SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 24
TUGAS
LINGUISTIK HISTORIS KOMPARATIF
“Leksikostatistik Bahasa Melayu Deli dengan Bahasa
Jawa”
Disusun Oleh :
Dedik Winarno 13010110130041
Muhammad faizal Majid 13010110130051
Maulana Aji Nugroho 13010110130067
Pramoda Anindya Dipta 13010110130069
Gigih Panggayuh Utomo 13010110130072
SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berdasarkan data dari beberapa sumber yang dihimpun, Indonesia adalah salah
satu negara yang memiliki banyak beraneka ragam bahasa daerah yang tersebar di seluruh
Indonesia. Komposisinya pun sangat beraneka ragam. Ada jenis bahasa daerah yang
penuturnya seiring dengan berkembangnya waktu kian berkurang dikarenakan lemahnya
tradisi untuk mewarisi bahasa leluhur masing-masing. Melemahnya bahasa daerah sendiri
dikarenakan faktor anak muda jaman sekarang yang kurang berminat dalam
menggunakan bahasa daerah untuk digunakan percakapan sehari – hari itu semua yang
menjadi salah satu faktor semakin berkurangnya bahasa daerah. Ada juga jenis bahasa
daerah yang penuturnya banyak akan tetapi kaidah-kaidah kebahasaan yang semestinya
dipakai telah banyak yang diabaikan.
Jika dianalisis lebih lanjut, keberagaman warna bahasa daerah yang ada di negeri
ini pasti berasal dari sumber yang sama. Tidak heran jika ada beberapa kosakata dalam
bahasa daerah yang letak geografisnya berjauhan tapi memiliki kesamaan. Salah satu
samplenya adalah bahasa Melayu Deli dan bahasa Jawa.
Didasari dari Ilmu Linguistik Historis Komparatif, yakni satu jenis disiplin ilmu
yang mempelajari bahasa dalam bidang waktu serta perubahan- perubahan unsur bahasa
yang terjadi dalam bidang waktu tersebut, dibuatlah makalah yang berisi perbandingan
200 kosakata dalam bahasa Melayu Deli dan bahasa Jawa yang dilanjutkan dengan
mencari waktu pisah antara bahasa Melayu Deli dengan bahasa Jawa.
Dalam makalah ini metode yang kami gunakan adalah metode leksikostatistik,
yakni sebuah metode dalam pengelompokan bahasa yang lebih cenderung mengutamakan
pengamatan kata-kata atau leksikon secara statistik, untuk kemudian berusaha
menetapkan pengelompokan itu berdasarkan prosentase kesamaan dan perbedaan suatu
bahasa dengan bahasa lain. Sedangkan metode glotokronologi adalah suatu teknik dalam
linguistik historis yang berusaha mengadakan pengelompokan dengan lebih
mengutamakan perhitungan waktu (time depth) atau perhitungan usia bahasa- bahasa
kerabat. Dalam hal ini, usia bahasa dihitung secara umum, misalnya menggunakan
satuan ribuan tahun (millenium). Kedua istilah tersebut saling tumpang tindih. Istilah-
istilah tersebut berusaha untuk menemukan data- data untuk suatu tingkat waktu yang
agak tua dalam bahasa guna menentukan usia bahasa dan pengelompokan bahasa (Keraf,
1996:121-122)
Dalam makalah ini, penulis mencari sumber data berasal dari kamus Bahasa
Melayu Deli dan Bahasa Jawa. Namun, selain dari kamus tersebut, data juga bersumber
dari wawancara dengan beberapa responden.
1.2 Rumusan Masalah
Masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Seberapa besar tingkat kesamaan kosakata Bahasa Melayu Deli dengan Bahasa Jawa?
b. Kapan kira-kira waktu pisah Bahasa Melayu Deli dengan Bahasa Jawa?
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Mengetahui prosentase kekerabatan kata antara Bahasa Melayu Deli dan Bahasa
Jawa.
b. Mengetahui waktu pisah Bahasa Melayu Deli dengan Bahasa Jawa.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Sebagai bahan masukan dan bahan pertimbangan bagi para peneliti lanjutan.
b. Sebagai bahan motivasi untuk meningkatkan kegiatan penelitian bahasa daerah di
Indonesia.
c. Untuk melengkapi khasanah pustaka bahasa dan sastra daerah, khususnya di
Perpustakaan Kementrian Pendidikan.
d. Dapat dijadikan sumber informasi tentang linguistik daerah di nusantara.
e. Bagi peneliti sendiri, menambah wawasan tantang kajian leksikostatistik Bahasa
Melayu Deli dan Bahasa Jawa.
1.5 Teori yang Digunakan
Teori merupakan prinsip dasar yang berlaku secara umum yang mempermudah seorang
penulis dalam memecahkan suatu masalah. Teori yang menjadi acuan penulis adalah
teori leksikostatistik dan teori migrasi yang dikemukaakan Gorys Keraf dalam bukunya,
Linguistik Bandingan Historis (1984).
1.6 Asumsi Dasar Leksikostatistik
Ada empat macam asumsi dasar yang digunakan sebagai titik tolak untuk mencari
jawaban mengenai usia bahasa, atau secara tepatnya dan bilamana terjadi diferensiasi
antara dua bahasa atau lebih (Keraf, 1984: 123). Asumsi dasar tersebut adalah:
a. sebagian dari kosa kata suatu bahasa sukar sekali berubah bila dibandingkan dengan
bagian lainnya.
b. retensi (ketahanan) kosakata dasar adalah konstan sepanjang masa.
c. perubahan kosakata dasar pada semua bahasa adalah sama.
d. bila prosentase dari dua bahasa kerabat (cognate) diketahui, maka dapat dihitung
waktu pisah kedua bahasa tersebut.
1.7. Teknik Leksikostatistik
Untuk menerapkan keempat asumsi dasar di atas, maka perlu mengambil langkah yang
merupakan teknik metode leksikostatistik seperti:
a. mengumpulkan kosakatabahasa kerabat.
b. menetapkan pasangan-pasangan yang merupakan kata kerabat (cognate) dari kedua
bahasa tersebut, penetapan kata kerabat adalah jika:
a. pasangan itu identik
b. pasangan itu memiliki korespondensi fonemis
c. kemiripan secara fonetis
d. satu fonem berbeda;
c. menghitung usia atau waktu pisah kedua bahasa;
W=
keterangan:
W= waktu peroisahan dalam ribuan tahun (millennium) yang lalu.
r= retensi (prosentase konstan dalam seribu tahun atau indeks)
C= prosentase kerabat
log.= logaritma dari.
1.8. Metode Pengumpulan Data
Penulis memakai 2 jenis metode dalam pengumpulan data untuk pengerjaan
makalah ini. Metode pertama yakni metode kepustakaan, yakni dengan mencari buku-
buku yang berhubungan dengan penulisan makalah ini, khususnya kamus bahasa
Melayu Deli-Indonesia serta kamus bahasa Jawa-Indonesia.
Jenis metode kedua yakni metode wawancara, yakni dengan mewawancarai
langsung para penutur bahasanya. Adapun responden yang kami wawancarai yakni:
Dedik (21 tahun), penutur Bahasa Jawa.
Faisal (21 tahun), penutur Bahasa Jawa.
Tika (20 tahun), penutur Bahasa Melayu Deli.
1.9. Metode Analisis Data
Tahap untuk menyelesaikan data yang terkumpul adalah menganalisisnya.
Sehubungan dengan teknik yang penulis gunakan, yakni teknik leksikostatistik maka
prosedurnya adalah sebagai berikut:
a. mengumpulkan kosakata dasar bahasa kerabat, yaitu melalui metode kepustakaan
serta metode Interviewer.
b. Menghitung kata kerabat, yakni dengan mengikuti prosedur yang sudah
ditentukan seperti:
1. Gloss yang tidak diperhitungkan.
2. Pengisolasian morfem terikat.
3. Penetapan kata kerabat.
Rumus: C= x 100%
Keterangan:
C= cognates (kata kerabat)
K= jumlah kosakata kerabat
G= jumlah gloss
c. Menghitung Waktu Pisah
Waktu pisah antara dua bahsa kerabat yang telah diketahui prosentase kata
kerabatnya, dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
W=
Keterangan:
W = waktu peroisahan dalam ribuan tahun(millennium) yang lalu.
r = retensi ( prosentase konstan dalam seribu tahun atau indeks )
C = prosentase kerabat
Log. = logaritma dari.
BAB II
ISI
2.1 Bahasa Melayu Deli
Bahasa Melayu termasuk dalam bahasa-bahasa Melayu Polinesia di bawah rumpun
bahasa Austronesia. Menurut statistik penggunaan bahasa di dunia, penutur bahasa
Melayu diperkirakan mencapai lebih kurang 250 juta jiwa yang merupakan bahasa
keempat dalam urutan jumlah penutur terpenting bagi bahasa-bahasa di dunia.
Bahasa Melayu mencakup sejumlah bahasa yang saling bermiripan yang dituturkan
di wilayah Nusantara dan di Semenanjung Melayu. Sebagai bahasa yang luas
pemakaiannya, bahasa ini menjadi bahasa resmi di Brunei, Indonesia(sebagai bahasa
Indonesia), dan Malaysia (juga dikenal sebagai bahasa Malaysia); bahasa
nasional Singapura; dan menjadi bahasa kerja di Timor Leste (sebagai bahasa Indonesia).
Bahasa Melayu merupakan lingua franca bagi perdagangan dan hubungan politik di
Nusantara sejak sekitar A.D 1500-an. Migrasi kemudian juga turut memperluas
pemakaiannya. Selain di negara yang disebut sebelumnya, bahasa Melayu dituturkan pula
di Afrika Selatan, Sri Lanka, Thailand selatan, Filipina selatan, Myanmar selatan, sebagian
kecil Kamboja, hingga Papua Nugini. Bahasa ini juga dituturkan oleh penduduk Pulau
Christmas dan Kepulauan Cocos, yang menjadi bagian Australia.
Suku Melayu Deli, adalah salah satu suku melayu yang mendiami kabupaten Deli
Serdang. Penyebaran meliputi kota Medan, Deli Tua, daerah pesisir, pinggiran sungai Deli
dan Labuhan. Di kota Medan suku Melayu Deli banyak menempati daerah pinggiran kota.
Populasi suku Melayu diperkirakan lebih dari 2 juta orang.
Suku Melayu Deli berbicara dalam bahasa Melayu Deli. Sekilas bahasa Melayu Deli
mirip dengan bahasa Indonesia dengan logat melayu yang kental dan pengucapan yang
lebih singkat dan cepat. Pada beberapa tempat, bahasa Melayu Deli menggunakan dialek
'e', mirip dengan bahasa Maye-Maye dan bahasa Malaysia.
Contoh bahasa Melayu Deli:
Indonesia - Melayu Deli
kau = ko, kow
ini = ni
itu = tu
Bahasa Melayu Deli, memiliki sub-bahasa di kota Medan yang berkembang menjadi
salah satu dialek bahasa Melayu, yaitu bahasa Medan. Bahasa Medan pada dasarnya sama
dengan bahasa Melayu Deli, namun banyak menyerap bahasa-bahasa lain, seperti dari
bahasa Batak Toba, Batak Karo, Batak Mandailing, China, India, Arab, Minangkabau,
Inggris, Belanda dan lain-lain. Sedangkan logat bahasa Medan banyak dipengaruhi logat
batak, sehingga logatnya terdengar semi melayu dan semi batak.
Bahasa Indonesia
Bahasa Melayu Deli
(normal)
Bahasa Bahasa Melayu Deli
(sopan)
di atas .. di luhur .. palih luhur ..
di belakang .. di tukang .. palih pengker ..
di bawah .. di handap .. palih handap ..
di dalam .. di jero .. palih lebet ..
di luar .. di luar .. palih luar ..
di samping .. di sisi .. palih gigir ..
di antara ..
dan ..
di antara ..
jeung ..
antawis ..
sareng ..
Bahasa Indonesia
Bahasa Melayu Deli
(normal)
Bahasa Melayu Deli
(sopan)
Sebelum
saacan, saencan,
saméméh
Sateuacan
Sesudah Sanggeus Saparantos
Ketika Basa Nalika
Besok Isukan Enjing
Bahasa Indonesia
Bahasa Melayu Deli
(normal)
Bahasa Melayu Deli
(sopan)
Lapar Tina Tina
Ada Aya Nyondong
Tidak Embung Alim
Saya Urang Abdi/sim kuring/pribados
2.1.2 Letak Geografis Deli Serdang
Kabupaten Deli Serdang berada pada ordinat 2°57’-3°16’ LU
98°33’-99°27’ BT, Provinsi Sumatera Utara. Luas daerahnya 2.808,91 km2
. Berada 5
meter di atas permukaan laut. Total populasi 1,790,431 jiwa (sensus pada tahun 2010)
yang terdiri atas: Penduduk 35.378.483 jiwa yang terdiri dari: Suku Melayu 55%, Suku
Jawa 18%, Suku Karo 10%, selebihnya terdiri dari: Suku Batak, Minang, Tionghoa.
Secara administratif, daerah dibagi menjadi 22 kecamatan dan 389 / 14 kelurahan.
Ibukotanya adalah Lubuk Pakam. Batas-batas: Utara berbatasan dengan Selat Malaka
dan Kabupaten Langkat, Selatan berbatasan dengan Kotamadya Medan dan Kecamatan
Sunggal, Barat berbatasan dengan Kecamatan Hamparan Perak, Timur berbatasan
dengan Kecamatan Persut Sei Tuan dan Kotamadya Medan.
2.1.3 Sejarah dan penyebaran
Nama Melayu mulai dikenal pada masa berdirinya kerajaan Melayu di wilayah
Sungai Batanghari yang kini membelah Propinsi Jambi. Dari sini kemudian kemungkinan
tersebar hingga ke semenanjung Melayu. Suku Melayu merupakan salah satu suku
terbesar di Indonesia setelah Suku Jawa dan Sunda. Pulau Sumatera merupakan dasar dari
asal bahasa Melayu. Kerajaan-kerajaan Melayu pernah ada dan tersebar hingga ke Pulau
Kalimantan (Borneo). Daerah Siak merupakan pusat Melayu di daratan, Melayu dialek 'o'
banyakdipakai di pedalaman Riau. Kepulauan Riau: Sudah sangat diketahui bahwa
Kepulauan Riau adalah pusat kebudayaan Melayu di Indonesia. dari sinilah katanya
Bahasa Indonesia berakar, serupa dengan Johor.
2.1.4 Variasi dalam Bahasa Melayu
Ada kesulitan dalam mengelompokkan bahasa-bahasa Melayu. Sebagaimana
beberapa bahasa di Nusantara, tidak ada batas tegas antara satu varian dengan varian lain
yang penuturnya bersebelahan secara geografis. Perubahan dialek seringkali bersifat
bertahap. Untuk kemudahan, biasanya dilakukan pengelompokan varian sebagai berikut:
1. Bahasa-bahasa Melayu Tempatan (Lokal)
2. Bahasa-bahasa Melayu Kerabat (Paramelayu, Paramalay = Melayu "tidak
penuh")
3. Bahasa-bahasa kreol (bukan suku/penduduk melayu) berdasarkan bahasa
Melayu
Jumlah penutur bahasa Melayu di Indonesia sangat banyak, bahkan dari segi jumlah
melampaui jumlah penutur bahasa Melayu di Malaysia maupun di Brunei Darussalam.
Bahasa Melayu dituturkan mulai sepanjang pantai timur Sumatera, Kepulauan Riau,
Kepulauan Bangka Belitung, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu hingga pesisir
Pulau Borneo dan kota Negara, Bali.
2.1.5 Peta Kabupaten Deli Serang (pemakaian dialek Melayu Deli)
2.1.6 Letak geografis jawa tengah
Jawa tengah adalah salah satu profinsi Indonesia yang bertempat pada bagian tengah
Pulau Jawa. Profinsi ini bersebelahan dengan Profinsi Jawa Barat di bagian sebelah barat, di
bagian timur berbatasan dengan Profinsi Jawa Timur, di bagian sebelah selatan berbatasan
dengan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Samudra Hindia, dan di bagian utara berbatasan
dengan Laut Jawa. Profinsi Jawa Tengah juga meliputi Pulai Nusakambangan di bagian
selatan dan Kepulauan Karimun Jawa di bagian Laut Jawa, sehingga Profinsi Jawa Tengah
memiliki luas wilayah sekitar 32.548 km², atau sekitar 25,04% dari luas keseluruhan Pulau
Jawa. lokasi geografis Profinsi Jawa Tengah 5o
40' karo 8o
30' Lintang Selatan juga antara
108o
30' dengan 111o
30' Bujur Timur (hal tersebut termasuk Pulau Karimunjawa). Jarak
paling jauh dari barat sampai timur adalah ± 263 Km, dari sisi utara sampai arah selatan 226
Km (tidak termasuk pulau Karimunjawa). Profinsi Jawa Tengah dibagi menjadi 29 kabupaten
dan 6 kota, yaitu:
No Nama Kabupaten
Kilometer
Persegi
1 Banjarnegara 1.096,74 km²
2 Banyumas 1.329,02 km²
3 Batang 788,00 km2
4 Blora 1.820,59 km²
5 Boyolali 1.015,10 km²
6 Brebes 1.281,115 km²
7 Cilacap 1.657,73 km²
8 Demak (tidak tercantum)
9 Grobogan (tidak tercantum)
10 Jeporo (tidak tercantum)
11 Karanganyar (tidak tercantum)
12 Kebumen 1.281,115 km²
13 Kendal (tidak tercantum)
14 Klaten 655,56 km²
15 Kudus 425,17 km2
16 Magelang 1.085,73 km2
17 Pati 1.419,07 km²
18 Pekalongan (tidak tercantum)
19 Pemalang 1.115.31 km²
20 Purbalingga 777.76 km²
21 Purworejo (tidak tercantum)
22 Rembang (tidak tercantum)
23 Semarang 981,95 km2
24 Sragen 946,49 km2
25 Sukoharjo 466,66 km2
26 Tegal 878,79 km2
27 Temanggung 870,25 km2
28 Wonogiri 1.822,37 km2
29 Wonosobo 984,68 km2
No Nama Kota
1 Magelang
2 Surakarta
3 Salatiga
4 Semarang
5 Pekalongan
6 Tegal
Bahasa Jawa merupakan salah satu bahasa yang ada di Indonesia. Bahasa Jawa
dituturkan oleh lebih dari 80 juta orang, baik yang berada di Indonesia sendiri maupaun di
Luar negeri. Bahasa Jawa merupakan rumpun dari bahasa Austronesia setelah Malayo-
Polenisia, Malayo-Polenisia inti, dan Sunda-Sulawesi. Bahasa ini dituliskan dengan tiga
sistem penulisan, yaitu dengan aksara Jawa, aksara Arab, dan aksara latin. Bahasa Jawa
adalah bahasa yang dipakai dan berkembang di Pulau Jawa, khususnya di Jawa Tengah,
Yogyakarta dan Jawa Timur. Selain ketiga daerah tersebut, Bahasa Jawa juga digunakan di
wilayah lain seperti kota Serang, Cilegon, dan kabupaten Tanggerang, khususnya pantai utara
atau pesisir utara dari Cirebon sampai Karawang. Dalam penggunaan bahasa jawa, setiap
daerah yang menggunakan bahasa jawa tentunya memiliki ciri khas tersendiri. Seperti dalah
logat serta dialek. Contohnya adalah dialek daerah Semarangan tentunya sangat berbeda
dengan dialek Banyumasan. Dialek Banyumasan tentunya juga sangat berbeda dengan dialek
daerah Pati. Selain dari daerah-daerah yang disebutkan, bahasa Jawa juga dipergunakan di
luar daerah jawa namun tetap di dalam wilayah Indonesia, yaitu digunakan di Lampung
(61,9%), Sumatra Utara (32,6%), jambi (27,6%), Sumatra Selatan (27%), dan Aceh yang
dikenal sebagai Aneuk Jawoe sebesar (15,87%).
2.1.7 Persebaran Bahasa Jawa
Dalam penyebarannya, penyebaran bahasa Jawa dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Salah satu faktor tersebut adalah perpindahan penutur bahasa menuju ke tempat yang berbeda
bahasa. Misalnya adalah transmigrasi, urbanisasi atau bahkan bisa melalui proses merantau
yang berartikan mencari mata pencaharian di tempat yang mempunhyai perbedaan dalam hal
kebahasaan. Dalam proses tersebut, orang jawa yang melakukan kegitan tersebut membawa
bahasa jawa beserta kebudayaan-kebudayaan jawa. Sehingga, di tempat tersebut mampu
tercipta suatu perkampungan baru yang menggunakan bahasa serta kebudayaan jawa yang
dibawa oleh orang jawa tersebut. Hal tersebut terjadi di perkampungan Jawa di Suriname,
Amerika Selatan. Perkampungan tersebut terjadi akibat bangsa atau suku jawa yang dibawa
oleh Belanda pada abad ke-19 sebagai pekerja bebas oleh para tentara Belanda. Sama halnya
dengan perkembangan TKI (Tenaga Kerja Indonesia), semakin banyaknya TKI Jawa yang
lama tinggal dan beranak pinak, maka kehidupannya tak akan lepas dengan bahasa dan
kebudayaan Jawa.
2.1.8 Variasi Bahasa Jawa
Bahasa Jawa mempunyai berbagai macam keragaman variasi, dan sampai sekarang
variasi tersebut masih terpelihara kelestariannya. Variasi bahasa tersebut adalah dialek.
Dialek bahasa jawa dikelompokkan menjadi tiga kelompok. Yaitu kelompok barat meliputi
Banten, Cirebon, Tegal, Banyumasan, dan Bumiayu. Kelompok tengah meliputi Pekalongan,
Kedu, Bagelan, Semarang, Pantai Utara (Jepara, Demak, Kudus, Pati), Blora, Surakarta,
Yogyakarta, dan Madiun. Kelompok tengah ini biasa dikenal sebagai bahasa Jawa Tengahan
atau Matraman. Dialek Surakarta dan Yogyakarta menjadi acuan baku pemakaian resmi
bahasa jawa. Sedangkan kelompok timur meliputi Pantura Jawa Timur (Tuban, Bojonegoro),
Surabaya, Malang, Jombang, Tengger, dan Banyuwangi.
2.1.9 Peta Persebaran Bahasa Jawa
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Daftar 200 Kata Leksikostatistik Morris Swadesh
No. Bahasa Indonesia Bahasa Melayu Bahasa Jawa Kekerabatan
(Gloss) Deli
1 abu abam awu -
2 air aer banyu -
3 akar - oyot -
4 aku awak aku -
5 alir - mili -
6 anak anak anak +
7 anjing - asu -
8 angin angin angin +
9 apa - apa -
10 api bara geni -
11 apung apong kambang -
12 asap - asep -
13 awan - mega -
14 bagaimana - piye -
15 baik baek apik -
16 balik - walik -
17 banyak banak akeh -
18 bapak abi bapak -
19 baring bam glethak -
20 baru - anyar -
21 basah - teles -
22 batu batu watu +
23 beberapa - sepira -
24 belah - sigar -
25 benar - bener -
26 benih - wiji -
27 bengkak - abuh -
28 berenang - renang -
29 berjalan - mlaku -
30 berat - abot -
31 beri upeti weneh -
32 besar tegap gedhe -
33 bilamana - kapan -
34 binatang - kewan -
35 bintang - lintang +
36 buah buah woh -
37 bulu - wulu -
38 bunga - kembang -
39 bunuh bunoh pati -
40 buru (ber-) - oyak -
41 buruk burok elek -
42 burung burung manuk -
43 busuk busok bosok +
44 daging - daging -
45 dan - lan -
46 danau - tlaga -
47 darah - getih -
48 datang - teka -
49 daun daon godhong -
50 debu abu awu +
51 dekat ambang cedhak -
52 dengan - karo -
53 dengar - krungu -
54 di dalam - jero -
55 pada - ing -
56 dingin - adhem -
57 di mana - endi -
58 diri (berdiri) - ngadhek -
59 di sini - kene -
60 di situ - kono -
61 jahit jait dondom -
62 jalan pasar dalan -
63 jantung jantung jantung +
64 jatuh cicir tiba -
65 jauh jaoh adoh -
66 jeram - grojogan -
67 dorong - surung -
68 dua - loro +
69 duduk - jagong +
70 ekor ikor buntut -
71 empat - papat +
72 engkau - kowe -
73 gali korek kedhuk -
74 garam - uyah -
75 ganuk (meng-) - - -
76 gelembung - - -
77 gemuk tambun lemu -
78 gigi gigi untu -
79 gigit kikil cokot -
80 gosok puyu gosok -
81 gunung jabal gunung -
82 hantam tumbuk antem -
83 hati hati ati +
84 hijau - ijo -
85 hidung hidong irung +
86 hidup - urip -
87 hisap jujub sedot -
88 hitam bajak ireng -
89 hitung kera itung -
90 hujan hujan udan +
91 hutan utan alas -
92 ia - deweke -
93 ibu ende ibu -
94 ikan - iwak -
95 ikat tambat iket -
96 istri istri bojo -
97 itu - kuwi -
98 kabut sagup pedhut -
99 kaki kaki Sikil -
100 kalau kalau menawa -
101 kami, kita - aku kabeh -
102 kamu - kowe kabeh -
103 kanan - tengen -
104 karena, sebab kerne amarga -
105 kata (ber-) - ngomong -
106 (ber-)kelahi - gelut -
107 kepala - sirah -
108 kering kering garing +
109 kecil kecit cilik -
110 kiri kidal kiwa -
111 kotor kumal reget -
112 kulit - kulit -
113 kuku - kulite uwit -
114 kuning - kuning -
115 kutu tungau tuma -
116 lain - liya -
117 langit - langit -
118 laut - segara -
119 lebar - amba -
120 leher - gulu -
121 lelaki jantan lanang -
122 lempar tepelohong balang -
123 lidah - ilat -
124 lihat keleh ndelok -
125 lima lima lima +
126 licin elir lunyu -
127 (ber-) ludah beludah idu -
128 lurus - lenceng -
129 main - dolan -
130 makan baham mangan -
131 malam - bengi -
132 mata mata mripat -
133 matahari - srengenge -
134 mati, meninggal - mati -
135 merah - abang -
136 mereka - dheweke -
137 minum turap umbe -
138 mulut - cangkem -
139 muntah ngeledak muntah -
140 nama nama jeneng -
141 napas nafas ambekan -
142 nyala nyala urup -
143 nyanyi nyanyi nembang -
144 orang orang uwong -
145 panas angat panas -
146 panjang - dawa -
147 pasir - wedhi -
148 pegang - cekel -
149 pendek pandak cendhek -
150 peras - peres -
151 perempuan betina wadon -
152 perut perot weteng -
153 pikir - mikir -
154 pohon pokok uwit -
155 potong iris kethok -
156 punggung - geger -
157 putih puteh putih +
158 rambut - rambut -
159 rumput - suket -
160 sayap kepak suwiwi +
161 satu - siji -
162 sedikit - sethithik -
163 siang - awan -
164 siapa - sapa -
165 sempit - sesek -
166 semua semue kabeh -
167 suami - bojo -
168 sungai - kali -
169 tajam - - -
170 tahu - ngerti -
171 tahun taun taun +
172 takut - wedi -
173 tali tali tali +
174 tanah - lemah -
175 tangan - tangan -
176 terik - ngentang -
177 telingga - kuping -
178 telur telor endhog -
179 terbang mabur mabur +
180 tertawa baha guyu -
181 tidak tida ora -
182 tidur beradu turu -
183 tiga - telu -
184 tikam - - -
185 tipis nipis tipis +
186 tiup(me-) - sebul -
187 cacing - cacing -
188 cium(bau) memahi ngambu -
189 tua tua tuwa +
190 cuci basoh kumbah -
191 tulang - balung -
192 tebal - kandel -
193 tumpul - kethul -
194 tongkat - teken -
195 ular ular ula +
196 usap usab usap +
197 usus - usus -
198 air bah - banjir -
199 musim kemarau kemarau ketiga -
200 minum - ngumbe -
Tabel 1. Pengisolasian Morfem Terikat
No Gloss Melayu Jawa
23 Bohong Dupak (ng-) apusi
125 Kulum Kemut (ng-)emut
141 (me-)nari Ngebeng ngibing
143 (me-)ngantuk Ngantak ngantuk
145 (me-)ngerti Reti mudheng
146 (me-)ngigau Igau nglindur
149 (me-)nunjuk Acung Tudhing
150 mimpi Impi Ngimpi
Tabel 1. Pengisolasian Morfem Terikat
No Gloss Melayu Jawa
23 Bohong Dupak (ng-) apusi
125 Kulum Kemut (ng-)emut
141 (me-)nari Ngebeng ngibing
143 (me-)ngantuk Ngantak ngantuk
145 (me-)ngerti Reti mudheng
146 (me-)ngigau Igau nglindur
149 (me-)nunjuk Acung Tudhing
150 mimpi Impi Ngimpi
Tabel 2. Penetapan Kata Kerabat (cognate
a. Pasangan itu identik (total ada 11 kata)
No Glos Melayu Jawa
1 acar Acar acar
3 alim Alim alim
41 dadar dadar dadar
72 haram haram haram
81 imam imam imam
82 imsak imsak imsak
94 janji janji janji
102 Jinjit jinjit jinjit
114 kempot kempot kempot
120 keset keset keset
161 nangka nangka nangka
b. Pasangan itu memiliki korespondensi fonemis (total ada 9 kata)
Dari analisis terbentuk korespondensi fonemis /e-i/, /a-e/,/i-hi/
No Gloss Sunda Melayu
83 hati Hate Hati
97 itu Eta Itu
35 bintang Bentang Bintang
124 lihat Tingali Tengok
140 nama Name Nama
131 malam Malem Malam
104 karena, sebab Sabab Sebab
89 hitung Itung Hitung
84 hijau Ijo Hijau
c. Kemiripan secara fonetis
Kemiripan secara fonetis yakni bahwa ciri-ciri fonetisnya harus serupa sehingga
dapat dianggap alofon.
d. Satu fonem berbeda (total ada 21 kata)
No Glos Melayu Jawa
6 Baca Baca maca
18 Biawak Menyawak mencawak
35 Cara care cara
36 Catat catet cathet
38 Celaka bala mala
44 Debu abu awu
58 Gatal gatal gatel
88 Jagung jagong jagung
101 Jilat jilat dilat
104 Kain kaen kain
107 Kapas kapok kapuk
108 Karam karam kerem
124 Kualat kualat kuwalat
134 Lutut dengkul dhengkul
140 Menara benara menara
143 mengantuk ngantak ngantuk
154 mobil, bus umum motor montor
183 Rasa rase rasa
185 Ringan enteng entheng
196 Tua tua tuwa
200 Waktu waketu wektu
Dua fonem berbeda
No Glos Melayu Jawa
2 Adat Ade adat
8 Bagi Bagika Bagi
9 bahasa Bahasa Basa
40 Dada Dada dhadha
69 Hafal Hafal apal
125 Kulum Kemut Ngemut
141 menari Ngebeng ngibing
142 mendung Mendong mendhung
147 mentah Matah mentah
150 mimpi Impi ngimpi
160 Nanas Enas nanas
Tahun Pisah
Dari 200 buah kata maka dapat dilihat bawa kata yang memiliki:
a. Bunyi yang sama total = 60 kata
b. Kemiripan bunyi makna sama = 21 kata
Jumlah kekerabatan = 81 kata atau 40,5%
Menghitung Waktu Pisah Bahasa Jawa dengan Bahasa Melayu deli
Kemiripan bunyi makna sama = 21 kata
Jumlah kekerabatan = 81 kata atau 40,5%
Menghitung Waktu Pisah Bahasa Jawa dengan Bahasa Melayu deli
W= log. C
2 log. R
W= log. 40,5%
2 log. 81%
W= 1,61
3,81
W= 0,42
Jadi, waktu pisah Bahasa Jawa dan Bahasa Melayu Deli adalah 0,42 tahun yang lalu. Hasil
terakhir ini dapat diubah menjadi tahun biasa setelah dikalikan dengan seribu. Tahun pisah
Bahasa Jawa dan Bahasa Melayu Deli adalah 2013 – 420 = 1593 M. Jadi, Bahasa Jawa
berpisah dengan Bahasa Melayu Deli dari sebuah bahasa induk pada tahun 1593 M.
BAB IV
4.1 Simpulan
Berdasarkan uraian teoritis yang dikemukakan pada leksikostatistik memberi
perbandingan antara Bahasa Sunda dan Bahasa Melayu maka penulis menyimpulkan
sebagai berikut:
1. Bahasa memiliki peranan yang sangat penting sebagai sarana komunikasi.
2. Bahasa selalu berubah sesuai perkembangan dan pengaruh lingkungan.
3. Leksikostatistik adalah suatu teknik dalam pengelompokkan bahasa yang lebih
cenderung mengutamakan peneropongan kata-kata (leksikon) secara statistik, untuk
kemudian berusaha menetapkan pengelompokkan itu berdasarkan prosentase
kesamaan dan perbedaan suatu bahasa dengan bahasa lain.
4.2 Saran
Setelah memperhatikan dan menganalisa mengenai leksikostatistik, Bahasa Sunda
degan Bahasa Melayu, penulis dapat memberi saran:
1. Melihat pentingnya fungsi bahasa di Indonesia agar dapat diperhatikan bagi
pendidikan terutama peneliti dan pembaca yang bertujuan sebagai pengembangan
bahasa khususnya bahasa daerah.
2. Di era globalisasi ini bahasa daerah sudah semakin terkikis oleh sebab itu kita sebagai
Bangsa Indonesia yang beragam suku harus melestarikan budaya dan bahasa ibu
(basic vocabulary) agar terpelihara dan tidak punah.
Daftar Pustaka
Hayati Chairil, dkk. 1985. Kamus Melayu Deli – Indonesia. Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan: Jakarta.
Sugiarto, dkk. Kamus Indonesia – Daerah. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

perbezaan pemikiran dalam linguistik
perbezaan pemikiran dalam linguistikperbezaan pemikiran dalam linguistik
perbezaan pemikiran dalam linguistik
fitri norlida
 
Teori pemerolehan bahasa pertama
Teori pemerolehan bahasa pertamaTeori pemerolehan bahasa pertama
Teori pemerolehan bahasa pertama
Phyne Phain
 
Memahami Dasar-Dasar Teori Makna Semantik
Memahami Dasar-Dasar Teori Makna SemantikMemahami Dasar-Dasar Teori Makna Semantik
Memahami Dasar-Dasar Teori Makna Semantik
Yudha Fadillah
 
Prinsip,teknik,kaedah,dan masalah pengajaran tatabahasa
Prinsip,teknik,kaedah,dan masalah pengajaran tatabahasaPrinsip,teknik,kaedah,dan masalah pengajaran tatabahasa
Prinsip,teknik,kaedah,dan masalah pengajaran tatabahasa
Airun Pureluv
 
Mata kuliah-fonologi
Mata kuliah-fonologiMata kuliah-fonologi
Mata kuliah-fonologi
Niicha Juwita
 

La actualidad más candente (20)

Konteks dalam analisis wacana
Konteks dalam analisis wacanaKonteks dalam analisis wacana
Konteks dalam analisis wacana
 
Konsep Bahasa dan Fungsi Bahasa Indonesia
Konsep Bahasa dan Fungsi Bahasa IndonesiaKonsep Bahasa dan Fungsi Bahasa Indonesia
Konsep Bahasa dan Fungsi Bahasa Indonesia
 
Morf, Morfem, dan Alomorf
Morf, Morfem, dan AlomorfMorf, Morfem, dan Alomorf
Morf, Morfem, dan Alomorf
 
Medan makna
Medan maknaMedan makna
Medan makna
 
PRINSIP KESANTUNAN
PRINSIP KESANTUNANPRINSIP KESANTUNAN
PRINSIP KESANTUNAN
 
perbezaan pemikiran dalam linguistik
perbezaan pemikiran dalam linguistikperbezaan pemikiran dalam linguistik
perbezaan pemikiran dalam linguistik
 
Aliran aliran drama
Aliran aliran dramaAliran aliran drama
Aliran aliran drama
 
Tokoh dan Aliran Linguistik
Tokoh dan Aliran LinguistikTokoh dan Aliran Linguistik
Tokoh dan Aliran Linguistik
 
KEDWIBAHASAAN (BILINGUALISME)
KEDWIBAHASAAN (BILINGUALISME)KEDWIBAHASAAN (BILINGUALISME)
KEDWIBAHASAAN (BILINGUALISME)
 
makalah Transformasi generatif
makalah Transformasi generatif makalah Transformasi generatif
makalah Transformasi generatif
 
Pemerolehan bahasa
Pemerolehan bahasaPemerolehan bahasa
Pemerolehan bahasa
 
Teori pemerolehan bahasa pertama
Teori pemerolehan bahasa pertamaTeori pemerolehan bahasa pertama
Teori pemerolehan bahasa pertama
 
Memahami Dasar-Dasar Teori Makna Semantik
Memahami Dasar-Dasar Teori Makna SemantikMemahami Dasar-Dasar Teori Makna Semantik
Memahami Dasar-Dasar Teori Makna Semantik
 
Linguistik sinkronik dan linguistik diakronik
Linguistik sinkronik dan linguistik diakronikLinguistik sinkronik dan linguistik diakronik
Linguistik sinkronik dan linguistik diakronik
 
Teori segitiga semiotik
Teori segitiga semiotikTeori segitiga semiotik
Teori segitiga semiotik
 
Prinsip,teknik,kaedah,dan masalah pengajaran tatabahasa
Prinsip,teknik,kaedah,dan masalah pengajaran tatabahasaPrinsip,teknik,kaedah,dan masalah pengajaran tatabahasa
Prinsip,teknik,kaedah,dan masalah pengajaran tatabahasa
 
Bagaimana manusia mempersepsi ujaran
Bagaimana manusia mempersepsi ujaranBagaimana manusia mempersepsi ujaran
Bagaimana manusia mempersepsi ujaran
 
Mata kuliah-fonologi
Mata kuliah-fonologiMata kuliah-fonologi
Mata kuliah-fonologi
 
Proses menterjemah
Proses menterjemahProses menterjemah
Proses menterjemah
 
Tokoh Dalam Bidang Terjemahan
Tokoh Dalam Bidang TerjemahanTokoh Dalam Bidang Terjemahan
Tokoh Dalam Bidang Terjemahan
 

Destacado (12)

Tipologi bahasa
Tipologi bahasaTipologi bahasa
Tipologi bahasa
 
Linguistik Historis Komparatif “Perbandingan Bahasa Bali Kuna dengan Bahasa J...
Linguistik Historis Komparatif “Perbandingan Bahasa Bali Kuna dengan Bahasa J...Linguistik Historis Komparatif “Perbandingan Bahasa Bali Kuna dengan Bahasa J...
Linguistik Historis Komparatif “Perbandingan Bahasa Bali Kuna dengan Bahasa J...
 
Makalah semantik tentang makna
Makalah semantik tentang maknaMakalah semantik tentang makna
Makalah semantik tentang makna
 
analisis bahasa iklan bahasa indonesia
analisis bahasa iklan bahasa indonesiaanalisis bahasa iklan bahasa indonesia
analisis bahasa iklan bahasa indonesia
 
Pertemuan ke 8 - paradigma & teori kebijakan sosial
Pertemuan ke 8 - paradigma & teori kebijakan sosialPertemuan ke 8 - paradigma & teori kebijakan sosial
Pertemuan ke 8 - paradigma & teori kebijakan sosial
 
Definisi Komunikasi Menurut Pakar Komunikasi
Definisi Komunikasi Menurut Pakar KomunikasiDefinisi Komunikasi Menurut Pakar Komunikasi
Definisi Komunikasi Menurut Pakar Komunikasi
 
Linguistik perbandingan
Linguistik perbandinganLinguistik perbandingan
Linguistik perbandingan
 
Morphological typology
Morphological typologyMorphological typology
Morphological typology
 
hakikat media pembelajaran
hakikat media pembelajaranhakikat media pembelajaran
hakikat media pembelajaran
 
Bahasa melayu Riau
Bahasa melayu RiauBahasa melayu Riau
Bahasa melayu Riau
 
Definisi komunikasi
Definisi komunikasiDefinisi komunikasi
Definisi komunikasi
 
Definisi & konsep komunikasi
Definisi & konsep komunikasiDefinisi & konsep komunikasi
Definisi & konsep komunikasi
 

Similar a LINGUISTIK HISTORIS KOMPARATIF “Leksikostatistik Bahasa Melayu Deli dengan Bahasa Jawa"

Cover campur kode bahasa pada warga dusun teladan keutapang dua
Cover campur kode bahasa  pada warga dusun teladan keutapang duaCover campur kode bahasa  pada warga dusun teladan keutapang dua
Cover campur kode bahasa pada warga dusun teladan keutapang dua
Shinta Villa
 
Diamorf dalam bahasa indonesia dan bahasa sunda jatmika nurhadi
Diamorf dalam bahasa indonesia dan bahasa sunda   jatmika nurhadiDiamorf dalam bahasa indonesia dan bahasa sunda   jatmika nurhadi
Diamorf dalam bahasa indonesia dan bahasa sunda jatmika nurhadi
jatmikanurhadi
 
SEMINAR BAHASA_RATNA PRATIWI
SEMINAR BAHASA_RATNA PRATIWISEMINAR BAHASA_RATNA PRATIWI
SEMINAR BAHASA_RATNA PRATIWI
Dhita Candra
 
Makalah bahasa daerah, bahasa inggris dan bahasa asing
Makalah bahasa daerah, bahasa inggris dan bahasa asingMakalah bahasa daerah, bahasa inggris dan bahasa asing
Makalah bahasa daerah, bahasa inggris dan bahasa asing
Santos Tos
 

Similar a LINGUISTIK HISTORIS KOMPARATIF “Leksikostatistik Bahasa Melayu Deli dengan Bahasa Jawa" (20)

Sri Lestari "Fonemik Bahasa Melayu Sambas di Sekolah Menengah Pertama Negeri ...
Sri Lestari "Fonemik Bahasa Melayu Sambas di Sekolah Menengah Pertama Negeri ...Sri Lestari "Fonemik Bahasa Melayu Sambas di Sekolah Menengah Pertama Negeri ...
Sri Lestari "Fonemik Bahasa Melayu Sambas di Sekolah Menengah Pertama Negeri ...
 
Disain Penelitian Kebahasaan
Disain Penelitian KebahasaanDisain Penelitian Kebahasaan
Disain Penelitian Kebahasaan
 
Cover campur kode bahasa pada warga dusun teladan keutapang dua
Cover campur kode bahasa  pada warga dusun teladan keutapang duaCover campur kode bahasa  pada warga dusun teladan keutapang dua
Cover campur kode bahasa pada warga dusun teladan keutapang dua
 
Analisis Fonetik dan Fonemik Bahasa Dayak Sawai Desa Sekonau Kecamatan Rawak ...
Analisis Fonetik dan Fonemik Bahasa Dayak Sawai Desa Sekonau Kecamatan Rawak ...Analisis Fonetik dan Fonemik Bahasa Dayak Sawai Desa Sekonau Kecamatan Rawak ...
Analisis Fonetik dan Fonemik Bahasa Dayak Sawai Desa Sekonau Kecamatan Rawak ...
 
Diamorf dalam bahasa indonesia dan bahasa sunda jatmika nurhadi
Diamorf dalam bahasa indonesia dan bahasa sunda   jatmika nurhadiDiamorf dalam bahasa indonesia dan bahasa sunda   jatmika nurhadi
Diamorf dalam bahasa indonesia dan bahasa sunda jatmika nurhadi
 
Asgmt BMT.doc
Asgmt BMT.docAsgmt BMT.doc
Asgmt BMT.doc
 
Diglosia by klp. 6 (ibi, cecep, lulu)
Diglosia by klp. 6 (ibi, cecep, lulu)Diglosia by klp. 6 (ibi, cecep, lulu)
Diglosia by klp. 6 (ibi, cecep, lulu)
 
Rencana Penelitian Bahasa (IKIP-PGRI Pontianak)
Rencana Penelitian Bahasa (IKIP-PGRI Pontianak)Rencana Penelitian Bahasa (IKIP-PGRI Pontianak)
Rencana Penelitian Bahasa (IKIP-PGRI Pontianak)
 
Analisis Fonetik Pada bahasa Dayak Jangkang di Desa jangkang Benua Kabupaten ...
Analisis Fonetik Pada bahasa Dayak Jangkang di Desa jangkang Benua Kabupaten ...Analisis Fonetik Pada bahasa Dayak Jangkang di Desa jangkang Benua Kabupaten ...
Analisis Fonetik Pada bahasa Dayak Jangkang di Desa jangkang Benua Kabupaten ...
 
SEMINAR BAHASA_RATNA PRATIWI
SEMINAR BAHASA_RATNA PRATIWISEMINAR BAHASA_RATNA PRATIWI
SEMINAR BAHASA_RATNA PRATIWI
 
Ade Yusnita "Fonemik Bahasa Melayu Sambas di Desa Serumpun Kecamatan Salatiga...
Ade Yusnita "Fonemik Bahasa Melayu Sambas di Desa Serumpun Kecamatan Salatiga...Ade Yusnita "Fonemik Bahasa Melayu Sambas di Desa Serumpun Kecamatan Salatiga...
Ade Yusnita "Fonemik Bahasa Melayu Sambas di Desa Serumpun Kecamatan Salatiga...
 
Disain Penelitian Kebahasaan
Disain Penelitian KebahasaanDisain Penelitian Kebahasaan
Disain Penelitian Kebahasaan
 
Makalah bahasa daerah, bahasa inggris dan bahasa asing
Makalah bahasa daerah, bahasa inggris dan bahasa asingMakalah bahasa daerah, bahasa inggris dan bahasa asing
Makalah bahasa daerah, bahasa inggris dan bahasa asing
 
Penelitian kebahasaan Fransiskus
Penelitian kebahasaan FransiskusPenelitian kebahasaan Fransiskus
Penelitian kebahasaan Fransiskus
 
Disain Penelitian Kebahasaan
Disain Penelitian KebahasaanDisain Penelitian Kebahasaan
Disain Penelitian Kebahasaan
 
SRISURYAS_858946008_TT1BI.docx
SRISURYAS_858946008_TT1BI.docxSRISURYAS_858946008_TT1BI.docx
SRISURYAS_858946008_TT1BI.docx
 
LINGKUNGAN BAHASA DALAM PEMBELAJARAN BIPA-1.pptx
LINGKUNGAN BAHASA DALAM PEMBELAJARAN BIPA-1.pptxLINGKUNGAN BAHASA DALAM PEMBELAJARAN BIPA-1.pptx
LINGKUNGAN BAHASA DALAM PEMBELAJARAN BIPA-1.pptx
 
Makalahpenelitian
MakalahpenelitianMakalahpenelitian
Makalahpenelitian
 
PPT MODUL 1 _MPBISD.pptx
PPT  MODUL 1 _MPBISD.pptxPPT  MODUL 1 _MPBISD.pptx
PPT MODUL 1 _MPBISD.pptx
 
PPT MODUL 1 _MPBISD.pptx
PPT  MODUL 1 _MPBISD.pptxPPT  MODUL 1 _MPBISD.pptx
PPT MODUL 1 _MPBISD.pptx
 

Más de Undergraduate Degree Alumnae (10)

Semiotika dan Warna
Semiotika dan WarnaSemiotika dan Warna
Semiotika dan Warna
 
Presentasi Semiotika
Presentasi SemiotikaPresentasi Semiotika
Presentasi Semiotika
 
Semiotika dan komunikasi 1
Semiotika dan komunikasi 1Semiotika dan komunikasi 1
Semiotika dan komunikasi 1
 
Semiotika. Tradisi Ngeslupi di Kebudayaan Jawa
Semiotika. Tradisi Ngeslupi di Kebudayaan JawaSemiotika. Tradisi Ngeslupi di Kebudayaan Jawa
Semiotika. Tradisi Ngeslupi di Kebudayaan Jawa
 
Ta lhk kelompok
Ta lhk kelompokTa lhk kelompok
Ta lhk kelompok
 
Pmw anin
Pmw aninPmw anin
Pmw anin
 
Tugas sastra anin
Tugas sastra aninTugas sastra anin
Tugas sastra anin
 
Pengantar Pengkajian Sastra
Pengantar Pengkajian SastraPengantar Pengkajian Sastra
Pengantar Pengkajian Sastra
 
Fungsi Sastra 1
Fungsi Sastra 1Fungsi Sastra 1
Fungsi Sastra 1
 
Fungsi sastra 2
Fungsi sastra 2Fungsi sastra 2
Fungsi sastra 2
 

Último

PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
dpp11tya
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
AgusRahmat39
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
NurindahSetyawati1
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
MetalinaSimanjuntak1
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
dheaprs
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 

Último (20)

Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 

LINGUISTIK HISTORIS KOMPARATIF “Leksikostatistik Bahasa Melayu Deli dengan Bahasa Jawa"

  • 1. TUGAS LINGUISTIK HISTORIS KOMPARATIF “Leksikostatistik Bahasa Melayu Deli dengan Bahasa Jawa” Disusun Oleh : Dedik Winarno 13010110130041 Muhammad faizal Majid 13010110130051 Maulana Aji Nugroho 13010110130067 Pramoda Anindya Dipta 13010110130069 Gigih Panggayuh Utomo 13010110130072 SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO 2013
  • 2. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan data dari beberapa sumber yang dihimpun, Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki banyak beraneka ragam bahasa daerah yang tersebar di seluruh Indonesia. Komposisinya pun sangat beraneka ragam. Ada jenis bahasa daerah yang penuturnya seiring dengan berkembangnya waktu kian berkurang dikarenakan lemahnya tradisi untuk mewarisi bahasa leluhur masing-masing. Melemahnya bahasa daerah sendiri dikarenakan faktor anak muda jaman sekarang yang kurang berminat dalam menggunakan bahasa daerah untuk digunakan percakapan sehari – hari itu semua yang menjadi salah satu faktor semakin berkurangnya bahasa daerah. Ada juga jenis bahasa daerah yang penuturnya banyak akan tetapi kaidah-kaidah kebahasaan yang semestinya dipakai telah banyak yang diabaikan. Jika dianalisis lebih lanjut, keberagaman warna bahasa daerah yang ada di negeri ini pasti berasal dari sumber yang sama. Tidak heran jika ada beberapa kosakata dalam bahasa daerah yang letak geografisnya berjauhan tapi memiliki kesamaan. Salah satu samplenya adalah bahasa Melayu Deli dan bahasa Jawa. Didasari dari Ilmu Linguistik Historis Komparatif, yakni satu jenis disiplin ilmu yang mempelajari bahasa dalam bidang waktu serta perubahan- perubahan unsur bahasa yang terjadi dalam bidang waktu tersebut, dibuatlah makalah yang berisi perbandingan 200 kosakata dalam bahasa Melayu Deli dan bahasa Jawa yang dilanjutkan dengan mencari waktu pisah antara bahasa Melayu Deli dengan bahasa Jawa. Dalam makalah ini metode yang kami gunakan adalah metode leksikostatistik, yakni sebuah metode dalam pengelompokan bahasa yang lebih cenderung mengutamakan pengamatan kata-kata atau leksikon secara statistik, untuk kemudian berusaha menetapkan pengelompokan itu berdasarkan prosentase kesamaan dan perbedaan suatu bahasa dengan bahasa lain. Sedangkan metode glotokronologi adalah suatu teknik dalam linguistik historis yang berusaha mengadakan pengelompokan dengan lebih mengutamakan perhitungan waktu (time depth) atau perhitungan usia bahasa- bahasa kerabat. Dalam hal ini, usia bahasa dihitung secara umum, misalnya menggunakan satuan ribuan tahun (millenium). Kedua istilah tersebut saling tumpang tindih. Istilah-
  • 3. istilah tersebut berusaha untuk menemukan data- data untuk suatu tingkat waktu yang agak tua dalam bahasa guna menentukan usia bahasa dan pengelompokan bahasa (Keraf, 1996:121-122) Dalam makalah ini, penulis mencari sumber data berasal dari kamus Bahasa Melayu Deli dan Bahasa Jawa. Namun, selain dari kamus tersebut, data juga bersumber dari wawancara dengan beberapa responden. 1.2 Rumusan Masalah Masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Seberapa besar tingkat kesamaan kosakata Bahasa Melayu Deli dengan Bahasa Jawa? b. Kapan kira-kira waktu pisah Bahasa Melayu Deli dengan Bahasa Jawa? 1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Mengetahui prosentase kekerabatan kata antara Bahasa Melayu Deli dan Bahasa Jawa. b. Mengetahui waktu pisah Bahasa Melayu Deli dengan Bahasa Jawa. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Sebagai bahan masukan dan bahan pertimbangan bagi para peneliti lanjutan. b. Sebagai bahan motivasi untuk meningkatkan kegiatan penelitian bahasa daerah di Indonesia. c. Untuk melengkapi khasanah pustaka bahasa dan sastra daerah, khususnya di Perpustakaan Kementrian Pendidikan. d. Dapat dijadikan sumber informasi tentang linguistik daerah di nusantara. e. Bagi peneliti sendiri, menambah wawasan tantang kajian leksikostatistik Bahasa Melayu Deli dan Bahasa Jawa. 1.5 Teori yang Digunakan Teori merupakan prinsip dasar yang berlaku secara umum yang mempermudah seorang penulis dalam memecahkan suatu masalah. Teori yang menjadi acuan penulis adalah
  • 4. teori leksikostatistik dan teori migrasi yang dikemukaakan Gorys Keraf dalam bukunya, Linguistik Bandingan Historis (1984). 1.6 Asumsi Dasar Leksikostatistik Ada empat macam asumsi dasar yang digunakan sebagai titik tolak untuk mencari jawaban mengenai usia bahasa, atau secara tepatnya dan bilamana terjadi diferensiasi antara dua bahasa atau lebih (Keraf, 1984: 123). Asumsi dasar tersebut adalah: a. sebagian dari kosa kata suatu bahasa sukar sekali berubah bila dibandingkan dengan bagian lainnya. b. retensi (ketahanan) kosakata dasar adalah konstan sepanjang masa. c. perubahan kosakata dasar pada semua bahasa adalah sama. d. bila prosentase dari dua bahasa kerabat (cognate) diketahui, maka dapat dihitung waktu pisah kedua bahasa tersebut. 1.7. Teknik Leksikostatistik Untuk menerapkan keempat asumsi dasar di atas, maka perlu mengambil langkah yang merupakan teknik metode leksikostatistik seperti: a. mengumpulkan kosakatabahasa kerabat. b. menetapkan pasangan-pasangan yang merupakan kata kerabat (cognate) dari kedua bahasa tersebut, penetapan kata kerabat adalah jika: a. pasangan itu identik b. pasangan itu memiliki korespondensi fonemis c. kemiripan secara fonetis d. satu fonem berbeda; c. menghitung usia atau waktu pisah kedua bahasa; W= keterangan: W= waktu peroisahan dalam ribuan tahun (millennium) yang lalu. r= retensi (prosentase konstan dalam seribu tahun atau indeks) C= prosentase kerabat log.= logaritma dari.
  • 5. 1.8. Metode Pengumpulan Data Penulis memakai 2 jenis metode dalam pengumpulan data untuk pengerjaan makalah ini. Metode pertama yakni metode kepustakaan, yakni dengan mencari buku- buku yang berhubungan dengan penulisan makalah ini, khususnya kamus bahasa Melayu Deli-Indonesia serta kamus bahasa Jawa-Indonesia. Jenis metode kedua yakni metode wawancara, yakni dengan mewawancarai langsung para penutur bahasanya. Adapun responden yang kami wawancarai yakni: Dedik (21 tahun), penutur Bahasa Jawa. Faisal (21 tahun), penutur Bahasa Jawa. Tika (20 tahun), penutur Bahasa Melayu Deli. 1.9. Metode Analisis Data Tahap untuk menyelesaikan data yang terkumpul adalah menganalisisnya. Sehubungan dengan teknik yang penulis gunakan, yakni teknik leksikostatistik maka prosedurnya adalah sebagai berikut: a. mengumpulkan kosakata dasar bahasa kerabat, yaitu melalui metode kepustakaan serta metode Interviewer. b. Menghitung kata kerabat, yakni dengan mengikuti prosedur yang sudah ditentukan seperti: 1. Gloss yang tidak diperhitungkan. 2. Pengisolasian morfem terikat. 3. Penetapan kata kerabat. Rumus: C= x 100% Keterangan: C= cognates (kata kerabat) K= jumlah kosakata kerabat G= jumlah gloss c. Menghitung Waktu Pisah Waktu pisah antara dua bahsa kerabat yang telah diketahui prosentase kata kerabatnya, dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut: W=
  • 6. Keterangan: W = waktu peroisahan dalam ribuan tahun(millennium) yang lalu. r = retensi ( prosentase konstan dalam seribu tahun atau indeks ) C = prosentase kerabat Log. = logaritma dari.
  • 7. BAB II ISI 2.1 Bahasa Melayu Deli Bahasa Melayu termasuk dalam bahasa-bahasa Melayu Polinesia di bawah rumpun bahasa Austronesia. Menurut statistik penggunaan bahasa di dunia, penutur bahasa Melayu diperkirakan mencapai lebih kurang 250 juta jiwa yang merupakan bahasa keempat dalam urutan jumlah penutur terpenting bagi bahasa-bahasa di dunia. Bahasa Melayu mencakup sejumlah bahasa yang saling bermiripan yang dituturkan di wilayah Nusantara dan di Semenanjung Melayu. Sebagai bahasa yang luas pemakaiannya, bahasa ini menjadi bahasa resmi di Brunei, Indonesia(sebagai bahasa Indonesia), dan Malaysia (juga dikenal sebagai bahasa Malaysia); bahasa nasional Singapura; dan menjadi bahasa kerja di Timor Leste (sebagai bahasa Indonesia). Bahasa Melayu merupakan lingua franca bagi perdagangan dan hubungan politik di Nusantara sejak sekitar A.D 1500-an. Migrasi kemudian juga turut memperluas pemakaiannya. Selain di negara yang disebut sebelumnya, bahasa Melayu dituturkan pula di Afrika Selatan, Sri Lanka, Thailand selatan, Filipina selatan, Myanmar selatan, sebagian kecil Kamboja, hingga Papua Nugini. Bahasa ini juga dituturkan oleh penduduk Pulau Christmas dan Kepulauan Cocos, yang menjadi bagian Australia. Suku Melayu Deli, adalah salah satu suku melayu yang mendiami kabupaten Deli Serdang. Penyebaran meliputi kota Medan, Deli Tua, daerah pesisir, pinggiran sungai Deli dan Labuhan. Di kota Medan suku Melayu Deli banyak menempati daerah pinggiran kota. Populasi suku Melayu diperkirakan lebih dari 2 juta orang. Suku Melayu Deli berbicara dalam bahasa Melayu Deli. Sekilas bahasa Melayu Deli mirip dengan bahasa Indonesia dengan logat melayu yang kental dan pengucapan yang lebih singkat dan cepat. Pada beberapa tempat, bahasa Melayu Deli menggunakan dialek 'e', mirip dengan bahasa Maye-Maye dan bahasa Malaysia. Contoh bahasa Melayu Deli: Indonesia - Melayu Deli kau = ko, kow ini = ni itu = tu
  • 8. Bahasa Melayu Deli, memiliki sub-bahasa di kota Medan yang berkembang menjadi salah satu dialek bahasa Melayu, yaitu bahasa Medan. Bahasa Medan pada dasarnya sama dengan bahasa Melayu Deli, namun banyak menyerap bahasa-bahasa lain, seperti dari bahasa Batak Toba, Batak Karo, Batak Mandailing, China, India, Arab, Minangkabau, Inggris, Belanda dan lain-lain. Sedangkan logat bahasa Medan banyak dipengaruhi logat batak, sehingga logatnya terdengar semi melayu dan semi batak. Bahasa Indonesia Bahasa Melayu Deli (normal) Bahasa Bahasa Melayu Deli (sopan) di atas .. di luhur .. palih luhur .. di belakang .. di tukang .. palih pengker .. di bawah .. di handap .. palih handap .. di dalam .. di jero .. palih lebet .. di luar .. di luar .. palih luar .. di samping .. di sisi .. palih gigir .. di antara .. dan .. di antara .. jeung .. antawis .. sareng .. Bahasa Indonesia Bahasa Melayu Deli (normal) Bahasa Melayu Deli (sopan) Sebelum saacan, saencan, saméméh Sateuacan
  • 9. Sesudah Sanggeus Saparantos Ketika Basa Nalika Besok Isukan Enjing Bahasa Indonesia Bahasa Melayu Deli (normal) Bahasa Melayu Deli (sopan) Lapar Tina Tina Ada Aya Nyondong Tidak Embung Alim Saya Urang Abdi/sim kuring/pribados 2.1.2 Letak Geografis Deli Serdang Kabupaten Deli Serdang berada pada ordinat 2°57’-3°16’ LU 98°33’-99°27’ BT, Provinsi Sumatera Utara. Luas daerahnya 2.808,91 km2 . Berada 5 meter di atas permukaan laut. Total populasi 1,790,431 jiwa (sensus pada tahun 2010) yang terdiri atas: Penduduk 35.378.483 jiwa yang terdiri dari: Suku Melayu 55%, Suku Jawa 18%, Suku Karo 10%, selebihnya terdiri dari: Suku Batak, Minang, Tionghoa. Secara administratif, daerah dibagi menjadi 22 kecamatan dan 389 / 14 kelurahan. Ibukotanya adalah Lubuk Pakam. Batas-batas: Utara berbatasan dengan Selat Malaka dan Kabupaten Langkat, Selatan berbatasan dengan Kotamadya Medan dan Kecamatan Sunggal, Barat berbatasan dengan Kecamatan Hamparan Perak, Timur berbatasan dengan Kecamatan Persut Sei Tuan dan Kotamadya Medan.
  • 10. 2.1.3 Sejarah dan penyebaran Nama Melayu mulai dikenal pada masa berdirinya kerajaan Melayu di wilayah Sungai Batanghari yang kini membelah Propinsi Jambi. Dari sini kemudian kemungkinan tersebar hingga ke semenanjung Melayu. Suku Melayu merupakan salah satu suku terbesar di Indonesia setelah Suku Jawa dan Sunda. Pulau Sumatera merupakan dasar dari asal bahasa Melayu. Kerajaan-kerajaan Melayu pernah ada dan tersebar hingga ke Pulau Kalimantan (Borneo). Daerah Siak merupakan pusat Melayu di daratan, Melayu dialek 'o' banyakdipakai di pedalaman Riau. Kepulauan Riau: Sudah sangat diketahui bahwa Kepulauan Riau adalah pusat kebudayaan Melayu di Indonesia. dari sinilah katanya Bahasa Indonesia berakar, serupa dengan Johor. 2.1.4 Variasi dalam Bahasa Melayu Ada kesulitan dalam mengelompokkan bahasa-bahasa Melayu. Sebagaimana beberapa bahasa di Nusantara, tidak ada batas tegas antara satu varian dengan varian lain yang penuturnya bersebelahan secara geografis. Perubahan dialek seringkali bersifat bertahap. Untuk kemudahan, biasanya dilakukan pengelompokan varian sebagai berikut: 1. Bahasa-bahasa Melayu Tempatan (Lokal) 2. Bahasa-bahasa Melayu Kerabat (Paramelayu, Paramalay = Melayu "tidak penuh") 3. Bahasa-bahasa kreol (bukan suku/penduduk melayu) berdasarkan bahasa Melayu Jumlah penutur bahasa Melayu di Indonesia sangat banyak, bahkan dari segi jumlah melampaui jumlah penutur bahasa Melayu di Malaysia maupun di Brunei Darussalam. Bahasa Melayu dituturkan mulai sepanjang pantai timur Sumatera, Kepulauan Riau, Kepulauan Bangka Belitung, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu hingga pesisir Pulau Borneo dan kota Negara, Bali. 2.1.5 Peta Kabupaten Deli Serang (pemakaian dialek Melayu Deli)
  • 11. 2.1.6 Letak geografis jawa tengah Jawa tengah adalah salah satu profinsi Indonesia yang bertempat pada bagian tengah Pulau Jawa. Profinsi ini bersebelahan dengan Profinsi Jawa Barat di bagian sebelah barat, di bagian timur berbatasan dengan Profinsi Jawa Timur, di bagian sebelah selatan berbatasan dengan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Samudra Hindia, dan di bagian utara berbatasan dengan Laut Jawa. Profinsi Jawa Tengah juga meliputi Pulai Nusakambangan di bagian selatan dan Kepulauan Karimun Jawa di bagian Laut Jawa, sehingga Profinsi Jawa Tengah memiliki luas wilayah sekitar 32.548 km², atau sekitar 25,04% dari luas keseluruhan Pulau Jawa. lokasi geografis Profinsi Jawa Tengah 5o 40' karo 8o 30' Lintang Selatan juga antara 108o 30' dengan 111o 30' Bujur Timur (hal tersebut termasuk Pulau Karimunjawa). Jarak paling jauh dari barat sampai timur adalah ± 263 Km, dari sisi utara sampai arah selatan 226 Km (tidak termasuk pulau Karimunjawa). Profinsi Jawa Tengah dibagi menjadi 29 kabupaten dan 6 kota, yaitu: No Nama Kabupaten Kilometer Persegi 1 Banjarnegara 1.096,74 km² 2 Banyumas 1.329,02 km² 3 Batang 788,00 km2 4 Blora 1.820,59 km² 5 Boyolali 1.015,10 km² 6 Brebes 1.281,115 km² 7 Cilacap 1.657,73 km² 8 Demak (tidak tercantum) 9 Grobogan (tidak tercantum) 10 Jeporo (tidak tercantum) 11 Karanganyar (tidak tercantum) 12 Kebumen 1.281,115 km²
  • 12. 13 Kendal (tidak tercantum) 14 Klaten 655,56 km² 15 Kudus 425,17 km2 16 Magelang 1.085,73 km2 17 Pati 1.419,07 km² 18 Pekalongan (tidak tercantum) 19 Pemalang 1.115.31 km² 20 Purbalingga 777.76 km² 21 Purworejo (tidak tercantum) 22 Rembang (tidak tercantum) 23 Semarang 981,95 km2 24 Sragen 946,49 km2 25 Sukoharjo 466,66 km2 26 Tegal 878,79 km2 27 Temanggung 870,25 km2 28 Wonogiri 1.822,37 km2 29 Wonosobo 984,68 km2 No Nama Kota 1 Magelang 2 Surakarta 3 Salatiga 4 Semarang 5 Pekalongan 6 Tegal Bahasa Jawa merupakan salah satu bahasa yang ada di Indonesia. Bahasa Jawa dituturkan oleh lebih dari 80 juta orang, baik yang berada di Indonesia sendiri maupaun di Luar negeri. Bahasa Jawa merupakan rumpun dari bahasa Austronesia setelah Malayo- Polenisia, Malayo-Polenisia inti, dan Sunda-Sulawesi. Bahasa ini dituliskan dengan tiga sistem penulisan, yaitu dengan aksara Jawa, aksara Arab, dan aksara latin. Bahasa Jawa adalah bahasa yang dipakai dan berkembang di Pulau Jawa, khususnya di Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Timur. Selain ketiga daerah tersebut, Bahasa Jawa juga digunakan di wilayah lain seperti kota Serang, Cilegon, dan kabupaten Tanggerang, khususnya pantai utara atau pesisir utara dari Cirebon sampai Karawang. Dalam penggunaan bahasa jawa, setiap daerah yang menggunakan bahasa jawa tentunya memiliki ciri khas tersendiri. Seperti dalah logat serta dialek. Contohnya adalah dialek daerah Semarangan tentunya sangat berbeda
  • 13. dengan dialek Banyumasan. Dialek Banyumasan tentunya juga sangat berbeda dengan dialek daerah Pati. Selain dari daerah-daerah yang disebutkan, bahasa Jawa juga dipergunakan di luar daerah jawa namun tetap di dalam wilayah Indonesia, yaitu digunakan di Lampung (61,9%), Sumatra Utara (32,6%), jambi (27,6%), Sumatra Selatan (27%), dan Aceh yang dikenal sebagai Aneuk Jawoe sebesar (15,87%). 2.1.7 Persebaran Bahasa Jawa Dalam penyebarannya, penyebaran bahasa Jawa dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satu faktor tersebut adalah perpindahan penutur bahasa menuju ke tempat yang berbeda bahasa. Misalnya adalah transmigrasi, urbanisasi atau bahkan bisa melalui proses merantau yang berartikan mencari mata pencaharian di tempat yang mempunhyai perbedaan dalam hal kebahasaan. Dalam proses tersebut, orang jawa yang melakukan kegitan tersebut membawa bahasa jawa beserta kebudayaan-kebudayaan jawa. Sehingga, di tempat tersebut mampu tercipta suatu perkampungan baru yang menggunakan bahasa serta kebudayaan jawa yang dibawa oleh orang jawa tersebut. Hal tersebut terjadi di perkampungan Jawa di Suriname, Amerika Selatan. Perkampungan tersebut terjadi akibat bangsa atau suku jawa yang dibawa oleh Belanda pada abad ke-19 sebagai pekerja bebas oleh para tentara Belanda. Sama halnya dengan perkembangan TKI (Tenaga Kerja Indonesia), semakin banyaknya TKI Jawa yang lama tinggal dan beranak pinak, maka kehidupannya tak akan lepas dengan bahasa dan kebudayaan Jawa. 2.1.8 Variasi Bahasa Jawa Bahasa Jawa mempunyai berbagai macam keragaman variasi, dan sampai sekarang variasi tersebut masih terpelihara kelestariannya. Variasi bahasa tersebut adalah dialek. Dialek bahasa jawa dikelompokkan menjadi tiga kelompok. Yaitu kelompok barat meliputi Banten, Cirebon, Tegal, Banyumasan, dan Bumiayu. Kelompok tengah meliputi Pekalongan, Kedu, Bagelan, Semarang, Pantai Utara (Jepara, Demak, Kudus, Pati), Blora, Surakarta, Yogyakarta, dan Madiun. Kelompok tengah ini biasa dikenal sebagai bahasa Jawa Tengahan atau Matraman. Dialek Surakarta dan Yogyakarta menjadi acuan baku pemakaian resmi bahasa jawa. Sedangkan kelompok timur meliputi Pantura Jawa Timur (Tuban, Bojonegoro), Surabaya, Malang, Jombang, Tengger, dan Banyuwangi.
  • 14. 2.1.9 Peta Persebaran Bahasa Jawa
  • 15. BAB III PEMBAHASAN 3.1 Daftar 200 Kata Leksikostatistik Morris Swadesh No. Bahasa Indonesia Bahasa Melayu Bahasa Jawa Kekerabatan (Gloss) Deli 1 abu abam awu - 2 air aer banyu - 3 akar - oyot - 4 aku awak aku - 5 alir - mili - 6 anak anak anak + 7 anjing - asu - 8 angin angin angin + 9 apa - apa - 10 api bara geni - 11 apung apong kambang - 12 asap - asep - 13 awan - mega - 14 bagaimana - piye - 15 baik baek apik - 16 balik - walik - 17 banyak banak akeh - 18 bapak abi bapak - 19 baring bam glethak - 20 baru - anyar - 21 basah - teles - 22 batu batu watu + 23 beberapa - sepira - 24 belah - sigar - 25 benar - bener - 26 benih - wiji - 27 bengkak - abuh - 28 berenang - renang - 29 berjalan - mlaku - 30 berat - abot - 31 beri upeti weneh - 32 besar tegap gedhe - 33 bilamana - kapan - 34 binatang - kewan -
  • 16. 35 bintang - lintang + 36 buah buah woh - 37 bulu - wulu - 38 bunga - kembang - 39 bunuh bunoh pati - 40 buru (ber-) - oyak - 41 buruk burok elek - 42 burung burung manuk - 43 busuk busok bosok + 44 daging - daging - 45 dan - lan - 46 danau - tlaga - 47 darah - getih - 48 datang - teka - 49 daun daon godhong - 50 debu abu awu + 51 dekat ambang cedhak - 52 dengan - karo - 53 dengar - krungu - 54 di dalam - jero - 55 pada - ing - 56 dingin - adhem - 57 di mana - endi - 58 diri (berdiri) - ngadhek - 59 di sini - kene - 60 di situ - kono - 61 jahit jait dondom - 62 jalan pasar dalan - 63 jantung jantung jantung + 64 jatuh cicir tiba - 65 jauh jaoh adoh - 66 jeram - grojogan - 67 dorong - surung - 68 dua - loro + 69 duduk - jagong + 70 ekor ikor buntut - 71 empat - papat + 72 engkau - kowe - 73 gali korek kedhuk - 74 garam - uyah - 75 ganuk (meng-) - - - 76 gelembung - - - 77 gemuk tambun lemu - 78 gigi gigi untu -
  • 17. 79 gigit kikil cokot - 80 gosok puyu gosok - 81 gunung jabal gunung - 82 hantam tumbuk antem - 83 hati hati ati + 84 hijau - ijo - 85 hidung hidong irung + 86 hidup - urip - 87 hisap jujub sedot - 88 hitam bajak ireng - 89 hitung kera itung - 90 hujan hujan udan + 91 hutan utan alas - 92 ia - deweke - 93 ibu ende ibu - 94 ikan - iwak - 95 ikat tambat iket - 96 istri istri bojo - 97 itu - kuwi - 98 kabut sagup pedhut - 99 kaki kaki Sikil - 100 kalau kalau menawa - 101 kami, kita - aku kabeh - 102 kamu - kowe kabeh - 103 kanan - tengen - 104 karena, sebab kerne amarga - 105 kata (ber-) - ngomong - 106 (ber-)kelahi - gelut - 107 kepala - sirah - 108 kering kering garing + 109 kecil kecit cilik - 110 kiri kidal kiwa - 111 kotor kumal reget - 112 kulit - kulit - 113 kuku - kulite uwit - 114 kuning - kuning - 115 kutu tungau tuma - 116 lain - liya - 117 langit - langit - 118 laut - segara - 119 lebar - amba - 120 leher - gulu - 121 lelaki jantan lanang - 122 lempar tepelohong balang -
  • 18. 123 lidah - ilat - 124 lihat keleh ndelok - 125 lima lima lima + 126 licin elir lunyu - 127 (ber-) ludah beludah idu - 128 lurus - lenceng - 129 main - dolan - 130 makan baham mangan - 131 malam - bengi - 132 mata mata mripat - 133 matahari - srengenge - 134 mati, meninggal - mati - 135 merah - abang - 136 mereka - dheweke - 137 minum turap umbe - 138 mulut - cangkem - 139 muntah ngeledak muntah - 140 nama nama jeneng - 141 napas nafas ambekan - 142 nyala nyala urup - 143 nyanyi nyanyi nembang - 144 orang orang uwong - 145 panas angat panas - 146 panjang - dawa - 147 pasir - wedhi - 148 pegang - cekel - 149 pendek pandak cendhek - 150 peras - peres - 151 perempuan betina wadon - 152 perut perot weteng - 153 pikir - mikir - 154 pohon pokok uwit - 155 potong iris kethok - 156 punggung - geger - 157 putih puteh putih + 158 rambut - rambut - 159 rumput - suket - 160 sayap kepak suwiwi + 161 satu - siji - 162 sedikit - sethithik - 163 siang - awan - 164 siapa - sapa - 165 sempit - sesek - 166 semua semue kabeh -
  • 19. 167 suami - bojo - 168 sungai - kali - 169 tajam - - - 170 tahu - ngerti - 171 tahun taun taun + 172 takut - wedi - 173 tali tali tali + 174 tanah - lemah - 175 tangan - tangan - 176 terik - ngentang - 177 telingga - kuping - 178 telur telor endhog - 179 terbang mabur mabur + 180 tertawa baha guyu - 181 tidak tida ora - 182 tidur beradu turu - 183 tiga - telu - 184 tikam - - - 185 tipis nipis tipis + 186 tiup(me-) - sebul - 187 cacing - cacing - 188 cium(bau) memahi ngambu - 189 tua tua tuwa + 190 cuci basoh kumbah - 191 tulang - balung - 192 tebal - kandel - 193 tumpul - kethul - 194 tongkat - teken - 195 ular ular ula + 196 usap usab usap + 197 usus - usus - 198 air bah - banjir - 199 musim kemarau kemarau ketiga - 200 minum - ngumbe -
  • 20. Tabel 1. Pengisolasian Morfem Terikat No Gloss Melayu Jawa 23 Bohong Dupak (ng-) apusi 125 Kulum Kemut (ng-)emut 141 (me-)nari Ngebeng ngibing 143 (me-)ngantuk Ngantak ngantuk 145 (me-)ngerti Reti mudheng 146 (me-)ngigau Igau nglindur 149 (me-)nunjuk Acung Tudhing 150 mimpi Impi Ngimpi Tabel 1. Pengisolasian Morfem Terikat No Gloss Melayu Jawa 23 Bohong Dupak (ng-) apusi 125 Kulum Kemut (ng-)emut 141 (me-)nari Ngebeng ngibing 143 (me-)ngantuk Ngantak ngantuk 145 (me-)ngerti Reti mudheng 146 (me-)ngigau Igau nglindur 149 (me-)nunjuk Acung Tudhing 150 mimpi Impi Ngimpi Tabel 2. Penetapan Kata Kerabat (cognate a. Pasangan itu identik (total ada 11 kata) No Glos Melayu Jawa 1 acar Acar acar 3 alim Alim alim 41 dadar dadar dadar 72 haram haram haram 81 imam imam imam 82 imsak imsak imsak 94 janji janji janji 102 Jinjit jinjit jinjit 114 kempot kempot kempot 120 keset keset keset
  • 21. 161 nangka nangka nangka b. Pasangan itu memiliki korespondensi fonemis (total ada 9 kata) Dari analisis terbentuk korespondensi fonemis /e-i/, /a-e/,/i-hi/ No Gloss Sunda Melayu 83 hati Hate Hati 97 itu Eta Itu 35 bintang Bentang Bintang 124 lihat Tingali Tengok 140 nama Name Nama 131 malam Malem Malam 104 karena, sebab Sabab Sebab 89 hitung Itung Hitung 84 hijau Ijo Hijau c. Kemiripan secara fonetis Kemiripan secara fonetis yakni bahwa ciri-ciri fonetisnya harus serupa sehingga dapat dianggap alofon. d. Satu fonem berbeda (total ada 21 kata) No Glos Melayu Jawa 6 Baca Baca maca 18 Biawak Menyawak mencawak 35 Cara care cara 36 Catat catet cathet 38 Celaka bala mala 44 Debu abu awu 58 Gatal gatal gatel 88 Jagung jagong jagung 101 Jilat jilat dilat 104 Kain kaen kain 107 Kapas kapok kapuk 108 Karam karam kerem 124 Kualat kualat kuwalat 134 Lutut dengkul dhengkul 140 Menara benara menara
  • 22. 143 mengantuk ngantak ngantuk 154 mobil, bus umum motor montor 183 Rasa rase rasa 185 Ringan enteng entheng 196 Tua tua tuwa 200 Waktu waketu wektu Dua fonem berbeda No Glos Melayu Jawa 2 Adat Ade adat 8 Bagi Bagika Bagi 9 bahasa Bahasa Basa 40 Dada Dada dhadha 69 Hafal Hafal apal 125 Kulum Kemut Ngemut 141 menari Ngebeng ngibing 142 mendung Mendong mendhung 147 mentah Matah mentah 150 mimpi Impi ngimpi 160 Nanas Enas nanas Tahun Pisah Dari 200 buah kata maka dapat dilihat bawa kata yang memiliki: a. Bunyi yang sama total = 60 kata b. Kemiripan bunyi makna sama = 21 kata Jumlah kekerabatan = 81 kata atau 40,5% Menghitung Waktu Pisah Bahasa Jawa dengan Bahasa Melayu deli Kemiripan bunyi makna sama = 21 kata Jumlah kekerabatan = 81 kata atau 40,5% Menghitung Waktu Pisah Bahasa Jawa dengan Bahasa Melayu deli W= log. C 2 log. R W= log. 40,5% 2 log. 81% W= 1,61 3,81 W= 0,42
  • 23. Jadi, waktu pisah Bahasa Jawa dan Bahasa Melayu Deli adalah 0,42 tahun yang lalu. Hasil terakhir ini dapat diubah menjadi tahun biasa setelah dikalikan dengan seribu. Tahun pisah Bahasa Jawa dan Bahasa Melayu Deli adalah 2013 – 420 = 1593 M. Jadi, Bahasa Jawa berpisah dengan Bahasa Melayu Deli dari sebuah bahasa induk pada tahun 1593 M. BAB IV 4.1 Simpulan Berdasarkan uraian teoritis yang dikemukakan pada leksikostatistik memberi perbandingan antara Bahasa Sunda dan Bahasa Melayu maka penulis menyimpulkan sebagai berikut: 1. Bahasa memiliki peranan yang sangat penting sebagai sarana komunikasi. 2. Bahasa selalu berubah sesuai perkembangan dan pengaruh lingkungan. 3. Leksikostatistik adalah suatu teknik dalam pengelompokkan bahasa yang lebih cenderung mengutamakan peneropongan kata-kata (leksikon) secara statistik, untuk kemudian berusaha menetapkan pengelompokkan itu berdasarkan prosentase kesamaan dan perbedaan suatu bahasa dengan bahasa lain. 4.2 Saran Setelah memperhatikan dan menganalisa mengenai leksikostatistik, Bahasa Sunda degan Bahasa Melayu, penulis dapat memberi saran: 1. Melihat pentingnya fungsi bahasa di Indonesia agar dapat diperhatikan bagi pendidikan terutama peneliti dan pembaca yang bertujuan sebagai pengembangan bahasa khususnya bahasa daerah.
  • 24. 2. Di era globalisasi ini bahasa daerah sudah semakin terkikis oleh sebab itu kita sebagai Bangsa Indonesia yang beragam suku harus melestarikan budaya dan bahasa ibu (basic vocabulary) agar terpelihara dan tidak punah. Daftar Pustaka Hayati Chairil, dkk. 1985. Kamus Melayu Deli – Indonesia. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan: Jakarta. Sugiarto, dkk. Kamus Indonesia – Daerah. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.