Dokumen tersebut membahas tentang Kesultanan Banten, mulai dari sejarah awal pembentukannya hingga masa kejayaannya di bawah pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa. Banten berkembang menjadi kerajaan Islam yang maju di bidang politik, ekonomi, dan sosial budaya dengan pelabuhan internasional serta pertanian dan perdagangan yang makmur, hingga akhirnya mengalami kemunduran di bawah tekanan Belanda.
5. Kesultanan Banten atau Kerajaan Banten merupakan
sebuah kerajaan Islam yang pernah berdiri
di Provinsi Banten, Indonesia. Berawal sekitar tahun 1526,
ketika Kerajaan Demak memperluas pengaruhnya ke
kawasan pesisir barat Pulau Jawa, dengan menaklukan
beberapa kawasan pelabuhan kemudian menjadikannya
sebagai pangkalan militer serta kawasan perdagangan.
Maulana Hasanuddin, putera Sunan Gunung Jati berperan
dalam penaklukan tersebut. Setelah penaklukan tersebut,
Maulana Hasanuddin atau yang sohor dengan sebutan
Fatahillah mendirikan benteng pertahanan bernama
Surosowan, yang kemudian hari menjadi pusat
pemerintahan setelah Banten menjadi kesultanan yang
berdiri sendiri.
6. Pada awalnya kawasan Banten yang juga dikenal dengan Banten
Girang merupakan bagian dari Kerajaan Sunda. Kedatangan
pasukan Kerajaan Demak di bawah pimpinan Maulana Hasanuddin ke
kawasan tersebut selain untuk perluasan wilayah juga sekaligus penyebaran
dakwah Islam. Kemudian dipicu oleh adanya kerjasama Sunda-
Portugal dalam bidang ekonomi dan politik, hal ini dianggap dapat
membahayakan kedudukan Kerajaan Demak selepas kekalahan mereka
mengusir Portugal dari Melaka tahun 1513.
Atas perintah Trenggana, bersama dengan Fatahillah melakukan
penyerangan dan penaklukkan Pelabuhan Kelapa sekitar tahun 1527, yang
waktu itu masih merupakan pelabuhan utama dari Kerajaan Sunda.
Selain mulai membangun benteng pertahanan di Banten, Maulana
Hasanuddin juga melanjutkan perluasan kekuasaan ke daerah penghasil lada
di Lampung. Ia berperan dalam penyebaran Islam di kawasan tersebut, selain
itu ia juga telah melakukan kontak dagang dengan
raja Malangkabu (Minangkabau, Kerajaan Inderapura), Sultan Munawar
Syah dan dianugerahi keris oleh raja tersebut.
7. Seiring dengan kemunduran Demak terutama setelah
meninggalnya Trenggana,Banten yang sebelumnya vazal dari Kerajaan Demak,
mulai melepaskan diri dan menjadi kerajaan yang mandiri.
BENDERA KESULTANAN BANTEN
9. • Setelah Banten muncul sebagai kerajaan yang mandiri, penguasanya
menggunakan gelar Sultan, sementara dalam lingkaran istana terdapat
gelar Pangeran Ratu, Pangeran Adipati, Pangeran Gusti, dan Pangeran
Anom yang disandang oleh para pewaris. Pada pemerintahan Banten
terdapat seseorang dengan gelar Mangkubumi, Kadi, Patih
serta Syahbandar yang memiliki peran dalam administrasi
pemerintahan. Sementara pada masyarakat Banten terdapat
kelompok bangsawan yang digelari dengan tubagus (Ratu
Bagus), ratu atau sayyid, dan golongan khusus lainya yang mendapat
kedudukan istimewa adalah terdiri atas kaum ulama, pamong praja,
serta kaum jawara.
• Pusat pemerintahan Banten berada antara dua buah sungai yaitu Ci
Banten dan Ci Karangantu. Di kawasan tersebut dahulunya juga
didirikan pasar, alun-alun dan Benteng Surosowan yang dikelilingi oleh
tembok beserta parit, sementara disebelah utara dari benteng
dibangun Masjid Agung Banten dengan menara berbentuk mercusuar
yang kemungkinan dahulunya juga berfungsi sebagai menara pengawas
untuk melihat kedatangan kapal di Banten.
10. • Berdasarkan Sejarah Banten, lokasi pasar utama di Banten
berada antara Masjid Agung Banten dan Ci Banten, dan
dikenal dengan nama Kapalembangan. Sementara pada
kawasan alun-alun terdapat paseban yang digunakan oleh
Sultan Banten sebagai tempat untuk menyampaikan
maklumat kepada rakyatnya. Secara keseluruhan rancangan
kota Banten berbentuk segi empat yang dpengaruhi oleh
konsep Hindu-Budha atau representasi yang dikenal dengan
nama mandala. Selain itu pada kawasan kota terdapat
beberapa kampung yang mewakili etnis tertentu, seperti
Kampung Pekojan (Persia) dan Kampung Pecinan.
• Kesultanan Banten telah menerapkan cukai atas kapal-kapal
yang singah ke Banten, pemungutan cukai ini dilakukan
oleh Syahbandar yang berada di kawasan yang
dinamakan Pabean. Salah seorang syahbandar yang terkenal
pada masa Sultan Ageng bernama Syahbandar Kaytsu.
13. 1. MAULANAHASANUDDIN/ FATAHILLAH
(1552-1570)
Kebijakan-kebijakan :
1. Menaklukan beberapa kawasan pelabuhan kemudian
menjadikannya sebagai pangkalan militer serta kawasan
perdagangan
2. Mendirikan benteng pertahanan bernama Surosowan, yang
kemudian hari menjadi pusat pemerintahan setelah Banten
menjadi kesultanan yang berdiri sendiri.
3. Menyebarkan dakwah Islam ke berbagai wilayah
4. Melakukan penyerangan dan penaklukkan Pelabuhan
Kelapa sekitar tahun 1527
5. Melanjutkan perluasan kekuasaan dan penyebaran agama
Islam ke daerah penghasil lada di Lampung.
6. Melakukan konrtak dagang dengan raja Malangkabu
16. Pada tahun 1570 Fatahillah wafat. Beliau meninggalkan
dua orang putera laki-laki, yakni :
1. Pangeran Arya (Pangeran Jepara)
Dinamakan Pangeran Jepara karena sejak kecil ia
sudah diikutkan kepada bibinya (Ratu Kalinyamat) di
Jepara. Ia kemudian berkuasa di Jepara menggantikan
Ratu Kalinyamat.
2. Pangeran Yusuf
Setelah Fatahillah wafat, Pangeran Yusuf
menggantikan Fatahillah di Banten.
17. 2. PANGERAN YUSUF
(1570 - 1580)
• Kebijakan-kebijakan :
1. Menaklukkan Pakuan Pajajaran tahun 1579
2. Melanjutkan perluasan ke daerah-daerah yang masih setia
pada Pajajaran dan berhasil ditaklukkan.
3. Membangun kubu-kubu pertahanan
• Pada tahun 1580, Pangeran Yusuf meninggal dan digantikan
oleh puteranya yang bernama Maulana Muhammad.
18. 3. MAULANAMUHAMMAD (1580-1651)
Kebijakan-kebijakan :
• Melakukan serangan ke Palembang tahun
1596, namun gagal.
Pada waktu itu Palembang diperintah oleh Ki
Gede ing Sura(1572-1627). Ki gede suro
adalah seorang penyiar agama islam dari
Surabaya dan perintis perkembangan
pemerintaha
20. 4. SULTAN ABUMUFAKIR MAHMUD ABDUL
KADIR
(1624-1647)
• Beliau menjadi raja pertama di Pulau Jawa yang
mengambil gelar "Sultan" pada tahun 1638 dengan
nama Arab Abu al-Mafakhir Mahmud Abdulkadir.
• Kebijakan : Melakukan hubungan diplomasi dengan
kekuatan lain yang ada pada waktu itu, salah satu
diketahui surat Sultan Banten kepada Raja Inggris,
Pangeran James I dan Pangeran Charles
• Setelah wafat, Sultan Abumufakir Mahmud Abdul
Kadir digantikan oleh anaknya yang bernama
Anbumaali Achmad
23. 5. ABU MAALI ACHMAD
(1647 -1651)
• Keadaan pemerintahannya tidak terlalu
diketahui. Abu Maali Achmad hanya
memerintah Banten selama 4 tahun. Setelah
Abu Maali Achmad, tampillah Sultan
Abdulfattah atau yang lebih dikenal dengan
nama Sultan Ageng Tirtayasa.
24. 6. SULTAN AGENGTIRTAYASA(1651-1682)
• Masa Sultan Ageng Tirtayasa dipandang
sebagai masa kejayaan Banten
• Kebijakan-kebijakan :
1. Melakukan perluasan wilayah sampai ke
daerah yang pernah dikuasai Kerajaan
Pajajaran........................ Kejeroan (hal 167)
25. 2. Menjadikan Banten sebagai bandar internasional,
3. Memodernisasi bangunan istana dengan arsitektur
Lukas Cardeel,
4. Memajukan agama Islam,
5. Membangun armada laut dan mengamankan jalur
pelayarannya dengan cara mengirimkan armada
lautnya ke Sukadana atau Kerajaan Tanjungpura
(Kalimantan Barat) dan menaklukkannya
tahun 1661
6. Melakukan usaha untuk keluar dari tekanan yang
dilakukan VOC, dengan cara
melakukan blokade atas kapal-kapal dagang menuju
Banten
26. • Halaman 167 (pada masa akhir ......................
Kerajaan banten)
27. RAJA YANG MEMERINTAH
SETELAH SULTAN AGENG
TIRTAYASA
SultanHaji atauSultanAbuNasharAbdulQahar(1683-1687)
SultanAbuFadhlMuhammadYahya(1687- 1690)
SultanAbulMahasinMuhammadZainulAbidin(1690- 1733)
SultanAbulFathi MuhammadSyifaZainulArifin(1733-1747)
RatuSyarifahFatimah(1747- 1750)
SultanArifZainulAsyiqinal-Qadiri(1753- 1773)
SultanAbulMafakhirMuhammadAliuddin(1773-1799)
SultanAbulFathMuhammadMuhyiddinZainussalihin(1799- 1803)
SultanAbulNasharMuhammadIshaqZainulmutaqin(1803-1808)
SultanMuhammadbinMuhammadMuhyiddinZainussalihin(1809-1813)
29. • Perekonomian Kerajaan Banten bisa dikatakan maju, hal itu didukung oleh
beberapa sektor :
1. Dalam sektor perdagangan
Perdagangan sangat diutamakan untuk daerah pesisir, karena daerah pesisir
memiliki pelabuhan yang menjadi bandar internasional dalam perdagangan.
Sehingga masyarakat pesisir sebagian besar bermata pencarian sebagai pedagang
2. Dalam sektor pertanian
Untuk kawasan pedalaman, penduduknya sebagian besar bekerja dalam sektor
pertanian. pada kawasan pedalaman pembukaan sawah mulai diperkenalkan.
Asumsi ini berkembang karena pada waktu itu di beberapa kawasan pedalaman
seperti Lebak, perekonomian masyarakatnya ditopang oleh kegiatanperladangan,
sebagaimana penafsiran dari naskah sanghyang siksakanda ng karesian yang
menceritakan adanya istilah pahuma (peladang), panggerek (pemburu)
danpanyadap (penyadap). Ketiga istilah ini jelas lebih kepada sistem ladang,
begitu juga dengan nama peralatanya
seperti kujang, patik, baliung, kored dan sadap. pengairan besar dilakukan juga
untuk mengembangkan pertanian. Antara 30 dan 40 km kanal baru dibangun
dengan menggunakan tenaga sebanyak 16 000 orang. Di sepanjang kanal tersebut,
antara 30 dan 40 000 ribu hektar sawah baru dan ribuan hektar
perkebunan kelapa ditanam. 30 000-an petani ditempatkan di atas tanah tersebut,
termasuk orang Bugis dan Makasar. Perkebunan tebu, yang
didatangkan saudagar Cina pada tahun 1620-an, dikembangkan.
30.
31. • Selain dari sektor pertanian dan perdagangan, kemajuan
ekonomi Banten juga didukung oleh jumlah penduduk yang
banyak (dengan SDM tinggi) serta multi-etnis. Mulai
dari Jawa, Sunda danMelayu. Sementara kelompok
etnis nusantara lain dengan jumlah signifikan antara
lain Makasar, Bugis dan Bali.
• Pada masa Sultan Ageng antara 1663 dan 1667 Banten
mengalami puncak kejayaan dikarenakan majunya ekonomi
banten. Letak Banten yang straegis sangat mendukung
perkembangan dan kemajuan.Tak dapat dipungkiri sampai
pada tahun 1678, Banten telah menjadi kota metropolitan,
dengan jumlah penduduk dan kekayaan yang dimilikinya
menjadikan Banten sebagai salah satu kota terbesar di dunia
pada masa tersebut
33. SOSIAL
• Kehidupan sosial Banten mengalami kemajuan. Sebagian besar masyarakat
Bantenhidup dengan rambu-rambubudaya Islam.
• Untuk mengatasi terjadinya masalah sosial di masyarakat, Kadi memainkan
peranan penting dalam pemerintahan Kesultanan Banten, selain
bertanggungjawab dalam penyelesaian sengketa rakyat di pengadilan agama,
juga dalam penegakan hukum Islam
• Toleransi umat beragama di Banten, berkembang dengan baik. Walau
didominasi oleh muslim, namun komunitas tertentu diperkenankan
membangun sarana peribadatan mereka, di mana sekitar tahun 1673 telah
berdiribeberapaklenteng pada kawasan sekitarpelabuhan Banten.
34. BUDAYA
• Dalam kegiatan adat atau tradisi, masyarakat Banten sering
melakukan kegiatan tradisi Islam diantaranya yaitu
tarekat maupun tasawuf. Karena pada saat itu Islam menjadi pilar
pendirianKesultananBanten.
• Selain itu tradisi bela diri juga sering dilakukan oleh Masyarakat
Banten.
• Dalam bidang kebudayaan, seni bangunan mengalami
perembangan. Beberapa jenis banguna yang tersisa antara lain,
MasjidAgung Banten,bangunankeratondangapura-gapura.
40. Selama hampir 3 abad Kesultanan Banten mampu bertahan
bahkan mencapai kejayaan yang luar biasa. Namun pada akhirnya
Kerajaan Banten mengalami kehancuran. Hal itu dikarenakan
berbagai hal, diantaranya :
1. Ketergantungan akan persenjataan
2. Raja yang bekuasa setelah Sultan Ageng Tirtayasa bukanlah
raja yang kuat
3. Persaingan dengan kekuatan global memperebutkan sumber
daya maupun perdagangan
4. Hancurnya Benteng Surosowan (simbol kekuasaan di
Kerajaan Banten)
41. 5. Perang saudara
Tahun 1680 muncul perselisihan akibat perebutan kekuasaan dan pertentangan
antara Sultan Ageng dengan putranya Sultan Haji. Perpecahan ini
dimanfaatkan oleh VOC) yang memberikan dukungan kepada Sultan Haji,
sehingga perang saudara tidak dapat dielakkan. Sementara dalam memperkuat
posisinya, Sultan Haji mengirimkan 2 orang utusannya, menemui Raja
Inggris di London tahun 1682 untuk mendapatkan dukungan serta bantuan
persenjataan. Dalam perang ini Sultan Ageng terpaksa mundur dari istananya
dan pindah ke kawasan yang disebut dengan Tirtayasa, namun pada 28
Desember 1682 kawasan ini juga dikuasai oleh Sultan Haji bersama VOC.
Sultan Ageng bersama putranya yang lain Pangeran Purbaya dan Syekh
Yusuf dari Makasar mundur ke arah selatan pedalaman Sunda. Namun pada 14
Maret 1683 Sultan Ageng tertangkap kemudian ditahan di Batavia.
Bantuan dan dukungan VOC kepada Sultan Haji mesti dibayar dengan
memberikan kompensasi kepada VOC di antaranya pada 12 Maret 1682,
wilayah Lampung diserahkan kepada VOC, seperti tertera dalam surat Sultan
Haji kepada Mayor Issac de Saint Martin, Admiral kapal VOC di Batavia yang
sedang berlabuh di Banten. Surat itu kemudian dikuatkan dengan surat
perjanjian tanggal 22 Agustus 1682 yang membuat VOC memperoleh hak
monopoli perdagangan lada di Lampung. Selain itu berdasarkan perjanjian
tanggal 17 April 1684, Sultan Haji juga mesti mengganti kerugian akibat
perang tersebut kepada VOC.
42. Setelah meninggalnya Sultan Haji tahun 1687, VOC mulai mencengkramkan
pengaruhnya di Kesultanan Banten, sehingga pengangkatan para Sultan Banten
mesti mendapat persetujuan dari Gubernur Jendral Hindia-
Belanda di Batavia, Sultan Abu Fadhl Muhammad Yahya diangkat mengantikan
Sultan Haji namun hanya berkuasa sekitar tiga tahun, selanjutnya digantikan
oleh saudaranya Pangeran Adipati dengan gelar Sultan Abul Mahasin
Muhammad Zainul Abidin dan kemudian dikenal juga dengan gelar Kang
Sinuhun ing Nagari Banten.
Perang saudara yang berlangsung di Banten meninggalkan ketidakstabilan
pemerintahan masa berikutnya. Konfik antara keturunan penguasa
Bantenmaupun gejolak ketidakpuasan masyarakat Banten, atas ikut campurnya
VOC dalam urusan Banten. Perlawanan rakyat kembali memuncak pada masa
akhir pemerintahan Sultan Abul Fathi Muhammad Syifa Zainul Arifin, di
antaranya perlawanan Ratu Bagus Buang dan Kyai Tapa. Akibat konflik yang
berkepanjangan Sultan Banten kembali meminta bantuan VOC dalam meredam
beberapa perlawanan rakyatnya sehingga sejak 1752 Banten telah menjadi
vassal dari VOC.