sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
Dampak dan Antisipasi Masuknya PMK ke Indonesia Bagi Peternakan Babi - ASOSIASI MONOGASTRIK INDONESIA (AMI), 27 Mei 2022
1. Dampak dan Antisipasi
Masuknya Penyakit Mulut
dan Kuku (PMK) di Indonesia
bagi Peternakan Babi
DRH TRI SAT YA PUTRI NAIPOSPOS MPHIL PHD
DEWAN PAKAR BIDANG KESEHATAN HEWAN
ASOSIASI MONOGASTRIK INDONESIA (AMI)
2. Apa itu Penyakit Mulut dan Kuku?
▪ Penyakit mulut dan kuku (Foot-and-mouth disease) adalah penyakit virus yang sangat
menular pada hewan berkaki belah (Artiodactyla), yang ditandai dengan demam,
vesikel pada mukosa rongga mulut, puting susu dan kaki serta kematian yang
mendadak pada spesies muda yang rentan.
▪ PMK disebabkan oleh virus aphtho, suatu virus RNA dengan genom beruntai tunggal
yang positif dari keluarga Picornaviridae. Nama ini berasal dari ‘pico’ (bahasa Yunani)
yang artinya sangat kecil.
▪ Kelompok Picornaviridae kadang-kadang dirujuk sebagai kelompok virus PMK.
▪ Virus-virus Picorna adalah salah satu yang paling beragam (lebih dari 200 serotipe) dan
virus tertua yang pernah diketahui (Loeffler et al., 1898).
▪ Ada 7 serotipe virus PMK di dunia yaitu O, A, C, ASIA 1, SAT (South African Territories) 1,
SAT 2, and SAT 3.
3. Kenapa PMK menjadi penyakit hewan paling penting?
▪ PMK memiliki 2 kriteria dasar untuk dimasukkan ke dalam Daftar Penyakit
Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (List of OIE Diseases):
1. penyebaran internasional; dan
2. penyebaran yang signifikan pada populasi naif.
▪ Menurut Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO), PMK adalah penyakit
lintas batas (Transboundary Animal Disease/TAD) yang khas, karena sesuai
dengan 3 karakteristik yang diperlukan:
a) kepentingan ekonomi, perdagangan dan/atau ketahanan pangan (food
security) yang signifikan bagi sejumlah besar negara;
b) mudah menyebar ke negara lain dan mencapai proporsi epidemik;
c) membutuhkan kerja sama antara beberapa negara untuk pengendalian/
manajemen penyakit (FAO-EMPRES, 2011).
4. Hewan apa yang rentan PMK?
▪ Sapi, babi, domba, kambing, kerbau dan
semua spesies ruminansia liar dan babi liar
adalah rentan.
▪ Semua anggota hewan berkuku belah
(Artiodactyla) dapat terinfeksi virus PMK.
▪ Setiap spesies bervariasi dalam hal
kerentanan (susceptibility) terhadap infeksi
dan klinis penyakit, begitu juga kemampuan
untuk menularkan virus ke hewan lain (Lubroth
et al., 2006; Rovid Spickler et al., 2010).
Gambar diambil dari:
https://www.thefencepost.com/news/foot-and-mouth-disease-
in-namibia-raises-concerns/
Sumber: Emilio A.L. (2012). Foot-and-Mouth Disease in Pigs:
Current Epidemiological Situation and Control Methods.
Transboundary and Emerging Diseases 59 (Suppl. 1), 36-49.
5. Fakta penting – PMK pada babi
▪ Babi tidak begitu rentan terhadap infeksi PMK seperti halnya sapi
dan domba.
▪ Babi tidak menjadi ‘carier’.
▪ Babi adalah ‘super ekskretor’.
– dapat menyebabkan gumpalan virus (virus plumes) ke udara.
▪ Tidak bereaksi terhadap vaksinasi, begitu juga ruminansia.
▪ Di negara-negara endemik PMK, babi seringkali berkeliaran
bebas (free ranging).
– punya akses ke sisa-sisa/sampah makanan (swill).
▪ Jumlah babi yang banyak di sebagian besar wilayah dunia.
Sumber: Presentation Dr. Wilna Vosloo (CSIRO Health and Biosecurity) – BRIN, 19 Mei 2022.
6. Penularan PMK
▪ Hewan dapat terinfeksi secara inhalasi (masuk
melalui pernafasan), ingesti (masuk melalui
mulut) atau kontak langsung.
▪ Infeksi primer kemungkinan besar terjadi melalui
saluran pernafasan.
▪ Ruminansia sangat sensitif terhadap rute
pernafasan, sementara babi relatif lebih sering
terinfeksi melalui rute oral.
▪ Begitu diintroduksi ke dalam kelompok ternak,
penyakit akan menyebar dengan cepat ke hewan
yang kontak dekat.
Sumber; Garner and Cannon (1995). Potential for wind-borne
spread of foot-and mouth disease virus in Australia.
• Penyebaran PMK paling sering
lewat pergerakan/lalu lintas
hewan yang terinfeksi.
7. Patogenesis PMK pada babi vs ruminansia
7
Patogenesis Babi vs Ruminansia
Klinis akut PMK Lebih hebat dari ruminansia
Pembersihan infeksi secara utuh Lebih efisien dari ruminansia
Status ‘carrier’ PMK subklinis Tidak ada pada babi
Kemampuan untuk mengeluarkan virus
secara aerosol
Mengeluarkan jumlah virus aerosol yang
besar
Infeksi lewat udara (airborne) Kurang rentan dibandingkan ruminansia
Vaksinasi umumnya hanya sapi dengan
asumsi bahwa praktik ini memadai untuk
mencegah potensi penyebaran wabah
Babi tidak divaksin
Sumber: Stenfeldt et al., 2016. The Pathogenesis of Foot-and-Mouth Disease in Pigs. Front Vet Sci. 3: 41.
8. PMK pada domba, babi dan sapi
▪ Pada domba, gejala dapat tidak terlihat atau ringan,
dan domba terinfeksi yang tidak terdeteksi dapat
menjadi sumber infeksi yang penting.
▪ Babi dianggap sebagai ‘inang penguat’ (amplifying host)
karena dapat mengeluarkan sejumlah besar virus
dalam nafas yang dihembuskan.
▪ Sapi dapat terinfeksi dengan menghirup melalui nafas
sejumlah kecil virus.
▪ Pada beberapa hewan ('carrier’), virus dapat terus
dibawa untuk jangka waktu lama (bulan atau tahun)
setelah kesembuhan yang nyata terlihat.
Sumber: Chappell K. What is foot and mouth disease and why is the Australian
livestock sector worried? The Examiner, 12 May 2022.
9. Ekskresi virus PMK lewat udara
Sumber: Presentation Dr. Wilna Vosloo (CSIRO Health
and Biosecurity) – BRIN, 19 Mei 2022.
10. Gejala klinis PMK pada babi
• Demam (pyrexia), meskipun gejala
klinis ini tidak konsisten.
• Lesi kaki yang parah dan kepincangan,
dengan bagian terpisah pada tanduk
terutama ketika ditempatkan pada
bagian yang konkret.
• Vesikel pada titik-titik tekanan anggota
badan, terutama di sepanjang karpus,
menghasilkan buku-buku jari.
• Lesi vesikuler pada moncong.
• Keguguran (abosi).
Lesi umur 3 hari
pada moncong
babi
Lesi umur 4 hari
pada lidah babi
Lesi umur 6 hari
pada kaki babi
Berbagai tanda klinis dapat
mengindikasikan adanya PMK pada babi.
Sumber: Clinical signs of foot-and-mouth disease in pigs | Business Queensland
11. Mortalitas pada babi
▪ Kesembuhan babi dewasa bergantung pada tingkat keparahan lesi, beberapa dari babi
tersebut mungkin menderita kepincangan kronis.
▪ Babi penggemukan (fattening pigs) membutuhkan waktu lebih lama untuk mencapai
berat potong (slaughter weight).
▪ Babi muda berumur 14 minggu mungkin mati tiba-tiba disebabkan gagal jantung; anak
babi sangat rentan.
▪ Dalam beberapa kelompok babi, mortalitas anak babi adalah tanda pertama penyakit
(Geering & Lubroth, 2002; Kitching & Alexandersen, 2002; Lubroth et al., 2006; Rovid
Spickler et al., 2010).
▪ Insidensi penyakit pada populasi babi yang tidak diimunisasi bisa mencapai 100%.
▪ Tingkat mortalitas pada babi dewasa biasanya diabaikan, tetapi bisa sangat tinggi pada
anak babi menyusui (Lubroth et al., 2006; Rovid Spickler et al., 2010).
Sumber: Leon E.A. (2012). Foot-and-Mouth Disease in Pigs: Current Epidemiological
Situation and Control Methods. Transboundary and Emerging Diseases 59 (Suppl. 1), 36-49.
12. Masa inkubasi PMK pada babi
▪ Masa inkubasi dalam kondisi alami bervariasi sesuai strain virus, dosis paparan dan
rute masuk.
▪ Dapat berkisar dari 24 jam hingga maksimum 11 hari (Kitching & Alexandersen,
2002; Quan et al., 2004).
▪ Hewan menjadi sakit antara 2 – 24 hari setelah infeksi.
▪ Hewan yang terinfeksi menjadi infeksius bagi hewan lain sebelum beberapa hari
munculnya masa gejala klinis.
▪ Sapi mengeluarkan virus dari faring 2,5 hari sebelum munculnya lepuh-lepuh dan
babi mengeluarkan rata-rata 5 hari (2 – 10 hari) sebelum munculnya gejala klinis.
Sumber: Leon E.A. (2012). Foot-and-Mouth Disease in Pigs: Current Epidemiological
Situation and Control Methods. Transboundary and Emerging Diseases 59 (Suppl. 1), 36-49.
13. Diferensial diagnosa PMK pada babi
▪ Babi dapat diserang oleh penyakit vesikuler lainnya, yang secara klinis tidak dapat dibedakan dari
PMK. Dengan demikian diagnosis laboratorium dari setiap kasus yang dicurigai PMK merupakan
suatu hal mendesak yang perlu dilakukan.
▪ Penyakit vesikuler lainnya adalah:
➢ Vesicular stomatitis (VS):
– Penyakit virus yang terutama menjangkiti sapi, kuda dan babi, dan kadang-kadang domba,
kambing, Ilama, dan Alpaka.
– Dikenal 2 kelas immunologis virus VS: New Jersey dan Indiana.
– Endemik di wilayah utara Amerika Selatan dan seluruh Amerika Tengah, lebih jarang di
Amerika Serikat. Tidak ditemukan di benua lain (Lubroth et al., 2006; OIE, 2011b).
➢ Swine vesicular disease (SVD):
– Tidak menjangkiti spesies lain.
– Kondisi dapat berupa vesikuler subklinis, ringan atau parah bergantung strain virus, rute dan
dosis infeksi, dan kondisi budidaya di mana babi dipelihara (Lubroth et al., 2006).
Sumber: Leon E.A. (2012). Transboundary and Emerging Diseases 59 (Suppl. 1), 36-49.
14. Wabah PMK pada babi di dunia
▪ Peran babi dalam episode wabah MPK sangat
penting.
▪ Ada 7 kali wabah PMK yang terjadi sepanjang
2010-2011 di mana babi ikut terlibat.
▪ Wabah pada babi terjadi utamanya di Asia Timur
(China, Taiwan, Korea Utara, Korea Selatan dan
Hongkong).
▪ Wabah PMK pada babi yang paling besar terjadi
di Taiwan pada 1997. Total 6.147 peternakan
babi dengan lebih dari 4 juta ekor terinfeksi, dan
37,7% babi di Taiwan baik karena mati (0,18
juta ekor) atau dimusnahkan (3,85 juta ekor).
Taiwan menyembelih hampir 1.000 ekor babi
setelah muncul wabah PMK, yang bisa disebut
epidemi terburuk yang dialami dalam 14 tahun.
Babi-babi dimusnahkan di suatu peternakan di
bagian selatan kota Tainan setelah
menunjukkan gejala klinis.
Sumber: Yang et al. (1999). Epidemiological characteristics and financial costs of
the 1997 foot-and-mouth disease epidemic in Taiwan. Dec 18-25;145(25):731-4
15. Taiwan Kembali mendapatkan status bebas PMK
▪ Taiwan tidak bisa melakukan ekspor babi dan
produk babi selama 24 tahun karena PMK.
▪ Pada Mei 2020, Taiwan mendapatkan kembali
status “bebas PMK tanpa vaksinasi (FMD free
without vaccination) setelah muncul wabah
pertama pada 1997.
▪ Pada 2009, upaya Taiwan untuk menghilangkan
virus mengalami kegagalan ketika vaksinasi
dihentikan setelah 7 kasus PMK dilaporkan.
▪ Status ‘bebas PMK dengan vaksinasi (FMD free with
vaccination) kemudian diperoleh pada Mei 2018.
Sumber: Taiwan pork exports can resume with FMD-free status - Pig Progress.
16. Wabah PMK (2021-2022)
Sumber: Presentation Dr. Wilna Vosloo
(CSIRO Health and Biosecurity) –
BRIN, 19 Mei 2022.
▪ Pada tahun 2022 ini, wabah
PMK terjadi di Tunisia dan
Kazakhstan (Januari 2022),
dan Indonesia (April 2022).
17. Serotipe virus PMK di Asia Tenggara
▪ Serotipe O, A, dan Asia 1 tersebar di negara-negara Asia
Tenggara yang terdiri dari Kamboja, Laos, Myanmar,
Semenanjung Malaysia, Thailand dan Vietnam.
▪ Di antara serotipe penyebab wabah PMK akhir-akhir ini,
serotipe O yang paling banyak dilaporkan di Asia Tenggara,
dengan:
– 2 topotipe yang berbeda yaitu Southeast Asia (SEA) dan
Middle East-South Asia (ME-SA);
– 3 lineage yaitu O/ME-SA/Ind-2001, O/ME-SA/PanAsia,
dan O/SEA/Mya-98.
▪ Serotipe A juga banyak dilaporkan dengan lineage utama
A/ASIA/Sea97.
Sumber: Ryoo et al. (2021). Identification of the O/ME-SA/Ind-2001e Sublineage
of Foot-and-Mouth Disease Virus in Cambodia. Front . Vet. Sci., v.8.
18. Wabah PMK di Asia Tenggara (2021-awal 2022)
▪ Wabah serotipe O dilaporkan terjadi di Malaysia,
Myanmar, Thailand dan Vietnam (O/ME-SA/Ind-
2001e); Myanmar (SEA/Mya-98) pada 2021 .
▪ Wabah serotipe A dilaporkan di Myanmar pada
2021.
▪ Wabah PMK yang dilaporkan meningkat secara
signifikan pada 2021 dan awal 2022 (Januari –
Maret), karena adanya hambatan kegiatan
pengendalian PMK akibat pandemi COVID 19.
▪ Dominasi lineage O/ME-SA/Ind-2001e semakin
meningkat di Asia Tenggara pada 2021 sampai
awal 2022. Sumber: OIE WAHIS (May 2022)
19. PMK pada babi lebih sulit dikendalikan
▪ Berbagai strain PMK yang berbeda umumnya memiliki preferensi pada spesies
tertentu.
▪ Pada wabah 1997 di Taiwan penyebabnya adalah strain PMK yang beradaptasi pada
babi (swine adapted strain) dan tidak ada ruminansia yang terjangkit.
▪ Pada wabah 2001 di Inggris, domba dan sapi yang terjangkit.
▪ Secara umum, ketika PMK menjangkiti babi maka penyakit paling sulit dikendalikan.
▪ Babi yang terinfeksi dengan PMK adalah sumber produksi virus yang luar biasa.
▪ Babi mampu mengeluarkan aerosol infektif hingga 3000 kali lebih besar dalam
konsentrasi virus dari sapi.
▪ Peternakan babi dapat mengeluarkan awan infektif, yang diperkirakan dapat
menghembuskan hingga 60 km dan mengnfeksi peternakan lain.
Sumber: Leon E.A. (2012). Foot-and-Mouth Disease in Pigs: Current Epidemiological
Situation and Control Methods. Transboundary and Emerging Diseases 59 (Suppl. 1), 36-49.
20. Disinfektan untuk virus PMK
Produk Pengenceran Pencampuran Catatan
Sodium hipoklorit
5,25% (NaOCl)
(pemutih pakaian)
3% 2 galon pemutih hingga 3
gallon air. Aduk rata.
Tidak efektif ketika area/obyek tidak bersih; tidak stabil
dlam kondisi hangat dan cerah.
Asam asetat (Acetic
acid)
4-5% 6,5 ons asam asetat glasial
menjadi 1 galon air. Aduk
rata.
Cuka adalah larutan asam asetat 4%.
Potassium
peroxymonosulfate
dan sodium Klorida
1% Ikuti petunjuk label. Misal: Virkon-S.
Sodium karbonat
(soda abu)
4% 5,33 ons sodium karbonat
untuk 1 galon air panas
ATAU 1 lb. soda abu untuk 3
galon air panas. Aduk rata.
Larutan agak kaustik (iritasi kulit), tetapi dapat
menumpulkan cat dan permukaan pernis.
Sodium hidroksida
(alkali, NaOH)
2% 1/3 cangkir pelet NaOH (2,7
ons alkali) hingga 1 galon air
dingin. Tambahkan alkali ke
dalam air. Aduk rata.
Larutan sangat kaustik (kulitterbakar, merusak logam).
Gunakan pakaian pelindung (tahan air), sarung tangan dan
kacamata pengaman. Peringatan: Tambahkan selalu alkali
ke dalam air. Jangan menuangkan air ke alkali.
Sumber: Source: USDA (2001). National Emergency Response to a Highly Contagious Animal Disease.
21. Ekskresi virus PMK oleh babi
▪ Ekskresi virus dapat dimulai hingga 4 hari sebelum tanda-tanda klinis (ini sangat
penting secara epidemiologis).
▪ Virus diekskresikan dalam jumlah besar di udara, dalam semua sekresi dan ekskresi
tubuh babi (saliva, urine, feses dlsb) dan vesikel yang pecah.
▪ Babi dapat membebaskan sejumlah besar virus di udara dari pernafasannya, sekitar
3.000 kali lebih banyak dari sapi.
▪ Begitu infeksi mulai dalam kelompok babi, penularan melalui kontak langsung antar
hewan yang terinfeksi dan hewan rentan bisa sangat cepat, dan mungkin terlibat
banyak dalam rute masuknya virus.
▪ Ekskresi maksimum virus bertepatan dengan perkembangan klinis penyakit dan lesi
pada moncong, lidah dan kaki, dan menurun selama 3 – 5 hari berikutnya sebagai
perkembangan respon antibodi.
21
22. Babi sebagai ‘amplifier’
▪ Rute introduksi PMK ke negara bebas yang paling umum adalah melalui
penggunaan ilegal pakan babi sisa yang telah terkontaminasi virus PMK (Hartnett et
al., 2007).
▪ Penting untuk diperhatikan peran babi yang terlibat dalam beberapa epidemi PMK
yang lalu, terutama di negara-negara Asia Timur.
▪ Peran tersebut telah didokumentasikan pada 7 dari 38 notifikasi segera (immediate
notification) yang dilaporkan ke OIE dari Januari 2010 s/d Mei 2011 (Leon, 2012).
▪ Babi yang terinfeksi dianggap sebagai penghasil emisi virus PMK yang kuat di udara
dan sapi sangat rentan terhadap infeksi melalui inhalasi (Donaldson et al., 1987).
▪ Dengan demikian babi menjadi amplifier virus PMK dengan menghembuskan hingga
400 juta partikel virus infektif dalam sehari (Alexandersen et al., 2003).
23. Dampak PMK
1. Kerugian produksi akibat FMD memiliki dampak yang besar bagi masyarakat paling miskin, di
mana lebih banyak orang yang bergantung secara langsung pada ternak. PMK mengurangi
kesuburan kelompok ternak yang mengarah pada struktur kelompok ternak yang kurang efisien
dan mencegah penggunaan jenis ternak yang rentan dan berproduktivitas tinggi. Kerugian
langsung secara keseluruhan akan membatasi produktivitas ternak dan jangka panjang dapat
mempengaruhi ketahanan pangan.
2. Di negara-negara dengan program pengendalian yang sedang berjalan, pengendalian dan
manajemen PMK mebutuhkan biaya besar. Program pengendalian seringkali sulit dihentikan
karena adanya risiko serangan PMK baru secara konstan.
3. Keberadaan atau bahkan ancaman, PMK mencegah akses ke pasar internasional yang lebih
menguntungkan.
4. Di negara-negara bebas PMK, wabah terjadi secara periodik dan biaya yang diperlukan untuk
mendapatkan kembali status bebas sangat besar.
Sumber: Knight-Jones & Rushton (2013). The economic impacts of foot and mouth disease – What are they,
how big are they and where do they occur? Prev. Vet. Med. Vol. 112. Issues 3-4, p. 161-173.
24. Eksternalitas
▪ PMK sangat menular, mempengaruhi banyak spesies dan tidak mudah membatasi
penularannya di satu peternakan atau satu populasi saja.
▪ Adanya PMK menyebabkan masalah bagi semua pemilik ternak yang terkait ke populasi di
mana PMK berjangkit.
▪ Kaitan ini bisa geografis atau lewat rantai pasar (market chains).
▪ Oleh karena itu, PMK menyebabkan apa yang disebut dalam teori ekonomi sebagai
“EKSTERNALITAS”.
▪ Jika wabah terjadi karena satu peternak tidak melindungi hewannya, maka peternak yang
lain ikut menanggung.
▪ Sebaliknya ketika pemilik ternak melindungi hewannya dari infeksi PMK, maka mereka
akan menghasilkan eksternalitas positif karena mereka cenderung tidak terinfeksi dan juga
tidak menularkan patogen ke peternakan lain.
Sumber: Knight-Jones & Rushton (2013). The economic impacts of foot and mouth disease – What are they,
how big are they and where do they occur? Prev. Vet. Med. Vol. 112. Issues 3-4, p. 161-173.
25. Kerugian ekonomi PMK pada babi
▪ Kerugian produksi yang terlihat paling menonjol adalah
sistim produksi babi intensif, di mana sistim ini menjadi
sumber utama protein hewani di negara-negara miskin dan
kepentingannya untuk terus tumbuh (Delgado et al., 1999).
▪ Pergerakan dan perdagangan ternak memegang peran
kunci dalam penyebaran PMK. Oleh karena itu, meskipun
kerugian ekonomi yang signifikan terjadi (James and
Rushton, 2002), pembatasan pergerakan dan
perdagangan di tingkat domestik dan international adalah
sangat fundamental bagi pengendalian PMK (Sutmoller et
al., 2003).
Sumber: Knight-Jones & Rushton (2013). The economic impacts of foot and mouth disease – What are
they, how big are they and where do they occur? Prev. Vet. Med. Vol. 112. Issues 3-4, p. 161-173.
26. Manfaat ekonomi PMK bagi negara bebas
Dampak PMK Contoh negara Manfaat ada/tidak?
Dampak PMK di negara bebas PMK dengan potensi
ekspor tetapi PMK masih ada di wilayah yang lebih luas.
Uruguay Potensi ekspor belum
dicapai
Dampak PMK di negara bebas PMK dengan ekspor
ternak signifikan dan risiko serangan yang relatif rendah
Australia Sangat menguntungkan
devisa negara
Dampak PMK di negara bebas yang impor produk ternak Indonesia Masih tetap impor
Dampak PMK di negara endemik dengan potensi ekspor
terbatas yang ingin meningkatkan potensi ekspor untuk
meningkatkan produktivitas nasional dan mengurangi
risiko ke negara tetangga
Turki Belum berhasil meraih
ekspor
Dampak PMK di negara endemik PMK dengan potensi
ekspor
Zimbabwe,
Ethiopia
Zimbabwe berhasil
ekspor ke AS
Sumber: Knight-Jones & Rushton (2013). The economic impacts of foot and mouth disease – What are
they, how big are they and where do they occur? Prev. Vet. Med. Vol. 112. Issues 3-4, p. 161-173.
27. Akses pasar
▪ Negara-negara yang tertular PMK tidak dapat melakukan perdagangan hewan hidup dengan
negara-negara bebas PMK.
▪ Biasanya negara-negara dengan harga daging terbaik adalah bebas PMK (misal Uni Eropa,
Amerika Serikat, dan Jepang) (James and Rushton, 2002) di mana harga biasanya 50% lebih
tinggi (Jarvis et al., 2005).
▪ Perdagangan produk ternak juga dilarang. Jika wabah regular terjadi hanya produk olahan
dalam kaleng yang dapat diekspor ke negara-negara bebas; jika PMK dapat dikendalikan
secara efektif dengan vaksinasi dan Otoritas Kompeten mampu mendeteksi wabah, maka
daging tanpa tulang (deboned meat) dapat diekspor (James and Rushton, 2002).
▪ Perdagangan buah dan sayuran juga dapat dipengaruhi oleh status PMK Bahkan negara
yang bebas PMK, apabila melakukan perdagangan dengan negara tertular PMK akan
mengalami pembatasan perdagangan (James and Rushton, 2002).
Sumber: Knight-Jones & Rushton (2013). The economic impacts of foot and mouth disease – What are
they, how big are they and where do they occur? Prev. Vet. Med. Vol. 112. Issues 3-4, p. 161-173.
28. Indonesia sebelum muncul wabah PMK
▪ Sebagai negara kepulauan Indonesia tadinya bebas PMK selama 36 tahun, tetapi sampai saat status
bebas belum berhasil mempunyai dampak menguntungkan secara ekonomi terhadap produksi. Impor
masih diperlukan dalam jumlah besar.
▪ Untuk mengurangi peluang serangan virus PMK ke Indonesia, kebijakan pemerintah hanya
mengimpor dari negara-negara yang bebas PMK, seperti Australia. Harga daging dari sumber negara-
negara seperti ini lebih tinggi.
▪ Esensialnya ada biaya pencegahan dan pengendalian PMK yang harus dibayarkan untuk mengurangi
risiko virus PMK masuk ke Indonesia.
▪ Di satu sisi, Indonesia mengalami pertumbuhan tingkat pendapatan yang mendorong peningkatan
permintaan akan daging yang pada akhirnya menyebabkan kenaikan harga daging.
▪ Harga daging sapi yang tinggi menghasilkan kenaikan jumlah daging yang diimpor ke dalam negeri,
termasuk karena pemerintah memutuskan untuk memasukkan daging dari negara seperti India dan
Brazil yang belum memiliki status bebas PMK tetapi harga daging lebih murah.
▪ Untuk mengurangi harga daging impor yang resmi, pemerintah melakukan relaksasi regulasi untuk
mengizinkan masuknya daging dengan persyaratan utama yaitu daging tanpa tulang dan tanpa
limfoglandula (deboned and deglanded meat) yang sesuai dengan Pasal 8.8.22. Ketentuan OIE.
29. Apa yang dibutuhkan untuk pengendalian PMK?
▪ Untuk pengendalian PMK yang efektif dibutuhkan kombinasi antara:
1) Investasi dalam layanan veteriner, pendidikan, penelitian dan infrastruktur
umum untuk mengembangkan Siskeswannas – yang disebut dalam teori
ekonomi sebagai “biaya tetap” (fixed cost).
2) Program-program spesifik yang mencakup biaya pengendalian dan manajemen
PMK – yang disebut dalam teori ekonomi sebagai “biaya variabel” (variable cost).
▪ Dalam situasi munculnya wabah, pemerintah perlu melakukan peningkatan biaya
tetap dan biaya variabel secara sekaligus.
▪ Elemen biaya tetap akan menghasilkan kapasitas dan ketrampilan yang
meguntungkan pengendalian penyakit lain selain PMK dan karenanya tidak
seluruhnya biaya tetap ini harus digunakan untuk PMK.
Sumber: Knight-Jones & Rushton (2013). The economic impacts of foot and mouth disease – What
are they, how big are they and where do they occur? Prev. Vet. Med. Vol. 112. Issues 3-4, p. 161-173.
30. Rasional pengendalian PMK
▪ Jika dana diinvestasikan untuk pengendalian wabah penyakit, tujuannya adalah untuk
mengurangi kerugian ekonomi dalam jumlah besar yang diakibatkan oleh penurunan
produksi atau akses pasar yang terbatas.
▪ Untuk mengendalikan wabah PMK, pemerintah harus merancang suatu lingkungan di mana
biaya pengendalian di tingkat populasi mencerminkan keuntungan yang akan dialami oleh
sektor peternakan dan ekonomi yang lebih luas (wider economy).
▪ Di negara-negara dengan industri ternak yang maju di mana investasi biaya tetap (fixed cost)
untuk Sistim Kesehatan Hewan Nasional (Siskeswannas) sudah tersedia, melaksanakan
program pengendalian PMK setelah wabah muncul adalah relatif lebih mudah.
▪ Di negara-negara yang tingkat investasi di bidang kesehatan hewannya rendah (seperti
Indonesia), akan menghadapi kesulitan yang besar dan perlu berjuang keras untuk
melaksanakan program pengendalian PMK setelah wabah muncul.
Sumber: Knight-Jones & Rushton (2013). The economic impacts of foot and mouth disease – What
are they, how big are they and where do they occur? Prev. Vet. Med. Vol. 112. Issues 3-4, p. 161-173.
31. Keuntungan program pengendalian PMK
Beberapa kesimpulan yang bisa disintesa dari literatur mengenai dampak ekonomi PMK:
• Program pengendalian di negara-negara yang sebelumnya bebas PMK menghasilkan
pengembalian (returns) yang positif terhadap ekonomi negara tersebut.
• Negara-negara bebas PMK yang mengalami wabah kehilangan antara 0,2% dan 0,6%
dari PDB.
• Di negara-negara dengan perdagangan internasional ternak dan produk ternak,
pengendalian PMK menghasilkan pengembalian ekonomi yang baik.
• Di negara-negara dengan perdagangan internasional ternak dan produk ternak yang
terbatas atau tidak ada, pengembalian positif dari pengendalian PMK pada
kenyataannya membutuhkan program-program lebih bertarget (targeted programs).
• Kurangnya studi yang mempelajari biaya ekonomi PMK secara penuh di negara-negara
endemik terutama yang mempertimbangkan kerugian tidak langsung di tingkat
nasional.
Sumber: Knight-Jones & Rushton (2013). The economic impacts of foot and mouth disease – What
are they, how big are they and where do they occur? Prev. Vet. Med. Vol. 112. Issues 3-4, p. 161-173.