Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Motivator Indonesia Terbaik , Motivator Indonesia Muda , Motivator Indonesia Asia
1. Motivator Indonesia Terbaik , Motivator Indonesia Muda , Motivator Indonesia Asia
Hari itu saya dan istri nonton film #FantasticBeasts. Berharap seseru Harry Potter. Atau
setidaknya seperti Miss Peregrine dan Goosebumps. Namun akhirnya kami kecewa. Bukan saya
dan istri saja yang tertidur, ternyata penonton di belakang kami juga tertidur. Waduh!
Seumur hidup, baru dua kali saya tertidur di bioskop. Begitulah Fantastic Beasts. Terlepas dari
itu, anehnya ada netizen yang menganggap film ini versi lain dari film Beauty and The Beast.
Ada pula yang menganggap ini versi lain dari Fantastic Four. Mungkin karena judulnya mirip.
Hehehe, ada-ada saja.
motivator-indonesia-terbaik-motivator-indonesia-termuda-motivator-indonesia-terkenal
Btw, ini soal selera. Maaf ya, kalau ternyata Anda dan saya beda selera. Kalau Anda mau nonton
juga, yah silakan. Hehehe.
Sebenarnya, ada satu jenis film yang saya 'larang'. Apa itu? Film horor. Kenapa? Karena dapat
mengurangi serotonin di otak. Terus, dampaknya? Anda mudah bad mood dan pesimis. Dampak
lainnya? Anda merasa diri Anda inferior.
Film action, humor, dan drama, boleh-boleh saja Anda tonton. Asalkan positif tentunya.
Fantastic Beasts juga boleh karena ini bukan film horor. Kalau film horor, saya tidak pernah
merekomendasikan walaupun cuma sekali.
Setelah menonton film horor, coba perhatikan baik-baik, ada semacam perasaan waswas
menyelinap di hati Anda. Bahkan setiba di rumah, masih saja ada perasaan waswas itu.
Penelitian pun menunjukkan bisa menimbulkan bad mood. Inilah akibat dari berkurangnya
serotonin di otak.
Sekali lagi, hindari film horor. Hindari. Sekian dari saya, Ippho Santosa.
Sebagai motivator Indonesia sekaligus motivator bisnis, kadang saya menyinggung soal inovasi
di seminar motivasi dan training motivasi saya.
Pernah dengar Pizza Huh, Wumart, Bucksstar, dan Harry Poller?
Sekilas terdengar seperti Pizza Hut, Starbucks, Walmart, dan Harry Potter.
Kok bisa? Yuk kita bahas. Wal-Mart Stores, Inc, dengan merek Walmart, adalah raja ritel asal
Amerika yang berdiri sejak 1962. Di China, kemudian merek ini ditiru dan berdirilah Wumart
pada 1994, yang kini berkembang menjadi sekitar 430 toko dan 100 hypermarket.
Begitulah China:
Wumart meniru Walmart
OFC (Obama) meniru KFC
2. McDnoald's meniru McDonald's
Pizza Huh meniru Pizza Hut
Bucksstar meniru Starbucks
Harry Poller meniru Harry Porter
APad meniru iPad
HiPhone meniru iPhone
Dan masih banyak lagi
Ya, meniru. Bukan sekedar terinspirasi.
motivator-indonesia-motivator-terbaik-motivator-bisnis-seminar-motivasi
Tanpa tedeng aling-aling, China menegaskan dirinya sebagai negara 'King of Counterfeiters' atau
'Rajanya Peniru' dan sulit dituntut secara hukum, terutama di China. Dari seluruh barang dan
merek yang dipalsukan dunia sepanjang 2008-2010, China memproduksi 70% tiruan tersebut.
Nggak percaya? Googling aja di Yahoo, hehehe.
Apakah peniruan-peniruan itu membuat Walmart, KFC, McDonald's, Pizza Hut, Starbucks,
Harry Potter, iPad, dan iPhone tenggelam? Boro-boro padam, merek-merek besar itu malah
semakin bersinar. Menurut mereka, lebih baik fokus pada apa-apa yang bisa mereka lakukan.
Berbenah. Inovasi. Improvisasi. Adalah pekerjaan sia-sia kalau berharap China bertobat terkait
peniruan.
Motivator-Indonesia-Motivator-Terbaik-Motivator-Adalah
Begini. Jangan gagal panen. Eh, maksud saya, jangan gagal paham. Hehehe. Saya tidak
membenarkan tindakan pemalsuan dan demikian pula bunyi hukum di berbagai negara. Namun
saya setuju dengan reaksi merek-merek besar itu. Alih-alih bermental pecundang, mereka fokus
pada apa-apa yang bisa mereka lakukan. Berbenah. Inovasi. Improvisasi.
Maaf, rada beda dengan kita, yang sering menyalah-nyalahkan pesaing ketika rugi atau gagal.
Pembenaran mungkin menentramkan hati, namun tak pernah membawa solusi. Motivator adalah
mereka yang berhasil memotivasi dan menginspirasi dirinya, juga orang-orang di sekitarnya.
Itulah motivator sejati alias motivator top. Sekian dari saya, Ippho Santosa.
Sebagai motivator Indonesia dan motivator Muslim, sering saya mengingatkan para
peserta di seminar motivasi saya, "Belajar, belajar, belajar!"
Kalau belajar, rezeki akan lebih mudah untuk dikejar. Kalau belajar, kita akan berdiri
dengan lainnya dengan sejajar. Namun tak semua orang mau belajar. Di antara mereka
malah mengajukan alasan-alasan yang tak wajar.
Kita semua sepakat bahwa yang suka beralasan dan bermalasan itu adalah ciri para
pecundang. Sepenuh hati saya berharap, Anda menghindarinya. Sekali lagi,
menghindarinya. Apa perlu saya ulangi untuk ketiga kalinya?
3. ippho-motivator-indonesia-motivator-terbaik-motivator-bisnis
Ironisnya, inilah alasan-alasan mereka.
- Saat kita menyarankan sesuatu yang baru, alasannya "Saya nggak punya ilmu, nggak
punya pengalaman."
- Saat kita memberitahu ilmu dan cara-caranya, katanya "Kamu sok tahu," atau "Ah
ini susah," atau "Di sana sih berhasil, di sini belum tentu."
- Saat kita memberitahu investasi yang besar, alasannya "Saya nggak punya uang."
- Saat kita memberitahu investasi yang kecil, alasannya "Hasilnya kekecilan, hasilnya
kelamaan."
- Saat teman-temannya sukses duluan, alasannya "Itu kebetulan saja. Nasib orang kan
beda-beda."
- Dikasih gratis, murah, atau refund, katanya "Mau memanfaatkan saya? Mau menipu
saya? Kamu pikir saya bodoh ya?"
- Dikasih motivasi, tak percaya. Dikasih bukti, katanya pamer. Saat kita berhenti
memotivasi, katanya "Kamu lagi bangkrut ya?"
Tepok jidat, hehehe.
Celetukan mereka "Ah, motivator itu ngomong doang. Kalau ngomong doang, aku
juga bisa." Oya? Yakin bisa? Sekiranya bisa, berapa orang yang mau
mendengarkanmu? Berapa orang yang berubah setelah mendengarkanmu? Perlu
dicatat, banyak motivator yang juga bisa action, nggak ngomong doang.
Motivator-Indonesia-Motivator-Terbaik-Motivator-Islami
Btw, jangan meremehkan kemampuan ngomong. Bukankah seorang Muhammad, Isa,
atau Buddha bisa mempengaruhi miliaran manusia karena kemampuan bicaranya?
Bukankah pahlawan sekaliber Bung Karno dan Bung Tomo tak terlepas dari
kemampuan bicaranya? Orasi. Belum lagi kalau kita membahas profesi guru, dosen,
dan ustadz.
4. Bagi saya, simple saja. Lazimnya, saya hanya mengajar orang yang siap diajar. Ini sih
wajar. Apalagi Robert Kiyosaki pernah berujar, "Jangan mengajari babi bernyanyi."
Anda capek, babinya lebih capek. Hehehe.
Saya nggak terlalu tertarik menghabiskan waktu saya hanya untuk meyakinkan
mereka yang suka beralasan. Saya capek, merekanya lebih capek. Akan jauh lebih
efisien dan efektif jika kita mencurahkan perhatian pada orang-orang yang siap diajar.
Ini namanya prioritas.
Saya berharap, Anda memilki mental pemenang. Mau belajar. Nggak beralasan,
nggak bermalasan. Sekian dari saya, Ippho Santosa.