1. Adinda Ayu Puspita R. 1106022351
Hana Maulida 1106063023
Nurul Handayani 1106077483
2.
3. Perjanjian Schengen
Suatu perjanjian yang dipelopori oleh 5 negara di
Eropa yaitu Prancis, Jerman, Belanda, Belgia, dan
Luksemburg.
Ditandatangani tahun 1985
Perjanjian ini dibuat untuk menghapus kontrol
imigrasi di perbatasan antar negara anggota
dengan meniadakan pemeriksaan paspor untuk
masuk dan keluar negara tersebut.
4. Latar Belakang Perjanjian
Schengen
Perjanjian ini merupakan realisasi dari
perjanjian Roma untuk mewujudkan Uni
Eropa dalam hal menjamin pergerakan
bebas manusia (free movement of person).
5. Visa Schengen
Semua negara anggota schengen memiliki hak
untuk mengeluarkan visa jangka pendek yang
berlaku untuk semua negara anggota schengen.
Pada dasarnya ada beberapa jenis visa schengen.
Yang paling dikenal adalah visa jangka pendek
jenis “C” atau disebut juga visa schengen yang
berlaku untuk izin tinggal total selama 3 bulan
dalam kurun waktu 6 bulan.
6.
7. Keuntungan Perjanjian
Schengen
Tidak ada batas yang merepotkan untuk
melakukan perjalanan lintas negara
anggota schengen.
Memudahkan masyarakat Eropa untuk
bekerja di luar negara asalnya sekaligus
migrasi hingga berwisata.
8. Kerugian Perjanjian Schengen
Bagi kriminal, teroris, dan pengedar
narkoba, perjanjian Schengen justru
memudahkan mereka untuk
bersembunyi ke negara lain bahkan
melakukan operasi lintas negara.
9. Schengen Information System
(SIS)
SIS adalah sistem informasi yang
memungkinkan pihak yang berwenang di
negara-negara anggota untuk memperoleh
informasi tertentu mengenai kategori orang dan
properti.
Tujuan dari SIS adalah untuk menyediakan
semua negara anggota dengan pencarian data
nasional melalui sistem informasi pusat.
10.
11. Akta ini ditandatangani di Luxemburg
pada 17 Februari 1986
SEA membuka kesempatan baru bagi
proses integrasi Eropa.
SEA mengamandemen traktat-traktat
yang telah dibuat sebelumnya dalam
bidang penelitian, lingkungan, dan
kebijakan luar negeri untuk memperkuat
kekuatan Masyarakat Eropa.
12. Latar Belakang SEA
“Keinginan untuk menjadikan hubungan
Masyarakat Eropa menjadi sebuah
persatuan ekonomi dan moneter yang
utuh” –Pendahulun SEA
Meneruskan keinginan untuk menjadi
Eropa yang terintegrasi seperti yang
telah digagas pada Traktat Roma.
13. Menuju Single European Act
The Solemn Declaration of Stuttgart (19 Juni 1983). Mentri luar
negri Jerman dan Italia, Genscher dan Colombo, mengajukan
sebuah proposal untuk sebuah „European Act‟ tentang politik,
budaya, HAM, harmonisasi hukum, dll
The Spinelli Project. Anggota parlemen Italia Altiero Spinelli
membuat sebuah rancangan traktat berisi penggantian
komunitas yang ada menjadi Uni Eropa
Pertemuan Dewan Eropa (25-26 Juni 1984) membahas tentang
Traktat menuju Uni Eropa
The White Paper 1985. Jacques Delors, ketua komisi parlemen
Eropa, menerbitkan The White Paper yang berisi hal-hal yang
diperlukan untuk melengkapi internal market serta menentukan
batas waktu sampai dengan 31 Desember 1992
The Milan European Council (28-29 Juni 1985) akhirnya
menyarankan untuk sebuah konferensi antarpemerintahan untuk
membangun internal market yang sesungguhnya
14. Tujuan SEA
Mencapai pasar internal yang
ditargetkan sebelum 31 Desember 1992
Integrasi politik serta penyatuan
ekonomi dan moneter
15. Hasil SEA
Ekonomi:
Pembentukan sebuah pasar internal yang
akan selesai sebelum 1 Januari 1993
Membangun kekuatan baru
Kekuatan Moneter ,
Kebijakan sosial,
Keterikatan ekonomi dan sosial,
pengembangan teknologi dan penelitian ,
lingkungan,
Kerjasama dalam penentuan kebijakan luar
negeri
16. Politik
Kekuasaan Parlemen Eropa diperkuat
dengan:
- Membuat perjanjian Masyarakat tentang
perluasan dan asosiasi yang tunduk pada
persetujuan parlemen;
- Memperkenalkan prosedur kerjasama
dengan Dewan yang memberikan
kekuatan legislatif yang sebenarnya,jika
terbatas, kepada Parlemen.
17. Peningkatan kapasitas pengambilan keputusan oleh
Dewan Menteri
Qualified Majority Voting
1. diganti kebulatan suara dalam empat tanggung jawab
yang ada di Masyarakat, yaitu:
- Amandemen tarif cukai bersama,
- Kebebasan untuk memberikan layanan,
- Pergerakan modal yang bebas,
- Kebijakan bersama dalam transportasi air dan udara.
2. diperkenalkan untuk beberapa tanggung jawab baru:
- Pasar internal,
- Kebijakan sosial,
- Keterikatan ekonomi dan sosial,
- pengembangan teknologi dan penelitian
- Lingkungan.
18. Kesimpulan
Dari sini kita dapat melihat bahwa proses
terintegrasinya Eropa merupakan proses
panjang yang berkelanjutan dan dengan
Perjanjian Schengen dan Single European Act
merupakan momentum bagi Eropa untuk
mewujudkan apa yang telah dicita-citakan
selama ini yaitu Eropa yang bersatu (Uni
Eropa).
19. Daftar pustaka
• http://www.talktalk.co.uk/reference/encyclopaedia/hu
tchinson/m0039113.html
• http://europa.eu/legislation_summaries/institutional_
affairs/treaties/treaties_singleact_en.htm
• http://www.europarl.europa.eu/ftu/pdf/en/FTU_1.1.2.
pdf
• http://www.travellerspoint.com/guide/Schengen_Visa/
• http://www.euro-
know.org/europages/dictionary/s.html
• http://europa.eu/legislation_summaries/other/l33183
_en.htm
Notas del editor
Latar belakang?Untuk menjamin pergerakan bebas manusia (free movement of person)? Buat apaan?Bagaimana eropa menjadi besar/ satu (belum terpikir kehancuran uni sovyethttp://www.euro-know.org/europages/dictionary/s.htmlMenghilangkan batasan eropa untuk menjamin perekonomian dan sosialMenciptakan kebebasan bergerak bagi orang, barang, jasa, dan modalMenghapus hambatan perdagangan internasionalMenjamin kemakmuran sesuai dengan PBB
Jadi seluruh perjanjian di eropa merupakan langkah untuk mewujudkan eropa terintegrasi.Pertanyaannya ialah perjanjian roma memiliki gagasan tersebut tahun 1957, jadi mengapa schengen baru dilaksanakan tahun 1985? ProsesMengapa perjanjiannya dilakukan di kota-kota kecil? Untuk pemerataan (egalitaire)/ tidak ada yang lebih penting daripada yag lainInggris merupakan UE: menerapkan demokrasiEFTA 1960-
Visa typesThe countries in the Schengen Agreement have a uniform visa regime that distinguishes three main types of visa. In addition, specific types exist for special groups (notably, refugees and diplomats), but these are not relevant to regular travellers.Transit visa (A and B visa)Transit visa are required for non-exempt third-country nationals passing through the Schengen area.Both visa have a maximum validity of 120 hours.The holder of an A-type transit visa is not allowed to leave the airport transit area.The holder of a B-type transit visa is allowed to use overland transport for transiting purposes.The visa may be subject to routing restrictions.Visitor visa (C visa)Visitor visa are required for non-exempt third-country nationals. The same rules apply to those who are exempt from visa application; they just do not need to apply in advance, but are granted the visa (in the form of an entry stamp) upon arrival.The holder of a C-type visa is allowed to stay in the Schengen area for maximally 90 days in a 180-day period. This means you can stay in the Schengen area for at most 90 days, then leave for 91 days, then come back, etc. YOU CAN NOT RENEW YOUR VISA / VISA WAIVOR BY EXITING AND RE-ENTERING IN LESS THAN 91 DAYSA visitor visa can be single-entry or multiple-entry.Validity is printed on the visa. Validity may start either at the date of issuance, or at the date of first entry. This seems to depend on the issuing authority; make inquiries prior to booking flights etc.Visitor visa are not extendable beyond the 90-days-within-180-days limit.Additional restrictions may be set by individual countries party to the agreement, especially concerning purpose of visit, financial means, antecedents, ailments, etc. The holder of a visitor visa has to comply with the additional requirements of each country s/he wants to enter.National visa (D visa)National visa are subject to regulations of the issuing state. They are not uniform Schengen visa, and come by many different names.A national visa is required for every stay longer than 90 days.[1]National visa are not issued for purposes of tourism.Usually, national visa only allow the holder to reside in the issuing country. Permission to work or study has to be obtained separately, and is often a prerequisite to enter the visa application process.Typically, a national visa can only be applied for in the future holder's country of current residence.D-type visa only give access to the issuing country. However, the holder of a national visa is allowed to travel around the Schengen area during the validity of his visa, under the same conditions as if they held a visitor visa as well.A national visa can not be followed by a visitor visa. Once it expires, you have to leave Schengen territory. Likewise, a national visa cannot be immediately preceded by a visitor visa.Combination visa (C+D; defunct)Combination visa have become defunct.[2] From April 5, 2010 onwards, holders of a national visa for a country within the Schengen area can travel to other Schengen countries as if they had a visitor visa. The same rules apply.http://www.travellerspoint.com/guide/Schengen_Visa/
Negara yg tidak masuk schengen bukan merupakan euro.Amerika, australia, dan new zealand dapat memasuki wilayah schengen dengan passport saja?!
Selain itu, SIS harus membedakan dirinya dari sistem informasi Europol yang fokus pada pencegahn dan deteksi ancaman terhadap ketertiban umum dan keamanan bukan pada penyelidikan kejahatan terorganisir.ujuan dari SIS adalah untuk meningkatkan kerja sama polisi dan peradilan dalam masalah pidana (tercakup Judul VI dari Traktat Uni Eropa) dan kebijakan sebagai salam visa, imigrasi dan pergerakan bebas orang (tercakup Judul IV dari Perjanjian EC).http://www.ejpd.admin.ch/ejpd/en/home/themen/sicherheit/ref_polizeizusammenarbeit/ref_schengen/ref_sis.htmlhttp://europa.eu/legislation_summaries/other/l33183_en.htm
The Single European Act (SEA) revises the Treaties of Rome in order to add new momentum to European integration and to complete the internal market. It amends the rules governing the operation of the European institutions and expands Community powers, notably in the field of research and development, the environment and common foreign policy.
Introducing a procedure for cooperation with the Council (*1.4.1.) which gave Parliamentreal, if limited, legislative powers.
QMV tidak diterjemahkan karena itu merupakan istilah. Disamping itu, kami kesulitan menemukan bahasa indonesia yang cocok untuk istilah ini