SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 48
KEBIJAKAN & PERATURAN
BIDANG PERTANIAN
DOSEN PENGAMPU :
Prof.Dr.Ir. Rudi Wibowo, MS
Ir. Imam syafi’i, MS
UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
Semester Gasal 2014-2015 (4 : 0)
JURUSAN SOSEK
FAPERTA UNEJ
1
KONTRAK KULIAH
1. Team Teaching :
Prof. Dr. Ir. Rudi Widowo, MS
- Ir. Imam Syafi’i, MS
2. Sistem Penilaian
- Penilaian pokok : UAS, UTS
- Penilaian Tambahan : Tugas, Assigment, dsb.
3. Aturan Main Perkuliahan
- Paling lambat 10 menit setelah jadwal kuliah yang ditetapkan
- Yang melebihi sebaiknya tidak perlu masuk
- Ditetapkan seorang mahasiswa sebagai ketua kelas
4. Etika Akademik
- Pakaian sopan, bersepatu
- Menggunakan bahasa Indonesia yang baik
- Selama kuliah HP dimatikan
5. Ruang Lingkup Mata Kuliah
SILLABI KEBIJAKAN DAN PERATURAN
BIDANG PERTANIAN
KOMPETENSI
STANDAR KOMPETENSI :
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan dengan
baik berbagai konsepsi kebijakan dan peraturan-peraturan
di bidang pertanian, khususnya Indonesia.
KOMPETENSI DASAR :
(a) Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan peran
dan fungsi pertanian/pangan dalam pembangunan,
(b) Mahasiswa mampu memahami memahami berbagai
landasan teori/akademik atau konsepsi berfikir tentang
perlunya kebijakan dalam pembangunan pertanian
(c) Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan berbagai
peraturan perundangan di bidang pertanian, khususnya di
Indonesia.
DESKRIPSI MATERI, KEGIATAN, PENILAIAN
DAN PEMBINA
1 Deskripsi Materi Perkuliahan mencakup semua aspek
tentang konsepsi kebijakan yang diperlukan bagi bidang
pertanian dan pangan, baik produksi, distribusi maupun
konsumsi. Selain itu, mencakup pula berbagai peraturan
di bidang pertanian dan pangan, baik lahan, budidaya,
tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan
dan hortikultura serta pangan pada umumnya.
2. Kegiatan Pembelajaran meliputi kuliah/ceramah dan
diskusi, sebanyak 30 kali @ 100 menit tatap muka.
3. Penilaian (asesmen), meliputi kuis/tugas/pekerjaan
rumah 30 persen, Ujian Tengah Semester 30 persen, dan
Ujian Akhir Semester 40 persen.
3. Pembina Mata Kuliah adalah Rudi Wibowo, Imam Syafii,
Yuli Haryati & Lenny W (untuk kelas H, Semester gasal
2013/2014).
JADUAL KEGIATAN PERKULIAHAN
1. Kontrak Perkuliahan
2. Pemahaman Dasar tentang Pembangunan Pertanian dan
Pembangunan Ekonomi.
3. Kerangka Strategis Kebijakan Pembangunan Pertanian (I).
4. Kerangka Strategis Kebijakan Pembangunan Pertanian (II).
5. Isyu-Isyu Penting Kebijakan Pertanian (I).
6. (Isyu-Isyu Penting Kebijakan Pertanian (II).
7. Kebijakan Yang Mempengaruhi Insentif Bagi Produsen (I).
8. Kebijakan Yang Mempengaruhi Insentif Bagi Produsen (II)..
9. Kebijakan Yang Mempengaruhi Insentif Bagi Produsen (III).
10. Kebijakan Yang Mempengaruhi Insentif Bagi Produsen (IV).
11. Kebijakan Yang Mempengaruhi Insentif Bagi Produsen (V).
JADUAL KEGIATAN PERKULIAHAN
12. Kebijakan Penguasaan Lahan (Land Tenure). (II).
13. Kebijakan Penguasaan Lahan (Land Tenure). (III).
14. Kebijakan Manajemen Sumberdaya Air Bagi Pertanian (I).
15. Kebijakan Manajemen Sumberdaya Air Bagi Pertanian (II).
16. Kebijakan Pembiayaan Perdesaan dan Pertanian (I).
17. Kebijakan Pembiayaan Perdesaan dan Pertanian (II).
18. Kebijakan Pembiayaan Perdesaan dan Pertanian (III).
19. Kebijakan Teknologi Pertanian (I).
20. Kebijakan Teknologi Pertanian (II).
21. Strategi Pembangunan Pertanian : Proses dan Struktur (I)
(Pembahasan Kasus Kebijakan Pertanian di Indonesia (I) :
22. Isyu Penting Kebijakan Perberasan dan Tanaman Pangan
Penting (Jagung dan Kedelai).
JADUAL KEGIATAN PERKULIAHAN
23. Pembahasan Kasus Kebijakan Pertanian di Indonesia (II) : Isyu
Penting Kebijakan Pengembangan Perkebunan Tebu, Agribisnis Gula
dan swasembada gula 2014.
24. Pembahasan Kasus Kebijakan Pertanian di Indonesia (III) : Isyu
Penting Kebijakan Pengembangan Peternakan Sapi potong dan
Importasinya.
25. Pembahasan Kasus Kebijakan Pertanian di Indonesia (IV)
26. Isyu Penting Kebijakan Pengembangan Hortikultura Buah-buahan
dan Masalah Importasinya. Pembahasan Kasus Kebijakan Pertanian
di Indonesia (V)
27. Isyu Penting Kebijakan Pengembangan Perikanan di Indonesia.
Pembahasan Kasus Kebijakan Pertanian di Indonesia (VI)
28. Isyu Penting Kebijakan Reforma Agraria di Indonesia. Pembahasan
Kasus Kebijakan Pertanian di Indonesia (VII)
29. Isyu Penting Kebijakan Riset dan Penyuluhan Pertanian di Indonesia.
Pembahasan Kasus Kebijakan Pertanian di Indonesia (VIII)
30. Isyu Penting Kebijakan Distribusi dan Konsumsi Pangan di
Indonesia.
KEBIJAKAN PERTANIAN
KEBIJAKAN PERTANIAN :
serangkaian tindakan yang telah, sedang dan akan
dilaksanakan oleh pemerintah untuk memajukan
pertanian, mengusahakan agar pertanian menjadi
lebih produktif, produksi dan efisiensi produksi naik
dan akibatnya tingkat penghidupan dan kesejahteraan
petani meningkat.
Suatu sistem untuk menganalisis kebijakan publik
yang mempengaruhi produsen, pedagang, dan
konsumen dari berbagai produk pertanian baik
tanaman, perikanan maupun ternak untuk mencapai
efisiensi (efficiency), pemerataan (equity), dan
ketahanan (security).
JURUSAN SOSEK
FAPERTA UNEJ
KEBIJAKAN PERTANIAN
WUJUD KEBIJAKAN PERTANIAN :
Kebijakan diwujudkan dengan mengeluarkan
peraturan-peraturan tertentu yang berbentuk
Undang-undang, Peraturan-peraturan Pemerintah,
Kepres, Kepmen, keputusan Gubernur dan lain-lain
FRAMEWORK KEBIJAKAN PERTANIAN :
• Tujuan (objectives),
• Kendala (constraints),
• Kebijakan (policies), dan
• Strategi (strategies).
JURUSAN SOSEK
FAPERTA UNEJ
KEBIJAKAN PERTANIAN
JENIS KEBIJAKAN PERTANIAN :
1. Kebijakan yang bersifat pengatur (regulating
policies)
misalnya peraturan rayoneering dalam
perdagangan/distribusi pupuk
2. Kebijakan pembagian pendapatan yang lebih adil
merata (distributive policies).
Misalnya penentuan harga kopra minimum yang
berlaku sejak tahun 1969 di daerah-daerah kopra
di Sulawesi.
Persoalan Pokok : Keadilan  Ada yang memperoleh
manfaat dan bahkan ada yang dirugikan
JURUSAN SOSEK
FAPERTA UNEJ
KEBIJAKAN PERTANIAN
TUJUAN KEBIJAKAN PERTANIAN :
1. Efisiensi (efficiency),
2. Pemerataan (equity), dan
3. Ketahanan (security).
Efisiensi tercapai :
apabila alokasi sumberdaya ekonomi yang langka
adanya mampu menghasilkan pendapatan
Maksimum, serta alokasi barang dan jasa yang
menghasilkan tingkat kepuasan konsumen yang
paling tinggi.
JURUSAN SOSEK
FAPERTA UNEJ
KEBIJAKAN PERTANIAN
TUJUAN KEBIJAKAN PERTANIAN :
Pemerataan diartikan sebagai distribusi
pendapatan diantara kelompok masyarakat atau
wilayah yang menjadi target pembuat kebijakan.
Biasanya, pemerataan yang lebih baik akan
dicapai melalui distribusi pendapatan yang lebih
baik atau lebih merata.
Ketahanan (pangan) akan meningkat apabila
stabilitas politik maupun ekonomi memungkinkan
produsen maupun konsumen meminimumkan
adjustment costs.
JURUSAN SOSEK
FAPERTA UNEJ
1. Kebijakan Perlindungan Petani
2. Kebijakan Pengembangan Nilai
Tambah
3. Kebijakan Penataan
Kelembagaan Pertanian
Nasional
KERANGKA KEBIJAKAN DASAR
SEKTOR PERTANIAN
 Kebijakan penetapan dan stabilitas harga produk pertanian
(pengelolaan pasar).
 Kebijakan dalam pengelolaan input-input produksi (meliputi
ketersediaan, ketepatan, kemudahan, dan harga wajar dari
input seperti pupuk, bibit, dll).
 Kebijakan pengembangan sistem perbenihan, mulai dari
pengelolaan plasma nutfah, pemuliaan, produksi,
pemanfaatan dan pengendalian serta pengawasannya.
 Kebijakan penyediaan lahan pertanian dalam rangka
pengembangan kawasan-kawasan Agropolitan sebagai
perwujudan integrasi sistem agribisnis dalam suatu
wilayah.
 Kebijakan permodalan yang secara spesifik dirancang
sesuai dengan budaya petani dan karakteristik pertanian.
 Kebijakan pengendalian hama dan penyakit serta
penanganan dampak bencana alam.
 Kebijakan pengembangan kelembagaan perusahaan petani
untuk mencapai skala usaha yang layak.
1. Kebijakan Perlindungan Petani
 Kebijakan industrialisasi pertanian/Agroindustri
berbasis pada sumber bahan baku yang dihasilkan di
dalam negeri.
 Kebijakan pengembangan produk-produk antara
sebagai bahan dasar untuk berbagai penggunaan.
 Kebijakan pengembangan jaringan distribusi dan
transportasi pertanian.
 Kebijakan pengembangan sistem informasi dan
pemasaran pertanian.
 Kebijakan pemanfaatan limbah-limbah industri
pertanian.
 Kebijakan perpajakan untuk memberikan insentif
peningkatan nilai tambah.
2. Kebijakan Peningkatan Nilai Tambah
 Kebijakan public awareness tentang peran,
fungsi dan posisi pertanian.
 Kebijakan konsolidasi interdependensi antar
sektor/lembaga (consolidated power)
 Kebijakan perumusan peraturan perundangan
berdasarkan prioritas-prioritas kepentingan
petani dan pertanian.
 Kebijakan pengembangan kelembagaan
petani.
 Kebijakan pengembangan SDM, iptek dan
proses inovasi lainnya.
3. Kebijakan Penataan Kelembagaan Pertanian
Nasional
 Desain institusi harus diarahkan untuk menyelesaikan
tiga hal pokok sebagaimana telah dirumuskan dalam
kebijakan pembangunan pertanian di atas, yaitu:
 institusi pembangunan pertanian yang dapat
memberikan perlindungan terhadap petani,
 institusi yang mampu menggerakkan proses
industrialisasi yang meningkatkan nilai tambah
produk-produk yang dihasilkan petani pada
umumnya, dan
 institusi yang dapat meningkatkan kapabilitas
kelembagaan petani dan pertanian pada umumnya.
Desain Institusi/Kelembagaan
Asossiasi
Petani
Dunia
Usaha
Pemerintah
Lembaga
Perlin-
dungan
Petani
Pemerintah
Desain Institusi/Lembaga Dalam Pembangunan
Pertanian
Pemerintah
ASOSIASI PETANI/INSTITUSI
PETANI
DUNIA USAHA
PEMERINTAH:
PUSAT DAN DAERAH
LEMBAGA
KEUANGAN/ BANK
BUM
P
LEMBAGA PROFESIONAL
Skema Institusi Pengembangan Nilai Tambah
Pengembangan
Masyarakat
Industri
Prioritas
Tahapan
Ekspansi
Proses Pengembangan Budaya Industri
KEBIJAKAN PERTANIAN
BEBERAPA CONTOH KEBIJAKAN PERTANIAN :
1. Kebijakan harga, merupakan kebijakan yang
dirancang untuk mempengaruhi tingkat dan
stabilitas harga-harga yang diterima oleh petani
dan hasil-hasil usaha tani.
2. Kebijakan pemasaran, merupakan kebijakan
mengenai pemindahan hasil-hasil usaha tani dari
petani ke konsumen.
3. Kebijakan input, drancang untuk mempengaruhi
harga dan sistem pembelian input variabel.
4. Kebijakan kredit, untuk perolehan modal kerja
KEBIJAKAN PERTANIAN
BEBERAPA CONTOH KEBIJAKAN PERTANIAN :
5. Kebijakan mekanisasi, untuk mengadopsi
teknologi mekanis
6. Kebajikan land reform, mengubah distribusi
kepemilikan atau kondisi-kondisi yang
berhubungan dengan tanah
7. Kebijakan penelitian, penyebaran tekologi baru
dan peningkatan produktivitas
8. Kebijakan pengairan, perolehan air sebagai
sumber daya dalam usahatani
KEBIJAKAN PERTANIAN
3 KENDALA UTAMA KEBIJAKAN PERTANIAN :
1. penawaran, 2. Permintaan, dan 3. Harga dunia.
Penawaran : (produksi nasional) dibatasi oleh ketersediaan
sumberdaya (lahan, tenaga kerja, dan modal), teknologi,
harga input, dan kemampuan manajemen.
Permintaan (konsumsi nasional) dibatasi atau dipengaruhi
oleh jumlah penduduk, pendapatan, selera, dan harga
output.
Harga dunia, untuk komoditas yang diperdagangkan secara
internasional baik input maupun output, menentukan dan
membatasi peluang untuk mengimpor dalam rangka
meningkatkan supply domestik, dan mengekspor dalam
rangka memperluas pasar bagi produk domestik.
JURUSAN SOSEK
FAPERTA UNEJ
KEBIJAKAN MAKRO
1. Kebijakan Moneter :
@ Penetapan Suku Bunga  Relatif rendah  Merangsang
Usaha Agr.
@ Kredit Investasi/Modal Kerja  Mendorong pertumbuhan
Usaha Agr
2. Kebijakan Fiskal
@ Alokasi Pengeluaran Pemerintah  Perlu memperhatikan tahap
pembangunan sistem Usaha Agribisnis meliputi :
a. Perkemb. sistem agribisnis tahap awal ( natural resources &
unskill labor based) diprioritaskan pada investasi berupa jalan,
pelabuhan, irigasi dsb.
b. Perkemb. Sistem agribisnis tahap kedua (capital & skill labor
based) diprioritaskan pada pengembangan teknologi & SDM
@ Perlakuan Pajak : Mempercepat transformasi Keunggulan
komparatif menjadi keunggulan kompetitif . Perlu keringanan/
pembebasan pajak bagi :
a. Bagi industri hulu dan hilir usaha agribisnis  s/d BEP
b. Bagi perusahaan yang mengembangkan teknologi & SDM bidang
agribnisnis
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN
PERTANIAN / AGRIBISNIS DI INDONESIA
JURUSAN SOSEK
FAPERTA UNEJ
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI AGRIBISNIS
Diarahkan pada pada pengemb. agroindustri & memperkuat daya saing
- Industri hilir  mengolah hasil pertanian  intermediate product
semi finished product  final product
- Industri Hulu  Pengembangan industri pembibitan/pembenihan 
dinilai faktor yang masih lemah sedang plasma nutfah yang ada
cukup besar, pengembangan agro-otomotif dan agro kimia (pupuk,
pestisida, vaksin dsb)
KEBIJAKAN PEMASARAN & KERJASAMA INTERNASIONAL
-Kebijakan penjualan barang/ekspor
-Kebijakan informasi pasar (spesifikasi jml, harga, selera konsumen dsb)
-Kebijakan fungsi perdagangan  posisi Indonesia dalam perdagangan
global, pajak ekspor, bea masuk
-Pendayagunaan kantor Perwakilan Indonesia di luar negeri sebagai entry
point, pemantauan peluang pasar, kerjasama antar perusahaan
agribisnis dsb.
-Kebijakan penetapan undang-undang/peraturan anti dumping
JURUSAN SOSEK
FAPERTA UNEJ
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN
PERTANIAN/AGRIBISNIS DI INDONESIA
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INFRA STRUKTUR
Kebijakan Infrastruktur banyak dibutuhkan pelaku agribisnis karena :
1. Menunjang usaha agribisnis yang dilakukan oleh masyarakat banyak
2. Sesuai dengan kebutuhan publik
3. Merangsang usaha/investasi baru shg mengemb. ekonomi wilayah
Jenis investasi infrastruktur yg mendesak utk dikembangkan antara lain :
farm road, drainase, pelabuhan (khususnya Indonesia bag.Timur),
transportasi dan telekomunikasi
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN
@ Kebijakan Pengembangan Lembaga Keuangan : Penyediaan modal (credit
program) dgn prosedur sederhana, bunga kondusif & agunan yang dapat
dijangkau, skim kredit sesuai kebutuhan agribisnis melalui unit banking
sistem melalui pengembangan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Pedesaan
@ Kebijakan Pengembangan Fungsi Penelitian & Pengembangan :
- Kebijakan pergeseran dari lembaga penelitian pemerintah ke non
pemerintah
- Kebijakan teknologi & bio teknologi sesuai dengan kebutuhan dengan
memperhatikan eco farming, organic farming, eco labeling & food safety
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN
AGRIBISNIS DI INDONESIA
JURUSAN SOSEK
FAPERTA UNEJ
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KETAHANAN PANGAN
@ Kebijakan ketersediaan, distribusi dan konsumsi pangan melalui integrasi
sub sistem hulu, usahatani, hilir dan jasa
@ Kebijakan keragaman sumberdaya, kelembagaan dan budaya lokal
@ Kebijakan pengaturan distribusi pangan yang mengacu pada mekanisme
pasar yang kompetitif
@ Kebijakan pemberdayaan kelompok masyarakat agar mampu dan mandiri
mengembangkan usahanya secara berkelanjutan.
KELEMAHAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN AGRIBISNIS MASA LALU
@ Lebih terfokus pada usahatani (on farm)
@ Lemahnya dukungan kebijakan makro
@ Pendekatan pembangunan sentralistik dan top down
BEBERAPA PERMASALAHAN YANG MUNCUL :
@ Teknologi yang dikuasai lebih menonjol pada teknologi budidaya
@ Sistem pelayanan pada subsistem off farm (modal & penyuluhan) tertinggal
@ Kelembagan & organisasi petani masih lemah
@ Adanya benturan hukum formal dan hukum adat
@ Ketidak sinkronan aturan antar departemen, pusat & daerah  kurangnya
kepastian usaha
JURUSAN SOSEK
FAPERTA UNEJ
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN
AGRIBISNIS DI INDONESIA
Fase 2
Memperkuat
pasar
Fase 3
Eksekusi
- Keuangan musiman
- Sistem pasokan input
- Pasar output lokal
Pasar sektor
swasta yang
efektif
Teknologi intensif
Ketidakcukupan keuangan,
pasar input dan output
Permintaan input petani
dan surplus produksi
Volume keuangan yang
besar, permintaan input, dan
pasokan produksi.
Keterkaitan pertumbuhan
non-pertanian
Fase 1
Pemapanan
Basis/pondas
i
Jalan/sistem
irigasi/riset/penyuluhan/
(reformasi tanah)
Ekstensif,
produktivitas
pertanian yang
rendah
Fase 2
Memperkuat
pasar
Fase 3
Eksekusi
- Keuangan musiman
- Sistem pasokan input
- Pasar output lokal
Pasar sektor
swasta yang
efektif
Teknologi intensif
Ketidakcukupan keuangan,
pasar input dan output
Permintaan input petani
dan surplus produksi
Volume keuangan yang
besar, permintaan input, dan
pasokan produksi.
Keterkaitan pertumbuhan
non-pertanian
Fase 1
Pemapanan
Basis/pondasi
Jalan/sistem
irigasi/riset/penyuluhan
(reformasi tanah)
Ekstensif,
produktivitas
pertanian yang
rendah
FASE KEBIJAKAN UNTUK MENOPANG TRANFORMASI PERTANIAN
Arah kebijakan umum yang ditempuh dalam
pembangunan pertanian
a. Membangun basis bagi partisipasi petani;
b. Meningkatkan potensi basis produksi dan skala usaha
pertanian;
c. Mewujudkan pemenuhan kebutuhan sumberdaya insani
pertanian yang berkualitas;
d. Mewujudkan pemenuhan kebutuhan infrastruktur pertanian:
e. Mewujudkan sistem pembiayaan pertanian tepat guna;
f. Mewujudkan sistem inovasi pertanian;
g. Penyediaan sistem insentif dan perlindungan bagi petani;
h. Mewujudkan sistem usahatani bernilai tinggi melalui
intensifikasi, diverasifikasi dan pewilayahan pengembangan
komoditas unggulan;
i. Mewujudkan Agroindustri berbasis pertanian domestik di
pedesaan;
j. Mewujudkan sistem rantai pasok terpadu berbasis
kelembagaan pertanian yang kokoh;
k. Menerapkan praktek pertanian dan manufaktur yang baik; dan
l. Mewujudkan pemerintahan yang baik, bersih dan berpihak
kepada petani dan pertanian.
PERGESERAN PARADIGMA
PEMBANGUNAN PERTANIAN NASIONAL
Product Driven Market Driven
Agriculture Agriculture
AGRICULTURAL / AGRIBUSINESS ACTIVITIES
CARA PANDANG YANG BARU :
PERTANIAN SEBAGAI LAPANGAN USAHA DAN LAPANGAN
KERJA YANG DAPAT MENGHASILKAN BARANG DAN JASA
UNTUK MEMENUHI PERMINTAAN PASAR DENGAN TUJUAN
UNTUK MEMPEROLEH NILAI TAMBAH YANG MAKSIMAL
SECARA KOMPETITIF
KEBERHASILANNYA MEMERLUKAN :
KEBIJAKAN TRANSFORMASI PERTANIAN
& PERATURAN PERTANIAN
JURUSAN SOSEK
FAPERTA UNEJ
KEBIJAKAN TRANSFORMASI
PERTANIAN
Membutuhkan kombinasi antara :
1. Teknologi yang tepat
2. Kelembagaan yang fleksibel
3. Orientasi pasar yang menguntungkan petani
LANGKAH-LANGKAH TRANSFORMASI PERTANIAN
:
1. Perbaikan & peningkatan penguasaan petani
terhadap aset atau tanah pertanian
2. Peningkatan nilai produk yang dihasilkan
per satuan aset yang dikuasai
JURUSAN SOSEK
FAPERTA UNEJ
LANGKAH TRANSFORMASI PERTANIAN
PERBAIKAN & PENINGKATAN PENGUASAAN PETANI
TERHADAP ASET ATAU TANAH PERTANIAN
1. Melaksanakan reformasi agraria
2. Memperluas kesempatan kerja di luar usahatani
melalui pengembangan agroindustri yang
bersifat padat tenaga kerja sehingga mampu
menyerap kelebihan tenaga kerja di sektor
pertanian
3. Memperbaiki akses petani terhadap sumber
pembiayaan untuk investasi atau modal kerja
4. Memperbaiki prasarana & sarana pertanian dan
pedesaan sehingga lahan yang selama ini tidak
produktif dapat diusahakan oleh petani
5. Meningkatksn pendidikan & kesehatan anggota
rumah tangga petani
LANGKAH TRANSFORMASI PERTANIAN
PENINGKATAN NILAI PRODUK DARI SETIAP ASET
YANG DIGUNAKAN/DIKUASAI MELALUI :
1. Memperbaiki & meningkatkan teknologi di
setiap tahapan produksi (kualitas & kuantitas)
2. Memperkuat kelembagaan yang memungkinkan
terjadinya transfer teknologi dengan benar dan
tepat
3. Memperbaiki kualitas dan meningkatkan
kuantitas ketersediaan sarana produksi
pertanian
4. Meningkatkan akses petani terhadap sarana
produksi pertanian & akses pada pembiayaan
5. Meningkatkan kualitas & kuantitas
infrastruktur pertanian & pedesaan
LANGKAH TRANSFORMASI PERTANIAN
PENINGKATAN NILAI PRODUK DARI SETIAP ASET
YANG DIGUNAKAN/DIKUASAI MELALUI :
6. Mengurangi resiko harga yang dihadapi petani
baik harga input maupun output melalui
kebijakan yang tepat
7. Meningkatkan pendidikan & kesehatan petani
8. Menghapus berbagai pungutan yang membebani
produk pertanian
9. Meningkatkan kerjasama antar daerah otonom
dalam mengelola sumberdaya alam
10.Melindungi petani dari persaingan yang tidak
sehat dan tidak adil
KEBIJAKAN TEKNOLOGI PERTANIAN
KONSEP & DEFINISI TEKNOLOGI & INOVASI
Kata teknologi berasal dari bahasa Yunani
technología (τεχνολογία) ‐ TECHNE (τέχνη),
'kerajinan' dan‐Logia (‐λογία), studi tentang
sesuatu, atau cabang pengetahuan dari suatu
disiplin. Teknologi juga dapat diartikan
benda‐benda yang berguna bagi manusia,
seperti mesin, tetapi dapat juga mencakup hal
yang lebih luas, termasuk sistem, metode
organisasi, dan teknik.
KEBIJAKAN TEKNOLOGI PERTANIAN
KONSEP & DEFINISI TEKNOLOGI & INOVASI
(a) Seperangkat alat, pengetahuan manusia dan
kelembagaan sosial ekonomi untuk melaksanakan suatu
ikhtiar atau usaha
(b) Kegiatan manusia yang secara sistematis Iangkah demi
langkah dilakukan untuk mencapai sesuatu tujuan
tertentu secara efisien sampai pada faktor pengetahuan
yang mendasari kegiatan itu
(c) Merupakan suatu proses produksi dengan
mengkombinasikan faktor-faktor produksi (input) untuk
menghasilkan suatu produk (output)
(d) Inovasi atau perubahan teknologi sebagai perubahan
cara mengkombinasikan faktor-faktor produksi
sehingga mampu meningkatkan tingkat produksi atau
produktifitasnya.
KEBIJAKAN TEKNOLOGI PERTANIAN
TAKSONOMI TEKNOLOGI PERTANIAN
(a) TEKNOLOGI MEKANIS  terkait dengan penghematan tenaga
kerja melalui :substitusi tenaga kerja manusia dengan mesin
(b) TEKNOLOGI BIOLOGIS DAN KIMIAWI  Tercipta dan tersebar
luas untuk menggantikan kelangkaan sumberdaya lahan melalui
penggunaan pupuk dan benih unggul, peningkatan produksi ternak
perunit pakan atau per unit induk yang diiringi dengan :
1. pengembangan sumberdaya lahan dan air agar lebih sesuai
dengan pertumbuhan tanaman
2. modifikasi sumberdaya dengan penambahan unsur hara
organik dan anorganik kedalam tanah
3. penggunaan bahan kimia dan biologis untuk melindungi
tanaman & hewan dari serangan hama & penyakit
4. seleksi varietas tanaman & hewan yang dapat beradaptasi
dengan kondisi di atas atau kondisi dalam lingkup pengawasan
manusia.
KEBIJAKAN TEKNOLOGI PERTANIAN
KONTEKS TEKNOLOGI PERTANIAN
1. FISIK MATERI/BAHAN : varietas unggul, pupuk
(formulasi ), perstisida
2. REKOMENDASI TEKNOLOGI : al. Cara
pemupukan, pengendalian hama & penyakit,
penggunaan air
3. TEKNOLOGI PROSES : al. produksi benih,
produksi pupuk organik, produksi pestisida
hayati/organik
4. RANCANG BANGUN TEKNOLOGI/PROTOTIPE
ALAT & MESIN PERTANIAN : al. mesin pompa
air, alat tanam, aplikator pupuk, pemipil,
penyiang dan sebagainya.
PERLUNYA KEBIJAKAN TEKNOLOGI
1. Mempertemukan sasaran pengembangan sumberdaya
manusia (sektor pendidikan) dengan kualifikasi tenaga
kerja yang dibutuhkan oleh berbagai sektor pembangunan.
2. memilih teknologi yang cocok guna eksploitasi
sumberdaya alam seperti tanah, air, hutan, gas, bahan
tambang, dan lainnya, termasuk mempertimbangkan
dampak teknologi yang dipakai terhadap lingkungan,
3. Mencari aspek keunggulan komperatif maupun kompetitif
bagi bidang usaha-usaha tertentu, ditinjau dari sisi
besaran kandungan teknologi yang melekat pada barang
dan jasa yang diperdagangkan (ekspor dan impor), agar
diperoleh neraca perdagangan yang positif.
4. Mengintegrasikan kebijakan sektor-sektor yang terkait.
Menyatukan visi serta komitmen berbagai disiplin dan
keahlian dari perpektif bahwa teknologi dan penguasaan
teknologi merupakan sumberdaya yang sangat penting
bagi pembangunan sosial-ekonomi bangsa.
KEBIJAKAN TEKNOLOGI DARI PERSPEKTIF
KEILMUAN
1. Dari perspektif Ilmu Ekonomi ; teknologi adalah salah satu
faktor produksi guna mentransformasi bahan baku
menjadi produk. teknologi adalah komiditi, dia memiliki
nilai tambah dan laku dijual. Teknologi juga berperan
menggerakkan dan menumbuhkan berbagai sektor
perekonomian.
2. Dari perspektif Ilmu Sosial, teknologi merupakan
instrumen untuk membantu menyelesaikan banyak
masalah yang dihadapi masyarakat. Baik masyarakat desa
maupun masyarakat kota.
3. Dari perspektif Ilmu Budaya atau Antropologi, teknologi
merupakan penggerak utama terjadinya perubahan budaya
atau peradaban umat manusia.
4. Dari perspektif Ilmu Manajemen, teknologi adalah aset
strategis perusahaan yang berguna dalam menghadapi
persaingan bisnis.
5. Dari Ilmu Teknik, teknologi merupakan instrumen penting
untuk meningkatkan produktifitas dan kualitas kerja.
KEBIJAKAN TEKNOLOGI PERTANIAN
KEBIJAKAN PERTANIAN :
Suatu sistem untuk menganalisis kebijakan publik yang
mempengaruhi produsen, pedagang, dan konsumen dari
berbagai produk pertanian baik tanaman, perikanan maupun
ternak untuk mencapai efisiensi (efficiency), pemerataan
(equity), dan ketahanan (security).
KEBIJAKAN TEKNOLOGI PERTANIAN :
Suatu sistem aplikasi teknologi (merupakan suatu proses
produksi dengan mengkombinasikan faktor-faktor produksi
(input) untuk menghasilkan suatu produk /output) untuk
menganalisis kebijakan publik yang mempengaruhi
produsen, pedagang, dan konsumen dari berbagai produk
pertanian baik tanaman, perikanan maupun ternak untuk
mencapai efisiensi (efficiency), pemerataan (equity), dan
ketahanan (security).
KEBIJAKAN TEKNOLOGI PERTANIAN
KEBIJAKAN PENINGKATAN INOVASI &
DISEMINASI TEKNOLOGI PERTANIAN :
1. Merespon permasalahan dan kebutuhan
pengguna (petani, nelayan, peternak,
Agroindustri)
2. Mendukung optimalisasi pemanfaatan sumber
daya pertanian spesifik lokasi
3. Pengembangan produk berdaya saing
4. Penyelarasan dan integrasi dengan penguasaan
IPTEK pertanian
5. Percepatan proses dan perluasan jaringan
diseminasi serta penjaringan umpan balik
inovasi pertanian
PRASYARAT KEBIJAKAN TEKNOLOGI PERTANIAN
1. Berbasis sumberdaya lokal sehingga keuntungan
komparatif yang dimiliki dapat dimanfaatkan semaksimal
mungkin untuk mencapai keuntungan kompetitif
2. Melakukan orientasi pada pasar lokal, pasar domestik dan
pasar internasional (ekspor) terutama penciptaan mutu
produk yang sesuai dengan permintaan pasar melalui
teknologi pengolahan, pengemasan, trasnsportasi,
penggudangan dan teknologi informasi
3. Menghasilkan keragaman usaha yang besar dan
mendorong perkembangan ekonomi wilayah terutama
teknologi pasca panen produk hulu sehingga
meningkatkah nilai tambah produk hilir
4. Memiliki SDM yang mampu mengetrapkan inovasi
teknologi yang tepat terap dan tepat sasaran serta berjiwa
wirausaha
5. Memiliki kelayakan usaha ekonomi dan finansial yang baik
sehingga mampu berkompetisi melalui teknologi ysang
brtkenaan dengan market intelegent, e-commerce dsb.
ARAH KEBIJAKAN TEKNOLOGI PERTANIAN
DALAM PEMBANGUNAN PERTANIAN
1. Pemanfaatan taknologi yang diarahkan pada
teknologi yang tepat guna dan tepat terap yang
diseduaikan dengan jenis komoditas dan
sumberdaya yang tersedia
2. Peningkatan efisiensi & produktifitas sistem
pemasaran dengan penerapan teknologi yang
tepat sehingga meningkatkan kualitas produk
sesuai dengan permintaan pasar
3. Pengembangan kualitas SDM unggulan yang
mencakup meningjkatan keahlian, ketrampilan,
pengetahuan, dan pengembangan jiwa
kewirausahaan
4. Peningkatan kerjasama teknologi antar pelaku
mkelalui kemitraan yang luas, adil dan terbuka,
kuat dan daling mendukung
ARAH KEBIJAKAN TEKNOLOGI PERTANIAN
DALAM PEMBANGUNAN PERTANIAN
5. Peningkatan teknologi informasi untuk
memperoleh informasi pasar dan promosi
produk pertanian
6. Upaya pengembangan peraturan dan
standarisasi mutu produk pertanian
7. Upaya kebijakan proteksi udshas ysng
merugikan masyarakat pelaku produk pertanian
8. Peningkatan sarana dan prasarana yang
mendukung kegiatan pertanian seperti
perbankan dan asuransi serta sarana
transportasi
9. Peningkatan kemampuan teknologi yang ramah
lingkungan yang mendukung pertanian
berkelanjutan
PRIORITAS PENGEMBANGAN TEKNOLOGI
PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN PERTANIAN
1. Teknologi bio processing, yang dapat menghsilkan
penyediaan bahan pangan, obat-obatan, pupuk,
embrio, enzim atau mikroba dengan memanfaatkan
keanekaragaman hayati yang ada.
2. Teknologi bio prospecting, yang menghendaki
presisi dan ketepatan tingkat efisiensi produksi dan
produktifitas optimal melalui kombinasi faktor
produksi dan teknologi modern seperti pupuk dan
pestisida
3. Teknologi bio informatics yang diperlukan dalam
pengembangan data base genetika, biologi
mulekuler, analisis sekuensi, analisis kuantitatif dan
analisis lainnya
4. Teknologi bio safety, dalam konteks keamanan
pangan
5. Teknologi tiessue culture (kultur jaringan) untuk
pengembangan bahan tanaman dan plasma nutfah
KEBIJAKAN TEKNOLOGI PERTANIAN
KEBIJAKAN PENINGKATAN DAYA SAING PRODUKSI
DALAM NEGERI :
1. Pemberdayaan petani & pelaku usaha pertanian untuk
mengakses teknologi pengolahan & informasi pasar
2. Menumbuh kembangkan teknologi pengolahan hasil
pertanian di perdesaan
3. Pengembangan produk berdaya saing baik volume
maupun keragaman produk (segar maupun olahan)
4. Penumbuhan kawasan agroindustri melalui Pelayanan
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (P3HP)
5. Pengembangan sarana dan prasarana termasuk teknologi
penyimpanan (cold storage) & packing house
6. Harmonisasi tarif, pajak/pungutann ekspor & standarisasi
mutu
KEBIJAKAN TEKNOLOGI PERTANIAN
KEBIJAKAN PENINGKATAN DAYA SAING
PANGSA PASAR EKSPOR
1. Pengembangan informasi pasar dan market
intellegence
2. Penguatan diplomasi, negosiasi dalam membuka
pasar
3. Perluasan akses pasar melalui promosi dan
pengembangan Free Trade Area (FTA)
4. Peningkatan kerjasama internasional
5. Peningkatan kemampuan negosiasi dan
diplomasi
6. Sosialisasi hasil-hasil diplomasi dan negosiasi

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi Terlengkap
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi TerlengkapBab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi Terlengkap
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi Terlengkap
Aditya Panim
 
ekonomi sumberdaya alam
ekonomi sumberdaya alamekonomi sumberdaya alam
ekonomi sumberdaya alam
Firman Ferdian
 
Penentuan lokasi per (5 )
Penentuan lokasi per (5 )Penentuan lokasi per (5 )
Penentuan lokasi per (5 )
nurulllah
 
Pasar persaingan sempurna
Pasar persaingan sempurnaPasar persaingan sempurna
Pasar persaingan sempurna
Cikoyen
 

La actualidad más candente (20)

Klasifikasi Usahatani
Klasifikasi UsahataniKlasifikasi Usahatani
Klasifikasi Usahatani
 
Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan
Penyuluhan Pertanian BerkelanjutanPenyuluhan Pertanian Berkelanjutan
Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan
 
Aspek ekonomi
Aspek ekonomiAspek ekonomi
Aspek ekonomi
 
Biaya sosial dan permasalaha pengelolaan lingkungan
Biaya sosial dan permasalaha pengelolaan lingkunganBiaya sosial dan permasalaha pengelolaan lingkungan
Biaya sosial dan permasalaha pengelolaan lingkungan
 
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi Terlengkap
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi TerlengkapBab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi Terlengkap
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi Terlengkap
 
5. sumberdaya-dalam-pertanian
5. sumberdaya-dalam-pertanian5. sumberdaya-dalam-pertanian
5. sumberdaya-dalam-pertanian
 
Pertanian berkelanjutan
Pertanian berkelanjutanPertanian berkelanjutan
Pertanian berkelanjutan
 
Penaksiran Fungsi Permintaan
Penaksiran Fungsi PermintaanPenaksiran Fungsi Permintaan
Penaksiran Fungsi Permintaan
 
Sistem ekonomi indo.
Sistem ekonomi indo.Sistem ekonomi indo.
Sistem ekonomi indo.
 
Sistem perekonomian indonesia ( 4 )
Sistem perekonomian indonesia ( 4 )Sistem perekonomian indonesia ( 4 )
Sistem perekonomian indonesia ( 4 )
 
ekonomi sumberdaya alam
ekonomi sumberdaya alamekonomi sumberdaya alam
ekonomi sumberdaya alam
 
Barang publik dan klasifikasi barang
Barang publik dan klasifikasi barangBarang publik dan klasifikasi barang
Barang publik dan klasifikasi barang
 
Materi 8 (perilaku produsen)
Materi 8 (perilaku produsen)Materi 8 (perilaku produsen)
Materi 8 (perilaku produsen)
 
Tugas 8. peranan sektor pertanian ppt
Tugas 8. peranan sektor pertanian pptTugas 8. peranan sektor pertanian ppt
Tugas 8. peranan sektor pertanian ppt
 
Penentuan lokasi per (5 )
Penentuan lokasi per (5 )Penentuan lokasi per (5 )
Penentuan lokasi per (5 )
 
Teori pilihan publik
Teori pilihan publikTeori pilihan publik
Teori pilihan publik
 
2.ciri ciri pertanian di indonesia
2.ciri ciri pertanian di indonesia2.ciri ciri pertanian di indonesia
2.ciri ciri pertanian di indonesia
 
PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP ILMU EKONOMI.ppt
PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP ILMU EKONOMI.pptPENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP ILMU EKONOMI.ppt
PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP ILMU EKONOMI.ppt
 
Pasar persaingan sempurna
Pasar persaingan sempurnaPasar persaingan sempurna
Pasar persaingan sempurna
 
Pengembangan alat dan mesin pertanian
Pengembangan alat dan mesin pertanianPengembangan alat dan mesin pertanian
Pengembangan alat dan mesin pertanian
 

Similar a 2693007 KEBIJAKAN & PERATURAN BIDANG PERTANIAN.ppt

Menyusun materi penyuluhan
Menyusun materi penyuluhanMenyusun materi penyuluhan
Menyusun materi penyuluhan
wika_wibowo
 
Materi 3 Perencanaan dan pembangunan agribisnis.pptx
Materi 3 Perencanaan dan pembangunan agribisnis.pptxMateri 3 Perencanaan dan pembangunan agribisnis.pptx
Materi 3 Perencanaan dan pembangunan agribisnis.pptx
IlhamMartadona1
 
Sukma, peranan sektor pertanian
Sukma, peranan sektor pertanianSukma, peranan sektor pertanian
Sukma, peranan sektor pertanian
Sukma Wijaya
 
KULIAH 3.AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI.pdf
KULIAH 3.AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI.pdfKULIAH 3.AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI.pdf
KULIAH 3.AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI.pdf
FebriskaPutriZuhairi
 
2_MENYUSUN_MATERI_PENYULUHAN_pptx.pptx
2_MENYUSUN_MATERI_PENYULUHAN_pptx.pptx2_MENYUSUN_MATERI_PENYULUHAN_pptx.pptx
2_MENYUSUN_MATERI_PENYULUHAN_pptx.pptx
RezaHanafi14
 

Similar a 2693007 KEBIJAKAN & PERATURAN BIDANG PERTANIAN.ppt (20)

Menyusun materi penyuluhan
Menyusun materi penyuluhanMenyusun materi penyuluhan
Menyusun materi penyuluhan
 
Peran sektor Pertanian
Peran sektor PertanianPeran sektor Pertanian
Peran sektor Pertanian
 
Materi 3 Perencanaan dan pembangunan agribisnis.pptx
Materi 3 Perencanaan dan pembangunan agribisnis.pptxMateri 3 Perencanaan dan pembangunan agribisnis.pptx
Materi 3 Perencanaan dan pembangunan agribisnis.pptx
 
MODEL PENYULUHAN DI FOOD ESTATE SECARA BERKELANJUTAN
MODEL PENYULUHAN DI FOOD ESTATE SECARA BERKELANJUTANMODEL PENYULUHAN DI FOOD ESTATE SECARA BERKELANJUTAN
MODEL PENYULUHAN DI FOOD ESTATE SECARA BERKELANJUTAN
 
Sukma, peranan sektor pertanian
Sukma, peranan sektor pertanianSukma, peranan sektor pertanian
Sukma, peranan sektor pertanian
 
KULIAH 3.AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI.pdf
KULIAH 3.AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI.pdfKULIAH 3.AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI.pdf
KULIAH 3.AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI.pdf
 
Adm Pembangunan PENGEMBANGAN SEKTOR PERTANIAN Aning dan Inas Prodi AP UGK
Adm Pembangunan PENGEMBANGAN SEKTOR PERTANIAN Aning dan Inas Prodi AP UGKAdm Pembangunan PENGEMBANGAN SEKTOR PERTANIAN Aning dan Inas Prodi AP UGK
Adm Pembangunan PENGEMBANGAN SEKTOR PERTANIAN Aning dan Inas Prodi AP UGK
 
bahan mata kuliah manajemen agribisnis peternakan
bahan mata kuliah manajemen agribisnis peternakanbahan mata kuliah manajemen agribisnis peternakan
bahan mata kuliah manajemen agribisnis peternakan
 
Makalah agribisnis hilir
Makalah agribisnis hilirMakalah agribisnis hilir
Makalah agribisnis hilir
 
GEOGRAFI XI MIA 5 Kearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alam
GEOGRAFI XI MIA 5 Kearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alamGEOGRAFI XI MIA 5 Kearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alam
GEOGRAFI XI MIA 5 Kearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alam
 
Makalah agribisnis hilir
Makalah agribisnis hilirMakalah agribisnis hilir
Makalah agribisnis hilir
 
Makalah agribisnis hilir
Makalah agribisnis hilirMakalah agribisnis hilir
Makalah agribisnis hilir
 
Makalah agribisnis hilir
Makalah agribisnis hilirMakalah agribisnis hilir
Makalah agribisnis hilir
 
2_MENYUSUN_MATERI_PENYULUHAN_pptx.pptx
2_MENYUSUN_MATERI_PENYULUHAN_pptx.pptx2_MENYUSUN_MATERI_PENYULUHAN_pptx.pptx
2_MENYUSUN_MATERI_PENYULUHAN_pptx.pptx
 
Potensi & Prospek Sektor Agribisnis
Potensi & Prospek Sektor AgribisnisPotensi & Prospek Sektor Agribisnis
Potensi & Prospek Sektor Agribisnis
 
Is managemen perbenihan
Is managemen perbenihanIs managemen perbenihan
Is managemen perbenihan
 
Makalah_3 Makalah tugas agribisnis 9
Makalah_3 Makalah tugas agribisnis 9Makalah_3 Makalah tugas agribisnis 9
Makalah_3 Makalah tugas agribisnis 9
 
Dasar agromakanan (2011-2020)
Dasar agromakanan (2011-2020)Dasar agromakanan (2011-2020)
Dasar agromakanan (2011-2020)
 
Dampak SL-PTT Padi Sawah Terhadap Produksi dan Difusi Inovasi
Dampak SL-PTT Padi Sawah Terhadap Produksi dan Difusi InovasiDampak SL-PTT Padi Sawah Terhadap Produksi dan Difusi Inovasi
Dampak SL-PTT Padi Sawah Terhadap Produksi dan Difusi Inovasi
 
Materi_Penyuluhan_Pertanian.pptx
Materi_Penyuluhan_Pertanian.pptxMateri_Penyuluhan_Pertanian.pptx
Materi_Penyuluhan_Pertanian.pptx
 

Más de NasrunGayo2

SEHAT SELAMA BERHAJI 2014.pptx
SEHAT SELAMA BERHAJI 2014.pptxSEHAT SELAMA BERHAJI 2014.pptx
SEHAT SELAMA BERHAJI 2014.pptx
NasrunGayo2
 
Penanggulangan Narkotika Dikalangan Pemuda.pptx
Penanggulangan Narkotika Dikalangan Pemuda.pptxPenanggulangan Narkotika Dikalangan Pemuda.pptx
Penanggulangan Narkotika Dikalangan Pemuda.pptx
NasrunGayo2
 
0. Proposal Tesis Ali Ibrahim Fiks 2.pdf
0. Proposal Tesis Ali Ibrahim Fiks 2.pdf0. Proposal Tesis Ali Ibrahim Fiks 2.pdf
0. Proposal Tesis Ali Ibrahim Fiks 2.pdf
NasrunGayo2
 
2. BAB I,BAB II REVISI.docx
2. BAB I,BAB II REVISI.docx2. BAB I,BAB II REVISI.docx
2. BAB I,BAB II REVISI.docx
NasrunGayo2
 
Arika revisi hy paska sempro-1
Arika  revisi hy paska sempro-1Arika  revisi hy paska sempro-1
Arika revisi hy paska sempro-1
NasrunGayo2
 
Aqidah-akhlaq-kelas-3
 Aqidah-akhlaq-kelas-3 Aqidah-akhlaq-kelas-3
Aqidah-akhlaq-kelas-3
NasrunGayo2
 

Más de NasrunGayo2 (10)

Slide Sidang Andika.pptx
Slide Sidang Andika.pptxSlide Sidang Andika.pptx
Slide Sidang Andika.pptx
 
SEHAT SELAMA BERHAJI 2014.pptx
SEHAT SELAMA BERHAJI 2014.pptxSEHAT SELAMA BERHAJI 2014.pptx
SEHAT SELAMA BERHAJI 2014.pptx
 
Narkoba & Pelajar.ppt
Narkoba & Pelajar.pptNarkoba & Pelajar.ppt
Narkoba & Pelajar.ppt
 
Penanggulangan Narkotika Dikalangan Pemuda.pptx
Penanggulangan Narkotika Dikalangan Pemuda.pptxPenanggulangan Narkotika Dikalangan Pemuda.pptx
Penanggulangan Narkotika Dikalangan Pemuda.pptx
 
0. Proposal Tesis Ali Ibrahim Fiks 2.pdf
0. Proposal Tesis Ali Ibrahim Fiks 2.pdf0. Proposal Tesis Ali Ibrahim Fiks 2.pdf
0. Proposal Tesis Ali Ibrahim Fiks 2.pdf
 
2. BAB I,BAB II REVISI.docx
2. BAB I,BAB II REVISI.docx2. BAB I,BAB II REVISI.docx
2. BAB I,BAB II REVISI.docx
 
1. BAB I,BAB II OK.docx
1. BAB I,BAB II OK.docx1. BAB I,BAB II OK.docx
1. BAB I,BAB II OK.docx
 
Arika revisi hy paska sempro-1
Arika  revisi hy paska sempro-1Arika  revisi hy paska sempro-1
Arika revisi hy paska sempro-1
 
Panduan pengembangan-rpp
Panduan pengembangan-rppPanduan pengembangan-rpp
Panduan pengembangan-rpp
 
Aqidah-akhlaq-kelas-3
 Aqidah-akhlaq-kelas-3 Aqidah-akhlaq-kelas-3
Aqidah-akhlaq-kelas-3
 

Último

Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptxModul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
RIMA685626
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 

Último (20)

Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptxModul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 

2693007 KEBIJAKAN & PERATURAN BIDANG PERTANIAN.ppt

  • 1. KEBIJAKAN & PERATURAN BIDANG PERTANIAN DOSEN PENGAMPU : Prof.Dr.Ir. Rudi Wibowo, MS Ir. Imam syafi’i, MS UNIVERSITAS JEMBER FAKULTAS PERTANIAN PROGRAM STUDI AGRIBISNIS Semester Gasal 2014-2015 (4 : 0) JURUSAN SOSEK FAPERTA UNEJ 1
  • 2. KONTRAK KULIAH 1. Team Teaching : Prof. Dr. Ir. Rudi Widowo, MS - Ir. Imam Syafi’i, MS 2. Sistem Penilaian - Penilaian pokok : UAS, UTS - Penilaian Tambahan : Tugas, Assigment, dsb. 3. Aturan Main Perkuliahan - Paling lambat 10 menit setelah jadwal kuliah yang ditetapkan - Yang melebihi sebaiknya tidak perlu masuk - Ditetapkan seorang mahasiswa sebagai ketua kelas 4. Etika Akademik - Pakaian sopan, bersepatu - Menggunakan bahasa Indonesia yang baik - Selama kuliah HP dimatikan 5. Ruang Lingkup Mata Kuliah
  • 3. SILLABI KEBIJAKAN DAN PERATURAN BIDANG PERTANIAN KOMPETENSI STANDAR KOMPETENSI : Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan dengan baik berbagai konsepsi kebijakan dan peraturan-peraturan di bidang pertanian, khususnya Indonesia. KOMPETENSI DASAR : (a) Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan peran dan fungsi pertanian/pangan dalam pembangunan, (b) Mahasiswa mampu memahami memahami berbagai landasan teori/akademik atau konsepsi berfikir tentang perlunya kebijakan dalam pembangunan pertanian (c) Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan berbagai peraturan perundangan di bidang pertanian, khususnya di Indonesia.
  • 4. DESKRIPSI MATERI, KEGIATAN, PENILAIAN DAN PEMBINA 1 Deskripsi Materi Perkuliahan mencakup semua aspek tentang konsepsi kebijakan yang diperlukan bagi bidang pertanian dan pangan, baik produksi, distribusi maupun konsumsi. Selain itu, mencakup pula berbagai peraturan di bidang pertanian dan pangan, baik lahan, budidaya, tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan dan hortikultura serta pangan pada umumnya. 2. Kegiatan Pembelajaran meliputi kuliah/ceramah dan diskusi, sebanyak 30 kali @ 100 menit tatap muka. 3. Penilaian (asesmen), meliputi kuis/tugas/pekerjaan rumah 30 persen, Ujian Tengah Semester 30 persen, dan Ujian Akhir Semester 40 persen. 3. Pembina Mata Kuliah adalah Rudi Wibowo, Imam Syafii, Yuli Haryati & Lenny W (untuk kelas H, Semester gasal 2013/2014).
  • 5. JADUAL KEGIATAN PERKULIAHAN 1. Kontrak Perkuliahan 2. Pemahaman Dasar tentang Pembangunan Pertanian dan Pembangunan Ekonomi. 3. Kerangka Strategis Kebijakan Pembangunan Pertanian (I). 4. Kerangka Strategis Kebijakan Pembangunan Pertanian (II). 5. Isyu-Isyu Penting Kebijakan Pertanian (I). 6. (Isyu-Isyu Penting Kebijakan Pertanian (II). 7. Kebijakan Yang Mempengaruhi Insentif Bagi Produsen (I). 8. Kebijakan Yang Mempengaruhi Insentif Bagi Produsen (II).. 9. Kebijakan Yang Mempengaruhi Insentif Bagi Produsen (III). 10. Kebijakan Yang Mempengaruhi Insentif Bagi Produsen (IV). 11. Kebijakan Yang Mempengaruhi Insentif Bagi Produsen (V).
  • 6. JADUAL KEGIATAN PERKULIAHAN 12. Kebijakan Penguasaan Lahan (Land Tenure). (II). 13. Kebijakan Penguasaan Lahan (Land Tenure). (III). 14. Kebijakan Manajemen Sumberdaya Air Bagi Pertanian (I). 15. Kebijakan Manajemen Sumberdaya Air Bagi Pertanian (II). 16. Kebijakan Pembiayaan Perdesaan dan Pertanian (I). 17. Kebijakan Pembiayaan Perdesaan dan Pertanian (II). 18. Kebijakan Pembiayaan Perdesaan dan Pertanian (III). 19. Kebijakan Teknologi Pertanian (I). 20. Kebijakan Teknologi Pertanian (II). 21. Strategi Pembangunan Pertanian : Proses dan Struktur (I) (Pembahasan Kasus Kebijakan Pertanian di Indonesia (I) : 22. Isyu Penting Kebijakan Perberasan dan Tanaman Pangan Penting (Jagung dan Kedelai).
  • 7. JADUAL KEGIATAN PERKULIAHAN 23. Pembahasan Kasus Kebijakan Pertanian di Indonesia (II) : Isyu Penting Kebijakan Pengembangan Perkebunan Tebu, Agribisnis Gula dan swasembada gula 2014. 24. Pembahasan Kasus Kebijakan Pertanian di Indonesia (III) : Isyu Penting Kebijakan Pengembangan Peternakan Sapi potong dan Importasinya. 25. Pembahasan Kasus Kebijakan Pertanian di Indonesia (IV) 26. Isyu Penting Kebijakan Pengembangan Hortikultura Buah-buahan dan Masalah Importasinya. Pembahasan Kasus Kebijakan Pertanian di Indonesia (V) 27. Isyu Penting Kebijakan Pengembangan Perikanan di Indonesia. Pembahasan Kasus Kebijakan Pertanian di Indonesia (VI) 28. Isyu Penting Kebijakan Reforma Agraria di Indonesia. Pembahasan Kasus Kebijakan Pertanian di Indonesia (VII) 29. Isyu Penting Kebijakan Riset dan Penyuluhan Pertanian di Indonesia. Pembahasan Kasus Kebijakan Pertanian di Indonesia (VIII) 30. Isyu Penting Kebijakan Distribusi dan Konsumsi Pangan di Indonesia.
  • 8. KEBIJAKAN PERTANIAN KEBIJAKAN PERTANIAN : serangkaian tindakan yang telah, sedang dan akan dilaksanakan oleh pemerintah untuk memajukan pertanian, mengusahakan agar pertanian menjadi lebih produktif, produksi dan efisiensi produksi naik dan akibatnya tingkat penghidupan dan kesejahteraan petani meningkat. Suatu sistem untuk menganalisis kebijakan publik yang mempengaruhi produsen, pedagang, dan konsumen dari berbagai produk pertanian baik tanaman, perikanan maupun ternak untuk mencapai efisiensi (efficiency), pemerataan (equity), dan ketahanan (security). JURUSAN SOSEK FAPERTA UNEJ
  • 9. KEBIJAKAN PERTANIAN WUJUD KEBIJAKAN PERTANIAN : Kebijakan diwujudkan dengan mengeluarkan peraturan-peraturan tertentu yang berbentuk Undang-undang, Peraturan-peraturan Pemerintah, Kepres, Kepmen, keputusan Gubernur dan lain-lain FRAMEWORK KEBIJAKAN PERTANIAN : • Tujuan (objectives), • Kendala (constraints), • Kebijakan (policies), dan • Strategi (strategies). JURUSAN SOSEK FAPERTA UNEJ
  • 10. KEBIJAKAN PERTANIAN JENIS KEBIJAKAN PERTANIAN : 1. Kebijakan yang bersifat pengatur (regulating policies) misalnya peraturan rayoneering dalam perdagangan/distribusi pupuk 2. Kebijakan pembagian pendapatan yang lebih adil merata (distributive policies). Misalnya penentuan harga kopra minimum yang berlaku sejak tahun 1969 di daerah-daerah kopra di Sulawesi. Persoalan Pokok : Keadilan  Ada yang memperoleh manfaat dan bahkan ada yang dirugikan JURUSAN SOSEK FAPERTA UNEJ
  • 11. KEBIJAKAN PERTANIAN TUJUAN KEBIJAKAN PERTANIAN : 1. Efisiensi (efficiency), 2. Pemerataan (equity), dan 3. Ketahanan (security). Efisiensi tercapai : apabila alokasi sumberdaya ekonomi yang langka adanya mampu menghasilkan pendapatan Maksimum, serta alokasi barang dan jasa yang menghasilkan tingkat kepuasan konsumen yang paling tinggi. JURUSAN SOSEK FAPERTA UNEJ
  • 12. KEBIJAKAN PERTANIAN TUJUAN KEBIJAKAN PERTANIAN : Pemerataan diartikan sebagai distribusi pendapatan diantara kelompok masyarakat atau wilayah yang menjadi target pembuat kebijakan. Biasanya, pemerataan yang lebih baik akan dicapai melalui distribusi pendapatan yang lebih baik atau lebih merata. Ketahanan (pangan) akan meningkat apabila stabilitas politik maupun ekonomi memungkinkan produsen maupun konsumen meminimumkan adjustment costs. JURUSAN SOSEK FAPERTA UNEJ
  • 13. 1. Kebijakan Perlindungan Petani 2. Kebijakan Pengembangan Nilai Tambah 3. Kebijakan Penataan Kelembagaan Pertanian Nasional KERANGKA KEBIJAKAN DASAR SEKTOR PERTANIAN
  • 14.  Kebijakan penetapan dan stabilitas harga produk pertanian (pengelolaan pasar).  Kebijakan dalam pengelolaan input-input produksi (meliputi ketersediaan, ketepatan, kemudahan, dan harga wajar dari input seperti pupuk, bibit, dll).  Kebijakan pengembangan sistem perbenihan, mulai dari pengelolaan plasma nutfah, pemuliaan, produksi, pemanfaatan dan pengendalian serta pengawasannya.  Kebijakan penyediaan lahan pertanian dalam rangka pengembangan kawasan-kawasan Agropolitan sebagai perwujudan integrasi sistem agribisnis dalam suatu wilayah.  Kebijakan permodalan yang secara spesifik dirancang sesuai dengan budaya petani dan karakteristik pertanian.  Kebijakan pengendalian hama dan penyakit serta penanganan dampak bencana alam.  Kebijakan pengembangan kelembagaan perusahaan petani untuk mencapai skala usaha yang layak. 1. Kebijakan Perlindungan Petani
  • 15.  Kebijakan industrialisasi pertanian/Agroindustri berbasis pada sumber bahan baku yang dihasilkan di dalam negeri.  Kebijakan pengembangan produk-produk antara sebagai bahan dasar untuk berbagai penggunaan.  Kebijakan pengembangan jaringan distribusi dan transportasi pertanian.  Kebijakan pengembangan sistem informasi dan pemasaran pertanian.  Kebijakan pemanfaatan limbah-limbah industri pertanian.  Kebijakan perpajakan untuk memberikan insentif peningkatan nilai tambah. 2. Kebijakan Peningkatan Nilai Tambah
  • 16.  Kebijakan public awareness tentang peran, fungsi dan posisi pertanian.  Kebijakan konsolidasi interdependensi antar sektor/lembaga (consolidated power)  Kebijakan perumusan peraturan perundangan berdasarkan prioritas-prioritas kepentingan petani dan pertanian.  Kebijakan pengembangan kelembagaan petani.  Kebijakan pengembangan SDM, iptek dan proses inovasi lainnya. 3. Kebijakan Penataan Kelembagaan Pertanian Nasional
  • 17.  Desain institusi harus diarahkan untuk menyelesaikan tiga hal pokok sebagaimana telah dirumuskan dalam kebijakan pembangunan pertanian di atas, yaitu:  institusi pembangunan pertanian yang dapat memberikan perlindungan terhadap petani,  institusi yang mampu menggerakkan proses industrialisasi yang meningkatkan nilai tambah produk-produk yang dihasilkan petani pada umumnya, dan  institusi yang dapat meningkatkan kapabilitas kelembagaan petani dan pertanian pada umumnya. Desain Institusi/Kelembagaan
  • 19. Pemerintah ASOSIASI PETANI/INSTITUSI PETANI DUNIA USAHA PEMERINTAH: PUSAT DAN DAERAH LEMBAGA KEUANGAN/ BANK BUM P LEMBAGA PROFESIONAL Skema Institusi Pengembangan Nilai Tambah
  • 21. KEBIJAKAN PERTANIAN BEBERAPA CONTOH KEBIJAKAN PERTANIAN : 1. Kebijakan harga, merupakan kebijakan yang dirancang untuk mempengaruhi tingkat dan stabilitas harga-harga yang diterima oleh petani dan hasil-hasil usaha tani. 2. Kebijakan pemasaran, merupakan kebijakan mengenai pemindahan hasil-hasil usaha tani dari petani ke konsumen. 3. Kebijakan input, drancang untuk mempengaruhi harga dan sistem pembelian input variabel. 4. Kebijakan kredit, untuk perolehan modal kerja
  • 22. KEBIJAKAN PERTANIAN BEBERAPA CONTOH KEBIJAKAN PERTANIAN : 5. Kebijakan mekanisasi, untuk mengadopsi teknologi mekanis 6. Kebajikan land reform, mengubah distribusi kepemilikan atau kondisi-kondisi yang berhubungan dengan tanah 7. Kebijakan penelitian, penyebaran tekologi baru dan peningkatan produktivitas 8. Kebijakan pengairan, perolehan air sebagai sumber daya dalam usahatani
  • 23. KEBIJAKAN PERTANIAN 3 KENDALA UTAMA KEBIJAKAN PERTANIAN : 1. penawaran, 2. Permintaan, dan 3. Harga dunia. Penawaran : (produksi nasional) dibatasi oleh ketersediaan sumberdaya (lahan, tenaga kerja, dan modal), teknologi, harga input, dan kemampuan manajemen. Permintaan (konsumsi nasional) dibatasi atau dipengaruhi oleh jumlah penduduk, pendapatan, selera, dan harga output. Harga dunia, untuk komoditas yang diperdagangkan secara internasional baik input maupun output, menentukan dan membatasi peluang untuk mengimpor dalam rangka meningkatkan supply domestik, dan mengekspor dalam rangka memperluas pasar bagi produk domestik. JURUSAN SOSEK FAPERTA UNEJ
  • 24. KEBIJAKAN MAKRO 1. Kebijakan Moneter : @ Penetapan Suku Bunga  Relatif rendah  Merangsang Usaha Agr. @ Kredit Investasi/Modal Kerja  Mendorong pertumbuhan Usaha Agr 2. Kebijakan Fiskal @ Alokasi Pengeluaran Pemerintah  Perlu memperhatikan tahap pembangunan sistem Usaha Agribisnis meliputi : a. Perkemb. sistem agribisnis tahap awal ( natural resources & unskill labor based) diprioritaskan pada investasi berupa jalan, pelabuhan, irigasi dsb. b. Perkemb. Sistem agribisnis tahap kedua (capital & skill labor based) diprioritaskan pada pengembangan teknologi & SDM @ Perlakuan Pajak : Mempercepat transformasi Keunggulan komparatif menjadi keunggulan kompetitif . Perlu keringanan/ pembebasan pajak bagi : a. Bagi industri hulu dan hilir usaha agribisnis  s/d BEP b. Bagi perusahaan yang mengembangkan teknologi & SDM bidang agribnisnis KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PERTANIAN / AGRIBISNIS DI INDONESIA JURUSAN SOSEK FAPERTA UNEJ
  • 25. KEBIJAKAN PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI AGRIBISNIS Diarahkan pada pada pengemb. agroindustri & memperkuat daya saing - Industri hilir  mengolah hasil pertanian  intermediate product semi finished product  final product - Industri Hulu  Pengembangan industri pembibitan/pembenihan  dinilai faktor yang masih lemah sedang plasma nutfah yang ada cukup besar, pengembangan agro-otomotif dan agro kimia (pupuk, pestisida, vaksin dsb) KEBIJAKAN PEMASARAN & KERJASAMA INTERNASIONAL -Kebijakan penjualan barang/ekspor -Kebijakan informasi pasar (spesifikasi jml, harga, selera konsumen dsb) -Kebijakan fungsi perdagangan  posisi Indonesia dalam perdagangan global, pajak ekspor, bea masuk -Pendayagunaan kantor Perwakilan Indonesia di luar negeri sebagai entry point, pemantauan peluang pasar, kerjasama antar perusahaan agribisnis dsb. -Kebijakan penetapan undang-undang/peraturan anti dumping JURUSAN SOSEK FAPERTA UNEJ KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PERTANIAN/AGRIBISNIS DI INDONESIA
  • 26. KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INFRA STRUKTUR Kebijakan Infrastruktur banyak dibutuhkan pelaku agribisnis karena : 1. Menunjang usaha agribisnis yang dilakukan oleh masyarakat banyak 2. Sesuai dengan kebutuhan publik 3. Merangsang usaha/investasi baru shg mengemb. ekonomi wilayah Jenis investasi infrastruktur yg mendesak utk dikembangkan antara lain : farm road, drainase, pelabuhan (khususnya Indonesia bag.Timur), transportasi dan telekomunikasi KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN @ Kebijakan Pengembangan Lembaga Keuangan : Penyediaan modal (credit program) dgn prosedur sederhana, bunga kondusif & agunan yang dapat dijangkau, skim kredit sesuai kebutuhan agribisnis melalui unit banking sistem melalui pengembangan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Pedesaan @ Kebijakan Pengembangan Fungsi Penelitian & Pengembangan : - Kebijakan pergeseran dari lembaga penelitian pemerintah ke non pemerintah - Kebijakan teknologi & bio teknologi sesuai dengan kebutuhan dengan memperhatikan eco farming, organic farming, eco labeling & food safety KEBIJAKAN PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DI INDONESIA JURUSAN SOSEK FAPERTA UNEJ
  • 27. KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KETAHANAN PANGAN @ Kebijakan ketersediaan, distribusi dan konsumsi pangan melalui integrasi sub sistem hulu, usahatani, hilir dan jasa @ Kebijakan keragaman sumberdaya, kelembagaan dan budaya lokal @ Kebijakan pengaturan distribusi pangan yang mengacu pada mekanisme pasar yang kompetitif @ Kebijakan pemberdayaan kelompok masyarakat agar mampu dan mandiri mengembangkan usahanya secara berkelanjutan. KELEMAHAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN AGRIBISNIS MASA LALU @ Lebih terfokus pada usahatani (on farm) @ Lemahnya dukungan kebijakan makro @ Pendekatan pembangunan sentralistik dan top down BEBERAPA PERMASALAHAN YANG MUNCUL : @ Teknologi yang dikuasai lebih menonjol pada teknologi budidaya @ Sistem pelayanan pada subsistem off farm (modal & penyuluhan) tertinggal @ Kelembagan & organisasi petani masih lemah @ Adanya benturan hukum formal dan hukum adat @ Ketidak sinkronan aturan antar departemen, pusat & daerah  kurangnya kepastian usaha JURUSAN SOSEK FAPERTA UNEJ KEBIJAKAN PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DI INDONESIA
  • 28. Fase 2 Memperkuat pasar Fase 3 Eksekusi - Keuangan musiman - Sistem pasokan input - Pasar output lokal Pasar sektor swasta yang efektif Teknologi intensif Ketidakcukupan keuangan, pasar input dan output Permintaan input petani dan surplus produksi Volume keuangan yang besar, permintaan input, dan pasokan produksi. Keterkaitan pertumbuhan non-pertanian Fase 1 Pemapanan Basis/pondas i Jalan/sistem irigasi/riset/penyuluhan/ (reformasi tanah) Ekstensif, produktivitas pertanian yang rendah Fase 2 Memperkuat pasar Fase 3 Eksekusi - Keuangan musiman - Sistem pasokan input - Pasar output lokal Pasar sektor swasta yang efektif Teknologi intensif Ketidakcukupan keuangan, pasar input dan output Permintaan input petani dan surplus produksi Volume keuangan yang besar, permintaan input, dan pasokan produksi. Keterkaitan pertumbuhan non-pertanian Fase 1 Pemapanan Basis/pondasi Jalan/sistem irigasi/riset/penyuluhan (reformasi tanah) Ekstensif, produktivitas pertanian yang rendah FASE KEBIJAKAN UNTUK MENOPANG TRANFORMASI PERTANIAN
  • 29. Arah kebijakan umum yang ditempuh dalam pembangunan pertanian a. Membangun basis bagi partisipasi petani; b. Meningkatkan potensi basis produksi dan skala usaha pertanian; c. Mewujudkan pemenuhan kebutuhan sumberdaya insani pertanian yang berkualitas; d. Mewujudkan pemenuhan kebutuhan infrastruktur pertanian: e. Mewujudkan sistem pembiayaan pertanian tepat guna; f. Mewujudkan sistem inovasi pertanian; g. Penyediaan sistem insentif dan perlindungan bagi petani; h. Mewujudkan sistem usahatani bernilai tinggi melalui intensifikasi, diverasifikasi dan pewilayahan pengembangan komoditas unggulan; i. Mewujudkan Agroindustri berbasis pertanian domestik di pedesaan; j. Mewujudkan sistem rantai pasok terpadu berbasis kelembagaan pertanian yang kokoh; k. Menerapkan praktek pertanian dan manufaktur yang baik; dan l. Mewujudkan pemerintahan yang baik, bersih dan berpihak kepada petani dan pertanian.
  • 30. PERGESERAN PARADIGMA PEMBANGUNAN PERTANIAN NASIONAL Product Driven Market Driven Agriculture Agriculture AGRICULTURAL / AGRIBUSINESS ACTIVITIES CARA PANDANG YANG BARU : PERTANIAN SEBAGAI LAPANGAN USAHA DAN LAPANGAN KERJA YANG DAPAT MENGHASILKAN BARANG DAN JASA UNTUK MEMENUHI PERMINTAAN PASAR DENGAN TUJUAN UNTUK MEMPEROLEH NILAI TAMBAH YANG MAKSIMAL SECARA KOMPETITIF KEBERHASILANNYA MEMERLUKAN : KEBIJAKAN TRANSFORMASI PERTANIAN & PERATURAN PERTANIAN JURUSAN SOSEK FAPERTA UNEJ
  • 31. KEBIJAKAN TRANSFORMASI PERTANIAN Membutuhkan kombinasi antara : 1. Teknologi yang tepat 2. Kelembagaan yang fleksibel 3. Orientasi pasar yang menguntungkan petani LANGKAH-LANGKAH TRANSFORMASI PERTANIAN : 1. Perbaikan & peningkatan penguasaan petani terhadap aset atau tanah pertanian 2. Peningkatan nilai produk yang dihasilkan per satuan aset yang dikuasai JURUSAN SOSEK FAPERTA UNEJ
  • 32. LANGKAH TRANSFORMASI PERTANIAN PERBAIKAN & PENINGKATAN PENGUASAAN PETANI TERHADAP ASET ATAU TANAH PERTANIAN 1. Melaksanakan reformasi agraria 2. Memperluas kesempatan kerja di luar usahatani melalui pengembangan agroindustri yang bersifat padat tenaga kerja sehingga mampu menyerap kelebihan tenaga kerja di sektor pertanian 3. Memperbaiki akses petani terhadap sumber pembiayaan untuk investasi atau modal kerja 4. Memperbaiki prasarana & sarana pertanian dan pedesaan sehingga lahan yang selama ini tidak produktif dapat diusahakan oleh petani 5. Meningkatksn pendidikan & kesehatan anggota rumah tangga petani
  • 33. LANGKAH TRANSFORMASI PERTANIAN PENINGKATAN NILAI PRODUK DARI SETIAP ASET YANG DIGUNAKAN/DIKUASAI MELALUI : 1. Memperbaiki & meningkatkan teknologi di setiap tahapan produksi (kualitas & kuantitas) 2. Memperkuat kelembagaan yang memungkinkan terjadinya transfer teknologi dengan benar dan tepat 3. Memperbaiki kualitas dan meningkatkan kuantitas ketersediaan sarana produksi pertanian 4. Meningkatkan akses petani terhadap sarana produksi pertanian & akses pada pembiayaan 5. Meningkatkan kualitas & kuantitas infrastruktur pertanian & pedesaan
  • 34. LANGKAH TRANSFORMASI PERTANIAN PENINGKATAN NILAI PRODUK DARI SETIAP ASET YANG DIGUNAKAN/DIKUASAI MELALUI : 6. Mengurangi resiko harga yang dihadapi petani baik harga input maupun output melalui kebijakan yang tepat 7. Meningkatkan pendidikan & kesehatan petani 8. Menghapus berbagai pungutan yang membebani produk pertanian 9. Meningkatkan kerjasama antar daerah otonom dalam mengelola sumberdaya alam 10.Melindungi petani dari persaingan yang tidak sehat dan tidak adil
  • 35. KEBIJAKAN TEKNOLOGI PERTANIAN KONSEP & DEFINISI TEKNOLOGI & INOVASI Kata teknologi berasal dari bahasa Yunani technología (τεχνολογία) ‐ TECHNE (τέχνη), 'kerajinan' dan‐Logia (‐λογία), studi tentang sesuatu, atau cabang pengetahuan dari suatu disiplin. Teknologi juga dapat diartikan benda‐benda yang berguna bagi manusia, seperti mesin, tetapi dapat juga mencakup hal yang lebih luas, termasuk sistem, metode organisasi, dan teknik.
  • 36. KEBIJAKAN TEKNOLOGI PERTANIAN KONSEP & DEFINISI TEKNOLOGI & INOVASI (a) Seperangkat alat, pengetahuan manusia dan kelembagaan sosial ekonomi untuk melaksanakan suatu ikhtiar atau usaha (b) Kegiatan manusia yang secara sistematis Iangkah demi langkah dilakukan untuk mencapai sesuatu tujuan tertentu secara efisien sampai pada faktor pengetahuan yang mendasari kegiatan itu (c) Merupakan suatu proses produksi dengan mengkombinasikan faktor-faktor produksi (input) untuk menghasilkan suatu produk (output) (d) Inovasi atau perubahan teknologi sebagai perubahan cara mengkombinasikan faktor-faktor produksi sehingga mampu meningkatkan tingkat produksi atau produktifitasnya.
  • 37. KEBIJAKAN TEKNOLOGI PERTANIAN TAKSONOMI TEKNOLOGI PERTANIAN (a) TEKNOLOGI MEKANIS  terkait dengan penghematan tenaga kerja melalui :substitusi tenaga kerja manusia dengan mesin (b) TEKNOLOGI BIOLOGIS DAN KIMIAWI  Tercipta dan tersebar luas untuk menggantikan kelangkaan sumberdaya lahan melalui penggunaan pupuk dan benih unggul, peningkatan produksi ternak perunit pakan atau per unit induk yang diiringi dengan : 1. pengembangan sumberdaya lahan dan air agar lebih sesuai dengan pertumbuhan tanaman 2. modifikasi sumberdaya dengan penambahan unsur hara organik dan anorganik kedalam tanah 3. penggunaan bahan kimia dan biologis untuk melindungi tanaman & hewan dari serangan hama & penyakit 4. seleksi varietas tanaman & hewan yang dapat beradaptasi dengan kondisi di atas atau kondisi dalam lingkup pengawasan manusia.
  • 38. KEBIJAKAN TEKNOLOGI PERTANIAN KONTEKS TEKNOLOGI PERTANIAN 1. FISIK MATERI/BAHAN : varietas unggul, pupuk (formulasi ), perstisida 2. REKOMENDASI TEKNOLOGI : al. Cara pemupukan, pengendalian hama & penyakit, penggunaan air 3. TEKNOLOGI PROSES : al. produksi benih, produksi pupuk organik, produksi pestisida hayati/organik 4. RANCANG BANGUN TEKNOLOGI/PROTOTIPE ALAT & MESIN PERTANIAN : al. mesin pompa air, alat tanam, aplikator pupuk, pemipil, penyiang dan sebagainya.
  • 39. PERLUNYA KEBIJAKAN TEKNOLOGI 1. Mempertemukan sasaran pengembangan sumberdaya manusia (sektor pendidikan) dengan kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan oleh berbagai sektor pembangunan. 2. memilih teknologi yang cocok guna eksploitasi sumberdaya alam seperti tanah, air, hutan, gas, bahan tambang, dan lainnya, termasuk mempertimbangkan dampak teknologi yang dipakai terhadap lingkungan, 3. Mencari aspek keunggulan komperatif maupun kompetitif bagi bidang usaha-usaha tertentu, ditinjau dari sisi besaran kandungan teknologi yang melekat pada barang dan jasa yang diperdagangkan (ekspor dan impor), agar diperoleh neraca perdagangan yang positif. 4. Mengintegrasikan kebijakan sektor-sektor yang terkait. Menyatukan visi serta komitmen berbagai disiplin dan keahlian dari perpektif bahwa teknologi dan penguasaan teknologi merupakan sumberdaya yang sangat penting bagi pembangunan sosial-ekonomi bangsa.
  • 40. KEBIJAKAN TEKNOLOGI DARI PERSPEKTIF KEILMUAN 1. Dari perspektif Ilmu Ekonomi ; teknologi adalah salah satu faktor produksi guna mentransformasi bahan baku menjadi produk. teknologi adalah komiditi, dia memiliki nilai tambah dan laku dijual. Teknologi juga berperan menggerakkan dan menumbuhkan berbagai sektor perekonomian. 2. Dari perspektif Ilmu Sosial, teknologi merupakan instrumen untuk membantu menyelesaikan banyak masalah yang dihadapi masyarakat. Baik masyarakat desa maupun masyarakat kota. 3. Dari perspektif Ilmu Budaya atau Antropologi, teknologi merupakan penggerak utama terjadinya perubahan budaya atau peradaban umat manusia. 4. Dari perspektif Ilmu Manajemen, teknologi adalah aset strategis perusahaan yang berguna dalam menghadapi persaingan bisnis. 5. Dari Ilmu Teknik, teknologi merupakan instrumen penting untuk meningkatkan produktifitas dan kualitas kerja.
  • 41. KEBIJAKAN TEKNOLOGI PERTANIAN KEBIJAKAN PERTANIAN : Suatu sistem untuk menganalisis kebijakan publik yang mempengaruhi produsen, pedagang, dan konsumen dari berbagai produk pertanian baik tanaman, perikanan maupun ternak untuk mencapai efisiensi (efficiency), pemerataan (equity), dan ketahanan (security). KEBIJAKAN TEKNOLOGI PERTANIAN : Suatu sistem aplikasi teknologi (merupakan suatu proses produksi dengan mengkombinasikan faktor-faktor produksi (input) untuk menghasilkan suatu produk /output) untuk menganalisis kebijakan publik yang mempengaruhi produsen, pedagang, dan konsumen dari berbagai produk pertanian baik tanaman, perikanan maupun ternak untuk mencapai efisiensi (efficiency), pemerataan (equity), dan ketahanan (security).
  • 42. KEBIJAKAN TEKNOLOGI PERTANIAN KEBIJAKAN PENINGKATAN INOVASI & DISEMINASI TEKNOLOGI PERTANIAN : 1. Merespon permasalahan dan kebutuhan pengguna (petani, nelayan, peternak, Agroindustri) 2. Mendukung optimalisasi pemanfaatan sumber daya pertanian spesifik lokasi 3. Pengembangan produk berdaya saing 4. Penyelarasan dan integrasi dengan penguasaan IPTEK pertanian 5. Percepatan proses dan perluasan jaringan diseminasi serta penjaringan umpan balik inovasi pertanian
  • 43. PRASYARAT KEBIJAKAN TEKNOLOGI PERTANIAN 1. Berbasis sumberdaya lokal sehingga keuntungan komparatif yang dimiliki dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk mencapai keuntungan kompetitif 2. Melakukan orientasi pada pasar lokal, pasar domestik dan pasar internasional (ekspor) terutama penciptaan mutu produk yang sesuai dengan permintaan pasar melalui teknologi pengolahan, pengemasan, trasnsportasi, penggudangan dan teknologi informasi 3. Menghasilkan keragaman usaha yang besar dan mendorong perkembangan ekonomi wilayah terutama teknologi pasca panen produk hulu sehingga meningkatkah nilai tambah produk hilir 4. Memiliki SDM yang mampu mengetrapkan inovasi teknologi yang tepat terap dan tepat sasaran serta berjiwa wirausaha 5. Memiliki kelayakan usaha ekonomi dan finansial yang baik sehingga mampu berkompetisi melalui teknologi ysang brtkenaan dengan market intelegent, e-commerce dsb.
  • 44. ARAH KEBIJAKAN TEKNOLOGI PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN PERTANIAN 1. Pemanfaatan taknologi yang diarahkan pada teknologi yang tepat guna dan tepat terap yang diseduaikan dengan jenis komoditas dan sumberdaya yang tersedia 2. Peningkatan efisiensi & produktifitas sistem pemasaran dengan penerapan teknologi yang tepat sehingga meningkatkan kualitas produk sesuai dengan permintaan pasar 3. Pengembangan kualitas SDM unggulan yang mencakup meningjkatan keahlian, ketrampilan, pengetahuan, dan pengembangan jiwa kewirausahaan 4. Peningkatan kerjasama teknologi antar pelaku mkelalui kemitraan yang luas, adil dan terbuka, kuat dan daling mendukung
  • 45. ARAH KEBIJAKAN TEKNOLOGI PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN PERTANIAN 5. Peningkatan teknologi informasi untuk memperoleh informasi pasar dan promosi produk pertanian 6. Upaya pengembangan peraturan dan standarisasi mutu produk pertanian 7. Upaya kebijakan proteksi udshas ysng merugikan masyarakat pelaku produk pertanian 8. Peningkatan sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan pertanian seperti perbankan dan asuransi serta sarana transportasi 9. Peningkatan kemampuan teknologi yang ramah lingkungan yang mendukung pertanian berkelanjutan
  • 46. PRIORITAS PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN PERTANIAN 1. Teknologi bio processing, yang dapat menghsilkan penyediaan bahan pangan, obat-obatan, pupuk, embrio, enzim atau mikroba dengan memanfaatkan keanekaragaman hayati yang ada. 2. Teknologi bio prospecting, yang menghendaki presisi dan ketepatan tingkat efisiensi produksi dan produktifitas optimal melalui kombinasi faktor produksi dan teknologi modern seperti pupuk dan pestisida 3. Teknologi bio informatics yang diperlukan dalam pengembangan data base genetika, biologi mulekuler, analisis sekuensi, analisis kuantitatif dan analisis lainnya 4. Teknologi bio safety, dalam konteks keamanan pangan 5. Teknologi tiessue culture (kultur jaringan) untuk pengembangan bahan tanaman dan plasma nutfah
  • 47. KEBIJAKAN TEKNOLOGI PERTANIAN KEBIJAKAN PENINGKATAN DAYA SAING PRODUKSI DALAM NEGERI : 1. Pemberdayaan petani & pelaku usaha pertanian untuk mengakses teknologi pengolahan & informasi pasar 2. Menumbuh kembangkan teknologi pengolahan hasil pertanian di perdesaan 3. Pengembangan produk berdaya saing baik volume maupun keragaman produk (segar maupun olahan) 4. Penumbuhan kawasan agroindustri melalui Pelayanan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (P3HP) 5. Pengembangan sarana dan prasarana termasuk teknologi penyimpanan (cold storage) & packing house 6. Harmonisasi tarif, pajak/pungutann ekspor & standarisasi mutu
  • 48. KEBIJAKAN TEKNOLOGI PERTANIAN KEBIJAKAN PENINGKATAN DAYA SAING PANGSA PASAR EKSPOR 1. Pengembangan informasi pasar dan market intellegence 2. Penguatan diplomasi, negosiasi dalam membuka pasar 3. Perluasan akses pasar melalui promosi dan pengembangan Free Trade Area (FTA) 4. Peningkatan kerjasama internasional 5. Peningkatan kemampuan negosiasi dan diplomasi 6. Sosialisasi hasil-hasil diplomasi dan negosiasi