SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 7
Descargar para leer sin conexión
Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 1, No. 1, Tahun 2012, Halaman xx- xx
Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jtki
*)
Penulis Penanggung Jawab (Email: hersantos-tekim@yahoo.co.id)
PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH TANGGA SECARA BIOLOGIS
DENGAN MEDIA LUMPUR AKTIF
Suatu Usaha Pemanfaatan Kembali Air Limbah Rumah Tangga Untuk
Kebutuhan Mandi Dan Cuci
Deissy L Nusanthary, Elliza Rosida Colby, Herry Santosa*
Jurusan Teknik Kimia , Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Jln. Prof. Sudharto, Tembalang 50239, Telp/Fax: (024)7460058
ABSTRAK
Limbah cair yang berasal dari air bekas cuci dan mandi dapat diolah menjadi air yang dapat
dimanfaatkan kembali sesuai dengan peruntukkannya. Penelitian dilakukan secara biologis dengan
menggunakan media lumpur aktif. Percobaan dilakukan melalui dua tahapan (1) karakterisasi air
limbah (2) pengolahan air limbah. Karakterisasi air limbah dimaksudkan untuk mengetahui
karakteristik air limbah berdasarkan pH dan tingkat kejernihan. Tahap pengolahan air limbah
dilakukan dalam empat buah bak aerasi, masing-masing dengan perbandingan berat lumpur aktif
tiap satuan volume (MLSS 1000, MLSS 2000, MLSS 3000 dan MLSS 4000 mg/liter). Disetiap akhir
percobaan dilakukan uji pH, kejernihan, kesadahan, dan surfaktan dari hari kehari selama tujuh
hari. Dari hasil percobaan diperoleh data (1) Air limbah rumah tangga, perlu diproses lebih lanjut
hingga dapat dimanfaatkan kembali sebagai air mandi dan cuci. (2) Ditinjau dari parameter uji pH,
kejernihan, dan kesadahan. proses pengolahan selama 6 hari akan memberikan produk air hasil
olahan yang relatif lebih baik pada penggunaan MLSS 1000mg/l. (3)Dari hari kehari, selama proses
pengolahan berlangsung, terjadi penurunan kadar surfaktan meski belum mencapai kadar surfaktan
sama dengan nol, sesuai SK menkes RI tahun 2002.
Kata kunci: Air limbah cuci mandi, lumpur aktif, MLSS.
ABSTRACT
Liquid wastes water, the former can be processed into water that can be used again in
accordance with needed. Research carried out using a biologically active sludge media. The
experiment is done through two stages (1) the characterization of waste water (2) wastewater
treatment. Characterization of wastewater is meant to find out the characteristics of the waste water
based on pH and clarity level. Stages of wastewater treatment is performed in four aerator box, each
with comparative weight of active sludge per unit volume (MLSS 1000, 2000, 3000 MLSS MLSS and
MLSS 4000 mg/litre). On each end of the experiment conducted test pured, pH, water softening, and
surfactants of kehari for seven days. From the results of the experiment retrieved data (1) the waste
Water need further processing to put back as water bath and laundry (2) Review of test parameters
pH, clarity, and water softening. processing for 6 days will provide product water processed
relatively better on the use of MLSS 1000mg/l (3) of the day to day, during the process of decreasing
the levels of processing takes place even though it has not yet reached the levels of surfactants are
surfactants are equal to zero, according to SK menkes RI in 2002.
Keywords: Liquid wastes water, mud, MLSS.
454
Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 1, No. 1, Tahun 2012, Halaman 454-460
Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 1, No. 1, Tahun 2012, Halaman xx- xx
Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jtki
*)
Penulis Penanggung Jawab (Email: hersantos-tekim@yahoo.co.id)
1. Pendahuluan
Air merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan makhluk hidup terutama
manusia. Manusia membutuhkan air untuk konsumsi rumah tangga diantaranya untuk minum, masak
cuci, dan mandi. Kebutuhan air paling dominan digunakan untuk mandi dan cuci sehingga volume air
untuk memenuhi kebutuhan tersebut terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk
dan pola hidup manusia yang semakin bervariasi.
Pembuangan limbah air cuci dan mandi diakumulasikan dalam sebuah tempat, misalnya saja
dialirkan pada selokan yang telah disiapkan didepan rumah kemudian limbah tersebut terus mengalir
dan dibuang begitu saja ke alam tanpa ada pengolahan lebih lanjut, hal tersebut akan semakin
mengganggu ekosistem didalam tanah. Jika hal ini terus dibiarkan maka, kualitas air tanah pun
semakin menurun dan mengakibatkan kelangkaan air untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.
Air bekas cuci dan mandi mengandung polutan berupa deterjen. Deterjen adalah campuran
berbagai bahan yang digunakan untuk membantu pembersihan dan terbuat dari bahan-bahan turunan
minyak bumi (Anonim,2011). Komposisi kimia deterjen terdiri dari bermacam-macam komponen
yang dapat dikelompokkan menjadi tiga group, yaitu surfaktan, bahan pembentuk, dan bahan lain-lain
(Srikandi,1992). Secara garis besar, terdapat empat kategori surfaktan yaitu: Anionik yang terdiri dari
Alkyl Benzene Sulfonate (ABS), Linier Alkyl Benzene Sulfonate (LAS) salah satu contohnya adalah
dedosilbenzensulfonat, Alpha Olein Sulfonate (AOS). Kationik berupa Garam Ammonium. Non
ionik berupa Nonyl phenol polyethoxyled (Anonim,2011).
Deterjen adalah zat yang berfungsi sebagai zat pencuci, bersifat sebagai surfaktan dan tidak
dipengaruhi oleh air sadah. Deterjen tergolong pencemar lingkungan air karena sukar terurai. Deterjen
memiliki sifat surfaktan karena molekulnya mengandung bagian hidrofob (tidak suka air tapi larut
dalam lemak) dan bagian hidrofil (larut dalam air). Bagian hidrofob tersebut umumnya berupa rantai
hidrogen panjang, dan menjadi faktor penentu dari suatu deterjen. Deterjen digunakan secara luas
sebagai zat pembersih baik dilingkungan rumah tangga maupun diberbagai industri, biasanya deterjen
rumah tangga diperkaya dengan parfum, zat pemutih, zat pencemerlang. Contoh zat pencuci
(surfaktan buatan) antara lain, C11 , H23, CH2O, SO3-
, Na+
, CH3(CH2)9CH(CH3)C6H4SO3
-
Na+
(natrium
alkil benzen sulfonat linier, natrium lauril sulfat)(Mulyono,2005).
Untuk digunakan sebagai air yang layak dikonsumsi kembali, ada beberapa persyaratan yang
harus diperhatikan, persyaratan tersebut antara lain fisika, kimia, bakteriologis, yang merupakan satu
kesatuan, sehingga apabila salah satu syarat tidak terpenuhi maka air dikatakan tidak layak konsumsi.
Salah satu parameter kimia yang disyaratkan adalah jumlah kandungan unsur Ca2+
dan Mg2+
yang
keberadaannya biasa disebut kesadahan air. Kesadahan dalam air sangat tidak dikehendaki baik untuk
penggunaan rumah tangga maupun untuk penggunaan industri. Apabila air rumah tangga tingkat
kesadahan yang tinggi mengakibatkan konsumsi sabun lebih banyak, karena sabun jadi kurang efektif
akibat salah satu bagian dari molekul sabun diikat oleh unsur Ca atau Mg(Nusa&Ruliasih,2011).
Limbah cair yang berasal dari air bekas cuci dan mandi dapat diolah menjadi air yang dapat
dimanfaatkan kembali sesuai dengan peruntukkannya. Pengolahan limbah cair dapat dilakukan secara
biologis dengan media lumpur aktif. Sedangkan keberhasilan proses pengolahan dipengaruhi oleh
perbandingan berat lumpur aktif terhadap volume limbah dan waktu pengolahan.
Lumpur aktif (activated sludge) adalah proses pertumbuhan mikroba tersuspensi. Proses
pendegradasian pada dasarnya merupakan pengolahan aerobik yang mengoksidasi material organik
menjadi CO2, H2O, NH4, dan sel biomassa baru. Proses ini menggunakan udara yang disalurkan
melalui pompa blower (diffused) atau melalui aerasi mekanik. Sel mikroba membentuk flok yang
akan mengendap di tangki penjernihan. Kemampuan bakteri dalam membentuk flok menentukan
keberhasilan pengolahan limbah secara biologi, karena akan memudahkan pemisahan partikel dan air
limbah(Arie,2011).
Lumpur akan mengandung berbagai ragam mikroorganisme heterotrofik termasuk bakteri,
protozoa, dan bentuk kehidupan yang lebih tinggi. Jenis mikroorganisme utama yang mendominasi
akan tergantung pada limbah yang ditangani (Betty dan Winiati, 1990).
455
Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 1, No. 1, Tahun 2012, Halaman 454-460
Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 1, No. 1, Tahun 2012, Halaman xx- xx
Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jtki
*)
Penulis Penanggung Jawab (Email: hersantos-tekim@yahoo.co.id)
Keuntungan dari proses lumpur aktif diantaranya adalah, daya larut oksigen dalam air
limbah lebih besar. Efisiensi proses lebih tinggi, cocok untuk pengolahan air limbah dengan debit
kecil, untuk polutan organik yang susah terdegradasi(Amlyia,2011).
Penelitian dengan judul pengolahan air limbah rumah tangga secara biologis dengan media
lumpur aktif dimaksudkan untuk memanfaatkan kembali air limbah rumah tangga untuk kebutuhan
mandi dan cuci. Lebih jauh, sasaran yang diinginkan adalah mengkaji pengaruh perbandingan berat
lumpur aktif tiap satuan volume limbah pada proses pengolahan terhadap kadar surfaktan, kesadahan,
pH dan kejernihan, mengkaji pengaruh waktu pengolahan terhadap kadar surfaktan, kesadahan, pH ,
dan kejernihan.
2. Bahan dan Metode Penelitian
Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1) Sampel limbah air cuci dan
mandi diperoleh dari rumah kos Jl. Bukit Agung F9-Sumurboto, (2) Lumpur aktif diperoleh dari
Kendal (3) Pupuk NPK diperoleh dari Toko Tani di Jl. Tamansari 1/2 – Pati. Untuk analisa surfaktan
dan kesadahan: (1)Serbuk alkil sulfonat diperoleh dari BBTPPI, (2) Larutan indikator fenolftalin
0,5%, (3) Larutan Natrium Hidroksida 1N, (4) Larutan Asam Sulfat 6N, (5) Larutan Metilen Biru, (6)
Kloroform p.a, (7) Larutan Pencuci, (8) Hidrogen Peroksida, (9) Isopropil alkohol, (10) Indikator
mureksid, (11)Indikator erichrome black, (12) larutan natriun hidroksida, (13) larutan penyangga pH
10, (14) larutan Na2EDTA 0,01M. Semua bahan tersebut diperoleh dari BBTPPI.
Alat utama yang digunakan dalam pengolahan air limbah rumah tangga yaitu empat buah
bak aerasi terbuat dari kaca dengan ukuran 30x10x15 cm, diperoleh dari Laboratorium Pengolahan
Limbah. Untuk uji pH digunakan pH meter digital, sedangkan untuk uji tingkat kejernihan digunakan
alat turbidimeter dengan merk Orbeco-Hellige, keduanya diperoleh dari Laboratorium Rekayasa
Pengolahan Pangan. Tingkat kesadahan dan kadar surfaktan digunakan metode titrasi titrimetri dan
ekstraksi.
Percobaan dilakukan melalui dua tahapan (1) Karakterisasi air limbah (2) Pengolahan air
limbah. Tahap karakterisasi air limbah dilakukan dengan mengukur pH dan tingkat kejernihan.
Sebelum tahap pengolahan air limbah berlangsung, proses aklimatisasi perlu dilakukan selama 10
hari. Percobaan dilakukan dalam empat bak aerasi. Disetiap akhir percobaan dilakukan uji hasil
terhadap pH, tingkat kejernihan, kesadahan dan kadar surfaktan dari hari kehari selama tujuh hari. Uji
pH dilakukan dengan menggunakan pH meter dan tingkat kejernihan menggunakan turbidimeter,
sedangkan tingkat kesadahan menggunakan metoda titrasi titrimetri dan surfaktan menggunakan
metoda ekstraksi.
3. Hasil dan Pembahasan
Karakterisasi Air Limbah
Karakterisasi air limbah dimaksudkan untuk mengetahui lebih jauh karakteristik air limbah
berdasarkan pH dan tingkat kejernihan. Hasil analisa pH dan tingkat kejernihan air bekas cuci dan
mandi pada penelitian pendahuluan dilakukan dari hari ke hari selama 7 hari. Hasil selengkapnya
ditunjukkan dalam tabel 1.
Tabel 1 pH dan tingkat kejernihan pada berbagai waktu
Hari 1 2 3 4 5 6 7
pH 8,0 8,0 8,1 8,1 8,0 8,0 8,0
Kejernihan(NTU) 208 208 207 208 209 209 209
Dari tabel 1 diperoleh data bahwa pH air bekas cuci dan mandi cenderung bersifat basa
dengan tingkat kejernihan jauh diatas normal (SK Menkes RI tahun 2002). Dengan demikian air bekas
cuci dan mandi perlu dilakukan perlakuan lebih lanjut hingga dipenuhi kriteria air mandi dan cuci
yang layak.
456
Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 1, No. 1, Tahun 2012, Halaman 454-460
Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 1, No. 1, Tahun 2012, Halaman xx- xx
Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jtki
*)
Penulis Penanggung Jawab (Email: hersantos-tekim@yahoo.co.id)
Pengaruh Berat Lumpur Aktif
Percobaan ini dilakukan dalam empat bak aerasi dengan berat lumpur aktif masing-masing
MLSS 1000 mg/l, MLSS 2000 mg/l, MLSS 3000 mg/l dan MLSS 4000 mg/l. Sebelum dilakukan
perlakuan lanjut, terlebih dahulu dilakukan proses aklimatisasi. Aklimatisasi merupakan tahap
penyesuaian diri mikroorganisme yang digunakan untuk mengurai air bekas cuci dan mandi.
Aklimatisasi dilakukan dengan cara mengaerasi lumpur aktif. Pupuk NPK perlu ditambahkan sebagai
sumber nutrisi dengan perbandingan 3:1. Aklimatisasi dilakukan selama 10 hari. Mikroba dibiarkan
beradapatasi dengan air bekas cuci dan mandi sehingga mikroorganisme didalam lumpur aktif siap
digunakan untuk mendegradasi air bekas cuci dan mandi . Disetiap akhir percobaan dilakukan analisa
pH, kejernihan, kesadahan, dan surfaktan dari hari ke hari selama tujuh hari. Hasil analisa
selengkapnnya disajikan dalam tabel 2 ; 3 ; 4 dan 5.
Tabel 2. pH dengan variabel MLSS pada berbagai waktu
Hari pH
MLSS
1000
MLSS
2000
MLSS
3000
MLSS
4000
SNI*
1
2
3
4
5
6
7
6,8
6,8
6,9
6,9
6,9
7,0
7,1
6,6
6,6
6,7
6,8
6,9
7,0
7,0
7,0
7,0
7,0
7,1
7,2
7,2
7,2
6,6
6,6
6,7
6,7
6,7
6,7
6,7
6,5-8,5
6,5-8,5
6,5-8,5
6,5-8,5
6,5-8,5
6,5-8,5
6,5-8,5
*sumber: kemenkes RI tahun 2002
Tabel 3. Tingkat kejernihan dengan variasi MLSS pada berbagai waktu
Hari Tingkat Kejernihan(NTU)
MLSS
1000
MLSS
2000
MLSS 3000 MLSS
4000
SNI*
1
2
3
4
5
6
7
1,6
1,3
1,4
1,2
1,1
1,0
3,3
1,9
1,7
1,6
0,9
0,8
0,8
2,1
0,8
0,7
0,6
0,5
0,4
0,4
1,9
1,7
1,6
1,5
1,4
1,3
1,1
3,7
5
5
5
5
5
5
5
*sumber: kemenkes RI tahun 2002
Dari tabel 2 dan 3 diperoleh data bahwa pada berbagai penggunaan perbandingan berat lumpur aktif
tiap liter air limbah memberikan respon yang cukup baik terhadap pH dan tingkat kejernihan. Tetapi,
untuk mendapatkan produk yang memenuhi kriteria SNI, penggunaan lumpur aktif 1000 mg tiap liter
air limbah lebih efisien. Lebih jauh, untuk menghasilkan produk dengan kapasitas dan kualitas yang
sesuai SNI membutuhkan alat dengan ukuran lebih kecil yang pada gilirannya akan memberikan
investasi rendah.
457
Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 1, No. 1, Tahun 2012, Halaman 454-460
Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 1, No. 1, Tahun 2012, Halaman xx- xx
Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jtki
*)
Penulis Penanggung Jawab (Email: hersantos-tekim@yahoo.co.id)
Tabel 4. Kesadahan pada Berbagai Waktu
Titar
EDTA
(11 mL)
N.EDTA
(0,009)
Kesadahan (1000xVEDTAxNEDTAxMr)/VCu
No Kode contoh Pengenceran Titar Hasil SNI*
(mg/l)
Kesadahan
Total
Hari ke-1 1 14,0 504 500
Hari ke-2 1 13,5 486 500
Hari ke-3 1 13,0 468 500
Hari ke-4 1 13,0 468 500
Hari ke-5 1 13,0 468 500
Hari ke-6 1 12,5 450 500
Hari ke-7 1 12,5 450 500
KALSIUM
Hari ke-1 1 9,5 136,8 500
Hari ke-2 1 9,5 136,8 500
Hari ke-3 1 9,3 133,92 500
Hari ke-4 1 9,3 133,92 500
Hari ke-5 1 9,2 132,48 500
Hari ke-6 1 9,2 132,48 500
Hari ke-7 1 9,0 132,48 500
458
Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 1, No. 1, Tahun 2012, Halaman 454-460
Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 1, No. 1, Tahun 2012, Halaman xx- xx
Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jtki
*)
Penulis Penanggung Jawab (Email: hersantos-tekim@yahoo.co.id)
Lanjutan Tabel. 4
MAGNESIUM
Hari ke-1 1 4,50 39,36 500
Hari ke-2 1 4,0 34,99 500
Hari ke-3 1 3,70 32,36 500
Hari ke-4 1 3,70 32,36 500
Hari ke-5 1 3,8 32,36 500
Hari ke-6 1 3,3 28,86 500
*sumber: kemenkes RI tahun 2002
Tabel 5 Hasil analisa kadar surfaktan
No Conto Uji Hasil
1 Induk 3,868
2 Hari ke-1 0,305
3 Hari ke-2 0,300
4 Hari ke-3 0,256
5 Hari ke-4 0,243
6 Hari ke-5 0,201
7 Hari ke-6 0,173
8 Hari ke-7 0,151
Selama proses pengolahan berlangsung, pada penggunaan MLSS 1000 mg/l air limbah
memberikan respon cukup baik terhadap turunnya kesadahan dan kadar surfaktan (tabel 4 dan 5). Dari
hari kehari tingkat kesadahan (Ca dan Mg) dan kadar surfaktan cenderung turun dan konstan setelah
pengolahan berlangsung selama enam hari telah memenuhi standar SNI. Secara kualitatif tingkat
kesadahan dibawah ambang batas yang diizinkan meskipun kadar surfaktan belum mencapai nol.
Hal tersebut disebabkan karena berbagai strain anggota genus memiliki keunggulan metabolik
sehingga berperan sangat penting dalam proses biodegradasi dan mereduksi toksisitas limbah deterjen
yang mengandung surfaktan. Surfaktan merupakan sumber karbon dan energi yang potensial untuk
pertumbuhan beberapa strain bakteri. Proses biodegradasi surfaktan melibatkan sistem enzim oksidatif
sehingga biodegradasi dapat berlangsung optimal dalam kondisi aerobik. (Seminar Nasional
Biologi,2010). Mikroorganisme mempunyai peranan penting dalam proses pengolahan limbah secara
459
Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 1, No. 1, Tahun 2012, Halaman 454-460
Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 1, No. 1, Tahun 2012, Halaman xx- xx
Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jtki
*)
Penulis Penanggung Jawab (Email: hersantos-tekim@yahoo.co.id)
biologis. Dalam menguraikan bahan organik yang terkandung dalam air limbah,
mikroorganisme sangat tergantung pada kondisi lingkungannya seperti suplai oksigen untuk kondisi
aerob. Pengaruhnya terhadap pH, kesadahan dan tingkat kejernihan dapat dilihat pada penurunan
nilai-nilai tersebut pada limbah deterjen, menandakan terjadinya biodegradasi surfaktan(Nida dan
Chaerunisah,2006)
4. KESIMPULAN
(1) Air limbah rumah tangga dapat diolah dan dimanfaatkan kembali sebagai air mandi dan cuci
(2) Penggunaan MLSS 1000 mg per liter air limbah selama enam hari proses pengolahan
berlangsung diperoleh produk olahan yang memenuhi SNI meski kadar surfaktan belum
mencapai nol.
5. SARAN
Perlu dilakukan kajian lebih lanjut kaitannya dengan usaha menurunkan kadar surfaktan
hingga mencapai nol.
Ucapan Terima Kasih
Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ir. Herry
Santosa selaku dosen pembimbing dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
makalah ini.
Daftar Pustaka
Amylia,A.2010. Efektivitas Penurunan Kadar Deodesil Benzen Sulfonat (DBS) dari Limbah Deterjen
yang Diolah Dengan Lumpur Aktif. Jurnal Kimia. Universitas Udhayana. Bukit Jimbaran.
Arie,H. 2011. Teknologi Pengolahan Limbah Tekstil dengan Sistem Lumpur Aktif. Direktorat
Teknologi Lingkungan. Jakarta Pusat.
Anonim. www.wikipedia.com/bahasa-indonesia-ensiklopedia-bebas. Air Bersih. Diakses Pada tanggal
15 Februari 2011.
Anonim. www.wikipedia.com/bahasa-indonesia-ensiklopedia-bebas. Deterjen. Diakses pada tanggal
15 Februari 2011.
Betty,S.L.J dan Winiati,P.R. 1990. Penanangan Limbah Industri Pangan. Bogor. Kanisius.
Mulyono. 2005. Kamus Kimia. Bandung. Bumi Aksara.
Nida, R.S dan Chaerunisah.Laju Degradasi Surfaktan Linear Alkil Benzena Sulfonat(LAS) pada
Limbah Deterjen secara Anaerob pada Reaktor Lekat Diam Bermedia Sarang Tawon.Jurnal
Kimia. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi.Jakarta
Nusa,I.S dan Ruliasih. www.google.com. Penghilangan Kesadahan didalam Air Minum. Diakses pada
tanggal 22 maret 2011.
Srikandi,F. 1992. Polusi Air dan Udara. Bogor. Kanisius.
Suharjono.2010. Pemberdayaan Komunitas Pseudomonas untuk Bioremediasi Ekosistem Air Sungai
Tercemar Limbah Deterjen.Jurnal Kimia.Universitas Brawijaya.Malang
460
Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 1, No. 1, Tahun 2012, Halaman 454-460

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

hasil persentase kami Pengolahan air laut menjadi air bersih
hasil persentase kami Pengolahan air laut menjadi air bersihhasil persentase kami Pengolahan air laut menjadi air bersih
hasil persentase kami Pengolahan air laut menjadi air bersih
Rizky Olang
 
Desain alat destilasi air laut berbasis tenaga surya sebagai alternatif penye...
Desain alat destilasi air laut berbasis tenaga surya sebagai alternatif penye...Desain alat destilasi air laut berbasis tenaga surya sebagai alternatif penye...
Desain alat destilasi air laut berbasis tenaga surya sebagai alternatif penye...
Tri Luthfiani
 
Makalah tentang limbah pabrik
Makalah tentang limbah pabrikMakalah tentang limbah pabrik
Makalah tentang limbah pabrik
ayu larissa
 
Bioindikator kualitas lingkungan
Bioindikator kualitas lingkunganBioindikator kualitas lingkungan
Bioindikator kualitas lingkungan
Agus Candra
 
BUKU PENCEMARAN LINGKUNGAN ( YAni Sutriyani )
BUKU PENCEMARAN LINGKUNGAN ( YAni Sutriyani )BUKU PENCEMARAN LINGKUNGAN ( YAni Sutriyani )
BUKU PENCEMARAN LINGKUNGAN ( YAni Sutriyani )
Zayyin Nihayah
 
Pencemaran air, dan udara
Pencemaran air, dan udaraPencemaran air, dan udara
Pencemaran air, dan udara
Abdi Gunawan
 
Makalah limbah
Makalah limbahMakalah limbah
Makalah limbah
embek19
 
Parameter pencemaran dan perubahan lingkungan akibat pencemaran
Parameter pencemaran dan perubahan lingkungan akibat pencemaranParameter pencemaran dan perubahan lingkungan akibat pencemaran
Parameter pencemaran dan perubahan lingkungan akibat pencemaran
Aidha II
 
Pemanfaatan Sampah Organik dan Effective Microorganisms dalam Meningkatkan Da...
Pemanfaatan Sampah Organik dan Effective Microorganisms dalam Meningkatkan Da...Pemanfaatan Sampah Organik dan Effective Microorganisms dalam Meningkatkan Da...
Pemanfaatan Sampah Organik dan Effective Microorganisms dalam Meningkatkan Da...
Resky Ervaldi Saputra
 

La actualidad más candente (20)

Makalah teknik lingkungan LIMBAH CAIR PADA INDUSTRI TEKSTIL DAN DAMPAKNYA TER...
Makalah teknik lingkungan LIMBAH CAIR PADA INDUSTRI TEKSTIL DAN DAMPAKNYA TER...Makalah teknik lingkungan LIMBAH CAIR PADA INDUSTRI TEKSTIL DAN DAMPAKNYA TER...
Makalah teknik lingkungan LIMBAH CAIR PADA INDUSTRI TEKSTIL DAN DAMPAKNYA TER...
 
hasil persentase kami Pengolahan air laut menjadi air bersih
hasil persentase kami Pengolahan air laut menjadi air bersihhasil persentase kami Pengolahan air laut menjadi air bersih
hasil persentase kami Pengolahan air laut menjadi air bersih
 
Pencemaran lingkungan
Pencemaran lingkunganPencemaran lingkungan
Pencemaran lingkungan
 
Desain alat destilasi air laut berbasis tenaga surya sebagai alternatif penye...
Desain alat destilasi air laut berbasis tenaga surya sebagai alternatif penye...Desain alat destilasi air laut berbasis tenaga surya sebagai alternatif penye...
Desain alat destilasi air laut berbasis tenaga surya sebagai alternatif penye...
 
Jurnal ekologi perairan
Jurnal ekologi perairanJurnal ekologi perairan
Jurnal ekologi perairan
 
308 1855-1-pb
308 1855-1-pb308 1855-1-pb
308 1855-1-pb
 
Makalah tentang limbah pabrik
Makalah tentang limbah pabrikMakalah tentang limbah pabrik
Makalah tentang limbah pabrik
 
Parameter pencemaran dan perubahan lingkungan akibat pencemaran
Parameter pencemaran dan perubahan lingkungan akibat pencemaranParameter pencemaran dan perubahan lingkungan akibat pencemaran
Parameter pencemaran dan perubahan lingkungan akibat pencemaran
 
Bioindikator kualitas lingkungan
Bioindikator kualitas lingkunganBioindikator kualitas lingkungan
Bioindikator kualitas lingkungan
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
BUKU PENCEMARAN LINGKUNGAN ( YAni Sutriyani )
BUKU PENCEMARAN LINGKUNGAN ( YAni Sutriyani )BUKU PENCEMARAN LINGKUNGAN ( YAni Sutriyani )
BUKU PENCEMARAN LINGKUNGAN ( YAni Sutriyani )
 
Pencemaran air, dan udara
Pencemaran air, dan udaraPencemaran air, dan udara
Pencemaran air, dan udara
 
Prin besok
Prin besokPrin besok
Prin besok
 
FAKTOR-FAKTOR KUALITAS LINGKUNGAN
FAKTOR-FAKTOR KUALITAS LINGKUNGANFAKTOR-FAKTOR KUALITAS LINGKUNGAN
FAKTOR-FAKTOR KUALITAS LINGKUNGAN
 
Ekosistem sungai 2
Ekosistem sungai 2Ekosistem sungai 2
Ekosistem sungai 2
 
Makalah limbah
Makalah limbahMakalah limbah
Makalah limbah
 
Parameter pencemaran dan perubahan lingkungan akibat pencemaran
Parameter pencemaran dan perubahan lingkungan akibat pencemaranParameter pencemaran dan perubahan lingkungan akibat pencemaran
Parameter pencemaran dan perubahan lingkungan akibat pencemaran
 
Bhn klh-1a-air
Bhn klh-1a-airBhn klh-1a-air
Bhn klh-1a-air
 
Pendahuluan ekologi perairan
Pendahuluan ekologi perairanPendahuluan ekologi perairan
Pendahuluan ekologi perairan
 
Pemanfaatan Sampah Organik dan Effective Microorganisms dalam Meningkatkan Da...
Pemanfaatan Sampah Organik dan Effective Microorganisms dalam Meningkatkan Da...Pemanfaatan Sampah Organik dan Effective Microorganisms dalam Meningkatkan Da...
Pemanfaatan Sampah Organik dan Effective Microorganisms dalam Meningkatkan Da...
 

Similar a Jurnal kimia industri

Andi Besse Mutmainnah_Pencemaran Air Sungai Akibat Limbah Pabrik.pdf
Andi Besse Mutmainnah_Pencemaran Air Sungai Akibat Limbah Pabrik.pdfAndi Besse Mutmainnah_Pencemaran Air Sungai Akibat Limbah Pabrik.pdf
Andi Besse Mutmainnah_Pencemaran Air Sungai Akibat Limbah Pabrik.pdf
AndiInna2
 
Stan kesehatan lingkungan
Stan kesehatan lingkunganStan kesehatan lingkungan
Stan kesehatan lingkungan
mitra_kreasi
 
Pelayanan publik-di-pdam
Pelayanan publik-di-pdamPelayanan publik-di-pdam
Pelayanan publik-di-pdam
Yuhanna Maurits
 

Similar a Jurnal kimia industri (20)

Review jurnal kimia industri
Review jurnal kimia industriReview jurnal kimia industri
Review jurnal kimia industri
 
Review jurnal kimia industri
Review jurnal kimia industriReview jurnal kimia industri
Review jurnal kimia industri
 
Makalah mey
Makalah meyMakalah mey
Makalah mey
 
PPT Sistem Rekayasa Air Limbah dan Pembuangannya.pptx
PPT Sistem Rekayasa Air Limbah dan Pembuangannya.pptxPPT Sistem Rekayasa Air Limbah dan Pembuangannya.pptx
PPT Sistem Rekayasa Air Limbah dan Pembuangannya.pptx
 
Andi Besse Mutmainnah_Pencemaran Air Sungai Akibat Limbah Pabrik.pdf
Andi Besse Mutmainnah_Pencemaran Air Sungai Akibat Limbah Pabrik.pdfAndi Besse Mutmainnah_Pencemaran Air Sungai Akibat Limbah Pabrik.pdf
Andi Besse Mutmainnah_Pencemaran Air Sungai Akibat Limbah Pabrik.pdf
 
Analisis kualitas air sungai kalianyar mojosongo
Analisis kualitas air sungai kalianyar mojosongoAnalisis kualitas air sungai kalianyar mojosongo
Analisis kualitas air sungai kalianyar mojosongo
 
Depot air isi ulang
Depot air isi ulangDepot air isi ulang
Depot air isi ulang
 
Pengolahan air-limbah-domestik-dengan-metode-biology-irigation-memanfaatkan-e...
Pengolahan air-limbah-domestik-dengan-metode-biology-irigation-memanfaatkan-e...Pengolahan air-limbah-domestik-dengan-metode-biology-irigation-memanfaatkan-e...
Pengolahan air-limbah-domestik-dengan-metode-biology-irigation-memanfaatkan-e...
 
17562 19158-1-pb
17562 19158-1-pb17562 19158-1-pb
17562 19158-1-pb
 
Limbah tekstil
Limbah tekstilLimbah tekstil
Limbah tekstil
 
Penentuan do, cod dan bod
Penentuan do, cod dan bodPenentuan do, cod dan bod
Penentuan do, cod dan bod
 
Take home mma
Take home mmaTake home mma
Take home mma
 
Analisis air widya
Analisis air widyaAnalisis air widya
Analisis air widya
 
Studi kasus pdam tirtanadi medan new
Studi kasus pdam tirtanadi medan newStudi kasus pdam tirtanadi medan new
Studi kasus pdam tirtanadi medan new
 
PROPOSAL PENJERNIHAN AIR
PROPOSAL PENJERNIHAN AIRPROPOSAL PENJERNIHAN AIR
PROPOSAL PENJERNIHAN AIR
 
isi-130719220930-phpapp02.docx
isi-130719220930-phpapp02.docxisi-130719220930-phpapp02.docx
isi-130719220930-phpapp02.docx
 
288 1597-1-pb
288 1597-1-pb288 1597-1-pb
288 1597-1-pb
 
Laporan Studi Lapangan / Kunjungan PDAM Kota Malang
Laporan Studi Lapangan / Kunjungan PDAM Kota MalangLaporan Studi Lapangan / Kunjungan PDAM Kota Malang
Laporan Studi Lapangan / Kunjungan PDAM Kota Malang
 
Stan kesehatan lingkungan
Stan kesehatan lingkunganStan kesehatan lingkungan
Stan kesehatan lingkungan
 
Pelayanan publik-di-pdam
Pelayanan publik-di-pdamPelayanan publik-di-pdam
Pelayanan publik-di-pdam
 

Más de Nirmalayaladri (12)

Ilmu Lingkungan
Ilmu LingkunganIlmu Lingkungan
Ilmu Lingkungan
 
Tatanan materi berwujud gas
Tatanan materi berwujud gasTatanan materi berwujud gas
Tatanan materi berwujud gas
 
Penentuan rumus dari data percobaan
Penentuan rumus dari data percobaanPenentuan rumus dari data percobaan
Penentuan rumus dari data percobaan
 
Tatanan materi berwujud gas
Tatanan materi berwujud gasTatanan materi berwujud gas
Tatanan materi berwujud gas
 
Lambang lewis dan struktur oktet
Lambang lewis dan struktur oktetLambang lewis dan struktur oktet
Lambang lewis dan struktur oktet
 
Entropi dan kesepontanan
Entropi dan kesepontananEntropi dan kesepontanan
Entropi dan kesepontanan
 
Artikel kimia
Artikel kimiaArtikel kimia
Artikel kimia
 
Struktur Elektron Atom Polielektron
Struktur Elektron Atom PolielektronStruktur Elektron Atom Polielektron
Struktur Elektron Atom Polielektron
 
Prinsip Kesetimbangan Kimia
Prinsip Kesetimbangan KimiaPrinsip Kesetimbangan Kimia
Prinsip Kesetimbangan Kimia
 
Prinsip kesetimbangan kimia
Prinsip kesetimbangan kimiaPrinsip kesetimbangan kimia
Prinsip kesetimbangan kimia
 
Materi dan Perubahan Materi
Materi dan Perubahan MateriMateri dan Perubahan Materi
Materi dan Perubahan Materi
 
Materi dan Perubahan Materi
Materi dan Perubahan MateriMateri dan Perubahan Materi
Materi dan Perubahan Materi
 

Último

Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 

Último (20)

Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 

Jurnal kimia industri

  • 1. Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 1, No. 1, Tahun 2012, Halaman xx- xx Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jtki *) Penulis Penanggung Jawab (Email: hersantos-tekim@yahoo.co.id) PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH TANGGA SECARA BIOLOGIS DENGAN MEDIA LUMPUR AKTIF Suatu Usaha Pemanfaatan Kembali Air Limbah Rumah Tangga Untuk Kebutuhan Mandi Dan Cuci Deissy L Nusanthary, Elliza Rosida Colby, Herry Santosa* Jurusan Teknik Kimia , Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jln. Prof. Sudharto, Tembalang 50239, Telp/Fax: (024)7460058 ABSTRAK Limbah cair yang berasal dari air bekas cuci dan mandi dapat diolah menjadi air yang dapat dimanfaatkan kembali sesuai dengan peruntukkannya. Penelitian dilakukan secara biologis dengan menggunakan media lumpur aktif. Percobaan dilakukan melalui dua tahapan (1) karakterisasi air limbah (2) pengolahan air limbah. Karakterisasi air limbah dimaksudkan untuk mengetahui karakteristik air limbah berdasarkan pH dan tingkat kejernihan. Tahap pengolahan air limbah dilakukan dalam empat buah bak aerasi, masing-masing dengan perbandingan berat lumpur aktif tiap satuan volume (MLSS 1000, MLSS 2000, MLSS 3000 dan MLSS 4000 mg/liter). Disetiap akhir percobaan dilakukan uji pH, kejernihan, kesadahan, dan surfaktan dari hari kehari selama tujuh hari. Dari hasil percobaan diperoleh data (1) Air limbah rumah tangga, perlu diproses lebih lanjut hingga dapat dimanfaatkan kembali sebagai air mandi dan cuci. (2) Ditinjau dari parameter uji pH, kejernihan, dan kesadahan. proses pengolahan selama 6 hari akan memberikan produk air hasil olahan yang relatif lebih baik pada penggunaan MLSS 1000mg/l. (3)Dari hari kehari, selama proses pengolahan berlangsung, terjadi penurunan kadar surfaktan meski belum mencapai kadar surfaktan sama dengan nol, sesuai SK menkes RI tahun 2002. Kata kunci: Air limbah cuci mandi, lumpur aktif, MLSS. ABSTRACT Liquid wastes water, the former can be processed into water that can be used again in accordance with needed. Research carried out using a biologically active sludge media. The experiment is done through two stages (1) the characterization of waste water (2) wastewater treatment. Characterization of wastewater is meant to find out the characteristics of the waste water based on pH and clarity level. Stages of wastewater treatment is performed in four aerator box, each with comparative weight of active sludge per unit volume (MLSS 1000, 2000, 3000 MLSS MLSS and MLSS 4000 mg/litre). On each end of the experiment conducted test pured, pH, water softening, and surfactants of kehari for seven days. From the results of the experiment retrieved data (1) the waste Water need further processing to put back as water bath and laundry (2) Review of test parameters pH, clarity, and water softening. processing for 6 days will provide product water processed relatively better on the use of MLSS 1000mg/l (3) of the day to day, during the process of decreasing the levels of processing takes place even though it has not yet reached the levels of surfactants are surfactants are equal to zero, according to SK menkes RI in 2002. Keywords: Liquid wastes water, mud, MLSS. 454 Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 1, No. 1, Tahun 2012, Halaman 454-460
  • 2. Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 1, No. 1, Tahun 2012, Halaman xx- xx Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jtki *) Penulis Penanggung Jawab (Email: hersantos-tekim@yahoo.co.id) 1. Pendahuluan Air merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan makhluk hidup terutama manusia. Manusia membutuhkan air untuk konsumsi rumah tangga diantaranya untuk minum, masak cuci, dan mandi. Kebutuhan air paling dominan digunakan untuk mandi dan cuci sehingga volume air untuk memenuhi kebutuhan tersebut terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan pola hidup manusia yang semakin bervariasi. Pembuangan limbah air cuci dan mandi diakumulasikan dalam sebuah tempat, misalnya saja dialirkan pada selokan yang telah disiapkan didepan rumah kemudian limbah tersebut terus mengalir dan dibuang begitu saja ke alam tanpa ada pengolahan lebih lanjut, hal tersebut akan semakin mengganggu ekosistem didalam tanah. Jika hal ini terus dibiarkan maka, kualitas air tanah pun semakin menurun dan mengakibatkan kelangkaan air untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Air bekas cuci dan mandi mengandung polutan berupa deterjen. Deterjen adalah campuran berbagai bahan yang digunakan untuk membantu pembersihan dan terbuat dari bahan-bahan turunan minyak bumi (Anonim,2011). Komposisi kimia deterjen terdiri dari bermacam-macam komponen yang dapat dikelompokkan menjadi tiga group, yaitu surfaktan, bahan pembentuk, dan bahan lain-lain (Srikandi,1992). Secara garis besar, terdapat empat kategori surfaktan yaitu: Anionik yang terdiri dari Alkyl Benzene Sulfonate (ABS), Linier Alkyl Benzene Sulfonate (LAS) salah satu contohnya adalah dedosilbenzensulfonat, Alpha Olein Sulfonate (AOS). Kationik berupa Garam Ammonium. Non ionik berupa Nonyl phenol polyethoxyled (Anonim,2011). Deterjen adalah zat yang berfungsi sebagai zat pencuci, bersifat sebagai surfaktan dan tidak dipengaruhi oleh air sadah. Deterjen tergolong pencemar lingkungan air karena sukar terurai. Deterjen memiliki sifat surfaktan karena molekulnya mengandung bagian hidrofob (tidak suka air tapi larut dalam lemak) dan bagian hidrofil (larut dalam air). Bagian hidrofob tersebut umumnya berupa rantai hidrogen panjang, dan menjadi faktor penentu dari suatu deterjen. Deterjen digunakan secara luas sebagai zat pembersih baik dilingkungan rumah tangga maupun diberbagai industri, biasanya deterjen rumah tangga diperkaya dengan parfum, zat pemutih, zat pencemerlang. Contoh zat pencuci (surfaktan buatan) antara lain, C11 , H23, CH2O, SO3- , Na+ , CH3(CH2)9CH(CH3)C6H4SO3 - Na+ (natrium alkil benzen sulfonat linier, natrium lauril sulfat)(Mulyono,2005). Untuk digunakan sebagai air yang layak dikonsumsi kembali, ada beberapa persyaratan yang harus diperhatikan, persyaratan tersebut antara lain fisika, kimia, bakteriologis, yang merupakan satu kesatuan, sehingga apabila salah satu syarat tidak terpenuhi maka air dikatakan tidak layak konsumsi. Salah satu parameter kimia yang disyaratkan adalah jumlah kandungan unsur Ca2+ dan Mg2+ yang keberadaannya biasa disebut kesadahan air. Kesadahan dalam air sangat tidak dikehendaki baik untuk penggunaan rumah tangga maupun untuk penggunaan industri. Apabila air rumah tangga tingkat kesadahan yang tinggi mengakibatkan konsumsi sabun lebih banyak, karena sabun jadi kurang efektif akibat salah satu bagian dari molekul sabun diikat oleh unsur Ca atau Mg(Nusa&Ruliasih,2011). Limbah cair yang berasal dari air bekas cuci dan mandi dapat diolah menjadi air yang dapat dimanfaatkan kembali sesuai dengan peruntukkannya. Pengolahan limbah cair dapat dilakukan secara biologis dengan media lumpur aktif. Sedangkan keberhasilan proses pengolahan dipengaruhi oleh perbandingan berat lumpur aktif terhadap volume limbah dan waktu pengolahan. Lumpur aktif (activated sludge) adalah proses pertumbuhan mikroba tersuspensi. Proses pendegradasian pada dasarnya merupakan pengolahan aerobik yang mengoksidasi material organik menjadi CO2, H2O, NH4, dan sel biomassa baru. Proses ini menggunakan udara yang disalurkan melalui pompa blower (diffused) atau melalui aerasi mekanik. Sel mikroba membentuk flok yang akan mengendap di tangki penjernihan. Kemampuan bakteri dalam membentuk flok menentukan keberhasilan pengolahan limbah secara biologi, karena akan memudahkan pemisahan partikel dan air limbah(Arie,2011). Lumpur akan mengandung berbagai ragam mikroorganisme heterotrofik termasuk bakteri, protozoa, dan bentuk kehidupan yang lebih tinggi. Jenis mikroorganisme utama yang mendominasi akan tergantung pada limbah yang ditangani (Betty dan Winiati, 1990). 455 Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 1, No. 1, Tahun 2012, Halaman 454-460
  • 3. Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 1, No. 1, Tahun 2012, Halaman xx- xx Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jtki *) Penulis Penanggung Jawab (Email: hersantos-tekim@yahoo.co.id) Keuntungan dari proses lumpur aktif diantaranya adalah, daya larut oksigen dalam air limbah lebih besar. Efisiensi proses lebih tinggi, cocok untuk pengolahan air limbah dengan debit kecil, untuk polutan organik yang susah terdegradasi(Amlyia,2011). Penelitian dengan judul pengolahan air limbah rumah tangga secara biologis dengan media lumpur aktif dimaksudkan untuk memanfaatkan kembali air limbah rumah tangga untuk kebutuhan mandi dan cuci. Lebih jauh, sasaran yang diinginkan adalah mengkaji pengaruh perbandingan berat lumpur aktif tiap satuan volume limbah pada proses pengolahan terhadap kadar surfaktan, kesadahan, pH dan kejernihan, mengkaji pengaruh waktu pengolahan terhadap kadar surfaktan, kesadahan, pH , dan kejernihan. 2. Bahan dan Metode Penelitian Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1) Sampel limbah air cuci dan mandi diperoleh dari rumah kos Jl. Bukit Agung F9-Sumurboto, (2) Lumpur aktif diperoleh dari Kendal (3) Pupuk NPK diperoleh dari Toko Tani di Jl. Tamansari 1/2 – Pati. Untuk analisa surfaktan dan kesadahan: (1)Serbuk alkil sulfonat diperoleh dari BBTPPI, (2) Larutan indikator fenolftalin 0,5%, (3) Larutan Natrium Hidroksida 1N, (4) Larutan Asam Sulfat 6N, (5) Larutan Metilen Biru, (6) Kloroform p.a, (7) Larutan Pencuci, (8) Hidrogen Peroksida, (9) Isopropil alkohol, (10) Indikator mureksid, (11)Indikator erichrome black, (12) larutan natriun hidroksida, (13) larutan penyangga pH 10, (14) larutan Na2EDTA 0,01M. Semua bahan tersebut diperoleh dari BBTPPI. Alat utama yang digunakan dalam pengolahan air limbah rumah tangga yaitu empat buah bak aerasi terbuat dari kaca dengan ukuran 30x10x15 cm, diperoleh dari Laboratorium Pengolahan Limbah. Untuk uji pH digunakan pH meter digital, sedangkan untuk uji tingkat kejernihan digunakan alat turbidimeter dengan merk Orbeco-Hellige, keduanya diperoleh dari Laboratorium Rekayasa Pengolahan Pangan. Tingkat kesadahan dan kadar surfaktan digunakan metode titrasi titrimetri dan ekstraksi. Percobaan dilakukan melalui dua tahapan (1) Karakterisasi air limbah (2) Pengolahan air limbah. Tahap karakterisasi air limbah dilakukan dengan mengukur pH dan tingkat kejernihan. Sebelum tahap pengolahan air limbah berlangsung, proses aklimatisasi perlu dilakukan selama 10 hari. Percobaan dilakukan dalam empat bak aerasi. Disetiap akhir percobaan dilakukan uji hasil terhadap pH, tingkat kejernihan, kesadahan dan kadar surfaktan dari hari kehari selama tujuh hari. Uji pH dilakukan dengan menggunakan pH meter dan tingkat kejernihan menggunakan turbidimeter, sedangkan tingkat kesadahan menggunakan metoda titrasi titrimetri dan surfaktan menggunakan metoda ekstraksi. 3. Hasil dan Pembahasan Karakterisasi Air Limbah Karakterisasi air limbah dimaksudkan untuk mengetahui lebih jauh karakteristik air limbah berdasarkan pH dan tingkat kejernihan. Hasil analisa pH dan tingkat kejernihan air bekas cuci dan mandi pada penelitian pendahuluan dilakukan dari hari ke hari selama 7 hari. Hasil selengkapnya ditunjukkan dalam tabel 1. Tabel 1 pH dan tingkat kejernihan pada berbagai waktu Hari 1 2 3 4 5 6 7 pH 8,0 8,0 8,1 8,1 8,0 8,0 8,0 Kejernihan(NTU) 208 208 207 208 209 209 209 Dari tabel 1 diperoleh data bahwa pH air bekas cuci dan mandi cenderung bersifat basa dengan tingkat kejernihan jauh diatas normal (SK Menkes RI tahun 2002). Dengan demikian air bekas cuci dan mandi perlu dilakukan perlakuan lebih lanjut hingga dipenuhi kriteria air mandi dan cuci yang layak. 456 Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 1, No. 1, Tahun 2012, Halaman 454-460
  • 4. Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 1, No. 1, Tahun 2012, Halaman xx- xx Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jtki *) Penulis Penanggung Jawab (Email: hersantos-tekim@yahoo.co.id) Pengaruh Berat Lumpur Aktif Percobaan ini dilakukan dalam empat bak aerasi dengan berat lumpur aktif masing-masing MLSS 1000 mg/l, MLSS 2000 mg/l, MLSS 3000 mg/l dan MLSS 4000 mg/l. Sebelum dilakukan perlakuan lanjut, terlebih dahulu dilakukan proses aklimatisasi. Aklimatisasi merupakan tahap penyesuaian diri mikroorganisme yang digunakan untuk mengurai air bekas cuci dan mandi. Aklimatisasi dilakukan dengan cara mengaerasi lumpur aktif. Pupuk NPK perlu ditambahkan sebagai sumber nutrisi dengan perbandingan 3:1. Aklimatisasi dilakukan selama 10 hari. Mikroba dibiarkan beradapatasi dengan air bekas cuci dan mandi sehingga mikroorganisme didalam lumpur aktif siap digunakan untuk mendegradasi air bekas cuci dan mandi . Disetiap akhir percobaan dilakukan analisa pH, kejernihan, kesadahan, dan surfaktan dari hari ke hari selama tujuh hari. Hasil analisa selengkapnnya disajikan dalam tabel 2 ; 3 ; 4 dan 5. Tabel 2. pH dengan variabel MLSS pada berbagai waktu Hari pH MLSS 1000 MLSS 2000 MLSS 3000 MLSS 4000 SNI* 1 2 3 4 5 6 7 6,8 6,8 6,9 6,9 6,9 7,0 7,1 6,6 6,6 6,7 6,8 6,9 7,0 7,0 7,0 7,0 7,0 7,1 7,2 7,2 7,2 6,6 6,6 6,7 6,7 6,7 6,7 6,7 6,5-8,5 6,5-8,5 6,5-8,5 6,5-8,5 6,5-8,5 6,5-8,5 6,5-8,5 *sumber: kemenkes RI tahun 2002 Tabel 3. Tingkat kejernihan dengan variasi MLSS pada berbagai waktu Hari Tingkat Kejernihan(NTU) MLSS 1000 MLSS 2000 MLSS 3000 MLSS 4000 SNI* 1 2 3 4 5 6 7 1,6 1,3 1,4 1,2 1,1 1,0 3,3 1,9 1,7 1,6 0,9 0,8 0,8 2,1 0,8 0,7 0,6 0,5 0,4 0,4 1,9 1,7 1,6 1,5 1,4 1,3 1,1 3,7 5 5 5 5 5 5 5 *sumber: kemenkes RI tahun 2002 Dari tabel 2 dan 3 diperoleh data bahwa pada berbagai penggunaan perbandingan berat lumpur aktif tiap liter air limbah memberikan respon yang cukup baik terhadap pH dan tingkat kejernihan. Tetapi, untuk mendapatkan produk yang memenuhi kriteria SNI, penggunaan lumpur aktif 1000 mg tiap liter air limbah lebih efisien. Lebih jauh, untuk menghasilkan produk dengan kapasitas dan kualitas yang sesuai SNI membutuhkan alat dengan ukuran lebih kecil yang pada gilirannya akan memberikan investasi rendah. 457 Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 1, No. 1, Tahun 2012, Halaman 454-460
  • 5. Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 1, No. 1, Tahun 2012, Halaman xx- xx Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jtki *) Penulis Penanggung Jawab (Email: hersantos-tekim@yahoo.co.id) Tabel 4. Kesadahan pada Berbagai Waktu Titar EDTA (11 mL) N.EDTA (0,009) Kesadahan (1000xVEDTAxNEDTAxMr)/VCu No Kode contoh Pengenceran Titar Hasil SNI* (mg/l) Kesadahan Total Hari ke-1 1 14,0 504 500 Hari ke-2 1 13,5 486 500 Hari ke-3 1 13,0 468 500 Hari ke-4 1 13,0 468 500 Hari ke-5 1 13,0 468 500 Hari ke-6 1 12,5 450 500 Hari ke-7 1 12,5 450 500 KALSIUM Hari ke-1 1 9,5 136,8 500 Hari ke-2 1 9,5 136,8 500 Hari ke-3 1 9,3 133,92 500 Hari ke-4 1 9,3 133,92 500 Hari ke-5 1 9,2 132,48 500 Hari ke-6 1 9,2 132,48 500 Hari ke-7 1 9,0 132,48 500 458 Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 1, No. 1, Tahun 2012, Halaman 454-460
  • 6. Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 1, No. 1, Tahun 2012, Halaman xx- xx Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jtki *) Penulis Penanggung Jawab (Email: hersantos-tekim@yahoo.co.id) Lanjutan Tabel. 4 MAGNESIUM Hari ke-1 1 4,50 39,36 500 Hari ke-2 1 4,0 34,99 500 Hari ke-3 1 3,70 32,36 500 Hari ke-4 1 3,70 32,36 500 Hari ke-5 1 3,8 32,36 500 Hari ke-6 1 3,3 28,86 500 *sumber: kemenkes RI tahun 2002 Tabel 5 Hasil analisa kadar surfaktan No Conto Uji Hasil 1 Induk 3,868 2 Hari ke-1 0,305 3 Hari ke-2 0,300 4 Hari ke-3 0,256 5 Hari ke-4 0,243 6 Hari ke-5 0,201 7 Hari ke-6 0,173 8 Hari ke-7 0,151 Selama proses pengolahan berlangsung, pada penggunaan MLSS 1000 mg/l air limbah memberikan respon cukup baik terhadap turunnya kesadahan dan kadar surfaktan (tabel 4 dan 5). Dari hari kehari tingkat kesadahan (Ca dan Mg) dan kadar surfaktan cenderung turun dan konstan setelah pengolahan berlangsung selama enam hari telah memenuhi standar SNI. Secara kualitatif tingkat kesadahan dibawah ambang batas yang diizinkan meskipun kadar surfaktan belum mencapai nol. Hal tersebut disebabkan karena berbagai strain anggota genus memiliki keunggulan metabolik sehingga berperan sangat penting dalam proses biodegradasi dan mereduksi toksisitas limbah deterjen yang mengandung surfaktan. Surfaktan merupakan sumber karbon dan energi yang potensial untuk pertumbuhan beberapa strain bakteri. Proses biodegradasi surfaktan melibatkan sistem enzim oksidatif sehingga biodegradasi dapat berlangsung optimal dalam kondisi aerobik. (Seminar Nasional Biologi,2010). Mikroorganisme mempunyai peranan penting dalam proses pengolahan limbah secara 459 Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 1, No. 1, Tahun 2012, Halaman 454-460
  • 7. Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 1, No. 1, Tahun 2012, Halaman xx- xx Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jtki *) Penulis Penanggung Jawab (Email: hersantos-tekim@yahoo.co.id) biologis. Dalam menguraikan bahan organik yang terkandung dalam air limbah, mikroorganisme sangat tergantung pada kondisi lingkungannya seperti suplai oksigen untuk kondisi aerob. Pengaruhnya terhadap pH, kesadahan dan tingkat kejernihan dapat dilihat pada penurunan nilai-nilai tersebut pada limbah deterjen, menandakan terjadinya biodegradasi surfaktan(Nida dan Chaerunisah,2006) 4. KESIMPULAN (1) Air limbah rumah tangga dapat diolah dan dimanfaatkan kembali sebagai air mandi dan cuci (2) Penggunaan MLSS 1000 mg per liter air limbah selama enam hari proses pengolahan berlangsung diperoleh produk olahan yang memenuhi SNI meski kadar surfaktan belum mencapai nol. 5. SARAN Perlu dilakukan kajian lebih lanjut kaitannya dengan usaha menurunkan kadar surfaktan hingga mencapai nol. Ucapan Terima Kasih Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ir. Herry Santosa selaku dosen pembimbing dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Daftar Pustaka Amylia,A.2010. Efektivitas Penurunan Kadar Deodesil Benzen Sulfonat (DBS) dari Limbah Deterjen yang Diolah Dengan Lumpur Aktif. Jurnal Kimia. Universitas Udhayana. Bukit Jimbaran. Arie,H. 2011. Teknologi Pengolahan Limbah Tekstil dengan Sistem Lumpur Aktif. Direktorat Teknologi Lingkungan. Jakarta Pusat. Anonim. www.wikipedia.com/bahasa-indonesia-ensiklopedia-bebas. Air Bersih. Diakses Pada tanggal 15 Februari 2011. Anonim. www.wikipedia.com/bahasa-indonesia-ensiklopedia-bebas. Deterjen. Diakses pada tanggal 15 Februari 2011. Betty,S.L.J dan Winiati,P.R. 1990. Penanangan Limbah Industri Pangan. Bogor. Kanisius. Mulyono. 2005. Kamus Kimia. Bandung. Bumi Aksara. Nida, R.S dan Chaerunisah.Laju Degradasi Surfaktan Linear Alkil Benzena Sulfonat(LAS) pada Limbah Deterjen secara Anaerob pada Reaktor Lekat Diam Bermedia Sarang Tawon.Jurnal Kimia. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi.Jakarta Nusa,I.S dan Ruliasih. www.google.com. Penghilangan Kesadahan didalam Air Minum. Diakses pada tanggal 22 maret 2011. Srikandi,F. 1992. Polusi Air dan Udara. Bogor. Kanisius. Suharjono.2010. Pemberdayaan Komunitas Pseudomonas untuk Bioremediasi Ekosistem Air Sungai Tercemar Limbah Deterjen.Jurnal Kimia.Universitas Brawijaya.Malang 460 Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 1, No. 1, Tahun 2012, Halaman 454-460