Sistem pernafasan terdiri dari saluran udara mulai dari hidung hingga paru-paru. Obat yang bekerja pada saluran pernafasan digunakan untuk mengobati gangguan seperti rhinitis, batuk, dan bronkodilatasi. Rhinitis ditandai dengan bersin, hidung tersumbat dan diobati dengan antihistamin dan dekongestan. Batuk diobati dengan mukolitik, ekspektoran, dan antitusif yang bekerja dengan meredakan irit
2. Sistem pernafasan pada dasarnya dibentuk oleh
jalan atau saluran , dimulai dari hidung sampai
paru- paru. Hidung merupakan saluran udara
yang pertama dan terbuka sehingga merupakan
sasaran utama serangan kuman-kuman yang
beterbangan di udara, sehingga paling sering
mengalami infeksi atau peradangan .
Obat-obatan yang bekerja terhadap saluran
pernafasan, mulai gangguan pada hidung
/rhinitis, mukolitik , ekspektoransia, penekan
batuk dan bronchodilator.
3. Rhinitis adalah radang membran mukosa hidung yang ditandai
dengan bersin, gatal, hidung berlendir, dan kongesti atau
hidung tersumbat.
Rhinitis dapat terjadi karena menghirup alergen, seperti debu,
bulu binatang, serbuk sari bunga tertentu, asap rokok dn
polutan.
Zat-zat tersebut berinteraksi dengan sel mast merangsng
pelepasan histamin, leukotrin atau zat lain yang dapat
menyebabkan konstriksi bronkus, udem, urtikaria, dan infiltrasi
sel.
Terapi rhinitis yang utama dalah pemberian antihistamin oral
yang dikombinasikan dengan dekongestan. Namun demikian,
sering obat anti alergi diberikan secara topikal untuk
mengurangi efek sistemiknya
4. 1. Antihistamin
Antihistamin adalah obat dengan efek antagonis terhadap
histamin. Antihistamin terutama dipergunakan untuk terapi
simtomatik terhadap reaksi alergi atau keadaan lain yang
disertai pelepasan histamin berlebih.
a.Penggolongan obat
Pada garis besarnya antihistamin dibagi dalam 2 golongan
besar, yaitu menghambat reseptor H-1 dan H2 :
1) Menghambat reseptor H1
H1-blockers (antihistaminika klasik) Mengantagonis histamin
dengan jalan memblok reseptor-H1 di otot dari dinding
pembuluh,bronchi dan saluran cerna,kandung kemih dan
rahim. Begitu pula melawan efek histamine di kapiler dan
ujung saraf
5. 2) Menghambat reseptor H2
H2-blockers (Penghambat asma) obat-obat ini
menghambat secara efektif sekresi asam lambung
yang meningkat akibat histamine, dengan jalan
persaingan terhadap reseptor-H2 di lambung. Efeknya
adalah berkurangnya hipersekresi asam klorida, juga
mengurangi vasodilatasi dan tekanan darah menurun.
Senyawa ini banyak digunakan pada terapi tukak
lambug usus guna mengurangi sekresi HCl dan pepsin,
juga sebagai zat pelindung tambahan pada terapi
dengan kortikosteroida.
6. b.Efek Samping dan Jenis obat Antihistamin
Efek samping dan reaksi yang merugikan
adalah mengantuk, pusing, letih, gangguan
koordinasi. Bisa juga timbul ruam kulit dan
gejala-gejala antikolinergik seperti mulut
kering, pandangan kabur, retensi urin dan
palpitasi.
7.
8. 2. Dekongestan
Obat ini menyebabkan konstriksi arterioral di mukosa
hidung sehingga mengurangi infiltrasi cairan dari
pembuluh darah ke jaringan sekitar yang dapat
menyebabkan udem. Selain itu dekongestan juga dapat
menyebabkan relaksasi bronkus menyebabkan
berkurangnya gangguan aspirasi udara masuk ke paru-paru.
Dekongestan sering diberikan melalui aerosol untuk
memperpendek onzet dan mengurangi efek samping
sistemiknya. Jika diberikan melalui oral, efeknya akan
panjang tetapi dapat menimbulkan efek samping seperti
peningkaan tekanan darah dan denyut jantung.
9.
10. Adalah obat yang berkhasiat melebarkan
bronkhus.
Jenis obat bronkhodilator adalah Epinefrin,
yang memiliki efek samping dan reaksi yang
merugikan yaitu tremor, hipertensi dan
takhikardi, jantung berdebar, disritmia dan
angina. Selain itu adalah beta 2 adrenegik
12. 2.Derivat methilxantin ( xantin).
Meliputi teofilin, aminofilin dan kafein. Xantin juga merangsang
saraf pusat dan pernafasan, mendilatasi pembuluh pulmonar
dan koronaria. Karena efeknya terhadap respirasi dan pembuluh
pulmonar, maka xantin dipakai mengobati asma.
Efek samping dan reaksi yang merugikan adalah mual, muntah,
nyeri lambung karena peningkatan sekresi asam lambung,
pedarahan usus, disritmia, palpitasi, hipotensi berat hiperreflek
dan kejang.
Teofilin dapat menyebabkan hiperglikemia, menurunkan waktu
pembekuan darah dan leukositosis. Karena efek diuretik xantin
termasuk teofilin, pasien harus dinasehati untuk tidak minum
kopi, teh, cola, coklat dan harus banyak minum air
13.
14. Penggunaan obat ini bertujuan untuk mengurangi
kekentalan mucus di saluran nafas agar
memudahkan pengeluaran lender dalam kasus
infeksi tenggorokan dan dada.
1. Kalium iodida
Iodida menstimulasi sekresi mukus di cabang
tenggorokan dan mencairkannya, tetapi sebagai
obat batuk hampir tidak efektif.
Efek samping kuat berupa gangguan tiroid, struma,
urtikaria dan hiperkalemia.
Dosis pada batuk, oral 3 dd 0,5 -1 g, maksimal 6 g
sehari.
15. 2.Amonium klorida
Berdaya diuresis lemah yang menyebabkan asidosis. Senyawa
ini sering digunakan dalam sediaan sirup batuk, misalnya obat
batuk hitam.
Efek samping hanya terjadi pada dosis tinggi berupa asidosis
dan gangguan lambung mual muntah karena kerjanya
merangsang mukosa.
Dosis oral 3 dd 100-150 mg, maksimal 3 g sehari.
3.Minyak terbang/atsiri
Minyak terbang/atsiri seperti minyak kayu putih, minyak
permen dan minyak adas, berkhasiat menstimuli sekresi dahak
dan bersifat bakteriostatik lemah. Berdasarkan sifat itu, minyak
terbang banyak digunakan dalam sirup obat batuk dan obat
inhalasi uap, yaitu 10 tetes dalam 1 liter air hangat.
16. 4.Succus Liquirriti: Obat batuk hitam
Obat ini banyak digunakan sebagai salah
satu komponen dari sediaan obat batuk hitam
guna mempermudah pengeluaran dahak.
Efek samping pada dosis lebih tinggi dari 3 g
sehari berupa nyeri kepala , udema dan
gangguan keseimbangan elektrolit akibat
efek minerallokortikoit dan hipernatremia
Dosis 1-3 g sehari.
17. Batuk merupakan respons fisiologis tubuh untuk
mengeluarkan sesuatu yang mengganggu saluran
pernafasan atau paru-paru. Faktor pengganggu tersebut
bisa dikarenakan adanya infeksi bakteri, iritasi, inflamasi
ataupun karena adanya makanan atau minuman yang
memasuki saluran pernafasan dan paru-paru.
Batuk yang efektif bergantung pada kemampuan untuk
mencapai aliran udara dan tekanan intratorakal yang
tinggi, serta kemampuan meningkatkan pembuangan
mukus yang menempel di dinding saluran napas.
Sedangkan batuk yang tidak efektif dapat terjadi saat otot
pernapasan menjadi lemah atau bila permukaan saluran
pernapasan yang bersangkutan mengalami perubahan.
18. Berdasarkan tempat kerja obat, antitusif dibagi atas antitusif
yang bekerja di perifer dan antitusif yang bekerja di sentral
( dibagi atas golongan narkotik dan nonnarkotik).
1.Antitusif yang bekerja di perifer
Obat golongan ini menekan batuk dengan mengurangi iritasi
lokal di saluran napas, yaitu pada reseptor iritan perifer
dengan cara anestesi langsung atau secara tidak langsung
mempengaruhi lendir saluran napas.
a.Obat-obat anestesi
Obat anestesi lokal seperti benzokain, benzilalkohol, fenol,
dan garam fenol digunakan dalam pembuatan lozenges.
Obat ini mengurangi batuk akibat rangsang reseptor iritan di
faring, tetapi hanya sedikit manfaatnya untuk mengatasi
batuk akibat kelainan saluran napas bawah.
19. b.Lidokain
Obat anestesi yang diberikan secara topikal seperti
tetrakain, kokain dan lidokain sangat bermanfaat dalam
menghambat batuk akibat prosedur pemeriksaan
bronkoskopi.
c.Demulcent
Obat ini bekerja melapisi mukosa faring dan mencegah
kekeringan selaput lendir. Obat ini dipakai sebagai
pelarut antitusif lain atau sebagai lozenges yang
mengandung madu, akasia, gliserin dan anggur. Secara
obyektif tidak ada data yang menunjukkan obat ini
mempunyai efek antitusif yang bermakna, tetapi karena
aman dan memberikan perbaikan subyektif obat ini
banyak dipakai.
20. 2.Antitusif yang bekerja sentral
Obat ini bekerja menekan batuk dengan meninggikan ambang
rangsang yang dibutuhkan untuk merangsang pusat batuk. Dibagi atas
golongan narkotik dan nonnarkotik.