SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 199
Descargar para leer sin conexión
1
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN
MELALUI METODE JARIMATIKA PADA KELOMPOK B
ULUL ABSHOR KECAMATAN BANYUMANIK
KOTA SEMARANG TAHUN PELAJARAN
2013/2014
SKRIPSI
Disusun oleh :
RIA NUGRAENI
NPM 09150131
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
IKIP PGRI SEMARANG
2013
2
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN
MELALUI METODE JARIMATIKA PADA KELOMPOK B
ULUL ABSHOR KECAMATAN BANYUMANIK
KOTA SEMARANG TAHUN PELAJARAN
2013/2014
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk
MenyelesaikanProgram Studi Pendidikan Anak Usia Dini
Disusun oleh :
RIA NUGRAENI
NPM 09150131
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
IKIP PGRI SEMARANG
2013
i
3
PERSETUJUAN
Kami selaku dosen pembimbing I dan II dari mahasiswa IKIP PGRI Semarang
yang bernama :
Nama : Ria Nugraeni
NPM : 09150131
Jurusan : PGPAUD/Pendidikan Anak Usia Dini
Judul Skripsi : “Upaya Meningkatkan Kemampuan Berhitung Permulaan
Melalui Metode Jarimatika Pada Kelompok B Tk Ulul
Abshor Kecamatan Banyumanik Kota Semarang Tahun
Pelajaran 2013/2014”.
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang dibuat oleh mahasiswa tersebut di
atas telah selesai dan siap untuk diujikan.
Telah disetujui oleh pembimbing
Semarang, 16 November 2013
Pembimbing I Pembimbing II
H. Kristanto, S.Pd, M.Pd Dr. H. Maryadi, M.Pd
NPP. 047201160 NIP. 195411071975121001
ii
4
PENGESAHAN
SKRIPSI
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN
MELALUI METODE JARIMATIKA PADA KELOMPOK B
ULUL ABSHOR KECAMATAN BANYUMANIK
KOTA SEMARANG TAHUN PELAJARAN
2013/2014
Yang disusun dan diajukan oleh
RIA NUGRAENI
09150131
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 20 November 2013
dan dinyatakan telah memenuhi syarat.
Dewan Penguji
Ketua Dekan, Sekertaris,
Dr.M.Th.S.R.Retnaningdyastuti, M.Pd Agung Prasetya, S.Psi, M.Pd
NIP. 195306031981032001 NPP. 046901158
Anggota Penguji :
Penguji I
H.Kristanto,S.Pd, M.Pd (……………………)
NPP. 047201160
Penguji II
Dr. H. Maryadi, M.Pd (……………………)
NIP. 195411071975121001
Penguji III
Agung Prasetya, S.Psi, M.Pd (…………………….)
NPP. 046901158
iii
5
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO :
1. Hati suci selalu benar, tetapi gejolak hati selalu mengubah hasrat hati suci.
Orang yang ada dalam hati suci adalah orang yang taqwa dan beriman
(penulis)
2. Katakanlah dengan jujur maka kamu akan mendapatkan kejujuran dari
orang lain (penulis)
3. Sabar dalam mengatasi kesulitan dan bertindak bijaksana dalam
mengatasinya adalah sesuatu yang utama (penulis)
PERSEMBAHAN
1. Terima kasih buat Ibu dan bapak yang selalu
mendampingiku dimanapun aku berada.
2. Terimakasih buat tante yani atas semuanya
3. Terima kasih buat dosen yang membimbing , mendoakan
dan memberi dorongan.
4. Buat sahabatku tersayang terimakasih udah nemeni aku
dalam suka dan duka semoga kelak kita akan selalu
bersama lagi
iv
6
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur kehadiran Allah yang telah memberikan hidayah dan inayah
kepada kita semua dan memberikan skripsi ini dengan judul : Meningkatkan
Kemampuan Berhitung Anak Melalui “Metode Jarimatika “ TK ULUL ABSHOR
kota Semarang Tahun 2013/2014.
Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari hambatan dan rintangan serta
kesulitan-kesulitan. Namun berkat bimbingan, bantuan, nasihat, dan dorongan
serta saran-saran dari berbagai pihak khususnya pembimbingan, segala hambatan
dan rintangan serta kesulitan tersebut dapat teratasi dengan baik.
Melalui kesempatan ini peneliti mengucapkan terimakasih kepada :
1. Dr. Muhdi, S.H. M. Hum. Rektor IKIP PGRI semarang yang sudah
memberikan kesempatan untuk melaksanakan skripsi penelitian tindakan
kelas ini.
2. Dr. M. Th. S. R Retnaningdyastuti, M. Pd, Dekan FIP PGPAUD IKIP PGRI
semarang yng telah memberikan petunjuk-petunjuknya berupa informasi
keguruan.
3. Agung Prasetyo, S.Psi, M.Pd, Psi selaku ketua jurusan program Guru
Pendidikan Anak Usia Dini yang selalu mengarahkan, memotivasi dan
membimbing kepada penelitian dalam penyusunan skripsi.
4. Muniroh Munawar, S.Pi. M.Pd selaku sekertaris jurusan program Guru
Pendidikan Anak Usia Dini yang selalu memberikan arahan kepada
penelitian dalam menyusun skripsi.
5. H.Kristanto, S.Pd, M.Pd, sebagai dosen pembimbing I yang sudah
memberikan bimbingan dalam penulisan skripsi tersebut.
6. Dr .H.Maryadi, M.Pd, sebagai dosen pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan dalam penulisan skripsi tersebut.
7. Bapak dan Ibu dosen khususnya program studi pendidikan anak usia dini
yang sudah memberikn banyak pengetahuan pengalaman serta wawasan.
v
7
8. Kepala sekolah TK ULUL ABSHOR Kota Semarang yang telah
mengizinkan penelitian.
9. Kepada semua program studi pendidikan anak usia dini yang sudah
memberikan dukungan dalam penyusunan skripsi.
Akhirnya penelitian berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi
pendidikan. Oleh karena itu penelitian sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini
bermanfaat bagi kita dan TK yang bersangkutan.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Semarang, November2013
Peneliti
Ria Nugraeni
vi
8
ABSTRAK
Ria Nugraeni, 09150131 “ Upaya Meningkatkan Kemampuan
Berhitung Permulaan melalui Metode Jarimatika kelompok B TK ULUL
ABSHOR Kecamatan Banyumanik Kota Semarang Tahun Pelajaran
2013/2014”. Program studi: Fakultas Ilmu Pendidikan. Jurusan: Pendidikan Anak
Usia Dini IKIP PGRI semarang.dosen pembimbingan I: H.Kristanto, S.Pd, M.Pd.
Dosen pembimbing II: Dr.H.Maryadi, M.Pd.
Penelitian ini berlatar belakang meningkatkan kemampuan berhitung
permulaan, anak-anak kelompok B TK ULUL ABSHOR masih terlalu kurang.
Hal ini dapat dilihat dari kondisi berikut pembelajaran matematika, anak-anak
masih belum bisa fokus dalam mengikuti proses pembelajarannya. Model
pembelajaran di TK Ulul Abhsor kelurahan srondol wetan kecamatan banyumanik
menggunakan model pembelajaran area dan menggunakan LKS. maka anak
merasa jenuh, bosan dan tidak bersemangat ketika pembelajaran didalam kelas,
sehingga anak kurang fokus atau kosentrasi dalam belajar.
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan
berhitung permulaan melalui metode jarimatika Kelompok B TK ULUL
ABSHOR Semarang Tahun Pelajaran 2013/2014. Metode ini menggunakan
penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam dua siklus , dimana masing-masing
siklus melalui tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan kelas, observasi dan
refleksi. Metode pengumpulan data menggunakan teknikanalisis kuntitatif dan
diskriptif kuntitatif pada tiap-tiap siklus. Obyek penelitian tindakan kelas ini
adalah siswa B di TK ULUL ABSHOR Semarang yang berjumlah 20 orang
siswa.
Hasil penelitian ini yaitu : pada kondisi awal kemampuan berhitung
jarimatika diperoleh prosentase nilai rata-rata mencapai 10% kemudian siklus I
kemampuan berhitung anak dengan tepuk jarimatika diperoleh prosentase
mencapai nilai rata-rat 45% dan pada siklus II kemampuan berhitung anak
menggunakan media papan flannel diperoleh rata-rata 85%. Berdasarkan
penelitian ini pada siklus awal ke siklus I terjdi kenaikan 30% pada siklus I
kesiklus II terjadi kenaikan 40%.
Berdasarkan seluruh kegiatan penelitian tindakan kelas dapat disimpulkan
bahwa kemampuan berhitung dengan metode jarimatika Kelompok B TK ULUL
ABSHOR Semarang tahun Pelajaran 2013/2014 terjadi kenaikan presentase pada
setiap siklus sehingga dapat ditinggkatkan melalui metode jarimatika Kelompok B
TK ULUL ABSHOR Semarang tahun Pelajaran 2013/2014 terjadi kenaikan
presentase pada setiap siklus sehingga dapat ditingkatkan melalui metode
jarimatika.
Saran yang diajukan dalam penelitian ini yaitu: (1) Bagi guru dapat
meningkatkan kemampuan berhitung dengan metode jarimatika , (2) Bagi siswa
dapat lebih meningkatkan kemmpun berhitug, (3) Bagi sekolah perlu
menyediakan media papan flannel agar dapat menerpkan model-model
pembelajaran yang bermakna.
Kata Kunci : Kemampuan, berhitung permulaan, melalui metode
jarimatika.
vii
9
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv
KATA PENGANTAR .................................................................................... v
ABSTRAK ..................................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... x
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii
DAFTAR BAGAN ......................................................................................... xiii
DAFTAR GRAFIK ........................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xv
SURAT PERNYATAAN ............................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................. 4
C. Pembatasan Masalah ................................................................ 4
D. Rumusan Masalah .................................................................... 4
E. Tujuan Penelitian ..................................................................... 4
F. Manfaat Penelitian ................................................................... 5
viii
10
BAB II LANDASAN TEORETIS .................................................................. 6
A. Kemampuan Berhitung ........................................................................ 6
1. Pengertian Kemampuan ........................................................... 6
2. Kemampuan Berhitung ............................................................ 7
3. Tujuan Pembelajaran Berhitung di TK ..................................... 8
4. Tahap dan Kemampuan Berhitung di TK ................................. 10
5. Pengaruh Kemampuan Berhitung di TK ................................... 12
B. Kerangka Berpikir ............................................................................... 29
C. Korelasi Kemampuan Berhitung Permulaan Dengan Metode Jaritmatik 30
D. Hipotesis Tindakan .............................................................................. 32
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 33
A. Setting Penelitian ........................................................................ 33
B. Subjek Penelitian ........................................................................ 34
C. Sumber Data ............................................................................... 34
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ............................................ 34
E. Validasi Data .............................................................................. 36
F. Analisis Data .............................................................................. 36
G. Indicator Kinerja ......................................................................... 37
H. Prosedur Penelitian ..................................................................... 38
ix
11
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 41
A. Hasil Penelitian ................................................................................... 41
B. Pembahasan Antar Siklus .................................................................... 63
BAB V PENUTUP ......................................................................................... 65
A. Simpulan ............................................................................................. 6
B. Saran .................................................................................................. 65
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 67
x
12
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 2.1: Formasi dan Nilai Bilangan 0-9 Pada Tangan Kanan .................. 18
Gambar 2.2: Formasi Jarimatika Pada Operasi Penjumlahan ........................... 19
Gambar 2.3: Operasi Penambahan Dua Bilangan Yang Jumlahnya Kurang ..... 20
Gambar 2.4: Deret Hitung Dalam Menjumlahkan Bilangan ............................ 23
Gambar 2.5: Basis 5 Untuk Menjumlahkan Bilangan....................................... 24
Gambar 2.6: Formasi Jarimatika Pada Operasi Pengurangan ........................... 25
Gambar 2.7: Operasi Pengurangan .................................................................. 26
Gambar 4.1 :Kondisi Awal Pembelajaran Matematika Untuk Siswa................. 41
Gambar 4.2 :Kondisi Anak Ketika Menerima Pembelajaran Matematika ........ 42
Gambar 4.3 Kegiatan Siswa Diarea Matematika Kemampuan Mengenal Dan
Menyebutkan Urutan Angka 1-9 ..................................................................... 46
Gambar 4.4 Guru dan Anak Bernyanyi Dan Bermain Tepuk Jarimatika .......... 47
Gambar 4.5 Guru Mengkondisikan Anak Dengan Kegiatan Bernyanyi dan
Berbagi Cerita.................................................................................................. 48
Gambar 4.6 Guru Mengamati Anak Menunjukkan Urutan Bilangan Jarimatika
Gambar 4.7 Kegiatan Siswa Melakukan Membilang Dengan Gambar ............. 49
Gambar 4.8 Permainan Bilangan Gambar Jarimatika Dan Angka ................... 50
Gambar 4.9 Anak Mengerjakan Lembar Kerja Ketepatan Menghubungkan
Gambar Sesuai Angka ..................................................................................... 51
Gambar 5.1 Lembar Hasil Kerja ..................................................................... 51
Gambar5.2 :Alat Dan Bahan Untuk Permainan Jarimatika .............................. 54
xi
13
Gambar 5.3Kegiatan Siswa Bernyanyi Jarimatika Menyebutkan Angka 1-9
Di Depan Kelas ............................................................................................... 55
Gambar 5.1 Apersepsi Dengan Media Gambar Jari Tangan ............................. 56
Gambar 5.2 Guru Mengenalkan Bilangan ....................................................... 57
Gambar 5.3 Anak Melakukan Kegiatan Menyebutkan Hasil Penambahan ....... 58
Gambar 5.4 Anak Mengurutkan Gambar Angka Jarimatika Didepan Kelas ..... 58
Gambar 5.5 Guru Menjelaskan Dan Berhitung Jarimatika ............................... 59
Gambar 5.6 Menghubungkan Dua Kumpulan Benda ....................................... 60
Gambar 5.7 Lembar Hasil Penambahan Anak ................................................. 61
xii
14
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 3.1 : Teknik Skoring .............................................................................. 35
Tabel 3.2. Penilaian Analisi dan Klasifikasi Kemampuan Berhitung Anak ...... 37
Tabel 4.1: Hasil Evaluasi Kemampuan Berhitung Anak Kondisi Awal ............ 43
Tabel 4.2: Hasil Peningkatan Kemampuan Berhitung Pada Siklus I ................. 52
Tabel 4.3: Kemampuan Berhitung Pada Siklus II ............................................ 61
Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Belajar Anak ..................................................... 64
xiii
15
DAFTAR BAGAN
Hal
Bagan 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian .......................................................... 29
Bagan 2.2 Korelasi Kemampuan Berhitung Permulaan Dengan Metode
Jarimatika ...................................................................................... 30
Bagan 3.1 Desain Siklus Penelitian.................................................................. 38
xiv
16
DAFTAR GRAFIK
Hal
Grafik 4.1 Observasi Kondisi Awal................................................................. 44
Grafik 4.2 Peningkatan Kemampuan Berhitung Siklus I................................... 52
Grafik 4.3 Peningkatan Kemampuan Berhitung Siklus II ................................. 62
Grafik 4.4 Rekapitulasi Hasil Peningkatan Kemampuan Belajar ...................... 64
xv
17
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Surat Ijin Penelitian
Lampiran 2 : Hasil Wawancara
Lampiran 3 : Kisi-kisi Aspek Kemampuan Berhitung Anak
Lampiran 4 : Kemampuan Berhitung anak melalui permainan jarimatika
Lampiran 5 : Lembar Hasil Observasi Anak Didik Kondisi Awal
Lampiran 6 : Lembar Hasil Observasi Anak Siklus I Pertemuan ke-1
Lampiran 7 : Lembar Hasil Observasi Anak siklus I Pertemuan ke-2
Lampiran 8 : Lembar Hasil Observasi Anak siklus I Pertemuan ke-3
Lampiran 9 : Lembar Hasil Observasi Anak Siklus I Pertemuan ke-4
Lampiran10 : Lembar Hasil Observasi Anak siklus I pertemuan ke-5
Lampiran 11 : Lembar Hasil Observasi Anak Siklus II Pertemuan ke-1
Lampiran 12 : Lembar Hasil Observasi Anak Siklus II Pertemuan ke2
Lampiran 13 : Lembar Hasil Observasi Anak Siklus II Pertemuan ke3
Lampiran 14 : Lembar Hasil Observasi Anak Siklus II Pertemuan ke4
Lampiran 15 : Lembar Hasil Observasi Anak Siklus II Pertemuan ke5
Lampiran 16 : Lembar Hasil Penelitian Berhitung Anak Siklus I 16-35
Lampiran 36 : Lembar Daftar kemampuan berhitung anak pada kondisi awal
Lampiran 37 : Lembar Daftar kemampuan berhitung anak pada siklus I.1
Lampiran 38 : Lembar Daftar kemampuan berhitung anak pada siklus I.2
Lampiran 39 : Lembar Daftar kemampuan berhitung anak pada siklus I.3
Lampiran 40 : Lembar Daftar kemampuan berhitung anak pada siklus I.4
xvi
18
Lampiran 41 : Lembar Daftar kemampuan berhitung anak pada siklus I.5
Lampiran 42: Lembar Daftar kemampuan berhitung anak pada siklus 2.1
Lampiran 43 : Lembar Daftar kemampuan berhitung anak pada siklus 2.2
Lampiran 44: Lembar Daftar kemampuan berhitung anak pada siklus 2.3
Lampiran 45: Lembar Daftar kemampuan berhitung anak pada siklus 2.4
Lampiran 46: Lembar Daftar kemampuan berhitung anak pada siklus 2.5
Lampiran 47: Rencana Kegiatan Harian 47-56
Lampiran 57: Daftar Nama Hadir Anak
Lampiran 58: Foto Kegiatan
xvii
19
PERNYATAAN
Skripsi yang berjudul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Berhitung
Permulaan Melalui Metode Jarimatika Kelompok B TK ULUL ABSHOR
Kecamatan Banyumanik Kota Semarang Tahun Ajaran 2013/2014. Yang
bertanda tangan dibawah ini, saya:
Nama : Ria Nugraeni
NPM : 09150131
Program Studi : Pendidikan Anak Usia Dini, IKIP PGRI Semarang
Menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri.
Sepanjang pengetahuan saya, skripsi ini tidak berisi materi yang ditulis oleh orang
lain, kecuali bagian-bagian tertentu yang saya ambil sebagai acuan dengan
mengikuti tata cara dan etika penulisan skripsi yang lazim.
Apabila ternyata terbukti bahwa pernyataan ini tidak benar hal tersebut
sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya.
Semarang, 16 September 2013
Ria Nugraeni
NPM 09150131
xviii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Taman kanak-kanak merupakan salah satu bentuk pendidikan
prasekolah yang dikenal oleh anak dan masyarakat. Sesuai dengan
karakteristiknya, anak usia TK, pada masa ini anak memiliki karakteristik
tersendiri dimana anak sangat aktif, dinamis, memiliki rasa ingin tahu yang
sangat tinggi terhadap apa dilihat dan apa yang didengarnya, serta tidak
berhenti untuk belajar.
Di Taman kanak-kanak bukan pendidikan yang diwajibkan, namun
apabila kita memahami lebih mendalam tentang pentingnya pendidikan sejak
usia dini, pendidikan TK atau prasekolah merupakan bentuk pendidikan yang
sangat penting bagi kehidupan manusia yang akan mendatang, untuk itu dalam
memberikan pendidikan juga harus sesuai dengan karekteristik anak usia dini
agar tidak salah perlakuan dalam mengembangkan aspek-aspek yang sudah
dimiliki anak.
Sesuai dengan pasal 3 UU RI No.20 Tahun 2003, pendidikan bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab (Depdiknas 2007:2)
Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinanaan yang
ditunujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang
dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki
kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Sisdiknas, 2003, pasal
1:14).
Perkembangan kognitif menurut George (2012: 222) anak prasekolah
berada dalam tahap praoperasional dalam perkembangan kecerdasan. Ciri-ciri
adalah (1) anak mengembangkan kemampuan menggunakan simbol, termasuk
1
2
bahasa; (2) anak belum mampu melakukan pemikiran operasional (operasi
adalah pemikiran yang dapat dibalik) yang menjelaskan mengapa Piaget
menamai tahap praoperasional; (3) anak terpusat pada satu pemikiran atau
gagasan seringkali diluar pemikiran-pemikiran lainnya; (4) anak belum
mampu menyimpan ingatan; dan (5) anak bersifat egosentris.
Kecamatan Banyumanik Kabupaten Semarang TK Ulul Abhsor
berada, dimana letaknya masih asri dengan suasana yang sejuk, serta jauh dari
kebisingan kendaran-kendaraan yang berlalu lintas, dan anak pun berleluasa
dalam bermain. Luasnya hingga 1000m² yang meliputi satu ruangan kepala
sekolah, satu ruangan guru, satu ruangan staf tata usaha, satu ruangan UKS,
empat ruangan kamar mandi, satu ruangan Kelompok Bermain (KB), satu
ruangan TK Kelompok A, satu ruangan TK Kelompok B, satu masjid dan
tempat bermain yang luas. TK Ulul Abhsor merupakan lembaga yang
memegang peranan penting untuk generasi bangsa mendatang, sehingga guru-
guru pun di TK Ulul Abhsor berusaha keras untuk mendidik anak-anak agar
berakhlak dan berperilaku yang baik.
TK Ulul Abhsor mempunyai beberapa pendidikan untuk anak usia dini
yang melipiti Kelompok Bermain (KB), TK kelompok A, TK kelompok B,
yang masing-masing memilik peserta didik, di KB mempunyai 16 anak, di TK
kelompok A mempunyai 21 anak, di TK kelompok B mempunyai 20 anak,
sehingga total anak didik di TK Ulul Abhsor mempunyai 57 anak didik, yang
masing-masing tiap kelas berisi dua guru, guru utama dan guru pendamping.
Yang guru-gurunya pun sudah ada yang sarjana.
Di TK Ulul Abhsor ini lebih mengedepankan perkembangan anak-
anak, agar tercapai secara optimal tiap-tiap berkembangan. Proses belajar
mengajar yang diberikan oleh guru dapat memberikan pengetahuan lebih dan
juga lebih mengetahui perkembangan yang dimiliki oleh setiap individu
sendiri, Sehingga dalam hal ini guru di TK Ulul Abhsor berperan penting
untuk meningkatkan perkembangan anak didik.
Model pembelajaran di TK Ulul Abhsor menggunakan model
pembelajaran area karena dalam hal ini anak-anak bisa memilih sendiri
3
permainan yang ada agar anak-anak merasa nyaman dalam belajar
mengajarnya. Serta media yang digunakan di TK Ulul Abhsor masih
menggunakan LKS namun guru-gurunya pun membuat media sendiri setiap
harinya dalam proses belajar mengajar sehingga anak-anak tidak hanya belajar
menggunakan LKS dan anak-anak pun tidak merasa bosan dalam belajar di
kelas.
Kemampuan berhitung permulaan, anak-anak kelompok B di TK Ulul
Abhsor masih terlalu kurang. Hal ini dapat dilihat dari kondisi berikut
kurangnya perhatian anak dalam proses belajar terutama pada pelajaran
matematika, anak-anak masih belum bisa fokus dalam mengikuti proses
pembelajarannya. Dan juga ucapan dari orang tua maupun lingkungan
sekitarnya bahwa matematika itu sulit, karena dalam hal ini, matematika
begitu banyak hafalan, menghitung, maupun melacak-lacak angka, kelas yang
sering ramai yang menyebabkan pembelajaran tidak efektif. Guru kurang
menekankan media dalam proses pembelajaran yang mengakibatkan anak
tidak semangat dalam belajar berhitung permulaan. Melihat dari masalah
tersebut diatas peneliti mencoba mencari metode dan strategi yang sesuai
untuk meningkatkan kemampuan berhitung permulaan yang sesuai untuk
anak.
Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti mempunyai solusi bahwa
dengan menggunakan metode jarimatika dapat meningkatkan kemampuan
berhitung permulaan anak. Penelitian ini dilakukan untuk mengatasi masalah
di atas dengan mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan yang dapat
dikembangkan dari potensi anak melalui peningkatan kemampuan berhitung
anak dengan memberikan rangsangan berupa kegiatan berhitung dengan
menggunakan metode jarimatika usia anak, tanpa menjadikan anak tertekan
ataupun tidak merasa nyaman. Diharapkan kemampuan anak dalam berhitung
permulaan melalui metode jarimatika dapat meningkatkan.
4
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dirumusksn sebagai berikut:
1. Kurangnya kemampuan anak dalam berhitung
2. Berhitung sering dianggap sebagai pelajaran yang sulit untuk anak
3. Minimnya pengetahuan anak dalam berhitung
4. Minimnya teknik berhitung menggunakan jari pada anak
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka penelitian ini
membatasi pada upaya meningkatkan kemampuan Berhitung permulaan
melalui metode jarimatika. Hal ini dimaksudkan agar permasalahan yang
hendak diteliti lebih terfokus pada peningkatan kemampuan berhitung
permulaan pada kelompok B TK ULUL ABSHOR Tahun Pelajaran
2013/2014
D. Rumusan Masalah
Bagaimana meningkatakan kemampuan berhitung permulaan
melalui metode jarimatika pada kelompok B TK Ulul Abshor Tahun
pelajaran 2013/2014
E. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Meningkatakn kemampuan berhitung permulaan pada anak
2. Tujuan khusus
Menerapkan permainan metode jarimatika untuk meningkatkan
kemampuan berhitung permulaan pada kelompok B TK Ulul Abhsor
Kecamatan Banyumanik Kota Semarang Tahun Pelajaran 2013/2014
5
F. Manfaat dan Penelitiaan
1. Manfaat Teoritis
Mendapatkan ilmu pengetahuan, informasi serta wawasan
tentang kemampuan berhitung permulaan melalui metode jarimatika
pada kelompok B TK Ulul Abhsor Kota Semarang Tahun Pelajaran
2013/2014
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
Untuk meningkatkan proses belajar oleh guru untuk anak-anak
menjadi lebih baik lagi dengan dapat memanfaatkan metode
jarimatika sehingga kemampuan berhitung permulaan dapat dapat
meningkat
b. Bagi sekolah
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk meningkatkan
kemampuan berhitung permulaan di sekolahan agar kinerja guru-
guru di sekolah tersebut dapat lebih baik.
c. Bagi peneliti
Hasil penilitian ini, dapat meningkatkan pengetahuan tentang
pelaksanaan proses belajar pembelajaran dalam kemampuan
berhitung permulaan anak usia dini melalui metode jarimatika.
6
BAB II
LANDASAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Kemampuan Berhitung
1. Pengertian kemampuan
Pengertian kemampuan diri adalah gabungan dari kemampuan
alamiah, pengalaman dan potensi untuk mengetahui jenis kegiatan apa yang
paling mudaah dan yang paling sulit ditemukan. Pada kemampuan-
kemampuan yang berdasari diri, yaitu secara alamiah mendekati masalah-
masalah dan kesulitan-kesulitan dan metode batin akal.Meskipun bisa
menemukan kemampuan yang pas dengan subjek yang disukai.Dapat juga
menemukan beberapa bakat (talents) tersembunyi. Sebagian dari
kemampuan-kemampuan berkaitan erat dengan subyek, sementara yang
lainnya tidak (Williams,2002: 11).
Menurut kamus besar bahasa Indonesia (2003: 707) kemampuan
berasal dari kata “mampu” yang berarti kuasa (bisa, sanggup, melakukan
sesuatu, dapat, berada, kaya, mempunyai harta berlebihan). Kemampuan
adalah suatu kesanggupan dan kekuatan dalam melakukan sesuatu.
Vygotsky dalam sujiono,dkk (2007: 4.7), kemampuan seseorang dapat
dibedakan ke dalam dua tingkatan, yaitu tingkat perkembangan aktual dan
tingkat perkembangan potensial. tingkat perkembangan actual tampak dari
kemampuan seseorang untuk menyelesaikan masalah atau tugas-tugas secara
mandiri (kemampau intramental). Sedangkan tingkat perkembangan potensial
tampak dari kemampuan seseorang untuk menyelesaikan masalah atau tugas-
tugas ketika berada dibawah bimbingan orang dewasa atau ketika
berkolaborasi dengan teman sebaya yang lebih kompeten (kemampau
intramental).
Seseorang tokoh pendidikan anak abad ke-18, Pestalozzi dalam
Gunarti (2008: 2.3) mengatakan bahwa ketika dilahirkan, seorang anak
memiliki kecakapan alamiah yang tersembunyi atau yang dikenak dengan
potensi.Kecakapan atau potensi tersebut menjadi kemampuan actual yang
6
7
bermanfaat bagi kehidupan anak, perlu dilakukan usaha untuk
mengembangkan potensi agar menjadi kemampuan.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan pengertian kemampuan
adalah kecakapan atau potensi menguasai suatu keahlian yang merupakan
bawaan sejak lahir atau merupakan hasil latihan atau praktek dan digunakan
untuk mengerjakan sesuatu yang diwujudkan malalui tindakannya.
2. Pengertian Berhitung
Berhitung atau matematika adalah segala hal yang berkaitan dengan
pola aturan dan bagaimana aturan itu dipakai untuk menyelesaikan berbagai
macam permasalahan. Matematika adalah ilmu tentang berpikir dan bernalar.
Tentang bagaimana cara memperoleh kesimpulan-kesimpulan yang tepat dari
berbagai keadaan. Matematika adalah ilmu tentang bilangan, ruang, pola,
bentuk, dan struktur yang pasti metematika adalah aktivitas manusia
(Ismayani, 2010: 20).
Menurut pendapat jannah (2011:17) matematika atau ilmu hitung
adalah ilmu pasti.Ilmu tentang perhitungan angka-angka untuk menghitung
berbagai benda atau pun yang lainnya, merupakan bentuk matematika
sederhana yang dalam penggunaannya dikehidupan sehari-hari.Menghitung,
yaitu menghubungkan antara benda dengan konsep bilangan, dimulai dari
satu.
Menurut Suriasumatri (2011: 98), mengungkapkan tentang salah satu
cabang matematika adalah berhitung, merupakan dasar dari beberapa ilmu
yang dipakai dalam setiap kehidupan manusia. Dalam setiap aktivitasnya
manusia tidak dapat terlepas dari peran matematika di dalamnya, mulai dari
penambahan, pengurangan, pembagian sampai perkalian.
Kemampuan anak dalam berhitung, apalagi berhitung cepat, sangat
ditentukan kemampuan maksimal otak kirinya. Kecerdasan otak kiri biasanya
akan menjadikan seseorang cerdas secara logika, rasional, mampu
menganalisis, dan menyelesaikan masalah secara objektif. Seseorang yang
otak kirinya lebih dominan dari pada otak kanannya, biasanya memiliki
8
kecintaan pada ilmu-ilmu yang bersifat eksak, pasti dan sebagainya (Isnawati,
2009 : 67).
Mengingat begitu pentingnya kemampuan berhitung bagi manusia,
maka kemampuan berhitung ini perlu diajarkan sejak dini, dengan berbagai
media dan metode yang tepat jangan sampai dapat merusak pola
perkembangan anak.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan pengertian kemampuan
berhitung adalah kemampuan dalam menggunakan benda-benda dari
lingkungan yang terdekat, tujuannya anak mampu berkerja dengan bilangan
angka yang sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Tujuan Pembelajaran Berhitung di Taman Kanak-Kanak
Pendidikan di TK sangat penting untuk mencapai keberhasilan belajar
pada tingkat pendidikan selanjutnya. Bloom bahkan menyatakan bahwa
mempelajari bagaimana belajar (learning to learn) yang terbentuk pada masa
pendidikan TK akan tumbuh menjadi kebiasaan di tingkat pendidikan
selanjutnya.Hal ini bukanlah sekedar proses pelatihan agar anak mampu
membaca, menulis dan berhitung, tetapi merupakan cara belajar mendasar,
yang meliputi kegiatan yang dapat memotivasi anak untuk menemukan
kesenangan dalam belajar, mengembangkan konsep diri (perasaan mampu
dan percaya diri), melatih kedisiplinan, keberminatan, spontanitas, inisiatif,
dan apresiatif.
Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh guru dalam upaya
deteksi dini sampai sejauh mana kegiatan berhitung dapat diberikan kepada
anak. pengenalan dini perlu dilakukan untuk menjaga terjadinya masalah
kesulitan belajar karena belum menguasai konsep berhitung
(Depdiknas,2006: 12).
Menurut piaget dalam Suyanto (2005: 157) tujuan berhitung untuk
anak usia dini adalah belajar berpikir logis dan matematis (logico-
mathematical learning) dengan cara yang menyenangkan dan tidak rumit.
Jadi, tujuannya bukan agar anak dapat menghitung sampai seratus atau seribu,
tetapi memahami bahasa matematis dan penggunaannya untuk berpikir.
9
Secara umum tujuan berhitung permulaan di Taman Kanak-Kanak,
untuk mengetahui dasar-dasar pembelajaran berhitung dalam suasana yang
menarik, aman, nyaman dan menyenangkan, sehingga diharapkan nantinya
anak akan memiliki kesiapan dalam mengikuti pembelajaran berhitung pada
jenjang selanjutnya yang lebih kompleks (Susanto, 2011: 105).
Yuniawati (2011: 78) merumuskan setidaknya ada lima tujuan umum,
yaitu belajar untuk berkomunikasi, belajar untuk bernalar, belajar untuk
memecahkan masalah, belajar untuk mengaitkan ide, dan pembentukan sikap
positif.
Secara khusus tujuan berhitung permulaan di Taman Kanak-Kanak
agar anak memiliki kemampuan berikut :
a. Dapat menyesuaikan dan melibatkan diri dalam kehidupan
bermasyarakat yang dalam kesehariannya memerlukan keterampilan
berhitung.
b. Memiliki ketelitian, konsentrasi, abstraksi dan daya apresiasi.
c. Memiliki kreatifitas dan imajinasi dalam menciptakan sesuatu secara
sepontan.
d. Memiliki pemahaman konsep ruang dan waktu serta dalam
memperkirakan kemungkinan urutan sesuatu pristiwa terjadi disekitar..
e. Dapat berpikir logis dan sistematis sejak dini, melalui pengalaman
terhadap benda-benda kongkrit, gambar-gambar atau angka-angka yang
terdapat disekitar anak.
Berdasarkan uraian diatas, kemampuan berhitung permulaan di
Taman Kanak-Kanak memiliki tujuan untuk memperkenalakan anak dalam
menggunakan hitungan.Materi tersbut terdapat dalam kurikulum 2004 standar
kompetensi Taman Kanak-Kanak. Materi yang diberikan diantaranya:
membilang, menyebutkan urutan bilangan dari 1 sampai 20, membilang
(mengenal konsep bilangan dengan benda-benda) sampai 10; membuat urutan
bilangan 1-10 dengan benda-benda; menghubungkan/ memasangkan lambang
bilangan dengan benda-benda hinga 10 (anak tidak disuruh menulis) dan
seterusnya.
10
4. Tahap dan Prinsip kemampuan Berhitung di Taman Kanak-Kanak
Menurut Depdiknas (2006: 6) berbagai cara dapat dilakukan oleh guru
dan orang tua untuk mengembangkan atau meningkatakan kemampuan
berhitung, kemampuan berhitung merupakan kemampuan untuk
mengambangkan keterampilan berhitung, tahap yang dapat dilakuakan untuk
membantu mempercepat penguasaan berhitung melalui jalur matematika,
melalui tiga tahapan penguasaan berhitung dijalur matematika yaitu: pertama
tahap penguasaan konsep, dimulai dengan mengenalkan konsep atau
pengertian tentang sesuatu dengan menggunakan benda-benda yang nyata,
seperti pengenalan warna, bentuk dan menghitung bilangan.Kedua, tahap
transisi, merupakan peralihan dari pemahaman secara kongkret denga
menggunakan benda-benda nyata menunju kearah pemahaman secara abstrak.
Ketiga, tahap pengnalan lambang adalah diman setelah anak memahami
sesuatu secara abstrak, maka anak dapat dikenalakan pada tingkat penguasaan
terhadap konsep bilangan dengan cara meminta anak melakukan proses
penjumlahan dan pengurangan melalui penyelesaian soal.
Tahapan berhitung anak usia dini, denga mengacu pada hasil
penelitian jean piaget tentang intelektual, yang menyatakan bahwa anak 2-7
tahun berada pada tahap pra operasional, maka penguasaan
berhitung/matematika pada anak usia dini Taman kanak-kanak akan melalui
tahap sebagai berikut :
a. Tahapan konsep/pengartian
Tahapan anak berekspresi untuk menghitung segala macam benda-
benda yang dapat dihitung dan yang dapat dilihatnya.kegiatan
menghitung-hitung harus dilakukan dengan memikat, sehingga dipahami
benar oleh anak. Guru atau orang tua harus dapat memberikan pelajaran
yang menarik dan berkesan, sehingga anak tidak menjadi jera atau bosan.
b. Tahapan transisi/peralihan
Tahapan transisi masa peralihan dari kongkret kelambang, tahap
saat anak mulai benar-benar mulai memahami. Maka tahapan diberikan
apabila tahap konsep sudah dikuasai dengan baik, yaitu saat anak mampu
11
menghitung yang terdapat kesesuaian antara benda yang dihitung dan
bilangan yang disebutkan.Tahapan transisi harus dalam waktu yang cukup
untuk dikuasai amak.
c. Tahapan lambang
Tahapan yang dimana anak mendapatkan kesempatan untuk
menulis sendiri tanpa paksaan, yakni berupa lambang bilangan, bentuk-
bentuk dan sebagainya jalur-jalur yang mengenalkan kegiatan berhitung
atau matematika .
Adapun konsep matematika yang perlu diperhatikan pada anak
adalah berupa bilangan atau berhitung, pola dan fungsingnya, geometri,
ukuran-ukuran, grafis, estimasi, probabilitas, dan pemecahan masalah
konsep ini perlu diterapkan pada anak dengan bertahapsesuai tingkat
penguasaan yang dimiliki anak.
Prinsip-prinsip dalam berhitung untuk mengembangkan kemampuan
berhitung anak dikenalkan melalui permainan berhitung yaitu :
1) Dimulai dari berhitung benda.
2) Berhitung dari yang lebih mudah ke yang lebih sulit.
3) Anak berpartisipasi aktif dan adanya rangsangan untuk menyelesaikan
masalah sendiri.
4) Suasana yang menyenangkan
5) Bahasa yang menyenangkan dan menggunakan contoh-contoh.
6) Anak dikelompokkan sesuai dengan tahapan berhitungnya.
7) Evaluasi dari mulai awal sampai akhir kegiatan.
Prinsip-prinsip tersebut dapat dikemukakan bahwa pelajaran
berhitung bukan sesuatu yang menakutkan, tetapi merupakan pelajaran
yang disenangi dinilai dari hati nurani sehingga anak akan merasa
membutuhkan karena mengasyikkan dan cara mengajarkannya pun harus
tepat.
12
5. Pengaruh Kemampuan Berhitung di Taman Kanak-Kanak
Belajar berhitung dapat mengembangakan beberapa aspek
kemampuan pada anak seperti kemampuan sosial, emosional, kretifitas, fisik
dan dan kemampuan intelektual.Melalui kegiatan belajar sambil menerapkan
permainan berhitung, serta tidak langsung anak belajar mengenal banyak hal.
(sujiono, 2007: 11-13).
Berikut diuraikan pengaruh kemampuan berhitung pada anak usia dini
dalam kehidupan sehari-hari :
a. Perkembangan sosial dan emosional
Matematika atau berhitung dapat menimbulkan percaya diri.
Percaya diri akan tumbuh manakala anak bertindak berdasarkan ide anak
sendiri dan menjelajahi matematika tanpa takut gagal. Dengan demikian
anak semakin yakin dan percaya diri sehingga konsep matematikanya
akanterus berkembang.
b. Perkembangan kreativitas
Memberikan kesempatan pada anak untuk menggunakan pikiran
secara kreatif. Kemajuan dalam berhitung matematika telah sering dibuat
oleh individu-individu yang menemukan cara baru berpikir mengenai
masalah yang sering dijumpai oleh anak. Anak harus diberi kesempatan
untuk mencoba cara berpikir baru juga dalam cara memecahkan
masalahnya.
c. Perkembangan fisik
Perkembangan fisik berhubungan dengan keterampilan motorik
halus yaitu permainan material yang membantu mengembangkan konsep
matematika seperti puzzle atau kotak unik yang digunakan untuk
berhitung.
B. Metode jarimatika
1. Pengertian Metode
Secara harfiah metode (method) bersal dari dua perkataan yaitu meta
dan hados. Meta bararti “melalui” dan hados berarti “jalan” atau “cara”.
13
Metode, diartikan sebagai cara atau jalan yag harus dilalui untuk mencapai
suatu tujuan. Dalam pemakaian yang umum, metode diartikan sebagai cara
melakukan suatu kegiatan atau cara melakukan pekerjaan dengan
menggunakan fakta dan konsep-konsep secara sistematis (Muliawan, 2009:
239).
Metode yang digunakan oleh guru adalah salah satu kunci di dalam
keberhasilan suatu kegiatan belajar yang dilakukan oleh anak. Pemilihan
metode yang digunakan harus relevan dengan tujuan penguasaan konsep,
transisi dan lambang dengan berbagai variasi materi, media dan bentuk
kegiatan yang akan dilakukan (Depdiknas,2006: 14).
Di dalam metode merupakan bagian dari strategi kegiatan. Metode
dipilih berdasarkan strategi kegiatan yang sudah dipilih dan
ditetapkan.metode merupakan cara, yang bekerjanya merupakan alat untuk
mencapai tujuan kegiatan. Setiap guru akanmenggunakan metode sesuai gaya
melaksanakan kegiatan (Moeslichatoen, 2004: 7).
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan pengertian metode
adalah cara atau strategi yang digunakan guru untuk mencapai tujuan
kegiatan yang tepat disesuaikan dengan kekhususan kemampuan anak dalam
belajar khususnya bagi anak setingkat taman kanak-kanak.
1. Pengertian Jarimatika
Jari tangan adalah hal yang pertama kali digunakan oleh manusia
untuk menyatakan jumlah suatu benda atau barang yang
dimilikinya.Teknik perhitungan melalui jari tangan masih digunakan
dalam mengajarkan anak kecil belajar berhitung. Jarimatika adalah suatu
cara menghitung matematika dengan menggunakan alat bantu jari. Dalam
metode jarimatika, masing-masing jari mewakili 1 (satu) bilangan, misal
telunjuk terbuka dan jari lainnya tertutup mewakili bilangan angka 1,
kemudiaan dua jari telunjuk dan jari tengah terbuka sedangkan lainnya
tertutup mewakili bilangan angka 2 demikian seterusnya. Untuk
penjumlahan, jari tangan harus dibuka. Jari tangan menutup adalah
pengurangan (Prasetyono, 2009 : 16-30).
14
Jari dan arimatika adalah metode hitung dengan menggunakan jari
tangan. Meski hanya menggunakan jari tangan, tapi dengan metode ini
mampu melakukan operasi bilangan KaBaTaKu (kali, bagi, tambah,
kurang) sampai dengan ribuan atau mungkin lebih (Putra, 2012 : 56).
Jarimatika adalah cara membuat proses berhitung dengan mudah
dikerjakan, karena akan memanfaatkan jari-jari tangan untuk alat bantu
menyelesaikan proses berhitung: kali-bagi-tambah- dan kurang
(Wulandani, 2008 : 4).
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan metode jarimatika
adalah cara untuk membuat proses berhitung mudah dikerjakan dengan
menggunakan alat bantu jari. Anak harus memahami terlebih dahulu cara
penggunaan jarinya. Jari tangan kanan sebagai angka satuan sedangkan jari
kiri sebagai puluhan.
2. Pengenalan Formasi jarimatika
Menurut wulandani (2012: 20) jarimatika adalah cara untuk
membuat proses berhitung mudah dikerjakan. Beberapa hal yang perlu
dipahami dalam mengaplikasikan jari tangan sebagai alat bantu
menghitung:
1. Jari tangan kanan mewakili bilangan satuan.
2. Jari tangan kiri mewakili bilangan puluhan dan ratusan.
3. Jari tangan terbuka dipahami sebagai operasi penjumlahan.
4. Jari tangan tertutup dipahami sebagai operasi pengurangan
5. Pengguna jarimatika setidaknya memahami konsep dasar operasi
aljabar (Prasetyon, 2009: 30).
3. Pengenalan Formasi Jari Hitung
a. Makna satuan adalah angka atau bilangan dari 1 (satu) hingga 9
(sembilan). Jari kanan itu untuk melambangkan angka 1 (satu)
dilakukan dengan membuka jari telunjuk sementara empat jari lainnya,
yaitu ibu jari, jari tengah, jari manis, dan jari kelingking menutup.
b. Makna puluhan adalah angka atau bilangan dari 10 hingga 90, Angka-
angka tersebut dapat diformasikan melalui jari-jari tangan kiri. Jari kiri
15
untuk melambangkan angka 10 (sepuluh) dilakukan dengan membuka
jari telunjuk sementara empat jari lainnya, yaitu ibu jari, jari tengah,
jari manis, dan jari kelingking menutup (Komandoko, 2009: 14-18).
Sebelum anak mempelajari berbagai formasi dan nilai bilangan
satuan pada jari tangan kanan, perlu mengetahui beberapa tujuan
pembelajaran materi tersebut. Beragam tujuan yang dimaksud adalah
sebagai berikut:
1. Anak dapat membentuk formasi dan nilai bilangan pada jari tangan
kanan.
2. Anak semakin terampil dan cepat dalam menggunakan jari jemari
untuk menunjukkan bilangan-bilangan tertentu.
3. Anak mampu melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan
bilangan dasar dengan nilai maksimum tidak lebih besar dari pada 9.
4. Anak sanggup mengerjakan operasi perkalian dan pembagian bilangan
dasar dengan batasan nilai maksimum tidak lebih besar dari pada 9.
Kelima jari pada tangan kanan
ditutup semua atau tangan
mengepal. Posisi seperti ini
menunjukkan bilangan 0 (nol)
Satu jari (jari kelingking) pada
tangan kanan dibuka, sedangkan
keempat jari lainnya (jari manis,
jari tengah, jari telunjuk, dan ibu
jari) ditutup. Keadaan tersebut
menunjukkan bilangan 1.
16
Dua jari (jari kelingking dan jari
manis) pada tangan kanan
dibuka, sedangkan ketiga jari
lainnya (jari tengah, jari tengah,
jari telunjuk, dan ibu jari) dibuka.
Posisi seperti itu menunjukkan
bilangan 2.
Tiga jari (jari kelingking, jari
manis, dan jari tengah) pada
tangan kanan dibuka, sedangkan
kedua jari lainnya (jari telunjuk
dan ibu jari) ditutup. Keadaan
tersebut menunjukkan bilangan
3.
Empat jari (jari kelingking, jari
manis, jari tengah, dan jari
telunjuk) pada tangan kanan
dibuka, sedangkan satu jari (ibu
jari) ditutup. Kondisi seprti ini
menunjukkan bilangan 4.
17
Untuk menunjukkan bilangan 5,
kita tidak perlu membuka semua
jari pada tangan kanan. Kita
hanya cukup membuka ibu jari
(jempol), sedangkan keempat ibu
jari lainnya (jari telunjuk, jari
tengah, jari manis, dan jari
kelingking) dalam keadaan
tertutup.
Untuk menunjukkan bilangan 6,
jari yang harus dibuka adalah ibu
jari (yang memiliki nilai 5)
ditambah dengan jari kelingking
(yang mempunyai nilai 1).
Dengan demikian, kita akan
memperoleh bilangan 6. Operasi
perhitungan ini juga berarti
bahwa 1+5 atau 5+1.
18
Untuk menunjukkan bilangan 7,
jari yang dibuka adalah ibu jari
(yang memiliki nilai 5) ditambah
dengan kedua jar (jari kelingking
dan jari manis), sehingga
menunjukkan bilangan 7. Operasi
perhitungan ini sama dengan 2+3
atau 5+2.
menunjukkan bilangan 8, jari
yang dibuka adalah ibu jari (yang
mempunyai nilai 5) ditambah
dengan ketiga jari (jari
kelingking, jari manis, dan jari
tengah), sehingga menunjukkan
bilangan 8. Operasi perhitungan
ini berarti bahwa 3+5 atau 5+3.
Jika kita membuka kelima jari
(ibu jari, jari telunjuk, jari
tengah, jari manis, dan jari
kelingking), berarti kita hendak
menunjukkan bilangan 9. Operasi
perhitungan ini sama dengan 4+5
atau 5+4.
Gambar 2.1: Formasi dan nilai bilangan 0-9 pada tangan kanan
19
Mencermati peragaan formasi dan nilai bilangan pada jari tangan kanan,
kita sudah mampu menunjukkan sejumlah bilangan dari 0 (nol) sampai 9
(sembilan) hanya menggunakan satu tangan, yakni tangan kanan.Yang lebih
hebatnya lagi adalah kita bisa melakukan operasi perhitungan dasar penjumlahan
dan pengurangan secara mudah hanya menggunakan tangan kanan dengan
membuka dan menutup jari jemari. Setelah kita bisa menguasai peragaan formasi
dan nilai bilangan pada jari tangan kanan, selanjutnya kita haru melatih kelenturan
dengan membuka dan menutup jari jemari, sehingga kita lebih mudah
menunjukkan sebuah bilangan tertentu menggunakan jari jemari.dalam hal ini kita
membutuhkan pembimbing untuk memberikan perintah kepada anak supaya dapat
menunjukkan formasi jari jemari bagi setiap bilangan (Prasetyono, 2009: 23-26).
Teknik jarimatika ini, sebelum menggunakan jarinya untuk menghitung,
anak harus memahami terlebih dahulu cara penggunaan jarinya. Jari tangan kanan
dipahami sebagai angka satuan, sedangkan jari kiri adalah angka puluhan dan
ratusan. Untuk penjumlahan, jari tangan harus dibuka. Jari tangan menutup adalah
pengurangan.
a. Formasi jarimatika pada operasi penjumlahan
Menurut Komandoko (2009: 45-47) posisi buka adalah operasi penjumlahan
setiap jari membuka satu, maka itu berarti penambahan 1 (satu).Jari membuka
dua, berti menambah dua, dan seterusnya.
Missal, berapakah jumlah 3 ditambah 1 ?
Formasikan jari kanan untuk melambangkan angka 3 (tiga) kemudian buka 1
jari sesuai urutan buka selanjutnya, maka hasilnya akan didapatkan, yaitu 4.
Gambar 2.2: Formasi jarimatika pada operasi penjumlahan
20
Operasi penambahan dua bilangan yang jumlahnya kurang dari atau sama
dengan 9, berlaku berbagai ketentuan (formula 1):
1. Tambah 9 dapat dilakukan dengan cara tambah 4 tambah 5
2. Tambah 8 bisa dikerjakan dengan cara tambah 3 tambah 5
3. Tambah 7 dapat dilakukan dengan cara tambah 2 tambah tambah 5
4. Tambah 6 bisa dikerjakan dengan cara tambah 1 tambah 5
5. Tambah 5 dapat dilakukan dengan cara tambah 0 tambah 5
6. Tambah 4 bisa dikerjakan dengan cara kurang 1 tambah 5
7. Tambah 3 dapat dilakukan dengan cara kurang 2 tambah 5
8. Tambah 2 bisa dikerjakan dengan cara kurang 3 tambah 3
9. Tambah 1 dapat dilakukan dengan cara kurang 4 tambah 5
Contoh:
1+1 = ….
Langkah-langkah:
a. Bukalah jari kelingking yang menunjukkan nilai 1 satuan, sedangkan jari
lainnya tetap tertutup.
b. Bukalah 1 jari (jari manis) sebagai bilangan yang ditambahkan dengan
bilangan 1, sehingga jari-jari yang terbuka ada dua jari, yakni jari kelingking
dan jari manis.
c. Kedua jari yang terbuka menunjukkan bilangan 2.
Gambar 2.3: Operasi penambahan dua bilangan yang jumlahnya kurang
(Prasetyono, 2009: 29).
21
Bilangan kecil adalah bilangan-bilangan di antara 0 sampai 4.Sedangkan bilangan
besar ialah bilangan-bilangan di antara 5 sampai 9.Apa bila kita ingin
menjumlahkan bilangan kecil dan bilangan besar, maka kita harus membatasi
hasilnya, yakni tidak boleh lebih atau sama dengan 9. Hal ini penjumlahan
meliputi beberapa bilangan, yaitu 1 + 7; 2 + 5; 3 + 6; dan lainsebagainya.
Contoh:
1 + 7
Pada penjumlahan kedua bilangan tersebut (1 dan 7), kita dapat melakukan
penjumlahan menggunakan dua cara, yakni deret dan basis 5.
1. Deret hitung
Cara menggunakan deret hitung dalam menjumlahkan bilangan 1 dan 7,
berarti kita menjumlahkan bilangan 1 dengan menambahkan 7 bilangan
secara berurut. Atau membuka jari sebanyak 7 hitungan.
Cara deret Hitung:
1. Bukalah satu jari (jari
kelingking) pada
tangan kanan yang
menunjukkan bilangan
1 (satu).
22
2. Untuk mendapatkan
hasil penjumlahan,
bukalah jari jemari pada
tangan kanan sebanyak
7 bilangan. Kita bisa
memulainya dari jari
manis hingga formasi
jari menunjukkan
sesuatu formasi yang
sesuai dengan jumlah 7
hitungan.
3. Pada hitungan ke-4,
bukalah ibu jari. Pada
waktu bersamaan,
tutuplah keempat jari
yang terbuka (jari
kelingking, dan jari
manis, jari tengah, dan
jari telunjuk), sehingga
formasi sementara dari
jari-jari yang terbuka
menunjukkan
bilangan5.
23
4. Kita menambahkan
hitungan berikutnya,
yakni 5, 6, dan 7,
sebagaimana yang
ditunjukkan oleh garis
putus-putus.
Gambar 2.4: deret hitung dalam menjumlahkan bilangan
2. Basis 5
Cara basis 5 untuk menjumlahkan bilangan 1 dan 7, maka kita harus
membuka ibu jari yang memiliki nilai 5.Selanjutnya , menghitung maju
secara berurutan sesuai dengan jumlah bilangan yang mesti ditambah.
Dengan menerapkan basis 5, kita mempersingkat langkah-langkah pada
deret hitung, dan membuatnya lebih jelasnya.
Cara Basis 5:
1. Bukalah satu jari pada tangan
kanan (jari kelingking) yang
menunjukkan formasi bilangan
1.
24
2. Bilangan 7 termasuk dalam
kelompok bilangan besar, maka
jari yang dibuka untuk
menambahkan dapat dimulai
dari hitungan ke-5, yakni
dengan membuka ibu jari, maka
jari kelingking tetep terbuka.
3. Kita menambahkan bilangan
dengan cara menghituang maju,
yang dimulai dari 6 dan 7. Atau,
kita membuka dua jari (jari
manis dan jari tengah), sehingga
hasil menunjukkan bilangan 8.
4. Hasil operasi penjumlahan
bilangan 1 dan 7 dengan cara
hanya membuka tiga jari saja
(ibu jari = 5, jari manis = 6, dan
jari tengah = 7)menunjukkan
formasi akhir bilangan 8.
Gambar 2.5: basis 5 untuk menjumlahkan bilangan
(Prasetyon, 2009: 40-42)
25
b. Formasi jarimatika pada operasi pengurangan
Menurut Komandoko (2009), Posisi tutup sesungguhnya adalah operasi
pengurangan. Setiap jari menutup satu, maka pengurangan 1 (satu).setiap jari
menutup dua, berarti pengurangan dua, dan seterusnya.
Missal, berapa jumlah 3 dikurangi 1 ?
Formasikan jari kanan untuk melambangkan angka 3 (tiga) kemudian tutup 1
jari sesuai urutan tutup selanjutnya, maka kemudiaan tutup 1 jari sesui urutan
tutup selanjutnya maka hasil akan didapatkan yaitu 2.
Gambar 2.6: Formasi jarimatika pada operasi pengurangan
Dalam operasi pengurangan berlaku ketentuan berikut:
a) Kurang 9 dapat dilakukan dengan cara tutup 4 tutup 5.
b) Kurang 8 bisa dikerjakan dengan cara tutup 3 tutup 5.
c) Kurang 7 dapat dilakukan dengan cara tutup 2 tutup 5.
d) Kurang 6 bisa dikerjakan dengan cara tutup 1 tutup 5.
e) Kurang 5 dapat dilakukan dengan cara tutup 0 tutup 5.
f) Kurang 4 bisa dikerjakan dengan cara buka 1 tutup 5.
g) Kurang 3 dapat dilakukan dengan cara buka 2 tutup 5.
h) Kurang 2 bisa dikerjakan dengan cara buka 3 tutup 5.
i) Kurang 1 dapat dilakukan dengan cara buka 4; tutup 5.
26
Contoh 4 – 2 = …
Langkah-langka:
a. Untuk memperoleh hasil perhitungan soal tersebut
Kita harus membuka 4 jari (jari kelingking, jari manis, jari tengah, dan jari
telunjuk). Formasi jari terbuka seperti ini menunjukkan nilai 4.
b. Kita mesti menutup satu persatu jari, yang dimulai dari jari telunjuk,
kemudian jari tengah. kita menutup jari sebanyak bilangan pengurangan,
yakni 2.
Dalam perhitungan ini, formasi awal adalah 4 jari yang terbuka (jari kelingking,
jari manis, jari tengah, dan jari telunjuk). Selanjutnya, 2 jari ditutup (jari telunjuk
dan jari tengah). Dengan demikian, sisa yang terbuka berjumlah 2 jari (jari manis
dan jari kelingking). Formasi akhir jari yang terbuka atau hasil dari pengurangan
adalah 2. Jadi, 4 – 2 = 2 (Prasetyon, 2009: 48-50)
Gambar 2.7: operasi pengurangan
Operasi pengurangan diterapkan formasi BALI (di bawah lima) satu Digit
Ketentuan umum untuk pengurangan dari sebuah bilangan jarimatika adalah
dengan menutup jari. Sedangkan ketenatuan khusus untuk pengurangan dibawah
lima satu digit sebagai berikut:
27
-5 = TUTUP jempol
-4 = TUTUP jempol kanan, BUKA 1
-3 = TUTUP jempol kanan, BUKA 2
-2 = TUTUP jempol kanan, BUKA 3
-1 = TUTUP jempol kanan, BUKA 4
Contoh 5 – 3 = …
Dalam menghitung soal perlu diperhatikan langkah-langkah mengoperasikan jari,
sehingga diperoleh hasil yang tepat.Karena pengurangan dengan bilangan 3 maka
TUTUP jempol kanan BUKA 2.
Gambar 2.8: Operasi pengurangan diterapkan formasi BALI
Langkah ke-1: BUKA posisi jari bilangan 5, lalu TUTUP ibu jari pada
hitungan pertama.
Langkah ke-2: BUKA 2 yaitu jari telunjuk jari tengah.
Langkah ke-3: Dengan demikian, posisi terakhir dari hitungan jari jatuh
pada bilangan 2.
Jadi, 5- 3 = 2. (Prasetyon, 2009: 46-47)
4. Penelitian Yang Relevan
Penelitian yang relevan adalah penelitian yang dilakukan sesuai
dengan permasalahan dan variabel yang diteliti yang dilakukan untuk
28
menghindari duplikasi. Penelitian tindakan kelas ini merupakan terdapat
hasil-hasil penelitian terdahulu yang mengupas tentang variabel, antara lain:
Penelitian yang dilakukan oleh Umi safiro program S1 PAUD
Fakultas keguruan dan ilmu Pendidikan Universitas Terbuka UPBJJ
Purwokerto, 2011 dengan skripsi yang berjudul “ Upaya Meningkatkan
Kemampuan Berhitung Permulaan Melalui Metode Jarimatika Pada anak
kelompok B TK Aisyiyah 06 Cilopadang Kabupaten Cilacap “.
Kemampuan anak dalam pembelajaran berhitung permulaan melalui
metode jarimatika pada kelompok B TK Aisyiyah 06 Cilopandang
mengalami peningkatan yang signifikan. Hasil pengamatan kemampuan
berhitung anak pada studi awal hanya 4 anak atau 27% dan meningkat
menjadi 47% atau 7 anak pada siklus I dan pada siklus II adalah 80% atau 12
anak yang paham dari 15 anak. Simpulan penerapan metode jarimatika dapat
meningkat kemampuan berhitung permulaan anak dengan mudah dan
menyenangkan.
Peneliti yang relevan dilakukan juga oleh Rifa Nurmila M.pd
program studi Matematika 2009-A sekolah tinggi keguruan dan ilmu
pendidikan Persatuan Guru Republik Indonesia, Jombang, 2011 dengan
skripsi yang berjudul “ Meningkatkan Kemampuan Berhitung Perkalian
Dengan Jarimatika pada siswa kelas II Madrasah Ibtidaiyah Sunan Giri Tahun
Pelajaran 2010/2011 “.
Berdasarkan pada siklus I selama tiga kali pertemuan, dapat
diketahui nilai pembelajaran Matematika pada siklus II yaitu siswa yang
memperoleh nilai 35-45 ada 1 siswa, nilai 46-56 ada 3 siswa, nilai 57-67 ada
1 siswa, nilai 68-78 1 siswa, nilai 79-89 ada 6 siswa, dan nilai 90-100 ada 8
siswa. Rata-rata nilai yang memperoleh sebesar 79,60. Siswa yang mendapat
nilai kurang dari KKM ada 16 siswa atau 80%.Dengan demikian secara
klasifikasi, pembelajaran yang telah mencapai ketentuan belajar.
29
5. Kerangka Berpikir
Dalam proses pembelajaran kemampuan berhitung pada anak taman
kanak-kanak hendaknya seorang guru menggunakan strategi yang sesuai
karena pada anak taman kanak-kanak masih senang bermain dan bermain.
Untuk itu rencana proses pembelajaran harus dirancang agar anak termotivasi
dan mendapatkan kesempatan berhitung dengan jari-jari tangan yang dikenal
dengan metode jarimatika dalam memperoleh kemampuan berhitung.
Kerangka Berpikir
Gambar 2.1: Kerangka Berpikir Penelitian
Keterangan bagan :
Kondisi awal guru menggunakan kegiatan bermain secara bervariasi
dan. Maka diberikan tindakan menggunakan permainan “ berhitung dengan
Kondisi
Awal
Guru:
Belum
memanfaatkan
metode
pembelajaran
Siswa:
Kemampuan
konsep
berhitung
kurang
Tindakan Menggunankan
metode jarimatika
Siklus I:
Siswa berhitung
dengan tepuk
jarimatika
Siklus II:
Siswa berhitung
dengan media papan
flannel gambar
jarimatika
Kondisi
Akhir
Kemampuan
berhitung anak
30
tepuk jarimatika “ siklus I yang menggunakan permainan tepuk jarimatika 1-
9, serta dengan dilakukan siklus II yang menggunakan media papan flannel
gambar jarimatika. Sehingga pada kondisi akhir diperoleh hasil bahwa anak
mengalami peningkatan
6. Korelasi Kemampuan Berhitung Permulaan dengan metode
jarimatika
Berdasarkan kajian teori yang telah dipaparkan diatas, kolerasi
antara kemampuan berhitung yang merupakan masalah dalam penelitian ini
dengan metode jarimatika sebagai aspek penyelesaian masalah dapat dilihat
dalam bagan sebagai berikut:
Bagan 2.2 Korelasi Berhitung dengan Metode Jarimatika
Kemampuan
Berhitung
Mempelajari matematika tentang
berhitung memakai jari tangan.
Menggunakan
metode Jarimatika
Peningkatan Kemampuan Berhitung
1. Kemampuan menyebutkan angka 1-9
2. Kemampuan ketepatan mengambil angka sesuai urutannya
3. Dapat menggerakan dan melenturkan jari tangan
4. Mampu menggerakan otak kanan dan otak kiri
5. Memasangkan gambar dan angka sesuai urutannya
1. mampu menyebutkan angka 1-9
2. mampu mengenalkan angka bilangan dan gambar
3. memasangkan angka dan gambar
4. ketepatan mengurutkan angka sesuai dengan urutannya
5. berhitung dengan jari tangan 1-9
31
Kemampuan berhitung merupakan kemampuan dalam hal
matematika diantaranya yaitu: kemmpuan menyebutkan angka 1-9, mampu
menyebutkan bilangan 1-9, mampu melatih fisik motoric kasar dan halus,
mampu melenturkan jari tangan, mampu menggerakan otak kanan dan kiri,
anak dapat berkonsentrasi dengan kemampuan berhitung dengan
menggunakan jari tangan, ketepatan mengambil angka sesuai dengan
menggunakan jari tangan, memasangkan gambar angka sesuai dengan
urutannya.
Metode jarimatika merupakan sebuah permainan angka dalam hal
berhitung yaitu kemampuan menggunakan jari tangan dalam hal berhitung
yaitu mampu menyebutkan angka 1-9.Kemampuan ini mengenalkan tentang
angka bilangan, dan gambar.Bahan yang digunakan papan flannel, jari
tangan, lembar kerja, pensil warna, lem, gunting dan lain-lain.
Dalam penelitian ini muncul akibat hubungan-hubungan yang
dikaitkan oleh guru dengan materi yang diberikan dlam meningkatkan
kemmampuan berhitung anak dengan permainan jari tangan yang berkaitan
dengan kehidupan sehari-hari.Seperti melihat angka jari tangan dan
gambar.Kemudian guru memberikan materi sesuai permaianan jari tangan.
Cara permainannya yaitu: Kelima jari pada tangan kanan ditutup semua atau
tangan mengepal. Posisi seperti ini menunjukkan bilangan 0 (nol),Satu jari
(jari kelingking) pada tangan kanan dibuka, sedangkan keempat jari lainnya
(jari manis, jari tengah, jari telunjuk, dan ibu jari) ditutup. Keadaan tersebut
menunjukkan bilangan 1, Dua jari(jari kelingking dan jari manis) pada tangan
kanan dibuka, sedangkan ketiga jari lainnya (jari tengah, jari tengah, jari
telunjuk, dan ibu jari) dibuka. Posisi seperti itu menunjukkan bilangan 2, Tiga
jari (jari kelingking, jari manis, dan jari tengah) pada tangan kanan dibuka,
sedangkan kedua jari lainnya (jari telunjuk dan ibu jari) ditutup. Keadaan
tersebut menunjukkan bilangan 3, Empat jari (jari kelingking, jari manis, jari
tengah, dan jari telunjuk) pada tangan kanan dibuka, sedangkan satu jari (ibu
jari) ditutup. Kondisi seprti ini menunjukkan bilangan 4, Untuk menunjukkan
bilangan 5, kita tidak perlu membuka semua jari pada tangan kanan. Kita
32
hanya cukup membuka ibu jari (jempol), sedangkan keempat ibu jari lainnya
(jari telunjuk, jari tengah, jari manis, dan jari kelingking) dalam keadaan
tertutup, Untuk menunjukkan bilangan 6, jari yang harus dibuka adalah ibu
jari (yang memiliki nilai 5) ditambah dengan jari kelingking (yang
mempunyai nilai 1). Dengan demikian, kita akan memperoleh bilangan 6.
Operasi perhitungan ini juga berarti bahwa 1+5 atau 5+1,Untuk menunjukkan
bilangan 7, jari yang dibuka adalah ibu jari (yang memiliki nilai 5) ditambah
dengan kedua jar (jari kelingking dan jari manis), sehingga menunjukkan
bilangan 7. Operasi perhitungan ini sama dengan 2+3 atau 5+2, Untuk
menunjukkan bilangan 8, jari yang dibuka adalah ibu jari (yang mempunyai
nilai 5) ditambah dengan ketiga jari (jari kelingking, jari manis, dan jari
tengah), sehingga menunjukkan bilangan 8. Operasi perhitungan ini berarti
bahwa 3+5 atau 5+3, Jika kita membuka kelima jari (ibu jari, jari telunjuk,
jari tengah, jari manis, dan jari kelingking), berarti kita hendak menunjukkan
bilangan 9. Operasi perhitungan ini sama dengan 4+5 atau 5+4.
Dengan permainan yang menarik anak mudah menyerap informasi
dan lebih mudah belajar matematika.Selain itu jadi peningkatan kemampuan
berhitung dalam hal kemampuan menghubungkan atau memasangkan
gambar, bilangan, dengan angka 1-9, mampu memahami angka-angka yang
mewakili suatu rangkaian benda serta memahami konsep jarimatika.
7. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka berpikir diatas dapat disimpulkan hipotesis
sebagai berikut “ Melalui Metode Jarimatika dapat Meningkatkan
Kemampuan Berhitung pada anak usia dini kelompok B di TK ULUL
ABSHOR Semarang Tahun Ajaran 2013/2014.
33
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di TKULUL ABSHOR
yang beralamat di Jl. Karang Rejo II 25 A Srondol Wetan Banyumanik
Semarang. Salah satu alasan penelitian tindakan kelas ini karena peneliti
mengajar di sekolah tersebut sehingga terlibat langsung dalam proses
pembelajaran di kelas khususnya dalam mencermati berbagai
permasalahan yang muncul dalam pembelajaran. Hal ini untuk
memperbaiki proses pembelajaran yang dilaksanakan guru serta minat
anak terhadap matematika (berhitung) yang kurang. Maka peneliti
menggunakan permainan yang menarik dan menyenangkan untuk
meningkatkan kemampuan berhitung anak.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dimulai pada bulan Oktober 2013. Peneliti
merencanakan pelaksanaan tindakan kelas ini pada semester I tahun
ajaran 2012/2013. Pelaksanaan siklus pertama direncanakan minggu ke-1
Oktober, siklus kedua direncanakan minggu ke-2 Oktober. Salah satu
alasan penelitian tindakan kelas ini memilih waktu pada bulan Oktober
semester I adalah waktu ini merupakan momen yang sangat tepat untuk
melakukan penelitian karena anak masih mudah menerima materi
pembelajaran.
3. Siklus PTK
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan melalui dua siklus
untuk melihat peningkatan kemampuan berhitung melalui permainan
metode jarimatika.
33
34
4. Persiapan PTK
Sebelum pelaksanaan PTK dibuat berbagai input instrumental yang
akan digunakan untuk memberi perlakuan dalam PTK, yaitu rencana
kegiatan harian (RKH) yang akan dijadikan PTK.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian tindakan kelas ini dilakukan di alamat Jl.Karang Rejo
II 25 A Srondol Wetan Banyumanik Semarang kelompok B di TK ULUL
ABSHOR. Yang menjadi subjek penelitian adalah siswa Kelompok B serta 2
guru tahun ajaran 2013/2014. Peserta didik kelompok B berjumlah 20 terdiri
dari anak laki-laki berjumlah 12 dan 8 anak perempuan
C. Sumber Data
Sumber data primer dari PTK yaitu siswa, guru, teman sejawat, dan data
sekunder yaitu data yang didapat dokumentasi berupa foto dan video dan lain-
lain Menurut (Kunandar, 2009: 112). Dalam penelitian tindakan kelas ini,
sumber datanya terdiri atas:
1. Siswa, untuk mendapatkan data tentang kemampuan anak dalam berhitung
dalam proses belajar mengajar.
2. Guru, untuk melihat tingkat keberhasilan implementasi kemampuan
berhitung anak dengan menggunakan permainan “metode jarimatika”.
3. Teman Sejawat dan Kolaborator, sebagai sumber data untuk melihat
implementasi PTK secara komprehensif, baik dari sisi siswa maupun guru.
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
1. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data merupakan suatu hal yang sangat penting
dalam setiap penelitian. Menurut (kunandar, 2009: 125) mengatakan
bahwa dalam penelitian teknik pengumpulan data berupa observasi,
wawancara, diskusi antar guru dan temen sejawat serta dokumen foto.
35
Observasi digunakan untuk mengumpulkan data implementasi
permainan berhitung permulaan melalui metode jarimatika terhadap
kemampuan berhitung anak, wawancara dan diskusi antar guru dan teman
sejawat untuk refleksi hasil siklus Penelitian Tindakan Kelas serta, serta
dokumentasi foto.
1) Penggunaan observasi untuk anak didik atau data selama siklus
berlangsung untuk mempermudahkan dalam melaksanakan analisis
hasil lembar observasi, maka penelitian membuat nilai sebagai
berikut:
Tabel 3.1 : Teknik Skoring
Kriteria Skor Ket
Baik 3
Cukup 2
Kurang 1
2) Penggunaan Rencana Kegiatan Harian (RKH).
Selain itu peneliti juga dengan wawancara: menggunakan panduan
wawancara untuk mengetahui pendapat atau sikap siswa dan teman
sejawat tentang pembelajaran menggunakan permainan metode
jarimatika.Kemudian melalui diskusi: yaitu menggunakan lembar hasil
pengamatanPenggunaan Rencana Kegiatan Harian (RKH).
a. Pedoman Tanya Jawab
Pedoman tanya jawab dari penelitian apakah dalam penyampaian
permainan berhitung jarimatika yang disampaikan guru dapat dipahami
oleh anak sehingga apabila guru memberi pertanyaan tentang isi
permainan, anak didik dapat menjawabnya.
b. Dookumentasi foto
Merupakan hasil rekaman aktivitas anak selama kegiatan sebagai alat
penelitian, hasil dokumentasi foto ini selanjutnya dideskripsikan sesuai
keadaan dengan data-data yang lain.
36
E. Validasi Data
Informasi yang telah berhasil dikumpulkan oleh peneliti dijadikan data
dalam penelitian. Dalam rangka memperoleh data yang akurat dan objektif
dalam PTK, guru (peneliti) juga perlu melakukan triangulasi, yaitu
menggunakan berbagai sumber untuk meningkatkan mutu data dengan cara
cek silang. Dalam kaitan ini studentFeedback (umpan balik dari siswa) dapat
dijadikan sarana untuk pengumpulan data, asalkan siswa diberdayakan
sebagai partisipan aktif. Triangulasi Menurut (Kunandar, 2009: 124) ada
beberapa macam triangulasi antara lain:
1. Theoritical triangulation atau triangulasi teori, yakni menggunakan teori
dalam upaya menelaah sesuatu.
2. Data triangulation atau triangulasi data, yakni mengambil data dari
berbagai suasana, waktu, tempat dan jenis.
3. Source triangulation atau triangulasi sumber, yakni mengambil data dari
berbagai sumber.
4. Method triangulation atau triangulasi metode, yakni menggunakan
metode pengumpulan data.
5. Instrumental triangulation atau triangulasi instrumen, yakni dengan
menggunakan berbagai jenis alat atau instrumen.
6. Analytic triangulation atau triangulasi analitik, yakni menggunakan
metode atau cara analisis.
Kemampuan berhitung anak diukur dengan rumus sebagai berikut:
Rumus: P= FX100%
N
Keterangan: P = Presentase yang diharapkan
F = Hasil yang dicapai anak didk
N = Jumlah anak didik
F. Analisis Data
Untuk mengetahui efektifitas suatu metode dalam kegiatan
pembelajaran perlu dilakukan analisis data. Pada penelitian ini akan
digunakan analisis diskriptif kualitatif yaitu metode perolehan data yang
bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang di
37
peroleh dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan berhitung
anak.
Pembelajaran perlu dilakukan analisis data. Pada penelitian ini akan
digunakan analisis deskriptif kualitatif yaitu metode perolehan data yang
bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang
diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan
berhitung anak.
Analisis dilakukan pada tahapan refleksi, hasil analisis baik, cukup,
kurang, digunakan sebagai bahan refleksi untuk melakukan perencanaan lebih
lanjut dalam siklus selanjutnya sebagai berikut:
Tabel 3.2. Penilaian Analisi dan Klasifikasi Kemampuan Berhitung Anak
Sumber (Arikunto 2008:14)
Hasil observasi dari aspek guru dan siswa dianalisis menggunakan
teknik deskriptif kualitatif yang digambarkan dengan kata-kata atau kalimat,
dipisah-pisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan.
G. Indikator Kinerja
Penelitian tindakan kelas ini dinyatakan berhasil apabila memenuhi
indikator keberhasilan. Adapun indikator keberhasilannya, yakni:
a. Guru terampil mengelola proses pembelajaran yang menerapkan
permainan untuk meningkatkan perkembangan kemampuan berhitung
pada anak yang ditandai dengan aktivitas guru dalam kategori baik di
lembar observasi.
No Kriteria
Nilai
Presentasi
Penafsiran
1. Baik 85%-100% Kemampuan berhitung anak baik
2. Cukup 65%-79% Kemampuan berhitung anak cukup
3. Kurang < 65% Kemampuan berhitung anak kurang
38
b. Terjadi perubahan minat dan kemampuan anak dalam proses pembelajaran
berhitung melalui permainan metode jarimatika yang ditandai dengan
kemampuan siswa minimalbaik dalam lembar observasi.
c. 75% siswa Kelompok B TK ULUL ABSHOR perkembangan kemampuan
berhitung anak meningkat yang ditandai dengan perolehan nilai 3.
H. Prosedur Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas mengacu pada model
yang dikembangkan oleh Hopkins (Arikunto 2006, Aqib 2007) yang terdiri
atas berbagai kegiatan yakni perencanaan (planning), tindakan (acting),
observasi (observing), dan refleksi (reflecting). Selengkapnya dapat dilihat
dalam gambar berikut:
Bagan 3.1 Desain Siklus Penelitian
Sumber (Arikunto 2011:16)
Perencanaan
SIKLUS I
Pengamatan
Perencanaan
Pelaksanaan
SIKLUS II Pelaksanaan
Pengamatan
Refleksi
Refleksi
39
Untuk lebih jelas dapat dilihat dari bagan serta rencana aktivitas sebagai
berikutnya.:
Aktivitas Siklus 1 Siklus 2
Perencanaan 1. Guru menyusun RKH
dengan indikator
2. Guru membuat menyiapkan
alat atau bahan
3. Guru menyiapkan.
instrument pengamatan
1. Guru menyusun RKH
dengan indikator
2. Guru membuat menyiapkan
alat atau bahan
3. Guru menyiapkan.
instrument pengamatan
Pelaksanaan 1. Guru memberikan
aperepsi/pengantar untuk
menjelaskan materi
2. Guru mengkondisikan
peserta didik
3. Guru mengajak anak untuk
melakukan kegiatan tepuk
jarimatika
4. Guru membagi kertas dan
alat (pensil, penghapus,
pensil warna dan kertas soal)
5. Guru memberikan contoh
berhitung melalui yel-yel
6. Guru mengamati
kemampuan anak dalam
berhitung melalui tepuk
jarimatika
7. Guru memberikan dorongan,
rangsangan, bimbingan
apabila diperlukan sesuai
dengan tingkat
perkembangan anak
8. Guru mengamati
kemampuan anak dalam
berhitung melalui tepuk
jarimatika
9. Guru memberikan pujian
terhadap hasil karya anak
1. Guru memberikan
aperepsi/pengantar untuk
menjelaskan materi
2. Guru mengkondisikan
peserta didik
3. Guru melakukan Tanya
jawab
4. Guru membagi gambar,
buku dan alat (lem, pensil
warna)
5. Guru memberikan contoh
berhitung dengan media
papan flannel gamabar
jarimatika untuk dijadikan
acuan anak dalam
berhitung dengan media
papan flannel gambar
jarimatika
6. Guru mengamati
kemampuan anak dalam
berhitung dengan media
papan flannel gambar
jarimatika
7. Guru memberikan motivasi
agar anak-anak lebih aktif
dan bersungguh-sungguh
8. Guru memberikan pujian
terhadap hasil karya anak
Observasi 1. Guru mengamati anak saat
melakukan aktivitas
berhitung tepuk jarimatika
2. Aspek yang diamati pada
anak didik meliputi:
1. Guru mengawasi anak
melakukan permainan
berhitung permulaan
melalui metode jarimatika
2. Aspek yang diamati pada
40
a. Kemampuan
menyebutkan angka
sesuai jarinya
b. Menyebutkan urutan
bilangan jarimatika dari
1-9
c. Menunjukkan urutan
bilangan jarimatika dari
1-9
d. Membilang dengan
gambar benda 1-9
e. Kemammpuan
ketepatan
menghubungkan
gambar sesuai dengan
angka
anak didik meliputi:
a. Mengenal bilangan
b. Memahami konsep
berhitung
c. Menyebutkan hasil
penambahan
d. Menyebutkan hasil
pengurangan
e. Menghubungkan dua
kumpulan benda
f. Memisahkan dua
kumpulan benda
Refleksi Setelah mengkaji hasil
kemampuan berhitung yaitu
menghubungkan atau
memasangkan lambang
bilangan dengan benda-benda
sampai 9 dan hasil pengamatan
aktivitas guru dan siswa, serta
menyesuaikan dengan
ketercapaian indikator kinerja
maka, peneliti mengubah
strategi pada siklus dua agar
pelaksanaan lebih efektif.
Setelah mengkaji hasil
kemampuan berhitung
menghubungkan atau
memasangkan lambang
bilangan dengan benda-benda
sampai 9 dengan konsep benda
dan hasil pengamatan aktivitas
guru dan siswa, maka peneliti
mengecek bahwa siklus II ini
sudah mencapai keberhasilan,
maka penelitian tidak akan
dilanjutkan lagi.
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pnelitian
1. Deskripsi Kondisi Awal
Kondisi awal pembelajaran matematika yang dilakukan pada
kelompok B di TK ULUL ABSHOR kota Semarang yang diberikan guru
dengan metode ceramah di dalam kelas.
Kondisi awal pembelajaran untuk anak mengenal angka
Kondisi awal pembelajaran untuk anak mengenal jarimatika
Gambar4.1 :Kondisi awal pembelajaran matematika untuk siswa
41
42
Gambar diatas terlihat guru memberikan pembelajaran matematika
dan mengenalkan angka dan gambar angka jarimatika 1-9. Dalam jumlah
siswa yang sangatbanyak, menyebabkan guru kurang mengerti dan
mengamati tingkat keberhasilan tiap anak, guru hanya memberikan
pembelajaran dengan metode ceramah anak hanya menirukan guru saat
menempelkan angka dan gambar jarimatika 1-9.
Gambar4.2 :Kondisi anak ketika menerima pembelajaran
Matematika
Kondisi awal pembelajaran matematika pada anak hanya apa yang
diucapkan guru mengenai angka sesuai yang ditunjukkan guru secara
bergiliran dan menghitung serta menghafalkan angka yang diulang-ulang.
Guru kurang memberikan kegiatan permainan yang menarik sehingga anak
tidak aktif, banyak dari mereka yang bergurau sendiri dan melamun serta
tidak memperhatikan guru didepan.
Setelah itu kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan mengerjakan
majalah LKS menulis angka. Kegiatan ini membuat anak bosan dan
kurang memahami konsep berhitung yang sesungguhnya. Anak hanya
mengerti angka tetapi tidak tau makna dari angka tersebut. Permainan
yang menarik sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kemampuan anak
dalam berhitung.
43
Kemampuan berhitung yang dimaksud meliputi: aspek yang dinilai
dalam observasi meliputi: (1) Kemampuan menyebutkan angka sesuai
jarinya 1-9; (2) Mampu menyebutkan urutan bilangan jarimatika 1-9; (3)
Kemampuan ketepatan mengambil angka sesuai bendanya; (4)
kemampuan ketepatan mengambil angka sesuai bendanya; (5) membilang
dengan gambar benda 1-9; (6) Kemampuan ketepatan menghubungkan
gambar sesuai dengan angka, mengenal bilangan, memahami konsep
berhitung, menyebutkan hasil penambahan, menyebutkan hasil
pengurangan, menghubungkan dua kumpulan benda, memisahkan dua
kumpulan benda. Kemampuan berhitung tersebut kemudian dirumuskan
menjadi pernyataan dalam lembar observasi yang telah dipaparkan berupa
kisi-kisi di bab sebelumnya.
Berdasarkan data hasil kondisi awal diperoleh keterangan bahwa
skor kemampuan berhitung anak kelompok B TK ULUL ABSHOR Kota
Semarang adalah dari 20 anak, terdapat 5 anak (25%) kategori cukup,
kategori baik terdapat 2 anak (10%), sedangkan kategori kurang terdapat
13 anak (65%). Selengkapnya dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.1: Hasil Evaluasi Kemampuan Berhitung Anak Kondisi Awal
Tingkat pencapaian
perkembangan
Hasil Observasi
Kondisi Awal
Data
Presentase
Menghubungkan/memasangkan
lambing bilangan dengan
benda-benda sampai 10 (anak
tidak disuruh menulis)
1. Nilai Baik
(3)
2 10%
2. Nilai cukup
(2 )
5 25%
3. Nilai
kurang (1)
13 65%
Persentasi ketuntasan belajar (%) 20% 100%
Prosentase ketuntasan rumus : jumlah anak yang tuntas x 100%
20
Rumus: P = F X 100 %
N
44
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa 2 anak (10%) yang
sudah memenuhi indikator kinerja, sedang siswanya 13 anak (65%) belum
mencapai indikator kinerja.
2. Deskripsi Hasil Siklus I
Perencanaan Tindakan Siklus 1 dilaksanakan 5 kali pertemuan yaitu
pada hari selasa (1 Oktober 2013), rabu (2 Oktober 2013), kamis (3 Oktober
2013), jumat (4 Oktober 2013), sabtu (5 Oktober 2013)Dalam siklus 1
peneliti mengaplikasikan permainan metode jarimatika pada kegiatan awal di
kelas. Adapun kegiatan inti di isi dengan pembelajaran yang sesuai dengan
tema, selanjutnya kegiatan akhir guru merefleksikan apa saja yang telah di
pelajari selama 2 jam pembelajaran. Sebagai berikut uraian proses
pembelajaran pada siklus 1 yang meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi:
a. Perencanaan
Pada siklus I, perencanaan penelitian tindakan kelas dimulai dari
penyusunan Rencana Kegiatan Harian (RKH) yang memfokuskan pada
permainan metode jarimatika dalam berhitung dengan tepuk jarimatik.
kemampuan menyebutkan angka 1-9 dengan indikator
menghubungkan/memasangkan, lambang bilangan dengan benda-benda
0
5
10
15
20
25
Nilai Baik
(3)
Nilai
Cukup (2 )
Nilai
Kurang (1)
Persentasi
ketuntasa
n belajar
(%)
1 2 3
Prosentase 10% 25% 65% 100%
Data 2 5 13 20
Gambar 4.1 Observasi Kondisi
Awal
45
sampai 10 (anak tidak disuruh menulis) Kemudian guru menyiapkan
lembar pengamatan dan penilaian.
b. Pelaksanaan
Penelitian tindakan kelas siklus I melalui kegiatan kemampuan
menyebutkan urutan bilangan jarimatika dari 1-9 dilaksanakan dalam lima
kali pertemuan, yaitu:
a. Pertemuan ke-1
Pelaksanaan pertemuan pertama pada hari selasa (1 oktober
2013). Kegiatan yang dilaksanakan meliputi: (a) kegiatan tanya jawab
mengenai pembelajaran berhitung jarimatika 1-9, (b) guru
mengkondisikan peserta didik, (c) gurumemberikan kegiatan yang
mengaitkan tentang materi (d) guru memberikan kegiatan yang
mengaitkan tentang materi, (e) guru memberikan tebakan kartu
gambar angka jarimatika 1-9 dan anak mampu berhitung angka 1-9
dengan baik ketika guru sedang bertanya kepada siswa didepan kelas,
(f) guru memberikan pujian bagi anak yang mampu menjawab
pertanyaan guru dan bagi anak yang mampu menyelesaikan
tugasdengan baik dan benar.
Guru Tanya jawab kepada siswa untuk mengenalkan
jarimatika
46
Bermain mengurutkan kartu angka dan gambar
jarimatika didepan kelas
Gambar 4.3 kegiatan siswa diarea matematika kemampuan
mengenal dan menyebutkan urutan angka 1-9
b. Pertemuan ke-2
Pelaksanaan pertemuan ke-2 pada hari rabu (2 oktober 2013).
Kegiatan yang dilaksanakan meliputi: (a) guru mengkondisikan
peserta didik melalui kegiatan bernyanyi dan bermain tepuk
jarimatika, (b) guru menyampaikan apersepsi dengan media gambar
untuk mengaitkan dengan materi serta mengadakan tanya jawab
terkait materi/tema pembelajaran, (c) guru menyebutkan urutan
bilangan 1-9 (d) guru memberikan pujian dan recolling.
47
Gambar 4.4 Guru dan anak bernyanyi dan bermain tepuk
jarimatika
c. Pertemuan ke-3
Pelaksanaan pertemuan ke-3 pada hari kamis (3 oktober 2013).
Kegiatan yang dilaksanakan meliputi: (a) guru mengkondisikan
peserta didik melalui kegiatan bernyanyi dan berbagi cerita (b) guru
menyampaikan apersepsi untuk mengaitkan dengan materi/tema serta
membangun keaktifan kelas dengan tanya jawab terkait membilang
dengan gambar benda 1-9, (c) guru membagikan lembar kerja gambar
jarimatika, (d) guru menyampaikan cara mengerjakan dengan
membilang dengan gambar benda 1-9, (e) guru memberikan pujian
dan recalling kepada anak dengan nilai terbaik pada akhir
pembelajaran.
48
Gambar 4.5 Guru mengkondisikan anak dengan kegiatan
bernyanyi dan berbagi cerita
Gambar 4.6 Guru mengamati anak menunjukkan urutan
bilangan jarimatika
d. Pertemuan ke-4
Pelaksanaan pertemuan ke-4 pada hari jumat (4 oktober 2013).
Kegiatan yang dilaksanakan meliputi(a)guru mengkondisikan peserta
didik melalui kegiatan bernyanyi, (b) guru menyampaikan apersepsi
untuk mengaitkan dengan materi/tema serta melakukan tanya jawab
untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa serta untuk membangun
49
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, (c)guru memberikan
guru contoh cara melakukan aktivitas membilang dengan gambar
didepan kelas, (d) guru menyampaikan peraturan yang harus dipatuhi
selama kegiatan, dan memberikan kesempatan kepada anak untuk
bertanya atau mengemukakan pendapat, (e)pada akhir pembelajaran
guru memberikan pujian dan recalling kepada anak dengan kaya
terbaik dan memotivasi anak yang belum mpu membilang.
Anak melakukan aktivitas membilang dengan gambar
Anak melakukan aktivitas membilang dengan gambar
Gambar 4.7 Kegiatan siswa melakukan membilang dengan gambar
50
e. Pertemuan ke-5
Pelaksanaan pertemuan ke-5 pada hari sabtu (5 Oktober 2013).
Kegiatan yang dilaksanakan meliputi:: (a) guru mengkondisikan
peserta didik melalui kegiatan bernyanyi bersama, (b) guru
menyampaikan apersepsi menggunakan media permainan bilangan
gambar jarimatika anak maju didepan kelas, (c) guru memberikan
penjelasan kepada anak memberikan pengarahan dalam mengerjakan
lembar kerja ketepatan menghubungkan gambar sesuai dengan angka,
(d)Pada akhir pembelajaran guru memberikan pujian kepada anak
dengan karya terbaik dan memotivasi anak yang belum mampu
membilang dan mengurutkan angka jarimatika yang masih kurang
baik agar lebih baik lagi pada hari berikutnya.
Gambar 4.8 permainan bilangan gambar jarimatika dan
angka
51
Gambar 4.9 anak mengerjakan lembar kerja ketepatan
menghubungkan gambar sesuai angka
Gambar 5.1 Lembar hasil kerja
52
Berdasarkan hasil keseluruhan kegiatan proses pembelajaran
metode jarimatika berlangsung menghasilkan data siklus yang diringkas
dalam table berikut:
Tabel 4.2: Hasil Peningkatan Kemampuan Berhitung Pada Siklus I
Tingkat pencapaian
perkembangan
Hasil Observasi
kondisi awal
Data Persentase
(%)
Membilang/menyebutkan
urutan bilangan dari 1-9
Nilai Baik (3) 9 45%
Nilai cukup (2 ) 5 25%
Nilai kurang (1) 6 30%
Jumlah 20 100%
Rumus :Prosentase ketuntasan rumus : jumlah anak yang tuntas x 100%
20
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa ketercapaian
indikator kinerja adalah 45%, dan dalam kategori baik, dan dapat
digambarkan dengan grafik di bawah ini:
Dari grafik diatas dapat dilihat secara umum proses
pembelajaran dalam upaya meningkatkan berhitung permulaan dapat
0
5
10
15
20
25
Nilai Baik
(3)
Nilai cukup
(2 )
Nilai kurang
(1)
Persentasi
ketuntasan
belajar (%)
1 2 3
Persentase (%) 45% 25% 30% 100%
Data 9 5 6 20
Grafik 4.3: Peningkatan Kemampuan Berhitung Siklus I
53
c. Observasi
Observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan
belajar mengajar. Pada tahap observasi siklus I dapat diketahui aktivitas
guru dalam menyajikan materi dan menjelaskan kegiatan yang
dilakukan anak didik. Pada saat guru menjelaskan anak-anak
mendengarkan sesekali memberikan pertanyaan pada guru.
d. Refleksi
Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I yang dilaksanakan
dalam 5 kali pertemuan dapat diketahui bahwa tingkat keaktifan guru dan
siswa dikategorikan cukup. Setelah mengkaji hasil meningkatan
berhitung melalui permainan metode jarimatika dan menyesuaikan
dengan indikator kinerja maka peneliti merubah kegiatan pada siklus II
agar pelaksanaannya lebih efektif. Dari hasil observasi dan evaluasi pada
anak yang telah peneliti lakukan terdapat beberapa hal yang masih
harus diperbaiki.
Siklus II dilaksanakan dilaksanakan 5 kali pertemuan yaitu
padahari Senin (7 Oktober 2013), Selasa (8 Oktober 2013), rabu (9
Oktober 2013), kamis (10 Oktober 2013), dan Jumat (11 Oktober 2013),
dengan lokasi waktu 2 jam. Pada siklus II peneliti memfokuskan pada
kegiatan permainanberhitung dengan media papan flannel gambar
jarimatika menggunakan indikator menghubungkan/memasangkan
lambang bilangan dengan benda-benda sampai 10 (anak tidak disuruh
menulis). Adapun kegiatan yang dilakukan selama proses pembelajaran
pada siklus II yang meliputi tahap perencanaan, tindakan, pengamatan,
dan refleksi diuraikan sebagai berikut:
1. Perencanaan
Pada siklus II, perencanaan penelitian tindakan kelas dimulai
dari penyusunan Rencana Kegiatan Harian (RKH).Guru menyiapkan
metode jarimatika. Tahap pada perencanaan pada siklus II peneliti akan
menggunakan media papan flannel jarimatika. Pemilihan media papan
54
flannel jarimatika ini dapat menarik perhatian anak untuk lebih fokus
dan memudahkan anak berhitung formasi jarimatika.
Gambar5.2 :Alat dan bahan untuk permainan jarimatika
2. Pelaksanaan
55
Penelitian tindakan kelas siklus II yang memfokuskan pada
permainan metode jarimatika kemampuan membilang dengan gambar
benda 1-9 dengan indikator. Menghubungkan/memasangkan lambang
bilangan dengan benda-benda sampai 10 (anak tidak disuruh menulis).
Dilaksanakan dalam lima kali pertemuan, yaitu:
a. Pertemuan ke-1
Pelaksanaan pertemuan pertama pada hari Senin (7 Oktober
2013). Kegiatan yang dilaksanakan meliputi: (a) kegiatan tanya jawab
mengenai pakaian, (b) guru mengkondisikan peserta didik, (c) guru
memberikan kegiatan yang mengaitkan tentang materi (d) guru
memberikan nyanyian berhitung jarimatika menggunakan jari, (e)
guru memberikan pujian recalling kepada anak pada akhir
pembelajaran dan memotivasi anak.
Gambar 5.3Kegiatan siswa bernyanyi jarimatika menyebutkan
angka 1-9 didepan kelas
b. Pertemuan ke-2
Pelaksanaan pertemuan ke-2 pada hari Selasa (8 Oktober 2013).
Kegiatan yang dilaksanakan meliputi: (a) guru mengkondisikan
peserta didik melalui kegiatan bernyanyi dan bermain tepuk
jarimatika, (b) guru menyampaikan apersepsi dengan media gambar
56
jari tangan untuk mengaitkan dengan materi serta mengadakan tanya
jawab terkait materi/tema pembelajaran, (c) guru memberikan contoh
gambar jarimatika dan bercerita berhitung dengan anak sambil
menggerakan jari tangannya, (d) guru memberikan pujian dan
recalling kepada anak dengan karya terbaik pada akhir pembelajaran.
Gambar 5.1 apersepsi dengan media gambar jari tangan
57
c. Pertemuan ke-3
Pelaksanaan pertemuan ke-3 pada hari rabu (29 Mei 2013).
Kegiatan yang dilaksanakan meliputi: (a) guru mengkondisikan
peserta didik melalui kegiatan mengenalkan bilangan 1-9, (b) guru
menyampaikan apersepsi untuk mengaitkan dengan materi/tema serta
membangun keaktifan kelas dengan tanya jawab terkait angka 1-9, (c)
guru memberikan pujian dan recalling kepada anak dengan nilai
terbaik pada akhir pembelajaran.
Gambar 5.2 Guru mengenalkan bilangan
d. Pertemuan ke-4
Pelaksanaan pertemuan ke-4 pada hari kamis (30 Mei 2013).
Kegiatan yang dilaksanakan meliputi: (a) guru mengkondisikan
peserta didik melalui kegiatan bernyanyi bersama, (b)guru
menyampaikan apersepsi menggunakan media permainan bilangan
jarimatika untuk mengaitkan dengan materi, dan melakukan tanya
jawab kepada siswa terkait dengan tema untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa serta membangun keaktifan siswa dalam
pembelajaran, (c) guru memberikan penjelasan kepada anak
permainan jarimatika penambahan menggunakan papan Flannel, (d)
58
siswa mencoba mengurutkan kartu angka dan kartu gambar jarimatika
didepan kelas dengan berbaris.
Pada akhir pembelajaran guru memberikan pujian dan recalling
kepada anak dengan karya terbaik dan memotivasi anak yang belum
mampu membilang dan mengurutkan kartu angka dan kartu gambar
jarimatika yang masihmasih kurang baik agar lebih baik lagi pada hari
berikutnya.
Gambar 5.3 Anak melakukan kegiatan menyebutkan hasil
penambahan
59
Gambar 5.4 Anak mengurutkan gambar angka jarimatika
didepan kelas
e. Pertemuan ke-5
Pelaksanaan pertemuan ke-5 pada hari Jumat (31 Mei 2013).
Kegiatan yang dilaksanakan meliputi: (a) guru mengkondisikan
peserta didik melalui kegiatan bernyanyi bersama, (b) guru
menyampaikan apersepsi menggunakan media permainan jarimatika,,
(c) guru menjelaskan cara mengerjakan tugas penambahan, (d) guru
menyampaikan peraturan yang harus dipatuhi selama kegiatan, dan
memberikan kesempatan kepada anak untuk bertanya atau
mengemukakan pendapat, (e) guru membagikan lembar kerja dan
memberikan tugas kepada anak, (f) pada akhir pembelajaran guru
memberikan pujian dan recalling kepada anak dengan karya terbaik
dan memotivasi anak agar lebih baik lagi pada hari berikutnya.
Gambar 5.5 Guru menjelaskan dan berhitung jarimatika
60
Gambar 5.6 Menghubungkan dua kumpulan benda
61
Gambar 5.7 Lembar hasil penambahan anak
Berdasarkan hasil keseluruhan kegiatan berhitung permulaan
melalui metode jarimatika dengan konsep benda yang diberikan kepada
anak, diperoleh data seperti berikut:
Tabel 4.3: Kemampuan Berhitung Pada Siklus II
No Hasil Penilaian Data Persentase (%)
1 Nilai Baik (3) 17 85%
2 Nilai cukup (2 ) 3 15%
3 Nilai kurang (1) 0 0%
Persentasi ketuntasan
belajar (%)
20 100%
Rumus :Prosentase ketuntasan rumus : jumlah anak yang tuntas x 100%
20
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa ketercapaian
indikator kinerja adalah 85 %, dan dalam kategori baik, dan dapat
digambarkan dengan grafik di bawah ini:
62
3. Observasi
Observasi dilakukan dengan melibatkan teman sejawat/Kepala
Sekolah dengan menggunakan lembar observasi. Adapun aspek yang
diobservasi meliputi: aktivitas siswa (mendengarkan dan memperhatikan
penjelasan guru, aktif dalam proses pembelajaran, memiliki minat yang
tinggi terhadap kegiatan yang diberikan, dapat mengerjakan tugas, dan
mematuhi peraturan dalam melaksanakan kegiatan).
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa tingkat
keaktifan siswa dan guru pada pembelajaran siklus II dengan
menggunakan kegiatan permainan jarimatika termasuk dalam kategori
baik dengan persentase 85%.
4. Refleksi
Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan pada siklus II
diperoleh prosentase 85 % 17 dari 20 anak telah berhasil memenuhi
target ketuntasan. Dengan keberhasilan ini penelitian tindakan kelas
0
5
10
15
20
25
Nilai Baik
(3)
Nilai cukup
(2 )
Nilai
kurang (1)
Persentasi
ketuntasan
belajar (%)
1 2 3
Persentase (%) 85% 15% 0% 100%
Data 17 3 0 20
Grafik 4.3: Peningkatan Kemampuan Berhitung Siklus II
63
hanya sampai siklus II dan tidak perlu dilakukan penelitian pada siklus
III.
B. Pembahasan Antar Siklus
Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I dan II menunjukkan bahwa
kegiatan permainan metode jarimatika dapat meningkatkan kemampuan
berhitung TK ULUL ABSHOR Kota Semarang Tahun Ajaran 2013/2014. Hal
ini terlihat dari pengamatan yang dilakukan oleh peneliti terhadap kemampuan
berhitung dalam membilang atau menyebut urutan bilangan dari 1-9 jarimatika
pada siklus II mengalami peningkatan dari siklus I.
Secara umum presentase kemampuan berhitung 45% dan masuk
kategori cukup. Hasil penugasan berhitung permulaan jarimatika, siklus I siswa
yang tidak tuntas 2 siswa atau 10% dan siswa yang tuntas belajar adalah 17
orang dengan presentase 85% sehingga mencapai indikator keberhasilan.
Berdasarkan hasil kekurangan pada siklus I,guru berusaha memiliki
proses pembelajaran siklus II. Hal yang diutamakan oleh guru adalah memberi
contoh kegiatan permainan metode jarimatika dan berhitung menyebutkan
urutan bilangan 1-9. Kegiatan tersebut berdampak baik dalam proses
pembelajaran yang mengalami peningkatan. Hal ini yang dapat dilihat dari
aspek kemampuan berhitng siswa pelaksanaan siklus II perhatian guru
meningkat. Pada siklus I kemampuan berhitungnya kurang dalam
pembelajaran. Pada siklus II mampu menyebutkan urutan 1-9 . Pada siklus II
guru dapat mengkondisikan siswa sebelum pembelajaran dengan baik, dalam
menyampaikan apersepsi dan memberikan contoh juga sudah baik, sehingga
sebagian besar berhitung siswa menyebutka bilangan 1-9 jarimatika. Secara
umum presentase tingkat keaktifan guru dan anak sebesar 85% dalam kategori
baik. Ketuntasan (nilai baik) pada siklus I yaitu mencapai 45%, pada nilai
cukup dicapai 25% dan yang tidak tuntas yaitu mencapai 30%. Ketuntasan
(nilai baik) pada siklus II yaitu mencapai 85%, Pada nilai cukup terdapat 15%,
dan yang tidak tuntas atau nilai kurang yaitu 0%. Peningkatan penugasan
permainan metode jarimatika dari siklus II dalam tabel berikut:
64
Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Belajar Anak
Aspek Hasil Observasi
Persentase (%)
Kondisi
Awal
Siklus I Siklus II
Menyebutkan
urutan bilangan
jarimatika 1-9
1. Nilai Baik
(3)
10% 45% 85%
Membilang
dengan gambar
benda 1-9
2. Nilai
Cukup (2)
25% 25% 15%
3. Nilai
Kurang (1)
65% 30% 0%
Jumlah Persentase (%) 100% 100% 100%
Berdasarkan tabel di atas, diketahui ada peningkatan terhadap hasil
penerapan kemamuan berhitung anak, dengan kondisi awal 10%, siklus I 45%,
siklus II 85%, peningkatan persentase terhadap ketuntasan belajar dapat
digambarkan dengan grafik dibawah ini:
Berdasarkan grafik tersebut, dapat diketahui bahwa secara umum
disimpulkan kemampuan berhitung anak menggunakan metode jarimatika
kelompok B TK ULUL ABSHOR Kota Semarang Tahun Ajaran 2013/2014
mengalami peningkatan.
0%
50%
100%
150%
200%
Nilai Baik Nilai
Cukup
Nilai
Kurang
Jumlah
Presentase
Presentase Siklus II 85% 15% 0% 100%
Presentase Siklus I 45% 25% 30% 100%
Gambar 4.4: Rekapitulasi Hasil Peningkatan Kemampuan
Belajar Berhitung Anak
65
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dapat disimpulkan
bahwa melalui kegiatan meningkatnya kemampuan berhitung anak
kelompok B TK ULUL ABSHOR Kota Semarang ditingkatkan melalui
metode jarimatika. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil peningkatan
kemampuan berhitung anak yang telah mencapai indikator keberhasilan
dan peningkatan nilai rata-rata pada hasil observasi anak pada proses
pembelajaran.
Nilai rata-rata kemampuan berhitung anak kelompok B TK ULUL
ABSHOR Semarang mengalami peningkatan yang baik dalam
pembelajaran berhitung anak menggunakan metode jarimatika.nilai
tersebut didapat dari hasil observasi aktivitas guru dan anak dalam proses
pembelajaran berhitung dengan metode jarimatika.
Rata-rata kemampuan berhitung dengan metode jarimatika TK
ULUL ABSHOR Semarang kelompok B pada kondisi awal 10%
kemudian siklus I meningkat menjadi 45% dan pada siklus II mengalami
peningkatan menjadi 85%. Dari hasil tersebut maka indikator kinerja pada
penelitian ini dapat dikatakan berhasil siklus II, sehingga tidak perlu
dilakukan lagi penelitian pada siklus II. Temuan ini didukung oleh
ismayani (2010: 20) yang menyatakan berhitung atau matematika segala
hal yang berkaitan dengan pola atau aturan bagaimana aturan itu dipakai
untuk menyelesaikan berbagai macam permasalahan.
Berdasarkan analisis data tersebut dapat disimpulkan bahwa
hipotesis penenlitian dengan judul upaya meningkatkan kemampuan
berhitung permulaan melalui metode jarimatika pada kelompok B TK
ULUL ABSHOR Semarang tahun ajaran 2013/2014. Diterima
kebenarannya.
65
66
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti dapat memberikan
saran sebagai berikut:
1. Bagi guru
Kepada guru, agar meningkatkan pembelajaran berhitung dengan
menerapkan berbagai metode pembelajaran yang lebih menarik
sebagai upayah untuk melatih ingatan, berpikir, melatih
keseimbangan mengembangkan kecakapan emosional, melatih
kreativitas anak untuk meningkatkan hasil belajar anak.
2. Bagi sekolah
TK harus memahami bahwa langkah-langkah yang diterapkan
dalam berhitung menggunakan metode jarimatika, dapat
meningkatkan kemampuan berhitung anak. Untuk motivasi dalam
menerapkan model-model pembelajaran yang bermakna dengan
memberi kesempatan para guru untuk mengikuti workshop dan
pelatihan-pelatihan atau sejenisnya.
3. Bagi pembaca
Agar pembaca memiliki wawasan dan lebih memahami tentang
kegiatan berhitung menggunakan metode jarimatika, manfaatkan
berhitung dengan jarimatika secara maksimal,dengan sering
berhitung menggunakan metode jarimatika dalam berbagai
kegiatan berhitung pemahaman konsep bilangan akan berkembang
dengan cepat sampai pada peningkatan ketahap pengertian
mengenai jumlah konsep bilangan berhubungan dengan
penambahan dan pengurangan.
67
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar.
Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Depdiknas. 2006. Permainan Berhitung Permulaan. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional
Depdiknas. 2008. Pengembangan Modal Pembelajaran di Taman Kanak-kanak.
Jakarta: Depdiknas
Gunarti, Winda, Lilis supryani, Azizah Muis. 2008. Materi Pokok Metode
Pengembangan Perilaku dan Kemampuan Dasar anak Usia Dini. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Ismayani, Ani. 2010. Fun Math With Children. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo.
Isnawati, Nurlaela. 2009. Membuat Anak Pintar Berhitung Hanya Dalam 30 Hari.
Jogjakarta: Garailmu
Jannah, Raodatul. 2011. Membuat anak Cinta Matematika Dan Eksak Lainnya.
Jogjakarta: Diva Press.
Komandoko, Gamal. 2009. Jari-jari Hitung. Jogjakarta: Citra Pustaka.
Monks, F.J, A.M.P. Knoers, Siti Rahayu Haditono. 2006. Psikologi
Perkembangan Pengantar Dalam Berbagai Bagainya. Jogjakarta: Gajah
Mada Universitas Press.
Presetyono, Dwi Sunar. 2009. Pintar Jarimatika. Jogjakarta: Diva Press.
Putra, Sitiatava Rizema. 2012. Berbagai Alat Bantu Anak Untuk Memudahkan
Belajar Matematika. Jogjakarta: Diva Press.
R, Moeslichatoen. 2004. Metode Pengajaran Di Taman Kanak-kanak Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Sujiono, Yuliani Nurani. 2007. Mmateri pokok Metode Pengembangan Kognitif.
Jakarta: Universitas Terbuka.
67
68
Sukardi, 2008. Metodologi Penelitian Kompetensi dan Prakteknya. Jakarta: PT
Bumi Aksara.
Susanto, Ahmad. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini. yogyakarta: Hikayat
Publishing.
Suyanto, Slamet. 2005.Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. yogyakarta:
Hikayat Publishing.
Suyanto, Slamet. 2008. Strategi Pendidikan Anak. Jogjakarta: Hikayat Publishing.
Widiastuti, A. Nur. 2009. JHC-Jari Hitung Cepat. Yogyakarta: C. V Andi Offset.
Wulandani, Septi Peni. 2012. Jarimatika Penambahan dan Pengurangan. Jakarta:
Kawan Pustaka.
69
70
Lampiran 2
Hasil Wawancara Kemampuan Berhitung Anak
Nama Sekolah : TK ULUL ABSHOR
Kelas/Semester : TK B/I
Ustadzah : “sekarang hari, tanggal, bulan dan tahun berapa ?” (bertanya hari,
tanggal,bulan dan tahun dengan nyanyian)
Anak : sekarang hari selasa, 2 oktober 2013
Ustadzah : “Hari ini siapa yang mau belajar berhitung jarimatika ?”
Anak : “ saya Ustadzah “
Ustadzah : kalo anak-anak ingin belajar berhitung jarimatika perhatikan
Ustadzah didepan
Anak : Yaa, Ustadzah
Ustadzah : Tangan kanan kedepan 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 (berhitung angka
dengan jarimatika)
Anak : 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 (menirukan berhitung jarimatika)
Ustadzah : Siapa yang mau bermain tepuk jarimatika ?
Anak: : saya Ustadzah
Ustadzah : Tepuk jarimatika 1, 2,3,4, 5, 6,7 , 8, 9
Anak : Tepuk jarimatika 1, 2,3,4, 5, 6,7 , 8, 9 (menirikan tepuk jarimatika
masih ada anak yang belum bisa)
Ustadzah : “Siapa yang tahu angka berapa?” (sambil melihatkan gambar
angka jarimatika)
Anak : “satu, dua, tiga… (terkadang masih salah ketika guru
menunjukkan angka gambar jarimatika)
Ustadzah : “Ayo, siap yang bisa mengurutkan angka 1-9 jarimatika ?”
71
Anak : “saya bu ? “ (menempelkan gambar jarimatika dengan acak)
Ustadzah : “sekarang siapa bisa membilang angka gambar jarimatika 1-9 ?”
Anak : :Tidak bisa bu ?”
Ustadzah : “siapa yang tahu ini dibaca apa ?”
Anak : “Lima Ustadzah?” (menjawab masih salah dan asal-asalan)
Ustadzah : “siapa yang mau jadi anak pintar ?”
Anak : saya Ustadzah
Ustadzah : “Siapa yang berani maju kedepan untuk menghubungkan gambar
dengan angka ?”
Anak : saya Ustadzah
Ustadzah : hari ini Ustadzah punya nyanyian untuk anak-anak siapa mau?”
Anak : “saya Ustadzah”
Ustadzah : Lima jari tangn kananku.. lima jari tangn kiriku.. 1, 2,3, 4, 5, 6, 7,
8 itu nama jarimatika
Anak : Lima jari tangn kananku.. lima jari tangn kiriku.. 1, 2,3, 4, 5, 6, 7,
8 itu nama jarimatika (menjawab nyanyian banyak anak yang suka)
Ustadzah : “Siapa yang bisa maju kedepan untuk penambahan ?”
Anak : saya Ustadzah (banyak anak yang bisa untuk penambahan)
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung
Meningkatkan Hitung

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

PPT Seminar Proposal [Autosaved].pptx
PPT Seminar Proposal [Autosaved].pptxPPT Seminar Proposal [Autosaved].pptx
PPT Seminar Proposal [Autosaved].pptxHesty39
 
Power point Iman kepada Allah
Power point Iman kepada AllahPower point Iman kepada Allah
Power point Iman kepada Allahrahmah eL
 
"INSTRUMEN PENELITIAN TINDAKAN KELAS"
 "INSTRUMEN PENELITIAN TINDAKAN KELAS" "INSTRUMEN PENELITIAN TINDAKAN KELAS"
"INSTRUMEN PENELITIAN TINDAKAN KELAS"Nursa Fatri Nofriati
 
Prinsip perkembangan menurut hurlock
Prinsip perkembangan menurut hurlockPrinsip perkembangan menurut hurlock
Prinsip perkembangan menurut hurlockKaRen GiNting
 
Tugas pkn bab 7 Penegakan Hukum Berkeadilan
Tugas pkn bab 7 Penegakan Hukum BerkeadilanTugas pkn bab 7 Penegakan Hukum Berkeadilan
Tugas pkn bab 7 Penegakan Hukum Berkeadilandiarwildan96
 
Skala Instrumen Penelitian
Skala Instrumen PenelitianSkala Instrumen Penelitian
Skala Instrumen PenelitianFahrul Usman
 
Hubungan ilmu, agama dn filsafat
Hubungan ilmu, agama dn filsafatHubungan ilmu, agama dn filsafat
Hubungan ilmu, agama dn filsafatSusi Yanti
 
CONTOH JURNAL SKRIPSI GUNADARMA
CONTOH JURNAL SKRIPSI GUNADARMACONTOH JURNAL SKRIPSI GUNADARMA
CONTOH JURNAL SKRIPSI GUNADARMAFaza Zahrah
 
Menjaga kebersihan
Menjaga kebersihanMenjaga kebersihan
Menjaga kebersihanEman Syukur
 
Karya tulis ilmiah tema Politik dan Demokrasi
Karya tulis ilmiah tema Politik dan DemokrasiKarya tulis ilmiah tema Politik dan Demokrasi
Karya tulis ilmiah tema Politik dan DemokrasiMuhammad Yasir Abdad
 
Pesantren dalam era globalisasi
Pesantren dalam era globalisasiPesantren dalam era globalisasi
Pesantren dalam era globalisasiyahyanursidik
 
Nilai Nilai Universal Pancasila
Nilai Nilai Universal PancasilaNilai Nilai Universal Pancasila
Nilai Nilai Universal PancasilaShintaAndrianie
 
Makalah pendidikan pancasila penerapan nilai pancasila sebagai pendidikan kar...
Makalah pendidikan pancasila penerapan nilai pancasila sebagai pendidikan kar...Makalah pendidikan pancasila penerapan nilai pancasila sebagai pendidikan kar...
Makalah pendidikan pancasila penerapan nilai pancasila sebagai pendidikan kar...Nia Khusnul Chotimah
 

La actualidad más candente (20)

Ppt sidang skripsi
Ppt sidang skripsiPpt sidang skripsi
Ppt sidang skripsi
 
PPT Seminar Proposal [Autosaved].pptx
PPT Seminar Proposal [Autosaved].pptxPPT Seminar Proposal [Autosaved].pptx
PPT Seminar Proposal [Autosaved].pptx
 
Asmaul husna i
Asmaul husna iAsmaul husna i
Asmaul husna i
 
Power point Iman kepada Allah
Power point Iman kepada AllahPower point Iman kepada Allah
Power point Iman kepada Allah
 
"INSTRUMEN PENELITIAN TINDAKAN KELAS"
 "INSTRUMEN PENELITIAN TINDAKAN KELAS" "INSTRUMEN PENELITIAN TINDAKAN KELAS"
"INSTRUMEN PENELITIAN TINDAKAN KELAS"
 
Prinsip perkembangan menurut hurlock
Prinsip perkembangan menurut hurlockPrinsip perkembangan menurut hurlock
Prinsip perkembangan menurut hurlock
 
Tugas pkn bab 7 Penegakan Hukum Berkeadilan
Tugas pkn bab 7 Penegakan Hukum BerkeadilanTugas pkn bab 7 Penegakan Hukum Berkeadilan
Tugas pkn bab 7 Penegakan Hukum Berkeadilan
 
Skala Instrumen Penelitian
Skala Instrumen PenelitianSkala Instrumen Penelitian
Skala Instrumen Penelitian
 
Kata Pengantar Buku PAI Kelas 7
Kata Pengantar Buku PAI Kelas 7Kata Pengantar Buku PAI Kelas 7
Kata Pengantar Buku PAI Kelas 7
 
Hermeneutika
HermeneutikaHermeneutika
Hermeneutika
 
Power point shalat
Power point shalatPower point shalat
Power point shalat
 
Hakikat Manusia Menurut Islam
Hakikat Manusia Menurut IslamHakikat Manusia Menurut Islam
Hakikat Manusia Menurut Islam
 
Hubungan ilmu, agama dn filsafat
Hubungan ilmu, agama dn filsafatHubungan ilmu, agama dn filsafat
Hubungan ilmu, agama dn filsafat
 
Soal mapsi
Soal mapsiSoal mapsi
Soal mapsi
 
CONTOH JURNAL SKRIPSI GUNADARMA
CONTOH JURNAL SKRIPSI GUNADARMACONTOH JURNAL SKRIPSI GUNADARMA
CONTOH JURNAL SKRIPSI GUNADARMA
 
Menjaga kebersihan
Menjaga kebersihanMenjaga kebersihan
Menjaga kebersihan
 
Karya tulis ilmiah tema Politik dan Demokrasi
Karya tulis ilmiah tema Politik dan DemokrasiKarya tulis ilmiah tema Politik dan Demokrasi
Karya tulis ilmiah tema Politik dan Demokrasi
 
Pesantren dalam era globalisasi
Pesantren dalam era globalisasiPesantren dalam era globalisasi
Pesantren dalam era globalisasi
 
Nilai Nilai Universal Pancasila
Nilai Nilai Universal PancasilaNilai Nilai Universal Pancasila
Nilai Nilai Universal Pancasila
 
Makalah pendidikan pancasila penerapan nilai pancasila sebagai pendidikan kar...
Makalah pendidikan pancasila penerapan nilai pancasila sebagai pendidikan kar...Makalah pendidikan pancasila penerapan nilai pancasila sebagai pendidikan kar...
Makalah pendidikan pancasila penerapan nilai pancasila sebagai pendidikan kar...
 

Destacado

Kecil-Kecil Jago Matematika | Workshop 2 Hari | Bandung
Kecil-Kecil Jago Matematika | Workshop 2 Hari | BandungKecil-Kecil Jago Matematika | Workshop 2 Hari | Bandung
Kecil-Kecil Jago Matematika | Workshop 2 Hari | BandungAgus Nggermanto
 
5.vina serevina fitria herliana
5.vina serevina fitria herliana5.vina serevina fitria herliana
5.vina serevina fitria herlianavinaserevina
 
Peserta Didik Dalam Pendidikan Islam
Peserta Didik Dalam Pendidikan IslamPeserta Didik Dalam Pendidikan Islam
Peserta Didik Dalam Pendidikan IslamRetno Nindia
 
Makalah
MakalahMakalah
MakalahAyybee
 
Contoh ptk
Contoh ptkContoh ptk
Contoh ptkaljauzy
 
A01. juknis-penyelenggaraan-tk
A01. juknis-penyelenggaraan-tkA01. juknis-penyelenggaraan-tk
A01. juknis-penyelenggaraan-tkWelly Indriany
 
upaya pengembangan kognitif anak usia dini
upaya pengembangan kognitif anak usia diniupaya pengembangan kognitif anak usia dini
upaya pengembangan kognitif anak usia diniSuraya Atika
 
Rencana kegiatan harian kelompok a
Rencana kegiatan harian kelompok aRencana kegiatan harian kelompok a
Rencana kegiatan harian kelompok aMaidin Saragih
 
Best practice kepala sekolah tahun 2014
Best practice kepala sekolah tahun 2014Best practice kepala sekolah tahun 2014
Best practice kepala sekolah tahun 2014Titin Sulistiawati
 
Media pembelajaran di TK
Media pembelajaran di TKMedia pembelajaran di TK
Media pembelajaran di TKMarni Marni
 
Proposal penelitian matematika penguasaan operasi hitung s…
Proposal penelitian matematika penguasaan operasi hitung s…Proposal penelitian matematika penguasaan operasi hitung s…
Proposal penelitian matematika penguasaan operasi hitung s…Boedi Santosa,
 
Metode penelitian
Metode penelitianMetode penelitian
Metode penelitianLucy Wong
 
Contoh Portofolio Kepala Sekolah TK Berprestasi Tingkat Provinsi Jawa Barat 2015
Contoh Portofolio Kepala Sekolah TK Berprestasi Tingkat Provinsi Jawa Barat 2015Contoh Portofolio Kepala Sekolah TK Berprestasi Tingkat Provinsi Jawa Barat 2015
Contoh Portofolio Kepala Sekolah TK Berprestasi Tingkat Provinsi Jawa Barat 2015Titin Sulistiawati
 
Contoh+tema+sub+tema+paud
Contoh+tema+sub+tema+paudContoh+tema+sub+tema+paud
Contoh+tema+sub+tema+paudifulmoch
 
Contoh Instrumen penelitian
Contoh Instrumen penelitian Contoh Instrumen penelitian
Contoh Instrumen penelitian Suaidin -Dompu
 

Destacado (20)

E book jarimatika
E book jarimatikaE book jarimatika
E book jarimatika
 
Kecil-Kecil Jago Matematika | Workshop 2 Hari | Bandung
Kecil-Kecil Jago Matematika | Workshop 2 Hari | BandungKecil-Kecil Jago Matematika | Workshop 2 Hari | Bandung
Kecil-Kecil Jago Matematika | Workshop 2 Hari | Bandung
 
5.vina serevina fitria herliana
5.vina serevina fitria herliana5.vina serevina fitria herliana
5.vina serevina fitria herliana
 
Peserta Didik Dalam Pendidikan Islam
Peserta Didik Dalam Pendidikan IslamPeserta Didik Dalam Pendidikan Islam
Peserta Didik Dalam Pendidikan Islam
 
Pembelajaran kognitif
Pembelajaran kognitifPembelajaran kognitif
Pembelajaran kognitif
 
Matematika
MatematikaMatematika
Matematika
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Contoh ptk
Contoh ptkContoh ptk
Contoh ptk
 
Jarimatika
JarimatikaJarimatika
Jarimatika
 
A01. juknis-penyelenggaraan-tk
A01. juknis-penyelenggaraan-tkA01. juknis-penyelenggaraan-tk
A01. juknis-penyelenggaraan-tk
 
upaya pengembangan kognitif anak usia dini
upaya pengembangan kognitif anak usia diniupaya pengembangan kognitif anak usia dini
upaya pengembangan kognitif anak usia dini
 
Rencana kegiatan harian kelompok a
Rencana kegiatan harian kelompok aRencana kegiatan harian kelompok a
Rencana kegiatan harian kelompok a
 
Best practice kepala sekolah tahun 2014
Best practice kepala sekolah tahun 2014Best practice kepala sekolah tahun 2014
Best practice kepala sekolah tahun 2014
 
Persiapan Baca Tulis
Persiapan Baca TulisPersiapan Baca Tulis
Persiapan Baca Tulis
 
Media pembelajaran di TK
Media pembelajaran di TKMedia pembelajaran di TK
Media pembelajaran di TK
 
Proposal penelitian matematika penguasaan operasi hitung s…
Proposal penelitian matematika penguasaan operasi hitung s…Proposal penelitian matematika penguasaan operasi hitung s…
Proposal penelitian matematika penguasaan operasi hitung s…
 
Metode penelitian
Metode penelitianMetode penelitian
Metode penelitian
 
Contoh Portofolio Kepala Sekolah TK Berprestasi Tingkat Provinsi Jawa Barat 2015
Contoh Portofolio Kepala Sekolah TK Berprestasi Tingkat Provinsi Jawa Barat 2015Contoh Portofolio Kepala Sekolah TK Berprestasi Tingkat Provinsi Jawa Barat 2015
Contoh Portofolio Kepala Sekolah TK Berprestasi Tingkat Provinsi Jawa Barat 2015
 
Contoh+tema+sub+tema+paud
Contoh+tema+sub+tema+paudContoh+tema+sub+tema+paud
Contoh+tema+sub+tema+paud
 
Contoh Instrumen penelitian
Contoh Instrumen penelitian Contoh Instrumen penelitian
Contoh Instrumen penelitian
 

Similar a Meningkatkan Hitung

Pkp penggunaan pendekatan keterampilan proses untuk meningkatkan pemahaman s...
Pkp  penggunaan pendekatan keterampilan proses untuk meningkatkan pemahaman s...Pkp  penggunaan pendekatan keterampilan proses untuk meningkatkan pemahaman s...
Pkp penggunaan pendekatan keterampilan proses untuk meningkatkan pemahaman s...Operator Warnet Vast Raha
 
I ii iii_i-14-min-fk
I ii iii_i-14-min-fkI ii iii_i-14-min-fk
I ii iii_i-14-min-fkEdy Suprapto
 
Pengaruh model me as di sltp
Pengaruh model me as di sltpPengaruh model me as di sltp
Pengaruh model me as di sltpdeky94
 
Penanaman kedisiplinan melalui program kegiatan hansek (ketahanan sekolah
Penanaman kedisiplinan melalui program kegiatan hansek (ketahanan sekolahPenanaman kedisiplinan melalui program kegiatan hansek (ketahanan sekolah
Penanaman kedisiplinan melalui program kegiatan hansek (ketahanan sekolahdamarpstika
 
KHOLIMAT BAKAL ADITYAS implementasi kurikulum 2013.pdf
KHOLIMAT BAKAL ADITYAS implementasi kurikulum 2013.pdfKHOLIMAT BAKAL ADITYAS implementasi kurikulum 2013.pdf
KHOLIMAT BAKAL ADITYAS implementasi kurikulum 2013.pdfAdityas361393
 
Bab i, iv, daftar pustaka
Bab i, iv, daftar pustakaBab i, iv, daftar pustaka
Bab i, iv, daftar pustakasupritria
 
Meningkatkan hasil belajar bilangan bulat melalui penerapan model pembelajara...
Meningkatkan hasil belajar bilangan bulat melalui penerapan model pembelajara...Meningkatkan hasil belajar bilangan bulat melalui penerapan model pembelajara...
Meningkatkan hasil belajar bilangan bulat melalui penerapan model pembelajara...Operator Warnet Vast Raha
 
Skripsimatematikadaripdf 101107125826-phpapp02
Skripsimatematikadaripdf 101107125826-phpapp02Skripsimatematikadaripdf 101107125826-phpapp02
Skripsimatematikadaripdf 101107125826-phpapp02Tendra Tarigan
 
2 peta pemikiran i think
2 peta pemikiran i think2 peta pemikiran i think
2 peta pemikiran i thinkmuzalifah
 
I%2 cii%2ciii%2cii 14-don.fk
I%2 cii%2ciii%2cii 14-don.fkI%2 cii%2ciii%2cii 14-don.fk
I%2 cii%2ciii%2cii 14-don.fkMomonea Amrie
 
SKRIPSI EKA NUR JANNAH_NIM 07108248007.pdf
SKRIPSI EKA NUR JANNAH_NIM 07108248007.pdfSKRIPSI EKA NUR JANNAH_NIM 07108248007.pdf
SKRIPSI EKA NUR JANNAH_NIM 07108248007.pdfEvyFitriaCahyaN
 
Bab i s d bab iv, lampiran - pkp rino kusno
Bab i s d bab iv, lampiran - pkp rino kusnoBab i s d bab iv, lampiran - pkp rino kusno
Bab i s d bab iv, lampiran - pkp rino kusnoSojunghan Dilectus
 

Similar a Meningkatkan Hitung (20)

Bk2
Bk2Bk2
Bk2
 
Pkp penggunaan pendekatan keterampilan proses untuk meningkatkan pemahaman s...
Pkp  penggunaan pendekatan keterampilan proses untuk meningkatkan pemahaman s...Pkp  penggunaan pendekatan keterampilan proses untuk meningkatkan pemahaman s...
Pkp penggunaan pendekatan keterampilan proses untuk meningkatkan pemahaman s...
 
I ii iii_i-14-min-fk
I ii iii_i-14-min-fkI ii iii_i-14-min-fk
I ii iii_i-14-min-fk
 
1401409017
14014090171401409017
1401409017
 
Pengaruh model me as di sltp
Pengaruh model me as di sltpPengaruh model me as di sltp
Pengaruh model me as di sltp
 
Penanaman kedisiplinan melalui program kegiatan hansek (ketahanan sekolah
Penanaman kedisiplinan melalui program kegiatan hansek (ketahanan sekolahPenanaman kedisiplinan melalui program kegiatan hansek (ketahanan sekolah
Penanaman kedisiplinan melalui program kegiatan hansek (ketahanan sekolah
 
PBL.pdf
PBL.pdfPBL.pdf
PBL.pdf
 
KHOLIMAT BAKAL ADITYAS implementasi kurikulum 2013.pdf
KHOLIMAT BAKAL ADITYAS implementasi kurikulum 2013.pdfKHOLIMAT BAKAL ADITYAS implementasi kurikulum 2013.pdf
KHOLIMAT BAKAL ADITYAS implementasi kurikulum 2013.pdf
 
contoh PTK Matematika Kelas VI
contoh PTK Matematika Kelas VIcontoh PTK Matematika Kelas VI
contoh PTK Matematika Kelas VI
 
Bab i, iv, daftar pustaka
Bab i, iv, daftar pustakaBab i, iv, daftar pustaka
Bab i, iv, daftar pustaka
 
Laporan pkp
Laporan pkpLaporan pkp
Laporan pkp
 
Meningkatkan hasil belajar bilangan bulat melalui penerapan model pembelajara...
Meningkatkan hasil belajar bilangan bulat melalui penerapan model pembelajara...Meningkatkan hasil belajar bilangan bulat melalui penerapan model pembelajara...
Meningkatkan hasil belajar bilangan bulat melalui penerapan model pembelajara...
 
Alat peraga
Alat peragaAlat peraga
Alat peraga
 
Skripsimatematikadaripdf 101107125826-phpapp02
Skripsimatematikadaripdf 101107125826-phpapp02Skripsimatematikadaripdf 101107125826-phpapp02
Skripsimatematikadaripdf 101107125826-phpapp02
 
2 peta pemikiran i think
2 peta pemikiran i think2 peta pemikiran i think
2 peta pemikiran i think
 
Laporan magang 1 pgsd unismuh makassar 2013
Laporan magang 1 pgsd unismuh makassar 2013Laporan magang 1 pgsd unismuh makassar 2013
Laporan magang 1 pgsd unismuh makassar 2013
 
I%2 cii%2ciii%2cii 14-don.fk
I%2 cii%2ciii%2cii 14-don.fkI%2 cii%2ciii%2cii 14-don.fk
I%2 cii%2ciii%2cii 14-don.fk
 
SKRIPSI EKA NUR JANNAH_NIM 07108248007.pdf
SKRIPSI EKA NUR JANNAH_NIM 07108248007.pdfSKRIPSI EKA NUR JANNAH_NIM 07108248007.pdf
SKRIPSI EKA NUR JANNAH_NIM 07108248007.pdf
 
Bab i s d bab iv, lampiran - pkp rino kusno
Bab i s d bab iv, lampiran - pkp rino kusnoBab i s d bab iv, lampiran - pkp rino kusno
Bab i s d bab iv, lampiran - pkp rino kusno
 
Doc 32
Doc 32Doc 32
Doc 32
 

Meningkatkan Hitung

  • 1. 1 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN MELALUI METODE JARIMATIKA PADA KELOMPOK B ULUL ABSHOR KECAMATAN BANYUMANIK KOTA SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Disusun oleh : RIA NUGRAENI NPM 09150131 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN IKIP PGRI SEMARANG 2013
  • 2. 2 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN MELALUI METODE JARIMATIKA PADA KELOMPOK B ULUL ABSHOR KECAMATAN BANYUMANIK KOTA SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk MenyelesaikanProgram Studi Pendidikan Anak Usia Dini Disusun oleh : RIA NUGRAENI NPM 09150131 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN IKIP PGRI SEMARANG 2013 i
  • 3. 3 PERSETUJUAN Kami selaku dosen pembimbing I dan II dari mahasiswa IKIP PGRI Semarang yang bernama : Nama : Ria Nugraeni NPM : 09150131 Jurusan : PGPAUD/Pendidikan Anak Usia Dini Judul Skripsi : “Upaya Meningkatkan Kemampuan Berhitung Permulaan Melalui Metode Jarimatika Pada Kelompok B Tk Ulul Abshor Kecamatan Banyumanik Kota Semarang Tahun Pelajaran 2013/2014”. Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang dibuat oleh mahasiswa tersebut di atas telah selesai dan siap untuk diujikan. Telah disetujui oleh pembimbing Semarang, 16 November 2013 Pembimbing I Pembimbing II H. Kristanto, S.Pd, M.Pd Dr. H. Maryadi, M.Pd NPP. 047201160 NIP. 195411071975121001 ii
  • 4. 4 PENGESAHAN SKRIPSI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN MELALUI METODE JARIMATIKA PADA KELOMPOK B ULUL ABSHOR KECAMATAN BANYUMANIK KOTA SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Yang disusun dan diajukan oleh RIA NUGRAENI 09150131 Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 20 November 2013 dan dinyatakan telah memenuhi syarat. Dewan Penguji Ketua Dekan, Sekertaris, Dr.M.Th.S.R.Retnaningdyastuti, M.Pd Agung Prasetya, S.Psi, M.Pd NIP. 195306031981032001 NPP. 046901158 Anggota Penguji : Penguji I H.Kristanto,S.Pd, M.Pd (……………………) NPP. 047201160 Penguji II Dr. H. Maryadi, M.Pd (……………………) NIP. 195411071975121001 Penguji III Agung Prasetya, S.Psi, M.Pd (…………………….) NPP. 046901158 iii
  • 5. 5 MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO : 1. Hati suci selalu benar, tetapi gejolak hati selalu mengubah hasrat hati suci. Orang yang ada dalam hati suci adalah orang yang taqwa dan beriman (penulis) 2. Katakanlah dengan jujur maka kamu akan mendapatkan kejujuran dari orang lain (penulis) 3. Sabar dalam mengatasi kesulitan dan bertindak bijaksana dalam mengatasinya adalah sesuatu yang utama (penulis) PERSEMBAHAN 1. Terima kasih buat Ibu dan bapak yang selalu mendampingiku dimanapun aku berada. 2. Terimakasih buat tante yani atas semuanya 3. Terima kasih buat dosen yang membimbing , mendoakan dan memberi dorongan. 4. Buat sahabatku tersayang terimakasih udah nemeni aku dalam suka dan duka semoga kelak kita akan selalu bersama lagi iv
  • 6. 6 KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr.Wb Puji syukur kehadiran Allah yang telah memberikan hidayah dan inayah kepada kita semua dan memberikan skripsi ini dengan judul : Meningkatkan Kemampuan Berhitung Anak Melalui “Metode Jarimatika “ TK ULUL ABSHOR kota Semarang Tahun 2013/2014. Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari hambatan dan rintangan serta kesulitan-kesulitan. Namun berkat bimbingan, bantuan, nasihat, dan dorongan serta saran-saran dari berbagai pihak khususnya pembimbingan, segala hambatan dan rintangan serta kesulitan tersebut dapat teratasi dengan baik. Melalui kesempatan ini peneliti mengucapkan terimakasih kepada : 1. Dr. Muhdi, S.H. M. Hum. Rektor IKIP PGRI semarang yang sudah memberikan kesempatan untuk melaksanakan skripsi penelitian tindakan kelas ini. 2. Dr. M. Th. S. R Retnaningdyastuti, M. Pd, Dekan FIP PGPAUD IKIP PGRI semarang yng telah memberikan petunjuk-petunjuknya berupa informasi keguruan. 3. Agung Prasetyo, S.Psi, M.Pd, Psi selaku ketua jurusan program Guru Pendidikan Anak Usia Dini yang selalu mengarahkan, memotivasi dan membimbing kepada penelitian dalam penyusunan skripsi. 4. Muniroh Munawar, S.Pi. M.Pd selaku sekertaris jurusan program Guru Pendidikan Anak Usia Dini yang selalu memberikan arahan kepada penelitian dalam menyusun skripsi. 5. H.Kristanto, S.Pd, M.Pd, sebagai dosen pembimbing I yang sudah memberikan bimbingan dalam penulisan skripsi tersebut. 6. Dr .H.Maryadi, M.Pd, sebagai dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dalam penulisan skripsi tersebut. 7. Bapak dan Ibu dosen khususnya program studi pendidikan anak usia dini yang sudah memberikn banyak pengetahuan pengalaman serta wawasan. v
  • 7. 7 8. Kepala sekolah TK ULUL ABSHOR Kota Semarang yang telah mengizinkan penelitian. 9. Kepada semua program studi pendidikan anak usia dini yang sudah memberikan dukungan dalam penyusunan skripsi. Akhirnya penelitian berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pendidikan. Oleh karena itu penelitian sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita dan TK yang bersangkutan. Wassalamu’alaikum Wr.Wb. Semarang, November2013 Peneliti Ria Nugraeni vi
  • 8. 8 ABSTRAK Ria Nugraeni, 09150131 “ Upaya Meningkatkan Kemampuan Berhitung Permulaan melalui Metode Jarimatika kelompok B TK ULUL ABSHOR Kecamatan Banyumanik Kota Semarang Tahun Pelajaran 2013/2014”. Program studi: Fakultas Ilmu Pendidikan. Jurusan: Pendidikan Anak Usia Dini IKIP PGRI semarang.dosen pembimbingan I: H.Kristanto, S.Pd, M.Pd. Dosen pembimbing II: Dr.H.Maryadi, M.Pd. Penelitian ini berlatar belakang meningkatkan kemampuan berhitung permulaan, anak-anak kelompok B TK ULUL ABSHOR masih terlalu kurang. Hal ini dapat dilihat dari kondisi berikut pembelajaran matematika, anak-anak masih belum bisa fokus dalam mengikuti proses pembelajarannya. Model pembelajaran di TK Ulul Abhsor kelurahan srondol wetan kecamatan banyumanik menggunakan model pembelajaran area dan menggunakan LKS. maka anak merasa jenuh, bosan dan tidak bersemangat ketika pembelajaran didalam kelas, sehingga anak kurang fokus atau kosentrasi dalam belajar. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan berhitung permulaan melalui metode jarimatika Kelompok B TK ULUL ABSHOR Semarang Tahun Pelajaran 2013/2014. Metode ini menggunakan penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam dua siklus , dimana masing-masing siklus melalui tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan kelas, observasi dan refleksi. Metode pengumpulan data menggunakan teknikanalisis kuntitatif dan diskriptif kuntitatif pada tiap-tiap siklus. Obyek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa B di TK ULUL ABSHOR Semarang yang berjumlah 20 orang siswa. Hasil penelitian ini yaitu : pada kondisi awal kemampuan berhitung jarimatika diperoleh prosentase nilai rata-rata mencapai 10% kemudian siklus I kemampuan berhitung anak dengan tepuk jarimatika diperoleh prosentase mencapai nilai rata-rat 45% dan pada siklus II kemampuan berhitung anak menggunakan media papan flannel diperoleh rata-rata 85%. Berdasarkan penelitian ini pada siklus awal ke siklus I terjdi kenaikan 30% pada siklus I kesiklus II terjadi kenaikan 40%. Berdasarkan seluruh kegiatan penelitian tindakan kelas dapat disimpulkan bahwa kemampuan berhitung dengan metode jarimatika Kelompok B TK ULUL ABSHOR Semarang tahun Pelajaran 2013/2014 terjadi kenaikan presentase pada setiap siklus sehingga dapat ditinggkatkan melalui metode jarimatika Kelompok B TK ULUL ABSHOR Semarang tahun Pelajaran 2013/2014 terjadi kenaikan presentase pada setiap siklus sehingga dapat ditingkatkan melalui metode jarimatika. Saran yang diajukan dalam penelitian ini yaitu: (1) Bagi guru dapat meningkatkan kemampuan berhitung dengan metode jarimatika , (2) Bagi siswa dapat lebih meningkatkan kemmpun berhitug, (3) Bagi sekolah perlu menyediakan media papan flannel agar dapat menerpkan model-model pembelajaran yang bermakna. Kata Kunci : Kemampuan, berhitung permulaan, melalui metode jarimatika. vii
  • 9. 9 DAFTAR ISI Hal HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ ii HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv KATA PENGANTAR .................................................................................... v ABSTRAK ..................................................................................................... vii DAFTAR ISI .................................................................................................. viii DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... x DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii DAFTAR BAGAN ......................................................................................... xiii DAFTAR GRAFIK ........................................................................................ xiv DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xv SURAT PERNYATAAN ............................................................................... xvii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ................................................................. 4 C. Pembatasan Masalah ................................................................ 4 D. Rumusan Masalah .................................................................... 4 E. Tujuan Penelitian ..................................................................... 4 F. Manfaat Penelitian ................................................................... 5 viii
  • 10. 10 BAB II LANDASAN TEORETIS .................................................................. 6 A. Kemampuan Berhitung ........................................................................ 6 1. Pengertian Kemampuan ........................................................... 6 2. Kemampuan Berhitung ............................................................ 7 3. Tujuan Pembelajaran Berhitung di TK ..................................... 8 4. Tahap dan Kemampuan Berhitung di TK ................................. 10 5. Pengaruh Kemampuan Berhitung di TK ................................... 12 B. Kerangka Berpikir ............................................................................... 29 C. Korelasi Kemampuan Berhitung Permulaan Dengan Metode Jaritmatik 30 D. Hipotesis Tindakan .............................................................................. 32 BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 33 A. Setting Penelitian ........................................................................ 33 B. Subjek Penelitian ........................................................................ 34 C. Sumber Data ............................................................................... 34 D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ............................................ 34 E. Validasi Data .............................................................................. 36 F. Analisis Data .............................................................................. 36 G. Indicator Kinerja ......................................................................... 37 H. Prosedur Penelitian ..................................................................... 38 ix
  • 11. 11 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 41 A. Hasil Penelitian ................................................................................... 41 B. Pembahasan Antar Siklus .................................................................... 63 BAB V PENUTUP ......................................................................................... 65 A. Simpulan ............................................................................................. 6 B. Saran .................................................................................................. 65 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 67 x
  • 12. 12 DAFTAR GAMBAR Hal Gambar 2.1: Formasi dan Nilai Bilangan 0-9 Pada Tangan Kanan .................. 18 Gambar 2.2: Formasi Jarimatika Pada Operasi Penjumlahan ........................... 19 Gambar 2.3: Operasi Penambahan Dua Bilangan Yang Jumlahnya Kurang ..... 20 Gambar 2.4: Deret Hitung Dalam Menjumlahkan Bilangan ............................ 23 Gambar 2.5: Basis 5 Untuk Menjumlahkan Bilangan....................................... 24 Gambar 2.6: Formasi Jarimatika Pada Operasi Pengurangan ........................... 25 Gambar 2.7: Operasi Pengurangan .................................................................. 26 Gambar 4.1 :Kondisi Awal Pembelajaran Matematika Untuk Siswa................. 41 Gambar 4.2 :Kondisi Anak Ketika Menerima Pembelajaran Matematika ........ 42 Gambar 4.3 Kegiatan Siswa Diarea Matematika Kemampuan Mengenal Dan Menyebutkan Urutan Angka 1-9 ..................................................................... 46 Gambar 4.4 Guru dan Anak Bernyanyi Dan Bermain Tepuk Jarimatika .......... 47 Gambar 4.5 Guru Mengkondisikan Anak Dengan Kegiatan Bernyanyi dan Berbagi Cerita.................................................................................................. 48 Gambar 4.6 Guru Mengamati Anak Menunjukkan Urutan Bilangan Jarimatika Gambar 4.7 Kegiatan Siswa Melakukan Membilang Dengan Gambar ............. 49 Gambar 4.8 Permainan Bilangan Gambar Jarimatika Dan Angka ................... 50 Gambar 4.9 Anak Mengerjakan Lembar Kerja Ketepatan Menghubungkan Gambar Sesuai Angka ..................................................................................... 51 Gambar 5.1 Lembar Hasil Kerja ..................................................................... 51 Gambar5.2 :Alat Dan Bahan Untuk Permainan Jarimatika .............................. 54 xi
  • 13. 13 Gambar 5.3Kegiatan Siswa Bernyanyi Jarimatika Menyebutkan Angka 1-9 Di Depan Kelas ............................................................................................... 55 Gambar 5.1 Apersepsi Dengan Media Gambar Jari Tangan ............................. 56 Gambar 5.2 Guru Mengenalkan Bilangan ....................................................... 57 Gambar 5.3 Anak Melakukan Kegiatan Menyebutkan Hasil Penambahan ....... 58 Gambar 5.4 Anak Mengurutkan Gambar Angka Jarimatika Didepan Kelas ..... 58 Gambar 5.5 Guru Menjelaskan Dan Berhitung Jarimatika ............................... 59 Gambar 5.6 Menghubungkan Dua Kumpulan Benda ....................................... 60 Gambar 5.7 Lembar Hasil Penambahan Anak ................................................. 61 xii
  • 14. 14 DAFTAR TABEL Hal Tabel 3.1 : Teknik Skoring .............................................................................. 35 Tabel 3.2. Penilaian Analisi dan Klasifikasi Kemampuan Berhitung Anak ...... 37 Tabel 4.1: Hasil Evaluasi Kemampuan Berhitung Anak Kondisi Awal ............ 43 Tabel 4.2: Hasil Peningkatan Kemampuan Berhitung Pada Siklus I ................. 52 Tabel 4.3: Kemampuan Berhitung Pada Siklus II ............................................ 61 Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Belajar Anak ..................................................... 64 xiii
  • 15. 15 DAFTAR BAGAN Hal Bagan 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian .......................................................... 29 Bagan 2.2 Korelasi Kemampuan Berhitung Permulaan Dengan Metode Jarimatika ...................................................................................... 30 Bagan 3.1 Desain Siklus Penelitian.................................................................. 38 xiv
  • 16. 16 DAFTAR GRAFIK Hal Grafik 4.1 Observasi Kondisi Awal................................................................. 44 Grafik 4.2 Peningkatan Kemampuan Berhitung Siklus I................................... 52 Grafik 4.3 Peningkatan Kemampuan Berhitung Siklus II ................................. 62 Grafik 4.4 Rekapitulasi Hasil Peningkatan Kemampuan Belajar ...................... 64 xv
  • 17. 17 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1: Surat Ijin Penelitian Lampiran 2 : Hasil Wawancara Lampiran 3 : Kisi-kisi Aspek Kemampuan Berhitung Anak Lampiran 4 : Kemampuan Berhitung anak melalui permainan jarimatika Lampiran 5 : Lembar Hasil Observasi Anak Didik Kondisi Awal Lampiran 6 : Lembar Hasil Observasi Anak Siklus I Pertemuan ke-1 Lampiran 7 : Lembar Hasil Observasi Anak siklus I Pertemuan ke-2 Lampiran 8 : Lembar Hasil Observasi Anak siklus I Pertemuan ke-3 Lampiran 9 : Lembar Hasil Observasi Anak Siklus I Pertemuan ke-4 Lampiran10 : Lembar Hasil Observasi Anak siklus I pertemuan ke-5 Lampiran 11 : Lembar Hasil Observasi Anak Siklus II Pertemuan ke-1 Lampiran 12 : Lembar Hasil Observasi Anak Siklus II Pertemuan ke2 Lampiran 13 : Lembar Hasil Observasi Anak Siklus II Pertemuan ke3 Lampiran 14 : Lembar Hasil Observasi Anak Siklus II Pertemuan ke4 Lampiran 15 : Lembar Hasil Observasi Anak Siklus II Pertemuan ke5 Lampiran 16 : Lembar Hasil Penelitian Berhitung Anak Siklus I 16-35 Lampiran 36 : Lembar Daftar kemampuan berhitung anak pada kondisi awal Lampiran 37 : Lembar Daftar kemampuan berhitung anak pada siklus I.1 Lampiran 38 : Lembar Daftar kemampuan berhitung anak pada siklus I.2 Lampiran 39 : Lembar Daftar kemampuan berhitung anak pada siklus I.3 Lampiran 40 : Lembar Daftar kemampuan berhitung anak pada siklus I.4 xvi
  • 18. 18 Lampiran 41 : Lembar Daftar kemampuan berhitung anak pada siklus I.5 Lampiran 42: Lembar Daftar kemampuan berhitung anak pada siklus 2.1 Lampiran 43 : Lembar Daftar kemampuan berhitung anak pada siklus 2.2 Lampiran 44: Lembar Daftar kemampuan berhitung anak pada siklus 2.3 Lampiran 45: Lembar Daftar kemampuan berhitung anak pada siklus 2.4 Lampiran 46: Lembar Daftar kemampuan berhitung anak pada siklus 2.5 Lampiran 47: Rencana Kegiatan Harian 47-56 Lampiran 57: Daftar Nama Hadir Anak Lampiran 58: Foto Kegiatan xvii
  • 19. 19 PERNYATAAN Skripsi yang berjudul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Berhitung Permulaan Melalui Metode Jarimatika Kelompok B TK ULUL ABSHOR Kecamatan Banyumanik Kota Semarang Tahun Ajaran 2013/2014. Yang bertanda tangan dibawah ini, saya: Nama : Ria Nugraeni NPM : 09150131 Program Studi : Pendidikan Anak Usia Dini, IKIP PGRI Semarang Menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya, skripsi ini tidak berisi materi yang ditulis oleh orang lain, kecuali bagian-bagian tertentu yang saya ambil sebagai acuan dengan mengikuti tata cara dan etika penulisan skripsi yang lazim. Apabila ternyata terbukti bahwa pernyataan ini tidak benar hal tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya. Semarang, 16 September 2013 Ria Nugraeni NPM 09150131 xviii
  • 20. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Taman kanak-kanak merupakan salah satu bentuk pendidikan prasekolah yang dikenal oleh anak dan masyarakat. Sesuai dengan karakteristiknya, anak usia TK, pada masa ini anak memiliki karakteristik tersendiri dimana anak sangat aktif, dinamis, memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi terhadap apa dilihat dan apa yang didengarnya, serta tidak berhenti untuk belajar. Di Taman kanak-kanak bukan pendidikan yang diwajibkan, namun apabila kita memahami lebih mendalam tentang pentingnya pendidikan sejak usia dini, pendidikan TK atau prasekolah merupakan bentuk pendidikan yang sangat penting bagi kehidupan manusia yang akan mendatang, untuk itu dalam memberikan pendidikan juga harus sesuai dengan karekteristik anak usia dini agar tidak salah perlakuan dalam mengembangkan aspek-aspek yang sudah dimiliki anak. Sesuai dengan pasal 3 UU RI No.20 Tahun 2003, pendidikan bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Depdiknas 2007:2) Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinanaan yang ditunujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Sisdiknas, 2003, pasal 1:14). Perkembangan kognitif menurut George (2012: 222) anak prasekolah berada dalam tahap praoperasional dalam perkembangan kecerdasan. Ciri-ciri adalah (1) anak mengembangkan kemampuan menggunakan simbol, termasuk 1
  • 21. 2 bahasa; (2) anak belum mampu melakukan pemikiran operasional (operasi adalah pemikiran yang dapat dibalik) yang menjelaskan mengapa Piaget menamai tahap praoperasional; (3) anak terpusat pada satu pemikiran atau gagasan seringkali diluar pemikiran-pemikiran lainnya; (4) anak belum mampu menyimpan ingatan; dan (5) anak bersifat egosentris. Kecamatan Banyumanik Kabupaten Semarang TK Ulul Abhsor berada, dimana letaknya masih asri dengan suasana yang sejuk, serta jauh dari kebisingan kendaran-kendaraan yang berlalu lintas, dan anak pun berleluasa dalam bermain. Luasnya hingga 1000m² yang meliputi satu ruangan kepala sekolah, satu ruangan guru, satu ruangan staf tata usaha, satu ruangan UKS, empat ruangan kamar mandi, satu ruangan Kelompok Bermain (KB), satu ruangan TK Kelompok A, satu ruangan TK Kelompok B, satu masjid dan tempat bermain yang luas. TK Ulul Abhsor merupakan lembaga yang memegang peranan penting untuk generasi bangsa mendatang, sehingga guru- guru pun di TK Ulul Abhsor berusaha keras untuk mendidik anak-anak agar berakhlak dan berperilaku yang baik. TK Ulul Abhsor mempunyai beberapa pendidikan untuk anak usia dini yang melipiti Kelompok Bermain (KB), TK kelompok A, TK kelompok B, yang masing-masing memilik peserta didik, di KB mempunyai 16 anak, di TK kelompok A mempunyai 21 anak, di TK kelompok B mempunyai 20 anak, sehingga total anak didik di TK Ulul Abhsor mempunyai 57 anak didik, yang masing-masing tiap kelas berisi dua guru, guru utama dan guru pendamping. Yang guru-gurunya pun sudah ada yang sarjana. Di TK Ulul Abhsor ini lebih mengedepankan perkembangan anak- anak, agar tercapai secara optimal tiap-tiap berkembangan. Proses belajar mengajar yang diberikan oleh guru dapat memberikan pengetahuan lebih dan juga lebih mengetahui perkembangan yang dimiliki oleh setiap individu sendiri, Sehingga dalam hal ini guru di TK Ulul Abhsor berperan penting untuk meningkatkan perkembangan anak didik. Model pembelajaran di TK Ulul Abhsor menggunakan model pembelajaran area karena dalam hal ini anak-anak bisa memilih sendiri
  • 22. 3 permainan yang ada agar anak-anak merasa nyaman dalam belajar mengajarnya. Serta media yang digunakan di TK Ulul Abhsor masih menggunakan LKS namun guru-gurunya pun membuat media sendiri setiap harinya dalam proses belajar mengajar sehingga anak-anak tidak hanya belajar menggunakan LKS dan anak-anak pun tidak merasa bosan dalam belajar di kelas. Kemampuan berhitung permulaan, anak-anak kelompok B di TK Ulul Abhsor masih terlalu kurang. Hal ini dapat dilihat dari kondisi berikut kurangnya perhatian anak dalam proses belajar terutama pada pelajaran matematika, anak-anak masih belum bisa fokus dalam mengikuti proses pembelajarannya. Dan juga ucapan dari orang tua maupun lingkungan sekitarnya bahwa matematika itu sulit, karena dalam hal ini, matematika begitu banyak hafalan, menghitung, maupun melacak-lacak angka, kelas yang sering ramai yang menyebabkan pembelajaran tidak efektif. Guru kurang menekankan media dalam proses pembelajaran yang mengakibatkan anak tidak semangat dalam belajar berhitung permulaan. Melihat dari masalah tersebut diatas peneliti mencoba mencari metode dan strategi yang sesuai untuk meningkatkan kemampuan berhitung permulaan yang sesuai untuk anak. Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti mempunyai solusi bahwa dengan menggunakan metode jarimatika dapat meningkatkan kemampuan berhitung permulaan anak. Penelitian ini dilakukan untuk mengatasi masalah di atas dengan mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan yang dapat dikembangkan dari potensi anak melalui peningkatan kemampuan berhitung anak dengan memberikan rangsangan berupa kegiatan berhitung dengan menggunakan metode jarimatika usia anak, tanpa menjadikan anak tertekan ataupun tidak merasa nyaman. Diharapkan kemampuan anak dalam berhitung permulaan melalui metode jarimatika dapat meningkatkan.
  • 23. 4 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka dirumusksn sebagai berikut: 1. Kurangnya kemampuan anak dalam berhitung 2. Berhitung sering dianggap sebagai pelajaran yang sulit untuk anak 3. Minimnya pengetahuan anak dalam berhitung 4. Minimnya teknik berhitung menggunakan jari pada anak C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka penelitian ini membatasi pada upaya meningkatkan kemampuan Berhitung permulaan melalui metode jarimatika. Hal ini dimaksudkan agar permasalahan yang hendak diteliti lebih terfokus pada peningkatan kemampuan berhitung permulaan pada kelompok B TK ULUL ABSHOR Tahun Pelajaran 2013/2014 D. Rumusan Masalah Bagaimana meningkatakan kemampuan berhitung permulaan melalui metode jarimatika pada kelompok B TK Ulul Abshor Tahun pelajaran 2013/2014 E. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Meningkatakn kemampuan berhitung permulaan pada anak 2. Tujuan khusus Menerapkan permainan metode jarimatika untuk meningkatkan kemampuan berhitung permulaan pada kelompok B TK Ulul Abhsor Kecamatan Banyumanik Kota Semarang Tahun Pelajaran 2013/2014
  • 24. 5 F. Manfaat dan Penelitiaan 1. Manfaat Teoritis Mendapatkan ilmu pengetahuan, informasi serta wawasan tentang kemampuan berhitung permulaan melalui metode jarimatika pada kelompok B TK Ulul Abhsor Kota Semarang Tahun Pelajaran 2013/2014 2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru Untuk meningkatkan proses belajar oleh guru untuk anak-anak menjadi lebih baik lagi dengan dapat memanfaatkan metode jarimatika sehingga kemampuan berhitung permulaan dapat dapat meningkat b. Bagi sekolah Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan berhitung permulaan di sekolahan agar kinerja guru- guru di sekolah tersebut dapat lebih baik. c. Bagi peneliti Hasil penilitian ini, dapat meningkatkan pengetahuan tentang pelaksanaan proses belajar pembelajaran dalam kemampuan berhitung permulaan anak usia dini melalui metode jarimatika.
  • 25. 6 BAB II LANDASAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kemampuan Berhitung 1. Pengertian kemampuan Pengertian kemampuan diri adalah gabungan dari kemampuan alamiah, pengalaman dan potensi untuk mengetahui jenis kegiatan apa yang paling mudaah dan yang paling sulit ditemukan. Pada kemampuan- kemampuan yang berdasari diri, yaitu secara alamiah mendekati masalah- masalah dan kesulitan-kesulitan dan metode batin akal.Meskipun bisa menemukan kemampuan yang pas dengan subjek yang disukai.Dapat juga menemukan beberapa bakat (talents) tersembunyi. Sebagian dari kemampuan-kemampuan berkaitan erat dengan subyek, sementara yang lainnya tidak (Williams,2002: 11). Menurut kamus besar bahasa Indonesia (2003: 707) kemampuan berasal dari kata “mampu” yang berarti kuasa (bisa, sanggup, melakukan sesuatu, dapat, berada, kaya, mempunyai harta berlebihan). Kemampuan adalah suatu kesanggupan dan kekuatan dalam melakukan sesuatu. Vygotsky dalam sujiono,dkk (2007: 4.7), kemampuan seseorang dapat dibedakan ke dalam dua tingkatan, yaitu tingkat perkembangan aktual dan tingkat perkembangan potensial. tingkat perkembangan actual tampak dari kemampuan seseorang untuk menyelesaikan masalah atau tugas-tugas secara mandiri (kemampau intramental). Sedangkan tingkat perkembangan potensial tampak dari kemampuan seseorang untuk menyelesaikan masalah atau tugas- tugas ketika berada dibawah bimbingan orang dewasa atau ketika berkolaborasi dengan teman sebaya yang lebih kompeten (kemampau intramental). Seseorang tokoh pendidikan anak abad ke-18, Pestalozzi dalam Gunarti (2008: 2.3) mengatakan bahwa ketika dilahirkan, seorang anak memiliki kecakapan alamiah yang tersembunyi atau yang dikenak dengan potensi.Kecakapan atau potensi tersebut menjadi kemampuan actual yang 6
  • 26. 7 bermanfaat bagi kehidupan anak, perlu dilakukan usaha untuk mengembangkan potensi agar menjadi kemampuan. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan pengertian kemampuan adalah kecakapan atau potensi menguasai suatu keahlian yang merupakan bawaan sejak lahir atau merupakan hasil latihan atau praktek dan digunakan untuk mengerjakan sesuatu yang diwujudkan malalui tindakannya. 2. Pengertian Berhitung Berhitung atau matematika adalah segala hal yang berkaitan dengan pola aturan dan bagaimana aturan itu dipakai untuk menyelesaikan berbagai macam permasalahan. Matematika adalah ilmu tentang berpikir dan bernalar. Tentang bagaimana cara memperoleh kesimpulan-kesimpulan yang tepat dari berbagai keadaan. Matematika adalah ilmu tentang bilangan, ruang, pola, bentuk, dan struktur yang pasti metematika adalah aktivitas manusia (Ismayani, 2010: 20). Menurut pendapat jannah (2011:17) matematika atau ilmu hitung adalah ilmu pasti.Ilmu tentang perhitungan angka-angka untuk menghitung berbagai benda atau pun yang lainnya, merupakan bentuk matematika sederhana yang dalam penggunaannya dikehidupan sehari-hari.Menghitung, yaitu menghubungkan antara benda dengan konsep bilangan, dimulai dari satu. Menurut Suriasumatri (2011: 98), mengungkapkan tentang salah satu cabang matematika adalah berhitung, merupakan dasar dari beberapa ilmu yang dipakai dalam setiap kehidupan manusia. Dalam setiap aktivitasnya manusia tidak dapat terlepas dari peran matematika di dalamnya, mulai dari penambahan, pengurangan, pembagian sampai perkalian. Kemampuan anak dalam berhitung, apalagi berhitung cepat, sangat ditentukan kemampuan maksimal otak kirinya. Kecerdasan otak kiri biasanya akan menjadikan seseorang cerdas secara logika, rasional, mampu menganalisis, dan menyelesaikan masalah secara objektif. Seseorang yang otak kirinya lebih dominan dari pada otak kanannya, biasanya memiliki
  • 27. 8 kecintaan pada ilmu-ilmu yang bersifat eksak, pasti dan sebagainya (Isnawati, 2009 : 67). Mengingat begitu pentingnya kemampuan berhitung bagi manusia, maka kemampuan berhitung ini perlu diajarkan sejak dini, dengan berbagai media dan metode yang tepat jangan sampai dapat merusak pola perkembangan anak. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan pengertian kemampuan berhitung adalah kemampuan dalam menggunakan benda-benda dari lingkungan yang terdekat, tujuannya anak mampu berkerja dengan bilangan angka yang sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. 3. Tujuan Pembelajaran Berhitung di Taman Kanak-Kanak Pendidikan di TK sangat penting untuk mencapai keberhasilan belajar pada tingkat pendidikan selanjutnya. Bloom bahkan menyatakan bahwa mempelajari bagaimana belajar (learning to learn) yang terbentuk pada masa pendidikan TK akan tumbuh menjadi kebiasaan di tingkat pendidikan selanjutnya.Hal ini bukanlah sekedar proses pelatihan agar anak mampu membaca, menulis dan berhitung, tetapi merupakan cara belajar mendasar, yang meliputi kegiatan yang dapat memotivasi anak untuk menemukan kesenangan dalam belajar, mengembangkan konsep diri (perasaan mampu dan percaya diri), melatih kedisiplinan, keberminatan, spontanitas, inisiatif, dan apresiatif. Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh guru dalam upaya deteksi dini sampai sejauh mana kegiatan berhitung dapat diberikan kepada anak. pengenalan dini perlu dilakukan untuk menjaga terjadinya masalah kesulitan belajar karena belum menguasai konsep berhitung (Depdiknas,2006: 12). Menurut piaget dalam Suyanto (2005: 157) tujuan berhitung untuk anak usia dini adalah belajar berpikir logis dan matematis (logico- mathematical learning) dengan cara yang menyenangkan dan tidak rumit. Jadi, tujuannya bukan agar anak dapat menghitung sampai seratus atau seribu, tetapi memahami bahasa matematis dan penggunaannya untuk berpikir.
  • 28. 9 Secara umum tujuan berhitung permulaan di Taman Kanak-Kanak, untuk mengetahui dasar-dasar pembelajaran berhitung dalam suasana yang menarik, aman, nyaman dan menyenangkan, sehingga diharapkan nantinya anak akan memiliki kesiapan dalam mengikuti pembelajaran berhitung pada jenjang selanjutnya yang lebih kompleks (Susanto, 2011: 105). Yuniawati (2011: 78) merumuskan setidaknya ada lima tujuan umum, yaitu belajar untuk berkomunikasi, belajar untuk bernalar, belajar untuk memecahkan masalah, belajar untuk mengaitkan ide, dan pembentukan sikap positif. Secara khusus tujuan berhitung permulaan di Taman Kanak-Kanak agar anak memiliki kemampuan berikut : a. Dapat menyesuaikan dan melibatkan diri dalam kehidupan bermasyarakat yang dalam kesehariannya memerlukan keterampilan berhitung. b. Memiliki ketelitian, konsentrasi, abstraksi dan daya apresiasi. c. Memiliki kreatifitas dan imajinasi dalam menciptakan sesuatu secara sepontan. d. Memiliki pemahaman konsep ruang dan waktu serta dalam memperkirakan kemungkinan urutan sesuatu pristiwa terjadi disekitar.. e. Dapat berpikir logis dan sistematis sejak dini, melalui pengalaman terhadap benda-benda kongkrit, gambar-gambar atau angka-angka yang terdapat disekitar anak. Berdasarkan uraian diatas, kemampuan berhitung permulaan di Taman Kanak-Kanak memiliki tujuan untuk memperkenalakan anak dalam menggunakan hitungan.Materi tersbut terdapat dalam kurikulum 2004 standar kompetensi Taman Kanak-Kanak. Materi yang diberikan diantaranya: membilang, menyebutkan urutan bilangan dari 1 sampai 20, membilang (mengenal konsep bilangan dengan benda-benda) sampai 10; membuat urutan bilangan 1-10 dengan benda-benda; menghubungkan/ memasangkan lambang bilangan dengan benda-benda hinga 10 (anak tidak disuruh menulis) dan seterusnya.
  • 29. 10 4. Tahap dan Prinsip kemampuan Berhitung di Taman Kanak-Kanak Menurut Depdiknas (2006: 6) berbagai cara dapat dilakukan oleh guru dan orang tua untuk mengembangkan atau meningkatakan kemampuan berhitung, kemampuan berhitung merupakan kemampuan untuk mengambangkan keterampilan berhitung, tahap yang dapat dilakuakan untuk membantu mempercepat penguasaan berhitung melalui jalur matematika, melalui tiga tahapan penguasaan berhitung dijalur matematika yaitu: pertama tahap penguasaan konsep, dimulai dengan mengenalkan konsep atau pengertian tentang sesuatu dengan menggunakan benda-benda yang nyata, seperti pengenalan warna, bentuk dan menghitung bilangan.Kedua, tahap transisi, merupakan peralihan dari pemahaman secara kongkret denga menggunakan benda-benda nyata menunju kearah pemahaman secara abstrak. Ketiga, tahap pengnalan lambang adalah diman setelah anak memahami sesuatu secara abstrak, maka anak dapat dikenalakan pada tingkat penguasaan terhadap konsep bilangan dengan cara meminta anak melakukan proses penjumlahan dan pengurangan melalui penyelesaian soal. Tahapan berhitung anak usia dini, denga mengacu pada hasil penelitian jean piaget tentang intelektual, yang menyatakan bahwa anak 2-7 tahun berada pada tahap pra operasional, maka penguasaan berhitung/matematika pada anak usia dini Taman kanak-kanak akan melalui tahap sebagai berikut : a. Tahapan konsep/pengartian Tahapan anak berekspresi untuk menghitung segala macam benda- benda yang dapat dihitung dan yang dapat dilihatnya.kegiatan menghitung-hitung harus dilakukan dengan memikat, sehingga dipahami benar oleh anak. Guru atau orang tua harus dapat memberikan pelajaran yang menarik dan berkesan, sehingga anak tidak menjadi jera atau bosan. b. Tahapan transisi/peralihan Tahapan transisi masa peralihan dari kongkret kelambang, tahap saat anak mulai benar-benar mulai memahami. Maka tahapan diberikan apabila tahap konsep sudah dikuasai dengan baik, yaitu saat anak mampu
  • 30. 11 menghitung yang terdapat kesesuaian antara benda yang dihitung dan bilangan yang disebutkan.Tahapan transisi harus dalam waktu yang cukup untuk dikuasai amak. c. Tahapan lambang Tahapan yang dimana anak mendapatkan kesempatan untuk menulis sendiri tanpa paksaan, yakni berupa lambang bilangan, bentuk- bentuk dan sebagainya jalur-jalur yang mengenalkan kegiatan berhitung atau matematika . Adapun konsep matematika yang perlu diperhatikan pada anak adalah berupa bilangan atau berhitung, pola dan fungsingnya, geometri, ukuran-ukuran, grafis, estimasi, probabilitas, dan pemecahan masalah konsep ini perlu diterapkan pada anak dengan bertahapsesuai tingkat penguasaan yang dimiliki anak. Prinsip-prinsip dalam berhitung untuk mengembangkan kemampuan berhitung anak dikenalkan melalui permainan berhitung yaitu : 1) Dimulai dari berhitung benda. 2) Berhitung dari yang lebih mudah ke yang lebih sulit. 3) Anak berpartisipasi aktif dan adanya rangsangan untuk menyelesaikan masalah sendiri. 4) Suasana yang menyenangkan 5) Bahasa yang menyenangkan dan menggunakan contoh-contoh. 6) Anak dikelompokkan sesuai dengan tahapan berhitungnya. 7) Evaluasi dari mulai awal sampai akhir kegiatan. Prinsip-prinsip tersebut dapat dikemukakan bahwa pelajaran berhitung bukan sesuatu yang menakutkan, tetapi merupakan pelajaran yang disenangi dinilai dari hati nurani sehingga anak akan merasa membutuhkan karena mengasyikkan dan cara mengajarkannya pun harus tepat.
  • 31. 12 5. Pengaruh Kemampuan Berhitung di Taman Kanak-Kanak Belajar berhitung dapat mengembangakan beberapa aspek kemampuan pada anak seperti kemampuan sosial, emosional, kretifitas, fisik dan dan kemampuan intelektual.Melalui kegiatan belajar sambil menerapkan permainan berhitung, serta tidak langsung anak belajar mengenal banyak hal. (sujiono, 2007: 11-13). Berikut diuraikan pengaruh kemampuan berhitung pada anak usia dini dalam kehidupan sehari-hari : a. Perkembangan sosial dan emosional Matematika atau berhitung dapat menimbulkan percaya diri. Percaya diri akan tumbuh manakala anak bertindak berdasarkan ide anak sendiri dan menjelajahi matematika tanpa takut gagal. Dengan demikian anak semakin yakin dan percaya diri sehingga konsep matematikanya akanterus berkembang. b. Perkembangan kreativitas Memberikan kesempatan pada anak untuk menggunakan pikiran secara kreatif. Kemajuan dalam berhitung matematika telah sering dibuat oleh individu-individu yang menemukan cara baru berpikir mengenai masalah yang sering dijumpai oleh anak. Anak harus diberi kesempatan untuk mencoba cara berpikir baru juga dalam cara memecahkan masalahnya. c. Perkembangan fisik Perkembangan fisik berhubungan dengan keterampilan motorik halus yaitu permainan material yang membantu mengembangkan konsep matematika seperti puzzle atau kotak unik yang digunakan untuk berhitung. B. Metode jarimatika 1. Pengertian Metode Secara harfiah metode (method) bersal dari dua perkataan yaitu meta dan hados. Meta bararti “melalui” dan hados berarti “jalan” atau “cara”.
  • 32. 13 Metode, diartikan sebagai cara atau jalan yag harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Dalam pemakaian yang umum, metode diartikan sebagai cara melakukan suatu kegiatan atau cara melakukan pekerjaan dengan menggunakan fakta dan konsep-konsep secara sistematis (Muliawan, 2009: 239). Metode yang digunakan oleh guru adalah salah satu kunci di dalam keberhasilan suatu kegiatan belajar yang dilakukan oleh anak. Pemilihan metode yang digunakan harus relevan dengan tujuan penguasaan konsep, transisi dan lambang dengan berbagai variasi materi, media dan bentuk kegiatan yang akan dilakukan (Depdiknas,2006: 14). Di dalam metode merupakan bagian dari strategi kegiatan. Metode dipilih berdasarkan strategi kegiatan yang sudah dipilih dan ditetapkan.metode merupakan cara, yang bekerjanya merupakan alat untuk mencapai tujuan kegiatan. Setiap guru akanmenggunakan metode sesuai gaya melaksanakan kegiatan (Moeslichatoen, 2004: 7). Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan pengertian metode adalah cara atau strategi yang digunakan guru untuk mencapai tujuan kegiatan yang tepat disesuaikan dengan kekhususan kemampuan anak dalam belajar khususnya bagi anak setingkat taman kanak-kanak. 1. Pengertian Jarimatika Jari tangan adalah hal yang pertama kali digunakan oleh manusia untuk menyatakan jumlah suatu benda atau barang yang dimilikinya.Teknik perhitungan melalui jari tangan masih digunakan dalam mengajarkan anak kecil belajar berhitung. Jarimatika adalah suatu cara menghitung matematika dengan menggunakan alat bantu jari. Dalam metode jarimatika, masing-masing jari mewakili 1 (satu) bilangan, misal telunjuk terbuka dan jari lainnya tertutup mewakili bilangan angka 1, kemudiaan dua jari telunjuk dan jari tengah terbuka sedangkan lainnya tertutup mewakili bilangan angka 2 demikian seterusnya. Untuk penjumlahan, jari tangan harus dibuka. Jari tangan menutup adalah pengurangan (Prasetyono, 2009 : 16-30).
  • 33. 14 Jari dan arimatika adalah metode hitung dengan menggunakan jari tangan. Meski hanya menggunakan jari tangan, tapi dengan metode ini mampu melakukan operasi bilangan KaBaTaKu (kali, bagi, tambah, kurang) sampai dengan ribuan atau mungkin lebih (Putra, 2012 : 56). Jarimatika adalah cara membuat proses berhitung dengan mudah dikerjakan, karena akan memanfaatkan jari-jari tangan untuk alat bantu menyelesaikan proses berhitung: kali-bagi-tambah- dan kurang (Wulandani, 2008 : 4). Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan metode jarimatika adalah cara untuk membuat proses berhitung mudah dikerjakan dengan menggunakan alat bantu jari. Anak harus memahami terlebih dahulu cara penggunaan jarinya. Jari tangan kanan sebagai angka satuan sedangkan jari kiri sebagai puluhan. 2. Pengenalan Formasi jarimatika Menurut wulandani (2012: 20) jarimatika adalah cara untuk membuat proses berhitung mudah dikerjakan. Beberapa hal yang perlu dipahami dalam mengaplikasikan jari tangan sebagai alat bantu menghitung: 1. Jari tangan kanan mewakili bilangan satuan. 2. Jari tangan kiri mewakili bilangan puluhan dan ratusan. 3. Jari tangan terbuka dipahami sebagai operasi penjumlahan. 4. Jari tangan tertutup dipahami sebagai operasi pengurangan 5. Pengguna jarimatika setidaknya memahami konsep dasar operasi aljabar (Prasetyon, 2009: 30). 3. Pengenalan Formasi Jari Hitung a. Makna satuan adalah angka atau bilangan dari 1 (satu) hingga 9 (sembilan). Jari kanan itu untuk melambangkan angka 1 (satu) dilakukan dengan membuka jari telunjuk sementara empat jari lainnya, yaitu ibu jari, jari tengah, jari manis, dan jari kelingking menutup. b. Makna puluhan adalah angka atau bilangan dari 10 hingga 90, Angka- angka tersebut dapat diformasikan melalui jari-jari tangan kiri. Jari kiri
  • 34. 15 untuk melambangkan angka 10 (sepuluh) dilakukan dengan membuka jari telunjuk sementara empat jari lainnya, yaitu ibu jari, jari tengah, jari manis, dan jari kelingking menutup (Komandoko, 2009: 14-18). Sebelum anak mempelajari berbagai formasi dan nilai bilangan satuan pada jari tangan kanan, perlu mengetahui beberapa tujuan pembelajaran materi tersebut. Beragam tujuan yang dimaksud adalah sebagai berikut: 1. Anak dapat membentuk formasi dan nilai bilangan pada jari tangan kanan. 2. Anak semakin terampil dan cepat dalam menggunakan jari jemari untuk menunjukkan bilangan-bilangan tertentu. 3. Anak mampu melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan dasar dengan nilai maksimum tidak lebih besar dari pada 9. 4. Anak sanggup mengerjakan operasi perkalian dan pembagian bilangan dasar dengan batasan nilai maksimum tidak lebih besar dari pada 9. Kelima jari pada tangan kanan ditutup semua atau tangan mengepal. Posisi seperti ini menunjukkan bilangan 0 (nol) Satu jari (jari kelingking) pada tangan kanan dibuka, sedangkan keempat jari lainnya (jari manis, jari tengah, jari telunjuk, dan ibu jari) ditutup. Keadaan tersebut menunjukkan bilangan 1.
  • 35. 16 Dua jari (jari kelingking dan jari manis) pada tangan kanan dibuka, sedangkan ketiga jari lainnya (jari tengah, jari tengah, jari telunjuk, dan ibu jari) dibuka. Posisi seperti itu menunjukkan bilangan 2. Tiga jari (jari kelingking, jari manis, dan jari tengah) pada tangan kanan dibuka, sedangkan kedua jari lainnya (jari telunjuk dan ibu jari) ditutup. Keadaan tersebut menunjukkan bilangan 3. Empat jari (jari kelingking, jari manis, jari tengah, dan jari telunjuk) pada tangan kanan dibuka, sedangkan satu jari (ibu jari) ditutup. Kondisi seprti ini menunjukkan bilangan 4.
  • 36. 17 Untuk menunjukkan bilangan 5, kita tidak perlu membuka semua jari pada tangan kanan. Kita hanya cukup membuka ibu jari (jempol), sedangkan keempat ibu jari lainnya (jari telunjuk, jari tengah, jari manis, dan jari kelingking) dalam keadaan tertutup. Untuk menunjukkan bilangan 6, jari yang harus dibuka adalah ibu jari (yang memiliki nilai 5) ditambah dengan jari kelingking (yang mempunyai nilai 1). Dengan demikian, kita akan memperoleh bilangan 6. Operasi perhitungan ini juga berarti bahwa 1+5 atau 5+1.
  • 37. 18 Untuk menunjukkan bilangan 7, jari yang dibuka adalah ibu jari (yang memiliki nilai 5) ditambah dengan kedua jar (jari kelingking dan jari manis), sehingga menunjukkan bilangan 7. Operasi perhitungan ini sama dengan 2+3 atau 5+2. menunjukkan bilangan 8, jari yang dibuka adalah ibu jari (yang mempunyai nilai 5) ditambah dengan ketiga jari (jari kelingking, jari manis, dan jari tengah), sehingga menunjukkan bilangan 8. Operasi perhitungan ini berarti bahwa 3+5 atau 5+3. Jika kita membuka kelima jari (ibu jari, jari telunjuk, jari tengah, jari manis, dan jari kelingking), berarti kita hendak menunjukkan bilangan 9. Operasi perhitungan ini sama dengan 4+5 atau 5+4. Gambar 2.1: Formasi dan nilai bilangan 0-9 pada tangan kanan
  • 38. 19 Mencermati peragaan formasi dan nilai bilangan pada jari tangan kanan, kita sudah mampu menunjukkan sejumlah bilangan dari 0 (nol) sampai 9 (sembilan) hanya menggunakan satu tangan, yakni tangan kanan.Yang lebih hebatnya lagi adalah kita bisa melakukan operasi perhitungan dasar penjumlahan dan pengurangan secara mudah hanya menggunakan tangan kanan dengan membuka dan menutup jari jemari. Setelah kita bisa menguasai peragaan formasi dan nilai bilangan pada jari tangan kanan, selanjutnya kita haru melatih kelenturan dengan membuka dan menutup jari jemari, sehingga kita lebih mudah menunjukkan sebuah bilangan tertentu menggunakan jari jemari.dalam hal ini kita membutuhkan pembimbing untuk memberikan perintah kepada anak supaya dapat menunjukkan formasi jari jemari bagi setiap bilangan (Prasetyono, 2009: 23-26). Teknik jarimatika ini, sebelum menggunakan jarinya untuk menghitung, anak harus memahami terlebih dahulu cara penggunaan jarinya. Jari tangan kanan dipahami sebagai angka satuan, sedangkan jari kiri adalah angka puluhan dan ratusan. Untuk penjumlahan, jari tangan harus dibuka. Jari tangan menutup adalah pengurangan. a. Formasi jarimatika pada operasi penjumlahan Menurut Komandoko (2009: 45-47) posisi buka adalah operasi penjumlahan setiap jari membuka satu, maka itu berarti penambahan 1 (satu).Jari membuka dua, berti menambah dua, dan seterusnya. Missal, berapakah jumlah 3 ditambah 1 ? Formasikan jari kanan untuk melambangkan angka 3 (tiga) kemudian buka 1 jari sesuai urutan buka selanjutnya, maka hasilnya akan didapatkan, yaitu 4. Gambar 2.2: Formasi jarimatika pada operasi penjumlahan
  • 39. 20 Operasi penambahan dua bilangan yang jumlahnya kurang dari atau sama dengan 9, berlaku berbagai ketentuan (formula 1): 1. Tambah 9 dapat dilakukan dengan cara tambah 4 tambah 5 2. Tambah 8 bisa dikerjakan dengan cara tambah 3 tambah 5 3. Tambah 7 dapat dilakukan dengan cara tambah 2 tambah tambah 5 4. Tambah 6 bisa dikerjakan dengan cara tambah 1 tambah 5 5. Tambah 5 dapat dilakukan dengan cara tambah 0 tambah 5 6. Tambah 4 bisa dikerjakan dengan cara kurang 1 tambah 5 7. Tambah 3 dapat dilakukan dengan cara kurang 2 tambah 5 8. Tambah 2 bisa dikerjakan dengan cara kurang 3 tambah 3 9. Tambah 1 dapat dilakukan dengan cara kurang 4 tambah 5 Contoh: 1+1 = …. Langkah-langkah: a. Bukalah jari kelingking yang menunjukkan nilai 1 satuan, sedangkan jari lainnya tetap tertutup. b. Bukalah 1 jari (jari manis) sebagai bilangan yang ditambahkan dengan bilangan 1, sehingga jari-jari yang terbuka ada dua jari, yakni jari kelingking dan jari manis. c. Kedua jari yang terbuka menunjukkan bilangan 2. Gambar 2.3: Operasi penambahan dua bilangan yang jumlahnya kurang (Prasetyono, 2009: 29).
  • 40. 21 Bilangan kecil adalah bilangan-bilangan di antara 0 sampai 4.Sedangkan bilangan besar ialah bilangan-bilangan di antara 5 sampai 9.Apa bila kita ingin menjumlahkan bilangan kecil dan bilangan besar, maka kita harus membatasi hasilnya, yakni tidak boleh lebih atau sama dengan 9. Hal ini penjumlahan meliputi beberapa bilangan, yaitu 1 + 7; 2 + 5; 3 + 6; dan lainsebagainya. Contoh: 1 + 7 Pada penjumlahan kedua bilangan tersebut (1 dan 7), kita dapat melakukan penjumlahan menggunakan dua cara, yakni deret dan basis 5. 1. Deret hitung Cara menggunakan deret hitung dalam menjumlahkan bilangan 1 dan 7, berarti kita menjumlahkan bilangan 1 dengan menambahkan 7 bilangan secara berurut. Atau membuka jari sebanyak 7 hitungan. Cara deret Hitung: 1. Bukalah satu jari (jari kelingking) pada tangan kanan yang menunjukkan bilangan 1 (satu).
  • 41. 22 2. Untuk mendapatkan hasil penjumlahan, bukalah jari jemari pada tangan kanan sebanyak 7 bilangan. Kita bisa memulainya dari jari manis hingga formasi jari menunjukkan sesuatu formasi yang sesuai dengan jumlah 7 hitungan. 3. Pada hitungan ke-4, bukalah ibu jari. Pada waktu bersamaan, tutuplah keempat jari yang terbuka (jari kelingking, dan jari manis, jari tengah, dan jari telunjuk), sehingga formasi sementara dari jari-jari yang terbuka menunjukkan bilangan5.
  • 42. 23 4. Kita menambahkan hitungan berikutnya, yakni 5, 6, dan 7, sebagaimana yang ditunjukkan oleh garis putus-putus. Gambar 2.4: deret hitung dalam menjumlahkan bilangan 2. Basis 5 Cara basis 5 untuk menjumlahkan bilangan 1 dan 7, maka kita harus membuka ibu jari yang memiliki nilai 5.Selanjutnya , menghitung maju secara berurutan sesuai dengan jumlah bilangan yang mesti ditambah. Dengan menerapkan basis 5, kita mempersingkat langkah-langkah pada deret hitung, dan membuatnya lebih jelasnya. Cara Basis 5: 1. Bukalah satu jari pada tangan kanan (jari kelingking) yang menunjukkan formasi bilangan 1.
  • 43. 24 2. Bilangan 7 termasuk dalam kelompok bilangan besar, maka jari yang dibuka untuk menambahkan dapat dimulai dari hitungan ke-5, yakni dengan membuka ibu jari, maka jari kelingking tetep terbuka. 3. Kita menambahkan bilangan dengan cara menghituang maju, yang dimulai dari 6 dan 7. Atau, kita membuka dua jari (jari manis dan jari tengah), sehingga hasil menunjukkan bilangan 8. 4. Hasil operasi penjumlahan bilangan 1 dan 7 dengan cara hanya membuka tiga jari saja (ibu jari = 5, jari manis = 6, dan jari tengah = 7)menunjukkan formasi akhir bilangan 8. Gambar 2.5: basis 5 untuk menjumlahkan bilangan (Prasetyon, 2009: 40-42)
  • 44. 25 b. Formasi jarimatika pada operasi pengurangan Menurut Komandoko (2009), Posisi tutup sesungguhnya adalah operasi pengurangan. Setiap jari menutup satu, maka pengurangan 1 (satu).setiap jari menutup dua, berarti pengurangan dua, dan seterusnya. Missal, berapa jumlah 3 dikurangi 1 ? Formasikan jari kanan untuk melambangkan angka 3 (tiga) kemudian tutup 1 jari sesuai urutan tutup selanjutnya, maka kemudiaan tutup 1 jari sesui urutan tutup selanjutnya maka hasil akan didapatkan yaitu 2. Gambar 2.6: Formasi jarimatika pada operasi pengurangan Dalam operasi pengurangan berlaku ketentuan berikut: a) Kurang 9 dapat dilakukan dengan cara tutup 4 tutup 5. b) Kurang 8 bisa dikerjakan dengan cara tutup 3 tutup 5. c) Kurang 7 dapat dilakukan dengan cara tutup 2 tutup 5. d) Kurang 6 bisa dikerjakan dengan cara tutup 1 tutup 5. e) Kurang 5 dapat dilakukan dengan cara tutup 0 tutup 5. f) Kurang 4 bisa dikerjakan dengan cara buka 1 tutup 5. g) Kurang 3 dapat dilakukan dengan cara buka 2 tutup 5. h) Kurang 2 bisa dikerjakan dengan cara buka 3 tutup 5. i) Kurang 1 dapat dilakukan dengan cara buka 4; tutup 5.
  • 45. 26 Contoh 4 – 2 = … Langkah-langka: a. Untuk memperoleh hasil perhitungan soal tersebut Kita harus membuka 4 jari (jari kelingking, jari manis, jari tengah, dan jari telunjuk). Formasi jari terbuka seperti ini menunjukkan nilai 4. b. Kita mesti menutup satu persatu jari, yang dimulai dari jari telunjuk, kemudian jari tengah. kita menutup jari sebanyak bilangan pengurangan, yakni 2. Dalam perhitungan ini, formasi awal adalah 4 jari yang terbuka (jari kelingking, jari manis, jari tengah, dan jari telunjuk). Selanjutnya, 2 jari ditutup (jari telunjuk dan jari tengah). Dengan demikian, sisa yang terbuka berjumlah 2 jari (jari manis dan jari kelingking). Formasi akhir jari yang terbuka atau hasil dari pengurangan adalah 2. Jadi, 4 – 2 = 2 (Prasetyon, 2009: 48-50) Gambar 2.7: operasi pengurangan Operasi pengurangan diterapkan formasi BALI (di bawah lima) satu Digit Ketentuan umum untuk pengurangan dari sebuah bilangan jarimatika adalah dengan menutup jari. Sedangkan ketenatuan khusus untuk pengurangan dibawah lima satu digit sebagai berikut:
  • 46. 27 -5 = TUTUP jempol -4 = TUTUP jempol kanan, BUKA 1 -3 = TUTUP jempol kanan, BUKA 2 -2 = TUTUP jempol kanan, BUKA 3 -1 = TUTUP jempol kanan, BUKA 4 Contoh 5 – 3 = … Dalam menghitung soal perlu diperhatikan langkah-langkah mengoperasikan jari, sehingga diperoleh hasil yang tepat.Karena pengurangan dengan bilangan 3 maka TUTUP jempol kanan BUKA 2. Gambar 2.8: Operasi pengurangan diterapkan formasi BALI Langkah ke-1: BUKA posisi jari bilangan 5, lalu TUTUP ibu jari pada hitungan pertama. Langkah ke-2: BUKA 2 yaitu jari telunjuk jari tengah. Langkah ke-3: Dengan demikian, posisi terakhir dari hitungan jari jatuh pada bilangan 2. Jadi, 5- 3 = 2. (Prasetyon, 2009: 46-47) 4. Penelitian Yang Relevan Penelitian yang relevan adalah penelitian yang dilakukan sesuai dengan permasalahan dan variabel yang diteliti yang dilakukan untuk
  • 47. 28 menghindari duplikasi. Penelitian tindakan kelas ini merupakan terdapat hasil-hasil penelitian terdahulu yang mengupas tentang variabel, antara lain: Penelitian yang dilakukan oleh Umi safiro program S1 PAUD Fakultas keguruan dan ilmu Pendidikan Universitas Terbuka UPBJJ Purwokerto, 2011 dengan skripsi yang berjudul “ Upaya Meningkatkan Kemampuan Berhitung Permulaan Melalui Metode Jarimatika Pada anak kelompok B TK Aisyiyah 06 Cilopadang Kabupaten Cilacap “. Kemampuan anak dalam pembelajaran berhitung permulaan melalui metode jarimatika pada kelompok B TK Aisyiyah 06 Cilopandang mengalami peningkatan yang signifikan. Hasil pengamatan kemampuan berhitung anak pada studi awal hanya 4 anak atau 27% dan meningkat menjadi 47% atau 7 anak pada siklus I dan pada siklus II adalah 80% atau 12 anak yang paham dari 15 anak. Simpulan penerapan metode jarimatika dapat meningkat kemampuan berhitung permulaan anak dengan mudah dan menyenangkan. Peneliti yang relevan dilakukan juga oleh Rifa Nurmila M.pd program studi Matematika 2009-A sekolah tinggi keguruan dan ilmu pendidikan Persatuan Guru Republik Indonesia, Jombang, 2011 dengan skripsi yang berjudul “ Meningkatkan Kemampuan Berhitung Perkalian Dengan Jarimatika pada siswa kelas II Madrasah Ibtidaiyah Sunan Giri Tahun Pelajaran 2010/2011 “. Berdasarkan pada siklus I selama tiga kali pertemuan, dapat diketahui nilai pembelajaran Matematika pada siklus II yaitu siswa yang memperoleh nilai 35-45 ada 1 siswa, nilai 46-56 ada 3 siswa, nilai 57-67 ada 1 siswa, nilai 68-78 1 siswa, nilai 79-89 ada 6 siswa, dan nilai 90-100 ada 8 siswa. Rata-rata nilai yang memperoleh sebesar 79,60. Siswa yang mendapat nilai kurang dari KKM ada 16 siswa atau 80%.Dengan demikian secara klasifikasi, pembelajaran yang telah mencapai ketentuan belajar.
  • 48. 29 5. Kerangka Berpikir Dalam proses pembelajaran kemampuan berhitung pada anak taman kanak-kanak hendaknya seorang guru menggunakan strategi yang sesuai karena pada anak taman kanak-kanak masih senang bermain dan bermain. Untuk itu rencana proses pembelajaran harus dirancang agar anak termotivasi dan mendapatkan kesempatan berhitung dengan jari-jari tangan yang dikenal dengan metode jarimatika dalam memperoleh kemampuan berhitung. Kerangka Berpikir Gambar 2.1: Kerangka Berpikir Penelitian Keterangan bagan : Kondisi awal guru menggunakan kegiatan bermain secara bervariasi dan. Maka diberikan tindakan menggunakan permainan “ berhitung dengan Kondisi Awal Guru: Belum memanfaatkan metode pembelajaran Siswa: Kemampuan konsep berhitung kurang Tindakan Menggunankan metode jarimatika Siklus I: Siswa berhitung dengan tepuk jarimatika Siklus II: Siswa berhitung dengan media papan flannel gambar jarimatika Kondisi Akhir Kemampuan berhitung anak
  • 49. 30 tepuk jarimatika “ siklus I yang menggunakan permainan tepuk jarimatika 1- 9, serta dengan dilakukan siklus II yang menggunakan media papan flannel gambar jarimatika. Sehingga pada kondisi akhir diperoleh hasil bahwa anak mengalami peningkatan 6. Korelasi Kemampuan Berhitung Permulaan dengan metode jarimatika Berdasarkan kajian teori yang telah dipaparkan diatas, kolerasi antara kemampuan berhitung yang merupakan masalah dalam penelitian ini dengan metode jarimatika sebagai aspek penyelesaian masalah dapat dilihat dalam bagan sebagai berikut: Bagan 2.2 Korelasi Berhitung dengan Metode Jarimatika Kemampuan Berhitung Mempelajari matematika tentang berhitung memakai jari tangan. Menggunakan metode Jarimatika Peningkatan Kemampuan Berhitung 1. Kemampuan menyebutkan angka 1-9 2. Kemampuan ketepatan mengambil angka sesuai urutannya 3. Dapat menggerakan dan melenturkan jari tangan 4. Mampu menggerakan otak kanan dan otak kiri 5. Memasangkan gambar dan angka sesuai urutannya 1. mampu menyebutkan angka 1-9 2. mampu mengenalkan angka bilangan dan gambar 3. memasangkan angka dan gambar 4. ketepatan mengurutkan angka sesuai dengan urutannya 5. berhitung dengan jari tangan 1-9
  • 50. 31 Kemampuan berhitung merupakan kemampuan dalam hal matematika diantaranya yaitu: kemmpuan menyebutkan angka 1-9, mampu menyebutkan bilangan 1-9, mampu melatih fisik motoric kasar dan halus, mampu melenturkan jari tangan, mampu menggerakan otak kanan dan kiri, anak dapat berkonsentrasi dengan kemampuan berhitung dengan menggunakan jari tangan, ketepatan mengambil angka sesuai dengan menggunakan jari tangan, memasangkan gambar angka sesuai dengan urutannya. Metode jarimatika merupakan sebuah permainan angka dalam hal berhitung yaitu kemampuan menggunakan jari tangan dalam hal berhitung yaitu mampu menyebutkan angka 1-9.Kemampuan ini mengenalkan tentang angka bilangan, dan gambar.Bahan yang digunakan papan flannel, jari tangan, lembar kerja, pensil warna, lem, gunting dan lain-lain. Dalam penelitian ini muncul akibat hubungan-hubungan yang dikaitkan oleh guru dengan materi yang diberikan dlam meningkatkan kemmampuan berhitung anak dengan permainan jari tangan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.Seperti melihat angka jari tangan dan gambar.Kemudian guru memberikan materi sesuai permaianan jari tangan. Cara permainannya yaitu: Kelima jari pada tangan kanan ditutup semua atau tangan mengepal. Posisi seperti ini menunjukkan bilangan 0 (nol),Satu jari (jari kelingking) pada tangan kanan dibuka, sedangkan keempat jari lainnya (jari manis, jari tengah, jari telunjuk, dan ibu jari) ditutup. Keadaan tersebut menunjukkan bilangan 1, Dua jari(jari kelingking dan jari manis) pada tangan kanan dibuka, sedangkan ketiga jari lainnya (jari tengah, jari tengah, jari telunjuk, dan ibu jari) dibuka. Posisi seperti itu menunjukkan bilangan 2, Tiga jari (jari kelingking, jari manis, dan jari tengah) pada tangan kanan dibuka, sedangkan kedua jari lainnya (jari telunjuk dan ibu jari) ditutup. Keadaan tersebut menunjukkan bilangan 3, Empat jari (jari kelingking, jari manis, jari tengah, dan jari telunjuk) pada tangan kanan dibuka, sedangkan satu jari (ibu jari) ditutup. Kondisi seprti ini menunjukkan bilangan 4, Untuk menunjukkan bilangan 5, kita tidak perlu membuka semua jari pada tangan kanan. Kita
  • 51. 32 hanya cukup membuka ibu jari (jempol), sedangkan keempat ibu jari lainnya (jari telunjuk, jari tengah, jari manis, dan jari kelingking) dalam keadaan tertutup, Untuk menunjukkan bilangan 6, jari yang harus dibuka adalah ibu jari (yang memiliki nilai 5) ditambah dengan jari kelingking (yang mempunyai nilai 1). Dengan demikian, kita akan memperoleh bilangan 6. Operasi perhitungan ini juga berarti bahwa 1+5 atau 5+1,Untuk menunjukkan bilangan 7, jari yang dibuka adalah ibu jari (yang memiliki nilai 5) ditambah dengan kedua jar (jari kelingking dan jari manis), sehingga menunjukkan bilangan 7. Operasi perhitungan ini sama dengan 2+3 atau 5+2, Untuk menunjukkan bilangan 8, jari yang dibuka adalah ibu jari (yang mempunyai nilai 5) ditambah dengan ketiga jari (jari kelingking, jari manis, dan jari tengah), sehingga menunjukkan bilangan 8. Operasi perhitungan ini berarti bahwa 3+5 atau 5+3, Jika kita membuka kelima jari (ibu jari, jari telunjuk, jari tengah, jari manis, dan jari kelingking), berarti kita hendak menunjukkan bilangan 9. Operasi perhitungan ini sama dengan 4+5 atau 5+4. Dengan permainan yang menarik anak mudah menyerap informasi dan lebih mudah belajar matematika.Selain itu jadi peningkatan kemampuan berhitung dalam hal kemampuan menghubungkan atau memasangkan gambar, bilangan, dengan angka 1-9, mampu memahami angka-angka yang mewakili suatu rangkaian benda serta memahami konsep jarimatika. 7. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kerangka berpikir diatas dapat disimpulkan hipotesis sebagai berikut “ Melalui Metode Jarimatika dapat Meningkatkan Kemampuan Berhitung pada anak usia dini kelompok B di TK ULUL ABSHOR Semarang Tahun Ajaran 2013/2014.
  • 52. 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di TKULUL ABSHOR yang beralamat di Jl. Karang Rejo II 25 A Srondol Wetan Banyumanik Semarang. Salah satu alasan penelitian tindakan kelas ini karena peneliti mengajar di sekolah tersebut sehingga terlibat langsung dalam proses pembelajaran di kelas khususnya dalam mencermati berbagai permasalahan yang muncul dalam pembelajaran. Hal ini untuk memperbaiki proses pembelajaran yang dilaksanakan guru serta minat anak terhadap matematika (berhitung) yang kurang. Maka peneliti menggunakan permainan yang menarik dan menyenangkan untuk meningkatkan kemampuan berhitung anak. 2. Waktu Penelitian Waktu penelitian dimulai pada bulan Oktober 2013. Peneliti merencanakan pelaksanaan tindakan kelas ini pada semester I tahun ajaran 2012/2013. Pelaksanaan siklus pertama direncanakan minggu ke-1 Oktober, siklus kedua direncanakan minggu ke-2 Oktober. Salah satu alasan penelitian tindakan kelas ini memilih waktu pada bulan Oktober semester I adalah waktu ini merupakan momen yang sangat tepat untuk melakukan penelitian karena anak masih mudah menerima materi pembelajaran. 3. Siklus PTK Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan melalui dua siklus untuk melihat peningkatan kemampuan berhitung melalui permainan metode jarimatika. 33
  • 53. 34 4. Persiapan PTK Sebelum pelaksanaan PTK dibuat berbagai input instrumental yang akan digunakan untuk memberi perlakuan dalam PTK, yaitu rencana kegiatan harian (RKH) yang akan dijadikan PTK. B. Subjek Penelitian Subjek penelitian tindakan kelas ini dilakukan di alamat Jl.Karang Rejo II 25 A Srondol Wetan Banyumanik Semarang kelompok B di TK ULUL ABSHOR. Yang menjadi subjek penelitian adalah siswa Kelompok B serta 2 guru tahun ajaran 2013/2014. Peserta didik kelompok B berjumlah 20 terdiri dari anak laki-laki berjumlah 12 dan 8 anak perempuan C. Sumber Data Sumber data primer dari PTK yaitu siswa, guru, teman sejawat, dan data sekunder yaitu data yang didapat dokumentasi berupa foto dan video dan lain- lain Menurut (Kunandar, 2009: 112). Dalam penelitian tindakan kelas ini, sumber datanya terdiri atas: 1. Siswa, untuk mendapatkan data tentang kemampuan anak dalam berhitung dalam proses belajar mengajar. 2. Guru, untuk melihat tingkat keberhasilan implementasi kemampuan berhitung anak dengan menggunakan permainan “metode jarimatika”. 3. Teman Sejawat dan Kolaborator, sebagai sumber data untuk melihat implementasi PTK secara komprehensif, baik dari sisi siswa maupun guru. D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data 1. Teknik pengumpulan data Teknik pengumpulan data merupakan suatu hal yang sangat penting dalam setiap penelitian. Menurut (kunandar, 2009: 125) mengatakan bahwa dalam penelitian teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, diskusi antar guru dan temen sejawat serta dokumen foto.
  • 54. 35 Observasi digunakan untuk mengumpulkan data implementasi permainan berhitung permulaan melalui metode jarimatika terhadap kemampuan berhitung anak, wawancara dan diskusi antar guru dan teman sejawat untuk refleksi hasil siklus Penelitian Tindakan Kelas serta, serta dokumentasi foto. 1) Penggunaan observasi untuk anak didik atau data selama siklus berlangsung untuk mempermudahkan dalam melaksanakan analisis hasil lembar observasi, maka penelitian membuat nilai sebagai berikut: Tabel 3.1 : Teknik Skoring Kriteria Skor Ket Baik 3 Cukup 2 Kurang 1 2) Penggunaan Rencana Kegiatan Harian (RKH). Selain itu peneliti juga dengan wawancara: menggunakan panduan wawancara untuk mengetahui pendapat atau sikap siswa dan teman sejawat tentang pembelajaran menggunakan permainan metode jarimatika.Kemudian melalui diskusi: yaitu menggunakan lembar hasil pengamatanPenggunaan Rencana Kegiatan Harian (RKH). a. Pedoman Tanya Jawab Pedoman tanya jawab dari penelitian apakah dalam penyampaian permainan berhitung jarimatika yang disampaikan guru dapat dipahami oleh anak sehingga apabila guru memberi pertanyaan tentang isi permainan, anak didik dapat menjawabnya. b. Dookumentasi foto Merupakan hasil rekaman aktivitas anak selama kegiatan sebagai alat penelitian, hasil dokumentasi foto ini selanjutnya dideskripsikan sesuai keadaan dengan data-data yang lain.
  • 55. 36 E. Validasi Data Informasi yang telah berhasil dikumpulkan oleh peneliti dijadikan data dalam penelitian. Dalam rangka memperoleh data yang akurat dan objektif dalam PTK, guru (peneliti) juga perlu melakukan triangulasi, yaitu menggunakan berbagai sumber untuk meningkatkan mutu data dengan cara cek silang. Dalam kaitan ini studentFeedback (umpan balik dari siswa) dapat dijadikan sarana untuk pengumpulan data, asalkan siswa diberdayakan sebagai partisipan aktif. Triangulasi Menurut (Kunandar, 2009: 124) ada beberapa macam triangulasi antara lain: 1. Theoritical triangulation atau triangulasi teori, yakni menggunakan teori dalam upaya menelaah sesuatu. 2. Data triangulation atau triangulasi data, yakni mengambil data dari berbagai suasana, waktu, tempat dan jenis. 3. Source triangulation atau triangulasi sumber, yakni mengambil data dari berbagai sumber. 4. Method triangulation atau triangulasi metode, yakni menggunakan metode pengumpulan data. 5. Instrumental triangulation atau triangulasi instrumen, yakni dengan menggunakan berbagai jenis alat atau instrumen. 6. Analytic triangulation atau triangulasi analitik, yakni menggunakan metode atau cara analisis. Kemampuan berhitung anak diukur dengan rumus sebagai berikut: Rumus: P= FX100% N Keterangan: P = Presentase yang diharapkan F = Hasil yang dicapai anak didk N = Jumlah anak didik F. Analisis Data Untuk mengetahui efektifitas suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu dilakukan analisis data. Pada penelitian ini akan digunakan analisis diskriptif kualitatif yaitu metode perolehan data yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang di
  • 56. 37 peroleh dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan berhitung anak. Pembelajaran perlu dilakukan analisis data. Pada penelitian ini akan digunakan analisis deskriptif kualitatif yaitu metode perolehan data yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan berhitung anak. Analisis dilakukan pada tahapan refleksi, hasil analisis baik, cukup, kurang, digunakan sebagai bahan refleksi untuk melakukan perencanaan lebih lanjut dalam siklus selanjutnya sebagai berikut: Tabel 3.2. Penilaian Analisi dan Klasifikasi Kemampuan Berhitung Anak Sumber (Arikunto 2008:14) Hasil observasi dari aspek guru dan siswa dianalisis menggunakan teknik deskriptif kualitatif yang digambarkan dengan kata-kata atau kalimat, dipisah-pisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan. G. Indikator Kinerja Penelitian tindakan kelas ini dinyatakan berhasil apabila memenuhi indikator keberhasilan. Adapun indikator keberhasilannya, yakni: a. Guru terampil mengelola proses pembelajaran yang menerapkan permainan untuk meningkatkan perkembangan kemampuan berhitung pada anak yang ditandai dengan aktivitas guru dalam kategori baik di lembar observasi. No Kriteria Nilai Presentasi Penafsiran 1. Baik 85%-100% Kemampuan berhitung anak baik 2. Cukup 65%-79% Kemampuan berhitung anak cukup 3. Kurang < 65% Kemampuan berhitung anak kurang
  • 57. 38 b. Terjadi perubahan minat dan kemampuan anak dalam proses pembelajaran berhitung melalui permainan metode jarimatika yang ditandai dengan kemampuan siswa minimalbaik dalam lembar observasi. c. 75% siswa Kelompok B TK ULUL ABSHOR perkembangan kemampuan berhitung anak meningkat yang ditandai dengan perolehan nilai 3. H. Prosedur Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas mengacu pada model yang dikembangkan oleh Hopkins (Arikunto 2006, Aqib 2007) yang terdiri atas berbagai kegiatan yakni perencanaan (planning), tindakan (acting), observasi (observing), dan refleksi (reflecting). Selengkapnya dapat dilihat dalam gambar berikut: Bagan 3.1 Desain Siklus Penelitian Sumber (Arikunto 2011:16) Perencanaan SIKLUS I Pengamatan Perencanaan Pelaksanaan SIKLUS II Pelaksanaan Pengamatan Refleksi Refleksi
  • 58. 39 Untuk lebih jelas dapat dilihat dari bagan serta rencana aktivitas sebagai berikutnya.: Aktivitas Siklus 1 Siklus 2 Perencanaan 1. Guru menyusun RKH dengan indikator 2. Guru membuat menyiapkan alat atau bahan 3. Guru menyiapkan. instrument pengamatan 1. Guru menyusun RKH dengan indikator 2. Guru membuat menyiapkan alat atau bahan 3. Guru menyiapkan. instrument pengamatan Pelaksanaan 1. Guru memberikan aperepsi/pengantar untuk menjelaskan materi 2. Guru mengkondisikan peserta didik 3. Guru mengajak anak untuk melakukan kegiatan tepuk jarimatika 4. Guru membagi kertas dan alat (pensil, penghapus, pensil warna dan kertas soal) 5. Guru memberikan contoh berhitung melalui yel-yel 6. Guru mengamati kemampuan anak dalam berhitung melalui tepuk jarimatika 7. Guru memberikan dorongan, rangsangan, bimbingan apabila diperlukan sesuai dengan tingkat perkembangan anak 8. Guru mengamati kemampuan anak dalam berhitung melalui tepuk jarimatika 9. Guru memberikan pujian terhadap hasil karya anak 1. Guru memberikan aperepsi/pengantar untuk menjelaskan materi 2. Guru mengkondisikan peserta didik 3. Guru melakukan Tanya jawab 4. Guru membagi gambar, buku dan alat (lem, pensil warna) 5. Guru memberikan contoh berhitung dengan media papan flannel gamabar jarimatika untuk dijadikan acuan anak dalam berhitung dengan media papan flannel gambar jarimatika 6. Guru mengamati kemampuan anak dalam berhitung dengan media papan flannel gambar jarimatika 7. Guru memberikan motivasi agar anak-anak lebih aktif dan bersungguh-sungguh 8. Guru memberikan pujian terhadap hasil karya anak Observasi 1. Guru mengamati anak saat melakukan aktivitas berhitung tepuk jarimatika 2. Aspek yang diamati pada anak didik meliputi: 1. Guru mengawasi anak melakukan permainan berhitung permulaan melalui metode jarimatika 2. Aspek yang diamati pada
  • 59. 40 a. Kemampuan menyebutkan angka sesuai jarinya b. Menyebutkan urutan bilangan jarimatika dari 1-9 c. Menunjukkan urutan bilangan jarimatika dari 1-9 d. Membilang dengan gambar benda 1-9 e. Kemammpuan ketepatan menghubungkan gambar sesuai dengan angka anak didik meliputi: a. Mengenal bilangan b. Memahami konsep berhitung c. Menyebutkan hasil penambahan d. Menyebutkan hasil pengurangan e. Menghubungkan dua kumpulan benda f. Memisahkan dua kumpulan benda Refleksi Setelah mengkaji hasil kemampuan berhitung yaitu menghubungkan atau memasangkan lambang bilangan dengan benda-benda sampai 9 dan hasil pengamatan aktivitas guru dan siswa, serta menyesuaikan dengan ketercapaian indikator kinerja maka, peneliti mengubah strategi pada siklus dua agar pelaksanaan lebih efektif. Setelah mengkaji hasil kemampuan berhitung menghubungkan atau memasangkan lambang bilangan dengan benda-benda sampai 9 dengan konsep benda dan hasil pengamatan aktivitas guru dan siswa, maka peneliti mengecek bahwa siklus II ini sudah mencapai keberhasilan, maka penelitian tidak akan dilanjutkan lagi.
  • 60. 41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pnelitian 1. Deskripsi Kondisi Awal Kondisi awal pembelajaran matematika yang dilakukan pada kelompok B di TK ULUL ABSHOR kota Semarang yang diberikan guru dengan metode ceramah di dalam kelas. Kondisi awal pembelajaran untuk anak mengenal angka Kondisi awal pembelajaran untuk anak mengenal jarimatika Gambar4.1 :Kondisi awal pembelajaran matematika untuk siswa 41
  • 61. 42 Gambar diatas terlihat guru memberikan pembelajaran matematika dan mengenalkan angka dan gambar angka jarimatika 1-9. Dalam jumlah siswa yang sangatbanyak, menyebabkan guru kurang mengerti dan mengamati tingkat keberhasilan tiap anak, guru hanya memberikan pembelajaran dengan metode ceramah anak hanya menirukan guru saat menempelkan angka dan gambar jarimatika 1-9. Gambar4.2 :Kondisi anak ketika menerima pembelajaran Matematika Kondisi awal pembelajaran matematika pada anak hanya apa yang diucapkan guru mengenai angka sesuai yang ditunjukkan guru secara bergiliran dan menghitung serta menghafalkan angka yang diulang-ulang. Guru kurang memberikan kegiatan permainan yang menarik sehingga anak tidak aktif, banyak dari mereka yang bergurau sendiri dan melamun serta tidak memperhatikan guru didepan. Setelah itu kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan mengerjakan majalah LKS menulis angka. Kegiatan ini membuat anak bosan dan kurang memahami konsep berhitung yang sesungguhnya. Anak hanya mengerti angka tetapi tidak tau makna dari angka tersebut. Permainan yang menarik sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kemampuan anak dalam berhitung.
  • 62. 43 Kemampuan berhitung yang dimaksud meliputi: aspek yang dinilai dalam observasi meliputi: (1) Kemampuan menyebutkan angka sesuai jarinya 1-9; (2) Mampu menyebutkan urutan bilangan jarimatika 1-9; (3) Kemampuan ketepatan mengambil angka sesuai bendanya; (4) kemampuan ketepatan mengambil angka sesuai bendanya; (5) membilang dengan gambar benda 1-9; (6) Kemampuan ketepatan menghubungkan gambar sesuai dengan angka, mengenal bilangan, memahami konsep berhitung, menyebutkan hasil penambahan, menyebutkan hasil pengurangan, menghubungkan dua kumpulan benda, memisahkan dua kumpulan benda. Kemampuan berhitung tersebut kemudian dirumuskan menjadi pernyataan dalam lembar observasi yang telah dipaparkan berupa kisi-kisi di bab sebelumnya. Berdasarkan data hasil kondisi awal diperoleh keterangan bahwa skor kemampuan berhitung anak kelompok B TK ULUL ABSHOR Kota Semarang adalah dari 20 anak, terdapat 5 anak (25%) kategori cukup, kategori baik terdapat 2 anak (10%), sedangkan kategori kurang terdapat 13 anak (65%). Selengkapnya dapat dilihat dalam tabel berikut ini: Tabel 4.1: Hasil Evaluasi Kemampuan Berhitung Anak Kondisi Awal Tingkat pencapaian perkembangan Hasil Observasi Kondisi Awal Data Presentase Menghubungkan/memasangkan lambing bilangan dengan benda-benda sampai 10 (anak tidak disuruh menulis) 1. Nilai Baik (3) 2 10% 2. Nilai cukup (2 ) 5 25% 3. Nilai kurang (1) 13 65% Persentasi ketuntasan belajar (%) 20% 100% Prosentase ketuntasan rumus : jumlah anak yang tuntas x 100% 20 Rumus: P = F X 100 % N
  • 63. 44 Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa 2 anak (10%) yang sudah memenuhi indikator kinerja, sedang siswanya 13 anak (65%) belum mencapai indikator kinerja. 2. Deskripsi Hasil Siklus I Perencanaan Tindakan Siklus 1 dilaksanakan 5 kali pertemuan yaitu pada hari selasa (1 Oktober 2013), rabu (2 Oktober 2013), kamis (3 Oktober 2013), jumat (4 Oktober 2013), sabtu (5 Oktober 2013)Dalam siklus 1 peneliti mengaplikasikan permainan metode jarimatika pada kegiatan awal di kelas. Adapun kegiatan inti di isi dengan pembelajaran yang sesuai dengan tema, selanjutnya kegiatan akhir guru merefleksikan apa saja yang telah di pelajari selama 2 jam pembelajaran. Sebagai berikut uraian proses pembelajaran pada siklus 1 yang meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi: a. Perencanaan Pada siklus I, perencanaan penelitian tindakan kelas dimulai dari penyusunan Rencana Kegiatan Harian (RKH) yang memfokuskan pada permainan metode jarimatika dalam berhitung dengan tepuk jarimatik. kemampuan menyebutkan angka 1-9 dengan indikator menghubungkan/memasangkan, lambang bilangan dengan benda-benda 0 5 10 15 20 25 Nilai Baik (3) Nilai Cukup (2 ) Nilai Kurang (1) Persentasi ketuntasa n belajar (%) 1 2 3 Prosentase 10% 25% 65% 100% Data 2 5 13 20 Gambar 4.1 Observasi Kondisi Awal
  • 64. 45 sampai 10 (anak tidak disuruh menulis) Kemudian guru menyiapkan lembar pengamatan dan penilaian. b. Pelaksanaan Penelitian tindakan kelas siklus I melalui kegiatan kemampuan menyebutkan urutan bilangan jarimatika dari 1-9 dilaksanakan dalam lima kali pertemuan, yaitu: a. Pertemuan ke-1 Pelaksanaan pertemuan pertama pada hari selasa (1 oktober 2013). Kegiatan yang dilaksanakan meliputi: (a) kegiatan tanya jawab mengenai pembelajaran berhitung jarimatika 1-9, (b) guru mengkondisikan peserta didik, (c) gurumemberikan kegiatan yang mengaitkan tentang materi (d) guru memberikan kegiatan yang mengaitkan tentang materi, (e) guru memberikan tebakan kartu gambar angka jarimatika 1-9 dan anak mampu berhitung angka 1-9 dengan baik ketika guru sedang bertanya kepada siswa didepan kelas, (f) guru memberikan pujian bagi anak yang mampu menjawab pertanyaan guru dan bagi anak yang mampu menyelesaikan tugasdengan baik dan benar. Guru Tanya jawab kepada siswa untuk mengenalkan jarimatika
  • 65. 46 Bermain mengurutkan kartu angka dan gambar jarimatika didepan kelas Gambar 4.3 kegiatan siswa diarea matematika kemampuan mengenal dan menyebutkan urutan angka 1-9 b. Pertemuan ke-2 Pelaksanaan pertemuan ke-2 pada hari rabu (2 oktober 2013). Kegiatan yang dilaksanakan meliputi: (a) guru mengkondisikan peserta didik melalui kegiatan bernyanyi dan bermain tepuk jarimatika, (b) guru menyampaikan apersepsi dengan media gambar untuk mengaitkan dengan materi serta mengadakan tanya jawab terkait materi/tema pembelajaran, (c) guru menyebutkan urutan bilangan 1-9 (d) guru memberikan pujian dan recolling.
  • 66. 47 Gambar 4.4 Guru dan anak bernyanyi dan bermain tepuk jarimatika c. Pertemuan ke-3 Pelaksanaan pertemuan ke-3 pada hari kamis (3 oktober 2013). Kegiatan yang dilaksanakan meliputi: (a) guru mengkondisikan peserta didik melalui kegiatan bernyanyi dan berbagi cerita (b) guru menyampaikan apersepsi untuk mengaitkan dengan materi/tema serta membangun keaktifan kelas dengan tanya jawab terkait membilang dengan gambar benda 1-9, (c) guru membagikan lembar kerja gambar jarimatika, (d) guru menyampaikan cara mengerjakan dengan membilang dengan gambar benda 1-9, (e) guru memberikan pujian dan recalling kepada anak dengan nilai terbaik pada akhir pembelajaran.
  • 67. 48 Gambar 4.5 Guru mengkondisikan anak dengan kegiatan bernyanyi dan berbagi cerita Gambar 4.6 Guru mengamati anak menunjukkan urutan bilangan jarimatika d. Pertemuan ke-4 Pelaksanaan pertemuan ke-4 pada hari jumat (4 oktober 2013). Kegiatan yang dilaksanakan meliputi(a)guru mengkondisikan peserta didik melalui kegiatan bernyanyi, (b) guru menyampaikan apersepsi untuk mengaitkan dengan materi/tema serta melakukan tanya jawab untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa serta untuk membangun
  • 68. 49 keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, (c)guru memberikan guru contoh cara melakukan aktivitas membilang dengan gambar didepan kelas, (d) guru menyampaikan peraturan yang harus dipatuhi selama kegiatan, dan memberikan kesempatan kepada anak untuk bertanya atau mengemukakan pendapat, (e)pada akhir pembelajaran guru memberikan pujian dan recalling kepada anak dengan kaya terbaik dan memotivasi anak yang belum mpu membilang. Anak melakukan aktivitas membilang dengan gambar Anak melakukan aktivitas membilang dengan gambar Gambar 4.7 Kegiatan siswa melakukan membilang dengan gambar
  • 69. 50 e. Pertemuan ke-5 Pelaksanaan pertemuan ke-5 pada hari sabtu (5 Oktober 2013). Kegiatan yang dilaksanakan meliputi:: (a) guru mengkondisikan peserta didik melalui kegiatan bernyanyi bersama, (b) guru menyampaikan apersepsi menggunakan media permainan bilangan gambar jarimatika anak maju didepan kelas, (c) guru memberikan penjelasan kepada anak memberikan pengarahan dalam mengerjakan lembar kerja ketepatan menghubungkan gambar sesuai dengan angka, (d)Pada akhir pembelajaran guru memberikan pujian kepada anak dengan karya terbaik dan memotivasi anak yang belum mampu membilang dan mengurutkan angka jarimatika yang masih kurang baik agar lebih baik lagi pada hari berikutnya. Gambar 4.8 permainan bilangan gambar jarimatika dan angka
  • 70. 51 Gambar 4.9 anak mengerjakan lembar kerja ketepatan menghubungkan gambar sesuai angka Gambar 5.1 Lembar hasil kerja
  • 71. 52 Berdasarkan hasil keseluruhan kegiatan proses pembelajaran metode jarimatika berlangsung menghasilkan data siklus yang diringkas dalam table berikut: Tabel 4.2: Hasil Peningkatan Kemampuan Berhitung Pada Siklus I Tingkat pencapaian perkembangan Hasil Observasi kondisi awal Data Persentase (%) Membilang/menyebutkan urutan bilangan dari 1-9 Nilai Baik (3) 9 45% Nilai cukup (2 ) 5 25% Nilai kurang (1) 6 30% Jumlah 20 100% Rumus :Prosentase ketuntasan rumus : jumlah anak yang tuntas x 100% 20 Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa ketercapaian indikator kinerja adalah 45%, dan dalam kategori baik, dan dapat digambarkan dengan grafik di bawah ini: Dari grafik diatas dapat dilihat secara umum proses pembelajaran dalam upaya meningkatkan berhitung permulaan dapat 0 5 10 15 20 25 Nilai Baik (3) Nilai cukup (2 ) Nilai kurang (1) Persentasi ketuntasan belajar (%) 1 2 3 Persentase (%) 45% 25% 30% 100% Data 9 5 6 20 Grafik 4.3: Peningkatan Kemampuan Berhitung Siklus I
  • 72. 53 c. Observasi Observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Pada tahap observasi siklus I dapat diketahui aktivitas guru dalam menyajikan materi dan menjelaskan kegiatan yang dilakukan anak didik. Pada saat guru menjelaskan anak-anak mendengarkan sesekali memberikan pertanyaan pada guru. d. Refleksi Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I yang dilaksanakan dalam 5 kali pertemuan dapat diketahui bahwa tingkat keaktifan guru dan siswa dikategorikan cukup. Setelah mengkaji hasil meningkatan berhitung melalui permainan metode jarimatika dan menyesuaikan dengan indikator kinerja maka peneliti merubah kegiatan pada siklus II agar pelaksanaannya lebih efektif. Dari hasil observasi dan evaluasi pada anak yang telah peneliti lakukan terdapat beberapa hal yang masih harus diperbaiki. Siklus II dilaksanakan dilaksanakan 5 kali pertemuan yaitu padahari Senin (7 Oktober 2013), Selasa (8 Oktober 2013), rabu (9 Oktober 2013), kamis (10 Oktober 2013), dan Jumat (11 Oktober 2013), dengan lokasi waktu 2 jam. Pada siklus II peneliti memfokuskan pada kegiatan permainanberhitung dengan media papan flannel gambar jarimatika menggunakan indikator menghubungkan/memasangkan lambang bilangan dengan benda-benda sampai 10 (anak tidak disuruh menulis). Adapun kegiatan yang dilakukan selama proses pembelajaran pada siklus II yang meliputi tahap perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi diuraikan sebagai berikut: 1. Perencanaan Pada siklus II, perencanaan penelitian tindakan kelas dimulai dari penyusunan Rencana Kegiatan Harian (RKH).Guru menyiapkan metode jarimatika. Tahap pada perencanaan pada siklus II peneliti akan menggunakan media papan flannel jarimatika. Pemilihan media papan
  • 73. 54 flannel jarimatika ini dapat menarik perhatian anak untuk lebih fokus dan memudahkan anak berhitung formasi jarimatika. Gambar5.2 :Alat dan bahan untuk permainan jarimatika 2. Pelaksanaan
  • 74. 55 Penelitian tindakan kelas siklus II yang memfokuskan pada permainan metode jarimatika kemampuan membilang dengan gambar benda 1-9 dengan indikator. Menghubungkan/memasangkan lambang bilangan dengan benda-benda sampai 10 (anak tidak disuruh menulis). Dilaksanakan dalam lima kali pertemuan, yaitu: a. Pertemuan ke-1 Pelaksanaan pertemuan pertama pada hari Senin (7 Oktober 2013). Kegiatan yang dilaksanakan meliputi: (a) kegiatan tanya jawab mengenai pakaian, (b) guru mengkondisikan peserta didik, (c) guru memberikan kegiatan yang mengaitkan tentang materi (d) guru memberikan nyanyian berhitung jarimatika menggunakan jari, (e) guru memberikan pujian recalling kepada anak pada akhir pembelajaran dan memotivasi anak. Gambar 5.3Kegiatan siswa bernyanyi jarimatika menyebutkan angka 1-9 didepan kelas b. Pertemuan ke-2 Pelaksanaan pertemuan ke-2 pada hari Selasa (8 Oktober 2013). Kegiatan yang dilaksanakan meliputi: (a) guru mengkondisikan peserta didik melalui kegiatan bernyanyi dan bermain tepuk jarimatika, (b) guru menyampaikan apersepsi dengan media gambar
  • 75. 56 jari tangan untuk mengaitkan dengan materi serta mengadakan tanya jawab terkait materi/tema pembelajaran, (c) guru memberikan contoh gambar jarimatika dan bercerita berhitung dengan anak sambil menggerakan jari tangannya, (d) guru memberikan pujian dan recalling kepada anak dengan karya terbaik pada akhir pembelajaran. Gambar 5.1 apersepsi dengan media gambar jari tangan
  • 76. 57 c. Pertemuan ke-3 Pelaksanaan pertemuan ke-3 pada hari rabu (29 Mei 2013). Kegiatan yang dilaksanakan meliputi: (a) guru mengkondisikan peserta didik melalui kegiatan mengenalkan bilangan 1-9, (b) guru menyampaikan apersepsi untuk mengaitkan dengan materi/tema serta membangun keaktifan kelas dengan tanya jawab terkait angka 1-9, (c) guru memberikan pujian dan recalling kepada anak dengan nilai terbaik pada akhir pembelajaran. Gambar 5.2 Guru mengenalkan bilangan d. Pertemuan ke-4 Pelaksanaan pertemuan ke-4 pada hari kamis (30 Mei 2013). Kegiatan yang dilaksanakan meliputi: (a) guru mengkondisikan peserta didik melalui kegiatan bernyanyi bersama, (b)guru menyampaikan apersepsi menggunakan media permainan bilangan jarimatika untuk mengaitkan dengan materi, dan melakukan tanya jawab kepada siswa terkait dengan tema untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa serta membangun keaktifan siswa dalam pembelajaran, (c) guru memberikan penjelasan kepada anak permainan jarimatika penambahan menggunakan papan Flannel, (d)
  • 77. 58 siswa mencoba mengurutkan kartu angka dan kartu gambar jarimatika didepan kelas dengan berbaris. Pada akhir pembelajaran guru memberikan pujian dan recalling kepada anak dengan karya terbaik dan memotivasi anak yang belum mampu membilang dan mengurutkan kartu angka dan kartu gambar jarimatika yang masihmasih kurang baik agar lebih baik lagi pada hari berikutnya. Gambar 5.3 Anak melakukan kegiatan menyebutkan hasil penambahan
  • 78. 59 Gambar 5.4 Anak mengurutkan gambar angka jarimatika didepan kelas e. Pertemuan ke-5 Pelaksanaan pertemuan ke-5 pada hari Jumat (31 Mei 2013). Kegiatan yang dilaksanakan meliputi: (a) guru mengkondisikan peserta didik melalui kegiatan bernyanyi bersama, (b) guru menyampaikan apersepsi menggunakan media permainan jarimatika,, (c) guru menjelaskan cara mengerjakan tugas penambahan, (d) guru menyampaikan peraturan yang harus dipatuhi selama kegiatan, dan memberikan kesempatan kepada anak untuk bertanya atau mengemukakan pendapat, (e) guru membagikan lembar kerja dan memberikan tugas kepada anak, (f) pada akhir pembelajaran guru memberikan pujian dan recalling kepada anak dengan karya terbaik dan memotivasi anak agar lebih baik lagi pada hari berikutnya. Gambar 5.5 Guru menjelaskan dan berhitung jarimatika
  • 79. 60 Gambar 5.6 Menghubungkan dua kumpulan benda
  • 80. 61 Gambar 5.7 Lembar hasil penambahan anak Berdasarkan hasil keseluruhan kegiatan berhitung permulaan melalui metode jarimatika dengan konsep benda yang diberikan kepada anak, diperoleh data seperti berikut: Tabel 4.3: Kemampuan Berhitung Pada Siklus II No Hasil Penilaian Data Persentase (%) 1 Nilai Baik (3) 17 85% 2 Nilai cukup (2 ) 3 15% 3 Nilai kurang (1) 0 0% Persentasi ketuntasan belajar (%) 20 100% Rumus :Prosentase ketuntasan rumus : jumlah anak yang tuntas x 100% 20 Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa ketercapaian indikator kinerja adalah 85 %, dan dalam kategori baik, dan dapat digambarkan dengan grafik di bawah ini:
  • 81. 62 3. Observasi Observasi dilakukan dengan melibatkan teman sejawat/Kepala Sekolah dengan menggunakan lembar observasi. Adapun aspek yang diobservasi meliputi: aktivitas siswa (mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru, aktif dalam proses pembelajaran, memiliki minat yang tinggi terhadap kegiatan yang diberikan, dapat mengerjakan tugas, dan mematuhi peraturan dalam melaksanakan kegiatan). Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa tingkat keaktifan siswa dan guru pada pembelajaran siklus II dengan menggunakan kegiatan permainan jarimatika termasuk dalam kategori baik dengan persentase 85%. 4. Refleksi Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan pada siklus II diperoleh prosentase 85 % 17 dari 20 anak telah berhasil memenuhi target ketuntasan. Dengan keberhasilan ini penelitian tindakan kelas 0 5 10 15 20 25 Nilai Baik (3) Nilai cukup (2 ) Nilai kurang (1) Persentasi ketuntasan belajar (%) 1 2 3 Persentase (%) 85% 15% 0% 100% Data 17 3 0 20 Grafik 4.3: Peningkatan Kemampuan Berhitung Siklus II
  • 82. 63 hanya sampai siklus II dan tidak perlu dilakukan penelitian pada siklus III. B. Pembahasan Antar Siklus Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I dan II menunjukkan bahwa kegiatan permainan metode jarimatika dapat meningkatkan kemampuan berhitung TK ULUL ABSHOR Kota Semarang Tahun Ajaran 2013/2014. Hal ini terlihat dari pengamatan yang dilakukan oleh peneliti terhadap kemampuan berhitung dalam membilang atau menyebut urutan bilangan dari 1-9 jarimatika pada siklus II mengalami peningkatan dari siklus I. Secara umum presentase kemampuan berhitung 45% dan masuk kategori cukup. Hasil penugasan berhitung permulaan jarimatika, siklus I siswa yang tidak tuntas 2 siswa atau 10% dan siswa yang tuntas belajar adalah 17 orang dengan presentase 85% sehingga mencapai indikator keberhasilan. Berdasarkan hasil kekurangan pada siklus I,guru berusaha memiliki proses pembelajaran siklus II. Hal yang diutamakan oleh guru adalah memberi contoh kegiatan permainan metode jarimatika dan berhitung menyebutkan urutan bilangan 1-9. Kegiatan tersebut berdampak baik dalam proses pembelajaran yang mengalami peningkatan. Hal ini yang dapat dilihat dari aspek kemampuan berhitng siswa pelaksanaan siklus II perhatian guru meningkat. Pada siklus I kemampuan berhitungnya kurang dalam pembelajaran. Pada siklus II mampu menyebutkan urutan 1-9 . Pada siklus II guru dapat mengkondisikan siswa sebelum pembelajaran dengan baik, dalam menyampaikan apersepsi dan memberikan contoh juga sudah baik, sehingga sebagian besar berhitung siswa menyebutka bilangan 1-9 jarimatika. Secara umum presentase tingkat keaktifan guru dan anak sebesar 85% dalam kategori baik. Ketuntasan (nilai baik) pada siklus I yaitu mencapai 45%, pada nilai cukup dicapai 25% dan yang tidak tuntas yaitu mencapai 30%. Ketuntasan (nilai baik) pada siklus II yaitu mencapai 85%, Pada nilai cukup terdapat 15%, dan yang tidak tuntas atau nilai kurang yaitu 0%. Peningkatan penugasan permainan metode jarimatika dari siklus II dalam tabel berikut:
  • 83. 64 Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Belajar Anak Aspek Hasil Observasi Persentase (%) Kondisi Awal Siklus I Siklus II Menyebutkan urutan bilangan jarimatika 1-9 1. Nilai Baik (3) 10% 45% 85% Membilang dengan gambar benda 1-9 2. Nilai Cukup (2) 25% 25% 15% 3. Nilai Kurang (1) 65% 30% 0% Jumlah Persentase (%) 100% 100% 100% Berdasarkan tabel di atas, diketahui ada peningkatan terhadap hasil penerapan kemamuan berhitung anak, dengan kondisi awal 10%, siklus I 45%, siklus II 85%, peningkatan persentase terhadap ketuntasan belajar dapat digambarkan dengan grafik dibawah ini: Berdasarkan grafik tersebut, dapat diketahui bahwa secara umum disimpulkan kemampuan berhitung anak menggunakan metode jarimatika kelompok B TK ULUL ABSHOR Kota Semarang Tahun Ajaran 2013/2014 mengalami peningkatan. 0% 50% 100% 150% 200% Nilai Baik Nilai Cukup Nilai Kurang Jumlah Presentase Presentase Siklus II 85% 15% 0% 100% Presentase Siklus I 45% 25% 30% 100% Gambar 4.4: Rekapitulasi Hasil Peningkatan Kemampuan Belajar Berhitung Anak
  • 84. 65 BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dapat disimpulkan bahwa melalui kegiatan meningkatnya kemampuan berhitung anak kelompok B TK ULUL ABSHOR Kota Semarang ditingkatkan melalui metode jarimatika. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil peningkatan kemampuan berhitung anak yang telah mencapai indikator keberhasilan dan peningkatan nilai rata-rata pada hasil observasi anak pada proses pembelajaran. Nilai rata-rata kemampuan berhitung anak kelompok B TK ULUL ABSHOR Semarang mengalami peningkatan yang baik dalam pembelajaran berhitung anak menggunakan metode jarimatika.nilai tersebut didapat dari hasil observasi aktivitas guru dan anak dalam proses pembelajaran berhitung dengan metode jarimatika. Rata-rata kemampuan berhitung dengan metode jarimatika TK ULUL ABSHOR Semarang kelompok B pada kondisi awal 10% kemudian siklus I meningkat menjadi 45% dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 85%. Dari hasil tersebut maka indikator kinerja pada penelitian ini dapat dikatakan berhasil siklus II, sehingga tidak perlu dilakukan lagi penelitian pada siklus II. Temuan ini didukung oleh ismayani (2010: 20) yang menyatakan berhitung atau matematika segala hal yang berkaitan dengan pola atau aturan bagaimana aturan itu dipakai untuk menyelesaikan berbagai macam permasalahan. Berdasarkan analisis data tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis penenlitian dengan judul upaya meningkatkan kemampuan berhitung permulaan melalui metode jarimatika pada kelompok B TK ULUL ABSHOR Semarang tahun ajaran 2013/2014. Diterima kebenarannya. 65
  • 85. 66 B. Saran Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut: 1. Bagi guru Kepada guru, agar meningkatkan pembelajaran berhitung dengan menerapkan berbagai metode pembelajaran yang lebih menarik sebagai upayah untuk melatih ingatan, berpikir, melatih keseimbangan mengembangkan kecakapan emosional, melatih kreativitas anak untuk meningkatkan hasil belajar anak. 2. Bagi sekolah TK harus memahami bahwa langkah-langkah yang diterapkan dalam berhitung menggunakan metode jarimatika, dapat meningkatkan kemampuan berhitung anak. Untuk motivasi dalam menerapkan model-model pembelajaran yang bermakna dengan memberi kesempatan para guru untuk mengikuti workshop dan pelatihan-pelatihan atau sejenisnya. 3. Bagi pembaca Agar pembaca memiliki wawasan dan lebih memahami tentang kegiatan berhitung menggunakan metode jarimatika, manfaatkan berhitung dengan jarimatika secara maksimal,dengan sering berhitung menggunakan metode jarimatika dalam berbagai kegiatan berhitung pemahaman konsep bilangan akan berkembang dengan cepat sampai pada peningkatan ketahap pengertian mengenai jumlah konsep bilangan berhubungan dengan penambahan dan pengurangan.
  • 86. 67 DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Depdiknas. 2006. Permainan Berhitung Permulaan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Depdiknas. 2008. Pengembangan Modal Pembelajaran di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Depdiknas Gunarti, Winda, Lilis supryani, Azizah Muis. 2008. Materi Pokok Metode Pengembangan Perilaku dan Kemampuan Dasar anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka. Ismayani, Ani. 2010. Fun Math With Children. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Isnawati, Nurlaela. 2009. Membuat Anak Pintar Berhitung Hanya Dalam 30 Hari. Jogjakarta: Garailmu Jannah, Raodatul. 2011. Membuat anak Cinta Matematika Dan Eksak Lainnya. Jogjakarta: Diva Press. Komandoko, Gamal. 2009. Jari-jari Hitung. Jogjakarta: Citra Pustaka. Monks, F.J, A.M.P. Knoers, Siti Rahayu Haditono. 2006. Psikologi Perkembangan Pengantar Dalam Berbagai Bagainya. Jogjakarta: Gajah Mada Universitas Press. Presetyono, Dwi Sunar. 2009. Pintar Jarimatika. Jogjakarta: Diva Press. Putra, Sitiatava Rizema. 2012. Berbagai Alat Bantu Anak Untuk Memudahkan Belajar Matematika. Jogjakarta: Diva Press. R, Moeslichatoen. 2004. Metode Pengajaran Di Taman Kanak-kanak Jakarta: PT Rineka Cipta. Sujiono, Yuliani Nurani. 2007. Mmateri pokok Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta: Universitas Terbuka. 67
  • 87. 68 Sukardi, 2008. Metodologi Penelitian Kompetensi dan Prakteknya. Jakarta: PT Bumi Aksara. Susanto, Ahmad. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini. yogyakarta: Hikayat Publishing. Suyanto, Slamet. 2005.Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. yogyakarta: Hikayat Publishing. Suyanto, Slamet. 2008. Strategi Pendidikan Anak. Jogjakarta: Hikayat Publishing. Widiastuti, A. Nur. 2009. JHC-Jari Hitung Cepat. Yogyakarta: C. V Andi Offset. Wulandani, Septi Peni. 2012. Jarimatika Penambahan dan Pengurangan. Jakarta: Kawan Pustaka.
  • 88. 69
  • 89. 70 Lampiran 2 Hasil Wawancara Kemampuan Berhitung Anak Nama Sekolah : TK ULUL ABSHOR Kelas/Semester : TK B/I Ustadzah : “sekarang hari, tanggal, bulan dan tahun berapa ?” (bertanya hari, tanggal,bulan dan tahun dengan nyanyian) Anak : sekarang hari selasa, 2 oktober 2013 Ustadzah : “Hari ini siapa yang mau belajar berhitung jarimatika ?” Anak : “ saya Ustadzah “ Ustadzah : kalo anak-anak ingin belajar berhitung jarimatika perhatikan Ustadzah didepan Anak : Yaa, Ustadzah Ustadzah : Tangan kanan kedepan 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 (berhitung angka dengan jarimatika) Anak : 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 (menirukan berhitung jarimatika) Ustadzah : Siapa yang mau bermain tepuk jarimatika ? Anak: : saya Ustadzah Ustadzah : Tepuk jarimatika 1, 2,3,4, 5, 6,7 , 8, 9 Anak : Tepuk jarimatika 1, 2,3,4, 5, 6,7 , 8, 9 (menirikan tepuk jarimatika masih ada anak yang belum bisa) Ustadzah : “Siapa yang tahu angka berapa?” (sambil melihatkan gambar angka jarimatika) Anak : “satu, dua, tiga… (terkadang masih salah ketika guru menunjukkan angka gambar jarimatika) Ustadzah : “Ayo, siap yang bisa mengurutkan angka 1-9 jarimatika ?”
  • 90. 71 Anak : “saya bu ? “ (menempelkan gambar jarimatika dengan acak) Ustadzah : “sekarang siapa bisa membilang angka gambar jarimatika 1-9 ?” Anak : :Tidak bisa bu ?” Ustadzah : “siapa yang tahu ini dibaca apa ?” Anak : “Lima Ustadzah?” (menjawab masih salah dan asal-asalan) Ustadzah : “siapa yang mau jadi anak pintar ?” Anak : saya Ustadzah Ustadzah : “Siapa yang berani maju kedepan untuk menghubungkan gambar dengan angka ?” Anak : saya Ustadzah Ustadzah : hari ini Ustadzah punya nyanyian untuk anak-anak siapa mau?” Anak : “saya Ustadzah” Ustadzah : Lima jari tangn kananku.. lima jari tangn kiriku.. 1, 2,3, 4, 5, 6, 7, 8 itu nama jarimatika Anak : Lima jari tangn kananku.. lima jari tangn kiriku.. 1, 2,3, 4, 5, 6, 7, 8 itu nama jarimatika (menjawab nyanyian banyak anak yang suka) Ustadzah : “Siapa yang bisa maju kedepan untuk penambahan ?” Anak : saya Ustadzah (banyak anak yang bisa untuk penambahan)