SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 22
L/O/G/O
R a t n a w a t i
TEKNOLOGI PANGAN:
METODE PENGAWETAN
SUHU RENDAH
DEFINISI
• Menyimpan pangan pada suhu rendah
sehingga kecepatan reaksi metabolisme
pangan diperlambat dan pangan akan
meningkat masa simpannya
• Penurunan setiap suhu 8◦C akan
menurunkan kecepatan metabolisme
pangan ½ dari semula
PRINSIP PENGAWETAN
SUHU RENDAH
Pengawetan pada suhu rendah dapat
menghambat kerusakan makanan, antara lain:
1. kerusakan fisiologis
2. kerusakan enzimatis
3. kerusakan mikrobiologis.
Pengawetan dengan suhu rendah dibedakan
antara pendinginan dan pembekuan
• Mikroorganisme tidak mati pada suhu
dingin
• makanan yang akan disimpan harus
berkualitas baik dan bersih
• sifat mikroba adalah dorman
• penurunan suhu akan menurunkan
kecepatan reaksi metabolisme di
dalam pangan
PRINSIP PENGAWETAN
SUHU RENDAH
JENIS PENGAWETAN
SUHU RENDAH
• Pendinginan
• Pembekuan
Suhu yang digunakan pada pendinginan
masih berada di atas titik beku bahan (-2
sampai -10°C), sedangkan pada pembekuan
ada di bawah titik beku bahan (-12 sampai -
40°C).
Pendinginan
• Ditujukan untk mengurangi tingkat perubahan
biokimia dan mikrobiologi sehingga meningkatkan
masa penyimpanan makanan segar atau olahan
• Memiliki efek minimal pada karakteristik sensori
dan dan nilai gizi
• Efek paling signifikan dari pendinginan pada
karakteristik sensori adalah pengerasan akibat
pemadatan lemak dan minyak
• Efek lainnya adalah pencoklatan enzimatis,
lipolisis, penurunan warna dan rasa dan
retrogradasi pati yang menyebabkan pengerasan
roti, denaturasi protein, degradasi vitamin
Kehilangan Vit. C pada
Proses Pendinginan
EFEK SUHU PADA RESPIRASI BUAH DAN
SAYURAN
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENDINGINAN
 Faktor-faktor yang mempengaruhi pendinginan yaitu :
1. Suhu
2. Kualitas bahan mentah : Sebaiknya bahan yang akan
disimpan mempunyai kualitas yang baik
3. Perlakuan pendahuluan yang tepat : Misalnya
pembersihan/ pencucian atau blansing
4. Kelembaban : Umumnya RH dalam pendinginan sekitar 80
– 95 %. Sayur-sayuran disimpan dalam pendinginan
dengan RH 90 – 95 %
5. Aliran udara yang optimum : Distribusi udara yang baik
menghasilkan suhu yang merata di seluruh tempat
pendinginan, sehingga dapat mencegah pengumpulan uap
air setempat (lokal).
KONSEKUENSI YANG TIDAK
DIHARAPKAN PADA PENDINGINAN
• Pemendekan dingin: Otot hewan yang
terpapar segera setelah disembelih dapat
mengalami kejadian yang merusak yang
dikenal sebagai pemendekan dingin jika
segera didinginkan ke kisaran suhu 0ºC
hingga 5ºC (daging menjadi a lot)
• Cedera dingin: Sejumlah besar buah-
buahan dan sayuran terutama asal tropis
atau subtropis, mengalami gangguan
fisiologis akibat perlakuan pada suhu dingin
yakni sekitar 0 – 10 0C.
KONSEKUENSI YANG
DIHARAPKAN PADA PENDINGINAN
• Pertumbuhan mikroba mesofilik dan
termofilik terhambat pada suhu dingin.
• Laju respirasi dan pemasakan
biasanya menurun karena suhu
berkurang di bawah 4ºC pada buah-
buahan klimakterik.
PEMBEKUAN
Ditujukan untuk membuat
mikroorganisme tidak dapat tumbuh,
mengurangi perubahan kimia dan
menunda reaksi metabolisme seluler
pada pangan segar/olahan Delgado
and Sun, (2000).
MEKANISME PEMBEKUAN
• Panas sensibel dihilangkan untuk
menurunkan suhu makanan ke titik beku.
• Panas yang dihasilkan melalui respirasi jika
makanan segar (buah-buahan dan
sayuran) juga dihilangkan.
• Kemudian panas laten kristalisasi
dihilangkan untuk membentuk kristal es.
Panas laten kristalisasi komponen
makanan lainnya (mis., Lemak) juga
dihilangkan.
JENIS PEMBEKUAN
• Pembekuan Cepat
Pembekuan cepat bisa dikelompokkan menjadi:
Quick freezing, dengan laju pergerakan permukaan beku sekitar 0.5-3
cm/jam. Quick frezing bisa dilakukan dengan menggunakan air blast
dan plate freezers,
Rapid freezing, dengan laju pergerakan permukaan beku sekitar 5-10
cm/jam. Rapid freezing bisa dicapai dengan menggunakan fluidized
bed freezing
Ultra rapid freezing, dengan laju pergerakan permukaan beku sekitar
10 -100 cm/jam, yang umumnya terjadi pada pembeku kriogenik
• Pembekuan Lambat
Pembekuan lambat (slow freezing) yang membekukan suatu bahan
dengan laju pergerakan permukaan beku sekitar 0.2 cm/ jam. Still air
freezers (pembeku udara diam) dan pembeku untuk penyimpanan
dingin termasuk dalam kelompok pembeku lambat
METODE PEMBEKUAN
1. Pembekuan Plat: Produk ditekan di antara pelat logam berongga, baik secara
horizontal maupun vertikal dengan pendingin yang beredar di dalam pelat.
Immersion
2. Pembekuan Immersi: Makanan dapat dibekukan dengan cepat melalui
perendaman langsung dalam cairan seperti air garam, sirup, gliserol, dll. pada
suhu rendah (-18 ºC).
3. Pembekuan kabinet: Udara dingin diedarkan dalam kabinet di mana produk
ditempatkan pada baki.
4. Air Blast Freezing: Mengacu pada sirkulasi udara dingin yang kuat untuk
membekukan produk. Suhu udara sekitar -18 hingga -34 ºC.
5. Fluidized-Bed Freezing: Udara dipaksa ke atas melalui sabuk berlubang untuk
mengangkat sebagian atau menangguhkan partikel.
6. Tunnel Freezing: Produk pada nampan ditempatkan di rak atau troli dan
dibekukan dengan sirkulasi udara dingin di dalam terowongan.
7. Pembekuan Tekanan Tinggi: Penggunaan tekanan tinggi meningkatkan nukleasi
es yang seragam dan cepat sehingga menghasilkan kristal yang lebih kecil.
8. Dehdrofreezing: Makanan didehidrasi sampai kelembaban yang diinginkan dan
kemudian dibekukan. Ini memiliki keuntungan lebih sedikit menyebaban
kerusakan tekstur tanaman.
PERUBAHAN SAAT
PEMBEKUAN
• Kehilangan tekstur adalah masalah utama yang
terjadi selama pembekuan. Air dalam ruang antar
sel buah-buahan dan sayuran membeku dan
kristal es yang terbentuk yang menyebabkan
dinding sel yang berdekatan pecah.
• Pembekuan menyebabkan perubahan yang dapat
diabaikan pada pigmen, rasa atau komponen
nutrisi penting, meskipun ini mungkin hilang dalam
prosedur persiapan.
• Pembekuan menyebabkan kematian 10% hingga
60% dari populasi mikroba dan persentasenya
secara bertahap meningkat selama penyimpanan
beku.
PERUBAHAN DALAM
PENYIMPANAN BEKU
• Perubahan Fisik :
Freeze burn yang disebabkan oleh sublimasi es dari permukaan makanan ke udara di
dalam freezer. Permukaan makanan akan muncul bintik-bintik kering, kecoklatan dan
jaringan menjadi kering dan keras.
Rekristalisasi disebabkan oleh fluktuasi suhu penyimpanan. Ketika panas masuk ke
dalam freezer, ini menyebabkan kristal meleleh sebagian. Ketika suhu turun lagi, kristal
berukuran besar terbentuk yang mengakibatkan hilangnya kualitas.
• Perubahan Kimia:
1. Berkurangnya pigmen alami seperti klorofil dan rasa dalam sayuran
2. Masalah utama yang terkait dengan buah-buahan adalah ketengikan oksidatif dan
hilangnya vitamin C karena reaksi enzim. Ketengikan oksidatif juga menyebabkan rasa
tidak enak.
• 15. 35. Kualitas organoleptik komparatif irisan apel yang diawetkan dengan berbagai
metode S.No. Atribut Kualitas Irisan Beku (% Skor) Irisan kalengan (% Skor) Irisan
kering (% Skor) 1. Kesegaran 71 14 5 2. Rasa 56 30 7 3. Penampilan 62 28 3 4.
Penerimaan keseluruhan 66 24 5 Pruthi (2006)
• 16. 36. Perubahan kadar komponen kimia dalam kubus tomat beku tergantung pada
waktu dan suhu penyimpanan isiewska et al, (1999)
Perbandingan kualitas Organoleptik pada
buah pada berbagaai penyimpanan
Perubahan Komponen Kimia
pada tomat beku
KEUNTUNGAN METODE
PEMBEKUAN
• Banyak makanan dapat dibekukan
• Warna alami, rasa, dan nilai gizi yang baik dapat
dipertahankan.
• Tekstur biasanya lebih baik daripada metode pengawetan
makanan lainnya.
• Makanan dapat dibekukan dalam waktu yang lebih singkat
daripada yang dapat dikeringkan atau dikalenkan
• Prosedur sederhana.
• Menambah kenyamanan persiapan makanan
KERUGIAN METODE
PEMBEKUAN
• Perubahan tekstur beberapa
makanan yang tidak diinginkan
karena proses pembekuan.
• Investasi awal dan biaya
pemeliharaan freezer tinggi
• Ruang penyimpanan terbatas
L/O/G/O
TERIMA KASIH

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Peningkatan mutu gizi pangan
Peningkatan mutu gizi panganPeningkatan mutu gizi pangan
Peningkatan mutu gizi panganSutyawan
 
Materi 5 Metode Pengolahan dan Pengawetan Pangan
Materi 5 Metode Pengolahan dan Pengawetan PanganMateri 5 Metode Pengolahan dan Pengawetan Pangan
Materi 5 Metode Pengolahan dan Pengawetan PanganSutyawan
 
Perubahan Komponen Kimia Pangan Akibat Pengolahan dan Pengawetan
Perubahan Komponen Kimia Pangan Akibat Pengolahan dan PengawetanPerubahan Komponen Kimia Pangan Akibat Pengolahan dan Pengawetan
Perubahan Komponen Kimia Pangan Akibat Pengolahan dan PengawetanMuhammad Eko
 
Pengujian Mutu Pangan
Pengujian Mutu PanganPengujian Mutu Pangan
Pengujian Mutu PanganlombkTBK
 
Laporan praktikum kerusakan b. pangan bu arin
Laporan praktikum kerusakan b. pangan bu arinLaporan praktikum kerusakan b. pangan bu arin
Laporan praktikum kerusakan b. pangan bu arinramdhanisari
 
Mata Kuliah Pengantar Teknolgi Pangan Pengeringan
Mata Kuliah Pengantar Teknolgi Pangan PengeringanMata Kuliah Pengantar Teknolgi Pangan Pengeringan
Mata Kuliah Pengantar Teknolgi Pangan PengeringanEzron Wenggo
 
Penilaian mutu makanan
Penilaian mutu makananPenilaian mutu makanan
Penilaian mutu makananAgnescia Sera
 
Sni 01 2891-1992 cara uji makanan minuman
Sni 01 2891-1992 cara uji makanan minumanSni 01 2891-1992 cara uji makanan minuman
Sni 01 2891-1992 cara uji makanan minumanFitri Andriani
 

La actualidad más candente (20)

5. proses thermal
5. proses thermal5. proses thermal
5. proses thermal
 
Kontaminasi makanan
Kontaminasi makananKontaminasi makanan
Kontaminasi makanan
 
Pendinginan
PendinginanPendinginan
Pendinginan
 
Penyimpanan pangan
Penyimpanan panganPenyimpanan pangan
Penyimpanan pangan
 
Kerusakan pangan
Kerusakan panganKerusakan pangan
Kerusakan pangan
 
Bahan tambahan makanan
Bahan tambahan makananBahan tambahan makanan
Bahan tambahan makanan
 
10. kerusakan bahan makanan
10. kerusakan bahan makanan10. kerusakan bahan makanan
10. kerusakan bahan makanan
 
Penyimpanan pangan
Penyimpanan panganPenyimpanan pangan
Penyimpanan pangan
 
Peningkatan mutu gizi pangan
Peningkatan mutu gizi panganPeningkatan mutu gizi pangan
Peningkatan mutu gizi pangan
 
Materi 5 Metode Pengolahan dan Pengawetan Pangan
Materi 5 Metode Pengolahan dan Pengawetan PanganMateri 5 Metode Pengolahan dan Pengawetan Pangan
Materi 5 Metode Pengolahan dan Pengawetan Pangan
 
2. proses termal
2. proses termal2. proses termal
2. proses termal
 
Perubahan Komponen Kimia Pangan Akibat Pengolahan dan Pengawetan
Perubahan Komponen Kimia Pangan Akibat Pengolahan dan PengawetanPerubahan Komponen Kimia Pangan Akibat Pengolahan dan Pengawetan
Perubahan Komponen Kimia Pangan Akibat Pengolahan dan Pengawetan
 
Pengujian Mutu Pangan
Pengujian Mutu PanganPengujian Mutu Pangan
Pengujian Mutu Pangan
 
Laporan praktikum kerusakan b. pangan bu arin
Laporan praktikum kerusakan b. pangan bu arinLaporan praktikum kerusakan b. pangan bu arin
Laporan praktikum kerusakan b. pangan bu arin
 
Mata Kuliah Pengantar Teknolgi Pangan Pengeringan
Mata Kuliah Pengantar Teknolgi Pangan PengeringanMata Kuliah Pengantar Teknolgi Pangan Pengeringan
Mata Kuliah Pengantar Teknolgi Pangan Pengeringan
 
Analisis kadar abu dan mineral
Analisis kadar abu dan mineralAnalisis kadar abu dan mineral
Analisis kadar abu dan mineral
 
Penilaian mutu makanan
Penilaian mutu makananPenilaian mutu makanan
Penilaian mutu makanan
 
Susu
SusuSusu
Susu
 
4. pengolahan dengan suhu rendah
4. pengolahan dengan suhu rendah4. pengolahan dengan suhu rendah
4. pengolahan dengan suhu rendah
 
Sni 01 2891-1992 cara uji makanan minuman
Sni 01 2891-1992 cara uji makanan minumanSni 01 2891-1992 cara uji makanan minuman
Sni 01 2891-1992 cara uji makanan minuman
 

Similar a Teknologi Pangan : Pengawetan Suhu Rendah

Similar a Teknologi Pangan : Pengawetan Suhu Rendah (20)

Pendinginan pembekuan
Pendinginan pembekuanPendinginan pembekuan
Pendinginan pembekuan
 
Pendinginan pembekuan
Pendinginan pembekuanPendinginan pembekuan
Pendinginan pembekuan
 
PPT Tugas 4 Mesin Mesin Pendingin.ppt
PPT Tugas 4 Mesin Mesin Pendingin.pptPPT Tugas 4 Mesin Mesin Pendingin.ppt
PPT Tugas 4 Mesin Mesin Pendingin.ppt
 
3.-Pendinginan.pptx (2).pptx
3.-Pendinginan.pptx (2).pptx3.-Pendinginan.pptx (2).pptx
3.-Pendinginan.pptx (2).pptx
 
3.-Pendinginan.pptx.pptx
3.-Pendinginan.pptx.pptx3.-Pendinginan.pptx.pptx
3.-Pendinginan.pptx.pptx
 
dokumen.tips_3-pendinginan-powerpoint.pptx
dokumen.tips_3-pendinginan-powerpoint.pptxdokumen.tips_3-pendinginan-powerpoint.pptx
dokumen.tips_3-pendinginan-powerpoint.pptx
 
3.-Pendinginan.pptx
3.-Pendinginan.pptx3.-Pendinginan.pptx
3.-Pendinginan.pptx
 
6. Pembekuan
6. Pembekuan6. Pembekuan
6. Pembekuan
 
Kelompok 4(tekpan)
Kelompok 4(tekpan)Kelompok 4(tekpan)
Kelompok 4(tekpan)
 
3. pendinginan-lia
3. pendinginan-lia3. pendinginan-lia
3. pendinginan-lia
 
Pembekuan
PembekuanPembekuan
Pembekuan
 
Pengawetan beku
Pengawetan bekuPengawetan beku
Pengawetan beku
 
Budidaya pertanian terhadap susunan bahan pangan
 Budidaya pertanian terhadap susunan bahan pangan Budidaya pertanian terhadap susunan bahan pangan
Budidaya pertanian terhadap susunan bahan pangan
 
Penggunaan Suhu 2.pptx
Penggunaan Suhu 2.pptxPenggunaan Suhu 2.pptx
Penggunaan Suhu 2.pptx
 
Bahan ajar
Bahan ajarBahan ajar
Bahan ajar
 
Diktat php tpl
Diktat php tplDiktat php tpl
Diktat php tpl
 
Makalah ptp
Makalah ptpMakalah ptp
Makalah ptp
 
5. pendinginan
5. pendinginan5. pendinginan
5. pendinginan
 
Penyimpanan8
Penyimpanan8Penyimpanan8
Penyimpanan8
 
pengondisian ikan
pengondisian ikan pengondisian ikan
pengondisian ikan
 

Más de Ratnawati Sigamma

Más de Ratnawati Sigamma (20)

Skor Keamanan Pangan
Skor Keamanan PanganSkor Keamanan Pangan
Skor Keamanan Pangan
 
Infeksi Nosokomial
Infeksi NosokomialInfeksi Nosokomial
Infeksi Nosokomial
 
Intervensi individu dan kelompok
Intervensi individu dan kelompokIntervensi individu dan kelompok
Intervensi individu dan kelompok
 
Pertemuan 2 etika profesi
Pertemuan 2 etika profesiPertemuan 2 etika profesi
Pertemuan 2 etika profesi
 
Kimia Pangan - Bahan Tambahan Pangan
Kimia Pangan - Bahan Tambahan PanganKimia Pangan - Bahan Tambahan Pangan
Kimia Pangan - Bahan Tambahan Pangan
 
Tahapan dan teknik konseling
Tahapan dan teknik konselingTahapan dan teknik konseling
Tahapan dan teknik konseling
 
Kulinari oriental
Kulinari orientalKulinari oriental
Kulinari oriental
 
Konsep PAGT - Monitoring dan Evaluasi
Konsep PAGT - Monitoring dan EvaluasiKonsep PAGT - Monitoring dan Evaluasi
Konsep PAGT - Monitoring dan Evaluasi
 
Pertemuan 3 Gizi Kulinari : Makanan Pokok dan Lauk
Pertemuan 3   Gizi Kulinari : Makanan Pokok dan LaukPertemuan 3   Gizi Kulinari : Makanan Pokok dan Lauk
Pertemuan 3 Gizi Kulinari : Makanan Pokok dan Lauk
 
Marketing and Product Development
Marketing and Product DevelopmentMarketing and Product Development
Marketing and Product Development
 
Pemasaran produk pangan
Pemasaran produk panganPemasaran produk pangan
Pemasaran produk pangan
 
Metabolisme asam amino
Metabolisme asam aminoMetabolisme asam amino
Metabolisme asam amino
 
Pengasaman
PengasamanPengasaman
Pengasaman
 
Metabolisme Air
Metabolisme AirMetabolisme Air
Metabolisme Air
 
Menyusun menu kontinental dan timur tengah
Menyusun menu kontinental dan timur tengahMenyusun menu kontinental dan timur tengah
Menyusun menu kontinental dan timur tengah
 
Menyusun Menu Oriental
Menyusun Menu OrientalMenyusun Menu Oriental
Menyusun Menu Oriental
 
Kimia pangan : mineral
Kimia pangan : mineralKimia pangan : mineral
Kimia pangan : mineral
 
Kimia panga vitamin
Kimia panga  vitaminKimia panga  vitamin
Kimia panga vitamin
 
Pertemuan 2 Gizi Kulinari - Teknik Dasar Pengolahan Makanan dan Peralatan K...
Pertemuan 2   Gizi Kulinari - Teknik Dasar Pengolahan Makanan dan Peralatan K...Pertemuan 2   Gizi Kulinari - Teknik Dasar Pengolahan Makanan dan Peralatan K...
Pertemuan 2 Gizi Kulinari - Teknik Dasar Pengolahan Makanan dan Peralatan K...
 
Sintesa
SintesaSintesa
Sintesa
 

Último

MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxSaefAhmad
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfwalidumar
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 

Último (20)

MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 

Teknologi Pangan : Pengawetan Suhu Rendah

  • 1. L/O/G/O R a t n a w a t i TEKNOLOGI PANGAN: METODE PENGAWETAN SUHU RENDAH
  • 2. DEFINISI • Menyimpan pangan pada suhu rendah sehingga kecepatan reaksi metabolisme pangan diperlambat dan pangan akan meningkat masa simpannya • Penurunan setiap suhu 8◦C akan menurunkan kecepatan metabolisme pangan ½ dari semula
  • 3. PRINSIP PENGAWETAN SUHU RENDAH Pengawetan pada suhu rendah dapat menghambat kerusakan makanan, antara lain: 1. kerusakan fisiologis 2. kerusakan enzimatis 3. kerusakan mikrobiologis. Pengawetan dengan suhu rendah dibedakan antara pendinginan dan pembekuan
  • 4. • Mikroorganisme tidak mati pada suhu dingin • makanan yang akan disimpan harus berkualitas baik dan bersih • sifat mikroba adalah dorman • penurunan suhu akan menurunkan kecepatan reaksi metabolisme di dalam pangan PRINSIP PENGAWETAN SUHU RENDAH
  • 5. JENIS PENGAWETAN SUHU RENDAH • Pendinginan • Pembekuan Suhu yang digunakan pada pendinginan masih berada di atas titik beku bahan (-2 sampai -10°C), sedangkan pada pembekuan ada di bawah titik beku bahan (-12 sampai - 40°C).
  • 6. Pendinginan • Ditujukan untk mengurangi tingkat perubahan biokimia dan mikrobiologi sehingga meningkatkan masa penyimpanan makanan segar atau olahan • Memiliki efek minimal pada karakteristik sensori dan dan nilai gizi • Efek paling signifikan dari pendinginan pada karakteristik sensori adalah pengerasan akibat pemadatan lemak dan minyak • Efek lainnya adalah pencoklatan enzimatis, lipolisis, penurunan warna dan rasa dan retrogradasi pati yang menyebabkan pengerasan roti, denaturasi protein, degradasi vitamin
  • 7. Kehilangan Vit. C pada Proses Pendinginan
  • 8. EFEK SUHU PADA RESPIRASI BUAH DAN SAYURAN
  • 9. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDINGINAN  Faktor-faktor yang mempengaruhi pendinginan yaitu : 1. Suhu 2. Kualitas bahan mentah : Sebaiknya bahan yang akan disimpan mempunyai kualitas yang baik 3. Perlakuan pendahuluan yang tepat : Misalnya pembersihan/ pencucian atau blansing 4. Kelembaban : Umumnya RH dalam pendinginan sekitar 80 – 95 %. Sayur-sayuran disimpan dalam pendinginan dengan RH 90 – 95 % 5. Aliran udara yang optimum : Distribusi udara yang baik menghasilkan suhu yang merata di seluruh tempat pendinginan, sehingga dapat mencegah pengumpulan uap air setempat (lokal).
  • 10. KONSEKUENSI YANG TIDAK DIHARAPKAN PADA PENDINGINAN • Pemendekan dingin: Otot hewan yang terpapar segera setelah disembelih dapat mengalami kejadian yang merusak yang dikenal sebagai pemendekan dingin jika segera didinginkan ke kisaran suhu 0ºC hingga 5ºC (daging menjadi a lot) • Cedera dingin: Sejumlah besar buah- buahan dan sayuran terutama asal tropis atau subtropis, mengalami gangguan fisiologis akibat perlakuan pada suhu dingin yakni sekitar 0 – 10 0C.
  • 11. KONSEKUENSI YANG DIHARAPKAN PADA PENDINGINAN • Pertumbuhan mikroba mesofilik dan termofilik terhambat pada suhu dingin. • Laju respirasi dan pemasakan biasanya menurun karena suhu berkurang di bawah 4ºC pada buah- buahan klimakterik.
  • 12. PEMBEKUAN Ditujukan untuk membuat mikroorganisme tidak dapat tumbuh, mengurangi perubahan kimia dan menunda reaksi metabolisme seluler pada pangan segar/olahan Delgado and Sun, (2000).
  • 13. MEKANISME PEMBEKUAN • Panas sensibel dihilangkan untuk menurunkan suhu makanan ke titik beku. • Panas yang dihasilkan melalui respirasi jika makanan segar (buah-buahan dan sayuran) juga dihilangkan. • Kemudian panas laten kristalisasi dihilangkan untuk membentuk kristal es. Panas laten kristalisasi komponen makanan lainnya (mis., Lemak) juga dihilangkan.
  • 14. JENIS PEMBEKUAN • Pembekuan Cepat Pembekuan cepat bisa dikelompokkan menjadi: Quick freezing, dengan laju pergerakan permukaan beku sekitar 0.5-3 cm/jam. Quick frezing bisa dilakukan dengan menggunakan air blast dan plate freezers, Rapid freezing, dengan laju pergerakan permukaan beku sekitar 5-10 cm/jam. Rapid freezing bisa dicapai dengan menggunakan fluidized bed freezing Ultra rapid freezing, dengan laju pergerakan permukaan beku sekitar 10 -100 cm/jam, yang umumnya terjadi pada pembeku kriogenik • Pembekuan Lambat Pembekuan lambat (slow freezing) yang membekukan suatu bahan dengan laju pergerakan permukaan beku sekitar 0.2 cm/ jam. Still air freezers (pembeku udara diam) dan pembeku untuk penyimpanan dingin termasuk dalam kelompok pembeku lambat
  • 15. METODE PEMBEKUAN 1. Pembekuan Plat: Produk ditekan di antara pelat logam berongga, baik secara horizontal maupun vertikal dengan pendingin yang beredar di dalam pelat. Immersion 2. Pembekuan Immersi: Makanan dapat dibekukan dengan cepat melalui perendaman langsung dalam cairan seperti air garam, sirup, gliserol, dll. pada suhu rendah (-18 ºC). 3. Pembekuan kabinet: Udara dingin diedarkan dalam kabinet di mana produk ditempatkan pada baki. 4. Air Blast Freezing: Mengacu pada sirkulasi udara dingin yang kuat untuk membekukan produk. Suhu udara sekitar -18 hingga -34 ºC. 5. Fluidized-Bed Freezing: Udara dipaksa ke atas melalui sabuk berlubang untuk mengangkat sebagian atau menangguhkan partikel. 6. Tunnel Freezing: Produk pada nampan ditempatkan di rak atau troli dan dibekukan dengan sirkulasi udara dingin di dalam terowongan. 7. Pembekuan Tekanan Tinggi: Penggunaan tekanan tinggi meningkatkan nukleasi es yang seragam dan cepat sehingga menghasilkan kristal yang lebih kecil. 8. Dehdrofreezing: Makanan didehidrasi sampai kelembaban yang diinginkan dan kemudian dibekukan. Ini memiliki keuntungan lebih sedikit menyebaban kerusakan tekstur tanaman.
  • 16. PERUBAHAN SAAT PEMBEKUAN • Kehilangan tekstur adalah masalah utama yang terjadi selama pembekuan. Air dalam ruang antar sel buah-buahan dan sayuran membeku dan kristal es yang terbentuk yang menyebabkan dinding sel yang berdekatan pecah. • Pembekuan menyebabkan perubahan yang dapat diabaikan pada pigmen, rasa atau komponen nutrisi penting, meskipun ini mungkin hilang dalam prosedur persiapan. • Pembekuan menyebabkan kematian 10% hingga 60% dari populasi mikroba dan persentasenya secara bertahap meningkat selama penyimpanan beku.
  • 17. PERUBAHAN DALAM PENYIMPANAN BEKU • Perubahan Fisik : Freeze burn yang disebabkan oleh sublimasi es dari permukaan makanan ke udara di dalam freezer. Permukaan makanan akan muncul bintik-bintik kering, kecoklatan dan jaringan menjadi kering dan keras. Rekristalisasi disebabkan oleh fluktuasi suhu penyimpanan. Ketika panas masuk ke dalam freezer, ini menyebabkan kristal meleleh sebagian. Ketika suhu turun lagi, kristal berukuran besar terbentuk yang mengakibatkan hilangnya kualitas. • Perubahan Kimia: 1. Berkurangnya pigmen alami seperti klorofil dan rasa dalam sayuran 2. Masalah utama yang terkait dengan buah-buahan adalah ketengikan oksidatif dan hilangnya vitamin C karena reaksi enzim. Ketengikan oksidatif juga menyebabkan rasa tidak enak. • 15. 35. Kualitas organoleptik komparatif irisan apel yang diawetkan dengan berbagai metode S.No. Atribut Kualitas Irisan Beku (% Skor) Irisan kalengan (% Skor) Irisan kering (% Skor) 1. Kesegaran 71 14 5 2. Rasa 56 30 7 3. Penampilan 62 28 3 4. Penerimaan keseluruhan 66 24 5 Pruthi (2006) • 16. 36. Perubahan kadar komponen kimia dalam kubus tomat beku tergantung pada waktu dan suhu penyimpanan isiewska et al, (1999)
  • 18. Perbandingan kualitas Organoleptik pada buah pada berbagaai penyimpanan
  • 20. KEUNTUNGAN METODE PEMBEKUAN • Banyak makanan dapat dibekukan • Warna alami, rasa, dan nilai gizi yang baik dapat dipertahankan. • Tekstur biasanya lebih baik daripada metode pengawetan makanan lainnya. • Makanan dapat dibekukan dalam waktu yang lebih singkat daripada yang dapat dikeringkan atau dikalenkan • Prosedur sederhana. • Menambah kenyamanan persiapan makanan
  • 21. KERUGIAN METODE PEMBEKUAN • Perubahan tekstur beberapa makanan yang tidak diinginkan karena proses pembekuan. • Investasi awal dan biaya pemeliharaan freezer tinggi • Ruang penyimpanan terbatas