Buku "Kelasnya Manusia" membahas pentingnya pengelolaan kelas yang baik untuk mendukung pembelajaran, dengan cara menstimulasi otak siswa khususnya otak reptil melalui display menarik di kelas dan berbagai area sekolah untuk membangkitkan semangat belajar. Buku ini memberikan panduan praktis tentang jenis display yang efektif dan cara menata lingkungan sekolah agar memotivasi siswa.
2. 01
IDENTITAS
BUKU
Judul : “Kelasnya Manusia” Memaksimalkan Fungsi
Otak Belajar Dengan Manajemen Display Kelas
Penulis: Munif Chatib dan Irma Nurul Fatimah
Editor : Irawati Subrata
Penerbit : Kaifa
Bahasa: Indonesia
Kategori : Pengembangan Diri
Subyek : Manajemen Kelas
ISBN : 978-602-7870-94-9
Tahun terbit : 2015
Tempat terbit : Bandung
3. 02
SINOPSIS
BUKU
Proses belajar mengajar harus menyenangkan dan menggunakan sel
uruh bagian otak, tak hanya menyampaikan materi semata. Salut kepada
penulis atas karya yang mulia ini. Toni Buzan, Inventor of MindMap. Keti
ka masuk kelas, yang paling kusukai adalah fotoku bersama sahabatku d
engan tubuh Batman dan Superman. Sepertinya, semua dinding di sekol
ahku memberikan pesan-pesan yang dahsyat setiap hari. Aku suka itu Mi
nggu ini, aku tahu tiga orang hebat dari mading di kelasku: Ibnu Sina, Alb
ert Einstein dan Steve Jobs. Eh, ternyata mereka itu selain pemikir, juga
pekerja keras lho! Ternyata dalam satu tahun, aku sudah buat 50 catatan
MindMap dari semua mata pelajaran. MindMap-ku seperti lukisan abstr
ak! Sebenarnya, jika seorang guru mengajar di sebuah kelas berapa pun j
umlah siswanya guru itu didampingi oleh 20-an “asisten” dalam mengaja
r. Siapakah asisten-asisten itu? Yaitu, dinding-dinding kelas yang tampak
diam dan membisu.
4. 03
BIOGRAFI
PENULIS
Munif Chatib lahir pada 5 Juli 1969 di Surabaya, Jawa Timur. Ia adalah seorang konsult
an pendidikan dan penulis buku pendidikan. Ia mulai tertarik pada dunia pendidikan ketika
masih duduk dibangku kelas 3 SMA. Saat itu ia membantu gurunya mengajar dan ia tertari
k untuk menjadi seorang pendidik. Namun, karena tidak ada yang membimbingnya untuk
meneruskan sarjana jurusan pendidikan akhirnya ia menempuh sarjana di Fakultas Hukum
Universitas Brawijaya Malang.
Munif Chatib semakin dikenal di kalangan penggiat pendidikan tanah air semenjak buk
u perdananya, “Sekolahnya Manusia”, yang mengupas implementasi kecerdasan majemu
k dalam konteks sekolah yang diterbitkan di tahun 2009. konsultan pendidikan yang aktif
menulis ini kembali berbagi pengetahuan tentang hubungan gaya belajar dan gaya mengaj
ar di dalam bukunya yang lain, “Gurunya Manusia”, ditahun 2011. Setahun berikutnya Mu
nif Chatib kembali meluncurkan dua bukunya: “Sekolah Anak-anak Juara” dan “Orangtuan
ya Manusia”. ditahun 2013, Penerbit Kaifa kembali meluncurkan tulisan Munif Chatib, “Kel
asnya Manusia” ditahun 2015.
5. Kelasnya Manusia BAB 1 - 4 Mengelola Sebuah
Kelas
Kelebihan Dari Buku K
elasnya Manusia
04 PEMBAHASAAN
6. A KELASNYA MANUSIA
Kelas merupakan bagian dari sekolah yang selalu berkaitan erat dengan pembelajaran. Tidak jarang orang-ora
ng menyamakan arti kelas dengan ruangan tempat belajar siswa di sekolah. Namun sebenarnya kelas tidak terbata
s pada ruangan. Kelas adalah tempat tidak terbatas di mana siswa bisa belajar.
Kelas memiliki peran yang begitu penting dalam keberhasilan belajar siswa, dengan pengelolaan kelas yang op
timal, pembelajaran bisa lebih optimal pula. Tak hanya Penting ada juga masalahnya yaitu, jika melihat realita mas
ih banyak kelas-kelas di sekolah kita yang tidak menghiraukan aspek tersebut. Kelas dibiarkan kosong tanpa displa
y - display menarik dan penataan yang monoton (berulang – ulang) selama beberapa tahun.
Buku Kelasnya Manusia yang ditulis oleh Munif Chatib dan Irma Nurul Fatimah ini dapat memecahkan kebuntu
an mengenai ‘bagaimana mengelola kelas dengan baik’. Selain paparan mengenai fungsi display dan bagaimana se
buah display dapat mempengaruhi kerja otak, buku ini juga dilengkapi dengan contoh berbagai macam display me
narik yang bisa diaplikasikan oleh guru-guru di kelasnya.
7. Dalam rencana pelaksanaan pembelajaran alias RPP, guru
kerap menuliskan kegiatan apersepsi dalam kegiatan awal.
Sebenarnya, apasih tujuan dari kegiatan apersepsi tersebut?
Secara singkat, dalam kegiatan apersepsi guru harus mampu
membangkitkan “SELERA BELAJAR” siswa. Sama seperti saat
makan, selera adalah hal penting yang wajib ada. Bila tampilan
awal pembelajaran sudah membuat siswa jenuh dan
mengantuk, maka jangan salah jika selama kegiatan inti siswa
akan belajar asal-asalan.
Agar kegiatan apersepsi ini maksimal, maka setiap guru
hendaknya mengacu pada cara kerja otak. Otak reptil adalah
bagian pertama yang harus dipuaskan agar informasi dapat
bertahan di memori jangka panjang. Otak reptil memiliki
karakteristik berikut: menyukai yang kontras (unik, beda dari
biasanya), menyukai yang konkret (nyata), suka jika hal-hal
pribadinya diperhatikan, menyukai awal dan akhir serta
menyukai gambar.
Dengan kata lain, media pembelajaran harus dibuat
semenarik mungkin sehingga memuaskan kebutuhan otak
reptil dan otomatis meningkatkan selera belajar siswa.
8. Misalnya dalam apersepsi guru menyapa siswa. Bentuk sapaan yang digunakan bisa sangat beragam, dan
harusnya tidak hanya sapaan standar seperti “Assalamu’alaikum, bagaimana kabar kalian anak-anak?”. Buatlah
sebuah sapaan yang tidak biasa, contoh:
“Selamat pagi anak-anak hebat!”
“Bagaimana kabarnya para ilmuwan cilik Ibu?”
Otak reptil akan memberi perhatian bagi pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya pribadi, jadi tanyakanlah
kegiatan seputar kesehariaan siswa.
“siapa yang hari ini mencium tangan ayah dan ibunya sebelum berangkat sekolah?”
“siapa yang tadi pagi shalat subuh?”
Setelah kegiatan apersepsi selesai, guru mulai memasuki pembelajaran inti. Dalam proses pembelajaran ini
sesungguhnya guru didampingi oleh sekitar 20 ‘asisten’ namun sayangnya guru seringkali tidak sadar akan
keberadaan asisten ini. Asisten yang dimaksud adalah dinding-dinding kelas yang kosong. Dinding kelas
seharusnya diisi dengan display-display menarik yang mampu menyampaikan pesan kepada siswa sehingga
pembelajaran bisa lebih optimal.
Selain di kelas, display dapat dipajang di area-area sekolah yang selama ini kosong. Misalnya di daerah tangga
yang sering dilalui oleh siswa, kita dapat memajang poster-poster pengetahuan. Halaman kelas juga tidak boleh
dibiarkan kosong, jadikan dinding-dinding halaman penuh oleh hasil karya siswa sehingga bisa dilihat dan
diapresiasi oleh banyak orang. Gerbang sekolah juga tidak boleh dilewatkan, biasanya dinding dekat gerbang
sekolah tepat digunakan untuk memajang display visi dan misi sekolah yang bersangkutan.
9. Display seperti kata-kata motivasi juga bisa dipajang di
dinding perpustakaan. Perpustakaan adalah sebuah area yang
harus didesain semenarik dan senyaman mungkin agar siswa
betah berlama-lama membaca buku di sana. Jika sebuah
sekolah belum memiliki perpustakaan, guru bisa
mensiasatinya dengan membuat sudut baca di dalam kelas.
Intinya, buat seluruh kawasan di sekolah menjadi hidup
dengan menyampaikan pesan-pesan bermakna positif pada
siswa.
Yakini bahwa istilah kelas tidak terbatas pada sebuah
ruangan yang dibatasi dinding yang kaku. Ruangan terbuka di
luar sana juga kelas dan harus dimanfaatkan sebaik-baiknya
oleh guru untuk mengoptimalkan pembelajaran. Buat area
yang sebelumnya bisu menjadi bicara dan menyampaikan
pesan-pesan bermakna bagi siswa.
Display kelas sebaiknya tidak terburu-buru dibuat
semuanya di awal tahun, namun kumpulkan sedikit demi
sedikit, secara bertahap. Display kelas dapat mengacu pada
hal-hal berikut:
10. Tema pembelajaran. Misalnya tema lingk
ungan, display kelas yang dipajang adalah
poster tentang “Kurangi Penggunaan Plas
tik”
Target silabus. Misalnya sedang membah
as unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik no
vel, maka display kelas yang dipajang ada
lah diagram mengenai hal itu.
3
2
1
4
Visi dan Misi sekolah. Misalnya sekolah ingi
n mencetak generasi berwawasan global, m
aka display bisa menggunakan tiga bahasa y
aitu Indonesia, Inggris, dan Arab
Tokoh inspiratif. Misalnya memajang poster
Soekarno dan memberikan sedikit ulasan ten
tang semangat belajarnya. Siswa akan tertari
k mendekati poster itu dan membacanya hin
gga diharapkan siswa terinspirasi dari seman
gat belajar beliau.
6
7
5
8
Pengamalan Al-Quran, Hadits, dan implikasi As
ma’ul husna. Display kelas yang di pajang adal
ah asmaul husna.
Hasil karya siswa. Misalnya pelajaran melukis
, hasil karyanya di pajang di dinding kelas aga
r bisa dilihat oleh murid lain untuk dijadikan
motivasi.
Tata tertib sekolah. Dinding-dinding kelas di
pajang poster mengenai tata tertib sekolah
atau juga tata tertib kelas.
Pajang nama semua guru yang mengajar di sek
olah itu dan semua siswa penghuni kelas yang
bersangkutan.
11. B
BAB 1
Bab kesatu atau pertama ini didalam bukunya menjelaskan tentang otak. Pada dasarnya guru saat mengajar it
u sedang bermain dengan otak manusia, sangat naif sekali jika seorang guru tidak memahami tentang fungsi-fungs
i otak. Seperti yang dijelaskan dalam buku ini bahwa otak manusia dibagi menjadi tiga bagian, yang terdiri dari ota
k reftil, otak limbik dan neokorteks, ketiganya mempunyai peranan masing-masing. Otak reftil bisa disebut dengan
penjaga yang ada dibagian belakang kepala, fungsinya sebagai pengatur gerak reflek. Sedangkan otak limbik sebag
ai pengatur yang berfungsi mengatur emosi, mempertahankan keseimbangan hormonial, rasa haus dan lapar. Sed
angkan otak neokorteks befungsi untuk berfikir, berbicara, melihat dan mencipta, otak inilah yang menjadi tempat
kecerdasan kita.
Guru hendaknya selalu menampilkan sesuatu yang unik dan berbeda untuk dapat memuaskan otak reftil anak
didiknya, berpenampilan berbeda setiap hari, selalu mendisplay kelas yang unik, dan mengajar dengan strategi ya
ng berbeda, agar suasana kelas seakan hidup.
12. B BAB 2
Bab kedua pembahasan nya lebih pada lingkungan belajar. Lingkungan belajar juga harus
dapat memuaskan indra. Memang pada dasarnya waktu yang banyak digunakan untuk belajar itu
diruang kelas. Namun jangan hanya membatasi ruang belajar diruangan yang disebut kelas terseb
ut, karna pada dasarnya lingkungan belajar itu seluas samudra. Ciptakan juga lingkungan belajar di
lingkungan sekolah atau bahkan bisa luas lagi. Lingkungan belajar yang hijau akan lebih memuas
kan otak dalam melakukan aktivitasnya.
13. B BAB 3
Bab ketiga buku ini menjelaskan tentang formasi dalam belajar. Formasi dalam belajar pun
dapat dirubah - rubah sesuai kebutuhan agar selalu menciptakan suasana yang baru. Guru harus di
tuntut mampu menampilkan suasana kelas yang menarik agar proses belajar dan mengajarnya
berhasil. Diantaranya dengan pengaturan isi kelas dan display pada dinding - dinding kelas sebagai
usaha untuk memanagemen kelas.
14. B BAB 4
Bab keempat dibahas lebih rinci lagi tentang display. Bab ini memjelaskan bagaimana kelas itu dapat berbicar
a dengan sentuhan display. Mengenai Display yang Merupakan segala bentuk media visual yang dapat dijadikan sti
mulus pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan otak reptil siswa, demikian paparan penulis. Otak reptil ini menj
adi pembahasan penting dalam konteks pembelajaran karena perannya sebagai gerbang yang harus dilalui inform
asi sebelum menuju ke neokortek, pusat kecerdasan manusia. Maka, otak reptil inilah yang kemudian akan menen
tukan informasi diterima atau ditolak. Menganalogikannya dengan hidangan makanan, bagi Munif Chatib, belajar
membutuhkan “SELERA” sebelum informasi dicerna dalam proses “BERPIKIR” dan memaparkan siswa dengan berb
agai stimulus visual dalam lingkungan belajarnya merupakan upaya guru untuk membangkitkan “SELERA BELAJAR”
siswa. Untuk itu tentu diperlukan kreatifitas guru untuk mendisplay kelasnya. Kemampuan guru dalam mendisplay
kelas ini merupakan bukti bahwa dia adalah guru yang kreatif.
15. C
MENGELOLA KELAS
Buku ini mengupas bagaimana mengelola sebuah kelas dengan cara membangkitkan selera belajar. Membe
rikan pemahaman "out of box" tentang hakikat lingkungan belajar dan ruang kelas yang menstimulasi siswa unt
uk belajar. Berbagai jenis dan fungsi media display yang kreatif. Manajemen display kelas: bagaimana membuat,
mengganti, menyimpan, dan merawatnya. Dalam Kelasnya Manusia, kedua pakar ini pendidikan dan tata ruang
menciptakan semua lingkungan sekolah "berbicara" kepada semua siswa, baik fisik maupun nonfisik. Ada aluna
n musik yang membuat siswa bersemangat belajar. Ada pintu gerbang sekolah yang menyapa siswa. Dinding kel
as, pekarangan, Halaman, daun pintu dan jendela, tiba-tiba semuanya mampu memberikan pesan dan menjadi
asisten seorang guru. Biarkan setiap dinding kelas dan sekolah bicara. Praktis dan aplikatif untuk lebih kreatif.
Sangat bermanfaat. Para guru harus membacanya.
16. D KELEBIHAN DARI BUKU
KELASNYA MANUSIA
Kelebihan dari buku ini adalah memuat banyak contoh-contoh display dengan gambar yang jelas dan menarik
sehingga bisa menginspirasi pembacanya, dapat menarik pembacaa untuk selalu menyelesaikan setiap halama
nnya dan membuat penasaran.
Buku ini menjelaskan bahwa seorang guru harus mampu memuaskan otak reftil siswanya, karna jika otak
reftil terpuaskan pelajaranpun akan diserap dengan sangat baik. Kelas yang disebut kelasnya manusia itu tanpa
batas, siswa bisa belajar dimana saja. Termasuk dinding - dinding yang nampak bisu pun bisa dijadikan area
belajar oleh siswa. Oleh karena itu kita bisa membuat dinding dinding dalam kelas itu berbicara dengan display,
lebih baik lagi jika setiap hasil karya siswa dapat kita pajang disana,akan menimbulkan perasaan bangga bahwa
siswa itu berarti sehingga termotivasi untuk belajar dan terus berkarya.
17. KESIMPULAN
Memang pada dasarnya waktu
yang banyak digunakan untuk
belajar itu diruang kelas. Kata-
kata afirmasi atau motivasi
yang bisa menggugah
semangat siswa untuk belajar