SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 20
K E S IA P A N K A B . / K O TA D A L A M
 K O M P E T IS I A N TA R D A E R A H
    D I B ID A N G P E L A YA N A N
               P U B L IK


  P U S A T K A J IA N D A N
   P E N D ID IK A N D A N
P E L A T IH A N A P A R A T U R
                III
L E M B A G A A D M IN IS T R A S I
LATAR

           BELAKANG
    UU No.32 Tahun 2004 menyatakan bahwa,
    “Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang bersifat
    wajib yang berpedoman ada standar pelayanan minimal
    dilaksanakan secara bertahap dan ditetapkan oleh
    pemerintah”
   Pelayanan publik yang dikelola oleh pemerintah secara
    hierarkis cenderung bercirikan “over bureaucratic,
    bloated, wasteful dan under performing”
   Ditetapkannya Instruksi Presiden No 5 Tahun 2004
    tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi
PERUMUSAN MASALAH
   Masih relatif rendahnya kualitas pelayanan publik di
    era otonomi daerah, baik yang bersumber dari kinerja
    internal unit pelayanan (prosedur, SDM, sarana
    pelayanan, dsb) yang belum optimal, sehingga
    menghasilkan tingkat kepuasan masyarakat (IKM)
    yang rendah pula.
   Masih kurangnya kesungguhan pemerintah daerah
    dalam menetapkan program yang secara sistematis
    ditujukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan
    dalam rangka peningkatan kepuasan masyarakat
Lanjutan



   Masih relatif rendahnya kemampuan
    bersaing (competitiveness) pemerintah
    daerah yang didukung oleh komitmen
    yang kuat, kreativitas, inovasi, dan
    terobosan dari unsur pimpinan daerah
TU J U AN
   Mengidentifikasi berbagai program
    peningkatan kualitas pelayanan publik dan
    kepuasan masyarakat di beberapa
    kabupaten/kota di wilayah Kalimantan
   Mengidentifikasi tingkat kesiapan
    pemerintah kabupaten/kota dalam
    kompetisi antar daerah di bidang pelayanan
   Mengidentifikasi berbagai kebutuhan
    kebijakan dalam rangka mengakselerasi
    peningkatan kualitas pelayanan publik di
    masa yang akan datang
LA N D A S A N
            TE O R I
  Kompetisi berarti persaingan yang diciptakan untuk saling
  mengasah keunggulan guna mencapai kemenangan
  (keunggulan bersaing), dalam pelayanan publik kompetisi
  antar daerah diharapkan akan menjadi faktor pendorong guna
  memotivasi dan meningkatkan kinerja unit pelayanan tersebut.
 Persaingan/kompetisi mempunyai beberapa fungsi positif,
  yaitu :
   – Persaingan merupakan pendorong yang positif bagi daerah
       untuk terus-menerus mencapai tahap-tahap kemajuan
      yang makin tinggi
   – persaingan daerah didorong untuk memusatkan perhatian
      dan pikiran, tenaga dan sarana untuk mencapai hasil yang
      lebih baik daripada hasil yang dicapai kini, bahkan hasil
      terbaik di antara daerah-daerah lain.
   – Semangat persaingan mendorong daerah untuk membuat
      penemuan-penemuan baru yang mengungguli penemuan
      daerah lain.
PENILAIAN KESIAPAN KAB./KOTA
DALAM KOMPETISI PELAYANAN

     S KOR       K R IT E R IA
                  T id a k
  0 – 2 0 0
     2 0 1 -     KS rap g
                   u ia n
      4 0 0       CSu ia u p
                       k p
  4 0 1 -6 0 0
                   S ia p
  6 0 1 -8 0 0     S ia p
  8 0 1 -1 0 0   S a ng a t
        0          S ia p
H A S IL D A N
     P EM B AH AS AN
   Banyaknya kab./kota di wilayah Kalimantan
    yang meupakan hasil pemekaran pada era
    otonomi daerah serta didukung oleh topografi
    yang berbukit menyebabkan masih minimnya
    infrastruktur dan sarana dan prasarana
    penunjang penyelenggaraan pelayanan publik.
   skor penilaian terhadap daerah-daerah yang
    menjadi lokus penelitian secara rata-rata di
    bawah 400 yang masuk pada level
    “K u r a n g     S ia p ”. Kondisi masing-
    masing indikator adalah sebagai berikut:
Lanjutan
KEBIJAKAN DEREGULASI DAN DEBIROKRATISASI

   Jenis pelayanan yang mekanismenya disederhanakan
    masih sedikit ditemukan
   Pelayanan pada beberapa daerah masih dilakukan oleh
    unit sektoral, dalam artian masih sedikit daerah yang
    membentuk UPT. Bahkan ada yang telah membentuk
    UPT akan tetapi mekanisme kerjanya malahan
    memperpanjang birokrasi pelayanan
   Pada umumnya unit pelayanan belum berani
    menerapkan janji pelayanan dikarenakan akan
    berimplikasi pada sistem punishment pada
    penyelenggaran pelayanan.
   Standar pelayanan pada umumnya sudah ditetapkan,
    hanya saja kepastian terhadap pelaksanaan mekanisme
    pelayanan tidak bersifat tegas.
K e b ija k a n P e n in g k a t a n
     P a r t is ip a s i M a s y a r a k a t
 Kebijakan partisipasi masyarakat dalam
  penyelenggaraan pelayanan publik masih
  jarang ditemukan di wilayah
  Kalimantan.
 Lembaga ombudsman pada umumnya
  belum dibentuk di tingkat
  kabupaten/kota, pada tingkat
  pemerintahan provinsi pun kelembagaan
  ini belum dibentuk di seluruh provinsi di
  Kalimantan
Kebijakan Penghargaan dan Sanksi
   Penghargaan di daerah pada umumnya
    diberikan secara menyeluruh kepada
    semua aparatur daerah, sedangkan
    penghargaan khusus kepada petugas
    pada unit pelayanan publik belum
    diterapkan, demikian juga dengan
    penerapan sanksi.
KORPORATISASI TERHADAP
        UNIT PELAYANAN
 Upaya Korporatisasi Unit Pelayanan
  dengan swasta dan LSM belum terlihat
  diterapkan oleh pemerintah kab./kota di
  Kalimantan.
 Pembentukan BUMD di kab./kota masih
  berorientasi pada provit, belum
  berorientasi pada upaya peningkatan
  pelayanan publik.
Pengembangan Manajemen Pelayanan
   Survei kepuasan masyarakat sebagai alat untuk
    memperbaiki kaulitas pelayanan pada umumnya telah
    dilaksanakan oleh unit pelayanan di kalimantan, akan
    tetapi sebaian besar tidak ditindaklanjuti dalam
    bentuk nyata untuk memperbaiki kinerja pelayanan,
    hanya dibiarkan menjadi dokumen saja.
   Penerapan pelayanan jemput bola, pada umumnya
    hanya diterapkan bidang kesehatan yang merupakan
    pelayanan mendasar yaitu dengan adanya puskesmas
    keliling, sedangkan dalam sektor lain sulit dijumpai.
Kebijakan Peningkatan
    Profesionalisme Pejabat/Pegawai
   Jabatan struktural masih menjadi incaran aparat
    didaerah,    upaya     pemerintah   daerah     untuk
    mengarahkan aparatnya memilih jabatan fungsional
    masih kurang serta tidak adanya jaminan/insentif yang
    layak bagi pejabat fungsional.
   Alokasi anggaran untuk peningkatan pelayanan publik
    secara umum maih sangat minim, terkadang dalam
    Rekening daerah banyak yang masuk dalam bidang
    pelayanan publik akan tetapi anggaran yang benar-
    benar sampai kepada masyarakat sangatlah sedikit.
   Pengikutsertaan pejabat/pegawai untuk mengikuti
    diklat teknis/fungsional tidak direncanakan secara
    matang berdasarkan analisis kebutuhan diklat, akan
    tetapi pada umumnya menunggu tawaran dari instansi
    penyelenggara diklat.
Kebijakan Pembangunan
    Kemasyarakatn dan Kesejahteraan
   Penarapan wajib belajar 9 tahun bahkan 12 tahun
    sudah banyak diterapkan oleh pemerintah daerah
    kab./kota di wilayah kalimantan, disamping itu dengan
    adanya BOS setidaknya telah meringankan beban
    orang tua dalam membiayai endidikan anaknya.
   Masih sangat sedikit ditemukan daerah di Kalimantan
    yang membebaskan biaya berobat di luar ASKES,
    ASKES masih diandalkan oleh masyarakat kurang
    mampu untuk meringankan beban mereka dalam
    menjaga kesehatan.
   Banyak daerah yang telah berupaya mengalokasikan
    anggaran dalam bidang pendidikan sebesar 20 %
    seagaimana yang diamantkan oleh UUD, akan tetapi
    peruntukannya      sebagian   besar    masih     untu
    pembangunan fisik.
Kebijakan Pembangunan e-govt
   Secara umum daerah-daerah di Kalimantan tidak
    memiliki peraturan perundang-undangan mengenai
    penerapan e-govt, namun sebagian besar wilayah di
    Kalimantan telah memiliki situs/website, meskipun
    terkadang sulit diakses.
   Informasi Unit Pelayanan publik, baik persyaratan
    maupun standar pelayanannya biasanya dimuat dalam
    situs daerah khususnya pada daerah yang telah
    memiliki UPT.
   Pada beberapa daerah     yang berwajah pedesaan
    dengan topografi yang sulit serta didukung oleh
    kompetensi aparatur yang kurang memadai,
    mekanisme pelayanannya masih menggunakan cara
    manual.
Penerapan Standar ISO 9001:2000

   Secara umum unit pelayanan di
    Kalimantan terutama daerah-daerah
    yang menjadi lokus penelitian belum
    menerapkan standar ISO 9001 : 2000. Di
    Indonesia sendiri baru ada sekitar 3 %
    dari sekitar 12.000 unit pelayanan yang
    ada (depkominfo,2007).
Lanjutan


   Sangat sedikitnya inovasi, kreativitas pada
    daerah lokus penelitian dalam peningkatan
    kinerja pelayanan publik.
   Kab./kota di wilayah Kalimantan belum
    memiliki Perda Pelayanan Publik, dan sedikit
    sekali deregulasi dan debirokratisasi pada
    sektor pelayanan publik.
   Political will dari kepala daerah dalam
    peningkatan pelayanan publik sangat
    menentukan kualitas pelayanan publik di
    daerahnya.
KESIMPULAN
   Program peningkatan kualitas pelayanan publik di
    Kalimantan sangat sedikit ditemukan, berbagai metode
    pendekatan kualitas manajemen pelayanan pada
    umumnya hanya dijumpai di daerah perkotaan, dan
    inipun masih jauh tertinggal dibanding di Pulau Jawa
   Secara umum kab./kota di wilayah Kalimantan
    terutama daerah yang menjadi lokus penelitian “belum
    siap” dalam berkompetisi dengan daerah lain di bidang
    pelayanan publik.
   Ketaatan dalam penyelenggaraan pelayanan publik
    berdasarkan      kebijakan-kebijakan      yang    telah
    ditetapkan oleh pemerintah sebenarnya sudah cukup
    memenuhi harapan masyarakat terhadap pelayanan
    publik, akan tetapi realisasi di lapangan malah terjadi
    kondisi yang sebaliknya dikarenakan ketidakmampuan
    dari kebijakan tersebut untuk mengikat obyek yang
    menjadi sasarannya.
REKOMENDASI
   Dorongan pemerintah untuk merangsang daerah
    dalam peningkatan kinerja pelayanannya perlu
    terus ditingkatkan, baik melalui kebijakan yang
    disertai dengan sanksi yang tegas maupun melalui
    stimulan berupa reward/penghargaan terhadap
    daerah yang berhasil dalam penyelenggaraan
    pelayanan publik.
   Kepedulian      semua     stakeholders     terhadap
    penyelenggaraan pelayanan publik sangat diharapkan
    dalam membantu perbaikan dan peningkatan
    pelayanan publik.

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Grand Design RB
Grand Design RBGrand Design RB
Grand Design RB
rbpkalbar
 
Standar_Operasional_Prosedur__SOP__Data
Standar_Operasional_Prosedur__SOP__DataStandar_Operasional_Prosedur__SOP__Data
Standar_Operasional_Prosedur__SOP__Data
Ai Risa
 
D. konsep pengembangan pagu indikatif di kabupaten sumedang (mas wal)
D. konsep pengembangan pagu indikatif di kabupaten sumedang (mas wal)D. konsep pengembangan pagu indikatif di kabupaten sumedang (mas wal)
D. konsep pengembangan pagu indikatif di kabupaten sumedang (mas wal)
PEMPROP JABAR
 
Pandangan umum fraksi pan tt ranperda rpjmd
Pandangan umum fraksi pan tt ranperda rpjmdPandangan umum fraksi pan tt ranperda rpjmd
Pandangan umum fraksi pan tt ranperda rpjmd
apotek agam farma
 
Rencana Aksi penerapan dan pencapaian Standar Pelayanan Minimal SPM
Rencana Aksi penerapan dan pencapaian Standar Pelayanan Minimal SPMRencana Aksi penerapan dan pencapaian Standar Pelayanan Minimal SPM
Rencana Aksi penerapan dan pencapaian Standar Pelayanan Minimal SPM
Syahroni Ateng Syafrudin
 

La actualidad más candente (18)

Kajian distribusi penempatan aparatur di kecamatan
Kajian distribusi penempatan aparatur di kecamatanKajian distribusi penempatan aparatur di kecamatan
Kajian distribusi penempatan aparatur di kecamatan
 
Renja 2016 inspektorat
Renja 2016 inspektoratRenja 2016 inspektorat
Renja 2016 inspektorat
 
Revisi iii renstra 2011 2015
Revisi iii renstra 2011 2015Revisi iii renstra 2011 2015
Revisi iii renstra 2011 2015
 
Grand Design RB
Grand Design RBGrand Design RB
Grand Design RB
 
Memperkuat Kerangka Regulasi RB Dalam Rangka Peningkatan Kualitas Pelayanan
Memperkuat Kerangka Regulasi RB Dalam Rangka Peningkatan Kualitas PelayananMemperkuat Kerangka Regulasi RB Dalam Rangka Peningkatan Kualitas Pelayanan
Memperkuat Kerangka Regulasi RB Dalam Rangka Peningkatan Kualitas Pelayanan
 
Bahan PMPRB Kab Magelang
Bahan PMPRB Kab MagelangBahan PMPRB Kab Magelang
Bahan PMPRB Kab Magelang
 
Puskesmas sebagai blud bulletin bapelkes jogja issn
Puskesmas sebagai blud   bulletin bapelkes jogja issnPuskesmas sebagai blud   bulletin bapelkes jogja issn
Puskesmas sebagai blud bulletin bapelkes jogja issn
 
Standar_Operasional_Prosedur__SOP__Data
Standar_Operasional_Prosedur__SOP__DataStandar_Operasional_Prosedur__SOP__Data
Standar_Operasional_Prosedur__SOP__Data
 
D. konsep pengembangan pagu indikatif di kabupaten sumedang (mas wal)
D. konsep pengembangan pagu indikatif di kabupaten sumedang (mas wal)D. konsep pengembangan pagu indikatif di kabupaten sumedang (mas wal)
D. konsep pengembangan pagu indikatif di kabupaten sumedang (mas wal)
 
01 Arahan Dirjen Cipta Karya Makassar
01 Arahan Dirjen Cipta Karya Makassar01 Arahan Dirjen Cipta Karya Makassar
01 Arahan Dirjen Cipta Karya Makassar
 
Pandangan umum fraksi pan tt ranperda rpjmd
Pandangan umum fraksi pan tt ranperda rpjmdPandangan umum fraksi pan tt ranperda rpjmd
Pandangan umum fraksi pan tt ranperda rpjmd
 
Standar pelayanan publik kemenpan-revised2
Standar pelayanan publik kemenpan-revised2Standar pelayanan publik kemenpan-revised2
Standar pelayanan publik kemenpan-revised2
 
Perencanaan Pembangunan dan Penganggaran Pemerintah Daerah di Indonesia
Perencanaan Pembangunan dan Penganggaran Pemerintah Daerah di IndonesiaPerencanaan Pembangunan dan Penganggaran Pemerintah Daerah di Indonesia
Perencanaan Pembangunan dan Penganggaran Pemerintah Daerah di Indonesia
 
Faktor faktor yang Memengaruhi Disiplin Kerja dan Dampaknya Terhadap Kinerja ...
Faktor faktor yang Memengaruhi Disiplin Kerja dan Dampaknya Terhadap Kinerja ...Faktor faktor yang Memengaruhi Disiplin Kerja dan Dampaknya Terhadap Kinerja ...
Faktor faktor yang Memengaruhi Disiplin Kerja dan Dampaknya Terhadap Kinerja ...
 
Rencana Aksi penerapan dan pencapaian Standar Pelayanan Minimal SPM
Rencana Aksi penerapan dan pencapaian Standar Pelayanan Minimal SPMRencana Aksi penerapan dan pencapaian Standar Pelayanan Minimal SPM
Rencana Aksi penerapan dan pencapaian Standar Pelayanan Minimal SPM
 
Tahapan Zona Integritas
Tahapan Zona IntegritasTahapan Zona Integritas
Tahapan Zona Integritas
 
Renja 2015
Renja 2015Renja 2015
Renja 2015
 
Arah Kebijakan Pelayanan Publik 1
Arah Kebijakan Pelayanan Publik 1Arah Kebijakan Pelayanan Publik 1
Arah Kebijakan Pelayanan Publik 1
 

Similar a Expose Kompetisi Pelayanan

Kinerja Pegawai Kementerian Agama Republik Indonesia
Kinerja Pegawai Kementerian Agama Republik IndonesiaKinerja Pegawai Kementerian Agama Republik Indonesia
Kinerja Pegawai Kementerian Agama Republik Indonesia
selametuntung
 
Komisi vii-reformasi-birokrasi-rev1
Komisi vii-reformasi-birokrasi-rev1Komisi vii-reformasi-birokrasi-rev1
Komisi vii-reformasi-birokrasi-rev1
Hendro Cahyono
 
Ragam model struktur organisasi kecamatan berbasis pelayanan publik (haris fa...
Ragam model struktur organisasi kecamatan berbasis pelayanan publik (haris fa...Ragam model struktur organisasi kecamatan berbasis pelayanan publik (haris fa...
Ragam model struktur organisasi kecamatan berbasis pelayanan publik (haris fa...
Researcher Syndicate68
 
Kepmen pan nomor 25 tahun 2004 tentang pedoman umum penyusunan ikm unit pelay...
Kepmen pan nomor 25 tahun 2004 tentang pedoman umum penyusunan ikm unit pelay...Kepmen pan nomor 25 tahun 2004 tentang pedoman umum penyusunan ikm unit pelay...
Kepmen pan nomor 25 tahun 2004 tentang pedoman umum penyusunan ikm unit pelay...
pelayanan
 
Rapat evaluasi mubar i
Rapat evaluasi mubar iRapat evaluasi mubar i
Rapat evaluasi mubar i
Operator Warnet Vast Raha
 

Similar a Expose Kompetisi Pelayanan (20)

Standard pelayanan minimum pdf
Standard pelayanan minimum pdfStandard pelayanan minimum pdf
Standard pelayanan minimum pdf
 
Policy note memahami penyeragaman jabatan fungsional di unit pelayanan publik
Policy note memahami penyeragaman jabatan fungsional di unit pelayanan publikPolicy note memahami penyeragaman jabatan fungsional di unit pelayanan publik
Policy note memahami penyeragaman jabatan fungsional di unit pelayanan publik
 
Pnadq133
Pnadq133Pnadq133
Pnadq133
 
Kinerja Pegawai Kementerian Agama Republik Indonesia
Kinerja Pegawai Kementerian Agama Republik IndonesiaKinerja Pegawai Kementerian Agama Republik Indonesia
Kinerja Pegawai Kementerian Agama Republik Indonesia
 
Tabel seminar konsentrasi
Tabel seminar konsentrasiTabel seminar konsentrasi
Tabel seminar konsentrasi
 
Hasil Penilaian dan Kompetensi Kepatuhan terhadap Standar Pelayanan dan Kompe...
Hasil Penilaian dan Kompetensi Kepatuhan terhadap Standar Pelayanan dan Kompe...Hasil Penilaian dan Kompetensi Kepatuhan terhadap Standar Pelayanan dan Kompe...
Hasil Penilaian dan Kompetensi Kepatuhan terhadap Standar Pelayanan dan Kompe...
 
Komisi vii-reformasi-birokrasi-rev1
Komisi vii-reformasi-birokrasi-rev1Komisi vii-reformasi-birokrasi-rev1
Komisi vii-reformasi-birokrasi-rev1
 
583 770-1-pb
583 770-1-pb583 770-1-pb
583 770-1-pb
 
Pelayanan publik-yang-berorientasi-pelanggan
Pelayanan publik-yang-berorientasi-pelangganPelayanan publik-yang-berorientasi-pelanggan
Pelayanan publik-yang-berorientasi-pelanggan
 
Buku Informasi P3PD RMC-II SULAWESI SELATAN
Buku Informasi P3PD RMC-II SULAWESI SELATANBuku Informasi P3PD RMC-II SULAWESI SELATAN
Buku Informasi P3PD RMC-II SULAWESI SELATAN
 
Ragam model struktur organisasi kecamatan berbasis pelayanan publik (haris fa...
Ragam model struktur organisasi kecamatan berbasis pelayanan publik (haris fa...Ragam model struktur organisasi kecamatan berbasis pelayanan publik (haris fa...
Ragam model struktur organisasi kecamatan berbasis pelayanan publik (haris fa...
 
Menpan rb dalam pemberantasan_korupsi1-1
Menpan rb dalam pemberantasan_korupsi1-1Menpan rb dalam pemberantasan_korupsi1-1
Menpan rb dalam pemberantasan_korupsi1-1
 
Kepmen pan nomor 25 tahun 2004 tentang pedoman umum penyusunan ikm unit pelay...
Kepmen pan nomor 25 tahun 2004 tentang pedoman umum penyusunan ikm unit pelay...Kepmen pan nomor 25 tahun 2004 tentang pedoman umum penyusunan ikm unit pelay...
Kepmen pan nomor 25 tahun 2004 tentang pedoman umum penyusunan ikm unit pelay...
 
Rapat evaluasi mubar i
Rapat evaluasi mubar iRapat evaluasi mubar i
Rapat evaluasi mubar i
 
Rapat evaluasi mubar i
Rapat evaluasi mubar iRapat evaluasi mubar i
Rapat evaluasi mubar i
 
23716381 5-peran-pemerintah-daerah
23716381 5-peran-pemerintah-daerah23716381 5-peran-pemerintah-daerah
23716381 5-peran-pemerintah-daerah
 
23716381 5-peran-pemerintah-daerah
23716381 5-peran-pemerintah-daerah23716381 5-peran-pemerintah-daerah
23716381 5-peran-pemerintah-daerah
 
23716381 5-peran-pemerintah-daerah
23716381 5-peran-pemerintah-daerah23716381 5-peran-pemerintah-daerah
23716381 5-peran-pemerintah-daerah
 
23716381 5-peran-pemerintah-daerah
23716381 5-peran-pemerintah-daerah23716381 5-peran-pemerintah-daerah
23716381 5-peran-pemerintah-daerah
 
23716381 5-peran-pemerintah-daerah
23716381 5-peran-pemerintah-daerah23716381 5-peran-pemerintah-daerah
23716381 5-peran-pemerintah-daerah
 

Más de Bidang ANDROIDA-Puslatbang KDOD LAN

Más de Bidang ANDROIDA-Puslatbang KDOD LAN (20)

Policy Paper Strategi Kebijakan Penguatan Pelayanan Investasi di Daerah Tahun...
Policy Paper Strategi Kebijakan Penguatan Pelayanan Investasi di Daerah Tahun...Policy Paper Strategi Kebijakan Penguatan Pelayanan Investasi di Daerah Tahun...
Policy Paper Strategi Kebijakan Penguatan Pelayanan Investasi di Daerah Tahun...
 
Policy Paper: Strategi Kebijakan Pengembangan ASN Daerah Penyangga/ Mitra IKN
Policy Paper: Strategi Kebijakan Pengembangan ASN Daerah Penyangga/ Mitra IKNPolicy Paper: Strategi Kebijakan Pengembangan ASN Daerah Penyangga/ Mitra IKN
Policy Paper: Strategi Kebijakan Pengembangan ASN Daerah Penyangga/ Mitra IKN
 
Buku Policy Brief-Telaah Isu Strategis-Penyederhanaan Birokrasi (final) 2022.pdf
Buku Policy Brief-Telaah Isu Strategis-Penyederhanaan Birokrasi (final) 2022.pdfBuku Policy Brief-Telaah Isu Strategis-Penyederhanaan Birokrasi (final) 2022.pdf
Buku Policy Brief-Telaah Isu Strategis-Penyederhanaan Birokrasi (final) 2022.pdf
 
Penguatan Daerah Penyangga Ibu Kota Negara (IKN)
Penguatan Daerah Penyangga Ibu Kota Negara (IKN)Penguatan Daerah Penyangga Ibu Kota Negara (IKN)
Penguatan Daerah Penyangga Ibu Kota Negara (IKN)
 
Pengenalan Pengelolaan Jurnal Borneo Administrator-2020
Pengenalan Pengelolaan Jurnal Borneo Administrator-2020Pengenalan Pengelolaan Jurnal Borneo Administrator-2020
Pengenalan Pengelolaan Jurnal Borneo Administrator-2020
 
Kajian penguatan daerah penyangga dalam mendukung IKN 2020
Kajian penguatan daerah penyangga dalam mendukung IKN 2020Kajian penguatan daerah penyangga dalam mendukung IKN 2020
Kajian penguatan daerah penyangga dalam mendukung IKN 2020
 
Konsep Perhitungan Tunjangan Transport atau Tunjangan Mobilitas Kerja Sebagai...
Konsep Perhitungan Tunjangan Transport atau Tunjangan Mobilitas Kerja Sebagai...Konsep Perhitungan Tunjangan Transport atau Tunjangan Mobilitas Kerja Sebagai...
Konsep Perhitungan Tunjangan Transport atau Tunjangan Mobilitas Kerja Sebagai...
 
survey kepuasan masyarakat & survey kepuasan pegawai 2020
survey kepuasan masyarakat & survey kepuasan pegawai 2020survey kepuasan masyarakat & survey kepuasan pegawai 2020
survey kepuasan masyarakat & survey kepuasan pegawai 2020
 
Daftar berita inovasi melawan corona (jilid 1)
Daftar berita inovasi melawan corona (jilid 1)Daftar berita inovasi melawan corona (jilid 1)
Daftar berita inovasi melawan corona (jilid 1)
 
Ekspose Kajian Kepemimpinan Kewirausahaan Daerah 2019
Ekspose Kajian Kepemimpinan Kewirausahaan Daerah 2019Ekspose Kajian Kepemimpinan Kewirausahaan Daerah 2019
Ekspose Kajian Kepemimpinan Kewirausahaan Daerah 2019
 
Policy Brief Optimalisasi Pengawasan Netralitas ASN
Policy Brief Optimalisasi Pengawasan Netralitas ASNPolicy Brief Optimalisasi Pengawasan Netralitas ASN
Policy Brief Optimalisasi Pengawasan Netralitas ASN
 
Policy Brief Pelaksanaan Kebijakan Netralitas ASN
Policy Brief Pelaksanaan Kebijakan Netralitas ASNPolicy Brief Pelaksanaan Kebijakan Netralitas ASN
Policy Brief Pelaksanaan Kebijakan Netralitas ASN
 
Kajian aktualisasi revolusi mental-PKP2A III LAN 2017
Kajian aktualisasi revolusi mental-PKP2A III LAN 2017Kajian aktualisasi revolusi mental-PKP2A III LAN 2017
Kajian aktualisasi revolusi mental-PKP2A III LAN 2017
 
Kajian pemetaan kemanfaatan proyek perubahan pasca diklatpim
Kajian pemetaan kemanfaatan proyek perubahan pasca diklatpimKajian pemetaan kemanfaatan proyek perubahan pasca diklatpim
Kajian pemetaan kemanfaatan proyek perubahan pasca diklatpim
 
Telaahan TPP Kaltim 2016
Telaahan TPP Kaltim 2016Telaahan TPP Kaltim 2016
Telaahan TPP Kaltim 2016
 
Policy Brief 2016 (Diskresi)
Policy Brief 2016 (Diskresi)Policy Brief 2016 (Diskresi)
Policy Brief 2016 (Diskresi)
 
Policy Brief 2016 (Potensi SDM)
Policy Brief 2016 (Potensi SDM)Policy Brief 2016 (Potensi SDM)
Policy Brief 2016 (Potensi SDM)
 
Policy Brief 2016 (Peningkatan Kapasitas Desa)
Policy Brief 2016 (Peningkatan Kapasitas Desa)Policy Brief 2016 (Peningkatan Kapasitas Desa)
Policy Brief 2016 (Peningkatan Kapasitas Desa)
 
Policy Brief 2016 (kapasitas desa)
Policy Brief 2016 (kapasitas desa)Policy Brief 2016 (kapasitas desa)
Policy Brief 2016 (kapasitas desa)
 
Presentasi potensi SDM sebatik/ Perbatasan
Presentasi potensi SDM sebatik/ PerbatasanPresentasi potensi SDM sebatik/ Perbatasan
Presentasi potensi SDM sebatik/ Perbatasan
 

Expose Kompetisi Pelayanan

  • 1. K E S IA P A N K A B . / K O TA D A L A M K O M P E T IS I A N TA R D A E R A H D I B ID A N G P E L A YA N A N P U B L IK P U S A T K A J IA N D A N P E N D ID IK A N D A N P E L A T IH A N A P A R A T U R III L E M B A G A A D M IN IS T R A S I
  • 2. LATAR  BELAKANG UU No.32 Tahun 2004 menyatakan bahwa, “Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang bersifat wajib yang berpedoman ada standar pelayanan minimal dilaksanakan secara bertahap dan ditetapkan oleh pemerintah”  Pelayanan publik yang dikelola oleh pemerintah secara hierarkis cenderung bercirikan “over bureaucratic, bloated, wasteful dan under performing”  Ditetapkannya Instruksi Presiden No 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi
  • 3. PERUMUSAN MASALAH  Masih relatif rendahnya kualitas pelayanan publik di era otonomi daerah, baik yang bersumber dari kinerja internal unit pelayanan (prosedur, SDM, sarana pelayanan, dsb) yang belum optimal, sehingga menghasilkan tingkat kepuasan masyarakat (IKM) yang rendah pula.  Masih kurangnya kesungguhan pemerintah daerah dalam menetapkan program yang secara sistematis ditujukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan dalam rangka peningkatan kepuasan masyarakat
  • 4. Lanjutan  Masih relatif rendahnya kemampuan bersaing (competitiveness) pemerintah daerah yang didukung oleh komitmen yang kuat, kreativitas, inovasi, dan terobosan dari unsur pimpinan daerah
  • 5. TU J U AN  Mengidentifikasi berbagai program peningkatan kualitas pelayanan publik dan kepuasan masyarakat di beberapa kabupaten/kota di wilayah Kalimantan  Mengidentifikasi tingkat kesiapan pemerintah kabupaten/kota dalam kompetisi antar daerah di bidang pelayanan  Mengidentifikasi berbagai kebutuhan kebijakan dalam rangka mengakselerasi peningkatan kualitas pelayanan publik di masa yang akan datang
  • 6. LA N D A S A N  TE O R I Kompetisi berarti persaingan yang diciptakan untuk saling mengasah keunggulan guna mencapai kemenangan (keunggulan bersaing), dalam pelayanan publik kompetisi antar daerah diharapkan akan menjadi faktor pendorong guna memotivasi dan meningkatkan kinerja unit pelayanan tersebut.  Persaingan/kompetisi mempunyai beberapa fungsi positif, yaitu : – Persaingan merupakan pendorong yang positif bagi daerah untuk terus-menerus mencapai tahap-tahap kemajuan yang makin tinggi – persaingan daerah didorong untuk memusatkan perhatian dan pikiran, tenaga dan sarana untuk mencapai hasil yang lebih baik daripada hasil yang dicapai kini, bahkan hasil terbaik di antara daerah-daerah lain. – Semangat persaingan mendorong daerah untuk membuat penemuan-penemuan baru yang mengungguli penemuan daerah lain.
  • 7. PENILAIAN KESIAPAN KAB./KOTA DALAM KOMPETISI PELAYANAN S KOR K R IT E R IA T id a k 0 – 2 0 0 2 0 1 - KS rap g u ia n 4 0 0 CSu ia u p k p 4 0 1 -6 0 0 S ia p 6 0 1 -8 0 0 S ia p 8 0 1 -1 0 0 S a ng a t 0 S ia p
  • 8. H A S IL D A N P EM B AH AS AN  Banyaknya kab./kota di wilayah Kalimantan yang meupakan hasil pemekaran pada era otonomi daerah serta didukung oleh topografi yang berbukit menyebabkan masih minimnya infrastruktur dan sarana dan prasarana penunjang penyelenggaraan pelayanan publik.  skor penilaian terhadap daerah-daerah yang menjadi lokus penelitian secara rata-rata di bawah 400 yang masuk pada level “K u r a n g S ia p ”. Kondisi masing- masing indikator adalah sebagai berikut:
  • 9. Lanjutan KEBIJAKAN DEREGULASI DAN DEBIROKRATISASI  Jenis pelayanan yang mekanismenya disederhanakan masih sedikit ditemukan  Pelayanan pada beberapa daerah masih dilakukan oleh unit sektoral, dalam artian masih sedikit daerah yang membentuk UPT. Bahkan ada yang telah membentuk UPT akan tetapi mekanisme kerjanya malahan memperpanjang birokrasi pelayanan  Pada umumnya unit pelayanan belum berani menerapkan janji pelayanan dikarenakan akan berimplikasi pada sistem punishment pada penyelenggaran pelayanan.  Standar pelayanan pada umumnya sudah ditetapkan, hanya saja kepastian terhadap pelaksanaan mekanisme pelayanan tidak bersifat tegas.
  • 10. K e b ija k a n P e n in g k a t a n P a r t is ip a s i M a s y a r a k a t  Kebijakan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik masih jarang ditemukan di wilayah Kalimantan.  Lembaga ombudsman pada umumnya belum dibentuk di tingkat kabupaten/kota, pada tingkat pemerintahan provinsi pun kelembagaan ini belum dibentuk di seluruh provinsi di Kalimantan
  • 11. Kebijakan Penghargaan dan Sanksi  Penghargaan di daerah pada umumnya diberikan secara menyeluruh kepada semua aparatur daerah, sedangkan penghargaan khusus kepada petugas pada unit pelayanan publik belum diterapkan, demikian juga dengan penerapan sanksi.
  • 12. KORPORATISASI TERHADAP UNIT PELAYANAN  Upaya Korporatisasi Unit Pelayanan dengan swasta dan LSM belum terlihat diterapkan oleh pemerintah kab./kota di Kalimantan.  Pembentukan BUMD di kab./kota masih berorientasi pada provit, belum berorientasi pada upaya peningkatan pelayanan publik.
  • 13. Pengembangan Manajemen Pelayanan  Survei kepuasan masyarakat sebagai alat untuk memperbaiki kaulitas pelayanan pada umumnya telah dilaksanakan oleh unit pelayanan di kalimantan, akan tetapi sebaian besar tidak ditindaklanjuti dalam bentuk nyata untuk memperbaiki kinerja pelayanan, hanya dibiarkan menjadi dokumen saja.  Penerapan pelayanan jemput bola, pada umumnya hanya diterapkan bidang kesehatan yang merupakan pelayanan mendasar yaitu dengan adanya puskesmas keliling, sedangkan dalam sektor lain sulit dijumpai.
  • 14. Kebijakan Peningkatan Profesionalisme Pejabat/Pegawai  Jabatan struktural masih menjadi incaran aparat didaerah, upaya pemerintah daerah untuk mengarahkan aparatnya memilih jabatan fungsional masih kurang serta tidak adanya jaminan/insentif yang layak bagi pejabat fungsional.  Alokasi anggaran untuk peningkatan pelayanan publik secara umum maih sangat minim, terkadang dalam Rekening daerah banyak yang masuk dalam bidang pelayanan publik akan tetapi anggaran yang benar- benar sampai kepada masyarakat sangatlah sedikit.  Pengikutsertaan pejabat/pegawai untuk mengikuti diklat teknis/fungsional tidak direncanakan secara matang berdasarkan analisis kebutuhan diklat, akan tetapi pada umumnya menunggu tawaran dari instansi penyelenggara diklat.
  • 15. Kebijakan Pembangunan Kemasyarakatn dan Kesejahteraan  Penarapan wajib belajar 9 tahun bahkan 12 tahun sudah banyak diterapkan oleh pemerintah daerah kab./kota di wilayah kalimantan, disamping itu dengan adanya BOS setidaknya telah meringankan beban orang tua dalam membiayai endidikan anaknya.  Masih sangat sedikit ditemukan daerah di Kalimantan yang membebaskan biaya berobat di luar ASKES, ASKES masih diandalkan oleh masyarakat kurang mampu untuk meringankan beban mereka dalam menjaga kesehatan.  Banyak daerah yang telah berupaya mengalokasikan anggaran dalam bidang pendidikan sebesar 20 % seagaimana yang diamantkan oleh UUD, akan tetapi peruntukannya sebagian besar masih untu pembangunan fisik.
  • 16. Kebijakan Pembangunan e-govt  Secara umum daerah-daerah di Kalimantan tidak memiliki peraturan perundang-undangan mengenai penerapan e-govt, namun sebagian besar wilayah di Kalimantan telah memiliki situs/website, meskipun terkadang sulit diakses.  Informasi Unit Pelayanan publik, baik persyaratan maupun standar pelayanannya biasanya dimuat dalam situs daerah khususnya pada daerah yang telah memiliki UPT.  Pada beberapa daerah yang berwajah pedesaan dengan topografi yang sulit serta didukung oleh kompetensi aparatur yang kurang memadai, mekanisme pelayanannya masih menggunakan cara manual.
  • 17. Penerapan Standar ISO 9001:2000  Secara umum unit pelayanan di Kalimantan terutama daerah-daerah yang menjadi lokus penelitian belum menerapkan standar ISO 9001 : 2000. Di Indonesia sendiri baru ada sekitar 3 % dari sekitar 12.000 unit pelayanan yang ada (depkominfo,2007).
  • 18. Lanjutan  Sangat sedikitnya inovasi, kreativitas pada daerah lokus penelitian dalam peningkatan kinerja pelayanan publik.  Kab./kota di wilayah Kalimantan belum memiliki Perda Pelayanan Publik, dan sedikit sekali deregulasi dan debirokratisasi pada sektor pelayanan publik.  Political will dari kepala daerah dalam peningkatan pelayanan publik sangat menentukan kualitas pelayanan publik di daerahnya.
  • 19. KESIMPULAN  Program peningkatan kualitas pelayanan publik di Kalimantan sangat sedikit ditemukan, berbagai metode pendekatan kualitas manajemen pelayanan pada umumnya hanya dijumpai di daerah perkotaan, dan inipun masih jauh tertinggal dibanding di Pulau Jawa  Secara umum kab./kota di wilayah Kalimantan terutama daerah yang menjadi lokus penelitian “belum siap” dalam berkompetisi dengan daerah lain di bidang pelayanan publik.  Ketaatan dalam penyelenggaraan pelayanan publik berdasarkan kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah sebenarnya sudah cukup memenuhi harapan masyarakat terhadap pelayanan publik, akan tetapi realisasi di lapangan malah terjadi kondisi yang sebaliknya dikarenakan ketidakmampuan dari kebijakan tersebut untuk mengikat obyek yang menjadi sasarannya.
  • 20. REKOMENDASI  Dorongan pemerintah untuk merangsang daerah dalam peningkatan kinerja pelayanannya perlu terus ditingkatkan, baik melalui kebijakan yang disertai dengan sanksi yang tegas maupun melalui stimulan berupa reward/penghargaan terhadap daerah yang berhasil dalam penyelenggaraan pelayanan publik.  Kepedulian semua stakeholders terhadap penyelenggaraan pelayanan publik sangat diharapkan dalam membantu perbaikan dan peningkatan pelayanan publik.