil Siku Sama Kaki Proses Canai PanasSni 07 2054 2006 Baja Profil Siku Sama Kaki Proses Canai Panas
Sni 07 2054 2006 Baja Profil Siku Sama Kaki Proses Canai Panas
 
Bab 2 perencanaan gording
Bab 2 perencanaan gordingBab 2 perencanaan gording
Bab 2 perencanaan gording
 
contoh soal menghitung momen ultimate pada balok
contoh soal menghitung momen ultimate pada balokcontoh soal menghitung momen ultimate pada balok
contoh soal menghitung momen ultimate pada balok
 
Sistem rangka pemikul momen
Sistem rangka pemikul momenSistem rangka pemikul momen
Sistem rangka pemikul momen
 
Perencanaan balok
Perencanaan balokPerencanaan balok
Perencanaan balok
 
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja) Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
 
Perencanaan pondasi telapak persegi beton bertulang
Perencanaan pondasi telapak persegi beton bertulangPerencanaan pondasi telapak persegi beton bertulang
Perencanaan pondasi telapak persegi beton bertulang
 
perhitungan-atap
perhitungan-atapperhitungan-atap
perhitungan-atap
 
Definifisi beton prategang
Definifisi beton prategangDefinifisi beton prategang
Definifisi beton prategang
 
Beton prategangz (1) (3)
Beton prategangz (1) (3)Beton prategangz (1) (3)
Beton prategangz (1) (3)
 
Cara menghitung alinyemen horizontal
Cara menghitung alinyemen horizontalCara menghitung alinyemen horizontal
Cara menghitung alinyemen horizontal
 
Peraturan Beton Bertulang Indonesia PBI 1971
Peraturan Beton Bertulang Indonesia PBI 1971Peraturan Beton Bertulang Indonesia PBI 1971
Peraturan Beton Bertulang Indonesia PBI 1971
 

Destacado

53309952 utf-8-desain-struktur-beton-bertulang-dengan-sap2000
53309952 utf-8-desain-struktur-beton-bertulang-dengan-sap200053309952 utf-8-desain-struktur-beton-bertulang-dengan-sap2000
53309952 utf-8-desain-struktur-beton-bertulang-dengan-sap2000Botak Doohan Jr
 
Perancangan struktur beton perpustakaan 4 lantai
Perancangan struktur beton perpustakaan 4 lantaiPerancangan struktur beton perpustakaan 4 lantai
Perancangan struktur beton perpustakaan 4 lantaiAfret Nobel
 
Laporan Struktur Rumah Tinggal
Laporan Struktur Rumah TinggalLaporan Struktur Rumah Tinggal
Laporan Struktur Rumah TinggalAli Hasan
 
Perhitungan rumah tinggal (beton1)
Perhitungan rumah tinggal (beton1)Perhitungan rumah tinggal (beton1)
Perhitungan rumah tinggal (beton1)Rojulil Fadli
 
Final sap2000 v14-
Final sap2000 v14-Final sap2000 v14-
Final sap2000 v14-Anas Ramadan
 
Training sap2000 linearanalysis
Training sap2000 linearanalysisTraining sap2000 linearanalysis
Training sap2000 linearanalysisMuhammad Wasim
 
Building model-sap2000-tutorial-guide
Building model-sap2000-tutorial-guideBuilding model-sap2000-tutorial-guide
Building model-sap2000-tutorial-guideVanz Einstein
 
Civil engineering perhitungan beban gempa pada sap 2000
Civil engineering  perhitungan beban gempa pada sap 2000Civil engineering  perhitungan beban gempa pada sap 2000
Civil engineering perhitungan beban gempa pada sap 2000Muhamad Abdul Hamid
 
Analisis struktur gedung bertingkat rendah dengan software etabs v9
Analisis struktur gedung bertingkat rendah dengan software etabs v9Analisis struktur gedung bertingkat rendah dengan software etabs v9
Analisis struktur gedung bertingkat rendah dengan software etabs v9Afret Nobel
 
ded rumah 3 lantai
ded rumah 3 lantaided rumah 3 lantai
ded rumah 3 lantaiBasith Salam
 
38621358 laporan-perhit-struktur-ruko-3lt-maryadi
38621358 laporan-perhit-struktur-ruko-3lt-maryadi38621358 laporan-perhit-struktur-ruko-3lt-maryadi
38621358 laporan-perhit-struktur-ruko-3lt-maryadiDeniyudi Jayaraya
 
221096408 dasar-dasar-sap-2000-puski-its
221096408 dasar-dasar-sap-2000-puski-its221096408 dasar-dasar-sap-2000-puski-its
221096408 dasar-dasar-sap-2000-puski-itsRoni Fauzi
 
MODAL AND RESPONSE SPECTRUM (IS 18932002) ANALYSIS 0F R.C FRAME BUILDING (IT ...
MODAL AND RESPONSE SPECTRUM (IS 18932002) ANALYSIS 0F R.C FRAME BUILDING (IT ...MODAL AND RESPONSE SPECTRUM (IS 18932002) ANALYSIS 0F R.C FRAME BUILDING (IT ...
MODAL AND RESPONSE SPECTRUM (IS 18932002) ANALYSIS 0F R.C FRAME BUILDING (IT ...Mintu Choudhury
 
Desain respon spektrum (respon spectra design) rsni 03 2847-20 xx & asce 7-10
Desain respon spektrum (respon spectra design) rsni 03 2847-20 xx & asce 7-10Desain respon spektrum (respon spectra design) rsni 03 2847-20 xx & asce 7-10
Desain respon spektrum (respon spectra design) rsni 03 2847-20 xx & asce 7-10Edi Supriyanto
 
Perencanaan gaya gaya pondasi pada bangunan gedung dengan 1 basement
Perencanaan gaya gaya pondasi pada bangunan gedung dengan 1 basementPerencanaan gaya gaya pondasi pada bangunan gedung dengan 1 basement
Perencanaan gaya gaya pondasi pada bangunan gedung dengan 1 basementAfret Nobel
 
SNI 1726 2012 - STRUKTUR BANGUNAN GEMPA
SNI 1726 2012 - STRUKTUR BANGUNAN GEMPASNI 1726 2012 - STRUKTUR BANGUNAN GEMPA
SNI 1726 2012 - STRUKTUR BANGUNAN GEMPAMuhammad Umari
 

Destacado (20)

53309952 utf-8-desain-struktur-beton-bertulang-dengan-sap2000
53309952 utf-8-desain-struktur-beton-bertulang-dengan-sap200053309952 utf-8-desain-struktur-beton-bertulang-dengan-sap2000
53309952 utf-8-desain-struktur-beton-bertulang-dengan-sap2000
 
Manual Sap
Manual SapManual Sap
Manual Sap
 
Perancangan struktur beton perpustakaan 4 lantai
Perancangan struktur beton perpustakaan 4 lantaiPerancangan struktur beton perpustakaan 4 lantai
Perancangan struktur beton perpustakaan 4 lantai
 
Laporan Struktur Rumah Tinggal
Laporan Struktur Rumah TinggalLaporan Struktur Rumah Tinggal
Laporan Struktur Rumah Tinggal
 
Pengenalan sap 2000
Pengenalan sap 2000Pengenalan sap 2000
Pengenalan sap 2000
 
Perhitungan rumah tinggal (beton1)
Perhitungan rumah tinggal (beton1)Perhitungan rumah tinggal (beton1)
Perhitungan rumah tinggal (beton1)
 
Final sap2000 v14-
Final sap2000 v14-Final sap2000 v14-
Final sap2000 v14-
 
Training sap2000 linearanalysis
Training sap2000 linearanalysisTraining sap2000 linearanalysis
Training sap2000 linearanalysis
 
Building model-sap2000-tutorial-guide
Building model-sap2000-tutorial-guideBuilding model-sap2000-tutorial-guide
Building model-sap2000-tutorial-guide
 
Civil engineering perhitungan beban gempa pada sap 2000
Civil engineering  perhitungan beban gempa pada sap 2000Civil engineering  perhitungan beban gempa pada sap 2000
Civil engineering perhitungan beban gempa pada sap 2000
 
Analisis struktur gedung bertingkat rendah dengan software etabs v9
Analisis struktur gedung bertingkat rendah dengan software etabs v9Analisis struktur gedung bertingkat rendah dengan software etabs v9
Analisis struktur gedung bertingkat rendah dengan software etabs v9
 
ded rumah 3 lantai
ded rumah 3 lantaided rumah 3 lantai
ded rumah 3 lantai
 
38621358 laporan-perhit-struktur-ruko-3lt-maryadi
38621358 laporan-perhit-struktur-ruko-3lt-maryadi38621358 laporan-perhit-struktur-ruko-3lt-maryadi
38621358 laporan-perhit-struktur-ruko-3lt-maryadi
 
221096408 dasar-dasar-sap-2000-puski-its
221096408 dasar-dasar-sap-2000-puski-its221096408 dasar-dasar-sap-2000-puski-its
221096408 dasar-dasar-sap-2000-puski-its
 
Aplikasi sni gempa 1726 2012
Aplikasi sni gempa 1726 2012Aplikasi sni gempa 1726 2012
Aplikasi sni gempa 1726 2012
 
Sap example
Sap exampleSap example
Sap example
 
MODAL AND RESPONSE SPECTRUM (IS 18932002) ANALYSIS 0F R.C FRAME BUILDING (IT ...
MODAL AND RESPONSE SPECTRUM (IS 18932002) ANALYSIS 0F R.C FRAME BUILDING (IT ...MODAL AND RESPONSE SPECTRUM (IS 18932002) ANALYSIS 0F R.C FRAME BUILDING (IT ...
MODAL AND RESPONSE SPECTRUM (IS 18932002) ANALYSIS 0F R.C FRAME BUILDING (IT ...
 
Desain respon spektrum (respon spectra design) rsni 03 2847-20 xx & asce 7-10
Desain respon spektrum (respon spectra design) rsni 03 2847-20 xx & asce 7-10Desain respon spektrum (respon spectra design) rsni 03 2847-20 xx & asce 7-10
Desain respon spektrum (respon spectra design) rsni 03 2847-20 xx & asce 7-10
 
Perencanaan gaya gaya pondasi pada bangunan gedung dengan 1 basement
Perencanaan gaya gaya pondasi pada bangunan gedung dengan 1 basementPerencanaan gaya gaya pondasi pada bangunan gedung dengan 1 basement
Perencanaan gaya gaya pondasi pada bangunan gedung dengan 1 basement
 
SNI 1726 2012 - STRUKTUR BANGUNAN GEMPA
SNI 1726 2012 - STRUKTUR BANGUNAN GEMPASNI 1726 2012 - STRUKTUR BANGUNAN GEMPA
SNI 1726 2012 - STRUKTUR BANGUNAN GEMPA
 

Similar a SAP2000 Analisis

Modul sap seffope For Traning
Modul sap seffope For TraningModul sap seffope For Traning
Modul sap seffope For Traningreysbere1987
 
Modul sap seffope (1)
Modul sap seffope (1)Modul sap seffope (1)
Modul sap seffope (1)reysbere1987
 
TUGAS PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL B
TUGAS PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL BTUGAS PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL B
TUGAS PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL BSumarno Feriyal
 
Abdurrohman muarif (2101171086)
Abdurrohman muarif (2101171086)Abdurrohman muarif (2101171086)
Abdurrohman muarif (2101171086)Rino Dwi Sadi
 
Menghitung berat-bangunan-dengan-etabs-v-9-0-7
Menghitung berat-bangunan-dengan-etabs-v-9-0-7Menghitung berat-bangunan-dengan-etabs-v-9-0-7
Menghitung berat-bangunan-dengan-etabs-v-9-0-7Avhat Civil
 
Land+desktop+2005+tutorial
Land+desktop+2005+tutorialLand+desktop+2005+tutorial
Land+desktop+2005+tutorialdedi setyawan
 
Bab iii 2.1.3 analisa statika menggunakan aplikasi sap2000
Bab iii 2.1.3 analisa statika menggunakan aplikasi sap2000Bab iii 2.1.3 analisa statika menggunakan aplikasi sap2000
Bab iii 2.1.3 analisa statika menggunakan aplikasi sap2000khairatulfitri
 
AutoCAD LD, Surveying Module - Day#2
AutoCAD LD, Surveying Module - Day#2AutoCAD LD, Surveying Module - Day#2
AutoCAD LD, Surveying Module - Day#2Tutus Kusuma
 
tutorial autodesk-land-desktop .doc
tutorial autodesk-land-desktop .doctutorial autodesk-land-desktop .doc
tutorial autodesk-land-desktop .docJimyMotalisa
 
197521758 146043958-pengoperasian-plaxis-8-2
197521758 146043958-pengoperasian-plaxis-8-2197521758 146043958-pengoperasian-plaxis-8-2
197521758 146043958-pengoperasian-plaxis-8-2WSKT
 
Autocad Civil 3D - Merubah Tampilan Cross Section
Autocad Civil 3D - Merubah Tampilan Cross SectionAutocad Civil 3D - Merubah Tampilan Cross Section
Autocad Civil 3D - Merubah Tampilan Cross Sectiondarojattin
 
Membuat kontur pada autodesk land desktop
Membuat kontur pada autodesk land desktopMembuat kontur pada autodesk land desktop
Membuat kontur pada autodesk land desktopGregorio Antonny Bani
 
Belajar autocad civil_3d
Belajar autocad civil_3dBelajar autocad civil_3d
Belajar autocad civil_3ddedi setyawan
 
Belajar sendiri-sap2000-versi-10
Belajar sendiri-sap2000-versi-10Belajar sendiri-sap2000-versi-10
Belajar sendiri-sap2000-versi-10rofiq mustofa
 

Similar a SAP2000 Analisis (20)

Sap2000
Sap2000Sap2000
Sap2000
 
Modul sap seffope For Traning
Modul sap seffope For TraningModul sap seffope For Traning
Modul sap seffope For Traning
 
Modul sap seffope (1)
Modul sap seffope (1)Modul sap seffope (1)
Modul sap seffope (1)
 
TUGAS PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL B
TUGAS PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL BTUGAS PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL B
TUGAS PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL B
 
Abdurrohman muarif (2101171086)
Abdurrohman muarif (2101171086)Abdurrohman muarif (2101171086)
Abdurrohman muarif (2101171086)
 
Menghitung berat-bangunan-dengan-etabs-v-9-0-7
Menghitung berat-bangunan-dengan-etabs-v-9-0-7Menghitung berat-bangunan-dengan-etabs-v-9-0-7
Menghitung berat-bangunan-dengan-etabs-v-9-0-7
 
Land+desktop+2005+tutorial
Land+desktop+2005+tutorialLand+desktop+2005+tutorial
Land+desktop+2005+tutorial
 
Tutorial landdesktop2005
Tutorial landdesktop2005Tutorial landdesktop2005
Tutorial landdesktop2005
 
Bab iii 2.1.3 analisa statika menggunakan aplikasi sap2000
Bab iii 2.1.3 analisa statika menggunakan aplikasi sap2000Bab iii 2.1.3 analisa statika menggunakan aplikasi sap2000
Bab iii 2.1.3 analisa statika menggunakan aplikasi sap2000
 
AutoCAD LD, Surveying Module - Day#2
AutoCAD LD, Surveying Module - Day#2AutoCAD LD, Surveying Module - Day#2
AutoCAD LD, Surveying Module - Day#2
 
tutorial autodesk-land-desktop .doc
tutorial autodesk-land-desktop .doctutorial autodesk-land-desktop .doc
tutorial autodesk-land-desktop .doc
 
197521758 146043958-pengoperasian-plaxis-8-2
197521758 146043958-pengoperasian-plaxis-8-2197521758 146043958-pengoperasian-plaxis-8-2
197521758 146043958-pengoperasian-plaxis-8-2
 
Query
QueryQuery
Query
 
Panduan Tugas
Panduan TugasPanduan Tugas
Panduan Tugas
 
Open cut coal
Open cut coalOpen cut coal
Open cut coal
 
Autocad Civil 3D - Merubah Tampilan Cross Section
Autocad Civil 3D - Merubah Tampilan Cross SectionAutocad Civil 3D - Merubah Tampilan Cross Section
Autocad Civil 3D - Merubah Tampilan Cross Section
 
5. bab5
5. bab55. bab5
5. bab5
 
Membuat kontur pada autodesk land desktop
Membuat kontur pada autodesk land desktopMembuat kontur pada autodesk land desktop
Membuat kontur pada autodesk land desktop
 
Belajar autocad civil_3d
Belajar autocad civil_3dBelajar autocad civil_3d
Belajar autocad civil_3d
 
Belajar sendiri-sap2000-versi-10
Belajar sendiri-sap2000-versi-10Belajar sendiri-sap2000-versi-10
Belajar sendiri-sap2000-versi-10
 

Último

LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptxSirlyPutri1
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...Kanaidi ken
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptAgusRahmat39
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 

Último (20)

LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 

SAP2000 Analisis

  • 1. TUTORIAL PERHITUNGAN STRUKTUR DENGAN SAP 2000 V.14 ANALISA STRUKTUR FRAME 2D DENGAN SAP 2000 V.14 Secara garis besar, Tahapan analisis dan desain pada SAP2000 v.14 terpisah dalam dua tahap yaitu :  Tahap Analisis : berisi pemodelanstruktur, Pendefinisian properties materials, dimensi penampang, jenis pembebanan dan kombinasi sampai pada menganalisis gaya-gaya dalam struktur.  Tahap Design : untuk menentukanparameter Desain (desain beton bertulang, desain baja, desain aluminium dan lain-lain) dan Peraturan yang menjadi acuan Desain. 1. Memulai Main WindowUntukSAP 2000 v.14 Untuk memulai input datauntuk analisa struktur, berikut adalahlangkah-langkahnya:  Buka Program SAP 2000 v.14  Dari main menu, klik File > New Model atau klik icon New Model pada sudut kiri atas main window 1. Memilih Model Struktur , Mengisi Project Information dan mengedit Grid data 1. Setelah memilih New Model, akan munculpop up menuuntuk memilihModel strukutr yang diinginkan.  Pilih Input Unit KN,m,C  Isikan Informasi Project yang sedang dikerjakan dengan mengklikModify/ShowInfo pada sudut kanan atas, setelah itu klik OK.  Pilih 2D frames > Klik OK.   Mengedit Grid data Setelah memilih 2D Frames, akan tampil kotak isian untuk memilihtipe framedan dimensi portal. o Pada 2D Frame Type, Pilih Portal.
  • 2. o o Pada Portal Frame Dimension, isikan : Number of Stories : 3 Number of Bays : 2 Story Height : 5 Bay Width : 6 Beri tanda centang padaUse CustomGrid Spacing and Locate Origin, kemudianklik Edit Grid o Edit Grid def ault Sap 2000 dengan menempatkansumbu Global Portal pada koordinat 0,0. Pada X Grid data, isikan data-data : 0, 6, 8 Pada Y Grid data, biarkan default yaitu : 0 Pada Z Grid data , isikandata-data: 0, 5, 9, 13 Klik OK dua kali untuk menutupkotak dialog Edit Grid data. Setelah kotak dialog edit grid data tertutup, makaprogram akansecara otomatis menggambarframe-frame portal berdasarkan koordinat yang telah dimasukan. Hasil peenggambaran Frame oleh program akan terlihat seperti gambardibawah ini. Tutup jendela 3D Viewuntuk memaksimalkan view port window. o Memberi Nomor Joint dan Nomor Batang  Dari menu Utama, Klik View > Set Display Options.
  • 3.     Pada kotak dialog Display Optionfor Active Window, Beri tanda centang pada Labels(Joints dan Frames/Cables/Tendons)> Klik OK
  • 4. 1. Penentuan sifat – sifat material dan penampang ( Material Propertiesand Section)  Mendef inisikan Material Data Beton o Klik Define > Materials o Pada kotak dialog define material, klik Add New Material o Pada kotak dialog Material Property data, isikan : Nama Material : Beton 22,5Mpa Material Ty pe : Concrete Weight per Unit Volume : 24 Modulus Elasticity, E : 2,2294057e7 Poison’s Ratio, U : 0,17 Coef icient Of Thermal Expansion, A : 1,0e-05 Specif ied Concrete Compressive Strenght : 22500 Klik OK dua kali untuk menutupkotak dialog Material Property Data.
  • 5.  Mendef inisikan Material Data Besi Tulangan o Klik Define > Materials o Pada kotak dialog define material, klik Add New Material o Pada kotak dialog Material Property data, isikan : Nama Material : BESI POLOS Material Ty pe : Rebar Minimum Yield Stress, fy : 320000 Parameter yang lain, biarkan pada kondisi defaultnya Klik OK dua kali untuk menutupkotak dialog Material Property Data.
  • 6.  Mendef inisikan Frame Section o Klik Define > Section Properties> Frame Sections o Pada Kotak dialog Frame Properties, klik Add New Property o Pada kotak dialog add section Property, pilih Material type : Concrete, dan klik Rectangular.
  • 7. o Pada kotak dialog Rectangular Section, isikan: Section Name : K40/40 Pilih material : BETON 22,5 Mpa Depth (t3) : 0,4
  • 8. Width (t2) : 0,4 o Klik Concrete Reinforcement Pada kotak dialog Reinforcement Data, Rebar Material : Untuk Longitudinal Bars dan Confinement Bars (Ties), pilih BESI POLOS. Pada Design Ty pe, pilih Column (P-M2-M3 Design) Pada reinf orcement Configuration, pilih Rectangular Isikan Clear Cover to Confinement Bars : 0,04 Pada Check/Design : pilih Reinforcement to be Designed. Biarkan parameter lain pada kondisi default. Klik OK dua kali untuk menutupkotak dialog rectangular section. o Ulangi Langkah 3 untuk mendefinisikan frame section kolom yang lain. o Untuk Frame Balok, caranya samadengan langkah 3 diatas. Bedanyahanyapada Kotak Dialog Reinforcement data Design Type : Pilih Beam (M3 Design Only). 1. Mendefinisikan Beban dan kombinasi pembebanan (load and combinations)  Def ine Load Patern o Dari menu Utama, klik Define > Load Patterns untuk mendefinisikan jenis-jenis Beban yangakan Bekerjapada Portal. o Pada kotak dialog DefineLoad Patterns, isikan data-data sebagai berikut : Load Pattern name Type Self Weiht Multiplier Auto Lateral Load Pattern BEBAN MATI DEAD 0 BEBAN HIDUP LIVE 0
  • 9. BEBAN GEMPA QUAKE 0 None  Klik OK untuk menutup kotak dialog define Load Patterns.  Menentukan Kombinasi Pembebanan o Dari menu Utama, klik Define > Load Combinations o Pada Kotak dialog Define Load Combinations, klik Add New Combo o Isikan data-data sebagaiberikut pada kotak dialog Load Combination Data : LoadCombinatin Name : KOMBINASI 1 Load Case Name : BEBAN MATI, Scale Factor : 1,2 > klik Add. Load Case Name : BEBAN HIDUP, Scale Factor : 1,6> klik Add. Klik OK untuk menutup kotak dialog Load Combination 1
  • 10. o Ulangi langkah Diatas untuk medefinisikanKOMBINASI 2 dan KOMBINASI 3. Kombinasi 2 : 1,2 BebanMati + 1,0 Beban Hidup + 1,0 Beban Gempa Kombinasi 3 : 1,2 BebanMati + 1,0 Beban Hidup – 1,0Beban Gempa Klik OK untuk menutup kotak dialog Define Load Combination 1. Menentukan Kondisi perletakan  Klik pada Joint Nomor 1 dan 5 Dari menu utama, klik Assign > Joint > Restrain Pilih Ikon Jepit ( ), klik OK.  Klik pada Joint Nomor 9 Dari menu utama, klik Assign > Joint > Restrain Pilih Ikon sendi ( ), klik OK.
  • 11. 1. Menerapkan Jenis Frame pada Frame struktur  Blok Frame 10, 11, 12 dan klik Assign > Frame > Frame Sections, pilih B30/50 > klik OK.  Blok Frame 13, 14, 15 dan klik Assign > Frame > Frame Sections, pilih B20/30 > klik OK.  Blok Frame 1, 2, 3, 4, 5, 6 dan klik Assign > Frame > Frame Sections, pilih K40/40 > klik OK.  Blok Frame 7, 8, 9 dan klik Assign > Frame > Frame Sections, pilih K30/30 > klik OK. 1. Memasukan data-data pembebanan pada Frame Struktur  Beban Mati o Blok Frame 10, 11, 12 dan klik Assign > Frame Loads > Distributed, pilihLoad Patternname : BEBAN MATI. Isikan Uniform Load : 20, klik OK. o Blok Frame 13, 14, 15 dan klik Assign > Frame Loads > Distributed, pilihLoad Patternname : BEBAN MATI. Isikan Uniform Load : 15, klik OK. o Klik Joint 4 dan klik Assign > Joint Loads > Forces, pilih Load Pattern name : BEBAN MATI. Isikanpada Load > ForceGlobal Z : -30, klik OK. o Klik Joint 8 dan klik Assign > Joint Loads > Forces, pilih Load Pattern name : BEBAN MATI. Isikanpada Load > ForceGlobal Z : -50, klik OK.
  • 12. o Klik Joint 12 dan klik Assign > Joint Loads > Forces, pilih Load Pattern name : BEBAN MATI. Isikanpada Load > ForceGlobal Z : -40, klik OK. o Blok Frame 10, 11, 12 dan klik Assign > FrameLoads > Point, pilih Load Pattern name : BEBAN MATI. Isikan pada PointLoad > Distance > kolom kedua : 0,5 Isikan pada PointLoads> Load kolom kedua : 40, klik OK. Setelah Semua Input beban Mati telah selesai, Hasilnya akan menjadi seperti pada gambar dibawah ini :
  • 13.  Beban Hidup o Blok Frame 10, 11, 12 dan klik Assign > Frame Loads > Distributed, pilihLoad Patternname : BEBAN HIDUP. Isikan Uniform Load : 8, klik OK. o Blok Frame 13, 14, 15 dan klik Assign > Frame Loads > Distributed, pilihLoad Patternname : BEBAN HIDUP. Isikan Uniform Load : 6, klik OK. o Klik Joint 4 dan klik Assign > Joint Loads > Forces, pilih Load Pattern name : BEBAN HIDUP. Isikan padaLoad > Force Global Z : -20, klik OK. o Klik Joint 8 dan klik Assign > Joint Loads > Forces, pilih Load Pattern name : BEBAN HIDUP. Isikan padaLoad > Force Global Z : -30, klik OK. o Klik Joint 12 dan klik Assign > Joint Loads > Forces, pilih Load Pattern name : BEBAN HIDUP. Isikan padaLoad > Force Global Z : -15, klik OK.
  • 14. o Blok Frame 10, 11, 12 dan klik Assign > FrameLoads > Point, pilih Load Pattern name : BEBAN HIDUP Isikan pada PointLoad > Distance > kolom kedua : 0,5 Isikan pada PointLoads> Load kolom kedua : 25, klik OK.
  • 15. Setelah Semua Input beban hidup telahselesai, Hasilnya akan menjadi seperti pada gambar dibawahini :  Beban Gempa o Klik Joint 2 dan klik Assign > Joint Loads > Forces, pilih Load Pattern name : BEBAN GEMPA. Isikan pada Load> Force Global X : 60, klik OK. o Klik Joint 3 dan klik Assign > Joint Loads > Forces, pilih Load Pattern name : BEBAN GEMPA. Isikan pada Load> Force Global X : 70, klik OK. o Klik Joint 4 dan klik Assign > Joint Loads > Forces, pilih Load Pattern name : BEBAN GEMPA. Isikan pada Load> Force Global X : 50, klik OK.
  • 16.  Setelah Semua Input beban gempatelah selesai, Hasilnya akan menjadi seperti pada gambar dibawah ini : 1. Asumsi – asumsi dan analisa(analysis options) Dalam analisis struktur untuk mengetahui gaya – gaya betang maupunreaksi yang terjadi maupun dalam hal perencanaan akan terjadi proses trial and error untuk mencari solusiyang tepat yang dilakukan secara berulang – ulang. Proses ini dapat sajamenyebabkan kerja processor menjadi berat. Pada beberapakasus, perhitungan yang dilakukan oleh computer tidak perlu menghitung seluruh komponen, namun hany a beberapa bagian tertentu saja. Untuk mengeset agar perhitungan dilakukan sesuai dengan keperluanmaka SAP 2000 meny ediakan fasilitas pilihan– pilihan analisis. Dalam penyelesaian Portal 2D ini, analisis akan dibatasihanyapada XZ Plane (DOF arah SumbuGlobal Xdan Z).  Dari Menu Utama, Klik Analyze > Set Analysis Option.  Klik pada Model Plane Frame > klik OK.
  • 17.  Dari Menu Utama, Klik Analyze > Run Analysis atau tekan tombol F5 pada keyboard atau klik ikon pada toolbar.  Klik Run Now pada new window Select Load Cases To Run. 
  • 18.  Setelah Perintah Run Now pada new window Select Load Cases To Run, maka Program akan melakukan analisis dan hasilnya akan ditampilkan dalam bentuk deformasi Struktur seperti seperti telihat pada gambar dibawah ini : 1. Menampilkan gaya-gaya dalamStruktur 1. Bidang Momen  Klik Display > Show Forces/Stress > Frames/Cables  Pada new window Member Forces Diagram For Frames, Case/Combo > Case Combo Namepilih BEBAN MATI. Pada Komponent pilih Moment 3-3, pada OptionsPilih Show Values on Diagram> klik OK.
  • 19.  Untuk berpindah daridiagram Momen beban mati kediagram momenBeban yang lain dapat dilakukan dengan mengklik ikon . Salah satu Diagram Momen(akibat BebanMati) akan terlihat seperti pada gambar dibawah ini :
  • 20. ————TAHAPAN ANALISIS BERAKHIR SAMPAI DISINI———— TAHAPAN DESAIN 1. Menentukan Peraturan sebagai dasar Acuan DesainStruktur BetonBertulang dan parameter-parameter desain beton bertulang y ang lain.  Dari main menu Klik Design > ConcreteFrames Design > View/Revise Preferences.  Pada new window Concrete frame Design Preferences, PilihDesign Code : ACI 318-05/IBC2003, biarkan parameter yang lain pada nilai def aultnya kemudian klik OK.
  • 21. 1. Menentukan Kombinasi Pembebanan yang Akan Digunakan Untuk desain beton Bertulang.  Dari main mnenu Klik Design > Concrete FramesDesign > Select Design Combos.  Pada new window Design Load Combination Selection : Pilih KOMBINASI 1 > klik Add Pilih KOMBINASI 2 > klik Add Pilih KOMBINASI 3 > klik Add  Hilangkan tanda Centang pada Automatically Generate Code-Based Design Load Combinaation, klik OK.
  • 22. 1. Melakukan Perintah Desain Beton Dari main mnenu Klik Design > Concrete FramesDesign > StartDesign/Check of Struktur. Setelah perintah Start Design/Check of Struktur, akanmuncul hasil desain tulangan Struktur. Agar hasilnya dapat terbaca dengan jelas, ubah satuan desain menjadi KN,mm,C. Hasilnya dalam gambar berikut :
  • 23. 2. Melihat Detail desain Beton Bertulang Untuk dapat melihat detail visual hasil desin Beton bertulang oleh Program, dapat dilakukan dengan caramelakukan klik kanan tepat pada Frame y ang diinginkan. Dibawah ini adalah hasil desainBeton Bertulang dari Frame4 Melihat Ringkasandesain Frame 4 dapat dilakukan dengancara mengklik pada Summary. Hasilnya akan terlihat seperti padagambar dibawah ini :
  • 24. 3. Melihat Hasil dalambentuk tabulasi  Dari main menu, klik Display > Show Tables  Pilih Jenis-jenis data yang input dan output yang ingin ditampilkan dalam tabulasi data.  Pada Select Load Paterns pilih bebanMati, Hidup, Gempa  Pada Select Load Cases pilih KOMBINASI 1, KOMBINASI 2 dan KOMBINASI 3  Klik OK.  Pada new window Active degree of Freedom klik Done
  • 25. 1. Membuat Laporan Hasil Analisisdan Desain dalam bentukFile Word  Dari main menu klik File> CreateReport.  Dalam kotak dialog Word Rich Text Report tentukan direktori tempat fileakan disimpan, Isikan nama File dan klik Open maka Program akan melakukan tabulasi report data kedalam bentuk File Word.
  • 26.  Beberapa Hasil report SAP 2000 V.14 dalam bentuk File Word
  • 27.
  • 29. CONTOH PERENCANAAN BALOK BETON BERTULANG Posted by handoko10 pada 3 Maret 2010 4.5.1 Perencanaan Balok Anak Pada struktur bangunan gedung ini direncanakan menggunakan balok anak dengan dimensi cm. Untuk mengetahui besaran beban yang ditumpu tiap balok dan balok anak dalam struktur gedung ini melalui pembagian beban ekuivalen dari plat yang gayanya ditransfer ke balok dan balok anak. Mutu bahan: – f’c = 25 MPa – fy = 400 MPa Denah balok anak dari struktur gedung ini adalah sebagai berikut:
  • 30. Gambar 4.25 Denah Struktur Balok Anak Lantai 1 s/d 4 dan Pelat Atap 4.5.2 Metode Pembebanan Pelimpahan beban merata pada balok-balok struktur dilakukan dengan metode amplop. Dengan cara ini, balok-balok struktur tersebut ada yang memikul beban trapesium dan beban segitiga. Untuk memudahkan perhitungan, beban trapesium dan beban segitiga diubah menjadi beban merata ekuivalen (qc). Rumus: Ø Beban trapesium diubah menjadi beban merata ekuivalen qek = Ø Beban segitiga diubah menjadi beban merata ekuivalen qe =
  • 31. Dimana: Lx dan Ly adalah panjang bentang untuk segmen pelat. 4.5.3 Pembebanan Balok Anak □ Beban Tipe A (Kantor) 1. Beban mati (DL) 2. Beban hidup (LL) = 250 kg/m2 □ Beban Tipe B (Rumah Tinggal) 1. Beban mati (DL) 2. Beban hidup (LL) = 200 kg/m2 □ Beban Tipe C (Balkon) 1. Beban mati (DL) 2. Beban hidup (LL) = 300 kg/m2 □ Beban Tipe D (Aula) 1. Beban mati (DL)
  • 32. 2. Beban hidup (LL) = 400 kg/m2 □ Beban Tipe E1 (Atap) 1. Beban mati (DL) 2. Beban hidup (LL) = 100 kg/m2 □ Beban Tipe E2 (Atap) 1. Beban mati (DL) 2. Beban hidup (LL) = 100 kg/m2 Contoh perhitungan beban dan gaya dalam balok Balok anak untuk beban A pada Lantai 1 Þ Ba (1A-1A) Dimensi balok adalah cm
  • 33. Gambar 4.26 Pola Pembebanan Ba(1A-1A) – Beban mati (DL) qek = = = 1089,25 kg/m – Beban hidup (LL) qek = = = 732,02 kg/m Dengan cara yang sama, dilakukan perhitungan terhadap balok anak yang lain dan ditabelkan sebagai berikut: Tabel 4.15 Pembebanan Balok Anak Lantai 1 Balok Panjang (m) Pembebanan B. Mati B. Hidup (kg/m) (kg/m) BA(1A-1A) 5.45 1089.25 732.02 BA(2A-2A) 5.25 1077.06 723.83
  • 34. BA(3A-3A) 2.75 682.00 458.33 BA(4A-4A) 2.5 620.00 416.67 BA(5A-5A) 3.5 865.64 581.75 BA(5A-9A-8A) 3.5 847.57 569.60 BA(6A) 3.5 381.27 256.23 BA(2A-3A) 3.35 812.01 545.70 BA(4A-5A) 3.35 794.08 533.65 BA(10E) 1.5 175.00 50.00 BA(10E-11E) 1.5 350.00 100.00 BA(11E) 1.5 175.00 50.00 BA(10E) 4.25 251.60 71.89 BA(11E) 1.75 198.21 56.63 BA(7A) 1.9 235.36 158.17 BA(8A-9A) 1.45 359.60 241.67 BA(9A) 1.65 200.27 134.59 BA(7A-8A) 1.85 443.87 298.30 Tabel 4.16 Pembebanan Balok Anak Lantai 2 Balok Panjang (m) Pembebanan B. Mati B. Hidup (kg/m) (kg/m) BA(1B-1B) 5.45 1089.25 585.62 BA(2B-2B) 5.25 1077.06 579.07 BA(12C) 5.25 429.85 346.66 BA(3B-3B) 2.75 682.00 366.67 BA(4B-4B) 2.5 620.00 333.33 BA(5B-5B) 3.5 865.64 465.40
  • 35. BA(5B-9B-8B) 3.5 847.57 455.68 BA(6B) 3.5 381.27 204.98 Balok Panjang (m) Pembebanan B. Mati B. Hidup (kg/m) (kg/m) BA(13C-13C) 2 496.00 400.00 BA(2B-3B) 3.35 812.01 436.56 BA(4B-5B) 3.35 794.08 426.92 BA(13C) 3.35 327.80 264.36 BA(7B) 1.9 235.36 126.54 BA(8B-9B) 1.45 359.60 193.33 BA(9B) 1.65 200.27 107.67 BA(7B-8B) 1.85 443.87 238.64 Tabel 4.17 Pembebanan Balok Anak Lantai 3 Balok Panjang (m) Pembebanan B. Mati B. Hidup (kg/m) (kg/m) BA(1B-1B) 5.45 1089.25 585.62 BA(1B-1E1) 5.45 1127.31 439.21 BA(1E1-1E1) 5.45 1165.38 292.81 BA(12C) 5.25 429.85 346.66 BA(2B-2B) 5.25 1077.06 579.07 BA(2B-2E1) 5.25 1127.31 439.21 BA(2E1-2E1) 5.25 1165.38 292.81 BA(3B-3E1) 2.75 705.83 275.00 BA(3E1-3E1) 2.75 729.67 183.33
  • 36. BA(4B-4E1) 2.5 641.67 250.00 BA(4E1-4E1) 2.5 663.33 166.67 BA(5B-5E1) 3.5 895.89 349.05 BA(5E1-5E1) 3.5 926.14 232.70 BA(5B-9B-8B) 3.5 847.57 455.68 BA(6B) 3.5 381.27 204.98 BA(13E2-13E2) 2 466.67 133.33 BA(14E2-14E2) 1.5 350.00 100.00 BA(2B-3B) 3.35 812.01 436.56 BA(2E1-3E1) 3.35 868.76 218.28 BA(4B-5B) 3.35 794.08 426.92 Balok Panjang (m) Pembebanan B. Mati B. Hidup (kg/m) (kg/m) BA(4E1-5E1) 3.35 849.58 213.46 BA(13E2) 3.35 308.42 88.12 BA(14E2) 3.35 244.96 69.99 BA(7B) 1.9 235.36 126.54 BA(8B-9B) 1.45 359.60 193.33 BA(9B) 1.65 200.27 107.67 BA(7B-8B) 1.85 443.87 238.64 Tabel 4.18 Pembebanan Balok Anak Lantai 4 Balok Panjang (m) Pembebanan B. Mati B. Hidup (kg/m) (kg/m) BA(1D-1D) 5.45 1089.25 1171.24
  • 37. BA(1D) 5.45 544.62 585.62 BA(12C) 5.25 429.85 346.66 BA(2D-2D) 5.25 1077.06 1158.13 BA(2B) 5.25 538.53 289.53 BA(3B) 2.75 341.00 183.33 BA(4B) 2.5 310.00 166.67 BA(5B) 3.5 432.82 232.70 BA(5B-9B-8B) 3.5 847.57 455.68 BA(6B) 3.5 381.27 204.98 BA(7B) 1.9 235.36 126.54 BA(8B-9B) 1.45 359.60 193.33 BA(9B) 1.65 200.27 107.67 BA(7B-8B) 1.85 443.87 238.64 Tabel 4.19 Pembebanan Balok Anak Plat Atap Balok Panjang (m) Pembebanan B. Mati B. Hidup (kg/m) (kg/m) BA(1E1) 5.45 582.69 146.40 BA(16E1) 5.45 462.61 116.23 BA(2E1) 5.25 576.17 144.77 BA(12E1) 5.25 459.90 115.55 BA(3E1) 2.75 364.83 91.67 BA(4E1) 2.5 331.67 83.33 BA(5E1) 3.5 463.07 116.35 BA(5E1-9E1- 8E1) 3.5 906.81 227.84 BA(5E1-5E1) 3.5 926.14 232.70
  • 38. BA(15E1) 3.5 412.89 103.74 BA(14E2-14E2) 1.5 350.00 100.00 BA(14E2) 1.5 175.00 50.00 BA(14E2) 3.35 244.96 69.99 BA(7E1) 1.9 497.61 125.03 BA(8E1-9E1) 1.45 384.73 96.67 BA(9E1) 1.65 433.17 108.84 BA(7E1-8E1) 1.85 474.90 119.32 4.5.1 Perhitungan Tulangan Balok Anak 4.5.5.1 Tulangan Lentur Contoh perhitungan tulangan lentur balok anak Ba1 lantai 1 M tump = 6134,4 kgm = 61,344 kNm M lap = 3067,2 kgm = 30,672 kNm Tinggi balok (h) = 350 mm Lebar balok (b) = 250 mm Penutup beton (p) = 40 mm Diameter tulangan (D) = 16 mm Diameter sengkang (ø) = 8 mm Tinggi efektif (d) = h – p – ø – ½ D = 350 – 40 – 8 – ½ . 16 = 294 mm f’c = 25 Mpa fy = 400 Mpa Tulangan Tumpuan Mu = 61,344 kNm kN/m2
  • 39. Dengan rumus abc didapatkan nilai ρ = 0,0098 Pemeriksaan syarat rasio penulangan (ρmin < ρ < ρmax) As1 = ρ.b.d.106 = 0,0098 . 0,250 . 0,294 . 106 = 718,086 mm2 Dipakai tulangan tekan 2D16 (As terpasang = As2 = 402 mm2) As = As1 + As2 = 718,086 + 402 = 718,086 mm2 Digunakan tulangan tarik 6D16 (As = 1206 mm2) Tulangan Lapangan Mu = 30,672 kNm kN/m2 Dengan rumus abc didapatkan nilai ρ = 0,0046
  • 40. Pemeriksaan syarat rasio penulangan (ρmin < ρ < ρmax) As1 = ρ.b.d.106 = 0,0046 . 0,250 . 0,294 . 106 = 340,792 mm2 Dipakai tulangan tekan 2D16 (As terpasang = As2 = 402 mm2) As = As1 + As2 = 340,792 + 402 = 742,792 mm2 Digunakan tulangan tarik 4D16 (As = 804 mm2) Periksa lebar balok Maksimal tulangan yang hadir sepenampang adalah 6D16 (dipasang posisi 2 lapis, lapis atas 4D16 dan lapis bawah 2D16). Jarak minimum tulangan yang disyaratkan adalah 25 mm. Lebar balok minimum: Jadi lebar balok sebesar 250 mm cukup memadai. 4.5.5.2 Perhitungan Tulangan Geser Balok Anak Bidang lintang yang terjadi pada balok digunakan untuk mendesain tulangan geser pada daerah tumpuan dan lapangan. Daerah lapangan berjarak 1/5L dari ujung balok.
  • 41. Gambar 4.27 Posisi Gaya Lintang Contoh perhitungan tulangan geser balok anak Ba1 lantai 1 Tulangan Geser Tumpuan Vu = 6753,463 kg = 67534,63 N Vn = N Vc = N Vs = Vn – Vc = 112557,72 – 61250 = 51307,72 N Periksa vu > fvc: vu = MPa vc = MPa fvc = 0,6 x 0,8333 = 0,50 vu > fvc Þ perlu tulangan geser Periksa fvs ≤ fvs maks: fvs = vu – fvc = 0,919 – 0,50 = 0,419 Mpa f’c = 25 MPa → fvs maks = 2,00 (Tabel nilai fvs maks, CUR 1 hal 129)
  • 42. fvs < fvs maks → OK Syarat : s < d/2 = 294/2 = 147 mm, diambil s = 125 mm Av = mm2 Dipakai tulangan sengkang ø 8 – 125 (Av = 101 mm2) Tulangan Geser Lapangan Vu = 4052,078 kg = 40520,78 N Vn = N Vc = N Vs = Vn – Vc = 67534,633 – 61250 = 6284,633 N Periksa vu > fvc: vu = MPa vc = MPa fvc = 0,6 x 0,8333 = 0,50 vu > fvc Þ perlu tulangan geser Periksa fvs ≤ fvs maks: fvs = vu – fvc = 0,551 – 0,50 = 0,051 Mpa f’c = 25 MPa → fvs maks = 2,00 (Tabel nilai fvs maks, CUR 1 hal 129) fvs < fvs maks → OK Syarat : s < d/2 = 294/2 = 147 mm, diambil s = 125 mm Av = mm2 Dipakai tulangan sengkang ø 8 – 125 (Av = 101 mm2)
  • 43. Gambar 4.28 Penulangan Ba1 Lantai 1 Tabel 4.23 Rekapitulasi Tipe Balok Anak Tipe Balok Dimensi (mm) Tumpuan Lapangan B H Tekan Tarik Geser Tekan Tarik Geser BA1 250 350 2 D 16 6 D 16 ø8–125 2D164 D16ø8–125 BA2 250 350 2 D 16 4 D 16 ø8–250 2D164 D16ø8–250 BA3 250 350 2 D 16 6 D 16 ø8–125 2D164 D16ø8–250 BA4 250 350 2 D 16 5 D 16 ø8–125 2D164 D16ø8–250 BA5 250 350 2 D 16 7 D 16 ø8–125 2D165 D16ø8–125 Tabel Komposisi Adukan Beton Sumber: SNI DT – 91- 0008– 2007TataCara PerhitunganHargaSatuan PekerjaanBeton, oleh Dept Pekerjaan Umum. Mutu Beton Semen (kg) Pasir (kg) Kerikil (kg) Air (liter) w/c ratio 7.4 MPa (K 100) 247 869 999 215 0.87
  • 44. 9.8 MPa (K 125) 276 828 1012 215 0.78 12.2 MPa (K 150) 299 799 1017 215 0.72 14.5 MPa (K 175) 326 760 1029 215 0.66 16.9 MPa (K 200) 352 731 1031 215 0.61 19.3 MPa (K 225) 371 698 1047 215 0.58 21.7 MPa (K 250) 384 692 1039 215 0.56 24.0 MPa (K 275) 406 684 1026 215 0.53 26.4 MPa (K 300) 413 681 1021 215 0.52 28.8 MPa (K 325) 439 670 1006 215 0.49 31.2 MPa (K 350) 448 667 1000 215 0.48 Bagikan : MPa = Mega Pascal ; 1 MPa = 1 N/mm2 = 10 kg/cm2.
  • 45. Membuat 1 m3 beton mutu f’c = 21,7 MPa (K 250), slump (12 ± 2) cm, w/c = 0,56 Bahan Portland cement 384,000 kg PB 692 kg KR (maksimum 30 mm) 1039 kg Air 215 Liter Tenaga kerja Pekerja 1,650 OH Tukang batu 0,275 OH Kepala tukang 0,028 OH Mandor 0,083 OH ...sumber: http://www.ilmusipil.com/perbandingan-campuran-beton-k .