Dokumen tersebut membahas tentang penganggaran pengelolaan dan pengalokasian dana pendidikan. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan tentang pengertian penganggaran, konsep dan fungsi penganggaran, desain penganggaran, prosedur penganggaran, pengelolaan keuangan sekolah, prinsip dan strategi pengelolaan keuangan sekolah, serta berbagai cara pengalokasian dana pendidikan seperti berdasarkan siswa, guru, ruang belajar
1. PENGANGGARAN PENGELOLAAN DAN
PENGALOKASIAN DANA PENDIDIKAN
Dosen Pengampu:
Yayan Andrian, S.Ag., M.Ed.MGMT.
Disusun Oleh :
Puji Rahayu
143111087/5C
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA
2016
2. Pengertian Penganggaran
Menurut Koonts (1982) penganggaran (budgeting)
merupakan satu langkah perencanaan dan juga sebagai
instrumen perencanaan yang fundamental.
Sedangkan menurut Nanang Fattah (2000: 47),
anggaran atau budget merupakan rencana operasional
yang dinyatakan secara kuantitatif dalam bentuk
satuan uang yang digunakan sebagai pedoman dalam
melaksanakan kegiatan-keiatan lembaga dalam kurun
waktu tertentu.
dapat disimpulkan Anggaran adalah suatu rencana
operasi dari suatu kegiatan atau proyek yang
mengandung perincian pengeluaran biaya untuk satu
periode tertentu
3. Konsep Penganggaran (Budgeting)
Terdapat dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
Besaran dana untuk membiayai kegiatan
Kegiatannya itu sendiri
Dalam setiap anggaran terdapat dua sisi penting, yaitu :
Sisi penerimaaan atau rencana penerimaan
Sisi penerimaan menunjukkan sumber-sumber dari mana
dana itu diperoleh.
sisi pengeluaran
sisi pengeluaran menggambarkan alokasi besarnya biaya
pendidikan untuk setiap komponen yang harus dibiayai
(Nanang Fattah, 2000: 48).
4. Fungsi Anggaran
Menurut Nanang Fattah (2000: 49) anggaran berfungsi
sebagai:
1. Alat perencanaan
2. Aat pengendalian
3. Alat bantu Penempatan
4. Alat tolak Ukur
5. Alat penaksir
6. Alat otorisasi pengeluaran dana
7. Alat efisiensi
5. Desain Anggaran
Dalam penyusunan anggaran, sistematika yang akan
tertuang dalam anggaran tersebut akan
menggambarkan model penyusunan anggaran.
Nanang Fattah (2000: 53) menyebutkan ada empat
macam desain anggaran, yaitu:
1) Anggaran butir per butir (Line Item Budget)
2) Sistem Anggaran program (Program Budget
System)
3) Aggaran Berdasarkan hasil (Performance Budget)
4) Sistem Perencanaan Penyusunan Program dan
Penganggaran (PPBS atau SP4)
6. Desain Anggaran butir per butir (Line
Item Budget)
Line Item Budget atau Anggaran Berbasis Item
merupakan anggaran yang disusun berdasarkan
garis item-item atau kategori. Dalam model ini
setiap pengeluaran dikategorikan berdasarkan
kelompok-kelompok seperti kategori yang terdiri
dari gaji, upah, gaji lainnya, dan sebagainya.
7. Desain Sistem Anggaran program
Desain Sistem Anggaran program
(Program Budget System)
Sistem Anggaran program merupakan anggaran
anggaran yang disusun per program dengan
subset program yang terkait dengan program
tersebut seperti anggaran untuk penataran
guru yang didalamnya mencakup gaji/upah
panitia/upah penatar, konsumsi selama
pentaran, dan sebagainya.
8. Desain Aggaran Berdasarkan hasil
(Performance Budget)
Aggaran berdasarkan hasil merupakan
anggaran yang dirancang dengan
menekankan pada kinerja (hasil), di mana
hasil dari suatu kinerja dipecah berdasarkan
beban kerja dan hasil yang dapat diukur.
9. Desain Sistem Perencanaan Penyusunan
Program dan Penganggaran
(PPBS atau SP4)
Sistem Perencanaan Penyusunan Program dan
Penganggaran merupakan anggaran yang disusun
dengan siklus perencanaan, pemrograman dan
pengangaran, di mana semua itu merupakan satu
kesatuan sebagai sistem. Dengan demikian
dalam sistem ini anggaran yang disusun akan
terlihat sebagai hasil dari suatu proses
perencanaan yang dituangkan dalam program
dan anggaran (Djamaluddin, 1997: 29).
10. Prosedur Penganggaran
Tahap-tahap yang perlu dilakukan sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi kegiatan yang akan dilaksanakan
dalam periode anggaran.
2. Mengidentifikasi sumber-sumber yang dinyatakan
dalam uang, mesin, dan material.
3. Sumber-sumber dinyatakan dalam bentuk uang, sebab
anggaran pada dasarnya merupakan pernyataan
finansial.
4. Memformulasikan anggaran menurut format yang telah
disepakati.
5. Usaha memperoleh persetujuan dari yang berwenang
(pengambilan keputusan) dalam tahap ini dilakukan
kompromi melalui rapat-rapat untuk
mempertimbangkan secara objektif dan subjektif.
11. Pengertian Pengelolaan
Pengelolaan keuangan sekolah adalah suatu
rangkaian aktivitas mengatur keuangan sekolah mulai
dari perencanaan, pembukuan, pembelanjaan,
pengawasan dan pertanggung jawaban keuangan
sekolah.
12. Prinsip Pengelolaan Keuangan
Sekolah
Penggunaan keuangan didasarkan pada
prinsip-prinsip sebagai berikut:
Hemat, tidak mewah, efisien, dan sesuai
dengan kebutuhan teknis yang disyaratkan.
Terarah dan terkendali sesuai dengan
rencana, program atau kegiatan.
Keharusan penggunaan kemampuan.
13. Strategi Pengelolaan Keuangan
Sekolah
Pengelolaan dana pendidikan dari masyarakat, baik yang
langsung maupun tidak langsung perlu dilakukan dengan baik
melalui langkah-langkah sistimatis sesuai dengan prinsip-prinsip
manajemen. Hal ini disebabkan jika pengelolaan berjalan baik
serta aku akuntabel akan menimbulkan berbagai manfaat.
Berdasarkan hal di atas, pengelolaan keuangan
pendidikan lebih difokuskan dalam proses merencanakan
alokasi secara teliti dan penuh perhitungan, serta mengawasi
pelaksanaan dana, baik biaya operasional maupun biaya
kapital, disertai bukti-bukti secara administratif dan fisik
(material) sesuai dengan dana yang dikeluarkan.
14. Tujuan Pengelolaan keuangan di
Sekolah
Dalam mengelola sekolah, tujuan utamanya
adalah bagaimana sekolah dapat menghasilkan
output yang berkualitas dalam rangka
memenuhi kebutuhan masyarakat sebagai
pengguna jasa.
15. Pengalokasian Dana
Pendidikan
Dalam rangka menetukan alokasi anggaran
pendidikan, ada dua hal yang harus
diperhatikan, yaitu:
1. Menginventarisasikan Sumber Dana
Pendidikan
2. Mengalokasian Dana Pendidikan
16. Menginventarisasikan Sumber
Dana Pendidikan
Sumber dana pendidikan ada beberapa
macam, ada yang dari pemerintah, dari orang
tua, dan dari masyarakat.
Agar sumber dana tersebut dapat dengan
mudah digunakan ketika dibutuhkan dalam
menentukan alokasi anggaran pendidikan,
maka data dan informasi tentang sumber dana
itu harus diinventarisasikan dengan baik.
17. Mengalokasian Dana Pendidikan
Di bawah ini akan dijelaskan satu per satu mengenai
tata cara pengalokasian dana pendidikan:
1. Pengalokasian Dana Atas Dasar Siswa
2. Pengalokasian Dana Atas Dasar Guru
3. Pengalokasian Dana Atas Dasar Ruang Belajar
4. Pengalokasian Dana Atas Dasar Bobot Tujuan
Pendidikan
5. Pengalokasian Dana Atas Dasar Peningkatan
Angka Partisipasi
6. Pengalokasian Dana Atas Dasar Pengamatan
Terhadap Rumus-Rumus Alokasi Keuangan
18. Pengalokasian Dana Atas Dasar
Siswa
Cara yang digunakan untuk mengalokasikan dana
pendidikan adalah mengalokasikan dana
berdasarkan atas perhitungan jumlah rata-rata dan
keadaan siswa sehari-hari.
Cara yang digunakan adalah dengan menghitung
jumlah rata-rata dan keadaan siswa sehari-hari. Siswa
yang mendaftar di hitung setiap hari selama waktu
tersebut (biasanya pada tengah tahunan). Sedangkan
waktu melaporkannya dapat dilakukan selama satu
tahun penuh, bulanan, mingguan, atau harian dalam
tengah tahun tersebut.
19. Pengalokasian Dana Atas Dasar
Guru
Dalam pengalokasian dana atas dasar guru, perlu
diperhatikan bahwa karakteristik guru bermacam-
macam. Ada guru pendidikan dasar, guru
pendidikan menengah, dan guru pendidikan
tinggi (dosen).
Guru juga dapat diklasifikasikan menurut bidang
studi/mata kuliah dan guru kelas, menurut
tempat tugas kota dan desa, atau menurut
gabungan dari berbagai penggolongan tersebut
20. Pengalokasian dana berdasarkan guru
mempunyai dampak terhadap ratio siswa
yang kadang-kadang hasilnya negatif.
Oleh sebab itu, ketika melakukan
pengalokasian dana, hal-hal yang
menyangkut karakteristik guru yang
bermacam-macam itu harus
dipertimbangkan secara cermat.
21. Pengalokasian Dana Atas Dasar
Ruang Belajar
Dana berupa modal dalam pendidikan sering
dinyatakan sebagi rata-rata pembuatan ruang belajar.
Dengan demikian, pengeluaran modal sering
dialokasikan atas dasar jumlah tertentu per ruang
belajar.
Ruang belajar kadang-kadang dibedakan menurut letak
sekolah, menurut jenjang sekolah, dan menurut jenis
sekolah.
Selain itu, kita juga mengenal sekolah di desa maupun
di kota.
Hal ini diperhitungkan dalam menentukan alokasi dana
pendidikan.
22. Pengalokasian Dana Atas Dasar Peningkatan
Angka Partisipasi
Angka partisipasi merupakan perbandingan antara jumlah
siswa terhadap anak usia sekolah pada suatu wilayah
tertentu. Pada umumnya angka partisipasi di daerah
perkotaan lebih tinggi daripada di pedesaan.
Dalam kondisi seperti ini, rumus pembiayaan yang semata-
mata didasarkan kepada keadaan siswa di sekolah tidak
dapat mengatasi pembangunan pendidikan pada wilayah-
wilayah yang angka partisipasinya rendah.
Oleh sebab itu, harus ada modifikasi rumus sehingga
alokasi dana sesuai dengan kondisi setempat. Makin
banyak dana yang disediakan untuk daerah-daerah
pedesaan yang angka partisipasinya rendah, akan makin
giat pula usaha-usaha untuk meningkatkan pelaksanaan
program pembangunan pendidikan pada wilayah tersebut.
23. Pengalokasian Dana Atas Dasar
Pengamatan Terhadap Rumus-Rumus
Alokasi Keuangan
• Rumus-rumus keuangan hanya dapat dipakai bersamaan dengan
tindakan-tindakan lainnya. Misalnya rumus dimaksudkan sebagai
penyediaan perangsang untuk perubahan kurikulum, maka harus
ada penyediaan bahan yang bersamaan bagi pelajaran-pelajaran
baru, program-program pelatihan para guru, dan perangsang
bagi mereka untuk mendaftarkan diri pada keahlian-keahlian
mengajar yang baru tersebut.
• Keuntungan memerhatikan rumus-rumus perangsang seperti
disebutkan di atas adalah bahwa pejabat-pejabat bidang
keuangan di suatu wilayah dapat menentukan bagaimana
menggunakan uang untuk mencapai tujuan-tujuan dari rumus
tersebut dengan tepat.