SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 47
FAKTOR-FAKTOR EVOLUSI
1.    Mutasi
Mutasi merupakan sumber terjadinya variasi organisme yang utama
a.    Mutasi gen
   ex. Drosophila melanogaster bermata putih, merupakan hasil mutasi
      (Mutan), mempunyai sifat resesif
    Dalam mutasi gen dapat disimpulkan bahwa:
    1. Gen ralatif stabil
     pada Drosophila Mutan : normal= 5000:20 juta)
     Angka laju mutasi suatu species umumnya sangat rendah, karena faktor
      yang menyebabkan mutasi tidak dapat diramalkan
      angka laju mutasi berkisar antara 1 gen diantara 2000 sampai jutaan
      gamet.
   2. Masing-masing gen mempunyai kecepatan mutasi yang khas (Gen 1
      dengan gen lain tidak sama)
   3. Mutasi gen menghasilkan hilangnya bahan genetik, tetapi juga dapat
      terjadi perubahan komposisi dan perubahan komposisi lebih besar
      daripada hilangnya bahan genetik

                                                                    1
• 4. Pada gen-gen utama dapat mengalami
  mutasi lebih besar dari 1 macam (dapat
  memberikan beberapa alela yang beda yang
  disebut MULTIPLE ALELAS)
• 5. Kebanyakan mutasi mengakibatkan
  kerugian pada organisme.
• 6. Kecepatan mutasi dapat diatur, misalnya
  dengan sinar γ (Gama), UV, sinar kosmis,
  suhu atau zat kimia
• 7. Mutasi merupakan hasil perubahan ringan
  pada struktur kimia dari segmen molekul
  DNA.
                                               2
b. Mutasi Kromosom
• Pengaruh mutasi kromosom lebih menonjol dibanding mutasi
   gen
• Mutasi kromosom hanya diturunkan 1 kali saja.

2. Rekombinasi
Rekombinasi merupakan suatu mekanisme penting untuk terjadinya
   evolusi
Rekombinasi tidak pernah mengubah frekuensi gen, tetapi ikut
   berperan dalam menciptakan variasi, baik variasi itu disebabkan
   oleh mutasi atau seleksi alam ataupun genetik drift.

3. Seleksi Alam
Peran seleksi alam: memusnahkan individu-individu yang tidak
   adaptif terhadap lingkungannya (Konsep Darwin)
Ex. Biston betularia
                                                            3
4. Genetik Drift/Hanyutan genetik
• Genetik Drift : Fluktuasi/ naik turunnya
  frekuensi gen secara acak
• Pengaruh genetik drift terhadap perubahan gen
  sangat jelas bila populasinya sedikit, tetapi bila
  populasinya besar maka pengaruh genetik drift
  dapat diabaikan.
• Genetik drift akan bekerja sama dengan variasi
  dan seleksi alam dan akan menghasilkan
  perubahan dalam proporsi kombinasi gen dari
  1 generasi ke generasi lain.

                                                 4
5. Adaptasi
• Adaptasi merupakan hasil evolusi, hasil akhir berupa
  perubahan evolusioner, yaitu organisme menjadi lebih
  efisien dalam berbagai situasi, misal: rahang manusia
• Adanya adaptasi menyebabkan diversitas/kehidupan
  beragam dalam berbagai situasi lingkungan.
• Bukti adaptasi: Organisme tetap hidup dan
  bereproduksi
• Setiap organisme memperlihatkan adaptasinya yang
  bersifat umum dan khusus untuk hidup di lingkungan
  utamanya, ex. Uma scoparia (kadal padang pasir)
  mempunyai adaptasi khusus , yaitu hidung berbentuk
  seperti sekop, mempunyai perilaku renang di bawah
  permukaan pasir

                                                    5
•   A. Pendapat Teilhard de Chardin mengenai proses evolusi

•   Proses evolusi dibedakan menjadi 3 tahap, yaitu:
    1. Tahap Geosfer:
    Tahap ini adalah tahap pra-hidup, tahap perubahan yang terutama
    menyangkut perubahan tata surya.
    2. Tahap Biosfer:
    Kalau ada tahap geosfer yang menjadi masalah adalah adanya
    "loncatan" dari materi tak hidup menjadi "materi" hidup, maka pada
    tahap biosfer yang dimasalahkan adalah "loncatan" munculnya
    manusia.
    3. Tahap Neosfer:
    Menurut Teilhard, yang penting pada makhluk hidup dalam hal ini
    manusia adalah terjadinya evolusi mengenai kesadaran batinnya yang
    semakin mantap.




                                                                         6
• B. Penetapan Umur Fosil
  Penetapan umur fosil dapat dilakukan 2 cara:
  • Cara tidak langsung : yaitu dilakukan dengan
  mengukur umur lapisan bumi tempat fosil
  ditemukan.
  • Cara langsung : yaitu dengan mengukur umur fosil
  itu sendiri.
  Beberapa contoh penetapan umur fosil :
  1. Berdasarkan peristiwa laju erosi
  2. Berdasarkan peristiwa laju sedimentasi
  3. Kandungan garam
  4. Penentuan umur dengan zat radioaktif




                                                   7
SPESIASI (TIMBULNYA SPECIES BARU)
•   Spesiasi dipengaruhi faktor-faktor:
•   1. Isolasi Reproduksi
•   2. Domestikasi
•   3. Poliploidi




                                          8
1. Isolasi Reproduksi
Ada 2 pola dasar Isolasi dalam kaitannya dengan
    perkawinan:

a. Jika ada rintangan/barier geografik/ekologik/Spatial,
    misalnya gajah laut (Elephant seal= Miraounga
    leonima) terdapat di laut dingin di daerah Antartika,
    jenis ini terisolir secara geografis dengan jenis yang
    lain yaitu Miraounga angustirostris yang terdapat di
    daerah laut dingin di laut utara. Ke2 jenis ini tidak
    mampu kawin karena terpisah oleh laut hangat.
    Populasi yang terisolasi seperti itu disebut
    ALLOPATRIK POPULATIONS



                                                             9
10
b. Terdapat perbedaan Fisiologis genetiknya
• Meskipun mempunyai ekologi yang sama tapi
  karena perbedaan fisiologis genetiknya maka
  tidak dapat mengadakan perkawinan.
  Kelompok ini disebut SYMPATRIC
  POPULATIONS, misalnya Salamander genus
  Taricha, yaitu Taricha torosa dan Taricha
  granulosa




                                           11
Taricha torosa




                 12
Taricha granulosa




                    13
Perbandingan Populasi Simpatrik dan
            Allopatrik




                                      14
MEKANISME ISOLASI
• Ada 2 macam Mekanisme isolasi
• 1. Premating Isolating Mechanisme/Eksternal Reproductive
  Isolation, yaitu apabila penghalangan perkawinan terjadi karena
  faktor luar dan terjadinya sebelum perkawinan. Pada
  mekanisme ini ada 3 macam, yaitu:
• A. Ecologic: pasangan tidak pernah bertemu, sehingga tidak
  pernbah kawin, karena perbedaan ekologinya/habitatnya,
  misal: Rana grylio dan Rana areolata
• Rana grylio: bersifat aquatik ekstrim (terdapat dalam air yang
  dalam), sehingga bila kawin juga terjadi dalam air
• Rana areolata: hidup pada kubangan-kubangan dan kawin
  hanya di pinggir kolam /rawa. Karena ekologinya berbeda maka
  tidak pernah kawin.

                                                            15
Rana grilio dan Rana areolata




                                16
b. Ethologic: pasangan tidak pernah bertemu
  karena adanya perbedaan asal-usul (non
  biologis), misal: Hyla versicolor dan Hyla
  femoralis
 Hyla versicolor (♂) jika mau kawin memanggil
  dengan suara pendek, keras, bergetar terus
  menerus dengan resonansi
 Hyla femoralis (♂) jika mau kawin memanggil
  dengan suara pendek dan meledak-ledak




                                            17
Hyla femoralis dan Hyla versicolor




                                 18
c. Morphologic: Pasangan bertemu tetapi tidak
  ada gamet yang ditransfer, misal:
• Bufo quercicus: Berukuran Kecil, panjangnya
  1,25 inci
• Bufo valliceps: berukuran besar, tubuhnya yang
  terkecil berukuran 2,25 inci
• Karena perbedaan morfologi tersebut maka
  tidak dapat kawin




                                            19
Bufo quercicus dan Bufo valliceps




                                    20
2. Postmating Isolating Mechanisme/Internal
  Reproductive Isolation, yaitu apabila
  penghalangan perkawinan terjadi karena
  faktor dalam dan terjadinya setelah
  perkawinan. Pada mekanisme ini ada 5
  macam, yaitu:
• a. Genetic Mortality: kawin tetapi tidak
  terjadi fertilisasi. Isolasi terjadi karena
  cytological blok, contoh:
• Rana clamitans dan rana catesbeiana


                                                21
Rana clamitans dan Rana catesbeiana




                                      22
• b. Zygotic mortality: kawin terjadi fertlisasi
  tapi zygotnya mati. Isolasi terjadi karena
  adanya antagonistik dari komposisi
  genetik kedua orang tuanya, contoh:
  Rana areolata dan Rana catesbeiana
• Telah dilakukan perkawinan secara invitro,
  tetapi zygotnya tidak berkembang dan
  mati




                                                   23
Rana areolata dan Rana catesbeiana




                                     24
c. Hibrid inviability: kawin terjadi fertilisasi mempunyai
   keturunan, tapi kemudian keturunannya mati/terjadi
   penurunan viability, contoh pada Rana areolata,
   terdapat komposisi genetik yang antagonistik
   sehingga tidak pernah mencapai tingkat berudu.
d. Hybrid sterility: kawin terjadi fertilisasi mempunyai
   keturunan, tapi keturunannya steril
  contohnya pada perkawinan antara Rana areolata dan
   Rana catesbeiana perkembangan hybrid sampai
   dewasa, tetapi terjadi inkompatible kromosomnya,
   akibatnya tidak pernah menghasilkan gonade dan
   hibrid tersebut steril.


                                                      25
e. Hybrid breakdown: kawin terjadi fertilisasi
  mempunyai keturunan, generasi I hidup dan
  fertil, tetapi genrasi berikutnya inviabel dan
  steril, contoh perkawinan antara Gulf Coasttoad
  dan Fawler’s toad (Bufo woodhousii)
  Pada kasus ini bila Gulf coast toad ♀ kawin
  dengan ♂ Fawler’s maka keturunan I akan mati
  pada perkembangannya, tapi bila sebaliknya jika
  ♂ Gulf coast toad kawin dengan ♀ dari Fawler’s
  akan dihasilkan keturunan yang normal sampai
  dewasa, tetapi keturunan itu berupa ♂ mandul



                                                26
2. Domestikasi
•   Domestikasi atau penjinakan tumbuhan dan
    hewan merupakan langkah awal
    perkembangan pertanian secara luas (King
    dan Stanbinsky, 1998).
•   Domestikasi sebagai proses perkembangan
    organisme yang dikontrol manusia, oleh Evans
    (1996) dinyatakan mencakup perubahan
    genetik (tumbuhan) yang berlangsung
    sinambung semenjak dibudidayakan.
•   Dengan demikian, domestikasi berkaitan
    dengan seleksi dan manajemen oleh manusia,
    dan tidak hanya sekedar pemeliharaan saja.

                                               27
• Spesies eksotik – organisme yang
  dipindahkan dari habitat aslinya ke wadah
  budidaya, karakteristik genetiknya terubah
  dengan maksud tertentu, atau sebaliknya,
  melalui sembarang cara pemeliharaan,
  seleksi dan manajemen genetik (Pullin,
  1994).
• Mendomestikasikan adalah
  menaturalisasikan biota ke kondisi manusia
  dengan segala kebutuhan dan kapasitasnya.

                                           28
• Menurut Zairin (2003), ada beberapa tingkatan yang
  dapat dicapai manusia dalam upaya penjinakan
  hewan ke dalam suatu sistem budidaya. Tingkatan
  dimaksud, sebagaimana berlangsung pada ikan,
  adalah sebagai berikut.
1. Domestikasi sempurna, yaitu apabila seluruh daur
  hidup ikan sudah dapat berlangsung dalam sistem
  budidaya. Ikan asli Indonesia yang demikian
  dicontohkan oleh gurami (Osphroneus gouramy),
  tawes (Puntius javanicus), kerapu, bandeng, dan
  kakap putih.


                                                  29
2.Domestikasi hampir sempurna, yaitu apabila
  seluruh daur hidupnya dapat berlangsung
  dalam sistem budidaya, tapi keberhasilannya
  masih rendah. Ikan asli Indonesia yang
  terjinakkan sedemikian dicontohkan oleh
  betutu, balashark, dan arowana.
3.Domestikasi belum sempurna, yaitu apabila
  baru sebagian daur hidupnya dapat
  berlangsung dalam sistem budidaya.
  Contohnya antara lain : ikan Napoleon
  (Cheilinus undulatus), dan tuna.

                                            30
Ikan Tuna




            31
• Tingkatan kesempurnaan domestikasi
  hewan umumnya, sangat ditentukan oleh
  pemahaman tentang keseluruhan aspek
  biologi dan ekologi hewan tersebut.
• Perilaku satwa liar di habitat alaminya, daur
  hidup dan dinamika pertumbuhannya
  merupakan aspek biologi yang antara lain
  menunjang keberhasilan domestikasi.




                                                  32
• Dalam domestikasi tanaman, Evans (1996)
  mengungkapkan secara luas berbagai
  perubahan yang terjadi pada penampilan
  tumbuhan, mulai dari yang menyangkut
  retensi benih hingga ke isi DNA. Demikian
  halnya perubahan bentuk dan ukuran pada
  sejumlah tanaman, serta laju perkembangan
  dan pertumbuhannya.
• Lebih dari pada itu, sejumlah tumbuhan yang
  didomestikasi ternyata kehilangan substansi
  racun sebagai unsur proteksi alaminya
  terhadap hama dan penyakit.

                                            33
• Tampaknya, perubahan-perubahan ini terpaut
  dengan penimbulan (mengefisiensi) dan
  penenggelaman (mendefesiensi) satu atau
  lebih unsur genetik seiring dengan faktor
  lingkungan budidaya yang dikenakan.
• Hal yang kemudian membuka peluang ke
  modifikasi genetik ini, antara lain ditandai
  ketika tanaman tebu Saccharum officinarum
  disilangkan dengan S. spontaneum yang
  memiliki gen yang tahan atas penyakit sereh
  yang mewabah pada 1880.

                                            34
• Seperti halnya hewan, perpindahan lokasi dari
  tumbuhan yang didomestikasi berlangsung secara
  luar biasa, menyebar luas dan jauh dari asalnya,
  bahkan terkadang melimpah di kawasan yang
  didatanginya. Dicontohkan oleh Wallack (2001),
  gandum yang berasal dari Timur Tengah, kini
  diproduksi besar-besaran di Cina, India, dan
  Amerika. Jagung yang asalnya Meksiko, tapi
  Brasilia menumbuhkannya tiga kali lebih banyak,
  China sebanyak enam kali lebih banyak, dan
  Amerika sebanyak 10 kali. Kentang yang mulainya
  di Andes, kini produktor utamanya adalah Cina,
  Rusia dan Polandia.

                                                 35
• Selain dengan jelas menunjukkan difusi dan
  adopsi teknologi berkenaan dengan hasil
  domestikasi, tapi hal ini menunjukkan juga
  kemampuan hasil domestikasi dalam
  mengkolonisasi daerah baru.
• Subjek domestikasi, seperti menurut Evans
  (1996) terhadap tumbuhan, menarik minat
  sejumlah disiplin ilmu, diantaranya
  antropologi, arkeologi, biokimia, genetika,
  geografi, linguistik, biologi molekuler, fisiologi,
  dan sosiologi.

                                                   36
• Dengan demikian, banyak aspek domestikasi
  telah diungkapkan selama ini, misalnya
  mengenai sejarah dan keterkaitannya
  dengan kebudayaan, demikian pula dengan
  permasalahan lingkungan hidup yang
  ditimbulkannya. Ringkasnya, praktek
  domestikasi tumbuhan dan hewan tidak saja
  sekaligus mendomestikkan pengelompokkan
  manusia (humandkind) dalam suatu
  permukiman, tapi juga menurut Wallack
  (2001), manusia secara mutlak kini
  tergantung pada hasil domestikasi yang
  dilakukannya.
                                          37
• Metode dan/atau teknik domestikasi tumbuhan dan
  hewan dengan pendekatan bioteknologi
  dideskripsikan secara luas dan melimpah dalam
  sejumlah sumber informasi. Mengacu pada sumber
  dimaksud seperti dalam Winter et al (1998) dan
  Madigan et al (2000), rekayasa genetika dinyatakan
  sebagai upaya teknik memodifikasi penampilan
  genetika sel dan organisme melalui manipulasi
  suatu gen dengan menggunakan teknik
  labolatorium. Ini merupakan sintesis dari genetika
  molekuler, biokimia dan mikrobiologi, terutama
  dalam aspek yang mencakup isolasi, manipulasi,
  dan ekspresi materi genetik.

                                                  38
3. Poliploidi
• Organisme hidup pada umumnya memiliki
  sepasang set kromosom pada sebagian
  besar tahap hidupnya. Kondisi ini disebut
  diploid (disingkat 2n). Namun demikian,
  sejumlah organisme pada tahap yang
  sama memiliki lebih dari sepasang set.
  Gejala semacam ini dinamakan poliploidi
  yang artinya, berganda).

                                          39
• Organisme dengan kondisi demikian disebut
  poliploid. Tipe poliploid dinamakan
  tergantung banyaknya set kromosom. Jadi,
  triploid (3n), tetraploid (4n), pentaploid
  (5n), heksaploid (6n), oktoploid, dan
  seterusnya. Dalam kenyataan, organisme
  dengan satu set kromosom (haploid, n) juga
  ditemukan hidup normal di alam.
  Poliploidi umum terjadi pada tumbuhan. Ia
  ditemukan pula pada hewan tingkat rendah
  (seperti cacing pipih, lintah, atau beberapa
  jenis udang), dan juga fungi.

                                             40
• Di alam, poliploid dapat terjadi karena kejutan
  listrik (petir), keadaan lingkungan ekstrem,
  atau persilangan yang diikuti dengan
  gangguan pembelahan sel.
• Perilaku reproduksi tertentu mendukung
  poliploidi terjadi, misalnya
  perbanyakan vegetatif atau partenogenesis,
  dan menyebar luas




                                               41
• Poliploidi buatan dapat dilakukan dengan
  meniru yang terjadi di alam, atau dengan
  menggunakan mutagen.
• Kolkisin adalah mutagen yang umum dipakai
  untuk keperluan ini. Efeknya cepat diketahui
  dan aplikasinya mudah. Penggunaannya
  beresiko tinggi karena kolkisin juga sangat
  karsinogenik.




                                             42
• Autopoliploid terjadi apabila suatu spesies,
  karena salah satu sebab di atas,
  menggandakan set kromosomnya dan
  kemudian saling kawin dengan autopoliploid
  lain. Pola pewarisan autopoliploid rumit
  karena melibatkan perpasangan empat,
  enam, atau delapan set kromosom.
  Allopoliploid terjadi karena persilangan
  antarspesies dengan genom yang berbeda
  tanpa diikuti reduksi jumlah sel dalam
  meiosis.

                                                 43
• Biasanya, pola pewarisan allopoliploid serupa
  dengan diploid biasa (pewarisan disomik)
  apabila telah berlangsung beberapa generasi.
  Amfidiploid adalah allotetraploid yang
  perilaku pewarisannya benar-benar serupa
  dengan diploid.
  Efek poliploidi pada organisme
  Poliploidi seringkali memberikan efek dramatis
  dalam penampilan atau pewarisan sifat yang
  bisa positif atau negatif. Tumbuhan secara
  umum bereaksi positif terhadap poliploidi.

                                             44
• Tetraploid (misalnya kentang) dan heksaploid
  (misalnya gandum) berukuran lebih besar (reaksi
  "gigas", atau "raksasa") daripada leluhurnya yang
  diploid. Karena hasil panen menjadi lebih tinggi,
  poliploidi dimanfaatkan dalam pemuliaan tanaman.
  Berbagai kultivar tanaman hias (misalnya anggrek)
  dibuat dengan mengeksploitasi poliploidi.
  Reaksi negatif terjadi terhadap kemampuan
  reproduksi, khususnya pada poliploidi berbilangan
  ganjil, meskipun ukurannya membesar. Karena terjadi
  ketidakseimbangan pasangan kromosom dalam
  meiosis, organisme dengan ploidi ganjil biasanya
  mandul (steril).

                                                 45
• Pemuliaan tanaman, sekali lagi, mengeksploitasi
  gejala ini. Karena mandul, semangka triploid tidak
  memiliki biji yang normal (bijinya tidak berkembang
  normal atau terdegenerasi) dan dijual sebagai
  "semangka tanpa biji". Penangkar tanaman hias
  menyukai tanaman triploid karena biji tanaman ini
  tidak bisa ditumbuhkan sehingga konsumen harus
  membeli tanaman dari si penangkar.
  Hewan bertulang belakang (vertebrata) bereaksi
  negatif terhadap poliploidi. Biasanya yang terjadi
  adalah kematian pralahir.
  Poliploidi pada mamalia biasanya berakhir dengan
  kematian pralahir.

                                                    46
• Vertebrata tertentu, seperti salamander dan kadal, juga
  memiliki "versi" poliploid. Cacing pipih, lintah, dan udang,
  dibantu dengan perilaku partenogenesis, juga memiliki anggota
  yang poliploid.
  Pada tumbuhan, khususnya tumbuhan berbunga, poliploid
  mudah ditemukan baik terjadi secara alami atau campur tangan
  manusia (baik sengaja maupun tidak) dalam proses
  pemuliaannya. Contohnya :
  Gandum, dengan berbagai versi tetraploid (gandum durum)
  dan heksaploid (gandum roti),
  Kentang (4n),
  Kapas (4n)
  Tebu (multiploid, dapat mencapai lebih dari 8n),
  Pisang ambon, pisang raja (3n, sehingga tidak berbiji normal),
  Triticale (4n),
  Berbagai anggrek hias,
  Stroberi (8n),
  Semangka tanpa biji.



                                                           47

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

La actualidad más candente (20)

Laporan Praktikum Kimia_Warna Nyala
Laporan Praktikum Kimia_Warna NyalaLaporan Praktikum Kimia_Warna Nyala
Laporan Praktikum Kimia_Warna Nyala
 
Praktikum Fotosintesis Pada Percobaan Sach
Praktikum Fotosintesis Pada Percobaan SachPraktikum Fotosintesis Pada Percobaan Sach
Praktikum Fotosintesis Pada Percobaan Sach
 
Hidrasi Air
Hidrasi AirHidrasi Air
Hidrasi Air
 
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi AnionReaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
 
Enzim katalase
Enzim katalaseEnzim katalase
Enzim katalase
 
Laporan praktikum biologi Percobaan Ingenhousz
Laporan praktikum biologi Percobaan IngenhouszLaporan praktikum biologi Percobaan Ingenhousz
Laporan praktikum biologi Percobaan Ingenhousz
 
Laporan enzim katalase
Laporan enzim katalaseLaporan enzim katalase
Laporan enzim katalase
 
Bab v reaksi reduksi oksidasi
Bab v reaksi reduksi oksidasiBab v reaksi reduksi oksidasi
Bab v reaksi reduksi oksidasi
 
Percobaan ingenhousz dan sach
Percobaan ingenhousz dan sachPercobaan ingenhousz dan sach
Percobaan ingenhousz dan sach
 
Praktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid ketonPraktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid keton
 
Hereditas pada mansia
Hereditas pada mansiaHereditas pada mansia
Hereditas pada mansia
 
Laporan Uji Karbohidrat - Biokimia
Laporan Uji Karbohidrat - BiokimiaLaporan Uji Karbohidrat - Biokimia
Laporan Uji Karbohidrat - Biokimia
 
Laporan termokimia
Laporan termokimia Laporan termokimia
Laporan termokimia
 
Enzim ,klasifikasi dan fungsi enzim
Enzim ,klasifikasi dan fungsi enzimEnzim ,klasifikasi dan fungsi enzim
Enzim ,klasifikasi dan fungsi enzim
 
Stoikiometri
StoikiometriStoikiometri
Stoikiometri
 
Sifat Golongan IA
Sifat Golongan IASifat Golongan IA
Sifat Golongan IA
 
15 contoh rekayasa genetika
15 contoh rekayasa genetika15 contoh rekayasa genetika
15 contoh rekayasa genetika
 
Hukum Hardy-Weinberg
Hukum Hardy-WeinbergHukum Hardy-Weinberg
Hukum Hardy-Weinberg
 
Pola pola hereditas pautan
Pola pola hereditas pautanPola pola hereditas pautan
Pola pola hereditas pautan
 
Analisis kualitatif
Analisis kualitatifAnalisis kualitatif
Analisis kualitatif
 

Destacado

Ppt evolusi Domestikasi,Modifikasi Dan Variasi Serta Ketergantungan Makhluk ...
Ppt evolusi Domestikasi,Modifikasi Dan Variasi Serta  Ketergantungan Makhluk ...Ppt evolusi Domestikasi,Modifikasi Dan Variasi Serta  Ketergantungan Makhluk ...
Ppt evolusi Domestikasi,Modifikasi Dan Variasi Serta Ketergantungan Makhluk ...Eka Prasetyajati
 
POLIPLOIDISASI IKAN NILEM (Osteochilus hasselti Valenciennes, 1842) dengan Ke...
POLIPLOIDISASI IKAN NILEM (Osteochilus hasselti Valenciennes, 1842) dengan Ke...POLIPLOIDISASI IKAN NILEM (Osteochilus hasselti Valenciennes, 1842) dengan Ke...
POLIPLOIDISASI IKAN NILEM (Osteochilus hasselti Valenciennes, 1842) dengan Ke...Syawalina Soerbakti
 
Poliploidi 1.1
Poliploidi 1.1Poliploidi 1.1
Poliploidi 1.1afifauliya
 
Faktor Pembatas
Faktor PembatasFaktor Pembatas
Faktor PembatasNur Aini
 
BIOUnnes_Furnace
BIOUnnes_FurnaceBIOUnnes_Furnace
BIOUnnes_FurnaceNur Aini
 
Dasar genetika introduction
Dasar genetika introductionDasar genetika introduction
Dasar genetika introductionIzmoend Dy
 
Teori Evolusi Charles Darwin
Teori Evolusi Charles DarwinTeori Evolusi Charles Darwin
Teori Evolusi Charles Darwinazzaazza50746
 
Las áreas y los centros de aprendizaje en el preescolar
Las áreas y los centros de aprendizaje en el preescolarLas áreas y los centros de aprendizaje en el preescolar
Las áreas y los centros de aprendizaje en el preescolarNereida Rodriguez
 
Prediksi UN Biologi 2016
Prediksi UN Biologi 2016Prediksi UN Biologi 2016
Prediksi UN Biologi 2016Herfen Suryati
 
Teori evolusi Power Point
Teori evolusi Power PointTeori evolusi Power Point
Teori evolusi Power PointHusain Anker
 
RPP IPA kelas VII Klasifikasi Makhluk Hidup pertemuan I (kurikulum 2013)
RPP IPA kelas VII Klasifikasi Makhluk Hidup pertemuan I (kurikulum 2013)RPP IPA kelas VII Klasifikasi Makhluk Hidup pertemuan I (kurikulum 2013)
RPP IPA kelas VII Klasifikasi Makhluk Hidup pertemuan I (kurikulum 2013)Desty Erni
 
Conroh kisi-kisi dan soal
Conroh kisi-kisi dan soalConroh kisi-kisi dan soal
Conroh kisi-kisi dan soalRoHim MohaMad
 

Destacado (18)

Evolusi
EvolusiEvolusi
Evolusi
 
domestikasi
domestikasidomestikasi
domestikasi
 
Ppt evolusi Domestikasi,Modifikasi Dan Variasi Serta Ketergantungan Makhluk ...
Ppt evolusi Domestikasi,Modifikasi Dan Variasi Serta  Ketergantungan Makhluk ...Ppt evolusi Domestikasi,Modifikasi Dan Variasi Serta  Ketergantungan Makhluk ...
Ppt evolusi Domestikasi,Modifikasi Dan Variasi Serta Ketergantungan Makhluk ...
 
POLIPLOIDISASI IKAN NILEM (Osteochilus hasselti Valenciennes, 1842) dengan Ke...
POLIPLOIDISASI IKAN NILEM (Osteochilus hasselti Valenciennes, 1842) dengan Ke...POLIPLOIDISASI IKAN NILEM (Osteochilus hasselti Valenciennes, 1842) dengan Ke...
POLIPLOIDISASI IKAN NILEM (Osteochilus hasselti Valenciennes, 1842) dengan Ke...
 
Poliploidi 1.1
Poliploidi 1.1Poliploidi 1.1
Poliploidi 1.1
 
Poliploidi
PoliploidiPoliploidi
Poliploidi
 
Faktor Pembatas
Faktor PembatasFaktor Pembatas
Faktor Pembatas
 
BIOUnnes_Furnace
BIOUnnes_FurnaceBIOUnnes_Furnace
BIOUnnes_Furnace
 
Mekanisme evolusi
Mekanisme evolusiMekanisme evolusi
Mekanisme evolusi
 
Spesiasi
SpesiasiSpesiasi
Spesiasi
 
Dasar genetika introduction
Dasar genetika introductionDasar genetika introduction
Dasar genetika introduction
 
Teori Evolusi Charles Darwin
Teori Evolusi Charles DarwinTeori Evolusi Charles Darwin
Teori Evolusi Charles Darwin
 
Las áreas y los centros de aprendizaje en el preescolar
Las áreas y los centros de aprendizaje en el preescolarLas áreas y los centros de aprendizaje en el preescolar
Las áreas y los centros de aprendizaje en el preescolar
 
Makalah Teori evolusi
 Makalah Teori evolusi Makalah Teori evolusi
Makalah Teori evolusi
 
Prediksi UN Biologi 2016
Prediksi UN Biologi 2016Prediksi UN Biologi 2016
Prediksi UN Biologi 2016
 
Teori evolusi Power Point
Teori evolusi Power PointTeori evolusi Power Point
Teori evolusi Power Point
 
RPP IPA kelas VII Klasifikasi Makhluk Hidup pertemuan I (kurikulum 2013)
RPP IPA kelas VII Klasifikasi Makhluk Hidup pertemuan I (kurikulum 2013)RPP IPA kelas VII Klasifikasi Makhluk Hidup pertemuan I (kurikulum 2013)
RPP IPA kelas VII Klasifikasi Makhluk Hidup pertemuan I (kurikulum 2013)
 
Conroh kisi-kisi dan soal
Conroh kisi-kisi dan soalConroh kisi-kisi dan soal
Conroh kisi-kisi dan soal
 

Similar a Faktor Faktor Evolusi

Mekanisme terbentuknya spesies baru
Mekanisme terbentuknya spesies baruMekanisme terbentuknya spesies baru
Mekanisme terbentuknya spesies baruf' yagami
 
Nama kelompok naila ,dina,istin
Nama kelompok naila ,dina,istinNama kelompok naila ,dina,istin
Nama kelompok naila ,dina,istinsembarangwes
 
EVOLUSI...SPESIES_SPESIASI.pptx
EVOLUSI...SPESIES_SPESIASI.pptxEVOLUSI...SPESIES_SPESIASI.pptx
EVOLUSI...SPESIES_SPESIASI.pptxSatrianiTanti
 
bab7evolusi-131016072452-phpapp01.pdf
bab7evolusi-131016072452-phpapp01.pdfbab7evolusi-131016072452-phpapp01.pdf
bab7evolusi-131016072452-phpapp01.pdfestereni
 
Pertemuan tiga puluh tiga Teori Evolusi.pptx
Pertemuan tiga puluh tiga Teori Evolusi.pptxPertemuan tiga puluh tiga Teori Evolusi.pptx
Pertemuan tiga puluh tiga Teori Evolusi.pptxKelasBiologi2
 
Mekanisme Evolusi-Klp 3-Renew.pptx
Mekanisme Evolusi-Klp 3-Renew.pptxMekanisme Evolusi-Klp 3-Renew.pptx
Mekanisme Evolusi-Klp 3-Renew.pptxnabila226494
 
Bab 4 TEORI EVOLUSI_ www.kampusimpian.com.pptx
Bab 4 TEORI EVOLUSI_ www.kampusimpian.com.pptxBab 4 TEORI EVOLUSI_ www.kampusimpian.com.pptx
Bab 4 TEORI EVOLUSI_ www.kampusimpian.com.pptxrisabiologi
 
Bab-4-TEORI-EVOLUSI.pptx
Bab-4-TEORI-EVOLUSI.pptxBab-4-TEORI-EVOLUSI.pptx
Bab-4-TEORI-EVOLUSI.pptxDELLABLATAMA1
 
Bab 1. Spesies dalam ekosistem
Bab 1. Spesies dalam ekosistem Bab 1. Spesies dalam ekosistem
Bab 1. Spesies dalam ekosistem Syarifah Algadri
 
genetika-13-genetika-dan-evolusi.ppsx
genetika-13-genetika-dan-evolusi.ppsxgenetika-13-genetika-dan-evolusi.ppsx
genetika-13-genetika-dan-evolusi.ppsxAnnisaSamir1
 
teori evolus dn rekayasa genetika
teori evolus dn rekayasa genetikateori evolus dn rekayasa genetika
teori evolus dn rekayasa genetikaRetno Nindia
 

Similar a Faktor Faktor Evolusi (20)

Mekanisme terbentuknya spesies baru
Mekanisme terbentuknya spesies baruMekanisme terbentuknya spesies baru
Mekanisme terbentuknya spesies baru
 
EVOLUSI (BIOLOGI SMA)
EVOLUSI (BIOLOGI SMA)EVOLUSI (BIOLOGI SMA)
EVOLUSI (BIOLOGI SMA)
 
Biologi Evolusi
Biologi EvolusiBiologi Evolusi
Biologi Evolusi
 
Bab Iv Teori Evolusi (D)
Bab Iv Teori Evolusi (D)Bab Iv Teori Evolusi (D)
Bab Iv Teori Evolusi (D)
 
Nama kelompok naila ,dina,istin
Nama kelompok naila ,dina,istinNama kelompok naila ,dina,istin
Nama kelompok naila ,dina,istin
 
Evolusi
EvolusiEvolusi
Evolusi
 
EVOLUSI...SPESIES_SPESIASI.pptx
EVOLUSI...SPESIES_SPESIASI.pptxEVOLUSI...SPESIES_SPESIASI.pptx
EVOLUSI...SPESIES_SPESIASI.pptx
 
bab7evolusi-131016072452-phpapp01.pdf
bab7evolusi-131016072452-phpapp01.pdfbab7evolusi-131016072452-phpapp01.pdf
bab7evolusi-131016072452-phpapp01.pdf
 
Pertemuan tiga puluh tiga Teori Evolusi.pptx
Pertemuan tiga puluh tiga Teori Evolusi.pptxPertemuan tiga puluh tiga Teori Evolusi.pptx
Pertemuan tiga puluh tiga Teori Evolusi.pptx
 
Mekanisme Evolusi-Klp 3-Renew.pptx
Mekanisme Evolusi-Klp 3-Renew.pptxMekanisme Evolusi-Klp 3-Renew.pptx
Mekanisme Evolusi-Klp 3-Renew.pptx
 
Mekanisme Spesiasi dan Kepunahan
Mekanisme Spesiasi dan KepunahanMekanisme Spesiasi dan Kepunahan
Mekanisme Spesiasi dan Kepunahan
 
Bab 4 TEORI EVOLUSI_ www.kampusimpian.com.pptx
Bab 4 TEORI EVOLUSI_ www.kampusimpian.com.pptxBab 4 TEORI EVOLUSI_ www.kampusimpian.com.pptx
Bab 4 TEORI EVOLUSI_ www.kampusimpian.com.pptx
 
Bab-4-TEORI-EVOLUSI.pptx
Bab-4-TEORI-EVOLUSI.pptxBab-4-TEORI-EVOLUSI.pptx
Bab-4-TEORI-EVOLUSI.pptx
 
Bab 1. Spesies dalam ekosistem
Bab 1. Spesies dalam ekosistem Bab 1. Spesies dalam ekosistem
Bab 1. Spesies dalam ekosistem
 
Isolasi spesies
Isolasi spesiesIsolasi spesies
Isolasi spesies
 
Evolusi
EvolusiEvolusi
Evolusi
 
Evolusi xii.ipa 5
Evolusi xii.ipa 5Evolusi xii.ipa 5
Evolusi xii.ipa 5
 
genetika-13-genetika-dan-evolusi.ppsx
genetika-13-genetika-dan-evolusi.ppsxgenetika-13-genetika-dan-evolusi.ppsx
genetika-13-genetika-dan-evolusi.ppsx
 
teori evolus dn rekayasa genetika
teori evolus dn rekayasa genetikateori evolus dn rekayasa genetika
teori evolus dn rekayasa genetika
 
Evolusi.pptx
Evolusi.pptxEvolusi.pptx
Evolusi.pptx
 

Más de NURSAPTIA PURWA ASMARA (20)

MUTASI pada GENOM
MUTASI pada GENOMMUTASI pada GENOM
MUTASI pada GENOM
 
KROMOSOM, BERANGKAI dan PINDAH SILANG
KROMOSOM, BERANGKAI dan PINDAH SILANGKROMOSOM, BERANGKAI dan PINDAH SILANG
KROMOSOM, BERANGKAI dan PINDAH SILANG
 
Penyerapan dan Transpor Zat Hara
Penyerapan dan Transpor Zat HaraPenyerapan dan Transpor Zat Hara
Penyerapan dan Transpor Zat Hara
 
Penyerapan dan Pengangkutan Air
Penyerapan dan Pengangkutan AirPenyerapan dan Pengangkutan Air
Penyerapan dan Pengangkutan Air
 
Difusi dan Osmosis
Difusi dan OsmosisDifusi dan Osmosis
Difusi dan Osmosis
 
Transpirasi
TranspirasiTranspirasi
Transpirasi
 
Fotosintesis
FotosintesisFotosintesis
Fotosintesis
 
Hubungan Air dan Tanaman
Hubungan Air dan TanamanHubungan Air dan Tanaman
Hubungan Air dan Tanaman
 
Anatomi Fisiologi Batang
Anatomi Fisiologi BatangAnatomi Fisiologi Batang
Anatomi Fisiologi Batang
 
Siklus Nitrogen
Siklus NitrogenSiklus Nitrogen
Siklus Nitrogen
 
Pertumbuhan Buah
Pertumbuhan BuahPertumbuhan Buah
Pertumbuhan Buah
 
Pengaruh Lingkungan Terhadap Respon Tumbuhan
Pengaruh Lingkungan Terhadap Respon TumbuhanPengaruh Lingkungan Terhadap Respon Tumbuhan
Pengaruh Lingkungan Terhadap Respon Tumbuhan
 
Gerak pada Tumbuhan
Gerak pada TumbuhanGerak pada Tumbuhan
Gerak pada Tumbuhan
 
Fisiologi Biji
Fisiologi  BijiFisiologi  Biji
Fisiologi Biji
 
Hara Mineral
Hara MineralHara Mineral
Hara Mineral
 
Sistem Endokrin
Sistem EndokrinSistem Endokrin
Sistem Endokrin
 
Sistem Digesti
Sistem DigestiSistem Digesti
Sistem Digesti
 
Fisiologi Kulit
Fisiologi KulitFisiologi Kulit
Fisiologi Kulit
 
Sistem Respirasi
Sistem RespirasiSistem Respirasi
Sistem Respirasi
 
Sistem Reproduksi
Sistem ReproduksiSistem Reproduksi
Sistem Reproduksi
 

Último

Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024RahmadLalu1
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxsalmnor
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxfitriaoskar
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxriscacriswanda
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxDedeRosza
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...nuraji51
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptnovibernadina
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...Kanaidi ken
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxSaujiOji
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024ssuser0bf64e
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfAkhyar33
 

Último (20)

Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 

Faktor Faktor Evolusi

  • 1. FAKTOR-FAKTOR EVOLUSI 1. Mutasi Mutasi merupakan sumber terjadinya variasi organisme yang utama a. Mutasi gen ex. Drosophila melanogaster bermata putih, merupakan hasil mutasi (Mutan), mempunyai sifat resesif Dalam mutasi gen dapat disimpulkan bahwa: 1. Gen ralatif stabil pada Drosophila Mutan : normal= 5000:20 juta) Angka laju mutasi suatu species umumnya sangat rendah, karena faktor yang menyebabkan mutasi tidak dapat diramalkan angka laju mutasi berkisar antara 1 gen diantara 2000 sampai jutaan gamet. 2. Masing-masing gen mempunyai kecepatan mutasi yang khas (Gen 1 dengan gen lain tidak sama) 3. Mutasi gen menghasilkan hilangnya bahan genetik, tetapi juga dapat terjadi perubahan komposisi dan perubahan komposisi lebih besar daripada hilangnya bahan genetik 1
  • 2. • 4. Pada gen-gen utama dapat mengalami mutasi lebih besar dari 1 macam (dapat memberikan beberapa alela yang beda yang disebut MULTIPLE ALELAS) • 5. Kebanyakan mutasi mengakibatkan kerugian pada organisme. • 6. Kecepatan mutasi dapat diatur, misalnya dengan sinar γ (Gama), UV, sinar kosmis, suhu atau zat kimia • 7. Mutasi merupakan hasil perubahan ringan pada struktur kimia dari segmen molekul DNA. 2
  • 3. b. Mutasi Kromosom • Pengaruh mutasi kromosom lebih menonjol dibanding mutasi gen • Mutasi kromosom hanya diturunkan 1 kali saja. 2. Rekombinasi Rekombinasi merupakan suatu mekanisme penting untuk terjadinya evolusi Rekombinasi tidak pernah mengubah frekuensi gen, tetapi ikut berperan dalam menciptakan variasi, baik variasi itu disebabkan oleh mutasi atau seleksi alam ataupun genetik drift. 3. Seleksi Alam Peran seleksi alam: memusnahkan individu-individu yang tidak adaptif terhadap lingkungannya (Konsep Darwin) Ex. Biston betularia 3
  • 4. 4. Genetik Drift/Hanyutan genetik • Genetik Drift : Fluktuasi/ naik turunnya frekuensi gen secara acak • Pengaruh genetik drift terhadap perubahan gen sangat jelas bila populasinya sedikit, tetapi bila populasinya besar maka pengaruh genetik drift dapat diabaikan. • Genetik drift akan bekerja sama dengan variasi dan seleksi alam dan akan menghasilkan perubahan dalam proporsi kombinasi gen dari 1 generasi ke generasi lain. 4
  • 5. 5. Adaptasi • Adaptasi merupakan hasil evolusi, hasil akhir berupa perubahan evolusioner, yaitu organisme menjadi lebih efisien dalam berbagai situasi, misal: rahang manusia • Adanya adaptasi menyebabkan diversitas/kehidupan beragam dalam berbagai situasi lingkungan. • Bukti adaptasi: Organisme tetap hidup dan bereproduksi • Setiap organisme memperlihatkan adaptasinya yang bersifat umum dan khusus untuk hidup di lingkungan utamanya, ex. Uma scoparia (kadal padang pasir) mempunyai adaptasi khusus , yaitu hidung berbentuk seperti sekop, mempunyai perilaku renang di bawah permukaan pasir 5
  • 6. A. Pendapat Teilhard de Chardin mengenai proses evolusi • Proses evolusi dibedakan menjadi 3 tahap, yaitu: 1. Tahap Geosfer: Tahap ini adalah tahap pra-hidup, tahap perubahan yang terutama menyangkut perubahan tata surya. 2. Tahap Biosfer: Kalau ada tahap geosfer yang menjadi masalah adalah adanya "loncatan" dari materi tak hidup menjadi "materi" hidup, maka pada tahap biosfer yang dimasalahkan adalah "loncatan" munculnya manusia. 3. Tahap Neosfer: Menurut Teilhard, yang penting pada makhluk hidup dalam hal ini manusia adalah terjadinya evolusi mengenai kesadaran batinnya yang semakin mantap. 6
  • 7. • B. Penetapan Umur Fosil Penetapan umur fosil dapat dilakukan 2 cara: • Cara tidak langsung : yaitu dilakukan dengan mengukur umur lapisan bumi tempat fosil ditemukan. • Cara langsung : yaitu dengan mengukur umur fosil itu sendiri. Beberapa contoh penetapan umur fosil : 1. Berdasarkan peristiwa laju erosi 2. Berdasarkan peristiwa laju sedimentasi 3. Kandungan garam 4. Penentuan umur dengan zat radioaktif 7
  • 8. SPESIASI (TIMBULNYA SPECIES BARU) • Spesiasi dipengaruhi faktor-faktor: • 1. Isolasi Reproduksi • 2. Domestikasi • 3. Poliploidi 8
  • 9. 1. Isolasi Reproduksi Ada 2 pola dasar Isolasi dalam kaitannya dengan perkawinan: a. Jika ada rintangan/barier geografik/ekologik/Spatial, misalnya gajah laut (Elephant seal= Miraounga leonima) terdapat di laut dingin di daerah Antartika, jenis ini terisolir secara geografis dengan jenis yang lain yaitu Miraounga angustirostris yang terdapat di daerah laut dingin di laut utara. Ke2 jenis ini tidak mampu kawin karena terpisah oleh laut hangat. Populasi yang terisolasi seperti itu disebut ALLOPATRIK POPULATIONS 9
  • 10. 10
  • 11. b. Terdapat perbedaan Fisiologis genetiknya • Meskipun mempunyai ekologi yang sama tapi karena perbedaan fisiologis genetiknya maka tidak dapat mengadakan perkawinan. Kelompok ini disebut SYMPATRIC POPULATIONS, misalnya Salamander genus Taricha, yaitu Taricha torosa dan Taricha granulosa 11
  • 14. Perbandingan Populasi Simpatrik dan Allopatrik 14
  • 15. MEKANISME ISOLASI • Ada 2 macam Mekanisme isolasi • 1. Premating Isolating Mechanisme/Eksternal Reproductive Isolation, yaitu apabila penghalangan perkawinan terjadi karena faktor luar dan terjadinya sebelum perkawinan. Pada mekanisme ini ada 3 macam, yaitu: • A. Ecologic: pasangan tidak pernah bertemu, sehingga tidak pernbah kawin, karena perbedaan ekologinya/habitatnya, misal: Rana grylio dan Rana areolata • Rana grylio: bersifat aquatik ekstrim (terdapat dalam air yang dalam), sehingga bila kawin juga terjadi dalam air • Rana areolata: hidup pada kubangan-kubangan dan kawin hanya di pinggir kolam /rawa. Karena ekologinya berbeda maka tidak pernah kawin. 15
  • 16. Rana grilio dan Rana areolata 16
  • 17. b. Ethologic: pasangan tidak pernah bertemu karena adanya perbedaan asal-usul (non biologis), misal: Hyla versicolor dan Hyla femoralis Hyla versicolor (♂) jika mau kawin memanggil dengan suara pendek, keras, bergetar terus menerus dengan resonansi Hyla femoralis (♂) jika mau kawin memanggil dengan suara pendek dan meledak-ledak 17
  • 18. Hyla femoralis dan Hyla versicolor 18
  • 19. c. Morphologic: Pasangan bertemu tetapi tidak ada gamet yang ditransfer, misal: • Bufo quercicus: Berukuran Kecil, panjangnya 1,25 inci • Bufo valliceps: berukuran besar, tubuhnya yang terkecil berukuran 2,25 inci • Karena perbedaan morfologi tersebut maka tidak dapat kawin 19
  • 20. Bufo quercicus dan Bufo valliceps 20
  • 21. 2. Postmating Isolating Mechanisme/Internal Reproductive Isolation, yaitu apabila penghalangan perkawinan terjadi karena faktor dalam dan terjadinya setelah perkawinan. Pada mekanisme ini ada 5 macam, yaitu: • a. Genetic Mortality: kawin tetapi tidak terjadi fertilisasi. Isolasi terjadi karena cytological blok, contoh: • Rana clamitans dan rana catesbeiana 21
  • 22. Rana clamitans dan Rana catesbeiana 22
  • 23. • b. Zygotic mortality: kawin terjadi fertlisasi tapi zygotnya mati. Isolasi terjadi karena adanya antagonistik dari komposisi genetik kedua orang tuanya, contoh: Rana areolata dan Rana catesbeiana • Telah dilakukan perkawinan secara invitro, tetapi zygotnya tidak berkembang dan mati 23
  • 24. Rana areolata dan Rana catesbeiana 24
  • 25. c. Hibrid inviability: kawin terjadi fertilisasi mempunyai keturunan, tapi kemudian keturunannya mati/terjadi penurunan viability, contoh pada Rana areolata, terdapat komposisi genetik yang antagonistik sehingga tidak pernah mencapai tingkat berudu. d. Hybrid sterility: kawin terjadi fertilisasi mempunyai keturunan, tapi keturunannya steril contohnya pada perkawinan antara Rana areolata dan Rana catesbeiana perkembangan hybrid sampai dewasa, tetapi terjadi inkompatible kromosomnya, akibatnya tidak pernah menghasilkan gonade dan hibrid tersebut steril. 25
  • 26. e. Hybrid breakdown: kawin terjadi fertilisasi mempunyai keturunan, generasi I hidup dan fertil, tetapi genrasi berikutnya inviabel dan steril, contoh perkawinan antara Gulf Coasttoad dan Fawler’s toad (Bufo woodhousii) Pada kasus ini bila Gulf coast toad ♀ kawin dengan ♂ Fawler’s maka keturunan I akan mati pada perkembangannya, tapi bila sebaliknya jika ♂ Gulf coast toad kawin dengan ♀ dari Fawler’s akan dihasilkan keturunan yang normal sampai dewasa, tetapi keturunan itu berupa ♂ mandul 26
  • 27. 2. Domestikasi • Domestikasi atau penjinakan tumbuhan dan hewan merupakan langkah awal perkembangan pertanian secara luas (King dan Stanbinsky, 1998). • Domestikasi sebagai proses perkembangan organisme yang dikontrol manusia, oleh Evans (1996) dinyatakan mencakup perubahan genetik (tumbuhan) yang berlangsung sinambung semenjak dibudidayakan. • Dengan demikian, domestikasi berkaitan dengan seleksi dan manajemen oleh manusia, dan tidak hanya sekedar pemeliharaan saja. 27
  • 28. • Spesies eksotik – organisme yang dipindahkan dari habitat aslinya ke wadah budidaya, karakteristik genetiknya terubah dengan maksud tertentu, atau sebaliknya, melalui sembarang cara pemeliharaan, seleksi dan manajemen genetik (Pullin, 1994). • Mendomestikasikan adalah menaturalisasikan biota ke kondisi manusia dengan segala kebutuhan dan kapasitasnya. 28
  • 29. • Menurut Zairin (2003), ada beberapa tingkatan yang dapat dicapai manusia dalam upaya penjinakan hewan ke dalam suatu sistem budidaya. Tingkatan dimaksud, sebagaimana berlangsung pada ikan, adalah sebagai berikut. 1. Domestikasi sempurna, yaitu apabila seluruh daur hidup ikan sudah dapat berlangsung dalam sistem budidaya. Ikan asli Indonesia yang demikian dicontohkan oleh gurami (Osphroneus gouramy), tawes (Puntius javanicus), kerapu, bandeng, dan kakap putih. 29
  • 30. 2.Domestikasi hampir sempurna, yaitu apabila seluruh daur hidupnya dapat berlangsung dalam sistem budidaya, tapi keberhasilannya masih rendah. Ikan asli Indonesia yang terjinakkan sedemikian dicontohkan oleh betutu, balashark, dan arowana. 3.Domestikasi belum sempurna, yaitu apabila baru sebagian daur hidupnya dapat berlangsung dalam sistem budidaya. Contohnya antara lain : ikan Napoleon (Cheilinus undulatus), dan tuna. 30
  • 31. Ikan Tuna 31
  • 32. • Tingkatan kesempurnaan domestikasi hewan umumnya, sangat ditentukan oleh pemahaman tentang keseluruhan aspek biologi dan ekologi hewan tersebut. • Perilaku satwa liar di habitat alaminya, daur hidup dan dinamika pertumbuhannya merupakan aspek biologi yang antara lain menunjang keberhasilan domestikasi. 32
  • 33. • Dalam domestikasi tanaman, Evans (1996) mengungkapkan secara luas berbagai perubahan yang terjadi pada penampilan tumbuhan, mulai dari yang menyangkut retensi benih hingga ke isi DNA. Demikian halnya perubahan bentuk dan ukuran pada sejumlah tanaman, serta laju perkembangan dan pertumbuhannya. • Lebih dari pada itu, sejumlah tumbuhan yang didomestikasi ternyata kehilangan substansi racun sebagai unsur proteksi alaminya terhadap hama dan penyakit. 33
  • 34. • Tampaknya, perubahan-perubahan ini terpaut dengan penimbulan (mengefisiensi) dan penenggelaman (mendefesiensi) satu atau lebih unsur genetik seiring dengan faktor lingkungan budidaya yang dikenakan. • Hal yang kemudian membuka peluang ke modifikasi genetik ini, antara lain ditandai ketika tanaman tebu Saccharum officinarum disilangkan dengan S. spontaneum yang memiliki gen yang tahan atas penyakit sereh yang mewabah pada 1880. 34
  • 35. • Seperti halnya hewan, perpindahan lokasi dari tumbuhan yang didomestikasi berlangsung secara luar biasa, menyebar luas dan jauh dari asalnya, bahkan terkadang melimpah di kawasan yang didatanginya. Dicontohkan oleh Wallack (2001), gandum yang berasal dari Timur Tengah, kini diproduksi besar-besaran di Cina, India, dan Amerika. Jagung yang asalnya Meksiko, tapi Brasilia menumbuhkannya tiga kali lebih banyak, China sebanyak enam kali lebih banyak, dan Amerika sebanyak 10 kali. Kentang yang mulainya di Andes, kini produktor utamanya adalah Cina, Rusia dan Polandia. 35
  • 36. • Selain dengan jelas menunjukkan difusi dan adopsi teknologi berkenaan dengan hasil domestikasi, tapi hal ini menunjukkan juga kemampuan hasil domestikasi dalam mengkolonisasi daerah baru. • Subjek domestikasi, seperti menurut Evans (1996) terhadap tumbuhan, menarik minat sejumlah disiplin ilmu, diantaranya antropologi, arkeologi, biokimia, genetika, geografi, linguistik, biologi molekuler, fisiologi, dan sosiologi. 36
  • 37. • Dengan demikian, banyak aspek domestikasi telah diungkapkan selama ini, misalnya mengenai sejarah dan keterkaitannya dengan kebudayaan, demikian pula dengan permasalahan lingkungan hidup yang ditimbulkannya. Ringkasnya, praktek domestikasi tumbuhan dan hewan tidak saja sekaligus mendomestikkan pengelompokkan manusia (humandkind) dalam suatu permukiman, tapi juga menurut Wallack (2001), manusia secara mutlak kini tergantung pada hasil domestikasi yang dilakukannya. 37
  • 38. • Metode dan/atau teknik domestikasi tumbuhan dan hewan dengan pendekatan bioteknologi dideskripsikan secara luas dan melimpah dalam sejumlah sumber informasi. Mengacu pada sumber dimaksud seperti dalam Winter et al (1998) dan Madigan et al (2000), rekayasa genetika dinyatakan sebagai upaya teknik memodifikasi penampilan genetika sel dan organisme melalui manipulasi suatu gen dengan menggunakan teknik labolatorium. Ini merupakan sintesis dari genetika molekuler, biokimia dan mikrobiologi, terutama dalam aspek yang mencakup isolasi, manipulasi, dan ekspresi materi genetik. 38
  • 39. 3. Poliploidi • Organisme hidup pada umumnya memiliki sepasang set kromosom pada sebagian besar tahap hidupnya. Kondisi ini disebut diploid (disingkat 2n). Namun demikian, sejumlah organisme pada tahap yang sama memiliki lebih dari sepasang set. Gejala semacam ini dinamakan poliploidi yang artinya, berganda). 39
  • 40. • Organisme dengan kondisi demikian disebut poliploid. Tipe poliploid dinamakan tergantung banyaknya set kromosom. Jadi, triploid (3n), tetraploid (4n), pentaploid (5n), heksaploid (6n), oktoploid, dan seterusnya. Dalam kenyataan, organisme dengan satu set kromosom (haploid, n) juga ditemukan hidup normal di alam. Poliploidi umum terjadi pada tumbuhan. Ia ditemukan pula pada hewan tingkat rendah (seperti cacing pipih, lintah, atau beberapa jenis udang), dan juga fungi. 40
  • 41. • Di alam, poliploid dapat terjadi karena kejutan listrik (petir), keadaan lingkungan ekstrem, atau persilangan yang diikuti dengan gangguan pembelahan sel. • Perilaku reproduksi tertentu mendukung poliploidi terjadi, misalnya perbanyakan vegetatif atau partenogenesis, dan menyebar luas 41
  • 42. • Poliploidi buatan dapat dilakukan dengan meniru yang terjadi di alam, atau dengan menggunakan mutagen. • Kolkisin adalah mutagen yang umum dipakai untuk keperluan ini. Efeknya cepat diketahui dan aplikasinya mudah. Penggunaannya beresiko tinggi karena kolkisin juga sangat karsinogenik. 42
  • 43. • Autopoliploid terjadi apabila suatu spesies, karena salah satu sebab di atas, menggandakan set kromosomnya dan kemudian saling kawin dengan autopoliploid lain. Pola pewarisan autopoliploid rumit karena melibatkan perpasangan empat, enam, atau delapan set kromosom. Allopoliploid terjadi karena persilangan antarspesies dengan genom yang berbeda tanpa diikuti reduksi jumlah sel dalam meiosis. 43
  • 44. • Biasanya, pola pewarisan allopoliploid serupa dengan diploid biasa (pewarisan disomik) apabila telah berlangsung beberapa generasi. Amfidiploid adalah allotetraploid yang perilaku pewarisannya benar-benar serupa dengan diploid. Efek poliploidi pada organisme Poliploidi seringkali memberikan efek dramatis dalam penampilan atau pewarisan sifat yang bisa positif atau negatif. Tumbuhan secara umum bereaksi positif terhadap poliploidi. 44
  • 45. • Tetraploid (misalnya kentang) dan heksaploid (misalnya gandum) berukuran lebih besar (reaksi "gigas", atau "raksasa") daripada leluhurnya yang diploid. Karena hasil panen menjadi lebih tinggi, poliploidi dimanfaatkan dalam pemuliaan tanaman. Berbagai kultivar tanaman hias (misalnya anggrek) dibuat dengan mengeksploitasi poliploidi. Reaksi negatif terjadi terhadap kemampuan reproduksi, khususnya pada poliploidi berbilangan ganjil, meskipun ukurannya membesar. Karena terjadi ketidakseimbangan pasangan kromosom dalam meiosis, organisme dengan ploidi ganjil biasanya mandul (steril). 45
  • 46. • Pemuliaan tanaman, sekali lagi, mengeksploitasi gejala ini. Karena mandul, semangka triploid tidak memiliki biji yang normal (bijinya tidak berkembang normal atau terdegenerasi) dan dijual sebagai "semangka tanpa biji". Penangkar tanaman hias menyukai tanaman triploid karena biji tanaman ini tidak bisa ditumbuhkan sehingga konsumen harus membeli tanaman dari si penangkar. Hewan bertulang belakang (vertebrata) bereaksi negatif terhadap poliploidi. Biasanya yang terjadi adalah kematian pralahir. Poliploidi pada mamalia biasanya berakhir dengan kematian pralahir. 46
  • 47. • Vertebrata tertentu, seperti salamander dan kadal, juga memiliki "versi" poliploid. Cacing pipih, lintah, dan udang, dibantu dengan perilaku partenogenesis, juga memiliki anggota yang poliploid. Pada tumbuhan, khususnya tumbuhan berbunga, poliploid mudah ditemukan baik terjadi secara alami atau campur tangan manusia (baik sengaja maupun tidak) dalam proses pemuliaannya. Contohnya : Gandum, dengan berbagai versi tetraploid (gandum durum) dan heksaploid (gandum roti), Kentang (4n), Kapas (4n) Tebu (multiploid, dapat mencapai lebih dari 8n), Pisang ambon, pisang raja (3n, sehingga tidak berbiji normal), Triticale (4n), Berbagai anggrek hias, Stroberi (8n), Semangka tanpa biji. 47