SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 16
Descargar para leer sin conexión
1
RESTRUKTURISASI,
RESTRUKTURISASI,
RESTRUKTURISASI,
RESTRUKTURISASI,
REORGANISASI, DAN LIKUIDASI
REORGANISASI, DAN LIKUIDASI
REORGANISASI, DAN LIKUIDASI
REORGANISASI, DAN LIKUIDASI
MERGER DAN AKUISISI
MERGER DAN AKUISISI
MERGER DAN AKUISISI
MERGER DAN AKUISISI
Materi 14
MERGER DAN AKUISISI
MERGER &
AKUISISI
EKSPANSI
USAHA
INTERN
• Menambah Kapasitas Pabrik
• Menambah Unit Produksi
• Menambah Divisi Baru
• dll.
• Merger dan Consolidation
• Akuisisi
Merger sering dipergunakan untuk menunjukkan penggabungan dua
perusahaan atau lebih, dan kemudian tinggal nama salah satu
perusahaan yang bergabung.
Consolidation menunjukkan penggabungan dari dua perusahaan atau
lebih, dan nama dari perusahaan-perusahaan yang bergabung tersebut
hilang, kemudian muncul nama baru dari perusahaan gabungan.
2
MOTIF MERGER DAN AKUISISI
Mengapa perusahaan bergabung dengan perusahaan lain,
atau membeli perusahaan lain (akuisisi) ?
Alasan yang sering dikemukakan
adalah lebih cepat daripada harus
membangun unit usaha sendiri.
Motif Ekonomi Synergy 2 + 2 = 5
Dubious Diversifikasi
Jumlah earnings
per share (EPS)
3
CONTOH:
PT. A merencanakan akan mengakuisisi PT. B. Data kedua
perusahaan tersebut adalah sebagai berikut:
Keterangan PT. A PT. B
1. EPS
2. Harga per lembar saham
3. PER
4. Jumlah Lembar Saham
5. Laba setelah pajak
6. Nilai pasar equity
Rp 1.000,00
Rp 10.000,00
10 x
10 juta
Rp 10 miliar
Rp 100 miliar
Rp 1.000,00
Rp 4.000,00
4 x
10 juta
Rp 10 miliar
Rp 40 miliar
Misalkan PT. A dapat membeli PT. B dengan harga seperti saat ini
dengan cara menukar saham, dan diharapkan tidak terjadi
synergy. Bagaimana EPS, harga saham, PER, jumlah lembar, laba
setelah pajak dan nilai equity setelah merger? Apa kesimpulan
yang dapat kita peroleh?
4
Perhitungan akan lebih mudah kalau dimulai dengan menghitung:
(1)Laba setelah pajak = Rp10 miliar + Rp 10 miliar = Rp 20 miliar
(2)Nilai pasar equity = Rp 100 miliar + Rp 40 miliar = Rp 140 miliar
(3)Jumlah lembar saham: 10 juta + (Rp40 miliar/Rp10.000) = 14 juta
lembar.
(4)Sehingga bisa dihitung: EPS, harga saham dan PER. Hasilnya
disajikan dalam tabel berikut ini.
Keterangan PT. A PT. B
PT. A
(setelah merger)
1. EPS
2. Harga per lembar saham
3. PER
4. Jumlah Lembar Saham
5. Laba setelah pajak
6. Nilai pasar equity
Rp 1.000,00
Rp 10.000,00
10 x
10 juta
Rp 10 miliar
Rp 100 miliar
Rp 1.000,00
Rp 4.000,00
4 x
10 juta
Rp 10 miliar
Rp 40 miliar
Rp 1.428,57
Rp 10.000,00
7 x
14 juta
Rp 20 miliar
Rp140 miliar
5
MENAKSIR BIAYA DAN MANFAAT AKUISISI
Analisis dilakukan dengan menggunakan asumsi bahwa pasar
modal adalah efisien. Dengan demikian, maka harga saham yang
tercantum di bursa merupakan harga yang wajar.
Misalkan jumlah lembar saham PT. S sebesar 10.000.000 lembar dengan
harga saat ini sebesar Rp 8.000,00 per lembar. Dengan demikian nilai
equity PT.S adalah Rp8 miliar. Dituliskan menjadi PVs = Rp80 miliar.
Apabila PT.S akan dibeli oleh PT.A (PT.A disebut sebagai acquiring
company dan PT.S disebut acquired company), maka kemungkinan
sekali para pemegang saham PT.S akan meminta harga yang lebih tinggi
dari Rp8.000,00 per lembar. Mengapa? Karena kalau PT.A juga hanya
menawar dengan harga Rp8.000,00, maka pemegang saham PT.S juga
dapat menjual sahamnya ke bursa (atau ke pemodal lain) dan
memperoleh harga yang sama. Misalkan PT.A menawarkan harga
Rp9.000,00 per lembar, maka biaya akuisisi tersebut adalah:
10.000.000 x (Rp9.000 – Rp8.000) = Rp 10 miliar
6
Karena itu, PT.A hanya bersedia membayar PT.S dengan harga
Rp10 miliar lebih mahal kalau dengan pembelian tersebut,
diharapkan PT.A akan dapat memperoleh manfaat lebih besar dari
Rp10 miliar. Manfaat ini hanya akan terjadi kalau diharapkan akan
timbul synergy.
Misalkan PT.A adalah perusahaan industri makanan dan
minuman, sedangkan PT.S adalah perusahaan distribusi.
Misalkan diharapkan dari akuisisi tersebut PT.A akan dapat
menghemat biaya distribusi sebesar Rp1.000 juta pada tahun
depan, dan penghematan tersebut diharapkan akan meningkat
sebesar 10% per tahun selamanya (sesuai dengan tingkat inflasi).
Apabila tingkat keuntungan yang dipandang layak adalah 17%,
maka manfaat akuisisi tersebut adalah:
Manfaat = 1.000 juta/(0,17-0,10)
= Rp14,3 miliar
Manfaat positif menunjukkan adanya manfaat ekonomi bagi
peristiwa akuisisi tersebut.
7
Misalkan jumlah lembar saham PT.A adalah 50 juta lembar
@Rp12.000,00. Dengan demikian maka PVA= Rp600 miliar.
Sedangkan gabungan PT.A dan PT.S setelah memperoleh
synergy (PVAS) adalah (Rp600 + Rp14,3 + Rp80) = Rp694,3
miliar.
Manfaat juga bisa dihitung dengan:
Manfaat = PVAS – (PVA + PVS)
= 694,3 – (600 – 80)
= Rp 14,30 miliar
Manfaat bersih (NPV) adalah:
NPV = Rp14,3 – Rp10,0
= Rp4,30 miliar.
8
SYNERGY OPERATING SYNERGY
FINANCIAL SYNERGY
Operating Synergy adalah synergy yang dinikmati oleh perusahaan
karena kombinasi dari beberapa operasi sehingga dapat menekan
biaya dan/atau menaikkan penghasilan.
Financial Synergy berasal dari penghematan yang dinikmati
perusahaan yang berasal dari sumber pendanaan (financing). Jenis
synergi ini mungkin diperoleh dari conglomerate merger.
Conglomerate merger merupakan penggabungan perusahaan (bisa
berasal dari akuisisi) dari berbagai jenis kegiatan yang secara
operasional tidak berkaitan satu sama lain.
9
MENAKSIR BIAYA APABILA AKUISISI DILAKUKAN
DENGAN CARA PERTUKARAN SAHAM
Apabila akuisisi dilakukan dengan cara pertukaran saham, maka
pemegang saham perusahaan yang diakuisisi akan menjadi pemegang
saham perusahaan yang mengakuisisi.
Dari contoh di atas, saham PT.S diganti dengan saham PT.A. Dengan
demikian apabila setelah akuisisi diperoleh NPV positif, maka NPV tersebut
akan ikut dinikmati oleh bekas pemegang saham PT.S. Sebaliknya apabila
setelah akuisisi terjadi (NPV negatif), pemegang saham PT.S ikut
menanggungnya.
Apabila saham PT.S dihargai Rp9.000,00 sedangkan 10 juta lembar tersebut
akan diganti saham PT.A, maka PT.A perlu menggantinya dengan jumlah
lembar saham (ingat harga saham PT.A adalah Rp12.000,00 per lembar),
(10 juta x Rp9.000,00)/Rp12.000,00 = 7.500.000 lembar
Jumlah lembar saham yang baru sekarang adalah,
50 juta + 7,5 juta = 57,5 juta
10
Nilai perusahaan setelah merger (PVAS), adalah Rp694,3 miliar. Dengan
demikian harga saham per lembar setelah merger adalah,
Rp694,3 miliar/57,5 juta = Rp12.075 (dibulatkan)
Ini berarti bahwa bagi pemegang saham lama, mereka menikmati
tambahan kemakmuran sebesar Rp75 per lembar, atau secara
keseluruhan,
50 juta x Rp75 = Rp3,75 miliar.
Tambahan kemakmuran pemegang saham baru (bekas PT.S) adalah,
(7,5 juta x Rp12.075) – Rp80 miliar = Rp10,55 miliar.
Friendly Merger atau Hostile Takeover ?
11
RESTRUKTURISASI, REORGANISASI,
DAN LIKUIDASI
Restrukturisasi merupakan kegiatan untuk merubah
struktur perusahaan.
Makin membesar
Makin ramping
Merger dan Akuisisi
Penjualan unit-unit kegiatan
(Sell-off)
Pemisahan unit-unit kegiatan
(Spin-off)
Going Private
Leverage buy-out Junk Bonds
12
Reorganisasi
Reorganisasi dalam aspek finansial dilakukan untuk
memperkecil beban finansial yang tetap sifatnya, dengan
asumsi bahwa perusahaan masih mempunyai kemampuan
operasional yang baik.
Apabila biaya operasi variabel sudah lebih besar dari
penghasilan, maka tidak akan cukup diatasi dengan
reorganisasi finansial melainkan perlu dilakukannya
reorganisasi operasional.
Kebutuhan dana yang cukup besar
Dana pihak ketiga Modal sendiri
13
Langkah-langkah yang perlu ditempuh
dalam Reorganisasi Finansial:
1)Menaksir nilai perusahaan
2)Menentukan struktur pendanaan
3)Menentukan nilai sekuritas-sekuritas yang
baru.
Dalam Reorganisasi Finansial sering
dibarengi dengan konsolidasi, yaitu
membuat perusahaan menjadi lebih
“ramping” secara operasionalnya.
14
Reorganisasi dan konsolidasi dilakukan
dengan cara:
(1) Melakukan penghematan biaya. Pengeluaran-pengeluaran yang
tidak perlu, ditunda atau dibatalkan
(2) Menjual aktiva-aktiva yang tidak diperlukan
(3) Divisi (unit bisnis) yang tidak menguntungkan dihilangkan atau
digabung
(4) Menunda rencana ekspansi sampai situasi dinilai telah
menguntungkan
(5) Memanfaatkan kas yang ada, tidak menambah hutang (kalau dapat
dikurangi dari hasil penjualan aktiva yang tidak diperlukan), dan
menjaga likuiditas. Dalam jangka pendek mungkin sekali
profitabilitas dikorbankan (profitabilitas terpaksa negatif).
15
Likuidasi
Likuidasi ditempuh apabila para kreditur berpendapat bahwa prospek
perusahaan tidak lagi menguntungkan. Kalaupun ditambah modal, atau
merubah kredit menjadi penyertaan, tidak terlihat membaiknya kondisi
perusahaan. Dalam keadaan seperti ini para kreditur mungkin lebih
menyukai untuk meminta perusahaan dilikuidir.
Likuidasi umumnya dilakukan dengan prioritas sebagai berikut:
1) Kewajiban terhadap para karyawan (hutang upah dan gaji) dipenuhi terlebih
dahulu.
2) Kewajiban terhadap pemerintah (hutang pajak) dipenuhi.
3) Aktiva-aktiva yang diagunkan dijual dan dipakai untuk melunasi hutang yang
dijamin dengan agunan tersebut. Apabila hasil penjualan aktiva tersebut
mencukupi, maka sisanya dapat dipergunakan untuk melunasi kredit umum.
Sebaliknya apabila tidak mencukupi, kekurangannya menjadi kredit umum.
16

Más contenido relacionado

Similar a RESTRUKTURISASI, MERGER, DAN LIKUIDASI

8. Struktur-Modal.pptx
8. Struktur-Modal.pptx8. Struktur-Modal.pptx
8. Struktur-Modal.pptxNellyAgustini
 
9.struktur modal 3
9.struktur modal 39.struktur modal 3
9.struktur modal 3Yoyo Sudaryo
 
9 kebijakan deviden
9 kebijakan deviden9 kebijakan deviden
9 kebijakan devidenAbdul Razak
 
10. Analisis Laporan Keuangan.pptx
10. Analisis Laporan Keuangan.pptx10. Analisis Laporan Keuangan.pptx
10. Analisis Laporan Keuangan.pptxNinaMaqfirah1
 
10. Analisis Laporan Keuangan.pptx
10. Analisis Laporan Keuangan.pptx10. Analisis Laporan Keuangan.pptx
10. Analisis Laporan Keuangan.pptxMariaUlfa646706
 
kosep biaya modal.ppt
kosep biaya modal.pptkosep biaya modal.ppt
kosep biaya modal.pptAhmadAsri11
 
Summary of Stock Valuation
Summary of Stock ValuationSummary of Stock Valuation
Summary of Stock ValuationFelicia Celins
 
Kebijakan dividen/abshor.marantika/Cyndi Louisa(07)_3-03
Kebijakan dividen/abshor.marantika/Cyndi Louisa(07)_3-03Kebijakan dividen/abshor.marantika/Cyndi Louisa(07)_3-03
Kebijakan dividen/abshor.marantika/Cyndi Louisa(07)_3-03CyndiLouisa
 
Working capital management/abshor.marantika/triana mariana/3-04
Working capital management/abshor.marantika/triana mariana/3-04Working capital management/abshor.marantika/triana mariana/3-04
Working capital management/abshor.marantika/triana mariana/3-04TrianaMariana
 
Konsolidasi pada anak perusahaan yang dimiliki kurang dari kepemilikan penuh
Konsolidasi pada anak perusahaan yang dimiliki kurang dari kepemilikan penuhKonsolidasi pada anak perusahaan yang dimiliki kurang dari kepemilikan penuh
Konsolidasi pada anak perusahaan yang dimiliki kurang dari kepemilikan penuhmaritahardi
 
Pasar Saham - 29 Financial Ratio 03
Pasar Saham - 29 Financial Ratio 03Pasar Saham - 29 Financial Ratio 03
Pasar Saham - 29 Financial Ratio 03KuliahKita
 
Bab 9 analisa_smbr_dana
Bab 9 analisa_smbr_danaBab 9 analisa_smbr_dana
Bab 9 analisa_smbr_danaInal Ypyn
 
Bab 3 manajemen modal kerja
Bab 3 manajemen modal kerjaBab 3 manajemen modal kerja
Bab 3 manajemen modal kerjaDodi Suryadi
 
Working-Capital Management/abshor.marantika/Teuku M. Ilham Aprianto/3-03
Working-Capital Management/abshor.marantika/Teuku M. Ilham Aprianto/3-03Working-Capital Management/abshor.marantika/Teuku M. Ilham Aprianto/3-03
Working-Capital Management/abshor.marantika/Teuku M. Ilham Aprianto/3-03Muhammad Ilham Aprianto
 

Similar a RESTRUKTURISASI, MERGER, DAN LIKUIDASI (20)

8. Struktur-Modal.pptx
8. Struktur-Modal.pptx8. Struktur-Modal.pptx
8. Struktur-Modal.pptx
 
9.struktur modal 3
9.struktur modal 39.struktur modal 3
9.struktur modal 3
 
9 kebijakan deviden
9 kebijakan deviden9 kebijakan deviden
9 kebijakan deviden
 
Materi 12 Dividen (Konsep dan Kebijakan) manajemen Keuangan.ppt
Materi 12 Dividen (Konsep dan Kebijakan) manajemen Keuangan.pptMateri 12 Dividen (Konsep dan Kebijakan) manajemen Keuangan.ppt
Materi 12 Dividen (Konsep dan Kebijakan) manajemen Keuangan.ppt
 
10. Analisis Laporan Keuangan.pptx
10. Analisis Laporan Keuangan.pptx10. Analisis Laporan Keuangan.pptx
10. Analisis Laporan Keuangan.pptx
 
10. Analisis Laporan Keuangan.pptx
10. Analisis Laporan Keuangan.pptx10. Analisis Laporan Keuangan.pptx
10. Analisis Laporan Keuangan.pptx
 
kosep biaya modal.ppt
kosep biaya modal.pptkosep biaya modal.ppt
kosep biaya modal.ppt
 
Summary of Stock Valuation
Summary of Stock ValuationSummary of Stock Valuation
Summary of Stock Valuation
 
Pertemuan 12 dividen (konsep dan kebijakan)
Pertemuan 12 dividen (konsep dan kebijakan)Pertemuan 12 dividen (konsep dan kebijakan)
Pertemuan 12 dividen (konsep dan kebijakan)
 
Kebijakan dividen/abshor.marantika/Cyndi Louisa(07)_3-03
Kebijakan dividen/abshor.marantika/Cyndi Louisa(07)_3-03Kebijakan dividen/abshor.marantika/Cyndi Louisa(07)_3-03
Kebijakan dividen/abshor.marantika/Cyndi Louisa(07)_3-03
 
Working capital management/abshor.marantika/triana mariana/3-04
Working capital management/abshor.marantika/triana mariana/3-04Working capital management/abshor.marantika/triana mariana/3-04
Working capital management/abshor.marantika/triana mariana/3-04
 
Konsolidasi pada anak perusahaan yang dimiliki kurang dari kepemilikan penuh
Konsolidasi pada anak perusahaan yang dimiliki kurang dari kepemilikan penuhKonsolidasi pada anak perusahaan yang dimiliki kurang dari kepemilikan penuh
Konsolidasi pada anak perusahaan yang dimiliki kurang dari kepemilikan penuh
 
Soal manaj keu
Soal manaj keuSoal manaj keu
Soal manaj keu
 
Pasar Saham - 29 Financial Ratio 03
Pasar Saham - 29 Financial Ratio 03Pasar Saham - 29 Financial Ratio 03
Pasar Saham - 29 Financial Ratio 03
 
Laba
LabaLaba
Laba
 
Bab 9 analisa_smbr_dana
Bab 9 analisa_smbr_danaBab 9 analisa_smbr_dana
Bab 9 analisa_smbr_dana
 
Capital Budgeting
Capital Budgeting Capital Budgeting
Capital Budgeting
 
Bab 3 manajemen modal kerja
Bab 3 manajemen modal kerjaBab 3 manajemen modal kerja
Bab 3 manajemen modal kerja
 
Bab 16 mk
Bab 16 mkBab 16 mk
Bab 16 mk
 
Working-Capital Management/abshor.marantika/Teuku M. Ilham Aprianto/3-03
Working-Capital Management/abshor.marantika/Teuku M. Ilham Aprianto/3-03Working-Capital Management/abshor.marantika/Teuku M. Ilham Aprianto/3-03
Working-Capital Management/abshor.marantika/Teuku M. Ilham Aprianto/3-03
 

RESTRUKTURISASI, MERGER, DAN LIKUIDASI

  • 1. 1 RESTRUKTURISASI, RESTRUKTURISASI, RESTRUKTURISASI, RESTRUKTURISASI, REORGANISASI, DAN LIKUIDASI REORGANISASI, DAN LIKUIDASI REORGANISASI, DAN LIKUIDASI REORGANISASI, DAN LIKUIDASI MERGER DAN AKUISISI MERGER DAN AKUISISI MERGER DAN AKUISISI MERGER DAN AKUISISI Materi 14
  • 2. MERGER DAN AKUISISI MERGER & AKUISISI EKSPANSI USAHA INTERN • Menambah Kapasitas Pabrik • Menambah Unit Produksi • Menambah Divisi Baru • dll. • Merger dan Consolidation • Akuisisi Merger sering dipergunakan untuk menunjukkan penggabungan dua perusahaan atau lebih, dan kemudian tinggal nama salah satu perusahaan yang bergabung. Consolidation menunjukkan penggabungan dari dua perusahaan atau lebih, dan nama dari perusahaan-perusahaan yang bergabung tersebut hilang, kemudian muncul nama baru dari perusahaan gabungan. 2
  • 3. MOTIF MERGER DAN AKUISISI Mengapa perusahaan bergabung dengan perusahaan lain, atau membeli perusahaan lain (akuisisi) ? Alasan yang sering dikemukakan adalah lebih cepat daripada harus membangun unit usaha sendiri. Motif Ekonomi Synergy 2 + 2 = 5 Dubious Diversifikasi Jumlah earnings per share (EPS) 3
  • 4. CONTOH: PT. A merencanakan akan mengakuisisi PT. B. Data kedua perusahaan tersebut adalah sebagai berikut: Keterangan PT. A PT. B 1. EPS 2. Harga per lembar saham 3. PER 4. Jumlah Lembar Saham 5. Laba setelah pajak 6. Nilai pasar equity Rp 1.000,00 Rp 10.000,00 10 x 10 juta Rp 10 miliar Rp 100 miliar Rp 1.000,00 Rp 4.000,00 4 x 10 juta Rp 10 miliar Rp 40 miliar Misalkan PT. A dapat membeli PT. B dengan harga seperti saat ini dengan cara menukar saham, dan diharapkan tidak terjadi synergy. Bagaimana EPS, harga saham, PER, jumlah lembar, laba setelah pajak dan nilai equity setelah merger? Apa kesimpulan yang dapat kita peroleh? 4
  • 5. Perhitungan akan lebih mudah kalau dimulai dengan menghitung: (1)Laba setelah pajak = Rp10 miliar + Rp 10 miliar = Rp 20 miliar (2)Nilai pasar equity = Rp 100 miliar + Rp 40 miliar = Rp 140 miliar (3)Jumlah lembar saham: 10 juta + (Rp40 miliar/Rp10.000) = 14 juta lembar. (4)Sehingga bisa dihitung: EPS, harga saham dan PER. Hasilnya disajikan dalam tabel berikut ini. Keterangan PT. A PT. B PT. A (setelah merger) 1. EPS 2. Harga per lembar saham 3. PER 4. Jumlah Lembar Saham 5. Laba setelah pajak 6. Nilai pasar equity Rp 1.000,00 Rp 10.000,00 10 x 10 juta Rp 10 miliar Rp 100 miliar Rp 1.000,00 Rp 4.000,00 4 x 10 juta Rp 10 miliar Rp 40 miliar Rp 1.428,57 Rp 10.000,00 7 x 14 juta Rp 20 miliar Rp140 miliar 5
  • 6. MENAKSIR BIAYA DAN MANFAAT AKUISISI Analisis dilakukan dengan menggunakan asumsi bahwa pasar modal adalah efisien. Dengan demikian, maka harga saham yang tercantum di bursa merupakan harga yang wajar. Misalkan jumlah lembar saham PT. S sebesar 10.000.000 lembar dengan harga saat ini sebesar Rp 8.000,00 per lembar. Dengan demikian nilai equity PT.S adalah Rp8 miliar. Dituliskan menjadi PVs = Rp80 miliar. Apabila PT.S akan dibeli oleh PT.A (PT.A disebut sebagai acquiring company dan PT.S disebut acquired company), maka kemungkinan sekali para pemegang saham PT.S akan meminta harga yang lebih tinggi dari Rp8.000,00 per lembar. Mengapa? Karena kalau PT.A juga hanya menawar dengan harga Rp8.000,00, maka pemegang saham PT.S juga dapat menjual sahamnya ke bursa (atau ke pemodal lain) dan memperoleh harga yang sama. Misalkan PT.A menawarkan harga Rp9.000,00 per lembar, maka biaya akuisisi tersebut adalah: 10.000.000 x (Rp9.000 – Rp8.000) = Rp 10 miliar 6
  • 7. Karena itu, PT.A hanya bersedia membayar PT.S dengan harga Rp10 miliar lebih mahal kalau dengan pembelian tersebut, diharapkan PT.A akan dapat memperoleh manfaat lebih besar dari Rp10 miliar. Manfaat ini hanya akan terjadi kalau diharapkan akan timbul synergy. Misalkan PT.A adalah perusahaan industri makanan dan minuman, sedangkan PT.S adalah perusahaan distribusi. Misalkan diharapkan dari akuisisi tersebut PT.A akan dapat menghemat biaya distribusi sebesar Rp1.000 juta pada tahun depan, dan penghematan tersebut diharapkan akan meningkat sebesar 10% per tahun selamanya (sesuai dengan tingkat inflasi). Apabila tingkat keuntungan yang dipandang layak adalah 17%, maka manfaat akuisisi tersebut adalah: Manfaat = 1.000 juta/(0,17-0,10) = Rp14,3 miliar Manfaat positif menunjukkan adanya manfaat ekonomi bagi peristiwa akuisisi tersebut. 7
  • 8. Misalkan jumlah lembar saham PT.A adalah 50 juta lembar @Rp12.000,00. Dengan demikian maka PVA= Rp600 miliar. Sedangkan gabungan PT.A dan PT.S setelah memperoleh synergy (PVAS) adalah (Rp600 + Rp14,3 + Rp80) = Rp694,3 miliar. Manfaat juga bisa dihitung dengan: Manfaat = PVAS – (PVA + PVS) = 694,3 – (600 – 80) = Rp 14,30 miliar Manfaat bersih (NPV) adalah: NPV = Rp14,3 – Rp10,0 = Rp4,30 miliar. 8
  • 9. SYNERGY OPERATING SYNERGY FINANCIAL SYNERGY Operating Synergy adalah synergy yang dinikmati oleh perusahaan karena kombinasi dari beberapa operasi sehingga dapat menekan biaya dan/atau menaikkan penghasilan. Financial Synergy berasal dari penghematan yang dinikmati perusahaan yang berasal dari sumber pendanaan (financing). Jenis synergi ini mungkin diperoleh dari conglomerate merger. Conglomerate merger merupakan penggabungan perusahaan (bisa berasal dari akuisisi) dari berbagai jenis kegiatan yang secara operasional tidak berkaitan satu sama lain. 9
  • 10. MENAKSIR BIAYA APABILA AKUISISI DILAKUKAN DENGAN CARA PERTUKARAN SAHAM Apabila akuisisi dilakukan dengan cara pertukaran saham, maka pemegang saham perusahaan yang diakuisisi akan menjadi pemegang saham perusahaan yang mengakuisisi. Dari contoh di atas, saham PT.S diganti dengan saham PT.A. Dengan demikian apabila setelah akuisisi diperoleh NPV positif, maka NPV tersebut akan ikut dinikmati oleh bekas pemegang saham PT.S. Sebaliknya apabila setelah akuisisi terjadi (NPV negatif), pemegang saham PT.S ikut menanggungnya. Apabila saham PT.S dihargai Rp9.000,00 sedangkan 10 juta lembar tersebut akan diganti saham PT.A, maka PT.A perlu menggantinya dengan jumlah lembar saham (ingat harga saham PT.A adalah Rp12.000,00 per lembar), (10 juta x Rp9.000,00)/Rp12.000,00 = 7.500.000 lembar Jumlah lembar saham yang baru sekarang adalah, 50 juta + 7,5 juta = 57,5 juta 10
  • 11. Nilai perusahaan setelah merger (PVAS), adalah Rp694,3 miliar. Dengan demikian harga saham per lembar setelah merger adalah, Rp694,3 miliar/57,5 juta = Rp12.075 (dibulatkan) Ini berarti bahwa bagi pemegang saham lama, mereka menikmati tambahan kemakmuran sebesar Rp75 per lembar, atau secara keseluruhan, 50 juta x Rp75 = Rp3,75 miliar. Tambahan kemakmuran pemegang saham baru (bekas PT.S) adalah, (7,5 juta x Rp12.075) – Rp80 miliar = Rp10,55 miliar. Friendly Merger atau Hostile Takeover ? 11
  • 12. RESTRUKTURISASI, REORGANISASI, DAN LIKUIDASI Restrukturisasi merupakan kegiatan untuk merubah struktur perusahaan. Makin membesar Makin ramping Merger dan Akuisisi Penjualan unit-unit kegiatan (Sell-off) Pemisahan unit-unit kegiatan (Spin-off) Going Private Leverage buy-out Junk Bonds 12
  • 13. Reorganisasi Reorganisasi dalam aspek finansial dilakukan untuk memperkecil beban finansial yang tetap sifatnya, dengan asumsi bahwa perusahaan masih mempunyai kemampuan operasional yang baik. Apabila biaya operasi variabel sudah lebih besar dari penghasilan, maka tidak akan cukup diatasi dengan reorganisasi finansial melainkan perlu dilakukannya reorganisasi operasional. Kebutuhan dana yang cukup besar Dana pihak ketiga Modal sendiri 13
  • 14. Langkah-langkah yang perlu ditempuh dalam Reorganisasi Finansial: 1)Menaksir nilai perusahaan 2)Menentukan struktur pendanaan 3)Menentukan nilai sekuritas-sekuritas yang baru. Dalam Reorganisasi Finansial sering dibarengi dengan konsolidasi, yaitu membuat perusahaan menjadi lebih “ramping” secara operasionalnya. 14
  • 15. Reorganisasi dan konsolidasi dilakukan dengan cara: (1) Melakukan penghematan biaya. Pengeluaran-pengeluaran yang tidak perlu, ditunda atau dibatalkan (2) Menjual aktiva-aktiva yang tidak diperlukan (3) Divisi (unit bisnis) yang tidak menguntungkan dihilangkan atau digabung (4) Menunda rencana ekspansi sampai situasi dinilai telah menguntungkan (5) Memanfaatkan kas yang ada, tidak menambah hutang (kalau dapat dikurangi dari hasil penjualan aktiva yang tidak diperlukan), dan menjaga likuiditas. Dalam jangka pendek mungkin sekali profitabilitas dikorbankan (profitabilitas terpaksa negatif). 15
  • 16. Likuidasi Likuidasi ditempuh apabila para kreditur berpendapat bahwa prospek perusahaan tidak lagi menguntungkan. Kalaupun ditambah modal, atau merubah kredit menjadi penyertaan, tidak terlihat membaiknya kondisi perusahaan. Dalam keadaan seperti ini para kreditur mungkin lebih menyukai untuk meminta perusahaan dilikuidir. Likuidasi umumnya dilakukan dengan prioritas sebagai berikut: 1) Kewajiban terhadap para karyawan (hutang upah dan gaji) dipenuhi terlebih dahulu. 2) Kewajiban terhadap pemerintah (hutang pajak) dipenuhi. 3) Aktiva-aktiva yang diagunkan dijual dan dipakai untuk melunasi hutang yang dijamin dengan agunan tersebut. Apabila hasil penjualan aktiva tersebut mencukupi, maka sisanya dapat dipergunakan untuk melunasi kredit umum. Sebaliknya apabila tidak mencukupi, kekurangannya menjadi kredit umum. 16