SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 30
Manajemen UMKM
Analisis Proses
Bisnis: Ruang
Lingkup Proses
Bisnis
Apakah Analisis Proses Bisnis Itu?
1. Penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dan sebagainya) untuk
mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya, dan
sebagainya).
3. Penjabaran sesudah dikaji sebaik-baiknya atau
pemecahan persoalan yang dimulai dengan
dugaan akan kebenarannya.
4. Kegiatan yang dimulai dari proses awal
didalam mempelajari serta mengevaluasi suatu
bentuk permasalahan (studi kasus).
2. Penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan
penelaahan bagian itu sendiri, serta hubungan
antarbagian untuk memperoleh pengertian yang tepat
dan pemahaman arti keseluruhan.
Bisnis artinya usaha komersial dalam dunia perdagangan, atau bidang usaha, atau usaha
dagang. Adapun proses artinya tuntunan perubahan (peristiwa) dalam perkembangan
sesuatu. Makna lain, rangkaian tindakan, pembuatan, atau pengolahan yang menghasilkan
produk;
Proses artinya “Urutan pelaksanaan atau peristiwa yang terjadi secara alami atau didesain,
mungkin menggunakan waktu, ruang, keahlian, atau sumber daya lainnya, yang
menghasilkan sesuatu.
INPUT PROCESS OUTPUT
Menurut ilmu ekonomi, bisnis merupakan organisasi yang menjual barang atau jasa kepada
konsumen untuk mendapatkan laba. Secara hisoris-linguistik, kata bisnis berasal dari kata
“busy” yang artinya sibuk karena banyak kegiatan atau aktivitas.
Apakah Analisis Proses Bisnis Itu?
Business Process adalah sejumlah aktivitas yang mengubah sejumlah input menjadi
sejumlah output (barang dan jasa) untuk orang lain dengan menggunakan orang dan alat
sebagai sumber daya. Setiap orang yang terlibat di dalamnya, satu sama lain, memainkan
peran sebagai “supplier” atau “customer”.
Proses penyampaian “feedback” atau timbal balik
Input Output
Di tengah ketatnya persaingan, apabila perusahaan masih menghendaki dapat bersaing di
pasar, ia dipaksa untuk melakukan ”perbaikan proses bisnis” secara terus menerus (tanpa
henti). Apa yang harus dilakukan?
SUPPLIER PROCESS CUSTOMER
Apakah Analisis Proses Bisnis Itu?
1. Bisnis: Kegiatan menghasilkan “sesuatu" yang mempunyai nilai (nilai dapat diartikan
sebagai besaran uang)
• Sesuatu bisa berarti benda, misalnya: mobil, motor, koran, semen, komputer, TV,
Handphone, Meja, Bangunan Gedung, PesawatTerbang, dll.
• Sesuatu bisa berartiJasa, Misalnya: Pengantar surat, Travel Agent, Cleaning
Service, TransportasiUdara, dll.
• Dalam terminologi Industrial Engineering "Sesuatu“ adalah product/produk.
Apakah Analisis Proses Bisnis Itu?
2. Business is “the activity of making one's living or making
money by producing or buying and selling goods or services”
(Longman Business English Dictionary).
3. Business is “any activity or enterprise entered into for profit. It
does not mean it is a company, a corporation, partnership, or
have any such formal organization” (Burton, 2018).
Proses Bisnis adalah kumpulan pekerjaan yang saling terkait
untuk menyelesaikan suatu masalah tertentu. Proses
bisnis dapat dipecah menjadi beberapa subproses yang
masing-masing memiliki atribut sendiri tapi juga berkontribusi
untuk mencapai tujuan dari superprosesnya
Apakah Analisis Proses Bisnis Itu?
Analisis Proses Bisnis “Kumpulan aktivitas yang membutuhkan satu
atau lebih input dan menghasilkan output yang bermanfaat/bernilai
bagi pelanggan” (Hammer dan Champy’s, 1993).
Proses bisnis: “Aktivitas terukur dan terstruktur untuk memproduksi output bagi kalangan
pelanggan tertentu, yang di dalamnya terdapat penekanan yang kuat tentang “bagaimana”
sebuah pekerjaan dijalankan, tidak terfokus pada aspek ‘apa’, sebagai urutan spesifik dari
aktivitas kerja lintas waktu dan ruang, dengan awalan dan akhiran, dan definisi input dan
output yang jelas” (Davenport, 1993).
Tipe dan Karakteristik Proses Bisnis
1. Proses manajemen, yakni proses yang mengendalikan
operasional dari sebuah sistem. Contohnya semisal
Manajemen Strategis
2. Proses operasional, yakni proses yang meliputi bisnis
inti dan menciptakan aliran nilai utama. Contohnya
semisal proses pembelian, manufaktur, pengiklanan
dan pemasaran, dan penjualan.
3. Proses pendukung, yang mendukung proses inti.
Contohnya semisal akuntansi, rekruitmen, pusat
bantuan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), tipe artinya “model, contoh, atau corak”.
Jadi, tipe proses bisnis berarti “model, contoh, atau corak” yang dikembangkan untuk
menjalankan kegiatan bisnis dalam sebuah perusahaan.
Beberapa karakteristik umum yang dianggap harus dimiliki suatu proses bisnis adalah:
1. Definitif: Memiliki batasan, masukan (input), dan keluaran (output) yang jelas.
2. Urutan: Terdiri dari aktivitas yang berurut sesuai dengan ruang dan waktu.
3. Pelanggan: Mempunyai penerima hasil dari proses yang berlangsung.
4. Nilai Tambah: Transformasi yang terjadi dalam proses harus memberikan nnilai tambah
bagi penerima hasil.
5. Keterkaitan: Suatu proses tidak dapat berdiri sendiri, tetapi harus saling terkait dalam
suatu struktur organisasi.
6. Fungsi Silang: Suatu proses umumnya, walaupun tidak harus, mencakup beberapa
fungsi sebagai bagian dari sebuah sistem.
Tipe dan Karakteristik Proses Bisnis
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) karakteristik artinya sifat khas sesuai
dengan perwatakan tertentu. Proses Bisnis pun memiliki ciri khas atau perwatakan tertentu
yang menjadi pembeda dari proses nonbisnis.
Untuk dapat bersaing, perusahaan harus melakukan perbaikan berkelanjutan (continuous
improvement) untuk mengukur dan memahami proses yang biasa dilakukan. Langkah
awalnya adalah membuat model perbaikan.
Analisis Proses Bisnis dan Improvement …
1. Mencatat dan memperhatikan apa yang dilakukan sekarang;
2. Mengukur proses berdasarkan apa yang dikehendaki oleh pasar;
3. Melakukan proses kembali berdasarkan kebutuhan pasar;
4. Mengukur hasil dengan proses yang baru (yang telah dicapai) berdasarkan asumsi pasar;
5. Mencatat dan menliti perbaikan yang telah dilakukan;
6. Mengulangi kembali semua tindakan sampai mencapai titik kepuasan pasar.
Document as
is process
Establish
measurement
Follow
process
Measure
performance
Identify a
implement
improvement
continuous improvement model
Tujuan Analisis Proses Bisnis …
1. Customer Friendliness (Keakraban dengan Konsumen)
• Meeting customer requirements closely: memberikan apa yang dibutuhkan oleh
konsumen sedekat mungkin agar dapat memenuhi harapannya.
• Providing convenience: memberi rasa nyaman kepada konsumen atas apa yang
dikomsumsinya.
2. Effectiveness (Keefektivan)
• Outcome-based approach: konsumen mendapat jaminan bahwa produk yang
digunakannya sesuai dengan harapannya.
• Gaining loyalty of customers: loyalitas konsumen terhadap produk
• Image and branding: kokohnya mereka dan citra produk di mata konsumen
3. Efficiency (Efesiensi)
• Cost: semua unsur biaya operasional yang digunakan
• Time: waktu yang butuhkan
• Effort: usaha dan kerja keras yang dilaksanakan
Alasan Melakukan Analisis Proses Bisnis …
1. Memperkuat posisi perusahaan (branding), baik di mata konsumen sebagai sumber
utama pertumbuhan perusahaan maupun di mata mitrabisnis (pihak ketiga);
2. Mengantisipasi masalah, baik yang berkaitan dengan internal maupun eksternal
perusahaan.
3. Mengatasi kelemahan perusahaan karena pesatnya pertumbuhan teknologi dan perilaku
konsumen yang mudah berubaha setiap saat.
Setiap perusahaan pasti berharap mengalami pertumbuhan ekonomi yang sangat
maksimal, dan memiliki daya saing yang kokoh. Itulah sebabnya, setiap perusahaan pasti
berusaha untuk melakukan analisis proses bisnis secara tepat dan akurat. Dengan kata
lain, setiap perusahaan memiliki alasan khusus dan utama ketika pengambil keputusan
memutuskan untuk melakukan analisis proses bisnis.
Spesifikasi Analisis Proses Bisnis …
1. Analisa proses bisnis harus dimulai dengan mengembangkan suatu pernyataan yang
jelas mengenai tujuan dan strategi perusahaan.
2. Pertimbangan untuk memberikan kepuasan pada konsumen sebagai tujuan dibelakang
tujuan dan strategi perusahaan.
3. Menitik beratkan pada proses bisnis diatas fungsi bisnis dan menselaraskan antara
proses dan tujuan perusahaan.
4. Identifikasikan proses nilai tambah dan proses pendukungnya yang akan memberikan
kontribusi terhadap nilai.
5. Menggunakan tehnik dan alat manajemen yang tersedia dan yang sudah proven dengan
sebaik-baiknya untuk memastikan kualitas dari informasi yang digunakan dan
deliverables-nya.
Analisis proses bisnis yang sukses harus mengandung beberapa spesifikasi, sebagai berikut:
Spesifikasi Analisis Proses Bisnis …
6. Memberikan analisa terhadap operasi yang sedang berjalan dan mengidentifikasi proses
yang tidak memberikan nilai tambah.
7. Mengembangkan terobosan baru bagi suatu kerangka berpikir dan visi yang berani
untuk melakukan perubahan yang radikal daripada melakukan perubahan yang
bertahap.
8. Mempertimbangkan solusi dimana karyawan dikembangkan dan diperkuat dan teknologi
sebagai dasar untuk mengimplementasikan perubahan.
9. Menyajikan suatu masalah bisnis secara lengkap dan memberikan informasi dan
argumen yang meyakinkan untuk pengambilan keputusan.
10. Mengembangkan suatu rencana implementasi yang dapat dilakukan yang berisi
spesifikasi tugas, sumber daya , jangka waktu dan persetujuan.
Strategi Analisis Proses Bisnis …
1. Kemampuan distingtif suatu bisnis
2. Segmentasi konsumen atau segmen pasar yang dibidik untuk bisnis tersebut.
3. Keunggulan kompetitifnya yang dimiliki, apakah dapat bertahan lama ataukah tidak.
Keputusan untuk melakukan analisis proses bisnis memiliki dua kemungkinan, sesuai
dengan konteksnya. Ada keputusan yang bersifat strategis dan ada pula yang bersifat
taktis. Kegiatan analisis proses bisnis yang bersifat “strategic context” mempunyai tiga
komponen kunci:
Harap dipahami bahwa kemampuan distingtif (diferensiatif) suatu bisnis, bila diaplikasikan
pada segmen konsumen dan target pasar yang tepat akan memberikan keunggulan (daya)
kompetitif yang sangat kuat bagi bisnis tersebut. Tidak hanya itu, eksistensi dan daya saing
bisnis tersebut akan mampu bertahan lama, meskipun berada dalam tingkat persaingan
yang sangat kuat.
Strategi Analisis Proses Bisnis …
1. Mengidentifikasi proses inti operasional dan manajerial, lalu membandingkannya dengan
hasil peta proses tingkat tinggi (high level process map).
2. Melakukan evaluasi secara terstruktur, terukur, dan terarah berkaitan dengan adanya
dampak yang mungkin muncul terhadap pelanggan, tingkat kesuksesannya dan
“fisibilitas” kelayakan atau tidaknya bila dilakukan perancangan ulang.
3. Mengembangkan visi dan misi tentang cara sebuah organisasi beroperasi pada masa
yang akan datang.
4. Menentukan satu atau dua proses inti lainnya yang mendapatkan prioritas utama untuk
dilakukannya perancangan ulang.
Strategi proses bisnis sangat ditentukan oleh interaksi antara lingkungan, stakeholder,
pesaing , pelanggan, dan pemasok. Sebaliknya, operasional bisnis sangat ditentukan oleh
interaksi antara orang dalam organisasi, jenis pekerjaan, infrastuktur yang dimiliki, sistem
dan prosedur yang berlaku. Strategi bisnis menentukan teknis operasional, dan sebaliknya,
teknis operasional sangat menentukan hasil akhir yang diharapkan.
Taktik Analisis Proses Bisnis …
1. Mengetahui secara jelas situasi dan kondisi bisnis, termasuk persoalan yang berkaitan
dengan perilaku konsumen;
2. Apa yang bisa menambah nilai pada bisnis;
3. Apa yang mempengaruhi hirarki manajemen;
4. Bagaimana melakukan diagnosis terhadap operasional bisnis;
5. Bagaimana menggunakan teknik dan peralatan yang sangat esensial
6. Bagaimana secara sukses dapat mengelola perubahan.
Analisis proses bisnis yang bersifat taktis lazim disebut operasionalisasi praktis. Secara
praktis, analisis ini harus mendukung strategi bisnis yang sudah digagas dan akan
dilaksanakan. Analisis proses bisnis operasional lebih sederhana dan praktis, serta dapat
dilakukan oleh manajer di semua tingkatan.
Di dalam ada beberapa faktor kritis yang harus dipahami untuk mendukung suksesnya
penerapan analisis proses bisnis yang bersifat taktis.
Signifikansi Pemetaan Proses …
Dalam gambar tampak terdapat “relationship”, yaitu proses pengiriman atau sesuatu
yang “dikirim ke” seorang pelanggan. Bagi seorang pelanggan, kiriman itu bisa menjadi
satu atau lebih dari kiriman. Gambar memperlihatkan proses “shipment” dari satu bagian
ke bagian dalam sebuah sistem yang terpadu.
Tahap Rekayasa Proses Bisnis
1. Melakukan pengembangan visi bisnis dan tujuan proses yang hendak dilakukan dalam
rangka mewujudkan visi bisnis tersebut.
2. Mengindentifikasi proses yang perlu didesai ulang (redesign) dalam rangka mendukung
pencapaian visi bisnis.
3. Mengerti dan mengukur proses yang ada agar dapat disesuaikan atau dilakukan
perbaikan ulang.
4. Mengidentifikasi kapabilitas “information technology” sehingga mendukung proses bisnis
yang dilakukan.
5. Merancang “design” dan membuat prototipe proses baru.
Metodologi “Bussines Process Reengineering” dengan “Rapid Reengineering”
(rekayasa ulang cepat). Alasannya, “Rapid Reengineering” didesain untuk mendapatkan
hasil secara cepat. Menurut Davenport dan Short (1990), “Bussines Process
Reengineering” ini mencakup lima tahap.
Tahap Rekayasa Proses Bisnis
1. Discover. Titik berat bagian “discover” adalah menentukan visi dan strategi bisnis yang
ditetapkan. Dalam tahap ini, fungsi utama “discover” adalah tahap untuk menentukan
visi dan strategi suatu organisasi.
2. Redesign. Bagian ini meliputi semua aktivitas dan keahlian yang dibutuhkan. “Redesign”
merupakan tahap yang melibatkan kemampuan managemen dalam mendesain proses.
3. Realize. Bagian ini berupa teknik manajemen perubahan, pembentukan “Business
Process Reengineering Team”, membangun komunikasi, pengukuran performansi dan
manajemen resistensi. Di bagian “realize”, “redesign process” diimplementasikan.
Proses komunikasi dibentuk. Pun tentang proses tentang proses perubahan,
manajemen resistensi dan “performance measurement”.
Berbeda dengan Davenport dan Short (1990) yang berpendapat bahwa “Bussines Process
Reengineering” mencakup lima tahap. Johansson (1993) justru berpandangan bahwa siklus
“Business Process Reengineering” hanya memerlukan tiga tahapan.
Tahap Rekayasa Proses Bisnis
1. Menetapkan Visi. Penetapan visi dan tujuan (objektivasi) merupakan langkah awal
sebelum “redesign process” dilakukan.
2. Prioritas dan komitmen. Menetapkan skala prioritas dan komitmen organisasi dalam
rangka menentukan peringkat dari “reengineering effort”. Pada bagian ini, ditentukan
pula siapa saja (sumber daya manusia) yang menjadi penanggung-jawab dan kapan
waktu pelaksanaannya.
3. Redesign dan test. CNC Consulting menggunakan laboratorium simulasi sebagai
instrumen untuk melakuan pengujian ‘redesign process” yang telah dirancangnya.
4. Implementasi. Dalam proses implementasi melibatkan semua bagian “organizational
transformation” dalam rangka mendukung sepenuhya “Business Process
Reengineering” yang telah diteapkan.
Berbeda dengan Davenport dan Short (1990) dan Johansson (1993), CSC Consulting
(1993), konsultan pertama yang memberikan jasa “reengineering” menawarkan empat tahap
“Business Process Reengineering”.
Tahap Rekayasa Proses Bisnis
1. Melakukan “setting effort” sebagai langkah awal.
2. Menetapkan “baseline” dan “benchmark”. Pada tahap ini, ada dua tahap penting yang
harus dilakukan, yaitu menganalisis “existing process” dan mengevaluasi kebutuhan
konsumen.
3. Menentukan visi ke depan, khususnya berkaitan dengan posisi produk.
4. Menemukan “problem solving” yang tepat, termasuk langkah melakukan identifikasi
atas “breakthrough” dalam berbagai macam aspek perubahan.
5. Perencanaan yang komprehensif dalam rangka melakukan perbaikan proses.
6. Melaksanakan implementasi.
7. Melakukan “continuous improvement” untuk mengukur “performance effort”.
Setelah Davenport dan Short (1990), Johansson (1993), dan CSC Consulting (1993), pakar
lain yang mengajukan tahapan “Business Process Reengineering” adalah Harrisson and
Pratt (1993). Mereka mengajukan metodologi terstruktur dari “Business Process
Reengineering” dalam tujuh tahap.
Tahap Rekayasa Proses Bisnis
1. Envision: Komitmen manajemen, tindakan identifikasi atas oportunitas untuk melakukan
rekayasa berkaitan dengan strategi bisnis, dan IT yang diperlukan.
2. Initiatiation: Pengorganisasian tim rekayasa dan menentukan target kinerja.
3. Diagnostic: dokumentasi existing process dan identifikasi performance gaps
4. Indentification: Redesign alternatif, prototyping, dan seleksi IT platforms.
5. Reconstruct: Implementasi dan melakukan instal ulang komponen IT dan re-organisasi
komponen bisnis lainnya.
6. Monitor: Identifikasi indikator performansi dan menghubungkannya dengan program
“incremental improvements”.
Instrumen kunci dalam “Business Process Reengineering” sesungguhnya terletak pada
total quality management (TQM), benchmarking, customer satisfaction measurement, cross-
functional team building dan process of mapping techniques. Menurut Guha ((1993),
keberhasilan “Business Process Reengineering” sangat bergantung pada proses
perubahan radikal atau incremental melalui tahap berikut.
Memahami Kebutuhan Konsumen
1. Perubahan pasar (a market change). Titik fokus perubahan ini terletak pada tuntutan
konsumen atas produk yang dikonsumsinya. Di sisi lain, perubahan pada diri konsumen
terkai erat dengan perubahan perilakunya.
2. Perubahan teknologi (a technologi change). Dukungan teknologi akan semakin
memperkuat keharusan bagi organisasi bisnis untuk melakukan rekayasa ulang atas
proses bisnisnya.
3. Perubahan lingkungan, termasuk di dalamnya budaya dan gaya hidup manusia.
Salah satu penentu kekuatan daya saing adalah pemahaman yang baik tentang organisasi
dan apa yang hendak dicapai saat ini (visi). Pemahaman ini harus dilengkapi oleh kekuatan
teknologi dan proses yang digunakan, serta lingkungan yang kompetitif.
Setiap organisasi bisnis pasti merasa butuh untuk melakukan rekayasa ulang proses bisnis
yang dimiliki saat ia memahami (recognizing the need) adanya perubahan yang sangat
cepat dalam tiga hal berikut.
Mengembangkan Kesepakatan Eksekutif
Dalam organisasi bisnis, pengembangan bisnis itu dibagi dalam dua tahap: strategi dan
taktis. Pengembangan strategi merupakan tugas utama para eksekutif yang kemudian akan
ditindak-lanjuti oleh bagian fungsional.
Program tentang “developing executive consensus” (pengembangan kesepakatan
eksekutif) biasanya dilakukan secara resmi pada waktu dan situasi tertentu. Proses kajian
atas isu-isu strategis dilakukan bisa bersifat face-to-face (orang per orang) atau melalui
pertemuan antarkelomok—lazim disebut focus group discussion (FGD).
Media yang lazim digunakan sebelum FGD dilakukan adalah
melakukan percakapan ringan, memberikan memorandum,
mengirim orang atau tim ke seminar-seminar, melakukan
perencanaan ulang, perbincangan dengan teman sejawat di
perusahaan lain yang sejenis, dan melakukan pengamatan
secara intensif atas situasi bisnis.
Pelatihan Tim Rekayasa Ulang
1. Visi dan misi yang telah ditetapkan oleh manajemen;
2. Teknik membangun kerja sama yang solid;
3. Menemukan metode yang tepat untuk melakukan pendekatan kepada mitrabisnis;
4. Memilih dan menetapkan alat-alat manual/otomatis yang tepat dan sesuai untuk
digunakan dalam pelaksanaan proyek perubahan dan rekayasa;
5. Menemukan akar masalah dan langkah penyelesaiannya (problem solving);
6. Membangun mental pejuang agar siap bekerja di emua saluran dan lapangan yang telah
ditargetkan;
7. Membangun jiwa leadership agar siap merima/memikul tanggung jawab untuk proyek.
Untuk menindak-lanjuti hasil kesepakatan eksekutif adalah dibentuknya tim pelaksana tugas.
Langkah awalnya adalah melakukan pelatihan bagi seluruh anggota Tim Rekayasa Ulang
(training the reengineering team).
Adapun materi yang harus dipelajari oleh “the reengineering team”, sebagai berikut.
Pemetaan dan Proses Rekayasa Ulang
“Reengineering Process”, hakikatnya, merupakan proses perubahan dan perbaikan kinerja
perusahaan secara drastis dan radikal dengan tujuan utama meningkatkan kualitas layanan,
produktivitas, dan keuntungan usaha. Menurut Jack I. Huffman (1997), “Reengineering
Process” memiliki empat bentuk strategi.
1. Perbaikan proses, bukan karena prosesnya salah (to fix that which is not broken);
Strategi perbaikan untuk mengembalikannya pada desain semula.
2. Memperbaiki produk, sistem, proses, dan aktivitas secara berkelanjutan (continuous
improvement strategy) dengan melibatkan seluruh karyawan perusahaan.
3. Strategi yang mengakibatkan perbaikan secara drastis, tetapi tidak banyak melakukan
perubahan. Lazim disebut strategi renovasi.
4. Strategi yang paling dramatis, yaitu perubahan terutama dalam proses yang berlaku
secara dramatis, drastis, radikal, dan totalitas.
Pemetaan dan Proses Rekayasa Ulang
1. Proses pelanggan: hasil akhir yang diharapkan muncul adalah barang atau jasa yang
langsung dapat dinikmati dan sesuai dengan harapan pelanggan.
2. Proses administratif: Proses yang berlangsung dalam perusahaan ini sama sekali tidak
diketahui oleh pelanggan, tapi menjadi penentu bagi proses pelanggan.
3. Proses manajemen: proses ini menjadi tanggung jawab penuh bagi manajer fungsional
untuk mendukung proses bisnis secara umum, semisal penetapan target bisnis, cara
membuat perencanaan sehari-hari, mengalokasikan sumber dana.
Secara praktis, perubahan proses memerlukan “road map”, dan karena itu, lazim disebut
pemetaan proses (process mapping). Pemetaan proses (process mapping) merupakan
alat manajemen yang difungsikan untuk mengenal proses yang berjalan sekarang, sekaligus
menunjukkan jalan menuju proses baru yang hendak diwujudkan dalam rangka melakukan
“reengineering”.
Pemetaan dan Variabel Proses
Dalam pemetaan proses (process mapping) terdapat hubungan yang sangat erat antara
kinerja perorangan dan kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan dapat dikenali dalam tiga
variabel yang mengacu pada proses.
1. Tujuan Proses. Setiap proses pelanggan dan proses administratif memberi kontribusi
pada satu atau beberapa tujuan perusahaan, dan karena itu, setiap proses itu harus
diukur sesuai dengan tujuan prosesnya.
2. Desain Proses. Desain proses dibuat untuk mencapai tujuan proses. Maka, untuk
memperoleh bentuk yang cocok, perlu dibentuk tim antarfungsi yang membuat atau
mengkaji hubungan antarproses dan subproses.
3. Manajemen Proses. Proses ini berfungsi memastikan bahwa setiap proses tidak
berjalan atau berhasil dengan sendirinya (by design), tapi melalui pengelolaan yang
dipengaruhi oleh manajemen tujuan proses; manajemen kinerja; manajemen sumber
daya; dan manajemen antarfungsi.
Pemetaan dan Variabel Proses
Seorang pengambil keputusan harus mampu membedakan antara pengertian ‘peta proses’
dan ‘pemetaan proses’. Keduanya memiliki pengertian filosofis-substantial. Sebab, peta
proses hanyalah sekadar gambaran grafis mengenai sebuah proses.
1. Mengenali suatu proses atau system dengan menciptakan ‘peta proses’ yang secara
grafis menunjukkan hal-hal dan aktivitas yang dilakukan oleh orang atau mesin.
2. Membedakan antara fungsi apa yang harus dilaksanakan oleh suatu system dan
bagaiamana suatu system itu disusun untuk melaksanakan fungsi terssebut.
3. Membuat struktur dari peta proses secara hirarkis denga fungsi utama di atas, dan
proses selajutnya dari pada peta yang lebih terperinci. Setiap peta harus konsisten.
4. Membuat jadwal berkala untuk penelitian kembali peta proses tersebut. Ini untuk
menjaga agar dan membuktikan bahwa tim yang ditunjuk melakukan usaha terbaik
dalam memperbaiki proses.
Pemetaan dan Variabel Proses
Kebanyakan perusahaan berminat untuk melakukan proses rekayasa ulang (reengineering
process) karena alasan klasik, yaitu mengurangi biaya. Tapi, temuan Grant Thornton (1994)
menyebutkan bahwa ada lima alasan utama perusahaan melakukan rekayasa ulang.
1. Mengurangi biaya operasional dan melakukan efisiensi (84%);
2. Meningkatkan kualitas produk dan layanan (79%);
3. Meningkatkan kecepatan (produksi) dengan kualitas yang baik (62%);
4. Memecahkan ancaman kompetisi yang setiap saat masuk dan meningkatkan daya saing
(50%);
5. Mengubah struktur organisasi (35%).
Di antara lima alasan itu, kesempatan terbesar yang sangat penting (signifikan) dan urgen
dalam “reengineering process” terletak pada tiga hal berikut: a) proses rekayasa fungsional
(65%); b) rekayasa produk (23%); c) rekayasa secara umum (12%).

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Komunikasi dalam organisasi
Komunikasi dalam organisasiKomunikasi dalam organisasi
Komunikasi dalam organisasiasusatya
 
Bab 5 pelibatan dan pemberdayaan karyawan
Bab 5 pelibatan dan pemberdayaan karyawanBab 5 pelibatan dan pemberdayaan karyawan
Bab 5 pelibatan dan pemberdayaan karyawanKartika Lukitasari
 
Project Charter Sistem Informasi Posko Keamanan
Project Charter Sistem Informasi Posko KeamananProject Charter Sistem Informasi Posko Keamanan
Project Charter Sistem Informasi Posko KeamananPutriAprilliandini
 
Dasar-dasar struktur organisasi
Dasar-dasar struktur organisasiDasar-dasar struktur organisasi
Dasar-dasar struktur organisasiTika Nafisah
 
pengertian pengendalian
pengertian pengendalianpengertian pengendalian
pengertian pengendalianCucu Sya'diah
 
PENGANTAR KONSEP PROSES BISNIS
PENGANTAR KONSEP PROSES BISNISPENGANTAR KONSEP PROSES BISNIS
PENGANTAR KONSEP PROSES BISNISRiri Satria
 
Peramalan - Forecasting - Manajemen Operasional
Peramalan -  Forecasting - Manajemen OperasionalPeramalan -  Forecasting - Manajemen Operasional
Peramalan - Forecasting - Manajemen OperasionalFalanni Firyal Fawwaz
 
Proposal Project Management Plan
Proposal Project Management PlanProposal Project Management Plan
Proposal Project Management PlanSariWahyuningsih4
 
Promosi, Perpindahan, Demosi, dan PHK dalam Manajemen Sumber Daya Manusia Pen...
Promosi, Perpindahan, Demosi, dan PHK dalam Manajemen Sumber Daya Manusia Pen...Promosi, Perpindahan, Demosi, dan PHK dalam Manajemen Sumber Daya Manusia Pen...
Promosi, Perpindahan, Demosi, dan PHK dalam Manajemen Sumber Daya Manusia Pen...Ady Setiawan
 
Penerapan decision support system dalam perusahaan
Penerapan decision support system dalam perusahaanPenerapan decision support system dalam perusahaan
Penerapan decision support system dalam perusahaanputrirakhma13
 
Audit Responbilities and Objectives
Audit Responbilities and ObjectivesAudit Responbilities and Objectives
Audit Responbilities and ObjectivesSuryo Aji Saputro
 
Aplikasi Sistem Informasi Berdasarkan Level Organisasi
Aplikasi Sistem Informasi Berdasarkan Level Organisasi Aplikasi Sistem Informasi Berdasarkan Level Organisasi
Aplikasi Sistem Informasi Berdasarkan Level Organisasi Hendy Surjono
 
Contoh proposal sdm
Contoh proposal sdmContoh proposal sdm
Contoh proposal sdmRani Apriani
 
Sistem informasi manajemen Pengembangan Sistem
Sistem informasi manajemen Pengembangan SistemSistem informasi manajemen Pengembangan Sistem
Sistem informasi manajemen Pengembangan SistemWibiadila Ikbar
 
Controling Pada Manajemen
Controling Pada ManajemenControling Pada Manajemen
Controling Pada ManajemenMuhammad Hakim
 

La actualidad más candente (20)

Komunikasi dalam organisasi
Komunikasi dalam organisasiKomunikasi dalam organisasi
Komunikasi dalam organisasi
 
Bab 5 pelibatan dan pemberdayaan karyawan
Bab 5 pelibatan dan pemberdayaan karyawanBab 5 pelibatan dan pemberdayaan karyawan
Bab 5 pelibatan dan pemberdayaan karyawan
 
Project Charter Sistem Informasi Posko Keamanan
Project Charter Sistem Informasi Posko KeamananProject Charter Sistem Informasi Posko Keamanan
Project Charter Sistem Informasi Posko Keamanan
 
Dasar-dasar struktur organisasi
Dasar-dasar struktur organisasiDasar-dasar struktur organisasi
Dasar-dasar struktur organisasi
 
pengertian pengendalian
pengertian pengendalianpengertian pengendalian
pengertian pengendalian
 
PENGANTAR KONSEP PROSES BISNIS
PENGANTAR KONSEP PROSES BISNISPENGANTAR KONSEP PROSES BISNIS
PENGANTAR KONSEP PROSES BISNIS
 
Budaya organisasi
Budaya organisasiBudaya organisasi
Budaya organisasi
 
CPM DAN PERT
CPM DAN PERTCPM DAN PERT
CPM DAN PERT
 
Peramalan - Forecasting - Manajemen Operasional
Peramalan -  Forecasting - Manajemen OperasionalPeramalan -  Forecasting - Manajemen Operasional
Peramalan - Forecasting - Manajemen Operasional
 
Dokumentasi sistem informasi akuntansi
Dokumentasi sistem informasi akuntansiDokumentasi sistem informasi akuntansi
Dokumentasi sistem informasi akuntansi
 
Proposal Project Management Plan
Proposal Project Management PlanProposal Project Management Plan
Proposal Project Management Plan
 
Promosi, Perpindahan, Demosi, dan PHK dalam Manajemen Sumber Daya Manusia Pen...
Promosi, Perpindahan, Demosi, dan PHK dalam Manajemen Sumber Daya Manusia Pen...Promosi, Perpindahan, Demosi, dan PHK dalam Manajemen Sumber Daya Manusia Pen...
Promosi, Perpindahan, Demosi, dan PHK dalam Manajemen Sumber Daya Manusia Pen...
 
Penerapan decision support system dalam perusahaan
Penerapan decision support system dalam perusahaanPenerapan decision support system dalam perusahaan
Penerapan decision support system dalam perusahaan
 
Audit Responbilities and Objectives
Audit Responbilities and ObjectivesAudit Responbilities and Objectives
Audit Responbilities and Objectives
 
Aplikasi Sistem Informasi Berdasarkan Level Organisasi
Aplikasi Sistem Informasi Berdasarkan Level Organisasi Aplikasi Sistem Informasi Berdasarkan Level Organisasi
Aplikasi Sistem Informasi Berdasarkan Level Organisasi
 
Contoh proposal sdm
Contoh proposal sdmContoh proposal sdm
Contoh proposal sdm
 
SIA - Siklus Konversi
SIA - Siklus KonversiSIA - Siklus Konversi
SIA - Siklus Konversi
 
Sistem informasi manajemen Pengembangan Sistem
Sistem informasi manajemen Pengembangan SistemSistem informasi manajemen Pengembangan Sistem
Sistem informasi manajemen Pengembangan Sistem
 
Controling Pada Manajemen
Controling Pada ManajemenControling Pada Manajemen
Controling Pada Manajemen
 
Laporan bisnis
Laporan bisnisLaporan bisnis
Laporan bisnis
 

Similar a Analisis Proses Bisnis: Ruang Lingkup Proses Bisnis

kelompok3 informasi proses bisnis
kelompok3 informasi proses bisniskelompok3 informasi proses bisnis
kelompok3 informasi proses bisnisDefarlina
 
Tugas bisnis kelompok 4 kelas E (SI)
Tugas bisnis kelompok 4 kelas E (SI)Tugas bisnis kelompok 4 kelas E (SI)
Tugas bisnis kelompok 4 kelas E (SI)erma wati
 
Si pi, siti nur rohadatul 'aisy, hapzi ali,siklus proses bisnis review atas p...
Si pi, siti nur rohadatul 'aisy, hapzi ali,siklus proses bisnis review atas p...Si pi, siti nur rohadatul 'aisy, hapzi ali,siklus proses bisnis review atas p...
Si pi, siti nur rohadatul 'aisy, hapzi ali,siklus proses bisnis review atas p...Siti Nur Rohadatul Aisy
 
4 Tahap Frame The Process.ppt
4 Tahap Frame The Process.ppt4 Tahap Frame The Process.ppt
4 Tahap Frame The Process.pptwirtaagustin2
 
Makalah Informasi dan Proses Bisnis (Rismayani S. Kom. M. T.)
Makalah Informasi dan Proses Bisnis (Rismayani S. Kom. M. T.)Makalah Informasi dan Proses Bisnis (Rismayani S. Kom. M. T.)
Makalah Informasi dan Proses Bisnis (Rismayani S. Kom. M. T.)fantasyfikri
 
02 pemodelan proses bisnis
02 pemodelan proses bisnis02 pemodelan proses bisnis
02 pemodelan proses bisnisAn's Daughter
 
si pi, dwi rintani, hapzi ali, siklus proses bisnis review atas proses bisnis...
si pi, dwi rintani, hapzi ali, siklus proses bisnis review atas proses bisnis...si pi, dwi rintani, hapzi ali, siklus proses bisnis review atas proses bisnis...
si pi, dwi rintani, hapzi ali, siklus proses bisnis review atas proses bisnis...dwi rintani
 
(Mj. produk)
(Mj. produk)(Mj. produk)
(Mj. produk)zahir ipb
 
Bab i-tantangan-mi-di-abad-21
Bab i-tantangan-mi-di-abad-21Bab i-tantangan-mi-di-abad-21
Bab i-tantangan-mi-di-abad-21pravgayuh
 
Basis data ii paper review
Basis data ii   paper reviewBasis data ii   paper review
Basis data ii paper reviewArif Rahman W
 
Internal Environment Analysis from Value Chain Management
Internal  Environment Analysis from Value Chain ManagementInternal  Environment Analysis from Value Chain Management
Internal Environment Analysis from Value Chain ManagementAlfrianty Sauran
 
tugas informasi proses bisnis
tugas informasi proses bisnistugas informasi proses bisnis
tugas informasi proses bisnisnur putri
 
1 operasi-dan-produktifitas
1 operasi-dan-produktifitas1 operasi-dan-produktifitas
1 operasi-dan-produktifitasMiftahul Agusta
 
KELOMPOK 2 SISTEM INFORMASI.pptx
KELOMPOK 2 SISTEM INFORMASI.pptxKELOMPOK 2 SISTEM INFORMASI.pptx
KELOMPOK 2 SISTEM INFORMASI.pptxsellyhuang
 

Similar a Analisis Proses Bisnis: Ruang Lingkup Proses Bisnis (20)

Bab ii ani
Bab ii aniBab ii ani
Bab ii ani
 
kelompok3 informasi proses bisnis
kelompok3 informasi proses bisniskelompok3 informasi proses bisnis
kelompok3 informasi proses bisnis
 
Tugas bisnis kelompok 4 kelas E (SI)
Tugas bisnis kelompok 4 kelas E (SI)Tugas bisnis kelompok 4 kelas E (SI)
Tugas bisnis kelompok 4 kelas E (SI)
 
Si pi, siti nur rohadatul 'aisy, hapzi ali,siklus proses bisnis review atas p...
Si pi, siti nur rohadatul 'aisy, hapzi ali,siklus proses bisnis review atas p...Si pi, siti nur rohadatul 'aisy, hapzi ali,siklus proses bisnis review atas p...
Si pi, siti nur rohadatul 'aisy, hapzi ali,siklus proses bisnis review atas p...
 
PB 1.pptx
PB 1.pptxPB 1.pptx
PB 1.pptx
 
4 Tahap Frame The Process.ppt
4 Tahap Frame The Process.ppt4 Tahap Frame The Process.ppt
4 Tahap Frame The Process.ppt
 
proses bisnis.pptx
proses bisnis.pptxproses bisnis.pptx
proses bisnis.pptx
 
Makalah Informasi dan Proses Bisnis (Rismayani S. Kom. M. T.)
Makalah Informasi dan Proses Bisnis (Rismayani S. Kom. M. T.)Makalah Informasi dan Proses Bisnis (Rismayani S. Kom. M. T.)
Makalah Informasi dan Proses Bisnis (Rismayani S. Kom. M. T.)
 
02 pemodelan proses bisnis
02 pemodelan proses bisnis02 pemodelan proses bisnis
02 pemodelan proses bisnis
 
si pi, dwi rintani, hapzi ali, siklus proses bisnis review atas proses bisnis...
si pi, dwi rintani, hapzi ali, siklus proses bisnis review atas proses bisnis...si pi, dwi rintani, hapzi ali, siklus proses bisnis review atas proses bisnis...
si pi, dwi rintani, hapzi ali, siklus proses bisnis review atas proses bisnis...
 
(Mj. produk)
(Mj. produk)(Mj. produk)
(Mj. produk)
 
Bab i-tantangan-mi-di-abad-21
Bab i-tantangan-mi-di-abad-21Bab i-tantangan-mi-di-abad-21
Bab i-tantangan-mi-di-abad-21
 
Basis data ii paper review
Basis data ii   paper reviewBasis data ii   paper review
Basis data ii paper review
 
Internal Environment Analysis from Value Chain Management
Internal  Environment Analysis from Value Chain ManagementInternal  Environment Analysis from Value Chain Management
Internal Environment Analysis from Value Chain Management
 
proses bisnis
proses bisnisproses bisnis
proses bisnis
 
Manajemen Produksi
Manajemen ProduksiManajemen Produksi
Manajemen Produksi
 
tugas informasi proses bisnis
tugas informasi proses bisnistugas informasi proses bisnis
tugas informasi proses bisnis
 
Bab I manajemen operasional
Bab I manajemen operasionalBab I manajemen operasional
Bab I manajemen operasional
 
1 operasi-dan-produktifitas
1 operasi-dan-produktifitas1 operasi-dan-produktifitas
1 operasi-dan-produktifitas
 
KELOMPOK 2 SISTEM INFORMASI.pptx
KELOMPOK 2 SISTEM INFORMASI.pptxKELOMPOK 2 SISTEM INFORMASI.pptx
KELOMPOK 2 SISTEM INFORMASI.pptx
 

Más de Muhammad Fajar

Strategi dan Rencana Pemasaran
Strategi dan Rencana PemasaranStrategi dan Rencana Pemasaran
Strategi dan Rencana PemasaranMuhammad Fajar
 
Format Penulisan Artikel Ilmiah
Format Penulisan Artikel IlmiahFormat Penulisan Artikel Ilmiah
Format Penulisan Artikel IlmiahMuhammad Fajar
 
Komunikasi Bisnis Lintas Budaya: Korea Selatan
Komunikasi Bisnis Lintas Budaya: Korea SelatanKomunikasi Bisnis Lintas Budaya: Korea Selatan
Komunikasi Bisnis Lintas Budaya: Korea SelatanMuhammad Fajar
 
E-Business Market and Model
E-Business Market and ModelE-Business Market and Model
E-Business Market and ModelMuhammad Fajar
 
Decision Support System FIX
Decision Support System FIXDecision Support System FIX
Decision Support System FIXMuhammad Fajar
 
Rencana Operasi Business Plan
Rencana Operasi Business PlanRencana Operasi Business Plan
Rencana Operasi Business PlanMuhammad Fajar
 
ERD (Entity Relationship Diagram)
ERD (Entity Relationship Diagram)ERD (Entity Relationship Diagram)
ERD (Entity Relationship Diagram)Muhammad Fajar
 
Penentuan Harga Transfer
Penentuan Harga TransferPenentuan Harga Transfer
Penentuan Harga TransferMuhammad Fajar
 
Akmen Sebagai Tipe Informasi Akuntansi Penuh
Akmen Sebagai Tipe Informasi Akuntansi PenuhAkmen Sebagai Tipe Informasi Akuntansi Penuh
Akmen Sebagai Tipe Informasi Akuntansi PenuhMuhammad Fajar
 
Variable Costing: Penentuan Harga Pokok Variabel
Variable Costing: Penentuan Harga Pokok VariabelVariable Costing: Penentuan Harga Pokok Variabel
Variable Costing: Penentuan Harga Pokok VariabelMuhammad Fajar
 
For Good to the Great for UMKM
For Good to the Great for UMKMFor Good to the Great for UMKM
For Good to the Great for UMKMMuhammad Fajar
 

Más de Muhammad Fajar (20)

Sidang Skripsi
Sidang SkripsiSidang Skripsi
Sidang Skripsi
 
Strategi dan Rencana Pemasaran
Strategi dan Rencana PemasaranStrategi dan Rencana Pemasaran
Strategi dan Rencana Pemasaran
 
Perilaku Organisasi
Perilaku OrganisasiPerilaku Organisasi
Perilaku Organisasi
 
Kasus Ratio Keuangan
Kasus Ratio KeuanganKasus Ratio Keuangan
Kasus Ratio Keuangan
 
Format Penulisan Artikel Ilmiah
Format Penulisan Artikel IlmiahFormat Penulisan Artikel Ilmiah
Format Penulisan Artikel Ilmiah
 
Komunikasi Bisnis Lintas Budaya: Korea Selatan
Komunikasi Bisnis Lintas Budaya: Korea SelatanKomunikasi Bisnis Lintas Budaya: Korea Selatan
Komunikasi Bisnis Lintas Budaya: Korea Selatan
 
E-Business Market and Model
E-Business Market and ModelE-Business Market and Model
E-Business Market and Model
 
Decision Support System FIX
Decision Support System FIXDecision Support System FIX
Decision Support System FIX
 
Rencana Operasi Business Plan
Rencana Operasi Business PlanRencana Operasi Business Plan
Rencana Operasi Business Plan
 
ERD (Entity Relationship Diagram)
ERD (Entity Relationship Diagram)ERD (Entity Relationship Diagram)
ERD (Entity Relationship Diagram)
 
Strategi Mc. Kinsey
Strategi Mc. KinseyStrategi Mc. Kinsey
Strategi Mc. Kinsey
 
Penentuan Harga Transfer
Penentuan Harga TransferPenentuan Harga Transfer
Penentuan Harga Transfer
 
Penentuan Harga Jual
Penentuan Harga JualPenentuan Harga Jual
Penentuan Harga Jual
 
Akmen Sebagai Tipe Informasi Akuntansi Penuh
Akmen Sebagai Tipe Informasi Akuntansi PenuhAkmen Sebagai Tipe Informasi Akuntansi Penuh
Akmen Sebagai Tipe Informasi Akuntansi Penuh
 
Variable Costing: Penentuan Harga Pokok Variabel
Variable Costing: Penentuan Harga Pokok VariabelVariable Costing: Penentuan Harga Pokok Variabel
Variable Costing: Penentuan Harga Pokok Variabel
 
PPh Pasal 23
PPh Pasal 23PPh Pasal 23
PPh Pasal 23
 
PPh Pasal 26
PPh Pasal  26PPh Pasal  26
PPh Pasal 26
 
PPh Pasal 4
PPh Pasal 4PPh Pasal 4
PPh Pasal 4
 
PPh 21
PPh 21PPh 21
PPh 21
 
For Good to the Great for UMKM
For Good to the Great for UMKMFor Good to the Great for UMKM
For Good to the Great for UMKM
 

Analisis Proses Bisnis: Ruang Lingkup Proses Bisnis

  • 1. Manajemen UMKM Analisis Proses Bisnis: Ruang Lingkup Proses Bisnis
  • 2. Apakah Analisis Proses Bisnis Itu? 1. Penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya, dan sebagainya). 3. Penjabaran sesudah dikaji sebaik-baiknya atau pemecahan persoalan yang dimulai dengan dugaan akan kebenarannya. 4. Kegiatan yang dimulai dari proses awal didalam mempelajari serta mengevaluasi suatu bentuk permasalahan (studi kasus). 2. Penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri, serta hubungan antarbagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan.
  • 3. Bisnis artinya usaha komersial dalam dunia perdagangan, atau bidang usaha, atau usaha dagang. Adapun proses artinya tuntunan perubahan (peristiwa) dalam perkembangan sesuatu. Makna lain, rangkaian tindakan, pembuatan, atau pengolahan yang menghasilkan produk; Proses artinya “Urutan pelaksanaan atau peristiwa yang terjadi secara alami atau didesain, mungkin menggunakan waktu, ruang, keahlian, atau sumber daya lainnya, yang menghasilkan sesuatu. INPUT PROCESS OUTPUT Menurut ilmu ekonomi, bisnis merupakan organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen untuk mendapatkan laba. Secara hisoris-linguistik, kata bisnis berasal dari kata “busy” yang artinya sibuk karena banyak kegiatan atau aktivitas. Apakah Analisis Proses Bisnis Itu?
  • 4. Business Process adalah sejumlah aktivitas yang mengubah sejumlah input menjadi sejumlah output (barang dan jasa) untuk orang lain dengan menggunakan orang dan alat sebagai sumber daya. Setiap orang yang terlibat di dalamnya, satu sama lain, memainkan peran sebagai “supplier” atau “customer”. Proses penyampaian “feedback” atau timbal balik Input Output Di tengah ketatnya persaingan, apabila perusahaan masih menghendaki dapat bersaing di pasar, ia dipaksa untuk melakukan ”perbaikan proses bisnis” secara terus menerus (tanpa henti). Apa yang harus dilakukan? SUPPLIER PROCESS CUSTOMER Apakah Analisis Proses Bisnis Itu?
  • 5. 1. Bisnis: Kegiatan menghasilkan “sesuatu" yang mempunyai nilai (nilai dapat diartikan sebagai besaran uang) • Sesuatu bisa berarti benda, misalnya: mobil, motor, koran, semen, komputer, TV, Handphone, Meja, Bangunan Gedung, PesawatTerbang, dll. • Sesuatu bisa berartiJasa, Misalnya: Pengantar surat, Travel Agent, Cleaning Service, TransportasiUdara, dll. • Dalam terminologi Industrial Engineering "Sesuatu“ adalah product/produk. Apakah Analisis Proses Bisnis Itu? 2. Business is “the activity of making one's living or making money by producing or buying and selling goods or services” (Longman Business English Dictionary). 3. Business is “any activity or enterprise entered into for profit. It does not mean it is a company, a corporation, partnership, or have any such formal organization” (Burton, 2018).
  • 6. Proses Bisnis adalah kumpulan pekerjaan yang saling terkait untuk menyelesaikan suatu masalah tertentu. Proses bisnis dapat dipecah menjadi beberapa subproses yang masing-masing memiliki atribut sendiri tapi juga berkontribusi untuk mencapai tujuan dari superprosesnya Apakah Analisis Proses Bisnis Itu? Analisis Proses Bisnis “Kumpulan aktivitas yang membutuhkan satu atau lebih input dan menghasilkan output yang bermanfaat/bernilai bagi pelanggan” (Hammer dan Champy’s, 1993). Proses bisnis: “Aktivitas terukur dan terstruktur untuk memproduksi output bagi kalangan pelanggan tertentu, yang di dalamnya terdapat penekanan yang kuat tentang “bagaimana” sebuah pekerjaan dijalankan, tidak terfokus pada aspek ‘apa’, sebagai urutan spesifik dari aktivitas kerja lintas waktu dan ruang, dengan awalan dan akhiran, dan definisi input dan output yang jelas” (Davenport, 1993).
  • 7. Tipe dan Karakteristik Proses Bisnis 1. Proses manajemen, yakni proses yang mengendalikan operasional dari sebuah sistem. Contohnya semisal Manajemen Strategis 2. Proses operasional, yakni proses yang meliputi bisnis inti dan menciptakan aliran nilai utama. Contohnya semisal proses pembelian, manufaktur, pengiklanan dan pemasaran, dan penjualan. 3. Proses pendukung, yang mendukung proses inti. Contohnya semisal akuntansi, rekruitmen, pusat bantuan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), tipe artinya “model, contoh, atau corak”. Jadi, tipe proses bisnis berarti “model, contoh, atau corak” yang dikembangkan untuk menjalankan kegiatan bisnis dalam sebuah perusahaan.
  • 8. Beberapa karakteristik umum yang dianggap harus dimiliki suatu proses bisnis adalah: 1. Definitif: Memiliki batasan, masukan (input), dan keluaran (output) yang jelas. 2. Urutan: Terdiri dari aktivitas yang berurut sesuai dengan ruang dan waktu. 3. Pelanggan: Mempunyai penerima hasil dari proses yang berlangsung. 4. Nilai Tambah: Transformasi yang terjadi dalam proses harus memberikan nnilai tambah bagi penerima hasil. 5. Keterkaitan: Suatu proses tidak dapat berdiri sendiri, tetapi harus saling terkait dalam suatu struktur organisasi. 6. Fungsi Silang: Suatu proses umumnya, walaupun tidak harus, mencakup beberapa fungsi sebagai bagian dari sebuah sistem. Tipe dan Karakteristik Proses Bisnis Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) karakteristik artinya sifat khas sesuai dengan perwatakan tertentu. Proses Bisnis pun memiliki ciri khas atau perwatakan tertentu yang menjadi pembeda dari proses nonbisnis.
  • 9. Untuk dapat bersaing, perusahaan harus melakukan perbaikan berkelanjutan (continuous improvement) untuk mengukur dan memahami proses yang biasa dilakukan. Langkah awalnya adalah membuat model perbaikan. Analisis Proses Bisnis dan Improvement … 1. Mencatat dan memperhatikan apa yang dilakukan sekarang; 2. Mengukur proses berdasarkan apa yang dikehendaki oleh pasar; 3. Melakukan proses kembali berdasarkan kebutuhan pasar; 4. Mengukur hasil dengan proses yang baru (yang telah dicapai) berdasarkan asumsi pasar; 5. Mencatat dan menliti perbaikan yang telah dilakukan; 6. Mengulangi kembali semua tindakan sampai mencapai titik kepuasan pasar. Document as is process Establish measurement Follow process Measure performance Identify a implement improvement continuous improvement model
  • 10. Tujuan Analisis Proses Bisnis … 1. Customer Friendliness (Keakraban dengan Konsumen) • Meeting customer requirements closely: memberikan apa yang dibutuhkan oleh konsumen sedekat mungkin agar dapat memenuhi harapannya. • Providing convenience: memberi rasa nyaman kepada konsumen atas apa yang dikomsumsinya. 2. Effectiveness (Keefektivan) • Outcome-based approach: konsumen mendapat jaminan bahwa produk yang digunakannya sesuai dengan harapannya. • Gaining loyalty of customers: loyalitas konsumen terhadap produk • Image and branding: kokohnya mereka dan citra produk di mata konsumen 3. Efficiency (Efesiensi) • Cost: semua unsur biaya operasional yang digunakan • Time: waktu yang butuhkan • Effort: usaha dan kerja keras yang dilaksanakan
  • 11. Alasan Melakukan Analisis Proses Bisnis … 1. Memperkuat posisi perusahaan (branding), baik di mata konsumen sebagai sumber utama pertumbuhan perusahaan maupun di mata mitrabisnis (pihak ketiga); 2. Mengantisipasi masalah, baik yang berkaitan dengan internal maupun eksternal perusahaan. 3. Mengatasi kelemahan perusahaan karena pesatnya pertumbuhan teknologi dan perilaku konsumen yang mudah berubaha setiap saat. Setiap perusahaan pasti berharap mengalami pertumbuhan ekonomi yang sangat maksimal, dan memiliki daya saing yang kokoh. Itulah sebabnya, setiap perusahaan pasti berusaha untuk melakukan analisis proses bisnis secara tepat dan akurat. Dengan kata lain, setiap perusahaan memiliki alasan khusus dan utama ketika pengambil keputusan memutuskan untuk melakukan analisis proses bisnis.
  • 12. Spesifikasi Analisis Proses Bisnis … 1. Analisa proses bisnis harus dimulai dengan mengembangkan suatu pernyataan yang jelas mengenai tujuan dan strategi perusahaan. 2. Pertimbangan untuk memberikan kepuasan pada konsumen sebagai tujuan dibelakang tujuan dan strategi perusahaan. 3. Menitik beratkan pada proses bisnis diatas fungsi bisnis dan menselaraskan antara proses dan tujuan perusahaan. 4. Identifikasikan proses nilai tambah dan proses pendukungnya yang akan memberikan kontribusi terhadap nilai. 5. Menggunakan tehnik dan alat manajemen yang tersedia dan yang sudah proven dengan sebaik-baiknya untuk memastikan kualitas dari informasi yang digunakan dan deliverables-nya. Analisis proses bisnis yang sukses harus mengandung beberapa spesifikasi, sebagai berikut:
  • 13. Spesifikasi Analisis Proses Bisnis … 6. Memberikan analisa terhadap operasi yang sedang berjalan dan mengidentifikasi proses yang tidak memberikan nilai tambah. 7. Mengembangkan terobosan baru bagi suatu kerangka berpikir dan visi yang berani untuk melakukan perubahan yang radikal daripada melakukan perubahan yang bertahap. 8. Mempertimbangkan solusi dimana karyawan dikembangkan dan diperkuat dan teknologi sebagai dasar untuk mengimplementasikan perubahan. 9. Menyajikan suatu masalah bisnis secara lengkap dan memberikan informasi dan argumen yang meyakinkan untuk pengambilan keputusan. 10. Mengembangkan suatu rencana implementasi yang dapat dilakukan yang berisi spesifikasi tugas, sumber daya , jangka waktu dan persetujuan.
  • 14. Strategi Analisis Proses Bisnis … 1. Kemampuan distingtif suatu bisnis 2. Segmentasi konsumen atau segmen pasar yang dibidik untuk bisnis tersebut. 3. Keunggulan kompetitifnya yang dimiliki, apakah dapat bertahan lama ataukah tidak. Keputusan untuk melakukan analisis proses bisnis memiliki dua kemungkinan, sesuai dengan konteksnya. Ada keputusan yang bersifat strategis dan ada pula yang bersifat taktis. Kegiatan analisis proses bisnis yang bersifat “strategic context” mempunyai tiga komponen kunci: Harap dipahami bahwa kemampuan distingtif (diferensiatif) suatu bisnis, bila diaplikasikan pada segmen konsumen dan target pasar yang tepat akan memberikan keunggulan (daya) kompetitif yang sangat kuat bagi bisnis tersebut. Tidak hanya itu, eksistensi dan daya saing bisnis tersebut akan mampu bertahan lama, meskipun berada dalam tingkat persaingan yang sangat kuat.
  • 15. Strategi Analisis Proses Bisnis … 1. Mengidentifikasi proses inti operasional dan manajerial, lalu membandingkannya dengan hasil peta proses tingkat tinggi (high level process map). 2. Melakukan evaluasi secara terstruktur, terukur, dan terarah berkaitan dengan adanya dampak yang mungkin muncul terhadap pelanggan, tingkat kesuksesannya dan “fisibilitas” kelayakan atau tidaknya bila dilakukan perancangan ulang. 3. Mengembangkan visi dan misi tentang cara sebuah organisasi beroperasi pada masa yang akan datang. 4. Menentukan satu atau dua proses inti lainnya yang mendapatkan prioritas utama untuk dilakukannya perancangan ulang. Strategi proses bisnis sangat ditentukan oleh interaksi antara lingkungan, stakeholder, pesaing , pelanggan, dan pemasok. Sebaliknya, operasional bisnis sangat ditentukan oleh interaksi antara orang dalam organisasi, jenis pekerjaan, infrastuktur yang dimiliki, sistem dan prosedur yang berlaku. Strategi bisnis menentukan teknis operasional, dan sebaliknya, teknis operasional sangat menentukan hasil akhir yang diharapkan.
  • 16. Taktik Analisis Proses Bisnis … 1. Mengetahui secara jelas situasi dan kondisi bisnis, termasuk persoalan yang berkaitan dengan perilaku konsumen; 2. Apa yang bisa menambah nilai pada bisnis; 3. Apa yang mempengaruhi hirarki manajemen; 4. Bagaimana melakukan diagnosis terhadap operasional bisnis; 5. Bagaimana menggunakan teknik dan peralatan yang sangat esensial 6. Bagaimana secara sukses dapat mengelola perubahan. Analisis proses bisnis yang bersifat taktis lazim disebut operasionalisasi praktis. Secara praktis, analisis ini harus mendukung strategi bisnis yang sudah digagas dan akan dilaksanakan. Analisis proses bisnis operasional lebih sederhana dan praktis, serta dapat dilakukan oleh manajer di semua tingkatan. Di dalam ada beberapa faktor kritis yang harus dipahami untuk mendukung suksesnya penerapan analisis proses bisnis yang bersifat taktis.
  • 17. Signifikansi Pemetaan Proses … Dalam gambar tampak terdapat “relationship”, yaitu proses pengiriman atau sesuatu yang “dikirim ke” seorang pelanggan. Bagi seorang pelanggan, kiriman itu bisa menjadi satu atau lebih dari kiriman. Gambar memperlihatkan proses “shipment” dari satu bagian ke bagian dalam sebuah sistem yang terpadu.
  • 18. Tahap Rekayasa Proses Bisnis 1. Melakukan pengembangan visi bisnis dan tujuan proses yang hendak dilakukan dalam rangka mewujudkan visi bisnis tersebut. 2. Mengindentifikasi proses yang perlu didesai ulang (redesign) dalam rangka mendukung pencapaian visi bisnis. 3. Mengerti dan mengukur proses yang ada agar dapat disesuaikan atau dilakukan perbaikan ulang. 4. Mengidentifikasi kapabilitas “information technology” sehingga mendukung proses bisnis yang dilakukan. 5. Merancang “design” dan membuat prototipe proses baru. Metodologi “Bussines Process Reengineering” dengan “Rapid Reengineering” (rekayasa ulang cepat). Alasannya, “Rapid Reengineering” didesain untuk mendapatkan hasil secara cepat. Menurut Davenport dan Short (1990), “Bussines Process Reengineering” ini mencakup lima tahap.
  • 19. Tahap Rekayasa Proses Bisnis 1. Discover. Titik berat bagian “discover” adalah menentukan visi dan strategi bisnis yang ditetapkan. Dalam tahap ini, fungsi utama “discover” adalah tahap untuk menentukan visi dan strategi suatu organisasi. 2. Redesign. Bagian ini meliputi semua aktivitas dan keahlian yang dibutuhkan. “Redesign” merupakan tahap yang melibatkan kemampuan managemen dalam mendesain proses. 3. Realize. Bagian ini berupa teknik manajemen perubahan, pembentukan “Business Process Reengineering Team”, membangun komunikasi, pengukuran performansi dan manajemen resistensi. Di bagian “realize”, “redesign process” diimplementasikan. Proses komunikasi dibentuk. Pun tentang proses tentang proses perubahan, manajemen resistensi dan “performance measurement”. Berbeda dengan Davenport dan Short (1990) yang berpendapat bahwa “Bussines Process Reengineering” mencakup lima tahap. Johansson (1993) justru berpandangan bahwa siklus “Business Process Reengineering” hanya memerlukan tiga tahapan.
  • 20. Tahap Rekayasa Proses Bisnis 1. Menetapkan Visi. Penetapan visi dan tujuan (objektivasi) merupakan langkah awal sebelum “redesign process” dilakukan. 2. Prioritas dan komitmen. Menetapkan skala prioritas dan komitmen organisasi dalam rangka menentukan peringkat dari “reengineering effort”. Pada bagian ini, ditentukan pula siapa saja (sumber daya manusia) yang menjadi penanggung-jawab dan kapan waktu pelaksanaannya. 3. Redesign dan test. CNC Consulting menggunakan laboratorium simulasi sebagai instrumen untuk melakuan pengujian ‘redesign process” yang telah dirancangnya. 4. Implementasi. Dalam proses implementasi melibatkan semua bagian “organizational transformation” dalam rangka mendukung sepenuhya “Business Process Reengineering” yang telah diteapkan. Berbeda dengan Davenport dan Short (1990) dan Johansson (1993), CSC Consulting (1993), konsultan pertama yang memberikan jasa “reengineering” menawarkan empat tahap “Business Process Reengineering”.
  • 21. Tahap Rekayasa Proses Bisnis 1. Melakukan “setting effort” sebagai langkah awal. 2. Menetapkan “baseline” dan “benchmark”. Pada tahap ini, ada dua tahap penting yang harus dilakukan, yaitu menganalisis “existing process” dan mengevaluasi kebutuhan konsumen. 3. Menentukan visi ke depan, khususnya berkaitan dengan posisi produk. 4. Menemukan “problem solving” yang tepat, termasuk langkah melakukan identifikasi atas “breakthrough” dalam berbagai macam aspek perubahan. 5. Perencanaan yang komprehensif dalam rangka melakukan perbaikan proses. 6. Melaksanakan implementasi. 7. Melakukan “continuous improvement” untuk mengukur “performance effort”. Setelah Davenport dan Short (1990), Johansson (1993), dan CSC Consulting (1993), pakar lain yang mengajukan tahapan “Business Process Reengineering” adalah Harrisson and Pratt (1993). Mereka mengajukan metodologi terstruktur dari “Business Process Reengineering” dalam tujuh tahap.
  • 22. Tahap Rekayasa Proses Bisnis 1. Envision: Komitmen manajemen, tindakan identifikasi atas oportunitas untuk melakukan rekayasa berkaitan dengan strategi bisnis, dan IT yang diperlukan. 2. Initiatiation: Pengorganisasian tim rekayasa dan menentukan target kinerja. 3. Diagnostic: dokumentasi existing process dan identifikasi performance gaps 4. Indentification: Redesign alternatif, prototyping, dan seleksi IT platforms. 5. Reconstruct: Implementasi dan melakukan instal ulang komponen IT dan re-organisasi komponen bisnis lainnya. 6. Monitor: Identifikasi indikator performansi dan menghubungkannya dengan program “incremental improvements”. Instrumen kunci dalam “Business Process Reengineering” sesungguhnya terletak pada total quality management (TQM), benchmarking, customer satisfaction measurement, cross- functional team building dan process of mapping techniques. Menurut Guha ((1993), keberhasilan “Business Process Reengineering” sangat bergantung pada proses perubahan radikal atau incremental melalui tahap berikut.
  • 23. Memahami Kebutuhan Konsumen 1. Perubahan pasar (a market change). Titik fokus perubahan ini terletak pada tuntutan konsumen atas produk yang dikonsumsinya. Di sisi lain, perubahan pada diri konsumen terkai erat dengan perubahan perilakunya. 2. Perubahan teknologi (a technologi change). Dukungan teknologi akan semakin memperkuat keharusan bagi organisasi bisnis untuk melakukan rekayasa ulang atas proses bisnisnya. 3. Perubahan lingkungan, termasuk di dalamnya budaya dan gaya hidup manusia. Salah satu penentu kekuatan daya saing adalah pemahaman yang baik tentang organisasi dan apa yang hendak dicapai saat ini (visi). Pemahaman ini harus dilengkapi oleh kekuatan teknologi dan proses yang digunakan, serta lingkungan yang kompetitif. Setiap organisasi bisnis pasti merasa butuh untuk melakukan rekayasa ulang proses bisnis yang dimiliki saat ia memahami (recognizing the need) adanya perubahan yang sangat cepat dalam tiga hal berikut.
  • 24. Mengembangkan Kesepakatan Eksekutif Dalam organisasi bisnis, pengembangan bisnis itu dibagi dalam dua tahap: strategi dan taktis. Pengembangan strategi merupakan tugas utama para eksekutif yang kemudian akan ditindak-lanjuti oleh bagian fungsional. Program tentang “developing executive consensus” (pengembangan kesepakatan eksekutif) biasanya dilakukan secara resmi pada waktu dan situasi tertentu. Proses kajian atas isu-isu strategis dilakukan bisa bersifat face-to-face (orang per orang) atau melalui pertemuan antarkelomok—lazim disebut focus group discussion (FGD). Media yang lazim digunakan sebelum FGD dilakukan adalah melakukan percakapan ringan, memberikan memorandum, mengirim orang atau tim ke seminar-seminar, melakukan perencanaan ulang, perbincangan dengan teman sejawat di perusahaan lain yang sejenis, dan melakukan pengamatan secara intensif atas situasi bisnis.
  • 25. Pelatihan Tim Rekayasa Ulang 1. Visi dan misi yang telah ditetapkan oleh manajemen; 2. Teknik membangun kerja sama yang solid; 3. Menemukan metode yang tepat untuk melakukan pendekatan kepada mitrabisnis; 4. Memilih dan menetapkan alat-alat manual/otomatis yang tepat dan sesuai untuk digunakan dalam pelaksanaan proyek perubahan dan rekayasa; 5. Menemukan akar masalah dan langkah penyelesaiannya (problem solving); 6. Membangun mental pejuang agar siap bekerja di emua saluran dan lapangan yang telah ditargetkan; 7. Membangun jiwa leadership agar siap merima/memikul tanggung jawab untuk proyek. Untuk menindak-lanjuti hasil kesepakatan eksekutif adalah dibentuknya tim pelaksana tugas. Langkah awalnya adalah melakukan pelatihan bagi seluruh anggota Tim Rekayasa Ulang (training the reengineering team). Adapun materi yang harus dipelajari oleh “the reengineering team”, sebagai berikut.
  • 26. Pemetaan dan Proses Rekayasa Ulang “Reengineering Process”, hakikatnya, merupakan proses perubahan dan perbaikan kinerja perusahaan secara drastis dan radikal dengan tujuan utama meningkatkan kualitas layanan, produktivitas, dan keuntungan usaha. Menurut Jack I. Huffman (1997), “Reengineering Process” memiliki empat bentuk strategi. 1. Perbaikan proses, bukan karena prosesnya salah (to fix that which is not broken); Strategi perbaikan untuk mengembalikannya pada desain semula. 2. Memperbaiki produk, sistem, proses, dan aktivitas secara berkelanjutan (continuous improvement strategy) dengan melibatkan seluruh karyawan perusahaan. 3. Strategi yang mengakibatkan perbaikan secara drastis, tetapi tidak banyak melakukan perubahan. Lazim disebut strategi renovasi. 4. Strategi yang paling dramatis, yaitu perubahan terutama dalam proses yang berlaku secara dramatis, drastis, radikal, dan totalitas.
  • 27. Pemetaan dan Proses Rekayasa Ulang 1. Proses pelanggan: hasil akhir yang diharapkan muncul adalah barang atau jasa yang langsung dapat dinikmati dan sesuai dengan harapan pelanggan. 2. Proses administratif: Proses yang berlangsung dalam perusahaan ini sama sekali tidak diketahui oleh pelanggan, tapi menjadi penentu bagi proses pelanggan. 3. Proses manajemen: proses ini menjadi tanggung jawab penuh bagi manajer fungsional untuk mendukung proses bisnis secara umum, semisal penetapan target bisnis, cara membuat perencanaan sehari-hari, mengalokasikan sumber dana. Secara praktis, perubahan proses memerlukan “road map”, dan karena itu, lazim disebut pemetaan proses (process mapping). Pemetaan proses (process mapping) merupakan alat manajemen yang difungsikan untuk mengenal proses yang berjalan sekarang, sekaligus menunjukkan jalan menuju proses baru yang hendak diwujudkan dalam rangka melakukan “reengineering”.
  • 28. Pemetaan dan Variabel Proses Dalam pemetaan proses (process mapping) terdapat hubungan yang sangat erat antara kinerja perorangan dan kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan dapat dikenali dalam tiga variabel yang mengacu pada proses. 1. Tujuan Proses. Setiap proses pelanggan dan proses administratif memberi kontribusi pada satu atau beberapa tujuan perusahaan, dan karena itu, setiap proses itu harus diukur sesuai dengan tujuan prosesnya. 2. Desain Proses. Desain proses dibuat untuk mencapai tujuan proses. Maka, untuk memperoleh bentuk yang cocok, perlu dibentuk tim antarfungsi yang membuat atau mengkaji hubungan antarproses dan subproses. 3. Manajemen Proses. Proses ini berfungsi memastikan bahwa setiap proses tidak berjalan atau berhasil dengan sendirinya (by design), tapi melalui pengelolaan yang dipengaruhi oleh manajemen tujuan proses; manajemen kinerja; manajemen sumber daya; dan manajemen antarfungsi.
  • 29. Pemetaan dan Variabel Proses Seorang pengambil keputusan harus mampu membedakan antara pengertian ‘peta proses’ dan ‘pemetaan proses’. Keduanya memiliki pengertian filosofis-substantial. Sebab, peta proses hanyalah sekadar gambaran grafis mengenai sebuah proses. 1. Mengenali suatu proses atau system dengan menciptakan ‘peta proses’ yang secara grafis menunjukkan hal-hal dan aktivitas yang dilakukan oleh orang atau mesin. 2. Membedakan antara fungsi apa yang harus dilaksanakan oleh suatu system dan bagaiamana suatu system itu disusun untuk melaksanakan fungsi terssebut. 3. Membuat struktur dari peta proses secara hirarkis denga fungsi utama di atas, dan proses selajutnya dari pada peta yang lebih terperinci. Setiap peta harus konsisten. 4. Membuat jadwal berkala untuk penelitian kembali peta proses tersebut. Ini untuk menjaga agar dan membuktikan bahwa tim yang ditunjuk melakukan usaha terbaik dalam memperbaiki proses.
  • 30. Pemetaan dan Variabel Proses Kebanyakan perusahaan berminat untuk melakukan proses rekayasa ulang (reengineering process) karena alasan klasik, yaitu mengurangi biaya. Tapi, temuan Grant Thornton (1994) menyebutkan bahwa ada lima alasan utama perusahaan melakukan rekayasa ulang. 1. Mengurangi biaya operasional dan melakukan efisiensi (84%); 2. Meningkatkan kualitas produk dan layanan (79%); 3. Meningkatkan kecepatan (produksi) dengan kualitas yang baik (62%); 4. Memecahkan ancaman kompetisi yang setiap saat masuk dan meningkatkan daya saing (50%); 5. Mengubah struktur organisasi (35%). Di antara lima alasan itu, kesempatan terbesar yang sangat penting (signifikan) dan urgen dalam “reengineering process” terletak pada tiga hal berikut: a) proses rekayasa fungsional (65%); b) rekayasa produk (23%); c) rekayasa secara umum (12%).