SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 9
Descargar para leer sin conexión
www.hukumonline.com




                         PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
                                      NOMOR 39 TAHUN 1992
                                             TENTANG
                    PERANSERTA MASYARAKAT DALAM PENDIDIKAN NASIONAL


                                 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,


Menimbang:
bahwa sebagai pelaksanaan ketentuan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, dipandang perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Peranserta Masyarakat Dalam
Pendidikan Nasional;


Mengingat:
1.   Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945;
2.   Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Tahun
     1989 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3390);
3.   Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1990 tentang Pendidikan Prasekolah (Lembaran Negara Tahun
     1990 Nomor 35, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3411);
4.   Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar (Lembaran Negara Tahun 1990
     Nomor 36, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3412);
5.   Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah (Lembaran Negara Tahun
     1990 Nomor 37, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3413);
6.   Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1990 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Tahun 1990
     Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3414);
7.   Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1991 tentang Pendidikan Luar Biasa (Lembaran Negara Tahun
     1991 Nomor 94, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3460);
8.   Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1991 tentang Pendidikan Luar Sekolah (Lembaran Negara Tahun
     1991 Nomor 95, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3461);.
9.   Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 1992 tentang Tenaga Kependidikan (Lembaran Negara Tahun
     1992 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3484);


                                           MEMUTUSKAN:


Menetapkan:
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERANSERTA MASYARAKAT DALAM
PENDIDIKAN NASIONAL.




                                                                                                   1/9
www.hukumonline.com



                                                   BAB I
                                           KETENTUAN UMUM


                                                  Pasal 1
Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:
1.    Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran
      dan/atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.
2.    Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan yang
      berdasarkan pada Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.
3.    Satuan pendidikan adalah satuan penyelenggara kegiatan belajar-mengajar yang dilaksanakan di jalur
      pendidikan sekolah atau di jalur pendidikan luar sekolah.
4.    Bantuan adalah sumbangan dalam bentuk pemikiran, tenaga, dana, atau benda untuk penyelenggaraan
      pendidikan.
5.    Peranserta masyarakat adalah berbagai kegiatan masyarakat dalam pendidikan nasional.
6.    Menteri adalah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.


                                                  BAB II
                           FUNGSI DAN TUJUAN PERANSERTA MASYARAKAT


                                                  Pasal 2
Peran serta masyarakat berfungsi ikut memelihara, menumbuhkan, meningkatkan, dan mengembangkan
pendidikan nasional.


                                                  Pasal 3
Peran serta masyarakat bertujuan mendayagunakan kemampuan yang ada pada masyarakat bagi pendidikan
untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.


                                                  BAB III
                            BENTUK DAN SIFAT PERANSERTA MASYARAKAT


                                                  Pasal 4
Peran serta masyarakat dapat berbentuk:
1.    pendirian dan penyelenggaraan satuan pendidikan pada jalur pendidikan sekolah atau jalur pendidikan
      luar sekolah, pada semua jenis pendidikan kecuali pendidikan kedinasan, dan pada semua jenjang
      pendidikan di jalur pendidikan sekolah;
2.    pengadaan dan pemberian bantuan tenaga kependidikan untuk melaksanakan atau membantu
      melaksanakan pengajaran, pembimbingan dan/atau pelatihan peserta didik;
3.    pengadaan dan pemberian bantuan tenaga ahli untuk membantu pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar


                                                                                                        2/9
www.hukumonline.com



      dan/atau penelitian dan pengembangan;
4.    pengadaan dan/atau penyelenggaraan program pendidikan yang belum diadakan dan/atau
      diselenggarakan oleh Pemerintah untuk menunjang pendidikan nasional;
5.    pengadaan dana dan pemberian bantuan yang dapat berupa wakaf, hibah, sumbangan, pinjaman,
      beasiswa, dan bentuk lain yang sejenis;
6.    pengadaan dan pemberian bantuan ruangan, gedung, dan tanah untuk melaksanakan kegiatan belajar-
      mengajar;
7.    pengadaan dan pemberian bantuan buku pelajaran dan peralatan pendidikan untuk melaksanakan
      kegiatan belajar-mengajar;
8.    pemberian kesempatan untuk magang dan/atau latihan kerja;
9.    pemberian bantuan manajemen bagi penyelenggaraan satuan pendidikan dan pengembangan pendidikan
      nasional;
10.   pemberian pemikiran dan pertimbangan berkenaan dengan penentuan kebijaksanaan dan/atau
      penyelenggaraan pengembangan pendidikan;
11.   pemberian bantuan dan kerjasama dalam kegiatan penelitian dan pengembangan; dan
12.   keikutsertaan dalam program pendidikan dan/atau penelitian yang diselenggarakan oleh Pemerintah di
      dalam dan/atau di luar negeri.


                                                   Pasal 5
(1)   Peranserta masyarakat dapat bersifat wajib atau sukarela.
(2)   Pelaksanaan peranserta masyarakat yang bersifat wajib diatur oleh Menteri dengan memperhatikan asas
      keadilan dan pemerataan.


                                                   BAB IV
                                  PELAKU PERANSERTA MASYARAKAT


                                                   Pasal 6
Peranserta masyarakat dapat dilakukan oleh perorangan, kelompok, atau badan yang bukan bagian dari
Pemerintah.


                                                   BAB V
                                  SYARAT PERANSERTA MASYARAKAT


                                                   Pasal 7
Peranserta masyarakat hanya dapat diselenggarakan apabila tidak bertentangan dengan Pancasila, Undang-
Undang Dasar 1945, Undang- undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, peraturan
perundang-undangan lain yang berlaku, dan kepentingan nasional.




                                                                                                       3/9
www.hukumonline.com



                                                 BAB VI
                          UPAYA PENINGKATAN PERANSERTA MASYARAKAT


                                                 Pasal 8
(1)   Pemerintah menyeberluaskan informal dan pengertian berkenaan dengan kesempatan yang seluas-
      luasnya bagi masyarakat untuk ikut berperanserta dalam penyelenggaraan dan pengembangan
      pendidikan.
(2)   Pemerintah dan masyarakat menciptakan peluang yang lebih besar untuk meningkatkan peranserta
      masyarakat dalam sistem pendidikan nasional.


                                                 Pasal 9
(1)   Menteri atau Menteri lain mengatur penggunaan dana yang berasal dari peranserta masyarakat yang
      bersifat sukarela dengan memperhatikan asas keadilan dan pemerataan.
(2)   Dalam penggunaan anggaran, Pemerintah memperhatikan dan memperhitungkan sumbangan
      masyarakat sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)


                                                 Pasal 10
Dalam rangka memperlancar peranserta masyarakat dalam penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan
nasional, pelaku peranserta masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dapat mengadakan forum
konsultasi, kerjasama, dan koordinasi antar penyelenggara satuan pendidikan yang bersangkutan.


                                                 BAB VII
                                             PENGAWASAN


                                                 Pasal 11
(1)   Pengawasan terhadap pelaksanaan peranserta masyarakat dalam bidang penyelenggaraan pendidikan
      dilakukan oleh Menteri.
(2)   Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi bimbingan, pembinaan, dorongan,
      pengayoman, peningkatan mutu, dan pelayanan dalam penyelenggaraan pendidikan.


                                                 BAB VIII
                                        KETENTUAN PERALIHAN


                                                 Pasal 12
Semua ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur peranserta masyarakat yang ada pada saat
diundangkannya Peraturan Pemerintah ini masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dan belum diganti
berdasarkan Peraturan Pemerintah ini.




                                                                                                        4/9
www.hukumonline.com



                                                  BAB IX
                                         KETENTUAN PENUTUP


                                                 Pasal 13
Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Pemerintah ini dengan
penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.




                                           Ditetapkan Di Jakarta
                                         Pada Tanggal 17 Juli 1992
                                    PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
                                                    Ttd.
                                               SOEHARTO


                                          Diundangkan Di Jakarta,
                                         Pada Tanggal 17 Juli 1992
                        MENTERI/SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA,
                                                    Ttd.
                                               MOERDIONO


                  LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1992 NOMOR 69




                                                                                              5/9
www.hukumonline.com




                                              PENJELASAN
                           PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
                                         NOMOR 39 TAHUN 1992
                                                TENTANG
                     PERANSERTA MASYARAKAT DALAM PENDIDIKAN NASIONAL


UMUM
Sebagaimana ditegaskan dalam Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
penyelenggaraan dan pengembangan sistem pendidikan nasional merupakan tanggungjawab bersama antara
keluarga, masyarakat, dan Pemerintah.
Peran serta masyarakat merupakan perwujudan kesungguhan peranan masyarakat sebagai mitra Pemerintah di
dalam penyelenggaraan pendidikan nasional. Peranan demikian menuntut penciptaan keadaan hubungan atas
dasar kedudukan yang sama dan dengan penuh kesadaran akan kewajiban mengabdi pada bangsa dan
negara.
Peran serta masyarakat diharapkan juga memperhatikan asas keadilan dan asas pemerataan sehingga
sebanyak mungkin golongan dalam masyarakat dapat memanfaatkan peranserta masyarakat ini dalam upaya
memperoleh pendidikan.
Peraturan Pemerintah ini mengatur peran serta masyarakat yang juga mencakup peranserta keluarga sebagai
bagian dari masyarakat. Meskipun demikian keluarga harus tetap merupakan satuan pendidikan pertama dan
utama.
Sistem pendidikan nasional membedakan adanya dua jalur pendidikan, yaitu jalur pendidikan sekolah, yang juga
meliputi pendidikan tinggi, dan jalur pendidikan luar sekolah termasuk pendidikan keluarga. Peranserta
masyarakat dapat terwujud pada kedua jalur pendidikan ini, yang masing-masing telah diatur oleh Peraturan
Pemerintah yang lain, yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1990 tentang Pendidikan Prasekolah,
Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar, Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun
1990 tentang Pendidikan Menengah, Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1990 tentang Pendidikan Tinggi,
dan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1991 tentang Pendidikan Luar Biasa yang mengatur pendidikan
pada jalur pendidikan sekolah dan Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1991 tentang Pendidikan Luar
Sekolah yang mengatur pendidikan pada jalur pendidikan luar sekolah.
Perkembangan masyarakat Indonesia yang menjadi semakin modern menuntut keterlibatan yang lebih besar
dari masyarakat dalam penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan. Oleh sebab itu, Peraturan Pemerintah
ini berusaha mengadakan pengaturan yang lebih memberikan kebebasan seluas-luasnya bagi unsur-unsur
masyarakat yang hendak berperanserta dalam penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan. Atas dasar
itulah pengaturan dalam Peraturan Pemerintah ini tidak banyak mengatur dan bersifat sangat sederhana.
Kesediaan masyarakat untuk berperanserta dalam bidang pendidikan diharapkan tidak terlalu terkekang oleh
peraturan yang membatasi kebebasan gerak perorangan, kelompok atau badan yang hendak berperanserta
dalam penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan. Bahkan, Peraturan Pemerintah ini diharapkan dapat
merangsang masyarakat untuk lebih banyak lagi berperanserta.
Akan tetapi untuk menjaga agar kebebasan tidak disalahgunakan, perlu diadakan pengaturan yang melindungi
masyarakat terhadap kemungkinan tindakan yang dapat merugikan.
Dengan jiwa sebagaimana dikemukakan di atas Peraturan Pemerintah ini dibuat untuk dilaksanakan.


PASAL DEMI PASAL



                                                                                                       6/9
www.hukumonline.com



                                                  Pasal 1
Cukup jelas


                                                  Pasal 2
Cukup jelas


                                                  Pasal 3
Pendayagunaan kemampuan yang ada pada masyarakat bagi pendidikan dapat diselenggarakan oleh
masyarakat secara mandiri atau bersama Pemerintah dengan tetap memperhatikan Undang-undang Nomor 2
Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan semua peraturan pelaksanaannya.


                                                  Pasal 4
Butir 1
      Cukup jelas
Butir 2
      Yang dimaksud dengan tenaga kependidikan dalam butir ini adalah anggota masyarakat yang
      mengabdikan diri dalam penyelenggaraan pendidikan.
Butir 3
      Cukup jelas
Butir 4
      Cukup jelas
Butir 5
      Bentuk lain yang dimaksud dalam butir ini meliputi berbagai pemberian keringanan biaya.
Butir 6
      Cukup jelas
Butir 7
      Cukup jelas
Butir 8
      Cukup jelas
Butir 9
      Cukup jelas
Butir 10
      Cukup jelas
Butir 11
      Cukup jelas
Butir 12


                                                                                                7/9
www.hukumonline.com



      Program pendidikan dalam butir ini adalah suatu rencana kegiatan belajar-mengajar yang dilaksanakan
      untuk mencapai kemampuan tertentu.


                                                  Pasal 5
Ayat (1)
      Peranserta masyarakat yang bersifat wajib berwujud antara lain kewajiban untuk membayar biaya
      penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan kemampuan orang tua/wali untuk menyekolahkan anaknya
      sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku.
Ayat (2)
      Cukup jelas


                                                  Pasal 6
Cukup jelas


                                                  Pasal 7
Cukup jelas


                                                  Pasal 8
Ayat (1)
      Cukup jelas
Ayat (2)
      Cukup jelas


                                                  Pasal 9
Ayat (1)
      Menteri lain adalah Menteri yang bertanggungjawab atas penyelenggaraan satuan pendidikan di luar
      lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Ayat (2)
      Cukup jelas


                                                 Pasal 10
Cukup jelas


                                                 Pasal 11
Ayat (1)
      Cukup jelas
Ayat (2)

                                                                                                         8/9
www.hukumonline.com



     Cukup jelas


                                          Pasal 12
Cukup jelas


                                          Pasal 13
Cukup jelas


                   TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3485




                                                                            9/9

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Kepmendiknas 044-2002(komitesekolah)
Kepmendiknas 044-2002(komitesekolah)Kepmendiknas 044-2002(komitesekolah)
Kepmendiknas 044-2002(komitesekolah)Iwanabdurr
 
Laporan kkn xviii UGR DEsa TOYA
Laporan kkn xviii UGR DEsa TOYALaporan kkn xviii UGR DEsa TOYA
Laporan kkn xviii UGR DEsa TOYAilmanbakri
 
Makalah hubungan pendidikan kewarganegaraan dan kesadaran bela negara
Makalah hubungan pendidikan kewarganegaraan dan kesadaran bela negaraMakalah hubungan pendidikan kewarganegaraan dan kesadaran bela negara
Makalah hubungan pendidikan kewarganegaraan dan kesadaran bela negaraSeptian Muna Barakati
 
2. permendiknas no. 23 tahun 2006 skl,180208
2. permendiknas no. 23 tahun 2006 skl,1802082. permendiknas no. 23 tahun 2006 skl,180208
2. permendiknas no. 23 tahun 2006 skl,180208MA'ARIF NU CILACAP
 
Salinan pp nomor 75 tahun 2021 tentang statuta ui
Salinan pp nomor 75 tahun 2021 tentang statuta uiSalinan pp nomor 75 tahun 2021 tentang statuta ui
Salinan pp nomor 75 tahun 2021 tentang statuta uiCIkumparan
 
PPT Akselerasi di Madrasah
PPT Akselerasi di MadrasahPPT Akselerasi di Madrasah
PPT Akselerasi di MadrasahAfiful Ikhwan
 
4. pp no.48 tahun 2008 tentang pendanaan pendidikasn (pdf)
4. pp no.48 tahun 2008 tentang pendanaan pendidikasn (pdf)4. pp no.48 tahun 2008 tentang pendanaan pendidikasn (pdf)
4. pp no.48 tahun 2008 tentang pendanaan pendidikasn (pdf)Harun Ar
 
Pp no 48 tahun 2008 danapendidikan
Pp no 48 tahun 2008 danapendidikanPp no 48 tahun 2008 danapendidikan
Pp no 48 tahun 2008 danapendidikanNandang Sukmara
 
Rpp ppkn sma xi bab 6 pertemuan 1
Rpp ppkn sma xi bab 6 pertemuan 1Rpp ppkn sma xi bab 6 pertemuan 1
Rpp ppkn sma xi bab 6 pertemuan 1eli priyatna laidan
 
Permendiknas 50 2007_standar_pengelolaan
Permendiknas 50 2007_standar_pengelolaanPermendiknas 50 2007_standar_pengelolaan
Permendiknas 50 2007_standar_pengelolaanNandang Sukmara
 
Salinan permendikbud nomor 81 a tahun 2013 tentang implementasi kurikulum g...
Salinan   permendikbud nomor 81 a tahun 2013 tentang implementasi kurikulum g...Salinan   permendikbud nomor 81 a tahun 2013 tentang implementasi kurikulum g...
Salinan permendikbud nomor 81 a tahun 2013 tentang implementasi kurikulum g...Amrizal Ahmad
 
Pelarangan penjualan buku permen no. 2 tahun 2008 pasal 11
Pelarangan penjualan buku permen no. 2 tahun 2008  pasal 11 Pelarangan penjualan buku permen no. 2 tahun 2008  pasal 11
Pelarangan penjualan buku permen no. 2 tahun 2008 pasal 11 Ontarus Suga
 

La actualidad más candente (16)

Kepmendiknas 044-2002(komitesekolah)
Kepmendiknas 044-2002(komitesekolah)Kepmendiknas 044-2002(komitesekolah)
Kepmendiknas 044-2002(komitesekolah)
 
Laporan kkn xviii UGR DEsa TOYA
Laporan kkn xviii UGR DEsa TOYALaporan kkn xviii UGR DEsa TOYA
Laporan kkn xviii UGR DEsa TOYA
 
Makalah hubungan pendidikan kewarganegaraan dan kesadaran bela negara
Makalah hubungan pendidikan kewarganegaraan dan kesadaran bela negaraMakalah hubungan pendidikan kewarganegaraan dan kesadaran bela negara
Makalah hubungan pendidikan kewarganegaraan dan kesadaran bela negara
 
RPJMN 2015-2019
RPJMN 2015-2019RPJMN 2015-2019
RPJMN 2015-2019
 
2. permendiknas no. 23 tahun 2006 skl,180208
2. permendiknas no. 23 tahun 2006 skl,1802082. permendiknas no. 23 tahun 2006 skl,180208
2. permendiknas no. 23 tahun 2006 skl,180208
 
Pengantar p kn
Pengantar p knPengantar p kn
Pengantar p kn
 
Salinan pp nomor 75 tahun 2021 tentang statuta ui
Salinan pp nomor 75 tahun 2021 tentang statuta uiSalinan pp nomor 75 tahun 2021 tentang statuta ui
Salinan pp nomor 75 tahun 2021 tentang statuta ui
 
PPT Akselerasi di Madrasah
PPT Akselerasi di MadrasahPPT Akselerasi di Madrasah
PPT Akselerasi di Madrasah
 
Pokok
PokokPokok
Pokok
 
4. pp no.48 tahun 2008 tentang pendanaan pendidikasn (pdf)
4. pp no.48 tahun 2008 tentang pendanaan pendidikasn (pdf)4. pp no.48 tahun 2008 tentang pendanaan pendidikasn (pdf)
4. pp no.48 tahun 2008 tentang pendanaan pendidikasn (pdf)
 
Pp no 48 tahun 2008 danapendidikan
Pp no 48 tahun 2008 danapendidikanPp no 48 tahun 2008 danapendidikan
Pp no 48 tahun 2008 danapendidikan
 
Rpp ppkn sma xi bab 6 pertemuan 1
Rpp ppkn sma xi bab 6 pertemuan 1Rpp ppkn sma xi bab 6 pertemuan 1
Rpp ppkn sma xi bab 6 pertemuan 1
 
Permendiknas 50 2007_standar_pengelolaan
Permendiknas 50 2007_standar_pengelolaanPermendiknas 50 2007_standar_pengelolaan
Permendiknas 50 2007_standar_pengelolaan
 
Permendikbud 81 a 2013-impl. kur
Permendikbud 81 a 2013-impl. kurPermendikbud 81 a 2013-impl. kur
Permendikbud 81 a 2013-impl. kur
 
Salinan permendikbud nomor 81 a tahun 2013 tentang implementasi kurikulum g...
Salinan   permendikbud nomor 81 a tahun 2013 tentang implementasi kurikulum g...Salinan   permendikbud nomor 81 a tahun 2013 tentang implementasi kurikulum g...
Salinan permendikbud nomor 81 a tahun 2013 tentang implementasi kurikulum g...
 
Pelarangan penjualan buku permen no. 2 tahun 2008 pasal 11
Pelarangan penjualan buku permen no. 2 tahun 2008  pasal 11 Pelarangan penjualan buku permen no. 2 tahun 2008  pasal 11
Pelarangan penjualan buku permen no. 2 tahun 2008 pasal 11
 

Destacado

Pedoman%20 penyusunan%20perencanaan%20dan%20penganggaran%20sekolah%20madrasah...
Pedoman%20 penyusunan%20perencanaan%20dan%20penganggaran%20sekolah%20madrasah...Pedoman%20 penyusunan%20perencanaan%20dan%20penganggaran%20sekolah%20madrasah...
Pedoman%20 penyusunan%20perencanaan%20dan%20penganggaran%20sekolah%20madrasah...Nandang Sukmara
 
Permendagri 079-2007 pedoman penyusunan rencana pencapaian spm
Permendagri 079-2007 pedoman penyusunan rencana pencapaian spmPermendagri 079-2007 pedoman penyusunan rencana pencapaian spm
Permendagri 079-2007 pedoman penyusunan rencana pencapaian spmNandang Sukmara
 
Ad hasil rapat tgl 3 5 3012
Ad hasil rapat tgl 3 5 3012Ad hasil rapat tgl 3 5 3012
Ad hasil rapat tgl 3 5 3012Nandang Sukmara
 
Permendiknas no 15 tahun 2010 standar pelayanan minimal
Permendiknas no 15 tahun 2010 standar pelayanan minimalPermendiknas no 15 tahun 2010 standar pelayanan minimal
Permendiknas no 15 tahun 2010 standar pelayanan minimalNandang Sukmara
 
Panduan penyelenggaraan pelaksanaan smp terbuka
Panduan penyelenggaraan pelaksanaan smp terbukaPanduan penyelenggaraan pelaksanaan smp terbuka
Panduan penyelenggaraan pelaksanaan smp terbukaNandang Sukmara
 
Panduan operasional bagi smp terbuka
Panduan operasional  bagi smp terbukaPanduan operasional  bagi smp terbuka
Panduan operasional bagi smp terbukaNandang Sukmara
 
Perda nomor 20 2007 struktur organigram disdik
Perda nomor 20 2007 struktur organigram disdikPerda nomor 20 2007 struktur organigram disdik
Perda nomor 20 2007 struktur organigram disdikNandang Sukmara
 

Destacado (9)

Pp38
Pp38Pp38
Pp38
 
Pedoman%20 penyusunan%20perencanaan%20dan%20penganggaran%20sekolah%20madrasah...
Pedoman%20 penyusunan%20perencanaan%20dan%20penganggaran%20sekolah%20madrasah...Pedoman%20 penyusunan%20perencanaan%20dan%20penganggaran%20sekolah%20madrasah...
Pedoman%20 penyusunan%20perencanaan%20dan%20penganggaran%20sekolah%20madrasah...
 
Permendagri 079-2007 pedoman penyusunan rencana pencapaian spm
Permendagri 079-2007 pedoman penyusunan rencana pencapaian spmPermendagri 079-2007 pedoman penyusunan rencana pencapaian spm
Permendagri 079-2007 pedoman penyusunan rencana pencapaian spm
 
Ad hasil rapat tgl 3 5 3012
Ad hasil rapat tgl 3 5 3012Ad hasil rapat tgl 3 5 3012
Ad hasil rapat tgl 3 5 3012
 
Untitled Presentation
Untitled PresentationUntitled Presentation
Untitled Presentation
 
Permendiknas no 15 tahun 2010 standar pelayanan minimal
Permendiknas no 15 tahun 2010 standar pelayanan minimalPermendiknas no 15 tahun 2010 standar pelayanan minimal
Permendiknas no 15 tahun 2010 standar pelayanan minimal
 
Panduan penyelenggaraan pelaksanaan smp terbuka
Panduan penyelenggaraan pelaksanaan smp terbukaPanduan penyelenggaraan pelaksanaan smp terbuka
Panduan penyelenggaraan pelaksanaan smp terbuka
 
Panduan operasional bagi smp terbuka
Panduan operasional  bagi smp terbukaPanduan operasional  bagi smp terbuka
Panduan operasional bagi smp terbuka
 
Perda nomor 20 2007 struktur organigram disdik
Perda nomor 20 2007 struktur organigram disdikPerda nomor 20 2007 struktur organigram disdik
Perda nomor 20 2007 struktur organigram disdik
 

Similar a Pp 39 92 peranserta masyarakat

Uu20 2003-sisdiknas
Uu20 2003-sisdiknasUu20 2003-sisdiknas
Uu20 2003-sisdiknasf' yagami
 
UU NO 20 Tahun 2003
UU NO 20 Tahun 2003UU NO 20 Tahun 2003
UU NO 20 Tahun 2003MAC Co. Ltd.
 
Uu No 9 2009 Badan Hukum Penddkan
Uu No 9 2009 Badan Hukum PenddkanUu No 9 2009 Badan Hukum Penddkan
Uu No 9 2009 Badan Hukum PenddkanSuprijanto Rijadi
 
Uu 09 2009
Uu 09 2009Uu 09 2009
Uu 09 2009ourida
 
Uu no.20 tahun2003tentangsistempendidikannasional
Uu no.20 tahun2003tentangsistempendidikannasionalUu no.20 tahun2003tentangsistempendidikannasional
Uu no.20 tahun2003tentangsistempendidikannasionalakuayucantik
 
Uu nomor 8 tahun 1985 tentang organisasi kemasyarakatan
Uu nomor 8 tahun 1985 tentang organisasi kemasyarakatanUu nomor 8 tahun 1985 tentang organisasi kemasyarakatan
Uu nomor 8 tahun 1985 tentang organisasi kemasyarakatanJamhur Ilmi
 
Tugas individu kewarganegaraan 1
Tugas individu kewarganegaraan 1Tugas individu kewarganegaraan 1
Tugas individu kewarganegaraan 1Rika Hariany
 
1. Sisdiknas uu no.20 tahun 2003 (pdf)
1. Sisdiknas uu no.20 tahun 2003 (pdf)1. Sisdiknas uu no.20 tahun 2003 (pdf)
1. Sisdiknas uu no.20 tahun 2003 (pdf)Harun Ar
 
PERAN STRATEGIS PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM)
PERAN STRATEGIS PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM) PERAN STRATEGIS PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM)
PERAN STRATEGIS PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM) Cool Herdi
 
Undang Undang Pendidikan
Undang Undang PendidikanUndang Undang Pendidikan
Undang Undang PendidikanFajri Fajri
 
Uuri 20 tahhun 2003 ttg sisdiknas
Uuri 20 tahhun 2003 ttg sisdiknasUuri 20 tahhun 2003 ttg sisdiknas
Uuri 20 tahhun 2003 ttg sisdiknasNandang Sukmara
 
Undang-Undang 20 tahhun 2003 ttg sisdiknas
Undang-Undang  20 tahhun 2003 ttg sisdiknasUndang-Undang  20 tahhun 2003 ttg sisdiknas
Undang-Undang 20 tahhun 2003 ttg sisdiknasNandang Sukmara
 
Uu no 20 tahun 2003
Uu no 20 tahun 2003Uu no 20 tahun 2003
Uu no 20 tahun 2003green_sarijo
 

Similar a Pp 39 92 peranserta masyarakat (20)

Uu20 2003-sisdiknas
Uu20 2003-sisdiknasUu20 2003-sisdiknas
Uu20 2003-sisdiknas
 
Uu 20 2003
Uu 20 2003Uu 20 2003
Uu 20 2003
 
Uu no 20_th_2003 sisdiknas
Uu no 20_th_2003 sisdiknasUu no 20_th_2003 sisdiknas
Uu no 20_th_2003 sisdiknas
 
UU NO 20 Tahun 2003
UU NO 20 Tahun 2003UU NO 20 Tahun 2003
UU NO 20 Tahun 2003
 
Uu No 9 2009 Badan Hukum Penddkan
Uu No 9 2009 Badan Hukum PenddkanUu No 9 2009 Badan Hukum Penddkan
Uu No 9 2009 Badan Hukum Penddkan
 
Uu 09 2009
Uu 09 2009Uu 09 2009
Uu 09 2009
 
Uu no.20 tahun2003tentangsistempendidikannasional
Uu no.20 tahun2003tentangsistempendidikannasionalUu no.20 tahun2003tentangsistempendidikannasional
Uu no.20 tahun2003tentangsistempendidikannasional
 
Uu nomor 8 tahun 1985 tentang organisasi kemasyarakatan
Uu nomor 8 tahun 1985 tentang organisasi kemasyarakatanUu nomor 8 tahun 1985 tentang organisasi kemasyarakatan
Uu nomor 8 tahun 1985 tentang organisasi kemasyarakatan
 
Tugas individu kewarganegaraan 1
Tugas individu kewarganegaraan 1Tugas individu kewarganegaraan 1
Tugas individu kewarganegaraan 1
 
1. Sisdiknas uu no.20 tahun 2003 (pdf)
1. Sisdiknas uu no.20 tahun 2003 (pdf)1. Sisdiknas uu no.20 tahun 2003 (pdf)
1. Sisdiknas uu no.20 tahun 2003 (pdf)
 
Uu 08 1985
Uu 08 1985Uu 08 1985
Uu 08 1985
 
PERAN STRATEGIS PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM)
PERAN STRATEGIS PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM) PERAN STRATEGIS PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM)
PERAN STRATEGIS PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM)
 
Undang Undang Pendidikan
Undang Undang PendidikanUndang Undang Pendidikan
Undang Undang Pendidikan
 
modul Pendidikan kewarganegaraan
modul Pendidikan kewarganegaraanmodul Pendidikan kewarganegaraan
modul Pendidikan kewarganegaraan
 
Sisdiknas
SisdiknasSisdiknas
Sisdiknas
 
Uuri 20 tahhun 2003 ttg sisdiknas
Uuri 20 tahhun 2003 ttg sisdiknasUuri 20 tahhun 2003 ttg sisdiknas
Uuri 20 tahhun 2003 ttg sisdiknas
 
Sisdiknas
SisdiknasSisdiknas
Sisdiknas
 
Undang-Undang 20 tahhun 2003 ttg sisdiknas
Undang-Undang  20 tahhun 2003 ttg sisdiknasUndang-Undang  20 tahhun 2003 ttg sisdiknas
Undang-Undang 20 tahhun 2003 ttg sisdiknas
 
Sisdiknas
SisdiknasSisdiknas
Sisdiknas
 
Uu no 20 tahun 2003
Uu no 20 tahun 2003Uu no 20 tahun 2003
Uu no 20 tahun 2003
 

Más de Nandang Sukmara

Pp no 47 t ahun 2008 wajar dikdas
Pp no 47 t ahun 2008 wajar dikdasPp no 47 t ahun 2008 wajar dikdas
Pp no 47 t ahun 2008 wajar dikdasNandang Sukmara
 
Pp no 47 t ahun 2008 wajar dikdas
Pp no 47 t ahun 2008 wajar dikdasPp no 47 t ahun 2008 wajar dikdas
Pp no 47 t ahun 2008 wajar dikdasNandang Sukmara
 
Pp no 66 tahun 2010 pengelolaan pendidikan nas
Pp no  66 tahun 2010 pengelolaan pendidikan nasPp no  66 tahun 2010 pengelolaan pendidikan nas
Pp no 66 tahun 2010 pengelolaan pendidikan nasNandang Sukmara
 
Permen no 19 t ahun 2007 standar pengelolaan
Permen no 19 t ahun 2007 standar pengelolaanPermen no 19 t ahun 2007 standar pengelolaan
Permen no 19 t ahun 2007 standar pengelolaanNandang Sukmara
 
Perka bkn nomor_19_tahun_2011pedoman_umum_penyusunan_kebutuhan_pegawai_negeri...
Perka bkn nomor_19_tahun_2011pedoman_umum_penyusunan_kebutuhan_pegawai_negeri...Perka bkn nomor_19_tahun_2011pedoman_umum_penyusunan_kebutuhan_pegawai_negeri...
Perka bkn nomor_19_tahun_2011pedoman_umum_penyusunan_kebutuhan_pegawai_negeri...Nandang Sukmara
 
Paparan sosialisasi pedoman perhitungan
Paparan sosialisasi pedoman perhitunganPaparan sosialisasi pedoman perhitungan
Paparan sosialisasi pedoman perhitunganNandang Sukmara
 
Bkn12 2002lmp[1] kenaikan pangkat pns
Bkn12 2002lmp[1] kenaikan pangkat pnsBkn12 2002lmp[1] kenaikan pangkat pns
Bkn12 2002lmp[1] kenaikan pangkat pnsNandang Sukmara
 
185 matriks sop1 pensiun
185 matriks sop1 pensiun 185 matriks sop1 pensiun
185 matriks sop1 pensiun Nandang Sukmara
 
Perka bkn nomor_20_tahun_2011pedoman_penghitungan_tunjangan_kinerja_pegawai_n...
Perka bkn nomor_20_tahun_2011pedoman_penghitungan_tunjangan_kinerja_pegawai_n...Perka bkn nomor_20_tahun_2011pedoman_penghitungan_tunjangan_kinerja_pegawai_n...
Perka bkn nomor_20_tahun_2011pedoman_penghitungan_tunjangan_kinerja_pegawai_n...Nandang Sukmara
 
Perka bkn nomor_19_tahun_2011pedoman_umum_penyusunan_kebutuhan_pegawai_negeri...
Perka bkn nomor_19_tahun_2011pedoman_umum_penyusunan_kebutuhan_pegawai_negeri...Perka bkn nomor_19_tahun_2011pedoman_umum_penyusunan_kebutuhan_pegawai_negeri...
Perka bkn nomor_19_tahun_2011pedoman_umum_penyusunan_kebutuhan_pegawai_negeri...Nandang Sukmara
 
Perka bkn nomor_18_tahun_2011pedoman_pengelolaan_tata_naskah_kepegawaian_pega...
Perka bkn nomor_18_tahun_2011pedoman_pengelolaan_tata_naskah_kepegawaian_pega...Perka bkn nomor_18_tahun_2011pedoman_pengelolaan_tata_naskah_kepegawaian_pega...
Perka bkn nomor_18_tahun_2011pedoman_pengelolaan_tata_naskah_kepegawaian_pega...Nandang Sukmara
 
Perka bkn nomor_17_tahun_2011pedoman_pelaksanaan_analisis_kebutuhan_diklat_te...
Perka bkn nomor_17_tahun_2011pedoman_pelaksanaan_analisis_kebutuhan_diklat_te...Perka bkn nomor_17_tahun_2011pedoman_pelaksanaan_analisis_kebutuhan_diklat_te...
Perka bkn nomor_17_tahun_2011pedoman_pelaksanaan_analisis_kebutuhan_diklat_te...Nandang Sukmara
 
Perka bkn nomor_15_tahun_2011pedoman_audit_kepegawaian
Perka bkn nomor_15_tahun_2011pedoman_audit_kepegawaianPerka bkn nomor_15_tahun_2011pedoman_audit_kepegawaian
Perka bkn nomor_15_tahun_2011pedoman_audit_kepegawaianNandang Sukmara
 
Perka bkn nomor_13_tahun_2011pedoman_penyusunan_standar_kompetensi_jabatan
Perka bkn nomor_13_tahun_2011pedoman_penyusunan_standar_kompetensi_jabatanPerka bkn nomor_13_tahun_2011pedoman_penyusunan_standar_kompetensi_jabatan
Perka bkn nomor_13_tahun_2011pedoman_penyusunan_standar_kompetensi_jabatanNandang Sukmara
 
Perbup no. 31_ttg_uang_makan_
Perbup no. 31_ttg_uang_makan_Perbup no. 31_ttg_uang_makan_
Perbup no. 31_ttg_uang_makan_Nandang Sukmara
 
Permenkeu ri no. 50 2012
Permenkeu ri no. 50 2012Permenkeu ri no. 50 2012
Permenkeu ri no. 50 2012Nandang Sukmara
 

Más de Nandang Sukmara (20)

Masterplan pendidikan
Masterplan pendidikanMasterplan pendidikan
Masterplan pendidikan
 
Pp no 47 t ahun 2008 wajar dikdas
Pp no 47 t ahun 2008 wajar dikdasPp no 47 t ahun 2008 wajar dikdas
Pp no 47 t ahun 2008 wajar dikdas
 
Pp no 47 t ahun 2008 wajar dikdas
Pp no 47 t ahun 2008 wajar dikdasPp no 47 t ahun 2008 wajar dikdas
Pp no 47 t ahun 2008 wajar dikdas
 
Pp no 66 tahun 2010 pengelolaan pendidikan nas
Pp no  66 tahun 2010 pengelolaan pendidikan nasPp no  66 tahun 2010 pengelolaan pendidikan nas
Pp no 66 tahun 2010 pengelolaan pendidikan nas
 
Lampiran iii br
Lampiran iii brLampiran iii br
Lampiran iii br
 
Lampiran ii br
Lampiran ii brLampiran ii br
Lampiran ii br
 
Lampiran i br
Lampiran i brLampiran i br
Lampiran i br
 
Permen no 19 t ahun 2007 standar pengelolaan
Permen no 19 t ahun 2007 standar pengelolaanPermen no 19 t ahun 2007 standar pengelolaan
Permen no 19 t ahun 2007 standar pengelolaan
 
Perka bkn nomor_19_tahun_2011pedoman_umum_penyusunan_kebutuhan_pegawai_negeri...
Perka bkn nomor_19_tahun_2011pedoman_umum_penyusunan_kebutuhan_pegawai_negeri...Perka bkn nomor_19_tahun_2011pedoman_umum_penyusunan_kebutuhan_pegawai_negeri...
Perka bkn nomor_19_tahun_2011pedoman_umum_penyusunan_kebutuhan_pegawai_negeri...
 
Paparan sosialisasi pedoman perhitungan
Paparan sosialisasi pedoman perhitunganPaparan sosialisasi pedoman perhitungan
Paparan sosialisasi pedoman perhitungan
 
Bkn12 2002lmp[1] kenaikan pangkat pns
Bkn12 2002lmp[1] kenaikan pangkat pnsBkn12 2002lmp[1] kenaikan pangkat pns
Bkn12 2002lmp[1] kenaikan pangkat pns
 
185 matriks sop1 pensiun
185 matriks sop1 pensiun 185 matriks sop1 pensiun
185 matriks sop1 pensiun
 
Perka bkn nomor_20_tahun_2011pedoman_penghitungan_tunjangan_kinerja_pegawai_n...
Perka bkn nomor_20_tahun_2011pedoman_penghitungan_tunjangan_kinerja_pegawai_n...Perka bkn nomor_20_tahun_2011pedoman_penghitungan_tunjangan_kinerja_pegawai_n...
Perka bkn nomor_20_tahun_2011pedoman_penghitungan_tunjangan_kinerja_pegawai_n...
 
Perka bkn nomor_19_tahun_2011pedoman_umum_penyusunan_kebutuhan_pegawai_negeri...
Perka bkn nomor_19_tahun_2011pedoman_umum_penyusunan_kebutuhan_pegawai_negeri...Perka bkn nomor_19_tahun_2011pedoman_umum_penyusunan_kebutuhan_pegawai_negeri...
Perka bkn nomor_19_tahun_2011pedoman_umum_penyusunan_kebutuhan_pegawai_negeri...
 
Perka bkn nomor_18_tahun_2011pedoman_pengelolaan_tata_naskah_kepegawaian_pega...
Perka bkn nomor_18_tahun_2011pedoman_pengelolaan_tata_naskah_kepegawaian_pega...Perka bkn nomor_18_tahun_2011pedoman_pengelolaan_tata_naskah_kepegawaian_pega...
Perka bkn nomor_18_tahun_2011pedoman_pengelolaan_tata_naskah_kepegawaian_pega...
 
Perka bkn nomor_17_tahun_2011pedoman_pelaksanaan_analisis_kebutuhan_diklat_te...
Perka bkn nomor_17_tahun_2011pedoman_pelaksanaan_analisis_kebutuhan_diklat_te...Perka bkn nomor_17_tahun_2011pedoman_pelaksanaan_analisis_kebutuhan_diklat_te...
Perka bkn nomor_17_tahun_2011pedoman_pelaksanaan_analisis_kebutuhan_diklat_te...
 
Perka bkn nomor_15_tahun_2011pedoman_audit_kepegawaian
Perka bkn nomor_15_tahun_2011pedoman_audit_kepegawaianPerka bkn nomor_15_tahun_2011pedoman_audit_kepegawaian
Perka bkn nomor_15_tahun_2011pedoman_audit_kepegawaian
 
Perka bkn nomor_13_tahun_2011pedoman_penyusunan_standar_kompetensi_jabatan
Perka bkn nomor_13_tahun_2011pedoman_penyusunan_standar_kompetensi_jabatanPerka bkn nomor_13_tahun_2011pedoman_penyusunan_standar_kompetensi_jabatan
Perka bkn nomor_13_tahun_2011pedoman_penyusunan_standar_kompetensi_jabatan
 
Perbup no. 31_ttg_uang_makan_
Perbup no. 31_ttg_uang_makan_Perbup no. 31_ttg_uang_makan_
Perbup no. 31_ttg_uang_makan_
 
Permenkeu ri no. 50 2012
Permenkeu ri no. 50 2012Permenkeu ri no. 50 2012
Permenkeu ri no. 50 2012
 

Pp 39 92 peranserta masyarakat

  • 1. www.hukumonline.com PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 1992 TENTANG PERANSERTA MASYARAKAT DALAM PENDIDIKAN NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa sebagai pelaksanaan ketentuan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dipandang perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Peranserta Masyarakat Dalam Pendidikan Nasional; Mengingat: 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945; 2. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Tahun 1989 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3390); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1990 tentang Pendidikan Prasekolah (Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor 35, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3411); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar (Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor 36, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3412); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah (Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor 37, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3413); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1990 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3414); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1991 tentang Pendidikan Luar Biasa (Lembaran Negara Tahun 1991 Nomor 94, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3460); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1991 tentang Pendidikan Luar Sekolah (Lembaran Negara Tahun 1991 Nomor 95, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3461);. 9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 1992 tentang Tenaga Kependidikan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3484); MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERANSERTA MASYARAKAT DALAM PENDIDIKAN NASIONAL. 1/9
  • 2. www.hukumonline.com BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan/atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. 2. Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan yang berdasarkan pada Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. 3. Satuan pendidikan adalah satuan penyelenggara kegiatan belajar-mengajar yang dilaksanakan di jalur pendidikan sekolah atau di jalur pendidikan luar sekolah. 4. Bantuan adalah sumbangan dalam bentuk pemikiran, tenaga, dana, atau benda untuk penyelenggaraan pendidikan. 5. Peranserta masyarakat adalah berbagai kegiatan masyarakat dalam pendidikan nasional. 6. Menteri adalah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. BAB II FUNGSI DAN TUJUAN PERANSERTA MASYARAKAT Pasal 2 Peran serta masyarakat berfungsi ikut memelihara, menumbuhkan, meningkatkan, dan mengembangkan pendidikan nasional. Pasal 3 Peran serta masyarakat bertujuan mendayagunakan kemampuan yang ada pada masyarakat bagi pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. BAB III BENTUK DAN SIFAT PERANSERTA MASYARAKAT Pasal 4 Peran serta masyarakat dapat berbentuk: 1. pendirian dan penyelenggaraan satuan pendidikan pada jalur pendidikan sekolah atau jalur pendidikan luar sekolah, pada semua jenis pendidikan kecuali pendidikan kedinasan, dan pada semua jenjang pendidikan di jalur pendidikan sekolah; 2. pengadaan dan pemberian bantuan tenaga kependidikan untuk melaksanakan atau membantu melaksanakan pengajaran, pembimbingan dan/atau pelatihan peserta didik; 3. pengadaan dan pemberian bantuan tenaga ahli untuk membantu pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar 2/9
  • 3. www.hukumonline.com dan/atau penelitian dan pengembangan; 4. pengadaan dan/atau penyelenggaraan program pendidikan yang belum diadakan dan/atau diselenggarakan oleh Pemerintah untuk menunjang pendidikan nasional; 5. pengadaan dana dan pemberian bantuan yang dapat berupa wakaf, hibah, sumbangan, pinjaman, beasiswa, dan bentuk lain yang sejenis; 6. pengadaan dan pemberian bantuan ruangan, gedung, dan tanah untuk melaksanakan kegiatan belajar- mengajar; 7. pengadaan dan pemberian bantuan buku pelajaran dan peralatan pendidikan untuk melaksanakan kegiatan belajar-mengajar; 8. pemberian kesempatan untuk magang dan/atau latihan kerja; 9. pemberian bantuan manajemen bagi penyelenggaraan satuan pendidikan dan pengembangan pendidikan nasional; 10. pemberian pemikiran dan pertimbangan berkenaan dengan penentuan kebijaksanaan dan/atau penyelenggaraan pengembangan pendidikan; 11. pemberian bantuan dan kerjasama dalam kegiatan penelitian dan pengembangan; dan 12. keikutsertaan dalam program pendidikan dan/atau penelitian yang diselenggarakan oleh Pemerintah di dalam dan/atau di luar negeri. Pasal 5 (1) Peranserta masyarakat dapat bersifat wajib atau sukarela. (2) Pelaksanaan peranserta masyarakat yang bersifat wajib diatur oleh Menteri dengan memperhatikan asas keadilan dan pemerataan. BAB IV PELAKU PERANSERTA MASYARAKAT Pasal 6 Peranserta masyarakat dapat dilakukan oleh perorangan, kelompok, atau badan yang bukan bagian dari Pemerintah. BAB V SYARAT PERANSERTA MASYARAKAT Pasal 7 Peranserta masyarakat hanya dapat diselenggarakan apabila tidak bertentangan dengan Pancasila, Undang- Undang Dasar 1945, Undang- undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, peraturan perundang-undangan lain yang berlaku, dan kepentingan nasional. 3/9
  • 4. www.hukumonline.com BAB VI UPAYA PENINGKATAN PERANSERTA MASYARAKAT Pasal 8 (1) Pemerintah menyeberluaskan informal dan pengertian berkenaan dengan kesempatan yang seluas- luasnya bagi masyarakat untuk ikut berperanserta dalam penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan. (2) Pemerintah dan masyarakat menciptakan peluang yang lebih besar untuk meningkatkan peranserta masyarakat dalam sistem pendidikan nasional. Pasal 9 (1) Menteri atau Menteri lain mengatur penggunaan dana yang berasal dari peranserta masyarakat yang bersifat sukarela dengan memperhatikan asas keadilan dan pemerataan. (2) Dalam penggunaan anggaran, Pemerintah memperhatikan dan memperhitungkan sumbangan masyarakat sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal 10 Dalam rangka memperlancar peranserta masyarakat dalam penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan nasional, pelaku peranserta masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dapat mengadakan forum konsultasi, kerjasama, dan koordinasi antar penyelenggara satuan pendidikan yang bersangkutan. BAB VII PENGAWASAN Pasal 11 (1) Pengawasan terhadap pelaksanaan peranserta masyarakat dalam bidang penyelenggaraan pendidikan dilakukan oleh Menteri. (2) Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi bimbingan, pembinaan, dorongan, pengayoman, peningkatan mutu, dan pelayanan dalam penyelenggaraan pendidikan. BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 12 Semua ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur peranserta masyarakat yang ada pada saat diundangkannya Peraturan Pemerintah ini masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dan belum diganti berdasarkan Peraturan Pemerintah ini. 4/9
  • 5. www.hukumonline.com BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 13 Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Pemerintah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia. Ditetapkan Di Jakarta Pada Tanggal 17 Juli 1992 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Ttd. SOEHARTO Diundangkan Di Jakarta, Pada Tanggal 17 Juli 1992 MENTERI/SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA, Ttd. MOERDIONO LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1992 NOMOR 69 5/9
  • 6. www.hukumonline.com PENJELASAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 1992 TENTANG PERANSERTA MASYARAKAT DALAM PENDIDIKAN NASIONAL UMUM Sebagaimana ditegaskan dalam Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, penyelenggaraan dan pengembangan sistem pendidikan nasional merupakan tanggungjawab bersama antara keluarga, masyarakat, dan Pemerintah. Peran serta masyarakat merupakan perwujudan kesungguhan peranan masyarakat sebagai mitra Pemerintah di dalam penyelenggaraan pendidikan nasional. Peranan demikian menuntut penciptaan keadaan hubungan atas dasar kedudukan yang sama dan dengan penuh kesadaran akan kewajiban mengabdi pada bangsa dan negara. Peran serta masyarakat diharapkan juga memperhatikan asas keadilan dan asas pemerataan sehingga sebanyak mungkin golongan dalam masyarakat dapat memanfaatkan peranserta masyarakat ini dalam upaya memperoleh pendidikan. Peraturan Pemerintah ini mengatur peran serta masyarakat yang juga mencakup peranserta keluarga sebagai bagian dari masyarakat. Meskipun demikian keluarga harus tetap merupakan satuan pendidikan pertama dan utama. Sistem pendidikan nasional membedakan adanya dua jalur pendidikan, yaitu jalur pendidikan sekolah, yang juga meliputi pendidikan tinggi, dan jalur pendidikan luar sekolah termasuk pendidikan keluarga. Peranserta masyarakat dapat terwujud pada kedua jalur pendidikan ini, yang masing-masing telah diatur oleh Peraturan Pemerintah yang lain, yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1990 tentang Pendidikan Prasekolah, Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar, Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah, Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1990 tentang Pendidikan Tinggi, dan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1991 tentang Pendidikan Luar Biasa yang mengatur pendidikan pada jalur pendidikan sekolah dan Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1991 tentang Pendidikan Luar Sekolah yang mengatur pendidikan pada jalur pendidikan luar sekolah. Perkembangan masyarakat Indonesia yang menjadi semakin modern menuntut keterlibatan yang lebih besar dari masyarakat dalam penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan. Oleh sebab itu, Peraturan Pemerintah ini berusaha mengadakan pengaturan yang lebih memberikan kebebasan seluas-luasnya bagi unsur-unsur masyarakat yang hendak berperanserta dalam penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan. Atas dasar itulah pengaturan dalam Peraturan Pemerintah ini tidak banyak mengatur dan bersifat sangat sederhana. Kesediaan masyarakat untuk berperanserta dalam bidang pendidikan diharapkan tidak terlalu terkekang oleh peraturan yang membatasi kebebasan gerak perorangan, kelompok atau badan yang hendak berperanserta dalam penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan. Bahkan, Peraturan Pemerintah ini diharapkan dapat merangsang masyarakat untuk lebih banyak lagi berperanserta. Akan tetapi untuk menjaga agar kebebasan tidak disalahgunakan, perlu diadakan pengaturan yang melindungi masyarakat terhadap kemungkinan tindakan yang dapat merugikan. Dengan jiwa sebagaimana dikemukakan di atas Peraturan Pemerintah ini dibuat untuk dilaksanakan. PASAL DEMI PASAL 6/9
  • 7. www.hukumonline.com Pasal 1 Cukup jelas Pasal 2 Cukup jelas Pasal 3 Pendayagunaan kemampuan yang ada pada masyarakat bagi pendidikan dapat diselenggarakan oleh masyarakat secara mandiri atau bersama Pemerintah dengan tetap memperhatikan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan semua peraturan pelaksanaannya. Pasal 4 Butir 1 Cukup jelas Butir 2 Yang dimaksud dengan tenaga kependidikan dalam butir ini adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dalam penyelenggaraan pendidikan. Butir 3 Cukup jelas Butir 4 Cukup jelas Butir 5 Bentuk lain yang dimaksud dalam butir ini meliputi berbagai pemberian keringanan biaya. Butir 6 Cukup jelas Butir 7 Cukup jelas Butir 8 Cukup jelas Butir 9 Cukup jelas Butir 10 Cukup jelas Butir 11 Cukup jelas Butir 12 7/9
  • 8. www.hukumonline.com Program pendidikan dalam butir ini adalah suatu rencana kegiatan belajar-mengajar yang dilaksanakan untuk mencapai kemampuan tertentu. Pasal 5 Ayat (1) Peranserta masyarakat yang bersifat wajib berwujud antara lain kewajiban untuk membayar biaya penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan kemampuan orang tua/wali untuk menyekolahkan anaknya sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku. Ayat (2) Cukup jelas Pasal 6 Cukup jelas Pasal 7 Cukup jelas Pasal 8 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Cukup jelas Pasal 9 Ayat (1) Menteri lain adalah Menteri yang bertanggungjawab atas penyelenggaraan satuan pendidikan di luar lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Ayat (2) Cukup jelas Pasal 10 Cukup jelas Pasal 11 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) 8/9
  • 9. www.hukumonline.com Cukup jelas Pasal 12 Cukup jelas Pasal 13 Cukup jelas TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3485 9/9