Dokumen ini adalah proposal awal yang digunakan untuk seleksi Program Hibah Bina Desa (PHBD) 2016. Disusun oleh Tim PHBD Universitas Trilogi, yaitu mahasiswa UKM Harsha Pratala. Judulnya adalah: Pengembangan Desa Berbudaya Lingkungan Melalui Bank Sampah dan Pemanfaatan Pekarangan Rumah Warga Desa Leuwikaret.
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Pengembangan Desa Berbudaya Lingkungan di Leuwikaret
1. PRA-PROPOSAL PROGRAM HIBAH BINA DESA
Pengembangan Desa Berbudaya Lingkungan Melalui Bank Sampah dan Pemanfaatan
Pekarangan Rumah Warga Desa Leuwikaret
Oleh:
Ikhlasia Wanodya Tami (14102060 – 2014)
Yola Armelia (14110025 – 2014)
Siti Solehah (14102019 – 2014)
Munawaroh (14101045 – 2014)
Annisa Kartika (14104008 – 2014)
Fennie Oktavirsa (13105001 – 2013)
UNIVERSITAS TRILOGI
JAKARTA
2016
2. I. JUDUL
Judul dari Program Hibah Bina Desa (PHBD) yang diajukan adalah
“Pengembangan Desa Berbudaya Lingkungan Melalui Bank Sampah dan Pemanfaatan
Pekarangan Rumah Warga Desa Leuwikaret”
II. LATAR BELAKANG MASALAH
Desa Leuwikaret adalah sebuah desa di kecamatan Klapanunggal, Bogor, Jawa
Barat, Indonesia. Dekatnya Desa Leuwikaret dengan Kota Bogor maupun Jakarta ini
tetap membuat Desa Leuwikaret terisolir, namun sumber daya alam yang terdapat di
desa ini selalu mengundang wisatawan lokal untuk datang mengunjunginya. Banyaknya
gua-gua horizontal maupun vertikal, pemandangan alam dan kekayaan karst, merupakan
tujuan pariwisata di desa ini terutama untuk berkegiatan alam bebas bagi para penggiat
alam maupun masyarakat biasa. Saat ini, pengelolaan lingkungan desa tersebut masih
kurang baik dalam hal kebersihan dan kesehatan, serta pembuatan aliran air yang
kurang tepat sehingga menyebabkan banyak genangan-genangan air di lingkungan
rumah warga. Selain itu, desa ini belum memiliki TPA (Tempat Pembuangan Akhir)
untuk sampah-sampah yang dihasilkan oleh setiap rumah tangga. Biasanya sampah-
sampah tersebut hanya dibakar saja, dan hal tersebut menyebabkan limbah sisa
pembakaran yang menumpuk. Oleh karena itu, pada sektor lingkungan, perlu diadakan
pelatihan manajemen lingkungan yang baik seperti pembuatan bank sampah, pembuatan
lobang biopori untuk pencegahan adanya genangan air, serta wawasan bagi para
masyarakat desa sehingga tercipta lingkungan yang bersih, sejuk, dan sehat.
Masalah lingkungan tersebut juga disebabkan perubahan pola alam dalam
beberapa tahun terakhir ini, terutama karena sudah sejak lama wilayah karst dijadikan
area penambangan semen oleh PT Indocement. Penambangan ini telah memberikan
dampak negatif di bidang lingkungan, terutama sumber air bersih yang semakin
berkurang dan kualitas tanah yang tidak sebaik dulu. Saat ini masyarakat sulit memiliki
tanaman sayuran serta buah yang segar dan sehat. Lahan yang masyarakat miliki pun
sudah kurang memadai karena banyaknya hama seperti babi yang sering kali merusak
lahan masyarakat. Hal tersebut juga menyebabkan masyarakat menganggur karena
mayoritas pekerjaan masyarakat adalah petani.
Desa yang terisolir ini tidak hanya sulit dijangkau oleh kendaraan umum saja,
namun akses pendidikan bagi anak yang berusia sekolah sangatlah sulit. Saat ini hanya
terdapat 1 (satu) PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), 1 (satu) Sekolah Dasar, dan 1
(satu) Sekolah Menengah Pertama. Pekerjaan masyarakat di desa ini mayoritas menjadi
petani, membuka usaha kecil-kecilan, ataupun pekerja buruh pabrik. Masyarakat desa
tidak memiliki banyak pilihan pekerjaan karena masih banyaknya masyarakat yang
tidak bisa baca-tulis. Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah kurangnya sekolah dan
agar masyarakat yang sudah bukan usia sekolah lagi bisa mendapatkan pendidikan
baca-tulis, maka pendidikan di luar sekolah seperti kelompok belajar sesuai umur dapat
menjadi salah satu alternatif, salah satunya untuk mengajarkan masyarakat agar bisa
baca-tulis.
Selain itu, juga dapat dibentuk kelompok masyarakat baik usia sekolah maupun
para orangtua agar dapat berkreativitas berbasis lingkungan. Dengan berkembangnya
kreativitas masyarakat berbasis lingkungan ini, diharapkan masyarakat dapat lebih
memperhatikan kebersihan lingkungan, menciptakan kreativitas lingkungan dan
menciptakan kebun sehat di lahan yang ada seperti di pekarangan rumah.
3. Program bina desa ini secara umum akan dilaksankan di Desa Leuwikaret, dan
secara khusus akan dilaksanakan di Kampung Guha Siangin yang memiliki 4 (empat)
RT di RW 008 Desa Leuwikaret, Kecamatan Klapanunggal, Bogor, Jawa Barat,
Indonesia. Setiap RT memiliki lebih kurang 60 kepala keluarga. Pada akhirnya, harapan
terbesar dari program ini adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kampung
Guha Siangin di Desa Leuwikaret.
III. PERUMUSAN MASALAH
Masalah-masalah yang dirumuskan, yaitu:
1. Bagaimana mengembangkan desa berbudaya lingkungan (eco-village) di Desa
Leuwikaret?
2. Bagaimana membangun bank sampah dan pemanfaatan sampah sebagai sumber
penghasilan bagi masyarakat Desa Leuwikaret?
3. Bagaimana konsep pembuatan biopori atau sumur resapan yang tepat di Desa
Leuwikaret?
4. Bagaimana pemanfaatan pekarangan rumah warga di Desa Leuwikaret sebagai
sumber kebutuhan pangan bagi masyarakat?
5. Bagaimana model pendidikan diluar sekolah maupun pengembangan kreativitas
berbasis lingkungan yang cocok bagi anak-anak dan para orangtua di Desa
Leuwikaret serta implementasinya yang berkelanjutan?
IV. TUJUAN
Berdasarkan permasalahan yang ada, maka tujuan dilaksanakannya program
hibah bina desa ini adalah:
1. Sosialisasi kepada masyarakat Desa Leuwikaret tentang program hibah bina desa
yang akan dilaksanakan di desa tersebut. Kami akan mengajak seluruh masyarakat
desa tersebut untuk ikut serta dalam program hibah bina desa yang bertujuan untuk
mewujudkan desa yang berbudaya lingkungan melalui pembangunan bank sampah,
pembangunan sarana kebersihan seperti MCK, menciptakan kebun bergizi di
pekarangan rumah, pembuatan lubang biopori dan pendidikan baca tulis serta
berbasis lingkungan kepada masyarakat usia dini maupun usia lanjut.
2. Membangun bank sampah untuk menabung sampah-sampah yang dikumpulkan di
lingkungan Desa Leuwikaret. Jika bank sampah tersebut sudah memiliki
administrasi yang baik, dan cara kerja pengelolaan yang baik, maka kualitas bank
sampah dapat ditingkatkan dengan menambahkan kepemilikan badan hukum dan
pembuatan buku tabungan sendiri sehingga pengelola sampah tersebut akan lebih
berprospek secara ekonomi, serta sampah tersebut dapat dijadikan sumber
penghasilan bagi masyarakat Desa Leuwikaret.
3. Pembuatan biopori atau sumur resapan di sekitar rumah warga untuk
mengembalikan air hujan menjadi air tanah dan agar tidak ada lagi genangan-
genangan air di lingkungan rumah masyarakat. Setelah semuanya selesai, untuk
selanjutnya yang harus dilakukan adalah pemeliharaan secara konsisten sehingga
kompos yang dihasilkan pun dapat dimanfaatkan oleh warga.
4. Membantu masyarakat menciptakan kebun bergizi di lahan pekarangan rumah yang
akan disesuaikan dengan kondisi tanah dilingkungan tersebut karena banyaknya
pekarangan rumah masyarakat yang lahannya masih belum dimanfaatkan secara
optimal. Jika dibutuhkan, kami akan berusaha untuk mengajak masyarakat untuk
mengambil tanah yang gembur dari hutan-hutan disekitar lingkungan rumah
4. masyarakat. Dengan begitu, masyarakat dapat menanam dan mengkonsumsi sendiri
tanaman-tanaman sehat yang telah mereka tanam.
5. Membuat model pendidikan di luar sekolah, seperti mengajarkan serta melatih anak-
anak dan para orangtua untuk bisa baca-tulis, membuat perpustakaan kecil dan
memberikan wawasan mengenai karst yang merupakan sumber daya alam utama di
tempat tinggal mereka. Pengembangan kreativitas berbasis lingkungan bagi seluruh
masyarakat desa ini dapat dilakukan dengan pembinaan dan pendampingan dalam
karya seni yang dapat menghasilkan keuntungan bagi masyarakat dan desa
Leuwikaret dengan bahan baku dari kebun bergizi, dan pemanfaatan sampah
anorganik.
V. INDIKATOR KEBERHASILAN PROGRAM
Beberapa indikator yang menentukan keberhasilan dari program ini, yaitu:
1. Terbentuknya masyarakat Desa Leuwikaret yang selalu bergotong-royong. Hal ini
ditunjukkan oleh partisipasi aktif dari orangtua, remaja maupun anak-anak kecil
yang ikut serta membenahi lingkungan desa agar menjadi desa yang semakin bersih,
sejuk dan sehat.
2. Tidak ada lagi masyarakat yang membuang sampah sembarangan ke sungai dan
lingkungan sekitar, melainkan hanya membuang sampah ke bank sampah.
3. Tidak ada lagi genangan-genangan air di lingkungan rumah warga, terutama pada
saat turun hujan.
4. Terciptanya lingkungan desa yang hijau dan penuh dengan tanaman-tanaman sehat
untuk dikonsumsi sendiri oleh masyarakat maupun untuk dijual.
5. Banyaknya masyarakat yang bisa baca-tulis dengan lebih baik dan memiliki
wawasan yang lebih luas, serta mengisi hari dengan kegiatan yang lebih bermanfaat
dengan terus mengembangkan kreativitas dalam bidang lingkungan.
6. Kerjasama dengan warga Desa Leuwikaret dapat terus terjaga. Hal ini dapat
dilakukan secara konsisten karena mahasiswa pelaksana PHBD yang tergabung
dalam UKM Pencinta Alam (Harsha Pratala) juga selalu melakukan ekspedisi tebing
dan goa yang ada di Desa sejak beberapa tahun terakhir ini.
7. Terbentuknya kelompok-kelompok dan para kader masyarakat di bidang lingkungan
dengan spesialisasi Bank Sampah, Kebun Bergizi, Biopori, dan Pendidikan Baca-
Tulis/Perpustakaan Mini.
VI. LUARAN YANG DIHARAPKAN
Luaran yang diharapkan dari program ini, yaitu:
1. Terbentuknya desa berbudaya lingkungan yang dapat meneruskan dan
mengembangkan program yang telah dijalankan dengan pendampingan dari
Universitas Trilogi.
2. Membuat publikasi program sejak awal proses melalui website/blog untuk
mendokumentasikan dan mempublikasikan setiap perkembangan lingkungan Desa
Leuwikaret. Hal ini juga dapat dijadikan referensi bagi desa lain yang memiliki
program yang sama.
3. Infografis berupa poster dan buku manual dari setiap program yang dikerjakan
sehingga bermanfaat, baik oleh kader maupun dalam kaderisasi warga.
4. Menghasilkan publikasi ilmiah, baik di Konferensi Nasional/Proceeding, maupun
Jurnal Nasional.
5. VII. KEGUNAAN
Manfaat yang akan diperoleh oleh masyarakat Desa Leuwikaret selama
pelaksanaan hingga selesainya program bina desa yaitu terciptanya kegiatan harian
masyarakat yang lebih bermanfaat dalam mengisi waktu-waktu yang senggang,
menciptakan lingkungan yang bersih, sejuk dan sehat, terpenuhinya kebutuhan gizi
harian masyarakat dari tanaman-tanaman sehat yang masyarakat tanam, dan
terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan tempat untuk bersih-bersih yang layak seperti
MCK. Selain itu, masyarakat juga bisa baca-tulis dengan lebih baik, dan memperoleh
pengetahuan tambahan dari perpustakaan mini yang akan dibangun.
VIII. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN
Kawasan Klapanunggal merupakan kawasan pertambangan batu karang di
wilayah Bogor bagian Timur karena wilayah tersebut adalah wilayah batuan karst.
Tebing-tebing alam di wilayah tersebut biasa menjadi tempat berlatih para Atlet Panjat
Tebing.
Salah satu desa yang terdapat pada kawasan ini adalah Desa Leuwikaret, dan di
desa ini terdapat salah satu kampung yang akan menjadi fokus utama pelaksanaan
kegiatan ini, yaitu Kampung Guha Siangin RW 008, Desa Leuwikaret, Kecamatan
Klapanunggal, Bogor, Jawa Barat, Indonesia. Di kampung inilah biasanya para
wisatawan dari luar kota memulai perjalanannya untuk berkegiatan di alam bebas
seperti penelusuran gua, panjat tebing, atau kegiatan lainnya. Di RW 008 Kampung
Guha Siangin ini memiliki 4 (empat) RT, yang masing-masing RT terdiri dari sekitar 60
Kepala Keluarga.
Desa Leuwikaret ini hanya memiliki 1 (satu) PAUD, 1 (satu) Sekolah Dasar, dan
1 (satu) Sekolah Menengah Pertama. Sebagian besar lahan di sekitar rumah masyarakat
adalah milik PT Indocement, terutama pada daerah bukit karst. Mata pencarian
masyarakat mayoritas sebagai petani, mengurus rumah tangga, usaha kecil-kecilan, dan
pekerja buruh pabrik.
Kampung Guha Siangin ini tepatnya memiliki kooordinat: S6.52253,
E106.89515, berjarak sekitar 1 jam 15 menit dari Universitas Trilogi.
IX. METODE PELAKSANAAN
Metode pelaksanaan yang akan digunakan dalam program bina desa ini adalah
pendekatan Participatory Rural Appraisal (PRA) atau Pemahaman Partisipatif Kondisi
Pedesaan karena mahasiswa akan selalu bersama-sama dengan masyarakat untuk
menjalankan program ini. Metode PRA memiliki beberapa tahapan, namun dalam
program kali ini, tahapan yang digunakan adalah: 1) Identifikasi Masalah; 2) Analisis
Kebutuhan; 3) Penyusunan Program; 4) Pelaksanaan Program; 5) Monitoring dan
Evaluasi berdasarkan indikator keberhasilan program; 6) Lokakarya Hasil dengan
menghadirkan stakeholder program; 7) Pelaporan. Secara detail, langkah-langkahnya
yaitu:
1. Identifikasi masalah
- Mahasiswa, dosen pembimbing dan warga bersama-sama menemukan dan melihat
ulang secara kritis terhadap data primer dan potensi desa yang berhubungan dengan
permasalahan di Desa Leuwikaret.
- Mahasiswa, dosen pembimbing dan warga bersama-sama melakukan perencanaan
waktu dan penentuan tempat yang tepat untuk pelaksanaan setiap program.
6. 2. Analisis kebutuhan
Keterlibatan masyarakat dalam pelaksanaan dan diskusi akan menghasilkan
kebutuhan prioritas dalam program ini.
3. Penyusunan Program
Program yang menjadi prioritas adalah untuk mengatasi genangan air, pembuatan
bank sampah, pembangunan sarana kebersihan, pemanfaatan perkarangan rumah
warga serta dilaksanakannya pendidikan dan pembinaan kreativitas masyarakat
berbasis lingkungan.
4. Pelaksanaan Program
Program-program yang telah dibuat akan dilaksanakan mulai minggu pertama bulan
Juni 2016 hingga akhir bulan Desember 2016.
5. Monitoring dan Evaluasi berdasarkan indikator keberhasilan program
Monitoring dan evaluasi akan dilakukan setiap 2 (dua) minggu sekali atau 1 (satu)
bulan sekali tergantung dari program yang sedang berjalan maupun kebutuhan
pemeliharaanya.
6. Lokakarya Hasil dengan menghadirkan stakeholder program
Kegiatan ini akan dilaksanakan pada bulan Oktober sampai November 2016 dengan
mengundang berbagai pihak yang terlibat.
7. Pelaporan
Laporan akan dilaksanakan sebanyak dua kali, yaitu laporan hasil visitasi pada bulan
September dan laporan akhir pada bulan Desember 2016.
X. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
Secara garis besar, program akan dilaksanakan pada:
1. Pra-pelaksanaan seperti sosialisasi, survey, diskusi dengan warga, konsultasi,
pencarian mitra kerjasama, identifikasi dan diskusi permasalahan serta penyusunan
proposal dilakukan sebelum bulan Juni.
2. Pelaksanaan program, yaitu pembuatan lobang biopori, pembangunan bank sampah,
pemanfaatan perkarangan rumah, pendidikan baca-tulis dan perpustakaan serta
pengembangan kreativitas berbasis lingkungan dilaksanakan selama bulan Juni-
Desember 2016, dan di akhir program akan dilaksankan pelaporan. Monitoring dan
evaluasi akan dilaksanakan selama 1 bulan sekali, di minggu ke-4. KEMITRAAN
Program ini juga melibatkan beberapa pihak, antara lain:
1. BPLHD (Badan Pembinaan Lingkungan Hidup Daerah) Jawa Barat akan berperan
membantu memberikan pelatihan dalam pelaksanaan program kepada masyarakat
desa Leuwikaret.
2. Masyarakat berperan untuk ikut serta melaksanakan program yang telah
direncanakan.
3. Karang Taruna berperan untuk menggerakkan warga sekitar desa agar dapat berperan
serta dalam pengembangan desa berbudaya lingkungan, serta sebagai penerus
bersama kader lainnya pasca-kegiatan program hibah bina desa ini.
XI. BIAYA
Biaya yang dibutuhkan meliputi transportasi, konsumsi, humas dan
dokumentasi, bank sampah, kebun bergizi, pengolahan sampah anorganik, pembuatan
MCK, pembuatan lobang biopori, penunjang belajar baca-tulis dan inisiasi
perpustakaan, serta publikasi ilmiah berupa jurnal nasional dan proceeding adalah
sebesar Rp. 45.500.000,-. Biaya yang diajukan ke Dikti adalah Rp. 44.000.000,-.