SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 28
Pengendalian
Nyamuk Culex
sp
Nuris Fikriana Mauliddah
102110101128
Nyamuk culex sp
   Culex sp adalah genus nyamuk yang berperan
    sebagai vector penyakit.
   Nyamuk ini biasanya mulai aktif setelah matahari
    terbenam sampai sebelum matahari terbit.
   Nyamuk ini meletakkan telur dan berbiak di
    selokan-selokan yang berisi air bersih ataupun
    selokan air pembuangan domestic yang kotor (air
    organik), serta ditempat-tempat penggenangan
    air domestic atau air hujan diatas permukaan
    tanah.
   Nyamuk jenis Culex ini juga terdiri dari banyak
    spesies, seperti C. pipiens, C. quinquefasciatus, C.
    tarsalis, C. territans, dan lain-lain.
Klasifikasi
Kingdom         : Anim alia
Phylum          : Arthropoda
Class           : Insekta
Ordo : Diptera
Family: Tribus culicini
Genus           : Culex
Spesies         :Culex annulus,
                 Culex bitaeniorhynchus
                 Culex cinctellus,
                 Culex fragilis
                 Culex gelidus
                 Culex pallidothorax
                 Culex pseudovishnui
                 Culex quinquefasciatus
                 Culex raptor
                 Culex sitiens
                 Culex tritaeniorhynchus
Distribusi Geografi

 Nyamuk    culex ini banyak ditemukan di
 Jepang, kawasan Asia Tenggara yaitu
 Filipina, Kamboja, Thailand, Malaysia,
 Singapura serta Indonesia
Morfologi
    Telur nyamuk culex berbentuk menyerupai senapan
     sedangkan larvanya memiliki sifon
    pekten dan gigi sisir yang tidak sama dengan ciri khas
     pelana tertutup
    Culex dewasa berukuran kecil kira-kira 4-13 mm dan
     berwarna coklat. Kepalanya mempunyai proboscis halus
     dan panjang yang melebihi panjang kepala
    Pada culex betina proboscis dipakai sebagai alat untuk
     menghisap darah dan memiliki palpi yang lebih pendek
     dari pada probosisnya sedangkan
    pada culex jantan probosis berfungsi untuk menghisap
     bahan-bahan cair seperti cairan tumbuh-tumbuhan
     atau buah-buahan dan memiliki palpi yang melebihi
     panjang probosisnya. Pada bagian kiri dan kanan
     proboscis terdapat palpus yang terdiri atas 5 ruas dan
     sepasang antena yang terdiri atas 15 ruas.
   Antena pada nyamuk jantan berambut lebat (plumose) dan
    pada nyamuk betina jarang (pilose)
   Sebagian besar toraks yang tampak (mesonotum) diliputi bulu
    halus. Bulu ini berwarna putih atau kuning dan membentuk
    gambaran yang khas
   Posterior dari mesonotum terdapat skutelum yang membentuk 3
    lengkungan atau tribolus
   Mempunyai 3 pasang kaki atau hexapoda yang melekat pada
    toraks dan tiap kaki terdiri dari 1 ruas femur, 1 ruas tibia, dan 5
    ruas tarsus
   Bentuk sayapnya panjang dan langsing mempunyai vena yang
    permukaanya ditumbuhi sisik-sisik sayap (wingscales) yang
    letaknya mengikuti vena
   Pada pinggir sayap terdapat sederetan rambut yang disebut
    fringe. Abdomen berbentuk silinder dan terdiri atas 10 ruas dan 2
    ruas yang terakhir berubah menjadi alat kelamin.
Siklus hidup
Habitat
 Dalam   perkembangbiakannya nyamuk culex selalu
  memerlukan tiga macam tempat yaitu tempat
  berkembangbiak (breeding places), tempat untuk
  mendapatkan umpan/darah (feeding places), dan
  tempat untuk beristirahat (resting places).
 Pada umumnya genus culex mempunyai habitat di
  sembarang tempat dan air kotor namun beberapa
  spesies culex memiliki habitat yang berbeda-beda.
Habitat…
    Pada Culex quinquefasciatusberkembang biak di
     air comberan dengan air keruh yang kotor dan
     dekat dengan rumah.
    culex annlirostris berkembang baik dalam air yang
     cukup sinar matahari. Sedangkan
    Culex britaeniorrhynchus berkembang baik di
     tempat yang mengandung lumut dalam air tawar
     atau air payau.
    Culex memiliki tempat beristirahat yang sama
     seperti genus nyamuk lain yaitu di bagian dalam
     rumah sedangkan di luar rumah seperti gua, lubang
     lembab, tempa yang berwarna gelap dan lain-lain
     merupakan tempat yang disenangi nyamuk untuk
     beristirahat.
Jenis Nyamuk Culex sp

 Spesies Culex tarsialis
 Spesies Culex pipiens
 Spesies Culex tritaenorinchus
 Spesies Culex quinquefasciatus Say.
Bionomik Nyamuk Culex sp

Tempat berkembang biak
Nyamuk Culex sp suka berkembang biak di
 sembarang tempat misalnya di air yang kotor
 yaitu genangan air, got terbuka, saluran
 pipa, dan empang ikan.

Perilaku makan
Nyamuk Culex sp suka menggigit manusia dan
 hewan terutama pada malam hari. Nyamuk
 Culex sp suka menggigit binatang
 peliharaan, unggas, kambing, kerbau dan
 sapi
 Kesukaan   beristirahat
Setiap spesies nyamuk mempunyai kesukaan
  beristirahat yang berbeda-beda. Nyamuk Culex sp
  suka beristirahat dalam rumah.

 Aktifitas
          menghisap darah
Nyamuk Culex sp suka menggigit manusia dan
 hewan terutama pada malam hari (nocturnal).
 Nyamuk Culex sp menggigit beberapa jam setelah
 matahari terbenam sampai sebelum matahari
 terbit. Dan puncak menggigit nyamuk ini adalah
 pada pukul 01.00-02.00.
Faktor Lingkungan Fisik yang
      Mempengaruhi Nyamuk Culex sp

    Suhu
   suhu yang tinggi akan meningkatkan aktivitas
    nyamuk dan perkembangannya bisa menjadi
    lebih cepat
   tetapi apabila suhu di atas 350C akan
    membatasi populasi nyamuk.
   Suhu optimum untuk pertumbuhan nyamuk
    berkisar antara 200C – 300C. Suhu udara
    mempengaruhi perkembangan virus dalam
    tubuh nyamuk.
Kelembaban     Udara
    Pada saat kelembaban rendah
    menyebabkan penguapan air dalam
    tubuh sehingga menyebabkan
    keringnya cairan tubuh. Salah satu
    musuh nyamuk adalah penguapan,
    kelembaban mempengaruhi umur
    nyamuk, jarak terbang, kecepatan
    berkembang biak, kebiasaan
    menggigit, istirahat dan lain-lain.
 Pencahayaan
 Biladikaitkan antara intensitas cahaya
  terhadap suhu dan kelembaban, hal ini
  sangat berpengaruh. Semakin tinggi
  atau besar intensitas cahaya yang
  dipancarkan ke permukaan maka
  keadaan suhu lingkungan juga akan
  semakin tinggi. Begitu juga dengan
  kelembaban, semakin tinggi atau besar
  intensitas cahaya yang dipancarkan ke
  suatu permukaan maka kelembaban di
  suatu lingkungan tersebut akan menjadi
  lebih rendah
Penyakit yang Ditimbulkan

Japanese     encephalitis
Filariasis
West   nile virus
Pengendalian Nyamuk Culex sp
Pengendalian secara alami (Natural
Control)
   Gunung,  lautan, danau dan sungai yang luas
    merupakan rintangan penyebaran serangga,
   Ketinggian tertentu menyebabkan serangga
    tidak tahan hidup,
   Musim, cuaca panas, dingin, kering, tanah
    tandus, angin besar, dan curah hujan tinggi.
   Burung, katak, cicak, binatang lain yang
    memangsa serangga.
Pengendalian secara buatan (Artificial
    / applied control)

Dilakukan atas usaha manusia. Macam-macam
pengendalian buatan yaitu :
Pengendalian Lingkungan (Environmental control)
Mengelola lingkungan (enviromental management)
yaitu mengatur lingkungan sehingga tidak cocok dan
membatasi perkembangan vektor.

Modifikasi lingkungan (Enviromental Modification)
Cara ini paling aman terhadap lingkungan karena
tidak merusak keseimbangan alam dan tidak
mencemari lingkungan tetapi harus dilakukan terus
menerus
Manipulasi Lingkungan (Enviromental Manipulation).


 Manipulasi
           Lingkungan (enviromental
 manipulation)
Membersihkan dan memelihara secara fisik
 tempat perindukan atau tempat istirahat
 serangga.
Pengendalian secara Mekanik

 Cara ini dapat dilakukan dengan
 gerakan 3M (mengubur kaleng-kaleng
 atau tempat-tempat sejenis yang dapat
 menampung air hujan dan membersihkan
 lingkungan yang berpotensial dijadikan
 sebagai sarang nyamuk Culex sp.
Pengendalian secara Biologi
Intervensi yang didasarkan pada
pengenalan organism pemangsa, parasit,
pesaing untuk menurunkan jumlah Culex sp.
Misalnya ikan pemangsa larva (ikan kepala
timah, gambusia ikan mujaer, nila) di bak
dan tempat yang tidak bisa ditembus sinar
matahari misalnya tumbuhan bakau. Larva
dapat dimakan oleh ikan tersebut
Pengendalian secara Kimiawi
  Insektisida
Insektisida adalah bahan-bahan kimia yang digunakan
   untuk memberantas serangga. Berdasarkan stadium
   serangga yang dibunuhnya maka insektisida serta
   ovisida yang ditujukan untuk membunuh telurnya.

Permetrhine
Merupakan senyawa insektisida piretroid generasi ketiga
 pertama yang bersifat fotostabil, dan pada awalnya
 digunakan dalam pertanian. Daya kontaknya cepat,
 dan daya residunya sedang hingga baik. Toksisitas
 iritasi pada mamalia rendah, sehingga banyak
 diminati pada program pengendalian hama
 pemukiman. Senyawa ini tidak menyebabkan iritasi
 pada manusia sehingga tepat digunakan untuk
 pengendalian vector penyakit.
 Payung Perangkap Nyamuk
Payung perangkap adalah alat yang
  menyerupai payung, dengan atap berupa
  kain berwarna hitam. Atap payung bagian
  dalam diberi sirip atau kain yang digantungkan
  atau dijahit di sela-sela jeruji, dengan ukuran 40
  x 40 cm. kain ini sebagai tempat untuk hinggap
  dan bersembunyi bagi nyamuk Culex sp. Atap
  payung dan sirip-siripnya merupakan satu
  kesatuan bangunan paying yang dapat
  dilepas dari rangkanya untuk dicelup dengan
  insektisida. Payung perangkap ini dilengkapi
  dengan tiang penyangga setinggi 80 cm. kain
  penutup dan sirip-sirip payung dicelup dengan
  menggunakan insektisida.
Pengendalian secara genetik
Tujuan: mengganti populasi serangga yang berbahaya dengan
 polulasi baru yang tidak merugikan.
Mengubah kemampuan reproduksi serangga :

  jantan
disebut sterile male technic release:
bahan kimia (TEPA) dan radiasi (Cobalt 60) merusak DNA kromosom
   sperma tanpa mengganggu proses pematangan, Radiasi dapat
   juga mengubah letak susunan kromosom : chromosome
   translocation, antimitotik, antimetabolit, bazarone (ekstrak tanaman
   Aeorus calamus).

 jantan dan betina
Jantan dan betina di alam disterilkan menggunakan chemosterilants
  dicampur makanan kesukaan serangga. Telah dicoba pada lalat
  rumah (Musca domestica) yang diberi TEPA dicampur 67% tepung
  jagung, 15% gula, 15% susu bubuk dan 2,5% tepung telur.
 Keuntungan     pengendalian secara genetik :
 Tak perlu memelihara serangga dalam jumlah
  banyak dalam laboratorium.
 Perkawinan antar strain menyebabkan sitoplasma
  telur tidak dapat ditembus oleh sperma sehingga
  tidak terjadi pembuahan, disebut : cytoplasmic
  incompatibility.
 Perkawinan antar spesies terdekat menghasilkan
  jantan steril, disebut hybrid sterility.
 
Terima kasih. . .

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Cimex lectularius
Cimex lectulariusCimex lectularius
Cimex lectulariusIshaqHaris
 
Parasitologi Loa-Loa, Ochocerca volvulus dan Dracunculus medinensis
Parasitologi Loa-Loa, Ochocerca volvulus dan Dracunculus medinensisParasitologi Loa-Loa, Ochocerca volvulus dan Dracunculus medinensis
Parasitologi Loa-Loa, Ochocerca volvulus dan Dracunculus medinensisNiakhairani
 
Morfologi, daur hidup, perilaku nyamuk
Morfologi, daur hidup, perilaku nyamukMorfologi, daur hidup, perilaku nyamuk
Morfologi, daur hidup, perilaku nyamukriski albughari
 
Lap. parasitologi ii nyamuk
Lap. parasitologi ii nyamukLap. parasitologi ii nyamuk
Lap. parasitologi ii nyamukArini Utami
 
Presentation nematoda
Presentation nematodaPresentation nematoda
Presentation nematodaR Januari
 
Ascaris Lumbricoides Dan Trichuris Trichiura
Ascaris Lumbricoides Dan Trichuris TrichiuraAscaris Lumbricoides Dan Trichuris Trichiura
Ascaris Lumbricoides Dan Trichuris Trichiurarika ferlianti
 
Makalah xenopsylla cheopis
Makalah xenopsylla cheopisMakalah xenopsylla cheopis
Makalah xenopsylla cheopisNovi Fachrunnisa
 
MAKALAH INSEKTA
MAKALAH  INSEKTAMAKALAH  INSEKTA
MAKALAH INSEKTAR Januari
 
Mikrobiologi dan parasitologi
Mikrobiologi dan parasitologiMikrobiologi dan parasitologi
Mikrobiologi dan parasitologiSarthyna Lukman
 
Trematoda paru
Trematoda paruTrematoda paru
Trematoda paruApridinata
 
Vektor penyakit virus, riketsia, dan bakteri
Vektor penyakit virus, riketsia, dan bakteriVektor penyakit virus, riketsia, dan bakteri
Vektor penyakit virus, riketsia, dan bakteririski albughari
 
Ascaris lumbricoides
Ascaris lumbricoidesAscaris lumbricoides
Ascaris lumbricoidesMulkan Fadhli
 
Leptospirosis
LeptospirosisLeptospirosis
LeptospirosisAinur
 
Kelompok 6
Kelompok 6Kelompok 6
Kelompok 6progsus6
 

La actualidad más candente (20)

Trematoda pbl8
Trematoda pbl8Trematoda pbl8
Trematoda pbl8
 
Cimex lectularius
Cimex lectulariusCimex lectularius
Cimex lectularius
 
Parasitologi Loa-Loa, Ochocerca volvulus dan Dracunculus medinensis
Parasitologi Loa-Loa, Ochocerca volvulus dan Dracunculus medinensisParasitologi Loa-Loa, Ochocerca volvulus dan Dracunculus medinensis
Parasitologi Loa-Loa, Ochocerca volvulus dan Dracunculus medinensis
 
Morfologi, daur hidup, perilaku nyamuk
Morfologi, daur hidup, perilaku nyamukMorfologi, daur hidup, perilaku nyamuk
Morfologi, daur hidup, perilaku nyamuk
 
Lap. parasitologi ii nyamuk
Lap. parasitologi ii nyamukLap. parasitologi ii nyamuk
Lap. parasitologi ii nyamuk
 
Filariasis limfatik
Filariasis limfatikFilariasis limfatik
Filariasis limfatik
 
Presentation nematoda
Presentation nematodaPresentation nematoda
Presentation nematoda
 
Pulex irritans
Pulex irritansPulex irritans
Pulex irritans
 
Ascaris Lumbricoides Dan Trichuris Trichiura
Ascaris Lumbricoides Dan Trichuris TrichiuraAscaris Lumbricoides Dan Trichuris Trichiura
Ascaris Lumbricoides Dan Trichuris Trichiura
 
Makalah xenopsylla cheopis
Makalah xenopsylla cheopisMakalah xenopsylla cheopis
Makalah xenopsylla cheopis
 
MAKALAH INSEKTA
MAKALAH  INSEKTAMAKALAH  INSEKTA
MAKALAH INSEKTA
 
Mikrobiologi dan parasitologi
Mikrobiologi dan parasitologiMikrobiologi dan parasitologi
Mikrobiologi dan parasitologi
 
Trematoda paru
Trematoda paruTrematoda paru
Trematoda paru
 
Vektor penyakit virus, riketsia, dan bakteri
Vektor penyakit virus, riketsia, dan bakteriVektor penyakit virus, riketsia, dan bakteri
Vektor penyakit virus, riketsia, dan bakteri
 
Ascaris lumbricoides
Ascaris lumbricoidesAscaris lumbricoides
Ascaris lumbricoides
 
Anoplura
AnopluraAnoplura
Anoplura
 
Helmintologi
 Helmintologi Helmintologi
Helmintologi
 
Leptospirosis
LeptospirosisLeptospirosis
Leptospirosis
 
Nekropsi ayam
Nekropsi ayamNekropsi ayam
Nekropsi ayam
 
Kelompok 6
Kelompok 6Kelompok 6
Kelompok 6
 

Destacado (9)

Mansonia
MansoniaMansonia
Mansonia
 
Bengkel kesehatan lingkungan kerja
Bengkel kesehatan lingkungan kerjaBengkel kesehatan lingkungan kerja
Bengkel kesehatan lingkungan kerja
 
Makalah kaki gajah
Makalah kaki gajahMakalah kaki gajah
Makalah kaki gajah
 
Presentasi k3 pengelasan
Presentasi k3 pengelasanPresentasi k3 pengelasan
Presentasi k3 pengelasan
 
KESEHATAN KERJA TUKANG LAS
KESEHATAN KERJA TUKANG LASKESEHATAN KERJA TUKANG LAS
KESEHATAN KERJA TUKANG LAS
 
Ppt filariasis
Ppt filariasisPpt filariasis
Ppt filariasis
 
K3 DALAM PENGELASAN
K3 DALAM PENGELASANK3 DALAM PENGELASAN
K3 DALAM PENGELASAN
 
Materi penyuluhan filariasis
Materi penyuluhan filariasisMateri penyuluhan filariasis
Materi penyuluhan filariasis
 
Ppt malaria
Ppt malariaPpt malaria
Ppt malaria
 

Similar a Pengendalian nyamuk culex sp

Insecta class.pptx
Insecta class.pptxInsecta class.pptx
Insecta class.pptxRakhmatul1
 
Kingdom Animalia - Nemathelmintes dan Annelida, Lengkap. Kelas X SMA
Kingdom Animalia - Nemathelmintes dan Annelida, Lengkap. Kelas X SMAKingdom Animalia - Nemathelmintes dan Annelida, Lengkap. Kelas X SMA
Kingdom Animalia - Nemathelmintes dan Annelida, Lengkap. Kelas X SMATeuku Ichsan
 
PPT EKTO (REVISI) (1).pptx
PPT  EKTO (REVISI) (1).pptxPPT  EKTO (REVISI) (1).pptx
PPT EKTO (REVISI) (1).pptxZionManu
 
Artikel zooinnnnn nema
Artikel zooinnnnn nemaArtikel zooinnnnn nema
Artikel zooinnnnn nemaYuga Rahmat S
 
Arthropoda penyebab penyakit
Arthropoda penyebab penyakitArthropoda penyebab penyakit
Arthropoda penyebab penyakitLaksmi Bali
 
Insekta yang berhubungan dengan hiegenitas dan sanitasi.pptx
Insekta yang berhubungan dengan hiegenitas dan sanitasi.pptxInsekta yang berhubungan dengan hiegenitas dan sanitasi.pptx
Insekta yang berhubungan dengan hiegenitas dan sanitasi.pptxAnonymouscdLyeXKB
 
Parasitologi arthropoda presentation
Parasitologi arthropoda presentationParasitologi arthropoda presentation
Parasitologi arthropoda presentationnurahlina08
 
Klasifikasi Nemathelminthes
Klasifikasi NemathelminthesKlasifikasi Nemathelminthes
Klasifikasi Nemathelminthesevarahma70
 
Morfologi kutu busuk, kutu rambut, kutu kemaluan
Morfologi kutu busuk, kutu rambut, kutu kemaluanMorfologi kutu busuk, kutu rambut, kutu kemaluan
Morfologi kutu busuk, kutu rambut, kutu kemaluanMoh Nurul Ramadhan
 
Power Point nemathelminthes
Power Point nemathelminthesPower Point nemathelminthes
Power Point nemathelminthesImawaty Yulia
 
Biologi Animalia SMA Kelas 10 Amphibia
Biologi Animalia SMA Kelas 10 Amphibia Biologi Animalia SMA Kelas 10 Amphibia
Biologi Animalia SMA Kelas 10 Amphibia Fauzan Ardana
 
Laporan flora dan fauna tia
Laporan flora dan fauna tiaLaporan flora dan fauna tia
Laporan flora dan fauna tiadarma wati
 
Pertemuan ke VI.pptx
Pertemuan ke VI.pptxPertemuan ke VI.pptx
Pertemuan ke VI.pptxyoin3
 

Similar a Pengendalian nyamuk culex sp (20)

Insecta class.pptx
Insecta class.pptxInsecta class.pptx
Insecta class.pptx
 
nematoda usus
nematoda ususnematoda usus
nematoda usus
 
KELELAWAR.ppt.pptx
KELELAWAR.ppt.pptxKELELAWAR.ppt.pptx
KELELAWAR.ppt.pptx
 
Kingdom Animalia - Nemathelmintes dan Annelida, Lengkap. Kelas X SMA
Kingdom Animalia - Nemathelmintes dan Annelida, Lengkap. Kelas X SMAKingdom Animalia - Nemathelmintes dan Annelida, Lengkap. Kelas X SMA
Kingdom Animalia - Nemathelmintes dan Annelida, Lengkap. Kelas X SMA
 
PPT EKTO (REVISI) (1).pptx
PPT  EKTO (REVISI) (1).pptxPPT  EKTO (REVISI) (1).pptx
PPT EKTO (REVISI) (1).pptx
 
Artikel zooinnnnn nema
Artikel zooinnnnn nemaArtikel zooinnnnn nema
Artikel zooinnnnn nema
 
Arthropoda penyebab penyakit
Arthropoda penyebab penyakitArthropoda penyebab penyakit
Arthropoda penyebab penyakit
 
Insekta yang berhubungan dengan hiegenitas dan sanitasi.pptx
Insekta yang berhubungan dengan hiegenitas dan sanitasi.pptxInsekta yang berhubungan dengan hiegenitas dan sanitasi.pptx
Insekta yang berhubungan dengan hiegenitas dan sanitasi.pptx
 
Miasis Makhluk Hidup
Miasis Makhluk HidupMiasis Makhluk Hidup
Miasis Makhluk Hidup
 
Parasitologi arthropoda presentation
Parasitologi arthropoda presentationParasitologi arthropoda presentation
Parasitologi arthropoda presentation
 
Parasitologi. Nematoda
Parasitologi. NematodaParasitologi. Nematoda
Parasitologi. Nematoda
 
Klasifikasi Nemathelminthes
Klasifikasi NemathelminthesKlasifikasi Nemathelminthes
Klasifikasi Nemathelminthes
 
Morfologi kutu busuk, kutu rambut, kutu kemaluan
Morfologi kutu busuk, kutu rambut, kutu kemaluanMorfologi kutu busuk, kutu rambut, kutu kemaluan
Morfologi kutu busuk, kutu rambut, kutu kemaluan
 
Power Point nemathelminthes
Power Point nemathelminthesPower Point nemathelminthes
Power Point nemathelminthes
 
Biologi Animalia SMA Kelas 10 Amphibia
Biologi Animalia SMA Kelas 10 Amphibia Biologi Animalia SMA Kelas 10 Amphibia
Biologi Animalia SMA Kelas 10 Amphibia
 
Cacing nematoda
Cacing nematodaCacing nematoda
Cacing nematoda
 
CILIOPHORA dan SPOROZOA.pptx
CILIOPHORA dan SPOROZOA.pptxCILIOPHORA dan SPOROZOA.pptx
CILIOPHORA dan SPOROZOA.pptx
 
Laporan flora dan fauna tia
Laporan flora dan fauna tiaLaporan flora dan fauna tia
Laporan flora dan fauna tia
 
Pertemuan ke VI.pptx
Pertemuan ke VI.pptxPertemuan ke VI.pptx
Pertemuan ke VI.pptx
 
KALAJENGKING
KALAJENGKINGKALAJENGKING
KALAJENGKING
 

Pengendalian nyamuk culex sp

  • 2. Nyamuk culex sp  Culex sp adalah genus nyamuk yang berperan sebagai vector penyakit.  Nyamuk ini biasanya mulai aktif setelah matahari terbenam sampai sebelum matahari terbit.  Nyamuk ini meletakkan telur dan berbiak di selokan-selokan yang berisi air bersih ataupun selokan air pembuangan domestic yang kotor (air organik), serta ditempat-tempat penggenangan air domestic atau air hujan diatas permukaan tanah.  Nyamuk jenis Culex ini juga terdiri dari banyak spesies, seperti C. pipiens, C. quinquefasciatus, C. tarsalis, C. territans, dan lain-lain.
  • 3. Klasifikasi Kingdom : Anim alia Phylum : Arthropoda Class : Insekta Ordo : Diptera Family: Tribus culicini Genus : Culex Spesies :Culex annulus, Culex bitaeniorhynchus Culex cinctellus, Culex fragilis Culex gelidus Culex pallidothorax Culex pseudovishnui Culex quinquefasciatus Culex raptor Culex sitiens Culex tritaeniorhynchus
  • 4. Distribusi Geografi  Nyamuk culex ini banyak ditemukan di Jepang, kawasan Asia Tenggara yaitu Filipina, Kamboja, Thailand, Malaysia, Singapura serta Indonesia
  • 5. Morfologi  Telur nyamuk culex berbentuk menyerupai senapan sedangkan larvanya memiliki sifon  pekten dan gigi sisir yang tidak sama dengan ciri khas pelana tertutup  Culex dewasa berukuran kecil kira-kira 4-13 mm dan berwarna coklat. Kepalanya mempunyai proboscis halus dan panjang yang melebihi panjang kepala  Pada culex betina proboscis dipakai sebagai alat untuk menghisap darah dan memiliki palpi yang lebih pendek dari pada probosisnya sedangkan  pada culex jantan probosis berfungsi untuk menghisap bahan-bahan cair seperti cairan tumbuh-tumbuhan atau buah-buahan dan memiliki palpi yang melebihi panjang probosisnya. Pada bagian kiri dan kanan proboscis terdapat palpus yang terdiri atas 5 ruas dan sepasang antena yang terdiri atas 15 ruas.
  • 6. Antena pada nyamuk jantan berambut lebat (plumose) dan pada nyamuk betina jarang (pilose)  Sebagian besar toraks yang tampak (mesonotum) diliputi bulu halus. Bulu ini berwarna putih atau kuning dan membentuk gambaran yang khas  Posterior dari mesonotum terdapat skutelum yang membentuk 3 lengkungan atau tribolus  Mempunyai 3 pasang kaki atau hexapoda yang melekat pada toraks dan tiap kaki terdiri dari 1 ruas femur, 1 ruas tibia, dan 5 ruas tarsus  Bentuk sayapnya panjang dan langsing mempunyai vena yang permukaanya ditumbuhi sisik-sisik sayap (wingscales) yang letaknya mengikuti vena  Pada pinggir sayap terdapat sederetan rambut yang disebut fringe. Abdomen berbentuk silinder dan terdiri atas 10 ruas dan 2 ruas yang terakhir berubah menjadi alat kelamin.
  • 7.
  • 9. Habitat  Dalam perkembangbiakannya nyamuk culex selalu memerlukan tiga macam tempat yaitu tempat berkembangbiak (breeding places), tempat untuk mendapatkan umpan/darah (feeding places), dan tempat untuk beristirahat (resting places).  Pada umumnya genus culex mempunyai habitat di sembarang tempat dan air kotor namun beberapa spesies culex memiliki habitat yang berbeda-beda.
  • 10. Habitat…  Pada Culex quinquefasciatusberkembang biak di air comberan dengan air keruh yang kotor dan dekat dengan rumah.  culex annlirostris berkembang baik dalam air yang cukup sinar matahari. Sedangkan  Culex britaeniorrhynchus berkembang baik di tempat yang mengandung lumut dalam air tawar atau air payau.  Culex memiliki tempat beristirahat yang sama seperti genus nyamuk lain yaitu di bagian dalam rumah sedangkan di luar rumah seperti gua, lubang lembab, tempa yang berwarna gelap dan lain-lain merupakan tempat yang disenangi nyamuk untuk beristirahat.
  • 11. Jenis Nyamuk Culex sp  Spesies Culex tarsialis  Spesies Culex pipiens  Spesies Culex tritaenorinchus  Spesies Culex quinquefasciatus Say.
  • 12. Bionomik Nyamuk Culex sp Tempat berkembang biak Nyamuk Culex sp suka berkembang biak di sembarang tempat misalnya di air yang kotor yaitu genangan air, got terbuka, saluran pipa, dan empang ikan. Perilaku makan Nyamuk Culex sp suka menggigit manusia dan hewan terutama pada malam hari. Nyamuk Culex sp suka menggigit binatang peliharaan, unggas, kambing, kerbau dan sapi
  • 13.  Kesukaan beristirahat Setiap spesies nyamuk mempunyai kesukaan beristirahat yang berbeda-beda. Nyamuk Culex sp suka beristirahat dalam rumah.  Aktifitas menghisap darah Nyamuk Culex sp suka menggigit manusia dan hewan terutama pada malam hari (nocturnal). Nyamuk Culex sp menggigit beberapa jam setelah matahari terbenam sampai sebelum matahari terbit. Dan puncak menggigit nyamuk ini adalah pada pukul 01.00-02.00.
  • 14. Faktor Lingkungan Fisik yang Mempengaruhi Nyamuk Culex sp Suhu  suhu yang tinggi akan meningkatkan aktivitas nyamuk dan perkembangannya bisa menjadi lebih cepat  tetapi apabila suhu di atas 350C akan membatasi populasi nyamuk.  Suhu optimum untuk pertumbuhan nyamuk berkisar antara 200C – 300C. Suhu udara mempengaruhi perkembangan virus dalam tubuh nyamuk.
  • 15. Kelembaban Udara  Pada saat kelembaban rendah menyebabkan penguapan air dalam tubuh sehingga menyebabkan keringnya cairan tubuh. Salah satu musuh nyamuk adalah penguapan, kelembaban mempengaruhi umur nyamuk, jarak terbang, kecepatan berkembang biak, kebiasaan menggigit, istirahat dan lain-lain.
  • 16.  Pencahayaan  Biladikaitkan antara intensitas cahaya terhadap suhu dan kelembaban, hal ini sangat berpengaruh. Semakin tinggi atau besar intensitas cahaya yang dipancarkan ke permukaan maka keadaan suhu lingkungan juga akan semakin tinggi. Begitu juga dengan kelembaban, semakin tinggi atau besar intensitas cahaya yang dipancarkan ke suatu permukaan maka kelembaban di suatu lingkungan tersebut akan menjadi lebih rendah
  • 17. Penyakit yang Ditimbulkan Japanese encephalitis Filariasis West nile virus
  • 19. Pengendalian secara alami (Natural Control)  Gunung, lautan, danau dan sungai yang luas merupakan rintangan penyebaran serangga,  Ketinggian tertentu menyebabkan serangga tidak tahan hidup,  Musim, cuaca panas, dingin, kering, tanah tandus, angin besar, dan curah hujan tinggi.  Burung, katak, cicak, binatang lain yang memangsa serangga.
  • 20. Pengendalian secara buatan (Artificial / applied control) Dilakukan atas usaha manusia. Macam-macam pengendalian buatan yaitu : Pengendalian Lingkungan (Environmental control) Mengelola lingkungan (enviromental management) yaitu mengatur lingkungan sehingga tidak cocok dan membatasi perkembangan vektor. Modifikasi lingkungan (Enviromental Modification) Cara ini paling aman terhadap lingkungan karena tidak merusak keseimbangan alam dan tidak mencemari lingkungan tetapi harus dilakukan terus menerus
  • 21. Manipulasi Lingkungan (Enviromental Manipulation).  Manipulasi Lingkungan (enviromental manipulation) Membersihkan dan memelihara secara fisik tempat perindukan atau tempat istirahat serangga.
  • 22. Pengendalian secara Mekanik  Cara ini dapat dilakukan dengan gerakan 3M (mengubur kaleng-kaleng atau tempat-tempat sejenis yang dapat menampung air hujan dan membersihkan lingkungan yang berpotensial dijadikan sebagai sarang nyamuk Culex sp.
  • 23. Pengendalian secara Biologi Intervensi yang didasarkan pada pengenalan organism pemangsa, parasit, pesaing untuk menurunkan jumlah Culex sp. Misalnya ikan pemangsa larva (ikan kepala timah, gambusia ikan mujaer, nila) di bak dan tempat yang tidak bisa ditembus sinar matahari misalnya tumbuhan bakau. Larva dapat dimakan oleh ikan tersebut
  • 24. Pengendalian secara Kimiawi  Insektisida Insektisida adalah bahan-bahan kimia yang digunakan untuk memberantas serangga. Berdasarkan stadium serangga yang dibunuhnya maka insektisida serta ovisida yang ditujukan untuk membunuh telurnya. Permetrhine Merupakan senyawa insektisida piretroid generasi ketiga pertama yang bersifat fotostabil, dan pada awalnya digunakan dalam pertanian. Daya kontaknya cepat, dan daya residunya sedang hingga baik. Toksisitas iritasi pada mamalia rendah, sehingga banyak diminati pada program pengendalian hama pemukiman. Senyawa ini tidak menyebabkan iritasi pada manusia sehingga tepat digunakan untuk pengendalian vector penyakit.
  • 25.  Payung Perangkap Nyamuk Payung perangkap adalah alat yang menyerupai payung, dengan atap berupa kain berwarna hitam. Atap payung bagian dalam diberi sirip atau kain yang digantungkan atau dijahit di sela-sela jeruji, dengan ukuran 40 x 40 cm. kain ini sebagai tempat untuk hinggap dan bersembunyi bagi nyamuk Culex sp. Atap payung dan sirip-siripnya merupakan satu kesatuan bangunan paying yang dapat dilepas dari rangkanya untuk dicelup dengan insektisida. Payung perangkap ini dilengkapi dengan tiang penyangga setinggi 80 cm. kain penutup dan sirip-sirip payung dicelup dengan menggunakan insektisida.
  • 26. Pengendalian secara genetik Tujuan: mengganti populasi serangga yang berbahaya dengan polulasi baru yang tidak merugikan. Mengubah kemampuan reproduksi serangga :  jantan disebut sterile male technic release: bahan kimia (TEPA) dan radiasi (Cobalt 60) merusak DNA kromosom sperma tanpa mengganggu proses pematangan, Radiasi dapat juga mengubah letak susunan kromosom : chromosome translocation, antimitotik, antimetabolit, bazarone (ekstrak tanaman Aeorus calamus).  jantan dan betina Jantan dan betina di alam disterilkan menggunakan chemosterilants dicampur makanan kesukaan serangga. Telah dicoba pada lalat rumah (Musca domestica) yang diberi TEPA dicampur 67% tepung jagung, 15% gula, 15% susu bubuk dan 2,5% tepung telur.
  • 27.  Keuntungan pengendalian secara genetik :  Tak perlu memelihara serangga dalam jumlah banyak dalam laboratorium.  Perkawinan antar strain menyebabkan sitoplasma telur tidak dapat ditembus oleh sperma sehingga tidak terjadi pembuahan, disebut : cytoplasmic incompatibility.  Perkawinan antar spesies terdekat menghasilkan jantan steril, disebut hybrid sterility.