1. Diajukan untuk memenuhi tugas PLH
Kelas : XI IPA 1
Kelompok : 8
Anggota : Aditya Darmawan
Akhmad Ricki Kelana
Muhammad Fitra Saputra
Sheili Dewi P
Desa Budaya di Jawa Barat
Mengenal lebih jauh Kampung Kuta
2. 1. Gambaran Umum Kampung Kuta
Terletak di Desa Karangpaninggal Kecamatan Tambaksari, masyarakatnya sampai saat ini
masih memegang teguh melestarikan adat leluhurnya (karuhun), amanat leluhurnya yang
masih dipertahankan antara lain :
• Rumah panggung yang harus beratap rumbia atau injuk (tidak boleh permanen)
• Bentuk rumah persegi dan tidak boleh berbentuk sikon
• Penduduk yang meninggal harus dimakamkan di luar Kampung Kuta
• Boleh ketempat keramat selama hari senin dan jumat
• Tidak boleh menggunakan pakain yang serba hitam
Kampung yang berada diperbatasan Jawa Barat dan Jawa tengah ini kini sudah mulai
modern sejak listrik masuk kedaerahnya pada tahun 1994. Tapi kampong ini pernah
mendapat penghargaan dari presiden pada tahun 2002 tentang penyelamat lingkungan.
2. Kehidupan Masyarakat di Kampung Kuta
a) Perdata (hubungan antar manusia)
Hubungan antar manusia di kampung kuta sangat menjunjung kekeluargaan serta
saling menghargai. Selain itu cukup bisa menerima kedatangan orang lain dengan
baik, memiliki solidaritas yang tinggi serta sangat erat dengan persaudaraan. Hal ini
dengan didukung oleh sumber air yang memusat, sehingga saat masyarakat
kampung kuta membutuhkan air akan memungkinkan terjadi komunikasi-
komunikasi dan informasi mengenai warga yang lain baik yang sedang sakit, butuh
bantuan, maupun akan mengadakan acara.
b) Lambaga (adat istiadat)
Adat istiadat di kampung kuta yakni adanya upacara sembah sedekah bumi,
syukuran, upacara nyuguh bulan maulud, itu semua untuk memberi bakti pada
leluhur, untuk menolak bala, untuk minta keselamatan dan juga upacara hajatan dll.
utnuk saat ini adat di kampong kuta sudah terkontaminasi pengaruh luar yakni
terpengaruh kemodernisasian. Tetapi masih memegang teguh adat istiadat
(amanah).
c) Winaya (pendidikan)
Pendidikan pada hakekatnya adalah upaya untuk meningkatkan mutu nilai taraf
hidup dalam besosialisasi. Pendidikan merupakan dasar dari pembentukan jati diri
setiap individu. Pendidikan di kampung kuta rata-rata berpendidikan SD (sekolah
dasar) karena SD merupakn sekolah yang terdekat yang terdapat di kampung kuta.
Metode pendidikan di kampong kuta menggunakan metode serogan (seperti di
pesantren) yaitu muridnya disejajarkan dan diberi pelajaran. Biasanya dari jam 1
sampai jam 4, anak-anak dikumpulkan diberi pelajaran. Letak SMP dan SMA sangat
3. jauh dari kampong kuta. Bukan tidak memungkinkan didirikannya SMP dan SMA di
kampong kuta tetapi karena masyarakatnya sedikit jadi sulit untuk dososialisasikan.
d) Wiyasa(seni)
Seni menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai suatu karya yang
diciptakan dengan keahlian yang luar biasa. Seni adalah karya yang berasal dari
peniruan bentuk alam dengan segala segi-seginya atau mendekati bentuk
alam/natural. (Plato) Seni yang terdapat di Kmpung Kuta ini adalah seni terebang,
seni ronggeng gunung, seni dogdog, seni ngibing, serta terdapat kerajinan-kerajinan
tangan seperti anyaman bilik, anyaman tas kamuti dari daun gebang, ulekan, sinduk,
temapat nasi (boboko), nampan (baki), topi petani dll. Untuk seni terebang dan
ngibing ini biasanya dilakukan pada bulan safar yakni pada tanggal 25.
e) Undagi(tata arsitektur)
Bangunanya harus sesuai dengan amanat leluhur yaitu harus Rumah panggung yang
harus beratap rumbia atau injuk dan tidak boleh permanent, tidak boleh terdiri dari
batu-bata, semen serta harus beratap rumbia rumah bisa bertahan 5 tahun dan jika
di tambahkan dengan ijuk bisa bertahan selama 35 tahun. Bentuk rumah persegi dan
tidak boleh berbentuk sikon, maksudnya tidak boleh membentuk leter U, leter L dan
lainnya. Tetapi isi rumah dan denahnya sesuai dengan individu. Kecuali letak pintu
yang harus disesuaikan dengan tanggal lahir.
f) Marga (transportasi)
Transportasi di kampung kuta sudah mulai modern, itu ditunjukan dengan adanya
sepeda motor sebagai kendaraan. Sepeda motor juga biasa digunakan untuk
mengangkut hasil tani.
g) Tani (bersawah)
Pertanian yang ada di kampung kuta menggunakan system tadah hujan, karena tidak
ada perairan dan irigasi. Dimasyarakat kampong kuta mengolah pertaniannya secara
individu, etapi juga bisa diburuhkan dan juga bisa dikerjakan dengan membagi hasil
tani. Pertanian dikampung kuta biasanya selalu memanfaatkan lahan yang kosong,
misalnya saat menanam padi telah selesai ataupun gagal bisa ditanamkan tanaman
yang lain, seperti jagung, kacang tanah, dll.
h) Santika (bela diri)
Untuk seni bela diri di kampung kuta ini tidak ada. Utnuk yang ingin belajar bela diri,
bisa belajar dari kampung lain.
i) Husada (obat-obatan)
Pengobatan dikampung kuta pada umumnya berobat pada ilmu kedokteran juga
tetapi masih juga menggunakan obat-obatan tradisional seperti masyarakat sunda
4. lainnya, baik dari tumbuhan maupun hewan. Seperti penggunaan daun sirih untuk
panas dalam (mimisan), pucuk jambu klutuk untuk sakit perut dll.
j) Tata praja (system pemerintahan)
Untuk sistem pemerintahan di kampung kuta ini dipimpin oleh ketua adat yang
senantiasa mengurus masyarakat, mengurus adat dan yang lainnya yang
berhubungan dengan adat sampai pada proses administrasi. Di kampung kuta juga
terdapat kepala dusun, lurah, RT/RW, dan juga kuncen. Ada pun yang disebut
kuncen adalah orang yang menjaga hutan keramat dan mendampingi siapa saja yang
ingin mengunjungi hutan keramat, kuncen ini meneruskan amanah dari leluhur.
Yang pernah menjadi kunceng di kampong kuta antara lain : Ki bumi, ki Dano, Ki
Mainah, Ki Rasubangsa, Ki Rasipan, Ki Karsan, Ki Srasaji, Ki Matarji dan yang saat ini
menjadi kuncen yaitu Ki Maryono.
Pada tahun 2002 bersamaan dengan kalpataru mengajukan kampung adat ke
provinsi kabupaten. Ketua adat dipilih oleh masyarakat, tidak ada periode waktunya
sampai kapan menjabat sebagai ketua adat. Tetapi sampai sudah merasa tidak
mampu, dan untuk saat ini yang menjabat ketua adat kampong kuta adalah bapa
Karman. Beliau menjabat dari tahun 2002 sampai sekarang tahun 2009.
Untuk keamanan di kampung kuta ini sangat terjamin sebab semua masyarakat
saling bersatu dan saling menjaga.
3. Mengapa Kampung Kuta disebut Desa Budaya?
Karena Kuta merupakan salah satu peninggalan dari Kerajaan Galuh. Menurut sumber,
Mengenai asal-muasal Kampung Kuta, dalam beberapa dongeng buhun yang tersebar di
kalangan masyarakat Sunda sering disebut adanya nagara burung atau daerah yang tidak
jadi/batal menjadi ibukota Kerajaan Galuh. Daerah ini dinamai Kuta Pandak. Masyarakat
Ciamis dan sekitarnya menganggap Kuta Pandak adalah Kampung Kuta di Desa
Karangpaninggal sekarang. Masyarakat Cisaga menyebutnya dengan nama Kuta Jero.
Dongeng tersebut ternyata mempunyai kesamaan dengan cerita asal-usul Kampung Kuta.
Mereka menganggap dan mengakui dirinya sebagai keturunan Raja Galuh dan
keberadaannya di Kampung Kuta sebagai penunggu atau penjaga kekayaan Raja Galuh.
Selain itu, terdapat pula seni khas jawa barat yang masih dilestarikan, dan dipelihara secara
turun temurun disana yaitu: Seni yang terdapat di Kampung Kuta ini adalah seni terebang,
seni ronggeng gunung, seni dogdog, seni ngibing, serta terdapat kerajinan-kerajinan tangan
seperti anyaman bilik, anyaman tas kamuti dari daun gebang, ulekan, sinduk, temapat nasi
(boboko), nampan (baki), topi petani dll.
5. 4. Nilai Positif dari Kampung Kuta
a) Kampung kuta merupakan salah satu kampung keramat yang masih sangat kental
adat istiadat serta kesuciannya.
b) Tidak seperti kampung adat yang lain, kampung kuta memiliki tanah pribadi yang
dapat digunakan oleh individu kampung kuta tetapi tetap menjaga syar’I amanah
dari leluhurnya untuk menjaga kesucian kampung kuta.
c) masyarakatnya sampai saat ini masih memegang teguh melestarikan kebudayaan
adat leluhurnya (karuhun)