Nyamuk Culex sp adalah genus nyamuk vektor penyakit yang berbiak di air kotor dan beraktivitas pada malam hari. Pengendaliannya meliputi manipulasi lingkungan, pengendalian biologi, kimiawi, dan genetik seperti pemberian insektisida atau nyamuk jantan steril.
2. Nyamuk culex sp
Culex sp adalah genus nyamuk yang berperan
sebagai vector penyakit.
Nyamuk ini biasanya mulai aktif setelah matahari
terbenam sampai sebelum matahari terbit.
Nyamuk ini meletakkan telur dan berbiak di
selokan-selokan yang berisi air bersih ataupun
selokan air pembuangan domestic yang kotor (air
organik), serta ditempat-tempat penggenangan
air domestic atau air hujan diatas permukaan
tanah.
Nyamuk jenis Culex ini juga terdiri dari banyak
spesies, seperti C. pipiens, C. quinquefasciatus, C.
tarsalis, C. territans, dan lain-lain.
4. Distribusi Geografi
Nyamuk culex ini banyak ditemukan di
Jepang, kawasan Asia Tenggara yaitu
Filipina, Kamboja, Thailand, Malaysia,
Singapura serta Indonesia
5. Morfologi
Telur nyamuk culex berbentuk menyerupai senapan
sedangkan larvanya memiliki sifon
pekten dan gigi sisir yang tidak sama dengan ciri khas
pelana tertutup
Culex dewasa berukuran kecil kira-kira 4-13 mm dan
berwarna coklat. Kepalanya mempunyai proboscis halus
dan panjang yang melebihi panjang kepala
Pada culex betina proboscis dipakai sebagai alat untuk
menghisap darah dan memiliki palpi yang lebih pendek
dari pada probosisnya sedangkan
pada culex jantan probosis berfungsi untuk menghisap
bahan-bahan cair seperti cairan tumbuh-tumbuhan
atau buah-buahan dan memiliki palpi yang melebihi
panjang probosisnya. Pada bagian kiri dan kanan
proboscis terdapat palpus yang terdiri atas 5 ruas dan
sepasang antena yang terdiri atas 15 ruas.
6. Antena pada nyamuk jantan berambut lebat (plumose) dan
pada nyamuk betina jarang (pilose)
Sebagian besar toraks yang tampak (mesonotum) diliputi bulu
halus. Bulu ini berwarna putih atau kuning dan membentuk
gambaran yang khas
Posterior dari mesonotum terdapat skutelum yang membentuk 3
lengkungan atau tribolus
Mempunyai 3 pasang kaki atau hexapoda yang melekat pada
toraks dan tiap kaki terdiri dari 1 ruas femur, 1 ruas tibia, dan 5
ruas tarsus
Bentuk sayapnya panjang dan langsing mempunyai vena yang
permukaanya ditumbuhi sisik-sisik sayap (wingscales) yang
letaknya mengikuti vena
Pada pinggir sayap terdapat sederetan rambut yang disebut
fringe. Abdomen berbentuk silinder dan terdiri atas 10 ruas dan 2
ruas yang terakhir berubah menjadi alat kelamin.
9. Habitat
Dalam perkembangbiakannya nyamuk culex selalu
memerlukan tiga macam tempat yaitu tempat
berkembangbiak (breeding places), tempat untuk
mendapatkan umpan/darah (feeding places), dan
tempat untuk beristirahat (resting places).
Pada umumnya genus culex mempunyai habitat di
sembarang tempat dan air kotor namun beberapa
spesies culex memiliki habitat yang berbeda-beda.
10. Habitat…
Pada Culex quinquefasciatusberkembang biak di
air comberan dengan air keruh yang kotor dan
dekat dengan rumah.
culex annlirostris berkembang baik dalam air yang
cukup sinar matahari. Sedangkan
Culex britaeniorrhynchus berkembang baik di
tempat yang mengandung lumut dalam air tawar
atau air payau.
Culex memiliki tempat beristirahat yang sama
seperti genus nyamuk lain yaitu di bagian dalam
rumah sedangkan di luar rumah seperti gua, lubang
lembab, tempa yang berwarna gelap dan lain-lain
merupakan tempat yang disenangi nyamuk untuk
beristirahat.
11. Jenis Nyamuk Culex sp
Spesies Culex tarsialis
Spesies Culex pipiens
Spesies Culex tritaenorinchus
Spesies Culex quinquefasciatus Say.
12. Bionomik Nyamuk Culex sp
Tempat berkembang biak
Nyamuk Culex sp suka berkembang biak di
sembarang tempat misalnya di air yang kotor
yaitu genangan air, got terbuka, saluran
pipa, dan empang ikan.
Perilaku makan
Nyamuk Culex sp suka menggigit manusia dan
hewan terutama pada malam hari. Nyamuk
Culex sp suka menggigit binatang
peliharaan, unggas, kambing, kerbau dan
sapi
13. Kesukaan beristirahat
Setiap spesies nyamuk mempunyai kesukaan
beristirahat yang berbeda-beda. Nyamuk Culex sp
suka beristirahat dalam rumah.
Aktifitas
menghisap darah
Nyamuk Culex sp suka menggigit manusia dan
hewan terutama pada malam hari (nocturnal).
Nyamuk Culex sp menggigit beberapa jam setelah
matahari terbenam sampai sebelum matahari
terbit. Dan puncak menggigit nyamuk ini adalah
pada pukul 01.00-02.00.
14. Faktor Lingkungan Fisik yang
Mempengaruhi Nyamuk Culex sp
Suhu
suhu yang tinggi akan meningkatkan aktivitas
nyamuk dan perkembangannya bisa menjadi
lebih cepat
tetapi apabila suhu di atas 350C akan
membatasi populasi nyamuk.
Suhu optimum untuk pertumbuhan nyamuk
berkisar antara 200C – 300C. Suhu udara
mempengaruhi perkembangan virus dalam
tubuh nyamuk.
15. Kelembaban Udara
Pada saat kelembaban rendah
menyebabkan penguapan air dalam
tubuh sehingga menyebabkan
keringnya cairan tubuh. Salah satu
musuh nyamuk adalah penguapan,
kelembaban mempengaruhi umur
nyamuk, jarak terbang, kecepatan
berkembang biak, kebiasaan
menggigit, istirahat dan lain-lain.
16. Pencahayaan
Biladikaitkan antara intensitas cahaya
terhadap suhu dan kelembaban, hal ini
sangat berpengaruh. Semakin tinggi
atau besar intensitas cahaya yang
dipancarkan ke permukaan maka
keadaan suhu lingkungan juga akan
semakin tinggi. Begitu juga dengan
kelembaban, semakin tinggi atau besar
intensitas cahaya yang dipancarkan ke
suatu permukaan maka kelembaban di
suatu lingkungan tersebut akan menjadi
lebih rendah
19. Pengendalian secara alami (Natural
Control)
Gunung, lautan, danau dan sungai yang luas
merupakan rintangan penyebaran serangga,
Ketinggian tertentu menyebabkan serangga
tidak tahan hidup,
Musim, cuaca panas, dingin, kering, tanah
tandus, angin besar, dan curah hujan tinggi.
Burung, katak, cicak, binatang lain yang
memangsa serangga.
20. Pengendalian secara buatan (Artificial
/ applied control)
Dilakukan atas usaha manusia. Macam-macam
pengendalian buatan yaitu :
Pengendalian Lingkungan (Environmental control)
Mengelola lingkungan (enviromental management)
yaitu mengatur lingkungan sehingga tidak cocok dan
membatasi perkembangan vektor.
Modifikasi lingkungan (Enviromental Modification)
Cara ini paling aman terhadap lingkungan karena
tidak merusak keseimbangan alam dan tidak
mencemari lingkungan tetapi harus dilakukan terus
menerus
21. Manipulasi Lingkungan (Enviromental Manipulation).
Manipulasi
Lingkungan (enviromental
manipulation)
Membersihkan dan memelihara secara fisik
tempat perindukan atau tempat istirahat
serangga.
22. Pengendalian secara Mekanik
Cara ini dapat dilakukan dengan
gerakan 3M (mengubur kaleng-kaleng
atau tempat-tempat sejenis yang dapat
menampung air hujan dan membersihkan
lingkungan yang berpotensial dijadikan
sebagai sarang nyamuk Culex sp.
23. Pengendalian secara Biologi
Intervensi yang didasarkan pada
pengenalan organism pemangsa, parasit,
pesaing untuk menurunkan jumlah Culex sp.
Misalnya ikan pemangsa larva (ikan kepala
timah, gambusia ikan mujaer, nila) di bak
dan tempat yang tidak bisa ditembus sinar
matahari misalnya tumbuhan bakau. Larva
dapat dimakan oleh ikan tersebut
24. Pengendalian secara Kimiawi
Insektisida
Insektisida adalah bahan-bahan kimia yang digunakan
untuk memberantas serangga. Berdasarkan stadium
serangga yang dibunuhnya maka insektisida serta
ovisida yang ditujukan untuk membunuh telurnya.
Permetrhine
Merupakan senyawa insektisida piretroid generasi ketiga
pertama yang bersifat fotostabil, dan pada awalnya
digunakan dalam pertanian. Daya kontaknya cepat,
dan daya residunya sedang hingga baik. Toksisitas
iritasi pada mamalia rendah, sehingga banyak
diminati pada program pengendalian hama
pemukiman. Senyawa ini tidak menyebabkan iritasi
pada manusia sehingga tepat digunakan untuk
pengendalian vector penyakit.
25. Payung Perangkap Nyamuk
Payung perangkap adalah alat yang
menyerupai payung, dengan atap berupa
kain berwarna hitam. Atap payung bagian
dalam diberi sirip atau kain yang digantungkan
atau dijahit di sela-sela jeruji, dengan ukuran 40
x 40 cm. kain ini sebagai tempat untuk hinggap
dan bersembunyi bagi nyamuk Culex sp. Atap
payung dan sirip-siripnya merupakan satu
kesatuan bangunan paying yang dapat
dilepas dari rangkanya untuk dicelup dengan
insektisida. Payung perangkap ini dilengkapi
dengan tiang penyangga setinggi 80 cm. kain
penutup dan sirip-sirip payung dicelup dengan
menggunakan insektisida.
26. Pengendalian secara genetik
Tujuan: mengganti populasi serangga yang berbahaya dengan
polulasi baru yang tidak merugikan.
Mengubah kemampuan reproduksi serangga :
jantan
disebut sterile male technic release:
bahan kimia (TEPA) dan radiasi (Cobalt 60) merusak DNA kromosom
sperma tanpa mengganggu proses pematangan, Radiasi dapat
juga mengubah letak susunan kromosom : chromosome
translocation, antimitotik, antimetabolit, bazarone (ekstrak tanaman
Aeorus calamus).
jantan dan betina
Jantan dan betina di alam disterilkan menggunakan chemosterilants
dicampur makanan kesukaan serangga. Telah dicoba pada lalat
rumah (Musca domestica) yang diberi TEPA dicampur 67% tepung
jagung, 15% gula, 15% susu bubuk dan 2,5% tepung telur.
27. Keuntungan pengendalian secara genetik :
Tak perlu memelihara serangga dalam jumlah
banyak dalam laboratorium.
Perkawinan antar strain menyebabkan sitoplasma
telur tidak dapat ditembus oleh sperma sehingga
tidak terjadi pembuahan, disebut : cytoplasmic
incompatibility.
Perkawinan antar spesies terdekat menghasilkan
jantan steril, disebut hybrid sterility.