SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 26
P R O T E I N
Oleh :
Maya sari damanik
11.04.0.053
Pendahuluan
• Kata ‘Protein’ berasal dari bahasa Greek (1844) berarti proteios
(primary, utama) atau protos (first, pertama).
PROTEIN adalah suatu bahan yang menduduki tempat
(posisi) utama atau pertama.
• Protein menduduki 50-75 % dari berat kering sel.
• Tumbuhan mensintesa protein melalui akar dan daun dari bahan-
bahan anorganik seperti nitrogen, air dan karbondioksida.
• Kandungan utama protein : nitrogen, karbon, hidrogen, oksigen.
Juga mengandung sulfur dan fosfat.. Kadang juga dijumpai unsur
zink, iron, cooper.
Pendahuluan
• Secara umum, molekul protein mengandung nitrogen 16 %,
karbon 50 %, hidrogen 7 %, oksigen 22 % dan sulfur 0,5-3 %.
• Fungsi protein dalam sel hidup :
1) Zat pembangun tubuh
2) Memperbaiki sel yang rusak
3) Sumber energi
4) Zat pembawa
5) Zat pelindung
6) Sebagai biokatalisator.
Definisi
• Protein merupakan senyawa makromolekul yang tersusun
atas asam amino-asam amino yang dihubungkan melalui
ikatan peptida. Senyawa ini juga disebut sebagai
polipeptida.
• Asam amino merupakan asam organik yang bersifat amfoter
yang mengandung gugus amino (NH2), gugus karboksil
(COOH), atom hidrogen dan gugus R (rantai cabang).
• Ikatan peptida (--CONH--) merupakan ikatan yang
terbentuk antara gugus α-karboksil suatu asam amino dengan
gugus α-amino dari asam amino lainnya.
• Hal-hal yang perlu diperhatikan :
 Protein merupakan polimer asam amino
 Bersifat amfoter
 Hasil hidrolisa sempurna dari protein adalah asam amino
Asam Amino dan Ikatan Peptida
• Asam amino adalah asam organik yang bersifat amfoter yang
mengandung gugus amina (NH2), gugus karboksil (COOH), atom
hidrogen dan gugus R (rantai cabang).
• Satu asam amino, kecuali glisin, memiliki paling tidak satu atom C
asimetris (atom C mengikat empat gugus yang berbeda).
• Ikatan peptida : ikatan antara α-karboksil (COOH) satu asam
amino dengan α-amino (NH2) dari asam amino lainnya.
• Satu ikatan peptida menghubungkan 2 asam amino
• Dua peptida (dipeptida) menghubungkan 3 asam amino
• Polipeptida menghubungkan banyak asam amino
• Rangkaian polipeptida membentuk protein
Berdasarkan kesepakatan internasional, penulisan urutan asam amino
dalam rangkaian polipeptida dimulai dari ujung α-amino (N-terminal, ujung
N) yang dtulis di sebelah kiri, dan diakhiri pada ujung α-karboksil (C-
terminal, ujung C) di sebelah kanan
Ikatan peptida
 Relatif tidak mudah terhidrolisa, kecuali bila ada aktivitas enzim peptidase
 Bila tidak ada peptidase, maka untuk memecah ikatan peptida diperlukan
pemanasan dalam suasana sangat asam/basa dengan waktu yang lama.
Protein
 Untuk menghidrolisa protein diperlukan enzim protease.
 Enzim ini terbagi 2, yaitu :
1) Endopeptidase (memecah ikatan peptida yang terletak di antara ujung
C dan ujung N)
2) Eksopeptidase (memecah ikatan peptida mulai dari ujung N atau C).
Asam amino
 Pembeda asam amino satu dengan lainnya terletak pada gugus R-nya
 Gugus R ini pula yang membedakan sifat fungsional asam amino satu
dengan lainnya
 Berdasarkan perbedaan senyawa yang ada pada gugus R-nya, maka asam
amino dibagi menjadi 20 macam asam amino yang berbeda dalam ukuran,
bentuk, muatan dan reaktivitasnya.
Berdasarkan struktur atau berdasarkan jumlah amino atau karboksil yang
dimilikinya, asam amino dibagi atas :
1) Asam amino non-polar atau hidrofobik
 Kelarutannya dalam air kecil/rendah
 Semakin banyak R jenis alifatik, maka akan semakin hidrofobik
 Contoh : Ala, Ile, Leu, Phe, Pro,Trp, Val
2) Asam amino plar, hidrofilik, tidak bermuatan
 Polar, netral
 Contoh : Ser, Thr, Tyr, Asp, Glu, Cys
3) Bermuatan positih (pada pH 7.0). Contoh : Lys, Arg, His
4) Bermuatan nrgatif (pada pH 7.0). Contoh : Aspartic, Glutamic
KLASIFIKASI ASAM AMINO
SIFAT FISIK DAN KIMIA ASAM AMINO
Sifat mengion (ionic properties) : satu asam amino dapat bertindak sebagai
akseptor proton (pada gugus amino) maupun donor proton (pada gugus
karboksil)
Asam amino maupun protein dapat bereaksi dengan senyawa tertentu yang
memberikan warna spesifik.
Ada dua kelompok reaksi pewarnaan asam amino/protein :
1) Reaksi pewarnaan yang melibatkan rantai samping (gugus R) tertentu
2) Reaksi umum yang terjadi pada gugus amino atau gugus karboksisl.
Reaksi pewarnaan ini dapat digunakan untuk mendeteksi kadar asam amino
atau protein secara kualitatif maupun kuantitatif.
STRUKTUR DAN KLASIFIKASI PROTEIN
Berdasarkan struktur konformasi : struktur primer, sekunder, tertier dan
kuartener
Berdasarkan komposisi kimia penyusun asam amino : protein sederhana,
protein terkonyugasi, protein turunan.
Berdasarkan dasar kelarutannya : albumin, globulin, histone, prolamine,
protamine, skleroprotein.
Berdasarkan bentuknya : fibrous protein, globular protein.
SIFAT FISIK DAN KIMIA PROTEIN
Sifat Fisikawi
 merupakan senyawa makromolekul dengan berat molekul yang besar.
Sifat Kimiawi
 Sangat reaktif karena memiliki sifat :
o Amphoter
o Mengikat ion
o Mengikat air
 Sifat ini disebabkan protein dapat bermuatan negatif, positif dan keduanya
pada lingkungan pH tertentu
Amphoter
 Protein mempunyai dua sifat yang berlawanan yaitu dapat bersifat asam
atau basa, atau dapat bereaksi dengan asam atau basa, atau dapat memberi
dan menerima proton secara bersamaan.
 Sifat ini dipengaruhi pH lingkungan dimana protein tersebut berada.
 pH < titik isoelektrik, protein akan cenderung bermuatan (+) (kationik)
 pH > titik isoelektrik, protein cenderung bermuatan (-) (anionik).
 pH = titik isoelektrik, protein memiliki muatan (+) dan (-), bersifat
zwitter ion.
Catatan :
Zwitter ion = senyawa yang memiliki dua kutub yang berlawanan (dipolar
ion)
Titik isoelektrik (isoelectric point, pl) = suatu nilai pH, dimana protein
memiliki muatan elektrik total sama dengan nol dalam suatu larutan
Lanjutan------Sifat Fisik & Kimia Protein
Kekuatan mengikat ion (binding of ion)
Tergantung pada pH lingkungan
 pH > pl, protein/asam amino bersifat anionik (bersifat negatif, COO-),
sehingga akan mudah mengikat ion bermuatan (+) (cation).
pH < pl, protein/asam amino bersifat kationik (bersifat positif, NH3+),
sehingga akan mudah mengikat ion bermuatan (-) (anion).
 campuran protein akan memiliki pl yang berbeda-beda, sehingga
campuran protein tersebut akan memiliki muatan yang bervariasi pula
dan dapat mengikat berbagai macam ion.
Lanjutan------Sifat Fisik & Kimia Protein
Kekuatan mengikat molekul air (hydration of protein)
 Timbul karena adanya
 Gugus nitrogen, baik yang ada pada N-terminal maupun N pada rantai
peptida
 Gugus karboksil (COOH, pada C-terminal)
 Gugus karbonil (CO, dalam rantai peptida); ergantung pada pH
lingkungan
 pH > pl dan pH < pl, protein memiliki kemampuan mengikat air yang
lebih besar dibandingkan pH = pl
 Tergantung pada konsentrasi protein, pH, suhu dan adanya senyawa lain.
 Semakin tinggi konsentrasi protein akan semakin banyak mengikat air.
 Semakin jauh dari pl, kemampuan mengikat air semakin tinggi, dan
sebaliknya semakin mendekati pl, kemampuan mengikat air akan
menurun dan mencapai minimal pada pl
Lanjutan------Sifat Fisik & Kimia Protein
Struktur konformasi alami protein dapat mengalami perubahan sebagai
respons terhadap adanya perlakuan panas, pH, garam, pelarut organik atau
berbagai macam perlakuan fisik dan kimia lainnya.
Denaturasi : setiap perubahan struktur protein dari bentuk konformasi
alaminya (struktur sekunder, tertier, kuartener) yang tidak
disertai dengan terputusnya ikatan peptida dalam struktur
primernya.
Dapat disebabkan :
 Pengaruh fisikawi (suhu, mekanis, tekanan, iradiasi dan interface)
 Pengaruh kimiawi (asam, basa, ion logam, pelarut organik alkohol,
larutan organik lain seperti urea, detergen, dan lain-lain
Lanjutan------Sifat Fisik & Kimia Protein
Ada 2 jenis perubahan struktur konformasi protein :
1) Interaksi antara gugus rantai samping antar polipeptida
Dapat mengakibatkan penggabungan, agregasi, flokulasi, koagulasi,
presipitasi protein
2) Interaksi antara gugus rantai cabang dengan pelarut
Dapat mengakibatkan terjadinya pelarutan, pemisahan, penggembungan
dan denaturasi
Suhu tinggi akan membuat protein terdenaturasi sehingga kemampuan
mengikat airnya menurun.
Karena energi panas akan mengakibatkan terputusnya interaksi non-
kovalen yang ada pada struktur alami protein tapi tidak memutuskan
ikatan kovalennya yang berupa ikatan peptida.
Lanjutan------Sifat Fisik & Kimia Protein
SIFAT FUNGSIONAL PROTEIN
 Merupakan sifat fisik dan kimia protein yang memungkinkan protein
memberi kontribusinya terhadap sifat-sifat bahan pangan yang diinginkan.
 Umumnya mempengaruhi sifat sensoris bahan pangan, khususnya tekstur.
 Protein mempengaruhi sifat fungsional bahan pangan seperti viskositas,
kelarutan, elastisitas, emulsi, dan sebagainya.
Bahan pangan Sifat fungsional
Minuman Viskositas, kelarutan, stabilitas panas
Sup, saos Viskositas, emulsi, water retention
Adonan (roti) Pembentukan matriks dan film
Dairy products (es krim, dll) Emulsi, fat retention, viskositas, foaming, gelation, koagulasi
Egg substitutes Foaming, gelation
Meat products (sosis, dll) Emulsi, gelation, kohesi, dll
Kelarutan protein dalam air dipengaruhi oleh : pH, kekuatan ion, suhu dan
solvent organik.
pH > pl (bermuatan (+) atau pH < pl (bermuatan (-), protein berinteraksi
dengan air sehingga dapat larut.
pH = pl, muatan protein = 0,, protein tidak dapat berinteraksi dengan air dan
mengendap.
Kekuatan ion berbanding lurus dengan konsentrasi dan valensi ion.
Dalam larutan garam 0,5-1 M, kelarutan protein akan naik sehingga protein
larut dalam larutan garam (Salting in)
Konsentrasi garam > 1 M, kelarutan protein menurun (Salting out)
INTERAKSI PROTEIN-AIR
Lanjutan------Sifat Fungsional Protein
Pada suhu 0-40 °C, kelarutan protein akan naik.
Pada suhu > 40 °C, protein tidak larut.
Dengan pelarut organik, protein yang larut dapat mengendap.
Pengaruh protein terhadap sifat fisik bahan pangan (viskositas, gelation,
tekstur, dsb) dipengaruhi oleh faktor internal (komposisi asam amino) dan
faktor eksternal (pH, suhu dan kekuatan ion)
INTERAKSI PROTEIN-LEMAK
Dalam makanan, interaksi protein-lemak sering dijumpai pada sistem emulsi.
Adanya lemak dapat berfungsi melindungi protein dari denaturasi akibat
panas.
Lanjutan------Sifat Fungsional Protein
Sifat fungsional lain :
Sifat mengemulsi, membentuk gel, dan membentuk buih.
Dalam sistem emulsi dan buih yang distabilkan oleh protein terjadi karena
protein memiliki gugus hidrofobik dan hidrofilik.
Faktor-faktor yang berpengaruh dalam pembentukan gel :
panas, pH, kekuatan ion, dan konsentrasi protein.
Lanjutan------Sifat Fungsional Protein
PERUBAHAN PROTEIN
SELAMA PENGOLAHAN
Dapat berupa nilai gizi maupun sifat fungsionalnya.
Perubahan nilai gizi
Denaturasi yang diakibatkan :
 panas
 hilang atau rusaknya asam amino
 terjadi interaksi protein-protein, protein-karbohidrat, protein-oxidizing
agents, protein-bahan lain (nitrit, sulfit, dsb)
Perubahan sifat fungsional
 modifikasi pada struktur sekunder, tersier, dan kuartener
 reaksi enzimatis
 Modifikasi secara kimia spesifik
Modifikasi pada strutur sekunder, tersier, dan kuartener
Terjadi karena pH, bahan kimia, dehidrasi, perlakuan mekanis maupun
perlakuan panas
Perubahan secara enzimatis
Dikarenakan hidrolisis protein oleh enzim protease (proteolisis)
maupun modifikasi yang terjadi secara in vivo
Modifikasi secara kimia spesifik
Berlangsung pada rantai cabang, atau karena adanya pembentukan
ikatan silang kovalen
Lanjutan------Perubahan Protein Selama Pengolahan
Reaksi Protein dengan komponen lain
 reaksi antara gugus amino pada protein dengan gula reduksi (Reaksi
Maillard)
 reaksi pembentukan basa Schiff yang terjadi antara komponen aldehid dan
keton rantai pendek dari hasil oksidasi lemak dengan gugus amino
 Adanya maloaldehid yang dapat menyebabkan terjadinya ikatan silang
(cross-linking) antar molekul protein
Reaksi antar molekul protein dengan senyawa hasil oksidasi lemak (misal
hidroperoksida) dapat menyebabkan perubahan struktur dan sifat fungsional
protein/asam amino.
Kerusakan protein oleh lemak yang teroksidasi melalui 3 tahap :
1) Pembentukan protein radikal
2) Pembentukan ikatan silang antar protein radikal dengan lemak
3) Polimerisasi lemak-protein
Lanjutan------Perubahan Protein Selama Pengolahan
SISTIM PROTEIN
DALAM BAHAN PANGAN
Protein daging berpengaruh terhadap tekstur daging. Tingkat kelunakan
daging ditentukan oleh tingkat kerusakan protein daging
Protein dalam susu dibagi menjadi 2 fraksi utama :
1) Casein
o merupakan phosphoprotein
o dapat diekstrak dari susu dengan perlakuan pengasaman (pH 4,6 dan
suhu 20°C
o Mencapai 80 % dari total protein dalam susu
o Terdiri atas α-casein, β-casein dan κ-casein
2) Whey protein
Protein gandum dikelompokkan berdasarkan kelarutannya :
Albumin (larut dalam air)
Globulin (larut dalam 10 % NaCl, tidak larut dalam air)
Gliadin (larut dalam 70-90 % alkohol
Glutelin (tidak larut dalam air, alkohol tapi larut dalam larutan
asam/basa
Kolagen
 Merupakan protein berbentuk benang (fibrous), banyak terdapat pada
hewan pada bagian kulit, tendon, tulang dan kartilage.
 dapat diolah menjadi gelatin dengan tahapan :
oPre-treatment (rendam dalam larutan kapur 2-5 %, 8-12 minggu, suhu 15-
20 °C atau direndam larutan asam encer selama 24-48 jam
o Pencucian dengan air
oDiekstrak dengan asam/basa encr pada suhu 50-60°
oPenyaringan
oPenguapan
oSterilisasi
oPengeringan
oPenggilingan dalam bentuk bubuk
Lanjutan------Sistim protein dalam bahan pangan
Protein ppt

Más contenido relacionado

La actualidad más candente (20)

PROTEIN
PROTEINPROTEIN
PROTEIN
 
Chapter 2. protein
Chapter 2. proteinChapter 2. protein
Chapter 2. protein
 
protein KIMIA
protein KIMIA protein KIMIA
protein KIMIA
 
Makalah protein
Makalah proteinMakalah protein
Makalah protein
 
5 protein
5 protein5 protein
5 protein
 
Protein
ProteinProtein
Protein
 
Peptida
PeptidaPeptida
Peptida
 
Analisis protein
Analisis proteinAnalisis protein
Analisis protein
 
PPT Uji Protein
PPT Uji ProteinPPT Uji Protein
PPT Uji Protein
 
Protein
ProteinProtein
Protein
 
4.asam amino dan protein
4.asam amino dan protein 4.asam amino dan protein
4.asam amino dan protein
 
Laporan bromelin
Laporan bromelinLaporan bromelin
Laporan bromelin
 
KIMIA PANGAN - PROTEIN/UNIVERSITAS PASUNDAN
KIMIA PANGAN - PROTEIN/UNIVERSITAS PASUNDANKIMIA PANGAN - PROTEIN/UNIVERSITAS PASUNDAN
KIMIA PANGAN - PROTEIN/UNIVERSITAS PASUNDAN
 
Makalah protein
Makalah proteinMakalah protein
Makalah protein
 
Power point Protein
Power point ProteinPower point Protein
Power point Protein
 
Metabolisme asam amino
Metabolisme asam aminoMetabolisme asam amino
Metabolisme asam amino
 
Protein (kimia hasil pertanian)
Protein (kimia hasil pertanian)Protein (kimia hasil pertanian)
Protein (kimia hasil pertanian)
 
Laporan biokimia hidrolisis protein
Laporan biokimia   hidrolisis proteinLaporan biokimia   hidrolisis protein
Laporan biokimia hidrolisis protein
 
Metabolisme protein Transaminasi dan deaminasi
Metabolisme protein Transaminasi dan deaminasiMetabolisme protein Transaminasi dan deaminasi
Metabolisme protein Transaminasi dan deaminasi
 
Soal pilihan ganda protein
Soal pilihan ganda proteinSoal pilihan ganda protein
Soal pilihan ganda protein
 

Destacado

Asam amino-dan-protein
Asam amino-dan-proteinAsam amino-dan-protein
Asam amino-dan-proteinAgnes Effendi
 
6 metabolisme asam-amino
6 metabolisme asam-amino6 metabolisme asam-amino
6 metabolisme asam-aminoarita mutmainah
 
Metabolisme asam amino
Metabolisme asam aminoMetabolisme asam amino
Metabolisme asam aminoMartinoloth
 
Metabolisme asam amino
Metabolisme asam aminoMetabolisme asam amino
Metabolisme asam aminoMartinoloth
 
Praktikum 1 difusi osmosis (http://arisnagan.blogspot.co.id)
Praktikum 1 difusi osmosis (http://arisnagan.blogspot.co.id)Praktikum 1 difusi osmosis (http://arisnagan.blogspot.co.id)
Praktikum 1 difusi osmosis (http://arisnagan.blogspot.co.id)aris trea
 
Laporan Biologi Difusi dan Osmosis Putri Yusril
Laporan Biologi Difusi dan Osmosis Putri YusrilLaporan Biologi Difusi dan Osmosis Putri Yusril
Laporan Biologi Difusi dan Osmosis Putri YusrilPutri Yusril
 
Protein Powerpoint
Protein PowerpointProtein Powerpoint
Protein Powerpointbenmoyer
 

Destacado (7)

Asam amino-dan-protein
Asam amino-dan-proteinAsam amino-dan-protein
Asam amino-dan-protein
 
6 metabolisme asam-amino
6 metabolisme asam-amino6 metabolisme asam-amino
6 metabolisme asam-amino
 
Metabolisme asam amino
Metabolisme asam aminoMetabolisme asam amino
Metabolisme asam amino
 
Metabolisme asam amino
Metabolisme asam aminoMetabolisme asam amino
Metabolisme asam amino
 
Praktikum 1 difusi osmosis (http://arisnagan.blogspot.co.id)
Praktikum 1 difusi osmosis (http://arisnagan.blogspot.co.id)Praktikum 1 difusi osmosis (http://arisnagan.blogspot.co.id)
Praktikum 1 difusi osmosis (http://arisnagan.blogspot.co.id)
 
Laporan Biologi Difusi dan Osmosis Putri Yusril
Laporan Biologi Difusi dan Osmosis Putri YusrilLaporan Biologi Difusi dan Osmosis Putri Yusril
Laporan Biologi Difusi dan Osmosis Putri Yusril
 
Protein Powerpoint
Protein PowerpointProtein Powerpoint
Protein Powerpoint
 

Similar a Protein ppt

Similar a Protein ppt (20)

kimiaprotein-130207031847-phpapp02.pdf
kimiaprotein-130207031847-phpapp02.pdfkimiaprotein-130207031847-phpapp02.pdf
kimiaprotein-130207031847-phpapp02.pdf
 
Modul biokimia protein
Modul biokimia proteinModul biokimia protein
Modul biokimia protein
 
Asam_Amino_dan_Protein_Slide_PPT.ppt
Asam_Amino_dan_Protein_Slide_PPT.pptAsam_Amino_dan_Protein_Slide_PPT.ppt
Asam_Amino_dan_Protein_Slide_PPT.ppt
 
4.1.asam amino dan protein
4.1.asam amino dan protein 4.1.asam amino dan protein
4.1.asam amino dan protein
 
PROTEIN
PROTEIN PROTEIN
PROTEIN
 
Modul 2-struktur-dan-fungsi-protein
Modul 2-struktur-dan-fungsi-proteinModul 2-struktur-dan-fungsi-protein
Modul 2-struktur-dan-fungsi-protein
 
KIMIA_Protein_Cici Awarti_1A.pptx
KIMIA_Protein_Cici Awarti_1A.pptxKIMIA_Protein_Cici Awarti_1A.pptx
KIMIA_Protein_Cici Awarti_1A.pptx
 
Ulasan biokimia
Ulasan biokimiaUlasan biokimia
Ulasan biokimia
 
laporan uji asam amino
laporan uji asam aminolaporan uji asam amino
laporan uji asam amino
 
6. protein
6. protein6. protein
6. protein
 
Pengertian protein
Pengertian proteinPengertian protein
Pengertian protein
 
Pengertian protein
Pengertian proteinPengertian protein
Pengertian protein
 
Protein
ProteinProtein
Protein
 
Protein
ProteinProtein
Protein
 
Laporan praktikum hidrolisis protein enzimatis
Laporan praktikum hidrolisis protein enzimatisLaporan praktikum hidrolisis protein enzimatis
Laporan praktikum hidrolisis protein enzimatis
 
Makalah protein
Makalah proteinMakalah protein
Makalah protein
 
VI. Protein & Peptida.ppt
VI. Protein & Peptida.pptVI. Protein & Peptida.ppt
VI. Protein & Peptida.ppt
 
materi PROTEIN.pptx
materi PROTEIN.pptxmateri PROTEIN.pptx
materi PROTEIN.pptx
 
Asam amino, protein dan enzim
Asam amino, protein dan enzimAsam amino, protein dan enzim
Asam amino, protein dan enzim
 
protein
proteinprotein
protein
 

Protein ppt

  • 1. P R O T E I N Oleh : Maya sari damanik 11.04.0.053
  • 2. Pendahuluan • Kata ‘Protein’ berasal dari bahasa Greek (1844) berarti proteios (primary, utama) atau protos (first, pertama). PROTEIN adalah suatu bahan yang menduduki tempat (posisi) utama atau pertama. • Protein menduduki 50-75 % dari berat kering sel. • Tumbuhan mensintesa protein melalui akar dan daun dari bahan- bahan anorganik seperti nitrogen, air dan karbondioksida. • Kandungan utama protein : nitrogen, karbon, hidrogen, oksigen. Juga mengandung sulfur dan fosfat.. Kadang juga dijumpai unsur zink, iron, cooper.
  • 3. Pendahuluan • Secara umum, molekul protein mengandung nitrogen 16 %, karbon 50 %, hidrogen 7 %, oksigen 22 % dan sulfur 0,5-3 %. • Fungsi protein dalam sel hidup : 1) Zat pembangun tubuh 2) Memperbaiki sel yang rusak 3) Sumber energi 4) Zat pembawa 5) Zat pelindung 6) Sebagai biokatalisator.
  • 4. Definisi • Protein merupakan senyawa makromolekul yang tersusun atas asam amino-asam amino yang dihubungkan melalui ikatan peptida. Senyawa ini juga disebut sebagai polipeptida. • Asam amino merupakan asam organik yang bersifat amfoter yang mengandung gugus amino (NH2), gugus karboksil (COOH), atom hidrogen dan gugus R (rantai cabang). • Ikatan peptida (--CONH--) merupakan ikatan yang terbentuk antara gugus α-karboksil suatu asam amino dengan gugus α-amino dari asam amino lainnya. • Hal-hal yang perlu diperhatikan :  Protein merupakan polimer asam amino  Bersifat amfoter  Hasil hidrolisa sempurna dari protein adalah asam amino
  • 5. Asam Amino dan Ikatan Peptida • Asam amino adalah asam organik yang bersifat amfoter yang mengandung gugus amina (NH2), gugus karboksil (COOH), atom hidrogen dan gugus R (rantai cabang). • Satu asam amino, kecuali glisin, memiliki paling tidak satu atom C asimetris (atom C mengikat empat gugus yang berbeda). • Ikatan peptida : ikatan antara α-karboksil (COOH) satu asam amino dengan α-amino (NH2) dari asam amino lainnya. • Satu ikatan peptida menghubungkan 2 asam amino • Dua peptida (dipeptida) menghubungkan 3 asam amino • Polipeptida menghubungkan banyak asam amino • Rangkaian polipeptida membentuk protein
  • 6. Berdasarkan kesepakatan internasional, penulisan urutan asam amino dalam rangkaian polipeptida dimulai dari ujung α-amino (N-terminal, ujung N) yang dtulis di sebelah kiri, dan diakhiri pada ujung α-karboksil (C- terminal, ujung C) di sebelah kanan
  • 7. Ikatan peptida  Relatif tidak mudah terhidrolisa, kecuali bila ada aktivitas enzim peptidase  Bila tidak ada peptidase, maka untuk memecah ikatan peptida diperlukan pemanasan dalam suasana sangat asam/basa dengan waktu yang lama. Protein  Untuk menghidrolisa protein diperlukan enzim protease.  Enzim ini terbagi 2, yaitu : 1) Endopeptidase (memecah ikatan peptida yang terletak di antara ujung C dan ujung N) 2) Eksopeptidase (memecah ikatan peptida mulai dari ujung N atau C). Asam amino  Pembeda asam amino satu dengan lainnya terletak pada gugus R-nya  Gugus R ini pula yang membedakan sifat fungsional asam amino satu dengan lainnya  Berdasarkan perbedaan senyawa yang ada pada gugus R-nya, maka asam amino dibagi menjadi 20 macam asam amino yang berbeda dalam ukuran, bentuk, muatan dan reaktivitasnya.
  • 8. Berdasarkan struktur atau berdasarkan jumlah amino atau karboksil yang dimilikinya, asam amino dibagi atas : 1) Asam amino non-polar atau hidrofobik  Kelarutannya dalam air kecil/rendah  Semakin banyak R jenis alifatik, maka akan semakin hidrofobik  Contoh : Ala, Ile, Leu, Phe, Pro,Trp, Val 2) Asam amino plar, hidrofilik, tidak bermuatan  Polar, netral  Contoh : Ser, Thr, Tyr, Asp, Glu, Cys 3) Bermuatan positih (pada pH 7.0). Contoh : Lys, Arg, His 4) Bermuatan nrgatif (pada pH 7.0). Contoh : Aspartic, Glutamic KLASIFIKASI ASAM AMINO
  • 9. SIFAT FISIK DAN KIMIA ASAM AMINO Sifat mengion (ionic properties) : satu asam amino dapat bertindak sebagai akseptor proton (pada gugus amino) maupun donor proton (pada gugus karboksil) Asam amino maupun protein dapat bereaksi dengan senyawa tertentu yang memberikan warna spesifik. Ada dua kelompok reaksi pewarnaan asam amino/protein : 1) Reaksi pewarnaan yang melibatkan rantai samping (gugus R) tertentu 2) Reaksi umum yang terjadi pada gugus amino atau gugus karboksisl. Reaksi pewarnaan ini dapat digunakan untuk mendeteksi kadar asam amino atau protein secara kualitatif maupun kuantitatif.
  • 10. STRUKTUR DAN KLASIFIKASI PROTEIN Berdasarkan struktur konformasi : struktur primer, sekunder, tertier dan kuartener Berdasarkan komposisi kimia penyusun asam amino : protein sederhana, protein terkonyugasi, protein turunan. Berdasarkan dasar kelarutannya : albumin, globulin, histone, prolamine, protamine, skleroprotein. Berdasarkan bentuknya : fibrous protein, globular protein.
  • 11. SIFAT FISIK DAN KIMIA PROTEIN Sifat Fisikawi  merupakan senyawa makromolekul dengan berat molekul yang besar. Sifat Kimiawi  Sangat reaktif karena memiliki sifat : o Amphoter o Mengikat ion o Mengikat air  Sifat ini disebabkan protein dapat bermuatan negatif, positif dan keduanya pada lingkungan pH tertentu
  • 12. Amphoter  Protein mempunyai dua sifat yang berlawanan yaitu dapat bersifat asam atau basa, atau dapat bereaksi dengan asam atau basa, atau dapat memberi dan menerima proton secara bersamaan.  Sifat ini dipengaruhi pH lingkungan dimana protein tersebut berada.  pH < titik isoelektrik, protein akan cenderung bermuatan (+) (kationik)  pH > titik isoelektrik, protein cenderung bermuatan (-) (anionik).  pH = titik isoelektrik, protein memiliki muatan (+) dan (-), bersifat zwitter ion. Catatan : Zwitter ion = senyawa yang memiliki dua kutub yang berlawanan (dipolar ion) Titik isoelektrik (isoelectric point, pl) = suatu nilai pH, dimana protein memiliki muatan elektrik total sama dengan nol dalam suatu larutan Lanjutan------Sifat Fisik & Kimia Protein
  • 13. Kekuatan mengikat ion (binding of ion) Tergantung pada pH lingkungan  pH > pl, protein/asam amino bersifat anionik (bersifat negatif, COO-), sehingga akan mudah mengikat ion bermuatan (+) (cation). pH < pl, protein/asam amino bersifat kationik (bersifat positif, NH3+), sehingga akan mudah mengikat ion bermuatan (-) (anion).  campuran protein akan memiliki pl yang berbeda-beda, sehingga campuran protein tersebut akan memiliki muatan yang bervariasi pula dan dapat mengikat berbagai macam ion. Lanjutan------Sifat Fisik & Kimia Protein
  • 14. Kekuatan mengikat molekul air (hydration of protein)  Timbul karena adanya  Gugus nitrogen, baik yang ada pada N-terminal maupun N pada rantai peptida  Gugus karboksil (COOH, pada C-terminal)  Gugus karbonil (CO, dalam rantai peptida); ergantung pada pH lingkungan  pH > pl dan pH < pl, protein memiliki kemampuan mengikat air yang lebih besar dibandingkan pH = pl  Tergantung pada konsentrasi protein, pH, suhu dan adanya senyawa lain.  Semakin tinggi konsentrasi protein akan semakin banyak mengikat air.  Semakin jauh dari pl, kemampuan mengikat air semakin tinggi, dan sebaliknya semakin mendekati pl, kemampuan mengikat air akan menurun dan mencapai minimal pada pl Lanjutan------Sifat Fisik & Kimia Protein
  • 15. Struktur konformasi alami protein dapat mengalami perubahan sebagai respons terhadap adanya perlakuan panas, pH, garam, pelarut organik atau berbagai macam perlakuan fisik dan kimia lainnya. Denaturasi : setiap perubahan struktur protein dari bentuk konformasi alaminya (struktur sekunder, tertier, kuartener) yang tidak disertai dengan terputusnya ikatan peptida dalam struktur primernya. Dapat disebabkan :  Pengaruh fisikawi (suhu, mekanis, tekanan, iradiasi dan interface)  Pengaruh kimiawi (asam, basa, ion logam, pelarut organik alkohol, larutan organik lain seperti urea, detergen, dan lain-lain Lanjutan------Sifat Fisik & Kimia Protein
  • 16. Ada 2 jenis perubahan struktur konformasi protein : 1) Interaksi antara gugus rantai samping antar polipeptida Dapat mengakibatkan penggabungan, agregasi, flokulasi, koagulasi, presipitasi protein 2) Interaksi antara gugus rantai cabang dengan pelarut Dapat mengakibatkan terjadinya pelarutan, pemisahan, penggembungan dan denaturasi Suhu tinggi akan membuat protein terdenaturasi sehingga kemampuan mengikat airnya menurun. Karena energi panas akan mengakibatkan terputusnya interaksi non- kovalen yang ada pada struktur alami protein tapi tidak memutuskan ikatan kovalennya yang berupa ikatan peptida. Lanjutan------Sifat Fisik & Kimia Protein
  • 17. SIFAT FUNGSIONAL PROTEIN  Merupakan sifat fisik dan kimia protein yang memungkinkan protein memberi kontribusinya terhadap sifat-sifat bahan pangan yang diinginkan.  Umumnya mempengaruhi sifat sensoris bahan pangan, khususnya tekstur.  Protein mempengaruhi sifat fungsional bahan pangan seperti viskositas, kelarutan, elastisitas, emulsi, dan sebagainya. Bahan pangan Sifat fungsional Minuman Viskositas, kelarutan, stabilitas panas Sup, saos Viskositas, emulsi, water retention Adonan (roti) Pembentukan matriks dan film Dairy products (es krim, dll) Emulsi, fat retention, viskositas, foaming, gelation, koagulasi Egg substitutes Foaming, gelation Meat products (sosis, dll) Emulsi, gelation, kohesi, dll
  • 18. Kelarutan protein dalam air dipengaruhi oleh : pH, kekuatan ion, suhu dan solvent organik. pH > pl (bermuatan (+) atau pH < pl (bermuatan (-), protein berinteraksi dengan air sehingga dapat larut. pH = pl, muatan protein = 0,, protein tidak dapat berinteraksi dengan air dan mengendap. Kekuatan ion berbanding lurus dengan konsentrasi dan valensi ion. Dalam larutan garam 0,5-1 M, kelarutan protein akan naik sehingga protein larut dalam larutan garam (Salting in) Konsentrasi garam > 1 M, kelarutan protein menurun (Salting out) INTERAKSI PROTEIN-AIR Lanjutan------Sifat Fungsional Protein
  • 19. Pada suhu 0-40 °C, kelarutan protein akan naik. Pada suhu > 40 °C, protein tidak larut. Dengan pelarut organik, protein yang larut dapat mengendap. Pengaruh protein terhadap sifat fisik bahan pangan (viskositas, gelation, tekstur, dsb) dipengaruhi oleh faktor internal (komposisi asam amino) dan faktor eksternal (pH, suhu dan kekuatan ion) INTERAKSI PROTEIN-LEMAK Dalam makanan, interaksi protein-lemak sering dijumpai pada sistem emulsi. Adanya lemak dapat berfungsi melindungi protein dari denaturasi akibat panas. Lanjutan------Sifat Fungsional Protein
  • 20. Sifat fungsional lain : Sifat mengemulsi, membentuk gel, dan membentuk buih. Dalam sistem emulsi dan buih yang distabilkan oleh protein terjadi karena protein memiliki gugus hidrofobik dan hidrofilik. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam pembentukan gel : panas, pH, kekuatan ion, dan konsentrasi protein. Lanjutan------Sifat Fungsional Protein
  • 21. PERUBAHAN PROTEIN SELAMA PENGOLAHAN Dapat berupa nilai gizi maupun sifat fungsionalnya. Perubahan nilai gizi Denaturasi yang diakibatkan :  panas  hilang atau rusaknya asam amino  terjadi interaksi protein-protein, protein-karbohidrat, protein-oxidizing agents, protein-bahan lain (nitrit, sulfit, dsb) Perubahan sifat fungsional  modifikasi pada struktur sekunder, tersier, dan kuartener  reaksi enzimatis  Modifikasi secara kimia spesifik
  • 22. Modifikasi pada strutur sekunder, tersier, dan kuartener Terjadi karena pH, bahan kimia, dehidrasi, perlakuan mekanis maupun perlakuan panas Perubahan secara enzimatis Dikarenakan hidrolisis protein oleh enzim protease (proteolisis) maupun modifikasi yang terjadi secara in vivo Modifikasi secara kimia spesifik Berlangsung pada rantai cabang, atau karena adanya pembentukan ikatan silang kovalen Lanjutan------Perubahan Protein Selama Pengolahan
  • 23. Reaksi Protein dengan komponen lain  reaksi antara gugus amino pada protein dengan gula reduksi (Reaksi Maillard)  reaksi pembentukan basa Schiff yang terjadi antara komponen aldehid dan keton rantai pendek dari hasil oksidasi lemak dengan gugus amino  Adanya maloaldehid yang dapat menyebabkan terjadinya ikatan silang (cross-linking) antar molekul protein Reaksi antar molekul protein dengan senyawa hasil oksidasi lemak (misal hidroperoksida) dapat menyebabkan perubahan struktur dan sifat fungsional protein/asam amino. Kerusakan protein oleh lemak yang teroksidasi melalui 3 tahap : 1) Pembentukan protein radikal 2) Pembentukan ikatan silang antar protein radikal dengan lemak 3) Polimerisasi lemak-protein Lanjutan------Perubahan Protein Selama Pengolahan
  • 24. SISTIM PROTEIN DALAM BAHAN PANGAN Protein daging berpengaruh terhadap tekstur daging. Tingkat kelunakan daging ditentukan oleh tingkat kerusakan protein daging Protein dalam susu dibagi menjadi 2 fraksi utama : 1) Casein o merupakan phosphoprotein o dapat diekstrak dari susu dengan perlakuan pengasaman (pH 4,6 dan suhu 20°C o Mencapai 80 % dari total protein dalam susu o Terdiri atas α-casein, β-casein dan κ-casein 2) Whey protein
  • 25. Protein gandum dikelompokkan berdasarkan kelarutannya : Albumin (larut dalam air) Globulin (larut dalam 10 % NaCl, tidak larut dalam air) Gliadin (larut dalam 70-90 % alkohol Glutelin (tidak larut dalam air, alkohol tapi larut dalam larutan asam/basa Kolagen  Merupakan protein berbentuk benang (fibrous), banyak terdapat pada hewan pada bagian kulit, tendon, tulang dan kartilage.  dapat diolah menjadi gelatin dengan tahapan : oPre-treatment (rendam dalam larutan kapur 2-5 %, 8-12 minggu, suhu 15- 20 °C atau direndam larutan asam encer selama 24-48 jam o Pencucian dengan air oDiekstrak dengan asam/basa encr pada suhu 50-60° oPenyaringan oPenguapan oSterilisasi oPengeringan oPenggilingan dalam bentuk bubuk Lanjutan------Sistim protein dalam bahan pangan