SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 13
Disusun Guna Memenuhi Sebagian Tugas Akhir Semester II
Tahun Pelajaran 2013/2014
Oleh :
1. Angga Bohr Oktyashari (01/IPA 2)
2. Deasy Bohr Ayu Pradini (05/IPA 2)
DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN SLEMAN
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 GAMPING
Alamat : Tegalyoso, Banyuraden, Gamping, Sleman, Yogyakarta 55293, Telp. (0274) 626345
Website : www.sman1gamping.sch.id; Email : smangamping@gmail.com
2014
A. PENGERTIAN KOLOID
Koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya antara larutan dan suspensi.
Koloid merupakan sistem heterogen, dimana suatu zat “didispersikan” ke dalam suatu media
yang homogen. Ukuran zat yang didispersikan berkisar dari satu nanometer (nm) sampai satu
mikrometer (µm).
Koloid mempunyai sifat yang stabil, dua fase, larutan keruh, tidak dapat disaring kecuali
dengan penyaring ultra, diantara homogen dan heterogen.
B. PERBEDAAN KOLOID, LARUTAN SEJATI, SUSPENSI
Larutan Sejati
(Dispersi molekuler)
Koloid
(Dispersi koloid)
Suspensi
(Dispersi kasar)
Contoh: Larutan gula dalam air Contoh: Campuran susu
dengan air
Contoh: Campuran tepung
terigu dengan air
1) Homogen, tak dapat
dibedakan walaupun
menggunakan mikroskop
ultra
1) Secara makroskopis bersifat
homogen tetapi heterogen
jika diamati dengan
mikroskop ultra
1) Heterogen
2) Semua partikelnya
berdimensi (panjang, lebar
atau tebal) kurang dari 1nm
2) Partikelnya berdimensi
antara 1nm sampai 100nm
2) Salah satu atau semua
dimensi partikelnya lebih
besar dari 100nm
3) Satu fase 3) Dua fase 3) Dua fase
4) Stabil 4) Pada umumnya stabil 4) Tidak stabil
5) Tidak dapat disaring 5) Tidak dapat disaring kecuali
dengan penyaring ultra
5) Dapat disaring
6) Jernih 6) Keruh 6) keruh
C. JENIS-JENIS KOLOID
Ditinjau dari fase terdispersi dan fase pendispersinya, sistem koloid dapat digolongkan
menjadi delapan jenis, seperti terlihat pada tabel berikut:
Fase
Terdispersi
Fase
Pendispersi
Sistem Koloid Contoh
Gas Cair Buih/Busa
Busa sabun, ombak, lime, cream kocok
(whipped cream)
Gas Padat Busa Padat Batu apung, lava, karet busa, sterofoam
Cair Gas Aerosol Kabut, awan, obat semprot, hair spray
Cair Cair Emulsi
Susu, minyak ikan, saos, santan,
mayonnaise
Cair Padat
Gel (emulsi
padat)
Keju, mentega, selai, agar-agar, semir
padat, mutiara
Padat Gas Aerosol padat Asap, debu dalam udara, buangan knalpot
Padat Cair Sol
Kanji, cat, lem, tinta, lateks, putih telur, sol
emas
Padat Padat Sol Padat
Perunggu, kuningan, kaca berwarna,
permata (gem), baja, panduan logam, intan
hitam
a. Buih/busa
Buih adalah sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair. Zat-zat yang dapat
memecah buih antara lain eter, isoamil dan alkohol. Zat pemecah buis disebut agen antibuih
(de-foaming agent).
Contoh buih : Buih digunakan pada pengolahan bijih logam, pada alat pemadam
kebakaran, kosmetik, dll
b. Aerosol
Aerosol adalah sistem koloid dari partikel padat atau cair yang terdispersi dalam gas.
Jika zat yang terdispersi berupa zat padat disebut aerosol padat. Jika zat terdispersi berupa
zat cair, disebut aerosol cair.
Contoh aerosol padat : Asap, debu dalam udara dan buangan knalpot.
Contoh aerosol cair : Kabut, awan, obat semprot, dan hair spray.
Pada contoh aerosol cair yang obat semprot dan hair spray diperlukan suatu bahan
pendorong (propelan aerosol) untuk menghasilkan aerosol. Contoh bahan pendorong yang
banyak digunakan adalah senyawa klorofluorokarbon (CFC) dan karbon dioksida (CO2).
c. Emulsi
Emulsi adalah sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair lain. Syarat
terjadinya emulsi adalah kedua jenis zat cair itu tidak saling melarutkan. Emulsi digolongkan
ke dalam dua bagian, yaitu emulsi minyak dalam air (M/A) atau emulsi air dalam minyak
(A/M). Dalam hal ini, minyak diartikan sebagai zat cair yang tidak bercampur dengan air.
Contoh emulsi minyak dalam air (M/A) : Santan, susu, dan lateks.
Contoh emulsi air dalam minyak (A/M) : Mayonnaise, minyak bumi, dan minyak ikan.
Emulsi terbentuk karena pengaruh suatu pengemulsi (emulgator).
d. Gel (emulsi padat)
Gel adalah koloid yang setengah kaku (antara padat dan cair).
Contoh gel : Keju, mentega, selai, agar-agar, semir padat, mutiara
e. Sol
Sol adalah sistem koloid yang terbentuk dari partikel zat padat yang terdispersi dalam
zat cair.
Contoh sol : air sungai (sol dari lempeng dalam air), sol sabun, sol detergen, sol kanji, tinta
tulis, dan cat.
D. SIFAT-SIFAT KOLOID
1. Efek Tyndall
Efek Tyndall adalah gejala penghamburan berkas sinar (cahaya) oleh partikel-partikel
koloid yang mengakibatkan tampak jalannya sinar yang melewati koloid. Hal ini disebabkan
karena ukuran molekul koloid yang cukup besar. Efek Tyndall ini ditemukan oleh John
Tyndall (1820-1893), seorang ahli fisika Inggris.
Contoh Efek Tyndall dalam kehidupan sehari-hari:
 Sorot lampu mobil pada malam yang berkabut
 Sorot lampu proyektor dalam gedung bioskop
yang berasap / berdebu
 Langit berwarna biru di siang hari, karena penghamburan
cahaya matahari oleh partikel-partikel N2 dan O2 dalam udara.
 Berkas sinar matahari melalui celah daun pohon-pohon pada pagi hari yang berkabut, dll.
Efek Tyndall tidak sama untuk setiap sinar yang mempunyai panjang gelombang
berbeda. Sinar kuning, misalnya, lebih sedikit dihamburkan. Itulah sebabnya lampu warna
kuning dipakai pada saat berkabut, di mana cahaya kuning lebih dapat menembus kabut dan
terlihat oleh pemakai jalan.
Gambar Efek Tyndall
2. Gerak Brown
Gerak Brown adalah gerakan partikel-partikel koloix yang senantiasa bergerak lurus
tapi tidak menentu (gerak acak/tidak beraturan). Jika diamati di bawah mikroskop ultra,
maka kita akan melihat partikel-partikel tersebut akan bergerak membentuk zig-zag. Gerak
zig-zag partikel koloid ini disebut gerak Brown, karena sesuai dengan nama penemunya
yaitu Robert Brown seorang botanis Skotlandia pada tahun 1827.
Gerak Brown menunjukkan kebenaran teori kinetik molekul yang menyatakan bahwa
molekul-molekul dalam zat cair senantiasa bergerak dan terjadi sebagai akibat tumbukan
yang tidak seimbang dari molekul-molekul medium terhadap partikel koloid. Adanya gerak
brown ini menyebabkan partikel koloid tidak mengendap (stabil).
Gambar Gerak Brown
3. Koloid Bermuatan
a) Elektroforesis
Elektroforesis adalah peristiwa pemisah partikel koloid yang bermuatan dengan
menggunakan arus listrik. Koloid yang bermuatan negatif akan bergerak ke anode
(elektrode positif) sedangkan koloid yang bermuatan positif akan bergerak ke katode
(electrode negatif).
Contoh Elektroforesis:
 Menjadi salah satu cara yang canggih untuk identifikasi DNA dalam rangka
mengidentifikasi korban/pelaku kejahatan.
 Penentuan jenis muatan suatu partikel koloid.
 Pengurangan zat-zat pencemar udara yang dikeluarkan dari cerobong asap pabrik.
 Alat Cotrel, dll.
Gambar Elektroforesis
b) Adsorpsi
Adsorpsi adalah peristiwa penyerapan partikel atau ion atau senyawa lain pada
permukaan partikel koloid yang disebabkan oleh luasnya permukaan partikel. Adsorpsi
harus dibedakan dengan absorpsi yang artinya penyerapan yang terjadi di dalam suatu
partikel. Muatan koloid terjadi karena adsorpsi ion-ion tertentu.
Contoh Adsorpsi:
 Penyembuhan sakit perut oleh serbuk karbon (norit).
 Pewarnaan pada kain.
 Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena permukaannya menyerap ion H+.
 Koloid As2S3 bermuatan negatif karena permukaannya menyerap ion S2, dll.
4. Koagulasi
Koagulasi adalah penggumpalan partikel-partikel koloid dan membentuk endapan.
Dengan terjadinya koagulasi, berarti zat terdispersi tidak lagi membentuk koloid. Koagulasi
dapat terjadi secara fisik seperti pemanasan, pendinginan dan pengadukan atau secara kimia
seperti penambahan elektrolit, pencampuran koloid yang muatannya berlawanan. Makin
besar muatan elektrolit, proses penggumpalan makin efektif.
Contoh Koagulasi:
 Pembentukan delta pada muara sungai.
 Pengolahan karet.
 Proses penjernihan air.
 Penggumpalan darah, dll.
5. Dialisis
Dialisis adalah pemisah koloid dari partikel-partikel (ion, molekul) pengotor yang
dapat mengganggu kestabilan koloid dengan cara mengalirkan cairan yang tercampur
dengan koloid melalui membran semipermeable yang berfungsi sebagai penyaring.
Membran semipermeable ini dapat dilewati cairan tetapi tidak dapat dilewati koloid,
sehingga koloid dan cairan akan terpisah.
Contoh Dialisis:
 Proses kerja ginjal membersihkan darah.
 Proses pencucian darah oleh alat hemodializer.
6. Koloid Liofil dan Koloid Liofob
Koloid yang medium dispersinya cair dibedakan atas koloid liofil dan koloid liofob.
Liofil berarti suka cairan (dari bahasa Yunani: lio = cairan, fil/philia – suka/senang),
jadi koloid liofil apabila terdapat gaya tarik-menarik yang cukup besar antara zat terdispersi
dengan mediumnya. Jika medium dispersi yang dipakai berupa air maka istilahnya adalah
koloid hidrofil. Contoh koloid liofil: kanji, protein, agar-agar, gelatin, detergen, sabun dll.
Sebaliknya Liofob berarti takut cairan (dari bahasa Yunani: lio = cairan, fob/phobia =
takut/benci), jadi koloid liofob jika ada gaya tarik-menarik tersebut tidak ada atau sangat
lemah. Jika medium dispersi yang dipakai berupa air maka istilahnya adalah koloid
hidrofob. Contoh koloid liofob: susu, mayonnaise, sol sulfida, sol belerang, sol Fe(OH)3,
sol-sol logam, dll.
Perbedaan antara koloid liofil dan liofob dapat dilihat pada tabel berikut:
KOLOID LIOFIL KOLOID LIOFOB
 Mengadsorpsi mediumnya.  Tidak mengadsorpsi mediumnya.
 Stabil, tidak perlu stabilizer.  Kurang stabil, perlu ditambah
stabilizer.
 Mudah dibuat, cukup dengan
pengadukan/pemanasan.
 Sukar dibuat, memerlukan metode
khusus.
 Digumpalkan dengan penambahan
elektrolit yang banyak.
 Mudah digumpalkan dengan hanya
penambahan sedikit elektrolit.
 Koloid bersifat reversible.  Koloid bersifat irreversible.
 Efek Tyndall terlihat samar, karena
partikel lebih halus.
 Efek Tyndall terlihat jelas, karena
partikel lebih jelas.
 Gerak Brown cepat.  Gerak Brown lambat.
 Fase terdispersi pada umumnya zat
organik.
 Fase terdispersi pada umumnya zat
anorganik.
 Beberapa sol liofil dapat diubah menjadi
gel.
 Tidak ada sol liofob yang dapat
diubah menjadi gel.
E. PEMBUATAN SISTEM KOLOID
Oleh karena ukuran partikel koloid terletak di antara partikel suspensi dan partikel
larutan, maka terdapat dua cara pembuatan sistem koloid, yaitu cara dispersi dan cara
kondensasi.
I. Cara Dispersi
Pada prinsipnya adalah mendapatkan partikel koloid dengan menghaluskan partikel kasar
(suspensi) :
 Cara Kimia (Peptisasi)
Cara peptisasi adalah pembuatan koloid dari butir-butir kasar atau dari suatu
endapan dengan bantuan suatu zat pemeptisasi (pemecah). Zat pemeptisasi
memecahkan butir-butir kasar menjadi butir-butir koloid. Istilah peptisasi dikaitkan
dengan peptonisasi, yaitu pemecahan protein (polipeptida) yang dikatalis oleh enzim
pepsin.
Contoh : Agar-agar dipeptisasi oleh air, nitroselulosa oleh aseton, karet oleh bensin,
dan lain-lain. Endapan NiS dipeptisasi oleh H2S dan endapan Al(OH)3 oleh
AlCl3.
 Cara Mekanik
Cara mekanik adalah cara dengan digiling sampai diperoleh tingkat kehalusan
tertentu, kemudian diaduk dengan medium dispersi.
Contoh : Sol belerang dapat dibuat dengan menggerus serbuk belerang bersama-sama
dengan suatu zat inert (seperti gula pasir), kemudian mencampurkan serbuk
halus itu dengan air.
 Elektrodispersi (Cara Busur Bredig)
Cara busuur Bredig digunakan untuk membuat sol-sol logam. Logam yang akan
dijadikan koloid digunakan sebagai electrode yang dicelupkan ke dalam medium
disperse kemudian diberi loncatan listrik di antara kedua ujungnya. Mula-mula atom-
atom logam akan terlempar ke dalam air, lalu atom-atom tersebut mengalami
kondensasi sehingga membentuk partikel koloid. Jadi, cara busur ini merupakan
gabungan cara disperse dan cara kondensasi.
The King
II. Cara Kondensasi
Pada prinsipnya partikel larutan sejati (molekul atau ion) bergabung menjadi partikel
koloid.
 Cara Fisika
Dengan cara Pendinginan, Pergantian larut, Pengembunan.
 Cara Kimia
1) Dekomposisi rangkap/pengendapan
Contoh : sol As2S3 dapat dibuat dari reaksi antara larutan H3AsO3 dengan larutan
H2S
2H3AsO3(aq) + 3H2S(aq)  As2S3(koloid) + 6H2O(l)
2) Reaksi Hidrolisis
Reaksi Hidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air.
Contoh : Pembuatan sol Fe(OH)3 dari hidrolisis FeCl3. Apabila ke dalam air
mendidih ditambahkan larutan FeCl3, akan terbentuksol Fe(OH)3.
FeCl3 (aq) + 3H2O (l)  Fe(OH)3 (koloid) + 3HCl (s)
Dispenser PePi Digiling Bu Bredig
3) Reaksi Redoks
Reaksi redoks adalah reaksi yang disertai perubahan bilangan oksidasi.
Contoh : Pembuatan sol belerang dari reaksi antara hydrogen sulfida (H2S) dengan
belerang dioksidasi (SO2), yaitu dengan mengalirkan gas H2S ke dalam
larutan SO2.
2H2S (g) + SO2 (aq)  2H2O (koloid) + 3S (s)
The King
Kondefika : dingin, larut, embun
Kondemia : dikompres air redoks
Dispersi  reaktan (s)
Kondensasi  reaktran (aq), (l), (g)
Daftar Pustaka
http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_koloid
Purba, Michael dan Sunardi.2012.KIMIA 2 untuk SMA/MA Kelas XI.Jakarta:Penerbit
Erlangga.
Ganesha Operation.2013.Revolusi Belajar Koding XI IPA-Semester II.Bandung:

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Koloid
KoloidKoloid
Koloid
efanda
 

La actualidad más candente (19)

Sistem Koloid
Sistem KoloidSistem Koloid
Sistem Koloid
 
Sistem koloid (2)
Sistem koloid (2)Sistem koloid (2)
Sistem koloid (2)
 
Koloid
KoloidKoloid
Koloid
 
Koloid
KoloidKoloid
Koloid
 
Handout kimia
Handout kimiaHandout kimia
Handout kimia
 
Koloid
KoloidKoloid
Koloid
 
Sistem koloid
Sistem koloidSistem koloid
Sistem koloid
 
Koloid
KoloidKoloid
Koloid
 
PPT Kimia: Koloid
PPT Kimia: KoloidPPT Kimia: Koloid
PPT Kimia: Koloid
 
SISTEM KOLOID SMA
SISTEM KOLOID SMASISTEM KOLOID SMA
SISTEM KOLOID SMA
 
Koloid
Koloid Koloid
Koloid
 
Sistem Koloid (Pelajaran Kimia kelas XI Kurikulum K-13)
Sistem Koloid (Pelajaran Kimia kelas XI Kurikulum K-13)Sistem Koloid (Pelajaran Kimia kelas XI Kurikulum K-13)
Sistem Koloid (Pelajaran Kimia kelas XI Kurikulum K-13)
 
Ppt koloid(dewi,ain,miftah)
Ppt koloid(dewi,ain,miftah)Ppt koloid(dewi,ain,miftah)
Ppt koloid(dewi,ain,miftah)
 
Sifat & pembuatan koloid
Sifat & pembuatan koloidSifat & pembuatan koloid
Sifat & pembuatan koloid
 
Koloid adi idam
Koloid adi idamKoloid adi idam
Koloid adi idam
 
Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantar
 
Koloid
KoloidKoloid
Koloid
 
Kimia - Sistem Koloid
Kimia - Sistem KoloidKimia - Sistem Koloid
Kimia - Sistem Koloid
 
koloid
 koloid koloid
koloid
 

Destacado (6)

Sistem koloid
Sistem koloidSistem koloid
Sistem koloid
 
Ppt sistem koloid
Ppt sistem koloidPpt sistem koloid
Ppt sistem koloid
 
Sistem Koloid Presentation
Sistem Koloid PresentationSistem Koloid Presentation
Sistem Koloid Presentation
 
Power point koloid
Power point koloidPower point koloid
Power point koloid
 
Sistem koloid powerpoint
Sistem koloid powerpointSistem koloid powerpoint
Sistem koloid powerpoint
 
Presentasi Kimia Koloid
Presentasi Kimia KoloidPresentasi Kimia Koloid
Presentasi Kimia Koloid
 

Similar a Koloid

Kimia Kelas 11 - 17. KOLOID.pdf
Kimia Kelas 11 - 17. KOLOID.pdfKimia Kelas 11 - 17. KOLOID.pdf
Kimia Kelas 11 - 17. KOLOID.pdf
azzamazmya02
 
Koloid (kimia) wafa' mufidah xii ipa 2
Koloid (kimia) wafa' mufidah xii ipa 2Koloid (kimia) wafa' mufidah xii ipa 2
Koloid (kimia) wafa' mufidah xii ipa 2
Paarief Udin
 
Koloid (kimia) wafa' mufidah xii ipa 2
Koloid (kimia) wafa' mufidah xii ipa 2Koloid (kimia) wafa' mufidah xii ipa 2
Koloid (kimia) wafa' mufidah xii ipa 2
Paarief Udin
 
Makalah sistem koloid (cutnyak)
Makalah sistem koloid (cutnyak)Makalah sistem koloid (cutnyak)
Makalah sistem koloid (cutnyak)
Tjoetnyak Izzatie
 

Similar a Koloid (20)

Jumran
JumranJumran
Jumran
 
Makalah koloid sma negeri 2 raha
Makalah koloid sma negeri 2 rahaMakalah koloid sma negeri 2 raha
Makalah koloid sma negeri 2 raha
 
Kimia Kelas 11 - 17. KOLOID.pdf
Kimia Kelas 11 - 17. KOLOID.pdfKimia Kelas 11 - 17. KOLOID.pdf
Kimia Kelas 11 - 17. KOLOID.pdf
 
Sistem koloid okho
Sistem koloid okhoSistem koloid okho
Sistem koloid okho
 
Sistem koloid okho
Sistem koloid okhoSistem koloid okho
Sistem koloid okho
 
Sistem koloid okho
Sistem koloid okhoSistem koloid okho
Sistem koloid okho
 
Koloid (kimia) wafa' mufidah xii ipa 2
Koloid (kimia) wafa' mufidah xii ipa 2Koloid (kimia) wafa' mufidah xii ipa 2
Koloid (kimia) wafa' mufidah xii ipa 2
 
Koloid
KoloidKoloid
Koloid
 
Koloid
KoloidKoloid
Koloid
 
Makalah koloid3
Makalah koloid3Makalah koloid3
Makalah koloid3
 
Koloid (kimia) wafa' mufidah xii ipa 2
Koloid (kimia) wafa' mufidah xii ipa 2Koloid (kimia) wafa' mufidah xii ipa 2
Koloid (kimia) wafa' mufidah xii ipa 2
 
Sistem koloid
Sistem koloidSistem koloid
Sistem koloid
 
Sistem Koloid SMAN 81 Jakarta
Sistem Koloid SMAN 81 JakartaSistem Koloid SMAN 81 Jakarta
Sistem Koloid SMAN 81 Jakarta
 
Kimia Sistem Koloid
Kimia Sistem KoloidKimia Sistem Koloid
Kimia Sistem Koloid
 
Makalah sistem koloid (cutnyak)
Makalah sistem koloid (cutnyak)Makalah sistem koloid (cutnyak)
Makalah sistem koloid (cutnyak)
 
Koloid kimia
Koloid kimiaKoloid kimia
Koloid kimia
 
Makalah koloid3
Makalah koloid3Makalah koloid3
Makalah koloid3
 
Makalah koloid sma 1 raha
Makalah koloid sma 1 rahaMakalah koloid sma 1 raha
Makalah koloid sma 1 raha
 
Tugas ulfaaaa
Tugas ulfaaaaTugas ulfaaaa
Tugas ulfaaaa
 
Makalah koloid3
Makalah koloid3Makalah koloid3
Makalah koloid3
 

Más de Angga Oktyashari

Laporan Praktikum Biji Kacang Hijau Pengaruh Cahaya
Laporan Praktikum Biji Kacang Hijau Pengaruh CahayaLaporan Praktikum Biji Kacang Hijau Pengaruh Cahaya
Laporan Praktikum Biji Kacang Hijau Pengaruh Cahaya
Angga Oktyashari
 
Praktikum Biji Kacang Hijau
Praktikum Biji Kacang HijauPraktikum Biji Kacang Hijau
Praktikum Biji Kacang Hijau
Angga Oktyashari
 

Más de Angga Oktyashari (11)

Boiler
BoilerBoiler
Boiler
 
Ikatan kimia dan struktur molekul
Ikatan kimia dan struktur molekulIkatan kimia dan struktur molekul
Ikatan kimia dan struktur molekul
 
Alkil halida
Alkil halidaAlkil halida
Alkil halida
 
Makalah ikatan kimia dan struktur molekul
Makalah ikatan kimia dan struktur molekulMakalah ikatan kimia dan struktur molekul
Makalah ikatan kimia dan struktur molekul
 
Makalah Teori Sel dan Komponen Kimiawi Sel
Makalah Teori Sel dan Komponen Kimiawi SelMakalah Teori Sel dan Komponen Kimiawi Sel
Makalah Teori Sel dan Komponen Kimiawi Sel
 
Tradisi kirab suran mbah demang
Tradisi kirab suran mbah demangTradisi kirab suran mbah demang
Tradisi kirab suran mbah demang
 
Laporan Praktikum Biji Kacang Hijau Pengaruh Cahaya
Laporan Praktikum Biji Kacang Hijau Pengaruh CahayaLaporan Praktikum Biji Kacang Hijau Pengaruh Cahaya
Laporan Praktikum Biji Kacang Hijau Pengaruh Cahaya
 
Praktikum Biji Kacang Hijau
Praktikum Biji Kacang HijauPraktikum Biji Kacang Hijau
Praktikum Biji Kacang Hijau
 
Khasiat Buah Manggis
Khasiat Buah ManggisKhasiat Buah Manggis
Khasiat Buah Manggis
 
Tugas geografi "Awan"
Tugas geografi "Awan"Tugas geografi "Awan"
Tugas geografi "Awan"
 
Proposal investasi usaha
Proposal investasi usahaProposal investasi usaha
Proposal investasi usaha
 

Último

Último (20)

power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 

Koloid

  • 1. Disusun Guna Memenuhi Sebagian Tugas Akhir Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014 Oleh : 1. Angga Bohr Oktyashari (01/IPA 2) 2. Deasy Bohr Ayu Pradini (05/IPA 2) DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN SLEMAN SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 GAMPING Alamat : Tegalyoso, Banyuraden, Gamping, Sleman, Yogyakarta 55293, Telp. (0274) 626345 Website : www.sman1gamping.sch.id; Email : smangamping@gmail.com 2014
  • 2. A. PENGERTIAN KOLOID Koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya antara larutan dan suspensi. Koloid merupakan sistem heterogen, dimana suatu zat “didispersikan” ke dalam suatu media yang homogen. Ukuran zat yang didispersikan berkisar dari satu nanometer (nm) sampai satu mikrometer (µm). Koloid mempunyai sifat yang stabil, dua fase, larutan keruh, tidak dapat disaring kecuali dengan penyaring ultra, diantara homogen dan heterogen. B. PERBEDAAN KOLOID, LARUTAN SEJATI, SUSPENSI Larutan Sejati (Dispersi molekuler) Koloid (Dispersi koloid) Suspensi (Dispersi kasar) Contoh: Larutan gula dalam air Contoh: Campuran susu dengan air Contoh: Campuran tepung terigu dengan air 1) Homogen, tak dapat dibedakan walaupun menggunakan mikroskop ultra 1) Secara makroskopis bersifat homogen tetapi heterogen jika diamati dengan mikroskop ultra 1) Heterogen 2) Semua partikelnya berdimensi (panjang, lebar atau tebal) kurang dari 1nm 2) Partikelnya berdimensi antara 1nm sampai 100nm 2) Salah satu atau semua dimensi partikelnya lebih besar dari 100nm 3) Satu fase 3) Dua fase 3) Dua fase 4) Stabil 4) Pada umumnya stabil 4) Tidak stabil 5) Tidak dapat disaring 5) Tidak dapat disaring kecuali dengan penyaring ultra 5) Dapat disaring 6) Jernih 6) Keruh 6) keruh
  • 3. C. JENIS-JENIS KOLOID Ditinjau dari fase terdispersi dan fase pendispersinya, sistem koloid dapat digolongkan menjadi delapan jenis, seperti terlihat pada tabel berikut: Fase Terdispersi Fase Pendispersi Sistem Koloid Contoh Gas Cair Buih/Busa Busa sabun, ombak, lime, cream kocok (whipped cream) Gas Padat Busa Padat Batu apung, lava, karet busa, sterofoam Cair Gas Aerosol Kabut, awan, obat semprot, hair spray Cair Cair Emulsi Susu, minyak ikan, saos, santan, mayonnaise Cair Padat Gel (emulsi padat) Keju, mentega, selai, agar-agar, semir padat, mutiara Padat Gas Aerosol padat Asap, debu dalam udara, buangan knalpot Padat Cair Sol Kanji, cat, lem, tinta, lateks, putih telur, sol emas Padat Padat Sol Padat Perunggu, kuningan, kaca berwarna, permata (gem), baja, panduan logam, intan hitam a. Buih/busa Buih adalah sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair. Zat-zat yang dapat memecah buih antara lain eter, isoamil dan alkohol. Zat pemecah buis disebut agen antibuih (de-foaming agent). Contoh buih : Buih digunakan pada pengolahan bijih logam, pada alat pemadam kebakaran, kosmetik, dll
  • 4. b. Aerosol Aerosol adalah sistem koloid dari partikel padat atau cair yang terdispersi dalam gas. Jika zat yang terdispersi berupa zat padat disebut aerosol padat. Jika zat terdispersi berupa zat cair, disebut aerosol cair. Contoh aerosol padat : Asap, debu dalam udara dan buangan knalpot. Contoh aerosol cair : Kabut, awan, obat semprot, dan hair spray. Pada contoh aerosol cair yang obat semprot dan hair spray diperlukan suatu bahan pendorong (propelan aerosol) untuk menghasilkan aerosol. Contoh bahan pendorong yang banyak digunakan adalah senyawa klorofluorokarbon (CFC) dan karbon dioksida (CO2). c. Emulsi Emulsi adalah sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair lain. Syarat terjadinya emulsi adalah kedua jenis zat cair itu tidak saling melarutkan. Emulsi digolongkan ke dalam dua bagian, yaitu emulsi minyak dalam air (M/A) atau emulsi air dalam minyak (A/M). Dalam hal ini, minyak diartikan sebagai zat cair yang tidak bercampur dengan air. Contoh emulsi minyak dalam air (M/A) : Santan, susu, dan lateks. Contoh emulsi air dalam minyak (A/M) : Mayonnaise, minyak bumi, dan minyak ikan. Emulsi terbentuk karena pengaruh suatu pengemulsi (emulgator). d. Gel (emulsi padat) Gel adalah koloid yang setengah kaku (antara padat dan cair). Contoh gel : Keju, mentega, selai, agar-agar, semir padat, mutiara
  • 5. e. Sol Sol adalah sistem koloid yang terbentuk dari partikel zat padat yang terdispersi dalam zat cair. Contoh sol : air sungai (sol dari lempeng dalam air), sol sabun, sol detergen, sol kanji, tinta tulis, dan cat. D. SIFAT-SIFAT KOLOID 1. Efek Tyndall Efek Tyndall adalah gejala penghamburan berkas sinar (cahaya) oleh partikel-partikel koloid yang mengakibatkan tampak jalannya sinar yang melewati koloid. Hal ini disebabkan karena ukuran molekul koloid yang cukup besar. Efek Tyndall ini ditemukan oleh John Tyndall (1820-1893), seorang ahli fisika Inggris. Contoh Efek Tyndall dalam kehidupan sehari-hari:  Sorot lampu mobil pada malam yang berkabut  Sorot lampu proyektor dalam gedung bioskop yang berasap / berdebu  Langit berwarna biru di siang hari, karena penghamburan cahaya matahari oleh partikel-partikel N2 dan O2 dalam udara.  Berkas sinar matahari melalui celah daun pohon-pohon pada pagi hari yang berkabut, dll. Efek Tyndall tidak sama untuk setiap sinar yang mempunyai panjang gelombang berbeda. Sinar kuning, misalnya, lebih sedikit dihamburkan. Itulah sebabnya lampu warna kuning dipakai pada saat berkabut, di mana cahaya kuning lebih dapat menembus kabut dan terlihat oleh pemakai jalan. Gambar Efek Tyndall
  • 6. 2. Gerak Brown Gerak Brown adalah gerakan partikel-partikel koloix yang senantiasa bergerak lurus tapi tidak menentu (gerak acak/tidak beraturan). Jika diamati di bawah mikroskop ultra, maka kita akan melihat partikel-partikel tersebut akan bergerak membentuk zig-zag. Gerak zig-zag partikel koloid ini disebut gerak Brown, karena sesuai dengan nama penemunya yaitu Robert Brown seorang botanis Skotlandia pada tahun 1827. Gerak Brown menunjukkan kebenaran teori kinetik molekul yang menyatakan bahwa molekul-molekul dalam zat cair senantiasa bergerak dan terjadi sebagai akibat tumbukan yang tidak seimbang dari molekul-molekul medium terhadap partikel koloid. Adanya gerak brown ini menyebabkan partikel koloid tidak mengendap (stabil). Gambar Gerak Brown 3. Koloid Bermuatan a) Elektroforesis Elektroforesis adalah peristiwa pemisah partikel koloid yang bermuatan dengan menggunakan arus listrik. Koloid yang bermuatan negatif akan bergerak ke anode (elektrode positif) sedangkan koloid yang bermuatan positif akan bergerak ke katode (electrode negatif). Contoh Elektroforesis:  Menjadi salah satu cara yang canggih untuk identifikasi DNA dalam rangka mengidentifikasi korban/pelaku kejahatan.  Penentuan jenis muatan suatu partikel koloid.
  • 7.  Pengurangan zat-zat pencemar udara yang dikeluarkan dari cerobong asap pabrik.  Alat Cotrel, dll. Gambar Elektroforesis b) Adsorpsi Adsorpsi adalah peristiwa penyerapan partikel atau ion atau senyawa lain pada permukaan partikel koloid yang disebabkan oleh luasnya permukaan partikel. Adsorpsi harus dibedakan dengan absorpsi yang artinya penyerapan yang terjadi di dalam suatu partikel. Muatan koloid terjadi karena adsorpsi ion-ion tertentu. Contoh Adsorpsi:  Penyembuhan sakit perut oleh serbuk karbon (norit).  Pewarnaan pada kain.  Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena permukaannya menyerap ion H+.  Koloid As2S3 bermuatan negatif karena permukaannya menyerap ion S2, dll.
  • 8. 4. Koagulasi Koagulasi adalah penggumpalan partikel-partikel koloid dan membentuk endapan. Dengan terjadinya koagulasi, berarti zat terdispersi tidak lagi membentuk koloid. Koagulasi dapat terjadi secara fisik seperti pemanasan, pendinginan dan pengadukan atau secara kimia seperti penambahan elektrolit, pencampuran koloid yang muatannya berlawanan. Makin besar muatan elektrolit, proses penggumpalan makin efektif. Contoh Koagulasi:  Pembentukan delta pada muara sungai.  Pengolahan karet.  Proses penjernihan air.  Penggumpalan darah, dll. 5. Dialisis Dialisis adalah pemisah koloid dari partikel-partikel (ion, molekul) pengotor yang dapat mengganggu kestabilan koloid dengan cara mengalirkan cairan yang tercampur dengan koloid melalui membran semipermeable yang berfungsi sebagai penyaring. Membran semipermeable ini dapat dilewati cairan tetapi tidak dapat dilewati koloid, sehingga koloid dan cairan akan terpisah. Contoh Dialisis:  Proses kerja ginjal membersihkan darah.  Proses pencucian darah oleh alat hemodializer.
  • 9. 6. Koloid Liofil dan Koloid Liofob Koloid yang medium dispersinya cair dibedakan atas koloid liofil dan koloid liofob. Liofil berarti suka cairan (dari bahasa Yunani: lio = cairan, fil/philia – suka/senang), jadi koloid liofil apabila terdapat gaya tarik-menarik yang cukup besar antara zat terdispersi dengan mediumnya. Jika medium dispersi yang dipakai berupa air maka istilahnya adalah koloid hidrofil. Contoh koloid liofil: kanji, protein, agar-agar, gelatin, detergen, sabun dll. Sebaliknya Liofob berarti takut cairan (dari bahasa Yunani: lio = cairan, fob/phobia = takut/benci), jadi koloid liofob jika ada gaya tarik-menarik tersebut tidak ada atau sangat lemah. Jika medium dispersi yang dipakai berupa air maka istilahnya adalah koloid hidrofob. Contoh koloid liofob: susu, mayonnaise, sol sulfida, sol belerang, sol Fe(OH)3, sol-sol logam, dll. Perbedaan antara koloid liofil dan liofob dapat dilihat pada tabel berikut: KOLOID LIOFIL KOLOID LIOFOB  Mengadsorpsi mediumnya.  Tidak mengadsorpsi mediumnya.  Stabil, tidak perlu stabilizer.  Kurang stabil, perlu ditambah stabilizer.  Mudah dibuat, cukup dengan pengadukan/pemanasan.  Sukar dibuat, memerlukan metode khusus.  Digumpalkan dengan penambahan elektrolit yang banyak.  Mudah digumpalkan dengan hanya penambahan sedikit elektrolit.  Koloid bersifat reversible.  Koloid bersifat irreversible.  Efek Tyndall terlihat samar, karena partikel lebih halus.  Efek Tyndall terlihat jelas, karena partikel lebih jelas.  Gerak Brown cepat.  Gerak Brown lambat.  Fase terdispersi pada umumnya zat organik.  Fase terdispersi pada umumnya zat anorganik.  Beberapa sol liofil dapat diubah menjadi gel.  Tidak ada sol liofob yang dapat diubah menjadi gel.
  • 10. E. PEMBUATAN SISTEM KOLOID Oleh karena ukuran partikel koloid terletak di antara partikel suspensi dan partikel larutan, maka terdapat dua cara pembuatan sistem koloid, yaitu cara dispersi dan cara kondensasi. I. Cara Dispersi Pada prinsipnya adalah mendapatkan partikel koloid dengan menghaluskan partikel kasar (suspensi) :  Cara Kimia (Peptisasi) Cara peptisasi adalah pembuatan koloid dari butir-butir kasar atau dari suatu endapan dengan bantuan suatu zat pemeptisasi (pemecah). Zat pemeptisasi memecahkan butir-butir kasar menjadi butir-butir koloid. Istilah peptisasi dikaitkan dengan peptonisasi, yaitu pemecahan protein (polipeptida) yang dikatalis oleh enzim pepsin. Contoh : Agar-agar dipeptisasi oleh air, nitroselulosa oleh aseton, karet oleh bensin, dan lain-lain. Endapan NiS dipeptisasi oleh H2S dan endapan Al(OH)3 oleh AlCl3.  Cara Mekanik Cara mekanik adalah cara dengan digiling sampai diperoleh tingkat kehalusan tertentu, kemudian diaduk dengan medium dispersi. Contoh : Sol belerang dapat dibuat dengan menggerus serbuk belerang bersama-sama dengan suatu zat inert (seperti gula pasir), kemudian mencampurkan serbuk halus itu dengan air.
  • 11.  Elektrodispersi (Cara Busur Bredig) Cara busuur Bredig digunakan untuk membuat sol-sol logam. Logam yang akan dijadikan koloid digunakan sebagai electrode yang dicelupkan ke dalam medium disperse kemudian diberi loncatan listrik di antara kedua ujungnya. Mula-mula atom- atom logam akan terlempar ke dalam air, lalu atom-atom tersebut mengalami kondensasi sehingga membentuk partikel koloid. Jadi, cara busur ini merupakan gabungan cara disperse dan cara kondensasi. The King II. Cara Kondensasi Pada prinsipnya partikel larutan sejati (molekul atau ion) bergabung menjadi partikel koloid.  Cara Fisika Dengan cara Pendinginan, Pergantian larut, Pengembunan.  Cara Kimia 1) Dekomposisi rangkap/pengendapan Contoh : sol As2S3 dapat dibuat dari reaksi antara larutan H3AsO3 dengan larutan H2S 2H3AsO3(aq) + 3H2S(aq)  As2S3(koloid) + 6H2O(l) 2) Reaksi Hidrolisis Reaksi Hidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air. Contoh : Pembuatan sol Fe(OH)3 dari hidrolisis FeCl3. Apabila ke dalam air mendidih ditambahkan larutan FeCl3, akan terbentuksol Fe(OH)3. FeCl3 (aq) + 3H2O (l)  Fe(OH)3 (koloid) + 3HCl (s) Dispenser PePi Digiling Bu Bredig
  • 12. 3) Reaksi Redoks Reaksi redoks adalah reaksi yang disertai perubahan bilangan oksidasi. Contoh : Pembuatan sol belerang dari reaksi antara hydrogen sulfida (H2S) dengan belerang dioksidasi (SO2), yaitu dengan mengalirkan gas H2S ke dalam larutan SO2. 2H2S (g) + SO2 (aq)  2H2O (koloid) + 3S (s) The King Kondefika : dingin, larut, embun Kondemia : dikompres air redoks Dispersi  reaktan (s) Kondensasi  reaktran (aq), (l), (g)
  • 13. Daftar Pustaka http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_koloid Purba, Michael dan Sunardi.2012.KIMIA 2 untuk SMA/MA Kelas XI.Jakarta:Penerbit Erlangga. Ganesha Operation.2013.Revolusi Belajar Koding XI IPA-Semester II.Bandung: