6. “
Adalah infeksi yang terjadi pada pasien selama proses
perawatan di rumah sakit atau fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya, dimana tidak infeksi atau dalam
masa inkubasi saat masuk rawat serta dapat muncul
setelah pulang rawat dan juga infeksi yang dapat
terjadi pada PETUGAS di fasilitas pelayanan
kesehatan karena pekerjaanya
.
6
6
PENGERTIAN HAIs
7. PROGRAM PPI
(PMK NO.27TAHUN 2017TENTANG PPI & PEDOMANTEKHNIS PPI DI FKTPTAHUN 2021)
1. KEWASPADAAN ISOLASI
2. PENCEGAHAN PPI DENGAN BUNDLES HAIs
3. SURVEILANS HAIs
4. PENDIDIKAN &PELATIHAN PPI
5. PENGGUNAAN AB YANG BIJAK
MONITORING DAN EVALUASI :
AUDIT MEMASTIKAN MASALAH
ICRA UPAYA PENYELESAIAN MASALAH
8. STRATEGI PENCEGAHAN DAN MANAJEMEN HAIS
VENTILATOR
ASSOCIATED
INFECTION
INFEKSI
DAERAH
OPERASI
INFEKSI
SALURAN
KEMIH
(ISK)
INFEKSI ALIRAN
DARAH
(IAD)
INFEKSI
LAINNYA
PREVENTION IS BETTER THAN CURE !
BUNDLES HAIs
9. ISK
IDO
KIPI
PNEUMONIA
PLEBITIS/IAD
IDO/ABSES
Kontak Droplet
Alat, HH, tehnik disinfeksi alat,
lingkungan
Peralatan HH, APD
lingkungan, Sterilitas alat
immunitas pasien
Alat , HH,
tekhnik aseptik
Peralatan, SDM handar,
sterilitas alat, lingkungan
Alat , HH,APD
SDM handal
Tekhnik aseptic
Peralatan, HH, APD,
sterilitas alat,
lingkungan
Kontak
Kontak Droplet
Airborne
Kontak Droplet
Airborne
Kontak
Kontak
FAKTOR RESIKO INFEKSI DI
PELAYANAN KESEHATAN
10. “Care bundles, in general, are
groupings of best practices with
respect to a disease process that
individually improve care, but when
applied together result in substantially
greater improvement” (www.ihi.org).
Praktek berbasis bukti sahih yang
menghasilkan perbaikan keluaran pros
es pelayanan Kesehatan bila dilakukan
secara kolektif dan konsisten
APA ITU BUNDLES ?
12. MENGAPA HAIS PERLU DI MONITOR
HAIS memperpanjang hari rawat dan menjadi ancaman bagi
keselamatan pasien
HAIs = Central line-associated bloodstream infections (CRBSI),
catheter-associated urinary tract infections (UTI), surgial site
infetions (SSI), ventilator associated pneumonia (VAP) : BISA
DICEGAH
Resiko infeksi dapat dicegah dan dikendalikan dan menjadi
prioritas saat ini
Kepatuhan petugas terkait standar PPI sangat mempengaruhi
resiko infeksi
13. MASALAH TERKAIT PELAKSANAAN BUNDLES
FAKTORS :
1. Perilaku individu ( Human factors)
2. Manajemen perubahan
3. Sumber daya (Peralatan dan Petugas)
4. Team Work dan komunikasi
14. DEFENI
INFEKSI SALURAN
KEMIH
1. Infeksi yang terjadi pada pasien
yang terpasang urine kateter > 2
hari kalender
2. Pasien memiliki kultur urin dengan
tidak lebih dari dua spesies
organisme yang diidentifikasi (tidak
termasuk flora campuran, kandida,
jamur, jamur dimorfik atau parasit
3. Tanda & gejala
Demam (>38 ○ C) pada pasien
deewasa
Nyeri suprapubik
Urine berubah warna,
frekuensi urine, dysuria
Adanya tanda tanda abses
15. PATOGENESIS TERJADINYA ISK
1. Kuman di meatus uretra bagian distal dapat
langsung masuk ke saluran / kandung kemih
ketika kateter dimasukan.
2. Pada indwelling kateter mikroorganisme
bermigrasi sepanjang permukaan luar kateter
di mukosa periuretra atau sepanjang
permukaan dalam kateter, setelah terjadi
kontaminasi pada kantong penampung urine
atau sambungan antara kantong penampung
dengan pipa drainase.
3. Dalam 8 jam setelah insersi terbentuk biofilm
pada permukaan kateter
16. Next Step Slide Presentation
PENTING
DIPERHATIKAN
Pelatihan petugas tentang prosedur cara
pemasangan & pemeliharaan kateter
yang benar, penggunaan sesuai indikasi
Pentingnya kepatuhan kebersihan
tangan dan tehnik aseptik yang benar
Pertahankan/fiksasi kateter dan
sterilitas sistem drainage tertutup
dengan benar
Pemasangan kateter urine oleh petugas
yang terlatih
01
02
03
04
MENCEGAH TERJADI INFEKSI PADA
PEMASANGAN URINE KATETER
17. Kriteria ISK
• Paling sering adalah asymptomatic.
• ISK simptomatik
• Nyeri suprapubik atau juga nyeri
daerah pinggang
• Rasa tidak nyaman seluruh tubuh
• Demam
• Terpasang kateter 2 hari kalender atau
riwayat terpasang kateter urine
menetap tapi sudah dilepas < 3 hari
• Specimen urine kultur
positif/bakteriuria
• Lekosituria
Faktor Risiko Dari Pasien
o Immunocompromised
o Penyakit Penyerta
o Usia Extrim
o Jenis Kelamin
Faktor Risiko Diluar Pasien
o Hand hygiene tidak adekuat
o APD tdk tepat dan benar
o Sumber daya kurang
o Metode kateterisasi
o Kualitas pemeliharaan kateter
o Kurangnya perawatan kateter
o Teknik sterilitas kurang
o Pemakaian jangka lama
ISK
18. BUNDLE ISK
INSERSI KATETER
1. lakukan kebersihan tangan sebelum dan sesudah pemasangan atau manipulasi
kateter
2. Pemasangan dilakukan oleh orang yang terlatih yang mengetahui teknik
pemasangan dan perawatan aseptik kateter
3. Menggunakan teknik aseptik dan peralatan steril
4. Pastikan kateter terpasang dengan benar untuk mencegah pergerakan yang
meminimalkan trauma
5. Letakan kantong urine kateter lebih rendah bladder dan pastikan urine kateter tidak
kingking (tidak diletakan di lantai)
6. Gunakan sistem tertutup(Close system) dan tulis tanggal pemasangan urine kateter
Pemeliharaan kateter :
Pertahankan sterilitas dan sistem tertutup pada urine kateter, Jangan buka
sambungan kateter kecuali jika akan diirigasi
Pertahankan aliran urine lancer Ganti urine kateter dan urine bag sesuai indikasi :
kotor, rusak
Monitor tanda dan gejala ISK dan tidak menggunakan Antimikroba untuk
propylaksis
Pertahankan kantong dan tubing kateter lebih rendah dari bladder dengan posisi
lurus
20. BUNDLES INFEKSI DAERAH OPERASI
Adalah penerapan praktik yang baik berbasisi bukti sahih dalam
pentalaksanaan operasi bedah minor atau superficial Incisioan surgical site
Infection (pre, Intra dan pasca operasi) yang merupakan operasi minor yang
sering di lakukan di FKTP yang sesuai prinsi PPI
21. INFEKSI DAERAH OPERASI (IDO)
Bedah Minor adalah suatu tindakan operasi ringan dengan menggunakan anestesi yang bersifat
local dan dapat dilakukan dengan menggunakan peralatan sederhana
22. PENERAPAN PENCEGAHAN INFEKSI PADA
TINDAKAN OPERASI
PRE -OP
1. Mandi dengan sabun
antiseptic
2. Pastikan ruangan tertata
baik, bersih, sirkulasi udara
baik
3. Pencukuran rambut jika
menggangu jalannya operasi
gunakan clipper
4. Kebersihan tangan bedah
5. APD sesuai indikasi
6. Batasi jumlah org dalam
ruangan
PASKA-OP
1. Lakukan tehnik aspetik
2. Tidak menggunakan
antimikroba topical
untuk perawatan luka
3. Melepas dressing < 48
jam
4. Pilih dressing sesuai
kebutuhan konisi luka
INTRA-OP
1. Gunakan APD sesuai indikasi dan
resiko pajanan
2. Antiseptik permukaan kulit (alcohol
atau inodine 2 % atau clorheksidin 2-4
%
3. Pertahankan rauang Tindakan sirkulasi
12 kali/jam suhu 19-24C kelembaban
40-60%
4. Hindari penggunaan antimikroba
sebagai irrigasi luka
5. Jangan memberikan bubuj vankomisin
kedaerah sayatan pembedahan
6. Peralatan dipergunakan sesuai kriteria
kritikal, semi kritikal dan non kritikal
24. Next Step Slide Presentation
PEMASANGAN IV LINE
PERIFER (INFUS)
TUJUAN
1. Mempertahankan atau mengganti cairan tubuh
yang mengandung air, elektrolit,vitamin, protein
lemak, dan kalori yang tidak dapat dipertahankan
secara adekuat melalui oral.
2. Memperbaiki keseimbangan asam basa dan
komponen volume darah
3. Memberikan jalan masuk untuk pemberian obat-
obatan kedalam tubuh
4. Memberikan nutrisi pada saat system
pencernaan di istirahatkan
27. BUNDLES PLABSI (PERIPHERAL LINE ASSOCIATED
BLOOD STREAM INFECTION)
1. Kebersihan tangan
2. Gunakan sarung tangan bersih
3. Gunakan troli Tindakan
4. Pemilihan lokasi insersi
5. Disinfeksi area insersi dengan
alcohol 70 %
6. Penutupan area insersi (Kasa
steril atau transparent dressing)
7. Pastikan perangkat infus
tertutup dan tergantung
8. Berikan label yang jelas
1. Lakukan kebersihan tangan
2. Gunakan APD sesuai indikasi
3. Lakukan disinfeksi (membuka atau menutup)
sambungan infus (hub) dengan alcohol 70 %
4. Gunakan Kasa atau balutan steril
5. Jika terjadi cloth (bekuan) pastikan dan segera
ganti
6. Perawatan dan penggantian administrasi set
Ganti atau pindahkan 3 – 5 hari
Transfusi set ganti 24 jam
Parentral nutris 24 jam
7. Kaji kebutuhan jika tidak diperlukan segera
lepaskan
INSERSI
Perawatan
31. PPI PADA PENGGUNAAN PERALATAN
PERALATAN KESEHATAN : O2 NASAL
I. PPI pada therapy oksigen nasal
1. Lakukan kebersihan tangan
2. Slang O2 single use dan reuse dengan
pasien yang sama
3. Pastikan cairan dan tabung humifier
diganti setiap pergantian pasien
4. Pastikan tidak ada slang oksigen masih
tergantung setelah tidak digunakan
pasien lagi
5. Slang oksigen yang tidak terpakai di buang
ke limbah infeksius
32. PPI PADA PENGGUNAAN PERALATAN
PERALATAN KESEHATAN : NEBULIZER
II. PPI pada penggunaan nebulizer
1. Pastikan peralatan nebulizer dalam kondisi siap
pakai dan bersih dan dilakukan test kelayakan
penggunaan
2. Lakukan kebersihan tangan
3. Penggunaan peralatan : pastikan peralatan
single atau reuse
4. Penggunakan cairan dan obat campuran sekali
pakai, buang setelah selesai dipergunakan dan
jika berbagi untuk pasien yang berbeda maka
lakukan tehnik aseptik dengan waktu yang
sama
5. Semua limbah yang dihasilkan setelah
pemakaian dianggap sebagai limbah infekius
Single use
Re Use
disinfeksi
33. PPI PADA PENGGUNAAN PERALATAN PERALATAN
KESEHATAN : PERAWATAN LUKA
III. Perawatan luka
1. Lakukan Teknik aseptik dan gunakan
peralatan steril ketika melakukan
perawatan luka
2. Lakukan kebersihan tangan
3. Buka penutup luka bersih setelah 48 Jam
4. Berikan profilaksis anti tetanus jika
diperlukan
5. Buang limbah sesuai indikasi
34. KESIMPULAN
Penggunaan Alat kesehatan meliputi alat intra vaskuler, alat
ventilator, alat urine kateter akan berisiko terjadinya infeksi
Infeksi dapat dicegah dengan memahami dan melaksanakan
penggunaan alat kesehatan menggunakan “ Bundles “
Infeksi terkait penggunaan alat meliputi Infeksi saluran kemih
(ISK), Penggunaan ventilator (VAP), tindakan operasi (IDO),
penggunaan alat intra vena (IAD) , pemberian oksigen nasal,
pemberian nebilizer dan perawatan luka
36. PENDAHULUAN
Pengaturan Pedoman Umum Penggunaan
Antibiotik bertujuan untuk memberikan acuan bagi
tenaga kesehatan menggunakan antibiotik dalam
pemberian pelayanan kesehatan, fasilitas
pelayanan kesehatan dalam penggunaan antibiotik,
serta pemerintah dalam kebijakan penggunaan
antibiotik
38. TUJUAN PEMAKAIAN AM:
1. ERADIKASI PATOGEN SECEPATNYA
2. AMAN UNTUK PASIEN
3. “COST EFECTIVENESS”
4. CEGAH RESISTENSI
manullangsh@yahoo.com
39. PENGGUNAAN AM HARUS
BIJAK, ARTINYA :
KONSISTEN DAN ATAS DASAR ALASAN YANG
KUAT
GUNAKAN NALAR
BERSUMBER dan DIPANDU INTELEKTUALITAS,
BUKAN SEKEDAR PENGALAMAN
manullangsh@yahoo.com
40. HARUS JELAS :
INDIKASI
TARGET
JENIS OBAT
INISIASI DAN DURASI
RUTE DAN CARA PEMBERIAN
RISIKO DAN MANFAAT
BIAYA
42. REKOMENDASI PEMAKAIAN AM
Penggunaan AM hanya untuk
keuntungan pasien
Gunakan AM yang ditujukan kepada
patogen “tersangka utama”
Gunakan AM dengan dosis dan durasi
yang tepat
manullangsh@yahoo.com
43.
44. PANDUAN UNTUK MEMILIH AM
Apakah ini obat yang paling tepat untuk kondisi
pasien?
Apakah pertimbangan manfaat vs. bahaya sudah
tepat untuk pasien ini?
Apakah cocok dengan kondisi pasien? (biaya dan
kondisi ekonomi)
Apakah ada AM lain yang setara (baik klinis
maupun ekonomis) yang lebih sedikit
menyebabkan resistensi?
manullangsh@yahoo.com
45.
46. TINDAKAN UNTUK PENINGKATAN
MANFAAT AM
Drainase abses (operatif)
Penggantian kateter urin terinfeksi
Imunostimulasi atau pengurangan supresi imun
Vaksinasi
Isolasi pasien sumber infeksi
Keuleyan E & Gould IM, ESGAP Subgroup 3
47. INFORMASI TAMBAHAN MEMANDU
AM EMPIRIS:
Tempat dan sumber infeksi
Patogen dari komunitas atau RS / FKTP
Terapi AM sebelumnya
Prosedur invasif sebelumnya
Biakan sebelumnya,
Pola resistensi kuman
Keuleyan E & Gould IM, ESGAP Subgroup 3
48. 48
KOMITE / TIM PPI
Pengendalian penyebaran mikroba resisten
• Standar Precaution (kewaspadan
standar)
• Isolasi penderita
• Penanganan unit kerja sumber mikroba
resisten (source control)
• Surveillance mikroba resisten
• Menyusun pedoman-2 terkait
manullangsh@yahoo.com
49. PENGGUNAAN ANTI
MIKROBA
A.Pengawasan berdasarkan hasil pemeriksaan
laboratorium ( jika memungkinkan berdasarkan
hasil kultur)
B.Penggunaan AM berdasarkan
1. Therapi
Empiris
Penggunaan antibiotic pada kasus infeksi
yang belum diketahui jenis bakteri
penyebabbya dengan tujuan eradikasi atau
penghambat pertumbuhan bakteri yang
diduga menyjadi penyebab infeksi ebelum
diperoleh hasil pemeriksaan mikrobiologi
Defenitif
penggunaan antibiotic pada kasusu infeksi
yang sudah diketahui jenis bakteri
penyebab dan pola resistensi ( berdasarkan
pemekriksaan mikrobiologi)
Profikasis
meliputi antibitoik profilaksis atas indikasi
Tindakan bedah bersih/bersih
terkontaminasi termasuk pula prosedur gigi
Pengawasan
PPI dalam
Surveilans HAIs
50. KESIMPULAN
1.Tujuan utama antimikroba untuk mengobati
infeksi atau pemberian profilaksis pada Tindakan
pembedahan, namun semakin luasnya
penggunaan antimikroba Justus semakin meluas
pula timbulnya infeksi baru akibat penggunaan
antibiotika yang tidak rasional
2.Dengan pengendalian antimikroba maka
diharapan adanya perubahan dalam penggunaan
sesuai indikasi dan therapi yang disesuaikan
dengan indikasi klinis pasien
52. Pencapaian Indikator
Hasil
Belajar
Peserta pelatihan mampu :
1. Melakukan Supervisi Program PPI
2. Melakukan Audit PPI
3. Melakukan Surveilance
4. Melakukan Infection Control Risk
Asessment (ICRA)
5. Melakukan Pengukuran Kinerja PPI di
FKTP
54. Suatu kegiatan yang dilakukan untuk memastikan
pelaksanaan kegiatan program PPI sesuai dengan
Pedoman dan Perencanaan serta melakukan evaluasi
sejauh mana pencapaian target indicator keberhasilan
program kegiatan PPI yang akan dilaporkan secara
berkala
TUJUAN MONEV
PROGRAM PPI : Supervisi,
Audit, Surveilans HAIs dan ICRA
55. 1
2
3
4
MONITORING DAN EVALUASI
SUPERVISI PELAKSANAAN PROGRAM PPI : Melihat dan meninjau pelaksaan
program PPI, pelaksanaan rutin dalam kegiatan pelayanan Kesehatan
AUDIT PROGRAM PPI adalah melakukan penilaian terhadap capaian
target pelaksaan program PPI, dilakukan secara berkala
membandingkan target dan pelaksanaan di unit kerja
Infection Control Risk Assesement (ICRA) adalah melakukan
penilaian dan penyelesaian masalah dengan menggunakan sistim
prioritas , minimal dilakukan 1 tahun sekali
Surveilans HAIs : Pengumpulan, identifikasi, analisis dan
interpretasi dari data kesehatan yang penting pada suatu populasi
spesifik
56. MONEV PPI BERKALA DAN
BERKESINAMBUNGAN
Monitoring PPI : program, kejadian infeksi (HAIs) dan kepatuhan
terhadap penerapan standar PPI.
Monitoring membutuhkan alat bantu : formulir registrasi pasien, formulir
harian, dan formulir bulanan. …..dilakukan olehTim PPI.
Kegiatan monitoring PPI, meliputi :
1) Monitoring Program PPI (RPK) Idealnya setiap bulan, minimal 1X per-3
bulan .
2) Monitoring rutin penerapan PPI i Idealnya setiap hari pelayanan
3) Pelaksanaan audit PPI Mengikuti jadwal/rencana audit
4) Monitoring pelaksanaan surveilans Minimal setiap minggu
5) Monitoring ICRA dan Pelaporan kegiatan PPI sesuai kebijakan FKTP
Pertemuan Evaluasi olehTim PPI, setiap bulan - minimal setiap 3 bulan
58. SUPERVISI PROGRAM
PPI
Supervisi adalah suatu proses penjaminan
di dalam praktik pekerjaan agar pekerja dapat
bekerja dengan benar. Tujuan dari
adanya supervisi sendiri yaitu untuk menjamin
proses pemberian layanan kepada klien dapat
berjalan secara efektif dan berkualitas..
((Purwanto,2000))
01
59. SUPERVISI
Monitoring adalah proses pengumpulan
data untuk memastikan pelaksanaan
program sesuai dengan perencanaan
kegiatan program
Dilakukan secara rutin dan berkelanjutan
Pengamatan atas kualitas dari layanan
yang kita berikan.
Berorientasi pada perbaikan kinerja
Menyusun indikator keberhasilan
memenuhi prinsip S M A R T
Dilaksanakan oleh pihak yang
kompeten, obyektif, dan independen
/tidak memihak.oleh Komite/tim PPI
yang kompeten
01
02
03
04
TIDAK MENGGUNAKAN CHEK LIST HANYA
PENGAMATAN …DAN DIAMBIL
KESIMPULAN SEMENTARA
60. SUPERVISI KEGIATAN
PELAYANAN
KESEHATAN DI FKTP
TUJUAN
Memastikan apakah
pelaksanaan kegiatan /
program yang sedang
berlangsung sesuai
dengan perencanaan dan
prosedur yang telah
disepakati.
Memberikan data dan
informasi untuk Menyusun
perbaikan kebijakan dan
perbaikan program
60
61. SUPERVISI PENERAPAN PPI
Idealnya dilakukan setiap hari terutama pada unit atau area berisiko tinggi: UGD, ruang
bersalin, ruang tindakan, polik gigi, rawat inap, polikTB, Lab, dll.
Dilakukan olehTim PPI atau yang ditugaskan melakukan kunjungan rutin ke setiap unit
pelayanan untuk melihat secara sepintas apakah petugas menerapkan kewaspadaan standar
dan transmisi (di RS dilakukan oleh IPCN), dimaksudkan untuk menjaga/mempertahankan
mutu pelayanan.
Petugas yang melakukan monitoring rutin dapat mengembangkan ceklist sederhana
untuk pemantauan atau berupa buku monitoring rutin.
Jika dalam pengamatan “sering” terjadi penyimpangan terhadap SOP maka dapat
dilakukan Audit untuk memperoleh data berapa besar (%) gap terhadap standar.
62. MONITORING
RUTIN
PENERAPAN
STANDAR PPI
PADA UNIT
PELAYANAN
Kepatuhan hand hygiene dan
Penggunaan APD
Kepatuhan pelaksanaan Bundles HAIs
Pengelolaan Peralatan Perawatan
dan Medis lainnya
Pengelolaan kebersihan lingkungan
dan Limbah Hasil Pelayanan.
MENGAMATI PENERAPAN KEWASPADAAN STANDAR
Misalnya:
64. AUDIT PROGRAM
PPI
Adalah suatu proses sistematik,
independen, terdokumentasi dalam
memperoleh bukti yang terpercaya dan
teruji untuk dinilai secara objektif sampai
dimana kriteria yang diaudit terpenuhi
kebijakan, prosedur, persyaratan (ISO
19011:2011)
65. 65
Kegiatan pengumpulan data
dan informasi yang factual dan
signifikan
Bersifat sistimatis, objektif,
dan terdokumentasi
Membandingkan antara
standart dengan pelaksanaan
di lapangan dengan hasil data
persentasi
66. AUDIT PPI
PENGERTIAN
• Adalah kegiatan mengumpulkan data dan informasi yang faktual dan signifikan
melalui interaksi secara sistematis, objektif dan terdokumentasi
.
TUJUAN
• Menilai kepatuhan terhadap standar.
• Menilai adanya kesenjangan antara target yang ditetapkan dengan capaian yang
diperoleh di FKTP.
.
SASARAN
• Audit program PPI
• Kepatuhan petugas terhadap standar PPI.
• Audit kewaspadaan standar.
67. LINGKUPYANG DAPAT DI AUDIT PADA PPI
•Kebijakan, Pedoman, Program
Aspek manajerial
•Standar Prosedur Operasional: Kebersihan tangan,
penerapan bundle
Aspek klinis
•Kelengkapan fasilitas: Kebersihan tangan, Pengelolaan limbah
Sarana & Prasarana
•Pelayanan Lab/TB
•Pelayanan Gizi,dll
Physical lay out, traffic flow
KURSUS DASAR PPI_FKTP_2020
69. WAKTU PELAKSANAAN AUDIT
Selama jam sibuk –pelayanan sedang berlangsung
Waktu 15 -30 menit(Kebersihan tangan)
Periode tertentu: tgl….sd……
Dilakukan sesuai program PPI atau jika ada temuan
dilakukan oleh orang yang terlatih dan pengamatan
langsung lebih akurat
70. PENENTUAN SKORING
(a) Ditetapkan beradasarkan hasil pengumpulan data dengan kategori
kepatuhan
< 75 % : Kepatuhan Minimal
76 – 84 % : Kepatuhan Intermediate
> 85 % : Kepatuhan baik
(b) Kriteria ditandai : ya dan tidak
(c) Nilai kepatuhan : jumlah total ya dibagi jumlah total ya dan tidak dikali 100 %
(d) Hitung skoring sesuai formula
75. HASIL PENILAIAN AUDIT PPI
1. Bandingkan dengan kamus Indikator Kinerja PPI yang telah dibuat oleh masing-
masing FKTP.
2. Rekomendasi yang dibuat sesuai dengan penyebab atau akar masalah yang
ditemukan.
3. Buat laporan Audit dan sampaikan kepimpinan FKTP
77. PENGERTIAN
Surveilans:
adalah suatu proses yang:
• Dinamis,
• Sistematis,
• Terus-menerus,
Dalam pengumpulan, identifikasi, analisis dan
interpretasi dari data kesehatan yang penting pada suatu
populasi spesifik, dan didiseminasikan secara berkala
kepada pihak-pihak yang memerlukan untuk digunakan
dalam perencanaan, penerapan dan evaluasi suatu
tindakan yang berhubungan dengan kesehatan dalam
upaya penilaian resiko Healthcare Assosiated
infections (HAIS).
PMK 27/2017
4/3/2023 77
1
INDIKATOR
KINERJA PPI
Penetapan HAIs
merujuk pada
78. TUJUAN
Mendapatkan data dasar Infeksi di pelayanan FKTP, untuk:
1. Menurunkan laju Infeksi yang terjadi di FKTP
2. Identifikasi dini Kejadian Luar Biasa (KLB) Infeksi di FKTP
3. Meyakinkan para tenaga kesehatan tentang adanya masalah
yang memerlukan penanggulangan
4. Mengukur dan menilai keberhasilan suatu program PPI
5. Memenuhi standar mutu pelayanan medis dan keperawatan
6. Dan salah satu unsur pendukung untuk memenuhi standar
penilaian akreditasi di fasyankes
SASARAN
Kejadian HAIs yang berhubungan erat dengan
proses pelayanan medis dan keperawatan di
FKTP, sbb:
1. Infeksi Saluran Kemih (ISK)
2. Infeksi Daerah Operasi (IDO)
3. Plebitis
4. Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)
5. Abses gigi
78
TUJUAN DAN SASARAN
4/3/2023
79. ISK
IDO
KIPI
PNEUMONIA
PLEBITIS/IAD
IDO/ABSES
Kontak Droplet
Alat, HH, tehnik disinfeksi alat,
lingkungan
Peralatan HH, APD
lingkungan, Sterilitas alat
immunitas pasien
Alat , HH,
tekhnik aseptik
Peralatan, SDM handar,
sterilitas alat, lingkungan
Alat , HH,APD
SDM handal
Tekhnik aseptic
Peralatan, HH, APD,
sterilitas alat,
lingkungan
Kontak
Kontak Droplet
Airborne
Kontak Droplet
Airborne
Kontak
Kontak
FAKTOR RESIKO INFEKSI DI
PELAYANAN KESEHATAN
80. SASARAN SURVEILANS DI FKTP
ISK :TERPASANG URINE KATETR
MENETAP
Adalah infeksi yang terjadi akibat
penggunaan indweeling kateter
dalam kurun waktu 2 X 24 jam
ditemukan tanda infeksi :
Demam ( > 38 C )
Dysuria
Nyeri Supra Pubik
Urine berubah warna
Test Lab konfirmasi positif Bakteri
IDO : Tindakan operasi bedah
minor
adalah infeksi yang terjadi pasca
operasi dalam kurun waktu 30 hari yang
hanya melibatkan kulit dan jaringan
subkutan pada tempat insisi.
Ditemukan salah atau tanda sbb:
a. Gejala Infeksi
b. Cairan Purulen
c. Ditemukan kuman
81. SASARAN SURVEILANS DI FKTP
PLEBITIS :
Adalah inflamasi Vena yang disebabkan
oleh iritasi kimia maupun mekanik.
Dengan tanda –tanda klinis :
a. Daerah merah disekitar insisi
b. Nyeri dan pembengkakan di daerah
penusukan atau sepanjang pembuluh
darah vena
c. Test Lab konfirmasi positif Bakteri
IDO : pada Tindakan ekstrasi
gigi atau insisi terencana
ABSES GIGI :
Adalah terbentuknya kantung atau benjolan berisi
nanah pada gigi, disebabkan oleh Bakteri muncul
sekitar akar gigi / gusi
Ditandai dengan gejala :
a. Demam
b. Gusi bengkak
c. Rasa sakit saat mengunyah / menggigit
d. Sakit menyeberang ke Telinga, Rahang dan
leher
e. Bau Mulut
f. Kemerehan / bengkak pada wajah
82. 4. KIPI :
Adalah infeksi yang terjadi setelah Tindakan
Imunisasi yang diberikan secara penyuntikan.
Ditemukan tanda-tanda infeksi, antara lain:
a. Gejala KIPI Ringan : Nyeri, bengkak
kemerahan di daerah penyuntikan, Gatal,
Demam, Sakit Kepala, Lemas.
b. Gejala KIPI Berat : Alergi berat, Jumlah
Thrombocite menurun, Kejang, Hipotonia /
bayi lemas
83. INKLUSI
1. Tidak dalam fase
inkubasi penyakit
infeksi terkait HAis
2. Dipasang alat
kesehatan atau
tindakan operasi
didalam faskes
3. Memenuhi standar
kriteria HAIs
EKSKLUSI
KAIDAH PENGERTIAN HAIS
wardanelayunus@gmail.com.2022
1. Sudah dalam fase
inkubasi penyakit
infeksi terkait HAis
2. Dipasang alat
kesehatan atau
tindakan operasi
diluar faskes
3. Tidak memenuhi
standar kriteria HAIs
84. SIKLUS PELAKSANAAN SURVEILANS
4/3/2023 84
SIAPA YANG MELAKUKAN
SURVEILANS ?
ORANG YANG TERLATIH DAN
DILAKSANAKAN SECARA
BERKESINAMBUNGAN
SECARA MANUAL ATAU
SISTIM INFORMASI (IT)
85. 1. Kaji Populasi beresiko infeksi sesuai
kasus yang ada di fasyankes ---
(mengacu pada Kamus Indikator PPI yg
sudah dibuat).
2. Seleksi kasus pelayanan yang paling
banyak resiko terjadi infeksi
….memenuhi standar HAIs ( waktu
terpasang alat Kesehatan dan tidakan
pelayanan Kesehatan)
3. Gunakan definisi operasional yang
mudah dipahami dan mudah
diaplikasikan.
1. PERENCANAAN (PERSIAPAN)
4/3/2023 85
86. 1. Tetapkan metode pengumpulan data : menggunakan Formulir Manual ( harian dan bulanan
atau menggunakan sistim IT
2. Cara dan Sumber data:
• Observasi atau pengamatan langsung.
• Sumber data:
Pencatatan dan pelaporan unit kerja, sistem pencatatan dan pelaporan terpadu,
pencatatan pelaporan kesakitan dan kematian
Catatan medical record pasien/ catatan dokter atau tenaga medis lainnya
(bidan/perawat)
3. Data yang dikumpulkan Formulir pencatatan :
• Data demografik: nama, tanggal lahir, jenis kelamin, nomor catatan medik, tanggal
masuk FKTP.
• Data Surveilans : data alat Kesehatan yang terpasang, tanggal infeksi muncul, jenis
infeksi, ruang pelayanan/perawatan saat infeksi muncul pertama kali.
• Data Penunjang HAis: penggunaan Anti Mikroba, data hasil laboratorium dan Ro Photo
dll
2. Pengumpulan data
4/3/2023 86
89. FORM BULANAN SURVEILANS
4/3/2023 89
Perhitungan :
1. Plebitis = 6/27 x 1000 = 222, 2 ‰
2. ISK = 1/15 x 1000 = 66, 6 ‰
3. IDO = 4/ 23 x 100 = 17,3 %
90. a) Tetapkan Numerator dan Denominator serta periode surveilan
Numerator adalah jumlah kejadian infeksi akibat penggunaan alat Kesehatan : IV kateter
(Plebitis, IAD), Urine kater (ISK), akibat Imunisasi (KIPI) dan Tindakan pembedahan/
Insisi/Extraksi gigi (IDO)
Denominator adalah lama hari terpasang alat seluruh pasien sebagai populasi, seluruh pasien
Tindakan bedah /insisi/ekstrasi gigi , imunisasi
Periode surveilan : Bulanan/triwulan
b) Lakukan Analisa data surveilan
1. Angka kejadian Hais tertinggi ?
2. Faktor Penyebab peningkatan angka kejadian Infeksi
3. Hasil Audit investigasi
4. Buat Langkah perbaikan …: ICRA PROGRAM. 5 W, PDCA
3. Analisis Data
4/3/2023 90
91. 1. Dapat dibuat dalam bentuk tabel, grafik , pie dll
(sesuai keperluan).
2. Penyajian data harus jelas, sederhana, mudah
dipahami yang memperlihatkan pola kejadian
infeksi dan perubahan yang terjadi (trend).
3. Bandingkan hasil surveilans dengan target kejadian
infeksi yang sudah ditetapkan.
4. Nilai lakukan analisa kecenderungan menurut jenis
infeksi, ruang perawatan, serta jelaskan sebab
terjadinya peningkatan kasus.
Interprestasi data surveilans:
4. Interpretasi
4/3/2023 91
92. Lanjutan..
• Laporan dan rekomendasi hasil
surveilans oleh Ketua Tim
PPI/Penanggung jawab PPI kepada
pimpinan FKTP secara periodik
(tergantung kebijakan fasyankes
setiap bulan, triwulan , tahunan)
untuk dilakukan tindak lanjut hasil
persetujuan.
• Diseminasi dan atau komunikasikan
kepada unit atau pihak yang
berkepentingan untuk dilakukan
langkah tindak lanjut atau perbaikan
5. Laporan dan Rekomedasi
4/3/2023 92