SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 3
DIDACTICAL DESIGN RESEARCH, LEARNING TRAJECTORY DAN
LEARNING OBSTACLE
Matematika merupakan ilmu yang membutuhkan proses berfikir.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Ruseffendi (dalam Suherman, 2008) bahwa
matematika terbentuk dari hasil pemikiran manusia yang berhubungan dengan ide,
proses dan penalaran. Oleh karena itu dalam memahami konsep matematika
dibutuhkan proses yang mendalam dan penalaran yang tinggi. Proses tersebut
tentu saja tidak dilakukan dalam waktu yang singkat, sehingga dibutuhkan sebuah
persiapan yang matang sebelum menyampaikan konsep matematika. Persiapan
tersebut harus dilakukan oleh guru sebelum proses pembelajaran. Pembelajaran
matematika sering kali ditafsirkan sebagai kegiatan yang dilaksanakan guru, ia
mengenalkan subyek, memberikan satu atau dua contoh, lalu ia mungkin
menanyakan satu atau dua pertanyaan, dan pada umumnya meminta siswa yang
biasanya mendengarkan secara pasif untuk menjadi aktif dengan mulai
mengerjakan latihan yang diambil dari buku diungkapkan oleh de Lange
(Turmudi, 2010). Begitupun hal yang diungkapkan oleh Silver (Turmudi, 2010)
bahwa pada umumnya dalam pembelajaran matematika, para siswa
memperhatikan bagaimana gurunya mendemonstrasikan penyelesaian soal-soal
matematika di papan tulis dan siswa meniru yang telah dituliskan oleh gurunya.
Dalam hal ini, siswa tidak ikut dilibatkan secara langsung dan tidak ikut belajar
berpikir sehingga pengalaman siswa dalam menyelesaikan soal-soal matematika
masih kurang dan akan membuat pembelajaran yang membosankan bagi siswa
tidak berdasarkan pada karakteristik siswa terutama hambatan belajar yang
dirasakan oleh siswa.
Pembelajaran matematika sebaiknya dilakukan dengan memberi
kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk mencoba menemukan sendiri
melalui bantuan tertentu dari guru. Oleh karena itu, seorang guru harus dapat
menciptakan kondisi belajar yang bermakna dan dapat menyajikan materi dengan
baik dan benar. Ketidakbermaknaan proses pembelajaran matematika, selain
karena kurangnya keterlibatan siswa dalam aktivitas belajar dan berpikir, muncul
juga karena dalam proses pmbelajaran, siswa memahami konsep-konsep
matematika secara parsial (bagian-bagian), tidak terintegrasi antara konsep yang
satu dengan konsep yang lain. Padahal matematika adalah ilmu pengetahuan yang
dibangun dari variasi topik yang terstruktur sehingga dalam proses
pembelajarannya dilakukan secara berjenjang (bertahap) yaitu dimulai dari konsep
yang mudah menuju konsep yang lebih sukar.
Seorang guru dalam upaya menciptakan proses pembelajaran matematika
seperti itu harus melakukan proses repersonalisasi. Repersonalisasi adalah
melakukan matematisasi seperti yang dilakukan matematikawan, jika konsep itu
dihubungkan dengan konsep sebelum dan sesudahnya. Dengan demikian, sebelum
melakukan pembelajaran seorang guru harus mengkaji konsep matematika lebih
mendalam dilihat dari keterkaitan konsep dan konteks.
A. Learning Obstacle
Proses belajar yang dilalui siswa kenyataannya tidak selalu berjalan dengan
baik. Siswa mungkin mengalami situasi yang disebut dengan kesulitan belajar
(learning obstacle). Menurut Brousseau (Suratno, 2009) “Terdapat tiga faktor
penyebabnya, yaitu hambatan ontogeni (kesiapan mental belajar), didaktis (akibat
pengajaran guru) dan epistemologi (pengetahuan siswa yang memiliki konteks
aplikasi yang terbatas).”
Jadi, learning obstacle adalah situasi alamiah yang dialami siswa. Learning
obstacle disebabkan oleh tiga faktor yaitu hambatan ontogeni, hambatan didaktis
dan hambatan epistimologis. Mengidentifikasi learning obstacle adalah langkah
awal untuk mengetahui karakteristik kesulitan belajar yang dimunculkan oleh
siswa. Sehingga pembelajaran yang berlandaskan pada learning obstacle tersebut
akan memberikan sebuah hasil belajar yang lebih optimal.
B. Didactical Design Research (DDR)
Penelitian Disain Didaktis pada dasarnya terdiri atas tiga tahapan yaitu:
(1) Analisis situasi didaktis sebelum pembelajaran yang wujudnya berupa
Disain Didaktis Hipotetis termasuk ADP,
(2) Analisis metapedadidaktik, dan
(3) Analisis retrosfektif yakni analisis yang mengaitkan hasil analisis situasi
didaktis hipotsis dengan hasil analisis metapedadidaktik.
Desain didaktis merupakan rancangan pembelajaran berupa bahan ajar yang
disusun berdasarkan learning obstacle yang telah muncul sebelumnya. Desain
didkatis dirancang dengan tujuan untuk mengatasi atau mengurangi munculnya
learning obstacle, sehingga siswa tidak lagi mnemui kesulitan dalam memahami
suatu konsep dalam matematika. Dengan menggunakan desain didaktis
diharapkan siswa mampu memahami konsep suatu materi dalam matematika
secara utuh.
C. Learning Trajectory
Menurut Clements dan Sarama (2009), learning trajectory memiliki tiga
bagian, yaitu tujuan matematik, jalur perkembangan siswa untuk mencapai tujuan
tersebut dan satu set kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan tingkat berpikir
siswa untuk membantu siswa dalam mengembangkan kemampuannya.

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Resume problematika pendidikan matematika 1dari jurnal internasional
Resume problematika pendidikan matematika 1dari jurnal internasionalResume problematika pendidikan matematika 1dari jurnal internasional
Resume problematika pendidikan matematika 1dari jurnal internasional
Mas Becak
 
Kreatif membelajarkan-matematika
Kreatif membelajarkan-matematikaKreatif membelajarkan-matematika
Kreatif membelajarkan-matematika
Yadi Pura
 
Pendekatan investigasi matematika (rifa muftianti, 0903576)
Pendekatan investigasi matematika (rifa muftianti, 0903576)Pendekatan investigasi matematika (rifa muftianti, 0903576)
Pendekatan investigasi matematika (rifa muftianti, 0903576)
Interest_Matematika_2011
 
Makalah penelitian jurnal bintang
Makalah penelitian jurnal bintangMakalah penelitian jurnal bintang
Makalah penelitian jurnal bintang
Lauri Bintang
 
Proses Berpikir Reflektif Mahasiswa dalam Memecahkan Masalah Pembuktian Teore...
Proses Berpikir Reflektif Mahasiswa dalam Memecahkan Masalah Pembuktian Teore...Proses Berpikir Reflektif Mahasiswa dalam Memecahkan Masalah Pembuktian Teore...
Proses Berpikir Reflektif Mahasiswa dalam Memecahkan Masalah Pembuktian Teore...
Muhammad Alfiansyah Alfi
 
Hasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving Learning
Hasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving LearningHasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving Learning
Hasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving Learning
Abdul Jamil
 

La actualidad más candente (20)

Problem posing
Problem posingProblem posing
Problem posing
 
Design Pembelajaran Matematika dg Konteks GMT
Design Pembelajaran Matematika dg Konteks GMTDesign Pembelajaran Matematika dg Konteks GMT
Design Pembelajaran Matematika dg Konteks GMT
 
Problem solving dan problem posing
Problem solving dan problem posingProblem solving dan problem posing
Problem solving dan problem posing
 
PTK
PTKPTK
PTK
 
3. Pendekatan dan Model Pembelajaran Matematika
3. Pendekatan dan Model Pembelajaran Matematika3. Pendekatan dan Model Pembelajaran Matematika
3. Pendekatan dan Model Pembelajaran Matematika
 
Problem posing
Problem posingProblem posing
Problem posing
 
Resume problematika pendidikan matematika 1dari jurnal internasional
Resume problematika pendidikan matematika 1dari jurnal internasionalResume problematika pendidikan matematika 1dari jurnal internasional
Resume problematika pendidikan matematika 1dari jurnal internasional
 
Analisis kemampuan penalaran mat pgsd
Analisis kemampuan penalaran mat pgsdAnalisis kemampuan penalaran mat pgsd
Analisis kemampuan penalaran mat pgsd
 
Analisis kesulitan belajara kemampuan penalaran matematis siswa smp pada limas
Analisis kesulitan belajara kemampuan penalaran matematis siswa smp pada limasAnalisis kesulitan belajara kemampuan penalaran matematis siswa smp pada limas
Analisis kesulitan belajara kemampuan penalaran matematis siswa smp pada limas
 
Masalah Pembelajaran Matematika
Masalah Pembelajaran MatematikaMasalah Pembelajaran Matematika
Masalah Pembelajaran Matematika
 
Pendekatan open-ended dalam pembelajaran matematika
Pendekatan open-ended dalam pembelajaran matematikaPendekatan open-ended dalam pembelajaran matematika
Pendekatan open-ended dalam pembelajaran matematika
 
Kreatif membelajarkan-matematika
Kreatif membelajarkan-matematikaKreatif membelajarkan-matematika
Kreatif membelajarkan-matematika
 
Problematika matematika
Problematika matematikaProblematika matematika
Problematika matematika
 
Pendekatan investigasi matematika (rifa muftianti, 0903576)
Pendekatan investigasi matematika (rifa muftianti, 0903576)Pendekatan investigasi matematika (rifa muftianti, 0903576)
Pendekatan investigasi matematika (rifa muftianti, 0903576)
 
Makalah penelitian jurnal bintang
Makalah penelitian jurnal bintangMakalah penelitian jurnal bintang
Makalah penelitian jurnal bintang
 
power point mengenai skripsi
power point mengenai skripsi power point mengenai skripsi
power point mengenai skripsi
 
Proses Berpikir Reflektif Mahasiswa dalam Memecahkan Masalah Pembuktian Teore...
Proses Berpikir Reflektif Mahasiswa dalam Memecahkan Masalah Pembuktian Teore...Proses Berpikir Reflektif Mahasiswa dalam Memecahkan Masalah Pembuktian Teore...
Proses Berpikir Reflektif Mahasiswa dalam Memecahkan Masalah Pembuktian Teore...
 
Bab i (edit inty)
Bab i (edit inty)Bab i (edit inty)
Bab i (edit inty)
 
Hasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving Learning
Hasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving LearningHasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving Learning
Hasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving Learning
 
Problematika Pembelajaran Statistika siswa SMP kelas IX
Problematika Pembelajaran Statistika siswa SMP kelas IXProblematika Pembelajaran Statistika siswa SMP kelas IX
Problematika Pembelajaran Statistika siswa SMP kelas IX
 

Destacado (10)

Mengenalkan operasi hitung bilangan bulat choirul untung_yuliawanto
Mengenalkan operasi hitung bilangan bulat choirul untung_yuliawantoMengenalkan operasi hitung bilangan bulat choirul untung_yuliawanto
Mengenalkan operasi hitung bilangan bulat choirul untung_yuliawanto
 
Cara mudah-menanamkan-konsep-dasar-operasi-hitung-bilangan-bulat-dengan-mengg...
Cara mudah-menanamkan-konsep-dasar-operasi-hitung-bilangan-bulat-dengan-mengg...Cara mudah-menanamkan-konsep-dasar-operasi-hitung-bilangan-bulat-dengan-mengg...
Cara mudah-menanamkan-konsep-dasar-operasi-hitung-bilangan-bulat-dengan-mengg...
 
Hypothetical learning trajectory ( Geometry )
Hypothetical learning trajectory ( Geometry )Hypothetical learning trajectory ( Geometry )
Hypothetical learning trajectory ( Geometry )
 
PPT Luas Permukaan Limas Kelas VIII
PPT Luas Permukaan Limas Kelas VIIIPPT Luas Permukaan Limas Kelas VIII
PPT Luas Permukaan Limas Kelas VIII
 
Rpp perbandingan – perbandingan senilai
Rpp perbandingan – perbandingan senilaiRpp perbandingan – perbandingan senilai
Rpp perbandingan – perbandingan senilai
 
Rpp micro teaching PERBANDINGAN SKALA
Rpp micro teaching PERBANDINGAN SKALARpp micro teaching PERBANDINGAN SKALA
Rpp micro teaching PERBANDINGAN SKALA
 
Menemukan Luas Permukaan Prisma dan Limas
Menemukan Luas Permukaan Prisma dan LimasMenemukan Luas Permukaan Prisma dan Limas
Menemukan Luas Permukaan Prisma dan Limas
 
PERBANDINGAN SENILAI DAN PERBANDINGAN BERBALIK NILAI
PERBANDINGAN SENILAI DAN PERBANDINGAN BERBALIK NILAIPERBANDINGAN SENILAI DAN PERBANDINGAN BERBALIK NILAI
PERBANDINGAN SENILAI DAN PERBANDINGAN BERBALIK NILAI
 
Buku pegangan-guru-ips-smp-kelas-7-kurikulum-2013-edisi-revisi-2014
Buku pegangan-guru-ips-smp-kelas-7-kurikulum-2013-edisi-revisi-2014Buku pegangan-guru-ips-smp-kelas-7-kurikulum-2013-edisi-revisi-2014
Buku pegangan-guru-ips-smp-kelas-7-kurikulum-2013-edisi-revisi-2014
 
LKS VOLUME LIMAS DAN PRISMA, YANG BAIK DAN BENAR
LKS VOLUME LIMAS DAN PRISMA, YANG BAIK DAN BENARLKS VOLUME LIMAS DAN PRISMA, YANG BAIK DAN BENAR
LKS VOLUME LIMAS DAN PRISMA, YANG BAIK DAN BENAR
 

Similar a Desain Didaktis dengan memperhatikan learning trajectory dan learning obstacle

Unimed undergraduate-22276-bab 1 repisi
Unimed undergraduate-22276-bab 1 repisiUnimed undergraduate-22276-bab 1 repisi
Unimed undergraduate-22276-bab 1 repisi
Cha Aisyah
 
1.10 bab2 (1)
1.10 bab2 (1)1.10 bab2 (1)
1.10 bab2 (1)
AIC
 
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTIONS PADA SISWA SMA DENGAN...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTIONS PADA SISWA SMA DENGAN...PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTIONS PADA SISWA SMA DENGAN...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTIONS PADA SISWA SMA DENGAN...
Dunia Komputer
 
234872-model-pembelajaran-project-based-learning.pdf
234872-model-pembelajaran-project-based-learning.pdf234872-model-pembelajaran-project-based-learning.pdf
234872-model-pembelajaran-project-based-learning.pdf
samhafi2
 

Similar a Desain Didaktis dengan memperhatikan learning trajectory dan learning obstacle (20)

Proposal SKRIPSI
Proposal SKRIPSIProposal SKRIPSI
Proposal SKRIPSI
 
Contoh PTK Bab I - V
Contoh PTK Bab I - VContoh PTK Bab I - V
Contoh PTK Bab I - V
 
Unimed undergraduate-22276-bab 1 repisi
Unimed undergraduate-22276-bab 1 repisiUnimed undergraduate-22276-bab 1 repisi
Unimed undergraduate-22276-bab 1 repisi
 
Pembelajaran materi trigonometri dalam menentukan luas daerah segitiga
Pembelajaran materi trigonometri dalam menentukan luas daerah segitigaPembelajaran materi trigonometri dalam menentukan luas daerah segitiga
Pembelajaran materi trigonometri dalam menentukan luas daerah segitiga
 
Artikel Strategi Pembelajaran Matematika
Artikel Strategi Pembelajaran MatematikaArtikel Strategi Pembelajaran Matematika
Artikel Strategi Pembelajaran Matematika
 
Artikel Operasi hitung aljabar dengan menggunakan model Kooperatif Tipe Think...
Artikel Operasi hitung aljabar dengan menggunakan model Kooperatif Tipe Think...Artikel Operasi hitung aljabar dengan menggunakan model Kooperatif Tipe Think...
Artikel Operasi hitung aljabar dengan menggunakan model Kooperatif Tipe Think...
 
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE PADA MATERI OPERASI HI...
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF   TIPE THINK-PAIR-SHARE  PADA MATERI OPERASI HI...MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF   TIPE THINK-PAIR-SHARE  PADA MATERI OPERASI HI...
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE PADA MATERI OPERASI HI...
 
Artikel
ArtikelArtikel
Artikel
 
Pembelajaran inovatif ms
Pembelajaran inovatif msPembelajaran inovatif ms
Pembelajaran inovatif ms
 
Pendekatan open ended
Pendekatan open endedPendekatan open ended
Pendekatan open ended
 
Desain pembelajaran kombinasi menggunakan
Desain pembelajaran kombinasi menggunakanDesain pembelajaran kombinasi menggunakan
Desain pembelajaran kombinasi menggunakan
 
Pengembangan pembelajaranmatematika unit_1_0
Pengembangan pembelajaranmatematika unit_1_0Pengembangan pembelajaranmatematika unit_1_0
Pengembangan pembelajaranmatematika unit_1_0
 
Matematika realistik indonesia
Matematika realistik indonesiaMatematika realistik indonesia
Matematika realistik indonesia
 
1.10 bab2 (1)
1.10 bab2 (1)1.10 bab2 (1)
1.10 bab2 (1)
 
Contoh Penelitian Tindakan Kelas Matematika SD
Contoh Penelitian Tindakan Kelas Matematika SDContoh Penelitian Tindakan Kelas Matematika SD
Contoh Penelitian Tindakan Kelas Matematika SD
 
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTIONS PADA SISWA SMA DENGAN...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTIONS PADA SISWA SMA DENGAN...PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTIONS PADA SISWA SMA DENGAN...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTIONS PADA SISWA SMA DENGAN...
 
234872-model-pembelajaran-project-based-learning.pdf
234872-model-pembelajaran-project-based-learning.pdf234872-model-pembelajaran-project-based-learning.pdf
234872-model-pembelajaran-project-based-learning.pdf
 
tugas pemahaman tentang peserta didik T1 Ruang kolaborasi
tugas pemahaman tentang peserta didik T1 Ruang kolaborasitugas pemahaman tentang peserta didik T1 Ruang kolaborasi
tugas pemahaman tentang peserta didik T1 Ruang kolaborasi
 
Pmri
PmriPmri
Pmri
 
Makalah mat
Makalah matMakalah mat
Makalah mat
 

Último

BUKU PINTAR DAN MAHIR MICROSOFT EXCEL.pdf
BUKU PINTAR DAN MAHIR MICROSOFT EXCEL.pdfBUKU PINTAR DAN MAHIR MICROSOFT EXCEL.pdf
BUKU PINTAR DAN MAHIR MICROSOFT EXCEL.pdf
andre173588
 
MODUL 7 MANAJEMEN KUALITAS (11) (2).pptx
MODUL 7 MANAJEMEN KUALITAS (11) (2).pptxMODUL 7 MANAJEMEN KUALITAS (11) (2).pptx
MODUL 7 MANAJEMEN KUALITAS (11) (2).pptx
bubblegaming431
 
Soal BAB 6 IPAS KELAS 4.doc tentang kebudayaan
Soal BAB 6 IPAS KELAS 4.doc tentang kebudayaanSoal BAB 6 IPAS KELAS 4.doc tentang kebudayaan
Soal BAB 6 IPAS KELAS 4.doc tentang kebudayaan
ressyefrina15
 
Presentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.doc
Presentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.docPresentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.doc
Presentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.doc
LeoRahmanBoyanese
 
PPT MODUL 6 PENDIDIKAN SENI DI ESDE.pptx
PPT MODUL 6 PENDIDIKAN SENI DI ESDE.pptxPPT MODUL 6 PENDIDIKAN SENI DI ESDE.pptx
PPT MODUL 6 PENDIDIKAN SENI DI ESDE.pptx
hikmah331650
 
1.4.a.4.3. Keyakinan Kelas tuga mandiri calon guru penggerak.pdf
1.4.a.4.3. Keyakinan Kelas tuga mandiri calon guru penggerak.pdf1.4.a.4.3. Keyakinan Kelas tuga mandiri calon guru penggerak.pdf
1.4.a.4.3. Keyakinan Kelas tuga mandiri calon guru penggerak.pdf
indahningsih541
 
489600378-KARTU-SOAL matematika oke.docx
489600378-KARTU-SOAL matematika oke.docx489600378-KARTU-SOAL matematika oke.docx
489600378-KARTU-SOAL matematika oke.docx
FaqihMakhfuddin1
 
OK Lembar Umpan Balik dari Kepala Sekolah_A5 FINAL 150522.docx
OK Lembar Umpan Balik dari Kepala Sekolah_A5 FINAL 150522.docxOK Lembar Umpan Balik dari Kepala Sekolah_A5 FINAL 150522.docx
OK Lembar Umpan Balik dari Kepala Sekolah_A5 FINAL 150522.docx
SusBiantoro1
 

Último (20)

PPT TUGAS DISKUSI KELOMPOK 3 KELAS 224 MODUL 1.4.pdf
PPT TUGAS DISKUSI KELOMPOK 3 KELAS 224 MODUL 1.4.pdfPPT TUGAS DISKUSI KELOMPOK 3 KELAS 224 MODUL 1.4.pdf
PPT TUGAS DISKUSI KELOMPOK 3 KELAS 224 MODUL 1.4.pdf
 
Materi IPA kelas 7 tentang konsep Tata Surya
Materi IPA kelas 7 tentang konsep Tata SuryaMateri IPA kelas 7 tentang konsep Tata Surya
Materi IPA kelas 7 tentang konsep Tata Surya
 
Laporan_Rekan_Sejawat Sri Lubis, S.Pd (1).pdf
Laporan_Rekan_Sejawat Sri Lubis, S.Pd (1).pdfLaporan_Rekan_Sejawat Sri Lubis, S.Pd (1).pdf
Laporan_Rekan_Sejawat Sri Lubis, S.Pd (1).pdf
 
LAPORAN SATUAN PENDIDIKAN 211 sabadolok.docx
LAPORAN SATUAN PENDIDIKAN 211 sabadolok.docxLAPORAN SATUAN PENDIDIKAN 211 sabadolok.docx
LAPORAN SATUAN PENDIDIKAN 211 sabadolok.docx
 
BUKU PINTAR DAN MAHIR MICROSOFT EXCEL.pdf
BUKU PINTAR DAN MAHIR MICROSOFT EXCEL.pdfBUKU PINTAR DAN MAHIR MICROSOFT EXCEL.pdf
BUKU PINTAR DAN MAHIR MICROSOFT EXCEL.pdf
 
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
 
form Tindak Lanjut Observasi Penilaian Kinerja PMM
form Tindak Lanjut Observasi Penilaian Kinerja PMMform Tindak Lanjut Observasi Penilaian Kinerja PMM
form Tindak Lanjut Observasi Penilaian Kinerja PMM
 
Laporan observasi sri handayani lubis.pdf
Laporan observasi sri handayani lubis.pdfLaporan observasi sri handayani lubis.pdf
Laporan observasi sri handayani lubis.pdf
 
MODUL 7 MANAJEMEN KUALITAS (11) (2).pptx
MODUL 7 MANAJEMEN KUALITAS (11) (2).pptxMODUL 7 MANAJEMEN KUALITAS (11) (2).pptx
MODUL 7 MANAJEMEN KUALITAS (11) (2).pptx
 
Soal BAB 6 IPAS KELAS 4.doc tentang kebudayaan
Soal BAB 6 IPAS KELAS 4.doc tentang kebudayaanSoal BAB 6 IPAS KELAS 4.doc tentang kebudayaan
Soal BAB 6 IPAS KELAS 4.doc tentang kebudayaan
 
Presentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.doc
Presentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.docPresentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.doc
Presentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.doc
 
Aksi Nyata Pendidikan inklusi-Kompres.pdf
Aksi Nyata Pendidikan inklusi-Kompres.pdfAksi Nyata Pendidikan inklusi-Kompres.pdf
Aksi Nyata Pendidikan inklusi-Kompres.pdf
 
PPT MODUL 6 PENDIDIKAN SENI DI ESDE.pptx
PPT MODUL 6 PENDIDIKAN SENI DI ESDE.pptxPPT MODUL 6 PENDIDIKAN SENI DI ESDE.pptx
PPT MODUL 6 PENDIDIKAN SENI DI ESDE.pptx
 
Revisi Kumpulan LK Workshop perdirjen 7327.pptx
Revisi Kumpulan LK Workshop perdirjen 7327.pptxRevisi Kumpulan LK Workshop perdirjen 7327.pptx
Revisi Kumpulan LK Workshop perdirjen 7327.pptx
 
PPT MODUL 6 Bahasa Indonesia UT Bjn.pptx
PPT MODUL 6 Bahasa Indonesia UT Bjn.pptxPPT MODUL 6 Bahasa Indonesia UT Bjn.pptx
PPT MODUL 6 Bahasa Indonesia UT Bjn.pptx
 
1.4.a.4.3. Keyakinan Kelas tuga mandiri calon guru penggerak.pdf
1.4.a.4.3. Keyakinan Kelas tuga mandiri calon guru penggerak.pdf1.4.a.4.3. Keyakinan Kelas tuga mandiri calon guru penggerak.pdf
1.4.a.4.3. Keyakinan Kelas tuga mandiri calon guru penggerak.pdf
 
PPT PEMBELAJARAN KELAS 3 TEMATIK TEMA 3 SUBTEMA SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1
PPT PEMBELAJARAN KELAS 3 TEMATIK TEMA 3 SUBTEMA SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1PPT PEMBELAJARAN KELAS 3 TEMATIK TEMA 3 SUBTEMA SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1
PPT PEMBELAJARAN KELAS 3 TEMATIK TEMA 3 SUBTEMA SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1
 
489600378-KARTU-SOAL matematika oke.docx
489600378-KARTU-SOAL matematika oke.docx489600378-KARTU-SOAL matematika oke.docx
489600378-KARTU-SOAL matematika oke.docx
 
OK Lembar Umpan Balik dari Kepala Sekolah_A5 FINAL 150522.docx
OK Lembar Umpan Balik dari Kepala Sekolah_A5 FINAL 150522.docxOK Lembar Umpan Balik dari Kepala Sekolah_A5 FINAL 150522.docx
OK Lembar Umpan Balik dari Kepala Sekolah_A5 FINAL 150522.docx
 
SOALAN UJIAN PENDIDIKAN SENI VISUAL TAHUN 1 SEKOLAH RENDAH
SOALAN UJIAN PENDIDIKAN SENI VISUAL TAHUN 1 SEKOLAH RENDAHSOALAN UJIAN PENDIDIKAN SENI VISUAL TAHUN 1 SEKOLAH RENDAH
SOALAN UJIAN PENDIDIKAN SENI VISUAL TAHUN 1 SEKOLAH RENDAH
 

Desain Didaktis dengan memperhatikan learning trajectory dan learning obstacle

  • 1. DIDACTICAL DESIGN RESEARCH, LEARNING TRAJECTORY DAN LEARNING OBSTACLE Matematika merupakan ilmu yang membutuhkan proses berfikir. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Ruseffendi (dalam Suherman, 2008) bahwa matematika terbentuk dari hasil pemikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses dan penalaran. Oleh karena itu dalam memahami konsep matematika dibutuhkan proses yang mendalam dan penalaran yang tinggi. Proses tersebut tentu saja tidak dilakukan dalam waktu yang singkat, sehingga dibutuhkan sebuah persiapan yang matang sebelum menyampaikan konsep matematika. Persiapan tersebut harus dilakukan oleh guru sebelum proses pembelajaran. Pembelajaran matematika sering kali ditafsirkan sebagai kegiatan yang dilaksanakan guru, ia mengenalkan subyek, memberikan satu atau dua contoh, lalu ia mungkin menanyakan satu atau dua pertanyaan, dan pada umumnya meminta siswa yang biasanya mendengarkan secara pasif untuk menjadi aktif dengan mulai mengerjakan latihan yang diambil dari buku diungkapkan oleh de Lange (Turmudi, 2010). Begitupun hal yang diungkapkan oleh Silver (Turmudi, 2010) bahwa pada umumnya dalam pembelajaran matematika, para siswa memperhatikan bagaimana gurunya mendemonstrasikan penyelesaian soal-soal matematika di papan tulis dan siswa meniru yang telah dituliskan oleh gurunya. Dalam hal ini, siswa tidak ikut dilibatkan secara langsung dan tidak ikut belajar berpikir sehingga pengalaman siswa dalam menyelesaikan soal-soal matematika masih kurang dan akan membuat pembelajaran yang membosankan bagi siswa tidak berdasarkan pada karakteristik siswa terutama hambatan belajar yang dirasakan oleh siswa. Pembelajaran matematika sebaiknya dilakukan dengan memberi kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk mencoba menemukan sendiri melalui bantuan tertentu dari guru. Oleh karena itu, seorang guru harus dapat menciptakan kondisi belajar yang bermakna dan dapat menyajikan materi dengan baik dan benar. Ketidakbermaknaan proses pembelajaran matematika, selain karena kurangnya keterlibatan siswa dalam aktivitas belajar dan berpikir, muncul juga karena dalam proses pmbelajaran, siswa memahami konsep-konsep
  • 2. matematika secara parsial (bagian-bagian), tidak terintegrasi antara konsep yang satu dengan konsep yang lain. Padahal matematika adalah ilmu pengetahuan yang dibangun dari variasi topik yang terstruktur sehingga dalam proses pembelajarannya dilakukan secara berjenjang (bertahap) yaitu dimulai dari konsep yang mudah menuju konsep yang lebih sukar. Seorang guru dalam upaya menciptakan proses pembelajaran matematika seperti itu harus melakukan proses repersonalisasi. Repersonalisasi adalah melakukan matematisasi seperti yang dilakukan matematikawan, jika konsep itu dihubungkan dengan konsep sebelum dan sesudahnya. Dengan demikian, sebelum melakukan pembelajaran seorang guru harus mengkaji konsep matematika lebih mendalam dilihat dari keterkaitan konsep dan konteks. A. Learning Obstacle Proses belajar yang dilalui siswa kenyataannya tidak selalu berjalan dengan baik. Siswa mungkin mengalami situasi yang disebut dengan kesulitan belajar (learning obstacle). Menurut Brousseau (Suratno, 2009) “Terdapat tiga faktor penyebabnya, yaitu hambatan ontogeni (kesiapan mental belajar), didaktis (akibat pengajaran guru) dan epistemologi (pengetahuan siswa yang memiliki konteks aplikasi yang terbatas).” Jadi, learning obstacle adalah situasi alamiah yang dialami siswa. Learning obstacle disebabkan oleh tiga faktor yaitu hambatan ontogeni, hambatan didaktis dan hambatan epistimologis. Mengidentifikasi learning obstacle adalah langkah awal untuk mengetahui karakteristik kesulitan belajar yang dimunculkan oleh siswa. Sehingga pembelajaran yang berlandaskan pada learning obstacle tersebut akan memberikan sebuah hasil belajar yang lebih optimal. B. Didactical Design Research (DDR) Penelitian Disain Didaktis pada dasarnya terdiri atas tiga tahapan yaitu: (1) Analisis situasi didaktis sebelum pembelajaran yang wujudnya berupa Disain Didaktis Hipotetis termasuk ADP, (2) Analisis metapedadidaktik, dan
  • 3. (3) Analisis retrosfektif yakni analisis yang mengaitkan hasil analisis situasi didaktis hipotsis dengan hasil analisis metapedadidaktik. Desain didaktis merupakan rancangan pembelajaran berupa bahan ajar yang disusun berdasarkan learning obstacle yang telah muncul sebelumnya. Desain didkatis dirancang dengan tujuan untuk mengatasi atau mengurangi munculnya learning obstacle, sehingga siswa tidak lagi mnemui kesulitan dalam memahami suatu konsep dalam matematika. Dengan menggunakan desain didaktis diharapkan siswa mampu memahami konsep suatu materi dalam matematika secara utuh. C. Learning Trajectory Menurut Clements dan Sarama (2009), learning trajectory memiliki tiga bagian, yaitu tujuan matematik, jalur perkembangan siswa untuk mencapai tujuan tersebut dan satu set kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan tingkat berpikir siswa untuk membantu siswa dalam mengembangkan kemampuannya.