2. Proses Masuknya Inggris
ke Indonesia
Kedatangan bangsa Inggris ke Indonesia dirintis oleh Francis
Drake danThomas Cavendish. Dengan mengikuti jalur yang dilalui Magellan,
pada tahun 1579 Francis Drake berlayar ke Indonesia. Armadanya berhasil
membawa rempah-rempah dari Ternate dan kembali ke Inggris lewat
Samudera Hindia. Perjalanan beriktunya dilakukan pada tahun 1586 oleh
Thomas Cavendish melewati jalur yang sama.
Pengalaman kedua pelaut tersebut mendorong Ratu Elizabeth I
meningkatkan pelayaran internasionalnya. Hal ini dilakukan dalam rangka
menggalakan ekspor wol, menyaingi perdagangan Spanyol, dan mencari
rempah-rempah. Ratu Elizabeth I kemudian memberi hak istimewa
kepada EIC (East Indian Company) untuk mengurus perdagangan dengan
Asia. EIC kemudian mengirim armadanya ke Indonesia. Armada EIC yang
dipimpin James Lancestor berhasil melewati jalan Portugis (lewat
Afrika).Namun, mereka gagal mencapai Indonesia karena diserang Portugis
dan bajak laut Melayu di selat Malaka.
3. Di bawah Gubernur Jenderal Lord Minto yang berkedudukan di Kalkuta dibentuk
ekspedisi Inggris untuk merebut daerah-daerah kekuasaan Belanda yang ada di
wilayah Indonesia. Pada tahun 1811, Thomas Stamford Raffes telah berhasil
merebut seluruh wilayah kekuasaan Belanda di Indonesia.
pada tahun 1811, inggris mampu menguasai daerah jajahan belanda, maka
belanda harus menandatangani kapitulasi tuntang tanggal 18 september 1811,
yang isinya:
-daerah jajahan belanda diserahkan kepada inggris
-tentara belanda menjadi tawanan inggris
-orang2 belanda dapat menjadi pegawai inggris
Walaupun demikian, armada Inggris tidak mampu menyaingi armada dagang
Belanda. dan Berdasarkan perjanjian London tahun 1815, Inggris diharuskan
mengembalikan kekuasaannya di Indonesia kepada Belanda. Dan pada tahun 1816
Inggris melaksanakan kewajibannya itu.
Mereka akhirnya memusatkan aktivitas perdagangannya di India. Mereka berhasil
membangun kota-kota perdagangan seperti Madras, Kalkuta, dan Bombay.
4.
5. LATAR BELAKANG DAN PROFIL
RAFFLES
Tanggal 18 September 1811 adalah tanggal dimulainya
kekuasaan Inggris di Hindia. Gubernur Jenderal Lord Minto
secara resmi mengangkat Raffles sebagai
penguasanya. Ayahnya, Kapten Benjamin Raffles, terlibat dalam
perdagangan budak di Kepulauan Karibia, dan meninggal
mendadak ketika Thomas baru berusia 15 tahun, sehingga
keluarganya terperangkap utang. Ia langsung mulai bekerja
sebagai seorang pegawai di London untuk Perusahaan Hindia
Timur Britania, perusahaan dagang setengah-pemerintah yang
berperan banyak dalam penaklukan Inggris di luar negeri.
Pada 1805 ia dikirim ke pulau yang kini dikenal sebagai Penang,
di negara Malaysia.
6. Profil Sir Raffles :
Nama lengkap: Thomas Stamford Bingley Raffles
Gelar: Sir
Tempat/tanggal lahir: Jamaika, 6 Juli 1781
Wafat: 5 Juli 1826
Terkenal sebagai :
Gubernur Jendral Hindia Belanda yang terbesar
Pendiri kota dan negara Singapura
Orang Inggris yang paling dikenal sebagai pencipta keraja
terbesar di dunia
7. KEBIJAKAN SEBAGAI
PENGUASA
Sebagai penguasa di Hindia, Raffles mulai melakukan
langkah-langkah untuk memperkuat kedudukan Inggris
di tanah jajahan. Dalam rangka
menjalankan pemerintahannya, Raffles berpegang pada tiga
prinsip :
Pertama, segala bentuk kerja rodi dan penyerahan wajib
dihapus, diganti penanaman bebas oleh rakyat.
Kedua, peranan para bupati sebagai pemungut pajak
dihapuskan dan para bupati dimasukkan sebagai bagian
pemerintah kolonial.
Ketiga, atas dasar pandangan bahwa tanah itu milik
pemerintah, maka rakyat penggarap dianggap sebagai
penyewa. Berangkat dari tiga prinsip itu Raffles melakukan
beberapa langkah, baik yang menyangkut bidang politik
pemerintahan maupun bidang sosial ekonomi.
8. Kebijakan dalam bidang
pemerintahan
Raffles memiliki penasihat yang terdiri atas: Gillespie, Mutinghe,
dan Crassen. Secara geopolitik, Jawa dibagi menjadi 16 bagian,
dan untuk memperkuat kedudukan tersebut, serta
mempertahankan keberlangsungan kekuasaan Inggris, beliau
mengambil strategi membina hubungan baik dengan pangeran
dan penguasa yang membenci Belanda.
Hasilnya, Raffles berhasil menjalin hubungan dengan raja-raja
Jawa dan Palembang untuk mengusir Belanda dari Hindia.
Tetapi pada saat Raffles berkuasa, konflik di lingkungan istana
Yogyakarta belum surut. Sultan Sepuh yang pernah dipecat
oleh Daendels, menyatakan diri kembali sebagai Sultan
Hamengkubuwana II, dan Sultan Raja di berikan kepada
anaknya. Tetapi anaknya tidak puas dengan tindakan ayahnya
9. Melalui seorang perantara bernama Babah Jien Sing, Sultan
Raja berkirim surat kepada Raffles. Surat itu isinya melaporkan
bahwa di bawah pemerintahan Hamengkubuwana II,
Yogyakarta menjadi kacau. Dengan membaca isi surat dari
Sultan Raja itu, Raffles menyimpulkan bahwa Sultan
Hamengkubuwana II seorang yang keras dan tidak mungkin
diajak kerja sama bahkan bisa jadi akan menjadi duri dalam
pemerintahan Raffles di tanah Jawa. Oleh karena itu, Raffles
segera mengirim pasukan di bawah pimpinan Kolonel Gillespie
untuk menyerang Keraton Yogyakarta dan memaksa Sultan
Hamengkubuwana II turun dari tahta. Sultan Hamengkubuwana
II berhasil diturunkan dan Sultan Raja dikembalikan sebagai
Sultan Hamengkubuwana III. Sebagai imbalannya
Hamengkubuwana III harus menandatangani kontrak bersama
Inggris.
10. Isi politik kontrak itu antara lain
sebagai berikut:
Sultan Raja secara resmi ditetapkan sebagai Sultan
Hamengkubuwana III, dan Pangeran Natakusuma (saudara
Sultan Sepuh) ditetapkan sebagai penguasa tersendiri di
wilayah bagian dari Kasultanan Yogyakarta dengan gelar
Paku Alam I.
Sultan Hamengkubuwana II dengan puteranya Pangeran
Mangkudiningrat diasingkan ke Penang.
Semua harta benda milik Sultan Sepuh selama menjabat
sebagai sultan dirampas menjadi milik pemerintah Inggris.
11. Kebijakan dalam bidang
ekonomi
Raffles bisa dikatakan sebagai tokoh pembaru dalam menata tanah
jajahan. Pandangannya di bidang ekonomi juga cukup revolusioner.
Yang jelas Raffles telah melakukan beberapa tindakan untuk
memajukan perekonomian di Hindia. Tetapi program itu tujuan
utamanya untuk meningkatkan keuntungan pemerintah kolonial.
Beberapa kebijakan dan tindakan yang dijalankan Raffles antara lain
sebagai berikut.
Pelaksanaan sistem sewa tanah atau pajak tanah (land rent) yang
kemudian meletakkan dasar bagi perkembangan sistem perekonomian
uang.
Penghapusan pajak dan penyerahan wajib hasil bumi.
Penghapusan kerja rodi dan perbudakan.
Penghapusan sistem monopoli.
Peletakan desa sebagai unit administrasi penjajahan.
12. Kebijakan dan program land rent yang dicanangkan Raffles
tersebut tidak terlepas dari pandangannya mengenai tanah
sebagai faktor produksi. Menurut Raffles, pemerintah adalah
satu-satunya pemilik tanah. Dengan demikian sudah
sewajarnya apabila penduduk Jawa menjadi penyewa dengan
membayar pajak sewa tanah dari tanah yang diolahnya. Pajak
dipungut perorangan. Jumlah pungutannya disesuaikan
dengan jenis dan produksi tanah. Tanah yang paling produktif
akan membayar pajak sekitar 1/2 dari hasil dan tanah yang
paling tidak produktif hanya 1/4 dari hasil. Kalau dirata-rata
setiap wajib pajak itu akan menyerahkan sekitar 2/5 dari hasil.
Setelah itu petani bebas menggunakan sisanya.
13. Pajak yang dibayarkan penduduk diharapkan berupa uang.
Tetapi kalau terpaksa tidak berupa uang dapat juga dibayar
dengan barang lain misalnya beras. Kalau dibayar dengan
uang, diserahkan kepada kepala desa untuk kemudian
disetorkan ke kantor residen. Tetapi kalau dengan beras
yang bersangkutan harus mengirimnya ke kantor residen
setempat atas biaya sendiri. Hal ini dimaksudkan untuk
mengurangi ulah pimpinan setempat yang sering
memotong/mengurangi penyerahan hasil panen itu.
14. Pemerintahan Raffles berakhir ditandai dengan Convention
of London pada tahun 1814
Isi Convention of London
A.Indonesia dikembalikan kepada Belanda
B.Jajahan Belanda seperti Sailan ,Kaap Koloni,dan Guyana
tetap di tangan inggris
C.Cochin (di Pantai Malabar ) di ambil Inggris , dan Bangka
diserahkan kepada Belanda sebagai gantinya
Pada 1816 Raffles mengakhiri pemerintahan di Hindia,
kemudian digantikan oleh John Fendall.Selanjutnya Raffles
diangkat menjadi gubernur di Bengkulu
15. Sumber:
Sejarah Indonesia Kelas 11 SMA textbook
http://id.wikipedia.org/wiki/Thomas_Stamford_Bingley_Raffl
es
16. Pertanyaan
Fadhli
Selain Uang dan Beras apalagi yang bisa dibayarkan ?
Hasil Tanaman yang mereka olah karena Raffles membebaskan
Tanaman yang ditanam
Nancy
Bagaimana hubungan Prancis dengan Inggris
Hubungan Mereka kurang baik sebab mereka bersaing untuk
segera mengambil alih bekas kekuasaan VOC dan adannya
surat surat Kew
Perintah tersebut berisi agar para penguasa di negeri jajahan
belanda menyerahkannya kepada Inggris dan bukan Prancis
17. Isi buku history of java
History of Java merupakan buku asli Raffles (1817) yang terdiri atas dua volume, yaitu
uraian inti tentang Jawa secara lengkap dan informasi tambahan. Namun di dalam
terjemahan ini, kedua volume tersebut telah disatukan.
Raffles (1781-1826) mengawali kariernya sebagai juru tulis sebuah perusahaan Hindia-
Timur (1795). Menurut sebuah biografi, Raffles dikenal sebagai seorang yang tekun, rajin
belajar, ulet, dan berkemauan keras. Raffles mempunyai semua syarat sebagai penghasil
mahakarya (masterpiece), sehingga mahakarya "The History of Java" dapat terselesaikan.
Raffles pertama kali berada di Jawa (1811) berperan sebagai Lieutenant Governor of Java
yang bertanggung jawab kepada Gubernur Jenderal Inggris di India yaitu Lord Minto (Sir
Gilbert Elliot Murray-Kynynmond) yang kemudian meninggal pada tahun 1814 dan
digantikan oleh Raffles. Namun pemerintahan Raffles hanya bertahan selama 5 tahun. Saat
Jawa kembali ke tangan Belanda, Raffles tengah menggagas dan mengerjakan proyek
arkeologi dan botani di Jawa. Kemudian sampai tahun 1823 Raffles menjadi Gubernur di
Bengkulu yang memang berdasarkan suatu perjanjian tidak diserahkan ke tangan Belanda
bersama Belitung, dan Bangka.
18. Dalam hatinya, Raffles masih sangat menyukai Jawa dan ia membenci Belanda yang
kembali berkuasa di Jawa. Pada tahun 1819 Raffles menjalin kerjasama dengan
Tumenggung Sri Maharaja penguasa Singapura dalam rangka menggagas pusat
perdagangan di Pulau Singapura. Kerjasam itu membuat Inggris diizinkan
mendirikan koloni di Singapura dengan syarat Inggris melindungi para pedagang
Singapura dari Belanda dan Bugis. Raffles bersumpah Singapura akan dijadikan
koloni baru yang meskipun kecil, namun akan jauh lebih maju dari Tanah Jawa yang
dikuasai Belanda. Raffles berupaya keras mewujudkan sumpah. Sehingga Singapura
menjadi pusat perdagangan paling penting di wilayah Hindia Timur, sampai saat ini.
Pada tahun 1823
Raffles meninggalkan Indonesia (Bengkulu) karena situasi politik. Tiga tahun
kemudian, tepatnya sehari sebelum ulang tahunnya yang ke-45, Raffles meninggal
dunia. Meskipun ia meninggal dalam usia yang masih tergolong muda, telah banyak
jejak yang ditinggalkan Raffles, antara lain :
1. Menggagas berdirinya Kebun Raya Bogor bersama ahli-ahli dari Inggris.
2. Mendirikan Kebun Raya dan kebun binatang yang terkenal di Singapura.
3. Warisan budaya Jawa digali dan ditemukan atas prakarsa Raffles : Candi
Borobudur (1814), Candi Panataran (1815), Candi Prambanan (1815).
4. Mendirikan Museum Etnografi Batavia.
5. Berperan sebagai administrator pemerintahan di Jawa dan Bengkulu.